• Tidak ada hasil yang ditemukan

34 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "34 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

34 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1Gambaran Umum Perusahaan

Rachel Bakery and Cookies adalah home industry yang bergerak di bidang

bakery, didirikan pada tahun 2007 oleh Ibu Etty Wijaya. Tempat produksi Rachel

Bakery and Cookies menjadi satu dengan rumah tangga dan toko sembako yaitu berada di Jalan Taman Suryo Kusumo 1 no. 1, Tlogosari, Semarang. Ibu Etty

Wijaya dibantu dengan suami dan 5 orang karyawan memproduksi kue kering setiap harinya serta kue basah untuk hari-hari tertentu atau berdasarkan pesanan.

Rachel Bakery and Cookies diproduksi tanpa menggunakan pengawet dan bahan pemanis buatan dan dinyatakan layak untuk diedarkan di pasaran dengan nomor P.IRT 2063374011761. Roti kering yang dijual berjumlah sekitar 45

macam produk dan roti basah berjumlah 15 macam. Target pasar Rachel Bakery and Cookies yaitu menengah keatas dan kebawah dengan produk yang dijual mulai dari Rp 45.000 - Rp 100.000 (tergantung jenis roti kering).

Untuk memproduksi kue kering (terutama menjelang Hari Raya Lebaran), Rachel Bakery and Cookies sudah mulai diproduksi 2 bulan sebelum Hari Raya

(2)

35 Gambar 4.1

Struktur Perusahaan

4.2 Gambaran Umum Responden

Data dari penelitian ini didapatkan dari empat responden dengan jabatan dan pembagian tugas yang berbeda-beda, sehingga penilaian didapatkan dari

berbagai sudut pandang. Empat responden tersebut adalah :

1. Ibu Etty Wijaya sebagai pemilik

Beliau merupakan pemilik sekaligus orang yang berperan besar dalam Rachel

Bakery and Cookies karena beliau yang menciptakan resep-resep kue kering, mengurus keuangan, serta menyeleksi langsung karyawan yang akan bekerja

membantu proses produksi.

Direktur

Kepala Pemasaran

Kepala Operasional

(3)

36

2. Bapak David Haryanto sebagai kepala pemasaran

Beliau merupakan suami dari Ibu Etty Wijaya dan bertanggung jawab di bagian pemasaran produk Rachel Bakery and Cookies, pengiriman, packing, penyimpanan serta proses transaksi jual beli.

3. Ibu Novi sebagai kepala produksi

Beliau sudah ikut bekerja selama kurang lebih 5 tahun sehingga dipercaya oleh

pemilik untuk mengawasi dan berperan utama dalam proses produksi. Beliau juga bertugas untuk menngajari/ training karyawan baru, mengecek stok bahan baku dan melaporkan bila ada produk cacat.

4. Konsumen sejumlah 10 orang

Konsumen dipilih berdasarkan frekuensi membeli sejumlah minimal 2 kali

dalam 2 bulan. Gambaran umum konsumen dalam penelitian ini yaitu : 4.2.1 Gambaran Umum Konsumen Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan jenis kelamin, gambaran umum konsumen adalah sebagai

berikut :

Tabel 4.2.1

Gambaran Umum Konsumen Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Keterangan Jumlah Persentase

1. Pria 5 50%

2. Wanita 5 50%

Jumlah 10 100%

(4)

37

Dari dua kategori jenis kelamin, konsumen pria dan wanita sama banyaknya

yaitu masing-masing 50% (5 orang).

4.2.2 Gambaran Umum Konsumen Berdasarkan Frekuensi Membeli Berdasarkan frekuensi membeli, gambaran umum konsumen adalah sebagai berikut :

Tabel 4.2.2

Gambaran Umum Konsumen Berdasarkan Frekuensi Membeli

No. Keterangan Jumlah Persentase

1. 2 kali dalam 2 bulan 3 30%

2. 3 kali dalam 2 bulan 3 30%

3. 4 kali dalam 2 bulan 1 10%

4. 5 kali dalam 2 bulan 3 30%

Jumlah 10 100%

Sumber : data primer yang diolah, 2016

Dari empat kategori frekuensi membeli, konsumen yang melakukan pembelian

sejumlah 2 kali, 3 kali dan 5 kali dalam 2 bulan memiliki presentase yang sama yaitu masing-masing 30% (3 orang) dan sejumlah 4 kali dalam 2 bulan

