• Tidak ada hasil yang ditemukan

DOCRPIJM 63161226bd BAB IVBAB 4 Analisis Isu Strategis meranti OK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "DOCRPIJM 63161226bd BAB IVBAB 4 Analisis Isu Strategis meranti OK"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2016-2021 IV. 1

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

4.1 Permasalahan Daerah

Permasalahan pembangunan daerah merupakan gap expectation antara

kinerja pembangunan yang dicapai saat ini dengan yang direncanakan serta antara

apa yang ingin dicapai dimasa datang dengan kondisi riil saat perencanaan dibuat.

Potensi permasalahan pembangunan daerah pada umumnya timbul dari kekuatan

yang belum didayagunakan secara optimal, kelemahan yang tidak diatasi, peluang

yang tidak dimanfaatkan, dan ancaman yang tidak diantisipasi.

Identifikasi permasalahan pembangunan daerah merupakan salah satu input

bagi perumusan tujuan dan sasaran yang bersifat prioritas sesuai platform Kepala

daerah dan wakil kepala daerah terpilih.

Berdasarkan hasil identifikasi data dan informasi kondisi daerah selama

beberapa tahun terakhir sebagaimana disajikan pada Bab II. Gambaran Umum

Kondisi Daerah, maka berikut ini disajikan permasalahan pembangunan Kabupaten

Kepulauan Meranti:

1. Tingginya tingkat kemiskinan.

Dengan jumlah penduduk kabupaten meranti sebanyak kurang lebih seratus tujuh

puluh sembilan ribu jiwa, 35,4% masyarakat masih berada dibawah garis

kemiskinan. Hal ini juga menjadi suatu pekerjaan berat bagi pemerintah

kabupaten meranti untuk mengejar target kemiskinan yang ditargetkan Provinsi

Riau dalam Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2014 tentang RPJMD, yang

menargetkan penduduk miskin sejumlah 5,84% pada akhir Tahun 2018.

2. Pendidikan

a. Rendahnya Angka Melek Huruf

Berdasarkan data pada BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah, Angka

Melek Huruf di Kabupaten Meranti sangat rendah, yaitu hanya 20%, hal ini

terjadi semenjak Tahun 2011 hingga Tahun 2014. Hal ini dapat

menggambarkan bahwa sebagian besar penduduk kabupaten Meranti tidak

dapat membaca dan menulis.

b. Rendahnya Rata-Rata lama Sekolah

Tergambar dalam bab sebelumnya bahwa rata-rata masyarakat di kabupaten

meranti hanya bersekolah hingga kelas 7 (1 SMP). Rata-rata lama sekolah di

kabupaten meranti juga masih tertinggal dari apa yang ditargetkan oleh

provinsi riau, dimana provinsi Riau menargetkan untuk rata-rata lama sekolah

adalah 10 Tahun atau rata-rata telah mencapai bangku SLTA/SMA/MA.

(2)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2016-2021 IV. 2 Berhubungan dengan rata-rata lama sekolah diatas, angka partisipasi kasar

tingkat SLTP berada pada tingkatan 65,79%. Hal ini sebagian anak yang

telah lulus SD tidak melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi.

Hal ini berkaitan dengan kegiatan ekonomi penduduk pada usia tersebut

yang sebagian membantu orang tua untuk berkerja atau bahkan pada usia

tersebut sudah berstatus kawin sehingga mempunyai kewajiban mengurus

rumah tangga.

d. Rendahnya Angka Partisipasi Murni Tingkat SMP dan SMA

Angka Partisipasi Murni (APM) kabupaten meranti masih tergolong rendah di

tingkatan SMP dan SMA, hal ini terlihat dari APM SMP sebesar 51.9 persen,

dan APM SMA sebesar 43.42 persen.

e. Rendahnya rasio guru dan murid

Berdasarkan data yang telah diolah, diketahui bahwa gap atau perbedaan

rasio Guru dan Murid sekolah dasar di Kabupaten Meranti cukup tinggi, 1

guru SD mengajar 978 Murid.

f. Rendahnya Partisipasi Sekolah  PAUD

Berdasarkan data yang telah diolah, diketahui hanya 39,67 % anak usia

dini yang mengikuti PAUD, hal ini perlu menjadi sorotan bagi pemerintah,

karena PAUD merupakan dasar bagi jenjang pendidikan berikutnya  SMP/MTs dan SMA/SMK/MA

Berdasarkan data yang telah diolah, diketahui hanya 62,59% lulusan SD

yang melanjutkan pendidikannya ke jenjang SMP.

g. Rendahnya ketersediaan Sekolah

Berdasarkan data yang telah diolah, untuk 10.000 jumlah penduduk usia

sekolah yang terdapat di Kabupaten Kepulauan Meranti hanya tersedia 44

sekolah untuk jenjang SMP/MTs dan SMA/SMK/MA. Kekurangan jumlah

sekolah atau tidak meratanya jumlah sekolah juga menjadi salah satu faktor

rendahnya jumlah partisipasi sekolah tingkat menengah.

h. Rendahnya Angka Kelulusan (AL)

Terlihat dalam Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah, terdapat 56,1%

murid SMP/MTs yang belum lulus pada tahun 2013 dan masih terdapat 52,56

persen murid SMA/SMK/MA yang belum lulus pada tahun 2014. Hal ini

merupakan tanggung jawab pemerintah daerah dalam rangka memperbaiki

tingkat pendidikan masyarakatnya.

i. Rendahnya Angka Melanjutkan (AM)

Terlihat dalam Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah, angka melanjutkan

SD/MI ke SMP/MTs masih sangat rendah yaitu hanya 26,73%. Hal ini

tentusaja mempengaruhi tingkat pendidikan masyarakat kabupaten meranti

(3)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2016-2021 IV. 3 3. Kesehatan

a. Rendahnya rasio dokter

Berdasarkan data pada BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah, rasio

dokter khususnya dokter spesialis hanya 0,01 terhadap 1.000 penduduk.

Nilai rasio dokter umum dan spesialis tersebut terlalu kecil, sehingga

diperlukan peningkatan jumlah dokter umum dan dokter spesialis dalam

rangka pelayanan kesehatan kepada masyarakat

b. Masih terdapat ibu melahirkan yang tidak mendapatkan pertolongan

persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan.

