• Tidak ada hasil yang ditemukan

1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang - HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN DIABETES MELLITUS DI RUANG RAWAT INAP RSUD DR. R.GOETENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA - repository perpustakaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang - HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN DIABETES MELLITUS DI RUANG RAWAT INAP RSUD DR. R.GOETENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA - repository perpustakaan"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Dunia moderen pada zaman saat ini, memicu terjadinya perubahan gaya hidup pada masyarakat didalamnya, salah satu perubahan gaya hidup dan pola hidup adalah dengan mengkonsumsi makanan yang tidak sehat yang banyak mempengaruhi kadar gula darah seperti makanan cepat saji, minuman-minuman bersoda dan jenis makanan yang lainnya. Permasalahan ini menjadi salah satu faktor pemicu peningkatan terjadinya penyakit degeneratif dalam hal ini seperti diabetes mellitus. Peningkatan kadar gula darah dalam darah atau hiperglikemia adalah kondisi terjadinya abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang disebabkan oleh penurunan sekresi insulin atau penurunan sensitivitas insulin atau keduanya dan menyebabkan komplikasi kronis mikrovaskular, makrovaskular, dan neuropati (Nurarif & Kusuma, 2015).

(2)

Sedangkan di indonesia jumlah tersebut menempati urutan ke-4 terbesar di dunia, untuk urutan di atasnya adalah India (31,7 juta), Cina (20,8 juta), dan Amerika Serikat (17,7 juta). Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, prevalensi diabetes mellitus tertinggi terdapat di Kalimantan Barat dan Maluku Utara (masing – masing 11,1%), diikuti Riau (10,4%) dan NAD (8,5%). Menurut laporan United Kingdom Prospective Diabetes Study (UKPDS), komplikasi kronis diabetes mellitus di Indonesia terdiri atas neuropati 60%, penyakit jantung koroner 20,5%, ulkus diabetika 15%, retinopati 10%, dan nefropati 7,1%.

(3)

Prevalensi penderita diabetes mellitus di Indonesia sudah merupakan masalah kesehatan masyarakat diabetes mellitus sekitar 15% dengan angka amputasi 30% karena ulkus diabetika, angka mortalitas 32% dan merupakan sebab perawatan rumah sakit yang terbanyak sebesar 80%. Dengan hasil penelitian kelompok usia terbanyak adalah lebih dari 60 tahun sebanyak 29 orang, penderita terbanyak dengan lama menderita diabetes mellitus lebih dari 10 tahun sebanyak 37 orang, riwayat hipertensi sebanyak 41 orang, sebanyak 32 orang tidak memiliki riwayat merokok, sebanyak 57 orang kurang latihan fisik, 54 orang memiliki riwayat obesitas, 48 orang tidak merubah pola makan, 43 orang dengan riwayat kadar gula darah buruk, dan penderita dengan perawatan kaki buruk serta penggunaan alas kaki buruk sebanyak 59 orang.

(4)

Berdasarkan dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan di RSUD Dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga data dari rekam medik pasien kasus dengan diabetes mellitus yaitu seluruh pasien yang dirawat inap pada rentang 6 bulan terakhir yaitu sejumlah 68 pasien. Hasil wawancara dari 5 pasien yang dirawat inap di ruang lavender dan kenanga dari 3 pasien mengatakan bahwa mereka merasa cemas akan tindakan perawatan rumah sakit, dari 1 pasien mengatakan merasa takut kalau akan terjadi sesuatu hal yang buruk terjadi pada dirinya, dari 2 pasien mengatakan merasa tidak percaya diri dengan penyakit diabetes mellitus karena kaki mereka tidak sempurna lagi.

Menurut Nadeak (2010) kecemasan merupakan bagian dari kehidupan manusia yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan. Setiap penyandang diabetes umumnya mengalami rasa cemas terhadap segala hal yang terjadi berhubungan dengan diabetesnya, misal: cemas terhadap kadar glukosa darah yang tinggi atau cemas akan timbulnya komplikasi akibat diabetesnya, cemas akan citra diri dan harga diri rendah, cemas terhadap perawatan rumah sakit (hospitalisasi) dan lain-lain.

