• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Usaha Kecil - Analisis Faktor-Faktor yang Mendorong Wirausahawan Memulai Usaha Kecil pada Pasar Horas, Pematang Siantar SUMUT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Usaha Kecil - Analisis Faktor-Faktor yang Mendorong Wirausahawan Memulai Usaha Kecil pada Pasar Horas, Pematang Siantar SUMUT"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Teoritis

2.1.1 Pengertian Usaha Kecil

Pengertian usaha kecil secara jelas tercantum dalam Undang – Undang

tentang usaha kecil No. 5 tahun 1995, yang disebut usaha kecil adalah memenuhi

kriteria sebagai berikut:

1. Memiliki kekayaan (aset) bersih paling banyak Rp. 200 juta tidak

termasuk tanah dan bangunan

2. Memiliki hasil penjualan tahunan (omset) paling banyak 1 Miliar

3. Milik Warga Negara Indonesia

4. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang

perusahaan yang dimiliki, atau terafiliasi baik langsung maupun

langsung dengan usaha besar maupun usaha menengah, berbentuk

badan usaha perseorangan, badan usaha tidak berbadan hukum

(Iwantono, 2002:4)

Menurut UU Nomor 9 Tahun 1999 ditetapkan bahwa usaha kecil adalah

suatu unit usaha yang memiliki nilai aset neto (tidak termasuk tanah dan

bangunan) tidak melebihi Rp 200 juta atau penjualan pertahun tidak lebih besar

dari Rp 1 Miliar, milik WNI, berdiri sendiri dan berafiliasi langsung atau tidak

langsung dengan usaha menengah atau besar dan berbentuk badan usaha

(2)

Defenisi yang tercantum dalam UU tersebut sebagai dasar

mengelompokkan jenis-jenis usaha. Menurut Kementrian Negara Koperassi dan

UKM, kelompok usaha kecil termasuk didalam kelompok usaha mikro. Usaha

mikro adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan bersifat tradisonal

dan informal dalam arti belum terdaftar, belum tercatat dan berbadah hukum dan

hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 100 juta. Sedangkan menurut BPS

(Biro Pusat Statistik) (2005), usaha kecil adalah unit usaha dengan jumlah pekerja

paling sedikit 5 (lima) orang dan paling banyak 19 (sembilan belas) orang

termasuk pengusaha.

2.1.2 Ciri – Ciri Usaha Kecil

Menurut istilah umum ketenagakerjaan (http://www.usaha kecil

menengah) ciri–ciri industri berskala kecil adalah:

a. Pemilik adalah golongan ekonomi lemah dan pada umumnya

sekaligus menjadi pimpinan (single ownership and management)

b. Hubungan kerja antara pengusaha dan pekerja masih bersifat

kekeluargaan.

c. Tidak mampu menyediakan jaminan (collateral) yang berguna

untuk mendapatkan kredit dari dunia perbankan.

d. Adminstrasi perusahaan pada umumnya masih bersifat sederhana,

kurang teratur, dan belum berbadan hukum.

Menurut Hutasuhut dalam (www.smeru.or.id) ciri–ciri dan watak usaha

kecil adalah sebagai berikut:

(3)

b. Berorientasi pada tugas, hasil yang didorong oleh kebutuhan untuk

berprestasi, berorientasi pada keuntungan, mempunyai ketekunan dan

ketabahan, mempunyai tekad dan kerja keras.

c. Mempunyai kemampuan dalam mengambil resiko dan mengambil

keputusan secara tepat dan cermat.

d. Mempunyai jiwa kepemimpinan, suka bergaul dan menanggapi

saran dan kritik.

e. Berjiwa inovatif, kreatif dan berorientasi kemasa depan.

2.1.3 Pengertian Wirausahawan

Kata “wirausaha” dalam bahasa Indonesia adalah padanan kata bahasa

Perancis “entrepreneur”, yang sudah dikenal sejak abad ke 17. Menurut Holt

(dalam Riyanti, 2003:21), kata entrepeneur berasal dari kata kerja entreprende.

Kata “wirausaha” merupakan gabungan dari kata “wira” (gagah berani, perkasa)

dan kata “usaha”. Jadi, wirausaha berarti orang yang gagah berani atau perkasa

dalam usaha.

