ANALISIS KINERJA GURU KIMIA SMA BERDASARKAN KOMPETENSINYA PASCA SERTIFIKASI DI KABUPATEN
LABUHANBATU
Oleh :
KHOIRINNISA HSB NIM 081244310013
Program Studi Pendididkan Kimia
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i
Judul Penelitian : Analisis Kinerja Guru Kimia SMA Berdasarkan Kompetensinya Pasca Sertifikasi di Kabupaten Labuhanbatu
Nama Mahasiswa : Khoirinnisa Hsb
NIM : 081244310013
Program Studi : Pendidikan Kimia
Jurusan : Kimia
Menyetujui :
Dosen Pembimbing Skripsi
Agus Kembaren, S.Si, M.Si NIP. 19680814 199403 1 004
Mengetahui:
FMIPA UNIMED Jurusan Kimia
Dekan, Ketua,
Prof. Drs. Motlan, M.Sc. Ph.D Drs. Jamalum Purba, M.Si. NIP. 19590805 198601 1 001 NIP. 19641207 199103 1 002
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala rahmat dan hidayahNya yang senantiasa memberikan kesehatan kepada
penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan
waktu yang direncanakan.
Skripsi berjudul “Analisis Kinerja Guru Kimia Sma Berdasarkan Kompetensinya Pasca Sertifikasi Di Kabupaten Labuhanbatu”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada: Bapak
Agus Kembaren, S.Si M.Si sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak
memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penelitian
sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada Bapak Dr. Marham Sitorus, M.Si., Ibu Dra. Nurmalis, M.Si.,
dan Ibu Ir. nurfajriani, M.Si., sebagai dosen-dosen penguji yang telah memberikan
masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai selesai penyusunan
skripsi ini. Ucapan terima kasih disampaikan kepada Bapak Drs. Ayi Darmana,
M.Si., selaku dosen Pembimbing Akademik dan kepada seluruh Bapak dan Ibu
Dosen serta Staf Pegawai Jurusan Kimia FMIPA Unimed yang sudah membantu
penulis. Penghargaan juga disampaikan kepada Bapak kepala sekolah SMA
Negeri 2 Rantau Utara, SMA Negeri 1 Rantau Selatan, SMA Negeri 2 Rantau
Selatan, MAN Rantau Prapat dan SMA Swasta Bhayangkari atas izin penelitian
yang diberikan kepada penulis, serta guru-guru yang telah membantu selama
penelitian ini. Teristimewa saya sampaikan terima kasih kepada Ayahanda
tercinta Hasan Basri Hsb, Ibunda Mawan Siregar, Abangda Aminuddin Hsb, Abu Muhsin Hsb, S.PdI, M. Ali Syafi’i Hsb, Irham Marzuki Hsb, Jamaluddin Hsb dan Adinda Siti Maskolo Hsb sudah berdoa dan memberikan dorongan, semangat dan
kasih sayangnya serta dana kepada saya untuk menyelesaikan studi di Universitas
Negeri Medan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Alfi Syahriah,
ii
selama masa perkuliahan, semoga persahabatan kita akan terus terjalin meskipun
kita tidak bersama lagi . Demikian juga kepada semua temen-teman kos. Ucapan
terima kasih juga disampaikan kepada teman-teman saya di Kelas Pendidikan
Kimia B stambuk 2008, dan kepada semua pihak yang telah memberi masukan
kepada penulis yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian
skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi
maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi
skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.
