• Tidak ada hasil yang ditemukan

DOCRPIJM 1495026127BAB 6 KERANGKA KELEMBAGAAN DAN REGULASI KABUPATEN (Repaired)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "DOCRPIJM 1495026127BAB 6 KERANGKA KELEMBAGAAN DAN REGULASI KABUPATEN (Repaired)"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

VI-1

RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Ogan Komering Ilir 2017-2021

Pada bab ini diuraikan tentang arahan kebijakan kelembagaan bidang cipta karya. Selanjutnya diuraikan pula kondisi kelembagaan di kabupaten/kota, antara lain mengenai organisasi, tatalaksana, dan sumber daya manusia. Selain itu diuraikan pula gambaran umum kerangka regulasi yang sudah ada dan regulasi yang diperlukan daerah dalam pelaksanaan tugas, fungsi, serta kewenangannya pada pembangunan infrastruktur Bidang CiptaKarya.

6.1.

Arahan Kebijakan Kelembagaan Bidang Cipta Karya

Beberapa kebijakan yang menjadi landasan hukum dalam pengembangan dan peningkatan kapasitas kelembagaan di pemerintahan kabupaten/kota. Yakni:

1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

Dalam UU 32/2004 disebutkan bahwa Pemerintah Daerah mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan menjalankan otonomi seluas-luasnya, dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah.

Untuk membantu Kepala Daerah dalam melaksanakan otonomi, maka dibentuklah organisasi perangkat daerah yang ditetapkan melalui Peraturan Daerah. Dasar utama penyusunan perangkat daerah dalam bentuk suatu organisasi adalah adanya urusan pemerintahan yang harus dibentuk ke dalam organisasi tersendiri. Besaran organisasi perangkat daerah sekurang-kurangnya mempertimbangkan faktor kemampuan keuangan, kebutuhan daerah, cakupan tugas yang meliputi sasaran tugas yang harus diwujudkan, jenis dan banyaknya tugas, luas wilayah kerja dan kondisi geografis, jumlah dan kepadatan penduduk, potensi daerah yang bertalian dengan urusan yang akan ditangani, dan sarana dan prasarana penunjang tugas. Oleh karena itu, kebutuhan akan organisasi perangkat daerah bagi masing-masing daerah tidak senantiasa sama atau seragam.

BAB VI

(2)

VI-2

RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Ogan Komering Ilir 2017-2021

2. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan.

Pemerintahan PP tersebut mencantumkan bahwa bidang pekerjaan umum merupakan bidang wajib yang menjadi urusan pemerintah daerah, dan pemerintah berkewajiban untuk melakukan pembinaan terhadap pemerintah kabupaten/kota. PP 38/2007 ini juga memberikan kewenangan yang lebih

besar kepada Pemerintah Kabupaten/Kota untuk melaksanakan

pembangunan di Bidang Cipta Karya. Hal ini dapat dilihat dari Pasal 7 Bab III, yang berbunyi: (1) Urusan wajib sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat 2 adalah urusan pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh pemerintahan daerah provinsi dan pemerintahan daerah kabupaten/kota, yang berkaitan dengan pelayanan dasar;.(2) Urusan wajib sebagaimana dimaksud pada ayat 1 antara lainnya adalah bidang pekerjaan umum”.

Dari pasal tersebut, ditetapkan bahwa bidang pekerjaan umum merupakan bidang wajib yang menjadi urusan pemerintah daerah, sehingga penyusunan RPIJM sebagai salah satu perangkat pembangunan daerah perlu melibatkan pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota.

3. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Daerah. Berdasarkan PP 41 tahun 2007, bidang PU meliputi bidang Bina Marga, Pengairan, Cipta Karya dan Penataan Ruang. Bidang PU merupakan perumpunan urusan yang diwadahi dalam bentuk dinas. Dinas ditetapkan terdiri dari 1 sekretariat dan paling banyak 4 bidang, dengan sekretariat terdiri dari 3 subbagian dan masing-masing bidang terdiri dari paling banyak 3 seksi.

4. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014

(3)

VI-3

RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Ogan Komering Ilir 2017-2021

Untuk mendukung penataan kelembagaan, secara beriringan telah ditempuh upaya untuk memperkuat aspek ketatalaksanaan di lingkungan instansi pemerintah, seperti perbaikan standar operasi dan prosedur (SOP) dan penerapan e-government di berbagai instansi. Sejalan dengan pengembangan manajemen kinerja di lingkungan instansi pemerintah, seluruh instansi pusat dan daerah diharapkan secara bertahap dalam memperbaiki sistem ketatalaksanaan dengan menyiapkan perangkat SOP, mekanisme kerja yang lebih efisien dan efektif, dan mendukung upaya peningkatan akuntabilitas kinerja.