Menurut Zimmerer & Schorborough (dalam Suryana, 2006:15) :

an entrepreneur is one who creates a new business in the face of risk

and uncertainty for the purpose of achieving profit and growth by

identifying opportunities and assembling the necessary resources to

capatilize on them

Menurut Marzuki Usman (dalam Suryana, 2006:15) wirausaha adalah

seseorang yang memiliki kemampuan dalam menggunakan dan

(4)

keterampilan untuk menghasilkan produk, proses produksi, bisnis, dan organisasi

usaha baru. Wirausaha adalah seseorang yang memiliki kombinasi unsur-unsur

internal yang meliputi mativasi, visi, komunikasi, optimisme, dorongan,

semangat, dan kemampuan memanfaatkan peluang usaha.

Menurut Sri Edi Swasono (dalam Suryana, 2006:16) wirausaha adalah

pengusaha, tetapi tidak semua pengusaha adalah wirausaha. Wirausaha adalah

pelopor dalam bisnis, inovator, penanggung resiko yang mempunyai visi ke depan

dan memiliki keunggulan dalam prestasi di bidang usaha.

Menurut Prawirokusumo dalam Suryana, 2006:16) wirausaha adalah

mereka yang melakukan usaha-usaha kreatif dan inovatif dengan jalan

mengembangkan ide dan meramu sumber daya untuk menemukan peluang dan

perbaikan hidup.

Wirausaha adalah pribadi unggul yang mencerminkan budi yang luhur

dan sifat yang pantas diteladani, karena atas dasar kemampuannya sendiri dapat

melahirkan suatu sumbangsih dan karya untuk kemajuan kemanusiaan yang

berlandaskan kebenaran dan kebaikan (Suryana, 2006:50)

Secara sederhana wirausahawan (entrepreneur) adalah orang yang

berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai

kesempatan. Berjiwa berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut, cemas

sekalipun dalam kondisi tidak pasti (Kasmir, 2009:16)

Para ahli mendefenisikan wirausahawan dari pandangan atau segi yang

berbeda- beda. Dari segi karakteristik pelaku, wirausahawan (entrepreneur)

(5)

usaha milik sendiri, atau mereka yang bisa menciptakan pekerjaan bagi orang lain.

Defenisi ini mengandung asumsi bahwa setiap orang yang memiliki kemauan

normal bisa menjadi seorang wirausahawan asalkan mau dan mempunyai

kesempatan untuk belajar dan berusaha

Kewirausahawan merupakan semangat perilaku dan kemampuan untuk

memberikan tanggapan yang positif terhadap peluang untuk memperoleh

keuntungan untuk diri sendiri atau pelayanan yang lebih baik terhadap pelanggan

atau masyarakat dengan selalu berusaha dan mencari dan melayani langganan

lebih banyak dan lebih baik, menyediakan produk yang lebih baik dan lebih

bermanfaat dan menerapkan cara kerja yang lebih efesien, melalui keberanian

mengambil resiko, kreativitas, inovasi, serta kemampuan manajemen (Sutrisno,

2003:3)

Kamus Umum Bahasa Indonesia (1996, hlm.1130) mengartikan

wirausaha sebagai : “Orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru,

menentukan cara produk baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru,

memasarkannya serta mengatur permodalan operasinya”.

2.1.4 Ciri-ciri Wirausahawan

Menurut Sulipan, (2005) memberi kesimpulan bahwa ciri-ciri seorang

wirausahawan yang baik adalah sebaagi berikut:

1. Mempunyai semangat dan kemampuan

untuk mengatasi kesulitan dan permasalahan.

2. Mempunyai kemampuan dalam menilai

(6)

3. Mempunyai keberanian untuk mengambil

resiko dalam menjalankan usahanya dalam mengejar suatu

keuntungan

4. Mempunyai daya, kreassi, imajinasi dalam

mengembangkan bidang usaha yang digeluti.

5. Mempunyai cara menganalisa yang tepat,

sistematis, dan metodologi dalam mengembangkan usahanya.

6. Memiliki kemampuan, kemajuan, dan tekad

bulat dalam mengembangkan bidang usahanya guna mencapai

kemajuan dan tujuan

7. Membawa teknik baru dalam

mengorganisasikan usahanya secara tepat guna, efektif dan efesien.

