• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESIMPULAN DAN SARAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KESIMPULAN DAN SARAN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

KESIMPULAN DAN SARAN

Usaha-usaha pemerintah untuk meningkatkan produksi telah dilakukan de- ngan berbagai cara, seperti kebijakan harga dasar dan subsidi harga pupuk, pemba- ngunan infrastruktur irigasi dan meningkatkan kegiatan penelitian. Di sainping itu, pemerintah juga meningkatan pembangunan infrastruktur jalan untuk memperlacar arus produksi dan faktor produksi serta memperlacar perekoiiomian pedesaan. Na- mun demikian, dengan menurunnya dana pemerintah untuk pembangunan maka kebi- jakan subsidi harga pupuk dan investasi irigasi lnulai dikurangi. Dari uraian ini yang menjadi masalah adalah sampai sejauh mana kebijakan harga dan investasi tersebut berpengaruh terhadap penawaran tanaman pangan ?

Berdasarkan permasalahan tersebut maka tujuan penelitian ini adalah perta- ma, inengetahui keterkaitan teknologi produksi antara tanaman yang satu dengan tanaman yang lain. Kedua, mengetahui pengaruh perubahan harga-harga output dan harga input terhadap penawaran output dan permintaan input tanaman pangan. Keti- ga, mengetahui pengaruh infrastruktur irigasi terhadap penawaran tanaman pangan. Keempat, mengetahui pengaruh infrastruktur jalan terhadap pellawaran tanaman pangan. Kelima, mengetahui pengaruh infrastruktur riset terhadap pena- warall tanaman pangan.

Dala~n penelitian ini, pengaruh infrastruktur yang dipelajari adalah meliputi infrastruktur irigasi, infrastruktur jalan dan riset. Jenis tanaman pangan yang dianali- sis adalah padi, jagung, kedele, kacang tanah, ubikayu dan ubijalar. Sedangkan input variabel yang diteliti adalah pupuk urea, pupuk TSP dan tenaga kerja. Oleh karena diduga terdapat keterkaitan keputusan berproduksi antara tanaman yang satu dengan tanaman yang lainnya maka dalam penelitian ini dilakukaii analisis secara bersamaan (simultan) dengan pendekatan multi input, multi output.

(2)

Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut digunakan dua model, yaitu model pangsa areal logit linier dan model fungsi keuntungan transendental logaritlima (translog) dengan pendekatan multi-input, tnulti output. Oleh karena pengamatannya terbatas maka fungsi keuntungannya tidak dapat diduga secara langsung, tetapi melalui fungsi pangsa penerimaan dan pangsa biaya variabel. Setelah koefisien fungsi pangsa tersebut diketahui maka digunakan untuk menduga koefisien fungsi keuntungannya. Untuk menduga fungsi pangsa areal, pangsa penerimaan dan biaya variabel digunakan metode seemingly unrelated regressions (SUR). Data yang digunakan meliputi data inpu t-output tanaman pangan, harga-harga input dan outpu , areal panen, panjang jalan yang diperoleh dari BPS, data pengeluaran irigasi dari Departemen Pekerjan Umum dan pengeluaran riset dari Departemen Pertanian.

Dari analisis model logit linier dapat diketahui (1) elastisitas pangsa areal semua tanaman terhadap harga sendiri maupun harga lain adalah inelastis. (2) In- frastruktur irigasi hanya berpengaruh positif terhadap pangsa areal padi, tetapi berpengaruh negatif terhadap pangsa areal jagung dan ubijalar. Elastisitas pangsa areal ketiga tanaman tersebut terhadap pengeluaran irigasi sangat inelastis. (3) Infras- truktur jalan berpengaruh negatif terhadap pangsa areal padi, ubikayu dan ubijalar, tetapi berpengaruh positif terhadap pangsa areal jagung

,

kedele dan kacang tanah. Elastisitas pangsa areal semua tanaman tersebut terhadap perubahan infrastruktur jalan adalah inelastis.

Dari analisis model fungsi keuntungan translog dapat diketahui (1) model fungsi keuntungan tersebut memenuhi persyaratan asumsi keuntungan maksimum, yaitu homogen, simetris, monotonik dan konvek. (2) Terdapat keterkaitan keputusan berproduksi antara tanaman yang satu dengan tanaman yang lainnya (joint- teknolog i)

.