(5)

38 4.3Variabel SWOT

Variabel SWOT pada definisi operasional didapatkan dari hasil wawancara dengan pihak internal Rachel bakery and Cookies dan jawaban responden terhadap kuesioner yang telah diberikan sebelumnya. Dari hasil wawancara

terhadap pihak internal, diketahui kekuatan dan kelemahan yang dimiliki Rachel Bakery and Cookies serta peluang yang ada dan ancaman yang mungkin akan

dihadapi oleh Rachel Bakery and Cookies.

Variabel SWOT Rachel Bakery and Cookies sebagai berikut : 1. Kekuatan (strength)

a. Variasi Produk

Pihak internal menyatakan bahwa variasi produk Rachel Bakery and

Cookies cukup banyak yaitu sekitar 45 macam roti kering dengan bentuk dan rasa yang beragam. Jenis semprit, nastar (keju, nanas, strawberry), kastengel (keju, greentea), putri salju (kacang mete), sagu (pandan, keju,

moka) dan lain-lain.

b. Kemasan / packaging yang menarik

Pihak internal menyatakan bahwa Rachel Bakery and Cookies dikemas rapi dalam toples sehingga roti kering tidak mudah pecah/ hancur saat

pengiriman. Kamasan/ packaging juga berbeda-beda setiap tahunnya dan tentunya disesuaikan dengan tema Hari Raya seperti Lebaran, Natal, Imlek, dll.

c. Tanpa bahan pengawet

Pihak internal menyatakan bahwa di era saat ini banyak sekali masyarakat

(6)

39

dan tanpa bahan pengawet sering menjadi incaran masyarakat karena lebih

aman dikonsumsi. Rachel Bakery and Cookies memproduksi dengan 100% gula murni dan tanpa bahan pengawet sehingga aman dikonsumsi jangka panjang. Walaupun tanpa bahan pengawet namun produk dapat

bertahan hingga 6 bulan.

d. Pengiriman gratis dan potongan harga

Pihak internal menyatakan bahwa konsumen berhak mendapatkan pelayanan yang baik berupa pengiriman gratis dan potongan harga untuk pembelian dalam jumlah tertentu. Pengiriman dalam kota Semarang dapat

diantar sampai ke tempat tujuan, sedangkan untuk luar kota dan luar pulau akan memanfaatkan jasa kurir seperti JNE, TIKI, dll.

2. Kelemahan (weakness)

a. Kurangnya tenaga kerja yang terampil

Pihak internal menyatakan bahwa Rachel Bakery and Cookies kekurangan

tenaga kerja yang terampil dalam membuat roti. Hal ini berdampak pada penurunan kualitas produk yang dihasilkan (karyawan tidak terampil

dalam mencetak roti sehingga bentuknya tidak baik atau menata roti sembarangan sehingga mudah sekali hancur) dan juga berdampak pada

penurunan jumlah produk yang dihasilkan. b. Mesin produksi masih sederhana

Pihak internal menyatakan bahwa Rachel Bakery and Cookies masih

mengandalkan mesin seadanya (mesin sederhana) sekedar untuk mengaduk adonan dan mencetak 1 bentuk kue saja. Sebagain besar proses

(7)

40 c. Ruang penyimpanan sempit

Pihak internal menyatakan bahwa ruang penyimpanan masih menjadi satu dengan rumah tangga, sedangkan ruang produksi berada di garasi rumah. Hal ini menyulitkan proses penyimpanan dimana roti kering membutuhkan

tempat yang cukup luas dan kering agar roti kering bisa terjaga kualitasnya dengan baik.

