• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.1 GEOGRAFI DAN ADMINISTRATIF WILAYAH 4.1.1 GEOGRAFI WILAYAH - DOCRPIJM 1504156860BAB 4 PROFIL WILAYAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "4.1 GEOGRAFI DAN ADMINISTRATIF WILAYAH 4.1.1 GEOGRAFI WILAYAH - DOCRPIJM 1504156860BAB 4 PROFIL WILAYAH"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Akhir

IV-1

ada bagian Ini menjelaskan mengenai kondisi wilayah kota Pekalongan secara umum. Berisi

tentang uraian/ gambaran umum dan kondisi wilayah Kota Pekalongan meliputi profil geografi,

demografi, ekonomi, dan sosial budaya. Dan pada bagian ini juga menjelaskankondisi bidang

Cipta Karya yang ada dikota Pekalongan.

4.1

GEOGRAFI DAN ADMINISTRATIF WILAYAH

4.1.1

GEOGRAFI WILAYAH

Kota Pekalongan merupakan salah satu kota di Jawa Tengah yang berada di jalur pantura

yang dilalui oleh jalur transportasi regional yang menghubungkan Jakarta dan Surabaya, Kota

ini terletak diantara dua Kota yaitu Kabupaten Batang dan Kabupaten Pekalongan. Kota

Pekalongan terletak di dataran rendah pantai Utara Pulau Jawa, dengan ketinggian kurang

lebih 1 meter di atas permukaan laut dengan posisi geografis antara 6

0

50’42” –

6

0

55’44”Lintang

Selatan dan 109

0

37’55” –

109

0

42’19” Bujur Timur.

Batas wilayah perencanaan adalah sebagai berikut :

Sebelah utara

: Laut Jawa

Sebelah selatan

: Kabupaten Pekalongan, Kabupaten Batang

Sebelah barat

: Kabupaten Pekalongan

Sebelah timur

: Kabupaten Batang

4.1.2

ADMINISTRASI WILAYAH

Kota Pekalongan terdiri dari 4 wilayah kecamatan, yaitu Kecamatan Pekalongan Utara,

Kecamatan Pekalongan Selatan, Kecamatan Pekalongan Barat dan Kecamatan Pekalongan

Timur, sedangkan jumlah Kelurahan yang ada sebelum diberlakukannya

Peraturan Daerah

Kota Pekalongan Nomor 8 Tahun 2013

Tentang Penggabungan Kelurahan di Lingkungan

Pemerintahan Kota Pekalongan berjumlah 47 Kelurahan, sekarang menjadi 27 Kelurahan.

Adapun Kelurahan yang mengalami penggabungan antara lain:

1.

Kecamatan Pekalongan Barat, semula terdiri dari 13 Kelurahan menjadi 7 Kelurahan

a.

Kelurahan Kebulen dan Sapuro menjadi Sapuro Kebulen

b.

Kelurahan Kergon dan Bendan menjadi Bendan Kergon

(2)

Laporan Akhir

c.

Kelurahan Kramatsari, Kraton Kidul, Pasirsari menjadi Pasarkratonkramat

d.

Kelurahan Tegalrejo, Bumirejo, Pringlangu menjadi Pringrejo

e.

Kelurahan Medono, Podosugih dan Tirto tetap

2.

Kecamatan Pekalongan Timur, semula 13 Kelurahan menjadi 7 Kelurahan

a.

Kelurahan Landungsari dan Noyontaan menjadi Noyontaansari

b.

Kelurahan Keputran, Kauman, Sampangan, Sugihawaras menjadi Kauman

c.

Kelurahan Dekoro dan Karangmalang menjadi Setono

d.

Kelurahan Baros dan Sukorejo menjadi Kali Baros

e.

Kelurahan Poncol, Klego dan Gamer tetap

3.

Kecamatan Pekalongan Utara, semula 10 Kelurahan menjadi 7 Kelurahan

a.

Kelurahan Krapyak Kidul dan Krapyak Lor menjadi Krapyak

b.

Kelurahan Kraton Lor, Dukuh, Pabean menjadi Padukuhan Kraton

c.

Kelurahan Kandang Panjang, Panjang Wetan, Degayu, Bandengan dan Panjang Baru

tetap

4.

