SALINAN
PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR
60TAHUN
2017TENTANG
TATA CARA PERIZINAN DAN PENGAWASAN KEGIATAN KERAMAIAN UMUM, KEGIATAN MASYARAKAT LAINNYA, DAN PEMBERITAHUAN KEGIATAN POLITIK
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang
:
bahwauntuk
melaksanakan ketentuan Pasal 15 ayat (3) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia, perlu menetapkan Perafuran Pemerintah tentang TataCara
Perizinandan
Pengawasan Kegiatan Keramaian Umum, Kegiatan Masyarakat Lainnya, dan Pemberitahuan Kegiatan Politik;Mengingat
:
1.Pasal
5
ayat
(2) Undang-Undang
Dasar
Negara Republik IndonesiaTahun
1945;2.
Undang-UndangNomor
2
Tahun
2OO2tentang
KepolisianNegara Republik Indonesia
(kmbaran
Negara
Republik Indonesia Tahun 2OO2 Nomor 2, Tambahanlrmbaran
NegaraRepublik Indonesia Nomor 4168); MEMUTUSI(AN:
MenetapKan:
PERATURAN PEMERINTAH TENTANG TATA CARA PERIZINAN DAN PENGAWASAN KEGIATAN KERAMAIAN UMUM, KEGIATANMASYARAKAT I^AINMA, DAN PEMBERITAHUAN KEGI/fAN POLITIK.
BAB I
KETENTUAN UMUM Pasal 1
Dalam Peraturan Pemerintah
ini
yangdimaksud
dengan:1.
Surat Izin
adalah pemyataantertulis
dari
pejabat Kepolisian Negara Republik Indonesiayang
berwenang memberikan izin yang berisi tentang diizinkannya penyelenggaraan suatu kegiatan keramaian umum dan/atau kegiatan masyarakat lainnya.2. 3. 5. 6. 4. PRESIDEN REPUBLIK IN DON ES IA
-2-Surat
Tanda Terima
Pemberitahuan
yang
selanjutnyadisingkat
STTP adalah pernyataantertulis dari
pejabatpolri
yang berwenang yang telah menerima pemberitahuan secaralengkap
dari
penyelenggara kegiatanpolitik.
Daerah
Hukum
Kepolisian NegaraRepublik
Indonesia yangselanjutnya
disebut
Daerah
Hukum
Kepolisian
adalah wilayahyurisdiksi
Negara Kesatuan Republik Indonesia yangmeliputi
wilayah darat, wilayah perairan dan wilayah udara
dengan batas-batas
tertentu dalam rangka
melaksanakanfungsi
dan
peran
kepolisian sesuai dengan
ketentuanperaturan
perundang-undangan.Kepolisian Negara Republik Indonesia
yang
selanjutnyadisebut
Polri
adalah
alat
negara
yang
berperan
dalammemelihara keamanan
dan
ketertiban
masyarakat,menegakkan
hukum, serta
memberikan
perlindungan,pengayoman,
dan
pelayanan kepada masyarakat
dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam negeri.Kepala
Kepolisian Negara
Republik
Indonesia
yangselanjutnya
disebut
Kapolri adalah
pimpinan
KepolisianNegara
Republik
Indonesia
dan
penanggung
jawab
penyelenggaraan fungsi kepolisian.
Pejabat Polri Yang
Berwenang
adalah pejabat Polri
yangditunjuk
untuk
mengeluarkan
izin
kegiatan
keramaianumum
dan
kegiatan masyarakatlainnya,
serta memberikanSTTP kegiatan
politik.
Pasal 2
Ruang
lingkup
pengaturan
dalam
Peraturan Pemerintah
ini
meliputi:
a.
tata
cara
perizinan
dan
pengawasankegiatan
keramaianumum
dan kegiatan masyarakatlainnya;
danb.
pemberitahuankegiatanpolitik.