3. Peluang (opportunity)

a. Transaksi jual beli online, pemasaran lebih luas

Pihak internal menyatakan bahwa sejak tahun 2015, Rachel Bakery and

Cookies ikut serta dalam perkembangan teknologi yaitu dengan melakukan pemasaran via online (Tokopedia, Lazada, Shopee, Facebook,

Instagram) sehingga bisa menjangkau wilayah yang lebih luas lagi yaitu ke luar Kota Semarang dan luar Pulau Jawa.

b. Kemajuan teknologi (mesin modern) membantu proses produksi

Pihak internal menyatakan banyak mesin yang dapat membantu proses produksi seperti contohnya alat pencetak kue yang lebih inovatif sehingga

bisa menghasilkan bentuk kue yang lebih menarik lagi dan tidak perlu repot lagi mencetak kue dengan tangan. Hal ini sangat membantu apabila

(8)

41 c. Hubungan baik dengan pemasok

Pihak internal menyatakan Rachel Bakery and Cookies bekerjasama dengan Harmony Mart dan juga PT. MSS (Mitra Sukses Sejati) Semarang sebagai pemasok bahan baku utama. Harmony Mart tekadang mengadakan

promo harga untuk bahan baku tertentu. Sedangkan untuk PT MSS (Mitra Sukses Sejati), disediakan jasa layanan antar gratis sampai ke rumah

produksi Rachel Bakery and Cookies dan metode pembayaran yang diterapkan yaitu kredit/dicicil.

4. Ancaman (threats)

a. Pesaing dengan harga yang lebih murah

Pihak internal menyatakan banyak pesaing dengan harga yang lebih murah

bermunculan di pasaran. Hal ini menjadi ancaman Rachel Bakery and Cookies karena masyarakat tentunya lebih tertarik kepada produk dengan harga yang lebih murah walau kadang kualitasnya tidak sebanding dengan

harga murah tersebut.

b. Pesaing dengan produk yang lebih inovatif

Pihak internal menyatakan munculnya produk inovatif membuat Rachel Bakery and Cookies harus semakin berpikir maju untuk bisa menghasilkan

(9)

42 c. Kenaikan harga bahan baku

Pihak internal menyatakan bahwa walaupun bahan baku cukup mudah didapatkan dengan harga yang cukup terjangkau dari kedua pemasok yang sudah berlangganan, namun tetap saja kita tidak bisa menghindar dari

kenaikan harga bahan baku yang sewaktu-waktu bisa terjadi. Telebih lagi menjelang hari raya (khususnya Lebaran), bahan baku akan semakin

langka dan harga akan melambung tinggi. Hal ini sangat berpengaruh pada biaya operasional Rachel Bakery and Cookies yang juga mengalami

(10)

43 4.4Matriks IFE (Internal Factor Evaluation)

Berikut adalah hasil perhitungan matriks IFE yang datanya diperoleh dari pendapat ketiga pihak internal Rachel Bakery and Cookies.

Tabel 4.4 Matriks IFE

IFE

STRENGTH BOBOT PERINGKAT BOBOT x

PERINGKAT 1 Variasi produk (45 macam roti kering) 0,33 3,33 1,10

2 Kemasan / packaging yang menarik 0,15 3,33 0,50

3 Tanpa bahan pengawet 0,17 2,33 0,40

4 Pengiriman gratis dan potongan harga 0,07 1,67 0,12 WEAKNESS

1 Kurangnya tenaga kerja yang terampil 0,10 1,33 0,13

2 Mesin produksi masih sederhana 0,10 1,33 0,13

3 Ruang penyimpanan sempit/terbatas 0,8 1,67 0,13

TOTAL 1,0 2,51

Sumber : data primer yang diolah, 2016

Dalam matriks IFE ini penentuan bobot dan peringkat ditentukan oleh pihak internal

Rachel Bakery and Cookies, yaitu :

1. Ibu Etty Wijaya, sebagai pemilik 2. Ibu Novi, sebagai kepala operasional

(11)

44

Bobot adalah indikasi signifikasi relatif dari suatu variabel terhadap

kesuksesan perusahaan dan peringkat adalah ukuran efektivitas strategi perusahaan saai ini. Dari tabel 4.4, dapat dketahui bahwa kekuatan utama Rachel Bakery and Cookies adalah variasi produk (bobot = 0,33 atau 33%).

Rachel Bakery and Cookies memiliki 45 jenis roti kering dan 15 jenis roti basah. Kekuatan selanjutnya yaitu tanpa bahan pengawet (bobot = 0,17 atau

17%).

