• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN KONDISI FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN PENDERITA TUBERKULOSIS (TB) PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SEMPOR 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "HUBUNGAN KONDISI FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN PENDERITA TUBERKULOSIS (TB) PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SEMPOR 1"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

i

HUBUNGAN KONDISI FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN

PENDERITA TUBERKULOSIS (TB) PARU DI WILAYAH

KERJA PUSKESMAS SEMPOR 1

SKRIPSI

Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Keperawatan Minat Utama Program Studi Ilmu Keperawatan

Diajukan oleh: SITA RUSMINDARTI

NIM : A11300943

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

vii Program Studi S1 Keperawatan

SekolahTinggi IlmuKesehatan Muhammadiyah Gombong Skripsi, Juni 2017

SitaRusmindarti1), IsmaYuniar, M.Kep2), Sarwono, S.KM.,M.Kes3) ABSTRAK

HUBUNGAN KONDISI FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN PENDERITA TUBERKULOSIS (TB) PARU DI WILAYAH

KERJA PUSKESMAS SEMPOR 1

LatarBelakang, Tuberkulosis paru merupakan penyakit kronik dan menular yang erat kaitannya dengan keadaan lingkungan pemukiman yang buruk. Penemuan kasus tuberkuosis paru baru BTA+ di Kebumen 2015 sebanyak 672 kasus. Kasus ini meningkat dari tahun 2014 sebelumnya yaitu sebanyak 435 kasus.

TujuanPenelitian, Untuk mengetahui hubungan kondisi fisik rumah (bahan bangunan rumah, ventilasi, pencahayaan dan kepadatan hunian) dengan kejadian penderita tuberkulosis (TB) paru di wilayah kerja Puskesmas Sempor 1.

MetodePenelitian, Analitik korelasional dengan pendekatan kasus kontrol. Sampel penelitian berjumlah 80 responden. Pengambilan data menggunakan lembar observasi, alat meteran dan alat luxmeter. Analisis dilakukan dengan anlisis univariat dan analisis bivariat yang menggunakan chi square dan penghitungan odd ratio.

HasilPenelitian, Didapatkan bahan bangunan rumah (p=1,000; OR=0,879), ventilasi (p=0,309; OR=0,519), pencahayaan (p=0,036; OR=0,265) dan kepadatanhunian (p=0,367; OR= 1,667).

Kesimpulan,Yang memiliki hubungan signifikan dengan kejadian tuberkulosis paru adalah pencahayaan, sedangkan yang tidak memiliki hubungan yang signifikan adalah bahan bangunan rumah, ventilasi dan kepadatan hunian rumah. Dari hasil keseluruhan bahan bangunan rumah, luas ventilasi, pencahayaan dan kepadatan hunian bukan menjadi faktor resiko kejadian tuberkulosis paru.

Rekomendasi, Kepada penderita tuberkulosis paru sebaiknya merenovasi rumah/membangun rumah yang pencahayaanya lebih baik dan menjaga kesehatan lingkungan rumah.

Kata Kunci; Tuberkulosis paru, kondisi fisik rumah

(8)

S1 Program of Nursing Dept

Muhammadiyah Health Sciences Institute of Gombong Mini-thesis, June 2017

SitaRusmindarti1), IsmaYuniar, M.Kep2), Sarwono, SKM.,M.Kes3) ABSTRACT

THE CORRELATION OF PHYSICAL CONDITION OF A HOUSE ANDTHE INCIDENCE OF PULMONARY TUBERCULOSIS PATIENT IN THE WORKING

AREA OF COMMUNITY HEALTH CENTRE 1 OFSEMPOR

Background:Pulmonary tuberculosis is a chronic and contagious disease closely related with poor environmental condition. In 2015 there were 672 cases of new pulmonary tuberculosis BTA+ in Kebumen regency. There are increase as many as 435 cases compared to the incidence in 2014.

Objective:To determine the correlation of the physical condition of a house (building materials, ventilation, lighting, occupancy density) and the incidence of pulmonary tuberculosis patient in the working area of Community Health Centre 1 (Puskesmas) of Sempor.

Method:This study is a correlative analysis with case control approach. The samplesare 80 respondents. Data collection was done by using observation sheet, meter and luxmeter tools. The analysis was performed by univariate analysis and bivariate analysis using chi square and odd ratio calculation (OR).

Result:This study resulting in the findings of the values of the building materials (p = 1,000, OR = 0,879), ventilation (p = 0,309; OR 0,519), lighting (p = 0,036; OR = 0,265) and occupancy density (p = 0,367; OR = 1.667).

Conclusion: There is a significant correlation oflighting andthe incidence of pulmonary tuberculosis. Meanwhile,building materials, ventilation, and occupancy density have no significant correlationwith the incidence of pulmonary tuberculosis. Therefore,building materials, ventilation, lighting and occupancy density are not risk factorsof pulmonary tuberculosis.

Recommendation:The pulmonary tuberculosis patient is expected to renovate or build a new house with good lighting and havinghealthier environment of his house.

