• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN KEMAMPUAN BERHITUNG SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA KELAS IX SEMESTER I SMP NEGERI 2 BELITANG HILIR KALIMANTAN BARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN KEMAMPUAN BERHITUNG SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA KELAS IX SEMESTER I SMP NEGERI 2 BELITANG HILIR KALIMANTAN BARAT"

Copied!
99
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN

KEMAMPUAN BERHITUNG SISWA TERHADAP PRESTASI

BELAJAR FISIKA SISWA KELAS IX SEMESTER I

SMP NEGERI 2 BELITANG HILIR KALIMANTAN BARAT

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program studi Pendidikan Fisika

Oleh:

MATIUS HERU WIJAYATNO NIM : 041424005

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

Menjalani hidup bak kapal dilaut lepas… Terkadang masalah datang dari dalam kapal itu sendiri…

Terkadang masalah datang dari luar kapal…

Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau

dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan. (Yesaya, 41:10).”

Jangan pemah menyerah dengan kegagalan dan jadikanlah kegagalan sebagai suatu pengalaman untuk memulai hidup yang lebih baik.

Berikanlah yang terbaik dari apa yang kau miliki, dan mungkin itu tidak akan pernah cukup. Tetapi, tetaplah berikan yang terbaik

Skripsi ini kupersembahkan untuk: Bapa, Putera dan Roh Kudus Papa, Mama, Mba Yus, Mas Harto, Mas Agus dan Mas Yudi SMP Negeri 2 Belitang Hilir Almamaterku Semua orang yang kukasihi

(5)
(6)
(7)

ABSTRAK

Wijayatno, Matius Heru. 2010. Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang

Tua Dan Kemampuan Berhitung Siswa Terhadap Prestasi Belajar Fisika Siswa

Kelas IX Semester I SMP Negeri 2 Belitang Hilir Kalimantan Barat. Program

Studi Pendidikan Fisika. Jurusan Pendidikan Matematikan dan Ilmu Pengetahuan

Alam. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Sanata

Dharma.

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) apakah tingkat

pendidikan orang tua ikut mempengaruhi prestasi belajar siswa; (2) apakah jenis

pekerjaan orang tua ikut mempengaruhi prestasi belajar siswa; (3) apakah tingkat

penghasilan orang ikut mempengaruhi prestasi belajar siswa; dan (4) apakah

kemampuan berhitung siswa ikut mempengaruhi prestasi belajar siswa. Penelitian

ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Belitang Hilir Kalimantan Barat pada bulan

November 2009 sampai dengan Januari 2010. Sampel pada penelitian ini adalah

seluruh siswa Kelas IX SMP Negeri 2 Belitang Hilir yang berjumlah 62 orang.

Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner, tes dan dokumentasi. Data

penelitian dianalisis dengan menggunakan Chi-Kuadrat untuk pengaruh status

sosial ekonomi orang tua terhadap prestasi belajar fisika siswa dan Uji Korelasi

Pearson Product Moment untuk pengaruh kemampuan berhitung siswa terhadap

pretasi belajar fisika dengan taraf signifikan 5%.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) tidak ada pengaruh tingkat

pendidikan orang tua terhadap prestasi belajar siswa dengan

χ

2hitung < 2

χ

critical

yaitu 0,245 < 5,991; (2) tidak ada pengaruh jenis pekerjaan orang tua terhadap

prestasi belajar siswa dengan

χ

2hitung < 2

χ

critical yaitu 0,343 < 5,991; (3) tidak

ada pengaruh tingkat penghasilan orang tua terhadap prestasi belajar siswa

dengan

χ

2hitung < 2

χ

critical yaitu 1,680 < 5,991; dan (4) ada pengaruh

kemampuan berhitung siswa terhadap prestasi belajar siswa dengan r hitung >

rcritical yaitu 0,423 > 0,250.

(8)

ABSTRACT

Wijayatno, Matius Heru. 2010. The Correlation of Parent’s Economy

Social Status and Capacity Of Calculate to The Student’s Study Achievment of

SMP Negeri 2 Belitang Hilir Third Grade Students. Physics Education Study

Program. Department of Mathematics and Science Education. Faculty of Teachers

Training and Education. Sanata Dharma University Yogyakarta.

This research was intended to know (1) whether there is an effect of

parent’s education level to the student’s study achievement; (2) whether there is

an effect of parent’s type of job to the student’s study achievement; (3) whether

there is effect of parent’s income level to the student’s study achievement; (4)

whether there is an effect of capacity of calculate to the student’s study

achievement. This research was conducted in SMP Negeri 2 Belitang Hilir

Kalimantan Barat in November 2009 until Januari 2010. There were 62 students

of the third grade students of SMP Negeri 2 Belitang Hilir were involved to

obtain data. The research used questionnaire, test and documentation as

instruments. The data was analyzed using Chi-Square for the effect of parent’s

economy social status to the student’s study achievement and Pearson Product

Moment Correlation Analysis with significance level 5%.

The results of this research were: (1) there were no effect of the parent’s

education level to the student’s study achievement with the result

χ

2hitung <

2

χ

critical (0,245 < 5,991); (2) there were no effect of the parent’s type of job to the

student’s study achievement with the result

χ

2hitung < 2

χ

critical (0,343 < 5,991);

(3) there were no effect of the parent’s income level to the student’s study

achievement with result

χ

2hitung < 2

χ

critical (1,680 < 5,991); and (4) there were

an effect of the capacity of calculate to the student’s study achievement with result

r hitung > rcritical (0,423 > 0,250).

(9)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia-Nya

sehingga dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Pengaruh Status

Sosial Ekonomi Orang Tua Dan Kemampuan Berhitung Siswa Terhadap Prestasi

Belajar Fisika Siswa Kelas IX Semester I SMP Negeri 2 Belitang Hilir

Kalimantan Barat”.

Penulis menyadari, bahwa penyelesaian penulisan skripsi ini tidak terlepas

dari bantuan segala pihak, baik berupa pengetahuan, bimbingan, semangat dan

dukungan serta kemudahan-kemudahan lainnya. Untuk semua itu, melalui skripsi

ini patut dan layak penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Drs. Severinus Domi, M.si, selaku Kepala Program Studi Pendidikan Fisika

Univesitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Dr. Paulus Suparno, S.J, M.S.T, selaku Dosen Pembimbing yang memberi

bantuan, dorongan dengan penuh kesabaran telah mengarahkan dan

membimbing dalam penulisan skripsi ini.

3. Drs. Fr. Y. Kartika Budi, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing Akademik.

4. Komari, A.Md.Pd, selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Belitang Hilir

Kalimantan Barat yang memberikan kesempatan kepada penulis dalam

melaksanakan penelitian.

5. Ibu I’is, selaku guru fisika yang telah banyak membantu dalam proses

penelitian.

(10)

6. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Fisika Universitas

Santa Dharma Yogyakarta yang telah memberikan dukungan dan

bimbingannya.

7. Bapak Sugeng dan Bu Heni selaku staf Sekretariat JPMIPA atas bantuan dan

kerjasamanya dalam melayani kepentingan mahasiswa.

8. Bapak, Ibu, Mba Yus dan Mas Alo, Mas Harto, Mas Agus, Mas Yudi yang

telah memberi perhatian, kasih sayang, dukungan, doa, bantuan serta

senantiasa mendambakan keberhasilanku.

9. Rosalia Guruh Rachmawati, S.Farm, Apt., yang telah menemani dalam suka

maupun duka, memberikan kasih sayang, dukungan dan doa.

10.Teman-temanku seangkatan Pendidikan Fisika 2004, UKM Sepak Bola USD

dan Kos Babe terima kasih atas segala bantuannya.

11.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih

banyak atas segala bantuan dan dukungan yang diberikan kepada penulis.

Penulis telah berusaha dengan semaksimal mungkin dalam penyusunan

skripsi ini, namun penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna dan

memiliki banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan

saran dari pembaca yang bersifat membangun demi perbaikan skripsi ini.

