• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. PUSDIKLAT PNS Pemerintahan Kabupaten Badung 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. PUSDIKLAT PNS Pemerintahan Kabupaten Badung 1"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PUSDIKLAT PNS Pemerintahan Kabupaten Badung 1

BAB I

PENDAHULUAN

Bab I ini terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan, dan teknik penulisan. Pada latar belakang terdapat uraian yang mendasari penulisan topik pada makalah Seminar Tugas Akhir ini. Rumusan masalah berisikan masalah-masalah yang diidentifikasi dan akan dibahas pada tahap selanjutnya. Tujuan merupakan uraian yang ingin dicapai dari penulis. Teknik penulisan yang merupakan cara penyusunan dan penulisan makalah Seminar Tugas Akhir ini.

1.1 Latar Belakang

Kata Pendidikan dan Pelatihan sudah tidak asing lagi dikalangan masyarakat baik dari kalangan anak-anak, remaja, maupun dewasa dimana kata Pendidikan dan Pelatihan tersebut sering digunakan oleh instansi-instansi pemerintahan. Pendidikan

dan Pelatihan (diklat) merupakan proses sistematis untuk meningkatkan,

(2)

PUSDIKLAT PNS Pemerintahan Kabupaten Badung 2 pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), kemampuan (ability) atau perilaku terhadap tujuan pribadi dan organisasi sehingga tercipta sumber daya manusia yang berkualitas (izzaucon,2014).

Setiap departemen dalam pemerintahan Republik Indonesia dan pemerintahan-pemerintahan daerah memiliki badan/lembaga/unit Pendidikan dan Pelatihan. Hal tersebut menunjukan pentingnya pusat/badan/lembaga/unit Pendidikan dan Pelatihan, sehingga pemerintahan perlu mengatur melalui Peraturan Pemerintahan nomor 101 tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil yang dijelaskan bahwa tujuan diklat adalah (a) meningkatkan pengetahuan, kehalian, keterampilan, dan sikap untuk dapat melaksanakan tugas jabatan secara professional dengan dilandasi kepribadian dan etika PNS sesuai dengan kebutuhan instansi; (b) menciptakan aparatur yang mampu berperan sebagai pembaharu dan perekat persatuan dan kesatuan bangsa; (c) memantapkan sikap dan semangat pengabdian yang berorientasi pada pelayanan, pengayoman, dan pemberdayaan masyarakat; (d) menciptakan kesamaan visi dan dinamika pola pikir dalam melaksanakan tugas pemerintahan umum dan pembangunan demi terwujudnya kepemerintahan yang baik.

Pada perencanaan master plan Pusat Pemerintahan (Puspem) Kabupaten Badung, perencanaan Gedung Diklat itu memang sudah ada tetapi baru hanya sebatas rencana, sebelum adanya peristiwa kebakaran yang terjadi di kantor Bupati terdahulu yang berlokasi di Lumintang, Denpasar. Setelah peristiwa itu gedung yang terdahulunya direncanakan sebagai tempat diklat tidak difungsikan sesuai rencana awalnya tetapi digunakan sebagai kantor pengungsian dari kantor Bupati terdahulu yang kemudian berkembang dan berubah nama menjadi kantor Lembaga Pelayanan Secara Elektronik (LPSE) Pemerintahan Kabupaten Badung (wawancara dengan Bapak Agus Suantara selaku Kabid Pendidikan dan Pelatihan Kab. Badung, 04/11/2015).

Pemerintahan Kabupaten Badung saat ini tidak memiliki fasilitas tempat untuk para pegawai maupun calon pegawai yang mengikuti Pendidikan dan Pelatihan (diklat) karena bila dilihat dari fasilitas diklat di Kabupaten Badung yang masih menggunakan fasilitas dari instansi-instansi lainnya seperti ruang pertemuan kantor

(3)

PUSDIKLAT PNS Pemerintahan Kabupaten Badung 3 Badan Kepegawaian Daerah (BKD) maupun instansi-instansi yang ada di Pusat Pemerintahan Kabupaten Badung sesuai dengan jumlah peserta yang melaksanakan Pendidikan dan Pelatihan, bahkan Pemerintah Kabupaten Badung juga menyewa fasilitas diluar Pusat pemerintahan seperti hotel, sehingga dengan penyewaan hotel tersebut pemerintah Kabupaten Badung harus mengeluarkan dana yang cukup besar untuk menyelenggarakan Pendidikan dan Pelatihan (diklat).