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-3-BAB
II
KEGIATAN KERAMAIAN UMUM DAN KEGIATAN MASYARAKAT LAINNYA
Bagian Kesatu
Bentuk
Kegiatan pasal 3Bentuk
kegiatan keramaianumum
sebagaimana dimaksud dalamPasal 2
meliputi:
a. keramaian;b.
tontonanuntuk
umum;
dan c.arak-arakan
dijalan
umum.Pasal 4
Bentuk
kegiatan masyarakat
lainnya
sebagaimana dimaksud
dalam Pasal
2
meliputi kegiatan yang
dapat
membahayakankeamanan
umum
sebagaimana
ditentukan dalam
ketentuanperaturan
perundang-undangan.Bagian Kedua
Tata Cara Perizinan Pasal 5
Setiap
penyelenggarakegiatan keramaian
umum dan
kegiatan masyarakat lainnya yang dapat membahayakan keamananumum
wajib memiliki
Surat lzin.Pasal 6
(1)
Untuk
memperolehSurat
Izin
sebagaimanadimaksud
dalam Pasal5,
setiap penyelenggara mengajukan permohonan izinsecara
tertulis
kepada Pejabat Polri Yang Berwenangdi
DaerahHukum
Kepolisiantempat
kegiatan keramaian
umum
dankegiatan masyarakat
lainnya
dilaksanakanpaling
lambat
14(empat belas)
hari
kerja sebelum pelaksanaan kegiatan.(21
Dalam
hal
kegiatan
sebagaimanadimaksud pada ayat
(1)berskala nasional,
setiap
penyelenggara
mengajukan permohonan izin secara tertulis kepada Kapolri paling lambat 21 (duapuluh
satu) hari kerja sebelum pelaksanaan kegiatan.(3)
(4)
(1)
(2)
trRESIDEN
REPU BLIK INDONESIA
-4-Dalam
hal
kegiatan
sebagaimanadimaksud pada
ayat
(1)berska.la internasional,
setiap
penyelenggara mengajukan permohonanizin
secaratertulis
kepada Kapolri paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja sebelum pelaksanaan kegiatan.Dalam
hal
permohonan
izin
ndak
memenuhi
ketentuanmengenai batas
waktu
sebagaimanadimaksud
pada ayat (1),ayat
(2), dan/atau ayat
(3),Kapolri atau
pejabatpolri
yangBerwenang dapat menolak permohonan izin yang diajukan.
Pasal 7
Permohonan
izin
sebagaimanadimaksud
dalam pasal6
ayat(1), ayat (2), dan ayat (3) harus memuat paling sedikit:
a.
tujuan
dan sifat kegiatan;b.
tempat danwaktu
penyelenggaraan;c.
jumlah
peserta atau undangan; dand.
penanggung jawab kegiatan.Permohonan
izin
sebagaimanadimaksud
pada ayat (1)harus
melampirkan
paling sedikit:a.
daftar
susunanpanitia
penyelenggara;b.
persetujuandari
penanggungjawab
tempat kegiatan;c.
rekomendasidari instansi atau
organisasiterkait;
dand.
