• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada saat ini teknologi dan pengetahuan kemajuannya sangat pesat,kemajuan teknologi dan pengetahuan juga berkembang pesat di bidang kesehatan , selain itu hal ini juga menjadi penyebab peningkatan angka harapan hidup di dunia , pada tahun 2005 usia harapan hidup laki laki dan perempuan adalah 74,9 tahun dan 79,9 tahun , pada 2006 adalah 75,1 tahun dan 80,2 tahun . Amerika mempunyai usia harapan hidup mencapai 77,4 tahun pada 2005 dan 2006 mencapai 77,7 tahun .( Heron,2006 )

Pada usia lanjut , penuaan adalah suatu hal yang natural atau alami dan terkadang karena naturalnya hal tersebut tidak terlalu terlihat atau mencolok (Pudjiastuti,2003).Hal ini dapat terjadi karena hal yang alami dan penuaan juga di barengan dengan penurunan kondisi fisik , psikologi maupun sosial yang biasanya saling berinteraksi satu sama lain ( Palestin,2007)

Angka harapan hidup menjadi penyebab jumlah lansia semakin meningkat.. Populasi lansia ( yang berusia lebih dari 60 tahun ) di Negara yang maju pada tahun 2005 sebesar 20 % berbanding dengan populasi anak anak yang kurang dari 15 tahun sebanyak 17 %, Diperkirakan pada tahun 2050, kelompok lansia akan menjadi 2 kali jumlah anak anak , yaitu 33 % dan 15 %.Di tahun 2005 lansia berusia lebih dari 80 tahun akan menjadi sekitar 1,3 % di dunia , dan akan meingkat menjadi 4,4 % pada tahun 2050 ( Departemen of Social,2007)

Semakin bertambahnya umur , menjadi tua tidak dapat dihindarkan sekaligus juga akan mengalami perubahan fisik , para lanjut usia akan mulai kehilangan pekerjaan , kehilangan tujuan hidup , teman , resiko terkena penyakit juga karena penurunan kondisi fisik , terisolasi dari lingkungan dan kesepian. Hal hal tersebut yang memicu gangguan mental.Depresi adalah salah satu gangguan mental yang banyak ditemui pada lanjut usia . Terdapat data di Canada , dimana 5-10% lanjut usia yang hidupnya biasa pada komunitas mengalami depresi , tetapi yang hidup dalam lingkungan institusi 30 – 40 % mengalami depresi dan cemas .( Mood Disorders Society of Canada,201

(2)

Depresi menurut WHO ( World Health Organization ) merupakan suatu gangguan mental umum yang ditandai dengan mood tertekan,kehilangan kesenangan atau minat , perasaan bersalah atau harga diri rendah , gangguan makan atau tidur , kurang energi , dan konsentrasi yang rendah.(WHO,2010).Masalah ini dapat akut atau kronik dan menyebabkan gangguan kemampuan individu untuk beraktifitas sehari hari . Pada kasus parah,depresi dapat menyebabkan bunuh diri . Sekitar 80 % lansia depresi yang menjalani pengobatan dapat sembuh semourna dan menikmati hidup mereka, akan tetapi 90 % mereka yang depresi yang mengabaikan dan menolak pengobatan gangguan mental tersebut.(Mood disorders Society of Canada,2010)

Selain depresi , proses menua yang terjadi pada lansia secara linier dapat digambarkan melalui tiga tahap yaitu kelemahan , keterbatasan fungsional , ketidakmampuan dan keterhambatan yang akan dialami bersamaan dengan proses kemunduran ( Setiabudi , 1999 ).Selain depresi salah satu gangguan yang ada menyerang otak adalah Demensia.