Kecamatan Pekalongan Selatan, semula 11 Kelurahan menjadi 6 Kelurahan

a.

Kelurahan Kradenan dan Buaran menjadi Buaran Kradenan

b.

Kelurahan Kertoharjo dan Kuripan Kidul menjadi Kuripan Kertoharjo

c.

Kelurahan Kuripan Lor dan Yosorejo menjadi Kuripan Yosorejo

d.

Kelurahan Duwet dan Soko menjadi Sokoduwet

e.

Kelurahan Banyurip Alit dan Banyurip Ageng menjadi Banyurip

f.

Kelurahan Jenggot tetap

(3)

Laporan Akhir

(4)

Rincian tentang luasan masing-masing kecamatan dan kelurahan dan luas kawasan terbangun disajikan pada Tabel 4.1 sebagai berikut :

TABEL: 4.1.LUAS WILAYAH DAN LUAS KAWASAN TERBANGUN DI KOTA PEKALONGAN

Kecamatan/Kelurahan Luas Administratif

Luas Area Terbangun

(ha) (ha)

Kecamatan Pekalongan Barat : 1.005 838

1. Kelurahan Bumirejo 54 23

2. Kelurahan Tegalrejo 80 65

3. Kelurahan Pringlangu 90 50

4. Kelurahan Medono 116 114

11. Kelurahan Pasirsari 112 59

12. Kelurahan Kramatsari 51 42

13. Kelurahan Kraton Kidul 21 21

Kecamatan Pekalongan Timur : 952 549

1. Kelurahan Landungsari 49 48

2. Kelurahan Sokorejo 113 54

3. Kelurahan Baros 107 32

4. Kelurahan Karangmalang 78 38

5. Kelurahan Noyontaan 41 41

6. Kelurahan Keputran 35 35

7. Kelurahan Kauman 12 12

8. Kelurahan Sampangan 38 38

9. Kelurahan Sugihwaras 61 61

10. Kelurahan Poncol 62 47

11. Kelurahan Klego 85 60

12. Kelurahan Dekoro 101 50

13. Kelurahan Gamer 170 33

Kecamatan Pekalongan Selatan : 1.080 585

1. Kelurahan Banyurip Ageng 103 50

2. Kelurahan Banyurip Alit 61 39

3. Kelurahan Buaran 45 25

4. Kelurahan Kradenan 59 59

5. Kelurahan Jenggot 123 123

6. Kelurahan Kertoharjo 113 50

7. Kelurahan Kuripan Kidul 94 31

8. Kelurahan Duwet 183 62

9. Kelurahan Soko 73 31

10. Kelurahan Yosorejo 92 40

11. Kelurahan Kuripan Lor 134 75

Kecamatan Pekalongan Utara : 1.488 1.148

1. Kelurahan Pabean 84 67

2. Kelurahan Kraton Lor 28 28

(5)

Laporan Akhir IV-5 Kecamatan/Kelurahan Luas Administratif

Luas Area Terbangun

(ha) (ha)

4. Kelurahan Bandengan 221 155

5. Kelurahan Kandang Panjang 151 151

6. Kelurahan Panjang Wetan 141 141

7. Kelurahan Krapyak Kidul 67 28

TABEL: 4.2.JUMLAH PENDUDUK DAN KEPADATAN KOTA PEKALONGAN TAHUN 2013

Kecamatan

Luas (Km2)

Penduduk (jiwa)

Kepadatan

Penduduk (jiwa/km2)

Pekalongan Barat

10,05

91.306

9.085

Pekalongan Timur

9,52

63.915

6.714

Pekalongan Selatan

10,80

57.858

5.357

Pekalongan Utara

14,88

77.791

5.227

Kota Pekalongan

45,25

290.87

6.428

Sumber : Kota Pekalongan Dalam Angka,2014

Berdasarkan data BPS Kota Pekalongan Dalam Angkat 2014, BPS Provinsi Jawa Tengah

2014 dan www.pekalongankota.bps.go.id didapatkan data perkembangan penduduk, laju

pertumbuhan penduduk dan tingkat kepadatan penduduk untuk kurun waktu 2010

2013

sebagai berikut :

