• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA, PRESTASI BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN MINAT SISWA MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA, PRESTASI BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN MINAT SISWA MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI"

Copied!
150
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG

TUA, PRESTASI BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR

DENGAN MINAT SISWA MELANJUTKAN STUDI KE

PERGURUAN TINGGI

Studi kasus: SMA Pangudi Luhur, Jl. P.Senopati 18 Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh : Ernestin F.T.Koban

NIM : 011334140

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 13 September 2007 Penulis

(5)

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA, PRESTASI BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN MINAT

SISWA MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI Studi Kasus : Siswa-siswi kelas III SMA Pangudi Luhur ,

Jl.P.Senopati 18 Yogyakarta Ernestin F.T.Koban Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2007

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara; (1) status sosial ekonomi orang tua dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi; (2) prestasi belajar dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi; (3) motivasi belajar dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta pada bulan Mei 2006. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas III SMA Pangudi Luhur sebanyak 117 siswa. Sampel dari penelitian ini sebanyak 75 siswa. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah proportional random sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah koefisien korelasi product moment.

(6)

ABSTRACT

THE RELATIONSHIP BETWEEN PARENT’S ECONOMICAL BACKGROUND, LEARNING ACHIEVEMENT LEARNING MOTIVATION AND STUDENT’S INTEREST IN TAKING AN

EDUCATION IN UNIVERSITY AFTER GRADUATION A Case Study : Students of third grade of SMA Pangudi Luhur,

Jl.P.Senopati 18 Yogyakarta Ernestin F.T.Koban Sanata Dharma University

Yogyakarta 2007

The purpose of this research is to find out whether or not there are any relationship between; (1) sosial economical background of the parents and students’ interests to continue their study to university; (2) students’ achievements and students’ interests to continue their study to university; (3) learning motivation and students’ interests to continue their study to university.

This research took “SMA Pangudi Luhur” Yogyakarta as the setting of the research on May 2006. The population was 117 students of third grade of “SMA Pangudi Luhur”.The samples were 75 students. The technique in sample taking was proportional random sampling.The instruments of the research were questionnaire, interview and documentation. This research used coefficient correlation product moment as the data analysis technique.

(7)

MOTTO dan PERSEMBAHAN

MOTTO :

9 “Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk

selama-lamanya kasih setia-Nya.” (Mzm 118:1)

9 Berkatalah pada diri sendiri: saya pasti jadi pemenang. Kalaupun tidak menjadi nomor satu, saya pasti dapat juara dua. Jika kesempatan itu tidak

ada, setidaknya saya juara buat diri sendiri, karena telah melakukan yang

terbaik, semampu saya.

9 Keep Your Smile

PERSEMBAHAN :

Dengan penuh rasa cinta, skripsi ini kupersembahkan kepada :

1. Yesus X’tus Sahabat dan Penyelamatku.

2. Bunda Maria yang selalu menghibur dan menolongku.

3. Bapa dan Mama tercinta yang selalu memberi semangat dan

menyertakan aku dalam doa-doanya.

(8)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Hubungan Antara Status Sosial Ekonomi Orang Tua, Prestasi Belajar dan Motivasi Belajar Dengan Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi.

Skripsi yang diajukan penulis merupakan syarat yang harus dipenuhi untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Prodi Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari sepenuhnya proses penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan, dorongan akan perhatian yang tidak ternilai harganya dari berbagai pihak, sehingga dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs.T. Sarkim,M.Ed.,Ph.D, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

2. Bapak Drs. Sutarjo Adisusilo, J.R, selaku Kepala Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.

3. Bapak L. Saptono,S.Pd.,M.Si, selaku Kepala Program Studi Pendidikan Akuntansi.

(9)

5. Bapak Drs. Bambang Purnomo,SE.,M.Si, selaku Dosen Pembimbing II yang telah membimbing dan memberi petunjuk selama penulisan skripsi. 6. Bapak Drs. Br. Herman Yoseph,FIC, selaku Kepala Sekolah SMA

Pangudi Luhur Yogyakarta, yang telah memberi ijin kepada penulis untuk mengadakan penelitian di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.

7. Ibu Peni yang telah memberikan bantuan kepada penulis untuk mendapatkan data.

8. Seluruh siswa kelas III SMA Pangudi Luhur yang telah bersedia membantu penulis dengan mengisi kuesioner demi tersusunnya skripsi. 9. Bapak dan Mama tercinta yang telah memberikan buah-buah tangannya

lewat kasih sayang, kesabaran, lantunan doa, motivasi dan juga materi. 10.Kakak dan Adikku: Kak Yus, Kak Ida, Rita, Willy dan Fredy yang telah

memberikan motivasi dan semangat.

11.Sahabat-sahabatku: Nata, Hexa, Sary, Taty, QQ, Dewi, setiap saran yang kalian berikan adalah nasehat yang berharga dari sebuah persahabatan. 12.My Lovely I’an, yang telah memberikan doa, bantuan & colour of love in

my heart.

(10)

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat memberikan kesempurnaan pada skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberi manfaat bagi semua yang membacanya

(11)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... iv

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

DAFTAR TABEL ... xv BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 4

E. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 6

A. Diskripsi Teori ... 6

1. Minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi ... 6

2. Status sosial ekonomi orang tua ... 10

(12)

B. Kerangka Teori ... 24

1. Hubungan antara status sosial ekonomi orang tua dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi ... 24

2. Hubungan antara prestasi belajar dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi ... 25

3. Hubungan antara motivasi belajar dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi ... 26

4. Hubungan antara studi sosial ekonomi orang tua, prestasi belajar, motivasi belajar dengan minat siswa melanjutka studi ke perguruan tinggi ... 27

C. Hipotesis ... 28

BAB III. METODE PENELITIAN ... 29

A. Jenis Penelitian ... 29

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 30

C. Variabel Penelitian dan Pengukuran ... 30

D. Populasi dan Sempel ... 33

E. Teknik Pengumpulan Data ... 35

F. Pengujian Instrumen Penelitian ... 37

G. Teknik analisis Data... 39

BAB IV. HASIL TEMUAN LAPANGAN ... 44

A. Sejarah SMA Pangudi Luhur Yogyakarta ... 44

B. Visi dan Misi SMA Pangudi Luhur Yogyakarta ... 53

C. Guru dan Karyawan SMA Pangudi Luhur Yogyakarta ... 54

D. Siswa-siswi SMA Pangudi Luhur Yogyakarta ... 54

E. Struktur Organisasi SMA pengudi Luhur Yogyakarta ... 55

(13)

BAB V. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN ... 58

A. Diskripsi Data ... 58

B. Pengujian Persyaratan Analisa Data ... 61

C. Pengujian Hipotesis Penelitian ... 64

D. Pembahasan ... 67

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN ... 72

A. Kesimpulan ... 72

B. Keterbatasan Penelitian ... 74

C. Saran-saran ... 75

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Kuesioner ... 79

Lampiran 2 Distribusi Frekuensi dan PAP II ... 87

Lampiran 3 Data Induk ... 103

Lampiran 4 Validitas dan Reliabilitas……… 112

Lampiran 5 Normalitas dan Lineoritas……… 114

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Kisi-kisi Kuesioner………. 36 Tabel 2 Penilaian status sosial ekonomi orang tua……….. 58 Tabel 3 Interprestasi penilaian variable prestasi belajar…………. 59 Tabel 4 Penilaian motivasi belajar………. 60 Tabel 5 Penilaian minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi…. 61 Tabel 6 Hasil pengujian normalitas……… 61 Tabel 7 Hasil pengujian linearitas………. 63 Tabel 8 Hasil korelasi antara variabel bebas dan variabel terkait… 66

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan mempunyai peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa karena dengan pendidikan dapat menghasilkan masyarakat yang berkualitas sehingga masyarakat tersebut dapat membawa perubahan dalam pembangunan. Salah satu prioritas pembangunan adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia. Dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia, pendidikan mempunyai tugas memberikan bekal kepada seseorang agar potensinya berkembang sehat, wajar, optimal dan bersifat adaptif, sehingga sifat dasar manusia yang eksploratif dan kreatif bisa berkembang dan menemukan artikulasinya dalam wadah pendidikan (Pudjo Suharso, 1993:7).

(17)

Suatu pendidikan dikatakan tinggi mutunya apabila kemampuan, pengetahuan dan sikap lulusannya berguna bagi perkembangan selanjutnya baik di lembaga pendidikan yang lebih tinggi maupun di dunia kerja. Bagi seorang siswa lulusan SMA diharapkan pada pilihan yang sama-sama sulit yaitu untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi harus dapat melihat faktor ekonomi yaitu kemampuan orang tua dalam membiayai, karena pada umumnya biaya pendidikan merupakan tanggung jawab orang tua.

