• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Teori Sinyal (Signalling Theory)

Teori ini menjelaskan bahwa laporan keuangan yang baik merupakan sinyal atau tanda bahwa perusahaan juga telah beroperasi dengan baik. Sinyal yang baik akan direspon dengan baik oleh pihak lain. Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis karena informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran baik untuk keadaan masalalu, saat ini maupun masa yang akan datang bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan dan bagaimana pasaran efeknya. informasi yang lengkap, relevan, akurat dan tepat waktu sangat diperlukan oleh investor dipasar modal sebagai alat analisisis untuk mengambil keputusan investasi.

Menurut Jogiyanto (2011) informasi yang dipublikasikan sebagai suatu pengumuman akan memberikan signal bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi. Jika pengumuman tersebut mengandung nilai positif, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Pada waktu informasi diumumkan dan semua pelaku pasar sudah menerima informasi tersebut, pelaku pasar terlebih dahulu menginterprestasikan dan menganalisis informasi tersebut sebagai signal baik (good news) atau signal buruk (bad news). Jika pengumuman informasi tersebut sebagai signal baik bagi investor, maka terjadi perubahan dalam volume perdaganagan saham. Salah satu jenis informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan yang dapat menjadi signal bagi

(2)

pihak diluar perusahaan, terutama bagi pihak investor adalah laporan tahunan. Informasi yang diungkapkan dalam laporan tahunan dapat berupa informasi akutansi yaitu informasi yang berkaitan dengan laporan keuangan dan informasi non akutansi yaitu informasi yang tidak berkaitan dengan laporan keuangan. Laporan tahunan hendaknya memuat informasi yang dianggap penting untuk diketahuioleh pengguna laporan baik pihak dalam maupun pihak luar. Jika suatu perusahaan ingin sahamnya dibeli oleh investor maka perusahaan harus melakukan pengungkapan laporan keuangan secara terbuka dan trasnparan.

2.1.2 Laporan Keuangan

Prastowo dan Julianti (2012:122) menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan obyek analisis terhadap laporan keuangan. Laporan keuangan digunakan untuk mengetahui perkembangan suatu perusahaan dari kondisi keuangannya.Pengertian sederhana laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam satu periode tertentu. Laporan keuangan merupakan ringkasan suatu proses pencatatan, penggolongan dan peringkasan dari transaksi-transaksi keuangan perusahaan.

Menurut Harahap (2012:121) laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Laporan keuangan merupakan media yang paling penting untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomis suatu perusahaan.

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (IAI, 2009) menyatakan bahwa Laporan Keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya

(3)

meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana) catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan keuangan tersebut, misalnya informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.

Laporan keuangan pada umumnya digunakan untuk mengetahui perkembangan dan kondisi keuangan suatu perusahaan.Laporan keuangan merupakan hasil pencatatan, penggolongan, dan peringkasan yang bersifat keuangan untuk alat komunikasi antara data keuangan perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan. Menurut Munawir (2012) pihak-pihak yang bersangkutan dalam laporan keuangan dan perkembangan suatu perusahaan antara lain 1) Pemilik perusahaan, 2) Manajemen, 3) Kreditur, 4) Investor, 5) pemerintah, 6) karyawan.

Pemilik perusahaan yang pimpinannya diserahkan kepada manajer, memerlukan laporan keuangan untuk menilai kinerja manajer dalam memimpin perusahaannya dan kesuksesan seorang manajer diukur atau dinilai dari laba yang diperoleh perusahaan. Berdasarkan hasil analisis laporan keuangan, jika hasil yang dicapai oleh manajemen perusahaan tidak memuaskan, maka pemilik perusahaan dapat mengambil suatu tindakan seperti mengganti manajemennya atau bahkan menjual saham-saham yang dimilikinya.

(4)

Bagi seorang manajer, laporan keuangan merupakan alat pertanggungjawaban kepada pemilik perusahaan atas kepercayaan yang diberikan kepadanya.Selain itu, laporan keuangan digunakan untuk mengukur tingkat biaya dari berbagai kegiatan perusahaan, menilai hasil tiap-tiap divisi yang telah diberi wewenang dan tanggung jawab terhadap tugasnya dan menentukan kebijakan atau prosedur baru untuk mencapai hasil yang lebih baik.