8. Berusaha tidak konsumtif dan selalu

menanamkan kembali keuntungan yang diperoleh dalam kegiatan

usahanya.

Menurut Geoffrey G. Meredith (Suryana, 2006:24) mengemukakan

ciri-ciri dan watak kewirausahaan sebagai berikut:

Tabel 2.1

Ciri-ciri dan Watak Kewirausahaan

Ciri-ciri Watak

1) Percaya Diri Keyakinan, ketidaktergantungan,

individualitas, dan optimisme.

(7)

hasil berorientasi laba, ketekunan dan

ketabahan, tekad kerja keras,

mempunyai dorongan kuat, energik

dan inisiatif

2) Pengambilan resiko dan suka

tantangan

Kemampuan untuk mengambil

resiko yang wajar.

3) Kepemimpinan Perilaku sebagai pemimpin, bergaul

dengan orang lain, menanggapi

saran-saran dan kritik

4) Keorisinilan Inovatif dan kreatif serta fleksibel

5) Berorientasi ke masa depan Pandangan ke depan, perspektif

Sedangkan ciri-ciri wirausahawan secara umum adalah sebagai berikut:

1. Mempunyai kemampuan yang kuat untuk berusaha.

2. Mempunyai perjuangan yang tidak kenal lelah dalam berusaha.

3. Percaya pada keyakinan diri sendiri untuk maju.

4. Bertanggungjawab atas kemampuan dan kemajuan dalam bidang

usahanya.

5. Berpikir positif untuk maju dalam bidang usahanya.

6. Pandai dalam cara bernegosiasi untuk memajukan bidang

usahanya.

7. Berinisiatif, kreatif, dan disiplin terhadap kegiatan usahanya.

(8)

Kebanyakan wirausahwan membuka usahanya untuk kepuasan diri.

Rutinitas yang membosankan, kreasi yang dihambat-hambat, birokrasi yang

panjang dan kaku, atau suasana yang tidak menyenangkan. Budaya (culture)

perusahaan yang tidak cocok merupakan hal yang bisa menciptakan motif, dan

mendorong orang untuk segera mencari kebebasan. Jika mereka bekerja sebagai

orang gajian, maka semua yang mereka lakukan hanya untuk pimpinan

perusahaan. Sedangkan, dengan berwirausaha maka semua pekerjaan yang

dilakukan untuk dirinya sendiri. Ada beberapa keuntungan yang menarik yang

bisa didapatkan dari membuka usaha sendiri (Sarosa, 2003:5) adalah sebagai

berikut:

1. Potensi penghasilan yang tidak terbatas

Membuka usaha berbeda dengan bekerja sebagai karyawan di

perusahaan orang lain. Kalau bekerja sebagai karyawan, penghasilan

adalah sebesar gaji (mungkin ditambah dengan tunjangan – tunjangan

bila ada), dimana gaji dantunjangan tersebut telah ditetapkan

berdasarkan jabatan (masa kerja) oleh pemilik perusahaan. Dalam hal

ini seseorang hanya dapat menerima keputusan yng dibuat oleh pemilik

perusahaan. Sebaliknya, bila membuka usaha sendiri maka penghasilan

yang didapatkan bisa dalam jumlah yang lebih besar, bahkan tidak

terbatas, tergantung dari kinerja dan pengolahan usaha.seorang

wirausahawan bebas menentukan berapa yang akan didapatnya, potensi

untuk menerima penghasilan yang tidak terbatas ini merupakan daya

(9)

2. Memaksimalkan Kemampuan.

Kemempuan yang dimaksud bisa berupa ide ataupun kemampuan yang

lain seperti menjual, bernegosiasi, dan lain-lain. Dengan memiliki usaha

sendiri maka wirausahawan memiliki kebebasan seluas – luasnya untuk

berkreasi dengan ide – ide tersebut. Untuk bekerja dengan adanya

batasan – batasan yang mungkin akan sering ditemui jika memilih

untuk bekerja sebagai karyawan disuatu perusahaan. Sudah tentu

dengan adanya kebebasan bekerja dan berkreasi secara maksimal maka

semangat kerjapun tinggi. Semangat kerja yang tinggi inilah yang

diharapkan dapat membuahkan hasil yang maksilmal bagi usahanya

sendiri, dengan berwirausaha seseorang bebas berkreasi, akan tetapi

maju tidaknya usaha tersebut teragantung pada pimpinannya dalam

mengelola usaha tersebut.