Dalam matriks IFE diketahui bahwa ada tiga kelemahan dalam Rachel Bakery and Cookies yaitu kurangnya tenaga kerja yang terampil dan tekun dalam

memproduksi roti kering yang sama bobotnya dengan kelemahan yang kedua yaitu mesin produksi masih sederhana (bobot = 0,10 atau 10%). Kelemahan

yang ketiga yaitu ruang penyimpanan yang sempit/ terbatas (bobot = 0,8 atau 8%).

Untuk pengambilan strategi, variasi produk dan kemasan yang menarik mendapat peringkat pertama (peringkat = 3,33). Hal ini menunjukkan bahwa

variasi produk dan kemasan yang menarik menjadi kekuatan utama Rachel Bakery and Cookies. Disusul dengan tanpa bahan pengawet (peringkat = 2,33)

membuat Rachel Bakery and Cookies tetap diminati konsumen terutama yang sangat memperhatikan kesehatan. Dalam faktor kelemahan, ruang penyimpanan yang sempit (peringkat = 1,67) menjadi penghalang utama dalam

proses produksi. Sedangkan untuk kelemahan lain dengan peringkat yang sama (peringkat = 1,33) yaitu kurangnya tenaga kerja yang terampil dan mesin

(12)

45 4.5Matriks EFE (External Factor Evaluation)

Berikut adalah hasil perhitungan matriks EFE yang datanya diperoleh dari pendapat ketiga pihak internal Rachel Bakery and Cookies.

Tabel 4.5 Matriks EFE

Sumber : data primer yang diolah, 2016

EFE

OPPORTUNITY BOBOT PERINGKAT BOBOT x

PERINGKAT 1 Transaksi jual beli online, pemasaran lebih

luas

0,25 3,33 0,83

2 Kemajuan teknologi (mesin modern) membantu proses produksi

0,16 2,67 0,44

3 Hubungan baik dengan pemasok bahan baku

0,20 2,67 0,53

THREAT

1 Pesaing dengan harga yang lebih murah 0,16 3 0,50

2 Pesaing dengan produk yang lebih menarik dan inovatif

0,11 2,33 0,27

3 Kenaikan harga bahan baku produksi 0,10 2,33 0,23

(13)

46

Tidak berbeda dengan hasil yang diperoleh dalam matriks IFE, penentuan bobot

dan peringkat dalam matriks IFE juga ditentukan oleh pihak internal Rachel Bakery and Cookies.

Dari tabel 4.5, dapat diketahui bahwa di dalam faktor peluang atau opportunity,

variabel yang berpotensi untuk mempengaruhi kondisi perusahaan kedepan adalah transaksi jual beli online (bobot = 0,25 atau 25%) melalui media sosial sehingga

pemasaran Rachel Bakery and Cookies lebih luas dan bisa menjangkau wilayah-wilayah lain diluar Semarang dan Pulau Jawa. Adanya kesempatan memiliki hubungan baik dengan pemasok sehingga mendapatkan bahan baku yang mudah

dan murah (bobot = 0,20 atau 20%) yaitu bekerjasama dengan Harmony Mart dan PT. MSS yang memberikan free delivery dan potongan harga.

Sedangkan di dalam faktor threat atau ancaman, variabel yang paling berpengaruh adalah pesaing degan harga yang lebih murah (bobot = 0,16 atau 16%). Kemudian yang kedua yaitu muncul pesaing dengan produk yang lebih inovatif dan menarik

(bobot = 0,11 atau 11%). Rachel Bakery and Cookies harus terus mengembangkan inovasi produk dan up to date dengan trend yang ada agar tidak

kalah bersaing.

