• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi kasus pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi angkatan tahun 2012 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Studi kasus pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi angkatan tahun 2012 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi"

Copied!
102
0
0

Teks penuh

(1)

i

HUBUNGAN ANTARA KEAKTIFAN BELAJAR DAN

PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH

AKUNTANSI KEUANGAN DASAR 1

Studi kasus pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi angkatan tahun 2012

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

iv

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karyaku ini untuk:

Allah Bapa di Surga dan Bunda Maria

Bapak dan Ibu tercinta, yang selalu mendoakan dan

menuntunku

Kedu adikku tersayang, belajar yang giat dan selalu

berusaha

Seluruh keluarga besar yang selalu mendukungdan

mendoakan

Sahabat-sahabatku yang selalu menemani dalam susah

dan senang

(5)

v

MOTTO

Semua Berawal dari Mimpi

Mulailah dengan mengerjakan hal-hal yang perlu;

kemudian mengerjakan hal-hal yang mungkin;

Dan tiba-tiba Anda mengerjakan hal-

hal yang mustahil.”

-Santo Fransiskus dari Asisi-

“Selama Anda bernapas, Anda dapat bermimpi”

(6)

Brown-vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 30 Mei 2013

Penulis

(7)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Fridolin Ivan Pratama

Nomor Mahasiswa : 071334036

Dengan pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

HUBUNGAN ANTARA KEAKTIFAN BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH

AKUNTANSI KEUANGAN DASAR 1

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan

kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan

dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,

mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media

lain untuk kepentingan akademis tanpa meminta ijin dari saya maupun memberikan

royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 30 Mei 2013

Yang menyatakan

(8)

viii

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA KEAKTIFAN BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH

AKUNTANSI KEUANGAN DASAR 1

Studi kasus pada mahasiswa angkatan tahun 2012, Program Studi Pendidikan Ekonomi, Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma

Fridolin Ivan Pratama Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2013

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan positif dan signifikan antara keaktifan belajar dan prestasi belajar mahasiswa.

Populasi dari penelitian ini yaitu mahasiswa angkatan tahun 2012 Program Studi Pendidikan Ekonomi, Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma. Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 74 orang mahasiswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Teknik analisis data menggunakan korelasi

Product Moment.

(9)

ix

ABSTRACT

THE RELATION BETWEEN ACTIVE LEARNING AND STUDENTS’ ACADEMIC ACHIEVEMENT

ON THE FIRST INTRODUCTION OF FINANCE ACCOUNTING

A case study on the students of 2012of Economics Education Study Program, Accounting Department, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata

Dharma University relationship between active learning and students’ academic achievement.

Population of this research are the students of 2012 of Economics Education Study Program, Accounting Department, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University. Number of population of this research are 74 students. Questionnaire technique is applied in collecting data. Product moment correlation is used to analyze data.

The result of this research shows that there is positive and significant relationship between active learning and students’ academic achievement (𝜌=

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat

dan penyertaan-Mu saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini

disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan studi

program sarjana Pendidikan Akuntansi, Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Dalam rangka penulisan skripsi ini tentunya melibatkan bantuan dari berbagai

pihak sehingga dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu pada kesempatan

yang paling berharga ini, penulis ingin menyampaikan rasa syukur dan terima kasih

yang tak terhingga kepada:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta yang telah bersedia memberikan arahan dan bimbingannya.

2. Bapak Indra Darmawan, SE., M.Si. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pengtahuan

Sosial , Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma,

Yogyakarta.

3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si, selaku Ketua Program Studi Pendidikan

(11)

xi

4. Bapak Drs. Bambang Purnomo S.E, M.Si. Selaku Dosen Pembimbing yang telah

banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan serta masukan berupa

kritikan dan saran demi kesempurnaan skripsi ini.

5. Seluruh dosen dan karyawan sekretariat Program Studi Pendidikan Akuntansi

yang telah memberikan dukungan dan bantuan selama penulis menyelesaikan

studi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

6. Pimpinan dan seluruh staf beserta karyawan perpustakaan kampus I Mrican,

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah bersedia melayani

peminjaman buku-buku serta menyediakan fasilitas selama belajar hingga

penyusunan skripsi ini.

7. Seluruh mahasiswa Pendidikan Akuntansi angkatan tahun 2012 yang telah

bersedia meluangkan waktu unutk menjadi responden dalam penulisan skripsi

ini.

8. Teman-teman mahasiswa Pendidikan Akuntansi yang selalu memberikan

dukungan dan semangat baik secara langsung maupun tidak langsung.

9. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu demi satu yang turut

mendukung dengan doa-doa sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Terima

kasih penulis ucapan atas kebaikan semua pihak, biarlah Tuhan membalas

semuanya dengan limpahan karunia dan rahmat yang tak ada putusnya, Tuhan

memberkati.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena

(12)

xii

bersifat membangun demi tercapainya penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini

dapat bermanfaat bagi mahasiswa dan siapa saja yang berminat membuat penelitian

yang serupa dan bisa dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya.

Yogyakarta, 30 Mei 2013

Penulis

(13)

xiii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBINGAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii

(14)

xiv

2. Prestasi Belajar ... 7

B. Belajar Aktif ... 13

1. Pengertian Keaktifan ... 13

2. Jenis-jenis Keaktifan ... 15

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keaktifan ... 16

C. Kerangka Berfikir ... 18

G. Teknik Pengujian Instrumen ... 28

1. Uji validitas instrumen ... 28

2. Uji reliabilitas instrumen ... 30

H. Teknik Analisis Data ... 32

1. Uji normalitas ... 32

2. Uji Hipotesis ... 33

(15)

xv

A. Sejarah Universitas Sanata Dharma ... 36

B. Arti Logo Universitas Sanata Dharma ... 39

C. Visi Misi Universitas Sanata Dharma ... 40

D. Tujuan Pendidikan Universitas Sanata Dharma ... 41

E. Fasilitas Universitas Sanata Dharma ... 41

F. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) ... 44

G. Lokasi Kampus Universitas Sanata Dharma ... 46

BAB V. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 48

A. Deskripsi Data ... 48

B. Analisis Data ... 52

1. Hasil Uji Normalitas ... 52

2. Hasil Uji Hipotesis ... 54

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 57

BAB VI. KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN ... 58

A. Kesimpulan ... 58

B. Keterbatasan Penelitian ... 59

C. Saran ... 59

DAFTAR PUSTAKA ... 61

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi- kisi kuesioner ... 22

Tabel 3.2 Uji validitas variable keaktifan belajar ... 29

Tabel 3.3 Tingkat keterhandalan variabel penelitian ... 31

Tabel 3.4 Uji reliabilitas variabel keaktifan belajar ... 32

Tabel 3.5 Tingkat koefisien korelasi ... 34

Tabel 5.1 Rentang nilai keaktifan belajar mahasiswa ... 49

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi keaktifan belajar mahasiswa ... 50

Tabel 5.3 Rentang prestasi belajar mahasiswa ... 51

Tabel 5.4 Distribusi frekuensi prestasi belajar mahasiswa ... 51

Tabel 5.5 Hasil uji normalitas ... 53

Tabel 5.6 Rangkuman uji normalitas ... 53

Tabel 5.7 Pedoman interpretasi koefisisen korelasi ... 54

(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner penelitian ... 63

Lampiran 2 Data induk penelitian ... 68

Lampiran 3 Uji validitas dan reliabilitas ... 73

Lampiran 4 Uji normalitas ... 77

Lampiran 5 Uji hipotesis ... 79

Lampiran 6 Tabel r ... 81

(18)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada awal proses perkuliahan, seringkali dosen sudah memberikan materi

kuliah yang akan digunakan selama proses perkuliahan berlangsung. Hal ini

bertujuan agar mahasiswa dapat dengan mudah mengikuti proses perkuliahan.

Namun yang seringkali terjadi materi yang dijadikan pedoman perkuliahan itu

baru akan di gunakan oleh mahasiswa saat proses perkuliahan di dalam kelas

berlangsung. Sehingga yang terjadi saat dosen menjelaskan, mahasiswa sibuk

dengan membaca materi, bukannya menyimak penjelasan dosen. Dan bila

sewaktu-waktu dosen bertanya, mahasiswa baru sibuk mencari jawaban.