3. Bebas Mengatur Kerja

Dengan menjadi seorang karyawan, sebenarnya seseorang telah

melakukan suatu transaksi dengan perusahaan tempat bekerja, yaitu jual

beli. Seseorang telah menjual waktu dan kemampuannya untuk

digunakan oleh perusahaan. Jika bekerja sebagai karyawan maka ada

keterbatasan untuk mengatur waktu, sebagian besar waktu dihabiskan

diluar rumah. Akan tetapi seseorang, dapat mengatur waktu kerjanya

(10)

Wirausahawan adalah seperti orang bebas yang mempunyai tanggung

jawab, semakin sukses seorang wirausahawan semakin banyak waktu

luangnya. Seorang wirausahawan bukanlah seorang yang makin sibuk

jika usahanya mulai berkembang.

4. Sikap Mental Yang Mandiri

Sebagai seorang manajer dalam usaha sendiri, maka bersikap mandiri

dalam menjalankan usahanya yang merupakan tuntutan yang harus

dilakukan. Sikap mental yang kuat dan mandiri sanagat dibutuhkan

pada saat sedang menghadapi masalah yang berat sehingga menuntut

untuk dapat mengambil tindakan yang cepat dan tepat. Pada situasi

seperti ini tidak ada siapapun yang bisa diandalkan selain diri sendiri,

karena setiap wirausahawan merupakan manajer pada usahanya. Justru

wirausahawan tersebut yang diharapkan oleh para karyawan untuk

dapat mengatasi masalah yang sedang dihadapi. Kemandirian dan sikap

mental yang kuat dalam berbisnis dan kehidupan pribadi si pengusaha

sangat berkorelasi dan saling mempengaruhi. Self manajemen

(manajemen diri sendiri) merupakan hal yang sangat penting yang harus

dilakukan oleh seorang wirausahawan untuk memberikan contoh bagi

para bawahan atau karyawannya.

2.2 Faktor–Faktor Yang Mendorong

Wirausahawan Memulai Usaha kecil

Faktor apa yang sebenarnya menggerakkan seseorang untuk memiliki

(11)

dipublikasikan di media, pengakuan ini bukanllah suatu hal yang mudah

didapatkan. Lust of power atau haus akan kekuasaan dapat dikatakan sebagai

alasan seseorang ingin menjadi wirausahawan, mereka yakin apabila mereka

punya power atau kekuasaan, mereka dapat melakukan sesuatu lebih lancar dan

efesiaen (Abdinagoro 2004:2). Dengan pengetahuan dan kemampuan yang

mereka miliki dapatlah merubah cara pengerjaan sesuatu apapun (Pandji

2002:243), maka faktor–faktor yang mendorong wirausahawan memulai usaha

kecil adalah sebagai berikut:

1. Modal

Modal merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam berbagai

aktivitas yang dilakukan, karena modal dapat membiayai semua

kegiatan operasional dalam usaha, seperti: untuk pengadaan bahan

baku, membayar upah tenaga kerja, pemasaran, produksi dan lain-

lain.akan tetapi masalah modal kadangkala tidak menjadi masalah bagi

orng yang mempunyai kelebihan dana, tetapi bagi orang yang

mempunyai dana relatif kecil itu memang menjadi masalah. Kedua

orang tersebut, ketika akan memulai usaha jelas mempunyai keinginan

yang sama. Apabila seseorang mempunyai jiwa wirausaha, maka dia

mampu menciptakan nilai tambah dari keterbatasan.

2. Peluang

Banyak orang membayangkan dirinya mengelola bisnis milik mereka

sendiri, membuat keputusan – keputusan kunci, dan menghasilkan

(12)

usaha. Seorang wirausahawan harus dapat melihat dan memanfaatkan

peluang sehingga dapat memberikan keuntungan bagi usahanya.

Peluang atau kesempatan tidak datang berulang–ulang, tetapi mungkin

hanya sekali saja dalam waktu yang sangat singkat, sehingga diperlukan

antisipasi dan waktu yang tepat untuk melihat berbagai peluang agar

tidak mengalami kegagalan. Para wirausahawan harus dapat mengukur

dan memperkirakan ukuran pertumbuhan dan potensi laba dari setiap

peluang yang ada, dan berhati–hati dalam mengevaluasi peluang

sebelum memilih pasar dan sasaran yang ingin dicapai.