Keywords: Pulmonary tuberculosis, physical condition of a house

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Assalammu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh…

Dengan Mengucap syukur Alhamdulilah atas ridho Allah SWT yang telah memberikan segala rahmat dan hidayahNya sehingga peneliti dapat menyelesaikan Skripsi ini

yang berjudul “Hubungan Kondisi Fisik Rumah Dengan Kejadian Tuberkulosis (TB) Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Sempor 1”.

Adapun maksud dan tujuan peneliti menyusun skripsi ini yaitu untuk memaparkan hasil penelitian dalam tahap akhir jenjang pendidikan Sarjana Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong. Dalam menyusun skripsi ini, peneliti memiliki banyak hambatan, namun berkat bimbingan, pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya peneliti dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik. Untuk itu dalam kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan banyak terimakasih yang tulus kepada :

1. Ibu Hj. Herniyatun, S.Kep, Ns, M.Kep, Sp.Mat selaku Ketua Rektor Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong.

2. Ibu/Bapak Direktur beserta jajaran Puskesmas Sempor I. 3. Bapak Basirun Al Umah, M.Kes selaku Penguji

4. Ibu IsmaYuniar, M.Kep selaku Ketua Program Studi S1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong dan sebagai Pembimbing 1.

5. Bapak Sarwono, SKM., M.Kes selaku pembimbing II.

6. Seluruh staff dan dosen pengajar Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong.

7. Ibu Titi Sudarti, Bapak Dody Rusmandar (Alm), kakak, dan adik-adiku serta seluruh anggota keluarga yang selalu memberikan motivasi dan dukungan baik secara materi maupun moral dan spiritual.

8. Ibu Mariyah dan Bapak Amad Parlan yang selalu menyayangi dan memberi semangat dalam menjalankan kewajiban saya sehari-hari.

9. Sahabatku Umi Choi dan Sri Astuti yang selalu bersama-sama dan saling percaya dalam suka maupun duka selama menjalankan kuliah maupun diluar jam kuliah.

(10)

Peneliti menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi perbaikan skripsi ini di masa yang akan datang. Selanjutnya peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan perkembangan ilmu keperawatan.

Wassalammu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh…..

Gombong, 7 Juni 2017

(11)

xi

HALAMAN MOTTO

“Pendidikan Merupakan Erlengkapan Paling Baik Untuk Hari Tua” (Aritoteles)

„‟Barang Siapa Keluar Untuk Mencari Ilmu Maka Dia Berada Di Jalan Allah „‟

(Hr.Turmudzi)

“Orang-Orang Yang Sukses Telah Belajar Membuat Diri Mereka Melakukan Hal Yang Harus Dikerjakan Ketika Hal Itu Memang Harus Dikerjakan, Entah Mereka

Menyukai Atau Tidak”

(Aldus Huxley)

“Rahmat Sering Daratng Kepada Kita Dalam Bentuk Kesakitan, Kehilangan,

Kekecewaan; Tapi Kalau Kita Sabar, Kita Akan Segera Melihat Bentuk Aslinya”

(Joseph Addison)

“Kadang Hidup Itu Membuat Kita Bimbang, Tapi Percayalah Apabila Kita

Bersungguh-Sungguh Akan Ada Buah Manis Di Hadapan Kita” (Sita Rusmindarti)

“Barang siapa menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu, maka Allah memudahkannya mendapat jalan ke syurga”

(12)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan Segala Puji Syukur Kehadirat ALLAH SWT skripsi ini dapat selesai tepat pada

waktunya dan skripsi ini saya persembahkan khusus untuk orang-orang yang saya cintai;

1.

Kedua Nenek dan Kakek yaitu Ibu Mariyah dan bapak Amad Parlan yang telah memberikan

segala bentuk kasih sayang dan sudah merawat saya sejak dari kecil. Tanpa kasih sayang yang

beliau berikan saya tak akan menjadi sebesar ini.

2.

Ibuku Titi Sudarti, yang sudah memberikan segala bentuk dukungannya sehingga saya bisa

sampai pada tahap ini. Terimakasih atas segalanya yang sudah diberikan kepadaku, kegigihan

dan semangat yang tak pernah usai untuk membahagiakan anakmu ini. Tiada hal yang bisa

menggantikan kasih sayang mu didunia ini, hanya secercah harapan dari selama menjalani

masa pendidikan saya dapat membuatmu bangga dan membahagiakan mu disuatu hari nanti.

3.

Kepada bapak Chris yang sudah memberikan semangat dan membuat saya semakin menjadi

bersemangat dalam menjalani proses pendidikan. Terimakasih atas dukungan yang diberikan

baik dukungan moral maupun material. Semoga bapak selalu sehat dan saya bisa membuat

bangga dengan nilai akhir proses belajar saya.

4.

Kepada kakaku Eagief Rusmandar terimakasih atas nasehat dan dukungannya, serta adik-adiku

Gatra Gautama Wibowo dan Ragil Sangga Wibowo yang selalu memberi semangat dan kasih

sayang melimpah dan dukungan moral maupun spiritual.

