NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL SENGSARA MEMBAWA NIKMAT KARYA TULIS SUTAN SATI
Rahmat Elvian ¹, Hj. Syofiani 2 , Romi Isnanda2 1
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 2
Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni,
Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta
E-mail : RahmatElvian21@yahoo.com ABSTRACT
The aim of research to describe the educational value of a character in the novel "Sengsara Membawa Nikmat" by Tulis St. Sati. The theory used is the opinion Said Hamid Hasan, et al (2006), which includes 18 pillars of character. The research is a qualitative study using descriptive methods Mardalis (2007). Data collection is done by: (1) reading the novel
Sengsara Membawa Nikmat the work of Tulis St. Sati so it can understand the language presented in the novel, (2) records the data associated with the object of research, and classify data based on penelitian.Teknik problems of data analysis done by: (1) to analyze the data that have been classified in accordance with aspects studied, (2) interpret the results of data analysis, classify and (3) formulating the conclusion of the study. Based on the analysis of data on novel Sengsara Membawa Nikmat the work of Tulis St. Sati there are 15 aspects of character education that values religious values, honesty, tolerance, discipline, hard work, creative, independent, democratic, curiosity, love of the homeland, recognize excellence, friendship, love of peace, social care and responsibility. The dominant character of educational value is the value of education found that there are 11 religious character data and character education values of social care, there are 4 data, while the value of character education that is not found in this novel is the national spirit, love to read, and care for the environment. Thus, it can be concluded that the novel Sengsara Membawa Nikmat works Tulis St. Sati contains the values of character education.
Keywords: Value Character Education, Novel.
Pendahuluan
Karya sastra merupakan suatu hal yang menarik untuk dibicarakan karena ia lahir bukan sekadar untuk menghibur, tetapi mengandung nilai-nilai yang relevan dengan kehidupan. Kehadiran karya sastra tidak terlepas dari kehidupan manusia dengan menggunakan bahasa sebagai
mediumnya. Ciri kreatif dan ciri
kemanusiaan itu disebabkan seni itu lahir akibat adanya perpaduan harmonis antara manusia dan alam (Semi,1988:8).
Untuk memahami dan mengetahui nilai-nilai yang terkandung dalam karya sastra, pembaca harus membaca karya sastra terlebih dahulu sehingga pembaca
dapat memahami dan mengetahui
hubungan-hubungan antarmanusia dengan
keinginan-keinginannya. Menurut Wellek dan Warren (1993:2) pemahaman dan apresiasi adalah syarat yang harus dimiliki sebelum mengembangkan pengetahuan dan pemikiran terhadap karya sastra.
Secara umum, dunia sastra
mengenal tiga ragam karya sastra yaitu, Prosa, drama dan puisi. Karya sastra
pertama, Prosa pada hakekatnya
merupakan cerita (narasi), maka di dalamnya ada penokohan, alur, tema, pusat pengisahan, latar dan gaya bahasa yang disebut unsur intrinsik prosa dan memiliki unsur yang berada di luar karya sastra prosa meliputi, psikologi, ideologi, politik, kebudayaan dan lainnya yang disebut unsur ekstrinsik. Karya sastra kedua, drama adalah perasaan manusia yang beraksi didepan mata kita, drama tidak menekankan pada pembicaraan tentang sesuatu, tetapi yang paling penting adalah melihatkan dan mempertontonkan sesuatu melalui tiruan gerak. Dan karya sastra yang ketiga, puisi adalah keindahan dan suasana yang terdapat di dalam kata-kata. Puisi bukan susunan kata-kata yang membentuk baris atau bait, tetapi sesuatu yang terkandung di dalam kata, baris, dan bait (Atmazaki, 1990:37-43).
Karya sastra termasuk prosa, dapat menyampaikan pesan-pesan moral, baik secara implisit maupun eksplisit. Salah satu prosa yang mengupas kehidupan manusia dengan segala permasalahan
manusia dan masyarakat sekitarnya adalah novel (Semi, 1988:32). Di dalam novel terkandung nilai-nilai yang mempengaruhi perilaku pembacanya. Salah satu nilai yang amat penting adalah nilai pendidikan yang
sangat berperan penting membentuk
perilaku manusia.