pemyataan tertulis
dari
penyelenggarayang
menyatakan kegiatan yangdilakukan tidak
bertentangan dengan normaagama, norma kesusilaan
atau
kesopanan,dan
ketentuan peraturan perundang-undangan.Pejabat
Polri Yang
Berwenang
melakukan
pemeriksaanadministratif terhadap
permohonan
izin
sebagaipslla dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2).Untuk
permohonan
izin
yang
telah
memenuhi
ketentuansebagaimana dimaksud pada ayat
(l)
dan ayat (2), Pejabat PolriYang
Berwenang memberikan
tanda
bukti
penerimaan permohonan izin kepada penyelenggara.Dalam
hal
permohonan
izin
belum
memenuhi
ketentuan sebagaimanadimaksud pada ayat
(f) dan
ayat
(2), pejabatPolri
Yang
Berwenang mengembalikan permohonan izin
kepada penyelenggara
untuk
dilengkapi.(3)
(4)
(s)
PRESIDEN
REPUELIK INDONESIA
-J-pasal 8
Setelah memberikan
tanda
bukti
penerimaan permohonan
izinsebagaimana dimaksud dalam Pasal
7
ayat (4), pejabat polriyang
Berwenang
meiakukan koordinasi
dengan
instansi terkait
danpihak
lainnya.Pasal 9
(1)
Berdasarkanhasil koordinasi
sebagaimanadimaksud
dalamPasal
8
tidak
terdapat
permasalahan,
pejabat
polri
yang
Berwenang memberikan Surat
lzin
paling lama 4 (empat)hari
kerja
terhitung
sejak permohonanditerima
secara lengkap.(21
Untuk
kegiatan keramaianumum
dan
kegiatan masyarakatlainnya
yang
berskala nasional
sebagaimana dimaksud
dalam
Pasal
6
ayat
(2),
Pejabat
Polri
Yang
Berwenangmenerbitkan Surat
Izin
paling lama
7
(tujuh) hari
terhitung
sejak permohonan
diterima
secara lengkap.(3)
Untuk
kegiatan keramaianumum
dan
kegiatan masyarakatlainnya yang
berskaiainternasional
sebagaimana dimaksuddalam
Pasal
6
ayat (3),
Pejabat
Polri
Yang
Berwenangmemberikan
Surat
Izin
paling lama 14
(empat belas)hari
terhitung
sejak permohonanditerima
secara lengkap.(4)
Dalam
hal
berdasarkan
hasil
koordinasi
sebagaimanadimaksud dalam
Pasal
8
terdapat
permasalahan,
pejabatPolri
Yang
Berwenangmenyampaikan penolakan
terhadap permohonanizin
disertai dengan alasan.Pasal 10
Dalam
hal
terdapat perubahan terhadap
rencana kegiatan yangtelah diajukan,
penyelenggarawajib
memberitahukan perubahantersebut kepada
Ihpolri
atau
Pejabat Polri Yang Berwenang palinglama 3 (tiga) hari sebelum kegiatan dilaksanakan. Pasal 11
Ketentuan
lebih lanjut
mengenai pedoman
teknis
perizinankegiatan keramaian
umum
dan
kegiatan masyarakat
lainnya
diatur
dengan Peraturan Kapolri.(1) (2) PRESIOEN REPUBLIK IN DON ES IA
-6-Bagian KetigaPengawasan dan Tindakan Kepolisian pasal 12
Pejabat
Polri
Yang
Berwenang melakukan
pengawasanterhadap
pelaksanaan
kegiatan
keramaian
umum
dankegiatan masyarakat lainnya.
Dalam melakukan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pejabat Polri yang Berwenang
melakukan
koordinasidengan
instansi terkait
danpihak
lainnya. Pasal 13Dalam melakukan
pengawasan sebagaimanadimaksud
dalamPasal
12,
Pejabat
Polri
yang
Berwenang
dapat
melakukantindakan
kepolisian
yang
diperlukan
untuk
menanganipelanggaran perizinan
dan/atau
gangguan keamanan
sertaketertiban umum
sesuai dengan ketentuanperaturan
perundang-undangan.Pasal 14
Pejabat
Polri
Yang
Berwenang
melakukan
tindakan
kepolisian berupa pembubaran terhadap kegiatan keramaianumum
dan
kegiatan masyarakatlainnya
yang dilaksanakan tanpa izin.Pejabat
Polri
Yang
Berwenangdapat melakukan
tindakan
kepolisian berupa pembubaran terhadap kegiatan keramaianumum dan
kegiatan masyarakatlainnya yang
memiliki
izintetapi
pelaksanaannya
tidak
sesuai dengan
ketentuanperaturan
perundang-undangan.Tindakan
kepolisian
sebagaimanadimaksud
pada
ayat
(l)
dan ayat
(2)dilakukan
sesuai denganketentuan peraturan
perundang-undangan.
