• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kualitas Pelayanan pada Rumah Makan My Steak Salatiga Jl. Cemara Raya no 25 Salatiga T1 162006005 BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kualitas Pelayanan pada Rumah Makan My Steak Salatiga Jl. Cemara Raya no 25 Salatiga T1 162006005 BAB II"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

10

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Pengertian Pemasaran

Persaingan dalam dunia usaha yang semakin ketat menyebabkan banyak

perusahaan menetapkan strategi pemasarannya yang dapat memberikan kepuasan

kepada konsumen. Pemasaran merupakan salah satu aktivitas yang penting bagi

perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Tetapi banyak

orang menduga pemasaran hanya penjualan dan periklanan saja, namun

sesungguhnya aktivitas tersebut hanya merupakan sebagian kecil dari aktivitas

pemasaran yang lebih besar.

Dewasa ini, pemasaran harus dipahami tidak dalam arti lama yaitu melakukan

penjualan, tetapi dalam arti baru yaitu memuaskan kebutuhan pelanggan. Bila

pemasar melakukan tugas memahami kebutuhan pelanggan dengan baik,

mengembangkan produk yang memberikan nilai superior dan menetapkan harga,

mendistribusikan, serta mempromosikan secara efektif, maka produk akan dijual

dengan amat mudah.

Berikut ini penulis mengutip definisi pemasaran dari beberapa pakar.

Menurut Kotler (2009;9)8, yaitu :

8

(2)

11

“Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok

mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan ingin dengan menciptakan,

menawarkan, mempertahankan, produk yang bernilai dengan pihak lain.”

Menurut Stanton (1991; 8)9 :

“Pemasaran adalah proses bisnis yang dinamis, sebuah proses integral yang

menyeluruh, bukan gabungan aneka fungsi dan pranata yang terurai. Pemasaran

bukan kegiatan tunggal atau kegiatan gabungan. Pemasaran adalah hasil interaksi

dari berbagai kegiatan.”

Dari kedua definisi tersebut terlihat suatu kesamaan pandangan para ahli,

bahwa pemasaran menekankan pada kebutuhan, keinginan, dan kepuasan konsumen.

Jadi, pemasaran merupakan aktivitas yang berorientasi pada konsumen, kebutuhan

dan keinginan manusia dengan menyelidiki apa saja yang dibutuhkan dan diinginkan

konsumen, kemudian menyediakan dan menyampaikan kepada mereka dan

memuaskan kebutuhan konsumen atau pelanggan. Dalam menjalankan aktivitas

tersebut individu atau kelompok memerlukan suatu proses yang mendukung

tercapainya tujuan dari aktivitas yang akan dilaksanakan.

Menurut Kotler (2009;9) proses yang dimaksud adalah manajemen

pemasaran. Pengertian manajemen pemasaran adalah:

9 Stanton William.J, Prinsip Pemasaran jilid II edisi ke-7

(3)

12

“Manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran,

penetapan harga, promosi, serta penyaluran gagasan, barang, dan jasa untuk

menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran individu dan organisasi.”

2.1.1 Pengertian Bauran Pemasaran

Untuk meraih sukses, suatu produk akan tergantung kepada sejumlah faktor,

diantaranya produk itu sendiri, harga, distribusi dan promosi yang dilakukan.

Faktor-faktor ini biasa dikenal dengan nama marketing mix yang merupakan controllable

marketing variables, artinya faktor-faktor tersebut dapat dikendalikan sepenuhnya

oleh perusahaan. Sedangkan uncontrollable marketing variables tidak dapat

dikendalikan oleh perusahaan secara individu, seperti perubahan-perubahan

faktor-faktor kependudukan, kondisi perekonomian, sosial, undang-undang, kebijaksanaan

pemerintah atau faktor alam.

Menurut Kotler (2000;18) bauran pemasaran adalah sebagai berikut:

“Bauran pemasaran adalah perangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan

untuk terus-menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran.”

Sedangkan menurut Stanton (1999;45)10:

Jadi dapat disimpulkan bahwa bauran pemasaran adalah suatu perangkat yang dapat

dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi permintaan terhadap produknya dan

perangkat-perangkat tersebut akan menentukan tingkat keberhasilan pemasaran bagi

10 Stanton William.J, Prinsip Pemasaran jilid II edisi ke-7

(4)

13

perusahaan serta semua ini ditujukan untuk memberikan kepuasan kepada

konsumennya.

2.1.2 Bauran Pemasaran Jasa

Unsur-unsur bauran pemasaran jasa tersebut di atas perlu dikombinasikan dan

dikoordinasi dengan baik agar dapat melaksanakan program pemasaran dalam

mencari cara mengestimasikan penjualan yang mapan. Menurut Yazid (2001;20)11, bauran pemasaran untuk perusahaan jasa adalah:

1. Product

Segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk menarik perhatian,

pembelian, pemakaian atau konsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau

kebutuhan produk mencakup objek fisik, pelayanan, orang, tempat, organisasi

dan gagasan.

