• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU DI SMK PGRI 2 CIMAHI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU DI SMK PGRI 2 CIMAHI."

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL KEPALA

SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU

DI SMK PGRI 2 CIMAHI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Skripsi dalam

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Manajemen

Perkantoran, Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis, Universitas Pendidikan Indonesia

Oleh :

Dini Ismarani Sabela 1101766

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

DINI ISMARANI SABELA

PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL KEPALA

SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU

DI SMK PGRI 2 CIMAHI

Disahkan dan disetujui oleh:

Pembimbing,

,

Drs. Uep Tatang Sontani, M.Si NIP. 19570415 198503 1 005

Mengetahui, Ketua Program Studi

Pendidikan Manajemen Perkantoran,

(3)

DI SMK PGRI 2 CIMAHI

Oleh:

Dini Ismarani Sabela

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Dini Ismarani Sabela Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2015

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.

(4)

Dini Ismarani Sabela, 2015

PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU DI SMK PGRI 2 CIMAHI

Uni versitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL KEPALA

SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU DI SMK

PGRI 2 CIMAHI

oleh:

Dini Ismarani Sabela 1101766

Skripsi ini dibimbing oleh: Drs. Uep Tatang Sontani, M.Si

Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah rendahnya tingkat motivasi kerja guru di SMK PGRI 2 Cimahi. Hal tersebut ditandai dengan rendahnya nilai evaluasi kinerja guru. Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu komunikasi interpersonal kepala sekolah (X) dan motivasi kerja guru (Y). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah pengaruh komunikasi interpersonal kepala sekolah terhadap motivasi kerja guru di SMK PGRI 2 Cimahi.

Penelitian ini menggunakan metode explanatory survey, teknik pengumpulan datanya dengan cara penyebaran angket. Instrumen yang digunakan adalah angket dengan menggunakan skala pengukuran rating scale, yang dikumpulkan dari responden dengan ukuran populasi 47 orang guru yang bekerja di SMK PGRI 2 Cimahi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier sederhana.

(5)

Dini Ismarani Sabela, 2015

PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU DI SMK PGRI 2 CIMAHI

Uni versitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

THE INFLUENCE OF PRINCIPAL’S

INTERPERSONAL

COMMUNICATION TOWARDS TEACHER’S

WORK

MOTIVATION IN SMK PGRI 2 CIMAHI

By:

Dini Ismarani Sabela 1101766

This Scipt is guided by: Drs. Uep Tatang Sontani, M.Si

Issues that were examined in this study is the low teacher’s work motivation in SMK PGRI 2 Cimahi. It was characterized by low values in the evaluation of teacher performance. The research consisted of two variables: the principal’s interpersonal communication (X) and teacher’s work motivation (Y). The study is aimed to know how the influence of pricipal’s interpersonal communication towards teacher’s work motivation in SMK PGRI 2 Cimahi.

This study used explanatory survey method, and collecting the data by distributing questionnaires. The instrument that is used was a rating scale models questionnaires, wich was collected from respondents of 47 teachers in SMK PGRI 2 Cimahi. The data analysis technique used was a simple regression analysis.

(6)

Dini Ismarani Sabela, 2015

PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU DI SMK PGRI 2 CIMAHI

Uni versitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.

ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI ...iii

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... 10

DAFTAR LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined.

BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.

1.1 Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined.

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined.

1.3 Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1.4 Kegunaan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

... Error! Bookmark not defined.

2.1 Landasan Teori ... Error! Bookmark not defined.

2.1.1 Konsep Komunikasi Interpersonal ... Error! Bookmark not defined.

2.1.2 Konsep Motivasi Kerja ... Error! Bookmark not defined.

2.2 Kerangka Pemikiran ... Error! Bookmark not defined.

2.3 Hipotesis Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN ... Error! Bookmark not

(7)

3.1 Objek Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.2 Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.3 Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.3.2 Populasi Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.3.3 Teknik dan Alat Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined.

3.3.4 Pengujian Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.3.5 Pengujian Persyaratan Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.

3.3.6 Teknik Analisis Data... Error! Bookmark not defined.

3.3.7 Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .... Error! Bookmark not

defined.

4.1 Hasil Penelitian... Error! Bookmark not defined.

4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian .... Error! Bookmark not defined.

4.1.2 Karakteristik Responden ... Error! Bookmark not defined.

4.1.3 Deskripsi Variabel-Variabel Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

4.1.4 Pengujian Persyaratan Analisis Data.... Error! Bookmark not defined.

4.1.5 Pengujian Hipotesis Penelitian... Error! Bookmark not defined.

4.2 Pembahasan ... Error! Bookmark not defined.

4.2.1 Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah di SMK PGRI 2 Cimahi

Error! Bookmark not defined.

4.2.2 Gambaran Motivasi Kerja Guru ... Error! Bookmark not defined.

4.2.3 Pengaruh Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah terhadap

Motivasi Kerja Guru di SMK PGRI 2 Cimahi.... Error! Bookmark not defined.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined.

(8)

5.2 Saran ... Error! Bookmark not defined.

(9)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Kriteria Penilaian Kinerja Guru ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 1.2 Aspek Penilaian Kinerja Guru dalam Perencanaan Pembelajaran,

Pelaksanaan Pembelajaran dan Evaluasi Pembelaaran Error! Bookmark

not defined.

Tabel 1.3 Rekapitulasi Kinerja Guru dalam Perencanaan Pembelajaran,

Pelaksanaan Pembelajaran dan Evaluasi Pembelajaran ... Error!

Bookmark not defined.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3.1 Operasional Variabel Komunikasi Interpersonal ..Error! Bookmark not

defined.

Tabel 3.2 Operasional Variabel Motivasi Kerja... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3.3 Jumlah Angket Uji Coba ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Variabel Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah

(X) ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi Kerja Guru (Y) ... Error!

Bookmark not defined.

Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas Variabel X dan Variabel Y .Error! Bookmark not

defined.

Tabel 3.7 Model Tabel Uji Barlett ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3.8 Tabel Penafsiran Deskripif... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.1 Karakteristik Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... Error!

Bookmark not defined.

Tabel 4.2 Karakteristik Jumlah Responden Berdasarkan Usia ... Error! Bookmark

not defined.

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenjang Pendidikan ... Error!

Bookmark not defined.

Tabel 4.4 Kecenderungan Jawaban Responden terhadap Variabel Penelitian

Komunikasi Interpersonal ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.5 Tanggapan Responden Terhadap Indikator Keterbukaan (Openness)

(10)

ix

Tabel 4.6 Tanggapan Responden Terhadap Indikator Empati .... Error! Bookmark

not defined.

Tabel 4.7 Tanggapan Responden Terhadap Indikator Sikap Mendukung ... Error!

Bookmark not defined.

Tabel 4.8 Tanggapan Responden Terhadap Indikator Sikap Positif ... Error!

Bookmark not defined.

Tabel 4.9 Tanggapan Responden Terhadap Indikator Kesetaraan... Error!

Bookmark not defined.

Tabel 4.10 Kecenderungan Jawaban Responden terhadap Variabel Penelitian

Motivasi Kerja ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.11 Tanggapan Responden Terhadap Indikator Prestasi . Error! Bookmark

not defined.

Tabel 4.12 Tanggapan Responden Terhadap Indikator Tanggung Jawab ... Error!

Bookmark not defined.

Tabel 4.13 Tanggapan Responden Terhadap Indikator Antusiasme ... Error!

Bookmark not defined.

Tabel 4.14 Tanggapan Responden Terhadap Indikator Kerja Sama ... Error!

Bookmark not defined.

Tabel 4.15 Tanggapan Responden Terhadap Indikator Ketelitian... Error!

Bookmark not defined.

Tabel 4.16 Tanggapan Responden Terhadap Indikator Ketekunan ... Error!

Bookmark not defined.

Tabel 4.17 Hasil Rekapitulasi Uji Homogenitas Variabel X dan Y... Error!

Bookmark not defined.