5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2010 Tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025.

Sebagai tindak lanjut dari Peraturan Presiden ini, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara telah mengeluarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 30 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengusulan, Penetapan, dan Pembinaan Reformasi Birokrasi pada Pemerintah Daerah. Berdasarkan peraturan menteri ini, reformasi birokrasi pada pemerintah daerah dilaksanakan mulai tahun 2012, dengan dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan sesuai dengan kemampuan pemerintah daerah. Permen ini memberikan panduan dan kejelasan mengenai mekanisme serta prosedur dalam rangka pengusulan, penetapan, dan pembinaan pelaksanaan reformasi birokrasi pemerintah daerah.

Upaya pembenahan birokrasi di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya telah dimulai sejak tahun 2005. Pembenahan yang dilakukan adalah menyangkut 3 (tiga) pilar birokrasi, yaitu kelembagaan, ketatalaksanaan, dan Sumber Daya Manusia (SDM). Untuk mendukung tercapainya good governance, maka perlu dilanjutkan dan disesuaikan dengan program reformasi birokrasi pemerintah, yang terdiri dari sembilan program, yaitu:

(4)

VI-4

RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Ogan Komering Ilir 2017-2021

2)

Program Penataan Peraturan Perundang-undangan, meliputi: penataan berbagai peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan/diterbitkan oleh K/L dan Pemda;

3)

Program Penguatan dan Penataan Organisasi, meliputi: restrukturisasi tugas dan fungsi unit kerja, serta penguatan unit kerja yang menangani organisasi, tata laksana, pelayanan publik, kepagawaian dan diklat;

4)

Penataan Tatalaksana, meliputi: penyusunan SOP penyelenggaraan tugas dan fungsi, serta pembangunan dan pengembangan e-government;

5)

Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur, meliputi: penataan sistem rekrutmen pegawai, analisis dan evaluasi jabatan, penyusunan standar kompetensi jabatan, asesmen individiu berdasarkan kompetensi;

6)

Penguatan Pengawasan, meliputi: penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dan Peningkatan peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP);

7)

Penguatan Akuntabilitas, meliputi: penguatan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, pengembangan sistem manajemen kinerja organisasi dan penyusunan Indikator Kinerja Utama (IKU);

8)

Penguatan Pelayanan Publik, meliputi: penerapan standar pelayanan pada unit kerja masing-masing, penerapan SPM pada Kab/Kota.

9)

Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan.

6.2.

Kerangka Kelembagaan

Bagian ini menguraikan tentang kondisi eksisting kelembagaan pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir yang menangani bidang Cipta Karya dan selanjutnya analisis kerangka kelembagaan bidang Cipta Karya.

6.2.1 Kondisi Eksisting Kelembagaan Bidang Cipta Karya

(5)

VI-5

RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Ogan Komering Ilir 2017-2021

Rakyat dan Kawasan Permukiman, sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Ogan Komering Ilir Nomor: ….. Tentang….. ..

Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Ogan Komering Ilir, merupakan unsur pelaksana pemerintah daerah yang dipimpin oleh kepala dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman mempunyai tugas melaksanakan penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang perumahan dan permukiman. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Ogan Komering Ilir menyelenggarakan fungsi:

a. Perumusan kebijakan teknis bidang perumahan dan permukiman; b. Pelaksanaan tugas bidang perumahan dan permukiman;

c. Penyelenggaraan pelayanan umum bidang pekerjaan umum, penataan ruang, dan perumahan;

d. Pembinaan dan pengembangan bidang perumahan dan permukman; dan e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan

fungsinya.