5.

Kepada kedua pembimbing dalam pembuatan skripsi beliau Ibu Isma Yuniar serta Bapak

Sarwono yang telah memberikan waktu dan segala masukan-masukan yang terbaik.

6.

Kepada teman seperjuanganku Susi Dwi Lestari dan Sri Astuti yang selalu sabar, selalu bersama

dalam proses pembuatan tugas akhir ini dan saling memberikan semangat.

7.

Sahabat-sahabat tersayangku Siti Umi Khoiriah, Sri Astuti, Yuniarti. Terimakasih atas waktu dan

kebersmaan ini selama + 4 tahun. Beruntung bisa kenal kalian yang selalu saling percaya atas

(13)

xiii

8.

Kepada seseorang kesayangan yang selalu memberikan motivasi dan semangat dalam

perjalanan mencapai gelar kesarjanaan mas Purwanto dan segenap keluarganya

.

9.

Dan untuk teman seperjuangan S1 Keperawatan baik kelas B maupun Kelas A yang saling

memberi semnagat satu sama lain, banyak hal yang sudah terlewati bersama. Dan untuk semua

pihak yag sudah membantu dalam proses penyelesaian tugas akhir ini yang tidak bisa saya

(14)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL PENELITIAN ... i

HALAMAN PERNYATAAN ... ii

HALAMAN BEBAS PLAGIARISME ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

HALAMAN PENGESAHAN ... v

HALAMAN PUBLIKASI ... vi

HALAMAN ABSTRAK ... vii

HALAMAN ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

HALAMAN MOTTO ... xi

HALAMAN PERSEMBAHAN ... xii

DAFTAR ISI ... xiv

E. Keaslian Penelitian... 7

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penyakit Tuberkulosis (TB) Paru... 9

1. Definisi Penyakit Tuberkulosis (TB) Paru ... 9

2. Etiologi Penyakit Tuberkulosis (TB) Paru ... 9

3. Klasifikasi Penyakit Tuberkulosis (TB) Paru ... 10

4. Gejala-gejala Penyakit Tuberkulosis (TB) Paru ... 12

5. Pencegahan Penyakit Tuberkulosis (TB) Paru ... 13

(15)

xv

7. Epidemiologi Penyakit Tuberkulosis (TB) Paru ... 15

8. Pemeriksaan Penunjang Penyakit Tuberkulosis (TB) Paru ... 16

9. Komplikasi Penyakit Tuberkulosis (TB) Paru ... 16

10.Pengobatan Penyakit Tuberkulosis (TB) Paru ... 16

11.Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Tuberkulosis (TB) Paru ... 17

B. Faktor Lingkungan Rumah ... 20

1. Lingkungan Rumah ... 20

2. Kondisi Fisik Rumah ... 23

a. Definisi Rumah ... 23

b. Kondisi Fisik Rumah ... 23

1) Bahan Bangunan Rumah... 23

2) Ventilasi ... 24

3) Pencahayaan Ruangan ... 25

4) Luas Padat Hunian Rumah... 27

C. Kerangka Teori ... 30

D. Kerangka Konsep Penelitian ... 31

E. Hipotesis Penelitian ... 32

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metodologi Penelitian ... 33

B. Populasi dan Sampel ... 33

C. Tempat dan Waktu Penelitian ... 35

D. Variabel Penelitian ... 35

E. Definisi Operasional ... 36

F. Teknik Pengumpulan Data ... 38

G. Teknik Analisa Data ... 39

H. Instrument Penelitian ... 43

I. Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 43

J. Etika Penelitian ... 44

(16)

B. Pembahasan ... 53 C. Keterbatasan ... 60 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 61 B. Saran ... 62 DAFTAR PUSTAKA

(17)

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jumlah orang dibandingkan jumlah kamar tidur ... 28

Tabel 2.2 Jumlah orang dibandingkan dengan luas lantai kamar ... 29

Tabel 3.1 Definisi operasional ... 36

Tabel 3.2 Penghitungan odd ratio (or) ... 42

Tabel 4.1 Distribusi frekuensi responden menurut kasus tuberkulosis paru dan bahan bagunan rumah ... 47

Tabel 4.2 Distribusi frekuensi responden menurut kasus tuberkulosis paru dan ventilasi rumah ... 48

Tabel 4.3 Distribusi frekuensi responden menurut kasus tuberkulosis paru dan pencahayaan rumah ... 48

Tabel 4.4 Distribusi frekuensi responden menurut kasus tuberkulosis paru dan padat hunian rumah ... 49

Tabel 5.1 Hasil analisis korelasi chi-square hubungan bahan bangunan rumah dengan kejadian tuberkulosis paru ... 50

Tabel 5.2 Hasil analisis korelasi chi-square hubungan ventilasi rumah dengan kejadian tuberkulosis paru... 50

Tabel 5.3 Hasil analisis korelasi chi-square hubungan pencahayaan rumah dengan kejadian tuberkulosis paru... 51

(18)