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Diagram Rekapitulasi Kehadiran Guru SMK PGRI 2 Cimahi Tahun Pelajaran

2010/2011 – 2014/2015 ... Error! Bookmark not defined.

(12)

Dini Ismarani Sabela, 2015

PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU DI SMK PGRI 2 CIMAHI

Uni versitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Sebuah organisasi membutuhkan sumber daya manusia yang kompeten

karena sumber daya manusia memiliki peranan penting dalam mendorong

kontribusi berupa prestasi kerja terbaik sesuai yang diharapkan organisasi untuk

mencapai produktivitas kerja, penggerak kegiatan, dan penentu maju mundurnya

serta mencapai tujuan suatu organisasi. Dengan kata lain sumber daya manusia

merupakan subjek yang dapat menunjang tercapainya tujuan organisasi dengan

pikiran, perasaan, dan keinginan yang dapat mempengaruhi sikapnya dalam

bentuk motivasi kerja.

Mengingat pentingnya sumber daya manusia dalam mencapai tujuan,

organisasi perlu memberikan motivasi kepada para pegawai agar lebih produktif

dalam bekerja. Untuk mencapai tujuan organisasi tersebut terdapat banyak faktor

yang mempengaruhi diantaranya motivasi, karena motivasi secara sederhana

dapat dirumuskan sebagai kondisi ataupun tindakan yang mendorong seseorang

untuk melakukan suatu pekerjaan atau kegiatan semaksimal mungkin. Motivasi

memiliki pengaruh yang berarti karena anggota organisasi yang termotivasi akan

mengarahkan perilakunya kepada upaya-upaya yang lebih besar untuk mencapai

tujuan organisasi.

Permasalahan yang menarik untuk dikaji saat ini adalah mengenai belum

optimalnya atau rendahnya tingkat motivasi kerja di dalam suatu organisasi,

perusahaan, instansi pemerintahan, maupun lembaga pendidikan yang dalam

praktik dan pengelolaannya harus ada terobosan baru dalam memanfaatkan

sumber daya manusia jika ingin organisasinya berkembang.

(13)

pengetahuan mereka sempit dan dangkal. Artinya guru tidak melakukan upaya untuk mendongkrak potensi diri masing-masing.”

Salah satu sekolah yang diduga tingkat motivasi kerja gurunya rendah

adalah SMK PGRI 2 Cimahi. Fenomena yang terjadi di SMK PGRI 2 Cimahi

ialah tidak semua guru memiliki tingkat motivasi kerja yang tinggi. Tingkat

motivasi kerja guru yang rendah akan mempengaruhi kualitas lulusan peserta

didik di SMK PGRI 2 Cimahi. Selain itu kurangnya motivasi kerja guru juga akan

mengakibatkan banyaknya persentase ketidakhadiran guru untuk mengajar yang

berdampak pula pada kurangnya antusias dan kekreatifan guru dalam membuat

atau mempergunakan teknik mengajar yang efektif dan efisien.

Dari hasil wawancara yang dilakukan penulis dengan salah satu guru yakni

Ir. M. Danny Ramdhan pada tanggal 3 Januari 2015 mengenai permasalahan yang

terjadi di sekolah, meyakinkan penulis bahwa tingkat motivasi kerja guru di SMK

PGRI 2 Cimahi masih relatif rendah. Adapun yang memiliki motivasi kerja yang

tinggi jumlahnya kurang dari setengah. Penambahan atau peningkatan honor yang

diberikan juga tidak membuat motivasi kerja guru meningkat secara signifikan.

Beliau mengatakan ada beberapa hal yang dapat dijadikan indikator dari adanya

permasalahan mengenai motivasi kerja, rendahnya tingkat motivasi kerja tersebut

dapat dilihat dari rekapitulasi kehadiran guru di sekolah.

Berikut data rekapitulasi kehadiran guru selama lima tahun terakhir dari

tahun pelajaran 2009/2010 sampai dengan tahun pelajaran 2013/2014:

(14)

3

Gambar 1.1

Diagram Rekapitulasi Kehadiran Guru SMK PGRI 2 Cimahi Tahun Pelajaran 2009/2010 – 2013/2014

Berdasarkan data tersebut (rekapitulasi kehadiran guru) tingkat kehadiran

guru di SMK PGRI 2 Cimahi mengalami penurunan serta kenaikan. Pada tahun

pelajaran 2009/2010 kehadiran guru sebesar 92% kemudian turun sebesar 3%

pada tahun pelajaran 2010/2011 menjadi 89%. Kemudian pada tahun pelajaran

2011/2012 mengalami kenaikan menjadi 91%, kenaikan tersebut sebesar 2%,

selanjutnya pada tahun pelajaran 2012/2013 kehadiran guru berada di angka 85%

pada skala 70-80% yang terdapat dalam tabel. Sedangkan pada tahun pelajaran

2013/2014 mengalami kenaikan kembali menjadi 90%, namun kenaikan ini tetap

lebih rendah dibandingkan dengan kehadiran di tahun pelajaran 2009/2010 yakni

sebesar 92%. Data tersebut menunjukkan bahwa tingkat kehadiran guru

mengalami fluktuasi dari tahun pelajaran 2009/2010 hingga 2013/2014 dengan

tingkat kehadiran guru tertinggi terjadi pada tahun pelajaran 2009/2010 sebesar

92% dan tingkat kehadiran guru terendah terjadi pada tahun pelajaran 2012/2013

sebesar 85%.

Rekapitulasi kehadiran guru ini tidaklah mutlak, biasanya apabila guru

yang bersangkutan sedang dibutuhkan baik untuk keperluan mengajar ataupun

kegiatan lainnya ternyata guru tersebut tidak berada di tempat, padahal dalam

daftar kehadiran tersebut tercatat hadir. Seringkali guru SMK PGRI 2 Cimahi

terlambat masuk ke kelas pada saat proses belajar mengajar berlangsung

sedangkan waktu pulang lebih cepat sebelum jam pelajaran selesai. Selain itu

hanya sedikit guru yang hadir sebelum pukul tujuh dari lima hari dalam seminggu

sesuai peraturan, banyak pula guru yang tidak mengikuti kegiatan upacara

bendera setiap hari Senin.

Permasalahan tersebut menunjukkan bahwa tanggung jawab guru dalam

melaksanakan tugasnya rendah, didukung pula dengan kurangnya kedisiplinan

serta kemampuan pemahaman guru terhadap tugas serta kurangnya komunikasi

tentang pemberian sanksi terhadap absensi guru, juga kurangnya kedisiplinan

(15)

Penulis menduga bahwa salah satu hal yang mempengaruhi motivasi kerja

guru adalah kurangnya pemberian motivasi dari atasan atau pimpinan (Kepala

Sekolah).

Marjohan (2009:104) mengatakan bahwa: “Maju mundurnya kualitas

pendidikan sangat dipengaruhi oleh kualitas guru. Untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas kerja guru, maka terlebih dahulu yang perlu ditingkatkan adalah motivasi kerja gurunya. Motivasi akan meningkat manakala adanya dorongan dari dalam diri (intrinsik) maupun dari luar diri

(ekstrinsik)”

Berdasarkan praobservasi yang dilakukan, penulis memilih objek

penelitian pada guru di SMK PGRI 2 Cimahi. Hal ini berdasarkan pertimbangan

data yang diperoleh serta terdapat permasalahan mengenai motivasi kerja guru.

Tinggi rendahnya motivasi kerja guru juga dapat dilihat dari kinerja

gurunya. Dimana kinerja guru tabel 1.1 bisa menggambarkan tingkat motivasi

kerja guru dalam menjalankan kewajibannya. Dalam UU RI No. 14 Tahun 2005

tentang guru dan dosen, pada pasal (20) ayat (1), berbunyi: “Dalam melaksanakan

tugas keprofesionalannya, guru berkewajiban merencanakan pembelajaran,

melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi

hasil pembelajaran.”

