• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian - KAJIAN BAHASA ANAK AUTIS DI SLB KUNCUP MAS BANYUMAS TAHUN PELAJARAN 2011-2012 - repository perpustakaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian - KAJIAN BAHASA ANAK AUTIS DI SLB KUNCUP MAS BANYUMAS TAHUN PELAJARAN 2011-2012 - repository perpustakaan"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Dalam praktiknya deskripsi berarti menggambarkan atau memaparkan. Penelitian ini mendeskripsikan bahasa pada anak autis berkaitan dengan fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik di SLB Kuncup Mas Banyumas. Jenis penelitian yang digunakan kualitatif yaitu memahami fenomena dalam bentuk kata. Seperti yang dijelaskan oleh Sugiyono, (2010: 9) penelitian yang menggunakan metode deskriptif kualitataif yaitu bersifat deskriptif data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar, sehingga tidak menekankan pada angka.

Dengan demikian, metode deskriptif kualitatif pada penelitian ini peneliti mendeskripsikan bahasa anak autis yang berupa kata-kata pada ujaran anak dengan guru di SLB Kuncup Mas Banyumas.

B. Kehadiran Peneliti

Kehadiran peneliti pada penelitian ini sebagai pengamat pasif. Dalam hal ini, peneliti hanya berperan pasif pada pengambilan data. Peneliti tidak sebagai partisipan dan tidak ikut berdialog langsung dengan anak. Pengambilan data yang dilakukan dengan mengamati ujaran anak dan guru dengan video handycam.

C. Lokasi Penelitian

(2)

autis di Kabupaten Banyumas. Fenomena yang peneliti temukan di SLB Kuncup Mas Banyumas tersebut adanya gejala bahasa dalam penggunaan bahasa anak autis. Peneliti mengambil lokasi penelitian di dalam kelas anak autis, saat siswa berbicara dengan guru, ujaran yang digunakan siswa dengan guru dan siswa yang sedang melakukan pembelajaran terapi. SLB Kuncup Mas Banyumas terletak di Jalan. Sudirman 46 Sudagaran Banyumas.

Penelitian mengenai bahasa anak autis di SLB Kuncup Mas Banyumas tahun pelajaran 2011- 2012 dilakasanakan pada tanggal 10 Mei sampai 1 Juli 2012.

D. Data dan Sumber Data

Data dalam penelitian ini adalah ujaran anak autis di SLB Kuncup Mas Banyumas. Ujaran yang diambil sebagai data dalam penelitian ini adalah semua ujaran yang dalam ujaran tersebut terdapat komponen fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik. Data dalam penelitian ini diperoleh 14 rekaman wacana percakapan ujaran anak dan guru. Ujaran tersebut di klasifikasikan sehingga terkumpul 200 data yang

terdeskripsi dalam aspek fonologi 105 data, aspek morfologi 8 data, aspek sintaksis 31

data, dan aspek semantik 56 data. Data tersebut merupakan data masing-masing dari

ujaran anak autis.

Sumber data dalam penelitian ini adalah anak autis di SLB Kuncup Mas Banyumas. Seperti yang dijelaskan oleh Arikunto (2010:172) bahwa sumber data adalah subjek dari mana data itu diperoleh.

Tabel 5. Sumber Data Penelitian

No Nama Siswa Usia Jenis Kelamin Jenis Gangguan Bahasa 1 Ikhsan Prabowo 11 Tahun Laki-laki Autis

(3)

E. Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode simak. Dalam hal ini peneliti menggunakan pendapat (Sudaryanto, 1993:131) metode simak meliputi: (1) teknik dasar: teknik sadap, (2) teknik lanjutan berupa: (a) teknik simak bebas libat cakap, (b) teknik rekam, dan (c) teknik catat.