(1)
(2)
(s)
pasal
lS
Ketentuan lebih
lanjut
mengenai pedoman teknis pengawasan dantindakan
kepolisian pada kegiatan keramaianumum
dan kegiatan masyarakat lainnyadiatur
denganperaturan
Kapolri.PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
-t-BAB III KEGIATAN POLITIK Bagian KesatuBentuk
Kegiatan PolitikPasal 16
Bentuk
kegiatanpolitik
meliputi:
a.
kampanye pemilihanumum;
b.
pawai yang bermuatanpolitik;
c.
penyebaran pamflet yang bermuatanpolitik;
d.
penampilan
gambar
atau
lukisan yang bermuatan politik
yang disebarkan kepadaumum;
dane.
bentuk lain
sesuai denganketentuan peraturan
perundang-undangan.Pasal 17
Kegiatan
politik
sebagaimanadimaksud
dalampasal
16 yang akan dilaksanakan di muka umum wajib diberitahukan secaratertulis
kepada Pejabat Polri Yang Berwenang.Kegiatan
politik
yang akan
dilaksanakan
di
lingkungan
sendiri
tidak
memerlukan
pemberitahuan
kepada
pejabatPolri
Yang Berwenang,kecuali kegiatan tersebut
berpotensi dapat mengganggu keamanan danketertiban
masyarakat.Bagian Kedua
Tata Cara Pemberitahuan
Pasal 18
Pemberitahuan sebagaimana
dimaksud
dalam
pasal
lZ
disampaikan oleh
penyelenggara secaratertulis
kepada pejabatPolri
Yang
Berwenang
di
Daerah
Hukum
Kepolisian
tempatkegiatan
akan
dilaksanakan
paling lambat
7
(tujuh) hari
kerja
sebelum kegiatanpolitik
dilaksanakan.pasal 19
(l)
Pemberitahuan
sebagaimana
dimaksud dalam
pasal
lg
paling sedikit
memuat:a.
bentuk
kegiatan;b.maksud...
(1)
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-8-b.
maksud dantujuan
kegiatan;c.
tempat danwaktu
kegiatan;d. jumlah
peserta danjumlah
kendaraan;e.
pembicara; danf.
penanggung jawab kegiatan.(21
Pemberitahuan
sebagaimana
dimaksud pada
ayat
(1)melampirkan:
a.
proposal;b, anggaran
dasar/anggaran
rumah
tanggaorganisasi/ badan
hukum;
c.
identitas
diri
penanggungjawab
kegiatan;d.
daftar susunan pengumsuntuk
organisasi/badan hukum;e.
persetujuandari
penanggungjawab
tempat kegiatan;f.
rekomendasiinstansi
terkaitjika
diperlukan;
g.
paspor dan visa bagi pembicara orang asing;h.
denah rute yang akandilaluijika
kegiatan tersebut berupa pawai; dani.
undanganjika
kegiatan mengundang pejabat negara. Pasal 20(1)
Pejabat
Polri Yang
Berwenang
melakukan
pemeriksaanterhadap
surat
pemberitahuan
dan
lampiran
sebagaimanadimaksud dalam
Pasal 19 setelah menerima pemberitahuandari penyelenggara kegiatan politik.
(2)
PejabatPolri
Yang Berwenangmenerbitkan
STTP terhadappemberitahuan
yang telah
memenuhi
ketentuansebagaimana
dimaksud dalam
Pasal 19paling lama
3
(tiga)hari kerja
sebelum kegiatan dilaksanakan.Dalam
hal
pemberitahuan
belum
memenuhi
ketentuansebagaimana
dimaksud dalam Pasal
19, Pejabat Polri YangBerwenang
memberitahukan kepada
penyelenggarauntuk
melengkapi persyaratan dalam
jangka waktu paling lama
3 (tiga)hari kerja
sebelum kegiatan dilaksanakan.Apabila
penyelenggaratidak
melengkapi persyaratan dalamjangka waktu
sebagaimanadimaksud
padaayat
(3), PejabatPolri Yang Berwenang
tidak
menerbitkan STTP.untuk
(3)
(4t
(3)
(41
PRESIDEN
REPU BLIK INDONESIA
-9-Pasal
21(l)
Apabila
berdasarkanhasil
pemeriksaanditemukan
masalahyang
berpotensi
menimbulkan
kerawanan keamanan
danketertiban
masyarakat,
Pejabat
polri
yang
Berwenangmenyarankan kepada penyelenggara
untuk:
a.