(3) Elastisitas penawaran padi

,

jagung

,

kedele, kacang tanah dan ubika- yu terhadap harga sendiri, harga output tanaman lain dan harga input adalah inelas-

(3)

tis, sedangkan elastisitas penawaran jagung terhadap harga padi dan elastisitas ubija- lar terhadap harga sendiri dan l ~ a r g a ubikayu menunjukkan nilai yang elastis. (4) Elastisitas permintaan pupuk urea, TSP dan tenaga kerja terhadap harga input sen- diri, harga input lain dan harga-harga output menunjukkan nilai yang inelastis. (5) Infrastruktur irigasi berpengaruh positif terhadap jumlah padi yang ditawarkan, ber- pengaruh negatif terhadap jumlah kacang tanah yang ditawarkan, dan berpengaruh positif terhadap jumlah pupuk TSP dan tenaga kerja yang diminta. Elastisitas pena- waran dan permintaan tersebut sangat inelastis. ( 6 ) Infrastruktur jalan berpengaruh positif terhadap jumlah semua tanaman yang ditawarkan, kecuali ubijalar dan terha- dap permintaan pupuk urea dan TSP. Elastisitas penawaran dan permintaan tersebut inelastis. (7) Pengeluaran riset berpengaruh positif terhadap penawaran padi, kedele, kacang tanah, ubikayu, tetapi berpengaruh negatif terhadap penawaran ubijalar, de- ngan elastisitas yang inelastis.

Kesimpulan

Harga riil padi, jagung, kedele, ubikayu dan ubijalar menunjukkan trend yang menurun, dan untuk kacang tanah relatif tetap. Penurunan harga yang menyo- lok terlihat pada ubikayu dan ubijalar. Hal ini berarti bahwa nilai tukar harga-harga yang diterima petani dibandingkan dengan harga-harga yang dibayarkan menjadi le- bih rendah.

Bias perubahan teknologi yang terjadi adalah netral, baik menggunakan indi- kator pengeleluaran riset maupun pengeluaran irigasi. Berarti bahwa peningkatan teknologi yang terjadi dalam tanaman pangan akan menyebabkan peningkatan input ( tenaga kerja dan pupuk ) dalam proporsi yang sama. Dengan elastisitas permin- taan tenaga kerja terhadap pengeluaran irigasi yang nyata dan bertanda positif,

(4)

maka dapat diartikan bahwa peningkatan teknologi dapat menyebabkan peningkatan kesempatan kerja.

Penurunan harga padi dan kedele sebesar 10 persen akan menyebabkan jumlah padi yang ditawarkan turun sekitar 2.66 persen. Penurunan penawaran padi diikuti oleh kenaikan jumlah jagung dan ubikayu yang ditawarkan berturut-turut sekitar 19.18 persen dan 3.54 persen. Penurunan harga padi dan kedele, selain menyebabkan perubahan penawaran output juga menyebabkan perubahan permintaan input, yaitu berupa penurunan jumlah pupuk TSP yang diminta sekitar 6.35 persen dan penurunan permintaan tenaga kerja luar keluarga sekitar 3.02 persen.

Jika harga jagung dinaikkan sebesar 10 persen maka akan menyebabkan jumlah jagung yang ditawarkan meningkat sebesar 9.11 persen. Kenaikan penawar- an jagung ini juga diikuti oleh kenaikkan jumlah kacang tanah dan ubikayu masing- masing sekitar 3.74 persen dan 7 persen. Namun demikian, kenaikan produksi ketiga jenis tanaman tersebut akan menyebabkan jumlah padi yang ditawarkan inenurun

sekitar 2.18 persen.

Jika harga ubikayu meningkat sebesar 10 persen, maka akan menyebabkan jumlah ubikayu yang ditawarkan meningkat sekitar 2.81 persen. Oleh karena adanya

sistem tumpangsari antara ubikayu dengan jagung, maka jumlah jagung yang dita- warkan juga meningkat sekitar 5.6 persen. Peningkatan jumlah penawaran ubikayu dan jagung diikuti oleh menurunnya jumlah kedele dan ubijalar yang ditawarkan berturut-turut sekitar 3.69 persen dan 21.75 persen, dan juga dikuti ole11 meningkatnya permintaan tenaga kerja sebesar 1.87 persen.

