• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH DALAM PEMBERDAYAAN GURU DI SMPN 1 KOTA BINJAI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH DALAM PEMBERDAYAAN GURU DI SMPN 1 KOTA BINJAI."

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAKS

Maljumadi, NIM. 08ll8813ll33 .. Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Dalam Pembedayaan Guru di SMPN I Kota Binjai. Tesis: Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan. 2011.

(2)

ABSTRACS

Maljumadi, NIM. 081188131133 "Implementation of School-Based Management In Empowering Teachers in SMPN I Binjai City. Thesis: Graduate Program, State University ofMedan. 2011.

This study aims to determine the Implementation of School-Based Management (SBM) in the empowerment of teachers, including the role of teachers in school management as well as efforts to empower teachers. Empowerment of teachers who stud ied in this regard is the involvement in planning and implementing school programs, school facilities and infrastructure procurement, fmancial management school, student and workforce as well as teacher preparation in teaching and learning at SMPNl Binjai. The m ethod used in this research is descriptive method of describing the empowerment of teachers as objects of research by analyzing them qualitatively. research focus to the principal and teachers at SMPNI Binjai. The instruments used in this research own researchers and tool use intervew and observation sheet. Other data collection techniques used were field notes and study document. This is done to obtain data supporting each other information about the implementation of school-based management in empowering teachers. The results can generally be noted that the role of teachers in school management are: The formulation of work pro grams and school finance are not performing well, where the headmaster still wear management system is closed and not transparent, the teachers are not empowered. Financial management is only managed by school principals and treasurers only fmancial records without knowing the financial. This was influential in the empowerment of teachers, in the absence of good cooperation between school principals and teachers in the formulation of work programs and school finance. Empowerment of teachers in terms of school facilities and infrastructure is not done, the teachers had not been involved in the procurement of school facilities and infrastructure. The teachers do not know where the facilities and infrastructure that are coming from and what funds are used in procurement. The role of teachers in the admission of students and workforce are: the admission of new students, teachers to function properly while staff salaries and staff schools managed by head of school without involving the teachers. The strategy used in developing the school's bead teacher for the more efficient is to supervise the class, to enable teachers to follow the deliberation of subject teachers , sending teachers to attend teacher training and also provide opportunities for teachers to pursue

(3)

MILIK PERPUSTAKAAN

UNIMED

IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLiUf

DALAM PEMBERDAYAAN GURU DI SMPNl

KOTABINJAI

}9-t

.2~

{,

MoJ

TESIS

<Dia ju~ n

quna

!Memmuni

Satan Satu Syarat

Vntui./Memperof81i

q,ra,

!Maaister<Pmd"uf' ~ n

(]!rogram

Studi

~d'ministrasi cp,rufuf'~n

Oleb

MALJUMADI

NIM.

08118831133

TGL. TERIMA

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

ME

DAN

(4)

IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

DALAM PEMBERDAYAAN GURU DI SMPN 1

KOTABINJAI

Disusun dan diajukan oleh MALJUMADI

NIM.08118831133

Telah Dipertahankan di Didepan Panitia Ujian Tesis Pada Tanggal22 Januari 2011

Dan Dinyatakan Telah Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Megister Pendidikan Program Studi Adminstrasi Pendidikan

Medan, 22 Januari 2011 Menyetujui Tim Pembimbing

y

=Dr. SUKARMAN

PURBA.

M

Pd

=

NIP.19620523 1987 031002

= Dr.M. RAJAB LUBIS, M.S =

NIP.19600112 1985031 005

Mengetahui

Ketua P rogram Studi Administrasi Pendidikan

(5)

NO.

l.

l.

..

5.

PERSETUJUAN DEW AN PENGUJI

UJIAN TESIS MAGISTER PEND IKAN

NAMA

Dr. SUKARMAN PURBA, M Pd

NIP.196l05l31987 031002

( Pembimbing I)

j--···

:-d)

Dr.M. RAJAB LUBIS, M.S

NIP.l9600lll198503 1 005

( Pembimbing II)

l ... .

Prof. Dr. Efeadi Napitupulu, M.Pd

NIP. 19631127198703 1 001

(Penguji)

Prof. Dr. Muhammad Badiran. M.Pd

NIP.19441030 1976031 001

( Penguji)

af)

;;.---..

-Dr. Zulkifli Matondang, M.Pd

NIP. 19680713 199303 1 001

(Penguji)

5. ···

Mahasiswa

Nama

:MALJUMADI

NIM

: 081188131133

Prodi

: Administrasi Peadidikaa

(6)

KATAPENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT penulis ucapkan atas limpahan rahmad dan karunia-Nya, sehinggaa penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis yang betjudul " Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah Dalam Pemberdayaan Guru Di SMPN I Kota Binjai". Selanjutnya selawat dan salam penulis kirimkan kepada Nabi Muhammad SAW. karena berkat petjuangan beliaulah kita dapat menikmati alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan dan Islam.

Penulisan tesis ini merupakan tugas akhir guna memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Pasca Sarjana Administrasi Pendidikan Univesitas Negeri Medan

Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terimakasih kepada pelbagai pihak yang telah ikut andil dalam penyelesaian tesis ini. Penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr. Syawal Gultom. M.Pd, Rektor Universitas Negeri Medan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti perkuliahan di Program Pasca Satjana UNIMED.

2. Prof.Dr. Belferik Manulang, Selaku Direktur Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan.

3. Prof. Dr. H. Syaiful Sagala, M.Pd, selaku ketua Program Studi Magister Administrasi Pendidikan Universitas Negeri Medan.

4. Dr. Sukarman, M.Pd, dan Dr.M. Rajah Lubis, M.S selaku pembimbing I dan II yang telah banyak memberikan pengarahan serta

(7)

birnbingan dalarn penyusunan tesis ini, tanpa mengenal Ielah serta terns memberikan motivasi kepada penulis untuk penyelesaian tesis ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis basil penelitian ini sesuai dengan petunjuk dan pedoman yang berlaku.

