USIA 3-4 TAHUN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun Oleh:
Nama : Detalia Filida Zebua NIM : 059114054
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
”APA YANG KITA MAU DAN
INGINKAN PASTI AKAN KITA
DAPATKAN KALAU KITA
BENAR-BENAR TAHU APA YANG KITA MAU
v
KARYA INI AKU PERSEMBAHKAN
UNTUK KEDUA ORANG TUA
YANG SANGAT AKU CINTAI
vii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengetahuan ibu tentang perkembangan anak usia 3-4 tahun dengan menggunakan satu skala yaitu skala pengetahuan ibu tentang perkembangan anak usia 3-4 tahun yang terdiri dari 36 item. Pengujian validitas dilakukan denganprofessional judgement dan uji reliabilitasnya dengan Alpha Cronbach. Skala tersebut memiliki koefisien reliabilitas sebesar 0,940. Subjek penelitian ini adalah 60 orang ibu yang memiliki anak usia 3-4 tahun. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu memiliki pengetahuan tentang perkembangan anak usia 3-4 tahun dengan kategori baik, yaitu sebesar 73,3%. Berdasarkan perbandinganmeanempirik dan teoritik didapatkan bahwa para ibu memiliki pengetahuan tentang perkembangan anak usia 3-4 tahun yang baik dalam setiap aspek perkembangan anak. Akan tetapi, berdasarkan perbandingan
mean empirik pada tiap aspek perkembangan anak usia 3-4 tahun dari yang terbaik adalah aspek fisik, emosional, sosial, dan yang terendah adalah aspek kognitif.
viii
CHILD GROWTH AGE 3 TO 4 YEARS
Detalia Filida Zebua
ABSTRACT
This research focused on mother knowledge about child growth age 3 to 4 years. Which use one scale it was consist of 36 items. Validity test applied professional judgment and reliability test applied Alpha Cronbach. That reliability coefficient scale was 0,940. The research object were 60 mothers who had child age 3 to 4 years. The research method used quantitative description. The result showed that mother knowledge about child growth age 3 to 4 years with good category was 73%. Based on the empiric and teoritic mean, it was found that mothers have good knowledge about child growth age 3-4 years in every aspect of their development. However, based on the empiric mean comparison in every aspect about child growth age 3-4 years, it was found that the highest result was gotten from physical, emotional, social aspect, and the lowest result was cognitive aspect.
x
Tiada kata yang dapat menggambarkan betapa ku bersyukur kepada Bapa
di surga atas segala penyertaan dan perlindungan-Nya dalam kehidupanku,
terutama pada saat mengerjakan skripsi ini. Rasa syukur selalu kuselipkan dalam
setiap doa yang terucap. Disela-sela rasa lelah dan hampir putus asa, Engkau
selalu ada disisiku memberi semangat dan kesegaran baru. Skripsi ini dapat
kuselesaikan karena kuasa dan kasih-Mu yang begitu nyata dalam hidupku, Bapa.
Terima kasih karena Engkau baik, dan selalu baik.
Skripsi ini dapat diselesaikan tentunya atas dukungan dan bantuan dari
berbagai pihak, oleh karena itu ijinkan penulis menyampaikan rasa terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Dr. Christina Siwi Handayani, selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Ibu ML. Anantasari, S. Psi., M. Si, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang
telah memberi pengarahan dengan sangat sabar; Terima kasih banyak karena
telah membuat impian saya menjadi nyata.
3. Dra. L. Pratidarmanastiti, MS. dan Dr. T. Priyo Widiyanto, M. Si., selaku
Dosen Penguji Skripsi.
4. Romo Priyono Marwan, selaku Dosen Pembimbing Akademik yang turut
xi diberikan.
6. Karyawan sekretariat Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma; Mba
Nanik, Mas Gandhung, Pak Gik, Mas Doni, dan Mas Muji, terima kasih atas
pelayanannya.
7. Kedua orangtuaku, Drs. Manahati Zebua, M. Kes., MM. dan Sri Lumintu
Ningsih yang selalu memberi dukungan kepadaku. Aku sangat bangga
menjadi anak kalian dan aku sangat mencintai kalian.
8. Keluarga besarku: Mba Yeti, Mas Andi, Naura, mas Dedy, Mba Yuli, Felice,
Mba utie, mas Abie, Ayu. Aku sangat mencintai kalian.
9. Kekasihku Ardi Widya Putra, Chacicuayi2 Mot2.
10. Gina Margaretha Manik, sahabat terbaikku.
11. Karyawan Mailin Salon: Mba Ani, Mba Atik, Mba Uras, Mba Ema, dan Mba
Mari.
12. Semua pihak yang tanpa sengaja belum disebutkan di sini; terima kasih
xii
Halaman
HALAMAN JUDUL ...………...…………... i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING …...….……... ii
HALAMAN PENGESAHAN ...………..……… iii
HALAMAN MOTTO ...………..………. iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ...……….…….………. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA …...……….……..………..…. vi
ABSTRAK ...……….. vii
ABSTRACT …...………....…………...………....…… viii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH …...…. ix
KATA PENGANTAR ...………..……..…………..….... x
DAFTAR ISI …...………...……….……….….. xii
DAFTAR TABEL …...………...……….…... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 6
xiii
1. Pengertian Pengetahuan ... 8
2. Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan ... 10
B. Perkembangan Anak Usia 3-4 Tahun ... 12
1. Pengertian Perkembangan Anak Usia 3-4 Tahun ... 12
2. Karakteristik Perkembangan Anak Usia 3-4 Tahun ... 13
C. Pengetahuan Perkembangan Anak Usia 3-4 Tahun ... 16
D. Pertanyaan Penelitian ... 20
BAB III METODE PENELITIAN ... 21
A. Jenis Penelitian ... 21
B. Identifikasi Variabel Penelitian ... 21
C. Definisi Operasional ... 21
D. Subjek Penelitian ... 22
E. Metode dan Alat Pengumpulan Data ... 22
F. Instrumen Pengukuran ... 24
1. Validitas ... 24
2. Seleksi Item ... 25
3. Reliabilitas ... 26
G. Metode Analisis Data ... 27
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 29
A. Pelaksanaan Penelitian ... 29
xiv
2. Uji Reliabilitas ... 32
3. Uji Normalitas ... 33
4. Analisis Data Tambahan ... 34
5. Analisis Deskriptif ... 35
C. Pembahasan ... 38
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 46
A. Kesimpulan ... 46
B. Saran ... 46
DAFTAR PUSTAKA ... 48
xv
Tabel Halaman
1. Blue printSkala Pengetahuan Ibu Tentang Perkembangan
Anak Usia 3-4 Tahun ……….…… 24
2. Sebaran item Skala Pengetahuan Ibu Tentang Perkembangan
Anak Usia 3-4 Tahun Sebelum Analisis Item ……….………. 30
3. Sebaran item Skala Pengetahuan Ibu Tentang Perkembangan
Anak Usia 3-4 Tahun Setelah Analisis Item ……….…… 32
4. Karakteristik Subjek ………...……… 34
5. Norma Kategori Skor ………...………. 36
6. Kategori Pengetahuan Ibu Tentang Perkembangan Anak
Usia 3-4 Tahun Skor Kategori Jumlah Subjek Persentase………...…… 37
7. Statistik Deskriptif Tiap Aspek Reaksi Perkembangan Anak
xvi
Lampiran Halaman
A. Skala Pengetahuan Ibu Tentang Perkembangan Anak
Usia 3-4 Tahun Sebelum Analisis Item ... 51
B. Skala Pengetahuan Ibu Tentang Perkembangan Anak
Usia 3-4 Tahun Setelah Analisis Item ... 59
C. Analisis Reliabilitas Skala Pengetahuan Ibu Tentang
Perkembangan Anak Usia 3-4 Tahun ...66
D. Uji Normalitas dan Analisis Deskriptif Reaksi Pengetahuan Ibu
Tentang Perkembangan Anak Usia 3-4 Tahun ... 77
E. Uji Perbandingan Reaksi Pengetahuan Ibu Tentang
1
A. Latar Belakang Masalah
Awal dari kehidupan manusia dimulai sejak dalam kandungan. Setelah
bayi lahir, mulailah kehidupan manusia di dunia, yang merupakan awal dari
pertumbuhan dan perkembangan di luar rahim. Pertumbuhan dan
perkembangan anak berbeda-beda, ada tahap-tahapnya sesuai usia anak.
Meskipun pertumbuhan dan perkembangan anak berjalan menurut
norma-norma tertentu, tetapi seorang anak banyak bergantung pada orangtua,
terutama dalam hal makanan, perawatan, bimbingan, rasa aman, dan
pencegahan dari berbagai penyakit.
