• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERKEMBANGAN ANAK USIA 3-4 TAHUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGETAHUAN IBU TENTANG PERKEMBANGAN ANAK USIA 3-4 TAHUN"

Copied!
0
0
0

Teks penuh

(1)

USIA 3-4 TAHUN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Disusun Oleh:

Nama : Detalia Filida Zebua NIM : 059114054

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

iv

”APA YANG KITA MAU DAN

INGINKAN PASTI AKAN KITA

DAPATKAN KALAU KITA

BENAR-BENAR TAHU APA YANG KITA MAU

(5)

v

KARYA INI AKU PERSEMBAHKAN

UNTUK KEDUA ORANG TUA

YANG SANGAT AKU CINTAI

(6)
(7)

vii

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengetahuan ibu tentang perkembangan anak usia 3-4 tahun dengan menggunakan satu skala yaitu skala pengetahuan ibu tentang perkembangan anak usia 3-4 tahun yang terdiri dari 36 item. Pengujian validitas dilakukan denganprofessional judgement dan uji reliabilitasnya dengan Alpha Cronbach. Skala tersebut memiliki koefisien reliabilitas sebesar 0,940. Subjek penelitian ini adalah 60 orang ibu yang memiliki anak usia 3-4 tahun. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu memiliki pengetahuan tentang perkembangan anak usia 3-4 tahun dengan kategori baik, yaitu sebesar 73,3%. Berdasarkan perbandinganmeanempirik dan teoritik didapatkan bahwa para ibu memiliki pengetahuan tentang perkembangan anak usia 3-4 tahun yang baik dalam setiap aspek perkembangan anak. Akan tetapi, berdasarkan perbandingan

mean empirik pada tiap aspek perkembangan anak usia 3-4 tahun dari yang terbaik adalah aspek fisik, emosional, sosial, dan yang terendah adalah aspek kognitif.

(8)

viii

CHILD GROWTH AGE 3 TO 4 YEARS

Detalia Filida Zebua

ABSTRACT

This research focused on mother knowledge about child growth age 3 to 4 years. Which use one scale it was consist of 36 items. Validity test applied professional judgment and reliability test applied Alpha Cronbach. That reliability coefficient scale was 0,940. The research object were 60 mothers who had child age 3 to 4 years. The research method used quantitative description. The result showed that mother knowledge about child growth age 3 to 4 years with good category was 73%. Based on the empiric and teoritic mean, it was found that mothers have good knowledge about child growth age 3-4 years in every aspect of their development. However, based on the empiric mean comparison in every aspect about child growth age 3-4 years, it was found that the highest result was gotten from physical, emotional, social aspect, and the lowest result was cognitive aspect.

(9)
(10)

x

Tiada kata yang dapat menggambarkan betapa ku bersyukur kepada Bapa

di surga atas segala penyertaan dan perlindungan-Nya dalam kehidupanku,

terutama pada saat mengerjakan skripsi ini. Rasa syukur selalu kuselipkan dalam

setiap doa yang terucap. Disela-sela rasa lelah dan hampir putus asa, Engkau

selalu ada disisiku memberi semangat dan kesegaran baru. Skripsi ini dapat

kuselesaikan karena kuasa dan kasih-Mu yang begitu nyata dalam hidupku, Bapa.

Terima kasih karena Engkau baik, dan selalu baik.

Skripsi ini dapat diselesaikan tentunya atas dukungan dan bantuan dari

berbagai pihak, oleh karena itu ijinkan penulis menyampaikan rasa terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu Dr. Christina Siwi Handayani, selaku Dekan Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Ibu ML. Anantasari, S. Psi., M. Si, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang

telah memberi pengarahan dengan sangat sabar; Terima kasih banyak karena

telah membuat impian saya menjadi nyata.

3. Dra. L. Pratidarmanastiti, MS. dan Dr. T. Priyo Widiyanto, M. Si., selaku

Dosen Penguji Skripsi.

4. Romo Priyono Marwan, selaku Dosen Pembimbing Akademik yang turut

(11)

xi diberikan.

6. Karyawan sekretariat Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma; Mba

Nanik, Mas Gandhung, Pak Gik, Mas Doni, dan Mas Muji, terima kasih atas

pelayanannya.

7. Kedua orangtuaku, Drs. Manahati Zebua, M. Kes., MM. dan Sri Lumintu

Ningsih yang selalu memberi dukungan kepadaku. Aku sangat bangga

menjadi anak kalian dan aku sangat mencintai kalian.

8. Keluarga besarku: Mba Yeti, Mas Andi, Naura, mas Dedy, Mba Yuli, Felice,

Mba utie, mas Abie, Ayu. Aku sangat mencintai kalian.

9. Kekasihku Ardi Widya Putra, Chacicuayi2 Mot2.

10. Gina Margaretha Manik, sahabat terbaikku.

11. Karyawan Mailin Salon: Mba Ani, Mba Atik, Mba Uras, Mba Ema, dan Mba

Mari.

12. Semua pihak yang tanpa sengaja belum disebutkan di sini; terima kasih

(12)

xii

Halaman

HALAMAN JUDUL ...………...…………... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING …...….……... ii

HALAMAN PENGESAHAN ...………..……… iii

HALAMAN MOTTO ...………..………. iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ...……….…….………. v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA …...……….……..………..…. vi

ABSTRAK ...……….. vii

ABSTRACT …...………....…………...………....…… viii

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH …...…. ix

KATA PENGANTAR ...………..……..…………..….... x

DAFTAR ISI …...………...……….……….….. xii

DAFTAR TABEL …...………...……….…... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

(13)

xiii

1. Pengertian Pengetahuan ... 8

2. Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan ... 10

B. Perkembangan Anak Usia 3-4 Tahun ... 12

1. Pengertian Perkembangan Anak Usia 3-4 Tahun ... 12

2. Karakteristik Perkembangan Anak Usia 3-4 Tahun ... 13

C. Pengetahuan Perkembangan Anak Usia 3-4 Tahun ... 16

D. Pertanyaan Penelitian ... 20

BAB III METODE PENELITIAN ... 21

A. Jenis Penelitian ... 21

B. Identifikasi Variabel Penelitian ... 21

C. Definisi Operasional ... 21

D. Subjek Penelitian ... 22

E. Metode dan Alat Pengumpulan Data ... 22

F. Instrumen Pengukuran ... 24

1. Validitas ... 24

2. Seleksi Item ... 25

3. Reliabilitas ... 26

G. Metode Analisis Data ... 27

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 29

A. Pelaksanaan Penelitian ... 29

(14)

xiv

2. Uji Reliabilitas ... 32

3. Uji Normalitas ... 33

4. Analisis Data Tambahan ... 34

5. Analisis Deskriptif ... 35

C. Pembahasan ... 38

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 46

A. Kesimpulan ... 46

B. Saran ... 46

DAFTAR PUSTAKA ... 48

(15)

xv

Tabel Halaman

1. Blue printSkala Pengetahuan Ibu Tentang Perkembangan

Anak Usia 3-4 Tahun ……….…… 24

2. Sebaran item Skala Pengetahuan Ibu Tentang Perkembangan

Anak Usia 3-4 Tahun Sebelum Analisis Item ……….………. 30

3. Sebaran item Skala Pengetahuan Ibu Tentang Perkembangan

Anak Usia 3-4 Tahun Setelah Analisis Item ……….…… 32

4. Karakteristik Subjek ………...……… 34

5. Norma Kategori Skor ………...………. 36

6. Kategori Pengetahuan Ibu Tentang Perkembangan Anak

Usia 3-4 Tahun Skor Kategori Jumlah Subjek Persentase………...…… 37

7. Statistik Deskriptif Tiap Aspek Reaksi Perkembangan Anak

(16)

xvi

Lampiran Halaman

A. Skala Pengetahuan Ibu Tentang Perkembangan Anak

Usia 3-4 Tahun Sebelum Analisis Item ... 51

B. Skala Pengetahuan Ibu Tentang Perkembangan Anak

Usia 3-4 Tahun Setelah Analisis Item ... 59

C. Analisis Reliabilitas Skala Pengetahuan Ibu Tentang

Perkembangan Anak Usia 3-4 Tahun ...66

D. Uji Normalitas dan Analisis Deskriptif Reaksi Pengetahuan Ibu

Tentang Perkembangan Anak Usia 3-4 Tahun ... 77

E. Uji Perbandingan Reaksi Pengetahuan Ibu Tentang

(17)

1

A. Latar Belakang Masalah

Awal dari kehidupan manusia dimulai sejak dalam kandungan. Setelah

bayi lahir, mulailah kehidupan manusia di dunia, yang merupakan awal dari

pertumbuhan dan perkembangan di luar rahim. Pertumbuhan dan

perkembangan anak berbeda-beda, ada tahap-tahapnya sesuai usia anak.

Meskipun pertumbuhan dan perkembangan anak berjalan menurut

norma-norma tertentu, tetapi seorang anak banyak bergantung pada orangtua,

terutama dalam hal makanan, perawatan, bimbingan, rasa aman, dan

pencegahan dari berbagai penyakit.