5. Bapakllbu dosen Program Studi Administrasi Pendidikan ·Universitas Negeri Medan yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan, araban dan bimbingan selarna penulis mengikuti perkuliahan dan rekan-rekan mahasiswa Pascasarjana Universitas Negeri Medan Program Studi Administrasi Pendidikan sehingga penulis menyelesaikan pendidikan di Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Ayahanda Aim. Dalimi dan lbunda Darlima yang telah memberikan motivasi dalam belajar sejak kecil hingga penyelesaian tesis ini.

7. Istri tercinta Almarhumah Rahmawati SPd yang telah mendorong penulis untuk melanjutkan pendidikan Program Pasca Sarjana di Universitas Negeri Medan.

Ananda Aria Wira Akmal Dinata dan Rimala Devianita yang telah mendoakan dan pengertiannya selama penulis menyelesaikan perkuliahan.

Drs. H. Hasmir. M.Pd selaku kepala SMPN I Kota Binjai, Guru-guru dan staf pegawai serta Siswa-siswi SMPN I Binjai yang banyak membantu memberikan informasi dalam pengumpulan data penulisan tesis ini. Semoga arnal baik dari berbagai pibak yang telah memberikan bantuan

(8)

kepada penulis mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT dan semoga hasil penelitian ini dapat bennanfaat bagi pendidikan di masa kini dan yang akan datang, Amin.

z

?

m

v

(9)

DAFTARISI

HalamaD

Abstrak ... .

Abstract ... ii

Kata Pengantar ... iii

Daftar isi .... ... ... .. . .. ... .... .. . ... . ... .. ... ... ... .. . . .. . . ... .. . . .. . . .. . v

Daftar T abel ... viii

BABI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... ... 1

B. Kerangka Konseptual ... 11

C. Fokus Masalah ... 12

D. Pertanyaan Penelitian ... 13

E. Tujuan Penelitian ... 14

F. Manfaat Penelitian ... 15

DAB ll. KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA BERPIKIR A. Kajian teoretis ... 16

1. Dasar Pelaksanaan dan Pengertian MBS ...• 16

2. Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) ... 23

3. Tujuan, Manfaat dan Prinsip Umum Pelaksanaan MBS ... 26

a. Tujuan Pelaksanaan MBS ... 26

b. Manfaat Pelaksanaan MBS ... 27

c. Prinsip-Prinsip Umum dalam MBS ... 28

4. Kesiapan Sekolah dalam Implementasi MBS ... 29

5. Pemberdayaan Guru Melalui Penerapan MBS ... 34

a. Pengertian Pemberdayaan ... 34

b. Pemberdayaan Guru Dalam MBS ... 36

6. Pembinaan Guru ... 41

(10)

B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 4 7

C. Kerangka Berpikir ... 51

BAB

m.

METODELOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 53

C. Metode Penelitian ... 53

D. Instrwnen Penelitian ... 55

E. Teknik Pengumpulan Data ... 56

F. Teknik Analisis Data ... 65

G. Uji Keabsahan Data ... 68

DAB IV. BASIL PENELITIAN A. Deskripsi Umum Sekolah Pertama Menengah Negeri 1 Binjai ... 7 1 1. Keadaan Sekolah ... 71

2. Keadaan Personil ... 72

3. Keadaan Murid ... 75

4. Visi, Misi, Tujuan dan Rencana Program Sekolah ... 76

B. Temuan Penelitian ... 78

1. PemberiJayaan Guru dalam program Sekolah ... 78

2. Pemberdayaan Guru dalam Penyediaan Sarana dan Prasarana ... 91

3. Pemberdayaan Guru dalam Pengelolaan keuangan di SMPN ... 94

4. Pemberdayaan Guru dalam Program Kesiswaan dan Ketenagaan .... 96

(11)

6. Upaya Kepala sekolah dalam Pembinaan Guru ... 104

C. Pembahasan Temuan Penelitian ... 113

1. Pemberdayaan Guru dalam Program sekolah ... ... ... ... 110

2. Pemberdayaan Guru dalam sarana dan prasarana ... 120

3. Pemberdayaan Guru dalam Pengelolaan keuangan ... 120

4. Pemberdayaan Guru dalam Program Kesiswaan dan Ketenagaan .... 121

5. Peran Guru dalam Proses Belajar Mengajar ... 121

6. Upaya Kepala sekolah dalam Pembinaan Guru ... 124

DAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 126

B. Implikasi ... 128

C. Saran ... 129

Daftar Pustaka

Lamp iran

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel

4.I Daftar Nama-Nama Kepala Sekolah SMPN I Binjai 4.2 Tenaga Pendidik SMPN I Binjai

4. 3 KualifikasiPendidikan Guru

4.4 Tenaga Kependidikan SMPN I Binjai

4.5 Data Murid SMPN I Binjai Tahun Pelajaran 2010/20II 4.6 Iklim Kerja SMPN I Binjai

4. 7 Sarana dan Prasarana SMPN I Binjai

4.8 Rekapitulasi UASBN Tahun Pelajaran 2008/2009 4.9 Rekapitulasi UASBN Tahun Pelajaran 2009/20IO

z

?

m

ix

Halaman

72 73

74

[image:12.515.24.471.93.618.2]
(13)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Pedoman Wawancara 2. Hasil Wawancara

3. Hasil Catatan Lapangan

4. Nama-Nama Kepala Sekolah ,Guru dan Pegawai SMPN I Binjai

5.Gambar-Gambar Situasi SMPN 1 Binjai

6. Surat Izin Melakukan Penelitian Lapangan dari Unimed

7. Rekomendasi Izin Penelitian dari Dinas Pendidikan Kota Binjai

8. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian Dari SMPN 1 Binjai

z

?

m

(14)

BABI PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

1

Pendidikan di Indonesia sebelum masa otonomi daerah dilaksanakan dalam suatu iklim birokrat dengan berbagai kebijakan yang harus dilaksanakan

oleh sekolah. Akibatnya sekolah tidak dapat berbuat untuk mengembangkan

programnya. Sekolah diharuskan melaksanakan segala keputusan dan kebijakan dari pemerintah pusat. Kepala sekolah dan para guru tidak dapat

mengembangkan ide-ide yang dapat dikembangkan sesuai dengan kondisi sekolah. Kepala sekolah dan para guru hanya sekedar melaksanakan kegiatan sesuai dengan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis yang sudah ada.