TABEL: 4.3.JUMLAH PENDUDUK, PERTUMBUHAN DAN KEPADATAN PENDUDUK KOTA PEKALONGAN TAHUN 2010 - 2013

TAHUN

Penduduk (jiwa)

Laju Pertumbuhan

Penduduk (%)

Sumber : Kota Pekalongan Dalam Angka,2014; BPS Provinsi Jawa Tengah 2014 dan www.pekalongankota.bps.go.id

(6)
(7)

Laporan Akhir IV-7

Berdasarkan data demografi Kota Pekalongan jumlah penduduk tetinggi adalah pada kelompok

umur non produktif 30-34 tahun dengan jumlah 26,605

jiwa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada table 4.5.

TABEL: 4.5.JUMLAH PENDUDUK BERDASARKAN UMUR SEMESTER I KOTA PEKALONGAN TAHUN 2015

UMUR LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

0-4 11,657 10,834 22,491

JUMLAH 150,469 148,275 298,744

Sumber: dindukcapil kota pekalongan, 2015

4.2.3

STRUKTUR PENDUDUK BERDASARKAN KEMISKINAN

Struktur penduduk di Kota Pekalongan berdasarkan kemiskinan pada Tahun 2012 dan 2013

mengalami penurunan, jumlah Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel berikut ini.

TABEL: 4.6.GARIS KEMISKINAN DAN PERSENTASE PENDUDUK MISKIN DI KOTA PEKALONGAN TAHUN 2012-2013

Uraian 2012 2013

Garis Kemiskinan (Rp/kapita/bulan) 294.586 322.313

Jumlah Penduduk Miskin (000 jiwa) 27,30 24,10

Persentase Penduduk Miskin (%) 9,47 8,26

(8)

4.3

TOPOGRAFI

Kota Pekalongan terletak di dataran rendah pantai utara Pulau Jawa dengan ketinggian lahan

antara 1m diatas permukaan laut (dpl) pada wilayah bagian utara dan 6m dpl. Pada wilayah

bagian selatan. Ditinjau dari kemiringan lahan, Kota Pekalongan termasuk daerah yang relatif

datar, yaitu dengan kemiringan lahan rata-rata antara 0-5%, Serta Permukaan Kota

Pekalongan sangat berfluktuatif sesuai dengan musim (musim hujan permukaan air naik dan

pada musim kemarau permukaan air turun). Pada musim hujan ketika permukaan air naik

cenderung menahan aliran air dari anak-anak sungai kecil yang bermuara di Kota pekalongan,

sehingga mengakibatkan aliran balik ke anak-anak sungai tersebut (back water effect)

lebih-lebih lagi bila air laut dalam kondisi pasang naik, sehingga mengakibatkan munculnya

genangan-genangan yang bersifat musiman. kondisi topografi Kota Pekalongan sendiri relatif

datar sehingga aliran permukaan tidak lancar, serta di tunjang oleh jenis tanah

GAMBAR: 4.2. KONDISI TOPOGRAFI KOTA PEKALONGAN

4.4

GEOHIDROLOGI

Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan serta data sekunder tentang kondisi hidrologi di wilayah

Kota

Pekalongan

dapat dikemukakan sebagai berikut:

1. Air Permukaan, Air permukaan adalah air yang muncul dan mengalir di permukaan, seperti singai,

rawa, mata air termasuk pula jaringan irigasi.Di wilayah perencanaan ini terdapat sungai-sungai yang cukup besar yaitu kali Pekalongan, Kali Banger, Kali Bremi, Kali Sebulanan, Kali Widuri, Kali Kuripan, Kali Gamer dan Kali Simbang. Sungai-sungai tersebut berfungsi juga sebagi saluran induk pembuangan drainase kota.