Seharusnya mahasiswa harus sudah mempersiapkan materi dari sebelum proses

perkuliahan berlangsung. Seperti membaca materi perkuliahan sebelum kuliah

dilaksanakan, mencari buku refrensi yang mendukung perkuliahan di

perpustakaan, membuat ringkasan atau catatan dan masih banyak lagi. Sehingga

pada saat perkuliahan berlangsung mahasiswa tinggal menyimak penjelasan dari

dosen, kemudian bertanya apabila ada bagian dari materi kuliah yang belum bisa

dimengerti dan mengerjakan tugas atau latihan yang di berikan oleh dosen.

Di dalam setiap perkuliahan, mahasiswa diharapkan mengikuti perkuliahan

tersebut secara aktif. Mahasiswa yang secara aktif terlibat dalam proses

(19)

berbuat. Kedua keaktifan ini sangat terkait satu sama lain. Perbuatan mahasiswa

dalam perkuliahan merupakan hasil keterlibatan berpikir terhadap objek

belajarnya.

Pengalaman adalah hasil perbuatan mahasiswa. Selanjutnya pengalaman itu

diolah dengan menggunakan kerangka berpikir dan pengetahuan yang

dimilikinya untuk membangun pengetahuan yang baru. Dengan cara ini

mahasiswa dapat mengembangkan pemahaman bahkan dapat mengubah

pemahaman sebelumnya menjadi lebih baik.

Pengetahuan yang dibentuk dengan sendirinya harus memunculkan

dorongan untuk menemukan pengalaman baru. Pembelajaran seharusnya

menekankan pada proses pengetahuan oleh mahasiswa sendiri dan

mengutamakan keaktifan mahasiswa dalam mengkonstruksi pengetahuannya.

Dengan demikian mahasiswa dapat semakin menguasai materi yang

dipelajarinya.

Pengetahuan merupakan konstruksi atau bentukan dari diri seseorang yang

mengetahui sesuatu. Pengetahuan ataupun pengertian dibentuk oleh murid secara

aktif, bukan hanya diterima secara pasif dari guru/dosen mereka (Suparno, 1997:

11). Pengalaman bersentuhan langsung dengan objek belajarnya menjadi penting.

Dengan cara ini mahasiswa dapat mengalami proses mengkonstruksi

pengetahuan baik berupa konsep, ide maupun pengertian tentang sesuatu yang

(20)

maka kehadiran pengalaman baru menjadi penting, bila tidak membatasi

pengetahuan mahasiswa.

Pengetahuan yang dibentuk dengan sendirinya harus memunculkan

dorongan untuk mencari atau menemukan pengalaman baru. Pembelajaran yang

menekankan proses pembentukan pengetahuan oleh mahasiswa sendiri..

Pembelajaran yang membangun memiliki prinsip: 1) pengetahuan di bangun oleh

mahasiswa sendiri, baik personal maupun sosial; 2) pengetahuan tidak dapat

dipindahkan dari dosen ke mahasiswa, kecuali hanya dengan keaktifan

mahasiswa sendiri untuk menalar; 3) mahasiswa aktif mengkonstruksi terus

menerus; 4) dosen sekadar membantu menyediakan saran situasi agar proses

konstruksi mahasiswa berjalan mulus (Suparno, 1997: 49).

Pembelajaran bukanlah kegiatan memindahkan pengetahuan (transfer of

knowledge) dari dosen ke mahasiswa, melainkan kegiatan yang memungkinkan

mahasiswa membangun sendiri pengetahuannya (belajar sendiri). Bila seorang

dosen bermaksud mentransfer suatu konsep, ide, dan pengertian kepada

mahasiswa, maka pemindahan itu harus diinterpretasikan, ditransformasikan dan

dikonstruksikan oleh mahasiswa itu sendiri lewat pengalamannya.

Pembelajaran adalah proses aktif yang membantu seseorang berpikir secara

benar, dengan cara membiarkannya berpikir sendiri, berpikir yang baik lebih

penting daripada mempunyai jawaban yang benar atas suatu persoalan. Seorang

(21)

ini dalam mengahadapi suatu fenomena baru, dan dapat menemukan pemecahan

dalam menghadapi persoalan lain. Kemampuan ini tidak dipunyai mahasiswa

yang hanya dapat menemukan jawaban yang benar, sehingga tidak dapat

memecahkan masalah yang baru.

Proses pembentukan berjalan terus-menerus dan mengalami reorganisasi

karena adanya pemahaman yang baru. Pada saat kegiatan belajar berlangsung,

mahasiswa harus aktif untuk mengkonstruksi pengetahuan untuk dirinya sendiri.

Kata aktif disini berarti mahasiswa harus mengatasi masalah, mencari penjelasan

dari kejadian-kejadian yang ditemui dan menggunakan penalaran mereka untuk

menyelesaikan masalah yang ditemuinya. Jika mereka sadar yang mereka

pelajari berguna bagi hidupnya di kelak kemudian hari, mereka akan

memposisikan sebagai diri sendiri, yang memerlukan suatu bekal untuk hidupnya

nanti. Jika demikian mereka akan mempelajari apa yang bermanfaat bagi dirinya

dan berupaya mengapainya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas permasalahan yang

ada adalah sejauh mana hubungan antara keaktifan belajar dan prestasi belajar

(22)

C. Tujuan penelitian

Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan di atas, penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara keaktifan belajar dan

prestasi belajar pada mata kuliah akuntansi keuangan dasar 1.

D. Manfaat Penelitian

1. Membantu Universitas khususnya Program Studi Pendidikan Akuntansi untuk

meningkatkan keaktifan belajar mahasiswa sehingga mahasiswa dapat meraih

prestasi yang lebih.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian serupa

di waktu yang akan datang.

3. Untuk menambah pengalaman dan pengetahuan tentang hubungan antara

keaktifan belajar dan prestasi belajar, serta memberikan informasi bagi

(23)

6 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Hakikat Belajar

1. Pengertian Belajar

Belajar adalah perubahan perilaku yang diakibatkan oleh

pengalaman(Dahar, 1989: 21).Belajarmerupakansuatu aktivitasmental

atau psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan,

yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan,

pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap. Perubahan ini bersifat secara

relatifkonstandanberbekas.

Belajar juga merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan,

dengan serangkaian kegiatan misalnya membaca, mengamati,

mendengarkan, meniru, dan lain sebagainya (Sardiman, 1986: 22).

Selanjutnya perubahan yang dilakukan tidak hanya berkaitan dengan

penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbenuk kecakapan,

keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, dan harga diri

(Sardiman, 1986: 23). Jadi kegiatan belajar tidak hanya terjadi saat

seseorang berada di dalam ruang kelas saja, tetapi disetiap saat orang

tersebut melakukan kegiatan sehari-hari dalam hidupnya.

Menurut paham konstruktivis, belajar merupakan proses aktif

mahasiswa mengkonstruksi arti entah teks, dialog, pengalaman fisis, dan

lain-lain. Belajar juga merupakan proses mengasimilasi dan

(24)

pengertian yang sudah dipunyai seseorang sehingga pengertianya bisa di

kembangkan ( Suparno, 1997: 61).

2. Prestasi Belajar

Prestasi belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah

penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan oleh

mata pelajaran (KBBI, 2002: 895). Lazimnya ditunjukkan dengan nilai

tes atau angka yang diberikan dosen. Kegiatan pengukuran prestasi

belajar mahasiswa dilakukan antara lain melalui ulangan, ujian, tugas,

dan sebagainya (Masidjo, 1995: 13).

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi

belajar adalah penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang

dikembangkan oleh mata pelajaran atau mata kuliah lazimnya

ditunjukkan dengan nilai atau angka hasil tes yang diberikan oleh dosen.