Penyedian data dalam penelitian ini menggunakan metode simak yaitu menyimak pemakaian bahasa pada ujaran anak autis, saat anak autis berbicara dengan guru dalam pembelajaran di kelas. Penyimakan atau metode simak itu diwujudkan dengan penyadapan. Peneliti untuk mendapatkan data dengan menyadap ujaran anak autis. Peneliti menggunakan segenap kemampuannnya untuk menyadap ujaran anak autis di SLB Kuncup Mas Banyumas. Kegiatan menyadap dipandang sebagai teknik dasar yang disebut teknik sadap. Teknik sadap diikuti teknik lanjutan berupa teknik SBLC (simak bebas libat cakap), teknik rekam, dan teknik catat.

Teknik simak bebas libat cakap maksudnya adalah peneliti tidak terlibat langsung dalam dialog. Peneliti hanya menyimak dan memperhatikan dengan penuh saksama apa yang diujarkan anak saat anak mengucapkan ujaran dalam proses pembelajaran di SLB Kuncup Mas Banyumas.

(4)

F. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode padan. Metode padan merupakan metode dengan alat penentunya di luar, terlepas, dan tidak menjadi bagian dari bahasa (langue) yang bersangkutan (Sudaryanto, 1993:13). Penelitian ini menggunakan sub-jenis metode padan fonetis artikulatoris untuk menganalisis datanya karena alat penentunya organ wicara. Teknik dasar yang digunakan dalam metode padan fonetis artikulatoris adalah teknik Pilah Unsur Penentu (PUP). Teknik lanjutan dari teknik Pilah Unsur Penentu (PUP), peneliti menggunakan teknik Hubung Banding Menyamakan (HBS). Metode padan dengan teknik PUP dan teknik lanjutan HBS digunakan untuk menganalisis ujaran yang disampaikan oleh anak autis yang mengandung komponen bahasa. Contoh penerapannya sebagai berikut:

Bowo

Guru : Coba sekarang berhitung satu, ayo Bowo ucapkan “Satu.” Bowo : (tanpa memperhatikan guru) Bowo mengucapkan “Ahu.”

Pada tanggal 25 Januari 2012, peneliti melihat anak autis di SLB Kuncup Mas Banyumas saat belajar dengan gurunya sulit untuk berkomunikasi dan menggunakan bahasa. Contoh ujaran anak autis tersebut apabila akan dianalisis dengan metode padan fonetis artikulatoris maka tahap pertama peneliti harus memilah-milah unsur yang dijadikan penentu dalam analisisnya. Dalam hal ini unsur yang dijadikan penentu adalah komponen bahasa yang dibagi menjadi empat komponen yaitu fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik. Contoh analisisnya sebagai berikut:

(5)

Dalam pengucapan konsonan Bowo belum bisa mengucapkan konsonan [s], dan [t] pada kata “Satu.” Kosonan [s] pada kata “Satu” terjadi apabila menempelkan ujung lidah pada gusi atas sambil melepaskan udara lewat samping lidah sehingga menimbulkan bunyi desis [s]. Konsonan [t] terjadi apabila bunyi yang dibentuk dengan ujung lidah, ditempelkan pada gusi. Gejala bahasa yang muncul pada kata “Satu” yaitu adanya kehilangan fonem pada awal katanya yaitu afaresis, dan adaptasi penggantian fonem di tengah kata yaitu pada kata “Satu” menjadi “Ahu.”

Setelah ujaran selesai dianalisis teknik yang digunakan selanjutnya adalah teknik hubung banding menyamakan (HBS). Dalam penelitian ini yaitu membandingkan dan menghubungkan antara analisis yang telah dilakukan dengan teori mengenai fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik. Apabila hasilnya sebanding maka analisis yang telah dilakukan sudah benar. Pada ujaran diatas, analisis yang dilakukan oleh peneliti sebanding dengan teori yang telah disampaikan dalam landasan teori. Pada landasan teori dijelaskan bahwa fonologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang bunyi. Dalam fonologi mempelajari tentang bunyi vokal dan konsonan.

