• Tidak ada hasil yang ditemukan

UJI SITOTOKSIK EKSTRAK METANOL DAUN DAN BATANG KAYU GADIS (Cinnamomum porrectum (Roxb.) Kosterm) DENGAN Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "UJI SITOTOKSIK EKSTRAK METANOL DAUN DAN BATANG KAYU GADIS (Cinnamomum porrectum (Roxb.) Kosterm) DENGAN Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) SKRIPSI"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

UJI SITOTOKSIK EKSTR

KAYU GADIS (Cinna

Brin

Diajukan untuk M Sarjan

FAKULTAS MATEM

U

K EKSTRAK METANOL DAUN DAN

nnamomum porrectum

(Roxb.) Kosterm

Brine Shrimp Lethality Test

(BSLT)

SKRIPSI

k Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh arjana Sains Pada Program Studi Kimia

Oleh :

SURYADI JAYA

F1B012054

JURUSAN KIMIA

TEMATIKA DAN ILMU PENGETAHU

UNIVERSITAS BENGKULU

2018

AN BATANG

term) DENGAN

oleh Gelar

(2)
(3)

MOTTO

Kalau masih cukup syukurmu,

Takkan ada kecewa mu.

-Ayung

Kopi mengajarkan: yang enak menurutmu belum tentu enak

menurutku. Kopi mengajarkan kita untuk tidak egois.

-leavlo

Jangan lupa,

Allah memberikan “iya”

Ketika kamu sudah ikhlas

Dengan seluruh yang tidak.

(4)

PERSEMBAHAN

Skripsiinisayapersembahkankepadadirisayasendiri, sebagaisatulangkahkeciluntukmembanggakankedua orang tua,

bersertakeluarga; orang –orang yang sayacintai.

Skripsiinitakhanyaterdiriatas kata-kata dankalimatberpendidikanber-ejaanbaku, tetapijugaberasaldarisemangat, motivasi, harapandan rasa

syukur.

Terimakasihkepadabanyakpihak yang

telahmenciptakanbanyakhaluntukmengiringisepuluhbulanmasapenulisansk ripsiini.

Terimakasihkepadakeluarga yang

telahmendoakandanmensupportmorilsertamateril.

Terimakasihkepadateman yang menguatkandandanteman yang menjatuhkan.

Terimakasihkepadateman yang datang,teman yang pergi.Kepadateman yang kudatangi ,teman yang kujauhi.

TerimakasihkepadatemanLaboratorium Organik yang selalu bersemangat membantu.

Dan Terimakasihkepadasatu orang special, yang selaluada, tidaksedarah, bukansahabat -lebihdarisekedarteman- partner saya.

TerimakasihkepadaAlambersertaisinya, yang memberikanhiburantakternilai.

Alhamdulillahirobbil ‘alamin. Rasa syukurkuteramatdalam, terimakasih

(5)

UJI SITOTOKSIK EKSTRAK METANOL DAUN DAN BATANG

KAYU GADIS (Cinnamomum porrectum

(Roxb.) Kosterm)

DENGAN

Brine Shrimp Lethality Test

(BSLT)

Oleh :

Suryadi Jaya

F1B012054

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas sitotoksik dari ekstrak metanol daun dan batang Kayu Gadis terhadapArtemia salinaLeach dengan metode

Brine Shrimp Lethality Test(BSLT). Telahdilakukanpada penelitian ini denganmenggunakan 10 ekor larvaArtemia salinapada setiap vial uji yang dilakukan dengan perlakuan triplo serta kontrol (perlakuan sama). Pada ekstrak metanol daun kayu gadis dibuat 3 variasi konsentrasi 10 ppm, 100 ppm, dan 1000 ppm, dan pada ekstrak metanol batang kayu gadis dibuat 4 variasi konsentrasi 1 ppm, 2 ppm, 4 ppm dan 6 ppm. Data kematian Artemia salina dianalisis dengan menggunakan analisis probit untuk mengetahui nilai LC50.Hasil penelitian ini menunjukkan nilai LC50yang

berbeda dari ekstrak metanol daun dan batang kayu. Nilai LC50 masing-masing

ekstrak metanol daun dan batang kayu gadis ialah 544,81 ppm dan 0,79 ppm. Hal ini menunjukkan ekstrak metanol batang Kayu Gadis lebih tinggi aktivitas sitotoksiknya dibandingkan dengan ekstrak metanol daun Kayu Gadis dan berkorelasi positif dengan aktivitas anti kanker.

(6)

CYTOTOXICITY TEST OF METHANOL EXTRACT LEAVES

AND STEM OF

Cinnamomum porrectum

(Roxb.) Kosterm BY

USING THE

Brine Shrimp Lethality Test

(BSLT)

By :

Suryadi Jaya

F1B012054

ABSTRACT

The aims of this research is to investigate the cytotoxic activity of leaves and stem ofCinnamomum porrectum (Roxb.) Kosterm against Artemia salina Leach by the Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) method. This research has been conducted by using 10 larvaes of A. salina in each vials with triplo treatments and control. Concentrations of methanol leaves extract consist of 10, 100 and 1000 ppm. the stem extract of C. porrectum were consist of 4 concentrations by 1, 2, 4 and 6 ppm. In addition, the lethality data of A. salina were analyzed by using probit analysis to determine the LC50. The result showed that LC50 of leaves and stem extracts were

544,81 ppm and 0,79 ppm. To conclude, the methanol extract of C. porrectum stem was higher on cytotoxic activity rather than the methanol extract of C. porrectum

stem, which is correlate to anti-cancer activity.

(7)

KATA PENGANTAR

Pujisyukurataskehadirat Allah SWT,

berkatlimpahanrahmatdankaruniasertapetunjuk-Nyasehinggapenulisdapatmenyelesaikanskripsiini, denganjudul

“UjiToksisitasEkstrakDaundanBatangKayuGadis

(Cinnamomumporrectum(Roxb.)Kosterm) denganBrine Shrimp Lethality Test

(BSLT)”.Penyusunanskripsiinidigunakansebagaisalahsatusyaratuntukmemperolehgel

arSarjanaSainspada Program StudiKimia

FakultasMatematikadanIlmuPengetahuanAlamUniversitas Bengkulu.