Medan, Januari 2013
Penulis,
ANALISIS KINERJA GURU KIMIA SMA BERDASARKAN KOMPETENSINYA PASCA SERTIFIKASI DI KABUPATEN
LABUHANBATU
Khoirinnisa Hsb (NIM 081244310013)
ABSTRAK
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan i
Daftar Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Gambar ix
Daftar Tabel x
Daftar Lampiran xi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1
1.2. Identifikasi Masalah 4
1.3. Rumusan Masalah 4
1.4. Batasan Masalah 4
1.5. Tujuan Penelitian 5
1.6. Manfaat Penelitian 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1. Pengertian Guru 6
2.1.2. Kompetensi Guru 7
2.1.3. Dimensi-Dimensi Kompetensi Guru 8
2.1.3.1. Kompetensi Pedagogik 8
2.1.3.2. Kompetensi Pribadi 11
2.1.3.3. Kompetensi Profesional 13
2.1.3.4. Kompetensi Sosial 14
2.1.4. Sertifikasi Guru 16
2.1.6. Kualifikasi Akademik Guru 19
2.2. Kerangka Konseptual 21
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 22
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 22
3.3. Variabel Penelitian 23
3.4. Rancangan Penelitian 24
3.5. Prosedur Penelitian 25
3.5.1. Penyusunan dan Validasi Instrumen Penelitian 25
3.5.1.1. Angket 25
3.5.1.2. Wawancara 28
3.5.1.3. Dokumentasi 28
3.5.2. Pengambilan Data 29
3.5.3. Pengolahan Data 29
3.5.4. Teknik Analisis Data 29
3.5.4.1. Tingkat Kinerja Guru Kimia Berdasarkan Kompetensinya 29
3.5.4.2. Faktor-faktor pendukung dan Penghambat Kinerja Guru Kimia
Pasca Sertifikasi 32
3.5.4.3. Analisis Dokumen 32
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian 33
4.1.1. Kompetensi Kinerja Guru Kimia Pasca Sertifikasi 34
4.2. Pembahasan 35
4.2.1. Kompetensi Profesional Guru Kimia Pasca Sertifikasi 35
4.2.3. Kompetensi Kepribadian Guru Kimia Pasca Sertifkasi 40
4.2.4. Kompetensi Sosial Guru Kimia Pasca Sertifikasi 42
4.2.5. Faktor-Faktor Pendukung dan Penghambat Kinerja Guru Kimia
Pasca Sertifikasi 44
4.3. Hasil Wawancara 45
4.4. Analisis Dokumen RPP, bahan ajar dan LKS
4.4.1. Analisis Dokumen RPP 47
4.4.2. Bahan ajar 48
4.4.3. LKS 48
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan 49
5.2. Saran 49
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Sampel Penelitian 22
Tabel 3.2. Instrumen Untuk Variabel Kompetensi Guru Pasca Sertifikasi 24
Tabel 3.3. Kisi-Kisi Angket Siswa Terhadap Kompetensi
Kinerja Guru Kimia Pasca Sertifikasi
Pada Pelaksanaan Pembelajaran 25
Tabel 3.4. Kisi-Kisi Angket Untuk Guru (Teman Sejawat)
dan Kepala Sekolah 26
Tabel 3.5. Kisi-Kisi Wawancara
27
Tabel 3.6. Skor Dan Persentase Tingkat Kompetensi Guru
Kimia Pasca Sertifikasi 30
Tabel 4.1. Persentase Indikator Kompetensi Profesional 36
Tabel 4.2. Persentase Indikator Kompetensi Pedagogik 38
Tabel 4.3. Persentase Indikator Kompetensi Kepribadian 40
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1. Diagram alir pelaksanaan penelitian 23
Gambar 4.1. Diagram Rata-Rata Tingkat Kinerja Guru Kimia Pasca Sertifikasi Untuk Masing-Masing Kompetensi Profesional, Pedagogik, Kepribadian dan Sosial 34
Gambar 4.2. Persentase Indikator Kompetensi Profesional 36
Gambar 4.3. Persentase Indikator Kompetensi Pedagogik 38
Gambar 4.4. Persentase Indikator Kompetensi Kepribadian 40
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1Angket Untuk siswa 52
Lampiran 2 Angket Untuk Guru (Teman Sejawat) dan Kepala Sekolah 55
Lampiran 3 Angket Untuk Guru Kimia Pasca Sertifikasi 57
Lampiran 4 Lembar Wawancara Untuk Siswa Tentang Kinerja
Guru Kimia Pasca Sertifikasi 65
Lampiran 5 Lembar Wawancara Kepada Kepala Sekolah
Tentang Kinerja Guru Kimia Pasca Sertifikasi 66
Lampiran 6 Lembar Studi Dokumentasi Untuk Guru Kimia
Pasca Sertifikasi 68
Lampiran 7 Rubrik Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru Dalam Jabatan 77
Lampiran 8 Skor Dan Persentase Tingkat Kinerja Guru Kimia
Berdasarkan Empat Kompetensi Pasca Sertifikasi 87
Lampiran 9 Analisis Angket Siswa Pada Kompetensi Profesional
dan Pedagogik Guru Kimia Pasca Sertifikasi 89
Lampiran 10 Analisis Angket Siswa Pada Kompetensi Kepribadian
dan Sosial Guru Kimia Pasca Sertifikasi 92
Lampiran 11 Analisis Angket Guru Teman SejawatPada Kompetensi
Kepribadian Guru Kimia Pasca Sertifikasi 95
Lampiran 12 Analisis Angket Guru Teman Sejawat Pada Kompetensi
Sosial Guru Kimia Pasca Sertifikasi 96
Lampiran 13 Analisis Dokumen RPP Guru Kimia Pasca Sertifikasi 97
Lampiran 14 Faktor-Faktor Pendukung dan Penghambat Kinerja Guru
Kimia Pasca Sertifikasi 98
1
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah investasi sumber daya manusia jangka panjang yang
mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Oleh
sebab itu, hampir semua negara menempatkan variabel pendidikan sebagai
sesuatu yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara.