Ada tiga fase pendekatan mengidentifikasi peluang dalam bisnis, yaitu:

1. Menemukan gagasan.

2. Mengidentifikasi peluang yang ada.

3. Melaksanakan manajemen usaha yang diciptakan.

3. Pendidikan

Pendidikan salah satu faktor yang diperlukan dalam memulai dan

menjalankan usaha, baik usaha kecil maupun usaha menengah.

Pendidikan diperlukan untuk membuat perencanaan bisnis yaitu

meliputi perencanaan keuangan dan pengelolaan usaha. Pada umumnya

hanya sedikit yang mempunyai laporan keuangan yang sederhana, hal

ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan. Pengetahuan tersebut

diperoleh melaui pendidikan formal, seperti: dari SMU atau Perguruan

Tinggi, dan pendidikan non formal, seperti: pelatihan tentang UKM dan

(13)

4. Emosional

Suatu keadaan yang mampu mempengaruhi tindakan seseorang untuk

melakukan suatu rencana yang dikehendaki. Tindakan emosional itu

juga merupakan dorongan pribadi seseorang untuk melakukan suatu

kegiatan. Dengan dorongan emosi maka orang dapat bertindak sesuai

dengan keinginannya

5. Pengalaman

Pengalaman merupakan pengetahuan yang didapat dari pekerjaan yang

terakhir maupun pada pekerjaan yang pernah dilakukan pada masa

sekarang. Dengan adanya pengalaman sering kali membuat seseorang

untuk melihat kemungkinan untuk memodifikasi produk yang telah ada,

memperbaiki pelayanan dan menduplikasikan konsep bisnis dalam

lokasi yang berbeda. Pengalaman dapatlah merupakan suatu hal yang

sangat berharga karena adanya pengalaman seseorang dapat lebih

memahami terhadap apa yang sedang dikerjakan (Longenecker,

2000:95).

2.3 Tahap Menyusun Rencana Usaha

Penyusunan rencana usaha bisa dilakukan dengan mengikuti

langkah-langkah sebagai berikut, (Musrofi, 2004:139)

(14)

Sebelum memulai usaha tentu timbul pertanyaan dari mana

memulainya. Hal tersebut dapat dimulai dari ide usaha yang usaha

dipilih, diterapkan dan selanjutnya ditindak lanjuti. Persoalan yang

sebenarnya, usaha yang dijalankan tersebut bergerak dibidang apa. Pada

umumnya kadang kala wirausahawan terjebak dalam persoalan ini.

Mereka tidak menyadari atau mengetahui kearah mana usahanya akan

berjalan untuk selanjutnya .

2. Visi dan Tujuan

Seseorang yang memulai usaha dari nol, biasanya tidak mau berpikir

tentang nasib usahanya dalam jangka panjang, yang penting jalan dan

menguntungkan, begitu kira-kira yang ada dibenak orang. Hal ini pun

tidak masalah. Namun, jauh lebih baik apabila ada visi dan misi,

meskipun usaha itu dimulai dari usah kecil.

Dengan adanya visi, diharapkan orang akan tekun, dan terus menerus

termotivasi menuju visi tersebut. Apabila tidak punya visi, hanya

terfokus pada keuntungan jangka pendek. Ketika usaha kurang

menguntungkan langsung mencari usaha baru atau memilih usaha yang

lain, dan seterusnya. Dan bisa juga berhenti atau trauma untuk memulai

usaha karena takut gagal lagi

Visi dapat dirai melalui beberapa tahapan. Setiap tahapan dilingkupkan

kedalam tujuan jangka pendek. Tujuan yang baik adalah tujuan yang

dapat diperiksa dan terukur, apakah tujuan tersebut tercapai atau tidak.

(15)

Measurable (terukur), Accountabiliting (pertanggungjawaban),

Realistic (realistik atau relevan)

3. Strategi

Strategi merupakan jawaban dari pertanyaan bagaimana cara mencapai

apa yang diinginkan dan dituju mempunyai implikasi pada semua aspek

usaha, yang meliputi beberapa aspek, yaitu: aspek pasar/pemasaran,

aspek teknik/produksi, aspek lokasi dan aspek manajemen.