Demensia adalah suatu sindrom penurunan kemampuan intelektual progresif yang menyebabkan kemunduran kognitif dan fungsional . Seorang penderita demensia memiliki fungsi intelektual yang terganggu dan menyebabkan gangguan dalam akifitas sehari hari mamupun hubungan dengan orang disekitarnya . Penderita demensia juga kehilangan kemampuan untuk memecahkan masalah , mengontrol emosi , dan bahkan bisa mengalami perubahan kepribadian dan masalah tingkah laku seperti mudah marah dan berhalusinasi ( Turana,Yudha 2004 )

Pada usia lanjut , demensia merupakan penyebab kematian ke 4 setelah penyakit jantung , kanker dan stroke ( Wibowo,Ari Satrio , 2007) . Menurut Santoso (2002) , diperkirakan ada 30 juta penduduk dunia yang mengalami dimensia dengan berbagai sebab seperti karena penyakit , trauma , obat obatan.Diperkirakan 2 juta penduduk di amerika serikat mengalami dimensia berat dan 1 sampai 5 juta mengalami dimensia ringan sampai sedang . Sedangkan di Indonesia 15 % dari jumlah penduduk Indonesia mengalami dimensia . ( Creative Mash , 2000 ) .

Salah satu penelitian sistem pakar yang menggunakan metode Forward Chaining dan Dempster Shafer yaitu Sistem Pakar identifikasi penyakit ayam

(3)

pedaging dengan metode Dempster Shafer ( Friska R,Arief Andy Soebroto,Rekyan Regasari,2006) , dimana pada jurnal ini menggunakan mesin inferensi Forward Chaining . Pada jurnal ini menjelaskan tentang penyakit apa saja yang ada dan umumnya di derita oleh ayam pedaging, penilitian ini juga telah mampu mengambil kesimpulan identifikasi dihitung dengan menggunakan metode dempster shafer dengan inputan gejala dari pengguna , dan system pakar ini mempunyai tingkat akurasi sebesar 80 %.Terdapat juga penelitian Perancangan aplikasi web untuk deteksi penyakit paru paru dengan inference Forward menerapkan metode Dempster Shafer ( Ismail Juriwansyah,2014) , pada penilitian ini menjelaskan tentang penyakit paru paru yang diantaranya seperti bronchitis,Asma Episodik jarang , Asma Episodik sering , Asma Kronik,Asma Episodik berat,Asma Persisten pada bayi,Asma Hipersekresi gejala klinis,Asma dengan beban fisik,Asma dengan ALergen gejala klinis,pada penilitian tersebut disampaikan bahwa setelah melakukan implementasi dari hasil perancangan yang dilakukan , metode inferensi yang digunakan mudah di implementasikan dan dapat mengambil kesimpulan dari gejala gejala yang dinputkan

Berdasarkan hal hal yang sudah disebutkan diatas , maka pada penelitian ini akan dilakukan perancangan dan implementasi Sistem pakar berbasis mobile untuk mendiagnosa penyakit gangguan depresi dan demensia pada lanjut usia ( Lansia ) dengan metode Forward Chaning dan Dempster Shafer . dimana untuk metode Forward Chaining digunakan sebagai mesin inferensi yaitu proses inferensi yang memulai pencarian dari premis atau data masukan berupa gejala menuju pada konklusi yaitu kesimpulan . Selain itu sistem pakar ini juga menggunakan metode Dempster Shafer sebagai metode untuk menghitung nilai kepercayaan atas gejala yang diberikan oleh pengguna.

1.2 Rumusan Masalah

Sesuai dengan permasalahan dari objek yang ada pada latar belakang yang telah disampaikan datas , dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana perancangan dan implementasi sistem pakar untuk diagnosa awal gangguan depresi dan demensia pada lansia ( lanjut usia ) dengan menggunakan metode Forward Chaning dan Dempster Shafer .