Begitu juga Indonesia menempatkan pendidikan sebagai sesuatu yang penting dan
utama. Hal ini dapat dilihat dari isi pembukaan UUD 1945 alinea IV yang
menegaskan bahwa salah satu tujuan nasional bangsa Indonesia adalah
mencerdaskan kehidupan bangsa.
Salah satu komponen penting dalam pendidikan adalah guru. Guru dalam
konteks pendidikan mempunyai peranan yang besar dan strategis. Hal ini
disebabkan gurulah yang berada di barisan terdepan dalam pelaksanaan
pendidikan. Gurulah yang langsung berhadapan dengan peserta didik untuk
mentransfer ilmu pengetahuan dan tekhnologi sekaligus mendidik dengan
nilai-nilai positif melalui bimbingan dan keteladan.
Dari hal di atas guru mempunyai misi dan tugas yang berat, namun mulia
dalam mengantarkan tunas-tunas bangsa ke puncak cita-cita. Oleh karena itu,
pemberdayaan dan peningkatan kualitas guru sebagi tenaga pendidik merupakan
sebuah keharusan yang memerlukan penangan yang lebih serius. Maka untuk
meningkatkan kualitas pendidikan dan kualitas guru tersebut, pemerintah
mengeluarkan undang-undang tentang sertifikasi.
Sertifikasi merupakan sarana untuk menuju kualitas pendidikan bermutu.
Berdasarkan undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional, undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, serta
peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan
mengamanatkan bahwa guru adalah pendidik profesional. Sebagai pendidik
2
akademik maupun kompetensi (Sarimaya, 2008). Program sertifikasi, merupakan
suatu program pemberian sertifikat pendidik bagi guru yang telah memenuhi
persyaratan menuju guru profesional. Seorang guru atau pendidik harus memiliki
kualifikasi akademik minimum Sarjana (S1) atau Diploma Empat (D4),
menguasai kompetensi (kepribadian, pedagogik, profesional dan sosial, memiliki
sertifikasi pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Sertifikasi guru merupakan salah satu upaya pemerintah dalam
meningkatkan mutu dan kesejahteraan guru sebagai agen pembelajaran. Dengan
terlaksananya sertifikasi guru, diharapkan akan dampak pada meningkatnya mutu
pembelajaran dan mutu pendidikan secara berkelanjutan.
Sertifikasi sebagai proses ilmiah sangat memerlukan pertanggungjawaban
moral dan akademis bagi pemilik sertifikat. Tujuan utama seorang guru mengikuti
sertifikasi bukan untuk mendapatkan tunjangan profesi, melainkan untuk dapat
menunjukkan bahwa yang bersangkutan telah memiliki kompetensi sebagaimana
yang diisyaratkan dalam standar kompetensi guru (http://www.sertifikasi
guru.org). Guru yang telah memperoleh sertifikat pendidik akan memdapatkan
sejumlah hak antara lain berupa tunjangan profesi yang besarnya setara dengan
satu gaji pokok guru tersebut (Sarimaya, 2008). Berdasarkan hal diatas maka
diharapkan sertifikasi akan membawa dampak positif bagi dunia pendidikan yaitu
meningkatnya kualitas guru.
Simorangkir (2009) mengemukakan, sekitar 50% dari guru kimia yang
bertugas di SMA latihan mitra Unimed adalah guru kimia pasca sertifikasi
(bersertifikasi). Dengan sertifikasi ini, diharapkan guru kimia pasca sertifikasi di
sekolah mitra Unimed dapat menggali dan mengembangkan potensi dirinya
sehingga cita-cita untuk meningkatkan mutu pendidikan akan menjadi kenyataan.