Dalam menentukan nilai kinerja guru, terdapat kriteria penilaian kinerja

guru yang digunakan dalam proses perencanaan pembelajaran, pelaksanaan

pembelajaran dan evaluasi pembelajaran, seperti yang terlihat pada tabel berikut:

Tabel 1.1

Kriteria Penilaian Kinerja Guru

KOMPONEN KRITERIA

(16)

5

Dalam kriteria penilaian tersebut terdapat aspek-aspek tertentu yang

menjadi acuan untuk penilaian kinerja guru, seperti terlihat pada tabel berikut:

Tabel 1.2

Aspek Penilaian Kinerja Guru dalam Perencanaan Pembelajaran, Pelaksanaan Pembelajaran dan Evaluasi Pembelajaran

KOMPONEN ASPEK YANG DINILAI

Perencanaan Pembelajaran

1. Merumuskan silabus dan RPP dengan indikator 2. Memperbaiki silabus dan RPP

3. Merumuskan indikator pembelajaran 4. Merumuskan materi

3. Menggunakan sumber belajar yang variatif 4. Melakukan kegiatan pendahuluan

5. Penyampaian konsep materi sesuai RPP 6. Menggunakan konsep dengan bahasa yang jelas 7. Menggunakan alat peraga

8. Mendayagunakan teknologi informasi

9. Menggunakan bahasa asing dalam pembelajaran 10. Membangun pengalaman peserta didik

11. Peserta didik aktif 12. Peserta didik interaktif 13. Melakukan penilaian proses

14. Membangun suasana kelas yang menyenangkan 15. Melaksanakan tes akhir kegiatan pembelajaran 16. Memenuhi target ketuntasan

17. Mendesain remidial dan pengayaan

18. Memiliki data penilaian hasil belajar peserta didik 19. Memiliki catatan kehadiran peserta didik

20. Mendokumentasikan bukti keberhasilan belajar peserta didik Evaluasi Pembelajaran 1. Panitia UN

2. Panitia Ulangan Umum 3. Panitia PSB

4. Menganalisis soal

5. Menyusun laporan kinerja belajar peserta didik

Sumber: Arsip Tata Usaha SMK PGRI 2 Cimahi

Berdasarkan kriteria dan aspek penilaian kinerja guru SMK PGRI 2

Cimahi tersebut, di bawah ini merupakan rekapitulasi hasil penilaian kinerja guru

dalam proses perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi

(17)

Tabel 1.3

Rekapitulasi Kinerja Guru dalam Perencanaan Pembelajaran, Pelaksanaan Pembelajaran dan Evaluasi Pembelajaran

TAHUN KATEGORI

Sumber: Arsip Tata Usaha SMK PGRI 2 Cimahi (Data sudah diolah)

Tabel di atas menunjukkan bahwa hasil kinerja guru dalam kegiatan

perencanaan pembelajaran yang mempunyai kriteria “baik” tertinggi terdapat di

tahun 2014 sebesar 75% dari total guru sebanyak 55 orang. Sementara itu, hasil

kinerja guru dalam kegiatan perencanaan pembelajaran yang mempunyai kriteria

“baik” terendah terjadi pada tahun 2013 yakni 54,5% dari total guru sebanyak 55

orang. Hasil kinerja guru dalam kegiatan pelaksanaan pembelajaran yang

mempunyai kriteria “baik” adalah pada tahun 2014 yakni sebesar 79%. Sementara

dalam kegiatan evaluasi pembelajaran yang mempunyai kriteria “baik” hanya

(18)

7

penilaian tersebut di atas yang terjadi banyak penurunan adalah di tahun 2013

dengan angka persentase guru berkriteria baik terendah dari tahun-tahun

sebelumnya.

Berdasarkan rekapitulasi hasil kinerja guru dalam kegiatan perencanaan

pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran menunjukkan

bahwa jumlah guru yang mempunyai kinerja “baik” terbesar, terdapat pada

kegiatan pelaksanaan pembelajaran. Sementara itu, jumlah guru yang mempunyai

kinerja “baik” terendah, terdapat pada kegiatan evaluasi pembelajaran. Hal ini

menunjukkan kinerja guru dalam kegiatan mengevaluasi pembelajaran relatif

rendah. Sementara itu, persentase untuk kegiatan perencanaan pembelajaran dapat

dikatakan sedang karena besaran persentasenya berada di antara persentase

kegiatan pelaksanaan pembelajaran dan persentase kegiatan evaluasi

pembelajaran.

Berdasarkan data yang telah dijabarkan di atas, dapat menunjukkan

motivasi kerja guru yang rendah, mengingat hasil penilaian kinerja guru yang

mengacu pada kewajiban guru dalam bekerja (merencanakan pembelajaran,

melaksanakan pembelajaran dan mengevaluasi pembelajaran) tidak mengalami

kenaikan yang signifikan. Perlu adanya dorongan dari Kepala Sekolah dalam

meningkatkan motivasi kerja guru.

Dari uraian di atas, maka sangat diperlukan tindakan baik preventif

maupun regresif dalam upaya peningkatan motivasi kerja guru. Motivasi kerja

seseorang tidak tumbuh begitu saja namun terdapat sejumlah faktor yang

mempengaruhinya. Untuk dapat meningkatkan tingkat motivasi kerja yang lebih

baik maka harus dapat mengetahui faktor-faktor yang perlu dipersiapkan sehingga

dapat mendukung terhadap peningkatan motivasi kerja. Motivasi kerja guru dapat

dikatakan baik dan memuaskan apabila tujuan yang dicapai suatu organisasi

tercapai dengan baik sesuai dengan standar yang ditentukan. Oleh karena itu,

motivasi kerja guru harus selalu ditingkatkan mengingat tantangan dunia

pendidikan untuk menghasilkan kualitas sumber daya manusia yang mampu

(19)

1.2Identifikasi dan Rumusan Masalah

Dalam UU RI No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, pada pasal (1)

ayat (1) dijelaskan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama

mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan

mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Selanjutnya dalam UU RI No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen

pada pasal (20) ayat (1), menjelaskan bahwa dalam melaksanakan tugas

keprofesionalannya, guru berkewajiban merencanakan pembelajaran,

melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi

hasil pembelajaran.

Dalam melaksanakan kewajiban guru seperti yang telah dijelaskan di atas,

guru harus mempunyai motivasi kerja yang tinggi sebagai wujud

profesionalitasnya sebagai seorang guru. Untuk menjaga motivasi kerja guru agar

tetap tinggi, perlu adanya pemenuhan hak guru seperti yang tertuang pada

Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, pasal (14) ayat (1)

huruf (a) yaitu, memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimun dan

jaminan kesehatan sosial.

Banyak faktor yang mempengaruhi motivasi kerja guru, di antaranya

pemberian honor, kebijakan organisasi, gaya kepemipinan, pengawasan,

lingkungan kerja, dan komunikasi. Selain itu, penghasilan yang didapat guru

tidaklah cukup untuk meningkatkan motivasi kerja guru, serta kurang tegasnya

sanksi dan komunikasi yang jarang dilakukan oleh pimpinan. Hal tersebut

menjadi salah satu faktor yang mengakibatkan pengabaian terhadap peraturan.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan penulis dengan salah satu

guru di SMK PGRI 2 Cimahi yakni Ir. M. Danny Ramdhanpada tanggal 3 Januari

2015 guru seringkali mengeluh tentang kurangnya frekuensi komunikasi

interpersonal yang dilakukan oleh kepala sekolah. Hal tersebut menunjukkan

komunikasi yang terjalin di sekolah kurang terbina dengan baik sehingga

mengakibatkan guru melakukan pengabaian terhadap peraturan. Sering kali

(20)

9

penyampaian komunikasi yang tidak utuh, lebih menekankan pribadi kepala

sekolah, dan kurang memperhatikan kepentingan guru untuk didengarkan, atau

kebalikannya, dimana guru hanya mementingkan tugas belajar mengajarnya tanpa

berusaha mengembangkan hubungan yang baik dengan kepala sekolah dan

guru-guru yang lain. Kepala sekolah jarang melakukan pengawasan sehingga sebagian

besar guru jarang membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, sering

memberikan tugas tanpa kehadiran guru di kelas, Tentunya hal ini menyebabkan

hubungan yang kurang harmonis antara kepala sekolah dan guru.