Herfanda (dalam Husnah,
2011:196) menyatakan bahwa karya sastra memiliki potensi yang besar untuk membawa masyarakat ke arah perubahan,
termasuk perubahan karakter. Selain
mengandung keindahan, karya sastra juga memiliki nilai manfaat bagi pembaca. Segi kemanfaatan muncul karena penciptaan sastra berangkat dari kenyataan, sehingga lahirlah suatu paradigma bahwa karya sastra yang baik menciptakan kembali rasa kehidupan. Lebih jauh dari itu karya sastra
dalam kaitannya dengan pendidikan
karakter yaitu karya sastra sebagai media pembentuk watak moral.
Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau
kemauan, dan tindakan untuk
melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama lingkungan, maupun kebangsaan, sehingga menjadi insan kamil (Narwanti, 2011:14).
Pendidikan karakter mengajarkan kebiasaan cara berpikir dan berperilaku
yang membantu individu untuk hidup dan bekerjasama sebagai keluarga, masyarakat dan bernegara. Karakter yang diinginkan dalam setiap peserta didik yaitu karakter yang mencerminkan perilaku baik bukan karakter yang jelek. Untuk memperoleh karakter yang baik itu perlu penanaman pembangunan karakter yang diterapkan kepada peserta didik, pendidikan karakter itu tidak hanya didapatkan di sekolah tetapi juga bisa didapatkan di lingkungan keluarga dan masyarakat sekitar.
Menurut Hasan (20010: 9-10) di dalam nilai-nilai pendidikan karakter telah terdapat 18 jenis nilai pendidikan karakter yaitu: religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat atau komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial dan tanggung jawab. Peneliti
menggunakan kedelapan belas nilai
pendidikan karakter tersebut dalam
menganalisis novel Sengsara Membawa
Nikmat karya Tulis Sutan Sati yang akan diteliti.
Banyak novel yang menceritakan berbagai macam persoalan dan masalah kehidupan. Salah satunya adalah novel
Sengsara Membawa Nikmat karya Tulis Sutan Sati. Penulis tertarik meneliti novel
Sengsara Membawa Nikmat karya Tulis Sutan Sati karena novel ini berbeda dengan
novel yang lainnya. Novel ini menarik karena membicarakan tentang kehidupan masyarakat Minangkabau dengan segala persoalan kehidupannya. Karakter adat Minangkabau nya yang kuat di dalam novel tersebut dapat dirasakan oleh pembaca sehingga seolah-olah mengajak pembaca masuk ke dalam cerita. Seperti tertulis dalam subjudulnya, jika ingin
bahagia kita harus berjuang untuk
mencapai kebahagiaan yang diinginkan,
sesuai pepatah berakit-rakit dahulu
berenang-renang ketepian.
Berdasarkan uraian tersebut dapat dilihat bagaimana gambaran karakter yang
dimiliki tokoh dalam novel Sengsara
Membawa Nikmat karya Tulis Sutan Sati. Keistimewaan cerita yang terdapat dalam novel ini adalah tentang perjalanan hidup pemuda Minangkabau yang mengisahkan tentang perjalanan cinta dan kehidupan yang di alami, kehidupan berawal dari
kesengsaraan dan membuahkan
kebahagian. Dari penjelasan tersebut
penulis tertarik menganalisis novel
Sengsara Membawa Nikmat karya Tulis
Sutan Sati untuk mendeskripsikan nilai pendidikan karakter dalam novel tersebut.
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan nilai-nilai pendidikan, khususnya nilai pendidikan karakter yang terdapat dalam
novel Sengsara Membawa Nikmat karya
religius, (2) jujur, (3) toleransi, (4) disiplin, (5) kerja keras, (6) kreatif, (7) mandiri, (8) demokratis, (9) rasa ingin tahu, (10) semangat kebangsaan, (11) cinta tanah air,
(12) menghargai prestasi, (13)
bersahabat/komunikatif, (14) cinta damai,
(15) gemar membaca, (16) peduli
lingkungan, (17) peduli sosial, dan (18) tanggung jawab.
Metodologi Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan
adalah penelitian kualitatif yang
menghasilkan data-data deskriptif.
