• Tidak ada hasil yang ditemukan

ALAT PELATIH KETEPATAN PITCH UNTUK PENYANYI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ALAT PELATIH KETEPATAN PITCH UNTUK PENYANYI"

Copied!
119
0
0

Teks penuh

(1)

ALAT PELATIH KETEPATAN

PITCH

UNTUK PENYANYI

(Berbasis Mikrokontroler MC68HC908JL3)

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Teknik pada

Program Studi Teknik Elektro

Fakultas Teknik Universitas Sanata Dharma

Disusun oleh:

WINARTO

NIM: 035114021

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

PITCH TRAINER FOR SINGER

(Based on MC68HC908JL3 Microcontroller)

FINAL PROJECT

Presented as Partial Fulfillment of the Requirements

To Obtain the SARJANA TEKNIK Degree

in Electrical Engineering

of Sanata Dharma University

By:

WINARTO

Student Number: 035114021

ELECTRICAL ENGINEERING DEPARTEMENT ENGINEERING FACULTY

SANATA DHARMA UNIVERSITY

YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 14 Juli 2007

Penulis

(6)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO:

“ADALAH BAIK KALAU BISA MENJADI ORANG PENTING,

TAPI JAUH LEBIH PENTING LAGI KALAU BISA MENJADI

ORANG BAIK”

Kupersembahkan Tugas Akhir ini untuk:

Tuhanku

 

yang

 

Termulia

 

 

Papa

 

dan

 

Mamaku

 

yang

 

Terkasih

 

Adikku

 

yang

 

Tersayang

 

(7)

Judul : Alat Pelatih Ketepatan Pitch untuk Penyanyi

Nama Mahasiswa : Winarto

No. Mahasiswa : 035114021

INTISARI

Alat pelatih ketepatan pitch adalah alat yang dapat digunakan untuk mengetahui ketepatan nada yang dinyanyikan oleh manusia. Alat ini secara khusus digunakan oleh penyanyi. Dengan mendengarkan interval nada yang harmonis, penyanyi diharapkan mampu menyesuaikan suaranya untuk mencapai keharmonisan itu.

Dalam penelitian ini, mikrokontroler MC68HC908JL3 digunakan sebagai komponen utama untuk menghasilkan gelombang sinus dan kotak. Mikrofon kondenser digunakan untuk menerima sinyal suara manusia. Penguat mikrofon akan memperkuat sinyal suara manusia sebelum diubah menjadi isyarat digital oleh pembentuk gelombang kotak. Register geser dan pengunci akan membandingkan frekuensi suara manusia dengan frekuensi gelombang kotak dari mikrokontroler. Tombol masukan digunakan untuk memilih nada relative dan reference disertai LEDpenanda pilihan nada. Tampilan enam belas LED dengan nyala yang dapat bergeser berfungsi sebagai indikator ketepatan suara penyanyi.

Alat pelatih ketepatan pitch sudah dicoba dan terbukti dapat bekerja pada frekuensi suara manusia antara 440 hertz sampai 1,4 kilohertz. Indikator ketepatan pitch

dengan tampilan enam belas LED menampilkan dengan baik ketepatan pitch penyanyi dengan pergeseran nyala ke kiri saat frekuensi suara penyanyi terlalu rendah atau pergeseran nyala ke kanan saat frekuensi suara penyanyi terlalu tinggi. Pergeseran nyala ke kiri dan ke kanan dengan lambat menunjukkan bahwa frekuensi suara penyanyi telah mencapai frekuensi nada harmonis yang diinginkan.

(8)

Title : Pitch Trainer for Singer

Student Name : Winarto

Student Number : 035114021

ABSTRACT

Pitch trainer is an instrument which can be used to measure the accuracy of human voice. This instrument especially created for singer. By hearing the harmonic pitch interval, singer should try to sing well to reach the harmonic.

In this research, MC68HC908JL3 microcontroller is used as the primary component to generate sine wave and square wave. Push buttons with LEDs indicator are designed to choose the relative and reference pitch. The acoustic signal of human voice which is captured by condenser microphone will be amplified and converted to pulse by a Schmitt trigger. Finally, the accuracy of singer voice will be performed by sixteen LEDs display.

Pitch trainer has been tested. It works well for 440 hertz up to 1.4 kilohertz of frequency. The sixteen LEDs display performs the accuracy of singer voice very well with left shifting of LEDs beam if the voice frequency is too low or right shifting of LEDs beam if the voice frequency is too high. Singer has reached the harmonic if the LEDs beam shifts left and right slowly.

(9)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat

dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir berjudul “Alat

Pelatih Ketepatan Pitch untuk Penyanyi”. Tugas Akhir ini merupakan salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik pada Jurusan Teknik Elektro

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulisan Tugas Akhir ini didasarkan pada

hasil-hasil yang penulis dapatkan selama tahap perancangan, pembuatan, pengujian

dan pengembangan alat.

Penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu,

penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Djoko Untoro Suwarno selaku dosen pembimbing I yang telah

meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk membimbing penulis.

2. Bapak Tjendro atas selaku dosen pembimbing II yang dengan senang hati

memberikan ilmu, bimbingan dan segenap perhatiannya.

3. Bapak Raymond Weisling selaku pimpinan perusahaan tempat penulis

melaksanakan Kerja Praktek yang telah memberikan ide dan menyumbangkan

pemikirannya demi membantu penulis.

4. Bapak Petrus Setyo Prabowo yang selalu menghibur dan memotivasi penulis

lewat canda tawanya yang hangat.

5. Bapak Damar Wijaya dan Bapak Martanto yang selalu bersedia membantu

dengan senang hati dan berbagi pengetahuan tanpa pamrih.

6. Mas Suryono, Mas Broto, Mas Hardi dan Mas Mardi yang selalu memberikan

perhatian pada setiap penelitian yang dilakukan oleh penulis.

7. Agung Bawono, I Wayan Santra, Budi Kawira dan senior-senior lain yang rela

membantu dan menemani pada setiap penelitian yang dilakukan oleh penulis.

8. Miko, Willy, Sevriady dan junior-junior lain yang tak pernah menolak bila

dimintai bantuan.

9. Andy Nugroho sebagai mantan teman kost sekaligus sebagai kakak yang baik

lewat semua dukungan morilnya kepada penulis.

10.Yosep, Widy, Opank, Bakri, Jeffry, Yanto, Suryo, Dennis, Joe, Inggit,

Suvendi dan teman-teman Teknik Elektro 2003 lainnya sebagai teman-teman

(10)

11.Njoo, Hermes, Hartono, William, Vandy, Jerry, Budi “Ndut”, Jimmy, Maman

dan teman-teman kost Tasura 52 lainnya sebagai sahabat-sahabat terbaik yang

pernah penulis miliki.

12.Ermin Setya Ningsih sebagai kekasih yang setia memberikan perhatian yang

tulus dan penuh cinta.

Penulis mengakui bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu, segala kritik dan saran yang membangun akan penulis terima dengan

senang hati. Akhir kata, semoga tugas akhir ini berguna bagi semua pihak dan dapat

menjadikan bahan kajian lebih lanjut.

Yogyakarta, 14 Juli 2007

Penulis

(11)

ALAT PELATIH KETEPATAN

PITCH

UNTUK PENYANYI

(Berbasis Mikrokontroler MC68HC908JL3)

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Teknik pada

Program Studi Teknik Elektro

Fakultas Teknik Universitas Sanata Dharma

Disusun oleh:

WINARTO

NIM: 035114021

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang Masalah

Dalam hal latihan mengembangkan bakat musik, salah satu hal yang paling

sulit diajarkan adalah kepekaan untuk mendengarkan suatu nada dan menyanyikan

nada itu atau nada lain menurut jarak (interval) antara kedua nada dengan tepat.

Tangga nada yang dipakai dalam musik barat sejak zaman J.S. Bach

(1685-1750) pada abad ke-18 menggunakan sistem kompromi dengan jarak antara semua

nada dibuat seragam berdasarkan oktaf dibagi dua belas. Perbandingan antara dua dari

ke-12 nada menghasilkan perbandingan frekuensi dengan bilangan irasional.

Pembagian oktaf (2:1) menjadi dua belas diambil dari akar ke-12 dari dua atau sama

dengan 1,059463094....

Oleh karena dua antara dua belas nada itu tidak mempunyai perbandingan

rasional, selalu ada kesalahan dari interval yang dekat dengan nilai rasional. Dalam

musik vokal, nada tidak ditentukan oleh sesuatu yang tetap seperti tegangan dawai di

dalam piano atau alat elektronik seperti organ. Penyanyi selalu dapat mengubah nada

untuk mencari yang lebih harmonis dengan perbandingan kedua nada yang rasional.

Memang ada tangga nada yang dipergunakan sebelum zaman J.S. Bach dengan semua

nada menggunakan perbandingan yang amat harmonis dan perbandingan frekuensi

seperti 3:2, 5:4, 5:3, 6:5, 4:3 dan lain sebagainya. Tabel 1-1 menunjukkan bahwa

akord mayor dengan tiga nada (triad), C4-E4-G4 (do-mi-sol) dalam tangga irasional mempunyai perbandingan frekuensi yang tidak bulat sementara dalam tangga nada

rasional bernilai bulat.