Berdasarkan data yang diolah masih terdapat 17% proses kelahiran yang

tidak mendapatkan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang

memiliki kompetensi kebidanan.

c. Menurunnya cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI)

Berdasarkan data beberapa tahun kebelakang, jumlah desa/kelurahan yang

mendaptkan akses imunisasi cendurung menurun. Terhitung pada Tahun

2010 69% desa/kelurahan telah tercakup Universal Child Immunization (UCI),

sedangkan pada Tahun 2013, Universal Child Immunization (UCI) hanya

mencakup 55,45% kelurahan/desa.

d. Rendahnya Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit DBD

Dalam Beberapa Tahun terakhir penanganan kasus DBD menurun dari 100

% menjadi hanya 42,92 % pada Tahun 2015. Hal ini menunjukan 57,08%

penderita DBD tidak tertangani oleh pemerintah.

e. Rendahnya Cakupan Pelayanan Kesehatan Rujukan Pasien Masyarakat

Miskin

Dalam data-data yang tersaji dalam Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah,

menunjukan bahwa penanganan kesehatan bagi penduduk miskin sangat

kecil, yaitu hanya 1,26% hal ini tentunya sangat mempengaruhi tingkat

kesejahteraan masyarakat, dimana akses kesehatan hanya dinikmati oleh

masyarakat menengah dan menengah atas.

4. Pekerjaan Umum

a. Rendahnya Proporsi Jalan dalam Kondisi Baik

Dapat dilihat dalam bab sebelumnya bahwa jalan dalam kondisi baik di

kabupaten meranti hanya 0,22 atau dapat dikatakan hanya 22% jalan di

kabupaten meranti dalam kondisi baik. Oleh karena itu dirasakan perlu

adanya peningkatan sehingga jalan sebagai penopang utama ekonomi dan

transportasi masyarakat dapat semakin lancar.

b. Belum Tersedianya Tempat Pembuangan Sampah (TPS)

Pada Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah, tergambarkan bahwa di

(4)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2016-2021 IV. 4 sangat berpengaruh dengan tingkat kesehatan masyarakat, oleh karena itu,

dirasa sangat perlu bagi pemerintah daerah untuk segera membangun

tempat Pembuangan Sampah.

c. Rendahnya Drainase dalam Kondisi Baik

Terlihat dalam Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah, hanya 0,3%

drainase dalam keadaan baik, hal ini berarti bahwa 99,7% drainase dalam

keadaan buruk, apabila tidak segera diantisipasi hal ini dapat berakibat

buruk, terlebih lagi dalam musim penghujan.

d. Rendahnya Rumah Tangga Pengguna Air Bersih

Hanya 37,35 masyarakat kabupaten meranti yang menikmati air bersih. Hal

ini akan memberikan dampak buruk bagi peningkatan kualitas hidup

penduduk di Kabupaten Kepulauan Meranti.

5. Penataan Ruang

Belum tercapainya minimal rasio Ruang Terbuka Hijau

Ruang terbuka hijau pada kabupaten Meranti masih pada posisi 15%, sedangkan

sesuai dengan Undang-Undang Nomor 26 tahun Penataan Ruang yang

mengamanatkan perlunya penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau,

yang proporsi luasannya ditetapkan paling sedikit 30 (tiga puluh) persen dari luas

wilayah.

6. Perencanaan Daerah

Permasalahan perencanaan daerah yang selalu muncul antara lain: 1) belum

sinkronnya dokumen rencana pembangunan antara kabupaten, provinsi dan

pusat, 2) rendahnya kualitas aparatur perencana, 3) lemahnya koordinasi antar

SKPD 4) lemahnya pengendalian dan pengawasan terhadap program yang

dilaksanakan.

7. Perhubungan

Sebagai daerah kepulauan, transportasi menjadi salah satu hal utama yang perlu

dikedepankan. Selain transportasi air, perlu dikembangkan transportasi via udara

sebagai penunjang ekonomi dan mempermudah akses keluar masuk masyarakat.

8. Lingkungan Hidup

a. Rendahnya Masyarakat Berakses Air Minum

Hanya 14,49% penduduk di Kabupaten Kepulauan Meranti yang berakses air

minum. Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar masyarakat Kabupaten

Meranti tidak mendapatkan akses air minum.

(5)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2016-2021 IV. 5 Berdasarkan data yang telah diperoleh, belum seluruh masayarakat

Kabupaten Kepulauan Meranti yang menggunakan air bersih atau hanya

20,66 masyarakat yang mendapatkan akses air bersih.

c. Tidak adanya Penghijauan Wilayah Rawan Longsor dan Sumber Mata Air

Dengan tidak adanya penghijauan wilayah rawan longsor dan sumber mata

air pada kabupaten Kepulauan Meranti dapat mengakibatkan adanya

bencana alam.

d. Masih kecilnya luas lahan yang bersertifikat

Masih kecilnya luas lahan yang bersertifikat akan berpengaruh terhadap

harga lahan pada Kabupaten Kepulauan Meranti bahkan dikhawatirkan akan

berdampak pada pertikaian warga tentang perbutan lahan yang tidak

bertuan.

9. Kependudukan dan Catatan Sipil

a. Rendahnya Rasio Penduduk berKTP Per Satuan Penduduk

Tercatat rasio penduduk ber-KTP hanya 0,03, hal ini dapat berakibat buruk

ketika petugas pencatatan sipil tidak melakukan pendataan serta masyarakat

akan kesulitan dalam melakukan berbagai urusan seperti;misalnya urusan

perbankan, mengurus sertifikat tanah, mengurus perkawinan, pendidikan,

pekerjaan dan sebagainya.

b. Rendahnya Rasio Bayi Berakte Kelahiran

Kepemilikan akta kelahiran penduduk di Kabupaten Kepulauan Meranti tahun

2010 sebesar 0,45 lalu 3 tahun beikutnya yaitu tahun 2014 hanya 0,66 saja.

Hal ini mengindikasikan masih terdapat 34% bayi yang lahir tanpa memiliki

akta kelahiran.

c. Rendahnya kepemilikan KTP

Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh, bahwa kepemilikan KTP di

kabupaten meranti masih sangat kecil yaitu 1,8%.

d. Rendahnya kepemilikan Akta Kelahiran Per 1000 Penduduk

Kepemilikan Akta Kelahiran per 1000 penduduk kabupaten Meranti masih

sangat rendah yaitu hanya 16%. Atau hampir 84% masyarakat tidak memiliki

akta kelahiran.