Penggunaan School Based Management (Manajemen Berbasis Sekolah) oleh Pemerintah Indonesia dalam kerangka meminimalisasi sentralisme pendidikan mempunyai implikasi yang signifikan bagi otonomi sekolah.

Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dilatarbelakangi dengan digulirkannya era otonomi daerah atas dasar Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 dan Undang-Undang Nomor 25 tahun 1999 Jo Peraturan

Pemerintah Nomor 25 tahun 2000 tentang Pembagian Kewenangan antara Pusat dan Daerah. Hal ini telah membawa nuansa baru untuk melaksanakan desentralisasi pengelolaan pendidikan seiring dengan otonomi daerah. Secara

operasional, kebijakan desentralisasi dimulai pada 1 Januari 2001. Diawali

dengan pelimpahan sebagian wewenang pemerintah pusat ke pemerintah daerah. Konsekuensinya bahwa telah terjadi restrukturisasi kelembagaan

pemerintah, termasuk di dalamnya bidang pendidikan. Implementasi MBS

(15)

2

pendidikan bangsa Indonesia yang kini semakin tertinggal jauh dari

negara-negara lain. Dengan diberlakukannya konsep MBS akan berdarnpak langsung terhadap pengelolaan pendidikan di Indonesia.

Pemberlakuan dari UU No. 22 tahun 1999 tentang otonomi daerah dan

Undang-Undang No. 25 tahun 1999 tentang perimbangan keuangan pusat dan

daerah membawa perubahan terhadap kewenangan yang luas kepada sekolah untuk mengatur kepentingan warga sekolah. Sekolah diberikan kesempatan

yang luas dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan masalah keuangan, pelaksanaan pembelajaran, sarana dan prasarana sekolah serta

seluruh komponen penunjang lainnya. Kristalisasi dan upaya tersebut di atas

tampak dalam penerapan konsep Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Pemerintah te1ah mengeluarkan berbagai kebijakan pendidikan dengan

menawarkan berbagai konsep yang sudah mulai diterapkan seperti konsep MBS, KTSP (K.urikulum Tingkat Satuan Pendidikan), Pendidikan Berbasis Luas (Broad Based Eduction), dan Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skill).

Beberapa konsep tersebut merupakan perubahan atau reformasi pendidikan yang sebenamya semuanya masih sating berkaitan walaupun hanya

penekanannya saja yang berbeda. Konsep MBS adalah konsep yang lebih menekankan kepada pengelolaan manajemen di sekolah. Manajemen Berbasis Sekolah lebih memberikan kebebasan kepada sekolah dalam merencanakan

dan melaksanakan pengembangan sekolah.

Latar belakang penerapan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) di sekolah menurut Pusat Pengembangan Penataran Guru Tertulis, Direktorat Jenderal

Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Pendidikan Nasional (2004)

(16)

3

a. Reformasi sekolah (school reform) merupakan suatu konsep peubahan ke

arab Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS), yang selanjutnya

b. sebagai kerangka dasar dalam peningkatan mutu pendidikan di Indonesia,

salah satunya dengan penerapan MBS.

c. Reformasi sekolah mempunyai makna yang sangat luas, bukan hanya

terbatas pada pengelolaan pendidikan di tingkat sekolah saja, tetapi

mencakup keseluruhan sistem penyelenggaraan pendidikan. Perubahan dalam dunia pendidikan dimaksud merupakan keharusan untuk

menjawab tuntutan pendidikan itu sendiri.

Kebijakan reformasi sekolah dikembangkan dengan mengacu pada konsep " sekolah efektif' yaitu sekolah yang memiliki profil mandiri,

inovatif dan memberikan iklim yang kondusif bagi warga sekolah untuk mengembangkan sikap kritis, kreatif dan secara bersama-sama mewujudkan pendidikan yang bermutu.

Beberapa alasan dan pertimbangan dilaksanakannya Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) menurut Pusat Pengembangan Penataran Guru Tertulis,

Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Pendidikan Nasional (2004) adalah:

Sekolah lebih mengetahui keadaan dirinya (baik berupa kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman bagi dirinya dibandingkan dengan

institusi lainnya, sehingga sekolah dapat mengoptimalkan dalam pemberdayaan sumber daya yang dimiliki. Sekolah diharapkan lebih

mandiri dalam mengembangkan program sekolah dalam upaya mencapai

(17)

4

b. Sekolah lebih mengetahui kebutuhan lembaga, khususnya berkaitan dengan input (masukan) dan out put (keluaran) pendidikan yang akan

dikembangkan dan didayagunakan dalam proses pendidikan.

c. Pengambilan keputusan relatif lebih tepat dan akurat, karena dilakukan

oleh pihak sekolah yang lebih tahu pennasalahannya, serta dibantu oleh

masyarakat sehingga di samping dapat menghasilkan keputusan yang

tepat dan akurat juga dapat menciptakan transparansi dan iklim

demokrasi yang sehat.

d. Keterlibatan masyarakat dalam mengontrol sekolah melahirkan

efektifitas dan efesiensi penggunaan sumber daya pendidikan secara maksimal.

e. Teijadi kompetisi yang sehat di antara masing-masing sekolah untuk

lebih meningk:atkan kualitas pendidikan melalui upaya inovatif dengan dukungan orang tua peserta didik, masyarakat dan pemerintah.

f. Sekolah dituntut untuk mempertanggungjawabkan mutu pendidikan kepada pemerintah, orang tua peserta didik dan masyarakat pada umumnya. Sekaligus sekolah dapat secara tepat mengakomodasi aspirasi

masyarakat dan lingkungan yang berubah secara cepat.

Pusat Pengembangan Penataran Guru Tertulis, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Pendidikan Nasional (2004) menjelaskan bahwa Manajemen Berbasis Sekolah atau MBS adalah teijemahan

dari School Based Managemen yang merupakan konsep baru dari kebijakan

pendidikan Nasional yang sudah dilaksanakan secara nasional. Manajemen

Berbasis Sekolah adalah suatu pendekatan pengelolaan sekolah yang

(18)

- - --·-- --·

5

sekolah dimana sekolah harus tetap berlandaskan pada tuntutan kondisi

masyarkat setempat (bottom up) dan tidak begitu saja mengikuti petunjuk/aturan birokrat pemerintah secara langsung, yang belum tentu sesuai dengan kondisi atau kebutuhan masyarakat sebenarnya di lapangan (top down).