Menurut Supriyadi (2006), orangtua merupakan pendidik yang
pertama bagi anak-anaknya. Orangtua yang terdiri dari ayah dan ibu,
mempunyai peran utama didalam mendidik dan mengarahkan anaknya
menjadi anak yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta
menghormati ayah dan ibunya. Orangtua memikul tugas sebagai pendidik,
baik bersifat sebagai pemelihara, pengasuh, pembimbing, pembina maupun
sebagai guru dan pemimpin terhadap anak-anaknya. Ini adalah tugas kodrati
dari tiap-tiap manusia. Selama anak belum dewasa, orangtua sangat berperan
untuk menyediakan makanan dan pakaian serta pendidikan yang baik kepada
Seorang ibu yang mengandung anaknya selama 9 bulan dan setelah itu
melahirkannya dan menyusuinya, dapat dipahami bahwa ibu memiliki
kedekatan secara psikologis dengan anaknya. Dibandingkan ayah, ibu yang
paling dominan dan sangat besar pengaruhnya kepada seorang anak. Pengaruh
ibu lah yang paling banyak, karena dalam sehari-harinya anak lebih
berdekatan dengan ibu dibanding dengan lainnya. Jadi, peranan ibu nampak
lebih besar dalam mengasuh dan mendidik anak-anaknya (Ahmadi dan
Uhbiyati, 2003).
Banyak hal yang menimpa anak-anak selama ini seperti kekurangan
gizi, berat badan kurang, mudah terkena diare, lambat berbicara, berjalan, dan
berpikir. Kejadian yang menyedihkan ini tentu banyak dihubungkan dengan
pengetahuan ibu tentang pengasuhan, perawatan, dan pendidikan
anak-anaknya. Apabila ibu tidak memiliki pengetahuan tentang tumbuh kembang
anak, seperti pemberian Air Susu Ibu (ASI), pemberian gizi yang dibutuhkan
anak, penguasaan keterampilan motorik (berbicara, bernyanyi, bercerita,
menggambar, pemahaman warna, menulis, menari), pemberian permainan
yang edukatif, melarang anak, dan lain-lain, maka tahap perkembangan anak
akan mengalami hambatan atau gangguan. Dengan demikian, terganggu pula
pertumbuhan dan perkembangan anak (Supriyadi, 2006). Keterbatasan
pengetahuan dan informasi yang dimiliki orangtua dapat menyebabkan
potensi yang dimiliki anak tidak berkembang optimal (Sujiono, 2009).
Hidayat (2008) mengatakan pada pertumbuhan dan perkembangan
dan perlambatan merupakan suatu kejadian yang berbeda dalam setiap organ
tubuh, namun masih saling berhubungan antara satu dengan yang lain, misal
terjadi perubahan tentang besarnya, jumlah, dan ukuran di tingkat sel maupun
organ pada individu serta perubahan bentuk dan fungsi pematangan organ
mulai dari aspek fisik, sosial, emosional, dan intelektual.
Berkaitan dengan Anak Usia Dini (untuk seterusnya akan ditulis
AUD), Sujiono (2009) menjelaskan bahwa sebaiknya orangtua atau orang
dewasa lainnya perlu:
1. Memberi kesempatan dan menunjukkan permainan serta alat
permainan tertentu kepada anak yang dapat memicu munculnya
masa peka/ menumbuhkembangkan potensi yang sudah
memasuki masa peka.
2. Memahami bahwa anak masih berada pada masa egosentris yang
ditandai dengan seolah-olah dialah yang paling benar,
keinginannya harus selalu dituruti dan sikap mau menang sendiri.
3. Memahami bahwa pada masa ini anak sedang melakukan proses
peniruan terhadap segala sesuatu yang ada disekitarnya termasuk
tokoh-tokoh khayal yang ditampilkan di televisi.
4. Membiarkan anak bermain di luar rumah bersama-sama
temannya agar kelak anak akan dapat bersosialisasi dan
5. Memahami pentingnya eksplorasi bagi anak dengan
memanfaatkan benda-benda yang ada disekitarnya karena anak
adalah penjelajah yang ulung.
6. Memahami bahwa anak tidak boleh selalu dimarahi saat ia
membangkang dan bila terjadi pembangkangan sebaiknya diberi
waktu pendinginan dan setelah beberapa lama baru diberikan
nasehat.
Kemampuan anak berkembang mengikuti pertumbuhannya dan
merupakan ciri perkembangan kejiwaannya. Beberapa ciri pertumbuhan
kejiwaan anak sebelum menempuh pendidikan di tingkat Sekolah Dasar
(untuk seterusnya akan ditulis SD), yaitu:
1. Kemampuan anak melayani kebutuhan fisik secara sederhana
telah mulai berubah.
2. Anak mulai mengenal kehidupan sosial dan pola sosial yang
berlaku dan yang dimanifestasikan.
3. Anak menyadari dirinya berbeda dengan anak lain yang
mempunyai keinginan dan perasaan tertentu.
4. Anak masih tergantung pada orang lain dan memerlukan
perlindungan orang lain.
5. Anak belum dapat membedakan antara yang nyata dan khayal
(Ahmadi dan Uhbiyati, 2003).
Seorang ibu yang setiap hari meluangkan banyak waktu untuk
pertumbuhan yang normal baik dalam hal fisik maupun non fisik seperti
sosial, emosional, dan intelektual. Pada pertumbuhan fisik dan non fisik bagi
anak yang sudah sekolah di Taman Kanak-Kanak (untuk seterusnya akan
ditulis TK) diharapkan tidak jauh berbeda dengan temannya, bahkan kalau
dapat lebih unggul dari anak-anak yang lain.
Berdasarkan kondisi yang diuraikan di atas, maka perkembangan fisik
dan non fisik dari seorang anak menjadi sangat penting. Perkembangan ini
menjadi baik apabila ibu memiliki pengetahuan tentang perkembangan anak
menurut usianya. Dengan demikian, ibu mampu memberikan perawatan,
pengasuhan, dan pendidikan, sesuai dengan pola perkembangan anak yang
seharusnya seperti dalam hal fisik, sosial, emosional, dan intelektual.
Suryantari (2008) melakukan penelitian dengan judul Hubungan
Antara Pola Asuh Orangtua yang Otoritatif dan Perkembangan Kemandirian
Anak Usia Pra Sekolah di Kelompok Bermain Melati di Yogyakarta. Setelah
dianalisis, maka diperoleh hasil yaitu ada hubungan positif antara pola asuh
orangtua yang otoritatif dengan kemandirian anak usia pra sekolah di
kelompok bermain melati.
Kesamaan penelitian yang dilakukan oleh Suryantari dengan
penelitian ini, yaitu sama-sama melakukan penelitian tentang anak-anak.
Perbedaannya adalah pada fokus dan materi penelitian yang dilakukan
peneliti. Fokus penelitian peneliti pada ibu-ibu yang memiliki anak usia 3-4
tahun berkaitan dengan pengetahuan ibu tentang karakteristik perkembangan
Anak usia 3-4 tahun termasuk dalam rentang AUD (Sujiono, 2009).
Ada beberapa aspek yang perlu diketahui pada perkembangan AUD, yaitu
kesadaran personal, kesehatan emosional, sosialisasi, komunikasi, kognisi,
dan keterampilan motorik (Catron dan Allen, Cit. Sujiono, 2009).
Aspek-aspek tersebut tentu tidak semua ibu sudah memahaminya. Barangkali ada ibu
yang sudah baik pengetahuannya, tetapi ada juga ibu yang cukup atau kurang
pengetahuannya pada perkembangan anak usia 3-4 tahun. Pengetahuan ibu ini
hanya sebatas pada unsur kognitif.
Untuk melihat seberapa banyak ibu yang pengetahuannya baik, cukup,
dan kurang pada perkembangan anak usia 3-4 tahun, maka penelitian ini
menjadi sangat penting dan bermanfaat, agar nantinya para ibu didalam
mendidik dan mengasuh anaknya didasarkan pada karakteristik perkembangan
anak usia 3-4 tahun.
B. Rumusan Masalah
Ada pun rumusan masalah dari penelitian ini adalah “Sejauh mana
pengetahuan ibu tentang perkembangan anak usia 3-4 tahun?”.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah peneliti ingin mengetahui tingkat
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kajian teoritis
dan memperluas pengetahuan serta pandangan dalam ilmu psikologi,
khususnya dalam Psikologi Perkembangan Anak mengenai tingkat
pengetahuan Ibu tentang perkembangan anak usia 3-4 tahun.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi para ibu
Penelitian ini dapat memberikan gambaran mengenai pentingnya
pengetahuan ibu tentang perkembangan anak usia 3-4 tahun,
sehingga dapat digunakan sebagai bahan refleksi tentang
peningkatan pengetahuan selanjutnya.
b. Bagi instansi-instansi terkait dan pembaca pada umumnya
Penelitian ini dapat memberikan gambaran mengenai pentingnya
seorang ibu mengetahui perkembangan anak usia 3-4 tahun.
Dengan hasil berupa informasi tentang tingkat pengetahuan ibu
diharapkan dapat menjadi bahan refleksi guna mengusahakan
8
DASAR TEORI
A. Pengetahuan
1. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan itu merupakan wahana untuk menentukan kebenaran
atau untuk lebih membenarkan kebenaran (Gulo, 2007). Ada dua cara
yang dipergunakan oleh manusia untuk mendapatkan pengetahuan yang
benar, yaitu mendasarkan diri pada rasio dan mendasarkan diri pada
pengalaman.