Adapun susunan organisasi Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Ogan Komering Ilir terdiri dari:

a. Kepala Dinas;

b. Sekretariat terdiri dari:

1. Subbagian Umum dan Kepegawaian;

2. Subbagian Perencanaan Evaluasi dan Laporan; 3. Subbagian Keuangan

c. Bidang Perumahan terdiri dari:

1. Seksi Pembinaan dan Pengendalian Pembangunan Perumahan; 2. Seksi Pengembangan Perumahan

3. Seksi Peningkatan Kualitas Lingkungan Perumahan d. Bidang Kawasan Permukiman terdiri dari:

1. Seksi Pembinaan dan Pengendalian Kawasan Permukiman 2. Seksi Pengembangan Kawasan Permukiman

(6)

VI-6

RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Ogan Komering Ilir 2017-2021

1. Seksi Jasa Konstruksi dan Pengelolaan Bangunan Gedung; 2. Seksi Pembinaan dan Pengendalian Bangunan Gedung 3. Seksi Pengawasan Pemanfaatan Bangunan dan Lingkungan

Secara lebih jelas bagan struktur organisasi Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Ogan Komering Ilir dapat dilihat pada Gambar 6.1.

Sebagaimana ditetapkan dalam Program Reformasi Birokrasi, penataan tata laksana merupakan salah satu prioritas program untuk peningkatan kapasitas kelembagaan. Tata laksana organisasi yang perlu dikembangkan adalah menciptakan hubungan kerja antar perangkat daerah dengan menumbuhkembangkan rasa kebersamaan dan kemitraan dalam melaksanakan beban kerja dan tanggung jawab bagi peningkatan produktifitas dan kinerja.

(7)

VI-7

RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Ogan Komering Ilir 2017-2021

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR

Gambar 6. 1 Struktur Organisasi Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Ogan Komering Ilir

KEPALA DINAS

SEKRETARIS

KASUBBAG UMUM DAN KEPEGAWAIAN

KASUBBAG PERENCANAAN,

EVALUASI DAN PELAPORAN KASUBBAG KEUANGAN

KABID PERUMAHAN

KASI PEMBINAAN & PENGENDALIAN PEMBANGUNAN PERUMAHAN

KASI PENGEMBANGAN PERUMAHAN

KASI PENINGKATAN KUALITAS LINGKUNGAN PERUMAHAN

KABID KAWASAN PERMUKIMAN

KASI PEMBINAAN DAN PENGENDALIAN KAWASAN PERMUKIMAN

KASI PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN

KASI AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (PLP)

KABID TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN

KASI JASA KONSTRUKSI DAN PENGELOLAAN BANGUNAN GEDUNG

KASI PEMBINAAN DAN PENGENDALIAN BANGUNAN & LINGKUNGAN

(8)

VI-8

RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Ogan Komering Ilir 2017-2021

Tabel 6.1 Hubungan Kerja Instansi di Bidang Cipta Karya di Kabupaten Ogan Komering Ilir

a. Perumusan kebijakan umum bidang perencanaan

pembangunan daerah; b. Pelaksanaan tugas bidang

perencanaan pembangunan

a. Perumusan kebijakan teknis bidang perumahan dan permukiman;

b. Pelaksanaan tugas bidang perumahan dan

Penataan Bangunan dan

Lingkungan; Bidang Sanitasi; Bidang Air Minum.

Sumber : Dinas PU CKP OKI / Dinas Perumahan Rakyat dan Permukiman OKI dan Bappeda OKI

Dalam pembangunan bidang Cipta Karya kedua lembaga ini sudah cukup tepat untuk mengawal pelaksanaan pembangunannya. Bappeda sebagai lembaga perencanaan daerah secara keseluruhan memiliki kemampuan mengarahkan pembangunan sesuai dengan arah pembangunan sesuai visi misi daerah. Sedangkan Dinas Pekerjaan dan Umum dan Perumahan memiliki kemampuan secara teknis bagaimana pembangunan daerah tersebut dilaksanakan.

(9)

VI-9

RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Ogan Komering Ilir 2017-2021

juga kualitas. Lembaga yang akan dilihat kondisi SDM-nya yaitu di Dinas Perumahan dan Permukiman. Berikut ini disampaikan data komposisi pegawai dalam unit kerja Bidang Cipta Karya.

Tabel 6.