Yogyakarta, 31 Mei 2010

Penulis

(11)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACK ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar belakang ... 1

B. Masalah Penelitian ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II. LANDASAN TEORI ... 7

A. Status Sosial Ekonomi Orang Tua ... 7

1. Tingkat Pendapatan ... 10

(12)

2. Tingkat Pendidikan ... 11

3. Pekerjaan Orang Tua ... 13

B. Kemampuan Berhitung ... 14

1. Kemampuan ... 15

2. Berhitung ... 15

C. Prestasi Belajar Fisika ... 17

1. Pengertian Prestasi Belajar ... 17

2. Pengertian Fisika ... 19

D. Kerangka Berpikir ... 20

E. Hipotesis Penelitian ... 23

BAB III. METODE PENELITIAN ... 24

A. Jenis Penelititan ... 24

B. Tempat Penelitian ... 25

C. Populasi Dan Sampel ... 25

1. Populasi Penelitian ... 25

2. Sampel Penelitian ... 25

D. Variabel Penelitian ... 25

1. Variabel Bebas ... 25

2. Variabel Terikat ... 27

E. Instrumen Penelitian ... 27

1. Kuesioner/Angket ... 27

2. Tes ... 29

3. Dokumentasi ... 31

(13)

F. Validitas ... 31

G. Teknik Analisis Data ... 32

1. Analisis Chi-Kuadrat ... 33

2. Uji Korelasi Pearson Product Moment ... 34

BAB IV. ANALISIS DATA ... 36

A. Pelaksanaan Penelitian ... 36

1. Prestasi Belajar Fisika ... 36

2. Tes Kemampuan Berhitung ... 37

3. Kuesioner Status Sosial Ekonomi Orang Tua ... 37

4. Prestasi Belajar Berdasarkan Status Sosial Ekonomi Orang Tua ... 39

B. Analisis Data Penelitian ... 43

1. Analisis Chi-Kuadrat Untuk Pengaruh Tingkat Pendidikan Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Fisika Siswa ... 44

2. Analisis Chi-Kuadrat Untuk Pengaruh Jenis Pekerjaan Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Fisika Siswa ... 45

3. Analisis Chi-Kuadrat Untuk Pengaruh Tingkat Penghasilan Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Fisika Siswa ... 47

4. Analisis Uji Korelasi Pearson Product Moment Untuk Kemampuan Berhitung Terhadap Prestasi Belajar Fisika Siswa 49 C. Pembahasan ... 52

(14)

BAB V. PENUTUP ... 55

A. Kesimpulan ... 55

B. Saran-Saran ... 56

DAFTAR PUSTAKA ... 58

LAMPIRAN ... 60

(15)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I Kisi-Kisi Kuesioner Sosial Ekonomi Orang Tua ... 28

Tabel II Kisi-Kisi Tes Kemampuan Berhitung ... 30

Tabel III Status Sosial Ekonomi Orang Tua ... 37

Tabel IV Prestasi Belajar Siswa Berdasarkan Pendidikan Orang Tua . 38

Tabel V Prestasi Belajar Siswa Berdasarkan Pekerjaan Orang Tua ... 40

Tabel VI Prestasi Belajar Siswa Berdasarkan Pendidikan Orang Tua . 41

Tabel VII Tabel Fo Untuk Prestasi Belajar Fisika Siswa Berdasarkan

Pendidikan Orang Tua ... 43

Tabel VIII Tabel Fh Untuk Prestasi Belajar Fisika Siswa Berdasarkan

Pendidikan Orang Tua ... 43

Tabel IX Tabel Fo Untuk Prestasi Belajar Fisika Siswa Berdasarkan

Pekerjaan Orang Tua ... 45

Tabel X Tabel Fh Untuk Prestasi Belajar Fisika Siswa Berdasarkan

Pekerjaan Orang Tua ... 45

Tabel XI Tabel Fo Untuk Prestasi Belajar Fisika Siswa Berdasarkan

Penghasilan Orang Tua ... 46

Tabel XII Tabel Fh Untuk Prestasi Belajar Fisika Siswa Berdasarkan

Penghasilan Orang Tua ... 47

Tabel XIII Data Kemampuan Berhitung Dan Prestasi Belajar Fisika

Siswa ... 48

Tabel XVI Korelasi Pearson ... 50

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

LAMPIRAN I Surat Ijin Penelitan ... 61

LAMPIRAN II Surat Keterangan ... 62

LAMPIRAN III Kuesioner Status Sosial Ekonomi Orang Tua ... 63

LAMPIRAN IV Tes Kemampuan Berhitung ... 67

LAMPIRAN V Kunci Jawaban Tes Kemampuan Berhitung ... . 70

LAMPIRAN VI Tes Prestasi Belajar Fisika ... 71

LAMPIRAN VII Tabel Status Sosial Ekonomi Orang Tua Dan Prestasi Belajar ... 73

LAMPIRAN VIII Perhitungan Chi-Kuadrat ... 76

LAMPIRAN IX Tabel Korelasi Pearson ... 81

(17)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu usaha dalam meningkatkan kualitas

manusia. Perkembangan pendidikan sendiri pada dasarnya merupakan

kemajuan berpikir manusia yang selalu merasa tidak puas dan selalu

menghendaki hal yang lebih baik dari sebelumnya.

Pendidikan sangatlah penting bagi sebuah bangsa yang sedang dalam

proses membangun, contohnya bangsa Indonesia. Pemerintah Indonesia

memperhatikan dunia pendidikan seperti yang tercantum pada UUD 1945

BAB XIII pasal 31 ayat 2 yang menyatakan, ”pemerintah mengusahakan dan

menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional yang diatur dalam

Undang-Undang. Undang-Undang RI nomor 2 tentang sistem pendidikan

nasional dilaksanakan secara semesta, menyeluruh dan terpadu.”

Pada dasarnya manusia memerlukan pendidikan untuk berkembang

menuju ke arah kedewasaan. Maka dapat dikatakan ada hubungan antara

manusia dan pendidikan, artinya untuk menjadi manusia yang utuh atau

sempurna memerlukan pendidikan. Sehubungan dengan hal tersebut maka

tujuan pendidikan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan

mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya atau menjadikan manusia

dewasa susila atau membimbing anak ke arah kedewasaan (Suwarno, 1982:

71).

(18)

Arti pendidikan sendiri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah

proses perubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok dalam

usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengkajian dan pelatihan. Dalam

pengertian yang agak luas pendidikan dapat diartikan sebagai proses dengan

metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan

permohonan, dan cara tingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan (Anton

Mulyono, 1990: 232).

Menurut Dick Hartoko (1985: 36) ”sekolah merupakan lembaga

pendidikan yang secara potensial memiliki peranan paling strategis bagi

pembinaan generasi muda untuk berprestasi dalam proses pembangunan”.

Keberhasilan siswa di sekolah salah satunya ditunjukkan melalui keberhasilan

dalam belajar.

Belajar merupakan proses menuju terjadinya proses perubahan tingkah

laku. Terdapatnya perubahan dalam berperilaku menunjukkan telah terjadi

kegiatan yang disebut belajar. Semakin banyak kemampuan yang diperoleh

sampai menjadi milik pribadi, maka semakin banyak pula perubahan yang

telah dialami (Winkel, 1984: 34). Menurut Sumadi Suryabrata (1984: 253)

yang dimaksud dengan belajar itu memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Belajar adalah aktivitas yang membawa perubahan (dalam arti behavorial

chances aktual maupun potensial).

2. Perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan baru.

(19)

Sejalan dengan pendidikan nasional, baik pada tingkat SMA maupun

SMP, mata pelajaran fisika merupakan bagian dari mata pelajaran IPA. Fisika

merupakan mata pelajaran yang berfungsi untuk memperluas wawasan

pengetahuan tentang materi dan energi, meningkatkan keterampilan ilmiah,

menimbulkan sikap ilmiah, kepedulian pada produk teknologi melalui

penerapan teori atau prinsip fisika yang sudah dikuasai sebelumnya.

Keberhasilan proses belajar fisika tidaklah hanya ditunjukkan oleh

keterampilan dan kelemahan guru, akan tetapi adanya interaksi antara pihak

sekolah, orang tua dan masyarakat juga ikut mempengaruhi proses belajar

fisika.

Wens Tanslain (1992: 45) berpendapat bahwa anak-anak pertama kali

mengalami proses belajar di dalam keluarga (1992: 45). Undang-Undang

Sistem Pendidikan Nasional No. 2 pasal 25 ayat 1 menyatakan, ”pada

dasarnya pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga,

masyarakat dan pemerintah yang berlaku juga dalam hal biaya penyelenggaran

pendidikan.” (Ichsan, 1996: 45). Status sosial ekonomi orang tua akan

berpengaruh besar terhadap prestasi belajar anak. Hal ini sesuai dengan

pendapat Gerungan (1983: 182) bahwa ”dengan adanya perekonomian yang

cukup, ia mendapat kesempatan yang lebih luas untuk mengembangkan

berbagai kecakapan yang tidak dapat ia kembangkan apabila tidak ada

alat-alatnya” (1983: 182).

Menurut Dimyati Mahmud (1990: 87) faktor yang mempengaruhi

(20)

1. Status sosial ekonomi orang tua

2. Perbedaan-perbedaan sosial ekonomi dalam kemampuan intelektual dan

motivasi

3. Perbedaan-perbedaan sosial ekonomi dalam kesempatan

Selain status sosial ekonomi, dalam mempelajari fisika diperlukan

adanya kemampuan berhitung. Kemampuan berhitung yang merupakan bagian

dari matematika telah banyak memberikan sumbangan dalam perkembangan

Ilmu Pengetahuan Alam dan Teknologi. Hal ini diperkuat oleh Kline dalam

Karso dan Hendro Darmejo (1994: 92) yang menyatakan bahwa ” matematika

itu bukan pengetahuan yang menyendiri yang dapat sempurna karena dirinya

sendiri, tetapi kebenarannya itu untuk membantu manusia dalam memahami

dan menguasai permasalahan sosial, ekonomi dan alam.” (1994: 92)

Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka muncul beberapa masalah

dalam pikiran peneliti. Mungkinkah status sosial ekonomi orang tua turut

menentukan prestasi belajar siswa di sekolah? Mungkinkah kemampuan

berhitung juga ikut menentukan prestasi belajar siswa di sekolah? Apakah

siswa yang memiliki status sosial ekonomi dan kemampuan berhitung tinggi

prestasi belajar fisikanya juga tinggi? Apakah siswa yang memiliki status

sosial ekonomi dan kemampuan berhitung rendah prestasi belajar fisikanya

juga rendah?