2. Air Tanah Dangkal, Air tanah dangkal adalah air yang berada di dalam lapisan tanah sampai

(9)

Laporan Akhir IV-9

3. Air Tanah Dalam, Air tanah dalam di wilayah perencanaan di manfaatkan untuk kebutuhan air

bersih penduduk, berupa sumur-sumur bor yang dikelola oleh PDAM, dimana hal tersebut dilakukan karena di Kota Pekalongan tidak terdapat sumber mata air untuk memenuhi kebutuhan penduduknya

4.5

GEOLOGI

Jenis tanah alluvial hidromorf, jenis tanah ini tersebar di Kelurahan Kandang Panjang, Bandengan, Kraton Kidul, Pabean, Kraton Lor, Panjang Wetan, Krapyak Lor, Degayu. Jenis tanah alluvial kelabu

tua, jenis tanah ini tersebar di Kelurahan Pasir sari, Tirto, Kraton Kidul, Kramat sari, sebagian Bendan,

Tegalrejo, Bumirejo, sebagian sebagian Medono, Pasir Sari, Buaran, Banyuurip Alit, Buaran, Banyuurip Alit, Banyuurip Ageng, Kradenan,Pringlangu, sebagian Jenggot, sebagian Krapyak Kidul, sebagian Klego, sebagian Poncol, Noyontaan, Landungsari, Kuripan Lor, Dekoro, Gamer, Karangmalang, Baros, Sokorejo, Yosorejo, Kuripan Lor, Soko, Kuripan Kidul, Duwet. Jenis tanah alluvial kelabu dan alluvial coklat kekelabuan coklat jenis tanah ini tersebar di sebagian Kelurahan Dukuh, Sugihwaras, sebagian Kraton Kidul, Sampangan, Kauman, Kergon, sebagian Bendan, Keputran, Sapuro, sebagian Pasirsari, sebagian Medono, Kebulen, sebagian Jenggot, sebagian Kuripan Lor, Kertoharjo.

4.6

KLIMATOLOGI

1. Curah hujan di suatu tempat dipengaruhi oleh keadaan iklim, geografi dan perputaran / pertemuan

arus udara. Oleh karena itu jumlah curah hujan beragam menurut bulan dan stasiun pengamat. Jumlah hari hujan selama tahun 2009 sebanyak 96 hari. Bulan Agustus sama sekali tidak terjadi hujan sedangkan bulan Januari merupakan bulan dengan hari hujan terbanyak yaitu 23 hari. Rata-rata curah hujan selama tahun 2009 berkisar antara 0 mm (bulan Agustus ) sampai dengan 844 mm (bulan Januari).

2. Antara curah hujan dan keadaan angin biasanya ada hubungan erat satu sama lain. Walaupun

demikian, di beberapa tempat di Indonesia hubungan tersebut agaknya tidak selalu ada. Keadaan angin pada musim hujan biasanya lebih kencang dan angin bertiup dari Barat dan Barat Laut. Karena itu musim tersebut dikenal juga dengan Musim Barat. Pada musim kemarau angin timur bertiup dari Benua Australia, keadaan angin pada saat itu juga kencang.

TABEL: 4.7.BANYAKNYA HARI HUJAN DAN CURAH HUJAN MENURUT BULAN DI KOTA PEKALONGAN TAHUN 2013

Bulan Hari Hujan Curah Hujan

(10)

4.7

SOSIAL DAN EKONOMI

4.7.1

KONDISI SOSIAL

4.7.1.1. KETENAGAKERJAAN

Penduduk usia kerja didefinisikan sebagai penduduk yang berumur 15 tahun ke atas. Mereka terdiri dari

“Angkatan Kerja” dan “ Bukan Angkatan Kerja”. Proporsi penduduk yang tergolong Angkatan Kerja

dikenal “ Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja” (TPAK). TPAK menurut umur mengikuti pola huruf “ U”

terbalik. Angka ini rendah pada umur-umur muda ( karena sekolah), kemudian naik sejalan dengan kenaikan umur sampai mencapai puncaknya pada umur 40-44 tahun dan selanjutnya turun lagi secara perlahan pada umur-umur berikutnya ( antara lain karena pensiun dan mencapai usia tua).

Di kota Pekalongan tahun 2013 sebagian besar pekerja bekerja di sektor industri, khususnya adalah industri batik. Pada Tabel berikut ditampilkan data mengenai banyaknya pencari kerja baru yang mendaftarkan diri di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Pekalongan tahun 2013.