menunda kegiatan;b.
memindahkan lokasi kegiatan;c.
mengubahbentuk
kegiatanatau
acara;dan/atau
d.
mengurangi sebagian kegiatan.(2)
Saran
sebagaimanadimaksud pada ayat
(l)
dicantumkan
dalam STTP.Apabila
penyelenggara
mengabaikan
saran
sebagaimanadimaksud
pada
ayat
(l)
dan tetap
melaksanakan kegiatan, Pejabat Polri Yang Berwenang dapat memberikan teguran. Dalam hal penyelenggara mengabaikan teguran sebagaimanadimaksud
pada ayat (3), Pejabat Polri Yang Berwenangdapat
melarangdan/atau
membubarkan kegiatanpolitik.
Pasal 22
Dalam hal
timbul
gangguan keamanan dan ketertiban masyarakatpada saat
pelaksanaan kegiatan
politik
yang telah
diterbitkan
STTP,
Pejabat
Polri
Yang
Berwenang
menyampaikan
kepadapenyelenggara
untuk
menghentikan,
menunda
dan/atau
memindahkan lokasi kegiatan
politik.
Pasal
23Dalam
hal
penyelenggaraatas
inisiatif
sendiri
membatalkankegiatan, menunda kegiatan, memindahkan
lokasi
kegiatan,mengubah
bentuk
kegiatan
atau
acara,
dan/atau
mengurangisebagian kegiatan
politik
harus memberitahukan
kepada PejabatPolri Yang Berwenang paling lama
2
(dua)hari
sebelum kegiatan dilaksanakan.Pasal 24
Ketentuan
lebih
lanjut
mengenaipetunjuk
teknis
pemberitahuankegiatan
politik
sebagaimanadimaksud dalam
pasal
18
sampai dengan Pasal 23diatur
dengan Peraturan Kapolri.PRESIOEN
REPU BLIK INDONESIA
-10-BAB IV PENDANAAN
pasal 25
Pendanaan
yang
diperlukan
untuk
pelaksanaan peizinan,
pengawasan
dan
pengamanankegiatan keramaian
umum
dankegiatan masyarakat lainnya, serta pemberitahuan kegiatan
politik
dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
BAB V
KETENTUAN PERALIHAN Pasal 26
Semua permohonan
izin atau
pemberitahuan yang telahditerima
oleh
Pejabat Polri Yang Berwenangdan
belum
diterbitkan
Surat
lzin
atau
STTP,diproses
sesuai
dengan ketentuan
peraturan
perundang-undangan
sebelumPeraturan Pemerintah
ini
mulai
berlaku.BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal2T
Pada saat Peraturan Pemerintah
ini mulai
berlaku:a.
Surat Izin dan
STTPyang telah
diterbitkan tetapi
kegiatan belum dilaksanakan,dinyatakan
tetapberlaku;
danb.
semua peraturan
perundang-undangan
yang
mengaturmengenai perizinan kegiatan keramaian
umum
dan kegiatanmasyarakat
lainnya,
serta pemberitahuan kegiatan politik,
dinyatakan
masih tetap
berlaku
sepanjang
tidak
bertentangan dengan Peraturan Pemerintahini.
Pasal 28
Peraturan Pemerintah
ini
mulai berlaku pada tanggaldiundalgkan.