Untuk menjawab permasalahan tersebut di atas, maka penelitian dengan

(21)

Berhitung Terhadap Prestasi Siswa Belajar Siswa SMP Negeri 2 Belitang Hilir

Kalimantan Barat perlu dilakukan.

B. Masalah Penelitian

Permasalahan yang ingin diungkapkan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Apakah tingkat pendidikan orang tua ikut mempengaruhi prestasi belajar

fisika siswa?

2. Apakah jenis pekerjaan orang tua ikut mempengaruhi prestasi belajar

fisika siswa?

3. Apakah tingkat penghasilan orang ikut mempengaruhi prestasi belajar

fiaika siswa?

4. Apakah kemampuan berhitung siswa ikut mempengaruhi prestasi belajar

siswa?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelititan ini adalah:

1. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh jenis pekerjaan orang tua,

terhadap prestasi belajar fisika.

2. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh tingkat penghasilan orang tua,

terhadap prestasi belajar fisika.

3. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh tingkat pendidikan orang tua

(22)

4. Mengetahui ada tidaknya pengaruh kemampuan berhitung terhadap

prestasi belajar fisika.

D. Manfaat Penelitian

a. Bagi Guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan acuan guru

fisika dalam penyesuaian strategi pembelajaran fisika agar didapatkan

hasil yang baik.

b. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber informasi

bagi sekolah dan bahan pertimbangan dalam meningkatkan mutu

pendidikan sehubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi

belajar fisika.

c. Bagi Orang Tua Siswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan dalam menentukan

langkah-langkah dalam membimbing anaknya agar dapat meningkatkan

prestasi belajar fisika siswa.

d. Bagi Pendidikan Fisika

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang positif

(23)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Status Sosial Ekonomi Orang Tua

Menurut Susanto (1977: 99) status adalah perbandingan peranan dalam

masyarakat, status merupakan perncerminan hak dan kewajiban dalam tingkah

laku manusia. Pengertian status juga diungkapkan oleh Sukanto yang

mengatakan bahwa status diartikan sebagai tempat atau posisi seseorang

dalam suatu kelompok sosial dan hubungannya dengan orang lain dalam

kelompok tersebut (1982: 223).

Dalam kehidupan masyarakat, sosial sering diartikan sebagai tingkat

pergaulan atau keakraban seseorang dengan masyarakat atau warga. Pergaulan

antar individu yang satu dengan individu lain dalam masyarakat akan

mengakibatkan adanya interaksi sosial. Menurut Gerungan interaksi sosial

adalah hubungan antara dua atau lebih individu manusia dimana kedudukan

invidu yang satu mempengaruhi, mengubah atau memperbaiki kelakuan

individu yang lain, jadi terdapat hubungan yang saling timbal balik (1988: 57).

Berdasarkan pengetahuan yang didapat selama studi, kata ekonomi

berasal dari dua bahasa Yunani yaitu ”oikos” yang berarti rumah tangga dan

”nomos” yang berarti aturan. Dari dua kata diatas dapat didefinisikan arti

ekonomi yaitu suatu ilmu pengetahuan atau pedoman-pedoman yang berguna

untuk mempelajari bagaimana dapat menemukan atau memenuhi segala

kebutuhan sehingga memperoleh suatu kepuasan (Gilarso, 1985 : 45).

(24)

Menurut Polak status sosial ekonomi dimaksudkan sebagai kedudukan

sosial seseorang dalam masyarakatnya, yang meliputi unsur pendidikan,

pekerjaan, jabatan, penghasilan, pemilikan barang berharga yang dimiliki oleh

seseorang (1996: 307).

Status sosial ekonomi orang tua merupakan salah satu faktor yang paling

berpengaruh terhadap prestasi akademik. Remaja-remaja yang status sosial

ekonomi orang tuanya baik, berkecukupan, mampu, kaya menunjukkan nilai

yang lebih tinggi dalam tes kemampuan akademik, dalam tes hasil belajar dan

lamanya bersekolah ketimbang mereka yang status sosial ekonominya rendah

atau kurang menguntungkan, kurang berada, miskin (Dimyati, 1990: 87).

Suatu keluarga yang status sosial ekonominya tinggi mempunyai

kecenderungan untuk memperhatikan keperluan pendidikan anaknya karena

mereka dapat membelanjakan sebagian pendapatan mereka untuk keperluan

yang berhubungan dengan pendidikan anak-anaknya sehingga dapat

meningkatkan prestasi belajarnya. Suatu keluarga yang miskin memiliki

pendapatan yang kurang, sehingga ia kurang dapat memenuhi

kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan anak-anaknya dalam meningkatkan prestasi

belajarnya seperti buku pelajaran, les dan lain-lain.

Menurut Mely G Tan yang dikutip dari Kuntjoroningrat bahwa

“kedudukan sosial ekonomi dapat dikatakan atau dikategorikan tinggi, sedang

dan rendah.”(1986: 102).

Kedudukan sosial dan kedudukan ekonomi saling mempengaruhi, tetapi

(25)

yang memiliki tingkat status ekonominya yang tinggi tetapi tingkat status

sosialnya rendah dan sebaliknya.

Menurut Prestel yang dikutip Gerungan, “yang menjadi kriterium tinggi

rendahnya status sosial ekonomi meliputi macam dan tempat rumahnya dan

beberapa kriterium lainnya mengenai kesejahteraan keluarga.” (1983: 183)

Menurut Dimyati Mahmud “status sosial ekonomi keluarga meliputi

tingkat pendidikan orang tua, pekerjaan dan penghasilan orang tua, fasilitas

khusus, barang-barang berharga yang berada di rumah, seperti radio, televisi,

mesin cuci, lemari es dan meubeler.” (1989: 99)

Untuk mengetahui status sosial ekonomi orang tua peneliti akan

menggunakan tiga faktor, yaitu tingkat penghasilan, tingkat pendidikan dan

pekerjaan orang tua. Alasan tidak mengikutsertakan kepemilikan

barang-barang berharga dan fasilitas khusus dalam rumah tangga sebagai salah satu

faktor untuk mengetahui status sosial ekonomi orang tua, karena menurut

peneliti kedua hal tersebut termasuk ke dalam tingkat penghasilan. Suatu

keluarga yang memiliki tingkat penghasilan tinggi, maka besar kemungkinan

keluarga tersebut menggunakannya untuk membeli barang-barang berharga

(seperti radio, televisi, mesin cuci, lemari es, meubeler dan lain-lain) dan

fasilitas-fasilitas lain. Sebaliknya, suatu keluarga yang memiliki tingkat

penghasilan rendah, maka kecil kemungkinan keluarga tersebut

menggunakannya untuk membeli barang-barang berharga dan

(26)

1. Tingkat Pendapatan

Pendapatan merupakan salah satu faktor yang digunakan oleh

peneliti untuk mengukur status sosial ekonomi orang tua. Orang tua yang

memiliki pendapatan tinggi akan lebih mudah untuk memenuhi kebutuhan

anaknya baik dari segi kesehatan anak maupun fasilitas belajar anak.

Sebaliknya orang tua yang mempunyai pendapatan rendah akan merasa

sulit untuk memenuhi kebutuhan anaknya.

Menurut Gilarso (1986: 4) pendapatan adalah keseluruhan

pendapatan orang tua yang bersumber dari pekerjaan pokok maupun

pekerjaan sampingan, yang dihitung sebagai pendapatan adalah segala

bentuk balas karya yang diperoleh sebagai imbalan atau balas jasa atas

sumbangan seseorang terhadap jasanya.

Menurut Sumardi (1982: 92) pendapatan dapat dibedakan menjadi

tiga bentuk:

a. Pendapatan berupa uang

Pendapatan berupa uang adalah segala penghasilan berupa uang yang

sifatnya reguler dan yang diterima biasanya sebagai balas jasa atau

kontra prestasi. Sumber yang utama adalah gaji dan upah serta

lain-lain, balas jasa serupa dari majikan, pendapatan bersih dari usaha

sendiri dan pekerjaan bebas, pendapatan dari penjualan barang yang

dipelihara di halaman rumah sendiri, hasil investasi serta keuntungan

(27)

b. Pendapatan berupa barang

Pendapatan berupa barang adalah segala penghasilan yang bersifat

reguler dan biasa akan tetapi tidak selalu berbentuk balas jasa dan

diterima dalam bentuk barang dan jasa. Barang dan jasa yang

diperoleh dinilai dengan harga pasar sekalipun tidak dimbangi atau

disertai transaksi uang oleh yang menikmati barang dan jasa tersebut.

Demikian pula penerimaan barang secara cuma-cuma, pemberian

barang dan jasa seharga subsidi atau reduksi dari majikan merupakan

pendapatan berupa barang.

c. Pendapatan lain-lain

Pendapatan lain-lain adalah pendapatan yang berasal dari penerimaan

uang dan barang yang dipakai sebagai pedoman bahwa segala

penerimaan bersifat transfer dan redistribusi. Biasanya membawa

perubahan dalam keuangan rumah tangga, misalnya barang-barang

yang dipakai, pinjaman uang, hasil undian, warisan, penagihan

piutang, kiriman uang dan menang judi.

