• Tidak ada hasil yang ditemukan

BERITA RESMI STATISTIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BERITA RESMI STATISTIK"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Timur, No.66/09/64/Th.XVIII, 15 September 2015 1

BERITA RESMI STATISTIK

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

No. 66/09/64/Th.XVIII,15 September 2015

TINGKAT KEMISKINAN DI KALIMANTAN UTARA

MARET TAHUN 2015

Tingkat Kemiskinan di Kalimantan Utara, Maret 2015

Jumlah penduduk miskin di Kalimantan Utara pada Maret 2015 sebesar 39,69 ribu (6,24 persen). Pada Maret 2015, penduduk miskin di daerah perkotaan sebanyak 13,05 ribu orang dan di daerah perdesaan sebanyak 26,64 ribu orang.

Jumlah penduduk miskin di daerah perdesaan masih lebih besar dibanding di daerah perkotaan. Persentase penduduk miskin yang berada di daerah perdesaan pada bulan Maret 2015 sebesar 9,49 persen sedangkan di daerah perkotaan sebesar 3,67 persen.

RINGKASAN

 Jumlah penduduk miskin (penduduk di bawah Garis Kemiskinan) di Kalimantan Utara pada Maret 2015 sebanyak 39,69 ribu (6,24 persen).

 Pada Maret 2015, jumlah penduduk miskin yang tinggal di daerah perdesaan sebanyak 26,64 ribu orang (9,49 persen), lebih banyak dibandingkan dengan mereka yang tinggal di perkotaan sebanyak 13,05 ribu orang (3,67 persen).

 Pada Maret 2015, Garis Kemiskinan (GK) di Kalimantan Utara sebesar Rp. 475.620,- per kapita per bulan

 Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)

(2)

Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Timur, No.66/09/64/Th.XVIII, 15 September 2015 2 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Kalimantan Utara

Menurut Daerah, Maret 2015

Tahun

Jumlah Penduduk Miskin (ribu) Persentase Penduduk Miskin

Perkotaan Perdesaan Perkotaan +

Perdesaan Perkotaan Perdesaan

Perkotaan + Perdesaan

Maret 2015 13.05 26,64 39,69 3,67 9,49 6,24

Sumber: Diolah dari data Susenas Triwulanan Maret 2015 Garis Kemiskinan Maret 2015

Besar kecilnya jumlah penduduk miskin sangat dipengaruhi oleh Garis Kemiskinan, karena penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan dibawah Garis Kemiskinan.

Pada Maret 2015, Garis Kemiskinan Kalimantan Utara sebesar Rp. 475.620,- per kapita per bulan. Dengan memperhatikan komponen Garis Kemiskinan (GK), yang terdiri dari Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Non-Makanan (GKNM), terlihat bahwa peranan komoditi makanan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan). Pada bulan Maret 2015, sumbangan GKM terhadap GK sebesar 71,80 persen.

Garis kemiskinan di daerah perkotaan lebih besar dibandingkan di daerah perdesaan, pada bulan Maret 2015 garis kemiskinan di daerah perkotaan sebesar Rp 489.129,- sedangkan di daerah perdesaan sebesar Rp 458.490,-. Hal ini menggambarkan bahwa pemenuhan kebutuhan hidup di daerah perkotaan lebih mahal dibandingkan dengan daerah perdesaan.

(3)

Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Timur, No.66/09/64/Th.XVIII, 15 September 2015 3 Garis Kemiskinan, Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin

Maret 2015

Daerah/Tahun

Garis Kemiskinan (Rp/Kapita/Bln) Jumlah

penduduk miskin (ribu)

Persentase penduduk miskin

Makanan Non Makanan Total

Perkotaan Maret 2015 342.729 146.400 489.129 13,05 3,67 Perdesaan Maret 2015 339.904 118.587 458.490 26,64 9,49 Kalimantan Utara Maret 2015 341.484 134.137 475.620 39,69 6,24

Sumber: Diolah dari data Susenas Triwulanan Maret 2015

Komoditi Penyumbang Garis Kemiskinan Terbesar

Komoditi makanan yang mempunyai andil terbesar dalam pembentuk garis kemiskinan makanan di Kalimantan Utara pada bulan Maret 2015 antara daerah perkotaan dan perdesaan terdapat persamaan pola. Delapan komoditi terbesar daerah perkotaan dan pedesaan secara berturut-turut adalah beras, rokok kretek filter, gula pasir, bandeng, telur ayam ras, mie instan, kopi bubuk & kopi instan (sachet) dan daging babi. Lebih lengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.

