98
PENGARUH PERBANDINGAN MINYAK LEMON DENGAN VIRGIN COCONUT OIL
(VCO) TERHADAP KARAKTERISTIK DAN MUTU FORMULASI SABUN CAIR
Hisyam Arief*, Srie Rezeki Nur Endah, Susanti
Program Studi Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Perjuangan Tasikmalaya *Email: hisyamarief12@gmail.com
ABSTRAK
Essensial oil merupakan salah satu bahan tambahan pada produk sabun cair yang juga dapat mempengaruhi kualitasnya. Salah satu minyak essensial yang banyak digunakan karena disukai aromanya adalah minyak lemon. Kombinasi dengan VCO yang merupakan kelapa murni dengan kandungan asam laurat yang tinggi sebagai bahan baku pembuatan sabun. Sabun yang dibuat dalam penelitian ini menggunakan penambahan minyak lemonyang mampu meningkatkan kualitas pada sabun cair. Penelitian ini bertujuan untuk membuat sabun cair dan mengetahui pengaruh penambahan minyak lemon terhadap karakteristik sabun cair. Perlakuan pada penelitian ini konsentrasi minyak lemon adalah dengan penambahan sebesar 1% , 2% dan 3% dari 100 gram basis sabun. Parameter pengamatan meliputi sifat kimia, sifat fisik sabun dan uji organoleptik. Hasil analisis menunjukan bahwa semua formulasi sabun cair memenuhi persyaratan berdasarkan SNI sabun cair 06-4085-1996. Sabun cair dengan formulasi 3% minyak lemonmerupakan produk terbaik dengan hasil analisis kadar alkali bebas 0.078%, nilai pH 11, bobot jenis 1,041% dan angka lempeng total 8,3x102. Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa penambahan minyak lemonmemberikan pengaruh terhadap karakteristik sabun cair. Kata Kunci : Sabun cair, Virgin Coconut Oil (VCO), Essensial lemon oil.
ABSTRACT
Essential oil is an additional ingredient in liquid soap products which can also affect its quality. One of the essential oils that is widely used because of its preferred aroma is lemon oil. Combination with VCO which is pure coconut with high lauric acid content as a raw material for soap making. The soap made in this study uses the addition of lemony oil which can improve the quality of liquid soap. This study aims to make liquid soap and determine the effect of adding lemon oil on the characteristics of liquid soap. The treatment in this study the concentration of lemon oil was the addition of 1%, 2% and 3% of 100 grams of soap base. Observation parameters include chemical properties, soap physical properties and organoleptic tests. The analysis showed that all liquid soap formulations met the requirements based on SNI for liquid soap 06-4085-1996. Liquid soap with 3% lemon oil formulation is the best product with analysis results of free alkaline content of 0.078%, pH value of 11, specific gravity of 1.041% and a total plate number of 8.3x102. Based on these results, it shows that the addition of lemon oil has an effect on the characteristics of liquid soap.
Keywords: Liquid soap, Virgin Coconut Oil (VCO), Essensial lemon oil.
Arief et.al./Pharmacoscript, Volume 3, No, 2, Agustus 2020,
99 PENDAHULUAN
Sabun merupakan materi pembersih yang digunakan dengan air untuk membersihkan dan menghilangkan kotoran (Edoga, 2009). Sabun mandi adalah senyawa natrium dan kalium dengan asam lemak dari minyak nabati dan atau lemak hewani berbentuk padat, lunak, atau cair, dan berbusa digunakan sebagai pembersih dengan menambahkan zat pewangi dan bahan lainnya yang tidak membahayakan kesehatan. Sabun merupakan garam alkali karboksilat (RCOONa), dimana gugus R bersifat hidrofobik karena bersifat nonpolar dan COONa bersifat hidrofilik yakni bersifat polar (Idrus dkk, 2013).
SNI (Standar Nasional Indonesia) menjelaskan bahwa sabun merupakan pembersih yang dibuat dengan mereaksikan secara kimia antara basa natrium atau basa kalium dan asam lemak yang berasal dari minyak nabati atau lemak hewani yang umumnya ditambahkan zat pewangi atau antiseptik yang digunakan untuk membersihkan tubuh manusia dan tidak membahayakan kesehatan. Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, proses perkembangan kosmetik mulai bergeser ke arah natural product
karena adanya trend back to nature
(Duraisanny et al., 2011). Penambahan bahan alami yang aman bagi kesehatan pada
sabun cair perlu dikembangkan. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan pengaruh positif atau meningkatkan nilai tambah produk sabun cair yang dihasilkan. Nilai tambah tersebut antara lain memberikan kesan lembut dan melembabkan kulit.