(4)

1.3 Tujuan Penilitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang dan mengimplementasikan sistem pakar pada platform mobile untuk mendiagnosa atau memberikan saran penyakit gangguan depresi dan demensia dari gejala yang telah dinputkan demi mengurangi tingkat gangguan depresi dan demensia

1.4 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah pada penelitian ini adalah :

1. Sistem hanya memberikan diagnosa terhadap 2 penyakit Depresi dan 3 Penyakit Demensia yaitu Depresi Mayor , Depresi Minor , Demensia Alzheimer , Demensia Lewy Bodies , Demensia Vaskular

2. Sistem akan dibuat dalam platform mobile yaitu Android 3. Data system akan disimpan pada Database Mysql

4. Pengujian system ini akan berjalan pada perangkat berbasis Android

5. Metode yang digunakan adalah Metode Forward Chaining dan Dempster Shafer

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dengan dilakukannya penelitian ini adalah sistem pakar yang dibuat ini mampu mendiagnosa gangguan depresi dan demensia pada lanjut usia sehingga diharapkan dapat mengurangi penderita depresi dan juga demensia sebelum terlalu parah

1.6 Metodologi Penelitian

Metode penelitian ini menggunakan metode pengembangan system yaitu metode pengembangan system Waterfall , yang mempunyai tahapan analisis kebutuhan , desain sistem , implementasi system , pengujian sistem

1.6.1 Analisis Kebutuhan

Tahap ini adalah tahap untuk merancang atau mengidentifikasi apa saja kebutuhan sistem yang diperlukan oleh pengguna sehingga system dapat digunakan secara maksimal . Pada tahap ini langkah yang dilakukan adalah :

1. Mengidentifikasi kebutuhan pengguna sistem pakar Depresi dan Demensia 2. Mengidentifikasi kebutuhan fungsional sistem pakar Depresi dan Demensia

(5)

No Kode Fungsi Nama Fungsi Deskripsi

1 FA Fungsi A Deskrips A.1

Deskripsi A.2

2 FB Fungsi B Deskripsi B.1

Deskripsi B.2

3. Mengidentifikasi kebutuhan non fungsional sistem pakar Depresi dan Demensia dari aspek kebutuhan produk yaitu aspek keakurasian sistem dalam mendiagnosa

Sumber data dalam penelitian ini berasa dari data primer dan data sekunder Data primer adalah data yang diambil langsung dari obyek penelitian atau merupakan data yang berasal dari sumber asli atau pertama ( Zainal A.Hasibuan,PhD,2007).Jadi data didapatkan langsung dari sumber aslinya atau sumber pertama , sedangkan data sekunder merupakan data yang didapat dari orang lain atau instansi lain.Jadi data sekunder tidak didapatkan langsung dari objek yang diteliti , melainkan didapatkan dari orang atau kelompok yang mengumpulkan data data tersebut dari objeknya

Metode pengumpulan data yang digunakan disini adalah metode wawancara dan metode observasi. Wawancara ini dilakukan dengan mencari narasumber yang ahli untuk mendapatkan data data dari objek penelitian , sedangkan metode observasi dilakukan dengan cara mencari data data rekam medis pasien 1.6.2 Perancangan

Proses desain akan mengimplementasikan syarat kebutuhan dari sistem ke dalam sebuah perancangan perangkat lunak . Tahap ini adalah tahap dimana proses untuk merancang atau merencanakan sistem yang akan dibangun . Langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Perancangan sistem pakar

1. Membangun akuisis pengetahuan

Pada tahapan perancangan sistem pakar , untuk membangun akusisi pengetahuan pada sistem pakar dilakukan dengan menyerap

(6)

pengetahuan dari seorang ahli , yang pada penelitian ini bersumber dari pakar yaitu dokter spesialis

2. Membangun basis pengetahuan

Pada tahapan ini merancang basis pengetahuan yang di perlukan untuk memahami , merumuskan dan memecahkan persoalan . Basis pengetahuan terdiri dari pengetahuan dari seorang pakar yang terdiri dari gejala gejala untuk melakukan diagnosa

3. Membangun respresentasi pengetahuan

Untuk menangkap sifat sifat penting dari suatu masalah dan mempermudak prosedur dalam pemecahan masalah , yang dimana dilakukan untuk pemecahan masalah diagnosa penyakit . maka pengetahuan harus di representasikan dalam bentuk frame jika maka ( IF-THEN ).