Penulismenyadaribahwadalampenulisaninibanyakkekurangan-kekurangandanpenulisaninitidakakantersusuntanpabantuandankerjasamadariberbagai

pihak.

Olehkarenaitupadakesempataninipenulismenyampaikanbanyakterimakasihkepada :

1. Ibu Dr. Morina Adfa, M.Si, selakudosenpembimbingutama yang

telahmemberikanbimbingandanarahan.

2. Bapak Dr. Charles Banon, M.Si, selakudosen pembimbing pendamping

yangtelahmemberikanbimbingandanarahan.

3. IbuGhufira, S.Si.,M.SidanIbuEviMaryanti, S.Si., M.Siyang telahmemberikan

saran danmasukan demi sempurnanyaskripsiini.

Penulismenyadaribahwaskripsiinimasihjauhdari kata sempurna,

olehkarenaitukritikdan saran yang

membangundarisemuapihakselaludiharapkanuntukkebaikankaryailmiahpenulisselanj

utnya.Semogasemuabantuandanpartisipasinyamendapatbalasandari Allah SWT.

Akhirnyaskripsiinidapatbermanfaatbagisemuapihakterkaitdan yang

membutuhkan.

Bengkulu, 10 September 2018

(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

MOTTO ... iii

PERSEMBAHAN ... iv

ABSTRAK ... v

ABSTRACT... vi

KATA PENGANTAR... vii

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR GAMBAR... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 RumusanMasalah ... 2

1.3 Tujuan... 2

1.4 Manfaat... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 3

2.1 TanamanKayuGadis ... 3

2.2Kandungan Kimia TanamanKayuGadis ... 4

2.3Brine Shrimp Lethality Test(BSLT) ... 5

2.4 Lethal Concentration50 (LC50) ... 6

BAB III METODE PENELITIAN... 8

3.1 WaktudanTempat ... 8

3.2 Bahan dan Alat ... 8

3.2.1 Bahan... 8

3.2.2 Alat ... 8

3.3 ProsedurPenelitian... 8

3.3.1 EkstrakMetanolDaun... 8

3.3.2 EkstraksiBatangKayuGadis ... 8

3.3.3 PersiapanHewanUji ... 9

3.3.4 ProsedurUji... 9

3.3.5 Analisa Data ... 10

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 11

4.1 EktraksiBatangKayuGadis ... 11

(9)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 15

5.1 Kesimpulan... 15

5.2 Saran ... 15

DAFTAR PUSTAKA... 16

(10)

DAFTAR GAMBAR

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Analisa Data Nilai Probit dan Regresi Linear Ekstrak Metanol Daun Kayu Gadis Dengan Metode BSLT... 18 Lampiran 2Analisa Data Nilai Probit dan Regresi Linear Ekstrak Metanol

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemakaian bahan alam sebagai obat tradisional pada masyarakat dijamin

keamanannya oleh pemerintah dengan mengimplementasikannya dalam

Permenkes No.760/Menkes/Per/IX/1992tentang obat tradisional dan fitofarmaka.

Sebelum menjadi suatu sediaan fitofarmaka, setiap bahan alam harus melewati

beberapa tahapan meliputi uji farmakologi eksperimental, uji sitotoksik, uji klinis,

uji kualitas dan pengujian lain sesuai persyaratan yang berlaku demi menjamin

keamanan masyarakat dalam mengkonsumsinya (Lisdawati dkk.,2006).

Kayu Gadis adalah salah satu jenis pohon dari suku Lauracea dengan nama

ilmiah Cinnamomum porrectum(Roxb.) Kosterm. Kayu Gadis banyak tumbuh di

Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi. Selain tumbuh alami di Indonesia,

Kayu Gadis juga terdapat di India, Myanmar, Vietnam, Cina Selatan, Thailand,

Malaysia, dan Singapura (Harbone dkk., 1987).

Tanaman Kayu Gadis bermanfaat sebagai tanaman obat yang dapat bekerja

untuk mengurangi gejala diabetes karena memiliki kemampuan sebagai pemicu

insulin dan antioksidan (Departemen Kehutanan.,2002). Tanaman Kayu Gadis

yang berasal dari Thailand dilaporkan mempunyai kandungan minyak essensial

yang mempunyai aktivitas antibakteri terhadap Candida albicans dengan nilai

konsentrasi hambat minimum sebesar 0,063% v/v (Jia dkk.,2009).

Aktivitas antimikroba ini erat kaitannya dengan sitotoksik tanaman dan

diketahui sitotoksik tanaman berkaitan erat dengan senyawa-senyawa metabolit

sekunder yang ada di dalamnya. Makin aktif senyawa metabolit sekunder yang

dikandung, maka semakin berpotensi tanaman tersebut digunakan dalam

pengobatan. Ekstrak metanol daun Kayu Gadis mengandung komponen kimia,

yaitu senyawa flavonoid, saponin, steroid, triterpenoid, dan fenol. Sedangkan

ekstrakn-heksana daun Kayu Gadis mengandung komponen kimia, yaitu senyawa

triterpenoid dan steroid (Sanusi,2014).

Oleh karena itu, penelitian terhadapsitotoksik ekstrak tanaman Kayu Gadis

(13)

aktif dalam tanaman masih sangat dibutuhkan agar pemanfaatannya sebagai

alternatif pengobatan menjadi lebih maksimal.

Salah satu metode awal yang sering dipakai untult mengamati sitotoksik

senyawa dan merupakan metode penapisan untuk aktivitas antikanker senyawa

kimia dalam ekstrak tanaman adalahBrine Shrimp Lethality Test(BSLT). Tingkat

mortalitas larva Artemia salina Leach yang disebabkan oleh ekstrak, kemudian

dihitung LC50 nya. Nilai LC50(Leta1 concentration)ekstrak uji, yaitu jumlah dosis

atau konsentrasi ekstrak uji yang dapat menyebabkan kematian larva A. salina

sejumlah 50% setelah masa inkubasi 24 jam.