TABEL: 4.8.TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA (TPAK), TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) DAN TINGKAT KESEMPATAN KERJA (TKK) DI KOTA PEKALONGAN TAHUN 2013

Kegiatan Utama Jenis Kelamin Total

Laki-laki Perempuan

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) 85,57 48,10 66,64

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 5,13 5,52 5,28

Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) 94,37 94,48 94,72

Sumber : Kota Pekalongan Dalam Angka,2014

4.7.1.2. INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI KOTA PEKALONGAN TAHUN 2008-2013

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) mengukur capaian pembangunan manusia berbasis sejumlah komponen dasar kualitas hidup. Sebagai ukuran kualitas hidup, IPM dibangun melalui pendekatan tiga dimensi dasar. Dimensi tersebut mencakup umur panjang dan sehat; pengetahuan, dan kehidupan yang layak. Ketiga dimensi tersebut memiliki pengertian sangat luas karena terkait banyak faktor. Untuk mengukur dimensi kesehatan, digunakan angka harapan hidup waktu lahir. Selanjutnya untuk mengukur dimensi pengetahuan digunakan gabungan indikator angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah. Adapun untuk mengukur dimensi hidup layak digunakan indikator kemampuan daya beli masyarakat terhadap sejumlah kebutuhan pokok yang dilihat dari rata-rata besarnya pengeluaran per kapita sebagai pendekatan pendapatan yang mewakili capaian pembangunan untuk hidup layak.

TABEL: 4.9.INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI KOTA PEKALONGAN TAHUN 2008-2013

(11)

Laporan Akhir IV-11

4.7.2.1.

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) KOTA PEKALONGAN

Perekonomian Kota Pekalongan tahun 2012 tumbuh membaik bila dibandingkan dengan tahun lalu. Hal ini ditunjukkan oleh laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto atas harga konstan sebesar 5,60% yang lebih baik dari tahun sebelumnya, sebesar 5,45 %. Pertumbuhan riil secara sektoral pada tahun ini terlihat bervariasi, namun secara umum mengalami perbaikan dari tahun sebelumnya. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh sektor Bangunan/Konstruksi yaitu sebesar 8,61% dan sektor Pertanian mengalami pertumbuhan paling lemah yaitu sebesar 2,09%. Sektor Perdagangan memberikan sumbangan tertinggi terhadap struktur perekonomian di Kota Pekalongan yaitu sebesar 23,53%, sementara sektor Industri Pengolahan yang diharapkan sebagai sektor unggulan penunjang perekonomian sebesar 18,85%. Peranan sektor Konstruksi 15,92% terhadap struktur ekonomi

TABEL: 4.10. PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA DI KOTA PEKALONGAN ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000 TAHUN 2009-2013 (JUTA RUPIAH)