Penentuan siswa untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi baik negeri maupun swasta merupakan wujud dari minat atau keinginan siswa untuk mengembangkan potensi dan kemampuan yang dimilikinya. Penentuan pilihan siswa juga mengaktualisasikan diri sehingga muncul minat dan memberikan motivasi tersendiri bagi siswa. Disamping itu bagi siswa lulusan SMA yang ingin melanjutkan ke perguruan tinggi harus mampu bersaing dengan siswa lain yang akan melanjutkan ke perguruan tinggi. Untuk dapat bersaing dia harus mempunyai prestasi yang baik. Tetapi dalam kenyataannya banyak ditemui seorang lulusan SMA yang prestasi belajarnya baik tidak dapat melanjutkan pendididikan ke perguruan tinggi karena keadaan ekonomi orang tua yang tidak memungkinkan atau dari keluarga yang cukup mampu dia tidak dapat melanjutkan ke perguruan tinggi karena prestasinya yang tidak memungkinkan.

(18)

1. Kemampuan intelektual, bakat khusus, arah minat, cita-cita hidup dan kemampuan finansial.

2. Tidak dapat diabaikan pula harapan dari keluarga serta kewajiban keluarga.

Dipilihnya status sosial ekonomi orang tua ,didasarkan pada pertimbangan bahwa faktor dari luar individu yang dominan berpengaruh terhadap seorang anak adalah orang tua. Adanya perbedaan status sosial ekonomi orang tua diperkirakan akan menimbulkan perbedaan pula dalam pola kepribadian seorang anak, sehingga munculnya minat pada seorang anak dalam menentukan pendidikan lanjutannya akan dipengaruhi pula oleh keadaan sosial ekonomi orang tua.

(19)

B. Batasan Masalah

Dari masalah yang terdapat dalam latar belakang masalah diatas maka dapat diketahui banyak faktor yang mempengaruhi minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi maka peneliti membatasi pada status sosial ekonomi orang tua, prestasi belajar dan motivasi belajar siswa.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :

1. Apakah ada hubungan antara status sosial ekonomi orang tua dengan minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi ?

2. Apakah ada hubungan antara prestasi belajar dengan minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi ?

3. Apakah ada hubungan antara motivasi belajar dengan minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi ?

4. Apakah ada hubungan antara status sosial ekonomi orang tua, prestasi belajar dan motivasi belajar siswa terhadap minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi?

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah :

(20)

2. Untuk mengetahui hubungan antara prestasi belajar dengan minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

3. Untuk mengetahui hubungan antara motivasi belajar dengan minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

4. Untuk mengetahui hubungan antara status sosial ekonomi orang tua, prestasi belajar, dan motivasi belajar terhadap minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Siswa

Sebagai gambaran untuk menentukan sikap dan tindakan setelah lulus dari SMA.

2. Bagi SMA

Sebagai masukan dalam memberikan bimbingan dan penyuluhan yang berhubungan dengan studi lanjut siswa.

3. Bagi Peneliti

Memperoleh pengalaman serta dapat menerapkan teori yang didapat di bangku kuliah pada keadaan yang sebenarnya.

4. Bagi Universitas

(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

1. Minat Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi

a. Pengertian Minat

Minat merupakan faktor psikologis yang dapat menentukan suatu pilihan pada seseorang, selain itu minat merupakan salah satu faktor psikologis yang sangat penting untuk suatu kemajuan dan keberhasilan seseorang. Seseorang yang mengerjakan suatu pekerjaan dengan disertai minat sebelumnya, pada umumnya akan memperoleh hasil yang lebih baik dari pada mereka yang tidak berminat sebelumnya. Minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari campuran perasaan, harapan, pendirian, rasa takut dan kecenderungan – kecenderungan lain yang menggerakkan individu pada suatu pilihan tertentu (Andi Mappiare, 1982:62). Sedangkan menurut Witherington (diterjemahkan oleh M. Buchori, 1985:62) minat adalah :

“Kesadaran seseorang bahwa obyek, seseorang, suatu soal atau suatu situasi mengandung sangkut paut dengan dirinya. Dalam hal ini minat dipandang sebagai suatu sambutan yang sadar agar mempunyai arti bagi dirinya. Karena itu terlebih dahulu orang tersebut harus mempunyai pengetahuan atau informasi tentang obyek tersebut”.

(22)

ini muncul karena obyek tersebut sesuai dengan dirinya. Sedangkan menurut W.S. Winkel dikutip dan diterjemahkan oleh Sri Rumini (1983 : 30), mengemukakan bahwa “minat adalah kecenderungan yang agak menetap sehingga subyek merasa tertarik terhadap bidang atau hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dibidang itu. Dalam hal ini minat muncul karena ada rasa ketertarikan yang mendorong seseorang untuk berminat terhadap suatu obyek, sehingga dalam dirinya timbul keinginan untuk memiliki obyek tersebut.

Untuk dapat mengenal obyek minat diperlukan adanya informasi tentang obyek minat tersebut. Dengan adanya informasi, seseorang dapat mengenal dan memahami bahkan tertarik dan menyenangi informasi tersebut. Dengan kata lain, informasai dapat menimbulkan dan meningkatkan minat seseorang terhadap isi informasi tersebut. Makin banyak dan terincinya informasi terhadap obyek minat yang diterima seseorang, makin besar minat orang tersebut terhadap isi informasi yang diterimanya. Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa informasi terhadap perguruan tinggi dapat menimbulkan dan meningkatkan minat siswa tersebut, untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

b. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Minat

(23)

kemudian memperoleh perhatian dan berinteraksi dengan lingkungannya sehingga minat itu akan timbul dan berkembang.

Pendapat lain juga dikemukakan oleh Crow and Crow yang diterjemahkan oleh Rachman Abror (1984:159), yang mengemukakan bahwa faktor –faktor yang mempengaruhi dan mendasari timbulnya minat meliputi :

a. Minat dari dalam, yaitu yang berasal dari dalam diri individu yang mendorong pemusatan perhatian dan keterlibatan mental secara aktif.

b. Faktor motif sosial, yaitu merupakan faktor yang membangkitkan minat pada hal-hal tertentu yang ada hubungannya dengan pemenuhan kebutuhan sosial bagi dirinya, misalnya pendidikan yang lebih tinggi.

c. Faktor emosional, merupakan faktor perasaan yang erat kaitannya dengan minat seseorang terhadap suatu obyek. Aktivitas yang memberikan keberhasilan dan kesuksesan akan menimbulkan minatnya. Kegagalan seseorang dapat menurunkan minatnya pada bidang yang bersangkutan.

(24)

Siti Rahayu Haditono (1993 : 3) mengemukakan dua faktor yang mempengaruhi minat belajar peserta didik yaitu :

1) Faktor dari dalam yaitu sifat pembawaan

2) Faktor dari luar diantarnya adalah Keluarga, Sekolah dan Masyarakat atau Lingkungan.

Menurut Giatama (1990 : 6) minat dapat digolongkan menjadi dua:

1) Minat secara Intrinsik

Minat secara Intrinsik merupakan minat yang timbul dari dalam individu sendiri tanpa pengaruh dari luar. Minat intrinsik dapat timbul karena pengaruh sikap, persepsi, prestasi belajar, bakat, jenis kelamin, dan intelegensia.

2) Minat secara Ekstrinsik

Minat secara Ekstrinsik merupakan minat yang timbul akibat pengaruh dari luar individu. Minat secara ekstrinsik timbul antara lain karena latar belakang ekonomi, minat orang tua dan teman sebaya.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi minat belajar peserta didik meliputi :

a) Faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik

b) Faktor motif sosial yang berasal dari keluarga peserta didik c) Faktor motif dari sekolah

(25)

e) Faktor emosi

c. Minat Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi

Perguruan tinggi merupakan pendidikan lanjutan setelah menyelesaikan pendidikan di SMA. Minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi berarti merasa tertarik terhadap salah satu jenis perguruan tinggi disertai dengan usaha untuk mencapainya. Hal ini dikemukakan oleh Pasaribu (1983:75) yaitu “hasil pendidikan akan dapat berhasil apabila didasari minat, keinginan dari tujuan dalam mengikuti kegiatan belajar tersebut “. Usaha untuk melakukan kegiatan dipacu dengan adanya motivasi belajar sehingga mampu bersaing dengan siswa yang lain.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi adalah keinginan untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi setelah lulus SMA dan keinginan itu disertai dengan usaha yang keras untuk mencapainya dan juga disertai dengan tindakan yang nyata yaitu memacu motivasi belajar.

2. Status Sosial Ekonomi Orang Tua

(26)

dalam masyarakatnya yang meliputi unsur pendidikan, pekerjaan, jabatan, penghasilan, pemilikan barang berharga yang dimiliki oleh seseorang (Mayor Polak, 1946:367). Adanya perbedaan kedudukan ini menyebabkan sistem tingkatan sosial atau Sosial Stratification, yaitu perbedaan penduduk atau masyarakat kedalam kelas-kelas secara bertingkat.

