KAJIAN ANATOMI SKELET TRENGGILING JAWA
(Manis javanica)
EKO CAHYONO
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2007
ABSTRAK
EKO CAHYONO. Kajian Anatomi Skelet Trenggiling Jawa (Manis javanica). Dibimbing oleh CHAIRUN NISA’ dan SUPRATIKNO.
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran anatomi skelet Trenggiling Jawa (Manis javanica). Penelitian ini menggunakan dua trenggiling, jantan dan betina. Otot trenggiling dihilangkan secara kimiawi melalui tiga tahap. Pertama, spesimen tanpa kulit direndam selama satu minggu dalam larutan deterjen 1-1,5 % dalam air yang telah dipanaskan, kemudian dibersihkan dengan pisau. Otot yang masih tersisa pada skelet dibersihkan dengan sikat kawat halus. Tahap kedua dan ketiga, untuk memaksimalkan proses pembersihan otot dan ligamen dilakukan perendaman dalam larutan amoniak 0,6 % dan klorin 1 %, kemudian dalam larutan H2O2 6% masing-masing selama 48 jam. Penelitian ini
menggunakan metode deskriptif yaitu mengamati dan mencatat dengan seksama tulang yang diteliti dan didukung oleh sumber-sumber pustaka yang berkaitan. Hasil penelitian menunjukkan tulang tengkorak trenggiling berbentuk kerucut memanjang menunjukkan ciri hewan insektivora. Tengkorak tenggiling tidak memiliki arcus zygomaticus, crista facialis, dan limbus alveolaris, karena hewan ini tidak memiliki gigi dan tidak melakukan aktivitas mengunyah di rongga mulut, sehingga otot-otot mastikasi tidak berkembang baik. Struktur kerangka tubuh trenggiling secara umum mirip karnivora. Collumna vertebralis memiliki
processus transversus, processusmammilaris, processusspinosus, dan os chevron
yang berkembang subur. Os atlas dan os axis trenggiling mirip karnivora.
Processus accessorius mulai dari dua atau tiga ossa vertebrae thoracalis terakhir sampai enam ossa vertebrae coccygeae pertama membentuk “interlock articulation“ dengan processus articularis cranialis. Trenggiling memiliki os sacrum yang bersatu dengan os coxae dan ini merupakan ciri hewan penggali.
Processus transversus dari ossa coccygeae trenggiling sangat subur dan os chevron berkembang sampai oscoccygeae terakhir, hal ini menunjukkan kekuatan ekor dengan berkembangnya otot-otot serta perlindungan buluh darah dan syaraf ekor. Tulang kaki depan dan belakang trenggiling menunjukkan ciri hewan plantigradi yang memiliki kemampuan sebagai hewan penggali dan pemanjat.
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 06 Desember 1983 di Cilacap, Jawa Tengah, Indonesia. Merupakan putra pertama dari dua bersaudara. Lahir dari pasangan Solat dan Khotimah.
Menempuh pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri III Karanggedang lulus tahun 1996. Kemudian melanjutkan pendidikan menengah pertama di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri I Sidareja dan lulus tahun 1999. Pendidikan menengah atas diselesaikan di Sekolah Menengah Atas Negeri I Sidareja pada tahun 2002 dan pada tahun yang sama diterima sebagai mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama pada Institut Pertanian Bogor melalui jalur Penelusuran Minat dan Kemampuan (PMDK).
Pada tahun 2003 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Kedokteran Hewan pada Fakukultas Kedokteran Hewan IPB.
KATA PENGANTAR
Sesungguhnya segala pujian hanyalah pantas saya panjatkan kepada Alloh
‘Azza wa jalla, semoga salawat dan salam terlimpah untuk Muhammad
Rosululloh sollallohu ‘alaihi wasallam. Skripsi ini tersusun dari hasil penelitian saya yang berjudul “ Kajian Anatomi Sistem Rangka Trenggiling Jawa (Manis
javanica)”. Dengan penuh rasa syukur penulis sampaikan terima kasih dan
penghargaan kepada :
1. Bapak dan Emak tercinta yang telah memberikan curahan doa dan kasih sayang sepanjang waktu yang begitu tulus. Maafkan anakmu yang belum bisa membalas semua itu. Mudah-mudahan Alloh ‘Azza wa jalla
membalasnya dengan balasan yang lebih baik.