Menurut Supriyadi (2006), orangtua merupakan pendidik yang

pertama bagi anak-anaknya. Orangtua yang terdiri dari ayah dan ibu,

mempunyai peran utama didalam mendidik dan mengarahkan anaknya

menjadi anak yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta

menghormati ayah dan ibunya. Orangtua memikul tugas sebagai pendidik,

baik bersifat sebagai pemelihara, pengasuh, pembimbing, pembina maupun

sebagai guru dan pemimpin terhadap anak-anaknya. Ini adalah tugas kodrati

dari tiap-tiap manusia. Selama anak belum dewasa, orangtua sangat berperan

untuk menyediakan makanan dan pakaian serta pendidikan yang baik kepada

(18)

Seorang ibu yang mengandung anaknya selama 9 bulan dan setelah itu

melahirkannya dan menyusuinya, dapat dipahami bahwa ibu memiliki

kedekatan secara psikologis dengan anaknya. Dibandingkan ayah, ibu yang

paling dominan dan sangat besar pengaruhnya kepada seorang anak. Pengaruh

ibu lah yang paling banyak, karena dalam sehari-harinya anak lebih

berdekatan dengan ibu dibanding dengan lainnya. Jadi, peranan ibu nampak

lebih besar dalam mengasuh dan mendidik anak-anaknya (Ahmadi dan

Uhbiyati, 2003).

Banyak hal yang menimpa anak-anak selama ini seperti kekurangan

gizi, berat badan kurang, mudah terkena diare, lambat berbicara, berjalan, dan

berpikir. Kejadian yang menyedihkan ini tentu banyak dihubungkan dengan

pengetahuan ibu tentang pengasuhan, perawatan, dan pendidikan

anak-anaknya. Apabila ibu tidak memiliki pengetahuan tentang tumbuh kembang

anak, seperti pemberian Air Susu Ibu (ASI), pemberian gizi yang dibutuhkan

anak, penguasaan keterampilan motorik (berbicara, bernyanyi, bercerita,

menggambar, pemahaman warna, menulis, menari), pemberian permainan

yang edukatif, melarang anak, dan lain-lain, maka tahap perkembangan anak

akan mengalami hambatan atau gangguan. Dengan demikian, terganggu pula

pertumbuhan dan perkembangan anak (Supriyadi, 2006). Keterbatasan

pengetahuan dan informasi yang dimiliki orangtua dapat menyebabkan

potensi yang dimiliki anak tidak berkembang optimal (Sujiono, 2009).

Hidayat (2008) mengatakan pada pertumbuhan dan perkembangan

(19)

dan perlambatan merupakan suatu kejadian yang berbeda dalam setiap organ

tubuh, namun masih saling berhubungan antara satu dengan yang lain, misal

terjadi perubahan tentang besarnya, jumlah, dan ukuran di tingkat sel maupun

organ pada individu serta perubahan bentuk dan fungsi pematangan organ

mulai dari aspek fisik, sosial, emosional, dan intelektual.

Berkaitan dengan Anak Usia Dini (untuk seterusnya akan ditulis

AUD), Sujiono (2009) menjelaskan bahwa sebaiknya orangtua atau orang

dewasa lainnya perlu:

1. Memberi kesempatan dan menunjukkan permainan serta alat

permainan tertentu kepada anak yang dapat memicu munculnya

masa peka/ menumbuhkembangkan potensi yang sudah

memasuki masa peka.

2. Memahami bahwa anak masih berada pada masa egosentris yang

ditandai dengan seolah-olah dialah yang paling benar,

keinginannya harus selalu dituruti dan sikap mau menang sendiri.

3. Memahami bahwa pada masa ini anak sedang melakukan proses

peniruan terhadap segala sesuatu yang ada disekitarnya termasuk

tokoh-tokoh khayal yang ditampilkan di televisi.

4. Membiarkan anak bermain di luar rumah bersama-sama

temannya agar kelak anak akan dapat bersosialisasi dan

(20)

5. Memahami pentingnya eksplorasi bagi anak dengan

memanfaatkan benda-benda yang ada disekitarnya karena anak

adalah penjelajah yang ulung.

6. Memahami bahwa anak tidak boleh selalu dimarahi saat ia

membangkang dan bila terjadi pembangkangan sebaiknya diberi

waktu pendinginan dan setelah beberapa lama baru diberikan

nasehat.

Kemampuan anak berkembang mengikuti pertumbuhannya dan

merupakan ciri perkembangan kejiwaannya. Beberapa ciri pertumbuhan

kejiwaan anak sebelum menempuh pendidikan di tingkat Sekolah Dasar

(untuk seterusnya akan ditulis SD), yaitu:

1. Kemampuan anak melayani kebutuhan fisik secara sederhana

telah mulai berubah.

2. Anak mulai mengenal kehidupan sosial dan pola sosial yang

berlaku dan yang dimanifestasikan.

3. Anak menyadari dirinya berbeda dengan anak lain yang

mempunyai keinginan dan perasaan tertentu.

4. Anak masih tergantung pada orang lain dan memerlukan

perlindungan orang lain.

5. Anak belum dapat membedakan antara yang nyata dan khayal

(Ahmadi dan Uhbiyati, 2003).

Seorang ibu yang setiap hari meluangkan banyak waktu untuk

(21)

pertumbuhan yang normal baik dalam hal fisik maupun non fisik seperti

sosial, emosional, dan intelektual. Pada pertumbuhan fisik dan non fisik bagi

anak yang sudah sekolah di Taman Kanak-Kanak (untuk seterusnya akan

ditulis TK) diharapkan tidak jauh berbeda dengan temannya, bahkan kalau

dapat lebih unggul dari anak-anak yang lain.

Berdasarkan kondisi yang diuraikan di atas, maka perkembangan fisik

dan non fisik dari seorang anak menjadi sangat penting. Perkembangan ini

menjadi baik apabila ibu memiliki pengetahuan tentang perkembangan anak

menurut usianya. Dengan demikian, ibu mampu memberikan perawatan,

pengasuhan, dan pendidikan, sesuai dengan pola perkembangan anak yang

seharusnya seperti dalam hal fisik, sosial, emosional, dan intelektual.

Suryantari (2008) melakukan penelitian dengan judul Hubungan

Antara Pola Asuh Orangtua yang Otoritatif dan Perkembangan Kemandirian

Anak Usia Pra Sekolah di Kelompok Bermain Melati di Yogyakarta. Setelah

dianalisis, maka diperoleh hasil yaitu ada hubungan positif antara pola asuh

orangtua yang otoritatif dengan kemandirian anak usia pra sekolah di

kelompok bermain melati.

Kesamaan penelitian yang dilakukan oleh Suryantari dengan

penelitian ini, yaitu sama-sama melakukan penelitian tentang anak-anak.

Perbedaannya adalah pada fokus dan materi penelitian yang dilakukan

peneliti. Fokus penelitian peneliti pada ibu-ibu yang memiliki anak usia 3-4

tahun berkaitan dengan pengetahuan ibu tentang karakteristik perkembangan

(22)

Anak usia 3-4 tahun termasuk dalam rentang AUD (Sujiono, 2009).

Ada beberapa aspek yang perlu diketahui pada perkembangan AUD, yaitu

kesadaran personal, kesehatan emosional, sosialisasi, komunikasi, kognisi,

dan keterampilan motorik (Catron dan Allen, Cit. Sujiono, 2009).

Aspek-aspek tersebut tentu tidak semua ibu sudah memahaminya. Barangkali ada ibu

yang sudah baik pengetahuannya, tetapi ada juga ibu yang cukup atau kurang

pengetahuannya pada perkembangan anak usia 3-4 tahun. Pengetahuan ibu ini

hanya sebatas pada unsur kognitif.

Untuk melihat seberapa banyak ibu yang pengetahuannya baik, cukup,

dan kurang pada perkembangan anak usia 3-4 tahun, maka penelitian ini

menjadi sangat penting dan bermanfaat, agar nantinya para ibu didalam

mendidik dan mengasuh anaknya didasarkan pada karakteristik perkembangan

anak usia 3-4 tahun.

B. Rumusan Masalah

Ada pun rumusan masalah dari penelitian ini adalah “Sejauh mana

pengetahuan ibu tentang perkembangan anak usia 3-4 tahun?”.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah peneliti ingin mengetahui tingkat

(23)

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kajian teoritis

dan memperluas pengetahuan serta pandangan dalam ilmu psikologi,

khususnya dalam Psikologi Perkembangan Anak mengenai tingkat

pengetahuan Ibu tentang perkembangan anak usia 3-4 tahun.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi para ibu

Penelitian ini dapat memberikan gambaran mengenai pentingnya

pengetahuan ibu tentang perkembangan anak usia 3-4 tahun,

sehingga dapat digunakan sebagai bahan refleksi tentang

peningkatan pengetahuan selanjutnya.

b. Bagi instansi-instansi terkait dan pembaca pada umumnya

Penelitian ini dapat memberikan gambaran mengenai pentingnya

seorang ibu mengetahui perkembangan anak usia 3-4 tahun.

Dengan hasil berupa informasi tentang tingkat pengetahuan ibu

diharapkan dapat menjadi bahan refleksi guna mengusahakan

(24)

8

DASAR TEORI

A. Pengetahuan

1. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan itu merupakan wahana untuk menentukan kebenaran

atau untuk lebih membenarkan kebenaran (Gulo, 2007). Ada dua cara

yang dipergunakan oleh manusia untuk mendapatkan pengetahuan yang

benar, yaitu mendasarkan diri pada rasio dan mendasarkan diri pada

pengalaman.

Pengetahuan diperoleh melalui kenyataan (fakta) atau pengalaman

dengan melihat dan mendengar sendiri, serta melalui alat-alat komunikasi

seperti membaca surat kabar, mendengarkan radio, melihat film atau

televisi, dan lain sebagainya. Hal-hal demikian diterima dengan panca

indera untuk kemudian diterima dan diolah oleh otak, seperti pengetahuan

diperoleh sebagai akibat pengaruh dari hubungan dengan orangtua,

kakak-adik, tetangga, kawan-kawan sekolah, dan lain-lain. Apabila pengaruh atau

pengalaman disusun secara sistematis oleh otak, hasilnya adalah ilmu

pengetahuan (Soekanto, 2006).