(5)

sebagai suatu keadaan yang memaksa seseorang harus menjalani rawat inap di rumah sakit untuk menjalani pengobatan maupun terapi yang dikarenakan klien tersebut mengalami sakit. Pengalaman hospitalisasi dapat mengganggu psikologi seseorang terlebih bila seseorang tersebut tidak dapat beradaptasi dengan lingkungan barunya di rumah sakit. Pengalaman hospitalisasi yang dialami klien selama rawat inap tersebut tidak hanya mengganggu psikologi klien, tetapi juga akan sangat berpengaruh pada psikososial klien dalam berinteraksi terutama pada pihak rumah sakit termasuk pada perawat. Masalah yang dapat ditimbulkan dari hospitalisasi biasanya berupa cemas, rasa kehilangan, dan takut akan tindakan yang dilakukan oleh pihak rumah sakit, jika masalah tersebut tidak diatasi maka akan mempengaruhi perkembangan psikososial.

(6)

keamanan dan pencemaran lingkungan. Kecemasan merupakan keadaan suasana hati yang ditandai oleh efek negatif dan gejala-gejala ketegangan jasmaniah dimana seseorang mengantisipasi kemungkinan datangnya bahaya atau kemalangan di masa yang akan datang dengan perasaan khawatir. Kecemasan mungkin melibatkan perasaan, perilaku, dan respon-respon fisiologis. (Durand dan Barlow, 2006).

Kecemasan pada penderita diabetes mellitus dikarenakan bahwa diabetes dianggap merupakan suatu penyakit yang menakutkan, karena mempunyai dampak negatif yang kompleks terhadap kelangsungan kecemasan individu. Kecemasan terjadi karena seseorang merasa terancam baik secara fisik maupun psikologis, aspek sosial pada penderita diabetes mellitus sangat penting diperhatikan karena pada kenyataannya diabetes mellitus merupakan penyakit kronis yang mempunyai muatan psikologis, sosial dan perilaku yang besar. Salah satu aspek sosial tersebut adalah dukungan sosial (Hasanat, 2010; Jauhari, 2014). Dukungan sosial merupakan bentuk interaksi antar individu yang memberikan kenyamanan fisik dan psikologis melalui terpenuhinya kebutuhan akan keamanan. Dukungan sosial dapat berpengaruh terhadap kecemasan pada penderita diabetes melitus dengan meregulasi proses psikologis dan memfasilitasi perubahan biologis (Jauhari & Kurniawati, 2008).

(7)

dari orang lain (orang tua, anak, suami, istri atau saudara) yang dekat dengan subjek dimana bentuk dukungan berupa informasi, tingkah laku tertentu atau materi yang dapat menjadikan individu merasa disayangi, diperhatikan dan dicintai. Dukungan keluarga adalah tindakan dan penerimaan keluarga terhadap penderita yang sakit. Peran keluarga dalam mengenal masalah kesehatan yaitu mampu mengambil keputusan dalam kesehatan, ikut merawat anggota keluarga yang sakit, memodifikasi lingkungan, dan memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada sangatlah penting dalam mengatasi kecemasan klien (Friedman, 2010, dalam Admin, 2012).

(8)

negatif dari dukungan sosial itu sendiri, seperti dukungan dianggap tidak bermanfaat sehingga individu merasa tergantung orang lain (Friedman, 2010).

Dukungan keluarga berkaitan dengan pembentukan keseimbangan mental dan kepuasan psikologis. Dukungan ini dapat menimbulkan efek penyangga, yaitu memberikan efek-efek negatif dari stress terhadap kesehatan dan efek utama yang secara langsung dapat mempengaruhi kesehatan. Dukungan keluarga yang sangat besar terhadap responden secara psikologis dapat menambah semangat hidup bagi responden yang berdampak pada tingkat kecemasan yang rendah (Lutfa, 2008).

