PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING BOLA VOLI
Oleh
I Komang Ari Darmika, I Ketut Budaya Astra, Made Agus Wijaya
Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Ganesha,
Kampus Tengah Undiksha Singaraja, Jalan Udayana Singaraja-Bali Tlp. (0362) 32559 e-mail:mangari13@gmail.com, budayaastra27868@gmail.com
wijaya.madeagus@undiksha.ac.id
Abstrak
Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) terhadap hasil belajar teknik dasar passing bola voli (passing atas dan passing bawah). Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen sungguhan (true experimental) dengan menggunakan rancangan penelitian the pre-test post-test control group design. Penelitian dilaksanakan pada siswa kelas VII SMP Negeri 3 Singaraja tahun pelajaran 2016/2017 dengan sampel berjumlah 60 orang siswa yang terdistribusi ke dalam dua kelas yaitu kelas VII G dan kelas VII H. Teknik sampling menggunakan simple random sampling. Data hasil belajar terdiri atas 1) aspek kognitif, menggunakan tes pilihan ganda, 2) aspek afektif, menggunakan observasi sikap siswa selama pembelajaran, dan 3) aspek psikomotor, menggunakan observasi kinerja passing bola voli. Tahapan analisa data terdiri atas: 1) uji prasyarat, menggunakan uji normalitas data menggunakan Kolmogorov-Smirnov dan uji homegenitas Levene’s Test of Equality of Error Variance, serta 2) Uji hipotesis, menggunakan uji-t pada taraf signifikansi 0,05. Berdasarkan uji prasyarat, diperoleh hasil bahwa data penelitian berdistribusi normal dan homogen. Uji-t menunjukkan thitung 3.716 sedangkan ttabel sebesar 1.671 dan nilai signifikansi yang diperoleh melalui uji t adalah p<0.00. Merujuk hasil
analisa data dan pembahasan, simpulan penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT berpengaruh signifikan terhadap peningkatan hasil belajar teknik dasar passing bola voli pada siswa kelas VII SMP Negeri 3 Singaraja tahun pelajaran 2016/2017. Dengan demikian disarankan kepada guru penjasorkes dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT karena terbukti berpengaruh signifikan terhadap peningkatan hasil belajar siswa.
Kata-kata kunci :Kooperatif, NHT, hasil belajar, bola voli
Abstract
This study is aimed to know the influence implementing cooperative learning model type numbered head together (NHT) toward learning’ result of basic technique in volleyball pass. This study is true experimental through research sequence of the pre-test post-test control group design. This study is conducted to students of VII grades SMP Negeri 3 Singaraja in 2016/2017 academic years. This study focuses on 60 student as samples which contribute in two classes namely VII G class and VII H class. Sampling technique uses simple random sampling. The data of learning’ result consist of 1) cognitive aspect, using multiple choice, 2) effective aspect, using observing students’ characteristic during learning process, and 3) psychomotor aspect, using observing volleyball pass performance. The stages of analyzing data include 1) prerequisite test, using data normalization test, using Kolmogorov-Smirnov, and homogenization test of Levene’s Test of Equality of Error Variance, 2) hypothesis test, using t-test for standard significance 0.05. Based on prerequisite, the outcome that
researcher’s data has normal distribution and homogeny. t-test shows that tcount 3.716 meanwhile ttable 1.671 and significance value is gotten through t-test is p<0.00. Look the important of data analysis and discussion, it can be concluded that this study is the implementing of cooperative learning model using NHT type in which gets significant influence toward improving learning’ result of basic technique in volleyball pass for students of VII grade SMP Negeri 3 Singaraja in 2016/2017 academic years. Therefore, it is suggested for sport teacher can implement cooperative learning model using NHT type because it has proven that significant influential toward improving of students’ learning result.
Key words : cooperative, NHT, learning’ result, volleyball
PENDAHULUAN
Pembelajaran merupakan proses pendidikan yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi mereka menjadi kemampuan yang semakin lama semakin meningkat dalam sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan dirinya untuk hidup dan untuk bermasyarakat, berbangsa serta berkontribusi pada kesejahtraan hidup umat manusia. Dalam proses pembelajaran hindari prilaku siswa hanya bertindak sebagai penonton dan bersikap menerima. Agar siswa bisa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran, ciptakan suasana kondusif, nyaman, dan menyenangkan.
