• Tidak ada hasil yang ditemukan

3. BAHAN DAN METODE. Lokasi dan Waktu Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "3. BAHAN DAN METODE. Lokasi dan Waktu Penelitian"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

3. BAHAN DAN METODE

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian lapangan dilakukan di Kampung Arca Baru Sawah, Desa Sukaresmi, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor. Analisis tanah dan air dilaksanakan di Laboratorium Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Penelitian dilaksanakan pada bulan September 2012 – Maret 2013.

Bahan dan Alat Penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah data curah hujan, bibit tanaman sayuran, pupuk organik (kotoran ayam), pupuk anorganik (Urea, Ponska), fungisida, insektisida, dan bahan-bahan kimia untuk analisis di laboratorium.

Alat yang digunakan adalah cangkul, tali plastik, seng, bonet, drum, bak penampung, kain kasa, paku, kayu, pipa paralon, palu dan balok, gelas ukur, timbangan, botol ukuran 600 ml, cawan aluminium, oven, spektrofotometer, flamefotometer, kertas saring, dan alat-alat lain yang mendukung pelaksanaan penelitian ini.

Tahapan Penelitian

Penelitian dilakukan berdasarkan tahapan berikut : 1) pengumpulan data primer dan sekunder, 2) pembuatan petak erosi, 3) pengukuran dan analisis aliran permukaan, erosi, kehilangan hara (nitrat, fosfor, dan kalium), dan 4) analisis data. Adapun diagram alir tahapan penelitian disajikan pada Gambar 1.

Pengumpulan Data Primer dan Sekunder

Pengumpulan data terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer meliputi data permebilitas tanah, data nitrat, fosfor dan kalium yang terangkut oleh aliran permukaan dan erosi, data penggunaan lahan, data aliran permukaan, data erosi dan TSL. Data sekunder berupa data curah hujan harian periode November 2012 – Januari 2013 yang diperoleh dari stasiun Citeko.

(2)

Gambar 1 Diagram Alir Penelitian

Pembuatan Petak Erosi

Petak erosi percobaan di lapangan dibuat sebanyak 12 buah, di mana 11 petak erosi dengan perlakuan tanaman dan 1 petak erosi tanpa perlakuan tanaman sebagai kontrol. Petak dibuat di atas permukaan tanah dengan panjang 8 m dan lebar 2 m. Bagian samping petak diberi pembatas seng yang berukuran 50 cm dimasukkan ke dalam tanah secara vertikal hingga setengah bagian (25 cm) seng tertanam. Jarak antar setiap petak 0.5 m dengan kemiringan lereng yang seragam yaitu ± 11%. Teknik konservasi tanah dan air berupa bedengan memotong lereng diterapkan pada semua petak dengan tanaman. Pada bagian bawah setiap petak dipasang bak penampung utama dan drum penampung tambahan. Permukaan bak penampung utama diberi penutup dari bahan kain kasa dengan tujuan hanya mampu ditembus air namun diharapkan tidak mampu ditembus oleh sedimen tanah hasil erosi terkecuali partikel tanah yang berbentuk suspensi dan menyatu dengan air yang ditampung. Bagian atas bak penampung utama diberi penutup

Analisis Data

Uji Perbandingan Berpasangan dan

Regresi

Aliran Permukaan, Erosi, dan Kehilangan Hara pada Lahan

Pertanaman Sayuran Pengumpulan Data

Data Primer : Permeabilitas, Penggunaan Lahan, dan TSL

Data Sekunder : Curah hujan

Pembuatan Petak Erosi (Multi Slot Diviser)

Pengukuran

Erosi Aliran Permukaan Kehilangan Nitrat. Fosfor, dan Kalium

Contoh tanah dan air dianalisis di Laboratorium

(3)

utama dengan tujuan agar air yang tertampung tidak lain berasal dari aliran permukaan dan bukan berasal langsung dari air hujan (Lampiran 1).

Tanaman sayuran ada yang ditanam pada waktu yang berbeda, namun dalam rentang waktu yang tidak terlalu jauh. Hal ini dikarenakan, penelitian ini merupakan lanjutan dari rangkaian penelitian sebelumnya. Akibatnya umur tanaman menjadi bervariasi. Perlakuan jenis dan waktu tanam pada setiap petak percobaan disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1 Jenis tanaman dan waktu tanam pada setiap petak percobaan

Petak Jenis tanaman Waktu tanam Waktu panen

T0 Kontrol - -

T1 Kacang tanah (Arachis hypogaea. L) 8 November 2012 15 Januari 2013 T2 Jagung (Zea mays) 1 Oktober 2012 20 Januari 2012 T3 Terong (Solanum melongena) 20 September 2012 1 Desember 2012 T4 Tomat(Solanum lycopersicum) 3 Oktober 2012 17 Desember 2012 T5 Daun bawang (Allium fistulosum) 8 November 2012 12 Januari 2013 T6 Cabe (Capsicum annum. L) 25 September 2012 20 Desember 2012 T7 Kacang damami (Glycin max (L) Merrill) 8 November 2012 10 Januari 2013 T8 Kacang tanah ( Arachis hypogaea. L) 11 November 2012 21 Januari 2013 T9 Sawi (Brassica rapa) 11 November 2012 20 Januari 2013 T10 Caisin (Brassica rapa cv caisin) 11 November 2012 12 Desember 2012 T11 Wortel (Daucus Carota. L) 8 November 2012 20 Januari 2013