2. Dr. Drh. Chairun Nisa’, MSi. selaku pembimbing utama yang telah memberikan bimbingan, saran, motivasi, dan atas kesabarannya selama penelitian penulis. Mudah-mudahan Alloh ‘Azza wa jalla membalasnya dengan yang lebih baik.
3. Drh. Supratikno selaku pembimbing anggota dengan kesabaran, bimbingan, dan waktu luangnya untuk saya selama penelitian. Semoga Alloh ‘Azza wa jalla membalas dengan balasan yang lebih baik.
4. Dr. Drh. Nurhidayat, MS. yang telah membantu dalam pemotretan dan sebagai dosen penguji yang telah memperkaya skripsi ini.
5. Drh. Agus Wijaya, MSc., Ph.D. selaku dosen pembimbing akademik atas nasehat dan arahannya selama penulis mengikuti perkuliahan.
6. Seluruh staff pengajar dan karyawan di Laboratorium Anatomi FKH IPB atas tenaga, kebaikan, dan waktu luangnya untuk saya selama melakukan penelitian.
7. Mas Uus Sholahudin dan keluarga atas kebaikan dan dukungan moril selama penelitian penulis.
8. Teman-teman satu atap di Turfgrass Club (Rofik, Yudi, Undang, Yusuf), Pak Mardi, Pak Budi Tjahyono, Ibu Sri atas kebaikan dan kerendahan hatinya memberikan fasilitas selama penelitian.
9. Teman-teman Arthropoda 39 (Triyano, Hanafi, Hairil, Nur, Santi, Putut, Fatkhan, Hendra, Didit dan lainnya yang tidak tersebut), Ornither’s, saudara saya di DKM An-Nahl, Ihyaussunnah, Al-Furqon, At-Tauhid dan lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu jazakumulloh khoir.
10. Dan semua pihak atas bantuan dan kerjasamanya yang tidak tersebut satu persatu.
Dengan penuh kesadaran dan keterbatasan pengetahuan penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna. Akhirnya, semoga karya kecil ini dapat bermanfaat untuk perkembangan ilmu pengetahuan veteriner.
Bogor, September 2007
Penulis
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Skripsi : Kajian Anatomi Skelet Trenggiling Jawa (Manis javanica) Nama : Eko Cahyono
NRP : B04102076
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Drh. Chairun Nisa’, MSi Drh. Supratikno NIP. 131 841 722 NIP.132 313 044
Mengetahui, Wakil Dekan FKH IPB
Dr. Drh. I Wayan Teguh Wibawan, MS NIP. 131 126 090
ii
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ... ii
DAFTAR TABEL ... iii
DAFTAR GAMBAR ... v PENDAHULUAN ... 1 Latar Belakang ... 1 Tujuan ... 2 Manfaat ... 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 3
STRUKTUR SKELET MAMALIA ... 3
Skelet Aksial ... 4
Skelet Apendikular ... 5
TRENGGILING JAWA ... 6
Klasifikasi dan Distribusi ... 6
Ekologi dan Perilaku ... 7
Morfologi dan Rangka ... 8
BAHAN DAN METODE PENELITIAN ... 10
Waktu dan Tempat Penelitian ... 10
Bahan Penelitian ... 10
Metode Penelitian ... 10
HASIL ... 12
SKELET AKSIAL TRENGGILING JAWA ... 12
Tulang Tengkorak ... 12
Tulang Belakang ... 14
Tulang Rusuk ... 21
Tulang Dada ... 22
Tulang Lidah ... 23
SKELET APENDIKULAR TRENGGILING JAWA ... 23
Tulang Kaki Depan ... 23
Tulang Kaki Belakang ... 26
PEMBAHASAN ... 29
SKELET AKSIAL TRENGGILING JAWA ... 29
Tulang Tengkorak ... 29
Tulang Belakang ... 30
Tulang Rusuk dan Tulang Dada ... 33
Tulang Lidah ... 34
SKELET APENDIKULAR TRENGGILING JAWA ... 34
Tulang Kaki Depan ... 34
Tulang Kaki Belakang ... 36
KESIMPULAN ... 39
iii
DAFTAR TABEL
Halaman
1 Jumlah tulang belakang pada beberapa hewan ... 5 2 Jumlah tulang belakang trenggiling ... 15