Senyawa dengan LC50 ≤1000 µg/ml dapat dianggap sebagai suatu senyawa

aktif (Meyer dkk.,1982). Pada penelitian lain yang dilakukan oleh (Jantan dan Ali,

1992) terhadap minyak atsiri daun, kulit batang dan kayu dari tumbuhan

Cinnamomum porrectum didapatkan nilai LC50dengan BSLT secara berurutan

yaitu 26,8 µg/mL, 52,8 µg/mL serta 36,4 µg/mL. Namun, hingga sejauh ini uji

BSLT ekstrak metanol daun dan batang Kayu Gadis belum dilaporkan.

Berdasarkan ha1 tersebut di atas, maka dilakukan penelitian “Uji Sitotoksik

Daun dan Batang Kayu Gadis (Cinnamomum Porrectum (Roxb.) Kosterm)

DenganBrine Shrimp Lethality Test(BSLT)”.

1.2. Perumusan Masalah

Bagaimana cara untuk menguji aktivitas sitotoksik ekstrak metanol daun dan

batangKayu Gadis dengan metodeBrine Shrimp Lethality Test.

1.3. Tujuan

Tujuan dilaksanakannya penelitian adalah :

Mengetahui aktivitas sitotoksik dari ekstrak metanol daun dan batang Kayu

Gadis terhadap Artemia salinaLeach dengan metode Brine Shrimp Lethality

Test(BSLT).

1.4. Manfaat

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Memberikan informasi tentang tingkat aktivitas sitotoksik ekstrak metanol

daun dan batang Kayu Gadis dengan metodeBrine Shrimp Lethality Test.

(14)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. TanamanKayuGadis

Tanaman Kayu Gadis (Cinnamomum porrectum (Roxb.) Kosterm) dapat

ditemukan di Indonesia, India, Myanmar, Vietnam, Cina Selatan, Thailand,

Malaysia dan Singapura. Di Indonesia tanaman kayu gadis banyak tersebar

memiliki nama daerah Kayu Lada, Madang Loso (Sumatera), Kipedes, Kisereh

(Jawa), Merang, Peluwari, Parari (Kalimantan) dan Palio (Sulawesi)Tanaman

Kayu Gadis memiliki Taksonomi sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

SubKingdom : Viridaeplantae

Fillum : Tracheophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Laurineae

Famili : Lauraceae

Genus : Cinnamomum

Spesies :Cinnamomum porrectum(Roxb.) Kosterm(Departemen

Kehutanan., 2002). SinonimCinnamomum

parthenoxylon

Tanaman Kayu Gadis merupakan jenis pohon serba guna yang dimanfaatkan

sebagai kayu pertukangan untuk membangun rumah dan sebagai biofarmaka

untuk obat herbal dan religi lokal diberbagai tempat. Berdasarkan manfaat yang

telah disebutkan, jenis tanaman Kayu Gadis sangat potensial bagi pembangunan

hutan rakyat (Hani dkk., 2010).Tanaman Kayu Gadis dapat tumbuh dengan tinggi

mencapai 30 m dan diameter 60-70 cm. Kulit batang Kayu Gadis berwarna

abu-abu keperakan dan berbau harum. Daun Kayu Gadis tunggal berwarna hijau dan

memiliki bau harum. Buah Kayu Gadis berberntuk bulat, berwarna hijau ketika

(15)

(a) (b) (c)

Gambar 1.Tanamankayugadis (Cinnamomumporrectum(Roxb.)Kosterm) (a) TumbuhanKayuGadis(b) Batang Kayu Gadisyang telah dipotong kecil

(c) Daunkayugadis yang telahpotongkecil (dokumentasi penulis dan

pembimbing).

2.2. Kandungan Kimia TanamanKayuGadis

Berdasarkan penelusuran literatur, tanaman Kayu Gadis mengandung

komponen kimia senyawa flavonoid, saponin, fenol, triterpenoid, dan steroid

tanaman (Sanusi, 2014).Batang Kayu Gadis mengandung senyawa kimia golongan lignan dan fenilpropanoid yaitu dihidrosikubebin, hinokinin, kubebin,

3-(3,4-methylenedioxyphenyl)-1,2-propanediol, dan safrol (Adfa dkk., 2016).

Senyawa kimia golongan fenilpropanoid lain yang terkandung dalam tanaman

Kayu Gadis adalah metilen dioksisinamaldehid, metilen dioksifenil, propanadiol,

dan safrol (Rukachaisirikul dkk., 2000).

Batang Kayu Gadis juga mengandung minyak esensial yaitu safrol (85,5-97

%) yang diperoleh dari hasil destilasi akar Kayu Gadis (Phongpaichit dkk., 2007).

Komponen kimia dari daun Kayu Gadis yang berasal dari Thailand berhasil

diidentifikasi berdasarkan CG/MS mengandung senyawa safrol dan iso-safrol

(99,8%) namun setelah dianalisis dengan menggunakan NMR komponen

utamanya adalah safrol (Palanuvej dkk., 2006).

Sedangkan pada daun Kayu Gadis mengandung komponen senyawa-senyawa

kimia seperti scopoletin, isorhoifolin, epicatechin, blumenol A, rutin, asam

4-hidroksibenzoat, asam heksadekanoat metil ester dan asam 12-heksadekanoat

(16)

2.3 Brine Shrimp Lethality Test(BSLT)

Penelitian fitokimia saat ini lebih ditekankan pada penelitian untuk

mendapatkan senyawa bioaktif. Uji hayati yang digunakan untuk tujuan ini

sebaiknya sederhana, cepat, ekonomis, dan memiliki korelasi statistik yang valid

dengan bioaktivitas yang diinginkan (Anderson dkk., 1991).

Menurut Meyer dkk., (1982), salah satu uji bioaktivitas yang mudah, cepat,

murah dan akurat yaitu dengan menggunakan larva udang A.salina dikenal

dengan istilah Brine Shrimp Lethality Test. Ujimortalitas larva udang merupakan

salah satu metode uji bioaktivitas pada penelitian senyawa bahan alam.