Selain menggunakan fasilitas yang ada di Pusat Pemerintahan Kabupaten Badung dan hotel, Pemerintah Kabupaten Badung juga melaksanakan diklat yang menggunakan fasilitas Provinsi, dimana jenis Pendidikan dan Pelatihan yang dilaksanakan di Provinsi adalah jenis diklat prajabatan dan diklat kepemimpinan tingkat III dan IV, dengan pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan selama 8 jam pelajaran. Di lihat dari hasil survey yang diperoleh maka perlu adanya fasilitas khusus untuk tempat Pendidikan dan Pelatihan (diklat) di Kabupaten Badung yang nantinya bisa digunakan setiap adanya kegiatan Pendidikan dan Pelatihan (diklat) pegawai maupun calon Pegawai sehingga pemerintah tidak mengeluarkan dana yang besar lagi untuk Pendidikan dan Pelatihan yang diadakan.

Gedung Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Negeri Sipil Pemerintahan Kabupaten Badung ini bertujuan untuk mengefisienkan pendanaan untuk Pendidikan dan Pelatihan serta memberi fasilitas yang lengkap kepada pegawai maupun karyawan baru agar peserta yang mengikuti Pendidikan dan Pelatihan (diklat) merasa aman dan nyaman. Pemilihan lokasi untuk Gedung Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Negeri Sipil (PNS) ini berada di daerah Kabupaten Badung agar nantinya memudahkan pegawai untuk mencari lokasi tersebut. Konsep dari perancangan Gedung Pusat Pendidikan dan Pelatihan di Kabupaten Badung nantinya menggunakan konsep bernuansa Bali yang mencerminkan arsitektur lokal.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas, dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut : a. Fungsi apa yang akan diwadahi pada Gedung Pusat Pendidikan dan Pelatihan

(4)

PUSDIKLAT PNS Pemerintahan Kabupaten Badung 4 b. Fasilitas apa yang diperlukan untuk Gedung Pusat Pendidikan dan Pelatihan

Pegawai Negeri Sipil Pemerintahan Kabupaten Badung?

c. Dimana lokasi yang tepat untuk Gedung Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Negeri Sipil Pemerintahan Kabupaten Badung?

d. Bagaimana konsep dan tema perancangan Gedung Pusat Pendidikan dan

Pelatihan Pegawai Negeri Sipil Pemerintahan Kabupaten Badung? 1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari Pembangunan Gedung Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pemerintahan Kabupaten Badung antara lain :

a. Untuk menentukan fungsi dalam Gedung Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Negeri Sipil Pemerintahan Kabupaten Badung,

b. Menentukan fasilitas yang akan diwadahi,

c. Menentukan tempat yang tepat untuk Gedung Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Negeri Sipil Pemerintahan Kabupaten Badung,

d. Menentukan konsep dan tema perancangan secara umum.

1.4 Teknik Penulisan

1.4.1 Teknik Pengumpulan Data

Data sesuai dengan konteks dikumpulkan dari berbagai sumber seperti literatur, studi kasus atau studi banding, media cetak maupun elektronik, dan wawancara. Data terkumpul kemudian disusun secara ilmiah. Data yang diperlukan terdiri dari :

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dengan cara survey atau observasi langsung serta wawancara dengan pihak-pihak yang berkompeten atau yang terkait.

a. Wawancara

Dengan melakukan wawancara maka dapat diperoleh informasi mengenai Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Negeri Sipil (PNS). Wawancara ini dapat dilakukan dengan Tanya jawab atau melakukan diskusi langsung dengan pihak yang terlibat dalam kepegawaian sehingga data yang didapat bisa dianalisis

(5)

PUSDIKLAT PNS Pemerintahan Kabupaten Badung 5 b. Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung kelapangan terhadap gejala-gejala yang terjadi sehingga dapat mempersepsikan sendiri apa yang terjadi dilapangan secara actual.