Keberhasilan dalam kegiatan yang disebut belajar akan tampak dalam

prestasi belajar yang diraihnya. Prestasi belajar dapat diketahui dari hasil

evaluasi belajarnya. Usaha untuk mengevaluasi hasil belajar, biasanya

dilakukan dengan mengadakan pengukuran dalam bentuk tertulis, lisan

maupun praktik yang kemudian diberi skor yang biasanya berwujud

angka. Hasil dari pengukuran ini merupakan informasi-informasi atau

data yang diwujudkan dalam bentuk angka-angka yang disebut prestasi

(25)

Faktor–faktor yang mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa

dapat digolongkan menjadi dua yaitu (Dimyati dan Mujiono, 2009:

236-254):

a. Faktor internal

1) Sikap terhadap belajar

Sikap merupakan kemampuan memberikan penilaian

tentang sesuatu, yang membawa diri sesuai dengan penilaian

tentang sesuatu, mengakibatkan terjadinya sikap menerima,

menolak, atau mengabaikan kesempatan belajar.

2) Motivasi belajar

Motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang

mendorong terjadinya proses belajar. Motivasi ini dapat menjadi

lemah. Lemahnya motivasi atau tiadanya motivasi belajar akan

melemahkan kegiatan belajar. Selanjutnya, mutu hasil belajar

akan menjadi rendah. Oleh karena itu, motivasi belajar pada diri

mahasiswa perlu diperkuat terus menerus agar mahasiswa

memiliki hasil belajar yang baik, yang pada akhirnya semakin

meningkatkan motivasi berprestasi.

3) Konsentrasi belajar

Konsentrasi belajar merupakan kemampuan memusatkan

perhatian pada perkuliahan yang tertuju pada isi bahan belajar

maupun proses memperolehnya. Untuk memperkuat perhatian

(26)

strategi belajar mengajar, dan memperhitungkan waktu belajar

serta selingan istirahat.

4) Mengolah bahan belajar

Mengolah bahan belajar merupakan kemampuan mahasiswa

untuk menerima isi dan cara memperoleh ajaran yang

dikembangkan di berbagai mata kuliah, sehingga lebih bermakna

bagi mahasiswa. Isi bahan belajar berupa pengetahuan, nilai

kesusilaan, nilai agama, kesenian, serta keterampilan mental, dan

jasmani.

5) Menyimpan perolehan hasil belajar

Menyimpan perolehan hasil belajar merupakan kemampuan

menyimpan isi pesan dan cara memperoleh pesan. Kemampuan

menyimpan tersebut dapat berlangsung dalam waktu yang pendek

(hasil belajar cepat dilupakan) dan waktu yang lama (hasil belajar

tetap dimiliki mahasiswa). Proses belajar terdiri dari proses

penerimaan, pengolahan, dan pengaktifan yang berupa penguatan

serta pembangkitan kembali untuk dipergunakan. Dalam

kehidupan sebenarnya tidak berarti semua proses tersebut berjalan

lancar, akibatnya proses penggunaan hasil belajar terganggu.

6) Menggali hasil belajar yang tersimpan

Menggali hasil belajar yang tersimpan merupakan proses

(27)

maka mahasiswa akan memperkuat pesan dengan cara

mempelajari kembali, atau mengkaitkannya dengan bahan lama.

Dalam hal pesan lama, maka mahasiswa akan memanggil atau

membangkitkan pesan dan pengalaman lama untuk suatu unjuk

hasil belajar.

7) Kemampuan berprestasi

Kemampuan berprestasi merupakan suatu puncak proses

belajar yang membuktikan keberhasilan belajar dalam

memecahkan tugas-tugas belajar atau mentransfer hasil belajar.

Kemampuan berprestasi terpengaruh oleh proses penerimaan,

pengaktifan, prapengolahan, serta pemanggilan untuk

pembangkitan pesan dan pengalaman.

8) Rasa percaya diri mahasiswa

Rasa percaya diri timbul dari keinginan mewujudkan diri

bertindak dan berhasil. Dari segi perkembangan, rasa percaya diri

dapat timbul berkat adanya pengakuan dari lingkungan. Dalam

proses belajar diketahui bahwa unjuk prestasi merupakan tahap

pembuktian ”perwujudan diri” yang diakui oleh dosen dan rekan

sejawat mahasiswa. Makin sering berhasil menyelesaikan tugas,

maka semakin memperoleh pengakuan umum, dan selanjutnya

(28)

9) Intelegensi dan keberhasilan belajar

Intelegensi adalah suatu kecakapan global atau rangkuman

kecakapan untuk dapat bertindak terarah, berpikir secara baik, dan

bergaul dengan lingkungan secara efisien. Kecakapan tersebut

menjadi aktual bila mahasiswa memecahkan masalah dalam

belajar atau kehidupan sehari-hari.

10) Kebiasaan belajar

Dalam kegiatan sehari-hari ditemukan adanya kebiasaan

belajar yang kurang baik. Kebiasaan belajar tersebut antara lain:

belajar pada akhir semester, belajar tidak teratur, menyia-nyiakan

kesempatan belajar, kuliah hanya untuk bergengsi, bergaya sok

menggurui atau bergaya minta ”belas kasih” tanpa belajar.

Kebiasaan-kebiasaan belajar tersebut disebabkan oleh ketidak

mengertian mahasiswa pada arti belajar bagi diri sendiri. Hal ini

dapat diperbaiki dengan pembinaan disiplin membelajarkan diri.

11) Cita-cita

Cita-cita sebagai motivasi intrinsik perlu didikan yang harus

dimulai sejak sekolah dasar. Cita-cita merupakan wujud

eksplorasi dan emansipasi mahasiswa.

b. Faktor eksternal

1) Dosen sebagai pembina mahasiswa belajar

Dosen adalah pengajar yang mendidik. Ia tidak hanya

(29)

menjadi pendidik generasi muda bangsanya. Sebagai pendidik, ia

memusatkan perhatian pada kepribadian mahasiswa, khususnya

berkenaan dengan kebangkitan belajar yang merupakan wujud

emansipasi diri mahasiswa. Sebagai pendidik, dosen bertugas

mengelola kegiatan belajar mahasiswa. Adapun tugas pengelolaan

pembelajaran mahasiswa meliputi: pembangunan hubungan baik

dengan mahasiswa, menggairahkan minat, perhatian dan

memperkuat motivasi belajar untuk berprestasi, mengorganisasi

belajar, melaksanakan pendekatan pembelajaran secara tepat,

mengevaluasi hasil belajar secara jujur dan obyektif, dan

melaporkan hasil belajar kepada orang tua/wali mahasiswa.

2) Prasarana dan sarana pembelajaran

Lengkapnya prasarana dan sarana pembelajaran merupakan

kondisi pembelajaran yang baik. Hal ini tidak berarti lengkapnya

sarana dan prasarana otomatis bisa menentukan jaminan

terselenggaranya proses belajar dengan baik.

3) Kebijakan penilaian

Penilaian adalah penentuan sampai sesuatu dipandang

berharga, bermutu, atau bernilai. Ukuran tentang hal itu berharga,

bermutu, atau bernilai datang dari orang lain. Dalam penilaian

hasil belajar, maka penentu keberhasilan belajar tersebut adalah

(30)

menyusun desain pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan

menilai hasil belajar.

4) Lingkungan sosial mahasiswa tinggal

Lingkungan dimana mahasiswa tinggal yang dapat

berpengaruh terhadap kehidupan mahasiswa. Mahasiswa yang

berada di lingkungan yang dikondisikan untuk belajar, misalnya

dibuat jam belajar malam antara jam 19.00-21.00, maka

mahasiswa akan terdorong untuk belajar. Sementara mahasiswa

yang berada di lingkungan yang tidak peduli pada pendidikan,

maka mahasiswa akan menjadi malas untuk belajar.

5) Kurikulum Pembelajaran.

Program pembelajaran di sekolah mendasarkan pada suatu

kurikulum. Kurikulum yang diberlakukan adalah kurikulum yang

disahkan oleh pemerintah, atau suatu kurikulum yang disahkan

oleh suatu yayasan pendidikan dan disusun berdasarkan kemajuan

masyarakat. Perubahan kurikulum dapat mempengaruhi tujuan

yang akan dicapai, isi pendidikan, kegiatan belajar mengajar dan

evaluasi pembelajaran.

B. Belajar Aktif

1. Pengertian Keaktifan

Proses pembelajaran pada hakekatnya untuk mengembangkan

(31)

pengalaman belajar. Keaktifan belajar mahasiswa merupakan unsur dasar

yang penting bagi keberhasilan proses pembelajaran. Keaktifan adalah

kegiatan yang bersifat fisik maupun mental, yaitu berbuat dan berfikir

sebagai suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan (Sardiman, 1986:

98). Belajar yang berhasil harus melalui berbagai macam aktifitas, baik

aktifitas fisik maupun psikis. Aktifitas fisik adalah mahasiswa giat aktif

dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain maupun bekerja, ia

tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau hanya pasif.