Tiap-tiap orang akan mempunyai unsur yang terkandung dalam konsep status sosial ekonomi. Sejumlah unsur-unsur yang dimiliki baik secara kuantitas maupun kualitas akan menunjukkan tinggi rendahnya status sosial ekonomi yang dimilikinya. Adanya perbedaan status dalam masyarakat akan memberikan kesempatan atau fasilitas hidup yang berbeda bagi masyarakat, misalnya dalam memperoleh kesempatan dalam menjalani pendidikan, jenis pekerjaan dan pendapatan. Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam konsep status sosial ekonomi adalah sebagai berikut :

a. Tingkat Pendidikan Orang Tua

1) Pengertian Pendidikan

(27)

Untuk lebih muda menguatkan pendapat tersebut akan penulis ungkapkan beberapa pendapat tentang pendidikan. RBS. Fudyartanto (1977:23) mengatakan bahwa “Pendidikan merupakan proses membawa perubahan kelakuan manusia dalam pengetahuan, cara berfikir, kecakapan dan perasaan atau sikap mental.” Sedangkan Soerjono Soekanto (1984:21) mengatakan bahwa “Pendidikan memberikan suatu nilai tertentu bagi manusia, terutama membuka pikirannya serta menerima hal-hal yang baru dan juga bagaimana berfikir secara ilmiah.”

Pendidikan tidak hanya diperuntukkan bagi anak-anak saja, melainkan juga bagi kaum remaja dan orang-orang dewasa. Setiap orang dapat memperolehnya sebab pada hakekatnya pendidikan terutama adalah untuk menambah pengetahuan. Dengan demikian orang telah menerima pendidikan dalam bentuk apapun akan berkembang, baik pikiran, kemampuan, pengetahuan maupun kecakapannya sebagai manusia yang bertanggung jawab dan berguna bagi individu itu sendiri dalam kehidupan masyarakat. Pendidikan dapat diperoleh atau dilakukan baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah.

(28)

Orang tua adalah orang yang bertanggung jawab dalam suatu keluarga atau rumah tangga yang dalam kehidupan sehari-hari lazim disebut Bapak Ibu. Sedangkan tingkat pendidikan orang tua maksudnya tingkat pendidikan formal yang berhasil dicapai orang tua.

Adapun pengertian pendidikan formal yaitu pendidikan yang bentuknya telah berstruktur hirarkis, bertingkat-tingkat secara kronologis dalam pendidikan. Ia berbentuk Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah, Pendidikan Tinggi (Supeno, 1976 : 17).

Menurut Ekram Prawirosaputro (1990:12) berkaitan dengan jenjang atau tingkatan-tingkatan yang ada pada pendidikan formal maka sikap atau kepribadian yang terbentuk pada lulusan setiap jenjang pendidikan berbeda-beda pula , yaitu :

a) Lulusan SD, sifat dan kepribadian yang dimiliki adalah statis, monolitis dan cenderung dogmatis.

b) Lulusan SLTP, sifat dan kepribadian yang dimiliki adalah sedikit mempunyai inisiatif, kritis tetapi skeptis dan birokratis. c) Lulusan SMA, sifat dan kepribadian yang dimiliki adalah

rasional, memiliki inisiatif dan cenderung otonom.

(29)

Jadi yang dimaksud dengan tingkat pendidikan orang tua disini adalah tingkat pendidikan formal yang berhasil dicapai orang tua. Tingkat pendidikan yang dicapai akan membawa pengaruh yang luas pada kehidupan seseorang yaitu dalam hal-hal penguasaan pengetahuan, pekerjaan, kekayaan dan status sosial dalam masyarakat (Napitupulu, 1969 : 61).

Kemampuan orang tua menyelesaikan jenjang pendidikan yang tinggi akan menjadi pemicu semangat bagi anak untuk mencapai hal yang serupa. Orang tua yang berpendidikan tinggi relativ akan memiliki sikap positif terhadap dunia pendidikan, sehingga memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam menghadapi kesulitan belajar anak serta selalu menyadarkan anak untuk rajin belajar dan menanamkan pengertian bahwa belajar itu penting bagi si anak kelak.

b. Tingkat Pendapatan Orang Tua

1) Pengertian Pendapatan

(30)

melalui pekerjaan dari sektor informal. (Mulyanto S dan Hans Ever, 1982 : 92).

Penghasilan dalam jumlah yang besar akan memudahkan bagi mereka untuk memenuhi kebutuhan yang diinginkan, termasuk kebutuhan akan pendidikan. Sebaliknya penghasilan dalam jumlah kecil akan mengakibatkan keluarga dalam kekurangan, sehingga dapat dikatakan rendah status sosial ekonominya. Pemenuhan kebutuhan sering dirasa sukar dengan penghasilan yang kecil, padahal mereka dituntut untuk dapat selalu mempertahankan kehidupan keluarganya. Agar kebutuhan pokok hidup dapat terpenuhi seringkali harus mengorbankan kebutuhan lain yang sifatnya tidak mendesak.

Sedangkan pada saat ini pendapatan merupakan kebutuhan pokok dan penting untuk dipenuhi. Untuk itu semua orang tua bekerja keras untuk memperoleh pendapatan guna mencukupi macam-macam kebutuhan akan pendidikan.

Dengan demikian yang dimaksud dengan pendapatan orang tua adalah keseluruhan penerimaan orang tua dari pekerjaan pokok yang merupakan gaji pokok atau upah tetap yang diterima setiap bulan serta penerimaan dari pekerjaan tambahan atau sampingan serta penerimaan lain yang dinilai dengan uang.

(31)

Menurut Biro Pusat Statistik Pendapatan dapat dibedakan menjadi tiga bentuk : (Mulyanto S dan Hans Dieter Ever, 1982 :92) :

- Pendapatan berupa uang - Pendapatan berupa barang

- Lain – lain penerimaan uang dan barang

Pendapatan berupa uang adalah segala penghasilan berupa uang yang sifatnya reguler dan yang diterima biasanya sebagai balas jasa atau kontra prestasi. Sumber-sumber yang utama adalah gaji dan upah serta lain-lain balas jasa serupa dari majikan, pendapatan bersih dari usaha sendiri dan pekerjaan bebas, pendapatan dari penjualan barang, hasil investasi serta keuntungan sosial.

Pendapatan berupa barang adalah sebagai penghasilan yang sifatnya reguler dan bisa diterima dalam bentuk barang dan jasa. Barang-barang dan jasa yang diperoleh dinilai dengan harga pasar sekalipun tidak diimbangi atau disertai transaksi uang oleh yang menikmati barang dan jasa tersebut demikian pula penerimaan barang secara cuma-cuma, pemberian barang dan jasa dengan harga subsidi atau reduksi dari majikan merupakan pendapatan berupa barang.

(32)

atau redistribusi dan biasanya membawa perubahan dalam keuangan rumah tangga, misalnya penjualan barang-barang yang dipakai, pinjaman uang, hasil undian, warisan, penagihan piutang, kiriman uang.

c. Jenis Pekerjaan Orang Tua

Pekerjaan adalah aktivitas yang menjadi sebagian besar waktu seseorang untuk berlangsung terus menerus. Tentang jenis pekerjaan dapat digolongkan menjadi berbagai jenis antara lain : buruh, petani, pedagang, pegawai swasta, pegawai negeri, dan sebagainya (Spillane dan Tudiati, 1983 :105). Pekerjaan orang tua berarti aktivitas keseharian yang dilakukan orang yang bertanggung jawab dalam suatu keluarga, yang aktivitas tersebut menyita begitu banyak waktu.

Pekerjaan dibedakan menjadi beberapa jenis (Biro Pengembangan Sosial Budaya, hal :12).

1) Pekerjaan Pokok

(33)

1) Petani/Buruh

2) Pedagang/Wiraswasta 3) Pegawai Swasta 4) Pegawai Negeri 2) Pekerjaan Sampingan

Pekerjaan sampingan adalah pekerjaan yang dimiliki atau dilakukan oleh seseorang sebagai pekerjaan tambahan untuk memperoleh penghasilan tambahan guna memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Sifat pekerjaan sambilan ini adalah melengkapi pekerjaan pokok.

d. Fasilitas yang dimiliki Orang tua

Fasilitas yang dimiliki oleh orang tua disini adalah sarana atau kemudahan yang diberikan oleh orang tua dengan maksud ditentukan oleh ada tidaknya atau banyak sedikitnya fasilitas khusus benda dan barang berharga lainnya yang dimiliki oleh orangtua. Dengan adanya fasilitas yang memadai dapat digunakan sebagai sarana penunjang kelancaran studi anak.

3. Prestasi Belajar

a. Pengertian Belajar

(34)

Belajar dilakukan orang dimana saja dan kapan saja, sebab belajar berkaitan dengan upaya individu untuk mempertahankan dan mengembangkan hidupnya.

