• Tidak ada hasil yang ditemukan

STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG L.H. DAERAH PROVINSI DAN DAERAH KABUPATEN/KOTA - Repository IPDN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG L.H. DAERAH PROVINSI DAN DAERAH KABUPATEN/KOTA - Repository IPDN"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

STANDAR PELAYANAN

MINIMAL (SPM) BIDANG

L.H. DAERAH PROVINSI

DAN DAERAH

KABUPATEN/KOTA

(2)

BIODATA NARASUMBER

Nama

: Dr. Fernandes Simangunsong, S.STP, S.AP, M.Si

Lahir

: Jambi, 4 Maret 1977

NIP

: 19770304 1995 11 1 001

Jabatan

: Dosen Fungsional (Lektor Kepala)

Pangkat

: Pembina TK. I (IV/b)

Instansi

: Kampus IPDN Jatinangor

Alamat

: Komp. Singgasana Pradana

(3)

Ketentuan tentang jenis dan

mutu pelayanan dasar yang

merupakan urusan wajib yang

berhak diperoleh setiap warga

secara minimal.

(4)

Adalah

: jenis pelayanan publik

yang mendasar dan mutlak untuk

mendapatkan mutu lingkungan

hidup yang baik dan sehat secara

berkelanjutan.

Pelayanan Dasar

adalah jenis

pelayanan publik yang mendasar dan

mutlak untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat dalam kehidupan sosial,

(5)

ABSOLUTE

(Mutlak Urusan

Pusat)

CONCURENT

(Urusan Bersama Pusat, Prov

dan Kab/Kota)

PILIHAN

/

OPTIONAL

(Sektor Unggulan)

• Hankam

•Moneter

•Yustisi

•Politik Luar Negeri

•Agama

WAJIB

/

OBLIGATORY

(Pelayanan Dasar)

Contoh: Pertanian,

Industri,

Perdagangan,

Pariwisata,

Kelautan, dsb

Contoh: Kesehatan,

Pendidikan,

Lingkungan

Hidup

, dsb

SPM

(Standar Pelayanan

Minimal)

URUSAN

(6)

DASAR

HUKU

M

Undang-Undang No. 32 Tahun 2004

Psl. 11 ayat (4), Psl. 13, Psl. 14

Peraturan Pemerintah

Nomor 65 Tahun 2005

Tentang Pedoman Penyusunan

dan Penerapan SPM

Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 6 Tahun 2007

Tentang Juknis Penyusunan

dan Penetapan SPM

Peraturan Pemerintah No. 38 / 2007

Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan

1. Limbah B3

2. Amdal

3. Kualitas Air

4. Kualitas Udara

5. Pesisir dan Laut

6. Kebakaran Hutan dan Lahan

7. Kerusakan Tanah Biomassa

8. Kerusakan akibat bencana

9. SNI

10. Ekonomi Lingkunga

11. Manajemen Lingkgn

12. Diklat

13. Pelayanan Bidang

LH

14. Otda Lingkungan

15. Hukum LIngkungan

16. Perjanjian

Intern-asional

17. Iklim dan Atmosfir

18. Lab. Lingk

Sub Bidang:

1. Pengendalian Dampak

Lingkungan

18 sub-sub bidang

Sub-sub Bidang

2. Konservasi

SDA

Sub Bidang

KEHATI

Pelayanan Bidang LH (SPM)

Lampiran

Draft

Permendagri No.79 /2007 Ttg pedoman Penyusunan Rencana Pencapaian SPM

(7)

Ruang Lingkup

Penyusunan

SPM oleh Menteri/

Pimpinan LPND dan

Penerapan

oleh

Pemerintahan Provinsi dan

Kabupaten/Kota;

SPM sebagai

acuan

Pemerintahan

Daerah dalam rangka

(8)

PRINSIP

PENYUSUNAN

DAN

PENETAPAN

SPM

(Pasal 10

Permendagri

No. 6/2007

Konsensus

Sederhana

Nyata Terukur

Terbuka

(9)

MEKANISME PELAYANAN

SPM

PERATURAN MENTERI

STANDAR PELAYANAN

MINIMAL (SPM) SEKTOR

MENTERI/LPND

KONSULTASI

TIM

DPOD

REKOMENDASI

PEMBAHASAN

(10)

• Telah dikeluarkan rekomendasi Dewan Pertimbangan

Otonomi Daerah (DPOD) tanggal 11 Juni 2008, tentang

SPM Bidang LH untuk ditetapkan menjadi Permen LH

tentang SPM Bidang LH Daerah Provinsi dan Kabupaten/

Kota

• Sidang DPOD dihadiri oleh Menteri Dalam Negeri,

Menteri Keuangan, Menteri Hukum dan Menkundang,

Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (PAN)

dan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan

Nasional/Bappenas.