PRESIDEN
R
EPUBLIK
INDONESIA-
il-Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan
Pemerintah
ini
dengan
penempatannya
dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.Ditetapkan di
Jakarta
pada tanggal 28 Desember 2017 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
JOKO WIDODO
Diundangkan
diJakarta
pada tanggal 29 Desember
20i7
MENTERI HUKUM DAN HAKASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
YASONNA H. LAOLY
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2017 NOMOR 3T 1
Salinan sesuai dengan aslinya
KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Asisten Deputi Bidang Politik, Hukum, Deputi Bidang Hukum
PRES IDEN
REPUBLIK INDONESIA PENJELASAN
ATAS
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR
60
TAHUN 2017 TENTANGTATA CARA PERIZINAN DAN PENGAWASAN KEGIATAN KERAMAIAN UMUM, KEGIATAN MASYARAKAT LAINNYA, DAN PEMBERITAHUAN KEGIATAN POLITIK
I,
UMUMundang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik
Indonesia
(Lembaran NegaraRepublik
IndonesiaTahun 2002
Nomor
2, Tambahan lembaran Negara Republik Indohesia Nomor 416g) pasalls
ayat(2) huruf a dan huruf d, menyatakan bahwa polri berwenang untuk member*an
izindan mengawasi kegiatan keramaian
umum
serta kegiatan masyarakat lainnyadan
menerima pemberitahuan tentang kegiatanpolitik.
Adanya wewen€rngtersebut merupakan
bentuk
pelayananpolri
untuk
menjamin
terbinanyaketentraman, keamanan, ketertiban masyarakat, dan tegaknya hukum.
Permohonan
izin
atas suatu
kegiatan keramaian
umuln,
kegiatan masyara-kat lainnya serta pemberitahuan kegiatan politik kepada pejabat polriYang Berwenang merupakan bentuk komunikasi pelayanan masyarakat
untuk
mengurangirisiko
dan ancaman yang mungkin terjadi, khususnyadi
sekitar lokasi pelaksanaan kegiatan. oleh karenaitu,
setiap permohonan izin kegiatan keramaian dan kegiatan masyaral<at lainnya yang disampaikan kepada pejabat Polri Yang Berwenang perlu memuat paling sedikittujuan
dan sifat kegiatan,tempat
dan waktu
penyelenggaraan,jumlah
pesertaatau
undangan, danpenanggung
jawab
kegiatan, dengan melampirkan
paring sedikit
daftar susunanpanitia
penyelenggara, persetujuandari
penanggungjawab
tempat kegiatan, rekomendasidari
instansi atau organisasiterkait, dan
pemyataantertulis
dari
penyelenggara yang menyatakan kegiatan yangdilakukan tidak
bertentangan dengan norma agarna, nonna kesusilaan atau kesopanan, dan
ketentuan peraturan
perundang-undangan.
sedangkan
unfuk
setiappemberitahuan kegiatan
politik
paling sedikit memuat bentuk
kegiatan,maksud dan
tqiuan
kegiatan, tempat dan waktu kegiatan,jumlah
peserta danjumlah
kendaraan,
pembicaradan
penanggungjawab
kegiatan,
denganmelampirkan
proposal, anggaran dasar/anggaran
rumah
tangga untuk
organisasi/ badanhukum,
identitasdiri
penanggungjawab
kegiatan, daftarII.
*,
",
J.Tnt t,',?Sf;*.
r, o-2-susunan pengurus
untuk
organisasi/badan
hukum,
persetujuan
daripenanggung
jawab
tempat kegiatan,
rekomendasi
instansi
terkait jika
diperlukan, paspor dan visa bagi pembicara orang asing, denah rute yang akandilalui
jika
kegiatantersebut berupa pawai,
dan
undanganjika
kegiatanmengundang pejabat negara.