Jika harga pupuk naik sebesar 10 persen akan menyebabkan turunnya permin- taan pupuk urea dan TSP berturut-turut sekitar 2.4 persen dan 4.6 persen. Namun demikian jika dilihat pengaruhnya terhadap jumlah output yang ditawarkan ternyata tidak banyak berarti. Kenaikan harga pupuk sebesar 10 persen hanya akan menye-

(5)

babkan turunnya jumlah padi yang ditawarkan sekitar 0.17 persen saja. Di samping itu ternyata kenaikaan harga pupuk ini juga tidak banyak menyebabkan penurunan tingkat pendapatan petani. Berdasarkan ha1 tersebut maka pengurangan subsidi harga pupuk tidak akan menyebabkan menurunnya penawaran tanaman pangan secara berarti.

Sementara itu, jika semua harga output dan harga pupuk meningkat sebesar 10 persen, inaka kenaikan harga-harga tersebut akan mengakibatkan jumlah padi, kacang tanah, ubikayu dan ubijalar meningkat berturut-turut sekitar 0.3 1 persen, 4.96 persen, 3.4 persen dan 8.96 persen. Kenaikan penawaran empat tanaman terse- but diikuti dengan penurunan jumlah jagung dan kedele yang ditawarkan sekitar 1.82 persen dan 3.69 persen. Di samping itu, kenaikan semua harga output dan harga pupuk, ternyata juga diikuti oleh penurunan jumlah pupuk yang diminta, yaitu seki- tar 2.46 persen untuk pupuk urea dan 1.95 persen untuk pupuk TSP. Sedangkan akibat kenaikan harga-harga tersebut menyebabkan permintaan tenaga kerja mening- kat sekitar 6.56 persen.

Pengurangan pengeluaran irigasi sebesar 10 persen hanya akan mengurangi jumlah padi yang ditawarkan sekitar 0.42 persen, tetapi diikuti oleh kenaikan kacang

tanah yang ditawarkan sekitar 1.09 persen. Hal ini berarti bahwa besarnya tamba- han biaya yang digunakan untuk irigasi tidak diikuti oleh kenaikan produksi yang sebanding. Pengaruh pengurangan pengeluaran irigasi terhadap permintaan input juga relatif kecil, yaitu kurang dari 1.5 persen. Dengan kenyataan ini maka pengu- rangan investasi irigasi, terutama untuk pembangunan jaringan irigasi baru di Jawa, tidak banyak berpengaruh terhadap penawaran tanaman pangan.

Peningkatan infrastruktur jalan sebesar 10 persen akan menyebabkan jumlah padi, jagung , kedele, kacang tanah dan ubikayu meningkat berturut-turut sekitar 3.23

(6)

persen, 8.90 persen, 9.82 persen, 9.34 persen dan 2.99 persen. Peningkatan ini juga diikuti oleh peningkatan permintaan pupuk urea dan TSP berturut-turut sekitar 4.92 persen dan 5.3 persen. Nampaknya pembangunan jalan ini mempunyai penga- ruh yang besar terhadap peningkatan produksi pertanian dan juga sekaligus terhadap perekonomian pedesaan.

Peningkatan pengeluaran riset sebesar 10 persen akan menyebabkan jumlah padi, kedele, kacang tanah dan ubikayu meningkat berturut-turut sekitar 1.4 1 persen, 3.81 persen, 2.73 persen dan 1.87 persen. Peningkatan pengeluaran riset tersebut ternyata menyebabkan jumlah ubijalar yang ditawarkan menurun 4.24 persen.