Lapangan Usaha 2009 2010 2011 2012* 2013**

1. Pertanian 165.803,04 160.715,41 164.286,49 167.721,23 171.210,17

1.1. Tanaman Bahan Makanan 20.680,86 21.435,58 22.286,36 20.608,96 20.932,28

1.2. Peternakan 26.836,67 28.754,66 30.454,75 32.579,34 34.660,60

1.3. Perikanan 118.285,51 110.525,18 111.545,38 114.532,93 115.617,29

2. Pertambangan dan Penggalian 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

3. Industri 407,309,06 425.216,81 444.913,65 467.774,77 492.949,18

3.1. Industri Makanan, Minuman & Tembakau 124.166,82 133.686,58 142.565,12 151.601,33 161.283,06

3.2. Industri Tekstil 269.788,98 277.610,62 288.121,12 301.251,40 315.908,78

3.3. Industri Barang Kayu & Hasil Hutan 1.995,97 2.082,74 2.184,58 2.292,31 2.443,70

3.4. Industri Kertas & Barang Cetakan 1.056,98 1.116,76 1.168,37 1.213,91 1.284,38

3.5. Industri Pupuk Kimia & Barang dr Karet 7.394,24 7.690,84 7.801,11 8.192,03 8.622,97

3.6. Industri Semen & Barang Lain Bukan Logam 334,15 351,01 359,86 377,57 399,52

3.7. Industri Logam Dasar Besi & Baja 41,39 43,48 44.22 45,01 47,23

3.8. Industri Alat Angkut, Mesin & Peralatan 2.376,32 2.474,42 2.502,29 2.629,13 2.775,77

3.9. Industri Barang Lainnya 154,19 160,37 166,99 172,08 183,78

4. Listrik, Gas dan Air 22.180,53 23.950,01 25.174,32 27.010,27 29.034,02

4.1. Listrik 21.138,80 22.892,89 24.101,21 25.911,71 27.900,10

4.2. Gas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

4.3. Air Minum 1.041,73 1.057,12 1.073,11 1.098,56 1.133,92

5. Konstruksi 259.539,86 278.586,68 294.543,42 319.889,73 338.854,96 6. Perdagangan 538.457,74 569.640,82 601.415,01 632.868,21 673.450,96

6.1. Perdagangan Besar/ Eceran 476,989,61 501.171,87 529.084,80 5563622,56 593.163,69

6.2. Hotel/Losmen 9.263,39 10.209,45 10.942,17 11.887,58 12.520,03

6.3. Restoran/Rumah Makan 52.204,75 58.259,50 61.388,04 64.358,07 67.767,24

7. Pengangkutan dan Komunikasi 199.664,70 210.046,14 219.445,64 230.659,70 244.431,09

7.1. Angkutan Kereta Api 7.200,70 7.742,60 8.097,34 8.586,87 8.664,49

7.2. Angkutan Jalan Raya 145.481,30 151.369,18 158.614,31 167.875,99 176.840,46

7.3. Jasa Penunjang Angkutan 2.265,05 2.370,04 2.446,31 2.537,97 2.627,28

7.4. Pos dan Telekomunikasi 37.099,19 40.397,36 41.766,36 42.644,17 46.712,57

7.5. Jasa Telekomunikasi 7.618,46 8.166,96 8.521,32 9.014,70 9.586,28

8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 138.603,03 145.465,05 152.887,52 159.917,79 175.711,53

8.1. Perbankan 47.909,77 49.512,16 51.892,14 53.694,09 59.486,72

8.2. Lembaga Keuangan Bukan Bank 23.794,68 25.005,84 26.501,97 27.586,25 29.913,84

8.3. Sewa Bangunan 61.634,58 65.158,37 68.461,79 72.174,29 79.305,61

8.4. Jasa Perusahaan 5264,00 5.788,68 6.031,63 6463,16 7.005,36

9. Jasa-jasa 246.524,29 273.493,25 298.161,74 318.305,70 335.305,74

9.1. Pemerintahan dan Hankam 193.906,90 216.612,53 235.244,63 250375,81 261.847,03

9.2. Jasa Sosial dan Kemasyarakatan 16.237,18 17.276,20 19.603,94 21.504,48 22.880,56

9.3. Jasa Hiburan dan Rekreasi 783,56 836,23 963,04 1.076,56 1.187,51

9.4. Jasa Perorangan dan RT 35.596,65 38.768,28 42.350,13 45.348,85 49.390,65

PDRB 1.978.082,25 2.087.114,17 2.200.827,78 2.324,147,40 2.460.946,93

(12)

4.7.2.2.

REALISASI PENDAPATAN DAN BELANJA APBD KOTA PEKALONGAN TAHUN

2011-2014

Penggunaan sumber dana keuangan Kota Pekalongan menurut jenis pendapatan dan jenis

penerimaan terhadap jenis belanja dan jenis pengeluaran dari tahun 2011 sampai tahun 2014 selalu

mengalami peningkatan, pada tahun 2011 terdapat Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun

Berkenaan (SILPA) Rp 45.484.707.250,51 dan pada tahun 2014 terdapat Sisa Lebih Pembiayaan

Anggaran Tahun Berkenaan (SILPA) Rp 101.370.096.676,00 dalam kurun waktu tersebut terdapat

kenaikan 44,87 %

(13)

Laporan Akhir IV-13

1.2.1 Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak 25.356.787.638,00 26.922.225.026,00 33.308.284.000,00 35.483.212.280,00 27.713.487.000,00 31.009.410.779,00 28.382.910.000,00 28.224.678.764,00 1.2.2 Dana Alokasi Umum 293.530.030.000,00 293.530.030.000,00 347.390.356.000,00 347.390.356.000,00 384.489.368.000,00 384.489.368.000,00 412.871.094.000,00 412.871.094.000,00 1.2.3 Dana Alokasi Khusus 24.674.700.000,00 24.674.700.000,00 27.126.720.000,00 27.126.720.000,00 38.549.650.000,00 34.721.100.000,00 34.173.710.000,00 34.173.710.000,00

