PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL KEPALA
SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU
DI SMK PGRI 2 CIMAHI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Skripsi dalam
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Manajemen
Perkantoran, Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis, Universitas Pendidikan Indonesia
Oleh :
Dini Ismarani Sabela 1101766
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
DINI ISMARANI SABELA
PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL KEPALA
SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU
DI SMK PGRI 2 CIMAHI
Disahkan dan disetujui oleh:
Pembimbing,
,
Drs. Uep Tatang Sontani, M.Si NIP. 19570415 198503 1 005
Mengetahui, Ketua Program Studi
Pendidikan Manajemen Perkantoran,
DI SMK PGRI 2 CIMAHI
Oleh:
Dini Ismarani Sabela
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
© Dini Ismarani Sabela Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2015
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.
Dini Ismarani Sabela, 2015
PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU DI SMK PGRI 2 CIMAHI
Uni versitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL KEPALA
SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU DI SMK
PGRI 2 CIMAHI
oleh:
Dini Ismarani Sabela 1101766
Skripsi ini dibimbing oleh: Drs. Uep Tatang Sontani, M.Si
Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah rendahnya tingkat motivasi kerja guru di SMK PGRI 2 Cimahi. Hal tersebut ditandai dengan rendahnya nilai evaluasi kinerja guru. Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu komunikasi interpersonal kepala sekolah (X) dan motivasi kerja guru (Y). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah pengaruh komunikasi interpersonal kepala sekolah terhadap motivasi kerja guru di SMK PGRI 2 Cimahi.
Penelitian ini menggunakan metode explanatory survey, teknik pengumpulan datanya dengan cara penyebaran angket. Instrumen yang digunakan adalah angket dengan menggunakan skala pengukuran rating scale, yang dikumpulkan dari responden dengan ukuran populasi 47 orang guru yang bekerja di SMK PGRI 2 Cimahi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier sederhana.
Dini Ismarani Sabela, 2015
PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU DI SMK PGRI 2 CIMAHI
Uni versitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
THE INFLUENCE OF PRINCIPAL’S
INTERPERSONAL
COMMUNICATION TOWARDS TEACHER’S
WORK
MOTIVATION IN SMK PGRI 2 CIMAHI
By:
Dini Ismarani Sabela 1101766
This Scipt is guided by: Drs. Uep Tatang Sontani, M.Si
Issues that were examined in this study is the low teacher’s work motivation in SMK PGRI 2 Cimahi. It was characterized by low values in the evaluation of teacher performance. The research consisted of two variables: the principal’s interpersonal communication (X) and teacher’s work motivation (Y). The study is aimed to know how the influence of pricipal’s interpersonal communication towards teacher’s work motivation in SMK PGRI 2 Cimahi.
This study used explanatory survey method, and collecting the data by distributing questionnaires. The instrument that is used was a rating scale models questionnaires, wich was collected from respondents of 47 teachers in SMK PGRI 2 Cimahi. The data analysis technique used was a simple regression analysis.
Dini Ismarani Sabela, 2015
PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU DI SMK PGRI 2 CIMAHI
Uni versitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.
ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined.
KATA PENGANTAR... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR ISI ...iii
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... 10
DAFTAR LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined.
BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.
1.1 Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined.
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined.
1.3 Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
1.4 Kegunaan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
... Error! Bookmark not defined.
2.1 Landasan Teori ... Error! Bookmark not defined.
2.1.1 Konsep Komunikasi Interpersonal ... Error! Bookmark not defined.
2.1.2 Konsep Motivasi Kerja ... Error! Bookmark not defined.
2.2 Kerangka Pemikiran ... Error! Bookmark not defined.
2.3 Hipotesis Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN ... Error! Bookmark not
3.1 Objek Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
3.2 Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
3.3 Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
3.3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
3.3.2 Populasi Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
3.3.3 Teknik dan Alat Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined.
3.3.4 Pengujian Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
3.3.5 Pengujian Persyaratan Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.
3.3.6 Teknik Analisis Data... Error! Bookmark not defined.
3.3.7 Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .... Error! Bookmark not
defined.
4.1 Hasil Penelitian... Error! Bookmark not defined.
4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian .... Error! Bookmark not defined.
4.1.2 Karakteristik Responden ... Error! Bookmark not defined.
4.1.3 Deskripsi Variabel-Variabel Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
4.1.4 Pengujian Persyaratan Analisis Data.... Error! Bookmark not defined.
4.1.5 Pengujian Hipotesis Penelitian... Error! Bookmark not defined.
4.2 Pembahasan ... Error! Bookmark not defined.
4.2.1 Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah di SMK PGRI 2 Cimahi
Error! Bookmark not defined.
4.2.2 Gambaran Motivasi Kerja Guru ... Error! Bookmark not defined.
4.2.3 Pengaruh Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah terhadap
Motivasi Kerja Guru di SMK PGRI 2 Cimahi.... Error! Bookmark not defined.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined.
5.2 Saran ... Error! Bookmark not defined.
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Kriteria Penilaian Kinerja Guru ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 1.2 Aspek Penilaian Kinerja Guru dalam Perencanaan Pembelajaran,
Pelaksanaan Pembelajaran dan Evaluasi Pembelaaran Error! Bookmark
not defined.
Tabel 1.3 Rekapitulasi Kinerja Guru dalam Perencanaan Pembelajaran,
Pelaksanaan Pembelajaran dan Evaluasi Pembelajaran ... Error!
Bookmark not defined.
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 3.1 Operasional Variabel Komunikasi Interpersonal ..Error! Bookmark not
defined.
Tabel 3.2 Operasional Variabel Motivasi Kerja... Error! Bookmark not defined.
Tabel 3.3 Jumlah Angket Uji Coba ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Variabel Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah
(X) ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi Kerja Guru (Y) ... Error!
Bookmark not defined.
Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas Variabel X dan Variabel Y .Error! Bookmark not
defined.
Tabel 3.7 Model Tabel Uji Barlett ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 3.8 Tabel Penafsiran Deskripif... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.1 Karakteristik Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... Error!
Bookmark not defined.
Tabel 4.2 Karakteristik Jumlah Responden Berdasarkan Usia ... Error! Bookmark
not defined.
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenjang Pendidikan ... Error!
Bookmark not defined.
Tabel 4.4 Kecenderungan Jawaban Responden terhadap Variabel Penelitian
Komunikasi Interpersonal ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.5 Tanggapan Responden Terhadap Indikator Keterbukaan (Openness)
ix
Tabel 4.6 Tanggapan Responden Terhadap Indikator Empati .... Error! Bookmark
not defined.
Tabel 4.7 Tanggapan Responden Terhadap Indikator Sikap Mendukung ... Error!
Bookmark not defined.
Tabel 4.8 Tanggapan Responden Terhadap Indikator Sikap Positif ... Error!
Bookmark not defined.
Tabel 4.9 Tanggapan Responden Terhadap Indikator Kesetaraan... Error!
Bookmark not defined.
Tabel 4.10 Kecenderungan Jawaban Responden terhadap Variabel Penelitian
Motivasi Kerja ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.11 Tanggapan Responden Terhadap Indikator Prestasi . Error! Bookmark
not defined.
Tabel 4.12 Tanggapan Responden Terhadap Indikator Tanggung Jawab ... Error!
Bookmark not defined.
Tabel 4.13 Tanggapan Responden Terhadap Indikator Antusiasme ... Error!
Bookmark not defined.
Tabel 4.14 Tanggapan Responden Terhadap Indikator Kerja Sama ... Error!
Bookmark not defined.
Tabel 4.15 Tanggapan Responden Terhadap Indikator Ketelitian... Error!
Bookmark not defined.
Tabel 4.16 Tanggapan Responden Terhadap Indikator Ketekunan ... Error!
Bookmark not defined.
