• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. kerja dan stress kerja. Cikmat (dalam Nawawi, 2003:292) menyatakan bahwa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. kerja dan stress kerja. Cikmat (dalam Nawawi, 2003:292) menyatakan bahwa"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kinerja merupakan kesuksesan seseorang didalam melaksanakan suatu pekerjaan, dimana kinerja merupakan hasil pencapaian seseorang menurut ukuran yang berlaku untuk pekerjaan yang bersangkutan. Kinerja karyawan berkaitan dengan adanya akibat yang dikehendaki, yaitu hasil optimal yang dapat dicapai. Kinerja karyawan antara lain dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu lingkungan kerja dan stress kerja. Cikmat (dalam Nawawi, 2003:292) menyatakan bahwa lingkungan kerja adalah serangkaian sifat kondisi kerja yang dapat diukur berdasarkan persepsi bersama dari para anggota organisasi yang hidup dan bekerja sama dalam suatu organisasi.

Suatu kondisi lingkungan kerja dikatakan baik atau sesuai apabila manusia dapat melaksanakan kegiatan secara optimal, sehat, aman dan nyaman pada lingkungan tersebut. Kesesuaian lingkungan kerja dapat dilihat akibatnya dalam jangka waktu yang lama. Lebih jauh lagi apabila lingkungan kerja kurang baik akan dapat menuntut tenaga kerja dan waktu yang lebih banyak sehingga tidak mendukung perolehan rancangan sistem kerja yang efisien dan efektif.

Lingkungan kerja merupakan segala sesuatu yang ada disekitar karyawan pada saat bekerja, baik yang berbentuk fisik ataupun non fisik, langsung atau tidak langsung, yang dapat mempengaruhi dirinya dan pekerjaannya saat bekerja. Dari pengamatan peneliti lingkungan kerja pada AMIK Tunas Bangsa Pematangsiantar

(2)

sudah cukup baik. Hanya saja kesadaran dari para karyawan untuk menjaga kenyamanan di tempat kerja masih rendah, sehingga membuat lingkungan kerja menjadi kurang nyaman seperti membuang sampah sembarangan atau makan di dalam ruangan kerja yang menyebabkan bau tidak sedap. Lingkungan kerja yang tidak baik akan memeberikan dampak stress kerja bagi karyawan. Khususnya bagi karyawan AMIK Tunas Bangsa Pematangsiantar yang memiliki frekuensi pekerjaan yang cukup padat.

Stress adalah suatu kondisi dinamis dimana seorang individu dihadapkan pada peluang, tuntutan atau sumber daya yang terkait dengan apa yang dihasratkan oleh individu itu dan yang hasilnya dipandang tidak pasti dan penting. Stress lebih sering dikaitkan dengan tuntutan (demand) dan sumber daya

(resources) (Robbins, 2008:368). Oleh karena itu seorang karyawan harus

mampu mengatasi setiap persoalan yang berasal dari lingkungan internal maupun lingkungan eksternal agar kinerja yang baik dapat tercapai.

Segala macam bentuk stress pada dasarnya disebabkan oleh ketidakmengertian manusia akan keterbatasan-keterbatasannya sendiri dalam melakukan kegiatan operasional. Lingkungan kerja yang kurang baik akan mengakibatkan karyawan akhirnya mengalami stress dan mengganggu semangat kerja atau tidak konsentrasi yang berpengaruh terhadap disiplin kerja karyawan. Jika karyawan tidak disiplin akan mempengaruhi kualitas kerja karyawan pada perusahaan atau organisasi tersebut.

Berdasarkan pengamatan peneliti dan dari hasil wawancara dengan beberapa karyawan AMIK Tunas Bangsa Pematangsiantar, salah satu penyebab

(3)

stress kerja adalah konflik dengan rekan kerja yang terjadi karena adanya selisih paham dan juga sifat iri dengan rekan kerja yang lain. Seringnya tidak sependapat dengan atasan juga menjadi salah satu penyebab timbulnya stress kerja. Selain itu karyawan juga harus menyelesaikan pekerjaan yang bersifat urgent seperti pada saat mengerjakan tugas-tugas baru yang diberikan pimpinan. Waktu kerja yang berlaku di akademi dimulai dari pukul 07.30 Wib sampai 21.00 Wib dan karyawan diberikan waktu istirahat dari pukul 12.00 Wib sampai 13.00 Wib. Akan tetapi sering kali terjadi jam kerja yang over time melebihi waktu kerja yang berlaku. Sehingga hal tersebut memicu munculnya stress pada karyawan.

Stress yang dialami karyawan apabila tidak segera diatasi, maka akan dapat mempengaruhi motivasi dan kinerja karyawan. Akibatnya pelaksanaan tugas tidak dapat berjalan dengan lancar, dan hal tersebut dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas kerja karyawan. Oleh karena itu, perusahaan diharuskan memberikan lingkungan kerja yang nyaman sehingga mengurangi terjadinya stress kerja serta meningkatkan kinerja karyawan.