Para kreditur sebelum mengambil keputusan untuk memberi atau menolak permintaan kredit dari suatu perusahaan, perlu mengetahui terlebih dulu posisi keuangan dari perusahaan yang bersangkutan. Laporan keuangan diperlukan untuk mengukur kemampuan perusahaan dan membayar hutang, beban bunga, juga untuk mengetahui apakah kredit yang akan diberikan itu cukup untuk mendapat jaminan dari perusahaan tersebut.

Para investor berkepentingan terhadap laporan keuangan suatu perusahaan sebagai penentuan kebijaksanaan penanaman modalnya, apakah perusahaan mempunyai prospek yang baik dan akan memperoleh keuntungan yang baik. Prospek keuntungan di masa mendatang dan perkembangan perusahaan selanjutnyadipakai untuk mengetahui jaminan investasinya.

Pemerintah berkepentingan terhadap laporan keuangan suatu perusahaan untuk menentukan besarnya pajak yang harus ditanggung perusahaan tersebut. Karyawan memerlukan laporan keuangan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memberi upah atau gaji dan jaminan sosial dan menilai apakah pemberian bonus cukup layak dibandingkan dengan tingkat keuntungan yang dicapai perusahaan pada periode tertentu.

(5)

Laporan keuangan merupakan hasil tindakan pembuat ringkasan data keuangan perusahaan.Laporan keuangan ini disusun dan ditafsirkan untuk kepentingan manajemen dan pihak-pihak lain yang menaruh perhatian atau mempunyai kepentingan keuangan (Djarwanto, 2012:5). Menurut Baridwan (2011:17), laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama satu tahun buku yang bersangkutan.

Jadi laporan keuangan merupakan sumber informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan informasi keuangan perusahaan, misalnya investor sekarang, investor potensial, karyawan, kreditor, pelanggan, pemerintah serta lembaga-lembaga lainnya, dan masyarakat.Namun informasi yang terdapat dalam laporan keuangan hanya bersifat umum, tidak sepenuhnya dapat memenuhi kebutuhan informasi setiap pemakai.

Tujuan Laporan Keuangan

Berdasarkan pernyataan Standar Akutansi Keuangan (PSAK) No 1 tentang penyusunan laporan keuangan tujian laporan keuangan adalah Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Dan Untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagaian besar pemakai informasi termasuk menyediakan informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan secara umum yang menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian dimasa lalu (IAI,2012:12-14)

(6)

Laporan keuangan merupakan hasil tindakan pembuat ringkasan data keuangan perusahaan. Laporan keuangan ini disusun dan ditafsirkan untuk kepentingan manajemen dan pihak-pihak lain yang menaruh perhatian atau mempunyai kepentingan keuangan (Djarwanto, 2012:5). Menurut Baridwan (2011:17), laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama satu tahun buku yang bersangkutan.

Jadi laporan keuangan merupakan sumber informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan informasi keuangan perusahaan, misalnya investor sekarang, investor potensial, karyawan, kreditor, pelanggan, pemerintah serta lembaga-lembaga lainnya, dan masyarakat.Namun informasi yang terdapat dalam laporan keuangan hanya bersifat umum, tidak sepenuhnya dapat memenuhi kebutuhan informasi setiap pemakai.

2.1.3 Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan adalah suatu usaha formal yang dilaksanakan perusahaan Untuk mengevaluasi efisien dan efektivitas dari aktivitas perusahaan yang telah Dilaksanakan pada periode waktu tertentu. pengertian Kinerja keuangan adalah penentuan ukuran–ukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu organisasi perusahaan dalam menghasilkan laba. Sedangkan menurut IAI (2007) Kinerja Keuangan adalah kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengendalikan sumber daya yang dimiliki.

Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kinerja keuangan adalah usaha formal yang telah dilakukan oleh perusahaan yang dapat mengukur

(7)

keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan kaba sehingga dapat melihat prospek pertumbuhan dan potensi perkembangan baik perusahaan dengan mengandalkan sumber daya yang ada. Suatu perusahaan dapat dikatakan berhasil apabila telah mencapai standar dan tujuan yang telah ditetapkan.

Pengukuran kinerja digunakan perusahaan untuk melakukan perbaikan diatas kegiatan operasional agar dapat bersaing dengan perusahaan lain. Analisis kinerja keuangan merupakan proses pengkajian secara kritis terhadap review data, menghitung, mengukur, menginterprestasi dan memberi solusiterhadap keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu. Kinerja keuangan dapat dinilai dengan beberapa analisis. Dalam penilitian ini rasio yang digunakan adalah economic value added.