Hasil kajian secara empirik terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi

motivasi kerja di SMK PGRI 2 Cimahi, diduga faktor determinan yang paling

berpengaruh terhadap motivasi kerja adalah komunikasi interpersonal kepala

sekolah. Oleh karena itu salah satu upaya yang dilakukan adalah harus ada

perhatian Kepala Sekolah terhadap guru dalam melakukan arahan terhadap

pekerjaan guru, dan perlunya komunikasi interpersonal yang efektif yang

diterapkan Kepala Sekolah dalam memotivasi guru sebagai bawahannya.

Komunikasi interpersonal antara guru dengan kepala sekolah sebagai pimpinan

merupakan faktor penting yang paling berperan dalam kegiatan di sekolah dalam

pencapaian visi, misi, dan tujuan sekolah.

Inti kajian dalam penelitian ini adalah masalah motivasi kerja guru di

SMK PGRI 2 Cimahi, khususnya motivasi kerja guru dalam kegiatan belajar

mengajar. Hal tersebut diduga sebagai aspek yang paling penting yang perlu

ditingkatkan untuk menciptakan kualitas peserta didik yang baik guna mencapai

visi, misi dan tujuan SMK PGRI 2 Cimahi. Oleh karena itu, perlu adanya suatu

pendekatan tertentu terhadap guru untuk meningkatkan motivasi kerjanya.

Berdasarkan uraian masalah yang telah dijelaskan, untuk mempermudah

pemahaman mengenai permasalahan yang akan diteliti, terlebih dahulu perlu

mengindentifikasi masalah yang penting untuk diteliti serta merumuskan masalah

ke dalam pernyataan sebagai berikut: “Komunikasi interpersonal kurang atau

jarang dilakukan oleh Kepala Sekolah SMK PGRI 2 Cimahi, dan hal ini

(21)

Berdasarkan pokok permasalahan yang dipilih dalam penelitian ini yaitu

mengenai pengaruh komunikasi interpersonal kepala sekolah terhadap motivasi

kerja guru dan dari latar belakang dari masalah yang telah dijelaskan di atas, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini secara spesifik dirumuskan dalam

pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimanakah gambaran efektivitas komunikasi interpersonal Kepala

Sekolah selaku pimpinan dengan guru sebagai bawahan di SMK PGRI 2

Cimahi?

2. Bagaimanakah gambaran tingkat motivasi kerja guru di SMK PGRI 2

Cimahi?

3. Adakah pengaruh komunikasi interpersonal Kepala Sekolah terhadap

motivasi kerja guru di SMK PGRI 2 Cimahi?

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk memperoleh pengetahuan

dan melakukan kajian secara ilmiah tentang pengaruh komunikasi interpersonal

Kepala Sekolah terhadap motivasi kerja guru di SMK PGRI 2 Cimahi. Analisis

tersebut dibutuhkan untuk mengetahui pengaruh komunikasi interpersonal Kepala

Sekolah terhadap motivasi kerja guru di SMK PGRI 2 Cimahi.

Secara khusus, tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui gambaran efektivitas komunikasi interpersonal Kepala

Sekolah selaku pimpinan dengan guru sabagai bawahan di SMK PGRI 2

Cimahi.

2. Untuk mengetahui gambaran tingkat motivasi kerja guru di SMK PGRI 2

Cimahi.

3. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh komunikasi interpersonal

Kepala Sekolah terhadap motivasi kerja guru di SMK PGRI 2 Cimahi.

1.4Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan yang baik bagi instansi

atau lembaga pendidikan maupun pihak-pihak yang terkait dengan hasil penelitian

(22)

11

1. Kegunaan Teoritis

Untuk mengokohkakajian ilmu pengetahuan di bidang manajemen sumber

daya manusia, khususnya yang berkaitan dengan komunikasi interpersonal dan

motivasi kerja, serta menambah wacana di bidang khasanah keilmuan.

2. Kegunaan Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak SMK PGRI 2

Cimahi dalam penerapan komunikasi interpersonal Kepala Sekolah dalam upaya

(23)

Dini Ismarani Sabela, 2015

PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU DI SMK PGRI 2 CIMAHI

Uni versitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE DAN DESAIN PENELITIAN

1.1 Objek Penelitian

Adapun objek dan waktu penelitian pada penelitian ini adalah sebagai

berikut:

a) Tempat penelitian dilakukan di SMK PGRI 2 Cimahi yang berlokasi di Jalan

Encep Kartawiria No. 153, Cimahi. Objek dalam penelitian ini adalah seluruh

guru.

b) Waktu pelaksanaan penelitian ini berlangsung pada bulan September 2014

sampai dengan selesai.

1.2 Metode Penelitian

Metode Penelitian diperlukan di dalam pelaksanaan suatu penelitian

karena dapat mengarahkan atau dengan kata lain merupakan pedoman dalam

kegiatan penelitian yang terdiri dari langkah-langkah bagaimana penelitian itu

dilaksanakan sehingga dengan penggunaan metode yang tepat dan sesuai maka

tujuan penelitian pun akan tercapai (mendapatkan hasil atau kesimpulan dari

masalah yang diteliti).

Menurut Moh Nazir (2003:44) “metode penelitian merupakan suatu cara,

alat serta prosedur yang dilakukan oleh seorang peneliti dalam melakukan

penelitiannya”. Oleh karena itu dalam melaksanakan penelitiannya penulis

tentunya menggunakan metode penelitian sebagai pedoman atau alat yang dapat

membantu dalam kegiatan penelitian untuk pemecahan masalah.

Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

Survey Eksplanasi (Explanatory Survey). Singarimbun dan Sofian Effendi

(1989:5), mengemukakan bahwa “Metode explanatory survey yaitu metode untuk

(24)

55

Objek telaah penelitian survei eksplanasi adalah untuk menguji hubungan

antar variabel yang dihipotesiskan. Pada jenis penelitian ini, jelas ada hipotesis

yang akan diuji kebenarannya.

Dengan menggunakan metode survey eksplanasi, penulis melakukan

pengamatan untuk memperoleh gambaran antara dua variabel, yaitu variabel

komunikasi interpersonal dan variabel motivasi kerja. Apakah terdapat pengaruh

positif komunikasi interpersonal kepala sekolah terhadap motivasi kerja guru di

SMK PGRI 2 Cimahi.

3.3 Desain Penelitian

3.3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian

Berdasarkan judul usulan penelitian yaitu “Pengaruh Komunikasi

Interpersonal Kepala Sekolah terhadap Motivasi Kerja Guru di SMK PGRI 2

Cimahi”, maka dapat ditentukan variabel yang digunakan dalam penelitian terdiri dari variabel X sebagai variabel bebas dan variabel Y sebagai variabel terikat

yaitu:

a. Variabel X adalah komunikasi interpersonal

b. Variabel Y adalah motivasi kerja guru

Dari pemaparan di atas variabel yang diteliti dalam penelitian adalah

variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain, sedangkan

variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi variabel lain.