Ketua Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia Unifah Rosyidi
menyatakan bahwa untuk meningkatkan kualitas tenaga pendidik, kinerja guru
3
dipantau dan Menteri Pendidikan Nasional menilai perlu ada kebijakan yang
mendorong guru dan dosen untuk mengembangkan diri dengan melakukan
penelitian.(SIB, oktober 2009)
Dalam Tempo Interaktif Bandung menyatakan bahwa sertifikasi guru ikut
menyebabkan penurunan kualitas pendidikan. Dari hasil evaluasi, 10 persen guru
tidak sungguh-sungguh mengajar setelah dapat sertifikat. Menurut Sekretaris
Panitia Sertifikasi Guru Rayon X Jawa Barat Uman Suherman, turunnya kualitas
mengajar itu karena guru menganggap sertifikasi sebagai hasil akhir. Padahal
kemampuan mengajar itu kembali diuji di kelas dan uji kompetensi ulang 5 tahun
setelah diraih. “Mereka kurang memiliki komitmen meningkatkan mutu
pendidikan,”ujarnya di sela diskusi Hari Guru di gedung serbaguna Salman ITB (Institut Teknologi Bandung), kamis (25/11). Berdasarkan evaluasi nasional, dari
sekitar 2,7 juta guru di Indonesia, baru 540 ribuan guru yang telah mengikuti uji
kompetensi dan mendapat sertifikat mengajar. Sebanyak 20 persen guru tersebut
diketahui mengalami peningkatan cara mengajar setelah mendapat sertifikat, 70
persen guru tidak berubah, dan 10 persen guru malah menurun kinerjanya. Bagi
guru seperti itu, ujar dia, pemerintah memang tidak bisa mencabut sertifikatnya, namun tunjangannya bisa ditahan, “karena mereka tidak bekerja secara profesional,”katanya. Adapun guru SMAN 9 Bandung, Syafaat, mengatakan penyebab masalah itu karena banyak guru yang hanya mengejar syarat portofolio
agar bisa ikut uji kompetensi. Guru lainnya menjuluki mereka sebagai buser atau
pemburu sertifikat. Syarat portofolio itu adalah mengumpulkan berbagai sertifikat
seminar tentang pendidikan atau pelatihan guru di berbagai tempat. “itulah kelemahan sistem portofolio,” ujarnya.
(http://www.tempointeraktif.com/hg/pendidikan/2010/11/25/brk,20101125294582
,id.html)
Sitorus (2011) mengemukakan, di Kabupaten Karo bahwa tingkat
kompetensi pedagogik 77,22% (kategori kompeten), kompetensi kepribadian
88,34%, (kategori sangat kompeten), kompetensi sosial 88,38% (kategori sangat
4
Berdasarkan beberapa fakta di atas, masih banyak guru kimia bersertifikat hanya
mengajar biasa-biasa saja tidak ada perubahan sama halnya sebelum mereka
mendapatkan sertifikat. Padahal pada saat ujian sertifikasi mereka melakukan
sesempurna mungkin. Untuk meninjau langsung tentang kinerja para guru kimia bersertifikat dilapangan maka peneliti melakukan penelitian tentang ”Analisis Kinerja Guru Kimia SMA Berdasarkan Kompetensinya Pasca Sertifikasi Di Kabupaten Labuhanbatu” .
1.2.Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi identifikasi masalah
dalam penelitian ini adalah :
1. Kinerja guru kimia pasca sertifikasi belum teruji
2. Perlu upaya peningkatan kualitas pendidikan
3. Perlu upaya peningkatan kualitas guru
4. Tanggung jawab moral guru kimia pasca sertifikasi masih rendah
1.3.Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah ada perbedaan kinerja guru-guru kimia sebelum dan sesudah
mendapat sertifikat guru?