Mahasiswa yang memiliki aktifitas psikis (kejiwaan) adalah jika daya

jiwanya bekerja sebanyak–banyaknya atau banyak berfungsi dalam

rangka pembelajaran.

Keaktifan mahasiswa dalam kegiatan belajar tidak lain adalah

untuk mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri. Mereka aktif

membangun pemahaman atas persoalan atau segala sesuatu yang mereka

hadapi dalam proses pembelajaran. Dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia aktif berarti giat (bekerja, berusaha). Keaktifan diartikan

sebagai hal atau keadaan dimana mahasiswa dapat aktif. Rousseau dalam

(Sardiman, 1986: 95) menyatakan bahwa setiap orang yang belajar harus

aktif sendiri, tanpa ada aktifitas proses pembelajaran tidak akan terjadi.

Thorndike mengemukakan keaktifan belajar mahasiswa dalam

belajar dengan hukum “law of exercise”-nya menyatakan bahwa belajar

memerlukan adanya latihan-latihan dan Mc Keachie menyatakan

(32)

merupakan “manusia belajar yang aktif selalu ingin tahu” (Dimyati,

2009: 45). Segala pengetahuan harus diperoleh dengan pengamatan

sendiri, pengalaman sendiri, penyelidikan sendiri, dengan bekerja sendiri

dengan fasilitas yang diciptakan sendiri , baik secara rohani maupun

teknik.

2. Jenis- jenis Keaktifan

Banyak jenis aktivitas yang dapat dilakukan oleh mahasiswa di

universitas. Aktivitas mahasiswa tidak hanya mendengarkan dan

mencatat seperti yang lazim terjadi. Jenis - jenis aktivitas mahasiswa

dalam belajar adalah sebagai berikut (Sardiman, 1986: 99) :

a) Visual activities, yang termasuk didalamnya misalnya membaca,

memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang

lain.

b) Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, member

saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi.

c) Listening activities, sebagai contoh mendengarkan: percakapan,

diskusi , musik, pidato.

d) Writing activities, seperti menulis cerita, karangan, laporan, angket,

menyalin.

e) Drawing activities, misalnya menggambar, membuat grafik, peta,

diagram.

f) Motor activities, yang termasuk didalamnya antara lain: melakukan

(33)

g) Mental activities, sebagai contoh misalnya: menanggapi, mengingat,

memecahkan soal, menganalisa, mengambil keputusan.

h) Emotional activities, seperti: menaruh minat, merasa bosan, gembira,

bersemangat, bergairah, tenang.

Salah satu penilaian proses pembelajaran adalah melihat sejauh

mana keaktifan mahasiswa dalam mengikuti proses belajar mengajar.

Nana Sudjana (1990: 61) menyatakan keaktifan mahasiswa dapat dilihat

dalam hal:

a) Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya.

b) Terlibat dalam pemecahan masalah.

c) Bertanya kepada mahasiswa lain atau dosen apabila tidak memahami

persoalan yang dihadapinya.

d) Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk

pemecahan masalah.

e) Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk dosen.

f) Menilai kemampuan dirinya dan hasil– hasil yang diperolehnya.

g) Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah yang sejenis.

h) Kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang diperoleh

dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keaktifan

Keaktifan mahasiswa dalam proses pembelajaran dapat

merangsang dan mengembangkan bakat yang dimilikinya, mahasiswa

(34)

permasalahan-permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Di samping

itu, dosen juga dapat merekayasa sistem pembelajaran secara sistematis,

sehingga merangsang keaktifan mahasiswa dalam proses pembelajaran.

Keaktifan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor yang

mempengaruhi keaktifan belajar mahasiswa adalah:

a) Memberikan motivasi atau menarik perhatian mahasiswa, sehingga

mereka berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran.

b) Menjelaskan tujuan instruksional (kemampuan dasar kepada

mahasiswa).

c) Mengingatkan kompetensi belajar kepada mahasiswa.

d) Memberikan stimulus (masalah, topik, dan konsep yang akan

dipelajari).

e) Memberikan petunjuk kepada mahasiswa cara mempelajari.

f) Memunculkan aktifitas, partisipasi mahasiswa dalam kegiatan

pembelajaran.

g) Memberikan umpan balik (feedback).

h) Melakukan tagihan-tagihan kepada mahasiswa berupa tes sehingga

kemampuan mahasiswa selalu terpantau dan terukur.

i) Menyimpulkan setiap materi yang disampaikan diakhir

(35)

C. Kerangka Berfikir

Hubungan antara tingkat konstruktivitas belajar dan prestasi belajar.

Dalam proses belajar, seseorang dalam hal ini mahasiswa akan

mengalami perubahan tingkah laku dan pola berpikir. Belajar tidak hanya

terjadi di ruang kelas saja, tetapi disetiap lingkungan hidup manusia. Belajar

aktif merupakan sebuah proses mahasiswa merangkum arti entah teks, dialog,

pengalaman fisis, dan lain-lain.Belajar yang berhasil harus melalui berbagai

macam aktifitas, baik aktifitas fisik maupun psikis. Aktifitas fisik adalah

mahasiswa giat aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain

maupun bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau hanya

pasif. Mahasiswa yang memiliki aktifitas psikis (kejiwaan) adalah jika daya

jiwanya bekerja sebanyak–banyaknya atau banyak berfungsi dalam rangka

pembelajaran. Oleh karena itu mahasiswa dituntut untuk lebih aktif dalam

proses belajar, tidak hanya menunggu instruksi dari dosen. Karena dengan

aktif mencari dan mengembangkan pengetahuan sendiri, belajar akan semakin

mudah dan mahasiswa akan lebih mudah mengimplementasikan ilmu

pengetahuan, sehingga prestasi belajar mahasiswa akan menjadi baik.

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah kesimpulan sementara tentang hubungan antara dua

(36)

sudah diuuraikan di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini dapat

dirumuskan sebagai berikut:

H0 : Tidak ada hubungan positif dan signifikan antara keaktifan belajar

dan prestasi belajar mahasiswa.

H1 : Ada hubungan positif dan signifikan antara keaktifan belajar dan

(37)

20 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif

adalah metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan

mengiterpretasikan objek apa adanya (J.W. Creswell, 2004). Penelitian ini

sering disebut penelitian non-experimental karena peneliti tidak melakukan

kontrol dan tidak memanipulasi variable penelitian (Sangadji, 2010: 24).

Penelitian deskriptif berfungsi untuk mendiskripsikan atau memberi

gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi

sebagaimana adanya (Sugiyono, 2007 : 29).

Berdasarkan kedua pendapat tersebut di atas maka penelitian ini

menggunakan data kuantitatif. Variabel yang diperoleh melalui skor jawaban

subjek pada skala sebagaimana adanya. Hal ini ditujukan untuk mengetahui

dan menggambarkan keaktifan belajar mahasiswa.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian dilakukan di Program Studi Pendidikan Akuntansi

Universitas Sanata Dharma.

2. Waktu penelitian

(38)

C. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari : objek atau subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimplanya (Sugiyono, 2008:

80). Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi

Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan

tahun 2012. Penelitian ini tidak melakukan pengambilan sampel dikarenakan

jumlah populasi yang ada dibawah 100 orang responden, yaitu hanya

berjumlah 74 orang responden.

D. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini meliputi variabel terikat dan variabel bebas.

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar mahasiswa (Y),

sedangkan variabel bebas dalam penelitian ini adalah keaktifan belajar

mahasiswa (X).