Untuk mewujudkan suasana tersebut ada faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran dapat digolongkan menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar seperti jasmani (kesehatan, cacat tubuh), psikologis (inteligensi, perhatian, minat, motivasi, bakat, kematangan, dan kesiapan) dan kelelahan. Sedangkan, faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar individu seperti keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (Penjasorkes) merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan nasional (Depdiknas, 2006: 163). Sedangkan, tujuan dari penjasorkes antara lain: (a) mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih, (b) meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik, (c) meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar (Depdiknas, 2006:163-164).
Berdasarkan nilai yang diperoleh dari guru penjasorkes SMP Negeri 3 Singaraja pada tanggal 12 Oktober 2016 mengenai proses pembelajaran teknik dasar
passing bola voli di kelas VII SMP Negeri 3 Singaraja tahun pelajaran 2016/2017, dengan nilai ketuntasan minimal (KKM) yaitu 75 pada siswa kelas VII G dan VII H SMP Negeri 3 Singaraja ditemukan bahwa pada kelas VII G terdiri dari 30 orang terdapat 8 siswa memperoleh nilai ≤ 64, 14 siswa memperoleh nilai 65-74, 7 siswa memperoleh nilai 75-84, dan 2 siswa memperoleh nilai ≥ 85. Sedangkan pada kelas VII H yang terdiri dari 37 oarang terdapat 7 siswa memperoleh nilai ≤ 64, 14 siswa memperoleh nilai 65-75, 6 siswa memperoleh nilai 76-84 dan 3 siswa memperoleh nilai ≥ 85. Dengan kreteria ketuntasan minimal (KKM) pada kelas VII SMP Negeri 3 Singaraja adalah 75. Dari data observasi awal yang dilakukan peneliti di kelas VII G dinyatakan tidak tuntas sebanyak 21 (70%) siswa dan yang dinyatakan tuntas sebanyak 9 (30%) orang, sedangkan VII H ditemukan sebanyak 20 (66,67%) siswa dinyatakan tidak tuntas dan 10 (33,33%) siswa dinyatakan tuntas . Melihat kenyataan tersebut maka peran guru penjasorkes
sebagai pendidik perlu mendapat perhatian khusus dalam mengimplementasikan model pembelajaran yang tepat, karena dengan implementasi model pembelajaran yang tepat akan dapat memacu semangat para siswa di dalam mengikuti pelajaran dan mendorong siswa untuk mengembangkan antara pengetahuan yang dimiliki dengan pengetahuan yang didapat dari sekolah sehingga para siswa akan bersikap aktif dalam mengikuti proses pelajaran khususnya pelajaran penjasorkes pada materi teknik dasar passing bola voli. Dalam meningkatkan kualitas pembelajaran teknik dasar passing bola voli yang terdiri dari passing atas dan
passing bawah, guru penjasorkes diharapkan mampu menguasai dan menerapkan berbagai macam model pembelajaran atau teknik penyampaian materi yang tepat dan menarik yang nantinya dapat mendorong minat belajar, sehingga siswa tidak merasa jenuh dan merasa cepat bosan dalam mengikuti proses pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif dikembangkan menjadi beberapa tipe, salah satunya adalah Numbered Head Together (NHT), sebagai salah satu alternatif yang tepat untuk dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar.
Berdasarkan hasil refleksi awal yang dilakukan oleh peneliti, permasalahan yang muncul terdapat pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotor yang masih kurang atau siswa masih banyak yang belum tuntas. Permasalahan pada aspek kognitif adalah kurangnya pemahaman siswa mengenai materi teknik passing bola voli. Hal ini disebabkan oleh kurangnya kesempatan yang diberikan oleh guru untuk siswa dalam memahami teori dalam materi teknik dasar passing bola voli. Pada aspek afektif permasalahan yang muncul yaitu kurangnya komunikasi dan kerjasama antar siswa saat proses pembelajaran. Pada aspek psikomotor permasalahan yang terjadi adalah sikap siswa kurang aktif di dalam mengamati demonstrasi yang diperagakan oleh guru mengenai materi teknik dasar passing
bola voli sehingga sebagian besar siswa tidak dapat melakukan sikap awal, sikap
pelaksanaan, dan sikap akhir dengan teknik yang benar.