DAFTAR GAMBAR

(19)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Permohonan Menjadi Responden Lampiran 2 Lampiran Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 3 Lembar Observasi

Lampiran 4 Lembar Rekap Observasi Kasus Lampiran 5 Lembar Rekap Observasi Kontrol Lampiran 6 Lembar Hasil Univariat

Lampiran 7 Lembar Hasil Bivariat Lampiran 8 Surat Ijin Penelitian Lampiran 9 Surat Ijin Kesbangpol Lampiran 10 Surat Ijin Bapeda Lampiran 11 Surat Lolos Uji Etik Lampiran 12 Lembar Bimbingan Lampiran 13 Revisi

(20)

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 66 (2014) menyatakan bahwa kesehatan lingkungan adalah upaya pencegahan penyakit atau gangguan kesehatan dari faktor risiko lingkungan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik dari aspek fisik, kimia, biologi, maupun sosial. Kesehatan lingkungan meliputi seluruh faktor fisik, sosial, dan biologi dari luar tubuh manusia dan segala faktor yang dapat mempengaruhi perilaku manusia. Kondisi dan kontrol dari kesehatan lingkungan berpotensial untuk mempengaruhi kesehatan (WHO, 2015).

Lingkungan rumah yang dapat mempengaruhi tingginya kejadian tuberkulosis paru adalah lingkungan rumah yang kurang sehat misalnya kurang adanya fasilitas ventilasi yang baik, pencahayaan yang buruk di dalam ruangan, kepadatan hunian dalam rumah dan bahan bangunan didalam rumah. Selain lingkungan rumah yang mempengaruhi kejadian tuberkulosis keadaan lingkungan fisik, lingkungan biologis dan lingkungan sosial yang kurang baik juga akan dapat merugikan kesehatan dan dapat mempengaruhi penyakit tuberkulosis dan pada akhirnya mempengaruhi tingginya kejadian tuberkulosis (Muaz, 2014).

(21)

2

Presentasi rumah sehat di Kabupaten Kebumen pada tahun 2013 sebesar 67,62 %.

Faktor - faktor yang erat hubungannya dengan kejadian tuberkulosis paru adalah adanya sumber penularan, riwayat kontak penderita, tingkat sosial ekonomi, virulensi basil, daya tahan tubuh rendah berkaitan dengan genetik, keadaan gizi, usia, nutrisi, imunisasi, keadaan perumahan meliputi (bahan bangunan dalam rumah, ventilasi, pencahayaan dalam rumah, kelembaban rumah, kepadatan penghuni dan lingkungan sekitar rumah) dan pekerjaan (Amir, 2008).

Menurut penelitian Erwin Ulinnuha Fahreza (2012) menunjukan bahwa pengaruh kualitas fisik rumah mempengaruhi tingginya angka tuberkulosis paru. Kondisi fisik rumah yang buruk beresiko terkena tuberkulosis paru sebesar 45,50 kali dibandingkan kondisi lingkungan fisik rumah yang baik. Menurut penelitian Melisah Pitri Siregar (2012) menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara padat hunian rumah, ventilasi, jenis lantai, pencahayaan dan suhu kelembaban di dalam rumah dengan kejadian penyakit tuberkulosis paru.

Tuberkulosis paru merupakan penyakit kronik dan menular yang erat kaitannya dengan keadaan lingkungan pemukiman yang buruk. Penyakit ini merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini menular melalui udara yaitu

percikan ludah atau droplet, bersin dan batuk. Penyakit tuberkulosis paru yang sering menyerang paru-paru dan dapat juga menyerang organ lain. Sampai saat ini, tuberkulosis paru masih menjadi masalah kesehatan di dunia (Kepmenkes, 2010).

(22)

3

ke dua dengan presentasi kasus 10% dan Cina menempati urutan ke tiga dengan presentase 10% sama seperti Indonesia dari seluruh penderita tuberkulosis di dunia.

Di Indonesia pada tahun 2015 ditemukan jumlah kasus tuberkulosis sebanyak 330.910 kasus, meningkat bila dibandingkan semua kasus tuberkulosis yang ditemukan pada tahun 2014 yang sebesar 324.539 kasus. Jumlah kasus tertinggi yang dilaporkan terdapat di provinsi dengan jumlah penduduk yang besar yaitu Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah. Kasus tuberkulosis di tiga provinsi tersebut sebesar 38% dari jumlah seluruh kasus baru di Indonesia. Menurut kelompok umur, kasus tuberkulosis pada tahun 2015 paling banyak ditemukan pada kelompok umur 25-34 tahun yaitu sebesar 18,65% diikuti kelompok umur 45-54 tahun sebesar 17,33% dan pada kelompok umur 35-44 tahun sebesar 17,18% (Kemenkes RI, 2016).