4. Membangun mesin inferensi

Pada tahapan ini merancang program yang berfungsi untuk memandu proses penalaran terhadap suatu kondisi berdasarkan aturan yang ada . Sistem pakar ini menggunakan teknik penalaran maju ( Forward Chaining ) dimana pelacakan maju dimulai dari informasi , masukan dan selanjutnya menggambarkan kesimpulan

5. Pembobotan pada gejala penyakit

Pada tahapan ini , gejala diberikan sebuah bobot yang dimana bobot didapatkan dari wawancara dengan pakar . bobot tersebut akan digunakan untuk menghitung nilai kepercayaan dari kesimpulan penyakit

2. Perancangan prosedur atau konsep eksekusi sistem yang dimodelkan menggunakan Data Flow Diagram ( DFD )

3. Perancangan database dimodelkan menggunakan Entity Relationship Diagram ( ERD )

(7)

1.6.3 Implementasi Sistem

Pada tahapan ini adalah merupakan hasil dari tahapan perancangan yang akan diimplementasikan menjadi sebuah sistem . Dalam pengimplementasiannya perancangan ke sistem mobile , menggunakan IDE yaitu Android Studio . Android Studio adalah sebuah IDE yang khusus untuk membuat aplikasi pada perangkat mobile Android.Database dari sistem pakar ini akan disimpan pada database Mysql Flowchart sistem pakar Depresi dan Demensia ditunjukan pada gambar berikut ini :

Penjelasan dari gambar 1.1 yaitu Flowchart sistem pakar Depresi dan Demensia adalah sebagai berikut

1. Identifikasi Gejala User

Sistem mengidentifikasi gejala gejala yang disarankan user dengan memberikan pertanyaan mengenai gejala dari penyakit Depresi dan Demensia dengan pilihan jawaban ya atau tidak , selanjutnya user akan memilih salah satu dari jawaban yang diberikan oleh sistem . jawaban akan menentukan alur dari Forward Chaining yang telah sesuai dengan rule yang diberikan oleh pakar dan berakhir dengan sebuah kesimpulan

2. Identifikasi gejala dengan rule

Setelah sistem mengindentifikasi gejala user , selanjutnya sistem akan mengidentifikasi gejala user dengan rule dari penyakit Depresi dan Demensia

(8)

3. Perhitungan Nilai Keyakinan

Setelah selesai mendapat rule yang sesuai dengan inputan gejala user maka sistem selanjutnya menghitung nilai keyakinan yang sesuai dengan gejala yang diinputkan dan dhitung berdasarkan gejala apa saja yang dipilih oleh user

4. Menampilkan Diagnosa

Sistem akan menampilkan hasil diagnosa penyakit dan juga nilai persentase keyakinan dari penyakit tersebut , yang kemudian user dapat melihat hasil diagnose serta bisa mengidentifikasi diagnosa sesuai dengan persentase yang dihasilkan

1.6.4 Pengujian Sistem

Pengujian sistem dilakukan untuk mengetahui apakah sistem pakar sudah berjalan dengan baik dari sisi pengambilan kesimpulan dari diagnose gejala user maupun dari segi kebutuhan fungsional dari sistem . Tahap pengujian terdiri dari

1. Pengujian Algoritma

Algoritma yang akan di uji adalah algoritma dalam menghasilkan diagnose akan dilakukan dengan metode whitebox testing menggunakan teknik basis path testing , yang tahapannya terdiri dari :

a. Menggambarkan flowgraph dari algoritma yang akan diuji

b. Menghitung Cyclomatic Complexity dari flowgraph yang sudah digambar

c. Menentukan basis set dari independent paths yang ada

d. Menyiapkan kasus uji yang memaksa eksekusi di setiap path pada basis set

2. Pengujian Kebutuhan Fungsional

Tujuan dari pengujian fungsional adalah untuk mevalidasi perilaku perangkat lunak terhadap kebutuhan fungsional di dokumentasikan dalam persyaratan perangkat lunak ( Everett,McLenord,2007)

(9)