10. Sosial

Hingga Tahun 2014 Kabupaten Kepulauan Meranti belum memiliki Panti

Rehabilitasi.

11. Ketenagakerjaan

(6)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2016-2021 IV. 6 Dari data dan informasi yang dikumpulkan tercatat pada tahun 2010

kabupaten meranti memiliki angka partisipasi kerja sebesar 51,5%. Dengan

hal ini masih terdapat 48,5% penduduk yang belum bekerja pada Kabupaten

Kepulauan Meranti

b. Masih Rendahnya Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

Sesuai dengan data yang tersedia dalam Bab II, bahwa tingkat partisipasi

angkatan kerja kabupaten meranti adalah 67,1%. Dengan hal ini terdapat

33,9% angkatan kerja yang belum bekerja, Oleh karena itu Pemerintah

Daerah harus melakukan penambahan lapangan pekerjaan dan peluang

usaha untuk masayarakat Kabupaten Kepulauan Meranti.

12. Koperasi Usaha Kecil dan Menengah

Berdasarkan data yang diolah, diketahui hanya sejumlah 37% saja koperasi

yang masih aktif. Hal ini tentunya perlu menjadi catatan bagi pemerintah daerah

untuk lebih giat mengembangkan perekonomian disektor masyarakat kecil

melalui koperasi.

13. Pertanahan

Rendahnya jumlah penduduk yang memiliki lahan. Berdasarkan data yang

diolah, diketahui hanya sejumlah 30,63% masyarakat yang tercatat memiliki

lahan.

14. Otonomi Daerah, Pemerintahan umum, Administrasi Keuangan Daerah,

Perangkat daerah, Kepegawaian dan Persandian

a. Menurunnya Pertumbuhan Ekonomi

Berdasarkan data yang diolah, diketahui selama tiga tahun terakhir,

pertumbuhan ekonomi berdasarkan harga konstan mengalami penurunan

hingga tercatat pada Tahun 2013 pertumbuhan ekonomi hanya sebesar

2,81%.

b. Tingginya Tingkat Kemiskinan

Perkembangan jumlah penduduk miskin di Kabupaten Kepulauan Meranti

tahun 2010-2013 terjadi penurunan dari 42,55 persen menjadi 34, 80 persen.

Walaupun data kemiskinan sudah turun, tetapi angka kemiskinan pada

Kabupaten Kepulauan Meranti masih tinggi.

c. Masih Belum Tersedianya Website Pemerintah

Perkembangan jumlah penduduk miskin di Kabupaten Kepulauan Meranti

tahun 2010-2013 terjadi penurunan dari 42,55 persen menjadi 34, 80 persen.

Walaupun data kemiskinan sudah turun, tetapi angka kemiskinan pada

(7)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2016-2021 IV. 7 d. Pengembangan wilayah strategis belum optimal

Berdasarkan data yang diolah, selama lima tahun terakhir pengembangan

wilayah-wilayah yang strategis di Kabupaten Kepulauan Meranti belum cukup

signifikan. Tercatat pengembangan hanya sebesar 3,01% saja.

Pembangunan terhadap daerah atau suatu kecamatan yang cenderung

padat penduduk atau akan cenderung akan pandat penduduk,

pembangunannya harus lebih difokuskan guna membangun wilayah

perkotaan.

e. Rendahnya Persentase Desa Berstatus Swasembada

Berdasarkan data yang diolah, kurang dari 1% desa yang berstatus

swasembada, hal ini mengakibatkan rendahnya kemampuan suatu daerah

untuk memenuhi kebutuhan daerahnya atau desanya.

4.2 Isu Strategis

Isu strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau

dikedepankan dalam perencanaan pembangunan karena dampaknya yang

signifikan bagi daerah atau masyarakat dimasa datang. Suatu kondisi/kejadian yang

menjadi isu trategis adalah keadaan yang apabila tidak diantisipasi, akan

menimbulkan kerugian yang lebih besar atau sebaliknya, dalam hal tidak

dimanfaatkan, akan menghilangkan peluang untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat dalam jangka panjang.

Penentuan data atau informasi menjadi isu strategis sekurang-kurangnya

memenuhi kriteria sebagai berikut:

1. Memiliki pengaruh yang besar/signifikan terhadap pencapaian sasaran

pembangunan nasional;

2. Merupakan tugas dan tanggung jawab Pemerintah Daerah;

3. Luasnya dampak yang ditimbulkannya terhadap daerah dan masyarakat;

4. Memiliki daya ungkit yang signifikan terhadap pembangunan daerah; dan

5. Kemungkinan atau kemudahannya untuk dikelola.

4.2.1 Isu Internasional

4.2.1.1. Sustainability Development Goals (SDGs)

Setelah pelaksanaan MDGs periode 2010-2015, saat ini sedang digagas

agenda pasca MDGs yaitu Sustainability Development Goals (SDGs) yang ruang

lingkupnya lebih luas dan lebih kompleks. Prinsip penjabaran konkrit pelaksanaan

SDGs untuk agenda pasca 2015, yaitu: (1) SDGs tidak melemahkan komitmen

internasional terhadap pencapaian Millenium Development Goals (MDGs) pada

tahun 2015, namun bahkan akan memperbarui komitmen dan melanjutkan

komitmen MDGs yang masih belum selesai, dengan penyesuaian selaras dengan

(8)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2016-2021 IV. 8 Johannesburg Plan of Implementation dan Rio Principles, serta mempertimbangkan

perbedaan kondisi, kapasitas dan prioritas nasional; (3) SDGs akan difokuskan pada

pencapaian tiga dimensi pembangunan berkelanjutan, yaitu dimensi pembangunan

manusia (human development), dimensi ekonomi (economic development) dan

dimensi lingkungan (environtment development).

4.2.1.2. Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)

Gambaran karakteristik utama MEA adalah pasar tunggal dan basis produksi,

kawasan ekonomi yang berdaya saing tinggi, kawasan dengan pembangunan

ekonomi yang adil, dan kawasan yang terintegrasi ke dalam ekonomi global.

Dampak terciptanya MEA adalah terciptanya pasar bebas di bidang permodalan,

barang dan jasa, serta tenaga kerja. Konsekuensi atas kesepakatan MEA yakni

dampak aliran bebas barang bagi negara-negara ASEAN, dampak arus bebas jasa,

dampak arus bebas investasi, dampak arus tenaga kerja trampil, dan dampak arus

bebas modal.