4. Aspek Pasar/Pemasaran

Pemasaran merupakan pertukaran produk atau jasa dengan uang. Pasar

merupakan sekelompok orang yang akan memanfaatkan produk atau

jasa tersebut. Selain menjual produk atau jasa kepada pasar, yang

pertama kali harus dilakukan adalah mengidentifikasi pasar tersebut.

Proses pemasaran strategis, dengan aktivitas utama berupa pemilihan

nilai yang mencakup aktivitas utama berupa pemilihan nilai yang

mencakup aktivitas:

a. Segmentasi pasar (Segmentation)

b. Penentuan target pasar (Targeting)

c. Penentuan posisi pasar (Positioning)

Proses pemasaran praktis dengan aktivitas inti berupa penciptaan nilai

yang mencakup 4P yaitu:

(16)

c. Sistem distribusi (place/distribution)

d. Promosi (promotion)

5. Rencana Teknik/Produksi

Rencana produksi pada dasarnya mencakup bagaimana proses produksi

atau mekanisme usaha, penentuan apasaja fasilitas produksi yang

dibutuhkan, berapa kapasitas produksi, bagaimana menyediakan bahan

baku dan bahan pembantu, penyediaan mesin dan alat perlengkapan

lainnya.

6. Aspek Lokasi

Lokasi adalah faktor penting dalam usaha, jika seseorang akan memulai

usaha, pemikiran dan pertimbangannya hanya terfokus pada

keberhasilan pada jangka pendek. Aspek pemilihan lokasi usaha perlu

dikaji secara serius karena menyangkut masalah efisiensi. Pada

prinsipnya ada 3 (tiga) faktor yang menjadi bahan pertimbangan untuk

memilih lokasi usaha, yaitu:

1. Bahan baku, pasar dan transportasi

2. Lingkungan

3. Lain-lain yang menunjang

7. Aspek Manajemen

Aspek manajemen sangat penting untuk diperhatikan, menurut

(17)

disebabkan tidak bagusnya aspek manajemen (Musrafi, 2004:168).

Aspek manajemen mencakup bagaimana pengelolaan orang-orang yang

terlibat di dalam usaha.

2.4 Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara yang hendak dicari kebenarannya

melalui riset. Dikatakan jawaban sementara karena hipotesis pada dasarnya

merupakan jawaban dari permasalahan yang telah dirumuskan dalam perumusan

masalah, sedangkan kebenaran dari hipotesis perlu diuji terlebih dahulu melalui

analisis data (Suliyatno, 2006:53)

Berdasarkan latar belakang masalah dan kerangka konseptual maka

hipotesis penelitian adalah sebagai berikut:

“Variabel modal, peluang, pendidikan, emosional dan pengalaman berpengaruh

Referensi

Dokumen terkait

Dalam hal ini kita dapat menggunakan komputer dengan memanfaatkan parallel port yang akan mengatur jalanya aliran listrik ke lampu yang di kendali kan oleh bahasa pemrograman

Merupakan kegiatan pembinaan kepada Pemerintahan Nagari dalam rangka pengelolaan keuangan nagari di Basa Ampek Balai Tapan dengan jumlah pagu anggaran yang tersedia

Dimana pembuatan hompage ini bertujuan agar seluruh pengguna komputer khususnya pengguna internet di Indonesia dapat lebih mengenal hardware komputer yang mereka miliki jadi

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 16 Tahun 2010 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan Dalam Kabupaten Pesisir Selatan

Dengan cara kerja program terdiri atas kegiatan menginput data dari faktor-faktor yang diketahui dan menampilkan hasil keluaran/output dalam bentuk tabel yang terurut berdasarkan

PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 2014 DAN PERKIRAAN MAJU TAHUN 2015 SKPD KECAMATAN LINGGO SARI BAGANTI KABUPATEN PESISIR SELATAN.. Pembinaan Pengawasan Administrasi Keuangan

berstatus sosial tinggi dan mengabaikan atau kurang menghargai data yang berasal dari informan tidak dikenal, kurang dapat3. bicara dan

Sekretariat DPRD Kota Bandar Lampung akan mengadakan proses Pemilihan Penyedia Barang/Jasa melalui metode Pelelangan sederhana,adapun paket yang akan dilelang