Manajemen berbasis sekolah dapat juga diartikan sebagai suatu model

pengelolaan pendidikan yang berbasis otonomi atau kemandirian dan

pengambilan keputusan partisipatif dengan melibatkan keinginan masyarakat

pendukungnya (stake holders). Semua warga sekolah terlibat didalamnya seperti; orang tua peserta didik, pelaku ekonomi, pelaku dalam dunia industri, tokoh masyarakat. lingkungan sosial dan siapa saja yang mempunyai kebutuhan dan harapan untuk meningkatkan motu atau kualitas pendidikan sesuai dengan standar pelayanan yang ditetapkan oleh pemerintah Pusat,

Propinsi, Kabupaten dan Kota.

Upaya Untuk mewujudkan keinginan di atas maka pihak-pihak yang terlibat dengan sekolah dapat langsung memberikan aspirasi atau partisipasinya

secara bersama-sama untuk dapat merumuskan visi, misi, tujuan dan program-program prioritas sekolah serta sasaran-sasaran lain yang ingin dicapai

berdasarkan harapan, keinginan dan kebutuhan pihak-pihak terkait yang mendukung sekolah. Sehingga tujuan akhir MBS yaitu peningkatan motu

pendidikan dapat terlaksana dengan baik.

Selain itu MBS dapat diartikan sebagai wujud dari refonnasi pendidikan di

Indonesian yang menginginkan adanya perubahan dari kondisi pendidikan yang kurang baik ke kondisi baik dengan memberikan kewenangan (otorita)

(19)

6

dari pengertian MBS dapat digarisbawahi adanya ciri-ciri MBS seperti berikut ini yaitu: Sekolah memiliki otonomi yang kuat, adanya aspirasi dan partisipasi masyarakat secara aktif, proses pengambilan keputusan yang demokratis dan berkeadilan, dan adanya akuntabilitas dan transparansi dalam setiap kegiatan pendidikan.

Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 51 butir pertama yang didalamnya berisikan tentang Pelaksanaan MBS ditetapkan yang menyatakan bahwa " pengelolaan satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar dan pendidikan menengah melaksanakan prinsip manajemen berbasis sekolah. Kemandirian sekolah dalam Manajemen Berbasis Sekolah merupakan salah satu sasaran dari kebijakan desentralisasi pendidikan. Namun demikian banyak pendidik tetap berpendirian bahwa desentralisasi kewenangan dari pusat ke level sekolah tidak menjamin bahwa sekolah secara otomatis dapat menggunakan kewenangan tersebut secara efektif bagi peningkatan mutu pendidikan. Oleh sebab itu pelaku pendidikan dan masyarakat luas (orang tua siswa terutama) harus membantu mendukung pengambilan keputusan /kebijakaan sekolah.

(20)

7

dan masyarakat. Pada akhimya mereka akan menggunakan sumber daya se efesien mungkin untuk mencapai basil yang optimal.

Profesionalisme dan akuntabilitas kerja sangat dibutuhkan dalam pengembangan sekolah yang bennutu. Profesionalisme berarti barus dimulai dari pembuatan program kerja, pengorganisasian sekolah serta pengelolaan sekolah.

Akuntabilitas adalah pertanggungjawaban sekolah dalam melaksanakan program MBS. Pertanggungjawaban yang dimaksud adalah mencakup bagaimana sekolah tetap dan menegakkan ( 1) Kesesuaian antara tujuan pendidikan yang telah dirumuskan oleb dinas pendidikan di wilayah otonominya dengan falsafah, moral dan etika yang diakui masyarakat luas, (2) Kesesuaian antara tujuaan pendidikan di daerah dengan proses kegiatan serta basil dan dampak (kompetensi lulusan yang dicapai), (3) Keterbukaan terhadap pihak-pihak luar yang berkepentingan atau yang memiliki kewenangan dengan pendidikan (stakeholder) untuk melakukan penilaian atau evaluasi terhadap proses dan basil pendidikan, ( 4) Pertanggung jawaban mengenai pemanfatan sumber daya (finansial maupun insani) dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh sekolah dan ( 5) Kesadaran personil sekolah dan masyarakat bahwa profesionalisme lebih diutamakan.

(21)

8

menjadi slogan muluk: karena segala bentuk kebijakan dan program pada akhimya akan ditentukan oleh kinerja guru dalam malaksanakannya.

Penerapan MBS membawa pencerahana baru bagi guru karena fokus utama MBS lebih dtekankan pada pemberdayaan sekolah termasuk: upaya yang lebih efektif untuk memberdayakan guru dalam berbagai tuntutan dan perubahan. Guru menempati posisi sentral dalam arti pemberdayaan secara profesional dan proporsional. Selama ini upaya peningkatan mutu pendidikan selalu mengabaikan guru (terutama kesejahteraan). Guru sebagai insan pendidikan harus lebih diperankan sebagai subjek dan buk:an sebagai objek dengan diperlakuk:an sebagai mitra dan bukan bawahan.

Penerapan Manajemen pendidikan rnelalui MBS harus dapat memberikan jaminan agar para guru mendapat mengembangkan ide-idenya dalam tugas/tenaga pendidik untuk: mengembangkan dirinya secara profesional sebagai pelaksana pendidikan, khususnya di tingkat instruksional dan institusional dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepada guru. Di samping itu MBS juga dapat memberikan umpan balik terhadap kontribusi guru, termasuk: insentifkerja yang memadai sesuai dengan yang dilakukan atau dikerjakan, pengembangan dan ganjaran pengajaran yang baik, memperhitungkan hak-hak guru yang diterirnanya untuk berkontribusi dalam pembuatan keputusan yang berkenaan dengan mereka, dan meningkatkan hubungan serta komunikasi yang baik antara guru dengan pihak pendidikan lainnya seperti orang tua dan pengelola serta pejabat pendidikan.