Pada tanggal 31 Desember 2015 yang akan datang, Association of

Southeast Asian Nations atau ASEAN sebagai organisasi regional geopolitik dan

ekonomi di Asia Tenggara akan mulai memberlakukan sebuah komunitas

yang disebut dengan ASEAN Community 2015 atau Masyarakat Ekonomi ASEAN

(MEA). Tujuan dari pembentukan komunitas ASEAN adalah sama dengan tujuan

awal dibentuknya ASEAN pada 8 Agustus 1967 lalu, yakni mempercepat proses

perkembangan ekonomi, politik, dan sosial budaya di kawasan Asia

Tenggara untuk mensejahterakan masyarakat di seluruh Asia Tenggara, dari rakyat

dan untuk rakyat ASEAN.

Peningkatan integrasi ini di satu pihak akan menciptakan peluang yang lebih

besar bagi perekonomian nasional, tetapi di lain pihak juga menuntut daya saing

perekonomian nasional yang lebih tinggi. Tantangan utama yang harus dihadapi

Indonesia untuk mewujudkan Komunitas ASEAN yaitu mengubah mindset dari

konsumtif menjadi produktif. Kesiapan Indonesia perlu dilakukan di segala bidang

secara menyeluruh, baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah. Edukasi

masyarakat tentang peluang MEA 2015, peningkatan daya saing perekonomian

nasional dan daerah, serta peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga kerja

Indonesia akan menjadi aset berharga bagi Indonesia untuk meraih keberhasilan

MEA 2015 bagi kepentingan pembangunan nasional.

Menjelang MEA yang sudah di depan mata, pemerintah Indonesia

diharapkan dapat mempersiapkan langkah strategis dalam sektor tenaga kerja,

sektor infrastruktur, dan sektor industri. Dan pemerintah Indonesia juga

harus menyiapkan respon kebijakan yang berkaitan dengan Pengembangan Industri

Nasional, Pengembangan Infrastruktur, Pengembangan Logistik, Pengembangan

(9)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2016-2021 IV. 9 mengarah ke kewirausahaan dengan mengedepankan kepentingan nasional. Untuk

bisa menghadapi persaingan MEA, tidak hanya swasta (pelaku usaha) yang

dituntut harus siap namun juga pemerintah dalam bentuk kebijakan yang pro

pengusaha, tidak hanya itu pemerintah juga harus bisa memperkuat produk UKM

dengan membina melalui kemasan, sertifikat halal, pendaftaran merk, dan

meningkatkan daya saing produk dalam negeri yang dapat dikenal secara global.

4.2.2 Penelaahan RPJMN dan RPJMD Provinsi Riau

Penelaahan kebijakan pembangunan nasional untuk penyusunan RPJMD

kabupaten dilakukan terhadap dokumen RPJMN dan RPJMD provinsi atau

kebijakan pemerintah dan provinsi terkait dengan pembangunan daerah kabupaten.

Penelaahan kebijakan pembangunan nasional yang ditetapkan dalam

RPJMN merupakan salah satu identifikasi faktor-faktor eksternal yang bertujuan

untuk mendapatkan butir-butir kebijakan pemerintah terpenting, yang berhubungan,

dan berpengaruh langsung terhadap perencanaan pembangunan daerah dalam 5

(lima) tahun ke depan. Hasil telaahan pada dasarnya dimaksudkan sebagai sumber

utama bagi identifikasi isu-isu strategis. Kebijakan yang diidentifikasi dapat berupa

peluang atau, sebaliknya, ancaman bagi daerah selama kurun waktu 5 (lima) tahun

yang akan datang.

4.2.2.1. Nawa Cita dalam RPJMN 2015-2019

Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang RPJMN tahun 2015-2019

memuat agenda prioritas nasional atau yang biasa disebut Nawa Cita, sebagai

berikut:

1. Menghadirkan kembali Negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga Negara. Hal tersebut dapat terwujud dengan berbagai upaya antara lain; pelaksanaan politik luar negeri

yang bebas aktif, penguatan sistem pertahanan, memperkuat jatidiri sebagai

Negara maritim, meningkatkan kualitas perlindungan warga Negara Indonesia

dan badan hukum di luar negeri, melindungi hak dan keselamatan pekerja

migram, memperkuat peran dalam kerjasama global dan regional,

meminimalisasi dampak global, pembangunan industri pertahanan nasional,

membangun POLRI yang professional, peningkatan ketersediaan dan kualitas

data serta informasi kependudukan.

2. Membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya. Hal tersebut dapat terwujud dengan upaya-upaya berikut: melanjutkan konsolidasai demokrasi untuk memulihkan kepercayaan public

melalui refomasi sistem kepartaian dan sistem pemilu, penguatan sistem

presidensial dan penguatan lembaga perwakilan, meningkatkan peranan dan

(10)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2016-2021 IV. 10 transparansi dan akuntabilitas kinerja pemerintah, penyempurnaan dan

peningkatan kualitas refomasi birokrasi nasional (RBN), meningkatkan partisipasi

publik dalam proses pengambilan kebijakan publik dengan meningkatkan peran

aktif masyarakat dalam pengambilan kebijakan publik dan pengelolaan badan

pubilk yang baik.

3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka kesatuan. Hal tersebut dapat terwujud dengan upaya-upaya: peletakan dasar-dasar dimulainya desentralisasi asimetris,

pemerataan pembangunan antar wilayah terutama kawasan timur Indonesia,

penguatan ketimpangan antar kelompok ekonomi masyarakat.

4. Memperkuat kehadiran Negara dalam melakukan refomasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya. Hal tersebut dapat terwujud melalui: peningkatan penegakan hukum yang

berkeadilan, pencegahan dan pemberantasan korupsi, pemberantasan

tindakakn penebangan liar, perikanan liar, dan penambangan liar,

pemberantasan narkoba dan psikotropika, menjamin kepastian hukum hak

kepemilikan tanah, melindungi anak, perempuan, dan kelompok marjinal.

5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. Hal tersebut dapat terwujud dengan upaya: pembangunan kependudukan dan keluarga berencana,

pembangunan pendidikan khususnya pelaksanaan program Indonesia Pintar,

pembangunan kesehatan khususnya pelaksanaan program Indonesia Sehat,

peningkatan kesejahteraan rakyat marjinal melalui pelaksanaan program

Indonesia Kerja.