2. Tingkat Pendidikan

Dalam rangka mencapai kepenuhan dirinya sebagai makhluk yang

paling luhur di antara segala makhluk ciptaan lainnya, manusia perlu

pendidikan dan memang hanya manusialah yang butuh pendidikan. Tanpa

(28)

”kecerdasan emosional”, ”kecerdasan spiritual” dan lain-lain (Adimassana,

2004: 15).

a. Pengertian Pendidikan

Pendidikan pada hakikatnya adalah suatu perbuatan fundamental

dalam bentuk komunikasi antar pribadi dan dalam proses tersebut

terjadi proses pemanusiaan manusia muda dalam arti proses

”hominisasi” dan ”humanisasi” (Drijarkara, 1980: 74).

Menurut UU Tentang Sisdiknas No 20 Tahun 2003 Pasal 1,

pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

negara.

Dari pengertian di atas dapat diberi kesimpulan bahwa

pendidikan merupakan usaha yang secara sadar dilakukan oleh

seseorang dengan cara bimbingan dan pengajaran dengan tujuan

memanusiakan manusia muda dan bersifat manusiawi.

b. Tingkat Pendidikan Orang Tua

Orang tua adalah setiap orang yang bertanggung jawab dalam

satu keluarga/rumah tangga yang dalam penghidupan sehari-hari lazim

disebut bapak-ibu (Thamrin Nasution, 1985: 1). Sedangkan tingkat

(29)

ditempuh oleh orang tua. Pendidikan formal yang dimaksud misalnya

SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi.

Tingkat pendidikan orang tua akan sangat berpengaruh terhadap

prestasi belajar anak. Aswandi Bahar (1989: 28) mengatakan tingkat

pendidikan orang tua juga mewarnai tingkat perhatian orang tua

terhadap anaknya. Riles dalam Aswandi Bahar (1989: 128)

mengatakan bahwa keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak dan

tingkat pendidikan orang tua adalah merupakan dua unsur yang

esensial dalam pendidikan anak. Semakin tinggi pendidikan orang tua,

semakin banyak pengetahuan dan pengalaman yang dapat ia turunkan

atau ajarkan kepada anaknya sehingga dapat mengatasi masalah belajar

anak. Semakin rendah pendidikan orang tua, maka ada kemungkinan

akan mendapat hambatan dalam mengatasi masalah belajar anak.

Selain mempengaruhi prestasi belajar anak, tingkat pendidikan

orang tua juga ikut mempengaruhi tingkat penghasilan dan pekerjaan.

Orang tua yang berpendidikan lebih tinggi memungkinkan untuk

mendapat jabatan yang lebih tinggi dan berpenghasilan tinggi.

3. Pekerjaan Orang Tua

Pekerjaan orang tua adalah suatu kegiatan yang dilakukan orang tua

untuk memperoleh penghasilan yang dapat berguna untuk kelangsungan

(30)

a. Pekerjaan pokok orang tua

Pekerjaan pokok merupakan pekerjaan utama yang dilakukan oleh

orang tua sebagai sumber penghasilan pokok dan digunakan untuk

memenuhi kebutuhan hidup keluarga.

b. Pekerjaan sampingan orang tua

Pekerjaan sampingan merupakan pekerjaan yang melengkapi

pekerjaan pokok yang dilakukan oleh orang tua untuk memperoleh

penghasilan tambahan guna memenuhi kebutuhan hidup keluarga.

B. Kemampuan Berhitung

Menurut Muslim hampir semua cabang matematika misalnya logika,

geometri dan kombinatorik, aljabar, analisis, probabilitas dan statistika serta

analisis numerik, mempunyai aspek murni dan terapan. Bersama-sama dengan

teori-teori pendukungnya misalnya teori himpunan, topologi dan teori graf,

teori grup, teori fungsi, fungsional dan operator, teori partubasi, teori sampling

dan lain-lain, ikut menunjang serta langsung terbentuknya dan

berkembangnya berbagai cabang fisika klasik maupun modern (Paul, 1987:

247).

Dalam penelitian ini, keterkaitan antara matematika dan fisika hanya

peniliti tinjau dari satu sisi yang sangat mendasar, yaitu kemampuan berhitung

(31)

1. Kemampuan

Menurut Winkel (1983: 27) kemampuan atau intelegensi dalam arti

sempit adalah kemampuan untuk mencapai prestasi-prestasi di sekolah

yang didalamnya berfikir, main peranan dan disebut kemampuan

intelektual atau kemampuan akademik.

”Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan atau kekuatan diri

kita dalam melakukan sesuatu” (Poerwadarminta, 1999: 623).

Kemampuan menurut Bloom, Kartwohl dan kawan-kawan memberikan

tiga domain dalam taksonominya yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik

(Roestiyah, 1992: 118). Kawasan kognitif berkenaan dengan keterampilan

intelektual, memecahkan masalah dan proses penyimpanan informasi

seperti mengingat kembali dan evaluasi. Selanjutnya kawasan

psikomotorik berkaitan dengan dunia gerak.

2. Berhitung

Menurut Poerwadarminta (1999: 355) berhitung adalah

mengerjakan hitungan seperti menjumlahkan, mangurangi, membagi,

mengalikan, pemangkatan dan penarikan akar. Dalam era globalisasi dan

semakin berkembangnya zaman, berhitung atau matematika memegang

peranan penting, karena dengan bantuan berhitung (matematika) semua

ilmu pengetahuan menjadi sempurna. Matematika merupakan alat yang

efisien dan diperlukan oleh semua ilmu pengetahuan dan tanpa bantuan

(32)

Seiring dengan perkembangan zaman dapat dirasakan bahwa

manusia banyak bergantung dengan hal-hal yang berhubungan dengan

perhitungan matematika. Dapat dibayangkan jika pengetahuan siswa

tentang berhitungnya kurang, maka siswa akan mendapat banyak

hambatan dalam mempelajari pelajaran yang lain.

Dalam bukunya yang berjudul Pengajaran Matematika Modern

Untuk Orang Tua, Murid, Guru Dan SPG Ruseffendi mengatakan bahwa

”matematika makin lama makin diperlukan oleh bidang studi lainnya,

seperti fisika, kimia, biologi dan sebagainya. Bahkan ilmu sosial misalnya

ilmu ekonomi. Sedangkan ilmu-ilmu itu sendiri makin bertambah maju

dan kompleks yang sendirinya memerlukan matematika lebih banyak dan

kompleks pula. Untuk menjadi ahli ilmu sosial dan biologi yang baik tidak

lepas dari matematika” (1980: 7).

Berdasarkan pendapat diatas, untuk mempermudah dalam

mempelajari pelajaran lainnya seorang siswa wajib memiliki penguasaan

matematika atau kemampuan berhitung yang baik..

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan berhitung

adalah kesanggupan atau kecakapan dalam mengerjakan

hitungan-hitungan fisika yang selalu berkaitan dengan matematika yang hasilnya

(33)

C. Prestasi Belajar Fisika

1. Pengertian Prestasi Belajar

Ada beberapa ahli yang ikut menyumbangkan pendapat mereka

mengenai pengertian dari prestasi belajar antara lain:

a. Menurut Poerwadarminta, ”prestasi belajar adalah hasil yang dicapai

setelah seseorang melakukan kegiatan belajar.” (1987: 694)

b. Prestasi belajar merupakan tingkatan/besarnya perubahan tingkah laku

yang dicapai dari suatu pengalaman mengarah kepada penguasaan

ilmu pengetahuan, kecakapan dan keterampilan setelah seseorang

belajar. (Nana Sudjana, 1989: 7)

c. Prestasi belajar adalah kemampuan, keterampilan dan sikap seseorang

dalam menyelesaikan suatu hal (Arifin, 1988: 3)

d. Menurut Bloom yang dikutip Suharsimi (1987: 205) prestasi belajar

adalah perubahan tingkah laku yang meliputi tiga aspek yaitu aspek

kognitif, afektif, dan psikomotorik

e. Prestasi belajar dapat diartikan hasil pengolahan output dari suatu

proses transformasi terhadap masukan atau input yang berupa materi

pelajaran (Ngalim Purwanto, 1987: 115).

Menurut Ngalim Purwanto, belajar dapat digambarkan sebagai

berikut:

Masukan Proses Hasil

(34)

Hasil atau prestasi belajar dapat diketahui melalui hasil tes atau

evaluasi belajarnya. Menurut Nana Sudjana (1990: 28) evaluasi adalah

usaha penilaian terhadap suatu hal, bisa dari segi tujuan yang ingin

dicapai, gagasan, cara kerja, metode pemecahan.

Berdasarkan uraian di atas, maka prestasi belajar dapat didefinisikan

sebagai perubahan yang mengarah kepada penguasaan ilmu pengetahuan,

kecakapan, keterampilan dan kemampuan yang diperoleh siswa setelah

melakukan serangkaian kegiatan belajar dan menggunakan tes atau

evaluasi belajar sebagai alat ukurnya.