(22)

9

pemandu mata pelajaran. Di sarnping itu kepala sekolah melakukan supervisi kelas untuk melihat keberhasilan guru dalarn pelaksanaan pengajaran demi menunjang profesionalisme guru. Tetapi dalarn pelaksanaan MBS menuju pemberdayaan guru belum sepenuhnya berjalan baik. Hal ini disebabkan karena manajemen kepala sekolah yang masih tertutup, kurangnya transparansi antara kepala sekolah dan guru mempengaruhi dalarn implementasi MBS dalarn memperdayakan guru-guru.

Guru memegang peranan yang arnat penting dalarn upaya pengembangan sumber daya manusia melalui pendidikan. Narnun kenyataanya guru tetap terabaikan dalarn perwujudan keberdayaannya sebagai insan pendidikan terutama dalarn hal pengembangan diri, kreativitas dan inovasi yang masih kurang.

(23)

10

Dikdasmen dengan predikat A dan basil ujian nasional level A serta basil akreditasi dari BAS dengan predikat A.

Selanjutnya berdasarkan masalah yang diuraikan diatas, maka peneliti mempertimbangkan bahwa implementasi MBS dalam pembedayaan guru merupakan salah satu kajian yang menarik untuk diteliti secara ilmiah. Sebelum membahas masalah tersebut lebih mendalam, peneliti telah melakukan pengamatan menyeluruh (Grand-tour observation) dengan mengunj ungi langsung SMPN 1 Kota Binjai. Dari hasil observasi umum selama dua bulan, pada bulan Agustus dan September 201 0 penulis berhasil mengidentifikasikan gejala-gejala umum sebagai berikut:

a. Kepala sekolah belum besifat demokratis , sehingga segala keputusan mengenai manajemen pendidikan sekolah didominasi oleh kepala sekolah. b. Transparansi anggaran pendidikan sekolah yang dilakukan oleh kepala

sekolah masih belum bersifat terbuka, guru tidak mengetahui hal-hal mengenai keuangan sekolah, karena guru tidak memiliki peran dalam hal keuangan sekolah.

Keputusan dalam pengambilan pendapat dalam rapat guru dengan kepala sekolah di lakukan dengan musyawarah, namun keputusan tetap berada pada kepala sekolah. Kepala sekolah tetap menjadi penentu dalam pengambilan keputusan sekolah

(24)

11

e. Paradigma sebahagian guru yang belum berubah dalam pengembangan ilmu pengetahuan yang begitu pesat, menuntut guru untuk lebih kreatif dalam mengembangkan pengetahuan dengan banyak belajar

f. Supervisi yang dilakukan kepala sekolah dalam peningkatan profesional guru belum terwujud, supervisi dilakukan hanya dua kali dalam setahun dan bersifat insidentil atau tidak terprogram dengan baik.

Kerangka Konseptual Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas dan basil pengamatan awal di sekolah maka dapat diuraikan kerangka konseptual yang terkait dengan fokus penelitian di antaranya adalah sebagai berkut:

>

a. Guru belum berperan akrtif dalam pelaksanaan program sekolah karena program sekolah banyak yang didominasi oleh kepala sekolah, sehingga kesempatan guru dalam pengembangan ide-ide demi keefektifan sekolah kurang terlaksana.

Guru belum berperan aktif dalam penyediaan sarana dan prasarana sekolah karena masih didominasi oleh kepala sekolah

Guru belum terlibat sepenuhnya dalam hal keuangan sekolah, sehingga guru tidak mengetahui sumber pendapatan dan belanja sekolah

Kepala sekolah masih mendominasi program yang berkaitan dengan kesiswaan dan ketenagaan

(25)

12

f. Kepala sekolah belum memberdayakan guru sepenuhnya dalam pelaksanaan program sekolah, sehingga masih tidak terlibat dalam pengembangan program sekolah.

g. Kepala sekolah belum sepenuhnya memahami prinsip-prinsip pengembangan sekolah berdasarkan manajemen berbasis sekolah h. Implementasi manajemen berbasis sekolah belum terlaksana

sepenuhnya berdasarkan prinsip-prinsip umum MBS

Fokus Masalah

Berdasarkan penelitian pendahuluan (grand Tour) di SMPN I Kota Binjai diperoleh informasi bahwa SMPN I Binjai telah melaksanakan implementasi manajemen berbasis sekolah. Untuk itulah peneliti merasa tertarik untuk meneliti tentang Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dalam pemberdayaan guru di SMPN I Kota Binjai.

Berdasarkan uraian pada permasalahan di atas, penulis menetapkan fokus masalah. Fokus masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah:

1. Pemberdayaan guru dalam program sekolah

2. Pemberdayaan guru dalam penyediaan sarana dan prasarana 3. Transparansi pertanggungjawaban keuangan di SMPN 1 Binjai 4. Pemberdayaan guru dalam program kesiswaan dan ketenagaan

5. Pemberdayaan guru dalam proses belajar mengajar

6. Upaya yang dilakukan kepala sekolah dalam pembinaan guru

(26)

13

Pendidikan (LPMP), maupun oleh Dinas Pendidikan Kota Binjai. Bahkan diantaranya ada yang ditatar di tingkat nasional.

D. Pertanyaan Penelitian

lmplementasi adalah pelaksanaan program Manajemen Berbasis Sekolab. Manajemen Berbasis Sekolah adalab proses manajemen sekolab yang diarabkan pada peningkatan mutu pendidikan secara otonomi, direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi dengan melibatkan semua stakeholder sekolah. Sekolab diharapkan dapat lebih mandiri dan menyusun serta mengembangkan tuj uan pendidikan yang diharapkan. Manajemen Berbasis sekolab memberi kesempatan kepada sekolab untuk berkembang sesuai dengan harapan masyarakat dan peserta didik. Melalui pelaksanaan manejemen berbasis sekolah yang tepat dan sesuai dengan prinisip-prinsip manejemen berbasis sekolah maka diharapkan sekolab lebih dapat mengembangkan kemampuannya dalam meningkatkan mutu pendidikan peserta didiknya.

Berdasarkan pembatasan masalah yang telab dikemukan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian adalah "Bagaimana implementasi pemberdayaan guru dalam Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) di SMPN 1 Kota Binjai ". Dari permasalahan umum maka muncul beberapa pertanyaan-pertanyaan menyangkut penelitian yaitu tentang :

a) Bagaimana peran guru dalam pelaksanaan program sekolah di SMPN 1 Kota Binjai?

b) Bagaimanakab peran guru dalam penyediaan sarana dan prasarana sekolah di SMPN 1 Kota Binjai?