2.1.4 Economic Value Added (EVA)

Menurut Lisa (2009:125) EVA adalah ukuran nilai tambah ekonomis yang dihasilkan perusahaan sebagai akibat dari aktivitas atau strategi manajemen. EVA yang positif menandakan perusahaan berhasil menciptakan nilai bagi pemilik modal karena perusahaan mampu menghasilkan tingkat penghasilan melebihi tingkat biaya modal. Hal ini sejalan dengan tujuan untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Sebaliknya EVA yang negatif menunjukkan bahwa nilai perusahaan menurun karena tingkat pengembalian lebih rendah daripada biaya modalnya.

Adanya EVA menjadi relevan untuk mengukur kinerja berdasarka ekonomis yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. Dengan adanya EVA, maka pemilik perusahaan akan memberikan imbalan aktivitas yang menambah nilai dan

(8)

membuang fasilitas yang merusak atau mengurangi nilai keseluruhan suatu perusahaan dan membantu manajemen dalam hal menentukan tujuan internal perusahaan untuk implikasi jangka panjang dan bukan jangka pendek saja.

Menurut Amin Widjaja Tunggal (2001:1), Economic Value Added (EVA) adalah suatu sistem manajemen keuangan untuk mengukur laba ekonomi dalam suatu perusahaan, yang menyatakan bahwa kesejahteraan hanya dapat tercipta jika perusahaan mampu memenuhi semua biaya operasi (operating cost) dan biaya modal (cost of capital). Nilawati (2012:151) mendefinisikan Economic Value Added (EVA) selain sebagai alat ukur kinerja sebuah perusahaan, juga dapat digunakan sebagai basis atau dasar dalam pemberian bonus bagi karyawan– karyawan yang ada pada divisi–divisi yang memiliki tingkatan atau nilai

Economic Value Added (EVA) yang positif.

Berdasarkan pendapat–pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa

Economic Value Added (EVA) adalah suatu alat ukur kinerja sebuah perusahaan sekaligus sebagai pengukur nilai tambah yang dihasilkan perusahaan kepada investor dengan memperhitungkan biaya modal dan juga sebagai dasar pemberian bonus kepad karyawan yang terdapat pada setiap divisi– divisi yang memiliki nilai Economic Value Added yang positif.

Manfaat EVA

Manfaat EVA dalam mengukur kinerja perusahaan adalah sebagai berikut: a) EVA dapat digunakan sebagai penilaian kinerja keuanganperusahaan karena penilaian kinerja terjadi difokuskan pada penciptaan nilai (value creation). b) EVA akan menyebabkan perusahaan lebih memperhatikan struktur modal. c)

(9)

EVA membuat manajemen berfikir dan bertindak seprti pemegang saham yaitumemilih investasi yang memaksimumkan tingkat pengembalian danmeminimumkan tingkat biaya modal sehingga nilaiperusahaan dapat dimaksimalkan. d) EVA dapat digunakan untuk mengidentifikasikan kegiatan atau proyek yang memberikan pengembalian lebih tinggi dari pada biaya– biaya modalnya.

Kelemahan dan Kelebihan EVA

Kunggulan yang dimiliki EVA antara lain : a) EVA memfokuskan penilaian pada nilai tambah dengan memperhitungkan beban sebagai konsekuensi investasi. b) Konsep EVA adalah alat perusahaan dalam mengukur harapan yang dapat dilihat dari segi ekonomis dalam pengukurannya yaitu dengan memperhatikan harapan para penyandang dana secara adil dimana derajat keadilan dinyatakan dengan ukuran tertimbangandari struktur modal yang ada dan berpedoman pada nilai pasar dan bukan pada nilai buku. c) Perhitungan EVA dapat diergunakan secara mandiri tanpa memerlukan data pembanding seperti standart industri atau data perusahaan lain sebagai konsep penilaian. d) Konsep EVA daat digunakan sebagai dasar penilaian pemberian bonus pada karyawan terutama pada divisi yang memberikan EVA lebih sehingga dapat dikatakan bahwa EVA menjalanjan stakeholders satisfaction concepts. e) Pengaplikasian EVA yang mudah menunjukkan bahwa konsep tersebut merupakan ukuran praktis, mudah dihitung dan mudah digunakan sehingga merupakan salah satu bahan pertimbangan dalam mempercepat pengambilan keputusan bisnis.

