• Tidak ada hasil yang ditemukan

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

I. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang kaya dengan berbagai jenis tanaman rempah rempah dan menjadi negara pengekspor rempah rempah terbesar di dunia. Jenis rempah rempah yang dihasilkan di Indonesia yaitu cengkeh, pala, lada, jahe, kunyit, kayu manis dan lain lain. Perdagangan rempah rempah di pasar internasional saat ini sedang berkembang pesat yang distimulasi oleh pertumbuhan ekonomi negara negara Asia dan negara maju yang direpresentasikan melalui pertumbuhan konsumsi makanan siap saji, peningkatan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan dan manfaat rempah, perkembangan wisata kuliner dengan ikon makanan khas suatu negara menjadi strategi untuk menarik devisa negara misalnya rendang (Indonesia), nasi lemak (Malaysia), laksa (Singapura), tom yum (Thailand), dan adobo (Filipina).

Menurut Hermawan (2015) Indonesia merupakan salah satu negara produsen dan eksportir rempah terbesar di dunia yang mana rata-rata rempah rempah dari Indonesia menyumbang 21,06 % dari total pasar rempah dunia pada tahun 2013. Permintaan pasar rempah rempah di pasar internasional tumbuh sejalan dengan pertumbuhan penduduk dan menyebabkan permintaan rempah rempah di pasar internasional terus meningkat. Potensi pasar yang demikian, menjadi peluang bagi negara berkembang seperti Indonesia untuk meningkatkan produksi rempah rempah sehingga dapat memenuhi kebutuhan pasar domestik maupun pasar dunia. Permintaan terhadap produk rempah rempah Indonesia di pasar dunia semakin meningkat dari waktu ke waktu karena rempah rempah saat ini memiliki manfaat yang dapat digunakan sebagai bahan baku industri ataupun bahan baku dalam pengolahan makanan. Adanya peningkatan permintaan terhadap rempah rempah Indonesia di pasar internasional memberikan dampak positif bagi Indonesia untuk terus mengembangkan produksi dan volume ekspor rempah rempah. Rempah rempah Indonesia mempunyai peran penting dalam perekonomian karena merupakan salah satu sumber devisa negara, sumber penerimaan pemerintah dan pajak, dan sebagai sumber pendapatan petani jika Indonesia terus melakukan ekspor rempah rempah dengan kualitas yang baik dan dapat memenuhi permintaan pasar dunia.

Tabel 1.1 Produksi Rempah Rempah Indonesia Menurut Jenisnya Pada Tahun 2010- 2015. Jenis Tanaman rempah Produksi (ton) 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Pala 15.700 19.800 25.200 28.100 32.700 34.300 Kayu Manis 88.100 90.300 89.600 92.000 91.400 91.500

(2)

Kemiri 100.600 99.500 97600 107.200 100.600 100.700 Lada 83.700 87.100 87.800 91.000 87.400 88.300 Cengkeh 96.500 70.700 97.800 107.600 120.200 121.300 Sumber : Badan Pusat Statistik, 2017

Berdasarkan tabel 1.1 dapat diketahui bahwa produksi rempah rempah Indonesia dari tahun ke tahun mengalami perubahan yang fluktuatif namun cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan tabel di atas juga dapat diketahui bahwa produksi rempah rempah Indonesia dari tahun ke tahun menurut jeninsya memiliki keunggulan produksi yang berbeda-beda, misalnya pada tahun 2012- 2015 cengkeh lebih unggul dibandingkan produksi jenis rempah rempah lainnya. Walaupun demikian tetap saja kelima jenis rempah tersebut memiliki peranan yang sangat penting bagi perekonomian Indonesia dibidang perdagangan rempah Indonesia ke pasar internasional.

Salah satu jenis rempah rempah Indonesia yang menjadi komoditas ekspor unggulan yaitu kayu manis. Kayu manis merupakan salah satu produk rempah-rempah yang paling banyak dijumpai di Indonesia. Selain digunakan sebagai bahan baku dalam pengolahan makanan, kayu manis juga memiliki manfaat sebagai bahan baku dalam dunia industri seperti kosmetik dan obat obatan karena kulit kayu manis memiliki kandungan minyak astiri yang dapat diolah menjadi produk yang lebih bernilai. Kayu manis yang paling banyak dikembangkan di Indonesia adalah Cinnamomum burmanii Blume dengan daerah produksinya di Sumatera Barat dan Jambi yang produknya dikenal sebagai cassia-vera atau Korinjii cassia. Selain itu ada beberapa jenis kulit kayu manis yang dikenal dalam dunia perdagangan ekspor lainnya, yaitu Cinnamomum zeylanicum, dan cinnamomum aromaticum. Jenis Cinnamomum zeylanicum yang sebagian besar diproduksi di Srilangka, dan Cinnamomum aromaticum yang diproduksi di China, Vietnam, India, dan Bangladesh.