2. Price

Adalah jumlah uang yang harus dibayar oleh pelanggan untuk memperoleh

produk tersebut. Harga harus sebanding dengan penawaran nilai kepada

pelanggan. Jika tidak, pembeli akan berpaling ke produk pesaing.

3. Place

Termasuk berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk membuat

produk dapat diperoleh dan tersedia bagi pelanggan sasaran.

11

(5)

14

4. Promotion

Berarti aktivitas yang mengkomunikasikan keunggulan produk dan

membujuk pelanggan sasaran untuk membelinya. Promosi meliputi

advertising, personal, selling, sales promotion dan public relation.

5. People

Merupakan orang-orang yang terlibat langsung dan saling mempengaruhi

dalam proses pertukaran dari produk jasa. Dalam hubungannya dengan

pemasaran jasa, maka people yang berfungsi sebagai service provider sangat

mempengaruhi kualitas jasa yang diberikan.

6. Physical Evidance

Merupakan lingkungan fisik tempat jasa diciptakan dan langsung berinteraksi

dengan konsumen. Ada dua tipe physical evidence, yaitu:

a. Essential evidence: merupakan keputusan-keputusan yang dibuat oleh

pemberi jasa mengenai desain dan layout dari gedung, ruang dan

lain-lain.

b. Peripheral evidence: merupakan nilai tambah yang bila berdiri sendiri

tidak akan berarti apa-apa. Jadi hanya berfungsi sebagai pelengkap

saja, sekalipun demikian peranannya sangat penting dalam proses

(6)

15

7. Process

Merupakan gabungan semua aktivitas, umumnya terdiri dari prosedur, jadwal

pekerjaan, mekanisme, aktivitas dan hal-hal rutin, dimana saja dihasilkan dan

disampaikan kepada konsumen.

2.1.3 Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Pemilihan Rumah

Makan.

1. Harga

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (1991'.142)12, harga adalah nilai barang yang ditentukan atau dirupakan dengan uang atau jumlah uang atau alat tukar

lain yang senilai yang harus dlbayar untuk produk atau jasa. Menurut Kotler

(1996:340)13, harga adalah sejumlah uang yang harus dibayarkan untuk sebuah produk atau jasa, atau jumlah dari nilai-nilai yang ditukarkan konsumen untuk

keuntungan yang akan didapat atau kegunaan atas produk danjasa. Harga dapat tidak

sama dengan nilai pasar.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa harga adalah nilai dari suatu barang

maupun jasa yang dapat dinyatakan dalam perhitungan rnoneter maupun non-moneter

yang harus dibayarkan atau dikeluarkan untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan

dan harga dapat tidak sama dengan nilai.

12Kamus Besar Bahasa Indonesia

,Balai Pustaka,Jakarta,1991 hal 142

13

(7)

16

1. Volume Makanan

Volume makanan adalah banyaknya makanan yang diberikan. Dalam hal ini

volume makanan, termasuk kedalam faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan

rumah makan, dikarenakan adanya perbedaan tingkat kepuasan konsumen dalam

hal jumlah volume makanan yang diinginkan pada setiap segmen pasar.

2. Kapasitas Tempat

Kapasitas tempat yang dimaksud disini adalah jumlah tempat duduk maupun luasnya

rumah makan yang diinginkan konsumen.

3. Variasi Makanan

Variasi makanan adalah banyaknya macam, jenis atau ragam makanan yang

ditawarkan oleh penjual.

4. Rasa

Rasa atau kelezatan suatu makanan merupakan faktor yang sangat penting dalam

menarik minat konsumen. Biasanya rasa selalu dikaitkan dengan harga suatu barang

atau produk. Contohnya kualitas rasa makanan yang tinggi selalu dikaitkan dengan

harga makanan yang cukup mahal, dan sebaliknya.

5. Kebersihan

Kebersihan suatu rumah makan baik kebersihan tempat maupun penyajian makanan

dapat mempengaruhi minat konsumen. Bahkan beberapa diantara mereka ada yang

(8)

17

2.2 Jasa

2.2.1 Pengertian Jasa

Dari pengertian produk di atas, maka dapat disimpukan bahwa produk

mencangkup segala sesuatu yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan dan

keinginan, tidak terbatas pada sesuatu yang terlihat, dipegang atau dicium tetapi dapat

dirasakan manfaatnya tanpa terlihat bentuk fisik dari produk tersebut. Hal ini akan

menuntun kita pada konsep jasa.