Berdasarkan Profil Kesehatan Kabupaten Kebumen (2015) didapatkan data di Dinas Kabupaten Kebumen ditemukan jumlah kasus baru BTA+ sebanyak 672 kasus, naik bila dibandingkan kasus baru BTA+ yang ditemukan tahun 2014 yang sebesar 435 kasus. Kecamatan Sempor khususnya memiliki 2 Puskesmas yaitu Puskesmas Sempor 1 dan Puskesmas Sempor 2 dimana luas wilayah 100 km2, terdiri dari 16 Desa dengan kondisi geografisnya sebagian besar pegunungan. Kondisi geografis yang demikian memungkinkan sulitnya jarak dan fasilitas, sehingga tergolong biaya transportasi tinggi maka masyarakat terutama penderita tuberkulosis paru yang berada di lingkungan ekonomi yang rendah akan mementingkan biaya sehari-hari dari pada pergi untuk berobat.

(23)

4

sebanyak 14 penduduk laki-laki, 8 penduduk perempuan jadi total kasus baru sebanyak 22 penduduk, kasus lama tidak ada, jumlah kasus baru dan kasus lama berjumlah 22 penduduk, prevelensi dari 100.000 penduduk terdapat jumlah penduduk laki-laki sebanyak 71,4, penduduk perempuan sebanyak 39,7 jadi total penduduk laki-laki dan perempuan dalam prevelensi 100.000 penduduk sebanyak 55,3, jumlah kematian akibat tuberkulosis paru baik perempuan dan laki-laki tidak ada.

Menurut Profil Kesehatan Kabupaten Kebumen (2015) di Puskesmas Sempor 1 terdapat jumlah seluruh rumah sebanyak 10.266 rumah. Rumah dibina sebanyak 1.511 rumah (46,08%), rumah dibina memenuhi syarat sebanyak 7 rumah (0,46) dan rumah memenuhi syarat atau rumah sehat sebanyak 6.995 (68,14). Menurut Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen (2009) Di Puskesmas Sempor 1 penemuan kasus Tuberkulosis (TB) Paru tergolong tinggi. Hasil penemuan penderita tersebut menunjukan bahwa angka penderita Tuberkulosis masih tinggi. Dalam upaya mendukung keberhasilan penangulangan tuberkulosis pernah dilakukan penangulangan faktor resiko lingkungan dan perilaku, tindakan tersebut belum mengatasi dan terbukti masih cukup tinggi kasus penderita tuberkulosis paru di Puskesmas Sempor 1.

(24)

2015-5

2016 bejumlah 40 penderita, 10 penderita masih aktif dalam menjalani pengobatan.

Selain itu, peneliti melakukan wawancara dan kunjungan langsung kerumah dengan 10 responden, didapatkan hasil wawancara dari 3 responden yang kondisi fisik rumahnya tergolong cukup dan kebutuhan harian tercukupi. Di dalam satu rumah terdapat 5 anggota keluarganya dan ruangan cukup untuk lima anggota keluarga, rumahnya terbuat dari batu bata, ventilasi mencukupi dan selalu dibuka saat pagi hari, dan pencahayaan terbuat dari pencahayaan buatan menggunakan lampu. Keluarga juga mengatakan pentingnya menjaga lingkungan rumah untuk kesehatan dan mengantisipasi penularan penyakit yang diderita responden. Sedangkan 7 responden lainyan kondisi fisik rumahnya masih kurang baik, karena dipengaruhi oleh keadaan ekonominya yang kurang mencukupi dalam keseharian sehingga rumahnya terlihat kurang terurus, 5 responden rumah sudah bertembok dan belum dirapihkan, sedangkan 2 responden rumah masih tebuat dari bambu/bukan tembok, terdapat ventilasi dan jarang membuka jendela, masing-masing rumah masih kurangnya kamar untuk anggota keluarga, dan pencahayaan masih kurang terang menggunakan lampu 5 wat.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, peneliti tertarik dan terdorong untuk mengadakan penelitian tentang “Hubungan Kondisi Fisik Rumah Dengan Kejadian Penderita Tuberkulosis (TB) Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Sempor 1”.

B. Rumusan Masalah

(25)

6

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk Mengetahui Hubungan Kondisi Fisik Rumah Dengan Kejadian Penderita Tuberkulosis (TB) Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Sempor 1.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui kejadian penderita Tuberkulosis Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Sempor 1

b. Untuk mengetahui hubungan bahan bangunan rumah dengan kejadian penderita Tuberkulosis (TB) Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Sempor 1

c. Untuk mengetahui hubungan luas ventilasi dalam rumah dengan kejadian penderita Tuberkulosis (TB) Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Sempor 1

d. Untuk mengetahui hubungan pencahayaan dalam rumah dengan kejadian penderita Tuberkulosis (TB) Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Sempor 1

e. Untuk mengetahui hubungan padatan hunian rumah dengan kejadian penderita Tuberkulosis (TB) Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Sempor 1

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat bagi peneliti

Menambahkan pengalaman dan wawasan peneliti terhadap gambaran hubungan kondisi fisik rumah dengan kejadian penderita Tuberkulosis (TB) Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Sempor 1. 2. Manfaat bagi institusi pendidikan kesehatan

(26)

7

3. Manfaat bagi responden

Sebagai sumber pengetahuan dan pendidikan terhadap responden tentang pentingnya lingkungan kondisi fisik rumah sehingga dapat meminimalkan kejadian penderita Tuberkulosis (TB) Paru.