Pengetahuan adalah hasil kegiatan ingin tahu manusia tentang apa

saja melalui cara-cara dan dengan alat-alat tertentu (Suhartono, 2009).

Pengetahuan ini bermacam-macam jenis dan sifatnya, ada yang langsung

(25)

subjektif, dan khusus serta ada pula yang bersifat tetap, objektif, dan

umum. Jenis dan sifat pengetahuan ini tergantung kepada sumbernya dan

dengan cara dan alat apa pengetahuan itu diperoleh.

Menurut Sjamsuri (1989), pengetahuan dapat dibagi menjadi dua,

yaitu pengetahuan rasional dan pengetahuan pengalaman atau empiris.

Pengalaman rasional adalah pengetahuan yang diperoleh dengan cara

memeras otaknya semata-mata, sedangkan pengetahuan pengalaman atau

empiris yaitu pengetahuan yang diperoleh dengan cara mengadakan

kontak dengan alam lingkungan melalui alat-alat indera. Pengetahuan

yang dicari adalah pengetahuan yang benar sesuai dengan objeknya.

Menurut Audi dalam Sjamsuri (1989), pengetahuan bisa dibagi

lebih sederhana lagi yaitu hanya dalam 3 kelompok. Pengelompokannya

sebagai berikut:

a. Pengetahuan keilmuan

Pengetahuan yang diperoleh dengan cara persepsi atau

mengadakan kontak langsung dengan dunia sekitar melalui

alat-alat indera yang dimiliki manusia. Kalau disederhanakan

lagi pemahamannya bisa diartikan bahwa pengetahuan

keilmuan merupakan pengetahuan yang diperoleh dengan cara

pengalaman.

b. Pengetahuan moral

(26)

c. Pengetahuan keagamaan

Pengetahuan yang diperoleh bersumber dari Tuhan yang

diturunkan kepada para Nabi, para Rasulnya, dan utusan-Nya.

Jadi, pengetahuan adalah segala sesuatu yang merupakan hasil

kegiatan keingintahuan manusia tentang apa saja melalui cara-cara dan

dengan alat-alat tertentu untuk memperoleh kebenaran atau pun untuk

lebih membenarkan kebenaran. Dalam penelitian ini pengetahuan yang

akan dibahas adalah pengetahuan keilmuan, yaitu pengetahuan yang

diperoleh dengan cara mempersepsi atau mengadakan kontak langsung

dengan dunia sekitar melalui alat-alat indera manusia yang kemudian

diterima dan diolah oleh otak untuk kemudian disusun secara sistematis

oleh otak. Ada berbagai macam cara untuk mendapatkan pengetahuan,

misalnya dengan membaca, mengadakan penelitian, mendengarkan,

melihat, pengalaman, dan sebagainya.

2. Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Selanjutnya Soekanto (2006) menjelaskan bahwa ada beberapa

faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan yaitu:

a. Tingkat Pendidikan

Pendidikan adalah upaya untuk memberikan pengetahuan

sehingga terjadi perubahan perilaku positif yang mengikat.

Tingkat pendidikan menunjukkan korelasi positif dengan

(27)

b. Informasi

Seseorang yang mempunyai sumber informasi yang lebih

banyak akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas.

c. Budaya

Tingkah laku manusia atau kelompok manusia dalam

memenuhi kebutuhan yang meliputi sikap dan kepercayaan.

d. Pengalaman

Sesuatu yang pernah dialami seseorang akan menambah

pengetahuan tentang sesuatu yang bersifat informal.

e. Sosial Ekonomi

Semua orang hidup dalam kelompok dan saling berhubungan

dengan lambang–lambang khususnya bahasa. Manusia

mempelajari kelakuan orang lain di lingkungan sosialnya.

Hampir segala sesuatu yang dipikirkan, dirasakan bertalian

dengan orang lain, bahasa, kebiasaan makan, pakaian dan

sebagainya dipelajari dari lingkungan sosial budaya.

Jadi dapat disimpulkan bahwa jumlah sedikit banyaknya

pengetahuan yang dimiliki seseorang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan,

informasi, budaya, pengalaman, dan sosial ekonomi yang dimiliki

individu. Kelima faktor yang mempengaruhi pengetahuan tersebut tidak

dapat berdiri sendiri melainkan saling terkait dan melengkapi satu sama

(28)

B. Perkembangan Anak Usia 3-4 Tahun

1. Pengertian Perkembangan Anak Usia 3-4 Tahun

Perkembangan adalah pola perubahan biologis, kognitif, dan

sosioemosional yang dimulai dari masa pembuahan dan berlanjut

sepanjang rentang kehidupan. Sebagian besar perkembangan melibatkan

pertumbuhan, meskipun pada akhirnya perkembangan juga melibatkan

penurunan fungsi dan berakhir pada kematian (Santrock, 2009).

Perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan yang sistematis,

progresif, dan berkesinambungan dalam diri individu sejak lahir hingga

akhir hayatnya atau dapat diartikan pula sebagai perubahan-perubahan

yang dialami individu menuju tingkat kedewasaan atau kematangannya

(Mukhtar, 2009). Perubahan-perubahan yang dimaksud lebih diperjelas

oleh Supriyadi (2006) bahwa perkembangan adalah bertambahnya

kemampuan dan fungsi tubuh yang lebih komplek dalam pola yang teratur

dan dapat diramalkan, sebagai hasil proses pematangan dan belajar serta

bersifat kualitatif.

Menurut Jamaris dalam Sujiono (2009) mengatakan bahwa

perkembangan merupakan suatu proses yang bersifat akumulatif, di mana

perkembangan terdahulu akan menjadi dasar bagi perkembangan

selanjutnya. Apabila dalam perkembangan terdahulu terjadi hambatan,

maka perkembangan selanjutnya cenderung akan mendapat hambatan.

Berdasarkan beberapa pengertian perkembangan seperti yang

(29)

adalah berbagai perubahan yang dialami individu seperti perubahan yang

berkaitan dengan fisik, sosial, intelektual, dan emosional yang dimulai dari

masa pembuahan sampai sebelum menginjak masa remaja. Dalam

penelitian ini berfokus pada perkembangan usia 3-4 tahun. Jadi,

perkembangan anak usia 3-4 tahun adalah berbagai perubahan yang

dialami anak seperti perubahan yang berkaitan dengan fisik, sosial,

intelektual, dan emosional yang dimulai dari usia 3 sampai 4 tahun. Anak

dengan usia 3-4 tahun yang termasuk dalam rentang AUD ini merupakan

dasar yang sangat penting bagi perkembangan selanjutnya. Oleh karena

itu, usia anak dari 0-8 tahun sering juga disebut Golden Age (Fridani,

2009). Ada pun perubahan-perubahan yang terjadi pada AUD salah

satunya dapat dilihat pada karakteristik perkembangan AUD.

2. Karakteristik Perkembangan Anak Usia 3-4 Tahun

Karakteristik perkembangan anak ditandai dengan adanya ciri-ciri

tertentu yang dapat dilihat pada pertumbuhan anak dari hari ke hari. Pola

perkembangan anak telah diungkapkan oleh Sujiono (2009) yaitu dengan

melihat pada pola perkembangan fisik, sosial, emosional, dan kognitif

seperti di bawah ini:

a. Perkembangan fisik bagi anak usia 3-4 tahun

1). Peningkatan keterampilan fisik.

(30)

3). Mondar-mandir naik turun tangga, dengan kaki yang

bergantian.

4). Berlari.

5). Melompat dengan kedua kaki.

6). Berjalan pada balok keseimbangan.

7). Memanjat pada peralatan bermain.

8). Dapat melepaskan dan memakai pakaian sendiri.

9). Menangkap bola dengan menggunakan tangan.

10). Berjalan mundur dengan berjinjit.

11). Memegang krayon dengan jari.

b. Perkembangan sosial bagi anak usia 3-4 tahun

1). Menjadi lebih sadar akan diri sendiri.

2). Mengembangkan perasaan rendah hati.

3). Menjadi sadar akan rasial dan perbedaan seksual.

4). Dapat mengambil arah, mengikuti beberapa aturan.

5). Memiliki perasaan yang kuat ke arah rumah dan

keluarga.

6). Menunjukkan suatu pertumbuhan dalam hal perasaan

atau pengertian dari kepercayaan pada diri sendiri.

7). Mulai bermain permainan yang memerlukan kerjasama.

8). Memiliki teman bermain khayalan.

c. Perkembangan emosional bagi anak usia 3-4 tahun

(31)

2). Mulai mengembangkan pengendalian diri.

3). Menghargai kejutan dan peristiwa tertentu.

4). Mulai menunjukkan selera humor.

5). Mulai mengungkapkan tentang kasih sayang secara

terang-terangan.

6). Takut akan gelap, merasa diabaikan, atau pada situasi

yang belum dikenal.

d. Perkembangan kognitif bagi anak usia 3-4 tahun

1). Dapat mengikuti dua perintah.

2). Dapat membuat penilaian menghitung banyaknya

kesalahan yang telah mereka buat.

3). Mengembangkan kosa kata dengan cepat.

4). Menggunakan angka-angka tanpa pemahaman.

5). Adanya kesukaran dalam membedakan antara khayalan

dan kenyataan.