Produk dari kayu manis yang diekspor Indonesia yaitu gulungan kulit kering kayu manis, kulit kayu manis pecahan (chip), dan bubuk kayu manis yang digunakan sebagai bahan baku untuk industri maupun bahan baku makanan (Ragimun, 2012). Rifin (2013) menerangkan bahwa kayu manis adalah salah satu jenis rempah-rempah yang banyak digunakan sebagai bahan pemberi aroma dan cita rasa dalam makanan dan minuman, bahan aditif pada pembuatan parfum serta obat-obatan. Sebagian besar kulit kayu manis yang diekspor Indonesia adalah jenis Cinnamomum burmanii. Kulit kayu manis dapat digunakan langsung dalam bentuk asli atau bubuk, atau yang sudah diolah menjadi minyak atsiri dan oleoresin (Abdullah, 1990).

(3)

Seiring dengan permintaan rempah rempah yang terus meningkat di pasar dunia, produksi kayu manis Indonesia juga cenderung meningkat. Selain Indonesia, ada beberapa negara di dunia yang terkenal sebagai produsen dan pengekspor kayu manis terbesar di pasar internasional yaitu China, dan Vietnam (FAO, 2017). Hal tersebut menunjukan bahwa Indonesia memiliki pesaing yang berat dalam memproduksi dan mengekspor kayu manis ke pasar internasional, sehingga Indonesia harus memperhatikan kuantitas dan kualitas terbaik pula untuk dapat bersaing. Gambar 1.1 menunjukan negara negara produsen kayu manis terbesar di dunia pada tahun 2014.

Gambar 1.1 Produksi Kayu Manis (ton) di Negara Indonesia, China, dan Vietnam, 2014.

Sumber : Analisis Data Sekunder FAO, 2017

Berdasarkan gambar 1.1 dapat menjelaskan bahwa Indonesia merupakan negara produsen kayu manis tertinggi yang kemudian dilanjut oleh negara China, dan Vietnam. Indonesia dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir yaitu dimulai tahun 2004 sampai 2014 menurut data FAO (2017) Indonesia mampu mempertahankan peringkat pertama mengalahkan China, dan Vietnam dalam memproduksi dan mengekpor kayu manis. Komoditas kayu manis menjadi peluang bagi Indonesia untuk dapat menambah devisa negara jika produksi kayu manis dikembangkan secara terus menururs. Menururt Ferry (2013) potensi pengembangan kayu manis di Indonesia cukup besar karena didukung oleh sumber daya alam (lahan yang sesuai), teknologi, tenaga ahli, ketersediaan sumber plasma nutfah, budidaya organik, bentuk olahan yang lebih hilir, konsumsi dalam negeri yang meningkat, serta tenaga kerja.

Sepuluh negara utama tujuan ekspor kayu manis Indonesia tahun 2015 antara lain Amerika, Netherlands, Thailand, Brazil, India, Jerman, Algeria, Republik Dominican, Vietnam, dan Malaysia (Trademap, 2017). Namun mengingat Indoesia bukan merupakan

0 20.000 40.000 60.000 80.000 100.000

(4)

negara satu satunya pengekspor kayu manis dan adanya negara negara pesaing yang sama sama mengekpor kayu manis ke negara negara tersebut mengakibatkan adanya persaingan dan diperlukan upaya-upaya untuk dapat meningkatkan dan mempertahankan jumlah produksi maupun produktivitas kayu manis dalam negeri, sebab perdagangan internasional mengharuskan setiap negara memiliki spesialisasi dan juga kemampuan untuk dapat bersaing memperebutkan pasar yang ada. Penguasaan pasar oleh suatu negara dapat menjadi suatu tolak ukur kemampuan bersaing suatu negara untuk komoditi tertentu, apalagi pada era globalisasi ini keterbukaan hubungan ekonomi antar bangsa semakin meningkat (Fahmi dkk, 2015). Oleh sebab itu, Indonesia sebagai negara produsen kayu manis harus mempersiapkan diri untuk memenuhi permintaan negara-negara pengimpor agar tidak kalah bersaing dengan negara pesaingnya.