Tabel 1-1 Perbandingan Frekuensi Akord Mayor dengan Tiga Nada

A B C D E F G

Nada Irasional Frekuensi

(hertz) Rasional

Frekuensi (hertz)

(13)

Kolom B dan C adalah perbandingan dan frekuensi yang ideal untuk organ

atau piano yang ditala dengan benar, namun nada E (mi) tidak harmonis. Dalam

kolom D bisa dilihat perbandingan paling sempurna dengan frekuensi yang dihasilkan

ditulis dalam kolom F. Selisih di antara kolom C dan F tercantum dalam kolom G.

Nada E (mi) akan mempunyai selisih 2,6 Hz dan telinga yang peka dapat mendengar

suara "wawawawa". Apabila frekuensi nada C4 dimasukkan ke kanal X pada osiloskop dan nada E4 atau G4 dimasukkan dalam kanal Y pada osiloskop yang sama, dengan display X-Y, pola Lissajous akan berputar-putar apabila frekuensi seperti

kolom C. Akan tetapi, pola Lissajous tidak akan bergerak dengan frekuensi dari

kolom F. [1]

Supaya dapat mendengarkan interval nada yang paling harmonis dan

mengasah kepekaan telinganya sehingga dapat mengubah nada suaranya untuk

mencapai keharmonisan itu, penyanyi perlu memakai alat pelatih ketepatan pitch. Alat

pelatih ketepatan pitch mampu menghasilkan beberapa nada dengan bentuk

gelombang sinus sebagai referensi untuk telinga dan menerima nada yang

dinyanyikan lewat mikrofon.

1.2.

Tujuan dan Manfaat

Tujuan yang akan dicapai yaitu membuat suatu peralatan yang berfungsi

membantu penyanyi untuk melatih kemampuan pitch melalui latihan kepekaan untuk

mendengarkan suatu nada dan menyanyikan nada itu atau nada lain menurut jarak

(interval) antara kedua nada dengan tepat.

Manfaat yang akan dicapai adalah:

1. Untuk masyarakat umum

Masyarakat dapat melatih dan mengembangkan kemampuan seni yang

dimilikinya, khususnya seni suara, dengan alat yang praktis dan murah.

2. Untuk perkembangan ilmu pengetahuan

a. Menambah literatur aplikasi bersama antara elektronika analog,

elektronika digital dan mikrokontroler.

b. Menambah literatur aplikasi mikrokontroler untuk dunia seni, khususnya

(14)

1.3.

Batasan Masalah

Pembahasan perancangan alat pelatihketepatan pitch untuk penyanyiini lebih

diarahkan dan difokuskan dalam batasan-batasan masalah sebagai berikut:

a. Berbasis mikrokontroler MC68HC908JL3 sebagai generator gelombang kotak dan

sinus secara bersamaan.

b. Menggunakan dua buah register geser dilengkapi pengunci sebagai pembanding

frekuensi suara yang dinyanyikan terhadap frekuensi nada harmonis yang akan

dicapai.

c. Input berasal dari suara manusia.

d. Pemilihan nada dapat dilakukan dengan penekanan tombol-tombol pilihan.

e. Keluaran berupa 16 LED dengan nyala bergerak yang sekaligus berfungsi sebagai

indikator ketepatan pitch.

1.4.

Metodologi Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengumpulkan sejumlah

referensi atau literatur dari perpustakaan, internet dan sebagainya, kemudian

menyusun perancangan dan melakukan serangkaian percobaan untuk merealisasikan

perancangan.

1.5.

Sistematika Penulisan

Tugas akhir ini memiliki sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

BAB ini berisi latar belakang penelitian, tujuan dan manfaat penelitian,

batasan masalah, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : DASAR TEORI

BAB ini berisi studi pustaka tentang landasan teori penelitian: Mikrofon

Kondenser, Penguat Inverting, Komparator Histerisis, R-2R Ladder Digital to Analog

Converter, Penguat Daya, Speaker Pasif, Pencacah Dekade, Register Geser Serial-In

Parallel-Out dan Pengunci.

BAB III : RANCANGAN PENELITIAN

BAB ini berisi tentang diagram blok perancangan, perancangan perangkat

keras (hardware) dan perancangan perangkat lunak (software) dari peralatan yang

(15)

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB ini berisi hasil perancangan perangkat keras, data hasil pengujian,

analisis data dan pembahasan.

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN

BAB ini berisi tentang kesimpulan akhir dan saran-saran penulis tentang alat

(16)

BAB II

DASAR TEORI

2.1.

Perangkat Keras

2.1.1.

Mikrofon Kondenser

Mikrofon (disebut juga mic) adalah transduser sinyal suara (akustik) menjadi

sinyal listrik. Salah satu jenis mikrofon yang sering digunakan adalah mikrofon

kondenser (mikrofon kapasitor). Mikrofon ini bekerja dengan prinsip pengisian

kapasitor. Sinyal akustik (berupa getaran) menyebabkan perubahan kapasitansi

sehingga tegangan yang tersimpan juga selalu berubah.

Untuk dapat bekerja, mikrofon kondenser memerlukan catu daya dan resistor

bias yang dipasang secara seri terhadap mikrofon. Perbedaan tegangan pada resistor

bias yang terjadi karena adanya perbedaan antara tegangan bias dan tegangan yang

tersimpan pada kapasitor kemudian diperkuat pada pengolahan selanjutnya.

Penampang mikrofon kondenser bagian dalam ditunjukkan pada gambar 2-1. [2]

Gambar 2-1 Penampang Mikrofon Kondenser Bagian Dalam

2.1.2.

Penguat

Inverting

Untuk menguatkan sinyal audio yang kecil dapat digunakan rangkaian penguat

inverting seperti ditunjukkan pada gambar 2-2.

(17)

Nilai tegangan keluaran (Vout) dapat dihitung sebagai berikut:

in in

f

out V

R R

V =− , (2-1)

dengan penguatan tegangan (Av) dirumuskan sebagai berikut:

in f

R R

Av= . (2-2)

Tanda negatif menunjukkan bahwa tegangan keluaran penguat memiliki beda fase

1800 terhadap tegangan masukannya. [3]

2.1.3.

Komparator Histerisis

Ketika masukan lebih tinggi daripada suatu batasan tertentu, keluarannya

tinggi. Bila masukan berada di bawah batasan lain (batas bawah), keluarannya rendah.

Bila masukan berada di antara keduanya, keluarannya tetap. Rangkaian ini disebut

histerisis karena keluarannya akan tetap bertahan sampai masukan mampu berubah

sesuai dengan syarat tertentu. Rangkaian komparator histerisis dan kurva

karakteristiknya ditunjukkan pada gambar 2-3.

Gambar 2-3 Komparator Histerisis dan Kurva Karakteristiknya

Tegangan masukan (Vin) harus lebih tinggi dari tegangan batas atas (T) untuk

mencapai tegangan puncak maksimumnya (M) dan harus lebih rendah dari tegangan

batas bawah (-T) untuk mencapai tegangan puncak minimumnya (-M).

Rangkaian ini menyebabkan munculnya daerah histerisis yang berpusat pada

titik nol, dengan tegangan batas histerisis yang dirumuskan sebagai berikut: [4]

M R R

T ⎟⎟

⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ ± =

2

(18)

2.1.4.

R-2R Ladder Digital to Analog Converter

Salah satu jenis Digital to Analog Converter (DAC) yang populer adalah R-2R

Ladder DAC yang memiliki skema seperti ditunjukkan pada gambar 2-4.

Masukan b(1) sampai b(n) adalah bit digital dengan b(1) sebagai Least

Significant Bit (LSB) dan b(n) sebagai Most Significant Bit (MSB). Masukan data

digital dari mikrokontroler diubah menjadi nilai tegangan sebagai keluaran.

Rangkaian ini hanya membutuhkan dua nilai resistor dimana salah satunya adalah dua

kali nilai resistor lainnya.

b(2) b(1) (LSB) 2R R 2R R Masukan b(3) 2R Vout b(n) 2R 2R (MSB) R

Gambar 2-4 R-2R Ladder DAC

Dengan tegangan catu daya , jumlah bit sebagai dan bit ke-n sebagai

, maka keluaran analog dirumuskan sebagai berikut: [5]

r

V n

( )

n

b Vout

(

)

( ) (

) (

)

) 2 ) 1 ( ... 8 2 4 1 2 ( 2 1 1 n r n i n r out b n b n b n b V i n b V

V =

− + = + − + − + +

=

(2-4)

2.1.5.

Penguat Daya

Penguat daya adalah penguat yang menyalurkan sejumlah daya menuju beban.

Karena alasan inilah, penguat daya diletakkan pada bagian akhir dari rangkaian.

Penguat daya memiliki tingkat konsumsi energi yang rendah sehingga sudah dapat

beroperasi hanya dengan catu daya DC. Penguat daya lazim digunakan pada aplikasi

(19)

2.1.6.

Speaker Pasif

Speaker pasif adalah speaker yang tidak memiliki sumber daya sendiri

sehingga membutuhkan penguat daya eksternal. Speaker bekerja berdasarkan prinsip

induksi elektromagnetik. Speaker terdiri dari sebuah magnet permanen dan sebuah

elektromagnet. Kuncup dari speaker terdiri dari sebuah kertas seperti diafragma

menutupi sebuah silinder dengan kumparan di dalamnya, membentuk sebuah

elektromagnet. Konstruksi speaker digambarkan seperti gambar 2-5.