Sesuai dengan masalah di atas, peneliti mencoba memberikan alternatif pemecahan masalah dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Model pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan suatu model pembelajaran yang lebih mengedepankan kepada aktivitas siswa dalam mencari, mengolah, dan melaporkan informasi dari berbagai sumber yang akhirnya dipresentasikan di depan.
Model pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur-struktur khusus dirancang untuk mempengaruhi pola-pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan tingkat akademik. Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe NHT antara lain, (1) situasi belajar lebih aktif, hidup, bersemangat, dan berdaya guna, (2) setiap siswa menjadi siap semua, (3) siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai, (4) menumbuhkan sifat objektif, percaya pada diri sendiri, keberanian serta tanggung jawab dalam menghadapi atau mengatasi permasalahan. Bila model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat diterapkan dalam proses pembelajaran teknik
passing bola voli, maka dapat menciptakan situasi siswa yang aktif dan bertanggung jawab dalam proses belajarnya sehingga tujuan dari pembelajaran tersebut dapat tercapai. Pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap hasil belajar telah dibuktikan melalui penelitian yang dilakukan oleh Yanuar Nur Fajrin (2014) yang menemukan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe NHT memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar dribbling sepakbola yaitu sebesar 23,53 %. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Heryanto Nur Muhammad (2014) juga menemukan model pembelajaran kooperatif tipe NHT berpengaruh terhadap hasil belajar
passing bawah bola voli pada siswa di SMK PGRI 2 Kota Pasuruan memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar passing bawah bola voli yaitu sebesar 21,38%. Pengaruh pembelajaran kooperatif tipe kooperatif tipe NHT telah terbukti melalui penelitian yang dilakukan oleh Hendri Marhadi (2014) dengan judul penelitian penerapan model pembelajran kooperatif tipe Numbered Head Together
(NHT) untuk mrningkatkan hasil belajar siswa kelas Vd SDN 184 Pekanbaru, berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Selain penelitian diatas, Made Agus Wijaya (2015) juga menemukan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan kartu gerak seri gerak dasar efektif meningkatkan keterampilan gerak dasar pada siswa Sekolah Dasar.
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti merasa terdorong untuk mengangkat dan melaksanakan penelitian ini dengan judul Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) terhadap Hasil Belajar Teknik Dasar Passing Bola Voli pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Singaraja Tahun pelajaran 2016/2017”.
Pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan (penjasorkes) dengan aktivitas gerak sebagai sarana pencapaian tujuan harus selalu direncanakan dengan baik oleh guru penjasorkes penyampaian informasi pada bagian awal pengajaran penjasorkes sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pengajaran. Penyampaian informasi itu memiliki dua macam tujuan, yaitu agar siswa mengetahui dan memahami apa yang dikerjakan, dan memahami bagaimana cara melakukannya.
Penomoran berfikir bersama atau
Numbered Head Together
(NHT)
merupakan jenis pembelajaran yang
dirancang untuk mempengaruhi pola
interaksi siswa dan sebagai alternative
terhadap
kelas
tradisional.
NHT
pertama
kali
dikembangkan
oleh
Spenser kagen pada tahun 1993 untuk
melibatkan lebih banyak siswa dalam
menelaah materi yang tercakup dalam
suatu
pelajaran
dan
mengecek
pemahaman mereka terhadap isi
pelajaran tersebut (Trianto, 2007).