6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional. Hal tersebut dapat terwujud melalui: pembangunan konektivitas nasional untuk

mencapai keseimbangan pembangunan, membangun transportasi masal

perkotaan, membangun infrastruktur/ prasarana dasar, peningkatan efektivitas,

dan efisiensi dalam pembiayaan infrastruktur, penguatan investasi, mendorong

BUMN menjadi agen pembangunan, peningkatan kapasitas inovasi dan

teknologi, akselerasi pertumbuhan ekonomi nasional, pembangunan kapasitas

perdagangan nasional, peningkatan daya saing tenaga kerja.

7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakan sektor-sektor strategis ekonomi domestik. Hal tersebut dapat terwujud melalui: peningkatan kedaulatan pangan, kedaulatan energi, pelestarian sumber daya alam,

lingkungan hidup dan pengelolaan bencana, pengembangan ekonomi maritim

dan kelautan, penguatan sektor keuangan, penguatan kapasitas fiskal Negara.

8. Melakukan revolusi karekter bangsa.

9. Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia. Nawacita tersebut merupakan rangkuman program-program yang tertuang

(11)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2016-2021 IV. 11 pembangunan yang digariskan dalam RPJMN 2015-2019, terdiri dari empat bagian

utama yakni: (1) norma pokok pembangunan kabinet kerja; (2) tiga dimensi

pembangunan; (3) kondisi perlu; serta (4) quick wins dan program lanjutan lainnya.

Tiga dimensi pembangunan dan kondisi yang diperlukan dimaksud memuat

sektor-sektor yang menjadi prioritas dalam pelaksanaan RPJMN 2015-2019 yang

selanjutnya dijabarkan dalan Rencana Kerja Pemerintah setiap tahunnya.

4.2.2.2. Isu Strategis Wilayah Sumatera Berdasarkan RPJMN

Dalam lingkup pembangunan nasional, kebijakan pengembangan wilayah

diarahkan untuk mendorong percepatan pembangunan wilayah Kalimantan,

Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua dengan tetap mempertahankan

momentum pertumbuhan di Wilayah Jawa-Bali dan Sumatera. Percepatan

pembangunan wilayah ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,

meningkatkan kualitas sumberdaya manusia, serta mengurangi kesenjangan.

Dalam konteks konsepsi pengembangan kewilayahan, Kabupaten Kepulauan

Meranti masuk sebagai salah satu kabupaten/kota di Provinsi Riau yang mana

merupakan bagian dari Wilayah Sumatera, berkaitan hal tersebut maka isu strategis

pengembangan yang harus dicermati adalah isu strategis di Wilayah Sumatera yang

meliputi:

1) Belum optimalnya pengembangan sektor dan komoditas unggulan wilayah;

2) Terbatasnya sumber daya energi listrik dalam mendukung pengembangan

ekonomi lokal;

3) Belum terintegrasinya jaringan transportasi intermoda wilayah;

4) Masih rendahnya kualitas sumber daya manusia dan tingginya angka

kemiskinan;

5) Masih rendahnya kualitas birokrasi dan tata kelola;

6) Belum optimalnya pengembangan kawasan perbatasan, pulau-pulau terdepan

dan terpencil; serta

7) Kerawanan bencana dan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup

belum optimal.

4.2.2.3. Isu Strategis Provinsi Riau Berdasarkan RPJMD Provinsi Riau

Kabupaten Kepulauan Meranti dalam menyusun dokumen RPJMD tidak

dapat mengabaikan isu-isu strategis yang telah dirumuskan dalam Perda Nomor 7

Tahun 2014 tentang RPJMD Provinsi Riau Tahun 2014-2019, Isu-isu strategis

tersebut adalah sebagai berikut:

1. Pengembangan infrastruktur dan integrasi jaringan transportasi

2. Peningkatan kualitas pelayanan pendidikan dan kesehatan

3. Pengurangan kemiskinan, ketimpangan ekonomi dan perluasan kesempatan

(12)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2016-2021 IV. 12 4. Optimalisasi pengembangan sektor dan komoditas unggulan wilayah

5. Peningkatan pelayanan publik, kualitas birokrasi dan tata kelola

6. Perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan

7. Pembangunan budaya melayu dan kehidupan beragama

8. Peningkatan peran swasta, investasi dan optimalisasi peran kawasan strategis

provinsi

9. Penganggulangan kerawanan bencana dan pengelolaan sumber dayua alam

dan lingkungan hidup

10. Pengelolaan wilayah pesisir dan laut

11. Kesenjangan antar wilayah

12. Peningkatan daya saing

13. Peningkatan kemandirian pangan

14. Peningkatan ketahanan energi

4.2.3 Isu Daerah

Penelaahan RPJPD merupakan langkah utama dalam perumusan RPJMD

mengingat RPJMD merupakan penjabaran dari tahapan pembangunan periode 5

(lima) tahunan berkenaan dalam RPJPD.

Pelaksanaan dan pencapaian RPJM ke-2 ditujukan untuk mewujudkan

Kabupaten Kepulauan Meranti sebagai Kawasan Niaga melalui percepatan

pembangunan di berbagai bidang.

4.2.3.1 Bidang Hukum, Pemerintahan dan Politik

Pembangunan bidang hukum diarahkan pada pemantapan penerapan

produk hukum dan penegakan hukum. Pada tahap ini, selain mewujudkan

harmonisasi produk hukum juga dilakukan perwujudan produk hukum yang memihak

kepentingan masyarakat, penguasaan budaya hukum serta membangun

kepercayaan terhadap aparat hukum dan lembaga peradilan.

Pembangunan bidang pemerintahan diarahkan pada pemantapan

profesionalisme aparatur yang didukung oleh penataan sistem dan prosedur serta

standarisasi kualitas pelayanan, pemantapan teknologi informasi dan komunikasi

dalam manajemen pemerintahan. Peningkatan harmonisasi hubungan antar tingkat

pemerintahan dan pemangku kepentingan diorientasikan pada pengembangan

pelayanan organisasi pemerintahan.