(10)

EVA juga memiliki kelemahan– kelemahan diantaranya sebagai berikut : a) EVA hanya mengukur hasil akhir (reminder), konsep ini tidak mengukur aktivitas– aktivitas tertentu. b) EVA terlalu bertumpu pada keyakinan bahwa investor sangat mengandalkan pendekatan fundamental dalam mengkaji dan mengambil keputusan untuk menjual atau membeli saham tertentu padahal faktor– faktor lain terkadang lebih dominan.

2.1.5 Corporate Social Responsibility

Corporate Social Responsibility adalah masalah yang semakin penting bagi para agen ekonomi. Hal ini disebabkan masalah tersebut menjadi perhatian baru untuk semua aspek dari aktivitas perusahaan dan hubungan mereka dengan stakeholders. Kegiatan sosial perusahaan bukan hanya sekedar cara untuk mencapai hasil ekonomi, namun juga dapat mengembangkan hubungan baik dengan stakeholders. Dengan demikian secara tidak langsung dapat menciptakan citra positif bagi perusahaan. Pelaksanaan corporate social responsibility

merupakan hal yang sangat penting karena berkaitan dengan pembentukan citra positif perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan seharusnya melihat corporate social responsibility bukan sebagai pusat biaya (cost center) melainkan sebagai pusat laba (profit center) di masa mendatang. Tanggung jawab social perusahaan memberikan keuntungan bersama bagi semua pihak, baik perusahaan sendiri, karyawan, masyarakat, pemerintah maupun lingkungan.

Corporate Social Responsibility berusaha meberikan perhatian terhadap lingkungan dan sosial kedalam operasinya sebagaimana dijelaskan oleh Darwin (2012:123) pertanggung jawaban sosial adalah mekanisme bagi suatu organisasi

(11)

untuk secara sukarela mengintregasikan perhatian terhadaplingkungan dan sosial kedalam operasinya dan interaksinya terhadap pihak– pihak yang berkepentingan. Dengan demikian, operasi bisnis yang dilakukan oleh perusahaan tidak hanya berkomitmen dengan ukuran keuntungan secara finansial saja, tetapi juga harus berkomitmen pada pembangunan social ekonomi secara menyeluruh dan berkelanjutan.

Pengungkapan tanggung jawab social adalah proses pengkomunikasian efek– efek sosial dan lingkungan atas tindakan–tindakan ekonomi perusahaan pada kelompok– kelompok tertentu dalam masyarakat dan pada masyarakat secara keseluruhan (Waryanto, 2010:121). Dengan mengungkapkan informasi– informasi mengenai operasi perusahaan sehubungan dengan lingkungan diharapkan perusahaan bisa mendapatkan kepercayaan dari masyarakat bahwa dalam melaksanakan aktivitasnya, perusahaan tidak hanya berfokus pada keuntungan semata melainkan perusahaan juga memperhatikan dampak yang ditimbulkan terhadap lingkungan.

Pengungkapan kinerja lingkungan , social dan ekonomi perusahaan dapat dilakukan dengan mengungkapkan hal tersebut kedalam laporan tahunan perusahaan atau mengungkapnya kedalam laporan yang terpisah. Mengungkapkan laporan Corporate Social Responbility dalam laporan tahunan lebih lazim dilakukan oleh perusahaan- perusahaan di Indonesia.

Pengukuran Corporate Social Responbility diukur menggunakan Corporate Social Disclosure Index (CSDI). Instrumen pengungkapan CSDI yang akan digunakan dalam penelitian ini mengacu pada pengukuran instrumen yang

(12)

digunakan oleh Sembiring (2011:111), yang mengelompokkan informasi CSR kedalam kategori : Lingkungan, Energi, Tenaga Kerja, Produk, Keterlibatan Masyrakat, dan Umum. Total item CSR adalah 78. Pendekatan untuk menghitung CSDI pada dasarnya menggunakan pendekatan untuk menghitung CSDI pada dasarnya menggunakan pendekatan dikotomi yaitu setiap item CSR dalam penelitian diberi nilai 1 jika diungkapkan dan diberi nilai 0 jika tidak diungkapkan (Haniffa et al, 2005).