6). Mulai melakukan penggolongan, terutama berdasarkan

fungsi dari suatu benda.

7). Mulai menggunakan beberapa kata-kata abstrak yang

fungsional.

8). Mulai menanyakan pertanyaan ”mengapa” secara sering.

9). Berpikir secara egosentris.

Karakteristik perkembangan anak usia 3-4 tahun di atas

(32)

tahun, baik dari segi fisik, sosial, kognitif, dan sosioemosional. Pada

perkembangan AUD anak usia 3-4 tahun, anak sudah mulai terampil,

lari-lari, lompat-lompat, menangkap bola, dan bisa berpakaian sendiri (fisik),

sedang pada sosial sudah mulai memahami diri, jenis kelamin,

aturan-aturan, dan kerjasama. Pada karakteristik emosional bagi anak 3-4 tahun

sudah mulai bisa memahami dan mengendalikan diri, mengenal rasa

sayang dan humor serta takut pada gelap, sedang pada kognitif anak sudah

mulai mengikuti peraturan, mengenal angka-angka dan penggolongan

benda serta sudah mulai keluar egonya dan selalu bertanya tentang sesuatu

dengan pertanyaan mengapa.

Perubahan-perubahan yang terjadi pada AUD khususnya usia 3-4

tahun tentu memberi informasi bagi orangtua untuk betul-betul memeriksa

dan memperhatikan tentang perkembangan yang telah dialami anak usia

3-4 tahun. Tetapi juga perlu disadari bahwa setiap anak adalah unik, maka

perkembangan setiap anak usia 3-4 tahun juga pastinya akan

berbeda-beda.

C. Pengetahuan Ibu tentang Perkembangan Anak Usia 3-4 Tahun

Karakteristik perkembangan anak usia 3-4 tahun memberikan

gambaran tentang perubahan anak secara fisik, sosial, kognitif, dan

sosioemosional. Setiap anak adalah unik, antara satu dengan yang lain tidak

(33)

perkembangan anak usia 3-4 tahun ini dapat dijadikan sebagai pedoman

terkait dengan perkembangan anak pada usia tersebut.

Pengetahuan dari orangtua tentang kondisi-kondisi yang semestinya

diupayakan bagi anak usia 3-4 tahun sangatlah penting agar nantinya AUD

dapat memiliki potensi dasar untuk meraih masa depan yang cemerlang.

Apabila masih banyak yang belum terpenuhi berarti orangtua memiliki

peluang untuk lebih menaruh perhatian yang serius untuk berusaha memenuhi

karakteristik anak usia 3-4 tahun demi terpenuhinya potensi dasar yang

seharusnya dimiliki AUD pada usia tersebut.

Untuk dapat memenuhi karakteristik perkembangan anak usia 3-4

tahun tentu membutuhkan beberapa dukungan. Misalnya, tingkat pendidikan

ibu, karena semakin baik pendidikan ibu diasumsikan ibu juga akan memiliki

pengetahuan yang lebih luas dan hal itu mendukung ibu untuk memahami

lebih dalam mengenai pentingnya mengetahui karakteristik perkembangan

anak usia 3-4 tahun. Tingkat pendidikan adalah suatu kondisi pada seseorang

yang telah dapat menyelesaikan/ telah lulus tingkat pendidikan tertentu secara

formal, baik tingkat pendidikan dasar dan menengah (SD, SMP, SMU)

maupun perguruan tinggi. Tingkat pendidikan yang memadai akan

memberikan kesadaran yang lebih tinggi dalam pengembangan identifikasi

terhadap segenap komitmen dalam setiap kegiatan (Hidayati dan Widayanti,

2003).

Kondisi sosial dan ekonomi juga sangat mendukung terutama dalam

(34)

anak usia 3-4 tahun pada waktu berinteraksi dengan teman-teman sebayanya.

Jika ibu berada dalam keluarga yang memiliki status ekonomi menengah ke

atas, maka diasumsikan ibu tersebut akan memiliki banyak waktu luang untuk

mengamati perkembangan anaknya dan sebaliknya jika ibu berada dalam

status ekonomi menengah ke bawah, maka sebagian besar waktu ibu tersebut

akan dihabiskan untuk bekerja guna memenuhi kebutuhan pokok keluarga.

Artinya, fungsi utama orangtua bisa berupa tanggungjawab pada pemeliharaan

fisik anak, mendidik dan melatih anak untuk menguasai kemampuan dan

keterampilan yang akan dibutuhkan anak dalam kehidupannya, serta

memelihara kesejahteraan sosial dan emosi anak (Supriyadi, 2006). Pada

pelaksanaan fungsi utama tersebut tentu sangat didukung oleh kondisi sosial

dan ekonomi orangtua.

Mengenai budaya yang telah berkembang di lingkungan tempat ibu

tinggal, hal itu juga ikut memberi dukungan bagi pengetahuan ibu, biasanya

pengetahuan tersebut diperoleh secara turun-temurun dalam keluarga atau pun

masyarakat, berupa cerita bahkan mitos terkait dengan hal-hal yang sudah

dapat dilakukan oleh anak usia 3-4 tahun. Sebagai makhluk sosial, manusia

tidak lepas dari lingkungan kehidupan yang penuh dengan nilai dan norma

yang berkembang di lingkungan tersebut. Nilai dan norma ini diperlukan oleh

manusia untuk mampu membedakan mana yang benar dan mana yang salah

atau mana yang indah dan mana yang jelek atau mana yang baik dan mana

(35)

Pengalaman juga ikut mendukung pengetahuan seorang ibu di dalam

mengetahui dan mengerti tentang karakteristik perkembangan anak usia 3-4

tahun. Bagi ibu yang baru memiliki anak usia 3-4 tahun pertama kali tentu

berbeda pengalaman dengan ibu yang telah memiliki anak usia 3-4 tahun

sebelumnya. Pengalaman-pengalaman ibu di dalam mengikuti perkembangan

anak sangat mendukung ibu dalam memahami dan mengetahui

perubahan-perubahan yang terjadi pada perkembangan anak usia 3-4 tahun. Keluarga

sebagai lingkungan yang pertama bagi penunjang perkembangan anak, maka

orangtua mempunyai peranan yang besar dalam tumbuh kembang anak

(Supriyadi, 2006). Oleh karena itu, orang tua yang telah memiliki pengalaman

dalam mengasuh, merawat, dan mendidik anak akan mampu menciptakan

situasi dan kondisi yang mendukung tercapainya perkembangan anak seperti

pemberian gizi yang dibutuhkan anak, perawatan kesehatan, dan penguasaan

keterampilan motorik kasar dan halus.

Dengan demikian, pengetahuan ibu tentang perkembangan anak usia

3-4 tahun merupakan wahana bagi ibu untuk memahami dan mengerti tentang

bagaimana karakteristik perkembangan anak usia 3-4 tahun yang seharusnya,

sehingga karakteristik anak tersebut sekaligus menggambarkan tugas-tugas

dari seorang ibu untuk memotivasi dan mengarahkan anaknya agar bertumbuh

dan berkembang dengan baik. Adapun yang dapat mempengaruhi

pengetahuan ibu tentang perkembangan anak usia 3-4 tahun, yaitu tingkat

(36)

berkembang di lingkungannya, pengalaman yang telah dimiliki, dan sosial

ekonomi keluarga.

D. Pertanyaan Penelitian

(37)

21

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif-kuantitatif dan

menggunakan perhitungan statistik. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan

untuk menggambarkan sejauh mana ibu mengetahui perkembangan anak

usia 3-4 tahun. Penelitian ini tidak terbatas pada upaya menerima atau

menolak dugaan-dugaan (hipotesis). Tujuan penelitian deskriptif adalah

untuk membuat pencandraan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai

fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu (Suryabrata, 2002).

B. Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah pengetahuan ibu.

C. Definisi Operasional

Pengetahuan adalah segala sesuatu yang merupakan hasil kegiatan

keingintahuan manusia tentang apa saja melalui cara mempersepsi atau

mengadakan kontak langsung dengan dunia sekitar melalui alat-alat indera

manusia untuk memperoleh kebenaran atau pun untuk lebih membenarkan

kebenaran. Ada berbagai macam cara untuk mendapatkan pengetahuan,

misalnya dengan membaca, mengadakan penelitian, mendengarkan, melihat,

(38)

Pengetahuan ibu akan diukur dengan skala karakteristik

perkembangan anak usia 3-4 tahun. Item dalam skala tersebut dibuat dengan

melihat karakteristik AUD khususnya usia 3-4 tahun dari segi fisik, sosial,

kognitif, dan sosioemosional yang telah diungkapkan oleh Sujiono (2009).

Pengetahuan ibu dikatakan baik apabila mendapatkan total skor

dalam kategori baik. Dan sebaliknya pengetahuan ibu dikatakan kurang

apabila mendapatkan total skor dalam kategori kurang.

D. Subjek Penelitian

Pemilihan subjek dalam penelitian ini berdasarkan pada kesesuaian

dengan karakteristik yang telah ditentukan, yaitu dengan teknik Purposes

Sampling. Karakteristik subjek dalam penelitian ini adalah ibu yang saat ini

memiliki anak berusia 3-4 tahun. Dalam penelitian ini subjek yang

digunakan berjumlah 60 orang.

E. Metode dan Alat Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan kuesioner dengan mengajukan

seperangkat pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya

(Sugiyono, 2008). Jadi, data primer yang didapatkan langsung digunakan

untuk proses analisis data. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini

adalah skala pengetahuan ibu tentang perkembangan anak usia 3-4 tahun.