Menurut Bodgan dan Taylor (dalam
Moleong 2010:4) bahwa penelitian
kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Mardalis (2007: 26) mengungkapkan bahwa metode deskriptif adalah metode yang dilakukan dengan jalan mengumpulkan data, menyusun,
mengklasifikasikan, menganalisis dan
menginterpretasikan data. Dalam
penelitian ini yang dikumpulkan, disusun,
diklasifikasikan, dianalisis, dan
interpretasikan adalah gambaran nilai-nilai
pendidikan karakter tokoh novel Sengsara
Membawa Nikmat karya Tulis Sutan Sati Sumber data penelitian ini diambil dari
sebuah novel Sengsara Membawa Nikmat
karya Tulis Sutan Sati yang diterbitkan
oleh penerbit Balai Pustaka, 2010.
Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri yang akan mengumpulkan data berupa nilai-nilai pendidikan karakter
tokoh pada novel Sengsara Membawa
Nikmat karya Tulis Sutan Sati. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah : (1) membaca dan memahami
novel novel Sengsara Membawa Nikmat
karya Tulis Sutan Sati secara keseluruhan, (2) mencatat data-data yang berhubungan
dengan objek penelitian, dan (3)
mengklasifikasi data bedasarkan
permasalahan penelitian. Dalam
menganalisis data teknik yang digunakan sebagai berikut : (1) menganalisis data yang telah dikelompokkan sesuai dengan aspek yang diteliti, (2) menginterpretasikan hasil analisis data, mengklasifikasikan, dan
(3) merumuskan kesimpulan hasil
penelitian. Teknik pengujian keabsahan data yang digunakan adalah teknik ketekunan pengamatan. Teknik ketekunan pengamatan dilakukan dengan tujuan menyesuaikan analisis dengan keadaan sesungguhnya yang menjadi realita di masyarakat.
Hasil dan Pembahasan
Data penelitian ini berupa nilai-nilai
pendidikan karakter pada novel Sengsara
Setelah data diklasifikasikan terdapat 45 data yang berhubungan dengan nilai pendidikan karakter yaitu nilai religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, menghargai prestasi, cinta tanah air, bersahabat, cinta damai, peduli sosial dan tanggung jawab.
Tabel tabulasi data 4.1a
No Nilai Pendidikan Karakter Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Religius Jujur Toleransi Disiplin Kerja keras Kreatif Mandiri Demokratis Rasa ingin tahu Cinta tanah air Menghargai prestasi Bersahabat Cinta damai Peduli sosial Tanggung jawab 11 4 2 3 3 2 1 1 3 1 2 2 3 4 3
Novel Sengsara Membawa Nikmat
karya Tulis St. Sati menggambarkan karakter yang bermacam-macam pada diri tokoh, dengan tujuan untuk memberikan daya tarik kepada pembaca, sehingga tidak menimbulkan kebosanan pada membaca
novel tersebut. Selain itu, Novel Sengsara
Membawa Nikmat karya Tulis St. Sati menyajikan kisah nyata dari kehidupan Minangkabau mengenai pemuda yang penyabar, baik budi dan disenangi banyak orang. Banyak rintangan kehidupan yang
ia lalui hingga akhirnya ia menjadi seseorang yang sukses dan disegani banyak orang dikampungnya. Dalam hal ini, ditemukan beberapa nilai pendidikan
karakter dalam novel Sengsara Membawa
Nikmat karya Tulis St. Sati yang dapat disarankan untuk membentuk karakter
pembaca atau anak didik. Melalui
perwujudan nilai tersebut diharapkan sastra sebagai salah satu alat pembangun karakter dapat tercapai. Peneliti mengaitkan dua objek yang berbeda yang memuat nilai
pendidikan karakter yaitu penelitian
mengenai nilai pendidikan karakter dalam pantun Minangkabau memuat 15 aspek nilai yaitu nilai relegius, jujur, teloransi disiplin, mandiri, demokrasi, rasa ingin tahu, cinta tanah air, peduli lingkungan,
menghargai prestasi,
bersahabat/komunikatif, gemar membaca
cinta damai, dan tanggung jawab.