Piaget dalam Ginsburg dan Opper (Paul, 2001: 140) membedakan

dua pengertian tentang belajar, yaitu (1) belajar dalam arti sempit dan (2)

belajar dalam arti luas. Belajar dalam arti sempit adalah belajar yang

hanya menekankan perolehan informasi baru dan pertambahan. Belajar

dalam arti luas yang disebut juga perkembangan adalah untuk memperoleh

dan menemukan struktur pemikiran yang lebih umum yang dapat

digunakan pada bermacam-macam situasi.

Menurut Mahmud (1990: 46), prestasi belajar yang diperoleh siswa

berfungsi sebagai berikut:

- indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai siswa

- lambang pemuasan hasrat ingin tahu

- bahan informasi dalam inovasi pendidikan dengan asumsi prestasi

belajar dapat mendorong siswa meningkatkan ilmu pengetahuan

(35)

- indikator daya serap anak didik.

2. Pengertian Fisika

Fisika merupakan cabang dari Ilmu Pengatahuan Alam. IPA adalah

sekumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis tentang gejala

alam.

Menurut Kartika Budi, dipandang dari segi isi (content), dalam

kegiatan belajar mengajar fisika (IPA, sains) yang harus dipahami adalah

konsep-konsep, prinsip-prinsip dan teori-teori (Paul, 1987: 233).

Herbert Duxes mengatakan bahwa tujuan pembelajaran fisika antara

lain sebagai berikut:

1). ”Melihat dunia lingkungan dalam segi alam dan teknik.

2). Memperoleh wawasan pengetahuan dan keterampilan yang

memungkinkan siswa dapat menunjukkan dan menerapkan

gejala-gejala alam dilingkungan kehidupannya serta dunia pekerjaannya

dikemudian hari

3). Mengetahui dan memahami bahwa hal-hal dalam alam dapat tercakup

dengan ukuran dan bilangan

4). Belajar menerapkan gambaran-gambaran model fisika untuk

menerangkan hubungan antar benda dan mengetahui batas-batas

keberlakuannya.

5). Melihat dan menyadari bahwa teknologi diarahkan untuk memenuhi

(36)

6). Mengetahui apa yang dipersyaratkan dalam kegiatan sewaktu

melakukan percobaan-percobaan dengan peralatan teknik serta

memahami bahaya yang dapat timbul dan belajar menghindari

kecelakaan

7). Merasa selalu terangsang kearah sikap dasar yang kritis dan obyektif,

serta terdorong untuk menanyakan dan berusaha untuk meneliti.”

(1983: 70)

Menurut Marthen Kanginan, ”fisika adalah ilmu pengetahuan alam

yang mempelajari gejala-gejala alam dan interaksinya.” (1984: 7)

Dari beberapa pengertian di atas, maka fisika merupakan ilmu yang

mempelajari kejadian alam dan memungkinkan untuk melakukan

penelitian dan percobaan. Fisika dapat dipelajari di alam atau

laboratorium. Sedangkan secara teori fisika dapat dipelajari melalui

kegiatan analisis dengan berpatokan pada teori.

Berdasarkan uraian di atas juga dapat disimpulkan bahwa prestasi

belajar fisika adalah tingkat perubahan yang diperoleh siswa dalam

mempelajari fisika setelah melalui kegiatan belajar atau hasil yang didapat

siswa setelah mengikuti proses pembelajaran fisika yang hasilnya

diwujudkan dalam bentuk tes atau evaluasi.

D. Kerangka Berpikir

Keberhasilan siswa dalam belajar dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor

(37)

ini faktor yang akan dibahas adalah status sosial ekonomi orang tua dan

kemampuan berhitung siswa. Tinggi-rendahnya status sosial ekonomi orang

tua dilihat dari tiga hal yaitu penghasilan, pekerjaan dan tingkat pendidikan

orang tua.

Status Sosial Ekonomi Orang Tua

1. Pendidikan Orang Tua

Tingkat pendidikan orang tua akan sangat berpengaruh terhadap

prestasi belajar anak. Semakin tinggi pendidikan orang tua, semakin

banyak pengetahuan dan pengalaman yang dapat ia turunkan atau ajarkan

kepada anaknya sehingga dapat mengatasi masalah belajar anak. Semakin

rendah pendidikan orang tua, maka ada kemungkinan akan mendapat

hambatan dalam mengatasi masalah belajar anak.

2. Pendapatan Orang Tua

Pendapatan merupakan salah satu faktor yang digunakan oleh

peneliti untuk mengukur status sosial ekonomi orang tua. Orang tua yang

memiliki pendapatan tinggi akan lebih mudah untuk memenuhi kebutuhan

anaknya baik dari segi kesehatan anak maupun fasilitas belajar anak.

Sebaliknya orang tua yang mempunyai pendapatan rendah akan merasa

(38)

3. Pekerjaan Orang Tua

Pekerjaan orang tua ikut mempengaruhi prestasi belajar anak. Semakin

tinggi jabatan orang tua, maka semakin tinggi pula pendapatan atau

penghasilannya. Selain itu, pekerjaan orang tua juga memungkinkan ikut

mempengaruhi cara mengasuh anak atau mendidik anak.

Kemampuan Berhitung

Kemampuan berhitung merupakan salah satu faktor yang ikut

mempengaruhi prestasi belajar siswa, karena antara matematika dan fisika

adalah dua ilmu pengetahuan yang tidak dapat dipisahkan.

Perhitungan-perhitungan seperti penarikan akar, perkalian, penjumlahan, pengurangan,

pembagian dan pemangkatan baik berupa bilangan bulat maupun pecahan

seringkali dijumpai dalam mempelajari fisika. Sehingga seberapa kemampuan

berhitung siswa akan mempengaruhi keberhasilan dalam mempelajari fisika.

Status sosial ekonomi orang tua dan kemampuan berhitung merupakan

dua hal yang dapat mempengaruhi prestasi belajar fisika. Bila seorang siswa

memiliki kemampuan berhitung yang tinggi, tetapi tidak didukung oleh

fasilitas yang mencukupi, maka prestasi belajar fisika tidak akan memuaskan.

Sebaliknya, bila fasilitas serba mencukupi tetapi tidak didukung dengan

kemampuan berhitung yang baik, maka prestasi belajar fisika tidak akan

(39)

E. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan landasan teori di atas, maka peneliti mengajukan beberapa

hipotesa, yaitu:

1. Jenis pekerjaan orang tua mempengaruhi prestasi belajar fisika siswa.

2. Tingkat penghasilan orang tua mempengaruhi prestasi belajar fisika siswa.

3. Tingkat pendidikan orang tua mempengaruhi prestasi belajar fisika siswa.

(40)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Studi kasus

Studi kasus adalah penelitian tentang subjek tertentu., di mana subjek

tersebut terbatas, maka kesimpulan yang diperoleh hanya berlaku untuk

subjek yang diteliti (Amirin, 1986 : 137). Penelitian ini mengambil suatu

sekolah tertentu, sebagai subjek penelitian dan hasil yang diperoleh hanya

berlaku untuk subjek yang diteliti.

2. Penelitian Korelasional

Penelitian korelasional adalah penelitian atau penelaahan hubungan dua

variabel atau lebih pada suatu situasi atau sekelompok subjek (Soekidjo :

2002). Tujuan penelitian korelasional adalah untuk mendeteksi sejauh

mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi

pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi

(Suryabrata : 1997).

3. Ex Post Facto

Ex Post Facto yaitu suatu penelitian terhadap suatu masalah yang telah

terjadi atau setelah kejadian yang dipersoalkan berlangsung, peneliti tidak

dapat mengontrol variable yang diteliti (Sudjana, 1989: 56).

(41)

B. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 2 Belitang Hilir yang bertempat di Desa Tapang Pulau, Kecamatan Belitang Hilir, Kabupaten Sekadau, Kalimantan Barat. SMP ini baru didirikan pada tahun 2004 dan satu-satunya sekolah didaerah tersebut.

C. Populasi Dan Sampel 1. Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa Kelas IX SMP Negeri 2 Belitang Hilir, Kabupaten Sekadau, Kalimantan Barat yang berjumlahkan 62 siswa.

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah himpunan bagian dari populasi. Sampel pada penelitian ini adalah seluruh siswa Kelas IX SMP Negeri 2 Belitang Hilir, Kabupaten Sekadau, Kalimantan Barat yang berjumlahkan 62 siswa.

D. Variabel Penelitian 1. Variabel Bebas

(42)

Variabel bebas pada penelitian ini adalah: a. Status sosial ekonomi orang tua yang meliputi:

1). Jenis Pekerjaan

Yaitu suatu bentuk kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh penghasilan dimana dalam hal ini jenis pekerjaan orang tua dibedakan menjadi tiga, yaitu pegawai (negeri dan swasta), petani dan lain-lain (bukan pegawai ataupun petani).

2). Penghasilan

Yaitu keseluruhan penerimaan dari pekerjaan pokok yang merupakan gaji atau upah tetap yang diterima setiap bulan serta penerimaan lain yang dinilai dengan uang.