Penggunaan larva udang untuk kepentingan studi bioaktivitas sudah dilakukan

sejak tahun 1956 dan sejak saat itu telah banyak dilakukan pada studi lingkungan,

sitotoksik dan penapisan senyawa bioaktif dari jaringan tanaman. Uji ini

merupakan uji pendahuluan untuk mengamati aktivitas farmakologi suatu

senyawa. Adapun penerapan untuk sistem bioaktivitas dengan menggunakan larva

udang tersebut, antara lain untuk mengetahui residu pestisida, anastetik lokal,

senyawa turunan morpin, mikotoksin, karsinogenitas suatu senyawa dan polutan

untuk air laut serta sebagai alternatif metode yang murah untuk uji sitositotoksik

(Hamburger dan Hostettmann, 1991).

Senyawa aktif yang memiliki daya bioaktivitas tinggi diketahui berdasarkan

nilai Lethal Concentration50% (LC50). Data mortalitas yang diperoleh kemudian

diolah dengan analisis probit yang dirumuskan oleh Finney (1971) untuk

menentukan nilai LC50 pada derajat kepercayaan 95%. Senyawa kimia memiliki

potensi bioaktif jika mempunyai nilai LC50≤1.000 µg/ml.

Uji Brine Shrimp Lethality Test dengan menggunakan larva udang A. salina

dilakukan dengan menetaskan telur-telur tersebut dalam air laut yang dibantu

dengan aerasi. TelurA. salinaakan menetas sempurna menjadi larva dalam waktu

24 jam. Larva A. salina yang baik digunakan untuk uji Brine Shrimp Lethality

Testadalah yang berumur 48 jam (Meyer dkk., 1982).

Larva ini berbentuk bulatan-bulatan kecil berwarna kelabu kecoklatan dengan

diameter berkisar 200-300 μ m. Larva berkualitas baik, apabila diinkubasi dalam

air berkadar garam 5-70 permil akan menetas sekitar 18-24 jam. A. salina yang

(17)

panjang sekitar 400 mikron, lebar 170 mikron dan berat 0,002 mg. Naupli

berangsur-angsur mengalami perkembangan dan perubahan morfologis dengan 15

kali pergantian kulit hingga menjadi dewasa. Pada setiap pergantian kulit disebut

instar (Mudjiman, 1988).

Keunggulan penggunaan larva udang A. salina untuk uji Brine Shrimp

Lethality Testini ialah sifatnya yang peka terhadap bahan uji, waktu siklus hidup

yang lebih cepat, mudah dibiakkan dan harganya yang murah. Sifat pekaA. salina

kemungkinan disebabkan oleh keadaan membran kulitnya yang sangat tipis

sehingga memungkinkan terjadinya difusi zat dari lingkungan yang

mempengaruhi metabolisme dalam tubuhnya. A. salina ditemukan hampir pada

seluruh permukaan perairan di bumi yang memiliki kisaran salinitas 10 - 20g/l,

hal inilah yang menyebabkannya mudah dibiakkan.

Larva yang baru saja menetas berbentuk bulat lonjong dan berwarna

kemerah-merahan dengan panjang 400 μ m dengan berat 15 μ g. Anggota badannya terdiri

dari sepasang sungut kecil (anteluena atau antena I) dan sepasang sungut besar

(antena atau antena II). Di bagian depan di antara kedua sungut kecil tersebut

terdapat bintik merah yang berfungsi sebagai mata (oselus). Di belakang sungut

besarnya terdapat sepasang mandibula (rahang) yang kecil, sedangkan di bagian

perut (ventral) sebelah depan terdapat labrum (Mudjiman, 1988).

2.4 Lethal Concentration–50 (LC50)

Uji sitotoksik merupakan uji hayati yang berguna untuk menentukan tingkat

sitotoksik dari suatu zat atau bahan pencemar. Suatu senyawa kimia dikatakan

bersifat racun akut jika senyawa tersebut dapat menimbulkan efek racun dalam

jangka waktu singkat, dalam hal ini 24 jam, sedangkan jika senyawa tersebut baru

menimbulkan efek dalam jangka waktu yang panjang, disebut racun kronis

(karena kontak yang berulang-ulang walaupun dalam jumlah yang sedikit)

(Harmita, 2009).

LC50 (Median Lethal Concentration) yaitu konsentrasi yang menyebabkan

kematian sebanyak 50% dari organisme uji yang dapat diestimasi dengan grafik

dan perhitungan pada suatu waktu pengamatan tertentu, misalnya LC50 24 jam,

LC50 48 jam, LC50 96 jam (Dhahiyat dan Djuangsih, 1997) sampai waktu hidup

(18)

Selanjutnya pengujian efek toksik dihitung dengan menentukan nilai LC50.

Untuk mendapatkan nilai LC50, terlebih dahulu menghitung mortalitas dengan

cara: akumulasi mati dibagi jumlah akumulasi hidup dan mati (total) dikali 100%.

Grafik dibuat dengan log konsentrasi sebagai sumbu x terhadap mortalitas sebagai

sumbu y. Nilai LC50 merupakan konsentrasi dimana zat menyebabkan kematian

50% yang diperoleh dengan memakai persamaan regresi linier y = a + bx. Suatu

zat dikatakan aktif atau toksik bila nilaiLC50≤1000 µg/ml untuk ekstrak dan≤30

µg/ml untuk suatu senyawa (Juniarti dkk., 2009).

Selanjutnya Meyer dkk. (1982) mengklasifikasikan tingkat sitotoksik suatu

ekstrak berdasarkan LC50, yaitu kategori sangat tinggi (highly toxic) apabila

mampu membunuh 50% larva pada konsentrasi 1 – 10 µg/ml, sedang (medium

toxic) pada konsentrasi 10 – 100 µg/ml, dan rendah (low toxic) pada konsentrasi

(19)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. WaktudanTempat

Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Desember 2017 sampai dengan Agustus

2018 di Laboratorium Kimia Organik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam Universitas Bengkulu

3.2. Bahan dan Alat 3.2.1. Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: metanol

teknis, ekstrak metanol daun Kayu Gadis (Cinnamomum porrectum (Roxb.)