Menurut Devito dalam Effendi (2004:30), ”komunikasi interpersonal adalah penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain atau

sekelompok kecil orang, dengan berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk

memberikan umpan balik segera”. Komunikasi interpersonal dalam penelitian ini adalah

jumlah skor persepsi guru tentang segala bentuk komunikasi interpersonal yang dilakukan

kepala sekolah yang dapat diukur dari beberapa aspek seperti keterbukaan (openness),

empati (empathy), sikap mendukung (supportiveness), sikap positif (positiveness),

dan kesetaraan (equality). Agar lebih mudah dalam memahami variabel

komunikasi interpersonal maka penulis menggambarkan variabel (X) lebih rinci

(25)

Tabel 3.1

Operasional Variabel Komunikasi Interpersonal

Konsep Variabel Indikator Ukuran Skala Item

Soal

1. Tingkat menanggapi informasi dengan senang hati

2. Tingkat memberikan respon kepada guru secara positif

1. Tingkat kepala sekolah merespon komunikasi kepada guru

2. Tingkat kepercayaan guru yang besar terhadap kepala sekolah

1. Tingkat memiliki perasaan positif guru terhadap kepala sekolah 2. Tingkat kepala sekolah

memotivasi guru lebih aktif berpartisipasi

3. Tingkat kepala sekolah menciptakan situasi komunikasi yang kondusif

1. Tingkat kepala sekolah memahami perasaan yang dialami guru

2. Tingkat kepala sekolah memahami kesulitan yang dialami guru

1. Tingkat kemampuan kepala sekolah memperlakukan guru sebagai sejawat

2. Tingkat kemampuan kepala sekolah dan guru untuk saling menghargai

Interval 10

11

Sumber: Diadaptasi Yoseph De Vito yang dikutip oleh Suranto AW (2011:82)

Motivasi Kerja adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung

(26)

57

Malayu Hasibuan (2008:141). Pengertian motivasi kerja dalam penelitian ini adalah

jumlah skor persepsi mengenai motivasi kerjanya, yang diukur dalam hal ini menyangkut

pada aspek-aspek prestasi, tanggung jawab, antusiasme, kerjasama, ketelitian, dan

ketekunan. Agar lebih mempermudah dalam memahami variabel motivasi kerja maka

penulis menggambarkan variabel (Y) motivasi kerja lebih rinci ke dalam indikator,

ukuran, dan skala seperti dalam tabel di bawah ini:

Tabel 3.2

Operasional Variabel Motivasi Kerja

Konsep Variabel Indikator Ukuran Skala Item

Soal

Prestasi 1. Hadir tepat waktu sesuai dengan jadwal mengajar yang telah ditentukan 2. Setiap pekerjaan selalu memberi

dampak menjadi lebih baik 3. Tingkat pemberian penghargaan

sebagai guru di sekolah Interval 1

2

3

Tanggung jawab

1. Menjaga sarana dan prasarana sekolah 2. Tingkat ketepatan waktu dalam

mengerjakan tugas Interval

4

5

Antusiasme 1. Antusias melaksanakan pekerjaan sesuai standar

2. Antusiasme terhadap hasil pekerjaan

yang telah dicapai Interval 6

7

Kerjasama 1. Penerimaan dari lingkungan tempat bekerja

2. Tingkat berpartisipasi aktif dengan

guru lainnya Interval

8

9

Ketelitian 1. Tingkat ketelitian terhadap pekejaan yang diberikan

Interval 10

Ketekunan 1. Tingkat ketekunan terhadap tugas-tugas insidental yang dibebankan

Interval 11

Sumber: Malayu Hasibuan (2013:163)

3.3.2 Populasi Penelitian

Untuk mengumpulkan data yang akan dianalisis, kita perlu menentukan

(27)

(2010:1), adalah keseluruh elemen, atau unit penelitian, unit analisis yang

memiliki ciri/karakteristik tertentu yang dijadikan sebagai objek penelitian atau

menjadi perhatian dalam suatu penelitian (pengamatan).

Selain dari pendapat di atas, menurut M. Burhan Bungin (2010:99),

populasi penelitian merupakan keseluruhan (universum) dari objek penelitian

yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai,

peristiwa, dan sikap hidup, sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data

penelitian.

Berdasarkan pengertian di atas, yang menjadi populasi di dalam penelitian

ini adalah populasi dari guru SMK PGRI 2 Cimahi yang berjumlah 55 orang.

3.3.3 Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam penyusunan skripsi ini

digunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Wawancara, sebagai teknik komunikasi langsung tanpa perantara dengan

pendidik di SMK PGRI 2 Cimahi. Sebelumnya peneliti menyiapkan daftar

pertanyaan kemudian wawancara dilakukan dengan cara terbuka. Hasil

wawancara yang dilakukan dengan guru SMK PGRI 2 Cimahi, Ir. Danny

Ramdhany, dan hasil wawancara diketahui bahwa motivasi kerja guru

dirasa belum optimal, dan tidak terdapat peningkatan yang signifikan

2. Angket, merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

menyebarkan seperangkat daftar pertanyaan tertulis atau pernyataan

kepada responden yaitu guru SMK PGRI 2 Cimahi. Dalam kuesioner ini

penulis mengemukakan beberapa pernyataan yang mencerminkan

pengukuran indikator dari variabel X (Komunikasi Interpesonal) dan

variabel Y (Motivasi Kerja). Kemudian memilih skor yang telah

disediakan.

Langkah-langkah penyusunan angket adalah sebagai berikut:

(28)

59

 Merumuskan item-item untuk pernyataan dan skor jawaban. Jenis instrumen yang digunakan dalam angket merupakan instrumen yang bersifat tertutup

yaitu seperangkat daftar pernyataan tertulis dan disertai skor jawaban yang

telah disediakan sehingga responden hanya memilih skor jawaban yang

tersedia dengan membubuhkan tanda checklist ().  Menetapkan pemberian skor untuk setiap item pernyataan.

3.3.4 Pengujian Instrumen Penelitian

Sebelum dilakukan pengumpulan data yang sebenarnya, maka alat

pengumpul data dalam hal ini adalah angket harus layak pakai, oleh karena itu

sebelumnya angket harus diujicobakan terlebih dahulu kepada responden di luar

subjek penelitian. Dalam penelitian ini pengujian instrumen dilakukan kepada 20

orang responden yang merupakan guru di SMK Sangkuriang 1 Cimahi.

Selanjutnya data angket yang terkumpul secara statistik dihitung validitas dan

reliabilitasnya. Jumlah item angket yang diteliti dapat dilihat pada tabel berikut

ini:

Tabel 3.3

Jumlah Angket Uji Coba

No Variabel Jumlah Item Angket

1 Komunikasi Interpersonal (X) 11

2 Motivasi Kerja 11

Total 22

Sumber: Hasil Pembuatan Angket

3.3.4.1 Uji Validitas

Pengujian validitas instrument dilakukan untuk menjamin bahwa terdapat

kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi. Uji

validitas merupakan uji kesatuan atau ketepatan. Uji validitas digunakan untuk

mengetahui tepat atau tidaknya angket yang tersebar. Dalam hal ini Sugiyono

(29)

terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Uji

validitas dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor tiap bulir item dengan skor

total. Rumus ini menggunakan Korelasi Product Moment yang dikembangkan

oleh Karl Pearson (Sambas Ali, 2010:26), seperti berikut:

dilakukan dalam rangka mengukur validitas instrumen penelitian, adalah sebagai

berikut:

1. Menyebar instrumen yang akan diuji validitasnya, kepada responden yang bukan responden sesungguhnya.

2. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.

3. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul. Termasuk di dalamnya memeriksa kelengkapan pengisian item angket.

4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh. Hal tersebut dilakukan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan data selanjutnya.

5. Memberikan/menempatkan (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi pada tabel pembantu .

6. Menghitung nilai koefisien korelasi product moment untuk setiap bulir/item angket dari skor-skor yang diperoleh.

7. Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db) = n-k-1, dimana n merupakan jumlah responden yang dilibatkan dalam uji validitas 8. Membuat kesimpulan, yaitu dengan cara membandingkan nilai hitung r

dan nilai tabel r. Dengan kriteria sebagai berikut:

a) Jika r ≥r , maka instrumen dinyatakan valid. b) Jika r <r , maka instrumen dinyatakan tidak valid.

Jika instrumen tersebut valid, maka item tersebut dapat dipergunakan pada

(30)

61

bantuan Microsoft Office Excel 2010. Maka akan diperoleh nilai

rxy kemudian dibandingkan dengan r dengan n = 20 dengan taraf nyata

(α) = 0,05 pada tingkat kepercayaan 95%. Jika r ≥ r , maka instrumen

dinyatakan valid, dan sebaliknya jika r <r , maka instrumen dinyatakan

tidak valid. Berikut rekapitulasi perhitungannya:

Tabel 3.4

Hasil Uji Validitas Variabel Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah (X)

Sumber: Hasil Pengolahan Data Responden

Berdasarkan tabel di atas pengujian validitas terhadap 11 item untuk

Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah (Variabel X), menunjukkan

keseluruhan item dinyatakan valid. Dengan demikian, seluruh item dapat

digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan data variabel Komunikasi

Interpersonal Kepala Sekolah berjumlah 11 item.