Tabel 4.17 Hasil Rekapitulasi Uji Homogenitas Variabel X dan Y... Error!
Bookmark not defined.
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Diagram Rekapitulasi Kehadiran Guru SMK PGRI 2 Cimahi Tahun Pelajaran
2010/2011 – 2014/2015 ... Error! Bookmark not defined.
Dini Ismarani Sabela, 2015
PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU DI SMK PGRI 2 CIMAHI
Uni versitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Sebuah organisasi membutuhkan sumber daya manusia yang kompeten
karena sumber daya manusia memiliki peranan penting dalam mendorong
kontribusi berupa prestasi kerja terbaik sesuai yang diharapkan organisasi untuk
mencapai produktivitas kerja, penggerak kegiatan, dan penentu maju mundurnya
serta mencapai tujuan suatu organisasi. Dengan kata lain sumber daya manusia
merupakan subjek yang dapat menunjang tercapainya tujuan organisasi dengan
pikiran, perasaan, dan keinginan yang dapat mempengaruhi sikapnya dalam
bentuk motivasi kerja.
Mengingat pentingnya sumber daya manusia dalam mencapai tujuan,
organisasi perlu memberikan motivasi kepada para pegawai agar lebih produktif
dalam bekerja. Untuk mencapai tujuan organisasi tersebut terdapat banyak faktor
yang mempengaruhi diantaranya motivasi, karena motivasi secara sederhana
dapat dirumuskan sebagai kondisi ataupun tindakan yang mendorong seseorang
untuk melakukan suatu pekerjaan atau kegiatan semaksimal mungkin. Motivasi
memiliki pengaruh yang berarti karena anggota organisasi yang termotivasi akan
mengarahkan perilakunya kepada upaya-upaya yang lebih besar untuk mencapai
tujuan organisasi.
Permasalahan yang menarik untuk dikaji saat ini adalah mengenai belum
optimalnya atau rendahnya tingkat motivasi kerja di dalam suatu organisasi,
perusahaan, instansi pemerintahan, maupun lembaga pendidikan yang dalam
praktik dan pengelolaannya harus ada terobosan baru dalam memanfaatkan
sumber daya manusia jika ingin organisasinya berkembang.
pengetahuan mereka sempit dan dangkal. Artinya guru tidak melakukan upaya untuk mendongkrak potensi diri masing-masing.”
Salah satu sekolah yang diduga tingkat motivasi kerja gurunya rendah
adalah SMK PGRI 2 Cimahi. Fenomena yang terjadi di SMK PGRI 2 Cimahi
ialah tidak semua guru memiliki tingkat motivasi kerja yang tinggi. Tingkat
motivasi kerja guru yang rendah akan mempengaruhi kualitas lulusan peserta
didik di SMK PGRI 2 Cimahi. Selain itu kurangnya motivasi kerja guru juga akan
mengakibatkan banyaknya persentase ketidakhadiran guru untuk mengajar yang
berdampak pula pada kurangnya antusias dan kekreatifan guru dalam membuat
atau mempergunakan teknik mengajar yang efektif dan efisien.
Dari hasil wawancara yang dilakukan penulis dengan salah satu guru yakni
Ir. M. Danny Ramdhan pada tanggal 3 Januari 2015 mengenai permasalahan yang
terjadi di sekolah, meyakinkan penulis bahwa tingkat motivasi kerja guru di SMK
PGRI 2 Cimahi masih relatif rendah. Adapun yang memiliki motivasi kerja yang
tinggi jumlahnya kurang dari setengah. Penambahan atau peningkatan honor yang
diberikan juga tidak membuat motivasi kerja guru meningkat secara signifikan.
Beliau mengatakan ada beberapa hal yang dapat dijadikan indikator dari adanya
permasalahan mengenai motivasi kerja, rendahnya tingkat motivasi kerja tersebut
dapat dilihat dari rekapitulasi kehadiran guru di sekolah.
Berikut data rekapitulasi kehadiran guru selama lima tahun terakhir dari
tahun pelajaran 2009/2010 sampai dengan tahun pelajaran 2013/2014:
3
Gambar 1.1
Diagram Rekapitulasi Kehadiran Guru SMK PGRI 2 Cimahi Tahun Pelajaran 2009/2010 – 2013/2014
Berdasarkan data tersebut (rekapitulasi kehadiran guru) tingkat kehadiran
guru di SMK PGRI 2 Cimahi mengalami penurunan serta kenaikan. Pada tahun
pelajaran 2009/2010 kehadiran guru sebesar 92% kemudian turun sebesar 3%
pada tahun pelajaran 2010/2011 menjadi 89%. Kemudian pada tahun pelajaran
2011/2012 mengalami kenaikan menjadi 91%, kenaikan tersebut sebesar 2%,
selanjutnya pada tahun pelajaran 2012/2013 kehadiran guru berada di angka 85%
pada skala 70-80% yang terdapat dalam tabel. Sedangkan pada tahun pelajaran
2013/2014 mengalami kenaikan kembali menjadi 90%, namun kenaikan ini tetap
lebih rendah dibandingkan dengan kehadiran di tahun pelajaran 2009/2010 yakni
sebesar 92%. Data tersebut menunjukkan bahwa tingkat kehadiran guru
mengalami fluktuasi dari tahun pelajaran 2009/2010 hingga 2013/2014 dengan
tingkat kehadiran guru tertinggi terjadi pada tahun pelajaran 2009/2010 sebesar
92% dan tingkat kehadiran guru terendah terjadi pada tahun pelajaran 2012/2013
sebesar 85%.
Rekapitulasi kehadiran guru ini tidaklah mutlak, biasanya apabila guru
yang bersangkutan sedang dibutuhkan baik untuk keperluan mengajar ataupun
kegiatan lainnya ternyata guru tersebut tidak berada di tempat, padahal dalam
daftar kehadiran tersebut tercatat hadir. Seringkali guru SMK PGRI 2 Cimahi
terlambat masuk ke kelas pada saat proses belajar mengajar berlangsung
sedangkan waktu pulang lebih cepat sebelum jam pelajaran selesai. Selain itu
hanya sedikit guru yang hadir sebelum pukul tujuh dari lima hari dalam seminggu
sesuai peraturan, banyak pula guru yang tidak mengikuti kegiatan upacara
bendera setiap hari Senin.
Permasalahan tersebut menunjukkan bahwa tanggung jawab guru dalam
melaksanakan tugasnya rendah, didukung pula dengan kurangnya kedisiplinan
serta kemampuan pemahaman guru terhadap tugas serta kurangnya komunikasi
tentang pemberian sanksi terhadap absensi guru, juga kurangnya kedisiplinan
Penulis menduga bahwa salah satu hal yang mempengaruhi motivasi kerja
guru adalah kurangnya pemberian motivasi dari atasan atau pimpinan (Kepala
Sekolah).
Marjohan (2009:104) mengatakan bahwa: “Maju mundurnya kualitas
pendidikan sangat dipengaruhi oleh kualitas guru. Untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas kerja guru, maka terlebih dahulu yang perlu ditingkatkan adalah motivasi kerja gurunya. Motivasi akan meningkat manakala adanya dorongan dari dalam diri (intrinsik) maupun dari luar diri
(ekstrinsik)”
Berdasarkan praobservasi yang dilakukan, penulis memilih objek
penelitian pada guru di SMK PGRI 2 Cimahi. Hal ini berdasarkan pertimbangan
data yang diperoleh serta terdapat permasalahan mengenai motivasi kerja guru.
Tinggi rendahnya motivasi kerja guru juga dapat dilihat dari kinerja
gurunya. Dimana kinerja guru tabel 1.1 bisa menggambarkan tingkat motivasi
kerja guru dalam menjalankan kewajibannya. Dalam UU RI No. 14 Tahun 2005
tentang guru dan dosen, pada pasal (20) ayat (1), berbunyi: “Dalam melaksanakan
tugas keprofesionalannya, guru berkewajiban merencanakan pembelajaran,
melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi
hasil pembelajaran.”