2. Perumusan Masalah

Indonesia agar dapat meningkatkan ekspornya harus mempunyai suatu keunggulan yang berbeda dibandingkan dengan pesaingnya dari negara lain. Keunggulan alami yang dimiliki Indonesia dalam memproduksi kayu manis adalah jumlah tenaga kerja dan bahan baku yang berlimpah. Indonesia memiliki produksi kayu manis yang cukup tinggi. Indonesia termasuk ke dalam negara produsen kayu manis terbesar di dunia sehingga memiliki peluang dan potensi besar untuk dikembangkan. Berkaitan dengan informasi tersebut, dapat dikatakan bahwa Indonesia cukup memiliki kemampuan dalam memperebutkan pangsa pasar kayu manis dunia. Tetapi, meskipun produksi dan volume ekspor kayu manis yang berada dalam posisi tertinggi di dunia yang dilanjutkan oleh negara China dan Vietnam, Indonesia perlu untuk mengetahui posisi daya saingnya di pasar internasional, sehingga dapat mempertahankan dan terus meningkatkan kualitas dan kuantitas kayu manis untuk dapat tetap bersaing di pasar internasional.

Faktor-faktor eksternal maupun internal yang dapat mempengaruhi daya saing ekspor kayu manis Indonesia ke pasar internasional dan bagaimana pengaruhnya perlu diketahui dengan baik. Indonesia masih memiliki berbagai permasalahan dalam hal kemampuan mengekspor dan bersaing dalam memperebutkan pangsa pasar dunia. Permasalahan tersebut misalnya masalah produksi, harga, dan juga kualitas, serta faktor lainnya. Dalam penelitian ini akan dirumuskan beberapa permasalahan yang ingin dianalisis terkait dengan posisi daya saing ekspor kayu manis Indonesia. Berdasarkan uraian di atas dapat disusun perumusan masalah yaitu:

(5)

b. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi daya saing ekspor kayu manis Indonesia di pasar internasional ?

3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

a. Menganalisis daya saing ekspor kayu manis Indonesia di pasar internasional.

b. Menganalisis faktor-faktor yang mempengruhi daya saing ekspor kayu manis Indonesia di pasar internasional.

4. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

a. Sebagai sumber informasi bagi para manager atau pengusaha agrobisnis, khususnya komoditas kayu manis, perencana strategi perusahaan dalam bisnis kayu manis, serta produsen ataupun eksportir dalam meningkatkan daya saing ekspor kayu manis Indonesia dan memberikan gambaran prospek ekspor kayu manis Indonesia.

b. Sebagai sumber informasi dan bahan pertimbangan bagi pemerintah dan instansi terkait untuk menetapkan kebijakan ekspor kayu manis Indonesia.

c. Penelitian juga dapat bermanfaat sebagai sumber informasi dan referensi untuk penelitian selanjutnya.

Gambar

Gambar 1.1 Produksi Kayu Manis (ton) di Negara Indonesia, China, dan Vietnam,  2014.

Referensi

Dokumen terkait

Gedung H, Kampus Sekaran-Gunungpati, Semarang 50229 Telepon: (024)

Penulis dapat menyimpulkan bahwa menjadi seorang manajer itu tidak bisa dilakukan oleh sembarangan orang, terlebih dahulu orang tersebut harus dipastikan

Protein ( asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti “ yang paling utama” ) adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer

TUJUAN PENELITIAN ini adalah untuk menganalisis komunikasi persuasif yang digunakan oleh para pimpinan pada PT Adiputra Agung Perkasa (IMCode) dalam meningkatkan

Dibuat Untuk Memenuhi Syarat Mendapat Gelar Sarjana Teknik Pada JurusanTeknik Metalurgi Universitas Sultan Ageng Tirtayasav. Disusun Oleh : Asfari

Hasil penelitian ini menunjukkan return on equity berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap harga saham sehingga hipotesis dalam penelitian ini yang menyatakan return

Dengan memperhatikan hubungan antara ketersediaan armada kendaraan dengan jumlah ritase pada PT Sumatera Sekar Serana Sakti, pada dasarnya, pengguna jasa angkutan selalu

Zafatex Surabaya ialah tinggi, dan kepribadian ekstrovert introvert mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan pada