• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 TINJAUAN PUSTAKA 1. Bank - PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON PERFORMING LOAN (NPL), DAN LOAN TO DEPOSIT RATIO (LDR) TERHADAP KINERJA KEUANGAN BANK (Studi pada beberapa bank konvensional periode 2010-2013)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 TINJAUAN PUSTAKA 1. Bank - PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON PERFORMING LOAN (NPL), DAN LOAN TO DEPOSIT RATIO (LDR) TERHADAP KINERJA KEUANGAN BANK (Studi pada beberapa bank konvensional periode 2010-2013)"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

2.1 TINJAUAN PUSTAKA 1. Bank

Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatannya menghimpun dana dari dan kepada masyarakat yang memiliki fungsi memperlancar lalu lintas pembayaran. Dengan kata lain bank adalah suatu lembaga keuangan yang usaha pokoknya yang memberikan kredit serta jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang (Suardani dan Astawa, 2011).

Menurut pasal 5 UU No. 10 tahun 1998 tentang Perubahan UU No.7 Tahun 1992 tentang Perbankan, terdapat dua jenis bank yaitu Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat. Bank umum disini merupakan bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan yang kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sedangkan Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvesional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran (Rusdiana, 2012).

(2)

10

a. Menghimpun dana dari masyarakat (funding)

Kegiatan menghimpun dana merupakan kegiatan membeli dana dari masyarakat. Kegiatan ini juga dikenal dengan kegiatan funding. Kegiatan membeli dana dapat dilakukan dengan cara menawarkan berbagai jenis simpanan. Simpanan sering disebut dengan nama rekening atau account. Jenis-jenis simpanan yang ada adalah simpanan giro, simpanan tabungan, dan simpanan deposito.

b. Menyalurkan dana ke masyarakat (lending)

Merupakan kegiatan menjual dana yang berhasil dihimpun dari masyarakat. Penyaluran dana yang dilakukan oleh bank dilakukan melalui pemberian pinjaman yang biasa dikenal dengan kredit. Sebelum kredit dikucurkan bank terlebih dahulu menilai kelayakan kredit yang diajukanoleh nasabah. Penerimaan kredit akan dikenakan bunga kredit yang besarnya tergantung dari bank yang menyalurkannya. Kredit-kredit yang ditawarkan adalah kredit investasi, kredit modal kerja, kredit konsumtif, kredit perdagangan, kredit produktif, dan kredit profesi.

c. Memberikan jasa-jasa lainnya (services)

(3)

11

2. Capital Adequacy Ratio (CAR)

Menurut Sudiyatno (2010), Capital adecuacy ratio (CAR) adalah rasio yang memperhitungkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung resiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain). Dengan kata lain Capital Adequancy Rasio (CAR) adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan resiko, misalnya kredit yang diberikan.Suardani dan Astawa (2011) mengungkapkan bahwa tujuan dari penetapan Capital adecuacy ratio (CAR) adalah untuk menunjukan kemampuan bank dalam menutup atau mengatasi resiko jika bank tertimpa resiko kerugian serta bank dapat menciptakan keamanan dana masyarakat yang terhimpun oleh bank.

Capital Adequacy Ratio (CAR) dijadikan variabel independen yang mempengaruhi ROA didasarkan atas hubungannya dengan tingkat risiko bank yang bermuara pada profitabilitas bank (ROA). Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) digunakan untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko, misalnya kredit yang diberikan. Semakin tinggi Capital Adequacy Ratio (CAR) maka semakin kuat kemampuan bank tersebut untuk menanggung risiko dari setiap kredit atau aktiva produktif yang berisiko.

(4)

12

modal sebesar presentasi terhadap jumlah penanamannya, semakin besar rasio tersebut akan semakin baik posisi modal. Menurut Rusdiana (2012) rumus yang dapat digunakan untuk menghitung Capital Adequacy Ratio (CAR) dengan :

CAR = x 100%

3. Non Performing Loans (NPL)

Menurut Hutagalung dkk (2011) Non Performing Loan (NPL) adalah perbandingan antara total kredit bermasalah dengan total kredit yang di berikan kepada debitur. Apabila semakin rendah NPL maka bank tersebut akan semakin mengalami keuntungan, sebaliknya bila tingkat NPL

tinggi bank tersebut akan mengalami kerugian yang diakibatkan tingkat

pengembalian kredit macet (Restiyana, 2011). Apabila suatu bank mempunyai Non Performing Loan (NPL) yang tinggi, maka akan memperbesar biaya, baik biaya pencadangan aktiva produktif maupun biaya lainnya, dengan kata lain semakin tinggi Non Performing Loan (NPL) suatu bank maka hal tersebut akan mengganggu kinerja bank tersebut (Mahardian, 2008). Untuk menghitung NPL menggunakan rumus :

NPL =

Menurut Rusdiana (2012) ada beberapa hal yang mempengaruhi naik turunnya Non Performing Loan (NPL) suatu perbankan, antara lain adalah :