Kosterm), ekstrak metanol batang Kayu Gadis,telurA. salina(merk supreme)

sebagai hewan uji, air laut, DMSO dan aquades.

3.2.2 Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: mikropipet

10 µL, 100 µL, dan 1000 µL, vial, bejana, rotary evaporator, botol semprot, dan

gelas piala.

3.3. Prosedur Penelitian 3.3.1 Ekstrak Metanol Daun

Stok ekstrak uji diambil dari Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Bengkulu, yang

telah diekstrak pada penelitian sebelumnya dandilakukan oleh Kusnanda (2016)

yaitu ekstrak metanol daun kayu gadis.

3.3.2 Ekstraksi Batang Kayu Gadis

Potongan kecil batang kayu gadis (Cinnamomum porrectum Roxb.)

Kosterm) yang telah ditimbang sebanyak 0,3 Kg dan dimaserasi dengan pelarut

metanol sebanyak 1,2 L selama kurun waktu ± 3-4 hari. Lalu hasil maserasi yang

(20)

dengan menggunakan rotary evaporator pada suhu 45ºC untuk mendapatkan

ekstrak pekat metanol dari batang kayu gadis.

3.3.3 Persiapan Hewan Uji

Hewan percobaan yang digunakan adalah larva udang lautA.salina.TelurA.

salina ditetaskan dalam wadah pembiakan yang berisi air laut selama 48 jam.

Setelah 48 jam larva udang dapat digunakan sebagai hewan uji.

3.3.4 Prosedur Uji

3.3.4.1 Pembuatan Larutan Uji Ekstrak Metanol Daun Kayu Gadis

Dibuat larutan induk dengan cara sebanyak 0,1 gram ektrak metanol daun

Kayu Gadis ditambahkan DMSO sebanyak 50 µL serta dilarutkan dengan air laut

5 mL sambil diaduk dan dipanaskan pada suhu 45ºC, setelah itu dicukupkan

dengan air laut 10 mL sehingga diperoleh konsentrasi 10.000 ppm. Dari larutan

induk inilah kemudian dibuat larutan uji dengan konsentrasi 1000 ppm, 100 ppm

dan 10 ppm (perlakuan triplo), serta satu vial sebagai kontrol (perlakuan yang

sama dengan ekstrak).

3.3.4.2 Pembuatan Larutan Uji Ekstrak Metanol Batang Kayu Gadis

Sedangkan larutan induk ekstrak metanol batang Kayu Gadis dibuat dengan

cara ditimbang 0,02 gram ekstrak metanol batang Kayu Gadis dilarutkan dengan

metanol hingga 1 mL sehingga diperoleh larutan induk 20.000 ppm. Dari larutan

ini kemudian dipipet sebanyak 50 µL dan didiamkan selama 1 malam agar

metanol menguap. Setelah metanol mengering larutan ditambahkan DMSO

sebanyak 50 µL serta dilarutkan dengan menggunakan air laut hingga 10 mL

sehingga diperoleh konsentrasi 1000 ppm, dari larutan induk inilah kemudian

dibuat larutan uji dengan konsentrasi 1 ppm, 2 ppm, 4 ppm dan 6 ppm (perlakuan

triplo), serta satu vial sebagai kontrol (perlakuan yang sama dengan ekstrak).

Untuk uji aktivitas sitotoksik, maka kedalam setiap larutan uji yang telah

dibuat dan kontrol dimasukkan 10 ekorA. salina yang telah berumur 48 jam.

Setelah 24 jam dihitung jumlah A. salina yang mati. Dari data yang diperoleh

dihitung nilai LC50 nya dengan menggunakan program analisis probit dan

persamaan regresi linear, setelah diketahui harga LC50 maka dapat ditentukan ada

(21)

3.3.5 Analisa Data

Data pengujian Brine Shrimp Lethality Test dianalisis berdasarkan

perhitungan jumlah larva yang mati dan yang masih hidup. Tingkat kematian atau

(%) mortalitas diperoleh dengan membandingkan antara jumlah larva yang mati

dibagi dengan jumlah total larva.

Dengan mengetahui persentase mortalitas dari larva uji, selanjutnya dicari

angka probit melalui tabel dan dibuat grafik dengan log konsentrasi sebagai

sumbu x terhadap persentase mortalitas dalam satuan probit sebagai sumbu y.

Nilai LC50 merupakan konsentrasi dimana zat menyebabkan kematian 50% A.

salina yang diperoleh dengan memakai persamaan regresi liniery = a + bx. Suatu

zat dikatakan aktif atau toksik bila nilai LC50≤1000 ppm untuk ekstrak dan ≤30

ppm untuk suatu senyawa (Juniarti dkk., 2009).

Selanjutnya tingkat sitotoksik suatu ekstrak diklasifikasikan berdasarkan

nilai LC50 sesuai dengan klasifikasi Meyer dkk. (1982), yaitu kategori sangat

tinggi(highly toxic)apabila mampu membunuh 50% larva pada konsentrasi 1–10

µg/ml,sedang (medium toxic) pada konsentrasi 10 – 100 µg/ml, dan rendah (low

toxic)pada konsentrasi 100–1000 µg/ml.