Menurut Setyoningrum (2010), salah satu minyak nabati yang sudah diketahui memiliki efek penyabunan yang baik adalah minyak kelapa murni (VCO). VCO memiliki sifat mudah tersaponifikasi (tersabunkan). Asam lemak yang paling dominan dalam VCO adalah asam laurat yaitu sebesar 52% (Sutarmi & Rozalin 2005). Asam laurat sangat memiliki peranan pada saponifikasi karena memiliki kelarutan yang tinggi dan menghasilkan pembusaan yang sangat baik untuk produk sabun (Karo 2011).
Pembuatan sabun mandi cair sebagai pembersih tidak cukup menarik konsumen. Oleh sebab itu, dibutuhkan bahan yang mampu memberikan aroma atau wangi yang banyak disukai konsumen. Salah satu bahan tambahan yang dapat digunakan sebagai zat pewangi yaitu essential oil. Salah satu
essential oil yang dapat digunakan sebagai bahan tambahan pembuatan sabun adalah
essential lemon oil. Kata essential oil
diambil dari kata quintessence, yang berarti bagian penting atau perwujudan murni dari suatu material, dan pada konteks ini ditujukan pada aroma atau essence yang
100
dikeluarkan oleh beberapa tumbuhan (misalnya rempah-rempah, daun-daunan, buah-buahan dan bunga). Minyak lemon merupakan minyak atsiri yang diekstrak dari kulit jeruk lemon. Minyak ini berbentuk cair, berwarna kuning pucat, segar dan berbau jeruk tajam seperti buah segar yang baru saja dikupas.
Syarat mutu sabun mandi cair yang ditetapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk sabun yang mencakup sifat kimiawi dari sabun mandi, yaitu pH, alkali bebas dihitung sebagai KOH, bahan aktif, dan bobot jenis. Sementara sifat fisik sabun seperti bentuk, bau, dan warna (SNI,1996). Dari uraian diatas, maka diperlukan penelitian ini untuk mengetahui konsentrasi
essential lemon oil terbaik yang akan dicampurkan pada pembuatan sabun cair dan tidak merusak mutu sabun yang dihasilkan.
METODOLOGI PENELITIAN Alat dan Bahan
Peralatan yang digunakan dalam melaksanakan penelitian ini terdiri dari timbangan analitik, gelas ukur, gelas beaker, gelas plastik, pengaduk steenles steel, panci steenles steel, hot plste, termometer, erlenmeyer, penjepit, batang pengaduk, pisau, oven, cawan, desikator, tabung reaksi, buret.
Bahan-bahan yang digunakan dalam melaksanakan penelitian ini terdiri dari Virgin Coconut Oil (VCO), KOH 30%, gliserin, aquadest, propilena glikol, coco DEA, essential lemon oil, Etanol 70%, fenolftalein dan bahan pendukung terdiri dari kertas indikator pH, tissu, kapas, kassa, plastik wrap, masker dan sarung tangan. Prosedur Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental laboratorium dengan menggunakan analisis deskriptif. Penarikan kesimpulan ini mengenai data hasil pembuatan sabun dengan penambahan minyak lemon dan mutu sabun cair yang dihasilkan akibat pengaruh perbedaan jumlah penambahan essential lemon oil. Formulasi pembuatan sabun cair dengan penambahan essential lemon oil dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Rancangan formula pembuatan sabun cair dengan basis 100g.
Bahan Formulasi
F1 F2 F3 Essential Lemon Oil (%) 1 2 3
Virgin Coconut Oil (g) 35 35 35 KOH 30% (g) 25 25 25 Gliserin (g) 8 8 8 Cococ DEA (g) 5 5 5 Propilena Glikol (g) 10 10 10 Aquadest (g) 16 15 14 Jumlah 100 100 100
Penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan, yaitu tahapan pertama yaitu dimulai dengan persiapan bahan untuk membuat sabun cair, Tahapan kedua adalah terdiri
101 dari pembuatan sabun cair dengan
penambahan essential lemon oil. Tahapan ketiga yaitu uji sifat fisik dan kimia sabun cair. Kriteria uji pada syarat mutu sesuai SNI 06-4085-1996 yang dihasilkan. Tahap ke empat yaitu analisis terhadap karakteristik dan kualitas mutu sabun cair yang disesuaikan dengan SNI 06-4085-1996.