(5)

13

b. Kebijakan pemerintah dan Bank Indonesia. Kebijakan pemerintah dapat mempengaruhi tinggi rendahnya Non Performing Loan (NPL) suatu perbankan, misalnya kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga BBM akan menyebabkan perusahaan yang banyak menggunakan BBM akan membutuhkan dana tambahan yang diambil dari yang dianggarkan untuk pembayaran cicilan utang untuk memenuhi biaya produksi yang tinggi, sehingga perusahaan tersebut akan mengalami kesulitan dalam membayar utang-utangnya kepada bank. Demikian pula halnya dengan PBI, peraturan-peraturan bank Indonesia mempunyai pengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap Non Performing Loan (NPL) suatu bank. Misalkan BI menaikkan BI rate yang menyebabkan suku bunga kredit kit naik, dengan sendirinya kemampuan debitur untuk melunasi pokok dan bunga pinjaman akan berkurang.

c. Kondisi perekenomian.

Kondisi perekonomian mempunyai pengaruh yang besar terhadap kemampuan debitur dalam melunasi utang-utangya. Indikator-indikator ekonomi makro yang mempunyai pengaruh Non Performing Loan (NPL) diantaranya adalah sebagai berikut :

(6)

14

2) Kurs rupiah, kurs rupiah mempunyai pengaruh juga terhadap Non Performing Loan (NPL) suatu bank karena aktivitas debitur

perbankan tidak hanya bersifat nasional tetapi juga internasional.

4. Loan to Deposit Ratio (LDR)

Menurut Rusdiana (2012) Loan to Deposit Ratio atau LDR merupakan ratio antara seluruh jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang telah diterima oleh bank.

(7)

15

Loan to Deposit Ratio (LDR) dijadikan variabel independen yang

mempengaruhi ROA didasarkan hubungannya dengan tingkat risiko bank yang bermuara pada profitabilitas bank (ROA).

Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut: LDR =

Rasio ini merupakan indikator kerawanan dan kemampuan suatu bank. Semakin tinggi rasio tersebut berarti semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan. Hal ini disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar.

Bank Indonesia menetapkan ketentuan dalam tata cara penilaian tingkat kesehatan sebagai berikut:

a. Untuk rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) sebesar 110% atau lebih diberi nilai kredit 0, artinya likuiditas bank tersebut dinilai tidak sehat.

b. Untuk rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) dibawah 110% diberi nilai kredit 100, artinya likuiditas bank tersebut dinilai sehat

5. Kinerja Keuangan Bank

(8)

16

keadaan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu. Hal ini sangat penting agar sumber daya digunakan secara optimal dalam menghadapi perubahan lingkungan. Pengukuran kinerja digunakan perusahaan untuk melakukan perbaikan diatas kegiatan operasionalnya agar dapat bersaing dengan perusahaan lain. Bagi investor informasi mengenai kinerja perusahaan dapat digunakan untuk melihat apakah mereka akan mempertahankan investasi mereka di perusahaan tersebut atau mencari alternatif lain. Penilaian kinerja keuangan merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan oleh pihak manajemen agar dapat memenuhi kewajibannya terhadap para penyandang dana dan juga untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Penilaian kinerja manajemen akan menjadikan patokan apakah manajemen berhasil atau tidak dalam menjalankan kebijakan yang telah dibuat oleh perusahaan (Rusdiana, 2012).

Rusdiana (2012) mengemukakan bahwa manfaat dari penilaian kinerja perusahaan adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengukur prestasi yang dicapai oleh suatu organisasi dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat keberhasilan pelaksanaan kegiatannya.

(9)

17

c. Dapat digunakan sebagai dasar penentuan strategi perusahaan yang akan datang.

d. Memberi petunjuk dalam pembuatan keputusan dan kegiatan organisasi pada khususnya

e. Sebagai dasar penentuan kebijakan penanaman modal agar dapat meningkatkan efisiensi dan produktifitas perusahaan.

Menurut Basran devian (2005) dalam Rusdiana (2012) Kinerja keuangan perbankan merupakan hasil yang dicapai suatu bank dengan mengelola sumber daya yang ada dalam bank seefektif dan seefisien mungkin guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh manajemen bank itu sendiri. Sedangkan Sudiyatno dan suroso (2010), mengemukakan bahwa kinerja keuangan adalah ukuran-ukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba. Kinerja merupakan hal yang penting yang harus dicapai oleh perusahaan, karena merupakan suatu gambaran tentang kondisi dari suatu perusahaan, sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu.