Dalam menentukan nilai kinerja guru, terdapat kriteria penilaian kinerja
guru yang digunakan dalam proses perencanaan pembelajaran, pelaksanaan
pembelajaran dan evaluasi pembelajaran, seperti yang terlihat pada tabel berikut:
Tabel 1.1
Kriteria Penilaian Kinerja Guru
KOMPONEN KRITERIA
5
Dalam kriteria penilaian tersebut terdapat aspek-aspek tertentu yang
menjadi acuan untuk penilaian kinerja guru, seperti terlihat pada tabel berikut:
Tabel 1.2
Aspek Penilaian Kinerja Guru dalam Perencanaan Pembelajaran, Pelaksanaan Pembelajaran dan Evaluasi Pembelajaran
KOMPONEN ASPEK YANG DINILAI
Perencanaan Pembelajaran
1. Merumuskan silabus dan RPP dengan indikator 2. Memperbaiki silabus dan RPP
3. Merumuskan indikator pembelajaran 4. Merumuskan materi
3. Menggunakan sumber belajar yang variatif 4. Melakukan kegiatan pendahuluan
5. Penyampaian konsep materi sesuai RPP 6. Menggunakan konsep dengan bahasa yang jelas 7. Menggunakan alat peraga
8. Mendayagunakan teknologi informasi
9. Menggunakan bahasa asing dalam pembelajaran 10. Membangun pengalaman peserta didik
11. Peserta didik aktif 12. Peserta didik interaktif 13. Melakukan penilaian proses
14. Membangun suasana kelas yang menyenangkan 15. Melaksanakan tes akhir kegiatan pembelajaran 16. Memenuhi target ketuntasan
17. Mendesain remidial dan pengayaan
18. Memiliki data penilaian hasil belajar peserta didik 19. Memiliki catatan kehadiran peserta didik
20. Mendokumentasikan bukti keberhasilan belajar peserta didik Evaluasi Pembelajaran 1. Panitia UN
2. Panitia Ulangan Umum 3. Panitia PSB
4. Menganalisis soal
5. Menyusun laporan kinerja belajar peserta didik
Sumber: Arsip Tata Usaha SMK PGRI 2 Cimahi
Berdasarkan kriteria dan aspek penilaian kinerja guru SMK PGRI 2
Cimahi tersebut, di bawah ini merupakan rekapitulasi hasil penilaian kinerja guru
dalam proses perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi
Tabel 1.3
Rekapitulasi Kinerja Guru dalam Perencanaan Pembelajaran, Pelaksanaan Pembelajaran dan Evaluasi Pembelajaran
TAHUN KATEGORI
Sumber: Arsip Tata Usaha SMK PGRI 2 Cimahi (Data sudah diolah)
Tabel di atas menunjukkan bahwa hasil kinerja guru dalam kegiatan
perencanaan pembelajaran yang mempunyai kriteria “baik” tertinggi terdapat di
tahun 2014 sebesar 75% dari total guru sebanyak 55 orang. Sementara itu, hasil
kinerja guru dalam kegiatan perencanaan pembelajaran yang mempunyai kriteria
“baik” terendah terjadi pada tahun 2013 yakni 54,5% dari total guru sebanyak 55
orang. Hasil kinerja guru dalam kegiatan pelaksanaan pembelajaran yang
mempunyai kriteria “baik” adalah pada tahun 2014 yakni sebesar 79%. Sementara
dalam kegiatan evaluasi pembelajaran yang mempunyai kriteria “baik” hanya
7
penilaian tersebut di atas yang terjadi banyak penurunan adalah di tahun 2013
dengan angka persentase guru berkriteria baik terendah dari tahun-tahun
sebelumnya.
Berdasarkan rekapitulasi hasil kinerja guru dalam kegiatan perencanaan
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran menunjukkan
bahwa jumlah guru yang mempunyai kinerja “baik” terbesar, terdapat pada
kegiatan pelaksanaan pembelajaran. Sementara itu, jumlah guru yang mempunyai
kinerja “baik” terendah, terdapat pada kegiatan evaluasi pembelajaran. Hal ini
menunjukkan kinerja guru dalam kegiatan mengevaluasi pembelajaran relatif
rendah. Sementara itu, persentase untuk kegiatan perencanaan pembelajaran dapat
dikatakan sedang karena besaran persentasenya berada di antara persentase
kegiatan pelaksanaan pembelajaran dan persentase kegiatan evaluasi
pembelajaran.
Berdasarkan data yang telah dijabarkan di atas, dapat menunjukkan
motivasi kerja guru yang rendah, mengingat hasil penilaian kinerja guru yang
mengacu pada kewajiban guru dalam bekerja (merencanakan pembelajaran,
melaksanakan pembelajaran dan mengevaluasi pembelajaran) tidak mengalami
kenaikan yang signifikan. Perlu adanya dorongan dari Kepala Sekolah dalam
meningkatkan motivasi kerja guru.
Dari uraian di atas, maka sangat diperlukan tindakan baik preventif
maupun regresif dalam upaya peningkatan motivasi kerja guru. Motivasi kerja
seseorang tidak tumbuh begitu saja namun terdapat sejumlah faktor yang
mempengaruhinya. Untuk dapat meningkatkan tingkat motivasi kerja yang lebih
baik maka harus dapat mengetahui faktor-faktor yang perlu dipersiapkan sehingga
dapat mendukung terhadap peningkatan motivasi kerja. Motivasi kerja guru dapat
dikatakan baik dan memuaskan apabila tujuan yang dicapai suatu organisasi
tercapai dengan baik sesuai dengan standar yang ditentukan. Oleh karena itu,
motivasi kerja guru harus selalu ditingkatkan mengingat tantangan dunia
pendidikan untuk menghasilkan kualitas sumber daya manusia yang mampu
1.2Identifikasi dan Rumusan Masalah
Dalam UU RI No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, pada pasal (1)
ayat (1) dijelaskan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Selanjutnya dalam UU RI No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen
pada pasal (20) ayat (1), menjelaskan bahwa dalam melaksanakan tugas
keprofesionalannya, guru berkewajiban merencanakan pembelajaran,
melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi
hasil pembelajaran.
Dalam melaksanakan kewajiban guru seperti yang telah dijelaskan di atas,
guru harus mempunyai motivasi kerja yang tinggi sebagai wujud
profesionalitasnya sebagai seorang guru. Untuk menjaga motivasi kerja guru agar
tetap tinggi, perlu adanya pemenuhan hak guru seperti yang tertuang pada
Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, pasal (14) ayat (1)
huruf (a) yaitu, memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimun dan
jaminan kesehatan sosial.
Banyak faktor yang mempengaruhi motivasi kerja guru, di antaranya
pemberian honor, kebijakan organisasi, gaya kepemipinan, pengawasan,
lingkungan kerja, dan komunikasi. Selain itu, penghasilan yang didapat guru
tidaklah cukup untuk meningkatkan motivasi kerja guru, serta kurang tegasnya
sanksi dan komunikasi yang jarang dilakukan oleh pimpinan. Hal tersebut
menjadi salah satu faktor yang mengakibatkan pengabaian terhadap peraturan.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan penulis dengan salah satu
guru di SMK PGRI 2 Cimahi yakni Ir. M. Danny Ramdhanpada tanggal 3 Januari
2015 guru seringkali mengeluh tentang kurangnya frekuensi komunikasi
interpersonal yang dilakukan oleh kepala sekolah. Hal tersebut menunjukkan
komunikasi yang terjalin di sekolah kurang terbina dengan baik sehingga
mengakibatkan guru melakukan pengabaian terhadap peraturan. Sering kali
9
penyampaian komunikasi yang tidak utuh, lebih menekankan pribadi kepala
sekolah, dan kurang memperhatikan kepentingan guru untuk didengarkan, atau
kebalikannya, dimana guru hanya mementingkan tugas belajar mengajarnya tanpa
berusaha mengembangkan hubungan yang baik dengan kepala sekolah dan
guru-guru yang lain. Kepala sekolah jarang melakukan pengawasan sehingga sebagian
besar guru jarang membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, sering
memberikan tugas tanpa kehadiran guru di kelas, Tentunya hal ini menyebabkan
hubungan yang kurang harmonis antara kepala sekolah dan guru.