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket atau

kuisioner. Angket atau kuisioner adalah sejumlah pernyataan tertulis yang

digunakan untuk memperoleh informasi dari responden (Suharsimi, 1996:

139). Kuisioner berisi item-item yang menyajikan pernyataan-pernyataan

berdasarkan indikator mahasiswa belajar secara aktif. Kuisioner ini bertujuan

(39)

Kuisioner ini disusun berdasarkan pengertian pembelajaran yang aktif di

mana pelajar aktif membangun sendiri pengetahuannya. Dalam kuisioner ini

terdapat point-point pokok yang menandakan belajar mahasiswa secara aktif

pada:

1. Awal proses pembelajaran.

2. Pada pertengahan proses pembelajaran

3. Pada akhir proses pembelajaran.

4. Diluar jam pembelajaran.

Kuesioner yang dimaksud seperti tertuang oleh kisi-kisi berikut:

Tabel 3.1

Kisi- kisi Kuesioner

No Indikator keaktifan belajar No Butir

1. Awal proses pembelajaran

1. Mempersiapkan materi 1

2. Pertenghan proses pembelajaran

1. Mendengarkan aktif

3. Akhir proses pembelajaran

(40)

4. Diluar jam pembelajaran

1. Mengerjakan sesuatu

a. Membaca dan meminjam buku

di perpustakaan

Pertanyaan dan pernyataan indikator keaktifan belajar mahasiswa terdiri

dari : satu pertanyaan pada awal proses pembelajaran, berkaitan dengan

kesiapan mahasiswa dalam mengikuti proses pembelajaran; sebelas

pertanyaan pada pertengahan proses pembelajaran karena ini merupakan inti

dari proses belajar yang di alami oleh mahasiswa, dalam hal ini mahasiswa

mengalami dan melakukan perubahan-perubahan (berproses) dalam

pemahaman akan suatu materi pelajaran; satu pertanyaan pada akhir proses

pembelajaran karena mahasiswa akan membuktikan dan melakukan hasil

pemahaman yang telah diperoleh; dan lima pertanyaan di luar jam

pembelajaran karena di sini pemahaman-pemahaman baru akan diperoleh dan

juga mahasiswa akan menerapkan teori-teori yang telah diperoleh di kelas.

Pertanyaan dan pernyataan kuesioner ini berbentuk multiple choice

dengan empat kemungkinan jawaban (a, b, c, dan d). berikut pertanyaan dan

(41)

Pertanyaan Kuesioner

1. Sebelum kuliah dimulai saya sudah mempersiapkan bahan kuliah yang

akan saya ikuti.

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

Alasan:……….

2. Saya mendengarkan dengan baik apa yang dijelaskan oleh dosen mata

kuliah selama perkuliahan berlangsung.

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

Alasan:……….

3. Saya ikut berpikir ketika mendengarkan penjelasan yang diberikan oleh

dosen mata kuliah selama perkuliahan berlangsung.

a. Selalu c. Kadang-kadang

(42)

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

Alasan:………...

6. Saya mencatat apa yang telah dijelaskan dan ditulis dipapan tulis oleh

dosen selama perkuliahan berlangsung.

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

Alasan:………...

7. Saya membuat bagan/sekema dan tabel-tabel di buku catatan untuk

mempermudah belajar saya.

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

Alasan:……….

8. Saya memberi tanda bagian-bagian penting, seperti definisi,

rumusan-rumusan pada catatan saya dengan tulisan berwarna atau digaribawahi

sehingga memudahkan saya dalam belajar.

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

Alasan:……….

9. Saya membuat ringkasan atau rangkuman agar memudahkan saya dalam

belajar.

a. Selalu c. Kadang-kadang

(43)

Alasan:……….

10.Saya mengerjakan soal-soal latihan.

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak Pernah

Alasan:……….

11.Saya mengerjakan soal-soal pengayaan.

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

Alasan:……….

12.Saya mengungkapkan gagasan saya ketika dosen memberikan

kesempatan untuk berpendapat.

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

Alasan:……….

13.Saya mengikuti dan mengerjakan evaluasi yang di berikan oleh dosen,

berupa kuis atau ujian.

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

Alasan:……….

14.Saya meminjam dan membaca buku-buku di perpustakaan.

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

(44)

15.Saya mengerjakan pekerjaan rumah (PR) yang di berikan dosen.

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak Pernah

Alasan:………...

16.Saya membandingkan penyelesaian soal oleh dosen dengan penyelesaian

soal yang saya lakukan.

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

Alasan:……….

17.Saya mempelajari sendiri bahan-bahan lain di rumah.

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

Alasan:……….

18.Saya belajar kelompok di luar jam kuliah.

a. Selalu c. Kadang- kadang

b. Sering d. Tidak pernah

Alasan:……….

F. Metode Penskoran

Penskoran dilakukan sebagai berikut:

1. Jawaban A, “Selalu” diberi skor 4 (empat)

2. Jawaban B, “Sering” diberi skor 3 (tiga)

(45)

4. Jawaban D, “Tidak pernah” diberi skor 1 (satu)

Jawaban “Selalu” berarti siswa tersebut terus menerus melakukan kegiatan

atau setiap kali mengalami hal tersebut. Jawaban “Sering” berarti siswa

tersebut kerap melakukan kegiatan atau mengalami hal tersebut, tetapi ada

kalanya juga tidak. Jawaban “Kadang-kadang” berarti siswa tersebut hanya

beberapa kali mengalami kegiatan tersebut. Jawaban “Tidak pernah” berarti

siswa tersebut tidak melakukan kegiatan atau mengalami hal tersebut.

Oleh karena itu pilihan jawaban “Selalu” di beri skor 4 (empat), “Sering”

di beri skor 3 (tiga), “Kadang- kadang” di beri skor 2 (dua),“Tidak pernah” di

beri skor 1(satu). Sedangkan isian pada alasan digunakan untuk menyatakan

kenapa siswa melakukan hal tersebut.

G. Teknik Pengujian Instrumen

1. Uji validitas instrumen

Suatu alat ukur dapat dikatakan valid apabila suatu alat pengukur

tersebut dapat mengukur apa yang ingin diukur dengan tepat. Peneliti

menggunakan perhitungan rumus Korelasi Product Moment. Teknik

korelasi ini digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan

hipotesis hubungan dua variabel (Sugiyono, 2008: 228), dengan rumus

sebagai berikut :

𝑟

𝑥𝑦 = 𝑁 �฀𝑌− 𝑋 𝑌

(46)

N = Total responden

X = Total dari setiap item 1

Y= Total dari setiap item 2

r = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y

Nilai koefisien r diperhitungkan pada signifikansi 5%. Apabila

hasil perhitungan koefisien nilai r menunjukkan lebih besar atau sama

dengan taraf kesalahan 5%, maka item tersebut dinyatakan valid. Dengan

N sebanyak 30, taraf kesalahan 5% , maka r tabel sebesar 0,361.

Keputusan uji validitas apabila r hitung > r tabel, maka Ho ditolak, artinya

butir pertanyaan yang diuji valid dan apabila r hitung < r tabel, maka Ho

diterima, artinya butir pertanyaan yang diuji tidak valid.

Tabel 3.2

Uji validitas variabel keaktifan belajar.

Butir

Pertanyaan Nilai r Hitung Nilai r Tabel Keterangan

(47)

11 0.628 0.361 valid

Dari 8 butir pertanyaan mengenai variabel keaktifan belajar

menunjukkan bahwa terdapat 15 butir pertanyaan yang valid sedangkan 3

pertanyaan dinyatakan tidak valid, sehingga 15 butir pertanyaan yang

valid dapat digunakan sebagai alat ukur dalam penelitian.

2. Uji Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat

pengukur dapat dipercaya atau tidak dapat diandalkan. Apabila alat

pengukur digunakan dua kali pada suatu gejala yang sama dan

menghasilkan hasil yang sama atau konsisten, maka alat pengukur

tersebut dapat dikatakan reliabel. Cara mencari reabilitas untuk

keseluruhan item adalah dengan mengoreksi angka korelasi yang

diperoleh. Pengujian reabilitas instrumen dapat dilakukan dengan

menggunakan rumus Alpha Cronbach:

r

tt

= [

𝑘

(𝑘−1)

(48)

Keterangan :

rtt = reliabel instrumen yang dicari

k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

= jumlah varians butir

= varians total

Untuk pedoman dalam menentukan keterhandalan variabel

penelitian, digunakan interpretasi nilai r sebagai berikut (Suharsimi

Arikunto, 1996: 167).