Dalam rangka penerbitan Surat Izin,
pejabatpolri
yang
Berwenangmelakukan koordinasi
dengan kementerian/lembaga
terkait
dan
pihak
lain.
sedangkan dalam penerbitkan
srrp,
pejabat
polri yang
Berwenangmelakukan pemeriksaan terhadap surat pemberitahuan dan lampiran yang dipersyaratkan. Hal
ini
dimaksudkan agar kegiatan tersebut dapat berjalandengan
tertib,
lancar,
dan aman.Untuk
memberikan kemudahan pelayanan polri kepada masyarakat,setiap permohonan
izin
keramaian
umum
dan
kegiatan
masyarakatlainnya, atau
pemberitahuan kegiatanpolitik
disampaikan
kepada pejabatPolri Yang Berwenang sesuai Daerah
Hukum
Kepolisiandimana
kegiatan tersebut dilaksanakan.Kesadaran
dan
tanggungjawab
semua
pihak baik
dalam
prosesperizinan,
dan
pemberitahuan maupun pelaksanaan kegiatan
sangatdiperlukan guna
terciptanya
situasi dan kondisi
yang
aman, tertib,
dan lancar dengan memperhatikan kepentingandan hak
oranglain
demi tetaptegaknya
hukum
sertamenjunjung
tinggihak
asasi manusia.PASAL DEMI PASAL Pasal
I
Cukup jelas.
Pasal 2
Cukup jelas.
Pasal 3
Yang
dimaksud
dengan "kegiatan keramaian umum,, adalah kegiatankeramaian
umum
sebagaimanadimaksud
Kitab
Undang-undangHukum
Pidana. Pasal 4Yang dimaksud
dengan ,kegiatan masyarakat lainnya,,
adalahkegiatan yang dapat membahayakan keamanan
umum
sebagaimanadimaksud Kitab
Undang-undangHukum
pidana.*.
" u J.Tnt t",?otf;*..,
o -3-Pasal 5 Cukup jelas. Pasal 6 Ayat (1)Kegiatan yang
dilakukan
dalamlingkup
kecamatan, izindiajukan
kepada Kepolisian Sektor (Polsek),
jika
kegiatan tersebutmeliputi
lebih
dari
I
(satu) kecamatanizin diajukan
ketingkat
Kepolisian Resor/ Kota (Polres/ ta).Kegiatan
yang dilakukan dalam tingkup kabupaten/kota, izin
diajukan
kepada Kepolisian Resor/ Kota (polres/ta),jika
kegiatanmeliputi lebih
dari
I
(satu) kabupaten/kota
dalam
1
(satu)provinsi, izin diajukan
ketingkat
Kepolisian Daerah (polda).Jika
kegiatan dilakukan
lebih
dari
1
(satu)
kabupaten/kota
dalam
Provinsi yang
berbeda,izin diajukan ke tingkat
MarkasBesar Kepolisian Negara Republik Indonesia (Mabes Polri).
Kegiatan yang
dilakukan
dalamlingkup
provinsi, izindiajukan
ketingkat
Polda,jika
kegiatandilakukan meliputi
lebihdari
I
(satu)provinsi, izin diajukan
ke Mabes Polri. Ayat (2)Yang dimaksud dengan "kegiatan berskala nasional"
adalahkegiatan yang dilaksanakan oleh orang perseorangan, organisasi,
dan/atau
badanhukum
yang pesertanya berasaldari
beberapaprovinsi. Ayat (3)
Yang
dimaksud
dengan "kegiatan berskalainternasional"
adalahkegiatan yang dilaksanakan oleh orang perseorangan, organisasi,
dan/atau
badanhukum
yang mengikutsertakan orang asing.Ayat (a) Cukup jelas. Pasal 7 Ayat (1) Cukup jelas. Ayat (2)
Huruf
a Cukup jelas.Huruf
b*."uJintt,',?55*.r,o
-4-Huruf
bCukup jelas.