Sedangkan Di dalam novel Sengsara
Membawa Nikmat karya Tulis St. Sati memuat 15 aspek nilai yaitu nilai religius, Jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokrasi, rasa ingin tahu, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai, peduli sosial dan tanggung jawab.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: Pertama, Nilai pendidikan karakter
yang terdapat dalam Novel Sengsara Membawa Nikmat karya Tulis St. Sati adalah: (1) nilai religius sebanyak 11 data, karena tokoh memiliki nilai sedekah, rajin mengaji ke surau, dan berserah diri kepada Allah (2) nilai jujur sebanyak 4 data karena tokoh memiliki budi pekerti yang baik, sopan, berani dan bicara apa adanya, (3) toleransi sebanyak 2 data, karena tokoh menghindari timbulnya masalah dari orang lain, (4) disiplin sebanyak 3 data karena tokoh mengikuti aturan dan berhati-hati dalam pekerjaan, (5) kerja keras sebanyak 3 data karena tokoh bersungguh-sungguh dalam mengerjakan sesuatu, memiliki kemauan dan usaha yang keras untuk mencapai keinginan, (6) kreatif sebanyak 2 datakarena tokoh memiliki berbagai cara untuk menghadapi lawan, (7) mandiri sebanyak 1 data karena tokoh tidak mau menyusahkan orang lain, (8) demokrasi sebanyak 1 data karena tokoh menyamakan haknya dengan orang lain, (9) rasa ingin tahu sebanyak 3 data karena tokoh ingin
mengetahui sesuatu yang buruk
disekitarnya (10) cinta tanah air sebanyak 1 data karena tokoh memerintah negeri dengan sungguh-sungguh, (11) menghargai prestasi sebanyak 2 data karena tokoh menghargai pemberian orang lain, (l2) bersahabat sebanyak 2 data karena tokoh memiliki sahabat yang setia (13) cinta damai sebanyak 3 data karena tokoh selalu bersenang hati kepada orang lain dan
menghargai sesama, (14) peduli sosial sebanyak 4 data karena tokoh menolong orang lain dengan iklas dan (15) tanggung jawab sebanyak 3 data karena tokoh bertanggung jawab dalam kewajibannya. Kedua, nilai pendidikan karakter yang paling dominan ditemukan adalah nilai religius, karena tokoh dalam novel
Sengsara Membawa Nikmat karya Tulis Sutan Sati memiliki nilai religius yang tinggi.
Ucapan Terima Kasih
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Hj. Syofiani, M.Pd. sebagai Pembimbing I dan Romi Isnanda,S.Pd, M.Pd sebagai Pembimbing II yang telah membimbing penulis dengan kesabaran dan ketulusan dalam membaca dan
mengoreksi kata demi kata naskah
penulisan skripsi ini.
Daftar Pustaka
Atmazaki, 1990. Ilmu Sastra: Teori dan
Penerapannya. Padang. Angkasa
Raya
Edwar, Monica. 2013. “Nilai Pendidikan
Karakter dalam Novel Sebelas
Patriot karya Andrea Hirata”.
Skripsi. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Bung Hatta.
Hasan, Said Hamid, dkk. 2010. Bahan
Pelatihan Penguatan Metodelogi Pembelajaran Berdasarkan Nilai-nilai Budaya untuk Membentuk
Daya Saing dan Karakter Bangsa, Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa. Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional
Badan Penelitian dan
Pengembangan Pusat Kurikulum.
Husnah, Lailatul. 2011.
“Menumbuhkembangkan
Pendidikan Karakter Melalui
Pembelajaran Bahasa dan Budaya”.
Dalam Prosiding Seminar
Nasional. Padang. Sukabina Press Padang.
Mardalis, 2007. Metode Penelitian: Suatu
Pendekatan Proposal. Jakarta.
Bumi Aksara
Moleong, Lexi, J. 2010. Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung. Remaja Rosda
Morelent, Yetty.
2011.“Menumbuhkembangkan
Pendidikan Karakter Melalui
Pembelajaran Bahasa dan Budaya”.
Dalam Prosiding SeminarNasional.
Padang. Sukabina Press Padang.
Narwanti, Sri, 2011. Pendidikan Karakter.
Yogyakarta: Familia (Grup Relasi Inti Media)
Sari, Wulan Novita. 2013. “Nilai
Pendidikan Karakter dalam Pantun
Minangkabau”. Skripsi. Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Bung Hatta.
Sati, Tulis Sutan. 2010. Sengsara
Membawa Nikmat. Balai Pustaka
Semi, M, Atar. 1988. Anatomi Sastra.
Padang. Angkasa Raya
Wellek dan Warren. 1993. Teori