3). Tingkat Pendidikan

Yaitu tingkat pendidikan formal (sekolah) yang pernah diikuti oleh orang tua siswa. Dalam hal ini tingkat pendidikan orang tua diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu perguruan tinggi, SLTA dan SLTP, SD.

b. Kemampuan Berhitung Siswa

(43)

2. Varibel Terikat

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. (Sugiyono, 2007: 4)

Variabel terikat pada penelitian ini adalah prestasi belajar yang merupakan suatu transformasi terhadap suatu masukan yang berupa materi pelajaran. Jadi yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah sampai sejauh mana anak menguasai dan memahami materi pelajaran. Prestasi belajar ditunjukkan dengan nilai yang berhasil dicapai mahasiswa.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, tes dan dokumentasi.

1. Kuesioner/angket

(44)

Kuesioner tersebut disusun berdasarkan tujuan penelitian dan dasar teori yang kemudian dibuat kisi-kisi sebagai berikut:

Tabel I. Kisi-Kisi Kuesioner Sosial Ekonomi Orang Tua

No Variabel Indikator Butir-Butir Soal 1 Tingkat pendidikan

orang tua

- Tingkat pendidikan ayah - Tingkat pendidikan ibu

1 2 2 Jenis pekerjaan

orang tua

- Pekerjaan pokok ayah - Pekerjaan sampingan ayah - Pekerjaan pokok ibu - Pekerjaan sampingan ibu

3-8 9-10 11-16 17-18 3 Tingkat

penghasilan orang tua

- Penghasilan pokok ayah - Penghasilan sampingan ayah - Penghasilan pokok ibu - Penghasilan sampingan ibu - Penghasilan keseluruhan ayah

dan ibu setiap bulan (Penghasilan pokok dan penghasilan tambahan)

19 20 21 22 23

Contoh:

1. Tingkat pendidikan ayah anda:

a. Tamat SD c. Tamat SMU

(45)

2. Tingkat pendidikan ibu anda:

a. Tamat SD c. Tamat SMU

b. Tamat SLTP d. Tamat PT atau Akademi (Lebih lengkapnya lihat lampiran III hal. 63)

2. Tes

Tes sebagai instrument pengumpul data adalah serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan, intelegensi, kemampuan, atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Riduwan, 2008: 57). Tes ini digunakan untuk memperoleh data kemampuan berhitung siswa.

(46)

Tabel II. Kisi-Kisi Tes Kemampuan Berhitung

Nomor Soal No Indikator

Ingatan Pemahaman

Jumlah Soal

1 Penjumlahan 10, 19 5, 18, 20, 25 6 2 Pengurangan 3, 6 4, 13, 24, 27 6 3 Perkalian 1, 2, 16 8, 15, 22, 23, 26 8 4 Pembagian 7, 21, 28 9, 29, 30 6

5 Akar 17 11, 14, 12 4

Jumlah 11 19 30

Contoh:

1. 12 x 15 = …..

a.27 b. 182 c. 100 d. 180 2. Diantara perkalian bilangan berikut yang hasilnya paling besar

adalah?

a.5 x 13 x 20 b. 10 x 10 x 10 c. 50 x 2 x 11 d. 4 x 16 x 25 3. 18 a – a = …..

(47)

3. Dokumentasi

Dokumentasi, dari asal katanya dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya (Arikunto, 2006: 158). Dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh data prestasi belajar siswa.

Data prestasi belajar diambil dari dokumentasi hasil Ujian Kenaikkan Kelas. Berdasarkan hasil survei pada bulan Maret, hasil ujian dikoreksi oleh sekolah, kemudian nilai tersebut dikirim ke Kabupaten. Oleh Kabupaten nilai tersebut diproses dan dikirim kembali ke sekolah. Kemudian nilai tersebut oleh sekolah dinaikkan (dikatrol), sehingga sekolah mempunyai dokumentasi nilai murni dan nilai katrol siswa. Pada penelitian ini yang digunakan adalah nilai murni siswa.

F. Validitas

(48)

digunakan sungguh mengukur isi dari domain yang mau diukur (Suparno, 2007: 62)

Kuesioner digunakan untuk mengetahui status sosial ekonomi orang tua siswa. Setiap bagian mempunyai indikator yang menunjukkan apa yang ingin diketahui seperti yang tercantum pada tabel I dan setiap pertanyaan pada kuesioner telah disesuaikan dengan indikator setiap bagian yang ingin diketahui.

Soal tes digunakan untuk mengukur kemampuan berhitung siswa. Kemampuan berhitung tersebut diukur melalui soal-soal perhitungan dasar seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian dan penarikan akar baik berupa bilangan bulat maupun pecahan yang seringkali dijumpai dalam mempelajari fisika. Setiap indikator diwakili oleh beberapa pertanyaan yang disesuaikan dengan kisi-kisi tes kemampuan berhitung pada tabel II.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini ada 2 macam, yaitu Chi-Kuadrat yang berfungsi untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara jenis pekerjaan, tingkat penghasilan orang tua dan tingkat pendidikan orang tua terhadap prestasi belajar siswa dan Uji Korelasi

Pearson Product Moment yang berfungsi untuk mengetahui apakah ada

(49)

1. Analisis Chi-Kuadrat

Chi-Kuadrat digunakan untuk menganalisis status sosial ekonomi orang tua, karena dalam pengolahan data status sosial ekonomi masing-masing bagian (tingkat pendidikan, jenis pekerjaan dan tingkat penghasilan) akan dibagi ke dalam 3 klas yaitu tinggi, menengah dan rendah. Sedangkan prestasi belajar fisika akan dibagi ke dalam 2 klas yaitu < 50% dan > 50%, sehingga data yang diolah bukan berupa skor melainkan berupa frekuensi. Chi-Kuadrat digunakan untuk mengetest sampel yang skornya diungkapkan dalam frekuensi. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

a. Menentukan Hipotesis

Ho : Tidak ada pengaruh antara jenis pekerjaan, tingkat penghasilan orang tua terhadap prestasi belajar mahasiswa. Ha : Ada pengaruh antara jenis pekerjaan, tingkat penghasilan

orang tua terhadap prestasi belajar mahasiswa. b. Rumus Chi-Kuadrat

2

0

2

⎟⎟

⎜⎜

=

h h

f

f

f

χ

Keterangan :

χ

2

: Chi-Kuadrat

(50)

fh : frekuensi yang diharapkan dalam sampel sebagai pencerminan dari frekuensi yang diharapkan dalam populasi.

c. Uji Keberartian

Dalam hal ini ditetapkan α (level significan) = 0,05. Sedangkan derajat kebebasan dicari dengan persamaan :

Db = (b-l)(k-l) Keterangan :

Db = derajat kebebasan b = baris

k = kolom

Untuk mengetahui apakah Ho diterima atau ditolak, maka bandingkan antara

χ

2hitung dengan

χ

2tabel. Jika:

χ

2

hitung >

χ

2tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, berarti ada pengaruh

χ

2

hitung <

χ

2tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, berarti tidak ada pengaruh

2. Uji Korelasi Pearson Product Moment

(51)

Persamaannya adalah:

(

)( )

(

) ( )

2 2

Y Y X X

Y Y X X r

− Σ − Σ

− −

Σ =

Keterangan:

r = Koefisien Korelasi Pearson

X = Variabel bebas (skor kemampuan berhitung)

(52)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 2 Belitang Hilir, Kabupaten

Sekadau, Kalimantan Barat yang terletak di pedalaman. Sampel pada

penelitian ini adalah seluruh siswa Kelas IX yang berjumlah 62 orang.

1. Prestasi Belajar Fisika

Di SMP pelajaran fisika dan biologi ditempatkan dalam satu

bidang studi yaitu IPA. Materi fisika yang dipelajari pada Kelas IX

Semester I adalah Listrik.

Pengumpulan data prestasi belajar fisika dilakukan sebanyak dua

kali, yaitu dengan menggunakan tes essay dan dokumentasi.

a. Tes Essay

Tes essay dilaksanakan pada tanggal 3 Desember 2009 pada

pukul 09.00 WIB – 11.00 WIB. Soal tes dibuat oleh peneliti dan guru

bidang studi fisika yang berjumlah 10 soal. Alasan dipilihnya tes essay

dikarenakan pada soal tes akhir semester digunakan pilihan ganda dan

adanya keinginan guru untuk melihat tingkat pemahaman siswa.

Dengan tes essay guru dapat melihat langsung kemampuan siswa

melalui lembar jawaban siswa dan guru juga dapat memberikan skor

sesuai dengan kemampuan siswa dalam mengerjakan soal.

(53)

b. Ujian Akhir Semester I

Ujian akhir semester I untuk bidang studi IPA (fisika dan biologi) dilaksanakan pada tanggal 16 Desember 2009 dengan alokasi waktu 120 menit. Soal ujian akhir semester I berupa pilihan ganda yang terdiri dari 25 soal untuk biologi dan 15 soal untuk fisika.

2. Tes Kemampuan Berhitung

Tes kemampuan berhitung dilaksanakan pada hari Rabu, 8 Desember 2009 jam 11.00 – 12.00 WIB. Tes berupa pilihan ganda (a, b, c, d) yang berjumlah 30 soal. Skor 1 untuk jawaban benar dan 0 untuk jawaban salah.