(11)

MASALAH-MASALAH LINGKUNGAN

Pencemaran air

Pencemaran udara di kota-kota besar

Pencemaran limbah domestik dan sampah

Kontaminasi dari bahan berbahaya dan beracun (B3)

Kerusakan ekosistem hutan hujan tropika

Kerusakan Daerah Aliran Sungai (DAS)

Kerusakan ekosistem danau

Kerusakan ekosistem pesisir dan laut

Kerusakan lingkungan akibat kegiatan pertambangan

Pemanasan bumi

Penipisan lapisan ozon

Bencana lingkungan: banjir dan longsor, kekeringan, kebakaran

(12)

Kenaikan suhu menyebabkan kasus

penyakit tropis meningkat: malaria,

demam berdarah, chikunguya, dll.

Tahun 1989 – 2070:

kasus malaria, meningkat

18%, Kasus DBD, 4x lipat

(13)

PROSES

PENYUSUNA

N

SPM

BIDANG LH

UU Nomor 32 tahun 2004

Kab/Kota

Provinsi

Sinkronisasi

Adipura + MIH

Pembentukan Tim Teknis

SPM Bidang LH

PP Nomor 65 tahun 2005

Penentuan SPM Bidang LH

revisi

Kepmen LH

Nomor 197 Tahun 2005

Pertemuan Rutin Tim Teknis,

konsultasi publik dgn daerah

Konsultasi publik dgn

Dep-dagri

Konsultasi publik dgn Pakar

Konsinyasi

Sosialisasi

Hasil

Proses Pembahasan

Draft 7

Kabupaten / Kota

Draft 13

Provinsi

(14)

PERTEMUAN PAKAR

SEMARANG

YOGYAKARTA

Definisi

Jenis

Pelayanan Dasar Bidang LH

Skala Lingkungan

Etika Lingkungan

Jasa Lingkungan

(15)

SPM BIDANG LH

Daerah Provinsi

Daerah Kabupaten/Kota

Informasi Status Mutu Air

Informasi Status Mutu

Udara Ambien

Tindak Lanjut Laporan/

Pengaduan Ma-syarakat

Akibat Adanya Dugaan

Pencemaran dan/atau

Kerusakan Lingkungan

Pencegahan Pencemaran

Air

Pencegahan Pencemaran

Udara Dari Sumber Tidak

Bergerak

Penyediaan Informasi Status

Kerusakan Lahan/Tanah

Untuk Produksi

Biomassa

Tindak Lanjut Laporan /

(16)

JUKNIS SPM BIDANG LH

JUKNIS SPM BIDANG LH

Pengertia

n

Indikator &

cara

Penghitung

an

Sumber

Data

Batas waktu

pencapaian

Langkah

Kegiatan

Rujukan/

(17)

KENDALA DALAM PENGELOLAAN

LH (PLH)

Materi Lingkungan Hidup dipahami

sebagai PENGETAHUAN/INFORMASI

Pelestarian fungsi lingkungan hidup

dapat tercapai jika pengetahuan

tersebut DIIMPLEMENTASIKAN

Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah

masalah PERUBAHAN SIKAP dan

MORAL

Perlu waktu pembuktian dampak

(18)

2 Pencegahan pencemaran udara.

2.

1 Pencegahan pencemaran udara dari sumber tidak bergerak

2.1.1 Prosentase (%) Usaha dan atau kegiatan sumber tidak bergerak yang telah memenuhi persyaratan adminis- tratif dan teknis peng-endalian pencemaran udara.

100% Jumlah usaha dan/atau kegiatan sumber tak bergerak yang telah meme nuhi persyaratan administratif dan tek nis pengendalian pencemaran udara (dengan parameter total partikulat) yg dipantau dalam 1 tahun dibandingkan jumlah usaha dan/atau kegiatan sum-ber tak sum-bergerak dipantau dlm 1 tahun.

3 Pengendali-an Kerusak-an LahKerusak-an

3.