Pembangunan bidang politik diarahkan pada pemantapan pelaksanaan

proses demokrasi politik, membangun kemandirian organisasi politik serta

pemantapan masyarakat madani. Pada tahapan ini dilakukan upaya perluasan

(13)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2016-2021 IV. 13 4.2.3.2 Bidang Ekonomi

Menekankan pada terbangunnya struktur perekonomian perdagangan yang

kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif yang didukung oleh sumber daya

manusia yang berkualitas dan berdaya saing. Selanjutnya dengan telah

terbangunnya kemitraan kelompok-kelompok perekonomian antar wilayah yang

telah dicapai pada RPJM ke-2 (dua), peningkatan perekonomian wilayah di

Kepulauan Meranti dititikberatkan pada peningkatan pengelolaan dan pemanfaatan

jejaring sentra ekonomi baik lokal maupun antar wilayah dengan penerapan

pengelolaan sumber daya manusia yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja.

Di sektor pariwisata, pemantapan kinerja pemangku kepentingan pariwisata

diarahkan pada pengembangan destinasi pariwisata serta pemantapan pelestarian

kesan dan citra Kepulauan Meranti sebagai tempat yang nyaman untuk beraktifitas.

Sektor KUMKM diarahkan pada pemantapan jaringan kelembagaan untuk

mengatasi persaingan global melalui kemitraan yang bersinergi, kebersamaan,

kesetiakawanan oleh semua komponen yang terkait.

Dalam rangka meningkatkan investasi daerah, dalam tahap ini diupayakan

pada peningkatan pemasaran prospek investasi dan pemantapan regulasi di bidang

investasi.

4.2.3.3 Bidang Sosial Budaya

Sasaran utama pada bidang pendidikan diarahkan pada penuntasan program

wajib belajar 12 (dua belas) tahun. Pemantapan sarana dan prasarana pendidikan

dilakukan dengan rehabilitasi dan penambahan ruang kelas baru (RKB), serta

ditingkatkannya bantuan beasiswa bagi siswa berprestasi dan siswa yang berasal

dari keluarga tidak mampu.

Pemantapan pelaksanaan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) tetap

merupakan sasaran prioritas. Peningkatan kualitas tenaga pendidik melalui

rekrutmen tenaga pendidik dan pelatihan terus dilaksanakan.

Pembangunan di sektor kesehatan diupayakan untuk memperkuat

peningkatan upaya pencegahan, pemberantasan dan pengendalian penyakit

menular serta tidak menular, peningkatan kuantitas dan kualitas tenaga kesehatan,

pelayanan kesehatan serta sarana dan prasarana pelayanan kesehatan.

Pembangunan pada sektor keagamaan di prioritaskan pada pemantapan

kerukunan hidup umat beragama dalam mengimplementasikan dan aktualisasi

pemahaman serta pengamalan agama dalam kehidupan.

Sektor kebudayaan diprioritaskan pada upaya pemantapan pengembangkan

nilai-nilai budaya lokal dan mempertahankan cagar budaya (heritage).

Pembangunan bidang pemuda dan olahraga diarahkan pada pemantapan

kemandirian pemuda dalam hal kemampuan untuk mensejahterakan dirinya dan

(14)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2016-2021 IV. 14 peningkatan sarana prasarana olah raga dan kualitas atlit sehingga mampu

berprestasi pada ajang olahraga nasional maupun internasional.

Pembangunan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak

diprioritaskan pada pemantapan upaya peningkatan pemberdayaan perempuan

berbasis kemandirian ekonomi, pendidikan dan kesehatan, peningkatan upaya

perlindungan terhadap perempuan dan anak melalui pencegahan kekerasan dalam

rumah tangga, pengembangan partisipasi lembaga sosial masyarakat dalam

penanganan permasalahan perempuan dan anak serta peningkatan peran serta dan

kesetaraan gender dalam pembangunan.

Pembangunan kesejahteraan sosial diarahkan pada pemantapan kualitas

dan kuantitas kesejahteraan perseorangan, keluarga, kelompok, dan komunitas

masyarakat serta peningkatan penggalian potensi sumber kehidupan penyandang

masalah kesejahteraan sosial.

Pembangunan Keluarga Berencana dan Keluarga sejahtera diarahkan pada

pemantapan kualitas keluarga, menurunkan angka kelahiran bayi (CBR),

peningkatan peserta KB baru. Untuk peningkatan ketahanan keluarga diarahkan

terus untuk membentuk kelompok bina keluarga seperti BKB dan BKR.

4.2.3.4 Bidang Fisik dan Prasarana

Pada aspek infrastruktur wilayah diarahkan pada percepatan pembangunan

infrastruktur wilayah. Pengembangan infrastruktur transportasi jalan dan laut pada

tahap ini ditandai dengan peningkatan kuantitas, kemantapan infrastruktur yang

telah ada serta melanjutkan pembangunan infrastruktur strategis yang telah

dilakukan pada tahap sebelumnya.

Pembangunan infrastruktur transportasi terutama jalan sebagai aksesibilitas

masyarakat diarahkan pada peningkatan kualitas jalan dengan pola penanganan

yang terpadu antara lain dengan memperhatikan saluran dan kondisi drainase di

sekitarnya.

Pengembangan seluruh sistem jaringan utilitas kota diarahkan pada sistem

terpadu dengan konstruksi ducting system. Sistem ini akan meningkatkan keamanan

jaringan utilitas serta meningkatkan kualitas estetika kota.

Peningkatan kuantitas dan kualitas pelayanan pada sarana prasana air

minum dan sanitasi, listrik, gas serta sarana prasana telekomunikasi terus

ditingkatkan guna meningkatkan cakupan pelayanan kepada masyarakat.

Perencanaan tata ruang wilayah kabupaten akan selalu memprioritaskan

kawasan-kawasan yang harus diselamatkan seperti kawasan lindung serta

kawasan-kawasan yang secara alami rentan terhadap bencana. Kawasan-kawasan

tersebut tetap dikembangkan sebagai ruang terbuka hijau (RTH) yang tidak

terbangun. Selain itu kawasan budaya peninggalan masa lalu (Cagar budaya) baik

(15)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2016-2021 IV. 15 Dalam upaya pencegahan degradasi lingkungan, dilakukan peningkatan

kuantitas resapan limpahan air permukaan dalam upaya mengembalikan kandungan

air tanah dan mengendalikan daya tampung sungai seiring dengan meningkatnya

luas lahan terbangun. Mengembalikan fungsi konservasi kawasan bantaran sungai,

perlindungan mata air, sumur resapan dan pengalokasian ruang terbuka hijau (RTH)

dilakukan secara bertahap dengan pendekatan partisipatif.