G. Tahap-Tahap Penelitian

Penelitian kualitatif ini dilakukan dengan menggunakan beberapa tahapan yang penting. Setiap tahapan akan diikuti oleh tahapan lain secara terus menerus. Tahapan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Masalah Berdasarkan Fenomena

(6)

ada anak yang sulit berkomiunikasi. Dia tidak jelas dalam berkata dan berbicara. Adanya fenomena sosial yang menunjukkan bahwa ada sebagian anak yang sulit berkomunikasi memberi asumsi bagi peneliti. Pada kesempatan lain, peneliti menemukan fenomena di sebuah media tulis majalah Kartini. Ada sebuah cerita pendek yang berjudul Sebuah Dunia untuk Nathan tertuang di majalah Kartini edisi September 2011 tentang cerita anak autis ditulis oleh Ria Jumriati. Dari fenomena yang peneliti temukan, peneliti tertarik untuk meneliti bahasa yang digunakan anak autis. Untuk memperoleh data yang lengkap peneliti observasi ke lembaga yang ada di Banyumas yang menangani anak autis. Sehingga peneliti menemukan fenomena secara langsung di SLB Kuncup Mas Banyumas. SLB Kuncup Mas Banyumas merupakan satu-satunya lembaga khusus yang

menangani anak autis di Kabupaten Banyumas. Fenomena yang peneliti temukan di SLB Kuncup Mas Banyumas tersebut adanya gejala bahasa dalam penggunaan bahasa anak autis.

2. Perumusan Masalah

(7)

struktur antarkata (sintaksis) anak autis di SLB Kuncup Mas Banyumas tahun pelajaran 2011-2012, bagaimana pemahaman makna anak autis (semantik) terhadap ucapan gurunya di SLB Kuncup Mas Banyumas tahun pelajaran 2011-2012.”

3. Penelusuran Pustaka

Pada tahap ini peneliti melakukan apa yang disebut dengan kajian pustaka. Kajian pustaka bermanfaat sebagai gambaran umum tentang hasil penelitian dan sebagai teori pembahasan-pembahasan. Penelusuran dalam penelitian ini yaitu mencari buku-buku yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan.

4. Rancangan Penelitian atau Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif yaitu mendeskripsikan data berdasarkan fenomena yang ada.

5. Prosedur Pengumpulan Data (tahap penyedian data)

Tahap prosedur pengumpulan data ini suatu cara untuk memperoleh data atau informasi. Prosedur pengumpulan data penelitian ini menggunakan metode simak, yaitu menyimak ujaran pada anak autis di SLB Kuncup Mas Banyumas.

6. Tahap Analsis Data

(8)

padan yang dimaksud yaitu metode padan fonetis artikulatoris, yang alat penentunya berupa organ wicara.

7. Penyusunan Hasil Analisis

Dalam penyusunan hasil analisis yaitu mengumpulkan data kemudian dianalisis sesuai dengan teori dan metode penelitian sehingga dapat dilakukan penyusunan hasil analisis.

8. Penyimpulan Hasil

Gambar

Tabel 5. Sumber Data Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan : Masalah keperawatan utama pada kasus ini adalah nyeri kronik. Kata kunci : Nyeri kronik Bp. H berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa: (1) Kegiatan subjek dalam pelaksanaan pembelajaran materi peluang adalah: (a) pertemuan pertama(i) menyiapkan diri

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana kandungan logam berat Kadmium (Cd) dan Timbal (Pb) yang terdapat pada daging, insang, dan hepatopankreas

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan mineral yang terkandung dari tulang ikan menggunakan X-Ray Diffraction (XRD) dan untuk mengetahui nilai

X, (a) tidak menggunakan istilah “Biaya Jabatan” sebagai pengurang penghasilan bruto; (b) tidak melakukan perhitungan Iuran Pensiun yang disetahunkan dan menghitung PPh Pasal 21 atas

[r]

Salah satu penyembuhan non farmakologis untuk menurunkan nyeri pemasangan infus dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan aromaterapi lavender dan aromaterapi

Army RH nomor : 079/KAR.CV/IX/TH.2017 Tanggal 11 September 2017, maka sesuai aturan sebelum kami mengusulkan perusahaan saudara sebagai calon pemenang atau pemenang cadangan,