Skala tersebut didasarkan pada karakteristik perkembangan AUD pada usia

(39)

merupakan karakteristik AUD pada perkembangan fisik, sosial, emosional,

dan kognitif.

Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini disusun

dengan memakai model penskalaan Gudman dan menggunakan metode

rating yang dijumlahkan (Method of Summated Rating). Terdapat dua

pilihan jawaban yang dapat dipilih oleh responden, yaitu Ya dan Tidak. Skor

untuk skala pengetahuan ibu tentang perkembangan anak usia 3-4 tahun

diukur dengan menggunakan Method of Summated Rating, yaitu dengan

menyusun peringkat pengetahuan ibu dari skor yang terendah sampai

dengan yang tertinggi.

Menurut Notoatmodjo (2005) skor hasil jawaban pernyataan

diberikan kode-kode berupa nilai 1 untuk jawaban yang benar (menjawab

ya) dan nilai 0 untuk jawaban yang salah atau tidak tahu (menjawab tidak).

Semua item pada skala ini adalahfavorable, untuk respon memberikan tanda

centang atau Ya bernilai 1 dan tidak memberikan tanda centang bernilai 0.

Berikut ini adalah blue print skala pengetahuan ibu tentang

(40)

Tabel 1

Blue PrintSkala Pengetahuan Ibu tentang Perkembangan

Anak Usia 3-4 Tahun No. Aspek Perkembangan

Anak

Jumlah No. Item

1. Perkembangan Fisik 11 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, dan 11

2. Perkembangan Sosial 11 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18,

19, 20, 21, dan 22

3. Perkembangan

Emosional

11 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, dan 33

4. Perkembangan Kognitif 10 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42, dan 43

Total 43 43

Sumber: Data sekunder menurut Sujiono (2009) dengan modifikasi.

F. Instrumen Pengukuran

Dalam suatu penelitian, validitas, dan reliabilitas berperan penting.

Tepat tidaknya sebuah alat ukur dalam mengukur gejala yang sebenarnya

tergantung dari dua faktor tersebut. Sebelum digunakan dalam penelitian,

suatu alat ukur harus terlebih dahulu diuji validitas dan reliabilitasnya.

1. Validitas

Validitas adalah sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu

alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar, 2008). Suatu alat

ukur dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat ukur

tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil pengukuran

(41)

Pada penelitian ini validitas alat ukur akan dipenuhi dengan

validitas isi yang menunjuk sejauh mana item-item dalam alat ukur

mencakup keseluruhan kawasan isi subjek yang hendak diukur yang

akan diperoleh melalui analisis rasional dan professional judgement

(Azwar, 2008). Professional judgement dilakukan oleh dosen

pembimbing peneliti.

Selain itu, validitas lain yang digunakan dalam penelitian ini

adalah validitas muka, yaitu tipe validitas yang didasarkan pada format

penampilan tes. Penampilan tes harus sudah meyakinkan dan memberi

kesan mampu mengungkap apa yang hendak diukur.

2. Seleksi Item

Dalam penelitian ini uji kesahihan butir item atau seleksi item

dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 15.0 for windows

evaluation. Proses seleksi item dilakukan dengan mengkorelasikan skor

tiap item dengan skor total yang kemudian akan menghasilkan suatu

indeks validitas item yang disebut daya diskriminasi item atau indeks

konsistensi item total. Daya diskriminasi item adalah sejauhmana item

mampu membedakan antara kelompok yang memiliki dan tidak

memiliki atribut yang akan diukur.

Indeks daya diskriminasi item memberikan informasi mengenai

konsistensi antara apa yang akan diukur oleh item dengan apa yang

(42)

atau sama dengan 0,30 ((rix) ≥ 0,30) dianggap sahih dan layak untuk digunakan dalam penelitian, sedangkan item-item yang memiliki

koefisien kurang dari 0,30 (< 0,30) berarti memiliki daya diskriminasi

yang rendah dan dapat dikatakan bahwa fungsi item tersebut tidak cocok

dengan fungsi ukur tes.

3. Reliabilitas

Reliabilitas adalah sejauhmana hasil suatu pengukuran dapat

dipercaya (Azwar, 2008). Pengukuran yang tidak reliabel akan

menghasilkan skor yang tidak dapat dipercaya karena perbedaan skor

yang terjadi di antara individu lebih ditentukan oleh faktor eror daripada

faktor perbedaan yang sesungguhnya (Azwar 2008).

Perhitungan reliabilitas pada penelitian ini akan menggunakan

koefisien Alpha Cronbach(α) sebab koefisien alphahanya memerlukan satu kali pengenaan sebuah tes kepada sekelompok individu sebagai

subjek (single trial administration). Oleh karena itu, pendekatan ini

mempunyai nilai praktis dan efisiensi yang tinggi (Azwar, 2008).

Reliabilitas dapat dikatakan memuaskan apabila koefisiennya mencapai

0,900 namun koefisien yang tidak setinggi itu biasanya sudah dianggap

cukup baik (Azwar, 2008). Semakin koefisien mendekati 1,00 berarti

semakin tinggi reliabilitasnya, sebaliknya semakin mendekati angka 0

(43)

G. Metode Analisis Data

Analisis data merupakan proses penyederhanaan data kedalam bentuk

yang lebih mudah dipahami dan diinterpretasikan (Arikunto, 2000). Data

yang telah terkumpul, kemudian dikelompok-kelompokkan menurut jenis

data masing-masing dan dimasukkan kedalam tabel kemudian dijumlahkan

dan dibandingkan dengan skor yang diharapkan (Arikunto, 2000).

Setiap responden diukur tingkat pengetahuannya pada karakteristik

perkembangan anak usia 3-4 tahun dengan menganalisis setiap jawaban

responden. Apabila jawaban responden didapatkan centangan pada kolom

jawaban Ya, maka akan diberi nilai 1 dan pada jawaban yang mengatakan

Tidak atau salah akan diberi nilai 0 lalu dibuat persentase tingkat

pengetahuan seperti yang dikemukakan Arikunto (2000), dengan rumus:

X P =

---n x 100%

Keterangan :

P : Persentase

X : Jumlah jawaban yang benar

(44)

Nilai persentase yang diperoleh dimasukkan kedalam kriteria objektif

dengan parameter (Arikunto, 2000) sebagai berikut:

a. Baik : jika pernyataan dijawab dengan ya dan benar (76-100%)

b. Cukup : jika pernyataan dijawab ya dan benar (56-75%)

(45)

29

A. Pelaksanan Penelitian

Penyebaran skala dilakukan dari tanggal 11-14 Februari 2010. Skala

yang disebar kepada subjek adalah sebanyak 60 eksemplar dan skala tersebut

diberikan kepada ibu yang memiliki anak usia 3-4 tahun yang tinggal di

Yogyakarta dan sekitarnya. Seluruh skala yang disebar memenuhi kriteria dan

kemudian digunakan untuk pengolahan data, yaitu sebanyak 60 eksemplar,

yang terdiri dari 22 skala yang diisi oleh ibu yang memiliki anak usia 3 tahun

dan 38 skala yang diisi oleh ibu yang memiliki anak usia 4 tahun. Ibu yang

menjadi responden memiliki pendidikan terakhir, yaitu SD, SMP, SMA, dan

Perguruan Tinggi, sedang pekerjaan ibu terdiri dari karyawati, wiraswasta, dan

hampir sebagian besar merupakan ibu rumah tangga. Semua data tambahan

pada skala terisi lengkap. Data tambahan yang dimaksud adalah usia,

pendidikan terakhir, dan pekerjaan ibu serta usia dan urutan kelahiran anak.

B. Hasil Penelitian

Semua skala yang telah terkumpul kemudian langsung digunakan

untuk proses analisis item, estimasi validitas, dan reliabilitas sehingga skala

yang digunakan dalam penelitian ini dapat dikatakan valid dan reliabel.

(46)

data tersebut kemudian digunakan untuk membuat deskripsi dan analisis data

penelitian. Distribusi item pada skala pengetahuan ibu tentang perkembangan

anak usia 3-4 tahun sebelum analisis item dilakukan, dapat dilihat pada tabel 2

berikut ini:

Tabel 2

Sebaran Item Skala Pengetahuan Ibu

Tentang Perkembangan Anak Usia 3-4 Tahun Sebelum Analisis Item No. Aspek Perkembangan

Anak

Jumlah No. Item

1. Perkembangan Fisik 11 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, dan 11

2. Perkembangan Sosial 11 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, dan 22

3. Perkembangan Emosional

11 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, dan 33

4. Perkembangan Kognitif 10 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42, dan 43

Total 43 43

Sumber: Data sekunder menurut Sujiono (2009) dengan modifikasi.

1. Seleksi Item

Seleksi item yang sahih pada skala pengetahuan ibu tentang

perkembangan anak usia 3-4 tahun dilakukan dengan memilih item yang

memiliki daya diskriminasi≥0,30. Item yang digugurkan karena memiliki daya diskriminasi < 0,30 adalah sebanyak 4 item dari keseluruhan 43 item.

(47)

yang memiliki daya diskriminasi < 0,30. Item-item yang gugur karena

memiliki daya diskriminasi < 0,30 adalah nomor 13, 24, 38, dan 43.

Setelah itu, untuk menyeimbangkan proporsi tiap aspek

perkembangan anak usia 3-4 tahun, peneliti kembali menggugurkan item

yang memiliki daya diskriminasi lebih rendah sebanyak 3 item sehingga

item yang tersisa adalah sebanyak 36 item dari 43 item. Item-item yang

sengaja digugurkan dalam rangka menyeimbangkan proporsi aspek

perkembangan anak usia 3-4 tahun walaupun daya diskriminasinya≥0,30 adalah nomor 2, 18, dan 29.