Menurut Kotler (2000;486) :

“Jasa adalah tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak

kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak

mengakibatkan kepemilikan apapun. Prodksinya dapat dikaitkan atau tidak

dikaitkan dengan sesuatu produk fisik”.

Menurut Dharmesta (1999; 38)14 :

“Jasa merupakan barang yang tidak ketara (intangible product) yang dibeli

dan dijual dipasa melalui suatu transaksi pertukaran yang saling

memuaskan”.

Dari kedua definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya jasa

kebutuhan (service) merupakan sesuatu yang tidak berwujud yang dapat pula

memnuhi kebutuhan dan keinginan konsumennya dan dalamm memproduksi jasa

dapat pula digunakan produk fisik sebagai pendukung atas penjulan jasa tersebut.

14 Swastha Dharmestha, Manajemen Pemasaran Analisa Perilaku Konsumen Edisi Kedua,BPFE,

(9)

18

2.2.2 Karakteristik Jasa

Menurut Kotler yang dikutip Tjptono (1997:136)15, karakteristik jasa bertujuan

untuk membedakan dari produk nyata. Jasa memiliki empat karakteristik yang sangat

berpengaruh dalam perancangan suatu program pemasaran dan mengambil keputusan

terrutama dalam upaya meningkatkan kualitasnya. Keempat karakteristik tersebut

adalah :

1. Tidak berwujud (intangibility)

Jasa mempunyai sifat tidak berwujud, jasa tidak bisa dilihat, dirasa, diraba,

didengar, atau dicium sebelum kita membelinya. Dengan demikian tugas pembeli

adalah “mengelola keterangan atau informasi” untuk mewujudkan barang yang

tidak berwujud.

2. Jasa dapat dipisahkan (inserperability)

Jasa pada umumnya dihasilkan dan dikonsumsi pada waktu yang bersamaan. Hal

ini tidak berlaku pada barang fisik yang diproduksi, ditempatkan pada

persediaan, didistribusikan melalui berbagai pengecer dan akhirnya dikonsumsi

3. Keragaman (varibility)

Bidang jasa sesungguhnya sangat mudah berubah – berubah karena jasa sangat

tergantung pada siapa yang menyajikan, kapan dan dimana disajikan. Para

pembeli jasa sangat menyadari sifat yang mudah berubah ini hingga mereka

sering bertanya – tanya dulu sebelum menentukan siapa pemilik jasa yang akan

15

(10)

19

dipilih. Dalam hal ini pengendalian kualitas perusahaan jasa dapat mengambil

dua langkah pokok. Langkah pertama ialah menyeleksi dan melatih karyawan

yang cemerlang. Langkah kedua ialah selalu mengikuti perkembangan tingkat

kepuasan konsumen melalui sistem saran dan keluhan. Survei pasar dan saling

membandingkan jasa yang dihasilkan sehingga dengan demikian pelayanan

buruk dapat dihindari dan diperbaiki.

4. Daya tahan (perishability)

Jasa yang tersedia saat ini tidak dapat digunakan atau dijual pada ,masa yang

akan datang. Inilah yang dimaksud bahwa jasa tidak dapat disimpan atau tidak

memiliki daya tahan. Sebagai contoh kursi – kursi di suatu rumah makan pada

waktu sepi tidak dapat disimpan manfaatnya untuk kemudian dapat digunkan

pada waktu ramai.

Karena karakteristik – karakteristik jasa tersebut di atas dianggap penting, maka

pejual harus dapat memberikan gambaran atas apa yang akan didapat oleh konsumen

setelah menkonsumsi jasa tersebut. Oleh karena itu, dalam perusahaan jasa

karakteristik – karakteristik tersebut harus diperhatikan untuk meningkatkan

penjualan jasa tersebut agar konsumen dapt kembali untuk membeli ulang di

perusahaan tersebut.

Dengan demikian bila suatu jasa tidak digunkan, maka jasa tersebut akan berlalu

begitu saja. Menuru Stanto, Eltzel dan Walker yang dikutip oleh Tjiptono (2000; 18)

ada pengecualian dalam karakteristik perishability dan penyimpanan jasa. Dalam

(11)

20

tiket pesawat dan kamar hotel), peningkatan permintaan dan penundaan penyampaian

jasa (misalanya asuransi).

Penulis sendiri berpendapat bahwa jasa adalah suatu produk yang tidak

berwujud namun dapat dirasakan manfaatnya, kepuasan dan tindakannya sebagai

sesuatu yang ditawarkan satu pihak kepada pihak lain dan dapat diorientasikan pada

keuntungan (laba) ataupun tidak. Yayasan kemanusiaan merupakan salah satu contoh

dari jasa yang tidak diorientasikan pada keuntungan karena yayasan tersebut telah

memberikan manfaat kepada pihak lain tanpa mengharapkan sesuatu keuntungan atau

laba.