Tabel 3.5

(31)

Sumber: Hasil Pengolahan Data Responden

Pengujian validitas terhadap 11 item untuk variabel motivasi kerja guru

(Variabel Y), menujukkan keseluruhan item dinyatakan valid. Dengan demikian,

item yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan data variabel

motivasi kerja guru berjumlah 11 item.Dengan demikian secara keseluruhan

rekapitulasi jumlah angket hasil uji coba dapat ditampilkan dalam tabel berikut:

Tabel 3.6

Jumlah Item Angket Hasil Uji Coba

No Variabel

Jumlah Item Angket

Sebelum

Uji Coba

Setelah Uji Coba

Valid Tidak Valid

1 Komunikasi Interpersonal (X) 11 11 -

2 Motivasi Kerja (Y) 11 11 -

Total 22 22 -

Sumber: Hasil Pengolahan data

3.3.4.2 Uji Reliabilitas

Setelah melakukan uji validitas instrumen, selanjutnya adalah melakukan

uji reliabilitas instrumen. Sambas Ali Muhidin (2010:31), menyatakan bahwa:

“Suatu instrumen dapat dikatakan reliabel jika pengukurannya konsisten dan cermat akurat. Jadi uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan tujuan

untuk mengetahui konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga

hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Hasil pengukuran dapat

dipercaya, jika dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap

kelompok subjek yang sama (homogen) diperoleh hasil yang relatif sama,

selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah.

Dalam hal ini relatif sama berarti tetap adanya toleransi terhadap

perbedaan-perbedaan kecil diantara hasil beberapa kali pengukuran.”

Sugiyono (2011:137), juga menyatakan bahwa: “Instrumen yang reliabel

adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang

(32)

63

Dalam uji reliabilitas ini, menurut Suharsimi Arikunto (Sambas Ali

Muhidin, 2010:31) menyatakan bahwa: Formula yang dipergunakan untuk

menguji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini adalah Koefisien alfa (�) dari

Dimana sebelum menentukan nilai reliabilitas, maka terlebih dahulu

mencari nilai varians dengan rumus sebagai berikut:

� = ∑

2 ∑ � 2 � � Keterangan:

� = Reliabilitas instrumen/koefisien korelasi/korelasi alpha K = Banyaknya bulir soal

∑ � = Jumlah varians bulir

� = Varians total N = Jumlah Responden

Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur reliabilitas

instrumen penelitian seperti yang dijabarkan oleh Sambas Ali Muhidin

(2010:31-35), adalah sebagai berikut:

1. Menyebarkan instrumen yang akan diuji reliabilitasnya, kepada responden yang bukan responden sesungguhnya.

2. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.

3. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul. Termasuk di dalamnya memeriksa kelengkapan pengisian item angket.

4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh. Dilakukan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan data selanjutnya.

5. Memberikan/menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi responden pada tabel pembantu.

6. Menghitung nilai varians masing- masing item dan varians total. 7. Menghitung nilai koefisien alfa.

8. Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db) = n–2. 9. Membuat kesimpulan dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai

(33)

 Jika nilai r ≥ nilai r , maka instrumen dinyatakan reliabel.  Jika nilai r < nilai r , maka instrumen dinyatakan tidak

reliabel.

Tabel 3.7

Hasil Uji Reliabilitas Variabel X dan Variabel Y

No Variabel Hasil Keterangan

r r

1 Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah (X)

0.922 0.444 Reliabel

2 Motivasi Kerja Guru (Y) 0.909 0.444 Reliabel

Berdasarkan tabel di atas, hasil perhitungan reliabilitas terhadap variabel X

(Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah) dinyatakan reliabel karena r >

nilai r yaitu: 0,922 > 0,444. Selanjutnya, hasil perhitugan reliabilitas terhadap

variabel Y (Motivasi Kerja Guru) dinyatakan relabel karena r > nilai r

yaitu: 0,909 > 0,444

3.3.5 Pengujian Persyaratan Analisis Data 3.3.5.1 Uji Homogenitas Data

Uji parametrik homogenitas data pengujian homogenitas varians ini

mengasumsikan bahwa skor setiap variabel memiliki varians yang homogen,

seperti yang diungkapkan oleh Ating dan Sambas (2006:294). Uji statistika yang

akan dibahas dalam hal ini adalah Uji Burlett. Kriteria yang digunakannya adalah

apabila nilai hitung X2 > nilai tabel, maka Ho menyatakan varians skornya

homogen ditolak, dalam hal laiinya diterima. Nilai hitung diperoleh dengan

rumus: 

12

(34)

65

Ating dan Sambas (2006:295) mengemukakan bahwa langkah-langkah

yang dapat dilakukan dalam pengujian homogenitas varians ini adalah :

1. Menentukan kelompok-kelompok data dan menghitung varians untuk tiap kelompok tersebut.

2. Membuat tabel pembantu untuk memudahkan proses perhitungan, dengan model tabel sebagai berikut:

Tabel 3.8

Model Tabel Uji Barlett Sampel Db= n-1 2

Sumber : Ating dan Sambas (2006:295)

3. Menghitung varians gabungan dengan rumus :

4. Menghitung log dari varians gabungan 5. Menghitung nilai barlett

6. Menghitung nilai

7. Menentukan nilai dan titik kritis 8. Membuat kesimpulan

3.3.5.2Uji Linieritas

Uji kelinieran regresi dilakukan melalui pengujian hipotesis nol, regresi

linier melawan hipotesis tandingan bahwa regresi tidak linier. Langkah-langkah

yang dapat dilakukan dalam pengujian linieritas regresi ini dikutip dari Ating

Somantri dan Sambas Ali Muhidin (2006:297) yaitu sebagai berikut:

(35)

2. Menghitung jumlah kuadrat regresi dengan rumus:

3. Menghitung jumlah kuadrat regresi dengan rumus:

4. Menghitung jumlah kuadrat residu dengan rumus:

5. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi dengan

rumus:

6. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi dengan

rumus:

7. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu dengan rumus:

8. Menghitung jumlah kuadrat error dengan rumus:

Untuk menghitung urutkan data x mulai dari data yang paling

kecil sampai data yang paling besar berikut disertai pasangannya.

(36)

67

10.Menghitung rata-rata jumlah kuadrat tuna cocok dengan

rumus:

11.Menghitung rata-rata jumlah kuadrat error dengan rumus:

12.Mencari nilai uji F dengan rumus:

Menentukan Kriteria pengukuran: Jika nilai uji F < nilai tabel F, maka

distribusi berpola linier.

13.Mencari nilai Ftabel pada taraf signifikansi 95% atau α=5%

menggunakan rumus dimana db TC= K-2

dan db E= n-k

14.Membandingkan nilai uji F dengan nilai tabel F kemudian membuat

kesimpulan. yakni berarti linier.

3.3.6 Teknik Analisis Data

Analisis data diartikan sebagai upaya mengolah data menjadi informasi,

sehingga karakteristik atau sifat-sifat data tersebut dapat dengan mudah dipahami

dan bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yang berkaitan dengan

kegiatan penelitian, seperti yang diungkapkan oleh Uep Tatang Sontani dan

Sambas Ali Muhidin (2010:158).

Teknik analisis data dalam penelitian, dibagi menjadi dua yaitu teknik

analisis data deskriptif dan teknik analisis data inferensial (Arikunto, 2010).

Teknik analisis data penelitian secara deskriptif dilakukan melalui statistika

deskriptif, yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara

mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana

(37)

teknik analisis data statistik deskriptif antara lain penyajian data melalui tabel,

grafik, diagram, persentase, frekuensi, perhitungan mean, median atau modus.