Pembelajaran konvensional menekankan pada guru sebagai pusat informasi dan siswa sebagai penerima informasi. Situasi kelas sebagian besar masih berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan, serta pengguanaan model ceramah sebagai pilihan utama strategi belajar mengajar. Model pembelajaran konvensional adalah model pembelajaran tradisional atau disebut juga model ceramah, karena sejak dulu model ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses belajar mengajar. Mengenai penilaian hasil belajar dijelaskan secara rinci dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) No.41 Tahun 2007 tentang standar proses, disebut bahwa peniaian dilakukan terhadap guru terhadap hasil pembelajaran untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik, serta digunakan sebagai bahan penyususnan laporan kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses pembelajaran.Penilaian dilakukan secara konsisten, sistematik, dan terprogam dengan menggunakan tes dan notes dalam bentuk tertulis atau lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan atau produk, portofolio, dan penilaian diri. Penilaian hasil pembeajaran mengguakan standar penilaian pendidikan dan panduan penilaian kelompok mata pelajaran
Berdasarkan taksonomi instruksional Bloom (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2006 : 26-30), jenis perilaku dan kemampuan internal akibat belajar dapat dikategorikan sebagai a) Ranah Kongnitif terdiri dari enam jenis prilaku b) Ranah Afetif terdiri dari lima prilaku c) Ranah Psikomotor terdiri dari tujuh prilaku.
Permainan bola voli diciptakan oleh William G. Morgan tahun 1895. Dia adalah seorang pembina pendidikan jasmani pada Young Man Christion Assocation
(Y.M.C.A) di kotaHolkyoke, Massachusset, Amerikat. Permainan bola voli adalah olahraga yang dapat dimainkan oleh anak-anak sampai orang dewasa baik wanita maupun pria. Kegunaan permainan bola voli akan baik
bila jasmani dan rohani saling kait mengait di dalam gerakan-gerakan bermain dan jiwa/mental sebagai pendorong utama untuk menggerakan kemampuan yang telah dimiliki (Danu Budhiarta, I Made, 2008:1-2).
Permaian bola voli di Indonesia secara resmi dipertandingkan dalam Pekan Olahraga Nasional ke II yang diselenggarakan di Jakarta tahun 1951. Kemudian setelah penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) III di Medan pada tahun 1953, maka pada pertengahan tahun 1954 pengurus Ikatan Perhimpunan Volleyball Soerabaja (IPVOS) di dalam rapat pengurusnya memutuskan untuk membentuk suatu Induk Organisai Bola Voli di Indonesia. Kemudian, diadakan pertemuan antara Ikatan Perhimpunan Volleyball Soerabaja dan Persatuan Volleyball Indonesia Djakarta (PERVID) yang di selenggarakan di salah satu ruangan di Stadion Ikada dan hadir pula tokoh-tokoh olahraga yang berdomisili di Jakarta. (Danu Budhiarta, I Made, 2008:14-15)
Jadi, dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bola voli adalah suatu permainan beregu yang dilakukan oleh dua team yang masing-masing team
terdiri dari 6 orang pemain dan dipisahkan oleh sebuah net, setiap team hanya bisa memainkan bola 3 (tiga) kali pukulan. Di dalam memainkan bola hampir seluruhnya menggunakan tangan bahkan sekarang boleh menggunakan kaki, lapangan yang rata berbentuk segi empat panjang dengan ukuran lapangan 18x9 meter. Permainan dipimpin oleh 2 orang wasit yaitu wasit atas (wasit 1) dan wasit bawah (wasit 2), 4 orang penjaga garis permainan, tiang net dipasang lebih kurang 0,50 m dari tepi batas lapangan.
Adapun
teknik
dasar
dalam
permainan bola voli yaitu:
a. Servis
Pada mulanya servis merupakan pukulan pembukaan untuk memulai suatu permainan (Yunus, 1992:109). Sesuai dengan perkembangan permainan servis tidak hanya sebagai pembuka permainan tetapi, sebagai serangan awal untuk memperoleh nilai. b. Passing
Passing adalah pengoperan bola kepada teman sendiri dalam satu regu dengan satu teknik tertentu sebagai langkah awal untuk membentuk pola serangan kepada regu lawan (Yunus, 1992:122). Teknik passing yang terdiri dari passing atas dan passing bawah merupakan keterampilan yang mendasar dalam permainan bola voli. c. Umpan
Umpan adalah penyajian bola kepada teman satu regu yang kemudian diharapkan bola tersebut dapat diserangkan ke daerah lawan dalam bentuk smash (Yunus, 1992:147). Teknik mengumpan pada dasarnya sama dengan teknik passing
perbedaannya hanya pada tujuan dan kurve jalannya bola, teknik mengumpan dapat dilakukan baik dengan passing atas maupun passing
bawah.