4.2.4 Isu Strategis Kabupaten Kepulauan Meranti

Isu strategis daerah merupakan permasalahan yang berkaitan dengan

fenomena atau belum dapat diselesaikan pada periode lima tahun sebelumnya dan

memiliki dampak jangka panjang bagi keberlanjutan pelaksanaan pembangunan,

sehingga perlu diatasi secara bertahap. Berdasarkan identifikasi terhadap

permasalahan-permasalahan pembangunan yang dihadapi oleh Kabupaten

Kepulauan Meranti yang diselaraskan dengan prioritas pada RPJPD serta

dilandaskan pada berbagai isu pembangunan internasional, nasional, provinsi, dan

regional, maka dapat dirumuskan isu strategis pembangunan Kabupaten

Kepulauan Meranti yang selanjutnya menjadi pertimbangan didalam perumusan

tujuan dan sasaran yang dipadukan dengan visi, misi dan program Bupati/Wakil

Bupati Kabupaten Kepulauan Meranti.

Adapun isu-isu strategis Kabupaten Kepulauan Meranti Tahun 2016-2021

disajikan sebagai berikut:

1. Penurunan tingkat kemiskinan dan penangguran serta peningkatan

kesejahteraan masyarakat.

Tingkat kemiskinan di Kabupaten Kepulauan Meranti cenderung mengalami

penurunan, penurunan yang tinggi terjadi pada tahun 2011 dimana kemiskinan

turun sebesar 8.04 %. Walaupun demikian, kemiskinan di Kabupaten Kepulauan

Meranti masih tertinggi di Provinsi Riau.

Tingkat partisipasi angkatan kerja di Kabupaten Kepulauan Meranti cenderung

fluktuatif dari tahun ketahun. Dinamika ini terjadi karena Usia Angkatan Kerja,

Jenis Kelamin dan Pendidikan. Hal yang sama juga terjadi terhadap tingkat

pengangguran terbuka, terdapat fluktuasi nilai TPT yang disebabkan oleh

beberapa faktor diantaranya: Jumlah Masyarakat yang memiliki usia produktif

tinggi tapi tidak bekerja, tingkat pendidikan yang rendah, dan terbatasnya

lapangan pekerjaan.

2. Peningkatan kualitas layanan pendidikan dan kesehatan.

Pendidikan merupakan sarana untuk meningkatkan kualitas sumberdaya

manusia yang menjadi objek dan subjek pembangunan. Dari hasil penelitian

terungkap bahwa pembangunan sektor pendidikan dengan manusia sebagai

fokusnya telah memberikan kontribusi langsung terhadap pertumbuhan ekonomi

(16)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2016-2021 IV. 16 tenaga kerja. Untuk itu pemerintah perlu memberikan perhatian khusus dibidang

pendidikan agar setiap warga memiliki hak yang sama dalam mendapatkan

akses pendidikan. Secara umum pembangunan pendidikan di Kabupaten

Kepulauan Meranti sudah semakin membaik. Hal ini ditandai dengan beberapa

indikator yang sudah tercapai seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.

Begitu pula halnya dengan kesehatan masyarakat merupakan faktor penting

dalam pelaksanaan program pembangunan. Kualitas kesehatan yang baik akan

memberikan sumberdaya manusia yang siap untuk melaksanakan

pembangunan suatu Negara. Pembangunan sarana dan prasarana kesehatan

terus ditingkatkan terutama daerah-daerah yang jauh dari pusat kesehatan. Hal

ini dimaksudkan agar memberikan kemudahan daya jangkau masyarakat,

terutama warga miskin untuk mengakses pelayanan kesehatan di saat gawat

darurat.

3. Pembangunan infrastruktur dasar untuk meningkatkan cakupan dan layanan

sarana dan prasarana wilayah baik inter maupun antar pulau.

Infrastruktur fisik merupakan komponen dasar perekonomian dan aspek utama

dalam pemerataan pembangunan dan kesejahteraan masayarakat. Infrastruktur

juga merupakan roda penggerak pertumbuhan ekonomi sehingga penyediaan

infrastruktur yang baik menjadi kebutuhan yang harus dipersiapkan pemerintah

daerah. Termasuk dalam penyediaan infrastruktur ini adalah jalan, jembatan,

pelabuhan, penyediaan air bersih, listrik, pengelolaan limbah, drainase dan

lain-lain.

4. Pengembangan komoditas unggulan untuk menopang perekonomian daerah.

Saat ini sektor migas masih menjadi andalan dan memberikan kontribusi

penerimaan terbesar dari sektor lainnya. Namun menurunnya produksi minyak

bumi dan harga di pasar dunia berakibatnya semakin menurunya sumber

penerimaan daerah. Oleh karena itu sudah saatnya pemerintah

mengembangkan potensi yang dimiliki sebagai andalan baru dalam penerimaan

daerah. Sektor perkebunan seperti sagu, kopi, karet, dan pinang sangat

potensial untuk dikembangkan mengingat tumbuhan ini sangat cocok

dikembangkan, begitu pula dengan sektor perikanan, dengan daerah yang

dikelilingi oleh lautan maka potensi perikanan cukup besar untuk dikelola

dengan baik.

5. Perdagangan lintas batas daerah perbatasan.

Pemerintah Indonesia dan Malaysia sepakat working group border trade

(17)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2016-2021 IV. 17 terbukanya perdagangan lintas batas ini tentu akan menguntung perekonomian

masyarakat. Kabupaten Kepulauan Meranti sendiri merupakan daerah dengan

karakteristik ekonomi yang kuat dan sering menjadi pusat pertumbuhan

ekonomi diwilayahnya. Bahkan Kabupaten Kepulauan Meranti sudah sejak lama

menjadi lintas batas perdagangan baik domestik. Maupun

internasional.pasalnya sebagai daerah perbatasan aktivitas perdagangan

meranti masih tergantung dengan Negara tetangga, apalagi meranti memiliki

potensi perkebunan kelapa, sagu dan kopi. Selain itu masyarakat kabupaten

kepulauan Meranti yang tinggal diperbatasan juga masih tergantung pasokan

barang kebutuhan dari negeri jiran Malaysia seperti beras, gula dan minyak

goreng. Jika menunggu pasokan dari pulau jawa atau pekanbaru, harga

kebutuhan pokok akan lebih tinggi dibandingkan Malaysia. Sebab jarak antara

Kabupaten Kepulauan Meranti lebih dekat ketimbang pekanbaru apalagi pulau

jawa.