Pengetahuan diperoleh melalui kenyataan (fakta) atau pengalaman
dengan melihat dan mendengar sendiri, serta melalui alat-alat komunikasi
seperti membaca surat kabar, mendengarkan radio, melihat film atau
televisi, dan lain sebagainya. Hal-hal demikian diterima dengan panca
indera untuk kemudian diterima dan diolah oleh otak, seperti pengetahuan
diperoleh sebagai akibat pengaruh dari hubungan dengan orangtua,
kakak-adik, tetangga, kawan-kawan sekolah, dan lain-lain. Apabila pengaruh atau
pengalaman disusun secara sistematis oleh otak, hasilnya adalah ilmu
pengetahuan (Soekanto, 2006).
Pengetahuan adalah hasil kegiatan ingin tahu manusia tentang apa
saja melalui cara-cara dan dengan alat-alat tertentu (Suhartono, 2009).
Pengetahuan ini bermacam-macam jenis dan sifatnya, ada yang langsung
subjektif, dan khusus serta ada pula yang bersifat tetap, objektif, dan
umum. Jenis dan sifat pengetahuan ini tergantung kepada sumbernya dan
dengan cara dan alat apa pengetahuan itu diperoleh.
Menurut Sjamsuri (1989), pengetahuan dapat dibagi menjadi dua,
yaitu pengetahuan rasional dan pengetahuan pengalaman atau empiris.
Pengalaman rasional adalah pengetahuan yang diperoleh dengan cara
memeras otaknya semata-mata, sedangkan pengetahuan pengalaman atau
empiris yaitu pengetahuan yang diperoleh dengan cara mengadakan
kontak dengan alam lingkungan melalui alat-alat indera. Pengetahuan
yang dicari adalah pengetahuan yang benar sesuai dengan objeknya.
Menurut Audi dalam Sjamsuri (1989), pengetahuan bisa dibagi
lebih sederhana lagi yaitu hanya dalam 3 kelompok. Pengelompokannya
sebagai berikut:
a. Pengetahuan keilmuan
Pengetahuan yang diperoleh dengan cara persepsi atau
mengadakan kontak langsung dengan dunia sekitar melalui
alat-alat indera yang dimiliki manusia. Kalau disederhanakan
lagi pemahamannya bisa diartikan bahwa pengetahuan
keilmuan merupakan pengetahuan yang diperoleh dengan cara
pengalaman.
b. Pengetahuan moral
c. Pengetahuan keagamaan
Pengetahuan yang diperoleh bersumber dari Tuhan yang
diturunkan kepada para Nabi, para Rasulnya, dan utusan-Nya.
Jadi, pengetahuan adalah segala sesuatu yang merupakan hasil
kegiatan keingintahuan manusia tentang apa saja melalui cara-cara dan
dengan alat-alat tertentu untuk memperoleh kebenaran atau pun untuk
lebih membenarkan kebenaran. Dalam penelitian ini pengetahuan yang
akan dibahas adalah pengetahuan keilmuan, yaitu pengetahuan yang
diperoleh dengan cara mempersepsi atau mengadakan kontak langsung
dengan dunia sekitar melalui alat-alat indera manusia yang kemudian
diterima dan diolah oleh otak untuk kemudian disusun secara sistematis
oleh otak. Ada berbagai macam cara untuk mendapatkan pengetahuan,
misalnya dengan membaca, mengadakan penelitian, mendengarkan,
melihat, pengalaman, dan sebagainya.
2. Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Selanjutnya Soekanto (2006) menjelaskan bahwa ada beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan yaitu:
a. Tingkat Pendidikan
Pendidikan adalah upaya untuk memberikan pengetahuan
sehingga terjadi perubahan perilaku positif yang mengikat.
Tingkat pendidikan menunjukkan korelasi positif dengan
b. Informasi
Seseorang yang mempunyai sumber informasi yang lebih
banyak akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas.
c. Budaya
Tingkah laku manusia atau kelompok manusia dalam
memenuhi kebutuhan yang meliputi sikap dan kepercayaan.
d. Pengalaman
Sesuatu yang pernah dialami seseorang akan menambah
pengetahuan tentang sesuatu yang bersifat informal.
e. Sosial Ekonomi
Semua orang hidup dalam kelompok dan saling berhubungan
dengan lambang–lambang khususnya bahasa. Manusia
mempelajari kelakuan orang lain di lingkungan sosialnya.
Hampir segala sesuatu yang dipikirkan, dirasakan bertalian
dengan orang lain, bahasa, kebiasaan makan, pakaian dan
sebagainya dipelajari dari lingkungan sosial budaya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa jumlah sedikit banyaknya
pengetahuan yang dimiliki seseorang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan,
informasi, budaya, pengalaman, dan sosial ekonomi yang dimiliki
individu. Kelima faktor yang mempengaruhi pengetahuan tersebut tidak
dapat berdiri sendiri melainkan saling terkait dan melengkapi satu sama
B. Perkembangan Anak Usia 3-4 Tahun
1. Pengertian Perkembangan Anak Usia 3-4 Tahun
Perkembangan adalah pola perubahan biologis, kognitif, dan
sosioemosional yang dimulai dari masa pembuahan dan berlanjut
sepanjang rentang kehidupan. Sebagian besar perkembangan melibatkan
pertumbuhan, meskipun pada akhirnya perkembangan juga melibatkan
penurunan fungsi dan berakhir pada kematian (Santrock, 2009).
Perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan yang sistematis,
progresif, dan berkesinambungan dalam diri individu sejak lahir hingga
akhir hayatnya atau dapat diartikan pula sebagai perubahan-perubahan
yang dialami individu menuju tingkat kedewasaan atau kematangannya
(Mukhtar, 2009). Perubahan-perubahan yang dimaksud lebih diperjelas
oleh Supriyadi (2006) bahwa perkembangan adalah bertambahnya
kemampuan dan fungsi tubuh yang lebih komplek dalam pola yang teratur
dan dapat diramalkan, sebagai hasil proses pematangan dan belajar serta
bersifat kualitatif.
Menurut Jamaris dalam Sujiono (2009) mengatakan bahwa
perkembangan merupakan suatu proses yang bersifat akumulatif, di mana
perkembangan terdahulu akan menjadi dasar bagi perkembangan
selanjutnya. Apabila dalam perkembangan terdahulu terjadi hambatan,
maka perkembangan selanjutnya cenderung akan mendapat hambatan.
Berdasarkan beberapa pengertian perkembangan seperti yang
adalah berbagai perubahan yang dialami individu seperti perubahan yang
berkaitan dengan fisik, sosial, intelektual, dan emosional yang dimulai dari
masa pembuahan sampai sebelum menginjak masa remaja. Dalam
penelitian ini berfokus pada perkembangan usia 3-4 tahun. Jadi,
perkembangan anak usia 3-4 tahun adalah berbagai perubahan yang
dialami anak seperti perubahan yang berkaitan dengan fisik, sosial,
intelektual, dan emosional yang dimulai dari usia 3 sampai 4 tahun. Anak
dengan usia 3-4 tahun yang termasuk dalam rentang AUD ini merupakan
dasar yang sangat penting bagi perkembangan selanjutnya. Oleh karena
itu, usia anak dari 0-8 tahun sering juga disebut Golden Age (Fridani,
2009). Ada pun perubahan-perubahan yang terjadi pada AUD salah
satunya dapat dilihat pada karakteristik perkembangan AUD.
2. Karakteristik Perkembangan Anak Usia 3-4 Tahun
Karakteristik perkembangan anak ditandai dengan adanya ciri-ciri
tertentu yang dapat dilihat pada pertumbuhan anak dari hari ke hari. Pola
perkembangan anak telah diungkapkan oleh Sujiono (2009) yaitu dengan
melihat pada pola perkembangan fisik, sosial, emosional, dan kognitif
seperti di bawah ini:
a. Perkembangan fisik bagi anak usia 3-4 tahun
1). Peningkatan keterampilan fisik.
3). Mondar-mandir naik turun tangga, dengan kaki yang
bergantian.
4). Berlari.
5). Melompat dengan kedua kaki.
6). Berjalan pada balok keseimbangan.
7). Memanjat pada peralatan bermain.
8). Dapat melepaskan dan memakai pakaian sendiri.
9). Menangkap bola dengan menggunakan tangan.
10). Berjalan mundur dengan berjinjit.
11). Memegang krayon dengan jari.
b. Perkembangan sosial bagi anak usia 3-4 tahun
1). Menjadi lebih sadar akan diri sendiri.
2). Mengembangkan perasaan rendah hati.
3). Menjadi sadar akan rasial dan perbedaan seksual.
4). Dapat mengambil arah, mengikuti beberapa aturan.
5). Memiliki perasaan yang kuat ke arah rumah dan
keluarga.
6). Menunjukkan suatu pertumbuhan dalam hal perasaan
atau pengertian dari kepercayaan pada diri sendiri.
7). Mulai bermain permainan yang memerlukan kerjasama.
8). Memiliki teman bermain khayalan.
c. Perkembangan emosional bagi anak usia 3-4 tahun
2). Mulai mengembangkan pengendalian diri.
3). Menghargai kejutan dan peristiwa tertentu.
4). Mulai menunjukkan selera humor.
5). Mulai mengungkapkan tentang kasih sayang secara
terang-terangan.
6). Takut akan gelap, merasa diabaikan, atau pada situasi
yang belum dikenal.
d. Perkembangan kognitif bagi anak usia 3-4 tahun
1). Dapat mengikuti dua perintah.