4. Manfaat bagi Puskesmas Sempor 1

Mengetahui hubungan kondisi fisik rumah pasien dengan kejadian penderita Tuberkulosis (TB) Paru dan dapat menjadikan program baru untuk mengurangi penderita Tuberkulosis (TB) Paru dengan memotivasi penderita Tuberkulosis (TB) Paru untuk menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan kondisi fisik rumah dengan baik.

E. Keaslian Penelitian

Sepengetahuan penulis belum ada penelitian yang berjudul hubungan kondisi fisik rumah dengan kejadian penderita Tuberkulosis (TB) Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Sempor 1, penelitian yang berhubungan antara lain:

(27)

8

agar hidup bersih dan melakukan tindakan promosi kesehatan bagi masyarakat. Persamaan dalam penelitian ini adalah didalam salah satu variabel dan pengumpulan data menggunakan lembar observasi. Perbedaan pada penelitian ini terletak pada waktu, tempat, sampel yaitu pada tahun 2017 di Wilayah Keja Puskesmas Sempor 1, sedangkan penelitian May. Liani S. Sinaga sampel yang digunakan di Wilayah Keja Puskesmas Tuminting dengan 35 Responden .

(28)

DAFTAR PUSTAKA

Adnani, H. (2011). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta: Nuha Medika. Alamsyah, D., & Muliawati, R. (2013). Pilar Dasar Ilmu Kesehatan

Masyarakat. Yogyakarta: Nuha Medika.

Arikunto, S. (2014). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Citra.

Chandra, B. (2007). Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: EGC.

Dharma, K. K. (2011). Metodologi Penelitian Keperawatan : Panduan Melaksanakan dsn Menerapkan Hasil Penelitian. Jakarta: Trans Info Media.

Fahreza, E. U. (2012). Hubungan antara Kualitas Fisik Rumah dan Kejadian Tuberkulosis Paru dengan Basil Tahan Asam positif di Balai Kesehatan Paru Masyarakat Semarang. Jurnal Kedokteran Muhammadiyah, Volume 1, Nomor 1.

Faqih, N. (2011). Bahan Konstruksi Teknik. Wonosobo: UNSIQ. Hastono, S. P. (2007). Analisis Data Kesehatan. Depok.

Hidayat, A. A. (2007). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika.

Khadijah, A. (2013). Kondisi Fisik Rumah Dan Perilaku Dengsn Prevalensi TB Paru Di Provinsi DKI Jakarta, Banten Dan Sulawesi Utara

Kasjono, & Kristiawan. (2008). Intisari Epidemologi. Yogyakarta: Mitra Cendekia Press.

Kementrian Kesehatan Indonesia. (2010). Menuju Masyarakat Sehat Yang Mandiri dan Berkeadilan. Jakarta.

Latifah, N. L. (2015). Fisika Bangunan 2 Kenyamanan Visual : Pencahayaan Alami & Buatan Kenyamanan Audial : Akustik & Auditorium. Jakarta: Griya Kreasi.

Meilya, F. I. (2014). Hubungan Kondisi Fisik Rumah Dan Kepadatan Hunian Dengan Kejadian TB Paru Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Ddahup Kecamatan Dadahup Kabupaten Kapuas

(29)

Muhammad, A. I. (2013). Hubungan Tingkat Sirkulasi Oksigen Dan Karakteristik Individu Dengan Kejadian TB Paru Pada Kelompok Usia Produktif Di Puskesmas Pondok Pucung Tahun 2013

Niko, R. P. (2011). Hubungan Perilaku Dan Kondisi Sanitasi Rumah Dengan Kejadian TB Paru Di Kota Solok Tahun 2011

Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Padila. (2013). Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam. Yogyakarta: Nuha Medika.

Peraturan Pemerintah Nomor 66. (2014). Kesehatan Lingkungan

Sari, K. P., Priyo, Widiyanto, P., Yudha, H. T., Yuniar, I., Purwati, et al. (2014). Analisa Situasi Tuberkulosis (TB) Di Kabupaten Kebumen. Saryono. (2011). Metodologi Penelitian Kesehatan : Penuntun Praktik Bagi

Pemula. Yogyakarta: Mitra Cendikia Press.

Saryono. (2008). Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendika.

Saryono. (2011). Metodologi Penelitian Kesehatan: Penuntun Praktik Bagi Pemula. Yogyakarta: Mitra Cendikia Press.

Sayogi. (2015). Hubungan Sanitasi Lingkungan Penderita TB Paru Dengan Tingkat Penyebaran Penyakit TB Paru Di Puskesmas Andong Kabupaten Boyolali

Sinaga, M. L. (2014). Hubungan Antara Kondisi Fisik Rumah Dengan Kejadian Tuberkulosis Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Tuminting Kota Manado. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi.