2. Data Sekunder

Data sekunder dan kajian kepustakaan (literatur) merupakan penelusuran yang dilakukan oleh peneliti terhadap sumber pendukung untuk kepentingan penelitian yang sedang dijalankan. Data sekunder dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu :

a. Tingkatan pertama, data sekunder dari sumber primer, seperti karya penelitian terdahulu, atau data mentah tanpa interpretasi atau pertanyaan yang mewakili suatu opini atau posisi resmi (belum pernah diolah atau ditafsirkan oleh pihak kedua). Contoh seperti memo, catatan medis, wawancara atau pidato lengkap, dll. b. Tingkatan kedua, data sekunder dari sumber sekunder, seperti interpretasi dari data primer. Contoh seperti, ensiklopedia, buku teks, buku pegangan, artikel di majalah dan koran, sebagian besar pemberitaan di media massa.

c. Tingkatan ketiga, data sekunder dari sumber tersier seperti, interpretasi dari data sekunder. Pada umumnya disajikan dalam bentuk indeks, bibliografi, alat bantu pencarian data. (Rully Indrawan & Poppy Yaniawati, 2014 : 143).

1.4.2 Teknik Pengolahan Data

1. Data-data yang dikumpulkan disusun secara sistematis dan sesuai dengan jenis data yaitu data literatur dan studi banding yang terkait dengan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Negeri Sipil .

2. Analisis Data

Data yang telah terkumpul kemudian dikaji sesuai dengan konteks dan sesuai dengan teori arsitektur dan acuan yang relevan. Analisa data dibagi menjadi 2 yaitu:

 Kualitatif, analisis kualitatif merupakan data yang tidak bisa diukur dengan angka secara langsung dan merupakan suatu proses penyelidikan, dimana terkumpulnya data utama dan sekaligus data tambahannya.

(6)

PUSDIKLAT PNS Pemerintahan Kabupaten Badung 6  Kuantitatif, analisis kuantitatif merupakan jenis data yang dapat diukur atau dihitung secara langsung berupa informasi atau penjelasan yang dinyatakan dengan bilangan atau berbentuk angka.

1.4.3 Teknik Penyimpulan Data

Dari hasil kajian data (analisis) dimana dari proses penyelidikan, terkumpulnya data utama dan data tambahan serta informasi tersebut kemudian dapat dikembangkan pada studi perancangan dan dapat dilanjutkan ke tahap pemograman dan konsep desain.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan tabel 4.6 diperoleh F-statistik sebesar 31,88918 dengan nilai probabilitas F-statistik sebesar 0,000000 < 0,05 yang berarti bahwa terdapat pengaruh secara

Faktor pendukungnya memiliki jaringan di seluruh Indonesia, kita tidak susah, kalo kita ada kejadian di Aceh Singkil, kita punya RRI disana, jadi reportasinya lebih gampang, ada

Diplot (oleh komputer) hubungan antara kerapatan arus jenuh keadaan gelap sebagai fungsi ketebalan metode numerik sebagai-mana dikemukakan di atas digunakan untuk menentukan

Salah satu penyebab tingkah laku anak yang tidak baik tersebut adalah karena faktor kurangnya disiplin rohani di dalam keluarga yang menjadi tempat belajar anak

Pemerintah Kota Surabaya dalam melaksanakan pembangunan selalu diawali dengan proses perencanaan pembangunan seperti yang diamanatkan dalam Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004

Analisis regresi linier antarparameter geologi teknik menunjukkan beberapa parameter seperti: kandungan lempung (Cl) dengan berat jenis (G ), kandungan lempung (Cl) dengan

Petunjuk B dipergunakan untuk menjawab soal nomor 23 sampai dengan nomor 26.. Protalium tumbuhan paku mempunyai

Adiknya 4 (empat) orang dan masih mertjadi tanggungan orang­ tuanya. Dalam kondisi ekonomi yang pas-pasan, ketika Purwanto meng­ irtjak usia 18 tahun, ia memutuskan