Pada saat tes berlangsung siswa tidak diperkenankan menggunakan kalkulator. Siswa diperbolehkan untuk menghitung dibalik soal atau kertas buram yang telah disediakan.

Hasil tes dikoreksi dan diberi skor dalam bentuk persen (%).

% 100

30 x

Benar Jawaban

Jumlah Skor=

Dari hasil tes terlihat hanya 66,13 % (41 siswa) dari 62 siswa yang memiliki skor lebih dari 50 % dan 33,87 % memiliki skor kurang dari atau sama dengan 50%.

3. Kuesioner Status Sosial Ekonomi Orang Tua

(54)

Desember 2009. Kuesioner yang dibagikan berjumlah 62 dan terkumpul kembali berjumlah 62.

Jenis pendidikan orang tua dan penghasilan orang tua dibagi ke dalam tiga kelompok, yaitu tinggi, menengah dan rendah.

Pendidikan orang tua:

1. Tinggi : Perguruan Tinggi 2. Menengah : SLTA dan SLTP 3. Rendah : SD dan tidak sekolah Penghasilan orang tua per bulan: 1. Tinggi : Rp 800.000,00 ke atas

2. Menengah : Rp 600.000,00 – Rp 799.000,00 3. Rendah : kurang dari Rp 599.000,00

Tabel III. Status Sosial Ekonomi Orang Tua

Status Sosial

Ekonomi Tinggi Menengah Rendah Jumlah Pendidikan Orang

Tua

6 19

30,64 %

37 59,68 %

62

9,68 % 100 %

Penghasilan Orang Tua

28 25

40,32 %

9 14,52 %

62

45,16 % 100 %

Pegawai Petani Lain-Lain

Pekerjaan Orang Tua

13 41

66,13 %

8 12,90 %

62

(55)

Berdasarkan kuesioner, dilihat dari pendidikan orang tua terdapat 6 siswa yang orang tuanya berpendidikan tinggi, 19 berpendidikan menengah dan 37 berpendidikan rendah. Jika dilihat dari penghasilan orang tua terdapat 28 siswa yang orang tuanya berpenghasilan tinggi, 25 berpenghasilan menengah dan 9 berpenghasilan rendah. Untuk pekerjaan orang tua, terdapat 13 siswa yang orang tuanya bekerja sebagai pegawai (negeri atau swasta), 41 bekerja sebagai petani dan 8 bekerja lain-lain (bukan pegawai atau petani).

4. Pretasi Belajar Berdasarkan Status Sosial Ekonomi Orang Tua a. Prestasi Belajar Siswa Berdasarkan Pendidikan Orang Tua

Tabel IV. Prestasi Belajar Siswa Berdasarkan Pendidikan Orang tua

Skor Prestasi Belajar ( % ) Pendidikan

> 50 < 50 Jumlah Tinggi 3 4,84 % 3 4,84 % 6 9,68 % Menengah 8 12,90 % 11 17,74 % 19 30,64 % Rendah 18 29,03 % 19 30,65 % 37 59,68 % Jumlah 29 46,77 % 33 53,23 % 62 100 %

(56)

siswa memiliki prestasi belajar fisika lebih dari atau sama dengan 50 % (> 50 %) dan 3 atau 4,84 % siswa memiliki prestasi belajar fisika kurang dari 50 % (< 50 %). Terdapat 19 atau 30,64 % siswa yang memiliki orang tua berpendidikan menengah, 8 atau 12,90 % siswa memiliki prestasi belajar fisika lebih dari atau sama dengan 50 % (> 50 %) dan 11 atau 17,74 % siswa memiliki prestasi belajar fisika kurang dari 50 % (< 50 %). Dari 37 atau 59,68 % siswa yang memiliki orang tua berpendidikan rendah, 18 atau 29,03 % siswa memiliki prestasi belajar fisika lebih dari atau sama dengan 50 % (> 50 %) dan 19 atau 30,65 % siswa memiliki prestasi belajar fisika kurang dari 50 % (< 50 %).

(57)

b. Prestasi Belajar Siswa Berdasarkan Pekerjaan Orang Tua

Tabel V. Prestasi Belajar Siswa Berdasarkan Pekerjaan Orang tua

Skor Prestasi Belajar ( % ) Pekerjaan

> 50 < 50

Jumlah

Pegawai 6

9,68 %

7 11,29 %

13 20,97 %

Petani 20

32,26 %

21 33,87 %

41 66,13 %

Lain-Lain 3

4,84 %

5 8,06%

8 12,90 %

Jumlah 29

46,77 %

33 53,23 %

62 100 %

Dari data penelitian yang terkumpul diperoleh data prestasi belajar siswa berdasarkan pekerjaan orang tua. Sebanyak 13 atau 20,97 % siswa yang memiliki orang tua bekerja sebagai pegawai (negeri/swasta), 6 atau 9,68 % siswa memiliki prestasi belajar fisika > 50 % dan 7 atau 11,29 % siswa memiliki prestasi belajar fisika < 50 %. Terdapat 41 atau 66,13 % siswa yang memiliki orang tua bekerja sebagai petani, 20 atau 32,26 % siswa memiliki prestasi belajar fisika > 50 % dan 21 atau 33,87 % siswa memiliki prestasi belajar fisika < 50 %. Dari 8 atau 12,90 % siswa yang memiliki orang tua bekerja lain-lain (bukan pegawai atau petani), 3 atau 4,84 % siswa memiliki prestasi belajar fisika > 50 % dan 5 atau 8,06 % siswa memiliki prestasi belajar fisika < 50 %.

(58)

yang bekerja sebagai petani terdapat 20 (32,26 %) siswa memiliki prestasi fisika > 50 % dan 21 (33,87 %) siswa memiliki prestasi fisika < 50 %. Hal ini membuktikan bahwa yang paling banyak memiliki prestasi belajar fisika > 50 % dan paling banyak memiliki prestasi belajar fisika < 50 % adalah siswa yang berasal dari orang tua yang bekerja sebagai petani.

c. Data Prestasi Belajar Siswa Berdasarkan Penghasilan Orang Tua

Tabel VI. Prestasi Belajar Siswa Berdasarkan Penghasilan Orang tua

Skor Prestasi Belajar ( % ) Penghasilan

> 50 < 50

Jumlah

Tinggi 12

19,35 %

16 25,81 %

28 45,16 %

Menengah 11

17,74 %

14 22,58 %

25 40,32 %

Rendah 6

9,68 %

3 4,84 %

9 14,52 %

Jumlah 29

46,77 %

33 53,23 %

62 100 %

(59)

% dan 14 atau 22,58 % siswa memiliki prestasi belajar fisika < 50 %. Dari 9 atau 14,52 % siswa yang memiliki orang tua berpenghasilan rendah, 6 atau 9,68 % siswa memiliki prestasi belajar fisika > 50 % dan 3 atau 4,84 % memiliki prestasi belajar fisika < 50 %.

Jika dilihat dari tabel V, tampak bahwa sebagian besar orang tua siswa berpenghasilan tinggi. Dari 28 (45,16 %) orang tua siswa yang berpenghasilan tinggi terdapat 12 (19,35 %) siswa memiliki prestasi belajar fisika > 50 % dan 16 (25,81 %) siswa memiliki prestasi belajar fisika < 50 %. Hal ini membuktikan bahwa yang paling banyak memiliki prestasi belajar fisika > 50 % dan paling banyak memiliki prestasi belajar fisika < 50 % adalah siswa yang berasal dari orang tua yang berpenghasilan tinggi.

B. Analisis Data Penelitian

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini ada 2 macam, yaitu

Chi-Kuadrat yang berfungsi untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara

jenis pekerjaan, tingkat penghasilan orang tua dan tingkat pendidikan orang tua terhadap prestasi belajar fisika siswa dan Uji Korelasi Pearson Product

Moment yang berfungsi untuk mengetahui apakah ada pengaruh kemampuan

(60)

1. Analisis Chi-Kuadrat Untuk Pengaruh Tingkat Pendidikan Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Fisika Siswa

Berikut ini adalah tabel Fo untuk prestasi belajar fisika siswa berdasarkan pendidikan orang tua.

Tabel VII. Tabel Fo Untuk Prestasi Belajar Fisika Siswa Berdasarkan

Pendidikan Orang Tua.

Skor Prestasi Belajar ( % ) Pendidikan

> 50 < 50

Jumlah

Tinggi 3 3 6 Sedang 8 11 19 Rendah 18 19 37 Jumlah 29 33 62

Data pada tabel VII kemudian diolah lagi menggunakan persamaan:

kolom Jumlah

x semua Jumlah

baris Jumlah

Fh = , sehingga diperoleh Fh seperti pada

tabel VIII berikut:

Tabel VIII. Tabel Fh Untuk Prestasi Belajar Fisika Siswa Berdasarkan

Pendidikan Orang Tua.

Skor Prestasi Belajar ( % ) Pendidikan

> 50 < 50 Jumlah

Tinggi 2.81 3.19 6

Sedang 8.89 10.11 19

Rendah 17.30 19.70 37

(61)

Selanjutnya data-data pada tabel VII dan tabel VIII diolah kembali menggunakan persamaan:

2

0

2

⎟⎟

⎜⎜

=

h h

f

f

f

χ

sehingga diperoleh hasil 0,2447 atau 0,245.