Pembagian kelas sitotoksik yang dilakukan oleh Meyer dkk. (1982),

memiliki rentang yang sangat besar hingga mencapai 10x dari nilai terendah. Oleh

karena itu, perbedaan tingkat sitotoksik akan dianalisis secara deskriptif dengan

(22)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Ekstraksi Batang Kayu Gadis

Penelitian ini diawali dengan pengambilan sampel batang kayu gadis (C.

porrectum) di Desa Talang Empat, Kecamatan Karang Tinggi Kabupaten

Bengkulu Tengah. Sampel segar yang telah diambil kemudian dibawa ke

Laboratorium Kimia Organik untuk dilakukan ekstraksi dengan metode maserasi

menggunakan pelarut metanol. Sebelum dilakukan ekstraksi, terlebih dahulu

tumbuhan kayu gadis dipotong kecil-kecil dan dihaluskan. Hal tersebut untuk

memperluas permukaan sampel dan mempermudah penetrasi pelarut ke dalam

sampel sehingga diharapkan hasil ekstrak semakin sempurna. Selain itu juga

dimaksudkan agar sel atau jaringan tumbuhan yang mengandung

senyawa-senyawa aktif yang akan diekstrak dapat terlarut dalam pelarut yang terbatas dan

senyawa tersebut terlarut sebanyak mungkin.

Sampel batang kayu gadis diekstrak dengan metode maserasi. Metode

maserasi mempunyai keunggulan dari metode lain, karena melalui metode ini

penyaringan dilakukan berulang kali dan pelarut yang digunakan sedikit karena

dapat digunakan berulang kali dalam satu kali ekstraksi sehingga ekstrak yang

didapatpun lebih banyak (Rusman, 2007). Pada prinsipnya metode maserasi

menggunakan suatu pelarut yang mudah menguap dan dapat melarutkan zat aktif

yang terdapat dalam sampel tersebut.

Sifat dari ekstraksi ini adalah penyarian yakni pengambilan sari dari jaringan

tumbuhan (sampel yang digunakan). Hasil dari ekstraksi secara maserasi

kemudian dipekatkan dengan menggunakan Rotary Evavorator yang fungsinya

untuk menguapkan pelarut metanol. Setelah dilakukan ekstraksi pada 300 gr

sampel segar batang kayu gadis menghasilkan ekstrak pekat berwarna coklat

kehitaman sebanyak 8,75 gram dengan rendemen sebesar 2,92 %.

4.2 Uji Aktivitas Sitotoksik Ekstrak Metanol Daun dan Batang Kayu Gadis Seluruh ekstrak kental ini selanjutnya akan diuji aktivitas sitotoksiknya

(23)

sitotoksikdari sampel terhadap hewan uji. Metode BSLT dipilih karena

ketersediaan telur udang dan proses penetasannya menjadi larva sangat mudah,

harganya murah, pengerjaannya mudah dan cepat. Disamping itu metode ini telah

sering digunakan dalam pengerjaan pendahuluan untuk penapisan senyawa anti

kanker(Meyer dkk., 1982). Pada uji BSLT ini digunakan hewan uji yang berumur

48 jam, karena jika digunakan hewan uji yang berumur lebih dari 48jam maka

dikhawatirkan hewan uji mati bukan karena ekstrak uji tetapi karena kekurangan

makanan atau kelaparan (Mudjiman, 1988).

Gambar2Regresi Linear Ekstrak Methanol Batang Kayu Gadis

Hasil uji BSLT ekstrak metanol batang Kayu Gadis pada konsentrasi 1, 2,

4 dan 6 ppm menyebabkan kematian A. salina berturut-turut 73,33%, 80%,

93,33% dan 100% seperti pada lampiran 2. Dari % mortalitas kemudian dicari

nilai probit berdasarkan tabel probit, setelah itu nilai probit yang didapat

dibandingkan dengan log konsentrasi ekstrak metanol batang kayu gadis dan

didapatkan regresi linier dengan nilai fungsi y=2,8878x+5,2994, kemudian

didapatkan nilai x sebesar -0,11. LC50merupakan konsentrasi yang menyebabkan

kematian 50% hewan uji yaitu anti log x, maka didapatkan LC50 sebesar 0,79.

Grafik regresi linear dapat dilihat pada gambar2.

Hasil uji BSLT ekstrak metanol daun Kayu Gadis pada konsentrasi 10,

100 dan 1000 ppm menyebabkan kematian A. salina berturut-turut 23,33%,

33,3%, dan 56,7% seperti pada lampiran 1. Berdasarkan % mortalitas kemudian y = 2,8878x + 5,2994

R² = 0,7863

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

0 0.5 1

(24)

didapatdibandingkan dengan log konsentrasi ekstrak metanol daun kayu gadis dan

didapatkan regresi linier dengan nilai fungsi y=0,4489x+3,7717 kemudian

didapatkan nilai x sebesar 2,74. LC50 merupakan konsentrasi yang menyebabkan

kematian 50% hewan uji yaitu anti log x, maka didapatkan LC50 sebesar 544,81.

Grafik regresi linear dapat dilihat pada gambar 3.

Gambar3Regresi Linear Ekstrak Metanol Daun Kayu Gadis

Uji aktivitas sitotoksik dengan BSLT mempunyai korelasi positif dengan uji

aktivitas anti kanker dengan menggunakan sel kanker. Dari hasil di atas

menunjukkan nilai LC50pada ekstrak metanol batang kayu gadis lebih tinggi dari

pada ekstrak metanol daun kayu gadis, hal ini disebabkan batang kayu gadis lebih

banyak mengandung zat aktifanti kanker dibandingkan pada ekstrak metanol daun

kayu gadis.

Pada penelitian yang dilakukan oleh (Adfa dkk, 2016) pada batang kayu

gadis terdapat setidaknya 4 zat aktif yaitu dehydroxycubebin, hinokinin, cubebin

dan safrole yang semuanya telah dilaporkan memiliki fungsi sebagai zat anti

kanker. Sedangkan pada daun kayu gadis menurut (Pardede dkk, 2016) terdapat 8

zat aktif, tetapi hanya 3 senyawa yang dilaporkan memiliki zat aktif anti kanker

yaitu scopoletin, falvonoid dan nikotiflorin. Hal inilah yang menyebabkan harga

LC50ekstrak metanol batang Kayu Gadis lebih kecil dari pada daun Kayu Gadis.