Definisi belajar menurut Withaker yang dikutip oleh Sumanto (1984:98) adalah suatu proses dimana tingkah laku ditimbulkan melalui latihan atau pengalaman. Gagne juga menyatakan bahwa belajar terjadi sebagai akibat interaksi belajar dengan lingkungannya dan belajar terjadi jika performance pelajaran telah berubah (Sumanto 1984 : 99). Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh W.S. Winkel, (1989:36) yang mengartikan “belajar terjadi sebagai suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai serta sikap” .

Dengan belajar, manusia melakukan perubahan perubahan kualitatif sehingga tingkah lakunya berkembang. Semua aktivitas dan prestasi hidup manusia tidak lain adalah hasil belajar. Seseorang dikatakan belajar jika telah terjadi perubahan. Menurut Sumadi Suryabrata bahwa (1987:5) “Seseorang telah belajar kalau padanya terjadi perubahan tertentu, perubahan dari hasil belajar diperoleh karena individu yang bersangkutan berubah” .

(35)

1) Belajar adalah aktivitas yang menghasilkan perubahan pada diri individu yang belajar (dalam arti behavioral changes), baik aktual maupun potensial.

2) Perubahan ini pada pokoknya adalah terdapat perubahan pada diri individu yang belaku pada waktu yang relativ lama.

3) Perubahan itu terjadi karena usaha b. Prestasi Belajar

Istilah prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie. Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti suatu hasil yang telah dicapai (Purwodarminto,W.JS, 1976 :768). Woodworth dan Marquis (1957:58) mendefinisikan prestasi sebagai berikut “Achievement is actual ability and can be measured directly by the use of test”. Prestasi adalah kecakapan nyata dan dapat diukur

secara langsung dengan menggunakan tes. Karena dapat diukur, maka bersifat sementara dan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang ada. Sedangkan W.S. Winkel (yang diterjemahkan oleh Sri Rimini) mengemukakan bahwa “Prestasi itu bukti usaha yang dapat diukur secara langsung dengan menggunakan tes”.

(36)

nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru” . Manfaat yang diambil dari tes akan dapat diketahui tentang kesulitan, kekurangan dan kelebihan subyek didik, mendapatkan umpan balik dari kegiatan belajar mengajar dan mengambil keputusan apakah subyek didik memenuhi kriteria atau belum.

Hasil dari evaluasi belajar yang berupa prestasi belajar siswa tersebut diwujudkan dalam bentuk nilai. Nilai yang diperoleh dari guru merupakan hasil pengeluaran atau output.

Berdasarkan berbagai batasan di atas, prestasi belajar dapat diartikan sebagai kecakapan nyata yang dapat diukur yang berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai interaksi aktif antara subyek belajar selama berlangsungnya proses belajar mengajar.

4. Motivasi Belajar

Motivasi dapat dikatakan timbul dari kata motif. Abdul Rahman Abror (1993 : 114) mengemukakan tentang motif. Motif (motive) berasal dari kata bahasa latin “movere” yang kemudian menjadi “motion” yang artinya gerak atau dorongan untuk bergerak. Jadi motif merupakan daya dorong,daya gerak,atau penyebab seseorang untuk melaksanakan kegiatan dengan tujuan tertentu.

(37)

tujuan”. Sedangkan W.S.Winkel (1987 :93) motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi menggapai tujuan tertentu. Motivasi belajar seorang siswa untuk mempelajari tentang sesuatu kegiatan mata pelajaran mempunyai fungsi terhadap belajar siswa itu sendiri. Ahmadi (1995 : 11) mengemukakan tentang fungsi motivasi belajar . Fungsi motivasi belajar adalah :

a. Memberi semangat dan mengefektifkan peserta didik pada tugas tertentu yang berhubungan dengan pencapaian tujuan belajar.

b. Membantu memenuhi kebutuhan akan hasil jangka pendek dan hasil jangka panjang.

Dalam melakukan kegiatan belajar setiap individu harus mempunyai motivasi seperti kutipan Nasution bahwa “motivation is an essential condition of learning”. (Nasution, 1995 : 76). Ahli lain

(38)

1) Menyediakan kondisi yang optimal bagi terjadinya belajar. 2) Menggiatkan semangat belajar siswa.

3) Menimbulkan atau menggugah minat siswa untuk mau belajar.

4) Memikat perhatian siswa pada kegiatan belajar.

5) Membantu siswa agar mampu dan mau menemukan serta memilih jalan atau tingkah laku sesuai untuk mendukung pencapaian tujuan belajar maupun tujuan hidupnya.

Dari pengertian–pengertian motivasi belajar tersebut dapat diambil kesimpulan tentang motivasi belajar. Motivasi belajar merupakan dorongan-dorongan yang timbul dari dalam individu secara psikis yang efektif dengan sengaja maupun tidak, yang timbul oleh keinginan-keinginan untuk mengetahui sesuatu dalam belajar. Dorongan tersebut untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan belajar untuk mencapai tujuan tertentu sehingga dapat menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan itu sendiri untuk mencapai tujuan.

B. Kerangka Teori

1. Hubungan antara Status Sosial Ekonomi Orang Tua dengan Minat

Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi

(39)

Baik status sosial ekonomi orang tua yang dilihat dari aspek tingkat pendapatan orang tua, jenis pekerjaan, maupun penghasilan yang diperoleh oleh orang tua mereka. Keadaan sosial ekonomi orang tua akan mempengaruhi minat siswa untuk melanjutkan sekolahnya. Hal ini akan tampak apabila siswa tamat dari SMA, mereka dihadapkan pada pilihan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. Namun mereka yang kurang mampu hanya menyekolahkan anaknya sampai SMA saja, adapula yang hanya sampai SMP saja kemudian segera mencari pekerjaan (Soejono Soekanto,190:63). Tingkat pendidikan yang dicapai orang tua akan mencerminkan cakrawala pengetahuan yang diperolehnya, yang pada gilirannya akan menentukan kemampuannya dalam mendidik anaknya. Dengan tingkat pendidikan yang tinggi juga akan berpengaruh terhadap jenis pekerjaan yang tinggi pula, sehingga dengan jenis pekerjaan yang tinggi maka penghasilan yang diperoleh juga tinggi. Hal ini juga akan memberikan pengaruh terhadap munculnya minat siswa untuk melanjutkan sekolah.

(40)

status sosial ekonomi orang tuanya rendah cenderung akan langsung bekerja setelah tamat dari sekolahnya.

2. Hubungan Antara Prestasi Belajar Siswa dengan Minat Melanjutkan

Studi ke Perguruan Tinggi

(41)

Hal ini mereka lakukan karena merasa mampu untuk belajar di perguruan tinggi.

3. Hubungan Antara Motivasi Belajar dengan Minat Melanjutkan Studi

ke Perguruan Tinggi

Motivasi dapat juga dikatakan sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang itu mau dan ingin melakukan sesuatu. Jadi motivasi itu dapat dirangsang oleh faktor-faktor dari luar tetapi motivasi itu tumbuh di dalam diri seseorang. Motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal pertumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar (Mc Donald dalam Sardiman, 1986 :75)

Dalam belajar seseorang sangat membutuhkan dorongan atau motivasi. Dorongan tersebut untuk melaksanakan kegiatan belajar untuk mencapai tujuan tertentu sehingga dapat menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan itu sendiri untuk mencapai tujuannya.

Dalam membahas masalah minat tidak lepas dari masalah motivasi, karena minat merupakan salah satu bentuk motivasi yang berasal dari dalam individu yang mendorong timbulnya berbagai aktivitas dalam pengajaran dan dalam memecahkan suatu masalah.

(42)

4. Hubungan Antara Status Sosial Ekonomi Orang Tua, Prestasi Belajar

dan Motivasi belajar Terhadap Minat Melanjutkan Studi ke

Perguruan Tinggi

Siswa dari latar belakang keluarga yang memiliki tingkat pendapatan tinggi akan cenderung memiliki prestasi yang tinggi pula. Hal ini karena didukung oleh motivasi, fasilitas, dan perhatian yang diberikan orang tuanya.

Bagi mereka yang berasal dari keluarga yang mampu ekonominya, akan lebih berprestasi bila dibandingkan dengan mereka yang berasal dari keluarga yang kurang mampu ekonominya. Hal ini dapat terjadi karena adanya perbedaan fasilitas yang dimiliki dan perbedaan keadaan ekonomi dari orang tuanya. Sehingga hal ini juga akan berpengaruh pada minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

Dari pemikiran di atas dapat diduga bahwa ada hubungan yang positif antara status sosial ekonomi orang tua, prestasi belajar dan motivasi belajar terhadap minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

C. Hipotesis

1. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara status sosial ekonomi orang tua dan minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

2. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara prestasi belajar dengan minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

(43)

4. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara status sosial ekonomi orang tua, presatasi belajar dan motivasi belajar terhadap siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

(44)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini jenis penelitian yang dilakukan meliputi sebagai berikut :

1. Deskriptif

Penelitian Deskriptif yaitu penelitian yang terbatas pada usaha mengungkapkan suatu masalah dan keadaan sebagaimana adanya, sehingga bersifat mengungkapkan fakta (APTIK, 1990 : 9).