Tabel 3 di bawah ini menunjukkan sebaran item skala pengetahuan

ibu tentang perkembangan anak usia 3-4 tahun setelah peneliti melakukan

(48)

Tabel 3

Sebaran Item Skala Pengetahuan Ibu

Tentang Perkembangan Anak Usia 3-4 Tahun Setelah Analisis Item

No. Aspek

Perkembangan Anak

Jumlah No. Item

1. Perkembangan Fisik 10 1 (1), 3 (2), 4 (3), 5 (4), 6 (5), 7 (6),

Total 36 36

Sumber: Data primer yang diolah

Keterangan: nomor yang berada dalam tanda kurung adalah nomor item yang baru sedangkan nomor yang di luar tanda kurung adalah nomor lama sesuai

denganblue printyang lama.

2. Uji Reliabilitas

Setelah proses seleksi item dilakukan, langkah selanjutnya adalah

melakukan perhitungan reliabilitas. Uji reliabilitas alat ukur dalam

penelitian ini dilakukan dengan menggunakan koefisien reliabilitas Alpha

Cronbach dengan bantuan program SPSS versi 15,0 for windows

(49)

Berdasarkan uji reliabilitas skala pengetahuan ibu tentang

perkembangan anak usia 3-4 tahun diperoleh koefisien reliabilitas sebesar

0,940. Hal ini berarti koefisien tersebut termasuk sangat baik karena

mendekati nilai r yang sempurna, yaitu 1,00. Koefisien ini menunjukkan

kekonsistenan yang tinggi sehingga alat ukur tersebut dapat dipercaya

mampu mengungkap bagaimana pengetahuan ibu yang sesungguhnya

melalui skala tersebut. Hasil perhitungan skala pengetahuan ibu tentang

perkembangan anak usia 3-4 tahun pada lembar lampiran.

3. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran atau

distribusi skor mengikuti distribusi normal atau tidak. Apabila p > 0,05,

maka sebaran skor dinyatakan normal. Sebaliknya apabila p < 0,05, maka

sebaran skor dinyatakan tidak normal.

Pengujian normalitas dilakukan dengan menggunakan one-sample

Kolmogorov-Smirnov dalam SPSS versi 15,0 for windows evaluation.

Hasil uji normalitas pada data penelitian ini menghasilkan probabilitas (p)

sebesar 0,157 (p > 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa data tersebut

(50)

4. Analisis Data Tambahan

Jumlah subjek dalam penelitian ini 60 orang. Mengenai

karakteristik subjek yang dimasukkan oleh peneliti ke dalam data

tambahan, dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4

Karakteristik Subjek

No. Karakteristik Subjek Jumlah Persentase (%)

1. Usia:

a. 20-29 tahun b. 30-39 tahun c. > 40 tahun

d. Perguruan Tinggi

1 c. Ibu rumah tangga

9 4. Usia Anak:

a. Usia anak 3 tahun b. Usia anak 4 tahun

22 38

37 63

5. Urutan Kelahiran Anak: a. Anak pertama b. Anak Kedua

36 24

60 40 Sumber: Data primer yang diolah

Jumlah subjek yang berusia 20-29 tahun menunjukkan jumlah yang

paling banyak yaitu 57%, yang berusia 30-39 tahun ada 30%, sedang ibu

yang berusia di atas 40 tahun sebanyak 13%. Mengenai tingkat pendidikan

subjek, yang telah lulus SMA menduduki persentase tertinggi yaitu 58%,

(51)

Pekerjaan subjek terbanyak yang menjadi ibu rumah tangga

sebanyak 60%, disusul wiraswasta 25%, dan pekerjaan sebagai karyawati

hanya sebanyak 15%. Mengenai usia anak, yang berusia 3 tahun sebanyak

37% dan anak yang berusia 4 tahun sebanyak 63%, sedang dari jumlah 60

anak, sebagai anak pertama 60% dan sebagai anak kedua sebanyak 40%.

5. Analisis Deskriptif

Hasil dari skala ini kemudian dihitung dengan menggunakan

statistik deskriptif. Analisis deskriptif dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

a. Nmenunjukkan jumlah subjek penelitian, yaitu 60.

b. Skor Minimum Teoritik adalah skor paling rendah yang mungkin diperoleh pada skala, yaitu 0 (36 x 0).

c. Skor Minimum Empirik adalah skor paling rendah yang diperoleh subjek dalam penelitian, yaitu 17.

d. Skor Maksimum Teoritik adalah skor paling tinggi yang mungkin diperoleh pada skala, yaitu 36 (36 x 1).

e. Skor Maksimum Empirik adalah skor paling tinggi yang diperoleh subjek dalam penelitian, yaitu 36.

f. Mean Teoritik adalah rata-rata teoritik dari skor maksimum dan

minimum yang merupakan titik tengah darirange, yaitu 18.

g. MeanEmpirikadalah rata-rata dari skor subjek penelitian, yaitu 29,4.

(52)

i. Modus adalah skor subjek yang paling banyak frekuensi kemunculannya, yaitu 30.

j. Standar Deviasi atau Simpangan Baku menunjukkan variasi jawaban, yaitu 4,219.

k. Variansadalah kuadrat dari Standar Deviasi sebesar 17,803.

Penentuan kategori pengetahuan ibu dilakukan dengan mengikuti

kriteria objektif dengan parameter yang disusun oleh Arikunto (2000).

Norma kategori skor dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 5

Norma Kategorisasi Skor

Skor Kategori

76 – 100 % Baik

56 – 75 % Cukup

≤55% Kurang

Sumber: Data sekunder menurut Arikunto (2000)

Berdasarkan tabel 5 di atas, jawaban dari subjek penelitian

diklasifikasikan ke dalam kategorisasi skor tersebut, sehingga didapatkan

besaran persentase pengetahuan ibu tentang perkembangan anak usia 3-4

(53)

Tabel 6

Kategori Pengetahuan Ibu Tentang Perkembangan Anak Usia 3-4 Tahun Skor Kategorisasi Jumlah Subjek Persentase

Skor Kategori Jumlah Subjek Persentase (%)

76 – 100% Baik 44 73,3

56 – 75% Cukup 11 18,3

≤55% Kurang 5 8,3

Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan kategorisasi pada tabel 6 di atas, maka dapat kita lihat

bahwa mayoritas subjek berada dalam kategori pengetahuan baik, yaitu

sebesar 73,3%. Subjek yang berada dalam kategori pengetahuan cukup, yaitu

sebesar 18,3% dan subjek yang berada dalam kategori pengetahuan kurang

sebesar 8,3 %. Selain itu, penelitian ini juga mencari mean masing-masing

aspek perkembangan anak usia 3-4 tahun dengan bantuan SPSS versi 15,0for

windows evaluation. Hal ini penting untuk mengetahui rata-rata tingkat

pengetahuan ibu pada setiap aspek perkembangan anak usia 3-4 tahun.

Perbandingan rata-rata tingkat pengetahuan ibu tersebut dapat dilihat dalam

(54)

Tabel 7

Statistik Deskriptif Tiap Aspek Perkembangan Anak Usia 3-4 Tahun

Aspek Fisik 60 5.00 10.00 514.00 8.5700 5.00 1.29400

Sosial 60 4.00 9.00 438.00 7.3000 4.50 1.40580

Emosional 60 4.00 9.00 451.00 7.5167 4.50 1.28210

Kognitif 60 3.00 8.00 361.00 6.0167 4.00 4.21900 Sumber: Data primer yang diolah

C. Pembahasan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana

pengetahuan ibu tentang perkembangan anak usia 3-4 tahun. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa mayoritas subjek berada dalam kategori pengetahuan

yang baik, yaitu sebesar 73,3%. Subjek yang berada dalam kategori

pengetahuan cukup, yaitu sebesar 18,3% dan 8,3% subjek berada dalam

kategori pengetahuan yang kurang.

Hal ini berarti sebagian besar subjek, yakni para ibu memiliki

pengetahuan yang baik terhadap perkembangan anak usia 3-4 tahun.

Pengetahuan ibu yang baik tentang perkembangan anak usia 3-4 tahun ini

dapat terjadi karena beberapa faktor, yaitu tingkat pendidikan, informasi,

budaya, pengalaman, dan kondisi sosial ekonomi yang dimiliki oleh ibu.

(55)

berdiri sendiri, akan tetapi saling terkait dan saling melengkapi satu dengan

yang lain.

Ditinjau dari tingkat pendidikan yang dimiliki oleh para ibu, ibu yang

memiliki pengetahuan tentang perkembangan anak usia 3-4 tahun dalam

kategori baik terdiri dari 25 orang berpendidikan SMA dan 19 orang

berpendidikan perguruan tinggi. Ibu yang memiliki pengetahuan tentang

perkembangan anak usia 3-4 tahun dalam kategori cukup terdiri dari 1 orang

berpendidikan SMP dan 10 orang berpendidikan SMA, sedangkan ibu yang

memiliki pengetahuan tentang perkembangan anak usia 3-4 tahun dalam

kategori kurang terdiri dari 1 orang berpendidikan SD dan 4 orang

berpendidikan SMP.

Menurut Soekanto (2006) tingkat pendidikan menunjukkan korelasi

positif dengan terjadinya peningkatan perilaku positif dan pengetahuan.