Tabel 3.3

Tingkat keterhandalan variabel penelitian

No Koefisien Alpha Tingkat Keterhandalan

1. 0,800-1,00 Sangat Tinggi

2. 0,600-0,799 Tinggi

3. 0,400-0,599 Cukup

4. 0,200-0,399 Rendah

5. <0,200 Sangat Rendah

2 b

2

(49)

Tabel 3.4

Uji reliabilitas variabel keaktifan belajar.

Variabel Nilai

H. Teknik Analisis Data

1. Uji Normalitas

Uji distribusi normal adalah uji untuk mengukur apakah data kita

memiliki distribusi normal sehingga dapat dipakai dalam statistik

inferensial. Uji normalitas ini menggunakan rumus Kolmogorov-Smirnov,

yaitu:

D = Maksimum [ F

0

(x)

S

n

(x)]

Keterangan:

D = Deviasi Maksimum

F0 = Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan

Sn = Distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi

Selanjutnya agar diketahui apakah distribusi frekuensi data

masing-masing variable normal atau tidak dilakukan dengan ketentuan

sebagai berikut:

(50)

b) Jika probabilitas asymtot < 0,05 berarti sebaran data tidak normal

2. Uji Hipotesis

Untuk menguji hipotesis, hubungan antara keaktifan belajar dengan

prestasi belajar. Digunakan teknik analisis korelasi product moment,

dengan rumus sebagai berikut (Sugiyono, 2008: 183):

𝑟

𝑥𝑦

= 𝑁 𝑋1𝑌− 𝑋1 𝑌

𝑋12 𝑋1 2 𝑁 𝑌2 𝑌 2

Keterangan:

rxy = Koefien korelasi

X1 = Variable bebas

Y = Variabel terikat

N = Jumlah sampel

Nilai r bervariasi dari -1 sampai dengan +1 dengan melalui 0 (nol), dengan

ketentuan sebagai berikut:

a) Bila r = -1 atau mendekati -1 berarti ada korelasi negatif yang kuat

antara variable X1 dan Y

b) Bila r = 0 berarti tidak ada korelasi antara variable X1 dan Y

c) Bila r = +1 atau mendekati +1 berarti ada korelasi positif yang kuat

(51)

Pedoman untuk memberikan interpretasi terhadap koefisien korelasi

(Sugiyono, 2008: 184):

Tabel 3.5

Tingkat Koefisien Korelasi

Koefisien Korelasi Keterangan

0,00 - 0,199 sangat rendah

0,20 - 0,399 rendah

0,40 - 0,599 sedang

0,60 - 0,799 kuat

0,80 - 0,100 sangat kuat

Untuk menguji hipotesis diterima atau ditolak maka diadakan uji

signifikan dengan taraf signifikansi 5% dengan rumus sebagai berikut:

𝑡

=

r n−2

1− r2

Keterangan:

t = Harga t-test yang dicari

r = Koefisien korelasi

n = Jumlah sampel

(52)

H1 = Jika thitung > ttabel berarti terdapat hubungan yang signifikan

(53)

36 BAB IV

GAMBARAN UMUM

A. Sejarah Universitas Sanata Dharma

1. Perguruan Tinggi Pendidikan Guru Sanata Dharma tahun 1955 - 1958

Ide untuk mendirikan Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG) oleh

Prof. Moh. Yamin, S.H. (Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan

RI) pada tahun 1950-an disambut baik oleh para imam Katolik, terutama Ordo

Societas Jesus (Serikat Yesus yang lazim disingkat S.J.). Waktu itu Ordo ini

telah membuka kursus-kursus B1, antara lain B1 Mendidik (Yayasan De

Britto) di Yogyakarta yang dikelola oleh Pater H. Loeff, S.J. dan B1 Bahasa

Inggris (Yayasan Loyola) di Semarang yang dikelola oleh pater W.J. Van der

Meulen, S.J. dan Pater H. Bastiaanse, S.J. Dengan dukungan dari

Conggregatio de Propaganda Fide, selanjutnya Pater Kester yang waktu itu

menjabat sebagai Superior Misionaris Serikat Yesus menggabungkan

kursus-kursus ini menjadi sebuah perguruan tinggi dan lahirlah PTPG Sanata Dharma

pada tanggal 20 Oktober 1955 dan diresmikan oleh pemerintah pada tanggal

17 Desember 1955. Pada awalnya PTPG Sanata Dharma mempunyai 4

Jurusan, yaitu Bahasa Inggris, Sejarah, IPA, dan Ilmu Mendidik. Para

pembesar misi Serikat Yesus menunjuk Pater Prof. Nicolaus Driyarkara, S.J.

(54)

Dekan Nama "Sanata Dharma" diciptakan oleh Pater K. Looymans, S.J. yang

waktu itu menjadi pejabat Departemen Pendidikan, Pengajaran, dan

Kebudayaan di Kantor Wali Gereja Indonesia. "Sanata Dharma" sebenarnya

dibaca "Sanyata Dharma", yang berarti "kebaktian yang sebenarnya" atau

"pelayanan yang nyata". Kebaktian dan pelayanan itu ditujukan kepada tanah

air dan gereja (Pro Patria et Eclessia).

2. Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Sanata Dharma tahun 1958 – 1965

Untuk menyesuaikan diri dengan ketentuan pemerintah, dalam hal ini

Kementrian Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan tentang perubahan

PTPG menjadi FKIP, maka PTPG Sanata Dharma pada bulan November 1958

berubah menjadi Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP) Sanata Dharma

dan merupakan bagian dari Universitas Katolik Indonesia cabang Yogyakarta.

Pada masa FKIP ini Sanata Dharma berhasil memperoleh status Disamakan

dengan negeri berdasarkan SK Menteri PTIP No.1 / 1961 pada tanggal 6 Mei

1961 jo No. 77 / 1962 tanggal 11 Juli 1962. Walaupun bagian dari Universitas

Katolik Indonesia, secara de facto FKIP Sanata Dharma berdiri sendiri.

3. IKIP Sanata Dharma tahun 1965 - 1993

Untuk mengatasi kerancuan antara menjadi bagian dari Universitas

Katolik Indonesia cabang Yogyakarta dengan kemandirian FKIP Sanata

Dharma sebagai sebuah institusi pendidikan, FKIP Santa Dharma berubah

menjadi IKIP Sanata Dharma berdasarkan SK Menteri PTIP No. 237 / B - Swt

(55)

Selain melaksanakan Program S1 (sebelumnya Sarjana Muda dan Sarjana),

IKIP Sanata Dharma juga dipercaya pemerintah untuk mengelola Program

Diploma I, II, dan III untuk jurusan Matematika, Fisika, Bahasa Indonesia,

Bahasa Inggris, IPS, dan PMP. Berbagai program Diploma ini ditutup pada

tahun 1990 dan selanjutnya dibika program Diploma II Pendidikan Guru

Sekolah Dasar (PGSD)

4. Universitas Sanata Dharma tahun 1993 sampai sekarang

Akhirnya untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan dan kebutuhan

masyarakat serta kemajuan zaman, tanggal 20 April 1993 sesuai dengan SK

Mendikbud No. 46 / D / O / 1993, IKIP Sanata Dharma dikembangkan

menjadi Universitas Sanata Dharma atau lebih dikenal dengan nama

UNIVERSITAS SANATA DHARMA. Dengan perkembangan ini

UNIVERSITAS SANATA DHARMA diharapkan tetap dapat memajukan

sistem pendidikan guru sekaligus berpartisipasi dalam memperluas wawasan

ilmu pengetahuan dan teknologi. Setelah berkembang menjadi universitas,

Sanata Dharma terdorong untuk memperluas muatan program pendidikannya.