2.3 Kerangka pemikiran

Salah satu cara utama mendiferensiasikan sebuah persahaan jasa adalah

memberikan jasa berkualitas lebih tinggi dari pesaing secara konsisten. Kuncinya

adalah memenuhi atau melebihi harapan kualitas jasa kepada pelanggan.

My Steak merupakan salah satu penyedia jasa yaitu berupa rumah makan.

Dalam menjalankan usahanya My Steak memerlukan terobosan-terobosan baru dalam

mengembangkan usahanya agar lebih maju. Salah satunya adalah dengan

meningkatkan kualitas pelayanan kepada pengunjung yang datang.

Kualitas pelayanan merupakan tingkatan kondisi baik buruknya sajian yang

diberikan oleh pihak My Steak dalam rangka memberikan pelayanan yang baik. Hal

ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Kotler (2001: 206) bahwa faktor-faktor

yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian, salah satunya adalah kualitas

(12)

21

Pada intinya masalah pelayanan bukanlah suatu hal yang sulit dan rumit.

Apabila pelayanan kurang mendapatkan perhatian maka ini akan menjadi suatu

masalah yang sulit dan rumit. Bila masalah pelayanan timbul maka pihak bank yang

memberikan pelayanan yang akan bertanggung jawab.

Kualitas Pelayanan yang ditawarkan oleh perusahan dapat ditingkatkan

melalui unsur kualitas jasa (Service Quality element). Adapun dimensi kualitas jasa

menurut parasuraman et all,fandy Tjiptono (2004:27)16 adalah sebagai berikut: 1. Bukti fisik (Tangible)

Yaitu : Berkenaan dengan daya tarik fasilitas fisik, perlengkapan, dan material yang

digunakan perusahaan, serta penampilan karyawan.

2. Kehandalan (Reliable)

Yaitu : Kemanpuan staf memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan handal dan

akurat.

3. Daya Tanggap (responssiveness)

Yaitu : kemampuan para karyawan untuk membantu para pelanggan dan

merespons permintaan mereka, serta menginformasikan kapan jasa akan diberikan

dan kemudian memberikan jasa secara cepat.

16

(13)

22

4. Empati (empathy)

Yaitu : berarti perusahaan memahami masalah para pelanggannya dan bertindak

demi kepentingan pelanggan, serta memberikan perhatian personal kepada para

pelanggan dan memiliki jam operasi yang nyaman.

5. Jaminan (assurance)

Yaitu : perilaku para karyawan mampu menumbuhkan kepercayaan pelanggan

terhadap perusahaan dan perusahaan bisa menciptakan rasa aman bagi para

pelanggannya. Jaminan juga berarti bahwa para karyawan selalu bersikap sopan

dan menguasai pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk menangani

setiap pertanyaan atau masalah pelanggan.

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka penulis dapat menyajikan

konsep dari kualitas pelayanan sebagai berikut :

Gambar2.1 Kerangka Pemikiran Kualitas Pelayanan

(Y) = Kualitas Pelayanan

1.Y1 = Bukti langsung (Tangibles)

2.Y2 = Kehandalan(Reliability)

3.Y3 = Daya tanggap (Responsiveness)

5.Y5 = Empati ( Emphaty)

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Husein (2002), harga adalah sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan manfaat dari memiliki atau menggunakan produk barang atau jasa yang nilainya ditetapkan

menaikan atau menurunkan harga jual suatu produk barang ataupun jasa. Berdasarkan uraian teori tersebut maka yang dimaksud dengan harga dalam penelitian ini.. adalah suatu nilai

Selanjutnya, pemegang kartu mempunyai kewajiban mengembalikan sejumlah nilai uang yang digunakan kepada penerbit kartu, apakah akan dikembalikan sekaligus atau

Menurut Kotler dan Amstrong (2008:345) harga adalah sejumlah uang yang ditagih atas sebuah produk atau jasa, atau sejumlah dari nilai yang ditukarkan para pelanggan untuk

Harga adalah sejumlah uang yang ditagihkan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukarkan para pelanggan untuk memperoleh manfaat dari memiliki atau

Menurut Kotler dan Amstrong (2008:345) harga adalah sejumlah uang yang ditagih atas sebuah produk atau jasa, atau sejumlah dari nilai yang ditukarkan para pelanggan untuk

Stanton 2001 menyatakan harga adalah sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan manfaat dari memiliki dan menggunakan produk atau jasa yang ditetapkan oleh pembeli atau penjual

Harga Berpengaruh Terhadap Keputusan Pembelian Harga adalah sejumlah uang yang ditagihkan dari suatu produk dan jasa atau jumlah dari nilai yang ditukarkan bagi pelanggan untuk