2). Dapat membuat penilaian menghitung banyaknya
kesalahan yang telah mereka buat.
3). Mengembangkan kosa kata dengan cepat.
4). Menggunakan angka-angka tanpa pemahaman.
5). Adanya kesukaran dalam membedakan antara khayalan
dan kenyataan.
6). Mulai melakukan penggolongan, terutama berdasarkan
fungsi dari suatu benda.
7). Mulai menggunakan beberapa kata-kata abstrak yang
fungsional.
8). Mulai menanyakan pertanyaan ”mengapa” secara sering.
9). Berpikir secara egosentris.
Karakteristik perkembangan anak usia 3-4 tahun di atas
tahun, baik dari segi fisik, sosial, kognitif, dan sosioemosional. Pada
perkembangan AUD anak usia 3-4 tahun, anak sudah mulai terampil,
lari-lari, lompat-lompat, menangkap bola, dan bisa berpakaian sendiri (fisik),
sedang pada sosial sudah mulai memahami diri, jenis kelamin,
aturan-aturan, dan kerjasama. Pada karakteristik emosional bagi anak 3-4 tahun
sudah mulai bisa memahami dan mengendalikan diri, mengenal rasa
sayang dan humor serta takut pada gelap, sedang pada kognitif anak sudah
mulai mengikuti peraturan, mengenal angka-angka dan penggolongan
benda serta sudah mulai keluar egonya dan selalu bertanya tentang sesuatu
dengan pertanyaan mengapa.
Perubahan-perubahan yang terjadi pada AUD khususnya usia 3-4
tahun tentu memberi informasi bagi orangtua untuk betul-betul memeriksa
dan memperhatikan tentang perkembangan yang telah dialami anak usia
3-4 tahun. Tetapi juga perlu disadari bahwa setiap anak adalah unik, maka
perkembangan setiap anak usia 3-4 tahun juga pastinya akan
berbeda-beda.
C. Pengetahuan Ibu tentang Perkembangan Anak Usia 3-4 Tahun
Karakteristik perkembangan anak usia 3-4 tahun memberikan
gambaran tentang perubahan anak secara fisik, sosial, kognitif, dan
sosioemosional. Setiap anak adalah unik, antara satu dengan yang lain tidak
perkembangan anak usia 3-4 tahun ini dapat dijadikan sebagai pedoman
terkait dengan perkembangan anak pada usia tersebut.
Pengetahuan dari orangtua tentang kondisi-kondisi yang semestinya
diupayakan bagi anak usia 3-4 tahun sangatlah penting agar nantinya AUD
dapat memiliki potensi dasar untuk meraih masa depan yang cemerlang.
Apabila masih banyak yang belum terpenuhi berarti orangtua memiliki
peluang untuk lebih menaruh perhatian yang serius untuk berusaha memenuhi
karakteristik anak usia 3-4 tahun demi terpenuhinya potensi dasar yang
seharusnya dimiliki AUD pada usia tersebut.
Untuk dapat memenuhi karakteristik perkembangan anak usia 3-4
tahun tentu membutuhkan beberapa dukungan. Misalnya, tingkat pendidikan
ibu, karena semakin baik pendidikan ibu diasumsikan ibu juga akan memiliki
pengetahuan yang lebih luas dan hal itu mendukung ibu untuk memahami
lebih dalam mengenai pentingnya mengetahui karakteristik perkembangan
anak usia 3-4 tahun. Tingkat pendidikan adalah suatu kondisi pada seseorang
yang telah dapat menyelesaikan/ telah lulus tingkat pendidikan tertentu secara
formal, baik tingkat pendidikan dasar dan menengah (SD, SMP, SMU)
maupun perguruan tinggi. Tingkat pendidikan yang memadai akan
memberikan kesadaran yang lebih tinggi dalam pengembangan identifikasi
terhadap segenap komitmen dalam setiap kegiatan (Hidayati dan Widayanti,
2003).
Kondisi sosial dan ekonomi juga sangat mendukung terutama dalam
anak usia 3-4 tahun pada waktu berinteraksi dengan teman-teman sebayanya.
Jika ibu berada dalam keluarga yang memiliki status ekonomi menengah ke
atas, maka diasumsikan ibu tersebut akan memiliki banyak waktu luang untuk
mengamati perkembangan anaknya dan sebaliknya jika ibu berada dalam
status ekonomi menengah ke bawah, maka sebagian besar waktu ibu tersebut
akan dihabiskan untuk bekerja guna memenuhi kebutuhan pokok keluarga.
Artinya, fungsi utama orangtua bisa berupa tanggungjawab pada pemeliharaan
fisik anak, mendidik dan melatih anak untuk menguasai kemampuan dan
keterampilan yang akan dibutuhkan anak dalam kehidupannya, serta
memelihara kesejahteraan sosial dan emosi anak (Supriyadi, 2006). Pada
pelaksanaan fungsi utama tersebut tentu sangat didukung oleh kondisi sosial
dan ekonomi orangtua.
Mengenai budaya yang telah berkembang di lingkungan tempat ibu
tinggal, hal itu juga ikut memberi dukungan bagi pengetahuan ibu, biasanya
pengetahuan tersebut diperoleh secara turun-temurun dalam keluarga atau pun
masyarakat, berupa cerita bahkan mitos terkait dengan hal-hal yang sudah
dapat dilakukan oleh anak usia 3-4 tahun. Sebagai makhluk sosial, manusia
tidak lepas dari lingkungan kehidupan yang penuh dengan nilai dan norma
yang berkembang di lingkungan tersebut. Nilai dan norma ini diperlukan oleh
manusia untuk mampu membedakan mana yang benar dan mana yang salah
atau mana yang indah dan mana yang jelek atau mana yang baik dan mana
Pengalaman juga ikut mendukung pengetahuan seorang ibu di dalam
mengetahui dan mengerti tentang karakteristik perkembangan anak usia 3-4
tahun. Bagi ibu yang baru memiliki anak usia 3-4 tahun pertama kali tentu
berbeda pengalaman dengan ibu yang telah memiliki anak usia 3-4 tahun
sebelumnya. Pengalaman-pengalaman ibu di dalam mengikuti perkembangan
anak sangat mendukung ibu dalam memahami dan mengetahui
perubahan-perubahan yang terjadi pada perkembangan anak usia 3-4 tahun. Keluarga
sebagai lingkungan yang pertama bagi penunjang perkembangan anak, maka
orangtua mempunyai peranan yang besar dalam tumbuh kembang anak
(Supriyadi, 2006). Oleh karena itu, orang tua yang telah memiliki pengalaman
dalam mengasuh, merawat, dan mendidik anak akan mampu menciptakan
situasi dan kondisi yang mendukung tercapainya perkembangan anak seperti
pemberian gizi yang dibutuhkan anak, perawatan kesehatan, dan penguasaan
keterampilan motorik kasar dan halus.
Dengan demikian, pengetahuan ibu tentang perkembangan anak usia
3-4 tahun merupakan wahana bagi ibu untuk memahami dan mengerti tentang
bagaimana karakteristik perkembangan anak usia 3-4 tahun yang seharusnya,
sehingga karakteristik anak tersebut sekaligus menggambarkan tugas-tugas
dari seorang ibu untuk memotivasi dan mengarahkan anaknya agar bertumbuh
dan berkembang dengan baik. Adapun yang dapat mempengaruhi
pengetahuan ibu tentang perkembangan anak usia 3-4 tahun, yaitu tingkat
berkembang di lingkungannya, pengalaman yang telah dimiliki, dan sosial
ekonomi keluarga.
D. Pertanyaan Penelitian
21
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif-kuantitatif dan
menggunakan perhitungan statistik. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan
untuk menggambarkan sejauh mana ibu mengetahui perkembangan anak
usia 3-4 tahun. Penelitian ini tidak terbatas pada upaya menerima atau
menolak dugaan-dugaan (hipotesis). Tujuan penelitian deskriptif adalah
untuk membuat pencandraan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai
fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu (Suryabrata, 2002).
B. Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah pengetahuan ibu.
C. Definisi Operasional
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang merupakan hasil kegiatan
keingintahuan manusia tentang apa saja melalui cara mempersepsi atau
mengadakan kontak langsung dengan dunia sekitar melalui alat-alat indera
manusia untuk memperoleh kebenaran atau pun untuk lebih membenarkan
kebenaran. Ada berbagai macam cara untuk mendapatkan pengetahuan,
misalnya dengan membaca, mengadakan penelitian, mendengarkan, melihat,
Pengetahuan ibu akan diukur dengan skala karakteristik
perkembangan anak usia 3-4 tahun. Item dalam skala tersebut dibuat dengan
melihat karakteristik AUD khususnya usia 3-4 tahun dari segi fisik, sosial,
kognitif, dan sosioemosional yang telah diungkapkan oleh Sujiono (2009).
Pengetahuan ibu dikatakan baik apabila mendapatkan total skor
dalam kategori baik. Dan sebaliknya pengetahuan ibu dikatakan kurang
apabila mendapatkan total skor dalam kategori kurang.
D. Subjek Penelitian
Pemilihan subjek dalam penelitian ini berdasarkan pada kesesuaian
dengan karakteristik yang telah ditentukan, yaitu dengan teknik Purposes
Sampling. Karakteristik subjek dalam penelitian ini adalah ibu yang saat ini
memiliki anak berusia 3-4 tahun. Dalam penelitian ini subjek yang
digunakan berjumlah 60 orang.