Sementara itu teknik analisis data inferensial meliputi statistik parametrik

yang digunakan untuk data interval dan ratio serta statistik nonparametris yang

digunakan untuk data nominal dan ordinal. Statistik inferensial, yaitu statistik

yang digunakan untuk menganalisis data dengan membuat kesimpulan yang

berlaku umum. Ciri analisis data inferensial adalah digunakannya rumus statistik

tertentu (misalnya uji t atau uji F). Hasil dari perhitungan rumus statistik inilah

yang menjadi dasar pembuatan generalisasi dari sampel bagi populasi. maka

teknik analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Regresi

Linier Sederhana.

3.3.6.1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif dilakukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang

telah dirumuskan dalam rumusan masalah. Untuk menjawab pertanyaan pada

rumusan masalah, maka teknik analisis data yang digunakan adalah analisis

deskriptif, yakni untuk mengetahui gambaran komunikasi interpersonal Kepala

Sekolah dan untuk mengetahui gambaran mengenai motivasi kerja guru di SMK

PGRI 2 Cimahi. Analisis data, yaitu mendeskripsikan variabel X dan variabel Y

dengan analisis deskriptif untuk menjawab permasalahan tentang gambaran

pengaruh komunikasi interpersonal kepala sekolah terhadap motivasi kerja guru di

SMK PGRI 2 Cimahi.

Langkah kerja analisis data deskriptif seperti yang dikemukakan Sugiyono

(2002:81) meliputi:

1. Menentukan jumlah skor kriterium (SK) dengan menggunakan rumus:

SK=ST x JB x JR

2. Membandingkan jumlah skor hasil angket dengan jumlah skor item,

untuk mencari jumlah skor dari hasil angket dengan rumus:

∑Xi = X X X …+ X

Keterangan:

(38)

69

3. Membuat daerah kontinum. Langkah langkahnya sebagai berikut:

1) Menentukan kontinum tertinggi dan terendah

Sangat tinggi : K = ST x JB x JR Sangat rendah : K = ST x JB x JR

2) Menentukan selisih skor kontinum dari setiap tingkatan dengan

rumus:

R = −

5

3) Menentukan daerah kontinum sanagt tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah dengan cara menambah selisih (R) dari mulai kontinum sangat rendah ke kontinum sangat tinggi

4. Hasil perhitungan dari langkah-langkah di atas, maka dapat disimpulkan

dalam rekapitulasi skor kriterium antara lain seperti dibawah ini:

Tabel 3.9

Tabel Penafsiran Deskripif

Rentang

Penafsiran

X Y

1 – 1,7 Sangat tidak efektif Sangat rendah

1,8 – 2,5 Tidak efektif Rendah

2,6 – 3,3 Cukup efektif Cukup tinggi

3,4 – 4,1 Efektif Tinggi

4,2 – 5 Sangat efektif Sangat tinggi

Sumber: Pengolahan Data Penelitian, 2013

Sebelum hipotesis diuji kebenarannya, terlebih dahulu dilakukan

pengujian persyaratan pengolahan data. Uji persyaratan pengolahan data untuk

uji hipotesis meliputi linieritas, dan homogenitas.

3.3.6.2 Analisis Inferensial

Statistik inferensial meliputi statistik parametrik yang digunakan untuk

data interval dan ratio. Serta statistik non-parametrik yang digunakan untuk data

nominal dan ordinal. Penelitian ini menggunakan statistik parametrik karena

menggunakan data interval. Ciri-ciri analisis data inferensial adalah adalah

(39)

Analisis data ini digunakan untuk menjawab pertanyaan dalam rumusan

masalah nomor tiga yaitu untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh komunikasi

interpersonal kepala sekolah terhadap motivasi kerja guru di SMK PGRI 2

Cimahi.

Adapun langkah yang penulis gunakan dalam analisi regresi Ating

Somantri dan Sambas Ali M (2011), yaitu:

1. Mengadakan estimasi terhadap parameter berdasarkan data empiris 2. Menguji berapa besar variasi variabel dependen dapat diterangkan oleh

variabel independen.

3. Menguji apakah estimasi parameter tersebut signifikan atau tidak. 4. Melihat apakah tanda dan magnitud dari estimasi parameter cocok

dengan teori.

Peneliti mengguanakan model regresi sederhana yaitu Ŷ = a + bX

Keterangan: Ŷ = variabel tak bebas (nilai duga)

X = variabel bebas

a = penduga bagi intersap (α)

b = penduga bagi koefisien regresi (β)

α dan β parameter yang nilainya tidak diketahui sehingga

diduga menggunakan statistika sampel.

3.3.7 Pengujian Hipotesis

Meyakinan adanya pengaruh antara variabel bebas (X) dengan variabel

terikat (Y) perlu dilakukan uji hipotesis atau uji signifikasi. Uji hipotesis akan

membawa pada kesimpulan untuk menerima atau menolak hipotesis. Pengujian

hipotesis yang dilakukam dalam penelitian ni mengikuti langah-langkah sebahgai

berikut:

a. Merumuskan hipotesis ke dalam model statistik, sebagai berikut:

1) H0 : β = 0 : Tidak terdapat pegaruh komunikasi interpersonal kepala

(40)

71

2) H1 : β ≠ 0 : Terdapat pengaruh komunikasi interpersonal kepala

sekolah (variabel X) terhadap motivasi kerja guru (variabel Y).

b. Membuat Persamaan Regresi

Kegunaan analisis regresi sederhana adalah untuk meramalkan

(memprediksi) varabel terikat (Y) bila variabel bebas (X) diketahui. Regresi

sederhana dapat dianalisis karena didasari oleh hubungan fungsional atau

hubungan sebab akibat (kausal) variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).

Persamaan regresi sederhana dirumuskan:

Y = a + bX

(Sugiyono, 2012:270)

Keterangan:

Y = motivasi kerja guru

X = komunikasi interpersonal kepala sekolah

a = Nilai Y bila X = 0

b = Koefisien arah garis yang menunjukan besarnya variabel terikat Y,

setiap variabel x berubah satu satuan.

Rumus untuk menentukan koefisien a dan b adalah sebagai berikut:

= � ��� 22− �− � 2�

= ���� − �2− � �2 (Sugiyono, 2012:272)

c. Uji Signifikansi

Kriteria pengujian keberartian persamaan regresi adalah tolak H0 jika

probabilitas lebih kecil dari pada α = 0,05. Dapat disimpulkan koefisien

regresi signifikan, atau kompensasi benar-benar berpengaruh secara

signifikan terhadap motivasi kerja. Artinya H1 yang diajukan diterima

pada α = 0,05. Untuk mengetahui diterima atau ditolaknya hipotesis yang

diajukan, dilakukan uji signifikansi. (2008:149) uji signifikansi dapat

dapat dilakukan dengan menggunakan uji F, dengan rumus sebagai

(41)

1) Mencari jumlah kuadrat regresi (J� ��[ ]) dengan rumus

J� ��[ ]= ∑ 2 �

2) Mencari jumlah kuadrat regresi (J� ��[ ⁄ ]) dengan rumus:

J� ��[ ⁄ ]=b{∑ − ∑ ∑ � }

3) Mencari jumlah kuadrat residu (JKres) dengan rumus:

� = ∑ � −J� ��[ ⁄ ]− J� ��[ ]

4) Mencari rata-rata jumlah kuadrat regresi (�J ��[ ] dengan rumus

�J ��[ ] =J� ��[ ]

5) Mencari rata-rata jumlah kuadrat regresi (RJ� ��[ ⁄ ]) dengan

rumus

RJ� ��[ ⁄ ]=J� ��[ ⁄ ]

6) Mencari rata-rata jumlah kuadrat residu (� ) dengan rumus:

= �

�−

7) Menguji signifikansi dengan rumus

�ℎ� �� = RJ� ��[ ⁄ ] �

8) Membandingkan �ℎ� ��dengan� kriteria yang digunakan

yaitu:

a. H0 ditolak dan H1 diterima, apabila �ℎ� ��≥ � maka data dinyatakan signifikan (diterima).