Diabetes mellitus merupakan penyakit yang bersifat kronis dan tidak dapat disembuhkan, penderita diabetes mellitus biasanya mengalami banyak perubahan dalam hidupnya. Perubahan tersebut terjadi akibat komplikasi diabetes mellitus dalam perjalanan penyakit dapat mengakibatkan terjadinya komplikasi akut yaitu (Ketoasidosis Diabetik (KAD), Hiperosmolar Non Ketotik (HNK) pada keadaan ini terjadi peningkatan glukosa darah, hipoglikemia ditandai dengan menurunnya kadar glukosa darah), selain komplikasi akut ada juga komplikasi kronis yaitu (makroangiopati, mikroangiopati, neuropati, infeksi pada kaki) dari komplikasi tersebut mengakibatkan ulkus kaki diabetik. Ulkus adalah luka terbuka pada permukaan kulit atau selaput lender dan kematian jaringan yang luas dan disertai invasife kuman saporfit. Adanya kuman saporfit tersebut menyebabkan ulkus berbau, ulkus diabetikum juga merupakan salah satu gejala klinik dan perjalanan penyakit diabetes mellitus dengan neuropati perifer (Andyagreeni, 2010).

(9)

yang timbul berupa kerusakan mata, kerusakan ginjal, penyakit jantung, tekanan darah tinggi, stroke bahkan sampai menyebabkan gangren (Barnes, 2009). Komplikasi psikologis yang muncul diantaranya dapat berupa kecemasan. Gangguan kecemasan yang muncul bisa disebabkan oleh long life diseases (penyakit umur panjang) ataupun karena komplikasi yang ditimbulkannya. Kecemasan ini jika tidak diatasi akan semakin menyulitkan dalam pengelolaan diabetes mellitus. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Murdiningsih dan Ghofur (2013) menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara tingkat kecemasan terhadap kadar glukosa darah penderita diabetes mellitus yang akan berpengaruh terhadap kualitas hidupnya. Secara sosial penderita diabetes mellitus akan mengalami hambatan umumnya berkaitan dengan pembatasan diet yang ketat dan keterbatasan aktivitas karena komplikasi yang muncul. Diabetes Mellitus merupakan penyakit kronis yang membutuhkan intervensi terapi seumur hidup. Penyakit diabetes mellitus dapat disembuhkan dengan cara mengendalikan gula darah dalam batas normal. Penyakit ini akan menyertai penderita seumur hidup penderita sehingga akan mempengaruhi terhadap kecemasan penderita baik dari keadaan kesehatan fisik, psikologis, sosial dan lingkungan (Copel, 2007).

(10)

peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut terkait dengan hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan pasien diabetes mellitus. B. Rumusan Masalah

Hubungan keluarga bisa menjadi sumber dukungan bagi orang-orang diabetes dan dapat mempengaruhi perilaku manajemen diri, hubungan keluarga bisa menjadi sumber pendukung yang penting bagi orang-orang diabetes, dan berpusat pada keluarga Pendekatan perawatan diabetes telah dilakukan dan dianjurkan.

Kecemasan merupakan bagian dari kehidupan manusia yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan. Setiap penyandang diabetes umumnya mengalami rasa cemas terhadap segala hal yang terjadi berhubungan dengan diabetesnya, misal: cemas terhadap kadar glukosa darah yang tinggi atau cemas akan timbulnya komplikasi akibat diabetesnya, cemas akan citra diri dan harga diri rendah, cemas terhadap perawatan rumah sakit (hospitalisasi) dan lain-lain.

Berdasarkan uraian masalah dalam latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka rumusan masalah dapat disimpulkan sebagai berikut: “ Adakah hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan pasien diabetes mellitus di ruang rawat inap RSUD Dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga ?”.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

(11)

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus penelitian ini adalah :

a. Mengetahui karakteristik demografi responden pasien diabetes mellitus di ruang rawat inap RSUD Dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga.

b. Mengetahui tingkat kecemasan pasien diabetes mellitus di ruang rawat inap RSUD Dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga.

c. Mengetahui dukungan keluarga pasien diabetes mellitus di ruang rawat inap RSUD Dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga.

d. Mengetahui hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat kecemasaan pasien diabetes mellitus di ruang rawat inap RSUD Dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Profesi Keperawatan

Penelitian ini di harapkan dapat memberikan masukan bagi profesi keperawatan tentang hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan pasien diabetes mellitus.

2. Bagi masyarakat

a) Bagi keluarga dapat memberikan gambaran tentang pentingnya

dukungan keluarga untuk mengurangi kecemasan anggota keluarga yang mengalami diabetes mellitus.

(12)

3. Bagi pendidikan dan ilmu pengetahuan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan gambaran tentang asuhan keperawatan dukungan keluarga yang diberikan pada pasien yang mengalami diabetes mellitus. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberi masukan tentang konsep asuhan keperawatan tentang dukungan keluarga.