2 Komposisi Pegawai dalam Unit Kerja Bidang Cipta Karya di

Kabupaten Ogan Komering Ilir

UNIT KERJA GOLONGAN

6.2.2 Analisis Kerangka Kelembagaan bedasarkan Kondisi Eksisting Kelembagaan

Dengan mengacu pada kondisi eksisting kelembagaan perangkat daerah, bagian ini menguraikan analisis permasalahan kelembagaan Pemerintah kabupaten/kota yang menangani bidang Cipta Karya. Adapun secara lebih rinci dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Analisis Keorganisasian

Berdasarkan struktur organisasi, tugas dan fungsi organisasi sudah sesuai dengan peraturan yang berlaku khususnya Perda Kabupaten Ogan Komering Ilir Nomor …. Tahun …. tentang Organisasi Perangkat Daerah. Namun demikian ada beberapa hal yang menjadi kendala dalam penyelenggaraan tupoksi keciptakaryaan, diantaranya yaitu :

a. Koordinasi antar lembaga yang belum dilakukan dengan efektif

b. Belum tersedianya database keciptakaryaan yang terpadu dan mudah diakses c. Peningkatan pertumbuhan masalah yang harus ditangani

(10)

VI-10

RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Ogan Komering Ilir 2017-2021

e. Tuntutan publik terhadap ketersediaan infrastruktur cipta karya

2. Analisis Ketatalaksanaan

Mengenai ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya, dalam penyusunan keorganisasian yang ada di Kabupaten Ogan Komering Ilir sudah mengacu pada ketentuan yang ada dalam Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007. Peraturan Pemerintah tersebut juga diteruskan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Ogan Komering Ilir Nomor 9 Tahun 2009. Dalam Perda ini dijelaskan secara jelas tentang tupoksi (tugas pokok dan fungsi) masing-masing dinas/unit kerja yang ada.

3. Analisis Sumber Daya Manusia (SDM)

Analisis Sumber Daya Manusi (SDM) Bidang Cipta Karya menunjukkan adanya beberapa kendala diantaranya :

a. Jumlah dan kualitas SDM keciptakaryaan yang belum mencukupi. Luasan daerah layanan dan banyaknya unit kegiatan membutuhkan penyesuaian jumlah dan kapasitas SDM.

b. Terjadinya rolling pegawai (perpindahan) yang tidak diikuti dengan regenerasi. Hal ini menjadi kendala karena berpengaruh dalam terbentuknya koordinasi antar SDM.

4. Analisis SWOT Kelembagaan

Untuk melakukan analisis kelembagaan digunakan metode SOWT dimana hasil untuk permasalah, tantangan, hambatan, ancaman dan pelung. Sasaran pembangunan dan pengelolaan bidang keciptakaryaan pada kedepan berorientasi pada tersedianya pelayanan kepada publik bidang keciptakaryaan sesuai dengan standar pelayanan minimal.

(11)

VI-11

RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Ogan Komering Ilir 2017-2021

Sasaran kedua adalah meningkatnya partisipasi swasta yang antara lain dalam bentuk investasi dalam pembangunan dan pengelolaan infrastruktur di kabupaten/kota.

Berdasarkan kajian kelembagaan dapat dilihat bahwa dalam lingkup instansi keciptakaryaan masih diketemukan beberapa hal diantaranya : lemahnya koordinasi, kelembagaan, dan ketatalaksanaan. Perubahan paradigma pembangunan sejalan dengan semangat reformasi mengindikasikan bahwa dalam struktur organsasi dan ketatalaksanaan kelembagaan memerlukan beberapa langkah penyesuaian terkait dengan tata kepemerintahannya, peran masyarakat dan swasta dalam pengelolaan infrastruktur keciptakaryaan.

Penguatan peran masyarakat, pemerintah daerah, dan swasta diperlukan dalam rangka memperluas dan memperkokoh basis sumber daya. Pada aspek institusi, lemahnya koordinasi antarinstansi dan antardaerah otonom telah menimbulkan pola pengelolaan kecitakaryaan yang kurang efisien, bahkan tidak jarang saling berbenturan. Pada sisi lain, kesadaran dan partisipasi masyarakat, sebagai salah satu prasyarat terjaminnya keberlanjutan pola pengelolaan keciptakaryaan, masih belum mencapai tingkat yang diharapkan karena masih terbatasnya kesempatan dan kemampuan.

Untuk menemukan berbagai program yang perlu dilakukan, maka dilakukan analsiis SWOT seperti dalam tabel berikut.

Tabel 6.3 Analisis SWOT Kelembagaan Bidang Cipta Karya INTERNAL

EKSTERNAL

Kekuatan (S)

1. Visi dan misi daerah; 2. Ketersediaan dokumen

perencanaan;

3. Kemitraan pemerintah,

swasta dan

2. Keterbatasan dana dari pemerintah;

3. Koordinasi antar

lembaga;

4. Keterbatasan jumlah dan kualitas sarana dan prasarana.

Peluang (O)

1. Pelaksanaan otonomi daerah;

2. Ketersediaan DAK; 3. Pertumbuhan ekonomi

daerah;

4. Perkembangan

Strategi S-O:

1.

