Jurnal Sabilulungan Vol 1 No 2 | 71
ITGbM Pengembangan Sektor Pariwisata Alam Jojogan Di Desa Cintaratu Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran
Asep Yusup Hanapia, Chandra Budhi L S, Aso Sukarso *)
Email : asepyusup@unsil.ac.id chandrabudhi@unsil.ac.id asosukarso@unsil.ac.id
*) Staf Pengajar Jurusan Ekonomi FE Unsil ABSTRAK
Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PPM) adalah memberikan pemahaman kepada masyarakat di Desa Cintaratu tentang potensi objek wisata alam Jojogan. Metode pelaksanaan kegiatan adalah identifikasi masalah, peninjauan lokasi potensi objek wisata, dan pelatihan. Hasil dari kegiatan PPM ini adalah terjadinya pemahaman yang baik tentang potensi objek wisata alam Jojogan dan pentingnya pembentukan Kelompok Masyarakat Penggerak Pariswisata (Kompepar).
Kata Kunci : Potensi objek wisata, dan Kompepar
ABSTRACT
The purpose of community service activities (PPM) was to make understanding regarding a potential attraction of natural tourism in Jojogan Village. The method used in this activities were problem identifications and training. The results of this PPM activities were getting the good understanding of potential attraction of natural tourism in Jojogan Village and how the importance of making a Community Group as a Movers of Tourism (Kompepar).
Keywords: Potential attraction of tourism, and Kompepar
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Analisis Situasi.
Wilayah Kecamatan Parigi adalah salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Pangandaran yang dibatasi oleh laut dibagian selatan sementara dibagian barat, timur dan utara masing-masing dibatasi oleh Kecamatan Cijulang, Cigugur, Pangandaran dan Banjarsari di Wilayah Kabupaten Ciamis. Kecamatan Parigi terdiri dari 10 desa yang merupakan wilayah agraris yang memiliki lahan subur sangat luas berupa lahan hutan, perkebunan rakyat, tegalan, pekarangan, semak belukar dan rumput-rumputan serta sawah. Masing-masing desa tersebut
Jurnal Sabilulungan Vol 1 No 2 | 72 memiliki potensi ekonomi yang berbeda-beda, salah satu daerah di pangandaran yang meiliki potensi wisata baru dan layak untuk di kembangkan juga dikenalkan kepada para wisatawan yang beribur ke Pangandaran adalah daerah Cintaratu. Ternyata di daerah Cintaratu ini mempunyai potensi wisata yang cukup menjanjikan yang bernama “Jojogan” tepatnya di dusun Gunung Tiga, desa Cintaratu, dan masih masuk kedalam kecamatan Parigi. Terletak di sebelah timur desa Cintaratu.
Objek wisata ini terdiri dari air terjun/ curug, water tubing atau lembah tempat berenang, juga Goa alam yang di dalamnya mengalir sungai yang aliran airnya menjadi hulu dari sungai yang mengalir ke objek wisata Citumang di daerah Bojong yang sedang naik daun itu. Perlu di ketahui juga bahwa air yang mengalir ke daerah Jojogan ini asalnya dari sungai Santirah yang juga merupakan tempat wisata dari daerah Selasih, jadi dalam satu aliran sungai ini terdapat 3 lokasi tempat wisata, mulai dari atas banget ada Santirah, di tengah ada Jojogan dan di hilir ada Citumang.
Gambar 1.1. Curug Jojogan
Akses jalan menuju tempat ini lumayan baik, namun ada beberapa titik di jalan raya Cintaratu yang kondisinya rusak. Jarak dari jalan raya Cibenda sampai ke lokasi ini sekitar 10 KM. Kita bisa masuk dari jalan raya Cibenda/ jalan raya parigi, kemudian masuk ke arah lokasi wisata Citumang, setelah itu perjalanan di lanjutkan dengan menyusuri jalan Cintaratu sekitar 5 KM, sudah terdapat beberapa papan penunjuk untuk menuju lokasi ini tinggal ikuti dan kita tidak
Jurnal Sabilulungan Vol 1 No 2 | 73 akan tersesat. Lokasi ini berada di ketinggian, sehingga di satu titik kita bisa melihat pemandangan pantai yang biru dan hijaunya pepohonan dari atas bukit. Sayangnya di lokasi ini masih banyak fasilitas yang kurang menunjang wisatawan seperti ketersediaan lahan parkir yang kecil, kamar mandi, atau juga wc umum. Menurut saya tempat wisata ini sebenarnya bisa berkembang seperti Citumang yang sekarang sudah banyak peminatnya, tinggal bagaimana promosi, atau iklan saja kepada para wisatawan, karena memang masih belum banyak orang yang tahu mengenai tempat ini kebanyakan hanya tempat-tempat yang sudah terkenal saja.