E. Metode dan Alat Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan kuesioner dengan mengajukan
seperangkat pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya
(Sugiyono, 2008). Jadi, data primer yang didapatkan langsung digunakan
untuk proses analisis data. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini
adalah skala pengetahuan ibu tentang perkembangan anak usia 3-4 tahun.
Skala tersebut didasarkan pada karakteristik perkembangan AUD pada usia
merupakan karakteristik AUD pada perkembangan fisik, sosial, emosional,
dan kognitif.
Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini disusun
dengan memakai model penskalaan Gudman dan menggunakan metode
rating yang dijumlahkan (Method of Summated Rating). Terdapat dua
pilihan jawaban yang dapat dipilih oleh responden, yaitu Ya dan Tidak. Skor
untuk skala pengetahuan ibu tentang perkembangan anak usia 3-4 tahun
diukur dengan menggunakan Method of Summated Rating, yaitu dengan
menyusun peringkat pengetahuan ibu dari skor yang terendah sampai
dengan yang tertinggi.
Menurut Notoatmodjo (2005) skor hasil jawaban pernyataan
diberikan kode-kode berupa nilai 1 untuk jawaban yang benar (menjawab
ya) dan nilai 0 untuk jawaban yang salah atau tidak tahu (menjawab tidak).
Semua item pada skala ini adalahfavorable, untuk respon memberikan tanda
centang atau Ya bernilai 1 dan tidak memberikan tanda centang bernilai 0.
Berikut ini adalah blue print skala pengetahuan ibu tentang
Tabel 1
Blue PrintSkala Pengetahuan Ibu tentang Perkembangan
Anak Usia 3-4 Tahun No. Aspek Perkembangan
Anak
Jumlah No. Item
1. Perkembangan Fisik 11 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, dan 11
2. Perkembangan Sosial 11 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18,
19, 20, 21, dan 22
3. Perkembangan
Emosional
11 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, dan 33
4. Perkembangan Kognitif 10 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42, dan 43
Total 43 43
Sumber: Data sekunder menurut Sujiono (2009) dengan modifikasi.
F. Instrumen Pengukuran
Dalam suatu penelitian, validitas, dan reliabilitas berperan penting.
Tepat tidaknya sebuah alat ukur dalam mengukur gejala yang sebenarnya
tergantung dari dua faktor tersebut. Sebelum digunakan dalam penelitian,
suatu alat ukur harus terlebih dahulu diuji validitas dan reliabilitasnya.
1. Validitas
Validitas adalah sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu
alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar, 2008). Suatu alat
ukur dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat ukur
tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil pengukuran
Pada penelitian ini validitas alat ukur akan dipenuhi dengan
validitas isi yang menunjuk sejauh mana item-item dalam alat ukur
mencakup keseluruhan kawasan isi subjek yang hendak diukur yang
akan diperoleh melalui analisis rasional dan professional judgement
(Azwar, 2008). Professional judgement dilakukan oleh dosen
pembimbing peneliti.
Selain itu, validitas lain yang digunakan dalam penelitian ini
adalah validitas muka, yaitu tipe validitas yang didasarkan pada format
penampilan tes. Penampilan tes harus sudah meyakinkan dan memberi
kesan mampu mengungkap apa yang hendak diukur.
2. Seleksi Item
Dalam penelitian ini uji kesahihan butir item atau seleksi item
dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 15.0 for windows
evaluation. Proses seleksi item dilakukan dengan mengkorelasikan skor
tiap item dengan skor total yang kemudian akan menghasilkan suatu
indeks validitas item yang disebut daya diskriminasi item atau indeks
konsistensi item total. Daya diskriminasi item adalah sejauhmana item
mampu membedakan antara kelompok yang memiliki dan tidak
memiliki atribut yang akan diukur.
Indeks daya diskriminasi item memberikan informasi mengenai
konsistensi antara apa yang akan diukur oleh item dengan apa yang
atau sama dengan 0,30 ((rix) ≥ 0,30) dianggap sahih dan layak untuk digunakan dalam penelitian, sedangkan item-item yang memiliki
koefisien kurang dari 0,30 (< 0,30) berarti memiliki daya diskriminasi
yang rendah dan dapat dikatakan bahwa fungsi item tersebut tidak cocok
dengan fungsi ukur tes.
3. Reliabilitas
Reliabilitas adalah sejauhmana hasil suatu pengukuran dapat
dipercaya (Azwar, 2008). Pengukuran yang tidak reliabel akan
menghasilkan skor yang tidak dapat dipercaya karena perbedaan skor
yang terjadi di antara individu lebih ditentukan oleh faktor eror daripada
faktor perbedaan yang sesungguhnya (Azwar 2008).
Perhitungan reliabilitas pada penelitian ini akan menggunakan
koefisien Alpha Cronbach(α) sebab koefisien alphahanya memerlukan satu kali pengenaan sebuah tes kepada sekelompok individu sebagai
subjek (single trial administration). Oleh karena itu, pendekatan ini
mempunyai nilai praktis dan efisiensi yang tinggi (Azwar, 2008).
Reliabilitas dapat dikatakan memuaskan apabila koefisiennya mencapai
0,900 namun koefisien yang tidak setinggi itu biasanya sudah dianggap
cukup baik (Azwar, 2008). Semakin koefisien mendekati 1,00 berarti
semakin tinggi reliabilitasnya, sebaliknya semakin mendekati angka 0
G. Metode Analisis Data
Analisis data merupakan proses penyederhanaan data kedalam bentuk
yang lebih mudah dipahami dan diinterpretasikan (Arikunto, 2000). Data
yang telah terkumpul, kemudian dikelompok-kelompokkan menurut jenis
data masing-masing dan dimasukkan kedalam tabel kemudian dijumlahkan
dan dibandingkan dengan skor yang diharapkan (Arikunto, 2000).
Setiap responden diukur tingkat pengetahuannya pada karakteristik
perkembangan anak usia 3-4 tahun dengan menganalisis setiap jawaban
responden. Apabila jawaban responden didapatkan centangan pada kolom
jawaban Ya, maka akan diberi nilai 1 dan pada jawaban yang mengatakan
Tidak atau salah akan diberi nilai 0 lalu dibuat persentase tingkat
pengetahuan seperti yang dikemukakan Arikunto (2000), dengan rumus:
X P =
---n x 100%
Keterangan :
P : Persentase
X : Jumlah jawaban yang benar
Nilai persentase yang diperoleh dimasukkan kedalam kriteria objektif
dengan parameter (Arikunto, 2000) sebagai berikut:
a. Baik : jika pernyataan dijawab dengan ya dan benar (76-100%)
b. Cukup : jika pernyataan dijawab ya dan benar (56-75%)
29
A. Pelaksanan Penelitian
Penyebaran skala dilakukan dari tanggal 11-14 Februari 2010. Skala
yang disebar kepada subjek adalah sebanyak 60 eksemplar dan skala tersebut
diberikan kepada ibu yang memiliki anak usia 3-4 tahun yang tinggal di
Yogyakarta dan sekitarnya. Seluruh skala yang disebar memenuhi kriteria dan
kemudian digunakan untuk pengolahan data, yaitu sebanyak 60 eksemplar,
yang terdiri dari 22 skala yang diisi oleh ibu yang memiliki anak usia 3 tahun
dan 38 skala yang diisi oleh ibu yang memiliki anak usia 4 tahun. Ibu yang
menjadi responden memiliki pendidikan terakhir, yaitu SD, SMP, SMA, dan
Perguruan Tinggi, sedang pekerjaan ibu terdiri dari karyawati, wiraswasta, dan
hampir sebagian besar merupakan ibu rumah tangga. Semua data tambahan
pada skala terisi lengkap. Data tambahan yang dimaksud adalah usia,
pendidikan terakhir, dan pekerjaan ibu serta usia dan urutan kelahiran anak.
B. Hasil Penelitian
Semua skala yang telah terkumpul kemudian langsung digunakan
untuk proses analisis item, estimasi validitas, dan reliabilitas sehingga skala
yang digunakan dalam penelitian ini dapat dikatakan valid dan reliabel.
data tersebut kemudian digunakan untuk membuat deskripsi dan analisis data
penelitian. Distribusi item pada skala pengetahuan ibu tentang perkembangan
anak usia 3-4 tahun sebelum analisis item dilakukan, dapat dilihat pada tabel 2
berikut ini:
Tabel 2
Sebaran Item Skala Pengetahuan Ibu
Tentang Perkembangan Anak Usia 3-4 Tahun Sebelum Analisis Item No. Aspek Perkembangan
Anak
Jumlah No. Item
1. Perkembangan Fisik 11 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, dan 11
2. Perkembangan Sosial 11 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, dan 22
3. Perkembangan Emosional
11 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, dan 33
4. Perkembangan Kognitif 10 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42, dan 43
Total 43 43
Sumber: Data sekunder menurut Sujiono (2009) dengan modifikasi.