iv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1 Morfologi tulang tengkorak trenggiling jantan (A) dan betina (B) pada bagian dorsal (A1, B1), lateral (A2, B2), ventral (A3, B3), dan
tulang rahang bawah (C) ... 12
2 Skeleton aksial trenggiling tampak lateral ... 14
3 Morfologi tulang leher trenggiling jantan (A) dan betina (B) tampak dorsal (A1, B1), lateral (A2, B2) dan ventral (C) ... 16
4 Morfologi ossa vertebrae thoracalis tampak dorsal (A), lateral (C), dan ossa vertebrae lumbalis (B) trenggiling tampak dorsal ... 15
5 Morfologi tulang gelang panggul trenggiling jantan (A) dan betina (B) tampak dorsal (A1, B1), lateral (A2, B2), dan ventral (A3, B3) ... 17
6 Morfologi tulang ekor trenggiling tampak dorsal (A) dan lateral (B) ... 18
7 Morfologi ossa vertebrae coccygeae tampak lateral (A), ventral (B), dan caudal (C) ... 19
8 Morfologi tulang-tulang daerah dada pada jantan (A) dan betina (B) tampak dorsal (A1) dan ventral (B1) ... 20
9 Morfologi tulang kaki depan tampak lateral (A) dan dorsal (B) ... 22
10 Morfologi tulang telapak kaki depan tampak volar ... 23
11 Morfologi tulang kaki belakang tampak lateral (A) dan dorsal (B) ... 25
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia merupakan negara di wilayah khatulistiwa dengan kekayaan alam hayati yang besar, sehingga disebut negara megabiodiversitas. Sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk, maka banyak sumber daya alam yang dieksploitasi untuk kepentingan manusia. Eksploitasi yang dilakukan tanpa memperhatikan kelestarian lingkungan dapat menyebabkan kerusakan hutan, polusi air maupun udara, dan sebagainya. Kerusakan hutan dapat mengakibatkan beberapa jenis satwa terancam keberadaannya.
Salah satu jenis fauna Indonesia yang perlu mendapat perhatian adalah trenggiling. Menurut Soehartono & Mardiastuti (2003) dalam Konvensi Internasional Perdagangan Hewan Liar (CITES) trenggiling masuk kategori appendix II, artinya suatu jenis hewan yang pada saat ini tidak termasuk kedalam kategori terancam punah, namun memiliki kemungkinan terancam punah jika perdagangannya tidak diatur.
Trenggiling merupakan mamalia unik dengan sisik yang menutupi tubuhnya, sehingga menyerupai reptil. Hewan ini dikenal sebagai mamalia bersisik pemakan semut (scally ant eater) dan dalam klasifikasi masuk kedalam ordo Pholidota dengan hanya memiliki satu famili Manidae dan satu genus Manis.
Di dunia ada tujuh spesies yang ditemukan di hutan tropis Asia dan Afrika (Corbet & Hill 1992; Feldhamer et al. 1999). Informasi terbaru menyebutkan
bahwa trenggiling di Pulau Palawan, Filipina merupakan spesies tersendiri yaitu
Manis culionensis (Goubert & Antunes 2005), sehingga jumlah spesies diusulkan menjadi delapan.
Skelet adalah susunan berbagai tulang dalam tubuh manusia dan hewan yang saling berhubungan pada berbagai sendi. Skelet mempunyai fungsi utama sebagai penunjang tubuh, sistem lokomosi, dan pelindung jaringan lunak. Tulang-tulang penysusun skelet secara umum dibagi menjadi dua kelompok utama yaitu tulang-tulang kepala dan badan dan tulang-tulang kaki. Tulang-tulang kepala dan badan disebut skelet aksial karena menjadi sumbu tubuh, sedangkan tulang-tulang kaki disebut skelet apendikular. Pada beberapa hewan memiliki skelet visera yaitu