Pengujian kebutuhan fungsional sistem pakar Depresi dan Demensia akan menggunakan metode Blackbox Testing karena membantu validasi fungsi keseluruhan sistem , Pengujian Blackbox dilakukan berdasarkan kebutuhan pemakai sehingga setiap persyaratan yang tidak lengkap atau tidak terduga , akan dapat dengan mudah diidentifikasi dan dapat diatasi kemudian ( Nidhra & Dondeti,2012).Hasil dari pengujian Blackbox ini akan dipaparkan kedalam rencana pengujian dan Deksripsi hasil uji.Berikut adalah contoh Tabel rencana pengujian dan Tabel deskripsi hasil uji :

Kelas Uji Butir Uji Identifikasi Jenis Pengujian Teknik Pengujian Kode Fungsi Kode Uji

Fungsi A Deskripsi A.1 FA UA1 Sistem Blackbox Deksripsi A.2 FA UA2

Fungsi B Deksripsi B.1 FB UB1 Sistem Blackbox Deksripsi B.2 FB UB2

(10)

3. Pengujian Validasi

Pengujian Validasi digunakan untuk mengetahui apakah sistem yang dibangun sudah benar sesuai dengan yang dibutuhkan . Item item yang telah dirumuskan dalam daftar kebutuhan dan merupakan hasil analisis kebutuhan akan menjadi acuan untuk melakukan pengujian validasi menggunakan metode pengujian Blackbox . Tabel dari pengujian validasi dipaparkan pada table berikut :

Nama Uji Pengujian A

Objek Uji Kebutuhan No 1

Tujuan Pengujian Tujuan A

Prosedur Uji Prosedur 1

Prosedur 2 Hasil yang diharapkan Hasil yang di

dapatkan

Valid/Tidak Valid

Keadaan A Keadaan A Valid

Kode Uji UA1

Nama Pengujian Pengujian A

Tujuan Memeriksa A

Kondisi Awal 1.Kondisi A 2.Kondisi B

Skenario 1.Skenario A

2.Skenario B Hasil Data yang diberikan Yang

Diharapkan Pengamatan Kesimpulan Atribut A Atribut B Keadaan A -Keadaan A1 -Keadaan A2 Berhasil Tabel 1.3 : Tabel Deskripsi Hasil Uji

Gambar

Tabel 1.1 : Tabel contoh Kebutuhan Perangkat Lunak
Gambar 1.1 : Flowchart Sistem Pakar Depresi dan Demensia
Tabel 1.2 : Contoh Tabel Rencana  Pengujian
Tabel 1.4 : Pengujian Validasi

Referensi

Dokumen terkait

20 Tahun 2001 Tentang Pemilikan Saham Dalam Perusahaan yang Didirikan Dalam Rangka Penanaman Modal Asing yakni dalam rangka lebih mempercepat peningkatan dan perluasan kegiatan

carlett Whitening merupakan brand lokal perawatan kecantikan asal Indonesia yang didirikan pada tahun 2017 oleh artis Indoneisa yang bernama Felicya

Berdasarkan hal-hal yang telah penulis uraikan dalam pembahasan mengenai kesesuaian penetapan tersangka korupsi oleh KPK tanpa bukti permulaan yang cukup dengan asas due of

Skripsi berjudul “PENGARUH RASIO KERENGGANGAN KATUP ISAP DAN KATUP BUANG TERHADAP UNJUKKERJA MOTOR BENSIN EMPAT LANGKAH” telah diuji dan disahkan oleh Fakultas

[r]

casei hasil isolasi dari susu kerbau yang telah terfermentasi untuk tumbuh pada garam empedu dengan konsentrasi yang dikondisikan seperti pada saluran pencernaan

(3) kedisiplinan belajar santri berpengaruh terhadap tingkat keberhasilan menghafal al- Qur’an santri pondok pesantren Al-Aziz Lasem Rembang, hal ini terbukti

Beberapa teknik yang telah digunakan untuk pengiriman embrio kelapa dari satu wilayah ke wilayah yang lain antara lain pengiriman embrio kelapa dengan menggunakan