• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fokus Penelitian Kesiapsiagaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Fokus Penelitian Kesiapsiagaan"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT KOTA

BENGKULU DALAM MENGANTISIPASI

BENCANA ALAM

TIM BENGKULU Jakarta 17 Juni 2006

Fokus Penelitian

Kesiapsiagaan

„

Diarahkan pada jenis ancaman bahaya

(hazard) gempa dan tsunami sebagai

collateral hazardnya

„

Ancaman bahaya lain ditinjau secara

(2)

RESPONDEN

40

Aparat Pemerintah

13

100

460

Sekolah

Guru

Siswa

1.400

Rumah Tangga

Jumlah

Responden

LOKASI PENELITIAN

Selebar Kampung Melayu Gading Cempaka Ratu Agung Muara Bangkahulu Kecamatan Pagar Dewa Jauh Betungan Sedang Teluk Sepang Dekat Selatan Dusun Besar Jauh Jembatan Kecil Sedang Ratu Agung Dekat Tengah Bentiring Jauh Kandang Limun Sedang

Beringin Raya, Rawa Makmur Dekat

Utara

Kelurahan Jarak dari

(3)

GAMBARAN KERENTANAN LINGKUNGAN

DI KOTA BENGKULU

Jenis Ancaman Bencana di Kota Bengkulu:

belum terjadi Tsunami

jarang terjadi (th 2000) Gempabumi

jarang terjadi

Longsor, Badai laut

rutin banjir dan abrasi pantai

tersumbatnya saluran (siring); hujan besar dan lama; pasang naik. Banjir di perkotaan:

sungai Janggalu. Waspada banjir:

sungai Bengkulu:

desa Tanjung Agung, Tanjung Jaya, Semarang dan Surabaya;

Banjir:

pantai Panjang, muara air Jenggalu, desa Kandang, Teluk Sepang.

Daerah waspada:

Pasar Bengkulu, Kampung Cina

(4)

Pantai tl. Sepang (batuan pasir lepas; rawa pantai)

Pantai Padang Besi, Kampung Cina (batuan lunak, tufa lempungan)

Abrasi pantai:

200 sampai 500m Lebar daerah bahaya

pantai Malabro Pantai Panjang

Kandang, Pulau Baai Teluk Sepang;

Rawan Tsunami

pelabuhan Pulau Baai, Danau Dendam Tak Sudah Tanah retak (lateral

spreading), amblas dan longsor

Kelurahan Lempuing, pantai Panjang,

Teluk Sepang Kerusakan bangunan

karena struktur tidak tahan gempa dan kegagalan pondasi karena likuifaksi

aktual pada 4 Juni 2000 dengan kekuatan 7,9Mw Gempabumi:

(5)

Zona Potensi Likuifaksi dan Retakan Tanah Peta Geologi Bengkulu

Sumber: Engkon K Kertapati,Puslitbang Geologi

Kerentanan Lingkungan

KERENTANAN FASILITAS FISIK

DI KOTA BENGKULU

• Perumahan : 32.681 unit (2005), menyebar mengikuti lokasi pemukiman, terkonsentrasi pada kecamatan Gading Cempaka dan Teluk Segara, kebanyakan tidak mengikuti kaidah tahan gempa, cukup rentan thd tsunami, karena tersebar memanjang di daerah pantai.

• Pendidikan : PTN/PTS 10 unit, TK/SD/SMP/SMA 154 buah, penyebaran mengikuti lokasi pemukiman, cukup rentan terhadap bahaya tsunami. Sebagian yang mengalami rekonstruksi pasca gempa 2000 sudah memenuhi syarat tahan gempa.

• Kesehatan : 5 RS (449 t.t.); 17 Puskesmas, 48 pustu. RSUD cukup jauh dari pantai. Fas. kesehatan lain menyebar mengikuti lokasi pemukiman, cukup rentan terhadap tsunami. Ketahanan terhadap gempa masih perlu kajian. Sudah memiliki sistem tanggap darurat bencana.

• Perkantoran Pemerintah : 117 buah, luas areal 87,75 ha. Tingkat kerentananterhadap tsunami cukup tinggi karena tidak jauh dari pantai.