Hasil kajian secara empirik terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi
motivasi kerja di SMK PGRI 2 Cimahi, diduga faktor determinan yang paling
berpengaruh terhadap motivasi kerja adalah komunikasi interpersonal kepala
sekolah. Oleh karena itu salah satu upaya yang dilakukan adalah harus ada
perhatian Kepala Sekolah terhadap guru dalam melakukan arahan terhadap
pekerjaan guru, dan perlunya komunikasi interpersonal yang efektif yang
diterapkan Kepala Sekolah dalam memotivasi guru sebagai bawahannya.
Komunikasi interpersonal antara guru dengan kepala sekolah sebagai pimpinan
merupakan faktor penting yang paling berperan dalam kegiatan di sekolah dalam
pencapaian visi, misi, dan tujuan sekolah.
Inti kajian dalam penelitian ini adalah masalah motivasi kerja guru di
SMK PGRI 2 Cimahi, khususnya motivasi kerja guru dalam kegiatan belajar
mengajar. Hal tersebut diduga sebagai aspek yang paling penting yang perlu
ditingkatkan untuk menciptakan kualitas peserta didik yang baik guna mencapai
visi, misi dan tujuan SMK PGRI 2 Cimahi. Oleh karena itu, perlu adanya suatu
pendekatan tertentu terhadap guru untuk meningkatkan motivasi kerjanya.
Berdasarkan uraian masalah yang telah dijelaskan, untuk mempermudah
pemahaman mengenai permasalahan yang akan diteliti, terlebih dahulu perlu
mengindentifikasi masalah yang penting untuk diteliti serta merumuskan masalah
ke dalam pernyataan sebagai berikut: “Komunikasi interpersonal kurang atau
jarang dilakukan oleh Kepala Sekolah SMK PGRI 2 Cimahi, dan hal ini
Berdasarkan pokok permasalahan yang dipilih dalam penelitian ini yaitu
mengenai pengaruh komunikasi interpersonal kepala sekolah terhadap motivasi
kerja guru dan dari latar belakang dari masalah yang telah dijelaskan di atas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini secara spesifik dirumuskan dalam
pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimanakah gambaran efektivitas komunikasi interpersonal Kepala
Sekolah selaku pimpinan dengan guru sebagai bawahan di SMK PGRI 2
Cimahi?
2. Bagaimanakah gambaran tingkat motivasi kerja guru di SMK PGRI 2
Cimahi?
3. Adakah pengaruh komunikasi interpersonal Kepala Sekolah terhadap
motivasi kerja guru di SMK PGRI 2 Cimahi?
1.3Tujuan Penelitian
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk memperoleh pengetahuan
dan melakukan kajian secara ilmiah tentang pengaruh komunikasi interpersonal
Kepala Sekolah terhadap motivasi kerja guru di SMK PGRI 2 Cimahi. Analisis
tersebut dibutuhkan untuk mengetahui pengaruh komunikasi interpersonal Kepala
Sekolah terhadap motivasi kerja guru di SMK PGRI 2 Cimahi.
Secara khusus, tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui gambaran efektivitas komunikasi interpersonal Kepala
Sekolah selaku pimpinan dengan guru sabagai bawahan di SMK PGRI 2
Cimahi.
2. Untuk mengetahui gambaran tingkat motivasi kerja guru di SMK PGRI 2
Cimahi.
3. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh komunikasi interpersonal
Kepala Sekolah terhadap motivasi kerja guru di SMK PGRI 2 Cimahi.
1.4Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan yang baik bagi instansi
atau lembaga pendidikan maupun pihak-pihak yang terkait dengan hasil penelitian
11
1. Kegunaan Teoritis
Untuk mengokohkakajian ilmu pengetahuan di bidang manajemen sumber
daya manusia, khususnya yang berkaitan dengan komunikasi interpersonal dan
motivasi kerja, serta menambah wacana di bidang khasanah keilmuan.
2. Kegunaan Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak SMK PGRI 2
Cimahi dalam penerapan komunikasi interpersonal Kepala Sekolah dalam upaya
Dini Ismarani Sabela, 2015
PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU DI SMK PGRI 2 CIMAHI
Uni versitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE DAN DESAIN PENELITIAN
1.1 Objek Penelitian
Adapun objek dan waktu penelitian pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a) Tempat penelitian dilakukan di SMK PGRI 2 Cimahi yang berlokasi di Jalan
Encep Kartawiria No. 153, Cimahi. Objek dalam penelitian ini adalah seluruh
guru.
b) Waktu pelaksanaan penelitian ini berlangsung pada bulan September 2014
sampai dengan selesai.
1.2 Metode Penelitian
Metode Penelitian diperlukan di dalam pelaksanaan suatu penelitian
karena dapat mengarahkan atau dengan kata lain merupakan pedoman dalam
kegiatan penelitian yang terdiri dari langkah-langkah bagaimana penelitian itu
dilaksanakan sehingga dengan penggunaan metode yang tepat dan sesuai maka
tujuan penelitian pun akan tercapai (mendapatkan hasil atau kesimpulan dari
masalah yang diteliti).
Menurut Moh Nazir (2003:44) “metode penelitian merupakan suatu cara,
alat serta prosedur yang dilakukan oleh seorang peneliti dalam melakukan
penelitiannya”. Oleh karena itu dalam melaksanakan penelitiannya penulis
tentunya menggunakan metode penelitian sebagai pedoman atau alat yang dapat
membantu dalam kegiatan penelitian untuk pemecahan masalah.
Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
Survey Eksplanasi (Explanatory Survey). Singarimbun dan Sofian Effendi
(1989:5), mengemukakan bahwa “Metode explanatory survey yaitu metode untuk
55
Objek telaah penelitian survei eksplanasi adalah untuk menguji hubungan
antar variabel yang dihipotesiskan. Pada jenis penelitian ini, jelas ada hipotesis
yang akan diuji kebenarannya.
Dengan menggunakan metode survey eksplanasi, penulis melakukan
pengamatan untuk memperoleh gambaran antara dua variabel, yaitu variabel
komunikasi interpersonal dan variabel motivasi kerja. Apakah terdapat pengaruh
positif komunikasi interpersonal kepala sekolah terhadap motivasi kerja guru di
SMK PGRI 2 Cimahi.
3.3 Desain Penelitian
3.3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian
Berdasarkan judul usulan penelitian yaitu “Pengaruh Komunikasi
Interpersonal Kepala Sekolah terhadap Motivasi Kerja Guru di SMK PGRI 2
Cimahi”, maka dapat ditentukan variabel yang digunakan dalam penelitian terdiri dari variabel X sebagai variabel bebas dan variabel Y sebagai variabel terikat
yaitu:
a. Variabel X adalah komunikasi interpersonal
b. Variabel Y adalah motivasi kerja guru
Dari pemaparan di atas variabel yang diteliti dalam penelitian adalah
variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain, sedangkan
variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi variabel lain.