Memperhatikan potensi yang ada dan permasalahan yang dihadapi di wilayah Kecamatan Parigi seperti yang disajikan di atas, maka perlu pelu dilakukan penataan antara Masyarakat - Swasta - Pemerintah dalam memanfaatkan potensi tersebut. Untuk selanjutnya dirancang pembentukan wadah bagi masyarakatdalam bentuk kelompok pariwisata.
1.2. Persoalan yang dihadapi mitra
Sekaitan dengan usaha lebah madu, dalam prakteknya masih terdapat beberapa permasalahan yaitu :
1) Pemahaman masyarakat tentang pentingnya wadah untuk
pengelolaan objek wisata alam Jojogan masih rendah
2) Belum terbentuknya wadah yang menaungi pengelolaan objek wisata alam Jojogan
BAB 2 TARGET DAN LUARAN
Bentuk luaran yang dihasilkan dalam program Iptek bagi masyarakat untuk komunitas budidaya lebah madu di Kecamatan Parigi meliputi :
Tabel 2.1 Target dan luaran yang akan dilaksanakan
No. Permasalahan Solusi Target Luaran
Jurnal Sabilulungan Vol 1 No 2 | 74 tentang pentingnya wadah untuk pengelolaan ohjek wisata alam Jojogan masih rendah dengan cara
presentasi 30 orang. Mitra memahami pentingnya wadah untuk pengelolaan objek wisata alam Jojogan peserta memahami tentang pentingnya wadah untuk pengelolaan objek wisata alam Jojogan 2. Belum terbentuknya wadah yang menaungi pengelolaan objek wisata alam Jojogan Memberikan penjelasan dengan cara presentasi dan Pendampingan Mengumpulkan Peserta minimal 30 orang. Mitra memahami cara pembentukan kelompok pariwisata 90% dari jumlah peserta memahami tentang perlunya dibentuk kelompok pariwisata
BAB 3 METODE PELAKSANAAN
3.1 Permasalahan Prioritas Mitra dan Justifikasinya
Permasalahan prioritas mitra baik produksi maupun manajemen yang disepakati bersama serta justifikasi penyelesaian adalah sebagai berikut.
Tabel.2.2. Permasalahan Mitra dan Jaustifikasinya
No Permasalahan Prioritas Justifikasi Penyelesaian
1
Pemahaman masyarakat tentang pentingnya wadah untuk
pengelolaan objek wisata alam Jojogan masih rendah
Memberikan penjelasan mengenai petningnya sebuah wadah untuk
kegiatan pengelolaan objek wisata alam Jojogan
2
Belum terbentuknya wadah yang menaungi pengelolaan objek wisata alam Jojogan
Memberikan penjelasan dan
pendampingan dalam pembentukan kelompok pariwisata objek wisata alam Jojogan
3.2. Metode Pendekatan Untuk Menyelesaikan Persoalan Mitra
Pendekatan yang dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi pengusaha lebah madu adalah melakukan identifikasi dengan cara mengumpulkan informasi dengan melakukan wawancara dan FGD kepada mitra.
Jurnal Sabilulungan Vol 1 No 2 | 75 Selanjutnya menelaah kebutuhan yang diperlukan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi. Setelah diketahui hal-hal yang diperlukan pengusaha mengenai perlunya dibentuk kelembagaan usaha lebah madu kemudian menyiapkan materi presentasi dan pelatihan. Sedangkan tahap akhir membuat laporan dan mempublikasikan ke dalam jurnal PPM serta menyusun modul sebagai bahan pembelajaran.
3.3. Prosedur Kerja Untuk Mendukung Realisasi Metode Yang Ditawarkan
Gambar 3.1 Prosedur Kerja
3.4. Rencana Kegiatan Yang Menunjukkan Langkah-Langkah Solusi Atas
Persoalan
Gambar 3.2 Metode Pelaksanaan ITGbM 3.5. Partisipasi Mitra identifikasi Analisis Kebutuhan Justifikasi IDENTIFIKASI : Pengumpulan informasi dengan melakukan FGD kepada mitra ANALISIS KEBUTUHAN :
Menelaah kebutuhan yang diperlukan untuk mengatasi permasalahan PEMBUATAN MATERI PRESENTASI DAN PENDAMPINGAN : Materi meliputi presentasi dan pelatihan
MEMBUAT LAPORAN KEGIATAN : Laporan kegiatan, Dokumentasi, Draft Jurnal, Buku Ajar
Jurnal Sabilulungan Vol 1 No 2 | 76 Peran serta masyarakat sebagai mitra dalam kegiatan PPM ini lebih kepada hal-hal teknis, meliputi menyediakan tempat pelatihan, menyebarkan undangan, peralatan untuk pelatihan serta melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait. Sementara pengusul berperan dalam menyediakan materi presentasi dan pelatihan.