Di samping tetap mempertahankan pendidikan guru dengan tetap membuka

FKIP (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan), Sanata Dharma membuka

beberapa fakultas baru. Universitas Sanata Dharma sekarang memiliki 8

Fakultas dengan 25 Program Studi, 3 Program Pasca Sarjana, 1 Program

Profesi, dan 3 Program Kursus Bersertifikat. Sekarang ini banyak hal

(56)

berbagai aspek, baik sarana fisik (gedung, lab, perpustakaan, dan fasilitas fisik

lainnya), administrasi (sistem informasi, manajemen, biro / lembaga / pusat /

serta unit pendukung), peningkatan mutu akademik, penelitian, pengajaran,

serta pengabdian pada masyarakat

Nama-nama yang pernah menjabat Rektor Universitas Sanata Dharma:

1. Prof. Dr. N. Drijarkara,S.J. (1955-1967)

2. Drs. J. Drost, S.J. (1968-1976)

3. Prof. Dr. A.M. Kadarman, S.J. (1977-1984)

4. Drs. F.X. Danuwinata, S.J.

(1984-1988)

5. Drs. A. Tutoyo, M.Sc. (1988-1993)

6. Dr. M. Sastrapratedja, S.J. (1993-2001)

7. Dr. Paulus Suparno, S.J., MST (2001-2006)

8. Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyotamtama, S.J., M.Sc. (2006-sekarang)

B. Arti Logo Universitas Sanata Dharma

Arti dari logo Universitas Sanata Dharma:

1. Bingkai adalah teratai bersudut lima. Teratai adalah kemuliaan. Sudut lima

adalah Pancasila.

(57)

3. Buku yang terbuka melambangkan ilmu pengetahuan yang selalu

berkembang.

4. Teratai warna coklat melambangkan sikap dewasa yang matang.

5. "Ad Maiorem Dei Gloriam" berarti kemuliaan Allah yang lebih besar.

C. Visi Misi Universitas Sanata Dharma

1.Visi Universitas Sanata Dharma

Universitas Sanata Dharma didirikan oleh Ordo Serikat Yesus (S.J.)

provinsi Indonesia bersama para imam dan awam Katolik untuk berpartisipasi

dalam usaha melindungi dan meningkatkan martabat manusia melalui

perpaduan keunggulan akademik dan nilai-nilai kemanusiaan yang

diwujudkan dalam penggalian kebenaran secara objektif dan akademis dan

pengembangan kaum muda yang didasarkan pada nilai kebangsaan,

kemanusiaan, dan spiritualitas Ignatian, yaitu menjadi manusia bagi sesama

(human for and with others), perhatian pribadi (cura personalis), semangat

keunggulan (magis), dan semangat dialogis.

2. Misi Universitas Sanata Dharma

Universitas Sanata Dharma didirikan sebagai lembaga akademis yang

menekankan perpaduan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dan

nilai-nilai kemanusiaan, lembaga kritis masyarakat, lembaga yang menjunjung

tinggi kebebasan akademis, lembaga pendidikan humanis dan dialogis yang

(58)

secara terpadu, lembaga yang mendidik mahasiswa menjadi manusia yang

utuh, kritis, dewasa, dan memiliki kepekaan sosial, lembaga yang memberikan

pelayanan masyarakat, dan lembaga yang mempersiapkan tenaga

kependidikan secara profesional.

D. Tujuan Pendidikan Universitas Sanata Dharma

Pendidikan di Universitas Sanata Dharma bertujuan membantu

mencerdaskan putra-putri bangsa dengan memadukan keunggulan akademik dan

nilai-nilai humanistik yang berlandaskan nilai-nilai – nlai Kristiani yang

universal dan cita-cita kemanusiaan sebagaimana terkandung dalam Pancasila,

sehingga memiliki kemampuan akademik sesuai dengan bidang studinya dan

integritas kepribadian yang tinggi.

E. Fasilitas Universitas Sanata Dharma

1. Perpustakaan

Perpustakaan Universitas Sanata Dharma terdiri dari dua unit

perpustakaan yaitu Perpustakaan Kampus Mrican dan Perpustakaan Kampus

Paingan yang dikelola secara sentralisasi. Perpustakaan kampus Mrican

merupakan perpustakaan Pusat, yang terdiri dari 4 lantai, sedangkan

Perpustakaan Kampus Paingan merupakan perpustakaan cabang, yang terdiri

dari 2 lantai dan berkonsentrai pada pelayanan pengguna bagi sivitas

(59)

Perpustakaan Mrican dan Paingan dihubungkan dengan jaringan komputer

untuk dapat melayani penggunanya secara online. Sistem layanan yang

digunakan adalah Sistem Terbuka, dimana pengguna dapat memilih dan

mencari sendiri koleksi yang diinginkan.

a. Ruang Baca

Ruang baca yang nyaman dengan pemandangan yang luas.

Perpustakaan Universitas Sanata Dharma terdiri dari dua unit perpustakaan

yaitu Perpustakaan Kampus Mrican dan Perpustakaan Kampus Paingan

yang dikelola secara sentralisasi. Perpustakaan kampus Mrican merupakan

perpustakaan Pusat, yang terdiri dari 4 lantai, sedangkan Perpustakaan

Kampus Paingan merupakan perpustakaan cabang, yang terdiri dari 2 lantai

dan berkonsentrai pada pelayanan pengguna bagi sivitas akademika

Universitas Sanata Dharma yang berada di Kampus Paingan.

b. Workstation

Perpustakaan Mrican dan Paingan dihubungkan dengan jaringan

komputer untuk dapat melayani penggunanya secara online. Sistem

layanan yang digunakan adalah Sistem Terbuka, dimana pengguna dapat

memilih dan mencari sendiri koleksi yang diinginkan. Selain itu terdapat

ruang khusus bagi mahasiswa bila ingin mengakses internet secara gratis,

sekaligus tempat foto copy maupun print melalui mesin foto copy yang

(60)

2. Apotek dan Poliklinik

Apotek dibuka juga untuk umum, dan Poliklinik berada jadi satu dengan

apotek. Ada dokter jaga yang siap melayani kebutuhan kesehatan civitas

akademika.

3. Kapel

Berlokasi di Mrican, kapel kampus juga digunakan untuk misa

mingguan.

4. Laboratorium Komputer Dasar dan Laboratorium Multimedia

Disediakan laboratorium komputer dasar untuk digunakan oleh

mahasiswa.

5. Hotspot

Untuk memenuhi kebutuhan internet di setiap area kampus, maka

ditempatkan hotspot di banyak tempat strategis.

6. Laboratorium Micro Teaching

Digunakan mahsiswa FKIP sebagai sarana melatih dan berlatih

mengajar teman sendiri.

7. Lapangan Olahraga

Fasilitas lain yang dimiliki Universitas Sanata Dharma adalah tempat

untuk berolahraga, antara lain sebagai berikut:

(61)

b. Lapangan sepak bola

c. Lapangan badminton

8. Gedung Teater

Gedung teater digunakan untuk berlatih dan pentas seniteater.

F. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, yang sekarang ini merupakan

salah satu fakultas dari Universitas Sanata Dharma, yang dulu pernah populer

dengan sebutan IKIP Sanata Dharma, mulanya adalah sebuah Perguruan Tinggi

Pendidikan Guru (PTPG) yang berdiri pada tanggal 17 Desember 1955. Mulai

bulan November tahun 1958, pemerintah mengubah nama PTPG menjadi FKIP.

Berkaitan dengan itu, nama PTPG Sanata Dharma berganti menjadi FKIP Sanata

Dharma yang merupakan bagian dari Universitas Katolik Indonesia. Kemudian

mulai 1 September 1965, Presiden Soekarno membentuk IKIP yang merupakan

gabungan dari FKIP dan IPG. Sehingga berdasarkan SK No.237/B-SWTU/1965,

FKIP Sanata Dharma berganti nama menjadi IKIP Sanata Dharma.

Akhirnya, seiring dengan tuntutan perkembangan zaman, melalui SK

Mendikbud No.46/D/O/1993, IKIP Sanata Dharma menjadi sebuah universitas,

Universitas Sanata Dharma (UNIVERSITAS SANATA DHARMA). Dengan

demikian, IKIP yang dulu merupakan lembaga yang berdiri sendiri, sekarang

(62)

tahun 1998, Fakultas Ilmu Pendidikan Agama Katolik (FIPA) menggabung

dengan FKIP menjadi Prodi IPPAK, Jurusan Ilmu Pendidikan.

FKIP UNIVERSITAS SANATA DHARMA mempunyai 4 jurusan dengan

11 program studi untuk gelar S1, 1 program studi nongelar.