Gambar 2-5 Konstruksi Speaker

Untuk menghasilkan bunyi, speaker memerlukan sinyal suara dalam bentuk

tegangan yang diterima oleh kumparan speaker yang mengakibatkan diafragma akan

bergetar dan getaran tersebut mengakibatkan udara di sekitarnya bergetar dan

membentuk sebuah gelombang suara. [7]

2.1.7.

Pencacah Dekade

Pencacah dekade adalah pencacah yang memberikan sarana pengubahan

cacahan dari model biner yang kurang lazim ke dalam suatu cacahan ekuivalen dalam

mode desimal yang lebih banyak dikenal. Setiap keluaran akan menjadi tinggi sesuai

dengan urutan gilirannya masing-masing dan berulang setiap mencapai cacahan

kesepuluh. Jika kesepuluh keadaan diskrit pada pencacah dekade didekode, diperoleh

(20)

Gambar 2-6 Diagram Pewaktu Pencacah Dekade

2.1.8.

Register Geser

Serial-In Parallel-Out

Pada konfigurasi Serial-In Parallel-Out (SIPO), data masukan menjadi input

secara serial. Register yang sering digunakan adalah D flip-flop. Setiap bit data

masukan dapat digeser menjadi keluaran pada setiap flip-flop dengan adanya clock.

Data masukan suatu flip-flop diperoleh dari keluaran flip-flop sebelumnya sementara

keluarannya akan menjadi data masukan bagi flip-flop berikutnya. Pada perangkat

kerasnya, keluaran Q pada setiap flip-flop dapat ditampilkan sehingga disebut

parallel-out. Konfigurasi N-bit register geser SIPO ditunjukkan pada gambar 2-7. [9]

(21)

2.1.9.

Pengunci

Dalam dunia elektronika, pengunci adalah alat penyimpan data yang

digunakan untuk menyimpan informasi dengan sistem sekuensial. Sebuah pengunci

dapat menyimpan satu bit informasi. Dalam aplikasinya, pengunci yang sering

digunakan adalah Dflip-flop. Rangkaian D flip-flop dan simbolnya ditunjukkan pada

gambar 2-8.

Gambar 2-8 Rangkaian DFlip-Flop dan Simbolnya

Tabel 2-1a Konfigurasi Kaki-Kaki Rangkaian DFlip-Flop

Pin Comment

D Input

C Enable/Clock

Q Output

Q' Inverse of Q

Rangkaian Dflip-flop di atas juga disebut pengunci data, pengunci transparan

atau gerbang pengunci sederhana. Rangkaian ini memiliki kaki masukan dan kaki

enable (biasanya disebut clock atau control). Kata transparan muncul berdasarkan

sifatnya yang akan meneruskan data masukan langsung menuju keluarannya saat kaki

enable diaktifkan.

Tabel 2-1b Tabel Kebenaran Rangkaian DFlip-Flop

G/E D Qnext Comment

0 X Qprev No change

1 0 0 Reset

1 1 1 Set

Tabel kebenaran di atas menunjukkan bahwa ketika kaki gate/enable diberi

logika rendah, masukan D tidak akan mempengaruhi keluaran. Namun, ketika kaki

(22)

2.1.10.

Konfigurasi

Common Anode

dan

Common Cathode

pada LED

Konfigurasi common anode terjadi bila terminal anoda pada setiap LED

terhubung menjadi satu pada Vcc. Untuk menyalakan setiap LED diperlukan logika

rendah (ground) pada masing-masing terminal katodanya. Konfigurasi common anode

ditunjukkan pada gambar 2-9 dengan D1, D2, D3, ..., Dn sebagai LED dan IN1, IN2,

IN3, ..., INn sebagai terminal katoda dari masing-masing LED.

Gambar 2-9 Konfigurasi Common Anode pada LED

Konfigurasi common cathode terjadi bila terminal katoda pada setiap LED

terhubung menjadi satu pada ground. Untuk menyalakan setiap LED diperlukan

logika tinggi (Vcc) pada masing-masing terminal anodanya. Konfigurasi common

cathode ditunjukkan pada gambar 2-10 dengan D1, D2, D3, ..., Dn sebagai LED dan

IN1, IN2, IN3, ..., INn sebagai terminal anoda dari masing-masing LED.

(23)

2.2.

Mikrokontroler MC68HC908JL3

2.2.1.

Gambaran Umum

MC68HC908JL3 termasuk dalam Microcontroller Unit (MCU) 8-bit keluarga

M68HC08 yang berdaya guna tinggi, murah dan dirancang berdasarkan strategi

Customer Specified Integrated Circuit (CSIC) dengan arsitektur Von Neumann.

Semua mikrokontroler dalam keluarga ini memakai Central Processor Unit (CPU)

M68HC08 dan tersedia dengan berbagai modul, tipe dan ukuran memori, dan

berbagai tipe kemasan.

Tabel 2-2 Ringkasan Variasi Devais JK/JL

Devais Ukuran Flash Memory Jumlah Pin

MC68H(R)C908JL3 4096 byte 28 pin

MC68H(R)C908JK3 4096 byte 20 pin

MC68H(R)C908JK1 1536 byte 20 pin

Fitur:

a. Inti CPU M68HC08 berkemampuan tinggi.

b. Kompatibel dengan kode objek keluarga M6805, M146805 dan M68HC05.

c. Didesain dengan daya rendah; statis dengan mode stop and wait.

d. Tegangan operasi (VDD) 5V dan 3V.

e. Operasi internal bus 8 MHz.

f. Rangkaian menggunakan osilator RC atau osilator kristal.

g. Pemrograman dalam sistem flash.

h. Keamanan dengan sistem flash.

i. Memori flash yang dapat digunakan sebesar 4096 byte.

j. RAM 128 byte.

k. Timer Interface Module (TIM) 16-bit 2-saluran.

l. ADC 8-bit 12-saluran.

m. 23 kegunaan umum port I/O untuk MC68H(R)C908JL3:

1) 7 interupsi keyboard dengan pull-up internal (jika digunakan osilator RC)

2) 10 LED driver

3) Open-drain I/O 2 x25mA dengan pull-up

(24)

n. Fitur sistem proteksi:

1) Computer Operating Properly (COP) watchdog

2) Deteksi tegangan rendah dan dapat diatur antara 3V atau 5V

3) Pengaturan deteksi opcode secara ilegal

4) Pengaturan deteksi alamat secara ilegal

o. Pin dikendalikan dengan mengatur pull-up internal dan power dikondisikan ON.

p. IRQ1 dapat diprogram pull-up dan diberi input schmitt-trigger.

q. MC68HC(R)908JL3 terdiri dari 28-pin PDIP dan 28-pin SOIC.

Konfigurasi pin dan diagram blok dari mikrokontroler MC68HC908JL3

ditunjukkan pada gambar 2-11 dan 2-12.

Gambar 2-11 Konfigurasi Pin Mikrokontroler MC68HC908JL3

(25)

Catatan:

Pin RST dan IRQ memiliki pull-up internal 30kΩ.

PTD[6:7]: Pin yang memiliki keluaran open-drain 25mA dan pull-up 5kΩ.

PTA[0:5], PTD[2:3], PTD[6:7]: Pin ini memiliki LED drive.

PTA[0:6]: Pin dengan interupsi keyboard and pull-up terprogram.

PTA[0:5] dan PTD[0:1]: Untuk MC68H(R)C908JK3/JK1 pin ini tidak ada.

2.2.2.

Memori

a. Pengenalan

CPU08 dapat mengalamati ruang memori sebesar 64 kilobyte.

Memori MC68HC908JL3 terdiri atas:

1) Memori flash 4096 byte

2) RAM 128 byte

3) Vektor interupsi 48 byte

4) Monitor Read-Only Memory (ROM) 960 byte

b. Peta Memory

Peta memory mikrokontroler MC68HC908JL3 ditunjukkan pada gambar 2-13.

(26)

c. Bagian I/O

Register-register control, status dan data sebagian besar terletak pada alamat

$0000 - $003F, register-register I/O tambahan terletak pada $FE00 - $FFFF.

Register-register tersebut dapat dilihat selengkapnya pada lampiran.

d. Alamat-Alamat Vektor Interupsi

Alamat-alamat vektor interupsi ditunjukkan pada tabel 2-3.

Tabel 2-3 Alamat-Alamat Vektor

e. Random-Access Memory (RAM)

Lokasi RAM berada pada alamat $0080-$00FF. Lokasi dari stack RAM dapat

diprogram. 16-bit stack pointer memungkinkan stack pada ruang memori sebesar 64

kilobyte. Untuk operasi yang benar, stack pointer harus diletakkan hanya pada lokasi

RAM. Sebelum memproses interupsi, CPU menggunakan 5 byte dari stack untuk

menyimpan isi dari register CPU. Selama pemanggilan sebuah subrutin, CPU

menggunakan 2 byte dari stack untuk menyimpan alamat kembali. Nilai stack pointer

turun ketika push dan naik selama keadaan pull.Oleh karena stack berada pada lokasi

RAM (terakhir) maka perlu diperhatikan agar tidak terjadi nestedloop sehingga CPU

tidak menimpa (overwrite) data pada RAM dengan data stackpointer selama subrutin

(27)

f. Memori Flash

Memori flash dapat dibaca, diprogram dan dihapus dengan sebuah masukan

eksternal. Memori ini terdiri dari array 4096 byte dan tambahan 48 byte vektor

interupsi. Jangkauan alamat untuk memori flash dan vektor interupsi mikrokontroler

MC68HC908JL3 adalah $EC00-$FBFF dan $FFD0-$FFFF.