BAB 4 HASILYANG DICAPAI
4.1. Potensi Daya Tarik Wisata Di Desa Cintaratu, Kec Parigi, Kab Pangandaran
Potensi Pariwisata di Cintaratu yang merupakan bagian dari Kecamatan Parigi memiliki potensi daya tarik wisata yang cukup menarik, terutama daya tarik wisata alam, disana terdapat beberapa daya tarik wisata yang bisa dikembangkan lebih lanjut, seperti Pasir Gintung, melalui lokasi ini yang berada ditempat ketinggian kita bisa melihat daerah pantai yang berada di bawahnya , seperti pantai Pangandaran, Batu hiu, Parigi, Cijulang, dan Pantai Batu Karas, sehingga seleruh peseisir pantai akan nampak dengan jelas, seperti foto di bawah ini:
Jurnal Sabilulungan Vol 1 No 2 | 77 Gambar 4.2. Potensi Pariwisata Laut
Selain potensi daya tarik wisata alam, di desa ini juga menyimpan potensi daya tarik wisata seni tradisional yang belum tersentuh oleh pembinaan , seperti seni Pencak silat, Seni Tari Ketuk Tilu (Tayuban), dan seni lainnya.
Dalam bidang lain yang dapat dijadikan sebagai daya tarik wisata adalah budi daya lebah madu secara tradisional yang saat ini tergabung dalamnbeberapa kelompok dusun, diantaranya Kelompok Dusun Karangkamulyan beranggotakan 3 orang, Kelompok Dusun Cilubang beranggotakan 7 orang, Kelompok Dusun Ciawi beranggotakan 12 orang dan Kelompok Dusun Cinta Ratu beranggotakan 31 orang.
4.2. Pemanfaatan Budi Daya Lebah Madu Sebagai Daya Tarik Wisata.
Dalam Pengabdian Pada Masyarakat ini yang diikuti oleh berbagai lapisan masyarakat, terutama para peternak lebah madu sejumlah 30 orang yang merupakan perwakilan dari tiap kelompok Dusun diberikan pemahaman bahwa dengan berkembangnya pariwisata yag dicerminkan oleh banyaknya kunjungan wisatawan sangat bermanfaat bagi perkembangan budi daya lebah madu. Dengan berkembnagnya Pariwisata maka produk akhir budi daya lebah madu berupa madu tidak akan mengalami kesulitan dalam pemasarannya.
Pemasaran madu yang selama ini dengan saluruan distribusi yang yang panjang, kini diperpendek, karena konsumen yang datang ke tempat produksi, meskipun mereka datang ke lokasi yang semula untuk menikmati pemandangan
Jurnal Sabilulungan Vol 1 No 2 | 78 alam bisa melihat proses budi daya lebah madu dan diharapkan mereka (wisatawan) akan mmembeli produk madunya.
Penjelasan ini yang dilakukan oleh dosen Fakultas Ekonomi mendapat respon yang positip dari peserta dan dengan antusias berdiskusi untuk mengembangkannya, bahkan beberapa hasil diskusi ini menyepakati untuk melakukan langkah langkah sebagai berikut :
Gambar 4.3. Ceramah Pemahaman Pariwisata
Gambar 4.4. FGD Pemahaman Pariwisata
Budi Daya Lebah madu mulai dari penyiapan sarang lebah sampai dengan madu tersebut bisa dikonsumsi dapat dijadikan sebagai daya tarik wisata. Sesuai dengan hakekat Pariwisata yang berusaha untuk mendatangkan wisatawan, mereka dapat melihat bagaimana proses budi daya lebah madu, sehingga wisatawan selain dapat menikmati daya tarik pemandangan alam merekapun
Jurnal Sabilulungan Vol 1 No 2 | 79 bisa menambah pengetahuan bagaimana budi daya lebah madu yang dilakukan dengan menggalakan budi daya lebah madu :
1. Dalam budi daya lebah madu ketersediaan pakan bagi lebah berupa tanaman bunga mutlak dibutuhkan, untuk menambah daya tarik bagi wisatawan, maka disetiap rumah disarankan untuk menanam bunga sebagai pakan bagi lebah, dampak dari ditanamnya bunga tersebut maka diseluruh desa akan menjadi taman bunga yang akan menambbah daya tarik bagi wisatawan seolah olah mengunjungi sebuah kawasan Taman Bunga.