1 Penyediaan Informasi Status Kerusakan Lahan/Tanah untuk Produksi Biomassa

3.1.1 Prosentase (%) luasan lahan yg status keru-sakan lahan/tanah utk produksi biomassa telah ditetapkan dan diinformasikan

100% Luasan lahan yang telah ditetapkan status kerusakan lahan/tanah untuk produksi biomassa dalam 1 tahun dibandingkan dengan luasan lahan yang diperuntukkan sebagai lahan / tanah untuk produksi biomassa.

4 Penegakan hukum lingkungan

4.

1 Tindak lanjut laporan / penga-duan masy aki-bat ada dugaan pencemaran dan/atau peru-sakan lingkgn.

4.1.1 Prosentase (%) jumlah laporan/pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan

pencemaran dan atau perusakan lingkungan yang ditindaklanjuti.

90% Jumlah laporan / pengaduan masy. akibat adanya dugaan pencemaran dan atau perusakan lingkungan yang telah ditindaklanjuti dan diinformasikan dalam 1 tahun dibandingkan dengan jumlah laporan/pengaduan

masyarakat yang diterima dalam 1 tahun.

URUSAN WAJIB

JENIS PELAYANAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM)

INDIKATOR KINERJA NILAI PENJELASAN

URUSAN WAJIB DAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM)

BIDANG LH pada DAERAH KABUPATEN & DAERAH

KOTA (1)

1 Pengelolaan Kualitas Air di Kabupaten/ Kota 1.

1. Pencegahan pencemaran air. 1.1.1 Prosentase (%) Usaha dan/atau kegiatan mentaati persyaratan administratif & teknis pengendalian

pencemaran air .

100% Jumlah usaha dan/atau kegiatan yang telah mentaati persyaratan adminis-tratif dan teknis pengendalian pence-maran air dalam 1 tahun

(19)

1 Pengelolaan Sumber Air (SA) 1.1 Penyediaan informasi status mutu air 1.1.

1 Prosentase (%) informasi jumlah SA yang kualitas dan status mutu airnya dipantau

100% Jumlah SA: kualitasnya dipantau, status mutu air diinformasikan kpd masyarakat selama 1 tahun diban-dingkan jumlah SA yang telah dite-tapkan titik sample-nya sbg hasil identifikasi Provinsi dalam 1 tahun.

2 Pengenda-lian

pencemaran udara

2.

1 Penyediaan informasi status mutu udara ambien

2.1.

1 Prosentase (%) Kabupaten/Kota di mana mutu udara ambien-nya dipantau

100% Jumlah kab/kota yang mutu udara ambien-nya dipantau (dengan parameter TSP) di lokasi/kawasan permukiman dan industri dalam 1 tahun dibandingkan dengan jumlah daerah Kab/Kota di Provinsi.

3 Penegakan hukum lingkungan

3.

1 Pelayanan tindak lanjut laporan/ pengaduan ma-syarakat aki-bat adanya dugaan pen-cemaran dan atau kerusak-an lingkungkerusak-an 3.1.

1 Prosentase (%) jumlahlaporan / peng aduan masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan yang ditindak-lanjuti.

90% Jumlah laporan/pengaduan

masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan yang telah ditindak-lanjuti dalam 1 tahun dibandingkan dengan jumlah/pengaduan

masyarakat yang diterima pihak Provinsi dalam waktu 1 tahun.

URUSAN WAJIB DAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM)

BIDANG LINGKUNGAN HIDUP DAERAH

PROVINSI (2)

URUSAN WAJIB

JENIS PELAYANAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM)

(20)

Pencemaran Air

Kegiatan Domestik

Kegiatan Usaha

Skala Besar

Skala Kecil

-Industri Kertas

-Industri Semen

-Industri Tekstil, dll

-Industri RT

(Batik, Tahu/Tempe, dll)

RT

Mall

Hotel

dll

Persyaratan Teknis

Persyaratan Adm

(21)

Pengendalian Pencemaran Udara

Kegiatan

Sumber

Bergerak

Kegiatan

Sumber Tidak

Bergerak

-Industri besi & baja

-Industri pulp & kertas

-Industri semen

-PLTU

Persyaratan Teknis

Persyaratan Adm

(22)

Pemantauan

Kerusakan

Lahan/Tanah Untuk

Produksi Biomassa

Proses Produksi

Biomassa

Pertanian

Perkebunan

Hutan Tanaman

RTH (kota)