Pengukuran Aliran Permukaan dan Erosi

Pengukuran aliran permukaan dilakukan dengan cara mengukur volume air keseluruhan yang tertampung dalam bak penampung utama dengan menggunakan gelas ukur berskala liter. Pengukuran volume air juga dilakukan pada drum penampung tambahan jika terdapat air berlebih dari bak penampung utama dan mengalir mengisi drum penampung tambahan. Pengukuran dilakukan setiap pagi pukul 07.00, apabila hari sebelumnya terjadi hujan dan menimbulkan aliran permukaan.

Pengukuran aliran permukaan dan erosi dengan Metode Multi-Slot Diviser

yaitu pada bak utama dibuat lubang-lubang sebanyak 11 buah dengan posisi horizontal masing-masing berdiameter ± 3 cm dan berjarak ± 8 cm. Salah satu lubang disambungkan dengan pipa paralon dan dihubungkan ke drum tambahan lain di bawahnya. Drum tambahan kapasitas ± 60 liter tersebut berfungsi untuk menampung air berlebih yang mungkin ada dan tidak tertampung pada bak utama. Pengukuran aliran permukaan yang terjadi dalam satu hari hujan per petak adalah sebagai berikut :

Volume air dalam bak penampung dengan daya tampung 0.25 m3

Volume air yang = Σ lubang x Volume air dalam drum Total Aliran Permukaan (L/petak) = Volume air dalam bak penampung +

Volume air yang meluap

Pengukuran erosi dilakukan setiap pagi pukul 07.00, apabila hari sebelumnya terjadi hujan dengan cara pengambilan sampel sedimen yang tertampung pada kain kasa dalam bak penampung utama. Untuk memudahkan pengambilan sampel maka sedimen dipilah menjadi sedimen kasar dan sedimen

(4)

tersuspensi. Sedimen kasar adalah sedimen yang tertampung melalui kain kasa di mana berat tanah diukur kadar airnya sehingga diperoleh berat tanah kondisi kering. Sedimen tersuspensi adalah sedimen yang lolos kain kasa tertampung dalam bak penampung diambil sebanyak 600 ml dari sampel aliran permukaan. Pengambilan sampel dilakukan dengan terlebih dahulu mengaduk seluruh air di dalam bak penampung sampai merata dan homogen. Tahap tersebut dilakukan bersamaan pada saat melakukan pengukuran aliran permukaan. Sampel air dimasukkan ke dalam botol plastik dan dibawa ke laboratorium untuk selanjutnya dilakukan analisis pemisahan suspensi tanah terhadap aliran permukaan. Pemisahan suspensi tanah dilakukan di Laboratorium Konservasi Tanah dan Air, Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan.

Pemisahan suspensi tanah dilakukan melalui penyaringan, setelah disaring tanah dioven pada suhu 105oC selama ± 24 jam kemudian ditimbang.

Bobot tanah tererosi (Kg/petak) dihitung dengan persamaan sebagai berikut :

Total bobot tanah tersuspensi = x Volume air bak penampung

Total tanah tererosi = Jumlah bobot tanah tersuspensi + sedimen kasar

Erosi yang Dapat Ditoleransikan (Tolerable Soil Loss = TSL)

Perhitungan nilai TSL dilakukan menggunakan metode Hammer (1981,

dalam Arsyad 2010) sebagai berikut :

TSL = Dimana.

TSL = Erosi yang dapat ditoleransikan (ton/ha/tahun)

DE = Kedalaman ekuivalen (kedalaman efektif x faktor kedalaman tanah) (mm)

UGT = Umur guna tanah (400 tahun)

Kehilangan Hara

Pengukuran kehilangan hara dilakukan dengan dua cara, yakni 1) sampel larutan diambil dari aliran permukaan sebelum masuk ke dalam bak penampung utama dan dilakukan pada saat kejadian hujan. Sampel diambil sebanyak 600 ml dimasukkan ke dalam botol plastik dan 2) pengambilan sampel sedimen dilakukan bersamaan dengan pengambilan sampel sedimen kasar erosi yaitu dari sedimen yang tertampung melalui kain kasa pada bak penampung utama diambil sebanyak 25 gram. Total kehilangan hara nitrat, fosfor, dan kalium ditentukan berdasarkan contoh larutan dan sedimen yang lengkap pada 3 kejadian hujan pada tanggal 14, 19, dan 21 Januari 2013. Kemudian sampel larutan dan sedimen dianalisis di laboratorium untuk diukur kandungan nitrat, fosfor, dan kalium. Metode penetapan nitrat, fosfor dan kalium disajikan pada Tabel 2.