(27)

14

d) Bagaimanakah peran guru dalam kegiatan kesiswaan dan pengangkatan ketenagaan?

e) Bagaimanakah peran guru dalam Proses Belajar Mengajar (PBM) di SMPN 1 Kota Binjai?

f) Bagaimana upaya kepala sekolah dalam pembinaan guru di SMPN 1 Kota Binjai?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: TujuanUmum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk melakukan penilaian secara ilmiah, objekti:f, dan empiris tentang implementasi manajemen berbasis sekolah dalam memberdayakan guru

Tujuan Khusus

Berdasarkan latar belakang masalah dan perumusan masalah, secara khusus penelitian ini bertujuan :

(a) Untuk mengetahui peran guru dalam pelaksanaan program sekolah di SMPN 1 Binjai,

(b) Untuk mengetahui peran guru dalam penyediaan sarana dan prasarana sekolah di SMPN 1 Binjai

(c) Untuk mengetahui peran guru dalam keuangan sekolah

(28)

..

15

(d) Untuk mengetahui upaya kepala sekolah dalam memberdayakan guru di SMPN 1 Binjai

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada : Kepala Dinas Pendidikan Kota Binjai, Kepala Sekolah, Guru dan peneliti. Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu bahan kajian dalam upaya untuk mendalami Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah dalam pemberdayaan guru di suatu 1embaga pendidikan tingkat menengah, khususnya SMPN 1 Binjai. Selanjutnya temuan penelitian ini diharapkan dapat menjadi kontribusi terhadap rencana pengembangan sekolah (RPS) khususnya pengembangan manajemennya.

b. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap upaya peningkatan lmplementasi Manajemen Berbasis Sekolah di SMPN I Binjai. Secara terinci, basil penelitian ini diharapkan berguna :

1 ). Kepala Dinas Pendidikan Kota Binjai

(29)

16

pendidikan Kota Binjai untuk mendorong baik: moril maupun spritual dalam mengembangkan manajemen berbasis sekolah terutama di Kota Binjai

2) Kepala sekolah

Kepala sekolah dalam memimpin sekolah dapat mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam mengembangkan program sekolah sesuai dengan pronsip-prinsip MBS. Kepala Sekolah sebagai pimpinan di SMPN 1 dalam menjalankan fungsi dan tugasnya sesuai dengan tuntutan otonomi daerah, kepala sekolah SMPN 1 Binjai sebagai top manager di sekolah dapat meningkatkan akuntabilitas, demokrasi dan

keterbukaan dengan personil sekolah khususnya guru sesuai dengan prinsi-prinsipMBS

3). Guru

Dapat menjadi masukan dan acuan dalam meningkatkan peran serta dalam pengembangan, perancanaan dan pelaksanaan program sekolah serta meningkatkan kualitas guru dalam pembelajaran

Sebagai bahan perbandingan untuk penelitian yang relevan di kemudian hari

~ILIK

PERPUSTAKAAN

1

UNIMED

J

(30)

-===---"-126

BABV

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulaa

Berdasarkan paparan data dan uraian pembahasan basil penelitian yang telah diuraikan pada bah sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan penelitian ini

adalah

sebagai berikut:

1. Peran guru dalam pengelolaan sekolah

Guru-guru tidak berperan dalam penyusunan rencana pengembangan sekolah, babkan guru-guru tidak mengetahui RPS. Rencana pengembangan sekolah (RPS) dan program kerja dikelola oleh kepala sekolah tanpa melibatkan guru, sehingga potensi guru melalui ide-ide dan perubahan yang mungkin ada akan terpendam. Dalam pembentukan struktur organisasi sekolah belum semua personil sekolah dilibatkan. Kelemahan manajemen sekolah adalah mekanisme kerja bagi masing-masing individu menyangkut wakil kepala sekolah urusan kurikulum, wakil kepala sekolah urusan siswa, wakil kepala sekolah urusan humas, wakil kepala sekolah urusan sarana

dan prasanma dan wali kelas tidak dijelaskan secara terperinci yang menyebabkan lemah dalam peJaksanaanya. Para wakil kepala sekolah yang membidangi suatu urusan diangkat berdasarkan kebij akan kepala sekolah. 2. Peran guru dalam sarana dan prasaraoa

Guru-guru dalam hal sarana dan prasarana tidak diberdayakan. W akil kepala sekolah urusan sarana dan prasarana khususnya dan guru-guru pada umumnya tidak terlibat dalam pengadaan sarana dan prasarana. Guru-guru

(31)

127

pendukung lainya tersedia dengan baik. Hal ini diperoleh dari bantuan pemerintah dan inisiatif dari kepala sekolah dan guru yaitu dimana kepala sekolah membuat suatu kebijakan dengan menyarankan guru untuk membuat proposal berkaitan dengan prasarana yang dibutuhkannya dalam proses pembelajaran.

3. Peran guru dalam pengelolaan keuangan

Guru-gmu tidak ada berperan dalam pengelolaan keuangan sekolah. Belum adanya transparansi dari kepala sekolah mengenai keuangan sekola.h. sehingga menimbulkan kecemburuan dan sering curiga terhadap kepala sekolah serta guru-guru juga tidak berperan dalam penyusunan Rencana Anggaran dan Pendapatan Sekolah (RAPBS).

4. Peran guru dalam kesiswaan dan ketenagan

Peran gmu dalam kesiswaan sudah beljalan dengan baik. Guru cukup aktif dalam meb"batkan diri melalui penerimaan siswa baru dan melaksanakan berbagai kegiatan ekstra kurikuler siswa, akan tetapi mengenai masalab ketenagan dikelola sendiri oleh kepala sekolah

5. Peran guru dalam proses mengajar

Peran guru dalam proses masih terlalu mengikuti paradigma lama. Guru belum mengembangkan kemampuannya secara baik dalam mengajar guru masih hanya berpedoman pada buku pegangan guru saja.

(32)

128

disebabkan manajemen manajerial sekolah yang diterapkan kepala sekolah masih tetutup dan kurang transparansi.