Menurut Soeprihanto (2002:7) kinerja merupakan hasil kerja seseorang karyawan selama periode tertentu dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, misalnya standar, target atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama.

Kinerja karyawan pada Amik Tunas Bangsa Pematangsiantar dapat dilihat dari penilaian hasil kerja karyawan Amik Tunas Bangsa Pematangsiantar. pada Tabel 1.1

(4)

Tabel 1.1

Realisasi Audit Penilaian Kerja Amik Tunas Bangsa Pematangsiantar Per 3 bulan Tahun 2012 Periode Juni-Agustus 2012

Uraian Jumlah (orang) Bulan Rencana Laporan Kerja Realisasi/ Penyelesaian Kerja Capaian (%) Karyawan bagian SDM, keuangan dan administrasi umum 22 Juni Juli Agustus 4 4 3 4 3 2 100 75 66,66 Jumlah 11 9 81,81 Karyawan bagian akademik 36 Juni Juli Agustus 4 3 3 4 3 3 100 100 100 Jumlah 9 8 100 Karyawan bagian kemahasiswaan 15 Juni Juli Agustus 3 2 2 2 2 1 66,66 100 50 Jumlah 73 7 5 71,43

Sumber: Data Hasil Kerja karyawan Amik Tunas Bangsa 2012 (Diolah)

Tabel 1.1 menunjukkan hasil kerja yang dilakukan oleh karyawan bagian SDM, Keuangan dan Administrasi Umum (Staf) yang berjumlah 22 orang. Dari hasil penilaian kerja pada bulan Juni 2012 dengan rencana kerja 4 yang terdiri dari: membuat laporan keuangan perbulan, menyiapkan dan menyajikan laporan kemajuan hasil kerja bidang keuangan, SDM, dan Umum, membuat laporan surat masuk dan surat keluar, dan membuat laporan kemajuan hasil kerja bidang keuangan, SDM, dan Umum. Pada bulan Juni realisasi penyelesaian kerja dapat tercapai dengan baik yang bila dipersentasikan menjadi 100%. Namun pada bulan Juli 2012 terjadi penurunan dengan rencana kerja 4 tetapi yang terselesaikan hanya 3 dengan hasil capaian yang tidak memuaskan bila dipersentasikan menjadi 75%. Selanjutnya pada bulan Agustus terjadi penurunan rencana kerja 3 dan

(5)

realisasi 2 dengan hasil capaian tidak memuaskan bila dipersentasikan menjadi 75%. Maka bila dipersentasikan jumlah hasil keseluruhan pencapaian kerja adalah sekitar 81,81%. Hal ini berbanding terbalik terhadap karyawan bagian Akademik dengan jumlah 36 orang yang memperoleh hasil yang sangat memuaskan pada bulan Juni, Juli, maupun Agustus dengan persentasi pencapaian 100% karena rencana kerja mereka terealisasi dengan baik.

Sementara pada bagian Kemahasiswaan dengan jumlah karyawan 15 orang pada bulan Juni dengan rencana kerja 3 dan realisasi 2 dengan hasil capaian yang tidak memuaskan dengan persentasi sekitar 66,66%. Bulan Juli dengan rencana kerja 2 dan realisasi 2 dengan hasil capaian yang memuaskan bila dipersentasikan menjadi 100%. Tetapi pada bulan Agustus mengalami penurunan dengan rencana kerja 2 yang di realisasi hanya 1 dengan hasil capaian yang tidak memuaskan bila dipersentasikan sebesar 50%.

Berdasarkan pengamatan peneliti dan informasi yang peneliti peroleh dari para karyawan, hasil kerja yang tidak terealisasi dengan hasil capaian yang tidak memuaskan terjadi karena beban kerja yang terlalu banyak tidak sesuai dengan banyaknya karyawan yang bekerja, ditambah lagi dengan waktu yang diberikan tidak sesuai dengan bobot kerja yang berat. Sementara pimpinan menuntut mereka untuk menyelesaikan laporan kerja tersebut dalam waktu 3 bulan dan setiap 1 bulan kinerja laporan mereka harus diberikan kepada pimpinan, sehingga para karyawan harus bekerja over time dari jam kerja seharusnya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya stress kerja ditambah lagi kurang nyamannya lingkungan kerja seperti hubungan antar karyawan yang kurang harmonis sehingga kurang

(6)

adanya komunikasi yang baik antar karyawan, ruang kerja yang terlalu sempit, suhu ruangan yang tidak sesuai yang pada akhirnya menyebabkan karyawan sakit bahkan absen tanpa keterangan. Sebagian karyawan juga merasa balas jasa yang diberikan belum sesuai dengan beban kerja yang diberikan sehingga karyawan kurang termotivasi dalam bekerja. Hal ini menyebabkan target realisasi pekerjaan tidak tercapai karena kuantitas dan kualitas kerja karyawan semakin menurun.