b. H0 diterima dan H1 ditolak, apabila �ℎ� ��≤� maka data dinyatakan signifikan (ditolak)

d. Menghitung Koefisien Korelasi

Untuk mengetahui hubungan variabel X dengan variabel Y dicari dengan

menggunakan rumus Koefisien Korelasi Product Moment, yaitu:

r = � ∑ − ∑ . ∑

√[� ∑ 2− ∑ 2] . [� ∑ 2− ∑ 2]

Sedangkan untuk mengetahui kadar pengaruh variabel X terhadap

(42)

73

Tabel 3.10

Batas-batas Nilai r (Korelasi) Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Lemah

0,20 – 0,399 Lemah

0,40 – 0,599 Cukup kuat

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,00 Sangat kuat

Sumber: Sugiyono (2011:183)

e. Menghitung Nilai Determinasi

Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi atau sumbangan variabel

yang diberikan variabel komunikasi interpersonal kepala sekolah terhadap

motivasi kerja guru digunakanrumus koefisien determinasi (KD) sebagai berikut:

KD = r x 100%

dimana:

KD = Koefisien Determinasi

r = Koefisien Korelasi

Dengan r2 dicari dengan rumus sebagai berikut:

� = {∑ � � − ∑ � ∑ � }

(43)

Dini Ismarani Sabela, 2015

PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU DI SMK PGRI 2 CIMAHI

Uni versitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada penelitian yang telah

dilakukan penulis, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Gambaran secara umum efektivitas komunikasi interpersonal kepala sekolah

terhadap guru dapat dikatakan cukup efektif, hal tersebut dapat terlihat dari

analisis deskriptif komunikasi interpersonal pada hasil jawaban responden

Variabel X ada pada kriteria cukup efektif. Hasil penelitian ini diukur melalui

beberapa indikator, yaitu: 1) keterbukaan; 2) empati; 3) sikap mendukung; 4)

sikap positif; dan 5) kesetaraan. Berdasarkan pada indikator-indikator

tersebut, diketahui bahwa indikator empati memperoleh skor tertinggi

sedangkan pada indikator lain berada dalam tingkat cukup efektif.

2. Gambaran secara umum tingkat motivasi kerja guru di SMK PGRI 2 Cimahi

dapat dikatakan berada pada tingkat sedang. Hasil penelitian ini diukur

melaiui beberapa indikator, yaitu:1) prestasi; 2) tanggung jawab; 3)

antusiasme; 4) kerja sama; 5) ketelitian; dan 6) ketekunan. Berdasarkan pada

indikator-indikator tersebut, diketahui bahwa indikator antusiasme

memperoleh skor tertinggi sedangkan kerja samapaling rendah.

3. Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan,

maka dapat disimpulkan bahwa berdasarkan data yang diperoleh terdapat

pengaruh yang positif dan signifikan dari komunikasi interpersonal kepala

sekolah terhadap motivasi kerja guru di SMK PGRI 2 Cimahi.

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan penulis dan melihat hasil

penelitian tersebut, maka penulis memberikan rekomendasi mengenai komunikasi

(44)

99

1. Hasil penelitian memberikan gambaran komunikasi interpersonal

kepala sekolah menurut persepsi guru adalah cukup efektif. Kondisi

demikian sudah baik untuk itu harus dipertahankan selanjutnya dapat

ditingkatkan dengan memperbaiki hal-hal yang lemah antara lain

dalam segi kesetaraan. Untuk mengatasi hal tersebut, penulis

merekomendasikan kepala sekolah untuk lebih memperlakukan guru

sebagai sejawat, saling menghargai, tidak memilih lawan komunikasi (guru)

berdasarkan status atau kedudukan serta tidak membeda-bedakan sikap atau

adil dalam berkomunikasi yakni memandang setiap guru bernilai dan

berharga sebagai bagian dari kepentingan sekolah agar dapat mencapai

tujuan organisasi dengan efektif dan efisien.

2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi kerja guru di SMK

PGRI 2 Cimahi berada pada kategori sedang. Kondisi demikian sudah

baik untuk itu harus dipertahankan, selanjutnya dapat ditingkatkan

dengan memperhaiki hal-hal yang lemah antara lain: indikator kerja

sama yang mendapat skor paling rendah diantara indikator lain. Untuk

mengatasi hal tersebut, penulis merekomendasikan untuk

meningkatkan komunikasi dua arah di antara kepala sekolah dengan

guru agar lebih bekerja sama, untuk memberikan motivasi kepada guru

dalam melaksanakan tugasnya.

3. Mengingat komunikasi interpersonal kepala sekolah berpengaruh

terhadap motivasi kerja guru, maka usaha untuk meningkatkan

motivasi kerja bagi guru perlu dilakukan peningkatan intensitas

komunikasi interpersonal yang efektif .

4. Mengingat penelitian dalam lingkup masih terbatas disarankan kepada

peneliti selanjutnya untuk mengembangkan penelitian dalam konteks

yang lebih luas, memperbanyak variabel dan memperluas ukuran

(45)
(46)

Dini Ismarani Sabela, 2015

PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU DI SMK PGRI 2 CIMAHI

Uni versitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Arep, Ishak dan Hendri Tanjung. 2004

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: PT. Rineka Cipta

Bungin, M. Burhan. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Komunikasi, Ekonomi,

dan Kebijakan Publik serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya Edisi Pertama.

Jakarta: Kencana

Cangara, Hafield. 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Erlangga

Danim, Sudarwan. 2004. Motivasi kepemimpinan dan Efektivitas Kelompok .

Jakarta:Rineka Cipta

Djatmiko, Yayat Hayati. 2004. Perilaku Organisasi. Bandung: Alfabeta

Effendy, Onong Uchjana. 2004. Dinamika Komunikasi. Bandung: Remaja

Rosdakarya

______. 2011. Dinamika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya

Ernie Trisnawati Sule dan Kurniawan Saefullah, 2009. Pengantar Manajemen.

Jakarta: Kencana

Hasibuan, Malayu S.P. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia (Edisi Revisi).

Jakarta: Bumi Aksara

Hasibuan, Malayu S.P. 2003. Organisasi dan Motivasi (Dasar Peningkatan

Produktivitas). Jakarta: Bumi Aksara

Gambar

Tabel 1.1 Kriteria Penilaian Kinerja Guru
Tabel 1.2 Aspek Penilaian Kinerja Guru dalam Perencanaan Pembelajaran,
Tabel 1.3 Rekapitulasi Kinerja Guru dalam Perencanaan Pembelajaran,
Tabel 3.2 Operasional Variabel Motivasi Kerja
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil uji aktivitas antibakteri menunjukkan bahwa ekstrak etanol memberikan aktivitas antibakteri yang efektif pada konsentrasi 150 mg/ml terhadap bakteri

Hasil uji aktivitas antibakteri menunjukkan bahwa ekstrak etanol memberikan aktivitas antibakteri yang efektif pada konsentrasi 150 mg/ml terhadap bakteri

Jumlah subjek yang diambil adalah sebanyak 3 orang yang berusia 23-40 dengan karakteristik, bekerja sebagai guru di sekolah Yayasan PESAT, Nabire, sekaligus pengasuh di Asrama

pemasaran produknya, maka penulis tertarik untuk meneliti tentang “ Pengaruh Produk, Harga dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Produk Teh Pucuk Harum pada Mahasiswa

Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Brain Based Learninguntuk Meningkatkan Kemampuan Prosedural Dan Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas X Madrasah Aliyah..

Penyesuaian diri pada subjek dapat dilihat dalam beberapa hal sebagai berikut, subjek mencoba untuk belajar bersikap mandiri, Subjek berusaha membuktikan bahwa dirinya mampu

dari produk atau jasa lain yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan

Pernyataan tersebut dapat terjadi karena bagi sebagian remaja yang memiliki rasa percaya diri yang rendah dapat mempercayai ramalan bintang tersebut sebagai suatu acuan/patokan