d. Smash(Spike)
Smash (spike) adalah pukulan yang utama dalam penyerangan dalam usaha mencapai kemenangan (Yunus, 1992:156). Smash (spike) merupakan satu teknik gerakan yang kompleks yang terdiri dari: (a) langkah awalan, (b) tolakan untuk meloncat atau memukul bola saat melayang di udara, dan (c) saat mendarat kembali.
e. Bendungan(Block)
Bendungan(block) adalah benteng pertahanan yang utama untuk menangkis serangan lawan (Yunus, 1992:170). Namun keberhasilan suatu bendungan (block) relatif lebih kecil karena bola
smash yang akandiblock METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen sungguhan (true experimental).
Kanca,Nyoman, (2010:65) ”Penelitian eksperimental sungguhan bertujuan untuk mengetahui kemungkinan hubungan sebab akibat dengan cara memberikan satu atau lebih perlakuan kepada satu atau lebih kelompok eksperimental, dan membandingkannya dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak diberikan perlakuan”.
Penelitian eksperimen ini menggunakan dua kelompok. Perlakuan pada masing-masing kelompok dirancang dalam waktu yang sama, dan porsi materi pelajaran yang sama terbatas pada teknik dasar pasing bola voli (passing atas dan
passing bawah).
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Singaraja pada Kelas VII tahun pelajaran 2016/2017. Pada dasarnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Kooperatif
tipe NHT terhadap hasil belajar teknik dasar passing bola voli pada siswa yang diberika dua kali perlakuan sedangkan kelompok kontrol diberikan dua kali pembelajaran dengan model konvensional. Rancangan pada penelitian ini adalah rancangan the pretest-posttest control group design.
Populasi adalah keseluruhan atau himpunan objek dengan ciri yang sama, sedangkan Sampel adalah himpunan bagian populasi yang di ambil secara representatif dari populasi (Kanca,Nyoman,2010:19). Adapun populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 3 Singaraja.
Sampel penelitian ditentukan dengan cara sampling acak sederhana
(simple random sampling). Dimana peneliti mengambil sample dengan melakukan lotre terhadap semua populasi. Dalam penelitian ini yang menjadi sampel penelitian adalah seluruh siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Singaraja tahun pelajaran 2016/2017 yang terdistribusi kedalam 2 kelas yaitu: VII G berjumlah 30 orang dan VII H berjumlah 30 orang, sehingga keseluruhan jumlah sampel penelitian adalah 60 orang. Dua kelas yang ada akan diundi untuk menetapkan kelas yang menjadi kelas eksperimen dan kelas kontrol. Terpilihlah kelas VII G sebagai kelompok kontrol dan kelas VII H sebagai kelompok eksperimen.
Pada penelitian ini, data yang diperoleh adalah berdasarkan hasil penilaian asesmen teknik dasar passing bola voli (passing atas dan passing bawah) yang diisi oleh 2 evaluator dari guru penjasorkes SMP Negeri 3 Singaraja. Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan memberikan posttest setelah perlakuan. Tes yang diberikan berupa tes kongnitif, afektif, psokomotor pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah tes yang sama.
Pengambilan data hasil belajar aspek kognitif siswa dilaksanakan dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan dalam bentuk pilihan ganda dengan materi pembelajaran, pada penilaian aspek afektif yang dilakukan oleh pengajar terhadap siswa didasarkan pada perilaku yang ditunjukkan siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan lembar pengamatan aspek afektif, dan untuk aspek psikomotor dilakukan dengan dilakukan dengan cara obserpasi kinerja passing atas dan
passing bawah bola voli.