Kemitraan pemerintah

dengan swasta

1.

Peningkatan kapasitas kelembagaan;

2.

Penguatan lembaga

untuk peningkatan

(12)

VI-12

RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Ogan Komering Ilir 2017-2021

aktivitas bisnis; 5. Pertumbuhan

penduduk.

2.

Perencanaan dan

penilaian (valuation) pembiayaan investasi; 2. Kenaikan harga barang

kebutuhan sarana cipta

2. Peningkatan kapasitas

kelembagaan dalam

1. Peningkatan Sumber Daya Manusia, baik

untuk manajemen aset dan monitoring & evaluasi infrastruktur Cipta Karya.

Sumber : Hasil Analisis

Kemitraan dalam pembangunan pada dasarnya mengandung hakekat keadilan dalam perolehan keuntungan dan manfaat, pembebanan biaya dan penanggungan risiko yang timbul dalam kegiatan usaha tersebut. Dengan demikian, kemitraan yang dikembangkan adalah kemitraan yang setara antara para pelaku sesuai dengan kemampuan kontribusinya.

Kemitraan yang setara memerlukan pula pemahaman yang kuat terhadap hak dan tanggung jawab serta peranan dari masing-masing pelaku. Menjadi tantangan kita bersama untuk mengembangkan semangat dan suasana yang mendorong tumbuhnya kemitraan dan mengembangkan pola-pola yang praktis dan menarik,serta menjamin keuntungan bagi semua pihak.

Kemitraan adalah pola yang sesuai dengan prinsip-prinsip partisipasi masyarakat yang seluas-luasnya yang ingin kita dorong dalam perekonomian dan pembangunan. Kemitraan juga dapat memberi pemecahan atas dilema efisiensi dan pemerataan kesempatan, karena efisiensi tidak mengharuskan pemusatan kekuatan ekonomi pada kelompok tertentu.

(13)

VI-13

RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Ogan Komering Ilir 2017-2021

antara peme rintah dengan usaha besar, tetapi juga dengan usaha kecil dan koperasi, serta antara usaha swasta besar, menengah dan kecil. Dengan demikian kemitraan adalah usaha yang tepat dan tidak bertentangan dengan prisip-prinsip ekonomi yang mendasar, dalam membangun ekonomi yang berda sarkan demokrasi.

Dalam hal ini, pihak-pihak yang terlibat tentu harus memiliki tanggung jawab karena kemitraan bukanlah bertepuk sebelah tangan. Meskipun semua pihak memiliki tanggung jawab, pemerintah tetap harus mengambil prakarsa paling tidak untuk menciptakan iklim yang merangsang bagi usaha kemitraan, antara lain dengan:

1) Mengembangkan kebijaksanaan dan strategi pembangunan yang jelas, yang tercermin baik pada tujuan, arahan maupun indikator-indikator kebijaksanaan (policy indicators);

2) Menetapkan prioritas pembangunan yang realistis dan diikuti oleh semua pihak, baik pemerintah maupun dunia usaha dan masyarakat. Untuk itu perlu kesepakatan di antara berbagai pelaku pembangunan ini, dan karena itu perlu ada dialog-dialog;

3) Memantapkan mekanisme komunikasi yang lancar dan transparan Transparansi erat kaitannya dengan tingkat partisipasi dan oleh karena itu, sejak pada tahap awal mekanisme kemitraan yang transparan harus dikembangkan dan dimantapkan;

4) Mengembangkan pilihan-pilihan atas pola-pola kemitraan yang dapat mencakup kepentingan-kepentingan yang ada di berbagai lapisan dan golongan masyarakat, sehingga masyarakat dapat berperanserta seluas-luasnya dalam kemitraan pembangunan;

5) Menyiapkan rencana pengembangan kemitraan yang mencakup rencana investasi pemerintah, swasta dan masyarakat sebagai bagian dari pembangunan nasional;

6) Menyiapkan kerangka peraturan dan arahan serta pedoman yang dapat menjadi acuan terutama bagi swasta dan masyarakat dan juga menjamin kepastian usaha.