2.2.3.

Port Input/Output (

I/O Ports

)

Dari 3 paralel port terdapat 23 pin I/O bidirectional. Semua I/O pin dapat

diprogram sebagai input ataupun output. Port A adalah port dengan fungsi khusus 7

bit yang men-share ketujuh pinnya dengan modul Keyboard Interrupt (KBI). Tiap pin

port A juga memiliki pull-up devaisyang dikonfigurasi program apabila pin port yang

bersangkutan dikonfigurasi sebagai input. PTA0-PTA5 memiliki LED drive. Port B

adalah port dengan fungsi khusus yang men-share kedelapan pinnya dengan modul

ADC. Port D adalah port dengan fungsi khusus yang men-share kedua pinnya dengan

TIM dan men-share keempat pinnya dengan ADC. PTD6 dan PTD7 masing-masing

memiliki kemampuan arus yang tinggi (25mA sink) dan terprogram pull-up. PTD2,

PTD3, PTD6 dan PTD7 masing-masing mempunyai kemampuan LED driving.

Register Data Port A

Register data port A (PTA) berisi sebuah pengunci data (latch) untuk

masing-masing pin port A. PTA ditunjukkan pada gambar 2-14.

Gambar 2-14 Register Data Port A (PTA)

PTA[6:0] – Bit Data Port A

Bit-bit baca/tulis ini terprogram software. Arah data dari tiap pin port A

dikendalikan oleh bit yang sesuai pada Data Direction Register A. Reset tidak

(28)

KBI[5:0] — Port AKeyboard Interrupts

Bit-bit enable interupsi keyboard, KBIE6-KBIE0, pada Keyboard Interrupt

Control Register (KBIER) membuat pin port Asebagai pin interupsi eksternal.

Data Direction Register A (DDRA)

DDRA menentukan apakah tiap pin port A adalah input atau output.

Memberikan logika 1 pada bit DDRA akan menghubungkan outputbuffer dengan pin

port A yang bersangkutan, sedangkan memberikan logika 0akan memutuskan output

buffer dengan pin port A yang bersangkutan. DDRA ditunjukkan pada gambar 2-15.

Gambar 2-15 Data Direction Register A (DDRA)

DDRA[6:0] -Data Direction Register A Bits

Merupakan bit baca/tulis yang mengendalikan arah data port A. Reset

meng-clear-kan bit DDRA[6:0] sehingga semua pin port A dikonfigurasi sebagai input.

1 = pin port A dikonfigurasi sebagai output

0 = pin port A dikonfigurasi sebagai input

Rangkaian I/O Port A ditunjukkan pada gambar 2-16.

(29)

Ketika DDRAx 1, pembacaan alamat $0000 akan membaca data latch PTAx.

Ketika DDRAx 0, pembacaan alamat $0000 akan membaca nilai tegangan pada pin

tersebut. Data latch dapat selalu ditulis tanpatergantung keadaan dari DDR-nya.

Port A Input Pull-Up Enable Register (PTAPUE)

PTAPUE berisi sebuah devais pull-up yang dapat dikonfigurasi software untuk

tiap pin port A. Tiap bit dapat dikonfigurasikan secara individual dan membutuhkan

DDRAx yang bersangkutan dikonfigurasi sebagai input. Tiap devais pull-up secara

otomatis dan dinamis diputus ketika bit DDRAx yang bersangkutan dikonfigurasi

sebagai output. PTAPUE ditunjukkan pada gambar 2-17.

Gambar 2-17 Port A Input Pull-Up Enable Register (PTAPUE)

PTA6EN - Mengaktifkan PTA6 sebagai pin OSC2

Bit baca/tulis ini mengkonfigurasi pin OSC2 ketika memilih osilator RC. Bit

ini tidak mempengaruhi pilihan osilator kristal atau osilator eksternal.

1 = pin OSC2 dikonfigurasi sebagai PTA6, memiliki fungsi interupsi dan pull-up

0 = pin OSC2 sebagai output dari clock osilator RC (RCCLK)

PTAPUE[6:0] - Port A Input Pull-Up Enable Bits

Bit baca/tulis ini digunakan untuk mengaktifkan devais pull-up pada pin port

A, terprogram software.

1 = pin port A yang bersangkutan dikonfigurasi menggunakan pull-up internal jika

bit DDRA 0 (input)

0 = devais pull-up tidak terhubung dengan pin port A yang bersangkutan, tanpa

(30)

Berbagai fungsi pin pada port A ditunjukkan pada tabel 2-4.

Tabel 2-4 Fungsi Pin Port A

Register Data Port B

Register data port B (PTB) berisi sebuah pengunci data (latch) untuk

masing-masing pin port B. PTB ditunjukkan pada gambar 2-18.

Gambar 2-18 Register Data Port B (PTB)

PTB[7:0] – Bit DataPort B

Bit-bit baca/tulis ini terprogram software. Arah data dari tiap pin port B

dikendalikan oleh bit yang sesuai pada Data Direction Register B. Reset tidak

mempengaruhi data port B.

Data Direction Register B (DDRB)

DDRB menentukan apakah tiap pin port B adalah input atau output.

Memberikan logika 1 pada bit DDRB akan menghubungkan outputbuffer dengan pin

port B yang bersangkutan, sedangkan memberikan logika 0akan memutuskan output

buffer dengan pin port B yang bersangkutan. DDRB ditunjukkan pada gambar 2-19.

(31)

DDRB[7:0] – Data Direction Register B Bits

Merupakan bit baca/tulis yang mengendalikan arah data port B. Reset

meng-clear-kan bit DDRB[7:0] sehingga semua pin port B dikonfigurasi sebagai input.

1 = pin port B dikonfigurasi sebagai output

0 = pin port B dikonfigurasi sebagai input

Rangkaian I/O port B ditunjukkan pada gambar 2-20.

Gambar 2-20 Rangkaian I/O Port B

Ketika DDRBx 1, pembacaan alamat $0001 akan membaca data latch hotbox.

Ketika DDRBx 0, pembacaan alamat $0001 akan membaca nilai tegangan pada pin

tersebut. Data latch dapat selalu ditulis tanpatergantung keadaan dari DDR-nya.

Setiap pin yang terdapat pada port B memiliki berbagai fungsi seperti

ditunjukkan pada tabel 2-5.

Tabel 2-5 Fungsi Pin Port B

Register Data Port D

Register data port D (PTD) berisi sebuah pengunci data (latch) untuk

(32)

PTD[7:0] – Bit Data Port D

Bit-bit baca/tulis ini terprogram software. Arah data dari tiap pin port D

dikendalikan oleh bit yang sesuai pada Data Direction Register D. Reset tidak

mempengaruhi data port D.

Gambar 2-21 Port D Data Register (PTD)

Data Direction Register D (DDRD)

DDRD menentukan apakah tiap pin port D adalah input atau output.

Memberikan logika 1 pada bit DDRD akan menghubungkan outputbuffer dengan pin

port D yang bersangkutan, sedangkan memberikan logika 0akan memutuskan output

buffer dengan pin port D yang bersangkutan. DDRD ditunjukkan pada gambar 2-22.

Gambar 2-22 Data Direction Register D (DDRD)

DDRD[7:0] – Data Direction Register D Bits

Merupakan bit baca/tulis yang mengendalikan arah data port D. Reset

meng-clear-kan bit DDRD[7:0] sehingga semua pin port D dikonfigurasi sebagai input.

1 = pin port D dikonfigurasi sebagai output

0 = pin port D dikonfigurasi sebagai input

Ketika DDRDx 1, pembacaan alamat $0003 akan membaca data latch PTDx.

Ketika DDRDx 0, pembacaan alamat $0003 akan membaca nilai tegangan pada pin

(33)

Setiap pin yang terdapat pada port D memiliki berbagai fungsi seperti

ditunjukkan pada tabel 2-6.

Tabel 2-6 Fungsi Pin Port D

2.2.4.

Keyboard Interrupt Module

(KBI)

a. Fitur:

1) Tujuh pin interupsi keyboard dengan bit enable-nya masing-masing disertai

sebuah pin untuk keyboardinterrupt mask.

2) Komponen pull-up terintegrasi yang dapat diprogram secara software bila pin

dikonfigurasikan sebagai input.

3) Memiliki sensitivitas interupsi yang dapat diprogram secara software.

b. Keyboard Statusand Control Register (KBSCR)

1) Menandai adanya permintaan interupsi keyboard.

2) Menghapus permintaan interupsi keyboard.

3) Melakukan masking terhadap interupsi keyboard.

KBSCR ditunjukkan pada gambar 2-23.

Gambar 2-23 Keyboard Statusand Control Register (KBSCR)

Bit 7 – 4 tidak digunakan.

Bit-bit ini bersifat read-only dan selalu terbaca sebagai logika 0.

KEYF – Keyboard Flag Bit

Bit ini bersifat read-only dan akan diset ketika terjadi permintaan interupsi

(34)

1 = terdapat permintaan interupsi keyboard yang belum dilayani

0 = tidak terdapat permintaan interupsi keyboard yang belum dilayani

ACKK – Keyboard Acknowledge Bit

Bit ACKK selalu terbaca sebagai logika 0. Memberikan logika 1 pada bit

yang bersifat read-only ini akan membatalkan permintaan interupsi keyboard yang

belum dilayani pada port A.

