i
ABSTRAK
* Hasim Purba
** Rabiatul Syahriah
*** Cristh Dessy Natalia Tarigan
Penelitian ini dilatar belakangi dengan kebutuhan manusia akan suatu bangunan sehingga mendorong satu sama lain untuk melakukan sewa menyewa suatu bangunan baik untuk rumah tinggal maupun bangunan untuk usaha yang di dalamnya terdapat 2 (dua) pihak yang saling membuat janji baik tertulis maupun lisan. Adapun permasalahan yang di tetapkan dalam penulisan skripsi mengenai Pembatalan Hak Sewa Bangunan Oleh Ahli Waris Terhadap Ruko Yang Dibangun Di Atas Tanah Milik Orang Lain (Studi Putusan: Pengadilan Negeri Medan No. 227/Pdt.G/2012/PN MEDAN) ini adalah pembatalan sepihak hak sewa atas bangunan Rumah Ruko yang di bangunan di atas tanah milik orang lain tersebut dan pengkajian mengenai putusan yang telah berkeadilan atau tidak.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis normatif yaitu dengan meneliti bahan kepustakaan atau data sekunder yang meliputi buku-buku serta norma-norma hukum yang terdapat pada peraturan perundang-undangan, asas-asas hukum, kaidah hukum, sistematika hukum dan studi kasus pada Pengadilan Negeri Medan, serta data lain yang memiliki kaitan dengan skripsi ini.
Pembatalan sewa menyewa yang dilakukan secara sepihak tanpa persetujuan pihak penyewa merupakan salah satu pembatalan perjanjian yang dapat dilakukan oleh si pemberi sewa dengan ketentuan apabila si penyewa melakukan wanprestasi atau apabila dalam perjanjian tidak ditetapkan jangka waktu berakhirnya perjanjian sewa menyewa tersebut. Dalam putusan Pengadilan Negeri Medan No.227/Pdt.G/2012/PN.Medan dasar dari pembatalan sewa terhadap penyewa bangunan ruko adalah sewa menyewa tanpa tenggang waktu tertentu. Perkara yang diajukan oleh Penggugat dengan daftar No.227/Pdt.G/2012/PN.Mdn adalah perkara yang sebelumnya telah diperiksa dan objek yang dipersengketakan baik setelah diputuskan di tingkat kasasi No. 1543 K/Pdt/2005 tanggal 08 Maret 2006 serta keputusan permohonan Peninjauan Kembali No.30 PK/Pdt/2009 Tanggal 22 Juli 2009 adalah sama yakni Rumah Toko yang terletak di Jl. H. Zainul Arifin No.200- C Kelurahan Petisah Tengah, Kecamatan Medan Barat dan semua telah berkekuatan hukum yang tetap dengan objek gugatan dan para pihak baik pihak Penggugat dan Pihak Tergugat dalam perkara No. 227/Pdt.G/2012/PN.Mdn. Maka secara hukum perkara ini tidak dapat di tuntut untuk kedua kalinya karena bertentangan dengan asas Nebis In Indem. Maka tuntutan Penggugat terhadap Tergugat I yang menyatakan bahwa Tergugat I telah melakukan perbuatan melawan hukum terhadap Penggugat adalah salah atau tidak terbukti.Sehingga pelaksana an pembatalan ataupun penundaan eksekusi perdata adalah dinyatakan ditolak.Maka dalam hal tersebut Penggugat menurut hukum adalah pihak yang dikalahkan dikarenakan Tergugat I dan Tergugat II telah berhasil membuktikan dalil-dalil sangkalannya terhadap gugatan yang diajukan oleh Penggugat.