2. Studi Kasus

Penelitian studi kasus yaitu penelitian yang dilakukan dengan terinci tentang seseorang atau suatu unit tertentu dalam kurun waktu tertentu. Atau dengan kata lain studi kasus adalah penelitian terhadap obyek tertentu, kemudian data yang diperoleh diolah dan dianalisis sehingga kesimpulan diambil dan hanya berlaku pada obyek yang diteliti.

3. Studi Ex Post Facto

(45)

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan di “SMA PANGUDI LUHUR, jalan Senopati No. 18 Yogyakarta”.

2. Waktu Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Mei 2006

C. Variabel Penelitian dan Pengukurannya

1. Variabel Penelitian a. Variabel Bebas :

1) Status Sosial Ekonomi Orang tua 2) Prestasi Belajar

3) Motivasi Belajar b. Variabel Terikat :

Minat Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi. 2. Pengukuran Variabel

a. Status Sosial Ekonomi Orang Tua

(46)

1) Tingkat Pendidikan Orang Tua

Tingkat Pendidikan Orang tua adalah tingkat pendidikan formal yang berhasil dicapai orang tua. Tingkat pendidikan dikelompokkan dan diberi skor sebagai berikut (Yuniarti, 2002:19):

Tingkat pendidikan

tertinggi Ayah atau Ibu

Skor

SD 1 SMP 2 SMA/sederajat 3

Diploma/Sarjana 4

2) Tingkat Pendapatan Orang Tua

a) Pendapatan Orang Tua adalah keseluruhan penerimaan orang tua dari pekerjaan pokok atau upah tetap yang diterima setiap bulan serta penerimaan dari pekerjaan tambahan atau sampingan serta penerimaan lain yang dinilai dengan uang. No. Tingkat pendapatan Skor

1 < Rp. 500.000,- 1

2 Rp.500.000 – Rp.999.999 2

3 Rp.1.000.000 – Rp.1.500.000 3

(47)

3) Jenis Pekerjaan Orang Tua

Jenis pekerjaan orang tua yaitu bidang pekerjaan pokok yang ditekuni orang tua setiap harinya. Jenis pekerjaan tersebut di kelompokkan dan diberi skor sebagai berikut :

No. Jenis Pekerjaan Skor

1 Petani//Buruh 1

2 Pedagang/Wiraswasta 2

3 Pegawai Swasta 3

4 Pegawai Negeri 4

4) Fasilitas yang dimiliki Orang tua

Fasilitas yang dimiliki oleh orang tua disini adalah sarana atau kemudahan yang diberikan oleh orang tua dengan maksud ditentukan oleh ada tidaknya atau banyak sedikitnya fasilitas khusus benda dan barang berharga lainnya yang dimiliki oleh orang tua. Misalnya kendaraan, rumah, listrik, alat komunikasi dan lain-lain.

b. Prestasi Belajar

(48)

c. Motivasi Belajar

Motivasi Belajar merupakan dorongan –dorongan yang timbul dari dalam individu secara psikis yang efektif dengan sengaja maupun tidak, yang timbul oleh keinginan-keinginan untuk mengetahui sesuatu dalam belajar.

d. Minat Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi

Kecenderungan yang mengarahkan siswa untuk melanjutkan ke perguruan tinggi sebagai kelanjutan pendidikan mereka setelah tamat SMA. Untuk mengukur minat melanjutkan ke perguruan tinggi cara yang digunakan penulis adalah kuisioner tipe pilihan dengan 4 alternatif jawaban. Adapun pedoman untuk memberikan skor pada alternatif jawaban adalah sebagai berikut:

1) Jawaban a diberi skor 1 2) Jawaban b diberi skor 2 3) Jawaban c diberi skor 3 4) Jawaban d diberi skor 4

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian

(49)

Sesuai dengan masalah yang akan diteliti maka populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas III Jurusan IPS SMA Pangudi Luhur Yogyakarta yang terdiri dari III IPS1, III IPS2, III IPS3 yang berjumlah 117 orang.

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti (Departemen P&K, 1985:4). Sampelnya adalah siswa-siswi kelas III Jurusan IPS SMA Pangudi Luhur Yogyakarta yaitu kelas III IPS1, III IPS2, dan III IPS3. Teknik pengambilan sampel adalah pengambilan sampel yang dilakukan dengan teknik proporsional sampling atau sampel sederhana dengan melakukan lotre atau undian terhadap semua populasi. Metode ini digunakan untuk memberikan hak yang sama untuk dipilih menjadi sampel. Sebagai pertimbangan Suharsimi Arikunto menyatakan sebagai berikut: Apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semuanya sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya bila subyeknya besar dapat diambil antara 10% - 15% atau 20% - 25% atau lebih, tergantung setidak-tidaknya dari:

a. Kemampuan peneliti dilihat dari segi waktu, tenaga dan biaya.

(50)

c. Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti. Untuk penelitian yang resikonya besar tentu saja jika sampelnya lebih besar, hasilnya akan lebih baik.

Dalam penelitian ini, besarnya sampel yang akan diambil siswa – siswi kelas III IPS SMA Pangudi Luhur Yogyakarta yang terdiri dari III IPS1, III IPS2, III IPS3 sebanyak 75 orang. Dengan perhitungan sebagai berikut :

Kelas III IPS1 = 38/117 x75 = 24,35 dibulatkan 24 Kelas III IPS2 = 39/117 x 75 = 25 25 Kelas III IPS3 = 40/117 x75 = 25,64 dibulatkan 26

75 orang

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Kuisioner

(51)

Tabel 1. Kisi-Kisi Kuesioner

Variabel Indikator No. Butir Positif

No Butir

Negatif Jumlah

Minat siswa melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi

Status Sosial ekonomi orang tua

Motivasi belajar siswa

Prestasi belajar siswa

a. Faktor yang berasal dalam diri peserta didik

b. Faktor motif sosial yang berasal dari keluarga peserta didik c. Faktor motif dari masyarakat d. Faktor emosi

e. Faktor motif dari sekolah

a. Tingkat pekerjaan orang tua b. Tingkat pendapatan orang tua c. Jenis pendidikan orang tua d. Fasilitas yang dimiliki orang

tua

a. Kemauan belajar b. Hasrat untuk berprestasi

c. Usaha untuk menghindari kegagalan

d. Hasrat untuk meningkatkan kualitas belajar

e. Hasrat untuk meningkatkan prestasi

a. Hasil prestasi yang diperoleh

(52)

2. Wawancara

Wawancara yaitu metode pengumpulan data yang berupa tanya jawab langsung dengan guru dan karyawan maupun siswa untuk memperoleh data sekunder.

3. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu pengumpulan data dengan menggunakan catatan atau dokumen yang telah ada di SMA Pangudi Luhur untuk memperoleh data prestasi belajar siswa kelas III dan data tentang keadaan sekolah, misalnya jumlah siswa, jumlah guru, jumlah karyawan dan fasilitas yang dimiliki sekolah.

F. Pengujian Instrumen Penelitian

Untuk mengetahui apakah setiap item dari kuisioner yang dibuat sudah sahih atau belum maka dilakukan uji statistik untuk mengukur kesahihan butir dan keandalan butir dengan menggunakan analisis validitas dan reliabilitas. 1 . Pengujian Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kesahihan atau kevaliditan suatu instrumen. Tingkat kesahihan suatu instrumen dapat diukur dengan menggunakan rumus korelasi product moment dari Pearson (Arikunto, 1996:138) sebagai berikut :

(53)

Keterangan : x = nilai jawaban masing-masing nomor dari responden y = total butir dari jawaban responden

Untuk mengetahui koefisien korelasi perlu diuji signifikansinya dengan membandingkan nilai koefisien korelasi pada taraf signifikan 5 % apabila rhit > rtab maka pengukuran tersebut valid karena menyatakan adanya korelasi antara kedua variabel dan jika rhit< rtab maka dinyatakan bahwa instrumen tersebut tidak valid.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas atau keandalan berhubungan erat dengan taraf kepercayaan. Suatu instrumen dikatakan andal atau mempunyai taraf kepercayaan tinggi jika dapat memberikan hasil yang tetap mantap serta stabil (Suharsimi Arikunto, 1998 : 81).

Untuk menghitung reliabilitas kuesioner dalam penelitian ini digunakan teknik koefisien reliabilitas alpha cronbach (Suharsimi Arikunto, 1998 : 193) dengan rumus sebagai berikut :

Rtt =

Keterangan : rtt = reliabilitas instrumen k = banyaknya butir pertanyaan

Σαb2 = jumlah varian soal

(54)

Setelah rtt diperoleh kemudian dikonsultasikan dengan t tabel pada taraf signifikansi 5 %. Instrumen dikatakan andal jika rtt lebih besar dari r tabel.