(14)

VI-14

RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Ogan Komering Ilir 2017-2021

pendek saja, apalagi yang bersikap spekulatif, tetapi sudah harus

memperhatikan kesinambungan pembangunan, atau lebih

mengkonseptualisasikan pemikiran investasi yang berwawasan jangka panjang. Secara potensial ada peluang-peluang yang terbuka lebar untuk

menumbuhkembangkan kemitraan yang saling menguntungkan dalam

pembangunan nasional, khususnya dalam pembangunan perkotaan. Potensi dan peluang yang besar ini terutama disebabkan olehmakin meningkatnya kemampuan masyarakat di perkotaan untuk memperoleh pelayanan perkotaan yang makin berkualitas dengan sistem penyediaan yang lebih baik. Kemampuan masyarakat saat ini sangat berkembang, terutama untuk membayar pelayanan yang lebih baik tersebut memberi landasan keekonomian yang kuat bagi pengembangan kemitraan dalam penyediaan pelayanan prasarana dan sarana yang tersedia.

6.3.

Kerangka Regulasi

Berdasarkan strategi yang dirumuskan dalam analisis SWOT sebelumnya, maka dapat dirumuskan tiga kelompok strategi meliputi strategi pengembangan organisasi, strategi pengembangan tata laksana, dan strategi pengembangan sumber daya manusia. Selanjutnya berdasarkan strategi-strategi tersebut, dikembangkan lagi rencana pengembangan kelembagaan di daerah seperti dijelaskan sebagai berikut ini.

6.3.1. Rencana Pengembangan Keorganisasian

Rencana pengembangan Keorganisasian sebagaimana hasil analisis dan evaluasi tugas dan fungsi satuan organisasi dapat diupayakan dengan :

1.

Optimalisasi dan peningkatan efektivitas pelaksanaan fungsi organisasi pelaksana pembangunan bidang cipta karya;

2.

Peningkatan kapasitas kelembagaan dalam menentukan social cost and

benefit sharing untuk pembangunan infrastruktur bidang cipta karya;

3.

Penguatan lembaga untuk peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan cipta karya;

(15)

VI-15

RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Ogan Komering Ilir 2017-2021

5.

Menyusun tupoksi sesuai dengan analisis jabatan dan beban kerja dalam rangka mendayagunakan dan meningkatkan kapasitas kelembagaan satuan organisasi di masing-masing unit kerja di lingkungan Pemerintah Daerah, khususnya bidang Cipta Karya

6.3.2. Rencana Pengembangan Ketatalaksanaan

Rencana pengembangan ketatalaksanaan sebagai analisis SWOT yang dilakukan, dapat diupayakan dengan :

1. Pembentukan lembaga yang menangani program-program kemitraan pemerintah dengan swasta maupun dengan masyarakat dalam pembangunan bidang cipta karya;

2. Peningkatan kemampuan dalam perencanaan dan penilaian (valuation) pembiayaan investasi dari sumber-sumber pemerintah, swasta dan masyarakat;

3. Peningkatan prasarana dan sarana kerja pendukung pembangunan bidang cipta karya, khususnya untuk pengadaan alat pengelolaan sampah dan drainase;

4. Peningkatan efektivitas ketatalaksanan penyelenggaraan pembangunan bidang cipta karya;

5. Peningkatan kualitas prasarana dan sarana kerja pendukung pembangunan bidang cipta karya;

6. Kerjasama pemerintah swasta untuk pengadaan rumah sehat;

7. Pembagian kerja dan program yang jelas antar unit dalam instansi ataupun lintas instansi di lingkungan Pemerintah Daerah, khususnya di bidang Cipta Karya.

6.3.3. Rencana Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM)

(16)

VI-16

RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Ogan Komering Ilir 2017-2021

dengan peningkatan jenjang pendidikan serta mendukung pembinaan kapasitas pegawai melalui pelatihan. Sesuai dengan lingkup kegiatan bidang Cipta Karya, dalam rangka peningkatan kualitas SDM terdapat beberapa pelatihan yang diadakan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian PU yang dapat dilaksanakan antara lain.