Sebelum data di analisis dilakukan dilakukan pengujian dengan 1) uji prasyarat, menggunakan uji normalitas data menggunakan Kolmogorov-Smirnov
dan uji homegenitas Levene’s Test of
Equality of Error Variance, serta 2) Uji hipotesis, menggunakan uji-t semua uji berbantuan aplikasi SPSS 16 for windows
pada taraf signifikansi 0,05
HASIL DAN PEMBASAN
Penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan pada dua kelompok, yaitu kelompok ekperimen dan kelompok kontrol. Dalam penelitian ini kelompok eksperimen diberikan perlakuan berupa model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan pada kelompok kontrol diberikan perlakuan berupa model pembelajaran konvensional. Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 25 April 2017 sampai dengan tanggal 24 Mei 2017 dengan empat kali pertemuan pada masing-masing kelompok. Pertemuan pertama merupakan pengambilan nilai tes awal (pretest) siswa, Pada kelompok eksperimen dilakukan pada Selasa, 25 April 2017 sedangkan pada kelompok kontrol dilakukan pada Rabu, 26 April 2017. Kemudian pertemuan kedua dan ketiga adalah pemberian perlakuan pada masing-masing kelompok dimana kelompok eksperimen diberikan perlakuan
berupa model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan pada kelompok kontrol diberikan perlakuan berupa model pembelajaran koperatif tipe konvensional. Pemberian perlakuan pada kelompok eksperimen dilakukan pada Selasa, 9 Mei 2017 dan16 Mei 2017, sedangkan pada kelompok kontrol dilakukan pada Rabu, 10 Mei 2017 dan 17 Mei 2017. Pertemuan keempat adalah pengambilan nilai tes
akhir (posttest). Pada kelompok eksperimen dilakukan pada Selasa, 23 Mei 2017 dan kelompok kontrol pada Rabu, 24 Mei 2017. Perlakuan pada kedua kelompok dilakukan pada Selasa, 25 April 2017 dan 25 Mei 2017. Kegiatan penelitian dilakukan di lapangan Mayor Metra Singaraja. Data berupa nilai diperoleh dari pretest dan posttest.
Bayak Siswa Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol Banyak Siswa
Rata-rata Pretest
Rata-rata Post-test
Nilai Post-test – Pretest
30 Orang
72,23
81,37
9,14
30 Orang
72,03
74,54
2,51
Berdasarkan Tabel 4.1 tentang hasil belajar passing bola voli (passing atas dan
passing bawah) kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan jumlah masing-masing 30 orang diperoleh nilai
pretest kelompok eksperimen 72,23 dan kelompok kontrol 72,03. Sedangkan rata-rata nilai pada kelompok eksperimen 81,37 dan kelompok kontrol 74,54. Rata-rata post-test dikurangi rata-rata pretest
untuk kelompok eksperimen 9,14 dan untuk kelompok kontrol 2,51, sehingga dapat disimpulkan peningkatan yang lebih signifikan terdapat pada kelompok
eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.
Pengujian normalitas sebaran data
dilakukan untuk meyakinkan bahwa subjek penelitian berdistribusi normal. Untuk mengetahui normalitas sebaran data digunakan rumus Kolmogorov-Smirnov pada signifikansi 0,05. Jika p>0,05 data berdistribusi normal, sebaliknya jika p< 0,05 data tidak berdistribusi normal. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dengan menggunakan SPSS 16.00 for Windows
didapatkan hasil seperti Tabel 2
Tabel 2
Rangkuman Uji Normalitas Sebaran Data Kolmogorov-Smirnov Test
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic Df Sig.
Eksperimen .133 30 .188 .960 30 .305
Control .116 30 .200* .965 30 .415
Tabel 1
Berdasarkan Tabel 2 di atas, terlihat bahwa untuk semua variabel signifikansi pada uji Kolmogorov-Smirnov lebih besar
dari 0,05. Dengan demikian maka semua sebaran data berdistribusi normal.
Tabel 3
Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Varians menggunakan Levene's Test of Equality of Error Variancesa
F df1 df2 Sig.
.027 1 58 .870
Berdasarkan Tabel 3, hasil uji
Levene’s menunjukkan bahwa untuk hasil belajar teknik dasar
passing bola voli siswa harga F= 0.027 dengan taraf signifikansi 0.870. Bila ditetapkan taraf signifikansi 0,05 maka harga F tidak signifikan karena lebih besar dari taraf signifikansi yang ditetapkan, sehingga dapat disimpulkan bahwa variansi pada setiap kelompok adalah sama (homogen).