Jika peningkatan harga pupuk dikombinasikan dengan penurunan pengeluaran irigasi, peningkatan panjang jalan dan peningkatan pengeluaran riset (skenario 9) maka akan memberikan dampak yang positif terhadap peningkatan produksi atau penawaran tanaman pangan. Kombinasi skenario tersebut akan menyebabkan jumlah padi, jagung, kedele, kacang tanah dan ubikayu yang ditawarkan meningkat berturut- turut sekitar 4.05 persen, 8.9 persen, 13.62 persen, 14.38 persen dan 4.86 persen. Kombinasi tersebut juga akan meningkatkan permintaan pupuk urea sekitar 2.46 per- sen tetapi sedikit menurunkan permintaan pupuk TSP dan tenaga kerja, yaitu bertu- rut-turut sekitar 0.1 persen dan 1.32 persen.

Sementara itu, jika harga-harga padi dan kedele turun 10 persen, pupuk urea dan pupuk TSP meningkat 10 persen, pengeluaran irigasi turun 10 persen, dan pengeluaran riset serta jalan meningkat sebesar 10 persen (skenario lo), maka akan menyebabkan jumlah padi, jagung, kedele, kacang tanah, ubikayu yang ditawarkan meningkat berturut-turut sebesar 1.39 persen, 28.08 persen, 13.62 persen, 14,38 persen, dan 8.4 persen. Peningkatan jumlah yang ditawarkan ke lima tanarnan tersebut diikuti dengan penurunan jumlah ubijalar yang ditawarkan sebesar 4.25 per- sen. Di samping itu, perubahan jumlah yang ditawarkan tersebut juga diikuti dengan

(7)

kenaikan jumlah pupuk urea yang diminta sebesar 2.46 persen, tetapi diikuti oleh penurunan jumlah pupuk TSP dan tenaga kerja yang diminta berturut-turut sebesar 6.45 persen dan 4.34 persen.

Jika harga-harga padi, kedele, pupuk urea dan pupuk TSP meningkat 10 per- sen, pengeluran irigasi turun 10 persen, dan pengeluaran riset serta jalan meningkat sebesar 10 persen (skenario 1 I), maka akan menyebabkan jumlah padi, kedele, ka- cang tanah, ubikayu yang ditawarkan meningkat berturut-turut sebesar 6.72 persen, 13.62 persen, 14,38 persen, 1.32 persen. Peningkatan jumlah yang ditawarkan ke empat tanaman tersebut diikuti dengan penurunan jumlah jagung dan ubijalar yang ditawarkan berturut-turut sebesar 10.29 persen dan 4.25 persen. Perubahan penawaran tersebut juga diikuti dengan kenaikan jumlah pupuk urea dan tenaga kerja yang diminta, tetapi diikuti oleh penurunan jumlah pupuk TSP yang diminta.

Saran-Saran

Berdasarkan uraian di atas dapat ditunjukkan bahwa pengurangan subsidi pu- puk dan pengurangan pengeluaran irigasi di Jawa tidak lagi banyak menyebabkan penurunan penawaran output tanaman pangan. Pengurangan subsidi pupuk di Jawa juga tidak banyak menyebabkan menurunnya pendapatan petani. Oleh karena itu, usaha-usaha untuk meningkatkan produksi dan pendapatan petani di Jawa sudah tidak dapat dilakukan hanya dengan kebijakan subsidi harga pupuk. Dengan demikian penghapusan subsidi pupuk tidak akan menyebabkan terjadinya penurunan produksi dan pendapatan petani di Jawa secara berarti.

Berdasarkan kenyataan bahwa harga riil output tanaman pangan yang cende- rung menurun, maka usaha untuk meningkatkan penawaran dan sekaligus mening- katkan pendapatan petani dapat dilakukan dengan menaikkan harga komoditas perta-

(8)

nian. Usaha ini dapat dilakukan dengan meningkatkan llarga dasar output tanaman pangan yang disesuaikan dengan harga-harga kebutuhan lainnya. Disamping itu, usaha-usaha untuk meningkatkan penawaran tanaman pangan dan pendapatan petani juga dapat dikombinasikan dengan merealokasikan dana pemerintah dari investasi yang sudah tidak memberikan tambahan penerimaan yang memadai, seperti pengelu- aran untuk pembangunan jaringan irigasi baru, ke investasi yang masih dapat inemberikan tambahan penerimaan yang lebih tinggi, seperti untuk peinbangunan jalan-jalan di desa-desa, dan untuk riset, sehingga perubahan teknologi yang diperlu-

kan dalam pembangunan pertanian selalu dapat dilakukan.