1. Persiapan bahan baku
Tahapan persiapan bahan baku terdiri dari mempersiapkan bahan-bahan kimia untuk pembuatan sabun cair. Persiapan bahan antara lain KOH padat menjadi larutan KOH dengan konsentrasi 30% . 2. Pembuatan sabun cair dengan
penambahan essential lemon oil
Tahapan pertama pembuatan pembuatan sabun cair dengan metode hot process soap making. Pembuatan sabun cair dengan penambahan minyak essential lemon oil dengan formulasi pada Tabel 1.
Gambar 1. Diagram alur proses pembuatan sabun cair
3. Pengujian mutu
Analisis mutu sabun cair meliputi uji sifat fisik sabun, uji sifat kimia sabun dan uji organoleptik. Sifat fisik sabun yang diamati adalah bobot jenis. Sedangkan sifat kimia sabun yang diamati antara lain kadar alkali bebas, nilai pH dan angka lempeng total. Sifat fisik dan kimia sabun berdasarkan dengan SNI sabun cair yaitu SNI 06-4085- 1996. Untuk uji organoleptik yang dilakukan adalah warna, aroma, kekentalan, bnyknya busa yang dihasilkan, kesan saat pemakaian dan kesan setelah pemakaian. (Asri dkk, 2017).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil peneletian yang telah dilakukan menunjukan bahwa sabun cair yang di hasilkan sesuai dengan Standar Nasional Indonesia. Kesesuaian tersebut diperoleh karena pada setiap perlakuan evaluasi sabun cair yang meliputi uji pH, uji bobot jenis, uji kadar alkali bebas, uji angka lempeng total yang di hasilkan memenuhi syarat SNI 06-4085-1996.
102
Tabel 2. Hasil penelitian pembuatan sabun cair dengan perbandingan minyak lemondan VCO sesuai dengan SNI 06-4085-1996 .
Sampel Nilai pH Nilai Bobot Jenis Nilai Alkali Bebas Nilai Angka Lempeng Total Formula 1 11 1,027 0,112 3,2 x 104 Formula 2 11 1,030 0,100 1 x 103 Formula 3 11 1,041 0,078 8,3 x 102
Kadar Alkali Bebas
Sabun yang baik adalah sabun yang dihasilkan dari reaksi yang sempurna antara asam lemak dan alkali yang diharapkan tidak terdapat residu setelah reaksi. Kadar alkali bebas menunjukkan banyaknya kadar alkali bebas yang dapat dinetralkan oleh asam. Penetapan kadar alkali bebas dilakukan dengan cara titrasi alkalimetri. Alkali bebas yang ada dalam sabun yang dihasilkan pada penelitian ini adalah Kalium, karena alkali yang digunakan dalam pembuatan sabun cair adalah KOH. Kelebihan alkali dalam sabun tidak boleh melebihi 0,1% (SNI, 1996) karena alkali bersifat keras dan dapat menyebabkan iritasi pada kulit.
Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai alkali bebas terjadi penurunan nilai alkali bebas yang berbanding lurus dengan penambahan essential lemon oil yang digunakan pada setiap perlakuan pembuatan sabun cair. Hasil analisis tersebut dapat di lihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Hubungan antara penambahan essential lemon oil terhadap kadar alkali bebas.