6. Upaya kepala sekolah dalam memberdayakan guru

Kepala sekolah telah berupaya dalam memberdayakan guru. MBS menuntut kemandiriaan kepala sekolah dalam memberdayakan guru salah satunya dengan penyediaan media pembelajaran, mengak.tifkan MGMP, supervisi kelas dan melakukuan pelatihan. Upaya kepala sekolah ini membawa dampak. bagi guru dalam pengembangan dirinya sehingga guru akan lebih berdaya dalam melak.sanak.an tugas pembelajaran. Guru yang berdaya akan mampu meningkatkan kinerjanya sehingga menghasilkan mutu pendidikan yang lebih baik yang ditandai out put Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN) yang terus meningkat basil perolehan nilai dan persentase kelulusan siswa.

B. Implikasi

Peran guru dalam pengelolaan sekolah SMPN 1 Binjai, perlu ditingkatkan. Program sekolah yang merupakan rencana yang akan dicapai sekolah pada setiap komponennya perlu peran aktif dari ~ sehingga ide-ide yang dimiliki guru dalam pengembangan sekolah dapat tertampung. Pembentukan struktur sek.olah meh'Datkan seluruh personil sekolah, sehingga gmu-guru mengetahui apa yang hams dilak.ukan dan bertanggung jawab sesuai dengan tugas dan fungsinya.

(33)

129

bendahara sekolah saja, tetapi juga perlu keterlibatan guru. Pengelolaan Keuangan, terutama transparansi penggunaan keuangan sekolah. Peran guru dalam pengelolaan keuangan sekolah di SMPN 1 Binjai perlu dilakukan.

Peran guru dalam kesiswaan dan ketenagan perlu diberdayakan. Guru-guru di SMPN 1 Binjai dalam hal kesiswaan telah terlibat aktif. Keterlibatan guru dalam kesiswaan diantaranya keilrutsertaan dalam panitia penerimaan siswa baru di SMPN 1 Binjai. Dalam hal ketenagaan perlu pertimbangan guru dalam pengangkatan ketanagaan di SMPN 1 Binjai.

Peran guru dalam proses belajar mengajar perlu terus ditingkatkan. Peningk.atan peran guru dalam proses belajar mengajar harus terus dapat mengembangkan dan meningkatkan profesinal guru. Paradigma mengajar model lama barus segera ditinggalkan. Guru tidak hanya berpedoman pada buku pegangan guru yang ada namun lebih mengembangkannya, begitu pula halnya dengan metode yang digunakan dalam mengajar tidak dominan menggunakan metode ceramah.

Kepala sekolah SMPN 1 harus mampu untuk terus memberdayakan guru. Pemberdayaan dapat dilakukan dengan terus mengaktifkan keikutsertaan guru dalam MGMP, melakukan supervisi kelas, memberi kesempatan guru untuk meningksrtaJqm pendidikannya, dan penyediaan media pembelajaran untuk digunakan guru dalam kegiatan belajar mengajar.

C. Saran

(34)

130

1. Kepala sekolah harus lebih demokratis dalam mengelola pendidikan di SMPN 1 Binjai, dengan memberi kesempatan kepada guru untuk menyampaikan pendapat atau ide-ide dalam pengambilan keputusan dan berpartisipasi dalam menentukan kebijakan sekolah, serta penyusunan dan pelaksanaan program sekolah. Guru-guru harus dapat diberdayakan dalam meningkatkan pencapaian program sekolah. Perencanaan dan pelaksanaan program sekolah perlu memberdayakan guru. P eran guru dalam perencanaan dan pelaksanaan program sekolah perlu ditingkatkan, sehingga guru mengetahui program sekolah yang dilaksanakan dan ide-ide guru dalam pengembangan sekolah dapat terkomodir. Guru-guru yang dilibatkan dalam penyusunan progran sekolah akan turut bertanggungjawab terh&dap pelaksanaan program. Pelaksaan Manajemen Berbasis Sekolah perlu pengawasan dinas pendidikan Kota Binjai dan Dinas Pendidikan Nasional Provinsi Sumatera Utara agar kualitas pendidikan di SMPN I Binjai sesuai dengan maksud dan tujuan MBS. SMPN 1 Binjai yang merupakan Sekolah Rintisan Berstandar Nasional (RSBI) harus terus mempertahankan keunggulannya dari SMP-SMP lain di kota Binjai, sehingga kepercayaan yang telah diberikan pemerintah dan masyarakat dalam mamajukan pendid:ikan dapat dipertahankan.

(35)

>

131

3. Transparansi pertanggungjawaban keuangan di SMPN 1 Binjai

Kepala sekolah dibarapkan dapat lebih terbuka dalam hal keuangan sekolah dengan memberdayakan guru dalam pengelolaan keuangan sekolah. Upaya kepala sekolah dalam pembinaan guru diharapkan dapat berkelanjutan dan berlangsung kontiniu sehingga berpengaruh positif bagi guru dalam mengembangkan pembelajaran yang efektif dan efesien sehingga output (lulusan) yang dihasilkan dapat bermutu, dan SMPN 1 Binjai dapat terus menjadi sekolah favorit di Kota Binjai.

4. Pemberdayaan guru dalam program kesiswaan dan ketenagaan

Pemberdayaan guru dalam program kesiswaan agar dapat terus dipertahankan dan ditingkatkan serta pemberdayaan guru dalam perengkrutan tenaga pendidik perlu dilaksanakan, sehingga guru dapat mengetahui tenaga kependidikan yang akan diangkat dan tugasnya.

5. Pemberdayaan guru dalam proses belajar mengajar

Manajemen pembelajaran adalah aplikasi prinsif, konsep dan teori manajemen dalam aktivitas pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Para guru untuk mengorganisir pelaksanaan pembelajaran diperlukan pengelolaan pembelajaran dengan efektif. Pembelajaran yang dikelola dengan manajemen yang efektif dibarapkan dapat mengembangkan potensi siswa, sebingga memilik.i pengetabuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang mengakar pada individu siswa serta para guru diharapkan dapat meninggalkan pengajaran dengan paradigma lama.