1.1.6 Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan sangat penting karena dengan nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham. Semakin tinggi harga saham semakin tinggi pula nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik perusahaan, sebab dengan nilai yang tinggi menunjukkan kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Kekayaan pemegangsaham dan perusahaan dipresentasikan oleh harga pasar dari saham yang merupakan cerminan dari keputusan investasi pendanaan (financing) dan manajemen asset (Susanti, 2010) dalam (Alfredo, 2011). Terdapat perbedaan antara meningkatkan nilai perusahaan dengan maksimalisasi laba. Perusahaan biasanya lebih menekankan pada peningkatan nilai perusahaan daripada peningkatan laba. Perbedaan antara memaksimalkan nilai (value) perusahaan dengan memaksimalkan laba (profit) perusahaan yaitu : a) Maksimalisasi nilai perusahaan memperhitungkan tingkat risiko dan arus pendapatan, sedangkan maksimalisasi laba. b) Untuk memaksimalkan nilai perusahaan kita harus memperhitungkan arus laba jangka panjang dan nilai waktu daripada uang, hanya

(13)

saja maksimalisasi laba dalam jangka panjang merugikan perusahaan. c) Maksimalisasi nilai menghindari masalah perbedaan kualitas pada arus dana, angka laba lebih bervariasi yang bergantung kepada kebiasaan akuntansi yang digunakan dan mengutamakan pada arus kas atau dana bukan tergantung pada bentuk pengukuran laba (Kasmir, 2010).

Menurut Margaretha (2011:5), “Nilai (value) perusahaan yang sudah go public merupakan nilai yang tercermin dalam harga pasar saham perusahaan, sedangkan nilai perusahaan yang belum go public nilainya terealisasi apabila perusahaan akan dijual.” Menurut Brigham dan Houston (2010:7), “Tujuan utama perusahaan yaitu memaksimumkan nilai perusahaan ini digunakan sebagai pengukur keberhasilan perusahaan karena dengan meningkatnya nilai perusahaan berarti meningkatnya kemakmuran pemilik perusahaan atau para pemegang saham.” Menurut Christiawan dan Josua (2007:3), terdapat beberapa konsep nilai yang menjelaskan nilai suatu perusahaan antara lain: a) Nilai nominal yaitu nilai yang tercantum secara formal dalam anggaran dasar perseroan, disebutkan secara eksplisit dalam neraca perusahaan dan juga ditulis jelas dalam surat saham kolektif. b) Nilai pasar sering disebut dengan kurs adalah harga yang terjadi dari proses tawar menawar di pasar saham. Nilai ini hanya bisa ditentukan jika saham perusahaan dijual di pasar saham. c) Nilai intrinsik merupakan nilai yang mengacu pada perkiraan nilai riil suatu perusahaan. Nilai perusahaan dalam konsep nilai intrinsik ini bukan sekadar harga dari sekumpulan aset, melainkan nilai perusahaan sebagai entitas bisnis yang memiliki kemampuan menghasilkan keuntungan di kemudian hari. d) Nilai buku adalah nilai perusahaan yang dihitung

(14)

dengan dasar konsep akuntansi. e) Nilai likuidasi adalah nilai jual seluruh aset perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban yang harus dipenuhi. Nilai sisa itu merupakan bagian para pemegang saham. Nilai likuidasi bisa dihitung berdasarkan neraca performa yang disiapkan ketika suatu perusahaan akan di likuidasi.

Nilai perusahaan menggambarkan seberapa baik atau buruk manajemen mengelola kekayaannya, hal ini bisa dilihat dari pengukuran kinerja keuangan yang diperoleh. Suatu perusahaan akan berusaha untuk memaksimalkan nilaiperusahaannya. Peningkatan nilai perusahaan biasanya ditandai dengan naiknya harga saham di pasar saham.