Terkait dengan tingkat pendidikan ini dapat disimpulkan bahwa subjek dapat

memiliki pengetahuan tentang perkembangan anak usia 3-4 tahun yang baik

karena sebagian besar subjek memiliki tingkat pendidikan SMA dan

Perguruan Tinggi.

Tingkat pendidikan yang memadai akan memberikan kesadaran yang

lebih tinggi dalam pengembangan identifikasi terhadap segenap komitmen

dalam setiap kegiatan (Hidayati dan Widayanti, 2003). Kesadaran para ibu

yang lebih tinggi dalam mengembangkan identifikasi yang disertai dengan

komitmen terkait dengan perkembangan anak usia 3-4 tahun tersebut juga

(56)

SMA dan Perguruan Tinggi. Kesadaran dan komitmen itulah yang sangat

dimungkinkan dapat mendorong subjek untuk memiliki pengetahuan yang

lebih luas lagi. Dengan demikian, tingkat pendidikan yang memadai yang

dimiliki oleh ibu diasumsikan dapat mendukung ibu untuk memahami lebih

dalam mengenai pentingnya mengetahui karakteristik perkembangan anak

usia 3-4 tahun.

Banyaknya informasi yang diterima ibu tentang perkembangan anak

usia 3-4 tahun juga berpengaruh terhadap pengetahuan yang dimiliki ibu.

Seseorang yang memiliki sumber informasi yang lebih banyak akan memiliki

pengetahuan yang lebih luas (Soekanto, 2006). Subjek sangat dimungkinkan

untuk mendapatkan informasi lebih banyak melalui beberapa alternatif yang

terkait dengan perkembangan anak usia 3-4 tahun.

Alternatif-alternatif tersebut dapat diperoleh dengan cara membaca

buku atau majalah yang berkaitan dengan perkembangan anak, menonton

acara televisi yang mengangkat topik tentang perkembangan anak, ataupun

perbincangan santai antar para ibu yang membahas tentang perkembangan

anak mereka. Didukung oleh banyaknya informasi yang dapat diperoleh para

ibu dari alternatif-alternatif tersebut, sangat dimungkinkan para ibu memiliki

pengetahuan dalam hal perubahan-perubahan yang akan terjadi pada anak usia

3-4 tahun, seperti dalam hal fisik, sosial, emosional, dan kognitif anak.

Faktor berikutnya yang mempengaruhi pengetahuan subjek adalah

budaya. Menurut Soekanto (2006), budaya berkaitan dengan tingkah laku

(57)

sikap dan kepercayaan. Pemenuhan kebutuhan anak terutama dalam hal

makanan, perawatan, bimbingan, rasa aman, dan pencegahan dari berbagai

penyakit membutuhkan pengetahuan.

Pengetahuan ibu dalam memenuhi kebutuhan anak usia 3-4 tahun ini

sangat mungkin didapatkan dari kebiasaan-kebiasaan seorang ibu apabila telah

mempunyai anak seperti pemberian air susu ibu, pemberian makanan yang

bergizi, dan pemeriksaan anak di Posyandu. Selain itu, sangat dimungkinkan

juga pengetahuan ibu tersebut bisa diperoleh secara turun-temurun dalam

keluarga atau pun masyarakat, berupa cerita mitos terkait dengan berbagai hal

yang sudah dapat dilakukan oleh anak usia 3-4 tahun. Sumber-sumber yang

disebutkan di atas sangat memungkinkan untuk dapat menjadi sumber

pengetahuan para ibu terkait dengan bagaimana perkembangan anaknya yang

berusia 3-4 tahun.

Pengalaman yang dimiliki oleh subjek juga berpengaruh terhadap

pengetahuan subjek tentang perkembangan anak usia 3-4 tahun. Menurut

Soekanto (2006) pengalaman merupakan hal-hal yang pernah dialami

seseorang yang akan menambah pengetahuan tentang sesuatu yang bersifat

informal. Subjek dapat memiliki pengetahuan yang baik tentang

perkembangan anak usia 3-4 tahun sangat dimungkinkan karena adanya

pengalaman secara langsung maupun tidak langsung yang diperoleh subjek

yang berkaitan dengan perkembangan anak usia 3-4 tahun.

Pengalaman-pengalaman langsung dari subjek sangat mungkin

(58)

patokan sebagai dasar pengetahuannya dalam mendidik dan mengamati

perkembangan anak usia 3-4 tahun. Sangat dimungkinkan juga subjek pernah

mengasuh anak orang lain, misalnya keponakan ataupun saudara sepupu yang

masih berusia 3-4 tahun. Selain itu, pengalaman-pengalaman tidak langsung

subjek sangat mungkin didapatkan melalui observasi secara langsung ataupun

perbincangan santai dengan para ibu yang telah memiliki anak usia 3-4 tahun.

Selain keempat faktor di atas, faktor sosial ekonomi yang dimiliki oleh

ibu juga berpengaruh terhadap pengetahuan ibu tentang perkembangan anak

usia 3-4 tahun. Salah satu fungsi utama orang tua adalah memelihara

kesejahteraan sosial dan emosi anak (Supriyadi, 2006). Dengan memiliki

kondisi sosial ekonomi yang baik, sangat memungkinkan bagi ibu untuk

memiliki kesempatan belajar yang lebih terkait dengan perkembangan anak

usia 3-4 tahun, misalnya tentang bagaimana cara mengatasi anak yang sedang

berteriak-teriak sambil menangis. Adanya kesempatan yang lebih untuk

belajar tersebut dapat dimanfaatkan ibu untuk lebih banyak lagi mencari

informasi tentang perkembangan anak usia 3-4 tahun.

Selama anak belum dewasa, orangtua sangat berperan untuk

menyediakan makanan, pakaian, dan pendidikan yang baik kepada

anak-anaknya (Ahmadi dan Uhbiyati, 2003). Oleh karena itu, ibu yang memiliki

kondisi sosial ekonomi yang baik sangat dimungkinkan untuk dapat

melakukan usaha-usaha untuk memperoleh pengetahuan yang baik tentang

perkembangan anak usia 3-4 tahun. Usaha-usaha tersebut dapat dilakukan

(59)

berlangganan koran atau majalah yang terkait dengan perkembangan anak,

dan membelikan alat-alat yang mendukung untuk perkembangan anak,

misalnya CD Baby Brain yang berguna untuk merangsang tumbuh kembang

otak ataupun krayon untuk merangsang kemampuan motorik halus anak usia

3-4 tahun.

Pada penelitian ini didapatkan juga subjek yang memiliki pengetahuan

dalam kategori cukup dan kurang yaitu sebesar 18,3% dan 8,3%. Hal itu

sangat dimungkinkan dapat terjadi karena subjek kurang optimal dalam

mencari sumber pengetahuan tentang perkembangan anak usia 3-4 tahun

seperti yang tertulis di atas.

Dengan perhitungan One Way Anova melalui bantuan SPSS 15,0 for

windows evaluation didapatkan hasil p sebesar 0,000. Dari hasil itu dapat

dijadikan dasar untuk melihat perhitungan mean empirik pada tabel 7 dan

kemudian membandingkan tiap aspeknya. Dengan begitu kita dapat melihat

bagaimana pengetahuan ibu pada tiap aspek perkembangan anak usia 3-4

tahun.

Jika ditinjau dari perolehan mean empirik dan teoritik yang diperoleh

subjek dalam semua aspek perkembangan yaitu fisik, emosional, sosial, dan

kognitif, hasil menunjukkan bahwa semua aspek memilikimeanempirik yang

lebih besar dari mean teoritik. Hal ini berarti para ibu telah memiliki

pengetahuan tentang perkembangan anak usia 3-4 tahun yang baik dalam

(60)

Walaupun 73,3% subjek memiliki pengetahuan yang baik tentang

perkembangan anak usia 3-4 tahun, akan tetapi apabila dilihat dari mean

empirik masing-masing aspek perkembangan akan tampak bahwa tingkat

pengetahuan ibu tersebut besarnya bervariasi. Berdasarkan hasil perhitungan

mean empirik didapatkan data bahwa pengetahuan ibu pada tiap aspek

perkembangan anak usia 3-4 tahun dari yang terbaik adalah aspek fisik yaitu

sebesar 8,5700, emosional sebesar 7,5167, sosial sebesar 7,3000, dan yang

terendah adalah aspek kognitif yaitu sebesar 6,0167.

Tingginya mean empirik pengetahuan subjek pada aspek

perkembangan fisik anak usia 3-4 tahun, yaitu sebesar 8,5700 sangat mungkin

disebabkan karena para ibu mudah memahami kejadian perkembangan pada

anaknya yang dapat dilihat secara kasat mata. Menurut Sujiono (2009)

perkembangan fisik anak dapat dilihat dari keterampilan fisik sampai pada

kemampuan memegang krayon dengan jari. Perkembangan fisik anak usia 3-4

tahun ini bisa dilihat secara kasat mata, sehingga subjek mampu mengamati

dari hari ke hari.

Begitu pula dengan tingginya mean empirik pengetahuan ibu pada

aspek perkembangan emosional dan sosial anak usia 3-4 tahun, yaitu sebesar

7,5167 dan 7,3000. Hal tersebut sangat mungkin disebabkan karena dasar

etika yang dimiliki oleh subjek, sehingga subjek menanamkan etika tersebut

kepada anaknya sedini mungkin. Sebagian besar etika yang ditanamkan subjek

(61)

anak harus mulai mengendalikan emosinya dan bagaimana seorang anak harus

menjalin pertemanan yang baik dengan anak lainnya.