IMASKK – Keyboard Interrupt Mask Bit

Memberikan logika 1 pada bit ini akan mencegah terjadinya permintaan

interupsi keyboard pada port A.

MODEK – Keyboard Triggering Sensitivity Bit

Bit ini mengendalikan sensitivitas interupsi keyboard pada port A.

1 = Sensitivitas interupsi keyboard terjadi pada logika pinggiran negatif dan

selama logika rendah.

0 = Sensitivitas interupsi keyboard terjadi hanya pada logika pinggiran negatif.

c. KeyboardInterrupt Enable Register (KBIER)

KBIER dapat mengaktifkan atau menonaktifkan permintaan interupsi

keyboard yang belum dilayani pada port A. KBIER ditunjukkan pada

gambar 2-24.

Gambar 2-24 Port AKeyboard Interrupt Enable Bits (KBIER)

Masing-masing bit dapat mengaktifkan atau menonaktifkan permintaan

interupsi keyboard terhadap pin yang saling berkorespondensi pada port A. Reset

akan menonaktifkan permintaan interupsi keyboard pada port A.

1 = pin KBIx dapat menerima permintaan interupsi keyboard.

(35)

BAB III

RANCANGAN PENELITIAN

Diagram blok dari rangkaian alat pelatih kemampuan pitch untuk penyanyi

ditunjukkan pada gambar 3-1.

Gambar 3-1 Diagram Blok Rancangan Penelitian

Cara kerja dari setiap blok pada diagram blok perancangan di atas adalah

sebagai berikut:

1) Suara manusia akan diterima oleh mikrofon kondenser.

2) Amplitudo gelombang suara manusia yang diterima masih terlalu kecil sehingga

akan dikuatkan dengan penguat mikrofon sebelum dilakukan pengolahan

selanjutnya.

3) Untuk mengubah gelombang suara manusia menjadi gelombang kotak digunakan

rangkaian komparator histerisis sebagai pembentuk gelombang kotak.

4) Gelombang kotak dari pembentuk gelombang kotak akan menjadi masukan

”data” bagi register geser.

5) Tombol pilihan digunakan untuk memilih nada reference dan relative maupun

untuk mendengarkan nada relative lewat speaker.

6) Kumpulan data digital yang dibangkitkan oleh mikrokontroler kemudian diubah

menjadi gelombang sinus oleh DAC.

7) Gelombang sinus dari DAC dikuatkan oleh penguat daya dan dibunyikan pada

(36)

8) Pulsa-pulsa yang dibangkitkan oleh mikrokontroler digunakan sebagai clock untuk

pencacah dekade.

9) Dengan stimulasi berupa pulsa, pencacah dekade akan mencacah dan nyala LED

akan berpindah untuk menunjukan posisi nada yang dipilih.

10)Gelombang kotak pertama yang dibangkitkan oleh mikrokontroler memiliki

frekuensi delapan kali dari frekuensi gelombang suara manusia yang ingin diuji.

Gelombang kotak ini akan menjadi masukan “strobeclk” bagi register geser.

11)Data hasil pengolahan register geser akan disimpan sementara pada pengunci.

12)Frekuensi pelepasan data dari pengunci dikendalikan oleh gelombang kotak kedua

yang dibangkitkan oleh mikrokontroler. Gelombang kotak kedua ini berfrekuensi

seperdelapan kali dari frekuensi gelombang kotak pertama. Gelombang kotak ini

akan menjadi masukan “strobeclk/8” bagi register geser.

13)Data dari pengunci akan ditampilkan pada 16 LED.

3.1.

Perancangan Perangkat Keras

3.1.1.

Penguat Mikrofon

Gelombang yang ditangkap oleh mikrofon kondenser masih terlalu lemah

untuk dilewatkan pada LPF sehingga diperlukan penguat tegangan. Pada perancangan

ini penguat mikrofon yang digunakan adalah rangkaian penguat inverting.

Amplitudo gelombang suara manusia dari mikrofon hanya berkisar pada nilai

40mV sehingga perlu dikuatkan untuk mencapai amplitudo 5V. Dengan demikian,

diperlukan penguatan tegangan (Av) sebesar 125 kali. Bila nilai Rin diasumsikan

sebesar 10kΩmaka nilai Rf dapat ditentukan sebagai berikut:

in f

R R

Av= , sehingga

. 25 , 1 10

125× Ω= Ω

= ×

= Av R k M

Rf in

Untuk mempermudah digunakan Rf praktis senilai 1,5MΩ sehingga penguatan

tegangan yang dihasilkan bernilai 150 kali.

Karena penguat beroperasi dengan catu daya tunggal, diperlukan penambahan

resistor-resistor lain sebagai pembagi tegangan untuk membentuk virtual ground pada

tegangan 2,5V.

(37)

Gambar 3-2 Rancangan Penguat Mikrofon

3.1.2.

Pembentuk Gelombang Kotak

Untuk mengubah gelombang sinus menjadi gelombang kotak digunakan

komparator histerisis. Pada perancangan ini, digunakan R1=100k dan R2=4M7.

Dengan mengasumsikan nilai M1=4V dan M2=0,8V maka tegangan batas histerisisnya

dapat dihitung sebagai berikut:

. 41 , 2 4 7 4 100 5 100 100 100 1 2 1 4 3 4

1 V V

M k V k k k M R R V R R R

T CC ⎟ =

⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ + = ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ − ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ + = . 52 , 2 8 , 0 7 4 100 5 100 100 100 2 2 1 4 3 4

2 V V

M k V k k k M R R V R R R

T CC ⎟ =

⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ + ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ + = ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ + ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ + =

Rangkaian hasil perancangan pembentuk gelombang kotak dan grafik

karakteristiknya ditunjukkan pada gambar 3-3.

(38)

3.1.3.

Digital to

Analog Converter

Pada perancangan ini digunakan rangkaian R-2R Ladder DAC untuk

membentuk gelombang analog dari gelombang kotak keluaran mikrokontroler

sebelum dikuatkan oleh penguat daya. Rangkaian R-2R Ladder DAC yang digunakan

ditunjukkan seperti pada gambar 3-4.

Gambar 3-4 Rancangan R-2R Ladder DAC

Dengan nilai tegangan 5V sebagai logika 1 dan tegangan 0V sebagai logika 0

maka jangkauan DAC dapat dihitung sebagai berikut:

a. Bila data=11111111, maka

(

) ( )

. 98 , 4 256 1 128 1 64 1 32 1 16 1 8 1 4 1 2 1 5 2 1 1 V V i n b V V n i n r

out ⎟=

⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ + + + + + + + = + − =

=

b. Bila data=00000000, maka

(

) ( )

. 0 256 0 128 0 64 0 32 0 16 0 8 0 4 0 2 0 5 2 1 1 V V i n b V V n i n r

out ⎟=

⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ + + + + + + + = + − =

=

Dari perhitungan di atas, DAC memiliki jangkauan tegangan dari 0V sampai 4,98V.

3.1.4.

Pencacah Dekade

Untuk menunjukkan posisi nada relative dan reference yang dipilih,

digunakan dua buah pencacah dekade yang masing-masing berfungsi untuk

(39)

penunjuk posisi nada reference. Pada perancangan ini pencacah dekade yang

digunakan adalah IC 4017.

Karena terdapat sepuluh pilihan nada relative maka pencacah dekade pertama

mencacah normal sampai cacahan kesepuluh (modulus sepuluh). Pencacah dekade

kedua hanya akan mencacah sampai cacahan keempat (modulus empat) karena hanya

terdapat empat pilihan nada reference.

Pengiriman clock dan reset untuk masing-masing pencacah dekade diatur oleh

mikrokontroler. Melalui penekanan tombol-tombol pilihan oleh pengguna,

mikrokontroler akan diinterupsi dan diinstruksikan untuk mengirimkan clock pada IC

4017.

Dengan konfigurasi common cathode, setiap LED penunjuk posisi nada dapat

menyala dengan memanfaatkan pulsa cacahan IC 4017 yang bernilai logika tinggi

(Vcc) pada saat aktif. Koneksi antara mikrokontroler dan kedua pencacah dekade

ditunjukkan pada gambar 3-5.

(40)

3.1.5.

Penguat Daya

Daya yang dimiliki oleh gelombang keluaran DAC terlalu rendah sehingga

perlu dikuatkan oleh penguat daya sebelum diperdengarkan melalui speaker. Pada

perancangan ini digunakan IC LM386 yang memang didesain untuk digunakan pada

operasi tegangan rendah. Salah satu masukannya adalah ground sebagai referensi

dengan keluarannya secara otomatis di-bias pada setengah tegangan suplainya.

Penguatannya telah diset sebesar 20 kali untuk jumlah komponen eksternal yang

minimum sebagaimana ditunjukkan pada datasheet LM386. Rangkaian hasil

perancangan penguat daya ditunjukkan pada gambar 3-6.