(36)

132

sehingga output (lulusan) yang dihasilkan dapat bennutu, dan SMPN 1 Binjai dapat terus menjadi sekolah favorit di Kota Binjai. Pembina pendidikan di Kota Binjai perlu terus mengawasi pelaksanaan pendidikan di SMPN 1 Binjai. Pengawasan dari dinas pendidikan harus dibarengi dengan kemampuan dinas pendidikan daerah memberikan supervisi dan konsultasi bagi guru-guru di sekolah yang ada, khususnya di SMPN I Binjai. Dimana supervisi dan konsultasi diharapkan langsung terjun ke sekolah dan melihat kendala yang ada di sekolah tersebut serta mencari j alan keluamya, dan tidak hanya menunggu laporan dari pihak sekolah.

z

?

(37)

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, S; 2001, Manajemen Sumber Daya Manusia. Yokyakarta, BPFE Yokyakarta

133

Bafadal, Ibrahim; 2004, Peningkatan Profesionalisme guru Sekolah Dasar, Dalam Keraagka Maaajemen Penillgkatu Motu Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara

Daryanto; 2001 Administrasi PendidikaD. Jakarta: Rineka Cipta

Depdikanas; 2004.Manajemen Berbasis sekolah. BandUD8: Direktorat

Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Pusat Pengembangan

Penataran Guru Tertrulis

Depdiknas; 2001, Manajemen Peningkatan Motu Berbasis Sekolah. Jakarta.

Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Direktorat Pendidikan Umum

---'2003, Maaajemen Berbasis Sekolah. Jakarta, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah , Direktorat Pendidikan Umum

Deasler, Gary; 1997, Human Resource Management, New Jersey Prentice

HalL Inc

Duhou Abu. lbtisan; 2003, School Based Muagement, Bandung:

Rosdakarya,

Dwinata, Yulinda; 2008, "Implementasi Manajemea Berbasis Sekolah

(MBS)", ~ Medan. Universitas Negeri Medan

Fattah. Nanang; 2004, Maaajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Pustaka Bani Quraisy

Guna ~ Rryh; 1996 Administrsi Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta

Hadiyanto; 2004 Meaeari Sosok Deseatralisasi Mallajemen Pendidikan di IDdoDCiia, Jakarta: Rineka Cipta

Handoko. T.Hani; 2001, Manajemen. Yokyakarta: BPFE

Hasibuan Melayu; 1996 Manajemen Sumber Daya Manusia, Bandung:

BumiAksara

(38)

134

Kamars, Dachnel; 2004 Administrasi Pendidikan Teori dan praktek. Padang: Suryani Indah

Kycld. Lesley, dkk; 2004, Pengembangan Profesional Untuk Manajemen Pendidikan. Jakarta: Grasindo

Luci; 2008, "Peranan Kepala Sekolah dalam lmplementasi Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS) di SMPN 3 Tarutung" Tesis, Medan. Universitas Negeri Medan

Maleong, Lexi: 2001 Metodologi PeneUtian Kwalitatif, Bandung: Remaja RosdaKarya

Mudyaharjo, Redja; 2001, Pengantar Pendidikan, Jakarta: Rajawali Pers Mulyasa; 2()03, Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung: Remaja Rosda

karya

- ---'2003, Manajemen Berbasis Sekolah, Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pendidikan Umum Nurkholis; 2003, Manajaemen Berbasis Sekolah, Jakarta: . Grasindo

Nurkholis; 2003, Manajemen Berbasis Sekolah, Teori, Model dan Aplikasi, Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia

Ngatman; 2008, "Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Pada Sekolah Dasar Pereobaan" Tesis Negeri Medan. Medan,

Universitas Negeri Medan, Tesis

Pidarta, Made; 1997, Manajemen Berbasis Sekolah, Jakaarta, Bumi Aksara Sutikno, Sobry; 2004, Mennju Pendidikan Bei"Diutu. Jakarta: Grasindo Salusu, J; 1996, Pengambilan Keputusan Strategik: Untuk Organisasi

Publik dan non Publik. Jakarta: Bandung: Gramedia Widyasarana Indonesia

Subakir, Supriona, dkk; 2002, Manajemen Berbasis Sekolah. Kerja sama Pemerintah RI dan UNICEF, UNESCO. Jakarta

Surya, Muhammad; 2003 Percikan Perjuangan Guru, Jakarta: Aneka llmu

Suryosubroto; 2004

Manajemen Pendidilum di Sekolah,

Jakarta: PT.

Rineka Cipta, 2004

(39)

135

Usman, Uzer: 2002 Menjadi Guru Profesional, Bandung:

Rosdakarya, Remaja

Yundiser; 2008, "Pengaruh Penguasaan Kepala Sekolah Tentang Manajemen Berbasis Sekolah dan Peran komite Sekolah",

Tesi~

Medan, Universitas Negeri Medan

Zahra; 2008, "lmplementasi Manajemen Berbasis Sekolah diSMK Negeri 2 Lhonbeumawe". Tesis, Medan, Universitas Negeri Medan

z

?

Gambar

Tabel Halaman

Referensi

Dokumen terkait

Proses manajemen kinerja melakukan pendekatan holistik untuk mengelola kinerja yang menjadi kepentingan setiap orang dalam organisasi.Namun, tidak perlu menjadi praktik

LEMBAR HASIL PENILAIAN SEJAWAT SEBIDANG ATAU PEER REVIEW KARYA ILMIAH : PROSIDING MAKALAH YANG DIPRESENTASIKAN. Judul

Data yang diperoleh dari lokasi penelitian dianalisa secara deskriptif yang ditampilkan dalam tabel dan gambar-gambar. Untuk mengetahui indeks keanekaragaman dari

18 Isi pembelajaran sangat sesuai dengan minat saya 19 Dalam pembelajaran, metode yang digunakan guru. sangat

Bertambahnya Pengetahuan dan ketrampilan petani , penyuluh dan UPTD dalam Budidaya Jamur dan Pembuatan SRI Organik serta dalam Pengoperasian Alsintan. HASIL

Setiap orang yang melakukan tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 209 Kitab Undang-undang Hukum Pidana, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN HELLISON UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI TANGGUNG JAWAB DALAM PEMBELAJARAN SENAM.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Dormansi pada benih delima dapat diatasi dengan perlakuan