(6)

Kawasan Permukiman Yang Rentan di Pagar Dewa

Gedung Sekolah Yang Rusak Kena Gempa Th 2000

RSUD Zainal Abidin, Bengkulu

Longsor di Jalan Akses ke Kota

Jalan di atas Dam yang Retak (DanauDendam Tak Sudah)

Jembatan P Baai Terganggu Gempa Pelataran Pelabuhan P Baai Retak

(7)

KERENTANAN FASILITAS FISIK

DI KOTA BENGKULU

• Prasarana air bersih: Kapasitas 150 l/detik dengan total produksi 9.381.192 m3, melayani 38 % masyarakat perkotaan. Instalasi pengolah, jaringan transmisi/distribusi cukup jauh dari pantai, tingkat kerentanan terhadap tsunami cukup kecil, tingkat kerentanan terhadap gempa sedang. Kemampuan recovery tinggi.

• Listrik : Kapasitas terpasang 68 MVA, melebihi kebutuhan masyarakat, interkoneksi dengan sistim Sumatra. Kerentanan hanya pada sistim transmisi dan distribusi. Kemampuan recovery tinggi. • Telekomunikasi : jaringan kabel dan jaringan telpon selluler.

Kemampuan recovery pasca-bencana cukup tinggi. Fasilitas menyebar cukup jauh dari pantai. Dalam kondisi darurat lalulintas panggilan tinggi sehingga akan terjadi gagal sambungan.

KERENTANAN FASILITAS FISIK

DI KOTA BENGKULU

• Jaringan jalan : 64,980 jalan negara, 54,180 jalan propinsi, 557,048 km jalan kota. Terminal yang ada sebanyak 3 buah. Jaringan jalan sekitar pantai cukup rentan terhadap tsunami, namun banyak jalan yang tegak lurus menjauh dari garis pantai memudahkan untuk evakuasi masyarakat. Beberapa ruas jalan akses kritis rentan terhadap longsor dan amlas akibat gempa. • Pelabuhan Baai : berfungsi sebagai tempat melayani

penumpang dari Bengkulu ke Enggano, jalan akses terbatas dan rentas putus bila ada kegagalan jembatan akibat gempa/tsunami

• Pelabuhan udara Fatmawati : mampu didarati pesawat Boing 737,relatif aman dari tsunami karena cukup jauh dari pantai.

(8)

Jaringan Distribusi Listrik Rentan Gempa

Pembangkit Listrik Yang Terganggu Gempa

Instalasi Pengolah Air Yang Rentan terhadap Gempa Wawancara di

PDAM Bengkulu

GAMBARAN

PENDUDUK DAN SOSIAL EKONOMI

• Jumlah penduduk : 288 ribu orang tahun 2005

• Pertumbuhan penduduk 2,1 persen antara 2000 - 2005 • Komposisi penduduk:

– Kelompok umur 0-6 tahun : 13 % – Kelompok umur 7-12 tahun : 29 % – Kelompok umur dewasa (13–15 tahun) : 55 % – Kelompok lanjut usia : 3 %

• Beban tanggungan yang perlu pertolongan dan mampu menolong : 23 %

• Migrasi masuk dari berbagai suku, seperti: Minangkabau, Jawa, Sunda, Batak

(9)

GAMBARAN

PENDUDUK DAN SOSIAL EKONOMI

• Pendidikan

– SMP ke bawah : 35 % – SMA ke atas : 65 %

• Mata pencaharian utama:

– Jasa : 37 % – Perdagangan : 27 %

• Kondisi kemiskinan penduduk

– Pra sejahtera (sangat miskin) : 2 % – Keluarga sejahtera I (miskin) : 35 %

TEMUAN-TEMUAN PENTING

„ KOTA BENGKULU MASIH KURANG SIAP DALAM

MENGANTISIPASI BENCANA ALAM, KHUSUSNYA GEMPA BUMI DAN TSUNAMI

KURANG SIAP

KOTA BENGKULU

Kurang Siap

Pemerintah

Kurang Siap

Komunitas Sekolah

Kurang Siap

Rumah Tangga

(10)

TINGKAT KESIAPSIAGAAN KOTA BENGKULU

51 48 54 51 0 20 40 60 80 100 N ila i In d e k s RT Komunitas Sekolah Pemerintah Kota Bengkulu

TEMUAN-TEMUAN PENTING

„

NILAI KESIAPSIAGAAN KOMUNITAS

SEKOLAH PALING RENDAH

„

Kebijakan sangat minim (11)

„ Kebijakan kesiapsiagaan belum menjadi prioritas „ Kebijakan masih terfokus pada pembangunan fisik

(11)