Sitotoksik dari ekstrak terhadap A. salina dapat diketahui dari harga LC50

yang diartikan sebagai konsentrasi ekstrak yang mengakibatkan kematian

sebanyak 50% dari populasi A. salina. Adapun nilai LC50 ekstrak metanol daun

y = 0,4489x + 3,7717 R² = 0,9634

0 1 2 3 4 5 6

0 1 2 3 4

(25)

dan batang Kayu Gadis yang diuji dengan metode BSLT sebesar 544,81 µg/ml

dan 0,79 µg/ml. Pada penelitian lain yang dilakukan oleh (Jantan dan Ali 1992)

terhadap minyak atsiri daun dan batang kayu dari tumbuhan Cinnamomum

porrectumdidapatkan nilai LC50dengan BSLT secara berurutan yaitu 26,8 µg/mL

dan 36,4 µg/mL.

Perbandingan hasil yang didapat dengan penelitian sebelumnya

menunjukkan bahwa ekstrak metanol daun Kayu Gadis memiliki nilai LC50 yang

lebih besar dibandingkan minyak atsiri dari daun Kayu Gadis. Sedangkan ekstrak

metanol batang Kayu Gadis memiliki LC50 yang lebih kecil jika dibandingkan

dengan minyak atsiri batang Kayu Gadis. Hal ini mungkin disebabkan oleh

berbedanya kandungan kimia aktif dari eksrak metanol dan minyak atsiri. Dimana

kandungan terbesar minyak atsiri daun kayu gadis yaitu safrole (15,4 %) dan

kandungan utama minyak atsiri batang Kayu Gadis adalah safrole (54,6 %)

(26)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Hasil

Aktivitas sitotoksik dari ekstrak metanol daun dan batang Kayu Gadis

terhadapA. salinadengan metode Brine Shrimp Lethality Testditunjukkan dengan

nilai LC50 secara berturut-turut yaitu 544,81 dan 0,79, sehingga ekstrak metanol

batang Kayu Gadis lebih tinggi aktivitas sitotoksiknya dibandingkan dengan

ekstrak metanol daun Kayu Gadis dan berkorelasi positif dengan aktivitas anti

kanker.

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dirasa perlu untuk melakukan

penelitian lebih lanjut pada bagian tumbuhan kayu gadis yang lain dengan metode

(27)

DAFTAR PUSTAKA

Adfa, M., Rahmad, R., Ninomiya, M., Yudha, S., Tanaka, K., Koketsu, M. 2016. Antileukimic Activity of Lignans and Phenylpropanoids of Cinnamomum parthenoxylon.Bioorganic & Medicinal Chemistry Letters,26,761–764.

Anderson, C., Goetz, M., McLaughlin, J.L. 1991. A Blind Comparison Of Simple Bench-top Bioassays and Human Tumor Cell Cytoxici Ties as Antitumor Prescreens.Phytochemical Analisis,107(2),1-2.

Dhahiyat, Y., dan Djuangsih. 1997. Uji Hayati (Bioassay); LC 50 (Acute Toxicity Tests) Menggunakan Daphnia dan Ikan. [Laporan Hasil Penelitian].

PPSDAL LP UNPAD. Bandung.

Departemen Kehutanan. 2002. Data Strategis Kehutanan. Jakarta: Departemen Kehutanan

Finney, D.J. 1971. Probit Analysis. 2nd Edition. Cambridge University. Press. 250

Hani P., Mutu A., Wulandari R. S. 2010. KetahananMendang

(Cinnamomunporrectum (Roxb.)danCemaraGunung

(Casuarinajunghuniana) Terhadapkonsentrasimercuripada media tailing denganinokulasi fungi mikorizaarbuskula (FMA).JurnalSains.23-27

Harmita. 2009.Analisis Uji Hayati Sitotoksik Secara Mikrobiologi. Bahan Kuliah Toksikologi. IPB.

Harbone J.B., 1987. Metode Fotokimia, Terbitan Kedua. Bandung : Institut Teknologi Bandung.

Humburger M., Hostettmann K., 1991. Bioactivity in Plants: The Link Between Phytochemistry and medicine.Phytochemistry,30(12),3864-3874.

Jantan, I.B., Goh, H.S. 1992. Essential Oils of Cinnamomum Species from Peninsular Malaysia. Malaysia Journal of Essential Oil Research 4:2, 161-171

Jantan, I.B., Ali R.M. 1992. Toxic and antifungal properties of the essential oils of

Cinnamomunspecies from peninsular Malaysia.Journal of tropical forest science.6(3) : 286-292

Jia Q., Liu X., Wu X., Wang R., Hu X., Li Y., Huang C. 2009. Hypoglycemic Activity of a Polyphenolic Oligomer-rich Extract of Cinnamomum parthenoxylon Bark in Normal and Streptozotocin-Induced Diabetic Rats.

Phytomedicine, 16(8), 744-750.

(28)

Kusnanda, A.J. 2016. Isolasi Kumarin dari Ekstrak Metanol Daun Kayu Gadis (Cinnamomum porrectum (Roxb.) Korterm).Skripsi. Bengkulu. Universitas Bengkulu.

Lisdawati V., Wiryowidagdo S., Kardono S.BL.2006.Brine Shrimp Lethality Test

(BSLT) Dari Berbagai Fraksi Ekstrak Daging Buah dan Kulit Biji Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa).Buletin Penelitian Kesehatan,34(3),111-118.

Meyer B.N., Ferrigni N.R., Putnam J.E., Jacobsen L.B., Nicholas D.E and McLaughlin J.L.1982. Brine Shrimp: A Convenient General Bioassay For Active Plant Constituents.Planta Medica,45,31-34.

Mudjiman A., 1988. Udang Renik Air Asin (Artemia salina). Bhatara Karya Aksara. Jakarta.

Palanuvej C., Werawatganone P., Lilipun V., Ruangrungsi N. 2006. Chemical Composition and Antimicrobial Activity Against Candida albicans of Essential Oil from Cinnamomum porrectum. Thailand Journal Health Research20 (1), 69-76.