(4)

Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Timur, No.66/09/64/Th.XVIII, 15 September 2015 4 Tabel 3.

Persentase Komoditi Makanan terhadap Garis Kemiskinan Makanan Menurut Daerah, Maret 2015

No Perkotaan Perdesaan

Komoditi % Komoditi %

1 Beras 30.91 Beras 32.73

2 Rokok kretek filter 13.77 Rokok kretek filter 12.70

3 Gula pasir 4.17 Gula pasir 5.46

4 Bandeng 6.51 Bandeng 4.98

5 Telur ayam ras 5.13 Telur ayam ras 4.06

6 Mie instan 4.07 Mie instan 3.66

7

Kopi bubuk & kopi instan (sachet)

1.59 Kopi bubuk & kopi instan (sachet)

2.41

8 Daging babi 0.17 Daging babi 2.36

9 Ketela pohon/singkong 0.58 Ketela pohon/singkong 2.35

10 Bawang merah 1.72 Bawang merah 2.17

11 Kue basah 3.19 Kue basah 2.10

12 Kue kering/biskuit 2.55 Kue kering/biskuit 2.10

13 Roti 1.95 Roti 1.72

14 Cabe rawit 1.59 Cabe rawit 1.64

15 Daging ayam ras 1.56 Daging ayam ras 1.53 Sumber: Diolah dari data Susenas Triwulanan Maret 2015

Penyumbang terbesar untuk garis kemiskinan non makanan urutan pertama baik di daerah perkotaan maupun perdesaan yaitu perumahan, namun urutan selanjutnya terdapat perbedaan pola antara daerah perkotaan dan perdesaan. Lebih lengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.

(5)

Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Timur, No.66/09/64/Th.XVIII, 15 September 2015 5 Tabel 4.

Persentase Komoditi Non Makanan terhadap Garis Kemiskinan Non Makanan Menurut Daerah, Maret 2015

No Perkotaan Perdesaan Komoditi % Komoditi % 1 Perumahan 34.68 Perumahan 43.50 2 Listrik 13.74 Bensin 11.97 3 Pendidikan 8.29 Listrik 7.40 4 Bensin 7.73 Pendidikan 5.26

5 Perlengkapan mandi 4.97 Perlengkapan mandi 4.56

6 Air 4.51 Kayu bakar 3.40

7 Minyak tanah 3.49 Sabun cuci 3.14

8 Pakaian jadi anak-anak 2.49 Kesehatan 2.37

9 Barang kecantikan 2.46 Barang kecantikan 1.96

10 Pakaian jadi perempuan dewasa 2.07 Pakaian jadi anak-anak 1.92

11 Kesehatan 1.99 Pakaian jadi laki-laki dewasa 1.83

12 Pajak kendaraan bermotor 1.88 Pajak kendaraan bermotor 1.60 13 Pakaian jadi laki-laki dewasa 1.87 Minyak tanah 1.59 14 Sabun cuci 1.83 Pakaian jadi perempuan dewasa 1.55 15

Angkutan 1.37 Obat nyamuk, korek api, baterai, aki, dsb

1.33

Sumber: Diolah dari data Susenas Triwulanan Maret 2015

Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Indeks Keparahan Kemiskinan

Persoalan kemiskinan bukan hanya sekadar berapa jumlah dan persentase penduduk berkaitan dengan miskin. Dimensi lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan. Selain harus mampu memperkecil jumlah penduduk miskin, kebijakan pengentasan kemiskinan juga sekaligus harus bisa mengurangi tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan.

Pada Maret 2015, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan

Kemiskinan` (P2) di Kalimantan Utara masing-masing sebesar 0,790 dan 0,177.

Nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) di

daerah perdesaan lebih tinggi dari pada perkotaan. Pada bulan Maret 2015, nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) untuk perkotaan hanya 0,515 sementara di daerah perdesaan

(6)

Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Timur, No.66/09/64/Th.XVIII, 15 September 2015 6 di daerah perdesaan lebih parah daripada daerah perkotaan.

Tabel 5

Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) di

Kalimantan Utara Menurut Daerah, Maret 2015

Tahun Perkotaan Perdesaan Perkotaan + Perdesaan

Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1)

Maret 2015 0,515 1,139 0,790

Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)

Maret 2015 0,141 0,222 0,177

(7)

Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Timur, No.66/09/64/Th.XVIII, 15 September 2015 7

 Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Dengan pendekatan ini, dapat dihitung Headcount Index, yaitu persentase penduduk miskin terhadap total penduduk.

 Metode yang digunakan adalah menghitung Garis Kemiskinan (GK), yang terdiri dari dua komponen yaitu Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Non-Makanan (GKNM). Penghitungan Garis Kemiskinan dilakukan secara terpisah untuk daerah perkotaan dan perdesaan. Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan dibawah Garis Kemiskinan.

 Garis Kemiskinan Makanan (GKM) merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan dengan 2.100 kkalori per kapita perhari. Paket komoditi kebutuhan dasar makanan diwakili oleh 52 jenis komoditi (padi-padian, umbi-umbian, ikan, daging, telur dan susu, sayuran, kacang-kacangan, buah-buahan, minyak dan lemak, dll).

 Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM) adalah kebutuhan minimum untuk perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan. Paket komoditi kebutuhan dasar non-makanan diwakili oleh 51 jenis komoditi di perkotaan dan 47 jenis komoditi di perdesaan.

 Sumber data utama yang dipakai untuk menghitung tingkat kemiskinan tahun 2014 adalah data SUSENAS (Survei Sosial Ekonomi Nasional) Triwulanan pada bulan September 2014. Dan untuk kemiskinan Maret 2015 adalah data SUSENAS (Survei Sosial Ekonomi Nasional) Triwulanan pada bulan Maret 2015

(8)

Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Timur, No.66/09/64/Th.XVIII, 15 September 2015 8

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Informasi lebih lanjut hubungi :

Ir. Aden Gultom, M.M

(Kepala BPS Provinsi Kalimantan Timur) UB. Ahmad Muhammad Saleh, SE

(Kepala Bidang Statistik Sosial)

Telp: (0541) 732793, Fax: (0541) 201121 e-mail: sosial6400@bps.go.id

Referensi

Dokumen terkait

(f) Bank dapat memberikan potongan dalam besaran yang wajar dengan tanpa diperjanjikan diawal sebelumnya. Informasi yang diterima oleh pihak nasabah tidak sempurna dan melanggar

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentase peresepan antipsikotik; persentase adanya potensi interaksi obat; persentase interaksi obat secara farmakokinetik,

SYARIKAT INSURANS dengan ini bersetuju dengan Pihak Diinsuranskan jika pada bila-bila masa ketika Tempoh Insurans yang dinyatakan di dalam Jadual atau semasa

Peningkatan jumlah penawaran ubikayu dan jagung diikuti oleh menurunnya jumlah kedele dan ubijalar yang ditawarkan berturut-turut sekitar 3.69 persen dan 21.75

[3.19] Menimbang bahwa untuk pengaturan tentang keuangan negara telah diundangkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (UU 17/2003) yang Pasal 1 angka

Giat bhabinkamtibmas Polsek Raman Utara Bripka Subasis melaksanakan cek dan kontrol poskamling di RT 18 Dusun 3 Desa Rukti Sediyo sampaikan pesan kamtibmas untuk

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Xu (2010) menunjukkan bahwa keterlibatan orang tua dalam proses belajar akan dapat mendukung self regulated learning

Apabila terjadi perceraian di antara pasangan suami isteri maka harta bersama yang didapat selama perkawinan umumnya dibagi di antara kedua pasangan yang bercerai, sesuai