Hipotesis penelitian yang telah dikemukakan dalam kajian pustaka menyatakan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar teknik dasar passing bola voli pada siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran konvensional. Pengujian hipotesis menggunakan uji t dengan bantuan SPSS 16.00 for Windows. Hasil analisis dengan uji t disajikan pada
Tabel 4
Tabel 4
Ringkasan Analisis Uji-t
Independent Samples Test
Levene's Test for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. T Df Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error Difference 95% Confidence Interval of the Difference
Lower Upper Equal variances assumed .027 .870 3.716 58 .000 6.8333 1.8391 3.1521 10.5146
Equal variances not
Dari perhitungan pada table kerja di
atas, diperoleh
t
hitung3.716. Adapun
nilai
t
tabeldengan taraf signifikan 0,05
dan derajat kebebasan dk = 30+30-2 =
58 adalah 1.671. Dengan demikian
nilai
t
hitung
t
tabeldan nilai signifikan
0,000 < 0,05.
Adapun keputusan yangdiambil adalah tolak Ho dan terima Ha.
Hasil ini menyatakan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar passing bola voli antara siswa yang diberikan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran konvensional. Berdasarkan angka yang terlihat bahwa rata-rata peningkatan hasil belajar pada kelompok eksperimen lebih besar dari pada kelompok kontrol. Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar pada siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT lebih tinggi daripada siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran konvensional.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT berpengaruh signifikan terhadap peningkatan hasil belajar materi passing bola voli (passing
atas dan passing bawah) pada siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Singaraja tahun pelajaran 2016/2017.
Be
rda
sarkan hasil analis data dan pembahasan, maka dapat diajukan beberapa saran untuk proses pembelajaran dan penelitian lebih lanjut sebagai berikut.1. Bagi guru penjasorkes, model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat dijadikan salah satu alternatif pembelajaran yang dapat diterapkan di kelas.
2. Penelitian ini dilaksanakan pada pokok bahasan materi passing atas dan
Passing bawah bola voli di kelas VII
SMP N 3 Singaraja, sehingga untuk memperoleh bukti-bukti yang lebih umum dari penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT diharapkan peneliti lain untuk mencoba pada pokok bahasan lain untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dalam pembelajaran penjasorkes secara lebih mendalam.
3. Penelitian ini hanya mengukur ada atau tidaknya pengaruh dari model pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap hasil belajar passing atas dan Passing bawah bola voli tanpa meneliti lebih jauh arah pengaruh yang diberikan. Di waktu mendatang dapat dilakukan suatu penelitian untuk meneliti sejauh mana arah pengaruh yang diberikan oleh model pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap hasil belajar pesnjasorkes siswa.
DAFTAR RUJUKAN
Budhiarta Danu, I Made. 2008. Teori Praktek Permainan Bola Voli Dan Bola Voli Pantai.Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha. Departemen Pendidikan Nasional, 2006.
Kurikulum 2006 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pedidikan Jasmani. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Dimiyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Kanca, I Nyoman. 2010. Metodologi Penelitian Pengajaran Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Singaraja : Universitas Pendidikan Ganesha Nur Fajrin, Yanuar. 2014. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Nubered Head Together (NHT) Trehadap Hasil Belajar Dribling Sepak Bola (Studi Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Tarik Siduarjo). Jurnal Pendidikan Olahraga dan
Kesehatan Volume 02 Nomor 02.
Tersedia pada
http://ejournal.unesa.ac.id/article/1 3067/68/article.pdf (diakses pada tanggal 12 Juni 2016).
Sari, Sabrina Permta. 2014. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Nubered Head Together (NHT) Trehadap Hasil Belajar Passing Bawah Bola Voli (Studi Pada Siswa Kelas X TPM 1 SMK PGRI 2 Kota Pasuruan). Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 02 Nomor 01. Tersedia pada http//ejournal.unesa.ac.id/article/
11056/68/article.pdf (diakses
pada tanggal 12 Juni 2016). Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran
Inovatif Berorientasi Konstruktif.
Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.
Yunus. 1992.Olahraga Pelatihan Bola Voli. Departemen Pendidikan
Dan Kebudayaan
Direktoratjenderal Pendidikan dan Proyek Pemerdayaan Tenaga Kependidikan
Wijaya, Made Agus. 2015. “Developing
Fundamental Movement Based Cooperative Learning Model In Primary School”. Tersedia pada http//pps.unj.ac.id/journal/ijer/articl
e/viewFile/150/149.pdf (diakses