Gambar 3-6 Rancangan Penguat Daya dengan IC LM386

Masukan VIN adalah tegangan keluaran dari R-2R Ladder DAC. Berdasarkan

prinsip pembagi tegangan, maka amplitudo maksimum dan minimum VIN yang dapat

menjadi masukan kaki positif IC LM386 dihitung sebagai berikut:

Saat resistor variabel 100kΩ diatur pada resistansi minimum:

0 100

100

0 =

Ω +

Ω =

+ VIN

k k

V .

sedangkan saat diatur pada resistansi maksimum:

IN

IN V

V k k

k

V 0,5

100 100

100 =

Ω +

Ω Ω =

+ .

Penguatan 20 kali diaplikasikan pada V+ sehingga tegangan pada speaker dapat

dirumuskan sebagai berikut:

+

×

= V

(41)

3.1.6.

Tombol Pemilih Nada (

Relative

,

Reference

dan

Alternate

)

Pengguna dapat memilih nada relative dan nada reference yang diinginkan

dengan cara menekan tombol pemilih nada. Setiap sekali penekanan tombol pemilih

nada relative atau reference, nada relative atau reference akan berpindah satu posisi.

Pin PTA0 atau PTA1 pada mikrokontroler yang telah dilengkapi dengan resistor

pull-up internal akan bernilai logika rendah setiap terjadi penekanan tombol pemilih nada

relative atau reference. Logika rendah ini akan menyebabkan interupsi terhadap

mikrokontroler. Interupsi yang terjadi selanjutnya akan diolah lebih lanjut oleh

mikrokontroler. Nada reference yang dipilih akan selalu dibunyikan oleh speaker.

Tombol alternate digunakan untuk membunyikan nada relative selama

rentang waktu yang diinginkan. Pendengan dapat mendengarkan nada relative selama

tombol alternate dalam keadaan ditekan. Setelah dilepaskan, speaker akan kembali

membunyikan nada reference. Untuk membunyikan nada relative saat tombol

alternate ditekan diperlukan sebuah logika rendah dan untuk membunyikan kembali

nada reference saat tombol alternate dilepaskan diperlukan juga sebuah logika rendah

untuk menginterupsi mikrokontroler. Dengan demikian, perancangan tombol

alternate melibatkan dua pin yaitu PTA2 dan PTA3. Pin PTA2 akan bernilai logika

rendah pada saat tombol alternate ditekan dan pin PTA3 akan bernilai logika rendah

pada saat tombol alternate dilepaskan.

Koneksi antara mikrokontroler dan tombol-tombol pemilih nada ditunjukkan

pada gambar 3-7.

(42)

3.1.7.

Register Geser dan Pengunci

Register geser SIPO dilengkapi pengunci untuk data enam belas bit dapat

diperoleh dari koneksi kaskade dua buah IC 74HC595. Register geser menerima

masukan yang berasal dari keluaran komparator histerisis. Register geser beroperasi

dengan clock yang berasal dari sinyal strobeclk. Sinyal strobeclk adalah salah satu

sinyal kotak yang dibangkitkan oleh mikrokontroler. Sinyal kotak lain yang

dibangkitkan oleh mikrokontroler adalah sinyal strobeclk/8 yang berfungsi melakukan

sampling untuk meng-enable-kan pengunci.

Register geser berfungsi membandingkan frekuensi sinyal masukan terhadap

clock-nya. Hasil pembandingan frekuensinya akan disimpan sementara dan

ditampilkan pada saat pengunci di-enable.

Pada perancangan ini, keluaran pengunci dihubungkan pada enam belas LED

dengan konfigurasi common anode sehingga diperlukan logika rendah pada terminal

katoda untuk menyalakannya.

Rancangan register geserdan pengunci dengan IC 74HC595 ditunjukkan pada

gambar 3-8.

Gambar 3-8 Rancangan Register Geser16-Bit dan Penguncinya dengan IC 74HC595

Bila frekuensi sinyal masukan lebih rendah dari frekuensi nada harmonisyang

diinginkan, bagian sinyal masukan yang tercuplik akan semakin tertinggal karena

sampling yang dilakukan oleh sinyal strobeclk/8 lebih cepat dari frekuensi sinyal

masukan. Hal ini menyebabkan nyala LED bergeser ke kiri.

Bila frekuensi sinyal masukan lebih tinggi dari frekuensi nada harmonis yang

diinginkan, bagian sinyal masukan yang tercuplik akan semakin mendahului karena

sampling yang dilakukan oleh sinyal strobeclk/8 lebih lambat dari frekuensi sinyal

(43)

Bila frekuensi sinyal masukan sama dengan frekuensi nada harmonis yang

diinginkan, bagian sinyal masukan yang tercuplik akan selalu sama sehingga nyala

LED tidak bergeser.

3.2.

Perancangan Perangkat Lunak

Perancangan perangkat lunak dibagi menjadi dua bagian. Program yang

dirancang terdiri atas program utama dan subrutin interupsikeyboard.

3.2.1.

Program Utama

Alamat-alamat memori untuk register yang akan digunakan harus diinisialisasi

terlebih dahulu, misalnya alamat flash ROM, port I/O dan RAM. Selain

alamat-alamatnya, ada beberapa register yang langsung diproses pada awal eksekusi program

sehingga pemberian nilai awal perlu dilakukan, misalnya register untuk looping,

counter dan penyimpan data.

Setelah tahapan inisialisasi, program akan mengambil data dari register

penyimpan data. Pada awal eksekusi program, data yang diambil adalah data

inisialisasi awal. Akan tetapi, masukan data baru kemudian akan mengubah isi

register penyimpan data. Data-data yang diambil kemudian akan digunakan untuk

membangkitkan gelombang sinus dan kotak dalam main loop. Rancangan diagram

alir program utama ditunjukkan pada gambar 3-9.

MULAI

Inisialisasi

Masukkan Data Awal

MAIN LOOP

SELESAI

(44)

Main loop berisi sekumpulan instruksi yang akan terus berulang. Bagian

terpenting yang berperan sebagai counter dalam main loop disebut phase

accumulator. Phase accumulator dirancang untuk bertambah dengan interval yang

tetap. Keluaran phase accumulator berupa data-data yang kemudian diubah oleh DAC

untuk membangkitkan gelombang sinus dan kotak sekaligus. Gelombang kotak

digunakan digunakan sebagai clock pada register geser sedangkan gelombang sinus

digunakan untuk membunyikan speaker. Rancangan diagram alir subrutin main loop

ditunjukkan pada gambar 3-10.

Jumlahkan Data dengan Nilai

Phase Accumulator MAIN LOOP

Ambil Data

Simpan Data Hasil Penjumlahan sebagai Nilai Baru

Phase Accumulator

Kirim Data ke DAC

RETURN

Gambar 3-10 Rancangan Diagram Alir Subrutin Main Loop

3.2.2.

Subrutin Interupsi Keyboard

Pada saat terjadi interupsi, program akan membaca keadaan port A. Dengan

adanya resistor pull-up internal pada setiap pinnya, bila ada salah satu pin port A yang

bernilai logika rendah maka tombol yang dipasang pada pin tersebut ditekan. Terdapat

tiga tombol yang mungkin ditekan, yaitu tombol relative, reference dan alternate.

Tombol relative berfungsi memindahkan nada relative sehingga akan

mengubah frekuensi gelombang kotak yang dibangkitkan main loop. Karena

(45)

frekuensi gelombang sinus dan gelombang kotak yang dibangkitkan main loop. Untuk

membantu penyanyi, disediakan tombol alternate yang memungkinkan penyanyi

untuk mendengarkan nada relative yang harus dinyanyikan.

Penekanan tombol relative akan memberikan clock pada pencacah dekade

pertama sedangkan penekanan tombol reference akan memberikan clock pada

pencacah dekade kedua. Letak nada reference maupun nada relative ditunjukkan oleh

posisi nyala LED. Diagram alir untuk subrutin interupsi keyboard ditunjukkan pada

gambar 3-11.

Periksa Port A

Periksa Tombol yang Ditekan

Ubah Frekuensi Gelombang Sinus

dan Kotak

Reference?

Relative? Ubah Frekuensi

Gelombang Kotak

Alternate? Ubah Frekuensi

Gelombang Sinus

Lakukan

Relative Clocking

Nyalakan/Matikan LED Alternate

Lakukan

Reference Clocking

KBI

RTI

Tidak

Tidak Tidak

Ya Ya Ya

Gambar 3-11 Rancangan Diagram Alir Subrutin Interupsi Keyboard

Listing program selengkapnya dalam bentuk LST ditampilkan pada lampiran

(46)

3.3.

Perancangan Mikrokontroler sebagai Generator Fungsi

Perancangan mikrokontroler sebagai generator fungsi dibagi menjadi dua

bagian, yaitu generator fungsi sinus dan generator fungsi kotak.

3.3.1.

Mikrokontroler sebagai Generator Fungsi Sinus

Jumlah data yang akan dikonversi adalah 256 karena mikrokontroler

MC68HC908JL3 yang digunakan adalah mikrokontroler 8 bit. Nilai 256 digunakan

sebagai referensi dalam perhitungan. Satu periode gelombang sinus dibagi menjadi

256 bagian. Masing-masing bagian akan menjadi sebuah data yang kemudian dihitung

nilai amplitudonya. Data desimal (DEC) yang dihasilkan kemudian diubah menjadi

data heksadesimal (HEX) sebagai format data yang dipergunakan dalam

pemrograman assembly dengan rumus:

Data HEX = dec2hex ⎟⎟

⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ + ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ × × ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ 2 256 2 sin 2 resolusi step resolusi π (3-1)

Beberapa contoh perhitungan untuk memperoleh data heksadesimal dari

amplitudo bagian gelombang sinus dituliskan sebagai berikut.