TINGKAT KESIAPSIAGAAN KOMUNITAS

SEKOLAH

64 11 40 45 27 48 0 20 40 60 80 100

Pengetahuan Kebijakan Rencana Tanggap Darurat Sistim Peringatan Bencana Kemampuan Memobilisasi Sumber Daya Indeks sekolah

KESIAPSIAGAAN KOMUNITAS

SEKOLAH

„

Komunitas sekolah

belum siap

untuk

memobilisasi sumber daya

„

Komunitas sekolah masih

kurang siap untuk

membuat rencana dalam keadaan darurat

„ Peta evakuasi belum tersedia

„ Back-up dokumen penting belum tersedia „ Rencana pertolongan, penyelamatan dan

(12)

KESIAPSIAGAAN KOMUNITAS

SEKOLAH

„

Nilai indeks kesiapsiagaan institusi sekolah

paling rendah

(21) – semua parameter –

belum siap

„

Nilai indeks kesiapsiagaan guru lebih rendah

dari siswa

„ Nilai indeks pengetahuan guru paling rendah dari semua stakeholders utama

„ Nilai indeks mobilisasi sumber daya guru lebih rendah dari siswa

TINGKAT KESIAPSIAGAAN

KOMUNITAS SEKOLAH

11 23 33 23 21 60 67 60 27 58 71 57 63 50 69 0 20 40 60 80 100 N ila i In d e k s

Sekolah Guru Sisw a Pengetahuan Kebijakan

(13)

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT

UMUM

„

MASYARAKAT UMUM KOTA BENGKULU

KURANG

SIAP

DALAM MENGANTISIPASI BENCANA ALAM,

KHUSUSNYA GEMPA BUMI DAN TSUNAMI

KESIAPSIAGAAN RUMAH TANGGA

„ Nilai indeks pengetahuan tentang bencanarelatif

cukup, terutama gempa dan tsunami,

sumber pengetahuan:

„ Pengalaman terjadinya bencana gempa di Bengkulu tahun 2000 dan

„ Tsunami di Aceh dan Nias yang diberitakan secara intensif oleh TV, Radio dan koran

„ Tetapipengetahuan belum diikuti dengan upaya

(14)

KESIAPSIAGAAN RUMAH TANGGA

„ Mobilisasi sumber daya rumah tangga sangat rendah

Æ akibatnya

„ Belum siap membuat rencana untuk penyelamatan

keluarga dalam keadaan darurat

„ Adanya kecenderungan menganggap gempa dan

banjir sebagai kejadian yang rutin, sehingga tidak perlu disikapi secara khusus

TINGKAT KESIAPSIAGAAN

RUMAH TANGGA

69 38 56 28 51 0 20 40 60 80 100

(15)

TINGKAT KESIAPSIAGAAN RUMAH

TANGGA MENURUT ZONA

69 38 53 20 52 69 38 59 27 51 69 36 57 26 50 0 20 40 60 80 100 N ila i In d e k s

Raw an/Dekat Hati-hati/Sedang Aman/Jauh Pengetahuan Rencana Tanggap Darurat Sistim Peringatan Bencana Kemampuan Memobilisasi Sumber Daya Indeks kesiapsiagaan

TEMUAN-TEMUAN PENTING

„

PEMERINTAH DI KOTA BENGKULU

KURANG SIAP

DALAM MENGANTISIPASI BENCANA ALAM

„ Meskipun pengetahuan aparat cukup baik, tetapi belum diikuti dengan upaya yang optimal

„ Belum siap dengan sistim peringatan bencana „ Kurang siap dalam perencanaan tanggap darurat „ Kurang siap dalam memobilisasi sumber daya

(16)

PEMERINTAH DI KOTA BENGKULU KURANG SIAP

DALAM MENGANTISIPASI BENCANA ALAM

„ Nilai indeks pemerintah kota paling rendah

„ Sistim peringatan bencana belum tersedia, masih menunggu sistim dari tingkat nasional

„ Sebaliknya dengan pemerintah kecamatan

mempunyai akses peringatan bencana yang maksimal

„ Bottom-up – informasi dari kelurahan melalui HP/HT ke kecamatanÆKota/Walikota

TINGKAT KESIAPSIAGAAN

PEMERINTAH

80 40 52 38 52 54 0 20 40 60 80 100

(17)