1. Seleksi Item
Seleksi item yang sahih pada skala pengetahuan ibu tentang
perkembangan anak usia 3-4 tahun dilakukan dengan memilih item yang
memiliki daya diskriminasi≥0,30. Item yang digugurkan karena memiliki daya diskriminasi < 0,30 adalah sebanyak 4 item dari keseluruhan 43 item.
yang memiliki daya diskriminasi < 0,30. Item-item yang gugur karena
memiliki daya diskriminasi < 0,30 adalah nomor 13, 24, 38, dan 43.
Setelah itu, untuk menyeimbangkan proporsi tiap aspek
perkembangan anak usia 3-4 tahun, peneliti kembali menggugurkan item
yang memiliki daya diskriminasi lebih rendah sebanyak 3 item sehingga
item yang tersisa adalah sebanyak 36 item dari 43 item. Item-item yang
sengaja digugurkan dalam rangka menyeimbangkan proporsi aspek
perkembangan anak usia 3-4 tahun walaupun daya diskriminasinya≥0,30 adalah nomor 2, 18, dan 29.
Tabel 3 di bawah ini menunjukkan sebaran item skala pengetahuan
ibu tentang perkembangan anak usia 3-4 tahun setelah peneliti melakukan
Tabel 3
Sebaran Item Skala Pengetahuan Ibu
Tentang Perkembangan Anak Usia 3-4 Tahun Setelah Analisis Item
No. Aspek
Perkembangan Anak
Jumlah No. Item
1. Perkembangan Fisik 10 1 (1), 3 (2), 4 (3), 5 (4), 6 (5), 7 (6),
Total 36 36
Sumber: Data primer yang diolah
Keterangan: nomor yang berada dalam tanda kurung adalah nomor item yang baru sedangkan nomor yang di luar tanda kurung adalah nomor lama sesuai
denganblue printyang lama.
2. Uji Reliabilitas
Setelah proses seleksi item dilakukan, langkah selanjutnya adalah
melakukan perhitungan reliabilitas. Uji reliabilitas alat ukur dalam
penelitian ini dilakukan dengan menggunakan koefisien reliabilitas Alpha
Cronbach dengan bantuan program SPSS versi 15,0 for windows
Berdasarkan uji reliabilitas skala pengetahuan ibu tentang
perkembangan anak usia 3-4 tahun diperoleh koefisien reliabilitas sebesar
0,940. Hal ini berarti koefisien tersebut termasuk sangat baik karena
mendekati nilai r yang sempurna, yaitu 1,00. Koefisien ini menunjukkan
kekonsistenan yang tinggi sehingga alat ukur tersebut dapat dipercaya
mampu mengungkap bagaimana pengetahuan ibu yang sesungguhnya
melalui skala tersebut. Hasil perhitungan skala pengetahuan ibu tentang
perkembangan anak usia 3-4 tahun pada lembar lampiran.
3. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran atau
distribusi skor mengikuti distribusi normal atau tidak. Apabila p > 0,05,
maka sebaran skor dinyatakan normal. Sebaliknya apabila p < 0,05, maka
sebaran skor dinyatakan tidak normal.
Pengujian normalitas dilakukan dengan menggunakan one-sample
Kolmogorov-Smirnov dalam SPSS versi 15,0 for windows evaluation.
Hasil uji normalitas pada data penelitian ini menghasilkan probabilitas (p)
sebesar 0,157 (p > 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa data tersebut
4. Analisis Data Tambahan
Jumlah subjek dalam penelitian ini 60 orang. Mengenai
karakteristik subjek yang dimasukkan oleh peneliti ke dalam data
tambahan, dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4
Karakteristik Subjek
No. Karakteristik Subjek Jumlah Persentase (%)
1. Usia:
a. 20-29 tahun b. 30-39 tahun c. > 40 tahun
d. Perguruan Tinggi
1 c. Ibu rumah tangga
9 4. Usia Anak:
a. Usia anak 3 tahun b. Usia anak 4 tahun
22 38
37 63
5. Urutan Kelahiran Anak: a. Anak pertama b. Anak Kedua
36 24
60 40 Sumber: Data primer yang diolah
Jumlah subjek yang berusia 20-29 tahun menunjukkan jumlah yang
paling banyak yaitu 57%, yang berusia 30-39 tahun ada 30%, sedang ibu
yang berusia di atas 40 tahun sebanyak 13%. Mengenai tingkat pendidikan
subjek, yang telah lulus SMA menduduki persentase tertinggi yaitu 58%,
Pekerjaan subjek terbanyak yang menjadi ibu rumah tangga
sebanyak 60%, disusul wiraswasta 25%, dan pekerjaan sebagai karyawati
hanya sebanyak 15%. Mengenai usia anak, yang berusia 3 tahun sebanyak
37% dan anak yang berusia 4 tahun sebanyak 63%, sedang dari jumlah 60
anak, sebagai anak pertama 60% dan sebagai anak kedua sebanyak 40%.
5. Analisis Deskriptif
Hasil dari skala ini kemudian dihitung dengan menggunakan
statistik deskriptif. Analisis deskriptif dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a. Nmenunjukkan jumlah subjek penelitian, yaitu 60.
b. Skor Minimum Teoritik adalah skor paling rendah yang mungkin diperoleh pada skala, yaitu 0 (36 x 0).
c. Skor Minimum Empirik adalah skor paling rendah yang diperoleh subjek dalam penelitian, yaitu 17.
d. Skor Maksimum Teoritik adalah skor paling tinggi yang mungkin diperoleh pada skala, yaitu 36 (36 x 1).
e. Skor Maksimum Empirik adalah skor paling tinggi yang diperoleh subjek dalam penelitian, yaitu 36.
f. Mean Teoritik adalah rata-rata teoritik dari skor maksimum dan
minimum yang merupakan titik tengah darirange, yaitu 18.
g. MeanEmpirikadalah rata-rata dari skor subjek penelitian, yaitu 29,4.
i. Modus adalah skor subjek yang paling banyak frekuensi kemunculannya, yaitu 30.
j. Standar Deviasi atau Simpangan Baku menunjukkan variasi jawaban, yaitu 4,219.
k. Variansadalah kuadrat dari Standar Deviasi sebesar 17,803.
Penentuan kategori pengetahuan ibu dilakukan dengan mengikuti
kriteria objektif dengan parameter yang disusun oleh Arikunto (2000).
Norma kategori skor dapat dilihat pada tabel 5.
Tabel 5
Norma Kategorisasi Skor
Skor Kategori
76 – 100 % Baik
56 – 75 % Cukup
≤55% Kurang
Sumber: Data sekunder menurut Arikunto (2000)
Berdasarkan tabel 5 di atas, jawaban dari subjek penelitian
diklasifikasikan ke dalam kategorisasi skor tersebut, sehingga didapatkan
besaran persentase pengetahuan ibu tentang perkembangan anak usia 3-4
Tabel 6
Kategori Pengetahuan Ibu Tentang Perkembangan Anak Usia 3-4 Tahun Skor Kategorisasi Jumlah Subjek Persentase
Skor Kategori Jumlah Subjek Persentase (%)
76 – 100% Baik 44 73,3
56 – 75% Cukup 11 18,3
≤55% Kurang 5 8,3
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan kategorisasi pada tabel 6 di atas, maka dapat kita lihat
bahwa mayoritas subjek berada dalam kategori pengetahuan baik, yaitu
sebesar 73,3%. Subjek yang berada dalam kategori pengetahuan cukup, yaitu
sebesar 18,3% dan subjek yang berada dalam kategori pengetahuan kurang
sebesar 8,3 %. Selain itu, penelitian ini juga mencari mean masing-masing
aspek perkembangan anak usia 3-4 tahun dengan bantuan SPSS versi 15,0for
windows evaluation. Hal ini penting untuk mengetahui rata-rata tingkat
pengetahuan ibu pada setiap aspek perkembangan anak usia 3-4 tahun.
Perbandingan rata-rata tingkat pengetahuan ibu tersebut dapat dilihat dalam
Tabel 7
Statistik Deskriptif Tiap Aspek Perkembangan Anak Usia 3-4 Tahun
Aspek Fisik 60 5.00 10.00 514.00 8.5700 5.00 1.29400
Sosial 60 4.00 9.00 438.00 7.3000 4.50 1.40580
Emosional 60 4.00 9.00 451.00 7.5167 4.50 1.28210
Kognitif 60 3.00 8.00 361.00 6.0167 4.00 4.21900 Sumber: Data primer yang diolah
C. Pembahasan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
pengetahuan ibu tentang perkembangan anak usia 3-4 tahun. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa mayoritas subjek berada dalam kategori pengetahuan
yang baik, yaitu sebesar 73,3%. Subjek yang berada dalam kategori
pengetahuan cukup, yaitu sebesar 18,3% dan 8,3% subjek berada dalam
kategori pengetahuan yang kurang.
Hal ini berarti sebagian besar subjek, yakni para ibu memiliki
pengetahuan yang baik terhadap perkembangan anak usia 3-4 tahun.
Pengetahuan ibu yang baik tentang perkembangan anak usia 3-4 tahun ini
dapat terjadi karena beberapa faktor, yaitu tingkat pendidikan, informasi,
budaya, pengalaman, dan kondisi sosial ekonomi yang dimiliki oleh ibu.
berdiri sendiri, akan tetapi saling terkait dan saling melengkapi satu dengan
yang lain.