Penggunaan model fungsi keuntungan dengan pendekatan multi input multi output dengan bentuk fungsi translog dapat memenuhi persyaratan teori ekonomi. Pendekatan ini juga dapat digunakan untuk mempelajari hubungan ekonomi antara output dengan output, antara output dengan input, antara input dengan input secara menyeluruh, yang tidak mungkin jika hanya dilakukan dengan pendekatan individual (masing-masing tanaman). Di samping itu dengan menggunakan model fungsi keun- tungan multi input multi output juga dapat digunakan untuk mempelajari bias peru- bahan teknologi, dan juga keterkaitan keputusan berproduksi antara tanaman yang satu dengan tanaman yang lainnya (jointness).

Di samping kelebihan-kelebihan di atas, dengan pendekatan ini juga dijumpai keterbatas-keterbatasannya, yaitu oleh karena pengamatannya sedikit maka tidak memungkinkan untuk melakukan pendugaan permintaan input untuk masing-masing tanaman. Adanya keterbatasan jumlah pengamatan ini juga menyebabkan tidak semua peubah-peubah yang penting dalam produksi dapat dimasukkan dalam model. Dengan menggunakan data dasar dari masing-masing responden yang dikumpulkan oleh BPS masalah kurangnya pengamatan tersebut dapat diatasi. Untuk penelitian lanjutan dapat disarankan dengan menggunakan data dari masing-masing responden.

(9)

Selain dari itu, dengan pengamatan yang lebih banyak dapat dimasukkan peubah- peubah yang banyak berpengaruh terhadap peningkatan produksi, seperti perkem- bangan kios sarana produksi, perkembangan jumlah tenaga penyuluh yang banyak berpengaruh terhadap peningkatan penggunaan teknologi baru dan perkembangan kelembagaan dipedesaan lainnya.

Seperti diketahui bahwa keputusan berproduksi juga dipengaruhi oleh resiko yang akan ditanggung oleh petani. Dalain penelitian ini belum memasukkan unsur resiko dan unsur dinamik di dalam model, yang mungkin mempunyai pengaruh yang besar terhadap keputusan berproduksi yang dilakukan oleh petani. Oleh karena itu,

untuk penelitian lanjutan dapat disarankan untuk memasukkan unsur resiko dan dinamik tersebut, sehingga akan lebih dapat menjelaskan karakteristik poduksi tanaman pangan di Indonesia.

Penelitian pengaruh infrastruktur terhadap penawaran komoditas tanaman pangan ini hanya dilakukan di Jawa. Oleh karena itu kesimpulan kesimpulannya juga hanya berlaku di Jawa, sedangkan untuk daerah di Luar Jawa kesitnpulan- kesimpulannya masih merupakan hipotesis yang perlu diuji kembali. Berdasarkan ha1 tersebut maka penelitian yang serupa dapat disarakan dilakukan untuk daerah Luar Jawa.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Adapun dasar Penyusunan Standar Tertinggi Pembakuan Biaya Kegiatan Belanja Daerah sesuai dengan Pasal 298 ayat (3) Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa- siswi kelas X SMK Batik 1 Surakarta yang memiliki skor regulasi emosi sedang dan rendah dari skala DERS (Difficulties

Aplikasi mobile web bermamfaat memudahkan proses penyampaian informasi produk-produk dan memberikan kemudahan akses informasi produk tanpa terikat tempat dan waktu yaitu

PENGAMATAN PROSES FERMENTASI PADA TAPAI KETAN PUTIH

Tahap awal dimana pada tahap ini, dilakukan pengumpulan data-data berdasarkan masalah yang terjadi untuk menangani pendaftaran siswa baru, pembayaran SPP,

Hubungan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah , (Jakarta: PT.. hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan

Derajat kebugaran jasmani seseorang sangat menentukan kemampuan fisiknya dalam melaksanakan tugas-tugasnya sehari-hari. Semakin tinggi kebugaran jasmani seseorang maka