Pengukuran nilai perusahaan seringkali dilakukan dengan menggunakan rasio rasio penilaian atau rasio pasar. Rasio penilaian merupakan ukuran kinerja yang paling menyeluruh untuk suatu perusahaan karena mencerminkan pengaruh gabungan dari rasio hasil pengembalian risiko. Menurut Weston dan Copeland (2012:244), rasio penilaian terdiri dari:

Price Earning Ratio (PER)

Menurut Tandelilin (2007) PER adalah perbandingan antara harga saham perusahaan dengan earning pershare dalam saham. PER adalah fungsi dari perubahan kemampuan laba yang diharapkan di masa yang akan datang. Semakin besar PER, maka semakin besar pula kemungkinan perusahaan untuk tumbuh sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan. PER dapat dihitung dengan rumus (Tandelilin, 2007) :

(15)

Price to Book Value (PBV)

Menurut Prayitno dalam Afzal (2012) Price to Book Value (PBV) menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku saham suatu perusahaan. Makin tinggi rasio ini, berarti pasar percaya akan prospek perusahaan tersebut. PBV juga menunjukkan seberapa jauh suatu perusahaan mampu menciptakan nilai perusahaan yang relatif terhadap jumlah modal yang diinvestasikan.

Tobin’s Q

Salah satu alternatif yang digunakan dalam menilai nilai perusahaan adalah dengan menggunakan Tobin’s Q. Tobin’s Q ini dikembangkan oleh Professor Tobin (Weston dan Copelan, 2012:243). Rasio ini merupakan konsep yang berharga karena menunjukkan estimasi pasar keuangan saat ini tentang nilai hasil pengembalian dari setiap dolar investasi. Menurut Smithers dan Wright (2007:37) dalam Asmarani (2014), Tobin’s Q dihitung dengan membandingkan rasio nilai pasar saham perusahaan dengan nilai buku ekuitas, Tobin’s Q dirumuskan sebagai berikut:

Keterangan:

ME = Jumlah Saham Beredar x Harga Penutupan DEBT = Total Hutang + Persediaan - Aktiva Lancar

(16)

Rasio Tobin’s Q merupakan ukuran yang lebih teliti tentang berapa efektif manajemen memanfaatkan sumber-sumber daya ekonomis dalam kekuasaannya. Menurut Smithers dan Wright (2012:40) dalam Asmarani (2014), keunggulan rasio Tobin’s Q adalah sebagai berikut: a) Tobin’s Q mencerminkan aset perusahaan secara keseluruhan. b) Tobin’s Q mencerminkan sentiment pasar, misalnya analisis dilihat dari prospek perusahaan atau spekulasi. c) Tobin’s Q mencerminkan modal intelektual perusahaan. d) Tobin’s Q dapat mengatasi masalah dalam memperkirakan tingkat keuntungan.

Menurut Margaretha (2011:27), Kelemahan Tobin’s Q adalah Tobin’s Q dapat menyesatkan dalam pengukuran kekuatan pasar karena sulitnya memperkirakan biaya atas pergantian atas harta, pengeluaran untuk iklan dan penelitian serta pengembangan menciptakan aset tidak berwujud.

Pengukuran nilai perusahaan dalam penelitian ini menggunakan proksi

Price toBook Value (PBV). PBV merupakan salah satu rasio keuangan yang cukup representatif untuk melihat penciptaan nilai oleh suatu perusahaan. Rasio PBV menggunakan harga pasar saham perusahaan yang mencerminkan penilaian investor keseluruhan atas setiap ekuitas yang dimiliki perusahaan. Menurut Prayitno dalam Afzal (2012) Price to Book Value (PBV) menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku saham suatu perusahaan. Makin tinggi rasio ini, berarti pasar percaya akan prospek perusahaan tersebut.

(17)

2.2 Penelitian Terdahulu

Peneliti mengambil beberapa sumber referensi dari penelitian yang sebelumnya telah mendahului penelitian ini dan juga menjadi dasar penelitian.

Tabel 1

Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Penelitian Variabel Metode

Analisis Hasil Penelitian 1 Fitri Nurlaili Hanif (2015) Pengaruh corporate social responsibility Profitabilitas, dan ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan pada Perusahaan manufaktur

yang terdaftar di BEI periode 2011-2014 corporate social responsibility, profitabilitas, ukuran perusahaan, nilai perusahaan. analisis regresi linear berganda VariabelCSR, profitabilitas, dan ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan 2 Eka Sari, Zulfia (2013) PengaruhProfitabilita s, Leverage,Economic Value, Added, dan RisikoSistematis terhadap Nilai Perusahaan(Studi EmpirispadaPerusah aan Kategori LQ45 yang Terdaftar di BEI) NilaiPerusahaan, Return onasset (ROA), Debt toEquity Ratio (DER), Economic Value Added (EVA), Risiko Sistematis analisis regresi linear berganda Variabel EVA mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan 3 Asmarani (2014) PengaruhReturn on asset(ROA), Return on Equity(ROE), dan EconomicValue Added(EVA) terhadap Nilai Perusahaan(Kajian padaPerusahaan Automotive and Component di Bursa EfekIndonesia) Return on asset(ROA), Return on

Equity(ROE),Econ omicValue Added(EVA), NilaiPerusahaan analisis regresi linear berganda Dari hasilpenelitian tersebutmenunjukkan bahwa EVAsecara parsialberpengaruh terhadap NilaiPerusahaan.