Kriteria Baku

Kerusakan Tanah

Untuk Produksi

Biomassa

Status Kerusakan Lahan/Tanah

Untuk produksi biomassa

(23)

D PENEGASAN HAK, KEWAJIBAN DAN PERAN MASYARAKAT UURI-PR No 26, 2007

D PENEGASAN HAK, KEWAJIBAN DAN PERAN MASYARAKAT UURI-PR No 26, 2007

Dalam pemanfaatan ruang, setiap

Dalam pemanfaatan ruang, setiap

orang berhak untuk (

orang berhak untuk (

HAK):

HAK):

KEWAJIBAN

KEWAJIBAN

Dalam pemanfaatan

Dalam pemanfaatan

ruang, setiap orang wajib:

ruang, setiap orang wajib:

a. mengetahui rencana tata ruang;

b. menikmati pertambahan nilai ruang

sebagai akibat penataan ruang;

c. memperoleh penggantian yang layak atas

kerugian yang timbul akibat pelaksanaan

kegiatan pembangunan yang sesuai

dengan rencana tata ruang;

d. mengajukan keberatan kepada pejabat

berwenang terhadap pembangunan di

wilayahnya yang tidak sesuai dengan

rencana tata ruang di wilayahnya;

e. mengajukan tuntutan pembatalan izin dan

penghentian pembangunan yang tidak

sesuai dengan rencana tata ruang kepada

pejabat berwenang; dan

f. mengajukan gugatan ganti kerugian

kepada pemerintah dan/atau pemegang

izin apabila kegiatan pembangunan yang

tidak sesuai dengan rencana tata ruang

menimbulkan kerugian.

a. menaati rencana tata ruang

yang telah ditetapkan;

b. memanfaatkan ruang

sesuai

dengan

izin pemanfaatan

ruang dari pejabat yang

berwenang.

c. mematuhi

kekentuan yang

ditetapkan

dalam

persyaratan

izin

pemanfaatan ruang, dari

d. memberikan

akses halangi

akses terhadap

kawasan

yang

oleh

ketentuan

peraturan

perundang-undangan

dinyatakan

sebagai milik umum

PERAN

PERAN

(1) Penyelenggaraan pena

taan ruang dilakukan

o-leh pemerintah dengan

melibatkan peran masy;

(2) Peran masyarakat dlm

penataan ruang

seba-gaimana dimaksud pada

ayat (1) dilakukan, antara

lain, melalui:

a. partisipasi dalam penyu

sunan rencana tata ruang:

b. partisipasi dalam peman

faatan ruang, dan,

c. partisipasi dlm

pengen-dalian pemanfaatan ruang

(3) Ketentuan lebih lanjut

me-ngenai tata ruang dan

ben-tuk peran masyarakat

dalam penataan ruang

sebagaimana yang di

maksud pd ayat (1) diatur

dengan peraturan

pemerintah

Pasal 60

Pasal 61

Pasal 65 & 66

(24)

UNDANG-UNDANG PENATAAN RUANG No

26/2007

Pasal 28:

berlaku

mutatis mutandis

(sama) untuk perencanaan TR

WilKot, ketentuan selain rincian pd Ps 26 ay (1), di + kan:

a.

Rencana penyediaan dan pemanfaatan RTH;

b.

Rencana penyediaan dan pemanfaatan RT-non hijau;

c.

Rencana penyediaan & pemanfaatan prasarana & sarana jaringan

pejalan kaki, angkutan umum, kegiatan sektor informal, ruang

evakuasi bencana, dibutuhkan dalam jalankan fungsi wilayah

kota=pusat YAN sosek & pertumbuhan wilayah.

Pasal 29:

(1)

RTH sebagaimana yang dimaksud Ps 28 huruf a, terdiri dari RTH

publik dan privat (10% wilkot);

(2) Proporsi luas RTH pada Wilkot paling sedikit 30% luas wilkot;

(3) Luas RTH publik pada wilkot paling sedikit 20% luas wilkot.