Menurut Devito dalam Effendi (2004:30), ”komunikasi interpersonal adalah penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain atau
sekelompok kecil orang, dengan berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk
memberikan umpan balik segera”. Komunikasi interpersonal dalam penelitian ini adalah
jumlah skor persepsi guru tentang segala bentuk komunikasi interpersonal yang dilakukan
kepala sekolah yang dapat diukur dari beberapa aspek seperti keterbukaan (openness),
empati (empathy), sikap mendukung (supportiveness), sikap positif (positiveness),
dan kesetaraan (equality). Agar lebih mudah dalam memahami variabel
komunikasi interpersonal maka penulis menggambarkan variabel (X) lebih rinci
Tabel 3.1
Operasional Variabel Komunikasi Interpersonal
Konsep Variabel Indikator Ukuran Skala Item
Soal
1. Tingkat menanggapi informasi dengan senang hati
2. Tingkat memberikan respon kepada guru secara positif
1. Tingkat kepala sekolah merespon komunikasi kepada guru
2. Tingkat kepercayaan guru yang besar terhadap kepala sekolah
1. Tingkat memiliki perasaan positif guru terhadap kepala sekolah 2. Tingkat kepala sekolah
memotivasi guru lebih aktif berpartisipasi
3. Tingkat kepala sekolah menciptakan situasi komunikasi yang kondusif
1. Tingkat kepala sekolah memahami perasaan yang dialami guru
2. Tingkat kepala sekolah memahami kesulitan yang dialami guru
1. Tingkat kemampuan kepala sekolah memperlakukan guru sebagai sejawat
2. Tingkat kemampuan kepala sekolah dan guru untuk saling menghargai
Interval 10
11
Sumber: Diadaptasi Yoseph De Vito yang dikutip oleh Suranto AW (2011:82)
Motivasi Kerja adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung
57
Malayu Hasibuan (2008:141). Pengertian motivasi kerja dalam penelitian ini adalah
jumlah skor persepsi mengenai motivasi kerjanya, yang diukur dalam hal ini menyangkut
pada aspek-aspek prestasi, tanggung jawab, antusiasme, kerjasama, ketelitian, dan
ketekunan. Agar lebih mempermudah dalam memahami variabel motivasi kerja maka
penulis menggambarkan variabel (Y) motivasi kerja lebih rinci ke dalam indikator,
ukuran, dan skala seperti dalam tabel di bawah ini:
Tabel 3.2
Operasional Variabel Motivasi Kerja
Konsep Variabel Indikator Ukuran Skala Item
Soal
Prestasi 1. Hadir tepat waktu sesuai dengan jadwal mengajar yang telah ditentukan 2. Setiap pekerjaan selalu memberi
dampak menjadi lebih baik 3. Tingkat pemberian penghargaan
sebagai guru di sekolah Interval 1
2
3
Tanggung jawab
1. Menjaga sarana dan prasarana sekolah 2. Tingkat ketepatan waktu dalam
mengerjakan tugas Interval
4
5
Antusiasme 1. Antusias melaksanakan pekerjaan sesuai standar
2. Antusiasme terhadap hasil pekerjaan
yang telah dicapai Interval 6
7
Kerjasama 1. Penerimaan dari lingkungan tempat bekerja
2. Tingkat berpartisipasi aktif dengan
guru lainnya Interval
8
9
Ketelitian 1. Tingkat ketelitian terhadap pekejaan yang diberikan
Interval 10
Ketekunan 1. Tingkat ketekunan terhadap tugas-tugas insidental yang dibebankan
Interval 11
Sumber: Malayu Hasibuan (2013:163)
3.3.2 Populasi Penelitian
Untuk mengumpulkan data yang akan dianalisis, kita perlu menentukan
(2010:1), adalah keseluruh elemen, atau unit penelitian, unit analisis yang
memiliki ciri/karakteristik tertentu yang dijadikan sebagai objek penelitian atau
menjadi perhatian dalam suatu penelitian (pengamatan).
Selain dari pendapat di atas, menurut M. Burhan Bungin (2010:99),
populasi penelitian merupakan keseluruhan (universum) dari objek penelitian
yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai,
peristiwa, dan sikap hidup, sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data
penelitian.
Berdasarkan pengertian di atas, yang menjadi populasi di dalam penelitian
ini adalah populasi dari guru SMK PGRI 2 Cimahi yang berjumlah 55 orang.
3.3.3 Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Dalam mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam penyusunan skripsi ini
digunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
1. Wawancara, sebagai teknik komunikasi langsung tanpa perantara dengan
pendidik di SMK PGRI 2 Cimahi. Sebelumnya peneliti menyiapkan daftar
pertanyaan kemudian wawancara dilakukan dengan cara terbuka. Hasil
wawancara yang dilakukan dengan guru SMK PGRI 2 Cimahi, Ir. Danny
Ramdhany, dan hasil wawancara diketahui bahwa motivasi kerja guru
dirasa belum optimal, dan tidak terdapat peningkatan yang signifikan
2. Angket, merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
menyebarkan seperangkat daftar pertanyaan tertulis atau pernyataan
kepada responden yaitu guru SMK PGRI 2 Cimahi. Dalam kuesioner ini
penulis mengemukakan beberapa pernyataan yang mencerminkan
pengukuran indikator dari variabel X (Komunikasi Interpesonal) dan
variabel Y (Motivasi Kerja). Kemudian memilih skor yang telah
disediakan.
Langkah-langkah penyusunan angket adalah sebagai berikut:
59
Merumuskan item-item untuk pernyataan dan skor jawaban. Jenis instrumen yang digunakan dalam angket merupakan instrumen yang bersifat tertutup
yaitu seperangkat daftar pernyataan tertulis dan disertai skor jawaban yang
telah disediakan sehingga responden hanya memilih skor jawaban yang
tersedia dengan membubuhkan tanda checklist (). Menetapkan pemberian skor untuk setiap item pernyataan.
3.3.4 Pengujian Instrumen Penelitian
Sebelum dilakukan pengumpulan data yang sebenarnya, maka alat
pengumpul data dalam hal ini adalah angket harus layak pakai, oleh karena itu
sebelumnya angket harus diujicobakan terlebih dahulu kepada responden di luar
subjek penelitian. Dalam penelitian ini pengujian instrumen dilakukan kepada 20
orang responden yang merupakan guru di SMK Sangkuriang 1 Cimahi.
Selanjutnya data angket yang terkumpul secara statistik dihitung validitas dan
reliabilitasnya. Jumlah item angket yang diteliti dapat dilihat pada tabel berikut
ini:
Tabel 3.3
Jumlah Angket Uji Coba
No Variabel Jumlah Item Angket
1 Komunikasi Interpersonal (X) 11
2 Motivasi Kerja 11
Total 22
Sumber: Hasil Pembuatan Angket
3.3.4.1 Uji Validitas
Pengujian validitas instrument dilakukan untuk menjamin bahwa terdapat
kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi. Uji
validitas merupakan uji kesatuan atau ketepatan. Uji validitas digunakan untuk
mengetahui tepat atau tidaknya angket yang tersebar. Dalam hal ini Sugiyono
terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Uji
validitas dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor tiap bulir item dengan skor
total. Rumus ini menggunakan Korelasi Product Moment yang dikembangkan
oleh Karl Pearson (Sambas Ali, 2010:26), seperti berikut:
dilakukan dalam rangka mengukur validitas instrumen penelitian, adalah sebagai
berikut:
1. Menyebar instrumen yang akan diuji validitasnya, kepada responden yang bukan responden sesungguhnya.
2. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.
3. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul. Termasuk di dalamnya memeriksa kelengkapan pengisian item angket.
4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh. Hal tersebut dilakukan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan data selanjutnya.