Pada penelitian ini, sabun cair yang telah dilarutkan dengan alkohol dan ditambahkan beberapa tetes fenolftaline sampai berwarna merah muda yang berarti terdapat alkali bebas pada sampel sabun cair. Larutan sabun yang telah berwarna merah muda tersebut kemudian dititrasi dengan HCl 0,1 N sampai tidak berwarna atau bening kembali. Jumlah alkali bebas yang terdapat di dalam sabun cair dengan jumlah HCl yang digunakan sebagai zat pentitar. Nilai rata – rata data alkali bebas yang terdapat di dalam sabun cair yang dihasilkan dari masing – masing formulasi berjumlah 0,112% (F1) 0,100% (F2) 0,0784% (F3). 0.112 0.1 0.07 0 0.05 0.1 0.15 K ad ar A lk al i B e b as (% )
Alkali Bebas
Series1103 Nilai pH
Derajat keasaman atau pH merupakan parameter kimiawi untuk mengetahui sabun cair yang dihasilkan bersifat asam atau basa. pH merupakan parameter penting pada produk kosmetika, karena nilai pH dapat mempengaruhi daya absorpsi kulit. Umumnya pH sabun mandi cair berkisar antara 8 – 11 (SNI, 1996). Sabun yang memiliki nilai pH yang sangat tinggi atau sangat rendah dapat mempengaruhi daya absorbsi kulit sehingga menyebabkan iritasi pada kulit sehingga kulit menjadi iritasi seperti luka, gatal atau mengelupas. Nilai pH yang terlalu tinggi atau rendah juga dapat menyebabkan kulit kering.
Hubungan antara penambahan essential lemon oil terhadap nilai pH dapat di lihat pada tabel 3.
Tabel 3. Hubungan antara penambahan
essential lemon oil terhadap nilai pH.
Nama Formulasi Hasil Formula 1 Formula 2 Formula 3 11 11 11
Nilai pH yang diperoleh sabun cair dengan formulasi F1 (penambahan essential lemon oil sebanyak 1%), formulasi F2 (penambahan essential lemon oil 2%) dan formulasi F3 (penambahan essential lemon oil 3%) adalah 11. Hasil pengukuran
terhadap pH sabun cair yang telah dibuat menunjukkan bahwa produk sabun cair memiliki pH basa, hal ini dikarenakan bahan dasar penyusun sabun cair yang dihasilkan adalah KOH yang bersifat basa kuat.
Bobot Jenis
Bobot jenis merupakan perbandingan bobot zat di udara pada suhu 25˚C terhadap bobot air dengan volume dan suhu yang sama. Pada penelitian ini, pengukuran bobot jenis sabun cair menggunakan piknometer. Berdasarkan hasil pengamatan bobot jenis yang dilakukan dapat dilihat pada gambar dari masing – masing formulasi sebesar (F1) 1,027% (F2) 1,030% (F3) 1,041%.
Nilai bobot jenis dapat disebabkan oleh jenis dan konsentrasi bahan baku dalam larutan. Setiap bahan baku yang ditambahkan dalam formulasi sabun sangat menentukan bobot jenis produk sabun yang dihasilkan. Semakin tinggi bobot bahan baku yang ditambahkan, maka bobot jenis sabun yang dihasilkan akan semakin tinggi. Hubungan antara bobot jenis dan penambahan essential lemon oil pada sabun cair tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.
104
Gambar 3. Hubungan antara bobot jenis dan penambahan essential lemon oil.
Hasil pengukuran bobot jenis sabun cair yang dihasilkan memiliki kisaran 1,02 – 1,04%. Jika hasil tersebut dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan dalam Standar Nasional Indonesia (SNI 06-40851996), Yaitu bobot jenis sabun cair
1,010-1,100%, semua formulasi sabun mandi cair dengan penambahan essential lemon oil memenuhi Standar Nasional Indonesia untuk sediaan sabun cair. Nilai bobot jenis mengalami peningkatan, hal ini disebabkan karena penambahan essential lemon oil. Peningkatan konsentrasi essential lemon oil berpengaruh signifikan terhadap peningkatan bobot jenis sabun mandi cair essential lemon oil.
Angka Lempeng Total
Hasil pengamatan uji angka lempeng total pada sabun cair dengan berbagai konsentrasi essential lemon oil serta sabun pembanding dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Hasil pengamatan uji angka lempeng total pada sabun mandi cair dengan berbagai konsentrasi essential lemon oil.
Sampel Pengenceran Total Angka Lempeng Total (Koloni/gram) 10-1 10-2 10-3 10-4
Formula 1 90 106 85 74 335 3,2 x 104 Formula 2 32 29 26 23 110 1 x 103 Fromula 3 37 24 16 14 91 8,3 x 102
Berdasarkan Tabel 4 terlihat bahwa produk sabun cair dengan perbedaan konsentrasi essential lemon oil tidak mempunyai cemaran mikroba atau masih sesuai standar SNI sabun mandi cair (SNI 06-4085-1996) yaitu masih berkisar maksimal 105. Semakin banyak konsentrasi
essential lemon oil yang ada pada sabun
mandi cair maka angka lempeng total yang didapatkan semakin menurun.