4. Bagi instasi terkait

Sebagai masukan bagi rumah sakit dalam memberikan dukungan keluarga secara efektif dengan tingkat kecemasan pasien untuk meningkatkan mutu pelayanan.

5. Bagi peneliti selanjutnya

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan literatur tambahan bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian dengan tema yang sama dengan peneliti.

E. Penelitian Terkait

(13)

menunjukkan bukti konsistensi internal yang baik (Cronbach's α, 0,84 dan 0,75 masing-masing).

2. Khuwaja (2010) melakukan penelitian dengan judul “Anxiety and depression among outpatients with type 2 diabetes: A multi-centre study of prevalence and associated factors”. Terhadap pasien penderita penderita diabetes tipe 2. Kecemasan Rumah Sakit dengan menggunakan metode Kecemasan dan Skala Depresi Rumah Sakit (HADS) dengan jumlah 889 orang dewasa dengan diabetes tipe-2 dimasukkan dalam penelitian ini, dengan hasil penelitian Secara keseluruhan, 57,9% (95% CI = 54,7%, 61,2%) dan 43,5% (95% CI = 40,3%, 46,8%) peserta penelitian mengalami kecemasan dan depresi masing-masing. Faktor-faktor yang ditemukan terkait secara independen dengan kegelisahan adalah ketidakaktifan fisik, menderita hipertensi dan penyakit jantung iskemik. 3. Caninsti (2012) melakukan penelitian dengan judul “Kecemasan dan

Depressi pada pasien gagal ginjal yang menjalani hemodialisi”. Desain penelitian menggunakan cross-sectional dengan metode penelitian HADS

(Hospital Anxiety and Depression Scale) yang telah dirancang untuk

(14)

4. Umar (2017) melakukan penelitian dengan judul “Hubungan stress dengan citra tubuh pada diabetes mellitus tipe 2 di rumah sakit pancaran kasih GMIM manado 2016” Penelitian ini menggunakan jenis penelitian

kuantitatif menggunakan desain case control yang bersifat retrospektif, dilaksanakan di rumah sakit pancaran kasih GMIM manado. Sampel penelitian adalah diabetes mellitus tipe 2 dengan jumlah 75 responden yang diambil dengan teknik purposive sampling dan menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian yang berasal dari rumah sakit yang sama tetapi dengan ruang rawat yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan menggunakan analisis uji chi-square menunjukkan terdapat hubungan stres dengan citra tubuh (p=0,000). Kesimpulan terdapat hubungan stres dengan citra tubuh pada penderita diabetes melitus tipe II di Rumah Sakit Pancaran Kasih GMIM Manado 2016.

5. Jauhari (2016) melakukan penelitian dengan judul “Dukungan Sosial dengan Kecemasan pada Pasien Diabetes Mellitus”. Desain penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Media komunikasi yang dibuat dengan lipatan atau satu lembar dan diatur sedemikian rupa dengan bentuk yang menarik serta lebih efektif untuk meyakinkan tentang manfaat dan

Penelitian ini bertujuan untuk mempertahankan kesegaran buah stroberi dengan aplikasi edible coating berbasis karagenan dan mempelajari pengaruh penambahan

Nilai konsentrasi klorofil-a yang relatif tinggi pada Musim Barat dan Musim Timur pada wilayah Teluk Jakarta berdasarkan data satelit SeaWiFS dan Aqua MODIS serta nilai

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Pendugaan Potensi Kandungan Karbon Pada Tegakan Jati ( Tectona grandis Linn. F) di Areal KPH Cianjur Perum

Postur punggung terlalu membungkuk dan leher terlalu menunduk menyebabjkan nyeri otot pada leher, bahu punggung dan pinggaang, Kaki tidak tertopang menyebabkan beban

EVALUASI KINERJA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK. MESIN FKIP UNS MENGGUNAKAN METODE

Dosen Pembimbing : Antonius Haryo Perwito, SE., MA - TRM Judul Skripsi : Analisis Profil Pengunjung dan Peta Kebutuhan Wisatawan Terkait dengan Aspek-Aspek Pengembangan

perusahaan terhadap pengungkapan modal intelektual. 2) Menganalisis dan mendapatkan bukti empiris, pengaruh hubungan tingkat. leverage terhadap pengungkapan modal