Huruf
cYang
dimaksud
dengan "rekomendasi
dari
instansi
atau
organisasi
terkait"
adalah
pertimbangan
tertulis
dari
instansi
atau
organisasi
yang
mempunyai
kewenangan dengan substansi kegiatan.Huruf
d Cukup jelas. Ayat (3) Cukup jelas. Ayat (4) Cukup jelas. Ayat (s) Cukup jelas. Pasal 8Yang dimaksud dengan "melakukan koordinasi dengan
instansi
terkait"
adalah
mempertimbangkan pendapat
atau
masukan
dari
kementerian/lembaga
yang terkait, baik yang
disampaikan
secaralisan maupun tertulis.
Yang
dimaksud
dengan
"pihak
lainnya"
adalah pihak
yangberkepentingan
dengan kegiatan keramaian
umum
dan
kegiatanmasyarakat
lainnya,
misalnya
penanggungjawab
objek yang
akandijadikan
tempat kegiatan atau tokoh masyarakat.Pasal 9 Ayat
(l)
Cukup jelas. Ayat (2) Cukup jelas. Ayat (3) Cukup jelas. Ayat (4)*.
",
Jint
t,',?otf; * . r, o -5-Ayat (4)Alasan penolakan dapat berupa
tidak
dipenuhinya administrasi,
bertentangan
dengan
kepentingan
umum,
dan/atau
bertentangan
dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.Pasal lO
Yang
dimaksud
dengan "perubahan
terhadap
kegiatan
yang
telahdiajukan"
antara lain
perubahan tempat,
waktu,
dan/atau
jumlah
undangan. Pasal1i
Cukup jelas. Pasal 12 Cukup jelas. Pasal 13Yang
dimaksud
denganutindakan kepolisian" adalah upaya
paksadan/atau
tindakan
lain
menurut hukum yang
bertanggungjawab
guna
mewujudkan
tertib dan
tegaknya
hukum
serta
terbinanyaketentraman
masyarakat. Pasal 14 Cukup jelas. Pasali5
Cukup jelas. Pasal 16 Cukup jelas. Pasal 17 Ayat (1) Cukup jelas. Ayat (2)Yang
dimaksud
dengan"di
lingkungan sendiri"
adalah kegiatanpolitik
yang
diselenggarakan
di
kantor partai politik
atau
organisasi kemasyarakatan.*.
",
J.T,i-6-
=,',?Sf;*.
r, oPasal 18
Kegiatan
yang
dilakukan
dalam
lingkup
kecamatan, pemberitahuandiajukan
kepada Kepolisian Sektor
(Polsek),jika
kegiatan
tersebutmeliputi
lebihdari
1 (satu) kecamatan, maka pemberitahuandiajukan
ke
tingkat
Kepolisian Resor/Kota (Polres/ta).Kegiatan
yang
dilakukan
dalam
lingkup
kabupaten/kota,
pemberitahuan
diajukan
kepadaKepolisian
Resor/Kota
(Polres/ ta),jika
kegiatan
meliputi lebih
dari
1
(satu)
kabupaten/kota dalam
1(satu)
provinsi, maka
pemberitahuandiajukan
ke
tingkat
Kepolisian Daerah (Polda).Apabila kegiatan
dilakukan
lebihdari
1 (satu) kabupaten / kota dalamprovinsi
yang
berbeda,pemberitahuan
diajukan ke tingkat
MarkasBesar Kepolisian Negara Republik Indonesia (Mabes Polri).
Kegiatan
yang dilakukan dalam
lingkup
provinsi,
pemberitahuandiajukan
ketingkat
Polda,jika
kegiatandilakukan meliputi
lebihdari
1 (satu)provinsi,
maka pemberitahuandiajukan
ke Mabes Polri.Pasal 19 Cukup jelas. Pasal 20 Cukup jelas. Pasal 21 Cukup jelas. Pasal 22 Cukup jelas. Pasal 23 Cukup jelas. Pasal 24 Cukup jelas. Pasal 25 Cukup jelas. Pasal 26 Cukup jelas. Pasal 27
REP