2. Selain penanaman bunga sebagi pakan lebah yang akan menambah
keindahan Desa para pesertapun bersepakat untuk membuat patung lebah di pintu gerbang Desa yang akan menjadi ciri khas bagi Desa.
Materi penyuluhan berikut yang berkaitan dengan kepariwisataan adalah pentingnya pembentukan Kelompok Masyarakat Penggerak Pariwisata (KOMPEPAR) , dijelaskan bagaimana pentingnya peranan KOMPEPAR yang intinya adalah :
Gambar 4.5. Diskusi Hasil FGD dari Pariwisata
1. Meningktkan peran serta masyarakat baik yang berperan sebagai
peternak lebah maupun tidak dalam menerima kunjungan kepada wisatawan.
Jurnal Sabilulungan Vol 1 No 2 | 80 3. Ikut serta menciptakan rasa aman dan nyaman bagi wisatawan.
4. Akatif secara langsung dalam meningkatkan SAPTA PESONA. 5. Memanfaatkan dan meningkatkan potensi daya tarik wisata Desa.
Dengan terbentuknya KOMPEPAR, diharapkan seluruh lapisan masyarakat terlibat mulai dari anak dan kaum perempuan juga aparat desa akan melibatkan diri, dengan keterlibatan seluruh komponen masyarakat ini diharapkan kunjungan wisatawan akan bertambah sehingga otomatis dapat meningkatkan daya beli masyarakat, karena dengan berkembangnya kepariwisataan di Desa Cintaratu masyarakat dapat meanfaatkannya dengan menyediakan kebutuhan wisatawan selama berada di lokasi. Secara rinci dan lengkap telah pula disampaikan susunan organisasi, lingkup kegiatan, dan uraian tugas dari masing masing seksi dalam organisasi.
Dalam hasil diskusi dengan peserta langkah pertama dalam pembentukan KOMPEPAR ini adalah akan dibentukntuknya kepengurusan sementara yang bertugas untuk merancang organisasi secara utuh untuk diajukan keberadaannya sebagai salah satu asset Desa.
Selain itu secara umum dapat dipahami bahwa keberhasilan pembangunan Pariwisata ini adalah merupakan sinergi diantara :
• PEMERINTAH : yang dalam menetapkan tujuan pembanunan Pariwisata adalah demi kesejahteraan/kemaslahatan masyarakat.
• ULAMA DAN AKADEMISI : harus melibatkan dirinya dalam menyusun kajian dan perencanaan pembangunan pariwisata yang tidak menyimpang dari nilai budaya masyarakat.
• INVESTOR : dalam menjalankan usahanya tidak hanya sekedar mencari keuntungan tetapi juga memperhatikan kesejahteraan masyarakat.
• MASYARAKAT : secara aktip berpartisipasi mengawal agar pembangunan pariwisata tidak menyimpang dari nilai nilai budaya dan aqidah setempat.
Jurnal Sabilulungan Vol 1 No 2 | 81 Gambar 4.6. Penyerahan Pengharagaan Oleh Peserta
Gambar 4.7. Penyerahan Pengharagaan Oleh Peserta
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan
1. Pariwisata mempunyai peran yang strategis dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
2. Pangandaran memiliki potensi untuk dikembangkan, salah satu objek/daya tarik wisata yang bisa dikembangkan adalah budi daya lebah madu.
3. Dengan pariwisata pemasaran madu akan lebih sederhana, karena konsumen datang langsung ke lokasi.
4. Untuk pengembangan wisata budi daya lebah madu perlu segera dibentuk kelompok penggerak pariwisata (KOMPEPAR).
5.2 Saran
Dalam pembentukan KOMPEPAR sebaiknya melibatkan seluruh komponen masyarakat, seperti aparatur Kecamatan, aparatur Desa, tokoh
Jurnal Sabilulungan Vol 1 No 2 | 82 masyarakat, peternak lebah madu, seniman, ibu rumah tangga dan pemuda.
DAFTAR PUSTAKA
Oka A Yoeti, Pengantar Periwisata, Penerbit Angkasa, Tahun 1994 Donal E Ruberg, dkk, Ekonomi Parawisata, Peberbit Gramedia,1997
Byomwn S, Pendit, Ilmu Periwisata, Sebuah Pengantar Perdana, Prdnya Paramitha, tahun 1997