2. Bagaimanakah kompetensi pedagogik guru-guru kimia pasca sertifikasi?
3. Bagaimanakah kompetensi profesional guru-guru kimia pasca sertifikasi?
4. Bagaimanakah kompetensi kepribadian guru-guru kimia pasca sertifikasi?
5. Bagaimanakah kompetensi sosial guru-guru kimia pasca sertifikasi?
1.4.Batasan Masalah
Mengingat luasnya ruang lingkup masalah dan keterbasan peneliti maka
peneliti membatasi masalah ini pada analisis kinerja guru kimia pasca sertifikasi
5
1.5.Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui kinerja guru kimia pasca sertifikasi ditinjau dari uji
kompetensi guru di beberapa sekolah di kabupaten labuhanbatu
2. Persentase tingkat keberhasilan penerapan kompetensi pedagogik
guru-guru kimia pasca sertifikasi
3. Persentase tingkat keberhasilan penerapan kompetensi profesional
guru-guru kimia pasca sertifikasi
4. Persentase tingkat keberhasilan penerapan kompetensi kepribadian
guru-guru kimia pasca sertifikasi
5. Persentase tingkat keberhasilan penerapan kompetensi sosial guru-guru
kimia pasca sertifikasi
1.6.Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk:
1. Sebagai bahan masukan bagi Unimed khususnya prodi pendidikan kimia
sebagai mitra dalam rangka mempersiapkan mahasiswa calon guru kimia
2. Sebagai bahan masukan bagi pihak departemen pendidikan Nasional
(Depdiknas) untuk membuat kebijakan pelaksanan dan pamantauan kinerja
guru pasca sertifikasi
3. Sebagai kontribusi ilmiah terhadap kompetensi kinerja guru yang telah
lulus sertifikasi yang berguna bagi pengetahuan dan penelitian selanjutnya
4. Sebagai bahan masukan bagi pihak sekolah (guru, kepala sekolah) tentang
sertifikasi guru dan pemantauan kompetensi kinerja guru kimia pasca
49
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Berdasarkan analisis angket yang telah dilakukan diperoleh bahwa tingkat
kinerja guru kimia pasca sertifikasi berdasarkan kompetensinya berada pada
tingkat kompetensi 78,70 ± 6,70% termasuk dalam kategori “ kompeten” .
2. Kompetensi profesional guru-guru kimia pasca sertifikasi berada pada
tingkat”kompeten” yaitu sebesar 76,26%
3. Kompetensi pedagogik guru-guru kimia pasca sertifikasi berada pada
tingkat “kompeten” yaitu sebesar 71,59%
4. Kompetensi kepribadian guru-guru kimia pasca sertifikasi berada pada
tingkat “kompeten” yaitu sebesar 83,03%
5. Kompetensi sosial guru-guru kimia pasca sertifikasi berada pada tingkat”
kompeten” yaitu sebesar 82,72%
5.2. Saran
1. Kepada guru kimia yang telah sertifikasi agar terus meningkatkan
keprofesionalannya sehingga kualitas pendidikan akan lebih bermutu
2. Bagi mahasiswa atau peneliti selanjutnya yang ingin meneliti lebih lanjut
tentang kinerja guru kimia pasca sertifikasi, agar juga lebih memperhatikan
kelemahan-kelemahan dalam penelitian ini sehingga hasil yang diperoleh
sesuai dengan harapan
3. Bagi mahasiswa atau peneliti selanjutnya, sebaiknya melakukan penelitian
50
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,S. 2001. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
DirjenDikti Depdiknas, 2010, Sertifikasi Dalam Jabatan, buku 2, Pentunjuk
Teknis Pelaksanaan Sertifikasi
Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional
Departemen pendidikan nasional. 2010. Panduan Pendidikan Profesi Guru.
Jakarta : Dirjendikti Depdiknas
Kunandar. 2007. Guru Profesional Implememntasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru. Jakarta:
Rajagrafindo persada
Muslich, M. 2007. Sertifikasi Guru Menuju Profesionalisme Pendidik. Jakarta:
Bumi Aksara
Nurani, Y. 2003. Strategi Pembelajaran. Bandung: Universitas Terbuka
Sitorus, H. Rudi. 2011. Analisis Kompetensi Kinerja Guru Kimia Pasca Sertifikasi
di SMA Mitra PPL di Kabupaten Karo. Skripsi. Unimed. Medan
Sagala, syaiful. 2009. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan.
Bandung: Alfabeta
Sanjaya, W. 2006. Strategi pembelajaran: Beroirentasi Standar Pendidikan.
Jakarta: Kencana Penada Media
Sarimaya, F. 2008. Sertifikasi Guru. Bandung: Yrama Widya
Simorangkir, M. 2009. Analisis Pelaksanaan KTSP Pada Pembelajaran Kimia di
51
2, Edisi Agustus, Program Studi Magiter Pendidikan Kimia, Program
Pascasarjana, Universitas Negeri Medan. Hal. 5-13
Sudjana.1992 . Metode Statistika. Bandung: Tarsito
Sugiyono. 1999. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta
Sukamto. 2004. Pengembangan Sistem Penilaian untuk Sertifikasi Guru. Makalah
Seminar Nasional Pendidikan. HEPI. Yogyakarta
http://rasto.wordpress.com/2008/1/31/kompetensi-guru/(diakses tgl 27 april 2012)
http://sertifikasiguru.org/download.php?PageNo=4 (diakses tgl 2 mei 2012)
http://jambi.tribunnews.com/2012/04/26/dewan-sorot-kinerja-guru (diakses tgl 5
mei 2012)
http://fkkgpurwantoro.blogspot.com/2011/06/seputar-sertifikasi-guru-2011-jalur.html (diakses tgl 5 mei 2012)