Bagian pertama dari 256 bagian (step=0) dari gelombang sinus memiliki data desimal:

Data HEX = dec2hex ⎟⎟

⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ + ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ × × ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ 2 256 0 256 2 sin 2 256 π = 80.

Bagian ke-121 dari 256bagian (step=120) dari gelombang sinus memiliki data

desimal:

Data HEX = dec2hex ⎟⎟

⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ + ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ × × ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ 2 256 120 256 2 sin 2 256 π = 98.

Bagian ke-236 dari 256 bagian (step=235) dari gelombang sinus memiliki data

desimal:

Data HEX = dec2hex ⎟⎟

⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ + ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ × × ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ 2 256 235 256 2 sin 2 256 π = 40.

Bagian terakhir dari 256 bagian (step=255) dari gelombang sinus memiliki data

desimal:

Data HEX = dec2hex ⎟⎟

⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ + ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ × × ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ 2 256 255 256 2 sin 2 256 π = 7C.

Seluruh data heksadesimal yang berjumlah 256 buah sebagai representasi dari

(47)

3.3.2.

Mikrokontroler sebagai Generator Fungsi Kotak

Untuk mendapatkan gelombang kotak dari mikrokontroler, tidak perlu

dilakukan pembagian terhadap satu periode gelombang. Karena mikrokontroler

MC68HC908JL3 yang digunakan adalah mikrokontroler 8 bit, dari MSB (D7) dapat

dibangkitkan gelombang kotak dengan frekuensi sama dengan frekuensi gelombang

sinus yang dibangkitkan dengan tabel data yang sama. Bit D6, D5, D4 dan seterusnya

dapat digunakan untuk mendapatkan gelombang kotak dengan frekuensi dua kali,

empat kali, delapan kali dan seterusnya.

Pada perancangan ini mikrokontroler dirancang untuk membangkitkan dua

buah gelombang kotak. Gelombang kotak pertama (strobeclk) dirancang memiliki

frekuensi empat kali dari frekuensi gelombang sinus sedangkan gelombang kotak

kedua (strobeclk/8) dirancang memiliki frekuensi setengah dari frekuensi gelombang

sinus sehingga sinyal strobeclk memiliki frekuensi delapan kali dari sinyal

strobeclk/8. Sinyal strobeclk akan digunakan sebagai clock untuk register geser dan

sinyal strobeclk/8 akan digunakan sebagai clock untuk pengunci pada IC 74HC595.

Dengan menggunakan tabel data lain untuk membangkitkan gelombang kotak,

dengan setiap komponennya bernilai setengah dari tabel data gelombang sinus, maka

gelombang kotak yang dibangkitkan dari MSB (D7) akan berfrekuensi setengah dari

frekuensi gelombang sinus. Dengan demikian, sinyal strobeclk/8 dapat diperoleh dari

MSB (D7) dan sinyal strobeclk dapat diperoleh dari bit D4.

Gelombang kotak yang dibangkitkan akan dikirimkan melalui port D sehingga

dua pin dari port D yang digunakan adalah PTD4 dan PTD7 seperti ditunjukkan pada

gambar 3-12.

(48)

3.4.

Perancangan Perangkat Keras Alat

Panel kendali alat pelatih kemampuan pitch untuk penyanyi akan dirancang

untuk direalisasikan menjadi seperti gambar 3-13.

Gambar 3-13 Rancangan Perangkat Keras Alat

Keterangan gambar:

1. Saklar On-Off untuk menyalakan atau mematikan alat.

2. Tombol relative untuk memilih nada relative.

3. Tombol reference untuk memilih dan mendengarkan nada reference.

4. Tombol alternate untuk mendengarkan nada relative.

5. Speakeruntuk mengeluarkan bunyi sesuai nada yang dipilih.

6. Empat buah LED untuk menunjukkan letak nada reference.

7. Sepuluh buah LED untuk menunjukkan letak nada relative.

8. Enam belas buah LED sebagai keluaran register geser yang menunjukkan

ketepatan suara manusia terhadap nada yang harus dinyanyikan.

9. Mikrofon untuk menerima masukan suara manusia.

10. Potensio untuk menambah atau mengurangi volume suara yang dikeluarkan

speaker.

Rangkaian lengkap “Alat Pelatih Ketepatan Pitch untuk Penyanyi (berbasis

(49)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Setelah seluruh komponen terpasang, jalur-jalur komponen sudah terhubung

dan program selesai di-download, langkah selanjutnya adalah melakukan uji coba

terhadap alat. Adapun pengujian alat dilakukan bertahap untuk mengetahui untuk

kerja dari seluruh rangkaian dan dimaksudkan untuk mempermudah proses perbaikan

apabila terjadi kesalahan pada alat.

Setiap sinyal masukan dan sinyal keluaran dari beberapa bagian penting dari

rangkaian diuji satu persatu dengan mengukur amplitudo dan frekuensinya serta

memperhatikan bentuk gelombangnya. Serangkaian pengujian berikut dilakukan pada

frekuensi 440Hz dengan tujuan untuk mengamati unjuk kerja peralatan secara

berurutan dan berkesinambungan pada suatu frekuensi uji yang sama.

Pengujian terhadap “Alat Pelatih Ketepatan Pitch untuk Penyanyi (berbasis

mikrokontroler MC68HC908JL3)”dilakukan terhadap bagian-bagian sebagai berikut:

1. Penguat mikrofon sebagai penguat awal

2. Pembentuk gelombang kotak

3. Mikrokontroler sebagai generator fungsi

4. Penguat daya sebagai penguat akhir

5. IC 74HC595 dan LED indikator ketepatan pitch

Dari perakitan perangkat keras dan pemrograman perangkat lunak telah

dihasilkan suatu peralatan yang berfungsi sebagai pelatih ketepatan pitch penyanyi

seperti ditunjukkan pada gambar 4-1.

(50)

Fungsi masing-masing bagian pada alat pelatih ketepatan pitch ditampilkan

pada tabel 4-1.

Tabel 4-1 Fungsi Bagian-Bagian pada Alat

No. Nama Bagian Fungsi Bagian

1. Mikrofon Kondenser Menerima masukan suara manusia

2. Jack Mikrofon Konektor mikrofon kondenser

3. Kontra Jack Catu Daya Konektor catu daya

4. Kontra Jack Mikrofon Konektor jack mikrofon

5. Saklar On/Off Menghidupkan atau mematikan peralatan

6. Speaker Mengeluarkan bunyi nada yang dipilih

7. Potensio Mengatur volume suara speaker

8. Tombol “Reference” Memilih nada reference

9. Tombol “Relative” Memilih nada relative

10. Tombol “Alternate” Memilih nada alternate

11. LED “Alternate” Menunjukkan keadaan nada alternate

12. LED “Reference” Menunjukkan posisi nada reference

13. LED “Relative” Menunjukkan posisi nada relative

14. LED Indikator Ketepatan Menunjukkan ketepatan pitch manusia

4.1.

Pengujian Penguat Mikrofon sebagai Penguat Awal

Sinyal masukan suara manusia dari mikrofon kondenser dan sinyal keluaran

penguat inverting sebagai penguat mikrofon perlu diperiksa untuk mengetahui

besarnya penguatan tegangan yang dihasilkan. Untuk mempermudah pengamatan

terhadap bentuk sinyal dan nilai penguatan penguat mikrofon, digunakan sumber

sinyal sinus dengan frekuensi dan amplitudo yang stabil sebagai sinyal masukan. Pada

pengujian ini, sumber sinyal sinus yang digunakan adalah function generator. Gambar

sinyal masukan dan sinyal keluaran dari penguat mikrofon ditunjukkan pada gambar

4-2. Pengamatan terhadap frekuensi membuktikan bahwa sinyal masukan dan sinyal

keluaran dari penguat mikrofon tidak mengalami perubahan frekuensi.

Data yang diperoleh dari pengujian penguat mikrofon dengan

memperbandingkan amplitudo sinyal masukan (Vin) dan sinyal keluarannya (Vout)

(51)

Prosentase galat penguatan tegangan (Av) dihitung berdasarkan prosentase

besarnya galat terhadap penguatan idealnya. Nilai penguatan tegangan ideal yang

digunakan adalah 150 seperti pada perancangan. Sebagai contoh perhitungan, untuk

data Vin=5mV dan Vout=0,65V dapat diperoleh nilai Av dan prosentase galat Av

dengan perhitungan seperti di bawah ini.

%. 13 % 100 150

130 150 % 100 150

150 Av galat %

. 130 5

65 , 0

= ×

− = ×

− =

= =

=

Av mV

V

Vin Vout Av

pp pp

Tabel 4-2 Data Hasil Pengujian Penguat Mikrofon

No. Vin (mVpp) Vout (Vpp) Av Galat Av (%)

1 5 0,65 130 13

2 10 1,3 130 13

3 15 2 133 11

4 20 2,65 133 12

5 25 3,3 132 12

(52)

Berdasarkan data pada tabel 4-2 terlihat bahwa penguat inverting sebagai

penguat mikrofon mampu bekerja baik dengan prosentase galat penguatan tegangan

lebih kecil dari 15% dan beda fase 180o antara sinyal masukan dan sinyal keluarannya.