6. Profitabilitas (ROA)

(10)

18

profitabilitas bank, biasanya menggunakan rasio profitabilitas karena rasio profitabilitas sudah mencakup rasio utang, rasio aktivitas maupun rasio likuiditas yang terdiri dari ROE (Return on equity) yaitu rasio yang menggambarkan besarnya kembalian atas modal untuk menghasilkan keuntungan, dan ROA (Return on asset) yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan dari keseluruhan asset yang ada dan digunakan untuk menghasilkan keuntungan. Selain itu, dalam penentuan tingkat kesehatan suatu bank, Bank Indonesia lebih mementingkan penilaian ROA daripada ROE karena Bank Indonesia lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan asset yang dananya sebagian besar berasal dari dana simpanan masyarakat sehingga ROA lebih mewakili dalam mengukur tingkat profitabilitas perbankan (Defri, 2012). Husnan (1998) dalam Christiano dkk (2014) mngatakan bahwa Semakin besar Return on Asset menunjukkan kinerja keuangan yangsemakin baik, karena tingkat kembalian (return) semakin besar. Apabila Return on Asset meningkat, berarti profitabilitas perusahaan meningkat, sehingga dampak akhirnya adalah peningkatan profitabilitas yangdinikmati oleh pemegang saham

Menurut Defri (2012), Rumus yang digunakan untuk menghitung Return on Asset adalah:

ROA =

asset Total

pajak sebelum Laba

x 100%

(11)

19

2.2. Kerangka Pemikiran

Profitabilitas merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur Kinerja keuangan bank. Unsur-unsur yang dapat dijadikan sebagai alat ukur kinerja keuangan adalah Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), dan Loan to Deposit Ratio (LDR).

Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan salah satu indikator kesehatan permodalan bank. Semakin besar Capital Adequacy Ratio (CAR) maka akan semakin besar daya tahan bank yang bersangkutan dalam menghadapi penyusutan nilai harta bank yang timbul karena adanya harta bermasalah. Semakin tinggi angka Capital Adequacy Ratio (CAR) maka semakin besar modal bank yang tersedia dalam mengantisipasi resiko yang timbul dari penanaman aktiva. Maka semakin tinggi Capital Adequacy Ratio (CAR), akan semakin baik kinerja bank dalam mempertahankan besarnya modal yang mencukupi. Sabir dkk (2012), dalam penelitiannya menyatakan bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan bank yang diproksi dengan ROA.

(12)

20

kembali kewajibannya. Setelah kredit diberikan, bank wajib melakukan pemantauan terhadap penggunaan kredit serta kemampuan dan kepatuhan debitur dalam memenuhi kewajiban (Ponco, 2008). Kredit dalam hal ini adalah kredit yang diberikan kepada pihak ketiga dan tidak termasuk kredit kepada bank lain. Standar yang ditetapkan oleh Bank Indonesia adalah kurang dari 5% dengan rasio dibawah 5% maka Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) harus disediakan bank untuk menutup kerugian yang ditimbulkan oleh aktiva produktif non lancar menjadi kecil (Rusdiana, 2012). Penelitian yang dilakukan oleh Christiano (2014), menyatakan bahwa secara persial Non Performing Loan (NPL) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja keuangan bank.

(13)

21

Berdasarkan urutan teoritis dan penelitian terdahulu dapat di gambarkan hubungan pengaruh antara Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL),Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap Kinerja keuangan pada bagan konseptual di bawah ini :

\

Gambar 2.1

2.3 Perumusan hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran yang di gambarkan pada Gambar 2.1 dan penjelasan dari masing-masing faktor yang dapat mempengaruhi kinerja keuangan, maka dapat diajukan hipotesis sebagai berikut:

H1 = Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan bank

H2 = Capital Adequacy Ratio (CAR) secara parsial berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan bank pada perbankan

H3 = Non Performing Loan (NPL) secara parsial berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan bank

H4 = Loan to Deposit Ratio (LDR) secara parsial berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan bank

CAR

PROFITABILITAS NPL

Gambar

Gambar 2.1

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dilatar belakangi karena rendahnya hasil belajar Matematika siswa kelas V di SD 5 Gondoharum. Tujuan penelitian ini adalah: 1) Menjelaskan peningkatkan keterampilan

- Kekurangan : dalam perhitungan Cv diameter katup tidak diperhitungkan Sedangkan kelebihan metode Masoneilan Dresser bisa mengukur secara teliti karena menggunakan metode

Kharisma Ide Nusantara Garmindo mengalami suatu permasalahan yaitu jumlah pencapaian ouput yang dihasilkan pada proses produksinya tidak sesuai dengan target produksi yang

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto dengan

Asosiasi Pendidikan Nasional ( National Education Assiciation /NEA) memiliki pengertian yang berbeda, media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun

Membawa Dokumen Penawaran Asli dan Foto copy sesuai dengan yang telah di unggah. dalam

Untuk menghindari penelitian yang tidak terarah serta pembahasan yang panjang lebar, sesuai dengan judul skripsi ini adalah analisis tokoh utama dalam novel Pearl Of China

Dari pembahasan beberapa hal tentang kebijakan hutang yang berkaitan dengan kemampuan pihak manajemen dan para investor dalam pengambilan keputusan pendanaan, serta