Dari hasil perhitungan diperoleh

χ

2hitung untuk prestasi belajar fisika siswa berdasarkan pendidikan orang tua adalah 0,245. Sedangkan

2

χ

critical dengan derajat kebebasan (db) = 2 pada taraf signifikan 5 %

adalah 5,991. Karena

χ

2hitung <

2

χ

critical maka Ho diterima dan Hi

ditolak. Diterimanya Ho menunjukkan bahwa tingkat pendidikan orang tua ternyata tidak mempengaruhi prestasi belajar fisika siswa dan tidak membatasi atau menghalangi setiap siswa untuk mendapat prestasi yang lebih baik.

2. Analisis Chi-Kuadrat Untuk Pengaruh Jenis Pekerjaan Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Fisika Siswa

(62)

Tabel IX. Tabel Fo Untuk Prestasi Belajar Fisika Siswa Berdasarkan

Jenis Pekerjaan Orang Tua.

Skor Prestasi Belajar ( % ) Pekerjaan

> 50 < 50 Jumlah

Pegawai 6 7 13

Petani 20 21 41

Lain-Lain 3 5 8

Jumlah 29 33 62

Data pada tabel IX kemudian diolah lagi menggunakan persamaan:

kolom Jumlah x semua Jumlah baris Jumlah

Fh = , sehingga diperoleh Fh seperti pada

tabel berikut:

Tabel X. Tabel Fh Untuk Prestasi Belajar Fisika Siswa Berdasarkan

Pendidikan Orang Tua.

Skor Prestasi Belajar ( % ) Pekerjaan

> 50 < 50 Jumlah

Pegawai 6.08 6.92 13

Petani 19.18 21.82 41

Lain-Lain 3.74 4.26 8

Jumlah 29 33 62

(63)

sehingga diperoleh hasil 0,3428 atau 0,343.

Dari hasil perhitungan diperoleh

χ

2hitung untuk prestasi belajar fisika siswa berdasarkan pendidikan orang tua adalah 0,343. Sedangkan

2

χ

critical dengan derajat kebebasan (db) = 2 pada taraf signifikan 5 %

adalah 5,991. Karena

χ

2hitung <

2

χ

critical maka Ho diterima dan Hi

ditolak. Diterimanya Ho menunjukkan bahwa jenis pekerjaan orang tua yang terdiri dari pegawai, petani dan lain-lain ternyata tidak mempengaruhi prestasi belajar fisika siswa dan tidak membatasi atau menghalangi setiap siswa untuk mendapat prestasi yang lebih baik.

3. Analisis Chi-Kuadrat Untuk Pengaruh Tingkat Penghasilan Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Fisika Siswa

Berikut ini adalah tabel Fo untuk prestasi belajar fisika siswa berdasarkan jenis pekerjaan orang tua.

Tabel XI. Tabel Fo Untuk Prestasi Belajar Fisika Siswa Berdasarkan

Tingkat Penghasilan Orang Tua.

Skor Prestasi Belajar ( % ) Penghasilan

> 50 < 50 Jumlah

Tinggi 12 16 28

Sedang 11 14 25

Rendah 6 3 9

(64)

Data pada tabel XI kemudian diolah lagi menggunakan persamaan: kolom Jumlah x semua Jumlah baris Jumlah

Fh = , sehingga diperoleh Fh seperti pada

tabel berikut:

Tabel XII. Tabel Fh Untuk Prestasi Belajar Fisika Siswa Berdasarkan

Tingkat Penghasilan Orang Tua.

Skor Prestasi Belajar ( % ) Penghasilan

> 50 < 50 Jumlah

Tinggi 13.10 14.90 28

Sedang 11.69 13.31 25

Rendah 4.21 4.79 9

Jumlah 29 33 62

Selanjutnya data-data pada tabel XI dan tabel XII diolah kembali menggunakan persamaan: 2 0 2

⎟⎟

⎜⎜

=

h h

f

f

f

χ

sehingga diperoleh hasil 1,6801 atau 1,680.

Dari hasil perhitungan diperoleh

χ

2hitung untuk prestasi belajar fisika siswa berdasarkan pendidikan orang tua adalah 1,680. Sedangkan

2

χ

critical dengan derajat kebebasan (db) = 2 pada taraf signifikan 5 %

adalah 5,991. Karena

χ

2hitung <

2

χ

critical maka Ho diterima dan Hi
(65)

tua ternyata tidak mempengaruhi prestasi belajar fisika siswa dan tidak membatasi atau menghalangi setiap siswa untuk mendapat prestasi yang lebih baik.

4. Analisis Uji Korelasi Pearson Product Moment Untuk Kemampuan Berhitung Terhadap Prestasi Belajar Fisika Siswa

Dari hasil penelitian diperoleh 46 siswa atau 74,19% siswa memperoleh kemampuan berhitung lebih dari atau sama dengan 50%, sedangkan 16 atau 25,81% siswa memperoleh kurang dari 50%. Skor kemampuan berhitung tertinggi adalah 86,7 dan terendah adalah 30. Untuk prestasi belajar fisika sebanyak 29 siswa atau 46,77% siswa memperoleh prestasi belajar fisika lebih dari atau sama dengan 50%, sedangkan 33 atau 53,23% siswa memperoleh kurang dari 50%. Prestasi belajar fisika tertinggi adalah 78,35 dan terendah adalah 20. Berikut ini disajikan data kemampuan berhitung dan prestasi belajar siswa dalam bentuk tabel.

Tabel XIII. Data Kemampuan Berhitung Dan Prestasi Belajar Fisika

Siswa

Prestasi Belajar

No Urut Siswa Kemampuan

Berhitung

Tes UAS

Rata-Rata Prestasi Belajar

1 53.3 62 60 61

2 60 55 66.7 60.85

3 66.7 65 13.3 39.15

4 70 50 33.3 41.65

5 76.7 60 60 60

6 43.3 82 26.7 54.35

(66)

8 46.7 50 26.7 38.35

9 46.7 24 26.7 25.35

10 73.3 78 46.7 62.35

11 46.7 38 13.3 25.65

12 56.7 50 33.3 41.65

13 73.3 80 46.7 63.35

14 53.3 60 40 50

15 46.7 65 46.7 55.85

16 76.7 70 86.7 78.35

17 60 40 26.7 33.35

18 30 40 40 40

19 33.3 40 26.7 33.35

20 66.7 73 66.7 69.85

21 60 30 40 35

22 50 52 46.7 49.35

23 60 76 53.3 64.65

24 50 65 20 42.5

25 83.3 63 46.7 54.85

26 76.7 42 26.7 34.35

27 63.3 55 53.3 54.15

28 76.7 80 60 70

29 63.3 35 40 37.5

30 83.3 70 60 65

31 70 63 46.7 54.85

32 46.7 72 20 46

33 60 85 60 72.5

34 40 75 33.3 54.15

35 66.7 30 60 45

36 50 20 40 30

37 60 35 40 37.5

38 76.7 75 53.3 64.15

39 56.7 60 46.7 53.35

40 83.3 40 33.3 36.65

(67)

42 50 75 20 47.5

43 33.3 30 26.7 28.35

44 40 20 33.3 26.65

45 70 70 53.3 61.65

46 86.7 70 66.7 68.35

47 53.3 65 66.7 65.85

48 53.3 40 40 40

49 63.3 30 20 25

50 80 55 40 4

Gambar

Tabel I. Kisi-Kisi Kuesioner Sosial Ekonomi Orang Tua
Tabel II. Kisi-Kisi Tes Kemampuan Berhitung
Tabel IV. Prestasi Belajar Siswa Berdasarkan Pendidikan Orang tua
Tabel V. Prestasi Belajar Siswa Berdasarkan Pekerjaan Orang tua
+7

Referensi

Dokumen terkait

pemilhan kata atau diksi, dalam penggunaan tanda baca, pembentukan kata, penggunaan ejaan dan penguasaan kalimat efektif, sebagai salah satu faktor kebahasaan yang

Judul : Pelatihan bolavoli mini bagi guru-guru penjas

Karena kopi merupakan hasil utama yang harus terus-menerus dikembangkan, oleh karena itu bergabunglah tiga desa di Kecamatan Dampit (Desa Srimulyo, Desa Sukodono, dan Desa

Oleh karena itu, penting kiranya untuk mengukur kepuasan pelanggan bagi travel haji dan umroh di Banjarmasin dengan menggunakan strategi yang sesuai karena hasilnya

Gambar 4.15 menunjukkan bahwa penilaian postur kerja sisi kanan operator pada saat membawa batako dari stasiun pencetakan menuju stasiun pengeringan menghasilkan

Berdasarkan pada paparan tersebut maka wilayah kajian manajemen dakwah secara keseluruhan adalah : 80 format dilihat pada aspek unsur-unsur dakwah dikombinasikan

Contohnya dalam Pasal 36 ayat (3) Undang-Undang No. 15 tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme, pengertian korban diperluas meliputi juga ahli warisnya

Dalam metode ini, kita tidak menspesifikasikan secara penuh distribusi bersama dari variabel-variabel respons, tetapi hanya menspesifikasikan fungsi link, hubungan