4.2.

Pengujian Pembentuk Gelombang Kotak

Pengujian pembentuk gelombang kotak bertujuan untuk membuktikan kinerja

komparator histerisis yang berfungsi membentuk gelombang kotak dari masukan

sinyal suara manusia. Sinyal masukan dari suara manusia yang belum dikuatkan dan

sinyal keluaran pembentuk gelombang kotak ditampilkan pada gambar 4-3.

Gambar 4-3 Sinyal Masukan dari Suara Manusia (CH1) dan Sinyal Keluaran (CH2)

Pembentuk Gelombang Kotak

Hasil pengukuran terhadap frekuensi membuktikan bahwa frekuensi

gelombang kotak yang dihasilkan tidak berubah terhadap frekuensi sinyal

masukannya sehingga dapat dikatakan komparator histerisis bekerja dengan baik.

Hasil pengukuran amplitudo menunjukkan bahwa komparator histerisis dengan

tegangan catu 5V menghasilkan gelombang kotak dengan amplitudo 3,2Vpp. Hal ini

(53)

rail to rail. Gelombang kotak memiliki level rendah 0,8V dan level tinggi 4V

sehingga masih dapat digunakan dengan baik pada operasi level TTL.

Gambar 4-4 menampilkan masukan sinyal sinus dari function generator dan

sinyal keluaran dari pembentuk gelombang kotak.

Gambar 4-4 Tampilan Dual untuk Sinyal Masukan dan Sinyal Keluaran Pembentuk

Gelombang Kotak

Melalui tampilan dual pada layar osiloskop maka batas-batas tegangan histerisis dapat

diketahui sebagai berikut:

Batas Atas (T1) = 2,5V + 210mV = 2,71V.

Batas Bawah (T2) = 2,5V – 270mV = 2,23V.

Tegangan keluaran akan berubah dari keadaan rendah menjadi keadaan tinggi setelah

tegangan masukannya melebihi tegangan batas atas histerisis yaitu 2,71V. Tegangan

keluaran akan berubah dari keadaan tinggi menjadi keadaan rendah setelah tegangan

masukannya kurang dari tegangan batas bawah histerisis yaitu 2,23V.

4.3.

Pengujian Mikrokontroler sebagai Generator Fungsi

Pengujian terhadap mikrokontroler MC68HC908JL3 dilakukan dengan

(54)

Gelombang sinus dan gelombang kotak yang dibangkitkan oleh mikrokontroler

ditunjukkan pada gambar 4-5, gambar 4-6 dan gambar 4-7.

Gambar 4-5 Gelombang Sinus yang Dibangkitkan Mikrokontroler

(55)

Gambar 4-7 Gelombang Kotak Strobeclk/8 yang Dibangkitkan Mikrokontroler

Gelombang kotak pertama (strobeclk) dan kedua (strobeclk/8) masing-masing

dirancang dengan frekuensi empat kali dan setengah kali frekuensi gelombang sinus

sehingga frekuensi sinyal strobeclk adalah delapan kali frekuensi sinyal strobeclk/8.

Data frekuensi gelombang sinus dan gelombang kotak yang dibangkitkan oleh

mikrokontroler untuk empat nada reference (ref) dengan masing-masing sepuluh nada

relative (rel) ditunjukkan dalam bentuk tabel pada lampiran 3.

Sebagai contoh perhitungannya, untuk nada relative pertama pada reference

pertama, mikrokontroler dirancang untuk menghasilkan gelombang sinus dengan

frekuensi (Fsinus) 440Hz dan dua gelombang kotak dengan frekuensi masing-masing

4Fsinus dan 0,5Fsinus. Hasil pengukuran menunjukkan frekuensi gelombang sinus

terukur (Fsinus’) 439,98Hz, frekuensi strobeclk terukur (Fstrobeclk’) 1759,96Hz dan

frekuensi gelombang strobeclk/8 (Fstrobeclk/8’) 219,99Hz. Besarnya galat frekuensi

(galatF) untuk setiap gelombang dihitung seperti di bawah ini.

45ppm. 10

440Hz 439,98Hz 440Hz

10 F

' F F F

galat

% 6 6

sinus sinus sinus

sinus × =

− =

× −

= ppm ppm

23ppm. 10

4(440Hz) 439,98Hz 4(440Hz)

10 4F

' F 4F F

galat

% 6 6

sinus

sinus− × = − × =

= strobeclk ppm ppm

(56)

45ppm. 10

0,5(440Hz) 219,99Hz 0,5(440Hz)

10 0,5F

' F

0,5F F

galat

% 6 6

sinus 8 / sinus

8

/ × =

− =

× −

= strobeclk ppm ppm

strobeclk

Berdasarkan tabel data pada lampiran 3 terlihat bahwa mikrokontroler

MC68HC908JL3 mampu membangkitkan gelombang dengan sangat presisi, terbukti

dengan nilai galat frekuensi (galatF) yang tidak melebihi 81ppm.

Pengukuran terhadap amplitudo menunjukkan hasil bahwa amplitudo

gelombang sinus yang dibangkitkan adalah 4,8V dan untuk gelombang kotak yaitu

sebesar 5V. Hasil ini membuktikan bahwa mikrokontroler MC68HC908JL3

beroperasi dengan efektif dengan tegangan catu 5V.

4.4.

Pengujian Penguat Daya sebagai Penguat Akhir

Pengukuran sinyal keluaran IC LM386 sebagai penguat daya ditujukan untuk

memperlihatkan nilai penguatan tegangan yang diberikan terhadap gelombang sinus

yang dibangkitkan oleh mikrokontroler. Data yang diperoleh dari pengujian penguat

daya dengan memperbandingkan amplitudo sinyal masukan (Vin) dan sinyal

keluarannya (Vout) ditunjukkan pada tabel 4-3.

Tabel 4-3 Data Hasil Pengujian Penguat Daya

No. Vin (mV) Vout (V) Av Galat Av (%)

1 70 1,34 19,2 4,3

2 90 1,75 19,4 2,8

3 120 2,3 19,2 4,2

4 140 2,7 19,3 3,6

5 160 3,05 19,1 4,7

6 180 3,45 19,2 4,2

7 200 3,6 18,0 10,0

8 220 3,6 16,4 18,2

Prosentase galat penguatan tegangan (Av) dihitung berdasarkan prosentase

besarnya galat terhadap penguatan idealnya. Nilai penguatan tegangan ideal yang

digunakan adalah 20 seperti pada perancangan. Sebagai contoh perhitungan, untuk

data Vin=70mV dan Vout=1,34V dapat diperoleh nilai Av dan prosentase galat Av

(57)

%. 3 , 4 % 100 20

2 , 19 20 % 100 20

20 Av galat %

. 2 , 19 70

34 , 1

= ×

− = ×

− =

= =

=

Av mV

V Vin

Vout Av

Sinyal masukan dan sinyal keluaran untuk penguat daya ditunjukkan pada

gambar 4-8.

Gambar 4-8 Sinyal Masukan (CH1) dan Sinyal Keluaran (CH2) Penguat Daya

Penguatan tegangan yang berlebihan terhadap sinyal masukan penguat daya

dapat menyebabkan sinyal keluaran penguat daya LM386 mengalami clipping karena

terpotong oleh batas tegangan saturasinya. Data hasil pengujian menunjukkan bahwa

nilai Vout untuk Vin lebih dari 180mV akan mengalami clipping pada amplitudo 3,6V

seperti ditunjukkan pada data ke-9 dan 10 dari tabel 4-3. Sinyal keluaran yang

mengalami clipping akan terpotong pada batas tegangan saturasinya seperti

Gambar

Gambar 2-1 Penampang Mikrofon Kondenser Bagian Dalam
Gambar 2-4 R-2R Ladder DAC
Gambar 2-7 N-Bit Register Geser SIPO
Gambar 2-9 Konfigurasi Common Anode pada LED
+7

Referensi

Dokumen terkait

Selain melihat keindahan matahari terbit dari Puncak penanjakan 1 Bromo.Serta Kawah Gunung yang mengeluarkan asap belerang putih yang terkenal tersebut ,obyek wisata lain yang

Dengan kedudukannya yang strategik dan tersedia prasarana yang baik, Selangor sentiasa menjadi pilihan pelabur-pelabur domestik dan luar negara yang datang untuk

PT Gema Lestari Indonesia tidak terdaftar sebagai ekportir dan selama periode September 2016 s/d Agustus 2017 tidak melakukan kegiatan ekspor untuk seluruh hasil

$enting sekali dalam hal ini karena kesigapan dan kesiapan tim penanggulangan kebakaran karena sarana  prasarana yang tersedia tidak akan bisa tanpa adanya 1M

Hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS dapat diketahui bahwa nilai t hitung sebesar - 0,041 dan angka probabilitas 0,967 lebih besar dibandingkan

PDB adalah nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan ekonomi di wilayah tertentu (tanpa memperhatikan kewarganegaraan) selama 1 tahun. Termasuk

Pembentukan warna hijau pada daging terjadi pada saat proses oksidasi membentuk metmioglobin (warna coklat), bila dalam prosesnya terdapat H 2 S yang dihasilkan oleh mikroba

Kemudian meunasah yang berfungsi selain sebagai tempat pendidikan agama terutama pendidikan agama bagi anak (Quran) juga sebagai tempat ibadah, tempat pertemuan