G. Teknik Analisis Data

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis korelasi sederhana. Agar kesimpulan yang ditarik tidak menyimpang dari yang diharapkan, maka terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan analisis yaitu uji normalitas dan uji linearitas sebagai persyaratan untuk dilakukan analisis data.

1.Uji Persyaratan Analisis

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Ababila data yang diperoleh berdistribusi normal maka analisis untuk menguji hipotesis dapat dilaksanakan. Uji normalitas menggunakan rumus kolmogorov - Smirnov.

D = maksimum | Fo(x)- Sn(X) | Keterangan :

D = Deviasi maksimum

Fo =Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan

(55)

b. Uji Linearitas

Uji Linearitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel bebas yang dijadikan predictor memenuhi asumsi linearitas atau tidak dengan variabel terikatnya. Untuk menghitung linearitas dilakukan dengan menggunakan rumus F tuna cocok sebagai berikut (Sudjana, 1989 :327)

F = 2

Untuk distribusi F yang digunakan diambil dk pembilang = (k-2) dan dk penyebut = (n-k). Kriteria pengujian linearitas yaitu jika Fhitung lebih kecil dari pada Ftabel pada taraf signifikan 5 %, maka hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat bersifat linear. Tetapi jika nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel pada taraf signifikansi 5 % maka hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat bersifat tidak linear.

2. Pengujian Hipotesis Penelitian

(56)

Untuk menguji hipotesis pertama, kedua dan ketiga digunakan analisis koefisien korelasi product moment dari Pearson (Sutrisno Hadi, 2001: 294) sebagai berikut:

rx1y =

Keterangan : rx1y = koefisien korelasi antara x1 dan y x1 = status sosial ekonomi orang tua y = minat melanjutkan ke perguruan tinggi

Dari hasil perhitungan di atas dapat diambil kesimpulan bila: r = 0, berarti tidak ada korelasi atau korelasinya sangat lemah r = +1, atau mendekati satu, maka korelasi antara dua variabel searah r = -1, atau mendekati -1, maka korelasi antara dua variabel

berlawanan arah.

Untuk mengetahui tinggi rendahnya hubungan antara X dan Y digunakan kriteria sebagai berikut:

(57)

Sedangkan untuk menguji signifikansi dari koefisien korelasi rxy digunakan t-test dengan tingkat signifikansi 5 %. Harga t-test dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

t = 2

Ho diterima bila thitung < ttabel Ha diterma bila thitung > ttabel

b. Teknik analisis korelasi ganda

Sedangkan untuk menguji hipotesis keempat yaitu hubungan antara status sosial ekonomi orang tua, prestasi belajar dan motivasi belajar dengan minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi, digunakan rumus korelasi ganda (Suharsimi Arikunto, 1998 : 486).

Ry(12) =

Ry(1,2) = koefisien antara variabel x1, x2 dan Y a1 = koefisien prediktor x1

a2 = koefisien prediktor x2

Σx1Y = korelasi antara x1 dengan Y

Σx2Y = korelasi antara x2 dengan Y

(58)

untuk menguji signifikansi antara variabel bebas secara bersama-sama dengan variabel terikat adalah :

F =

(

)

(

)

1 /

1

/

2 2

− − −R n k

k R

Keterangan :

F = F (statistik)

n = banyaknya responden

R = koefisien determinan korelasi ganda k = banyaknya variabel bebas

harga Fhitung yang diperoleh dikonsultasikan dengan Ftabel db (derajat kebebasan) : {k : (n-k-1)} pada taraf signifikansi 5 %.

(59)

BAB IV

HASIL TEMUAN LAPANGAN

A. Sejarah Singkat SMA Pangudi Luhur

1. Sejarah Sekolah

Pada mulanya SMA Pangudi Luhur, dikenal dengan nama Sekolah Guru Agama Katolik (SGAK), yang didirikan pada bulan April 1942. Sekolah tersebut pada awalnya dikelola oleh Pater-Pater Yesuit dan pada tanggal 1 Agustus 1952 diserahkan kepada Bruder-Bruder FIC (Fractum Immaculatum Conceptionis), yang pusatnya di Jl. Dr. Sutomo 4 Semarang. Proses belajar mengajar awal mulanya di gedung yang kini digunakan SD Pangudi Luhur demi pertumbuhan dan perkembangan ketiga-tiganya baik SD, SMP, maupun SGAK/SMA Pangudi Luhur secara keseluruhan. Sedangkan SLTP/SMP-nya menempati gedung dan tempat baru di Jl. Timoho, Baciro Yogyakarta.

Secara kronologis perubahan-perubahan yang terjadi sebagai berikut :

Tahun 1942 : Sekolah berdiri, nama SGAK (putra) dikelola Pater-Pater Yesuit.

(60)

Tahun 1983 : Menempati gedung di Jl.P.Senopati 18 sampai saat ini. Tahun 1987 : SPG memperoleh status DISAMAKAN.

Tahun 1989 : SPG beralih fungsi menjadi SMA Pangudi Luhur.

Tahun 1992 : SMA Pangudi Luhur St.Yusuf memperoleh status DISAMAKAN dengan SK No.476/C/Kep/1991 (Akreditasi 1).

Tahun 1997 : Secara resmi nama SMA menjadi SMU Pangudi Luhur. Tahun 1999 : SMU Pangudi Luhur St.Yusuf memperoleh status

DISAMAKAN dengan SK No.237/C/07/Kep/MN/1999 (Akreditasi 1).

2. Pejabat Struktur Organisasi Sekolah SMU Pangudi Luhur.

Kepala Sekolah

Drs. Br.Herman Yoseph,FIC

Wakil Kepala Sekolah urusan Kesiswaan H.Y.Unggul P.S.Pd

Wakil Kepala Sekolah urusan Kurikulum A. Mujiyono, S.Pd

Wakil Kepala Sekolah urusan Sarana Prasarana Drs. Y.Agus Joko P

Wakil Kepala Sekolah urusan Hubungan Masyarakat Dra. Th.Ridha Purwanti

Koordinator BP/BK Drs. C. Peniyati Pembinaan OSIS

Drs. F.X. Sudarno Ign. Rudi Hartono, S.Pd Penanggung Jawab Perpustakaan

(61)

Koordinator Tata Usaha A.M. Sri Hartuti 3. Kepala Sekolah

Kepala Sekolah yang pernah mengelola sekolah ini adalah sebagai berikut Tahun 1949-1952 : Pater H. Loeff, SY (Pendiri)

Tahun 1952-1957 : Br. Joachim, FIC Tahun 1957-1970 : Br. Rodulfus, FIC

Tahun 1971-1977 : Br. Yustinus Sukirno,FIC

Tahun 1078-1984 : Drs. Bonifasius Sudiyo Dijosusanto Tahun 1984-1985 : Aloysius Djatmiko,BA

Tahun 1985-1987 : Br. Drs. Albertus Maria Sutarno,FIC Tahun 1987-1989 : Br. Drs. Yohanes Budi Suyanto,FIC Tahun 1989-1992 : Br. Alfonsus Marsuki,FIC

Tahun 1992-1995 : Br.Drs. Stephanus Parno,FIC Tahun 1995-1999 : Drs. H.R. Sumarsono

Tahun 1999-2003 : Drs. Sumarinta Stanislaus Tahun 2003-sekarang : Drs. Br. Herman Yoseph,FIC 4. Wewenang dan Tugas

a) Kepala Sekolah

(62)

1) Mengatur Proses Belajar Mengajar

a. Program tahunan, semesteran, berdasarkan kalender pendidikan b. Jadwal pelajaran pertahunan, persemesteran, termasuk

penetapan jenis mata pelajaran/bidang pengembangan/bidang studi/bidang pengajaran/ketrampilan dan pembagian tugas guru.

c. Program satuan pelajaran (teori dan praktek) menurut alokasi waktu yang telah ditentukan berdasarkan kalender pendidikan. d. Pelaksanaan ulangan/test/hasil evaluasi belajar untuk kenaikan

kelas dan EBTA

e. Penyusunan kelompok murid/siswa berdasarkan norma penjurusan

f. Penyusunan norma penilaian g. Penetapan kenaikan kelas

2) Laporan Kemajuan Hasil Belajar Murid/Siswa

3) Penetapan dalam Peningkatan Proses Belajar Mengajar a. Mengatur administrasi kantor

(63)

b) Wakil Kepala Sekolah urusan Kesiswaan

Wakil Kepala Sekolah urusan Kesiswaan mempunyai tugas membantu Kepala Sekolah dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

1. Urusan Penerimaan Siswa Baru (PSB) 2. Urusan Kegiatan Ekstra Kurikuler 3. Urusan Pembinaan OSIS

4. Urusan Tata Tertib Siswa

5. Mengelola pelaksanaan upacara bendera dan upacara hari-hari besar

6. Membina dan melaksanakan koordinasi keamanan, kebersihan, keindahan, kekeluargaan dan kerindangan

7. Mengadakan pemilihan siswa untuk mewakili sekolah dalam kegiatan diluar sekolah

8. Melaksanakan pemilihan calon siswa teladan dan calon siswa penerima bea siswa

9. Urusan Usaha Kesehatan Sekolah

10.Menyusun Laporan pelaksanaan kegiatan kesiswaan secara berkala c) Wakil Kepala Sekolah urusan Kurikulum

Wakil Kepala Sekolah urusan Kurikulum mempunyai tugas membantu kepala sekolah dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

(64)

a. Membuat/menyusun format kerja : Formulir, blangko, dsb yang diperlukan untuk proses belajar mengajar.

b. Melaksanakan koordinasi dan memantau kelengkapan mengajar dari para pamong.

c. Mengusahakan agar proses belajar mengajar tiap hari berjalan lancar.