(18)

2.3 Rerangka Pemikiran

Berdasarkan latar belakang dan landasan teori yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat diambil pemahaman tentang kerangka konseptual dalam penelitian ini, dimana penelitian ini mencoba untuk menganalisis menggunakan komponen-komponen dari laporan keuangan perusahaan untuk memprediksikan harga saham baik secara simultan maupun parsial.Rerangka konseptual dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1

Gambar Rerangka Pemikiran

2.4 Perumusan Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban masalah atau pertanyaan penelitian yang dikembangkan berdasarkan teori-teori yang perlu di uji melalui proses pemilihan, pengumpulan dan analisis data. Berdasarkan teori dan hasil-hasil penelitian

Economic Value Added Corporate Social

Responsibility

Nilai Perusahaan Teory Sinyal

(19)

terdahulu yang telah dijelaskan, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

Pengaruh Economic Value Added (EVA) terhadap Nilai Perusahaan.

Menurut Brigham dan Houston (2010:111), Economic Value Added (EVA) adalah ukuran nilai tambah ekonomis yang dihasilkan perusahaan sebagai akibat dari aktivitas atau strategi manajemen. EVA yang positif menandakan perusahaan berhasil menciptakan nilai bagi pemilik modal karena perusahaan mampu menghasilkan tingkat penghasilan melebihi tingkat biaya modal. Hal ini sejalan dengan tujuan untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Sebaliknya, EVA yang negatif menunjukkan bahwa nilai perusahaan menurun karena tingkat pengembalian lebih rendah daripada biaya modalnya.

H1:Economic Value Added (EVA) berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan

Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan.

Kasmir (2010:9) mengatakan bahwa meningkatnya nilai saham perusahaan turut ikut meningkatkan keuntungan perusahaan. Dalam hal ini perusahaan harus menyisihkan keuntungan tersebut kepada masyarakat dan lingkungannya, melalui tanggung jawab sosial. Tanggung jawab perusahaan tersebut dituangkan dalam tanggung jawab sosial perusahaan atau lebih dikenal dengan nama Corporate Social Responsibility (CSR). Dengan demikian, segala aktivitas perusahaan akan memperoleh kepercayaan dari berbagai pihak dan diharapkan umur hidup perusahaan akan bertambah panjang.

Referensi

Dokumen terkait

• Ruang lingkup kegiatan menjelaskan tahap-tahap kegiatan yang akan dilakukan, sehingga tujuan kegiatan tercapai. • Rencana dan jadwal kegiatan menjelaskan waktu, tempat, dan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR), dan perbandingan Biaya Operasional dengan Pendapatan

Setelah menganalisis data objek penelitian, tema besar yang penulis angkat mengenai fenomena perokok di kalangan remaja SMP dalam film ini adalah “perokok

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas setiap kasih karunia dan rahmat-Nya yang begitu besar, penulis dapat menyelesaikan

intervensi selama 14 hari berturut – turut, pada hari ke 15 dilakukan posttest pengumpulan data dengan melihat kadar kolesterol total pada akseptor KB DMPA diwilayah kerja

Berdasarkan analisis situasi tersebut, maka melalui kegiatan pengabdian masyarakat Program Kemitraan Masyarakat ini, dapat diberikan bekal keahlian kepada siswa

3HPEHODMDUDQ WXWRULDO \DQJ GLPDNVXG GDODP NHJLDWDQ LQL DGDODK GLPDQD SHPEHODMDUDQ GLODNXNDQ VHFDUD PDQGLUL XQWXN PDWHULPDWHUL \DQJ

Bagi calon mahasiswa yang dinyatakan lulus melalui jalur tanpa tes (PMDK, PSB, PBUP, PNUAN), PBT (tes tulis) maupun CBT melakukan registrasi atau daftar ulang sebagai mahasiswa