5. Memberikan/menempatkan (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi pada tabel pembantu .
6. Menghitung nilai koefisien korelasi product moment untuk setiap bulir/item angket dari skor-skor yang diperoleh.
7. Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db) = n-k-1, dimana n merupakan jumlah responden yang dilibatkan dalam uji validitas 8. Membuat kesimpulan, yaitu dengan cara membandingkan nilai hitung r
dan nilai tabel r. Dengan kriteria sebagai berikut:
a) Jika r ≥r , maka instrumen dinyatakan valid. b) Jika r <r , maka instrumen dinyatakan tidak valid.
Jika instrumen tersebut valid, maka item tersebut dapat dipergunakan pada
61
bantuan Microsoft Office Excel 2010. Maka akan diperoleh nilai
rxy kemudian dibandingkan dengan r dengan n = 20 dengan taraf nyata
(α) = 0,05 pada tingkat kepercayaan 95%. Jika r ≥ r , maka instrumen
dinyatakan valid, dan sebaliknya jika r <r , maka instrumen dinyatakan
tidak valid. Berikut rekapitulasi perhitungannya:
Tabel 3.4
Hasil Uji Validitas Variabel Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah (X)
Sumber: Hasil Pengolahan Data Responden
Berdasarkan tabel di atas pengujian validitas terhadap 11 item untuk
Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah (Variabel X), menunjukkan
keseluruhan item dinyatakan valid. Dengan demikian, seluruh item dapat
digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan data variabel Komunikasi
Interpersonal Kepala Sekolah berjumlah 11 item.
Tabel 3.5
Sumber: Hasil Pengolahan Data Responden
Pengujian validitas terhadap 11 item untuk variabel motivasi kerja guru
(Variabel Y), menujukkan keseluruhan item dinyatakan valid. Dengan demikian,
item yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan data variabel
motivasi kerja guru berjumlah 11 item.Dengan demikian secara keseluruhan
rekapitulasi jumlah angket hasil uji coba dapat ditampilkan dalam tabel berikut:
Tabel 3.6
Jumlah Item Angket Hasil Uji Coba
No Variabel
Jumlah Item Angket
Sebelum
Uji Coba
Setelah Uji Coba
Valid Tidak Valid
1 Komunikasi Interpersonal (X) 11 11 -
2 Motivasi Kerja (Y) 11 11 -
Total 22 22 -
Sumber: Hasil Pengolahan data
3.3.4.2 Uji Reliabilitas
Setelah melakukan uji validitas instrumen, selanjutnya adalah melakukan
uji reliabilitas instrumen. Sambas Ali Muhidin (2010:31), menyatakan bahwa:
“Suatu instrumen dapat dikatakan reliabel jika pengukurannya konsisten dan cermat akurat. Jadi uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan tujuan
untuk mengetahui konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga
hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Hasil pengukuran dapat
dipercaya, jika dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap
kelompok subjek yang sama (homogen) diperoleh hasil yang relatif sama,
selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah.
Dalam hal ini relatif sama berarti tetap adanya toleransi terhadap
perbedaan-perbedaan kecil diantara hasil beberapa kali pengukuran.”
Sugiyono (2011:137), juga menyatakan bahwa: “Instrumen yang reliabel
adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang
63
Dalam uji reliabilitas ini, menurut Suharsimi Arikunto (Sambas Ali
Muhidin, 2010:31) menyatakan bahwa: Formula yang dipergunakan untuk
menguji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini adalah Koefisien alfa (�) dari
Dimana sebelum menentukan nilai reliabilitas, maka terlebih dahulu
mencari nilai varians dengan rumus sebagai berikut:
� = ∑
2 − ∑ � 2 � � Keterangan:
� = Reliabilitas instrumen/koefisien korelasi/korelasi alpha K = Banyaknya bulir soal
∑ �� = Jumlah varians bulir
� = Varians total N = Jumlah Responden
Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur reliabilitas
instrumen penelitian seperti yang dijabarkan oleh Sambas Ali Muhidin
(2010:31-35), adalah sebagai berikut:
1. Menyebarkan instrumen yang akan diuji reliabilitasnya, kepada responden yang bukan responden sesungguhnya.
2. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.
3. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul. Termasuk di dalamnya memeriksa kelengkapan pengisian item angket.
4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh. Dilakukan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan data selanjutnya.
5. Memberikan/menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi responden pada tabel pembantu.
6. Menghitung nilai varians masing- masing item dan varians total. 7. Menghitung nilai koefisien alfa.
8. Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db) = n–2. 9. Membuat kesimpulan dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai
Jika nilai r ≥ nilai r , maka instrumen dinyatakan reliabel. Jika nilai r < nilai r , maka instrumen dinyatakan tidak
reliabel.
Tabel 3.7
Hasil Uji Reliabilitas Variabel X dan Variabel Y
No Variabel Hasil Keterangan
r r
1 Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah (X)
0.922 0.444 Reliabel
2 Motivasi Kerja Guru (Y) 0.909 0.444 Reliabel
Berdasarkan tabel di atas, hasil perhitungan reliabilitas terhadap variabel X
(Komunikasi Interpersonal Kepala Sekolah) dinyatakan reliabel karena r >
nilai r yaitu: 0,922 > 0,444. Selanjutnya, hasil perhitugan reliabilitas terhadap
variabel Y (Motivasi Kerja Guru) dinyatakan relabel karena r > nilai r
yaitu: 0,909 > 0,444
3.3.5 Pengujian Persyaratan Analisis Data 3.3.5.1 Uji Homogenitas Data
Uji parametrik homogenitas data pengujian homogenitas varians ini
mengasumsikan bahwa skor setiap variabel memiliki varians yang homogen,
seperti yang diungkapkan oleh Ating dan Sambas (2006:294). Uji statistika yang
akan dibahas dalam hal ini adalah Uji Burlett. Kriteria yang digunakannya adalah
apabila nilai hitung X2 > nilai tabel, maka Ho menyatakan varians skornya
homogen ditolak, dalam hal laiinya diterima. Nilai hitung diperoleh dengan
rumus:
12
65
Ating dan Sambas (2006:295) mengemukakan bahwa langkah-langkah
yang dapat dilakukan dalam pengujian homogenitas varians ini adalah :
1. Menentukan kelompok-kelompok data dan menghitung varians untuk tiap kelompok tersebut.
2. Membuat tabel pembantu untuk memudahkan proses perhitungan, dengan model tabel sebagai berikut:
Tabel 3.8
Model Tabel Uji Barlett Sampel Db= n-1 2
Sumber : Ating dan Sambas (2006:295)
3. Menghitung varians gabungan dengan rumus :
4. Menghitung log dari varians gabungan 5. Menghitung nilai barlett
6. Menghitung nilai
7. Menentukan nilai dan titik kritis 8. Membuat kesimpulan
3.3.5.2Uji Linieritas
Uji kelinieran regresi dilakukan melalui pengujian hipotesis nol, regresi
linier melawan hipotesis tandingan bahwa regresi tidak linier. Langkah-langkah
yang dapat dilakukan dalam pengujian linieritas regresi ini dikutip dari Ating
Somantri dan Sambas Ali Muhidin (2006:297) yaitu sebagai berikut:
2. Menghitung jumlah kuadrat regresi dengan rumus:
3. Menghitung jumlah kuadrat regresi dengan rumus:
4. Menghitung jumlah kuadrat residu dengan rumus:
5. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi dengan
rumus:
6. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi dengan
rumus:
7. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu dengan rumus:
8. Menghitung jumlah kuadrat error dengan rumus:
Untuk menghitung urutkan data x mulai dari data yang paling
kecil sampai data yang paling besar berikut disertai pasangannya.