Untuk pengambilan strategi, transaksi jual beli online dengan memanfaatkan

media sosial mendapatkan peringkat pertama (peringkat = 3,33). Kemudian disusul dengan kemajuan teknologi mesin yang membantu proses produksi dan hubungan baik dengan pemasok bahan baku berada dalam peringkat yang sama

(14)

47 4.6Matriks IE (Internal – Eksternal)

Matriks Internal Eksternal (Matriks IE) merupakan gambaran yang menunjukkan hasil perhitungan skor matriks IFE dan EFE. Pada perhitungan tersebut didapat skor matriks IFE yaitu 2,51 dan skor matriks EFE yaitu 2,89. Hasil tersebut

ditempatkan dalam sel matriks IE sebagai berikut. Tabel 4.6 Matriks IE

I

II

III

IV

V

VI

VII

VIII

IX

Sumber : data primer yang diolah, 2016

Pada gambar matriks IE menunjukkan bahwa posisi Rachel Bakery and Cookies berada pada sel V yaitu posisi menjaga dan mempertahankan (hold and maintain). Menjaga dan mempertahankan kekuatan yang dimiliki Rachel Bakery and

4,0

3,0

2,0

1,0

Lemah 1,00-199

3,0 2,51

2,891

IFE

EFE

1,0 2,0

Kuat 3,00-4,00

Sedang 2,00-2,99

Rendah 1,00-199 Sedang 2,00-2,99

(15)

48

Cookies yaitu variasi produk yang beragam, kemasan yang menarik, tanpa bahan

pengawet, pengiriman gratis dan potongan harga. Strategi yang cocok : penetrasi pasar dan pengembangan produk. Dalam posisi ini Rachel Bakery and Cookies perlu melakukan strategi yang berhubungan dengan penetrasi pasar yaitu mencari pangsa pasar yang lebih besar dan melakukan pemasaran lebih baik lagi. Pangsa pasar tidak hanya terpaku di wilayah Semarang, namun dapat merambah

keluar Kota Semarang bahkan diluar Pulau Jawa dengan pemasaran melalui media online dan pengiriman menggunakan jasa kurir. Strategi pengembangan produk

yaitu mengupayakan peningkatan penjualan dengan memperbaiki dan

mengembangkan produk yang ada saat ini. Mengembangkan produk dengan cara menambah variasi rasa cookies (greentea, red velvet, rainbow, oat, dan

sebagainya) serta mempercantik tampilan atau design kemasan dan toples.

4.7Analisis SWOT

Alat analisis SWOT adalah sebuah alat pencocokan strategi yang menghasilkan 4

sel kemungkinan startegi alternatif yaitu : a. Strategi SO (kekuatan-peluang)

b. Strategi WO (kelemahan- peluang) c. Strategi ST (kekuatan-ancaman)

d. Strategi WT (kelemahan-ancaman)

(16)

49

1. Variasi produk 2. Kemasan / packaging 3. Tanpa bahan pengawet 4. Pengiriman gratis dan

potongan harga

WEAKNESS

1. Kurangnya tenaga kerja yang terampil

2. Mesin produksi masih sederhana

3. Ruang penyimpanan yang sempit / terbatas

OPPORTUNITY

1. Transaksi jual beli online

2. Kemajuan teknologi mesin

3. Hubungan baik dengan pemasok bahan baku

STRATEGI SO 1. Memanfaatkan media

online sebagai sarana

pemasaran yang lebih luas lagi. (S1, S3, S4, O1)

2. Menambah variasi rasa (S1, O2)

STRATEGI WO 1. Menambah mesin

produksi (W1,W2,O2) 2. Melakukan sistem

Pre-Order dengan

memanfaatkan media online (W3,O1)

THREAT

1. Pesaing dengan harga yang lebih murah 2. Pesaing dengan produk

yang lebih inovatif 3. Kenaikan harga bahan

baku produksi

STRATEGI ST 1. Memberikan potongan

harga dan bonus produk kepada konsumen (S4, T1, T2)

STRATEGI WT 1. Merekrut karyawan

(17)

50

Berdasarkan matriks SWOT diatas, Rachel Bakery and Cookies dapat menerapkan

beberapa strategi yaitu :

1. Strategi SO (kekuatan-peluang)

a. Memanfaatkan media online sebagai sarana pemasaran yang lebih luas lagi

S1 : Variasi produk

S3 : Tanpa bahan pengawet

S4 : Pengiriman gratis dan potongan harga O1 : Transaksi jual beli online

Dengan memanfaatkan media sosial (online) semua transaksi jual beli dan juga pemasaran akan dilakukan dengan lebih mudah. Hal ini juga

membantu pemasaran lebih luas lagi sehingga produk Rachel Bakery and Cookies lebih dikenal luas (area luar Semarang dan luar Pulau Jawa). Dengan memasarkan produk melalui e-commerce seperti Shopee,