Ditinjau dari tingkat pendidikan yang dimiliki oleh para ibu, ibu yang
memiliki pengetahuan tentang perkembangan anak usia 3-4 tahun dalam
kategori baik terdiri dari 25 orang berpendidikan SMA dan 19 orang
berpendidikan perguruan tinggi. Ibu yang memiliki pengetahuan tentang
perkembangan anak usia 3-4 tahun dalam kategori cukup terdiri dari 1 orang
berpendidikan SMP dan 10 orang berpendidikan SMA, sedangkan ibu yang
memiliki pengetahuan tentang perkembangan anak usia 3-4 tahun dalam
kategori kurang terdiri dari 1 orang berpendidikan SD dan 4 orang
berpendidikan SMP.
Menurut Soekanto (2006) tingkat pendidikan menunjukkan korelasi
positif dengan terjadinya peningkatan perilaku positif dan pengetahuan.
Terkait dengan tingkat pendidikan ini dapat disimpulkan bahwa subjek dapat
memiliki pengetahuan tentang perkembangan anak usia 3-4 tahun yang baik
karena sebagian besar subjek memiliki tingkat pendidikan SMA dan
Perguruan Tinggi.
Tingkat pendidikan yang memadai akan memberikan kesadaran yang
lebih tinggi dalam pengembangan identifikasi terhadap segenap komitmen
dalam setiap kegiatan (Hidayati dan Widayanti, 2003). Kesadaran para ibu
yang lebih tinggi dalam mengembangkan identifikasi yang disertai dengan
komitmen terkait dengan perkembangan anak usia 3-4 tahun tersebut juga
SMA dan Perguruan Tinggi. Kesadaran dan komitmen itulah yang sangat
dimungkinkan dapat mendorong subjek untuk memiliki pengetahuan yang
lebih luas lagi. Dengan demikian, tingkat pendidikan yang memadai yang
dimiliki oleh ibu diasumsikan dapat mendukung ibu untuk memahami lebih
dalam mengenai pentingnya mengetahui karakteristik perkembangan anak
usia 3-4 tahun.
Banyaknya informasi yang diterima ibu tentang perkembangan anak
usia 3-4 tahun juga berpengaruh terhadap pengetahuan yang dimiliki ibu.
Seseorang yang memiliki sumber informasi yang lebih banyak akan memiliki
pengetahuan yang lebih luas (Soekanto, 2006). Subjek sangat dimungkinkan
untuk mendapatkan informasi lebih banyak melalui beberapa alternatif yang
terkait dengan perkembangan anak usia 3-4 tahun.
Alternatif-alternatif tersebut dapat diperoleh dengan cara membaca
buku atau majalah yang berkaitan dengan perkembangan anak, menonton
acara televisi yang mengangkat topik tentang perkembangan anak, ataupun
perbincangan santai antar para ibu yang membahas tentang perkembangan
anak mereka. Didukung oleh banyaknya informasi yang dapat diperoleh para
ibu dari alternatif-alternatif tersebut, sangat dimungkinkan para ibu memiliki
pengetahuan dalam hal perubahan-perubahan yang akan terjadi pada anak usia
3-4 tahun, seperti dalam hal fisik, sosial, emosional, dan kognitif anak.
Faktor berikutnya yang mempengaruhi pengetahuan subjek adalah
budaya. Menurut Soekanto (2006), budaya berkaitan dengan tingkah laku
sikap dan kepercayaan. Pemenuhan kebutuhan anak terutama dalam hal
makanan, perawatan, bimbingan, rasa aman, dan pencegahan dari berbagai
penyakit membutuhkan pengetahuan.
Pengetahuan ibu dalam memenuhi kebutuhan anak usia 3-4 tahun ini
sangat mungkin didapatkan dari kebiasaan-kebiasaan seorang ibu apabila telah
mempunyai anak seperti pemberian air susu ibu, pemberian makanan yang
bergizi, dan pemeriksaan anak di Posyandu. Selain itu, sangat dimungkinkan
juga pengetahuan ibu tersebut bisa diperoleh secara turun-temurun dalam
keluarga atau pun masyarakat, berupa cerita mitos terkait dengan berbagai hal
yang sudah dapat dilakukan oleh anak usia 3-4 tahun. Sumber-sumber yang
disebutkan di atas sangat memungkinkan untuk dapat menjadi sumber
pengetahuan para ibu terkait dengan bagaimana perkembangan anaknya yang
berusia 3-4 tahun.
Pengalaman yang dimiliki oleh subjek juga berpengaruh terhadap
pengetahuan subjek tentang perkembangan anak usia 3-4 tahun. Menurut
Soekanto (2006) pengalaman merupakan hal-hal yang pernah dialami
seseorang yang akan menambah pengetahuan tentang sesuatu yang bersifat
informal. Subjek dapat memiliki pengetahuan yang baik tentang
perkembangan anak usia 3-4 tahun sangat dimungkinkan karena adanya
pengalaman secara langsung maupun tidak langsung yang diperoleh subjek
yang berkaitan dengan perkembangan anak usia 3-4 tahun.
Pengalaman-pengalaman langsung dari subjek sangat mungkin
patokan sebagai dasar pengetahuannya dalam mendidik dan mengamati
perkembangan anak usia 3-4 tahun. Sangat dimungkinkan juga subjek pernah
mengasuh anak orang lain, misalnya keponakan ataupun saudara sepupu yang
masih berusia 3-4 tahun. Selain itu, pengalaman-pengalaman tidak langsung
subjek sangat mungkin didapatkan melalui observasi secara langsung ataupun
perbincangan santai dengan para ibu yang telah memiliki anak usia 3-4 tahun.
Selain keempat faktor di atas, faktor sosial ekonomi yang dimiliki oleh
ibu juga berpengaruh terhadap pengetahuan ibu tentang perkembangan anak
usia 3-4 tahun. Salah satu fungsi utama orang tua adalah memelihara
kesejahteraan sosial dan emosi anak (Supriyadi, 2006). Dengan memiliki
kondisi sosial ekonomi yang baik, sangat memungkinkan bagi ibu untuk
memiliki kesempatan belajar yang lebih terkait dengan perkembangan anak
usia 3-4 tahun, misalnya tentang bagaimana cara mengatasi anak yang sedang
berteriak-teriak sambil menangis. Adanya kesempatan yang lebih untuk
belajar tersebut dapat dimanfaatkan ibu untuk lebih banyak lagi mencari
informasi tentang perkembangan anak usia 3-4 tahun.
Selama anak belum dewasa, orangtua sangat berperan untuk
menyediakan makanan, pakaian, dan pendidikan yang baik kepada
anak-anaknya (Ahmadi dan Uhbiyati, 2003). Oleh karena itu, ibu yang memiliki
kondisi sosial ekonomi yang baik sangat dimungkinkan untuk dapat
melakukan usaha-usaha untuk memperoleh pengetahuan yang baik tentang
perkembangan anak usia 3-4 tahun. Usaha-usaha tersebut dapat dilakukan
berlangganan koran atau majalah yang terkait dengan perkembangan anak,
dan membelikan alat-alat yang mendukung untuk perkembangan anak,
misalnya CD Baby Brain yang berguna untuk merangsang tumbuh kembang
otak ataupun krayon untuk merangsang kemampuan motorik halus anak usia
3-4 tahun.
Pada penelitian ini didapatkan juga subjek yang memiliki pengetahuan
dalam kategori cukup dan kurang yaitu sebesar 18,3% dan 8,3%. Hal itu
sangat dimungkinkan dapat terjadi karena subjek kurang optimal dalam
mencari sumber pengetahuan tentang perkembangan anak usia 3-4 tahun
seperti yang tertulis di atas.
Dengan perhitungan One Way Anova melalui bantuan SPSS 15,0 for
windows evaluation didapatkan hasil p sebesar 0,000. Dari hasil itu dapat
dijadikan dasar untuk melihat perhitungan mean empirik pada tabel 7 dan
kemudian membandingkan tiap aspeknya. Dengan begitu kita dapat melihat
bagaimana pengetahuan ibu pada tiap aspek perkembangan anak usia 3-4
tahun.
Jika ditinjau dari perolehan mean empirik dan teoritik yang diperoleh
subjek dalam semua aspek perkembangan yaitu fisik, emosional, sosial, dan
kognitif, hasil menunjukkan bahwa semua aspek memilikimeanempirik yang
lebih besar dari mean teoritik. Hal ini berarti para ibu telah memiliki
pengetahuan tentang perkembangan anak usia 3-4 tahun yang baik dalam
Walaupun 73,3% subjek memiliki pengetahuan yang baik tentang
perkembangan anak usia 3-4 tahun, akan tetapi apabila dilihat dari mean
empirik masing-masing aspek perkembangan akan tampak bahwa tingkat
pengetahuan ibu tersebut besarnya bervariasi. Berdasarkan hasil perhitungan
mean empirik didapatkan data bahwa pengetahuan ibu pada tiap aspek
perkembangan anak usia 3-4 tahun dari yang terbaik adalah aspek fisik yaitu
sebesar 8,5700, emosional sebesar 7,5167, sosial sebesar 7,3000, dan yang
terendah adalah aspek kognitif yaitu sebesar 6,0167.