67
10.Menghitung rata-rata jumlah kuadrat tuna cocok dengan
rumus:
11.Menghitung rata-rata jumlah kuadrat error dengan rumus:
12.Mencari nilai uji F dengan rumus:
Menentukan Kriteria pengukuran: Jika nilai uji F < nilai tabel F, maka
distribusi berpola linier.
13.Mencari nilai Ftabel pada taraf signifikansi 95% atau α=5%
menggunakan rumus dimana db TC= K-2
dan db E= n-k
14.Membandingkan nilai uji F dengan nilai tabel F kemudian membuat
kesimpulan. yakni berarti linier.
3.3.6 Teknik Analisis Data
Analisis data diartikan sebagai upaya mengolah data menjadi informasi,
sehingga karakteristik atau sifat-sifat data tersebut dapat dengan mudah dipahami
dan bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yang berkaitan dengan
kegiatan penelitian, seperti yang diungkapkan oleh Uep Tatang Sontani dan
Sambas Ali Muhidin (2010:158).
Teknik analisis data dalam penelitian, dibagi menjadi dua yaitu teknik
analisis data deskriptif dan teknik analisis data inferensial (Arikunto, 2010).
Teknik analisis data penelitian secara deskriptif dilakukan melalui statistika
deskriptif, yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana
teknik analisis data statistik deskriptif antara lain penyajian data melalui tabel,
grafik, diagram, persentase, frekuensi, perhitungan mean, median atau modus.
Sementara itu teknik analisis data inferensial meliputi statistik parametrik
yang digunakan untuk data interval dan ratio serta statistik nonparametris yang
digunakan untuk data nominal dan ordinal. Statistik inferensial, yaitu statistik
yang digunakan untuk menganalisis data dengan membuat kesimpulan yang
berlaku umum. Ciri analisis data inferensial adalah digunakannya rumus statistik
tertentu (misalnya uji t atau uji F). Hasil dari perhitungan rumus statistik inilah
yang menjadi dasar pembuatan generalisasi dari sampel bagi populasi. maka
teknik analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Regresi
Linier Sederhana.
3.3.6.1 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif dilakukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
telah dirumuskan dalam rumusan masalah. Untuk menjawab pertanyaan pada
rumusan masalah, maka teknik analisis data yang digunakan adalah analisis
deskriptif, yakni untuk mengetahui gambaran komunikasi interpersonal Kepala
Sekolah dan untuk mengetahui gambaran mengenai motivasi kerja guru di SMK
PGRI 2 Cimahi. Analisis data, yaitu mendeskripsikan variabel X dan variabel Y
dengan analisis deskriptif untuk menjawab permasalahan tentang gambaran
pengaruh komunikasi interpersonal kepala sekolah terhadap motivasi kerja guru di
SMK PGRI 2 Cimahi.
Langkah kerja analisis data deskriptif seperti yang dikemukakan Sugiyono
(2002:81) meliputi:
1. Menentukan jumlah skor kriterium (SK) dengan menggunakan rumus:
SK=ST x JB x JR
2. Membandingkan jumlah skor hasil angket dengan jumlah skor item,
untuk mencari jumlah skor dari hasil angket dengan rumus:
∑Xi = X X X …+ X
Keterangan:
69
3. Membuat daerah kontinum. Langkah langkahnya sebagai berikut:
1) Menentukan kontinum tertinggi dan terendah
Sangat tinggi : K = ST x JB x JR Sangat rendah : K = ST x JB x JR
2) Menentukan selisih skor kontinum dari setiap tingkatan dengan
rumus:
R = −
5
3) Menentukan daerah kontinum sanagt tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah dengan cara menambah selisih (R) dari mulai kontinum sangat rendah ke kontinum sangat tinggi
4. Hasil perhitungan dari langkah-langkah di atas, maka dapat disimpulkan
dalam rekapitulasi skor kriterium antara lain seperti dibawah ini:
Tabel 3.9
Tabel Penafsiran Deskripif
Rentang
Penafsiran
X Y
1 – 1,7 Sangat tidak efektif Sangat rendah
1,8 – 2,5 Tidak efektif Rendah
2,6 – 3,3 Cukup efektif Cukup tinggi
3,4 – 4,1 Efektif Tinggi
4,2 – 5 Sangat efektif Sangat tinggi
Sumber: Pengolahan Data Penelitian, 2013
Sebelum hipotesis diuji kebenarannya, terlebih dahulu dilakukan
pengujian persyaratan pengolahan data. Uji persyaratan pengolahan data untuk
uji hipotesis meliputi linieritas, dan homogenitas.
3.3.6.2 Analisis Inferensial
Statistik inferensial meliputi statistik parametrik yang digunakan untuk
data interval dan ratio. Serta statistik non-parametrik yang digunakan untuk data
nominal dan ordinal. Penelitian ini menggunakan statistik parametrik karena
menggunakan data interval. Ciri-ciri analisis data inferensial adalah adalah
Analisis data ini digunakan untuk menjawab pertanyaan dalam rumusan
masalah nomor tiga yaitu untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh komunikasi
interpersonal kepala sekolah terhadap motivasi kerja guru di SMK PGRI 2
Cimahi.
Adapun langkah yang penulis gunakan dalam analisi regresi Ating
Somantri dan Sambas Ali M (2011), yaitu:
1. Mengadakan estimasi terhadap parameter berdasarkan data empiris 2. Menguji berapa besar variasi variabel dependen dapat diterangkan oleh
variabel independen.
3. Menguji apakah estimasi parameter tersebut signifikan atau tidak. 4. Melihat apakah tanda dan magnitud dari estimasi parameter cocok
dengan teori.
Peneliti mengguanakan model regresi sederhana yaitu Ŷ = a + bX
Keterangan: Ŷ = variabel tak bebas (nilai duga)
X = variabel bebas
a = penduga bagi intersap (α)
b = penduga bagi koefisien regresi (β)
α dan β parameter yang nilainya tidak diketahui sehingga
diduga menggunakan statistika sampel.
3.3.7 Pengujian Hipotesis
Meyakinan adanya pengaruh antara variabel bebas (X) dengan variabel
terikat (Y) perlu dilakukan uji hipotesis atau uji signifikasi. Uji hipotesis akan
membawa pada kesimpulan untuk menerima atau menolak hipotesis. Pengujian
hipotesis yang dilakukam dalam penelitian ni mengikuti langah-langkah sebahgai
berikut:
a. Merumuskan hipotesis ke dalam model statistik, sebagai berikut:
1) H0 : β = 0 : Tidak terdapat pegaruh komunikasi interpersonal kepala
71
2) H1 : β ≠ 0 : Terdapat pengaruh komunikasi interpersonal kepala
sekolah (variabel X) terhadap motivasi kerja guru (variabel Y).
b. Membuat Persamaan Regresi
Kegunaan analisis regresi sederhana adalah untuk meramalkan
(memprediksi) varabel terikat (Y) bila variabel bebas (X) diketahui. Regresi
sederhana dapat dianalisis karena didasari oleh hubungan fungsional atau
hubungan sebab akibat (kausal) variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).
Persamaan regresi sederhana dirumuskan:
Y = a + bX
(Sugiyono, 2012:270)
Keterangan:
Y = motivasi kerja guru
X = komunikasi interpersonal kepala sekolah
a = Nilai Y bila X = 0
b = Koefisien arah garis yang menunjukan besarnya variabel terikat Y,
setiap variabel x berubah satu satuan.