Nilai Indeks

Pemerintah Kota Paling Rendah

„

Ketergantungan Pemerintah Kota Bengkulu

pada Pemerintah Provinsi Bengkulu

„ Tempat-tempat evakuasi

„ Penyelamatan/evakuasi (Kota Bengkulu belum punya unit SAR, tergantung pada SAR Pramuka, LANAL)

„ Rencana pemenuhan kebutuhan dasar „ Jaringan informasi

Nilai Indeks

Pemerintah Kota Paling Rendah

„

Pemerintah kota mengklaim kegiatan yang

dilakukan pemerintah sebagai upaya

kesiapsiagaan pemerintah kota, padahal

belum ada tindak lanjut:

„ Peta evakuasi, rambu tanda bahaya dan jalur-jalur evakuasi belum tersedia

(18)

SATLAK PB KOTA BENGKULU

Belum berfungsi sebagaimana mestinya

„ Sosialisasi kepada anggota masih kurang, apalagi pada

masyarakat

„ Masih terbatas pada level pimpinan/pejabat yang melakukan pertemuan jika terjadi bencana (misal banjir)

„ Pembagian tugas dan tanggung jawab anggotaÆ

prosedur tetap (protap) belum tersedia

„ Rencana aksi kurang jelas dan belum tersosialisasi „ Alokasi dana yang kurang jelas

PEMERINTAH DI KOTA BENGKULU

KURANG SIAP

DALAM MENGANTISIPASI

BENCANA ALAM

„

Aparat pemerintah memiliki pengetahuan

yang baik, tetapi belum ditindak lanjuti

dengan upaya konkrit untuk mengantisipasi

bencana

„

Kemampuan mobilisasi aparat paling rendah

„ Capacity building aparat rendahÆ akses untuk mengikuti seminar, pelatihan, pertemuan terbatas

(19)

TEMUAN-TEMUAN PENTING

DI KOTA BENGKULU

„

Dukungan stakeholders pendukung masih

minim

„ Belum ada LSM yang terlibat dalam kegiatan kesiapsiagaan, padahal cukup banyak LSM bergerak di bidang pendidikan publik

„ Dukungan berasal dari stakeholders pendukung tingkat provinsi, seperti: SAR Pramuka, RAPI, PMI

TINGKAT KESIAPSIAGAAN

PEMERINTAH

43 50 25 50 45 34 55 100 63 53 80 63 52 37 72 0 20 40 60 80 100 N ila i ind e k s

Kota Kecamatan Aparat Pengetahuan Kebijakan

Rencana Tanggap Darurat Sistim Peringatan Bencana Kemampuan Memobilisasi Sumber Daya Indeks kesiapsiagaan

(20)

RANGKUMAN

TEMUAN DI KOTA BENGKULU

„ Kepedulian akan pentingnya kesiapsiagaan masih rendah „ Pengetahuan tentang bencana yang dimiliki belum diikuti

dengan kepedulian akan pentingnya mengantisipasi bencana

„ Kebijakan kesiapsiagaan masih sangat minim

„ Rencana tanggap darurat bervariasi antara belum dan

kurang siap

„ Sistim peringatan bencana belum siap „ Mobilisasi sumber daya masih kurang

Referensi

Dokumen terkait

lampu hias gantung,harga lampu hias,jual lampu hias,model lampu ,lampu hias kamar, lampu hias unik, lampu hias minimalis, gambar lampu hias,toko lampu hias,lampu hias kristal,

Analisis penelitian ini dilakukan dengan cara menguji koneksi dari PC Server ke PC Client, Hasil dari tugas akhir ini diperoleh dua jaringan komputer lokal yang

Apapun atribut dan operasi dari class induk akan dimiliki juga oleh semua objek yang diinherit/diturunkan dari class tersebut.  Sifat ini tidak hanya

 Kawasan industri generasi ketiga diharapkan mampu menjawab berbagai kekurangan dari konsep kawasan industri sebelumnya, sehingga diperoleh pembangunan daya saing industri

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh karakteristik syari’ah marketing yang terdiri dari Teistis ( Rabbaniyah ), Etis ( Akhlaqiyyah ), Realistis (

Pajak penghasilan terkait pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi (418,103)3. Pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba

Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: “Bagaimana karakteristik lembar kerja peserta didik materi dimensi tiga berbasis

Tanggal 5 Desember 2005, Obar Sobarna menjabat Bupati Bandung untuk kali kedua didampingi oleh H. Yadi Srimulyadi sebagai wakil bupati, melalui proses pemilihan langsung. Pada