(5)

Sedimen

Parameter Metode analisis

Larutan (air)

Nitrat Destilasi dilanjutkan dengan titrasi

Fosfor Pewarnaan

Kalium Ditetapkan dengan flame fotometer

Sedimen (tanah)

Nitrat (mg/L) Ekstraksi dengan KCl dan HCl

dilanjutkan dengan destilasi dan titrasi Fosfor (mg/L) Bray-1 dilanjutkan dengan pewarnaan Kalium (mg/L) Ekstraksi dengan 1 M NH4OAc pH 7.0

dan ditetapkan dengan flame fotometer Perhitungan jumlah hara yang terbawa aliran permukaan dan erosi dihitung dengan persamaan berikut :

Y = X x E

Keterangan :

Y = jumlah nitrat, fosfor, dan kalium terbawa dalam tanah tererosi (mg/petak) atau aliran permukaan (mg/petak)

X = konsentrasi nitrat, fosfor dan kalium dalam sedimen (mg/Kg) atau aliran permukaan (mg/L)

E = jumlah total tanah tererosi (Kg/petak) atau jumlah total aliran permukaan (L/ petak)

Perawatan dan Pengamatan Tanaman

Perawatan tanaman sayuran berupa pemupukan dengan dosis pupuk organik kotoran ayam sebesar 24 kg/petak, pupuk Ponska 0.5 kg/petak, dan pupuk Urea 600 gr/petak. Pemupukan dilakukan pada awal tanam dan pertengahan musim tanam. Pemupukan kotoran ayam diberikan dengan cara ditabur dan dibenamkan. Untuk pemberian pupuk ponska dan urea dicampur kemudian diberikan dengan cara dibenamkan. Aktivitas penyiangan gulma dilakukan 2 kali selama masa tanam. Data pengamatan kondisi tutupan tajuk tanaman dilakukan dengan membuat foto dokumentasi pada tanggal 12 Desember 2012, 6 dan 31 Januari 2013. Pengambilan foto dilakukan dengan jarak ± 1 meter dari permukaan tanah.

Analisis Data

Penelitian dilakukan dalam bentuk percobaan menggunakan pendekatan rancangan acak lengkap pada lahan berlereng 11% dengan kejadian hujan diasumsikan sebagai ulangan (36 kejadian hujan). Perlakuan yang diterapkan adalah penerapan bedengan memotong lereng dengan penanaman berbagai jenis tanaman sayuran. Tanaman sayuran yang digunakan adalah kacang tanah, jagung, terong, tomat, cabe, daun bawang, kacang damami, caisin, sawi, dan wortel.

Analisis data aliran permukaan dan erosi dilakukan pembandingan berpasangan antar petak percobaan menggunakan Uji Nilai Tengah (uji t). Uji efektivitas dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari perlakuan

(6)

tanaman sayuran pada bedengan memotong lereng 11%, terhadap aliran permukaan dan erosi. Ragam setiap petak dianggap dari populasi yang berbeda sehingga t-hitung diperoleh dengan cara sebagai berikut :

di mana = Keterangan : X1 = Rataan petak i X2 = Rataan petak j S1 = Standar Deviasi i S2 = Standar Deviasi j n1 = Jumlah data i n2 = Jumlah data j

бi = Ragam perlakuan i бj = Ragam perlakuan j

Untuk melihat hubungan antara aliran permukaan, erosi dan kehilangan hara dinyatakan dalam persamaan regresi. Pendugaan kehilangan hara nitrat, fosfor dan kalium per petak diduga dengan persamaan regresi berganda. Jumlah aliran permukaan dan erosi sebagai variabel bebas sedangkan hara nitrat, fosfor dan kalium sebagai variabel tidak bebas.

Gambar

Gambar 1  Diagram Alir Penelitian
Tabel 1  Jenis tanaman dan waktu tanam pada setiap petak percobaan

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa penelitian yang dilakukan pada materi ekosistem dengan mengembangkan bahan ajar berupa komik memperoleh respon

Bagaimana Bagaimana strategi strategi usaha usaha dilakukan dilakukan dalam dalam praktek

Gejala serangan Xcv (Xanthomonas campetris vesicatoris)pada daun berupa bercak-bercak coklat; bercak menyatu menjadi lebih besar dengan warna pinggiran berwarna jerami (Black et

Berdasarkan kedua pasal tersebut, pengendara kendaraan bermotor yang tidak memiliki SIM atau tidak dapat menunjukkan bukti kepemilikan SIM seharusnya mendapat sanksi pidana

Pandangan terhadap revolusi yang digambarkan oleh Orwell dalam novel ini merupakan suatu yang pesimistik, karena menurutnya sebuah revolusi yang dilakukan dengan cara

RADIO VISI INTI SWARA FM/H... JEMBER

Dari kenyataan diatas penulis memandang penelitian ini sangat perlu dilakukan dengan beberapa pertimbangan: Pertama, pendidikan karakter di sekolah atau madrasah

- PALING SEDIKIT 40% DARI JUMLAH KESELURUHAN SAHAM YANG DISETOR DICATATKAN DI BURSA EFEK DI INDONESIA, TIDAK TERMASUK SAHAM YANG DIBELI KEMBALI ATAU TREASURY STOCK DENGAN