Tokopedia, dan Lazada yang sering mengadakan program free delivery akan semakin membantu menarik minat konsumen Rachel Bakery and

Cookies.

b. Menambah variasi rasa S1 : Variasi produk

O2 : Kemajuan teknologi mesin

Mengembangkan produk dengan menambah variasi rasa baru yang sedang

(18)

51

membantu menghasilkan cookies dengan variasi yang semakin banyak dan

lebih menarik konsumen. 2. Strategi WO (kelemahan- peluang)

a. Menambah mesin produksi

W1 : Kurangnya tenaga kerja yang terampil W2 : Mesin produksi masih sederhana

O2 : Kemajuan teknologi mesin

Kurangnya tenaga kerja yang terampil bisa diatasi dengan menggunakan tenaga mesin sebagai ganti tenaga manusia. Rachel Bakery and Cookies

memerlukan mesin tambahan yang mendukung proses produksi agar semakin efektif dan efisien dalam memenuhi pesanan.

b. Melakukan sistem Pre-Order dengan memanfaatkan media online W3 : Ruang penyimpanan yang sempit / terbatas

O1 : Transaksi jual beli online

Memanfaatkan media online dan menerapkan sistem Pre-Order sehingga Rachel Bakery and Cookies hanya memproduksi roti sesuai pesanan saja

sehingga tidak membutuhkan ruang penyimpanan yang luas serta mengurang penumpukan stock barang dan mengurangi jumlah produk

(19)

52 3. Strategi ST (kekuatan-ancaman)

Memberikan potongan harga dan bonus produk kepada konsumen S4 : Pengiriman gratis dan potongan harga

T1 : Pesaing dengan harga yang lebih murah

T2 : Pesaing dengan produk yang lebih inovatif

Konsumen sangat suka dengan diskon atau potongan harga pada suatu produk.

Untuk menghadapi ancaman pesain dengan harga yang lebih murah san dengan produk yang lebih inovatif, Rachel Bakery and Cookies perlu memberika potongan harga untuk membantu menarik minat konsumen dan juga

memberikan bonus produk untuk pembelian dalam jumlah tertentu. Ditambah lagi dengan fasilitas pengiriman gratis sehingga konsumen tidak perlu repot

untuk mengambil pesanan.

4. Strategi WT (kelemahan-ancaman)

Merekrut karyawan yang benar-benar terampil W1 : Kurangnya tenaga kerja yang terampil

T3 : Pesaing dengan harga yang lebih murah

Rachel Bakery and Cookies perlu merekrut karyawan yang benar-benar terampil dalam membuat roti dan tidak perlu untuk mempekerjakan banyak

karyawan karena tidak terlalu efektif apabila tidak semua karyawan berpengalaman dalam hal bakery. Dengan demikian Rachel Bakery and Cookies sudah memangkas sedikit anggaran untuk biaya produksi sehingga

(20)

53 4.8Analisis QSPM

Dari hasil analisis menggunakan matriks SWOT, ditemukan 6 strategi alternatif yang dapat dijalankan oleh Rachel Bakery and Cookies. Keenam strategi alternatif tersebut dapat dilihat dibawah ini :

1. Memanfaatkan media online sebagai sarana pemasaran yang lebih luas lagi 2. Menambah variasi rasa

3. Menambah mesin produksi

4. Melakukan sistem Pre-Order dengan memanfaatkan media online 5. Memberikan potongan harga dan bonus produk kepada konsumen

6. Merekrut karyawan yang benar-benar terampil

Dalam analisis QSPM (Quantitative Strategy Planning Matrix) yang merupakan

tahapan terakhir dalam analisis strategis ini, akan ditentukan strategi yang sesuai serta dapat dijalankan oleh perusahaan melalui urutan prioritas strategi yang terbaik. Penentuan skor daya tarik (Attractiveness Score-AS) berdasarkan

kesepakatan pihak internal Rachel Bakery and Cookies apakah faktor-faktor utama SWOT berpengaruh terhadap alternatif strategi dan seberapa besarkah daya tarik

alternatif strategi tersebut dengan rentang skor 1-6. Semakin tinggi skor daya tarik, maka semakin menarik alternatif strategi tersebut.