JUMLAH DANA PERIMBANGAN 343.561.517.638,00 345.126.955.026,00 407.825.360.000,00 410.000.288.280,00 450.752.505.000,00 450.219.878.779,00 475.427.714.000,00 475.269.482.764,00

1.3 LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH

1.3.1 Pendapantan Hibah 2.170.000.000,00 2.170.000.000,00 - - - - 5.105.000.000,00 5.165.000.000,00 1.3.2 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya 14.703.376.690,00 22.652.560.561,00 22.116.033.000,00 28.656.647.841,00 29.718.339.000,00 32.302.112.589,00 42.467.877.000,00 41.792.156.000,00 1.3.3 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 58.640.531.720,00 58.640.531.720,00 68.645.794.000,00 68.645.794.000,00 61.131.325.000,00 60.786.075.000,00 91.911.244.000,00 67.070.237.000,00 1.3.4 Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya 17.793.999.000,00 17.993.999.000,00 15.673.574.000,00 15.658.184.000,00 15.735.441.000,00 17.814.962.615,00 20.940.244.000,00 28.748.064.574,00

JUMLAH LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH 93.307.907.410,00 101.457.091.281,00 106.435.401.000,00 112.960.625.841,00 106.585.105.000,00 110.903.150.204,00 160.424.365.000,00 142.775.457.574,00

JUMLAH PENDAPATAN 493.860.254.838,00 509.929.023.924,16 583.105.910.000,00 614.166.700.431,49 651.193.332.000,00 675.375.467.702,00 751.087.541.000,00 762.110.364.355,00

2. BELANJA

2.1 BELANJA TIDAK LANGSUNG

2.1.1 Belanja Pegawai 246.826.808.995,00 234.604.104.038,00 281.414.429.000,00 259.271.065.962,00 306.996.998.000,00 273.334.501.516,00 354.768.395.000,00 303.505.066.004,00 2.1.2 Belanja Hibah 17.654.200.000,00 17.322.830.236,00 16.362.300.000,00 15.782.825.000,00 15.691.160.000,00 15.681.879.800,00 42.679.160.000,00 39.679.734.500,00 2.1.3 Belanja Bantuan Sosial 3.400.000.000,00 3.271.660.028,00 1.090.000.000,00 686.300.000,00 10.934.260.000,00 10.135.246.206,00 14.015.420.000,00 13.457.324.000,00 2.1.4 Belanja Bantuan Keuangan kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan

Pemerintahan Desa

16.435.000.000,00 16.301.905.456,00 23.200.000.000,00 23.106.463.500,00 21.530.803.000,00 21.162.191.825,00 630.002.000,00 630.002.000,00

2.1.5 Belanja Tidak Terduga 1.333.615.900,00 317.560.890,00 2.500.455.000,00 61.038.000,00 2.500.000.000,00 1.549.502.043,00 3.825.000.000,00 1.175.170.000,00

JUMLAH BELANJA TIDAK LANGSUNG 285.649.624.895,00 271.818.060.648,00 324.567.184.000,00 298.907.692.462,00 357.653.221.000,00 321.863.321.390,00 415.917.977.000,00 358.447.296.504,00

2.2 BELANJA LANGSUNG

2.2.1 Belanja Pegawai 36.447.097.640,85 33.816.882.590,50 37.582.396.500,00 37.582.396.500,00 61.742.429.250,00 61.742.429.250,00 43.220.836.000,00 40.362.322.506,00 2.2.2 Belanja Barang dan Jasa 124.769.630.182,00 117.939.780.566,00 132.835.265.500,00 121.674.071.429,00 163.031.725.350,00 149.254.009.850,00 197.587.532.000,00 178.802.086.121,00 2.2.3 Belanja Modal 88.468.378.343,50 82.344.069.092,50 123.157.788.000,00 103.505.884.837,00 147.877.936.400,00 131.315.591.230,00 171.802.817.000,00 159.183.156.133,00