Tingginya mean empirik pengetahuan subjek pada aspek
perkembangan fisik anak usia 3-4 tahun, yaitu sebesar 8,5700 sangat mungkin
disebabkan karena para ibu mudah memahami kejadian perkembangan pada
anaknya yang dapat dilihat secara kasat mata. Menurut Sujiono (2009)
perkembangan fisik anak dapat dilihat dari keterampilan fisik sampai pada
kemampuan memegang krayon dengan jari. Perkembangan fisik anak usia 3-4
tahun ini bisa dilihat secara kasat mata, sehingga subjek mampu mengamati
dari hari ke hari.
Begitu pula dengan tingginya mean empirik pengetahuan ibu pada
aspek perkembangan emosional dan sosial anak usia 3-4 tahun, yaitu sebesar
7,5167 dan 7,3000. Hal tersebut sangat mungkin disebabkan karena dasar
etika yang dimiliki oleh subjek, sehingga subjek menanamkan etika tersebut
kepada anaknya sedini mungkin. Sebagian besar etika yang ditanamkan subjek
anak harus mulai mengendalikan emosinya dan bagaimana seorang anak harus
menjalin pertemanan yang baik dengan anak lainnya.
Hal yang sedikit berbeda dalam penelitian ini yaitu mean empirik
pengetahuan ibu pada aspek perkembangan kognitif lebih rendah
dibandingkan aspek perkembangan anak lainnya, yaitu hanya sebesar 6,0167.
Menurut Piaget, perkembangan mental anak merupakan penciptaan yang
berkelanjutan menuju bentuk yang semakin komplek, sehingga kita harus
mengubah cara berpikir kita tentang perkembangan pikiran anak-anak
(Santrock, 2005). Dengan begitu, rendahnya mean empirik pada aspek
kognitif dibandingkan aspek perkembangan yang lain sangat dimungkinkan
karena perkembangan anak usia 3-4 tahun khususnya dalam aspek kognitif itu
bersifat abstrak bagi subjek. Artinya subjek memang harus lebih banyak
meluangkan waktu untuk membaca ataupun berusaha mencari informasi dari
berbagai sumber tentang bagaimana cara mengetahui dan mengembangkan
46
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu memiliki
pengetahuan tentang perkembangan anak usia 3-4 tahun dengan kategori baik,
yaitu sebesar 73,3%. Berdasarkan perbandingan mean empirik dan teoritik
didapatkan bahwa para ibu memiliki pengetahuan tentang perkembangan anak
usia 3-4 tahun yang baik dalam setiap aspek perkembangan anak. Akan tetapi,
berdasarkan perbandinganmean empirik pada tiap aspek perkembangan anak
usia 3-4 tahun dari yang terbaik adalah aspek fisik, emosional, sosial, dan
yang terendah adalah aspek kognitif.
B. Saran
Saran-saran yang dapat peneliti berikan adalah sebagai berikut:
1. Bagi para ibu
Berdasarkan hasil penelitian pengetahuan ibu tentang
perkembangan anak usia 3-4 tahun yang sebagian besar baik,
hendaknya para ibu dapat mempertahankannya.
2. Bagi instansi- instansi terkait dan pembaca pada umumnya
Bagi instansi yang terkait seperti Play Group, TK, dan
untuk mempertahankan pengetahuan mereka yang baik. Untuk para
pembaca pada umumnya, agar hasil pengetahuan ibu yang baik tentang
perkembangan anak usia 3-4 tahun ini dapat dijadikan motivasi untuk
melakukan upaya-upaya peningkatan pengetahuan mereka tentang
perkembangan anak usia 3-4 tahun, misalnya dengan lebih banyak
membaca buku atau majalah tentang perkembangan anak.
3. Bagi peneliti selanjutnya
Jika di waktu mendatang ada yang berniat melakukan penelitian
yang sejenis, peneliti menyarankan agar peneliti lain mencoba meneliti
variabel lain yang terkait, seperti tingkat pendidikan pada karakteristik
perkembangan anak usia 3-4 tahun atau implementasi pengetahuan ibu
tentang perkembangan anak usia 3-4 tahun. Selain itu juga dapat
ditambahkan data tambahan lainnya yang sekiranya dapat membantu
48
Ahmadi, A. dan Uhbiyati, N., (2003).Ilmu Pendidikan.Jakarta: PT Rineka Cipta.
Arikunto, S., (2000).Manajemen Penelitian, (Ed. rev.). Jakarta: Rineka Cipta.
Azwar, Saefuddin, (2008).Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar offset.
Budiningsih, T.W., (2007). ”Pengaruh Pola Asuh Orangtua Terhadap Perkembangan Moral Anak”. Media Informasi Penelitian, Nomor 192, Oktober-Desember 2007, pp 271-282.
Fridani, L. dan Lestari, A., (2009). Pendidikan Anak Usia Dini.Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Gulo, W., (2007).Metodologi Penelitian.Jakarta: PT Grasindo.
Hidayanti, U., dan Widayanti, S.Y.M., (2003). “Pengaruh Tingkat Pendidikan dengan Tingkat Pemahaman Orangtua Terhadap Narkoba”. Media Informasi Penelitian, Nomor 175, Oktober-Desember 2003, pp 72-82.
Hidayat A.A.A., (2008). Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan.Jakarta: Salemba Medika.
Mukhtar, H., (2009). Psikologi Pendidikan (Sebuah Orientasi Baru). Cipayung-Ciputat: Gaung Persada Press.
Notoatmodjo, S., (2005).Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Santrock, John W. (2005).Life-Span Development : Perkembangan Masa Hidup. Edisi kelima.Jakarta : Erlangga.
Santrock, J.W., (2009).Psikologi Pendidikan. Jakarta: Salemba Humanika.
Sjamsuri, (1989). Pengantar Teori Pengetahuan. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Soekanto, S., (2006). Sosiologi: Suatu Pengantar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Sugiyono, (2008).Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Sujiono, Y.N., (2009). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT Indeks.
Supriyadi, (2006). “Peranan Orangtua Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Anak”. Media Informasi Penelitian, Nomor 185, Januari-Maret 2006, pp 45-54.
Suryabrata, Sumadi, (2002). Metodologi Penelitian. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
50
Lampiran A
Skala Pengetahuan Ibu Tentang
Perkembangan Anak Usia 3-4 Tahun
No:
Selamat pagi/ siang Ibu, perkenalkan nama saya Detalia Filida Zebua mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Saya mahasiswa semester akhir yang akan mengadakan penelitian sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar sarjana Strata 1 (S1). Oleh karena itu, saya sangat
mengharapkan bantuan dari Ibu untuk bersedia mengisi kuisiner penelitian yang
telah saya berikan.
Kuisioner yang saya berikan ini berisikan tentang
keterampilan-keterampilan yang dimiliki oleh Anak Usia Dini, yaitu usia 0 – 8 tahun. Menurut
Ibu, manakah keterampilan-keterampilan yang sudah seharusnya dimiliki oleh
MOHON TERLEBIH DAHULU IBU MENGISI DATA DI BAWAH INI,
1. IDENTITAS IBU
Nama :
Usia : tahun
Pendidikan Terakhir : SD/SMP/SMA/Perguruan Tinggi (lingkari salah satu)
Pekerjaan :
2. IDENTITAS ANAK
Nama Anak :
Usia : 3 / 4 tahun (lingkari salah satu)
PETUNJUK PENGISIAN:
1. Bacalah pernyataan-pernyataan di bawah ini.
2. Di antara sejumlah keterampilan-keterampilan anak berikut ini, sejauh
yang ibu ketahui manakah keterampilan yang selayaknya sudah dapat
dikuasai oleh anak seusia putra ibu, yaitu usia 3-4 tahun.
3. Berikan tanda centang (√) di samping pernyataan pada kolom Ya jika keterampilan-keterampilan tersebut adalah keterampilan yang seharusnya
sudah dimiliki oleh anak usia 3-4 tahun.
Berikan tanda centang (√) pada kolom Ya jika keterampilan-keterampilan tersebut merupakan keterampilan yang seharusnya sudah dimiliki oleh anak usia
3-4 tahun.
No Pernyataan Ya
1. Anak dapat meningkatkan keterampilan fisiknya
(contohnya anak bisa memanjat, berlari, melompat, dsb).
2. Anak dapat mengendarai sepeda roda tiga.
3. Anak dapat naik turun tangga dengan menggunakan kaki secara bergantian (kanan-kiri).
4. Anak dapat berlari.
5. Anak dapat melompat dengan dua kaki.
6. Anak dapat berjalan dengan seimbang di jalan yang kecil atau sempit (contohnya balok keseimbangan, jalan setapak, dsb).
7. Anak dapat memanjat peralatan bermainnya (contohnya rumah pohon, tangga tali, dsb)
8. Anak dapat memakai dan melepas pakaiannya sendiri (baju dan celana).
9. Anak dapat menangkap bola dengan menggunakan kedua tangannya.
10. Anak dapat berjalan mundur dengan berjinjit.
11. Anak dapat memegang krayon dengan jari.
12. Anak dapat menjadi dirinya sendiri (contohnya bermain sesuai dengan permainan yang disenangi).
13. Anak dapat mengembangkan perasaan rendah diri.
14. Anak dapat membedakan jenis kelamin laki-laki dan perempuan.