Pardede A., Adfa M., Kusnanda A.J., Ninomiya M., Koketsu M. 2017. Flavonoid rutinosides from Cinnamomumparthenoxylonleaves and their hepatoprotective and antioxidant activity.Med Chem Res. 1-6

Phongpaichit S., Kummee N.L., Itarat A. 2007. Antimicrobial Activity of oil from The Root of Cinnamomum porrectum. Songklanakarin Journal Science Technologic. 29(1), 11-16.

Rukachaisirikul, T., Jukkapong I., Suppachai C. and Apichart S. 2000. Phenilpropanoids fromCinnamomum parthenoxylon.Science Asia, 26, 159-161.

Rusman A.,2007. Aktivitas Sitotoksik Buah Masak, Buah Muda, dan Daun Tumbuhan Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa Scheff. Boerl.) Serta Uji Kandungan Kimianya. Skripsi. Universitas Bengkulu. Bengkulu.

Sanusi A. 2014. Aktivitas Anti Feedant Ekstrak Metanol, Fraksi Etil Asetat dan Fraksi Metanol Air Daun Kayu Gadis Terhadap Rayap Coptotermes curvignathusHolmgren. Skripsi. Universitas Bengkulu. Bengkulu.

Sein C.C., Mithlohner R. 2011. Cinnamomum parthenoxylon (Jack) Meissn

(29)

Lampiran 1

ANALISA DATA NILAI PROBIT DAN REGRESI LINEAR EKSTRAK DAUN KAYU GADIS DENGAN METODE BSLT Konsentrasi (µg/mL)/ppm Log Konsentrasi Ulangan Total Larva Uji Jumlah Larva Mati % Mortalitas Nilai Probit

0 0 1 10 0 0

0 2 10 0 0

0 3 10 0 0

Rata-rata 0 10 0 0

10 1 1 10 2 20

1 2 10 3 30

1 3 10 2 20

Rata-rata 1 10 2.333333 23.3333333 4.271

100 2 1 10 4 40

2 2 10 4 40

2 3 10 2 20

Rata-rata 2 10 3.333333 33.3333333 4.5684

1000 3 1 10 6 60

3 2 10 6 60

3 3 10 5 50

Rata-rata 3 10 5.666667 56.6666667 5.1687

No Konsentrasi Uji (ppm)

Log Konsentrasi

(x)

% Mortalitas Nilai Probit (y)

1 10 1 23.3 4.271

2 100 2 33.3 4.5684

3 1000 3 56.7 5.1687

Perhitungan Regresi Linear Y = ax + b

Y = 0,4489x + 3,7717

Y = 50% Mortalitas (pada tabel probit) yaitu 5 Sehingga, 5 = 0,4489x + 3,7717

x = 2,74

(30)

Lampiran 2

ANALISA DATA NILAI PROBIT DAN REGRESI LINEAR EKSTRAK BATANG KAYU GADIS DENGAN METODE BSLT Konsentrasi (µg/mL)/ppm Log Konsentrasi Ulangan Total Larva Uji Jumlah Larva Mati % Mortalitas Nilai Probit

0 0 1 10 0 0

0 2 10 0 0

0 3 10 0 0

Rata-rata 0 10 0 0

1 0 1 10 7 70

0 2 10 8 80

0 3 10 7 70

Rata-rata 0 10 7.3333333 73.3333333 5.6219

2 0.30103 1 10 8 80

0.30103 2 10 8 80

0.30103 3 10 8 80

Rata-rata 0.30103 10 8 80 5.8416

4 0.60205999 1 10 9 90

0.60205999 2 10 9 90

0.60205999 3 10 10 100

Rata-rata 0.60205999 10 9.3333333 93.3333333 6.4985

6 0.77815125 1 10 10 100

0.77815125 2 10 10 100

0.77815125 3 10 10 100

Rata-rata 0.77815125 10 10 100 8.09

No Konsentrasi uji (ppm)

Log

Konsentrasi(x) % Mortalitas Nilai Probit (y)

1 1 0 73.3 5.6219

2 2 0.301 80 5.8416

3 4 0.602 93.3 6.4985

4 6 0.778 100 8.09

Perhitungan Regresi Linear Y = ax + b

Y = 2,8878x + 5,2994

(31)
(32)
(33)
(34)
(35)

Lampiran 4

Gambar 1. Sampel segar batang kayu gadis

Gambar 2. Proses maserasi sampel dengan larutan metanol

Gambar 3. Proses pemekatan ekstrak denganRotary evavorator

(36)

Gambar

Gambar 1.Tanamankayugadis (Cinnamomumporrectum(Roxb.)Kosterm)   (a)
Grafik regresi linear dapat dilihat pada gambar 3.
Gambar 1. Sampel segar batang kayu

Referensi

Dokumen terkait

memiliki pasir putih yang indah nan cantik namun, pantai waiwo merupakan surga bagi.. para wisatawan yang datang ke pantai

Selain itu Rumah Zakat juga merupakan lembaga filantropi yang peduli terhadap kemanusiaan. Visi ; Lembaga Filantropi Internasional berbasis pemberdayaan yang professional.

Sumber : Hasil Pengolahan Dengan SPSSv13 16) Pilih general linear model.. Gambar 16 Tampilan Setelah Menekan Icon General Linear Model Dan Analyze.

Utama IV/d 850 Rp.. PENGERTIAN : Jabatan fungsional Teknisi Elektromedis adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk melakukan

Jika pada barisan geom etri tanda “,” diganti dengan tanda “+” maka didapat deret geometri... Jumlah penduduk suatu kota setiap 3 tahun menjadi dua

( green investment ). Sedang dalam konteks pencapaian visi dan misi, pada tahap ini pemerintah Kota Tangerang Selatan fokus kepada upaya mempertahankan daya saing iklim

Dalam membentangkan kertas penyelidikan ini, bagi memenuhi sebahagian syarat untuk ijazah sarjana Pengurusan Sumber Manusia Universiti Utara Malaysia (UUM), saya bersetuju

Sebelum usulan perancangan mesin pencampur kelapa parut dan air hangat dibuat, tahapan yang dilakukan yaitu penilaian keluhan yang dialami operator pemeras santan dengan