JUMLAH BELANJA LANGSUNG 249.685.106.166,35 234.100.732.249,00 293.575.450.000,00 262.762.352.766,00 372.652.091.000,00 342.312.030.330,00 412.611.185.000,00 378.347.564.760,00

JUMLAH BELANJA 535.334.731.061,35 505.918.792.897,00 618.142.634.000,00 561.670.045.228,00 730.305.312.000,00 664.175.351.720,00 828.529.162.000,00 736.794.861.264,00

SURPLUS/(DEFISIT) (41.474.476.223,35) 4.010.231.027,16 (35.036.724.000,00) 52.496.655.203,49 (79.111.980.000,00) 11.200.115.982,00 (77.441.621.000,00) 25.315.503.091,00

JUMLAH PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH 44.242.135.022,35 44.242.135.022,35 46.069.707.000,00 46.184.967.189,51 94.481.504.000,00 94.617.780.967,00 92.233.899.000,00 90.825.743.585,00

3.2 PENGELUARAN PEMBIAYAAN DAERAH

3.2.1 Pembentukan Dana Cadangan - - 1.000.000.000,00 1.000.000.000,00 4.500.000.000,00 4.500.000.000,00 5.000.000.000,00 5.000.000.000,00 3.2.2 Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah 2.767.658.799,00 2.767.658.799,00 3.917.000.000,00 3.200.118.201,00 4.705.374.000,00 4.705.373.300,00 9.750.000.000,00 9.729.000.000,00 3.2.3 Pembayaran Pokok Utang - - 6.115.983.000,00 0,00 6.164.150.000,00 5.878.624.536,00 42.278.000,00 42.150.000,00

JUMLAH PENGELUARAN PEMBIAYAAN DAERAH 2.767.658.799,00 2.767.658.799,00 11.032.983.000,00 4.200.118.201,00 15.369.524.000,00 15.083.997.836,00 14.792.278.000,00 14.771.150.000,00

PEMBIAYAAN NETTO 41.474.476.223,35 41.474.476.223,35 35.036.724.000,00 41.984.848.988,51 79.111.980.000,00 79.533.783.131,00 77.441.621.000,00 76.054.593.585,00

SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN TAHUN BERKENAAN (SILPA)

-45.484.707.250,51

- 94.481.504.192,00 - 90.733.899.113,00 - 101.370.096.676,00

Anggaran Tahun 2011 Anggaran Tahun 2012 Anggaran Tahun 2013 Anggaran Tahun 2014

Nomor Urut Uraian

(14)

Referensi

Dokumen terkait

1) Suara Berisik : periksa suara berisik yang berasal dari sistem pemanas atau pendingin, ruang sebelah dan koridor, dan dari luar gedung.. Variasi dengan warna putih lebih

Dari hasil perhitungan Koefisien Drag Bus Evonext Modifikasi Front Roof dalam penelitian ini dengan menggunakan simulasi pada kecepatan 80 km/jam didapatkan Koefisien Drag

Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Timur, No.66/09/64/Th.XVIII, 15 September 2015 2 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Kalimantan Utara.. Menurut Daerah,

Bahwa Renstra Badan Penananman Modal dan pelayanan Perizinan (BMPP) Kabupaten Banyumas disusun sebagai pedoman atau panduan dalam penyelenggaraan pembangunan dalam kurun

Diharapkan dengan adanya rangsangan untuk berprestasi, kinerja karyawan dapat ditingkatkan dan organisasi dapat mencapai tujuannya secara keseluruhan pegawai dinas kesehatan

dapat dilihat bahwa nilai signifikansi yanng diperoleh adalah 1,000 yang menunjukkan bahwa model diterima dan dapat ditarik kesimpulan bahwa H 0 diterima

Didalam Pameran Foto ini mereka bisa menikmati dan melihat- lihat hasil karya foto dari UKM Fiducia dan Mahasiswa STIE Perbanas yang ditampilkan dalam Pameran Foto. Berbagai

Jalur I dengan dominasi jumlah yang banyak didapat yaitu jenis Crematogester indet dengan jumlah 192 individu dan yang kedua Tetraponera attenuata dengan jumlah