1. Jurusan Ilmu Pendidikan (JIP)

a. Program Studi Bimbingan dan Konseling (BK)

b. Program Studi Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

(IPPAK)

c. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)

2. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni (JPBS)

a. Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI)

b. Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

(PBSID)

3. Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (JPIPS)

a. Program Studi Pendidikan Akuntansi (PAK)

b. Program Studi Pendidikan Ekonomi (PE)

c. Pendidikan Sejarah (PSej)

4. Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (JPMIPA)

a. Program Studi Pendidikan Fisika (PFis)

b. Program Studi Pendidikan Matematika (PMat)

(63)

Secara umum FKIP UNIVERSITAS SANATA DHARMA bertujuan

untuk menyiapkan tenaga kependidikan yang profesional, humanistik, memiliki

semangat dialogis, dan menghargai serta mengembangkan kebebasan dan

kejujuran akademik dalam proses pendidikan. Untuk mencapai tujuan tersebut

FKIP UNIVERSITAS SANATA DHARMA didukung oleh tenaga-tenaga

pendidikan yang telah berpengalaman serta fasilitas-fasilitas yang sangat

memadai.

G. Lokasi Kampus Universitas Sanata Dharma

1.Kampus I

FKIP, F. Sastra, F. Ekonomi

Mrican, Tromol Pos 29, Yogyakarta 55002.

Telp (0274) 513301, 515352, Fax. (0274) 562383

2. Kampus II

Gedung Pusat, Pasca Sarjana, Perpustakaan

Mrican, Tromol Pos 29, Yogyakarta 55002.

Telp (0274) 513301, 515352, Fax. (0274) 562383

3.Kampus III

Sains dan Teknologi, F. Psikologi, F. Farmasi

Paingan, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta.

(64)

4.Kampus IV

Teologi

Kentungan, Jl. Kaliurang Km 7, Tromol Pos 1194 Yogyakarta.

Telp. (0274) 880957

5.Kampus V

Pendidikan Agama Katolik

Jl. Ahmad Jazuli No. 2, Yogyakarta.

(65)

48 BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Sebelum data dianalisis langkah pertama akan disajikan deskripsi data tentang

variabel keaktifan belajar dan prestasi belajar, data ini didasarkan dari jawaban

responden berjumlah 74 responden.

A. Deskripsi Data

Data hasil penelitian yang meliputi dua variabel yaitu; Keaktifan belajar

mahasiswa (X) dan prestasi belajar mahasiswa (Y). Dari jumlah 74 responden

semuanya mengisi secara lengkap setiap kuesioner yang dibagikan sehingga

dapat menjadi data pada penelitian ini.

Data yang diperoleh dari hasil penelitian merupakan data mentah karena

belum disusun dengan cara apapun, sehinga proses olah data belum dapat

dilakukan. Oleh karena itu, data mentah perlu disajikan dalam bentuk tabel yang

berisi data yang telah digolong-golongkan ke dalam kelas-kelas menurut urutan

tingkatannya beserta jumlah individu yang termasuk dalam masing-masing kelas,

yang disebut tabel distribusi frekuensi. Pembuatan tabel distribusi frekuensi

menggunakan Penilaian Acuan Patokan (PAP) tipe II. (Masidjo, 1995 : 157).

1. Keaktifan Belajar

Data variabel keaktifan belajar mahasiswa didapat dari kuesioner yang

(66)

Penilaian Acuan Patokan (PAP) tipe II digunakan untuk menentukan

kecendrungan variable.

Skor tertinggi yang mungkin dicapai : 4 x 15 = 60

Skor terendah yangt mungkin dicapai: 1 x 15 = 15

Skor :

81% x 60 = 48,6 (dibulatkan menjadi 49)

66% x 60 = 39.6 (dibulatkan menjadi 40)

56% x 60 = 33.6 (dibulatkan menjadi 34)

46% x 60 = 27.6 (dibulatkan menjadi 28)

< 28

Dari perhitungan tersebut, dapat disimpulkan kategori kecendrungan

variabel sebagai berikut :

Table 5.1

Rentang Nilai Keaktifan Belajar Mahasiswa

NO Interval Kategori

1 49 – 60 Sangat tinggi

2 40 – 48 Tinggi

3 34 – 39 Cukup

4 28 – 33 Rendah

(67)

Berdasarkan hasil penelitian pada variabel keaktifan belajar

mahasiswa dengan skor tertinggi yang dicapai adalah 60 dan skor terendah

adalah 15 disajikan dalam tabel distribusi berikut ini.

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Keaktifan Belajar Mahasiswa

No Interval Kategori Frekuensi Frekuensi relatif

akuntansi angkatan tahun 2012 yang mempunyai keaktifan belajar kategori

sangat tinggi yaitu 4,1 %, tingkat keaktifan belajar kategori tinggi yaitu 45,9

%, tingkat keaktifan belajar yang kategori sedang 32,4 %, tingkat keaktifan

belajar yang kategori rendah 16,2 %, dan tingkat keaktifan belajar yang

ketegori sangat rendah yaitu 1,4 %. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa keaktifan belajar mahasiswa pendidikan akuntansi angkatan tahun

(68)

2. Prestasi Belajar

Data prestasi belajar didapat melalui dokumentasi dari Program Studi

Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma, yaitu nilai dari

matakuliah akuntansi keuangan dasar 1, mahasiswa angkatan tahun 2012,

tahun ajaran 2012/2013 semester gasal. Nilai maksimum prestasi belajar

adalah 4 (A) dan nilai minimum adalah 0 (E)

Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Mahasiswa

(69)

Dari tabel 5.4 di atas menunjukkan bahwa mahasiswa pendidikan

akuntansi angkatan tahun 2012 yang mempunyai prestasi belajar kategori

amat baik yaitu 19 %, prestasi belajar kategori baik yaitu 19 %, prestasi

belajar yang kategori cukup 36 %, prestasi belajar yang kategori kurang 26

%, dan prestasi belajar yang ketegori sangat kurang yaitu 0 %. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar mahasiswa pendidikan

akuntansi angkatan tahun 2012 memiliki prestasi belajar yang cendrung

cukup.

B. Anailsis Data

1. Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam

variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan layak

digunakan dalam penelitian adalah data yang memiliki distribusi normal.

Pengambilan keputusan apakah data berdistribusi normal atau tidak

(70)

Tabel 5.5

Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Residual

N 74

Normal Parametersa Mean -3.9007836E-16

Std. Deviation .83285507

Most Extreme Differences Absolute .093

Positive .066

Negative -.093

Kolmogorov-Smirnov Z .799

Asymp. Sig. (2-tailed) .546

a. Test distribution is Normal.

Tabel 5.6

Rangkuman Uji Normalitas

No Keterangan Asymp

Sig2-tailed α Kesimpulan

1 Nilai residual dari kedua

variabel yang diuji 0,546 0,05 Normal

Jika dilihat dari signifikansi Asymp. Sig. (2-tailed) pada Tabel 5.5 di

atas, hasil uji mengindikasikan bahwa distribusi residual adalah normal

karena nilai probabilitas Kolmogorov-Smirnov adalah Asymp. Sig. (2-tailed)

> 5%, sehingga dapat disimpulkan bahwa asumsi normalitas dalam analisis

Gambar

Tabel 3.1 Kisi- kisi Kuesioner
Tabel 3.2 Uji validitas variabel keaktifan belajar.
Tabel 3.3 Tingkat keterhandalan variabel penelitian
Tabel 3.4
+7

Referensi

Dokumen terkait

a. Perencanaan pembelajaran dengan menggunakan media karton persegi satuan pada materi menghitung luas bangun datar pada siswa kelas III di SDN 7 Cibogo Kecamatan

Puji dan syukur kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan hasil penelitian yang berjudul

[r]

Holong Erixon Manurung “Uji Efektivitas Suspensi Baculovirus oryctes Dan Metarhizium anisopliae (Metch.) Sorokin Terhadap Brontispa longssima Gestro..

[r]

Burung kolibri memiliki bent uk paruh yang kecil, runcing, panjang, dan melengkung dengan t ujuan memudahkan mengisap nekt ar pada bunga. Sedangkan bagian t umbuhan

sewaktu hidrasi merupakan faktor penentu bagi keutuhan beton. Tipe V: Semen penangkal sulfat. Digunakan untuk beton yang lingkungannya mengandung sulfat, terutama pada tanah/air

// Berperahu mengelilingi waduk dan mendatangi rumah makan terapung menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.// Mereka dengan mudah juga bisa mendapatkan ragam ikan segar