Hal yang sedikit berbeda dalam penelitian ini yaitu mean empirik

pengetahuan ibu pada aspek perkembangan kognitif lebih rendah

dibandingkan aspek perkembangan anak lainnya, yaitu hanya sebesar 6,0167.

Menurut Piaget, perkembangan mental anak merupakan penciptaan yang

berkelanjutan menuju bentuk yang semakin komplek, sehingga kita harus

mengubah cara berpikir kita tentang perkembangan pikiran anak-anak

(Santrock, 2005). Dengan begitu, rendahnya mean empirik pada aspek

kognitif dibandingkan aspek perkembangan yang lain sangat dimungkinkan

karena perkembangan anak usia 3-4 tahun khususnya dalam aspek kognitif itu

bersifat abstrak bagi subjek. Artinya subjek memang harus lebih banyak

meluangkan waktu untuk membaca ataupun berusaha mencari informasi dari

berbagai sumber tentang bagaimana cara mengetahui dan mengembangkan

(62)

46

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu memiliki

pengetahuan tentang perkembangan anak usia 3-4 tahun dengan kategori baik,

yaitu sebesar 73,3%. Berdasarkan perbandingan mean empirik dan teoritik

didapatkan bahwa para ibu memiliki pengetahuan tentang perkembangan anak

usia 3-4 tahun yang baik dalam setiap aspek perkembangan anak. Akan tetapi,

berdasarkan perbandinganmean empirik pada tiap aspek perkembangan anak

usia 3-4 tahun dari yang terbaik adalah aspek fisik, emosional, sosial, dan

yang terendah adalah aspek kognitif.

B. Saran

Saran-saran yang dapat peneliti berikan adalah sebagai berikut:

1. Bagi para ibu

Berdasarkan hasil penelitian pengetahuan ibu tentang

perkembangan anak usia 3-4 tahun yang sebagian besar baik,

hendaknya para ibu dapat mempertahankannya.

2. Bagi instansi- instansi terkait dan pembaca pada umumnya

Bagi instansi yang terkait seperti Play Group, TK, dan

(63)

untuk mempertahankan pengetahuan mereka yang baik. Untuk para

pembaca pada umumnya, agar hasil pengetahuan ibu yang baik tentang

perkembangan anak usia 3-4 tahun ini dapat dijadikan motivasi untuk

melakukan upaya-upaya peningkatan pengetahuan mereka tentang

perkembangan anak usia 3-4 tahun, misalnya dengan lebih banyak

membaca buku atau majalah tentang perkembangan anak.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Jika di waktu mendatang ada yang berniat melakukan penelitian

yang sejenis, peneliti menyarankan agar peneliti lain mencoba meneliti

variabel lain yang terkait, seperti tingkat pendidikan pada karakteristik

perkembangan anak usia 3-4 tahun atau implementasi pengetahuan ibu

tentang perkembangan anak usia 3-4 tahun. Selain itu juga dapat

ditambahkan data tambahan lainnya yang sekiranya dapat membantu

(64)

48

Ahmadi, A. dan Uhbiyati, N., (2003).Ilmu Pendidikan.Jakarta: PT Rineka Cipta.

Arikunto, S., (2000).Manajemen Penelitian, (Ed. rev.). Jakarta: Rineka Cipta.

Azwar, Saefuddin, (2008).Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar offset.

Budiningsih, T.W., (2007). ”Pengaruh Pola Asuh Orangtua Terhadap Perkembangan Moral Anak”. Media Informasi Penelitian, Nomor 192, Oktober-Desember 2007, pp 271-282.

Fridani, L. dan Lestari, A., (2009). Pendidikan Anak Usia Dini.Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Gulo, W., (2007).Metodologi Penelitian.Jakarta: PT Grasindo.

Hidayanti, U., dan Widayanti, S.Y.M., (2003). “Pengaruh Tingkat Pendidikan dengan Tingkat Pemahaman Orangtua Terhadap Narkoba”. Media Informasi Penelitian, Nomor 175, Oktober-Desember 2003, pp 72-82.

Hidayat A.A.A., (2008). Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan.Jakarta: Salemba Medika.

Mukhtar, H., (2009). Psikologi Pendidikan (Sebuah Orientasi Baru). Cipayung-Ciputat: Gaung Persada Press.

Notoatmodjo, S., (2005).Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Santrock, John W. (2005).Life-Span Development : Perkembangan Masa Hidup. Edisi kelima.Jakarta : Erlangga.

Santrock, J.W., (2009).Psikologi Pendidikan. Jakarta: Salemba Humanika.

Sjamsuri, (1989). Pengantar Teori Pengetahuan. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

Soekanto, S., (2006). Sosiologi: Suatu Pengantar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Sugiyono, (2008).Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

(65)

Sujiono, Y.N., (2009). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT Indeks.

Supriyadi, (2006). “Peranan Orangtua Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Anak”. Media Informasi Penelitian, Nomor 185, Januari-Maret 2006, pp 45-54.

Suryabrata, Sumadi, (2002). Metodologi Penelitian. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

(66)

50

(67)

Lampiran A

Skala Pengetahuan Ibu Tentang

Perkembangan Anak Usia 3-4 Tahun

(68)

No:

Selamat pagi/ siang Ibu, perkenalkan nama saya Detalia Filida Zebua mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Saya mahasiswa semester akhir yang akan mengadakan penelitian sebagai salah satu

syarat untuk memperoleh gelar sarjana Strata 1 (S1). Oleh karena itu, saya sangat

mengharapkan bantuan dari Ibu untuk bersedia mengisi kuisiner penelitian yang

telah saya berikan.

Kuisioner yang saya berikan ini berisikan tentang

keterampilan-keterampilan yang dimiliki oleh Anak Usia Dini, yaitu usia 0 – 8 tahun. Menurut

Ibu, manakah keterampilan-keterampilan yang sudah seharusnya dimiliki oleh

(69)

MOHON TERLEBIH DAHULU IBU MENGISI DATA DI BAWAH INI,

1. IDENTITAS IBU

Nama :

Usia : tahun

Pendidikan Terakhir : SD/SMP/SMA/Perguruan Tinggi (lingkari salah satu)

Pekerjaan :

2. IDENTITAS ANAK

Nama Anak :

Usia : 3 / 4 tahun (lingkari salah satu)

(70)

PETUNJUK PENGISIAN:

1. Bacalah pernyataan-pernyataan di bawah ini.

2. Di antara sejumlah keterampilan-keterampilan anak berikut ini, sejauh

yang ibu ketahui manakah keterampilan yang selayaknya sudah dapat

dikuasai oleh anak seusia putra ibu, yaitu usia 3-4 tahun.

3. Berikan tanda centang (√) di samping pernyataan pada kolom Ya jika keterampilan-keterampilan tersebut adalah keterampilan yang seharusnya

sudah dimiliki oleh anak usia 3-4 tahun.

(71)

Berikan tanda centang (√) pada kolom Ya jika keterampilan-keterampilan tersebut merupakan keterampilan yang seharusnya sudah dimiliki oleh anak usia

3-4 tahun.

No Pernyataan Ya

1. Anak dapat meningkatkan keterampilan fisiknya

(contohnya anak bisa memanjat, berlari, melompat, dsb).

2. Anak dapat mengendarai sepeda roda tiga.

3. Anak dapat naik turun tangga dengan menggunakan kaki secara bergantian (kanan-kiri).

4. Anak dapat berlari.

5. Anak dapat melompat dengan dua kaki.

6. Anak dapat berjalan dengan seimbang di jalan yang kecil atau sempit (contohnya balok keseimbangan, jalan setapak, dsb).

7. Anak dapat memanjat peralatan bermainnya (contohnya rumah pohon, tangga tali, dsb)

8. Anak dapat memakai dan melepas pakaiannya sendiri (baju dan celana).

9. Anak dapat menangkap bola dengan menggunakan kedua tangannya.

10. Anak dapat berjalan mundur dengan berjinjit.

11. Anak dapat memegang krayon dengan jari.

12. Anak dapat menjadi dirinya sendiri (contohnya bermain sesuai dengan permainan yang disenangi).

13. Anak dapat mengembangkan perasaan rendah diri.

14. Anak dapat membedakan jenis kelamin laki-laki dan perempuan.

Gambar

Tabel 1
Tabel 2
Tabel 3
Tabel 4
+4

Referensi

Dokumen terkait

maka untuk menguatkan tindakan pemerintah dalam mengeluarkan dekrit-dekrit mengenai tanah-tanah yang tidak dibudidayakan, suatu tindakan yang merupakan pelaksanaan dari “azas

WIRAUSAHAWAN MEMULAI USAHA KECIL PADA PASAR HORAS

Lokasi adalah faktor penting dalam usaha, jika seseorang akan memulai. usaha, pemikiran dan pertimbangannya hanya

Judul Proposal Penelitian : Keanekaragaman Dan Kelimpahan Makrozoobentos Di Sungai Naborsahan Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara.. Nama : Melinda

Penerapan peraturan hukum yang diterapkan tidak sebagaimana mestinya oleh pengadilan tingkat pertama dan tingkat banding dapat dilihat dalam Putusan Mahkamah Agung Nomor :

PBR dapat dengan cepat dan mudah untuk mendeteksi apabila terjadi keragaman yang diluar batas toleransi pada proses produksi mereka, untuk itu perlu dirancang suatu aplikasi

Uji multikolinieritas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan asumsi klasik multikolinieritas, yaitu adanya hubungan linier antar variabel independen dalam

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pemahaman siswa terhadap konsep materi sudut dengan kemampuan menghitung besar sudut pada segitiga di kelas VII