Pasal 30:

Distribusi RTH publik seperti dimaksud pada Ps 29 ay (1) dan (3)

(25)
(26)
(27)
(28)

PANAS

PENGAP

SEJUK

SEGAR

SUMUR

TDK BERAIR

BERAIR

SUMUR

1. SEBUAH RUMAH DI

KOMPLEK PERMUKIMAN

2. MEMILIKI 15 POHON

3. LUAS TANAH 100 M2

LUAS BANGUNAN 40 M2

4. SEWAKTU KEMARAU:

SEJUK DAN SUMUR

BERLIMPAH AIR PUNYA

CADANGAN AIR 7M3x15

POHON = 105 M3

5. SUMUR DI RUMAH

TETANGGA KERING

(29)
(30)

Pengertian:

Tanah

adalah salah satu komponen lahan,

berupa lapisan teratas kerak bumi yang

terdiri dari bahan mineral dan bahan organik

serta mempunyai sifat fisik, kimia, biologi,

dan mempunyai kemampuan menunjang

kehidupan manusia dan makhluk hidup lain

Sebagai ruang hidup:

Fungsi

produksi

(penghasil

biomassa

) & fungsi

konservas

i: menjaga

kelestarian fungsi

sumberdaya air

dan kelestarian lingkungan

MENGINGAT PENTINGNYA FUNGSI TANAH

PERLU DIBUAT perATURAN YANG BERTUJUAN

UNTUK:

Melestarikan dan meningkatkan kemampuan produksi

Pelestarian fungsi sumberdaya tanah agar dapat didaya

gunakan sesuai dengan/atau tidak melebihi daya dukung

(31)

LINGKUP PENGATURAN

Kegiatan di

areal

produksi

biomassa

Kegiatan non

produksi biomassa

di luar areal produksi

biomassa

PP

150/2000

Kerusakan Tanah

untuk Produksi

(32)

Kriteria Baku

Kerusakan Tanah

Parameter minimal yang

dibutuhkan tanaman untuk bisa

tumbuh: kimia, fisik dan biologi

Parameter kimia: pH, Redoks, DHL

Parameter fisik: ketebalan solum,

kebatu-an permukaan, komposisi

fraksi, derajat pelulusan air,

porositas total, berat isi.

(33)

Kriteria Baku Kerusakan Tanah

LAHAN KERING:

Erosi air

Ketebalan solum

Komposisi Fraksi

Berat Isi

Porositas Total

Derajat Pelulusan air

pH, DHL, Redoks

Jumlah Mikroba

LAHAN BASAH:

Subsidensi gambut

Kedalaman lapisan

berpirit

Kedalaman air tanah

dangkal

Redoks untuk tanah

berpirit

Redoks untuk gambut

pH, DHL

(34)

1. SATU POHON MENGHASILKAN

1,2 KG OKSIGEN/ HARI

2. SATU ORANG BERNAFAS

PERLU 0,5 KG OKSIGEN/ HARI

3. JADI SATU POHON

MENUNJANG KEHIDUPAN

2 WARGA KOTA

(35)

STOP PEMBANGUNAN KOTA

YG TDK BERWAWASAN LINGKUNGAN

80%

20%

PANAS MATAHARI DISERAP KOTA

80%

20% KEMBALI KE ANGKASA

SEHINGGA MENJADIKAN PULAU

PANAS KOTA (HEAT ISLAND)

SELAMATKAN ALAM PERKOTAAN

DG MEMPERBANYAK RTH KOTA

10%

80%

10%

PANAS MATAHARI DISERAP KOTA

DG HUTAN KOTA 90%

80% UTK FOTOSINTESA YG

MENGHASILKAN OKSIGEN DAN

PANAS KOTA HANYA 10%

10% LAINNYA KEMBALI KE

ANGKASA

SEHINGGA MENJADIKAN KOTA

SEJUK DAN SEGAR

(36)

Penegakan Hukum Lingkungan

Lingkungan Hidup yang baik dan sehat

Hak Masyarakat

Dugaan Pencemaran dan/ Perusakan Lingkungan

Informasi LH

UU 23/1997

Pasal 5 (ayat 1 dan 2)

(37)

MEKANISME PENERAPAN SPM

Pemda menyusun rencana

pencapaian SPM

Target tahunan

pencapaian SPM

Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah

(RPJMD)

Rencana Strategis Satuan

Kerja Perangkat Daerah

(Renstra SKPD)

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)

Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat

Daerah (Renja SKPD)

Kebijakan Umum Anggaran (KUA)

Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja

Perangkat Daerah (RKA-SKPD)

Klasifikasi belanja daerah

dengan pertimbangan

kemampuan keuangan

daerah

Mengacu

pada

Dituangkan dalam

Dituangkan dalam

Berdasarkan

Muatan Inti:

• Jenis Pelayanan Dasar

• Indikator dan Nilai SPM

• Pengorganisasian SPM

Batas waktu

(38)