Penulis melihat pengaruh lingkungan kerja dan stress kerja terhadap kinerja karyawan, salah satunya adalah tingkat kehadiran karyawan AMIK TUNAS BANGSA PEMATANG SIANTAR. Karyawan yang tidak hadir mengakibatkan produktivitas dan kegiatan organisasi tidak berjalan efektif dan efisien seperti yang diharapkan organisasi. Daftar absensi karyawan pada AMIK TUNAS BANGSA PEMATANG SIANTAR dapat dilihat pada Table 1.2

Tabel 1.2

Absensi Karyawan AMIK TUNAS BANGSA PEMATANG SIANTAR Tahun 2010 Sampai dengan Tahun 2012

Keterangan

Tahun Standar

krisis

2010 2011 2012

Orang % Orang % Orang %

4% Izin 31 40,25 46 59,74 55 75,3 Sakit 40 54,79 44 60,27 43 58,9 Tanpa Keterangan 4 6,34 4 6,34 6 8,2 Cuti 0 0 1 1,5 0 0

Sumber: Data Absensi Amik Tunas Bangsa 2010-2012 (Diolah)

Berdasarkan Tabel 1.2 menunjukkan absensi karyawan pada AMIK TUNAS BANGSA PEMATANG SIANTAR mengalami kenaikan dari tahun

(7)

2010 sampai dengan tahun 2012. Hal tersebut didapat dari perhitungan persentase sebagai berikut:

Persentase (%) = Jumlah absensi karyawan Jumlah karyawan

× 100%

Berdasarkan perhitungan persentase tersebut terlihat pada tabel 1.1 yaitu di tahun 2010 jumlah karyawan yang sakit sebanyak 40 orang dari 73 orang karyawan dengan persentase 54,79%. Tahun 2011 sebanyak 44 orang dari 73 orang karyawan dengan persentase 60,27%, dan tahun 2012 sebanyak 43 orang atau 58,9%. Ini belum termasuk dari data per orangnya yang bisa saja mengalami sakit 2-3 kali dalam setahun.

Data pada Tabel 1.2 juga memperlihatkan bahwa absen tanpa keterangan pada tahun 2010 dan 2011 sama yaitu sebanyak 4 orang dari 73 orang karyawan dengan persentase 5,47%, dan tahun 2012 sebanyak 6 orang atau 8,2% melebihi standar krisis perusahaan sebesar 4% Hal ini dapat disebabkan kurang nyamannya lingkungan kerja yang memungkinkan terjadinya stress kerja dan berdampak kepada kinerja perusahaan dan kinerja karyawan yang akan menurun. Lingkungan kerja yang nyaman akan mengurangi stress kerja dan dapat meningkatkan kinerja karyawan.

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Lingkungan Kerja dan Stress Kerja Terhadap Kinerja Karyawan pada AMIK TUNAS BANGSA PEMATANG SIANTAR”

(8)

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang maka perumusan masalah yang dijadikan objek penelitian adalah “Apakah lingkungan kerja dan stress kerja mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada Amik Tunas Bangsa Pematangsiantar?”.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitaian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh lingkungan kerja dan stress kerja terhadap kinerja karywan pada Amik Tunas Bangsa Pematangsiantar.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan kontribusi kepada perusahaan dalam mengelola masalah lingkungan kerja, stress kerja dan kinerja karyawan.

b. Bagi Peneliti

Penelitian ini merupakan kesempatan yang baik bagi penulis untuk dapat menerapakan ilmu yang telah diperoleh selama menjalani perkuliahan serta memperluas wahana berfikir secara ilmiah dalam bidang sumber daya manusia.

(9)

c. Bagi Pihak Lain

Penelitian ini sebagai referensi yang dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan serta perbandingan dalam melakukan penelitian pada bidang yang sama yang akan datang.

Referensi

Dokumen terkait

Perluasan dimaksud dengan memasukkan sebagian dari wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Simalungun, yaitu 9 (sembilan) desa dari wilayah Kecamatan Siantar. Dengan

Dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis rayap yang menyerang rumah-rumah adat Minangkabau ada tiga jenis yang tergolong ke dalam

Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa “Terdapat pengaruh yang signifikan sarana prasarana sekolah terhadap kompetensi siswa dalam melakukan On The

Hasil penelitian, didapatkan perawat dengan shift kerja yang paling banyak menyebabkan gangguan pola tidur pada pekerja adalah shift malam (75,8%), kemudian shift

ASPEK KEBAHASAAN TEKS CERPEN SUDUT PANDANG CERITA KATA BENDA KHUSUS MAJAS DIALOG URAIAN DESKRIPTIF YANG RINCI PERTAYAAN RETORIS... Khuswatun

Material yang akan digunakan dalam perkerasan lentur jalan terdiri dari agregat kasar, agregat halus, aspal, dan dapat ditambahkan bahan tambah lainnya sesuai dengan

Harga pokok produksi maksimum untuk memproduksi 1 kilogram cabai giling ialah sebesar Rp 19.899, harga tersebut dapat diterima oleh perusahaan karena harga tersebut berada

Makalah disampaikan pada Seminar Nasional tentang Strategi Manajer Pendidikan di Daerah Dalam Menghadapi Kebijakan Desentralisasi Pendidikan., diselenggarakan oleh