Pengamatan Organoleptik
Uji organoleptik dilakukan dengan mengamati secara visual sabun mandi cair meliputi aroma, bentuk, kejernihan, dan warna (Tabel 5). 1.027 1.03 1.041 1.02 1.025 1.03 1.035 1.04 1.045
Formula 1 Formula 2 Formula 3
105 Tabel 5. Hasil pengamatan organoleptik sabun cair.
Pengamatan
Organoleptik Formulasi F1 Formulasi F2 Formulasi F3
Aroma Khas lemon Khas lemon Khas lemon
Warna Putih Putih kekuningan Putih kekuningan
Bentuk Cair Cair Cair
Kejernihan Tidak jernih Tidak jernih Tidak jernih
Hasil evaluasi organoleptik menunjukkan bahwa penggunaan essential lemon oil berpengaruh terhadap warna semakin tinggi konsentrasi dari essential lemon oil maka warna dari sabun cair semakin kuning. Sabun cair berwarna putih kekuningan pada formulasi F2 dan F3 disebabkan karena penambahan essential lemon oil yang berwarna kuning. Dan dalam pengamatan aroma, bentuk dan kejernihan hasil yang diperoleh tidak ada perbedaan yang signifikan hal ini disebabkan karena pada masing-masing formulasi memiliki kandungan yang sama yaitu essential lemon oil.
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil anlisis data didapatkan bahwa sabun cair yang di hasilkan sesuai dengan Standar Nasional Indonesia. Hal ini diperoleh karena pada setiap perlakuan evaluasi sabun cair yang meliputi uji pH, uji bobot jenis, uji kadar alkali bebas, uji angka lempeng total yang di hasilkan memenuhu syarat (SNI 06-4085-1996).
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis sifat fisiko-kimia sabun cair formulasi dengan minyak lemon 3% merupakan produk yang paling sesuai dan memenuhi persyaratan (SNI 06-40851996) dengan nilai kadar alkali bebas 0.078%, nilai pH 11, bobot jenis 1,041% dan angka lempeng total 8,3x102.
DAFTAR PUSTAKA
Agus Priyono,. 2009. Pembuatan Sabun. Fakultas Teknik Universitas Riau. Jambi.
Alamsyah, A. N., 2005. Virgin Coconut Oil : Minyak Penakluk Aneka Penyakit, Jakarta : Agromedia Pustaka. Hal 67-94.
Almazini, Prima. 2009. Pengaruh Sabun terhadap Kesehatan Kulit. Online: http://myhealing.wordpress.com/2009/ 06/13/pengaruh-sabun-terhadap
phkulit/ diakses pada 22 Agustus 2019.
Asri widiyanti dkk, 2017Pembuatan sabun cair berbasis virgin coconut oil (VCO) dengan penambahan Minyak melati
106
(Jasminum sambac) sebagai essential oil. Universitas Padjajaran. Bandung Badan Standarisasi Nasional Indonesia.
1996. Dewan Standar Nasional. Jakarta
Barel, A.O., Paye, M., dan Maibach, H.I. 2009. Handbook of Cosmetics Science and Technology, 3rd Edition. New York: Informa Healthcare USA, Inc.
Cavith, S.M. 2001. Sifat Asam Lemak dalam Minyak. IPB Press, Bogor. Karo, A.Y.K. (2011). Pengaruh penggunaan
kombinasi jenis minyak terhadap mutu sabun transparan. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Maripa, B.R., Y. Kurniasih dan Ahmadi. 2014. Pengaruh Konsentrasi NaOH terhadap Kualitas Sabun Padat dari Minyak Kelapa (Cocos nucifera) yang ditambahkan Sari Bunga Mawar (Rosa L). Skripsi S1. Tidak Dipublikasikan. Pendidikan Kimia, FPMIPA IKIP, Mataram.
Widyasanti dkk, 2017. Pembuatan Sabun Mandi Cair Berbasis Minyak Kelapa Murni (VCO) dengan Penambahan Minyak Biji Kelor (Moringa oleifera Lam). Universitas Padjadjaran, Sumedang.