PEMBIAYAAN SPM

DAK/DAU

APBD Tk. I

Provinsi

Kab/Kota

Dekonsentrasi

(39)

Pembinaan dan

Pengawasan

PEMERINTAH

GUBERNUR

DAERAH PROVINSI

DAERAH KAB/KOTA

Pembinaan

MENDAGRI

MENLH

Pengawasan Umum

Pengawasan Teknis

PEMERINTAH DAERAH

PROV/KAB/KOTA

(40)

Dataran Banjir (

Flood plain

), sebenarnya tidak boleh dibangun apapun, apalagi

dikonversi atau diurug menjadi kawasan permukiman, sehingga menyebabkan

banjir di sekitar dan juga kawasan tersebut

IDENTIFIKASI MASALAH LINGKUNGAN PERKOTAAN:

Transformasi ekonomi dan demografi

Pesatnya kemajuan teknologi dunia

Sektor swasta makin berperan (70%) namun

belum semua menerapkan bisnis berbasis prinsip

keberkelanjutan

Proses desentralisasi dalam menegakkan

otonomi daerah & ekonomi perdesaan,

Peran masyarakat akan semakin meningkat tapi

latar belakang pendidikan belum cukup

IDENTIFIKASI MASALAH LINGKUNGAN PERKOTAAN:

Transformasi ekonomi dan demografi

Pesatnya kemajuan teknologi dunia

Sektor swasta makin berperan (70%) namun

belum semua menerapkan bisnis berbasis prinsip

keberkelanjutan

Proses desentralisasi dalam menegakkan

otonomi daerah & ekonomi perdesaan,

Peran masyarakat akan semakin meningkat tapi

(41)

KETERKAITAN UNIT KERJA KLH

DALAM RANGKA DESENTRALISASI

Tata

Lingkungan

Penaatan

Lingkungan

Nilai Tambah Publik :

• Tata Ruang

• Konservasi

• Dal. Dampak Lingkungan

Lokal, Nasional

Regional, Global

Internal Process Perspectives

Learning & Growth Perspectives

Stakeholder

Perspectives

Customer & Public

Perspectives

Se

kre

ta

ria

t M

en

te

ri

Pengendalian

Pencemaran

Lingkungan

Peningkatan

Konservasi SDA

dan Pendalian

Kerusakan

Lingkungan

Pengelolaan B3

dan Limbah

B3

PU SA T P ENG ELO LA AN LH R EG IO NA L

Sta

f A

hli

M

en

te

ri

Komunikasi

Lingkungan dan

Pemberdayaan

Masyarakat

Pembinaan Sarana

Teknis & Peningkatan

(42)

Bagimu Negeri

Jiwa Raga Kami

Amiin.

Hatur Nuhun

Semoga Tuhan Selalu Memberi Yang Terbaik

(43)

TERIMAKASIH

TERIMAKASIH

Atas

Atas

Perhatiannya

Perhatiannya

Mohon Maaf

Mohon Maaf

Kalau Kurang

Kalau Kurang

Memuaskan!!!!

Referensi

Dokumen terkait

Kata budaya (culture) sebagai konsep berakar dari kajian atau disiplin ilmu antropologi, dan merupakan suatu identitas dari tiap-tiap bangsa.Budaya merupakan pola yang

[r]

Cilj ovog istraživanja je ustanoviti kako primjena živog ektomikoriznog micelija na korijen vinove loze (podloga Vitis berlandieri x Vitis riparia SO4), utječe na

Karakteristik orientasi berdasarkan wilayah dibagi menjadi dua, yaitu wilayah timur meliputi RT 5 (Kajuara dan Laleng Bata), 4 (Mappenrae), dan 3 (Cilellang) lebih

Jika mata diperbesar sampai diameter 5 mm, berapa jarak minimum antara dua sumber titik yang masih dapat dibedakan oleh mata pada jarak 40 cm dari mata?, Panjang

“Diskriminasi adalah setiap pembatasan, pelecahan, atau pengucilan yang langsung ataupun tidak langsung didasarkan pada pembedaan manusia atas dasar agama, suku, ras, etnik,

LKS boleh memberikan potongan dari total kewajiban pembayaran kepada nasabah dalam transaksi (akad) murabahah yang telah melakukan kewajiban pembayaran cicilannya dengan tepat

Selanjutnya untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan variabel bebas terhadap variabel terikat tersebut, maka hasil perhitungan dibandingkan dengan