Rumus untuk menentukan koefisien a dan b adalah sebagai berikut:
= � ��� 22− �− � 2�
= ���� − �2− � �2 (Sugiyono, 2012:272)
c. Uji Signifikansi
Kriteria pengujian keberartian persamaan regresi adalah tolak H0 jika
probabilitas lebih kecil dari pada α = 0,05. Dapat disimpulkan koefisien
regresi signifikan, atau kompensasi benar-benar berpengaruh secara
signifikan terhadap motivasi kerja. Artinya H1 yang diajukan diterima
pada α = 0,05. Untuk mengetahui diterima atau ditolaknya hipotesis yang
diajukan, dilakukan uji signifikansi. (2008:149) uji signifikansi dapat
dapat dilakukan dengan menggunakan uji F, dengan rumus sebagai
1) Mencari jumlah kuadrat regresi (J� ��[ ]) dengan rumus
J� ��[ ]= ∑ 2 �
2) Mencari jumlah kuadrat regresi (J� ��[ ⁄ ]) dengan rumus:
J� ��[ ⁄ ]=b{∑ − ∑ ∑ � }
3) Mencari jumlah kuadrat residu (JKres) dengan rumus:
� = ∑ � −J� ��[ ⁄ ]− J� ��[ ]
4) Mencari rata-rata jumlah kuadrat regresi (�J ��[ ] dengan rumus
�J ��[ ] =J� ��[ ]
5) Mencari rata-rata jumlah kuadrat regresi (RJ� ��[ ⁄ ]) dengan
rumus
RJ� ��[ ⁄ ]=J� ��[ ⁄ ]
6) Mencari rata-rata jumlah kuadrat residu (� � ) dengan rumus:
� � = �
�−
7) Menguji signifikansi dengan rumus
�ℎ� �� = RJ�� ��[ ⁄ ] �
8) Membandingkan �ℎ� ��dengan� � kriteria yang digunakan
yaitu:
a. H0 ditolak dan H1 diterima, apabila �ℎ� ��≥ � � maka data dinyatakan signifikan (diterima).
b. H0 diterima dan H1 ditolak, apabila �ℎ� ��≤� � maka data dinyatakan signifikan (ditolak)
d. Menghitung Koefisien Korelasi
Untuk mengetahui hubungan variabel X dengan variabel Y dicari dengan
menggunakan rumus Koefisien Korelasi Product Moment, yaitu:
r = � ∑ − ∑ . ∑
√[� ∑ 2− ∑ 2] . [� ∑ 2− ∑ 2]
Sedangkan untuk mengetahui kadar pengaruh variabel X terhadap
73
Tabel 3.10
Batas-batas Nilai r (Korelasi) Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat Lemah
0,20 – 0,399 Lemah
0,40 – 0,599 Cukup kuat
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,00 Sangat kuat
Sumber: Sugiyono (2011:183)
e. Menghitung Nilai Determinasi
Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi atau sumbangan variabel
yang diberikan variabel komunikasi interpersonal kepala sekolah terhadap
motivasi kerja guru digunakanrumus koefisien determinasi (KD) sebagai berikut:
KD = r x 100%
dimana:
KD = Koefisien Determinasi
r = Koefisien Korelasi
Dengan r2 dicari dengan rumus sebagai berikut:
� = {∑ � � − ∑ � ∑ � }
Dini Ismarani Sabela, 2015
PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU DI SMK PGRI 2 CIMAHI
Uni versitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada penelitian yang telah
dilakukan penulis, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Gambaran secara umum efektivitas komunikasi interpersonal kepala sekolah
terhadap guru dapat dikatakan cukup efektif, hal tersebut dapat terlihat dari
analisis deskriptif komunikasi interpersonal pada hasil jawaban responden
Variabel X ada pada kriteria cukup efektif. Hasil penelitian ini diukur melalui
beberapa indikator, yaitu: 1) keterbukaan; 2) empati; 3) sikap mendukung; 4)
sikap positif; dan 5) kesetaraan. Berdasarkan pada indikator-indikator
tersebut, diketahui bahwa indikator empati memperoleh skor tertinggi
sedangkan pada indikator lain berada dalam tingkat cukup efektif.
2. Gambaran secara umum tingkat motivasi kerja guru di SMK PGRI 2 Cimahi
dapat dikatakan berada pada tingkat sedang. Hasil penelitian ini diukur
melaiui beberapa indikator, yaitu:1) prestasi; 2) tanggung jawab; 3)
antusiasme; 4) kerja sama; 5) ketelitian; dan 6) ketekunan. Berdasarkan pada
indikator-indikator tersebut, diketahui bahwa indikator antusiasme
memperoleh skor tertinggi sedangkan kerja samapaling rendah.
3. Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan,
maka dapat disimpulkan bahwa berdasarkan data yang diperoleh terdapat
pengaruh yang positif dan signifikan dari komunikasi interpersonal kepala
sekolah terhadap motivasi kerja guru di SMK PGRI 2 Cimahi.
5.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan penulis dan melihat hasil
penelitian tersebut, maka penulis memberikan rekomendasi mengenai komunikasi
99
1. Hasil penelitian memberikan gambaran komunikasi interpersonal
kepala sekolah menurut persepsi guru adalah cukup efektif. Kondisi
demikian sudah baik untuk itu harus dipertahankan selanjutnya dapat
ditingkatkan dengan memperbaiki hal-hal yang lemah antara lain
dalam segi kesetaraan. Untuk mengatasi hal tersebut, penulis
merekomendasikan kepala sekolah untuk lebih memperlakukan guru
sebagai sejawat, saling menghargai, tidak memilih lawan komunikasi (guru)
berdasarkan status atau kedudukan serta tidak membeda-bedakan sikap atau
adil dalam berkomunikasi yakni memandang setiap guru bernilai dan
berharga sebagai bagian dari kepentingan sekolah agar dapat mencapai
tujuan organisasi dengan efektif dan efisien.
2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi kerja guru di SMK
PGRI 2 Cimahi berada pada kategori sedang. Kondisi demikian sudah
baik untuk itu harus dipertahankan, selanjutnya dapat ditingkatkan
dengan memperhaiki hal-hal yang lemah antara lain: indikator kerja
sama yang mendapat skor paling rendah diantara indikator lain. Untuk
mengatasi hal tersebut, penulis merekomendasikan untuk
meningkatkan komunikasi dua arah di antara kepala sekolah dengan
guru agar lebih bekerja sama, untuk memberikan motivasi kepada guru
dalam melaksanakan tugasnya.
3. Mengingat komunikasi interpersonal kepala sekolah berpengaruh
terhadap motivasi kerja guru, maka usaha untuk meningkatkan
motivasi kerja bagi guru perlu dilakukan peningkatan intensitas
komunikasi interpersonal yang efektif .
4. Mengingat penelitian dalam lingkup masih terbatas disarankan kepada
peneliti selanjutnya untuk mengembangkan penelitian dalam konteks
yang lebih luas, memperbanyak variabel dan memperluas ukuran
Dini Ismarani Sabela, 2015
PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU DI SMK PGRI 2 CIMAHI
Uni versitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Arep, Ishak dan Hendri Tanjung. 2004
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: PT. Rineka Cipta
Bungin, M. Burhan. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Komunikasi, Ekonomi,
dan Kebijakan Publik serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya Edisi Pertama.
Jakarta: Kencana
Cangara, Hafield. 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Erlangga
Danim, Sudarwan. 2004. Motivasi kepemimpinan dan Efektivitas Kelompok .
Jakarta:Rineka Cipta
Djatmiko, Yayat Hayati. 2004. Perilaku Organisasi. Bandung: Alfabeta
Effendy, Onong Uchjana. 2004. Dinamika Komunikasi. Bandung: Remaja
Rosdakarya
______. 2011. Dinamika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya
Ernie Trisnawati Sule dan Kurniawan Saefullah, 2009. Pengantar Manajemen.
Jakarta: Kencana
Hasibuan, Malayu S.P. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia (Edisi Revisi).
Jakarta: Bumi Aksara
Hasibuan, Malayu S.P. 2003. Organisasi dan Motivasi (Dasar Peningkatan
Produktivitas). Jakarta: Bumi Aksara