3) Mengatur pembagian tugas guru 4) Menyusun jadwal pelajaran

5) Mengatur pelaksanaan kenaikan kelas

6) Mengkoordinasikan pengumpulan nilai untuk dituangkan pada rapor dan STTB

d) Wakil Kepala Sekolah urusan Sarana dan Prasarana

Wakil Kepala Sekolah urusan Sarana dan Prasarana mempunyai tugas membantu kepala sekolah dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut: 1) Urusan Inventarisasi Sarana dan Prasarana

a. Menyusun inventarisasi semua fasilitas yang dimiliki sekolah.

b. Menginventarisasi barang-barang yang rusak untuk dilaporkan penghapusannya.

(65)

2) Urusan Pendayagunaan Sarana dan Prasarana

a. Merencanakan dan mendayagunakan semua fasilitas yang ada secara maksimal.

b. Merencanakan dan melaksanakan perbaikan fasilitas agar dapat didayagunakan secara maksimal.

3) Urusan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana

a. Mengatur/merapikan, merawat semua fasilitas agar rapi, bersih dan siap pakai.

b. Mengkoordinasikan wali kelas untuk merawat, merapikan dan menjaga fasilitas siswa.

c. Mengkoordinasikan para karyawan untuk merawat, merapikan, menjaga kebersihan fasilitas sekolah.

4) Urusan Perpustakaan

a. Mengkoordinasikan semua petugas perpustakaan b. Mengadakan inventarisasi terhadap perangkat yang ada c. Mengatur semua perangkat yang ada

d. Melaporkan semua sarana dan prasarana yang hilang/rusak e. Merencanakan pengadaan buku yang dibutuhkan

f. Melayani peminjaman

g. Menentukan syarat peminjaman dan pengembalian

h. Mengatur buku-buku yang tidak terpakai/penghapusan buku i. Bertanggung jawab terhadap kegiatan kepustakaan

(66)

k. Bertanggung jawab terhadap keutuhan buku yang ada l. Melakukan kegiatan yang relevan dengan bidangnya

5) Urusan Laboratorium Komputer dan Mengetik, Laboratorium Bahasa, Fisika, Kimia,Biologi

a. Mengadakan inventarisasi terhadap semua alat yang ada b. Mengatur semua perangkat yang ada

c. Melaporkan semua sarana yang hilang/rusak

d. Mengadakan kegiatan seperti pemeliharaan, pengamanan, penghapusan serta menjaga kebersihan ruangan.

e. Melakukan kegiatan yang sesuai dengan bidangnya. e) Wakil Kepala Sekolah urusan Hubungan Masyarakat

Wakil Kepala Sekolah urusan Hubungan Masyarakat mempunyai tugas membantu kepala sekolah dalam kegiatan-kegiatan :

1) Mengatur dan menyelenggarakan hubungan sekolah dengan masyarakat,orangtua/wali siswa.

2) Urusan guru piket

a. Menyusun jadwal piket guru

b. Mengkoordinasikan guru piket untuk selalu mengisi buku piket.

3) Membina hubungan antar sekolah dengan POMG

Membina pengembangan hubungan antara sekolah dengan lembaga pemerintah, dunia usaha dan lembaga sosial lainnya.

(67)

a. Memberi pengarahan kepada para siswa untuk melaksanakan kegiatan sosial pada hari besar nasional dan hari besar agama. b. Mengkoordinasi pengumpulan dan penyerahan dana sosial

kepada yang berhak menerima.

5) Menyusun laporan pelaksanaan hubungan masyarakat secara berkala.

f) Guru

Guru bertanggung jawab kepada kepala sekolah dan mempunyai tugas melaksanakan proses belajar mengajar secara efektif dan efisien. Tugas dan tanggung jawab guru :

1. Membuat program pengajaran (rencana kegiatan belajar mengajar caturwulan/tahunan)

2. Membuat satuan pelajaran

3. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar 4. Melaksanakan kegiatan penilaian

5. Mengisi daftar nilai siswa

6. Melaksanakan analisa hasil belajar siswa

7. Menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan 8. Melaksanakan kegiatan membimbing siswa dalam proses belajar

mengajar

9. Membuka alat pelajaran/alat peraga 10.Menciptakan karya seni

(68)

12.Melaksanakan tugas tertentu di sekolah

13.Mengadakan pengembangan setiap bidang studi yang menjadi tanggung jawabnya

14.Membuat lembar kerja siswa

B. Visi dan Misi SMA Pangudi Luhur Yogyakarta

1. Visi SMA Pangudi Luhur

SMA Pangudi Luhur merupakan tempat mewujudkan komunitas iman dengan cara menempatkan Yesus Kristus Sang Guru Sejati sebagai pusat hidup dalam upaya membangun persaudaraan sejati serta menanggung karya bersama dalam upaya pendampingan kaum muda menuju pribadi dewasa, beriman, berpengalaman, terampil, bermartabat, berbudi pekerti luhur dan terbuka menghadapi tantangan zaman.

2. Misi SMA Pangudi Luhur

(69)

C. Guru dan Karyawan SMA Pangudi Luhur Yogyakarta

1. SMA Pangudi Luhur memiliki jumlah guru sebanyak 29 orang yang terdiri dari 21 orang guru dari yayasan, 1 orang guru dari DPK, 2 orang guru dalam masa orientasi dan 5 orang guru honorer.

2. Karyawan SMA Pangudi Luhur Yogyakarta sebanyak 9 orang, terdiri dari 2 orang karyawan Tata Usaha, 2 orang karyawan perpustakaan, 3 orang pembantu pelaksana, 1 orang Laboran dan 1 orang Satpam.

D. Siswa- Siswi

SMA Pangudi Luhur memiliki 15 ruang kelas dengan 5 ruang kelas untuk kelas I, 5 ruang kelas untuk kelas II, dan 2 ruang kelas untuk kelas III IPA, dan 3 ruang kelas untuk kelas III IPS, sedangkan jumlah siswa pada tahun ajaran 2005/2006 sebanyak 575 siswa yang terdiri dari.

1. Kelas I : 197 siswa

Kelas X.1 sebanyak 40 siswa, 24 putra dan 16 putri Kelas X.2 sebanyak 39 siswa, 24 putra dan 15 putri Kelas X.3 sebanyak 40 siswa, 25 putra dan 15 putri Kelas X.4 sebanyak 38 siswa, 24 putra dan 14 putri Kelas X.5 sebanyak 40 siswa, 26 putra dan 14 putri 2. Kelas II : 194 siswa

(70)

Kelas XI. IS.2 sebanyak 39 siswa, 24 putra dan 15 putri Kelas XI. IS.3 sebanyak 40 siswa, 27 putra dan 13 putri 3. Kelas III : 184 siswa

Kelas III. IPA 1 sebanyak 38 siswa, 26 putra dan 12 putri Kelas III IPA 2 sebanyak 35 siswa, 24 putra dan 11 putri Kelas III IPS 1 sebanyak 36 siswa, 22 putra dan 14 putri Kelas III IPS 2 sebanyak 38 siswa, 25 putra dan 13 putri Kelas III IPS 3 sebanyak 37 siswa, 22 putra dan 15 putri

E. Struktur Organisasi SMA Pangudi Luhur Yogyakarta

Struktur organisasi sekolah sangatlah penting artinya bagi pelaksanaan proses kegiatan belajar mengajar, sebab hal ini berhubungan dengan masalah tata kerja personal dari suatu sekolah. Oleh karena itu, struktur organisasi di Sekolah Menengah Atas (SMA) merupakan satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan menengah dengan mengutamakan perluasan pengetahuan serta peningkatan keterampilan siswa untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

(71)

Gambar I. Bagan Struktur Organisasi SMA Pangudi Luhur

F. Fasilitas Sekolah

Adapun fasilitas yang mendukung program pendidikan dan latihan di SMA Pangudi Luhur ini adalah sebagai berikut :

(72)

Ruang Komputer 1 buah

Ruang Lab.Bahasa 1 buah

Ruang OSIS 1 buah

Koperasi 1 buah

Ruang Kelas 15 buah

Ruang Bimbingan dan Konseling 1 buah

Ruang Guru 1 buah

Ruang Lab IPA 1 buah

WC dan kamar mandi guru 3 buah

WC siswa Putra 3 buah

WC dan kamar mandi Putri 6 buah Ruang ganti pakaian putrid 1 buah Ruang gamelan/kulintang 1 buah Aula, ruang serba guna 1 buah Gudang Olahraga 1 buah Ruang baca/perpustakaan 1 buah Tempat sepeda/Parkir 2 buah

Warung/Kantin 3 buah

Ruang Stensil 1 buah

Dapur 1 buah

(73)
(74)

BAB V

ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini disajikan analisis data yang meliputi pengujian kuesioner (validitas dan reliabilitas), pengujian normalitas, pengujian linearitas dan pengujian hipotesis. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan komputer program SPSS (Statistical Package for Sosial Science).