(21)

54

lebih luas lagi

Menambah

1. Transaksi jual beli online

2. Kemajuan teknologi mesin

3. Hubungan baik dengan pemasok

1. Pesaing dengan harga yang lebih murah

2. Pesaing dengan produk yang lebih inovatif

3. Kenaikan harga bahan baku produksi

(22)

55 Sumber : data primer yang diolah, 2016

Total Bobot Eksternal : 1,00 Kekuatan

4. Pengiriman gratis dan potongan harga

0,33

1. Kurangnya tenaga kerja yang terampil 2. Mesin produksi

masih sederhana 3. Ruang penyimpanan

sempit/terbatas

Total Bobot Internal : 1,00

(23)

56

Dari hasil penghitungan dari matriks QSPM dapat diketahui alternatif strategi mana yang

terbaik bagi Rachel Bakery and Cookies. Hasil dari matriks QSPM dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.8.2 Hasil QSPM

No. Alternatif Strategi TAS Peringkat

1. Memanfaatkan media online sebagai sarana

pemasaran yang lebih luas lagi 4,1 IV

2. Menambah variasi rasa

6,59 I

3. Menambah mesin produksi

4,6 III

4. Melakukan sistem Pre-Order dengan

memanfaatkan media online 2,5 VI

5. Memberikan potongan harga dan bonus

produk kepada konsumen 3,73 V

6. Merekrut karyawan yang benar-benar

terampil 5,36 II

Menambah variasi rasa mendapatkan peringkat tertinggi dengan total skor daya tarik

mencapai 6,59. Menambah variasi rasa (greentea, red velvet, rainbow, oat, dan sebagainya) akan membuat konsumen tidak mudah bosan dan adanya ketertarikan untuk melakukan pembelian secara berulang karena adanya pilihan rasa cookies yang

disediakan. Kemudian untuk alternatif strategi lainnya dengan peringkat kedua yaitu merekrut karyawan yang benar-benar terampil dalam bidang bakery sehingga tidak

(24)

57

mesin produksi akan semakin membantu jalannya proses produksi yang semakin cepat

dan produk yang dihasilkan akan lebih baik lagi dan hal ini akan mempermudah dalam pemasaran melalui media online karena produk yang dijual berkualitas dan dengan harga yang terjangkau. Membuka peluang pemasaran dengan memperluas jaringan media

online yang sedang marak di lingkungan masyarakat saat ini. Ditambah dengan adanya

potongan harga dan bonus produk akan semakin meningkatkan penjualan. Dan untuk

Gambar

Gambar 4.1
Tabel 4.2.1
Tabel 4.2.2
Matriks IFETabel 4.4
+6

Referensi

Dokumen terkait

“Ketika di luar merasakan bahwa inilah tantangan sesungguhnya, sempat mengalami kebobrokan agama diawal-awal perkualiahan, ketika kegiatan pondok sudah tidak pernah dilakukan,

Melalui simulasi yang telah dibuat, sistem dengan pengontrol logika fuzzy bisa selalu mengikuti keinginan perancang yang menginginkan respon tertentu untuk setiap perbedaan

Dalam penjelasan pasal 39 ayat 2 PP RI N0 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan standar pelayanan minimal adalah

Pada luka insisi operasi dilakukan infiltrasi anestesi local levobupivakain pada sekitar luka karena sekresi IL-10 akan tetap dipertahankan dibandingkan tanpa

(2) Eternit menggunakan bahan serat ampas tebu giling manual dan serat ampas tebu giling pabrik dapat menghasilkan kualitas eternit yang baik, ditinjau dari

Dalam setiap pelayanan di Bank Darah mulai dari pengambilan sempel darah sampai dengan pemberian darah kepada pasien dilakukan pencatatan..

Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kemampuan pemahaman matematis siswa yang mendapatkan model pembelajaran Project-Based Learning lebih baik daripada

Karyadi Semarang dengan meningkatkan pelayanan khususnya di ruang High Care Unit (HCU) dan Intensive Care Unit (ICU) yang bertujuan mengurangi angka kematian