Siregar, M. P. (2012). Hubungan Karakteristik Rumah Dengan Kejadian Penyakit Tuberkulosis Paru Di Puskesmas Simpang Kiri Kota Subulussalam Tahun 2012.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suharsimi, A. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Taufiq. (2009). Tuberkulosis Paru. Dalam Laporan Pendek Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat .

(30)

Wardhana Isha, (2016). Hubungan Antara Faktor Fisik Rumah, Karakteristik Individu Dan Faktor Lainnya Terhadap Kejadian TB Pau Di Wilayah Kerja Puskesmas Sukaratu Kabupaten Tasik Malaya.

WHO. (2015). Kesehatan Lingkungan.

Widiyanto, S. (2009). Mengenal 10 Penyakit Mematikan. Yogyakarta: PT Pustaka Insan Madani.

Widiyono. (2011). Penyakit Tropis Epidemiologi, Penularan, Pencegahan, dan Pemberantasannya. Semarang: Erlangga.

(31)
(32)

Lampiran 1

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth,

Calon Responden Penelitian Di Tempat

Dengan Hormat,

Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Sita Rusmindarti

NIM : A11300943

Institusi : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong

Dalam rangka penyusunan skripsi dengan judul “Hubungan Kondisi Fisik Rumah Dengan Kejadian Penderita Tuberkulosis (TB) Paru Di Wilayah

Kerja Puskesmas Sempor 1”, untuk itu saya mohon kesediaan dan suka rela Bapak/Ibu/Saudara/Saudari untuk bersedia menjadi responden atau subjek penelitian ini.

Bapak/Ibu/Saudara/Saudari setuju menjadi responden dalam penelitian ini, mohon menandatangani lembar persetujuan menjadi responden yang telah saya siapkan. Kesediaan dan perhatian Bapak/Ibu/Saudara/Saudari saya harapkan dan atas partisipasinya saya ucapkan terima kasih.

Peneliti

Sita Rusmindarti

(33)

Lampiran 2

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG

LAMPIRAN PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa saya bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian yang dilakukan oleh mahasiswi Program Studi S1 Keperawatan Stikes Muhammadiyah Gombong

dengan judul” Hubungan Kondisi Fisik Rumah Dengan Kejadian Penderita Tuberkulosis (TB) Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Sempor 1”.

Saya mengetahui bahwa informasi yang saya berikan ini sangat bermanfaat bagi pengembangan ilmu kesehatan. Demikian pernyataan persetujuan menjadi responden dari saya semoga dapat bermanfaat dan dipergunakan seperlunya.

Kebumen, April 2017 Responden

(34)

Lampiran 3

LEMBAR OBSERVASI

HUBUNGAN LINGKUNGAN FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN PENDERITA TUBERKULOSIS (TB) PARU DI WILAYAH KERJA

PUSKESMAS SEMPOR 1

I. DATA IDENTITAS RESPONDEN

1. Nomor :

7. Pekerjaan Responden :

8. Kelompok : 1. Kasus

2. Kontrol

9. Status Kepemilikan Rumah: 1. Kontrak/Sewa 2. Milik Sendiri

II. LEMBAR OBSERVASI KONDISI FISIK RUMAH

1. Bahan bangunan rumah yang ditempati penderita tuberkulosis (TB) paru :

a. Tembok b. Bukan tembok

2. Luas ventilasi rumah yang ditempati penderita tuberkulosis (TB) paru :

……… m2

3. Pencahayaan ruangan yang ditempati penderita tuberkulosis (TB) paru

: …….. Lux

4. Luas ruangan yang ditempati penderita tuberkulosis (TB) paru :

……. m2

(35)

Lampiran 4

LEMBAR REKAP OBSERVASI RESPONDEN KASUS

HUBUNGAN LINGKUNGAN FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN PENDERITA TUBERKULOSIS (TB) PARU DI WILAYAH KERJA

PUSKESMAS SEMPOR 1

No Nama Responde n

(36)

36 R36 Bukan Tembok 6% 80 Lux 3,4 m2

37 R37 Tembok 8% 50 Lux 3,4 m2

38 R38 Bukan Tembok 20% 49 Lux 3,5 m2

39 R39 Bukan Tembok 5,8% 45 Lux 2,5 m2

(37)

Lampiran 5

LEMBAR REKAP OBSERVASI RESPONDEN KONTROL HUBUNGAN LINGKUNGAN FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN

PENDERITA TUBERKULOSIS (TB) PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SEMPOR 1

No Nama Responde n

(38)

35 R35 Bukan Tembok 4,5% 45 Lux 3,2 m2

36 R36 Bukan Tembok 5% 54 Lux 2 m2

37 R37 Bukan Tembok 5,5% 43 Lux 1,4 m2

38 R38 Tembok 15% 32 Lux 3 m2

39 R39 Tembok 18% 35 Lux 3,4 m2

(39)

Hasil Analisis Univariat

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tembok (Memenuhi

syarat) 21 27.5 27.5 27.5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid >10% (Memenuhi

syarat) 21 26.2 26.2 26.2

<10% (Tidak

memenuhi syarat) 59 73.8 73.8 100.0

(40)