A. Deskripsi Data

1. Variabel Status Sosial Ekonomi Orang Tua (X1)

Untuk mengetahui tinggi rendahnya status sosial ekonomi orang tua maka tabel distribusi frekuensi berdasarkan penilaian acuan patokan (PAP) tipe II ditentukan sebagai berikut :

Tabel 2. Penilaian Status Sosial Ekonomi Orang Tua

Perhitungan Skor Frekuensi Frekuensi

Relatif

Interpretasi

penilaian

1). 20 + 81% (80 – 20) = 68,6 69 – 80 3 4% Sangat Tinggi Dibulatkan menjadi 69

2). 20 + 66% (80 – 20) = 59,6 60 – 68 24 32% Tinggi Dibulatkan menjadi 60

3). 20 + 56% (80 – 20) = 53,6 54 – 59 16 21,33% Cukup Dibulatkan menjadi 54

4). 20 + 46% (80 – 20) = 47,6 48 – 53 20 26,66% Rendah Dibulatkan mejadi 48

Dibawah ...48 < 48 12 16% Sangat Rendah

(75)

Dari hasil analisis perhitungan yang diperoleh bahwa rata – rata (mean) variabel status sosial ekonomi orang tua siswa sebesar 56,8. Berdasarkan kategori penilaian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa status sosial ekonomi orang tua siswa kelas III SMA Pangudi Luhur yaitu III IPS 1, III IPS 2, III IPS 3 termasuk dalam kategori sangat tinggi. 2. Variabel Prestasi Belajar (X2)

Berdasarkan data induk variabel prestasi belajar ( lih. Lamp 2), diketahui skor tertinggi = 8,0 dan skor terendah = 6,00. Dengan Mean = 6,85 Median = 6,36 Modus = 6,44 dan Standar Deviasi = 0,47.

Interpretasi penilaian siswa terhadap variabel prestasi belajar diketahui dari tabel Penilaian Acuan Patokan II (Ign. Masidjo, 1995 : 157) sebagai berikut:

Tabel 3. Interpretasi Penilaian Variabel Prestasi Belajar (X2) Skor - skor Frekuensi Interpretasi Penilaian 8,10 – 10,00 1 Sangat tinggi

6,60 – 8,09 51 Tinggi

5,60 – 6,59 23 Sedang

4,60 – 5,59 - Rendah

0 - 4,59 - Sangat rendah

Berdasarkan kategori penilaian di atas maka rata-rata (mean) data prestasi belajar sebesar 6,85 dapat disimpulkan bahwa kecenderungan untuk variabel prestasi belajar siswa-siswi SMA Pangudi Luhur termasuk kategori tinggi.

3. Variabel Motivasi belajar (X3)

(76)

67,84 Modus= 67 dan Standar deviasinya = 10,14. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 2.

Untuk mengetahui penilaian siswa terhadap variabel motivasi belajar digunakan Acuan Patokan II sebagai berikut:

Tabel 4. Penilaian Motivasi Belajar

Perhitungan Skor-skor Frekuensi Kategori Penilaian 19 + 81% (95 – 19) 80 – 91 10 Sangat tinggi

19 + 66% (95 – 19) 69 – 79 25 Tinggi 19 + 56% (95 – 19) 61 – 68 19 Sedang 19 + 46% (95 – 19) 54 – 60 11 Rendah 19 + 45% (95 – 19) < 53 10 Sangat rendah

Berdasarkan kategori penilaian diatas maka rata-rata (mean) data motivasi belajar sebesar 67,97 dapat disimpulkan bahwa kecenderungan untuk variabel motivasi belajar siswa-siswi SMA Pangudi Luhur termasuk dalam kategori tinggi.

4. Variabel Minat Siswa ( Y )

Dari data yang diperoleh dalam penelitian minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi, skor tertinggi = 59 dan skor terendah = 24 dengan Mean= 45,23 Median= 47,87 Modus= 41,45 dan Standar deviasinya = 7,17. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 2.

Untuk mengetahui kategori penilaian minat siswa digunakan Penilaian Acuan Patokan II sebagai berikut :

(77)

15 + 66% (60 – 15) 44 – 50 34 Tinggi 15 + 56% (60 – 15) 40 – 43 10 Sedang

15 + 46% (60 – 15) 36 – 39 10 Rendah

15 + 45% (60 – 15) < 35 7 Sangat rendah

Berdasarkan kategori penilaian diatas maka rata-rata (mean) minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi sebesar 45,23 dapat disimpulkan bahwa kecenderungan untuk variabel minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi termasuk dalam kategori tinggi.

B. Pengujian Persyaratan Analisis

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Kolmogorov-Smirnov, dengan bantuan komputer SPSS (lih.lamp V). Rangkuman dari

uji normalitas dapat dilihat sebagai berikut : Tabel 6

Hasil Pengujian Normalitas

No. Variabel Probabilitas Taraf signifikansi Kesimpulan 1 Status sosial ekonomi orang tua (X1) 0,484 0,05 Normal 2 Prestasi belajar (X2) 0,60 0,05 Normal 3 Motivasi belajar (X3) 0,924 0,05 Normal

(78)

Hasil pengujian Kolmogorov-Smirnov untuk variabel prestasi belajar (X2) diperoleh hasil 1,323 dengan probabilitas (P) 0,60. Karena nilai probabilitas hitung = 0,60 > 0,05 berarti distribusi data variabel prestasi belajar (X2) normal.

Hasil pengujian Kolmogorov-Smirnov untuk variabel motivasi belajar (X3) diperoleh hasil 0,549 dengan probabilitas (P) 0,924. Karena nilai probabilitas hitung = 0,924 > 0,05 berarti distribusi data variabel motivasi belajar (X3) normal.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data tentang variabel status sosial ekonomi orang tua, prestasi belajar, dan motivasi belajar pada studi kasus siswa siswi kelas III SMA Pangudi Luhur Yogyakarta berdistribusi normal.

2. Uji Linearitas

Setelah dilakukan uji asumsi normalitas maka dilanjutkan dengan uji linearitas untuk mengetahui apakah ada hubungan linear atau tidak antara variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat. Hubungan ini per variabel yaitu variabel status sosial ekonomi orang tua terhadap minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi, variabel prestasi belajar siswa terhadap minat melanjutkan studi ke perguruan tinggi, dan variabel motivasi siswa terhadap minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

Gambar

Tabel  1        Kisi-kisi Kuesioner………………………………………. 36
Tabel 1. Kisi-Kisi Kuesioner
tabel.
Gambar I. Bagan Struktur Organisasi SMA Pangudi Luhur
+7

Referensi

Dokumen terkait

Jika tingkat bunga yang disyaratkan lebih rendah daripada tingkat kupon (lihat contoh 2), harga obligasi akan lebih tinggi dari nilai parnya, atau obligasi dijual dengan

Jika agama bekerja di mana kelas subordinat berada pada posisi keduanya yakni sebagai subjek dan objek dalam sebuah masyarakat tertentu menghasilkan (mampu berkomunikasi dan

[r]

PENGARUH ALAT PERMAINAN EDUKATIF LOGICO TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN LOGIKA MATEMATIKA.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB

Hasil observasi yang telah dilakukan tim pengabdi mendapatkan keterangan bahwa meskipun kedua UKM telah menggunakan beberapa peralatan produksi namun peralatan yang mereka

Dengan demikian skala adalah perbandingan antara jarak pada peta (gambar ) dengan jarak yang sebenarnya.. Foto dan

Dokumen ini merupakan hasil dari penelitian pada komunitas Magis Indonesia.. yang dilakukan kurang lebih

Efektivitas model CIRC dan Group to Group Exchange Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Pada Siswa Kelas IV SD.. Program Studi S1 Pendidikan Guru