1. Bimbingan Teknis Pengelolaan Bangunan Gedung dan Rumah Negara Pusat, Barat dan Timur serta sertifikasi Pengelola Teknis;

2. Bimbingan Teknis Penyelenggaraan Bangunan Gedung Negara; 3. Bimbingan Teknis Pengelolaan Rumah Negara Golongan III;

4. Training of Trainers (TOT) Bidang Penyelenggaraan Penataan Bangunan dan Lingkungan;

5. Training of Trainers (TOT) Sosialisasi Peraturan Perundangan-undangan Bangunan Gedung dan Lingkungan;

6. Pelatihan Pengadaan Barang dan Jasa Dit. PBL;

7. Peningkatan Kapasitas SDM Dit. PBL bekerjasama dengan Pusat Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi;

8. Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan dalam Bidang Keprotokolan; 9. Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan dalam Bidang Tata

Persuratan;

10. Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan Pemeliharaan dan

Pengamanan Infrastruktur Publik Bidang Cipta Karya;

11. Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan Aparatur Negara dalam Tanggap Darurat Bencana;

12. Pembinaan Teknis Percepatan Proses Hibah/Alih Status Barang Milik Negara;

13. Pembinaan Teknis Penerapan Aplikasi SIMAK BMN; 14. Pembinaan Teknis Pengembangan Kompetensi Pegawai; 15. Pembinaan Teknis Pemetaan Kompetensi Pegawai; 16. Diklat Pejabat Inti Satker (PIS);

(17)

VI-17

RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Ogan Komering Ilir 2017-2021

Tabel 6.4 Matriks Kebutuhan Regulasi di Pemerintah Daerah Kabupaten Ogan Komering Ilir

No Arah Regulasi

Substansi Arahan Regulasi Unit Penanggung Jawab Unit Terkait /Institusi Target Penyelesaian

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 Peraturan Daerah (Perda)

1. Persampahan; 2. SPAM IKK;

3. Bangunan Gedung

1. Retribusi Sampah;

2. Rekening Air Minum SPAM IKK;

3. Izin Mendirikan Bangunan/Gedung

1. UPTD Persampahan; 2. PDAM Tirta Agung;

3. Badan Perizinan dan Penanaman Modal 3. Dinas TKP/ Dinas PU-Tata

Ruang (PU-TTR)

2 Peraturan Bupati (Perbup)

1. Kawasan Kumuh;

2. Drainase Lingkungan;

3. Air Limbah Domestik

1. Peraturan terkait Pencegahan dan Penanggulangan Kawasan Kumuh Perkotaan;

2. Peraturan terkait pembangunan dan pemeliharaan saluran drainase lingkungan perkotaan;

3. Peraturan terkait pembangunan dan pemeliharaan MCK Umum; Jamban Keluarga; IPAL; IPLT.

1. Pokja PKP Kab. OKI;

2. Pokja Sanitasi Kab. OKI;

3. Pokja Sanitasi Kab. OKI.

1. Dinas PU CKP /Dinas TKP /

Gambar

Gambar 6. 1 Struktur Organisasi Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Ogan Komering Ilir
Tabel 6.1 Hubungan Kerja Instansi di Bidang Cipta Karya di Kabupaten Ogan Komering Ilir
Tabel 6.2 Komposisi Pegawai dalam Unit Kerja Bidang Cipta Karya di Kabupaten Ogan Komering Ilir
Tabel 6.3 Analisis SWOT Kelembagaan Bidang Cipta Karya
+2

Referensi

Dokumen terkait

Persaingan yang ketat antar lembaga keuangan dibidang perbankan mengharuskan setiap lembaga keuangan mengoptimalkan strategi dalam memperkenalkan perusahaan dan produknya

4.2 Kompensasi Finansial Langsung yang Paling mempengaruhi Kepuasan Kerja Karyawan Distro dan Butik Termurah Palembang

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Laporan Akhir yang telah saya buat ini dengan judul “ Aplikasi RFID Sebagai Identifikasi pada Prototype Pengatur Solenoid Valve

1. Bagaimana langkah-langkah pengembangan media pembelajaran berbantuan Website dengan pendekatan etnomatematika pada materi Bangun ruang sisi datar pada siswa SMPN

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kinerja pertumbuhan tanaman jati pada lahan berbatu di Gunung Kidul dengan jarak tanam berbeda.. Perlakuan kedua adalah 12 klon jati asal

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh biaya promosi yang terdiri dari biaya periklanan, biaya penjualan pribadi, biaya promosi penjualan, biaya

Pemerintahan Desa adalah penyelenggara urusan pemerintahan oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat

Nama Lintas Penyeberangan Lokasi Pelabuhan Surat Keputusan Jarak (mile) Waktu Tempuh Tahun Operasi Fungsi Klasifikasi Lintas. Pelabuhan 1 Pelabuhan 2