Pencahayaan Hunian

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid >60 Lux

(Memenuhi syarat) 19 23.8 23.8 23.8

< 60 Lux (Tidak

memenuhi syarat ) 61 76.2 76.2 100.0

Total 80 100.0 100.0

Padat Hunian Rumah

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid >3m/orang

(Memenuhi syarat 45 56.2 56.2 56.2

<3m/orang (Tidak

memenuhi syarat) 35 43.8 43.8 100.0

Total 80 100.0 100.0

Kejadian Tuberkulosis Paru

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Penderita

Tuberkulosis paru

BTA positif

40 50.0 50.0 50.0

Bukan Penderita

Tuberkulosis paru

BTA positif

40 50.0 50.0 100.0

(41)

Hasil Analisis Bivariat

Bahan Bangunan * Kejadian Tuberkulosis Paru Crosstabulation Kejadian Tuberkulosis Paru

Tuberkulosis Paru 100.0% 100.0% 100.0%

(42)

Chi-Square Tests

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10,50. b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval Lower Upper Odds Ratio for Bahan Bangunan (Tembok

(Memenuhi syarat) / Bukan tembok (Tidak memenuhi syarat))

.879 .324 2.381

For cohort Kejadian Tuberkulosis Paru =

Penderita Tuberkulosis paru BTA positif .937 .560 1.566 For cohort Kejadian Tuberkulosis Paru = Bukan

Penderita Tuberkulosis paru BTA positif 1.066 .657 1.728

(43)

Ventilasi * Kejadian Tuberkulosis Paru Crosstabulation Ventilasi >10% (Memenuhi

syarat)

Tuberkulosis Paru 100.0% 100.0% 100.0%

(44)

Chi-Square Tests

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10,50. b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval Lower Upper Odds Ratio for Ventilasi (>10% (Memenuhi

syarat) / <10% (Tidak memenuhi syarat)) .519 .187 1.438 For cohort Kejadian Tuberkulosis Paru =

Penderita Tuberkulosis paru BTA positif .702 .388 1.271 For cohort Kejadian Tuberkulosis Paru = Bukan

Penderita Tuberkulosis paru BTA positif 1.353 .875 2.091

(45)
(46)

Chi-Square Tests

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9,50. b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval Lower Upper Odds Ratio for Pencahayaan Hunian (>60 Lux

(Memenuhi syarat) / < 60 Lux (Tidak memenuhi syarat ))

.265 .085 .830

For cohort Kejadian Tuberkulosis Paru =

Penderita Tuberkulosis paru BTA positif .459 .210 1.003 For cohort Kejadian Tuberkulosis Paru = Bukan

Penderita Tuberkulosis paru BTA positif 1.729 1.163 2.569

(47)
(48)

Chi-Square Tests

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 17,50. b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval Lower Upper Odds Ratio for Padat Hunian Rumah

(>3m/orang (Memenuhi syarat / <3m/orang (Tidak memenuhi syarat))

1.667 .684 4.063

For cohort Kejadian Tuberkulosis Paru =

Penderita Tuberkulosis paru BTA positif 1.296 .816 2.060 For cohort Kejadian Tuberkulosis Paru = Bukan

Penderita Tuberkulosis paru BTA positif .778 .504 1.201

(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)

Gambar

Gambar 2.2 Kerangka Konsep ..........................................................

Referensi

Dokumen terkait

Rawa Pening merupakan salah satu danau alami yang terdapat di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Selain memiliki potensi pariwisata, ternyata Rawa Pening menyimpan hasil alam yang dapat

Membawa kelengkapan dokumen asli atau dokumen yang dilegalisir oleh. pihak yang berwenang sebagaimana yang telah disampaikan

3 tahun 2001 tentang Dinas Pemerintah Kota Medan yang mempunyai tugas membantu walikota dalam melaksanakan urusan pemerintahan kota/kewenangan kota medan, baik di

Diakhir bahasan domain diperluas menjadi di ℝ , yang diiringi dengan kajian tentang sifat-sifat yang dipenuhi oleh fungsi midkonveks di ℝ.. Kata Kunci : Fungsi Konveks,

Pokja ULP Pengadaan pada Satker Direktorat Advokasi dan KIE akan melaksanakan Pelelangan Sederhana/Umum dengan pascakualifikasi untuk paket pekerjaan pengadaan Jasa

Berdasarkan hasil penelitian ini dukungan perawat dan keluarga dalam asupan nutrisi dan cairan pada pasien demam berdarah dengue dapat dijadikan sebagai masukan dalam

Pada buku ajar yang digunakan tidak terjadi miskonsepsi, pada materi katabolisme karbohidrat, tetapi bahan ajar yang digunakan masih terdapat pengetahuan yang kurang

Aplikasi Interaktif Learning Untuk Prasekolah ini merupakan sebuah aplikasi multimedia yang berisikan pelajaran tentang mengenal huruf, angka, bangun ruang, warna dan dilengkapi