6. Wilayah kepulauan yang terisolasi

Sebagai wilayah kepulauan aksesibiltas Kabupaten Kepulauan Meranti sangat

terbatas. Sarana transportasi dalam daerah maupun ke luar daerah hanya

mengandalkan transportasi air berupa kapal cepat (speedboat) maupun kapal

besar (ferry) yang dibatasi dengan waktu pagi dan siang. Pintu gerbang keluar

ataupun masuk ke Kabupaten Kepulauan Meranti melalui Pelabuhan Pelindo II

Selatpanjang. Kondisi ini menyebabkan Kabupaten Kepulauan Meranti menjadi

daerah yang terisolasi karena terbatasnya akses.

7. Maraknya peredaran narkoba.

Kasus peredaran dan penggunaan narkoba menjadi yang paling teratas

menyumbang angka kriminalitas di Kabupaten Kepulauan Meranti. Sebagai

daerah wilayah kepulauan dan pulau terdepan yang berbatasan dengan Negara

tetangga Malaysia, disinyalir masuknya narkoba dari Malaysia melalui jalur

perairan. Keterbatasan sumber daya yang dimiliki kepolisian Resort Kabupaten

Kepulauan Meranti untuk mengawasi wilayah perairan dimanfaatkan oleh

orang-orang tertentu untuk membawa narkoba masuk ke wilayah Kabupaten

Kepulauan Meranti.

8. Pelestarian nilai-nilai dan warisan Budaya Melayu serta penerapan nilai-nilai

agama dalam kehidupan masyarakat.

Sebagai daerah yang diwarisi dengan budaya melayu, maka nilai-nilai dan

warisan budaya melayu harus dilestarikan, jangan sampai tergerus dengan

(18)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2016-2021 IV. 18 mempersiapkan generasi muda dengan menanamkan dan memperkenal

nilai-nilai dan warisan budaya melayu sejak dini.

9. Menurunnya daya dukung lingkungan hidup

Isu lingkungan menempati posisi strategis dalam konteks pembangunan

berkelanjutan yang berprinsip untuk memenuhi kebutuhan sekarang tanpa

mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan. Faktor penting

untuk mencapai berkelanjutan adalah pembangunan dengan tetap

memperhitungkan faktor lingkungan. Penanganan yang tepat terhadap

permasalahan lingkungan yang muncul sebagai dampak dari pembangunan

menjadi tugas pemerintah.

Permasalahan lingkungan yang menjadi perhatian adalah masalah sampah.

Pengelolaan sampah dengan model open dumping harus ditinggalkan karena

dalam Undang-Undang Nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah

disebutkan bahwa system pengelolaan sampah open dumping tidak ramah

lingkungan. Oleh karena itu dalam rangka pengelolaan sampah juga terus

didorong untuk mewujudkan pengelolaan sampah dengan pola 3-R (reduce,

reuse dan recycle). Gerakan seperti pengembangan bank sampah baik di

lingkungan masyarakat maupun di sekolah-sekolah perlu diintensifkan lagi.

Adanya aktifitas usaha sagu di Kabupaten Kepulauan Meranti, baik yang

dilakukan oleh masyarakat maupun dunia usaha tanpa memperhatikan

pengelolaan limbah sagu yang baik akan membahayakan lingkungan sekitar.

Sebagian besar kilang sagu di Kabupaten Kepulauan Meranti beroperasi dibibir

pantai/laut dan limbahnya langsung dibuang ke laut. Hal ini tentu

mengakibatnya tercemarnya ekosistem laut.

Permasalahan lainnya yang menjadi isu nasional bahkan internasional adalah

kebakaran hutan dan lahan gambut yang terjadi disebabkan adanya pembukaan

lahan dengan cara dibakar. Setiap tahun kebakaran hutan dan lahan gambut ini

terus saja terjadi dan ini menjadi pekerjaan rumah bukan hanya pemerintah

daerah tetapi juga pemerintah pusat bersama-sama meminimalisir agar kejadian

ini tidak terjadi lagi. Beberapa tindakan yang sudah dan sedang dilakukan untuk

menangkal kebakaran hutan dan lahan adalah penegakan hukum terhadap

pembakar lahan secara tegas, restorasi di lahan gambut dan pembuatan bloking

kanal dilahan gambut.

Abrasi pantai juga saat ini sudah sangat mengkhawatirkan. Setiap tahunnya 5

sampai dengan 10 meter daratan sepanjang pantai utara terjun bebas kelaut.

Sampai saat ini pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti belum mampu untuk

(19)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2016-2021 IV. 19 dan terbatasnya anggaran. Diperlukan peran pemerintah pusat untuk

menanggulanginya karena sebagai pulau terdepan tentu saja ini menyangkut

dengan kedaulatan Negara Republik Indoensia.

10. Reformasi birokrasi pemerintahan daerah.

Reformasi birokrasi pada dasarnya terdiri dari atas tiga elemen utama, yaitu 1)

reformasi keuangan daerah yaitu sebuah mekanisme penganggaran yang tepat

sasaran dan langsung menyentuh pada kepentingan masyarakat luas; 2)

reformasi sumber daya aparatur daerah yaitu sebuah kerangka kerja yang

memastikan keberlangsungan sebuah program kerja dengan memusatkan

perhatian kepada kesiapan sumber daya manusia; 3) reformasi pelayanan

publik yaitu sebuah kondisi ideal pelayanan public yang tersampaikan dari

pemerintah kepada masyarakat sebagai hasil akhir dari reformasi keuangan

daerah dan reformasi sumber daya aparatur. Dengan anggaran yang tepat dan

profil aparat yang tepat, maka pelayanan publik ideal dapat diwujudkan dan

Referensi

Dokumen terkait

Masalah dari penelitian ini adalah apakah prosedur penagihan pajak kurang bayar pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota telah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun

BAB 1 PENDAHULUAN, Bab ini berisi latar belakang masalah penelitian mengenai kebutuhan akan program yang dapat mendeteksi lokasi Nomor Induk Mahasiswa dan Nama

Sekolah Dasar Negeri 16 Kayuagung pengolahan datanya masih bersifat manual contohnya daftar siswa maupun guru masih ditulis pada sebuah buku, sehingga jika mencari

Visi Kabupaten Jepara tersebut selaras dengan Visi Pembangunan Nasional yang dituangkan dalam Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 Tentang Rencana Pembangunan Jangka

struktur α-heliks terbentuk karena gugus C=O pada asam amino ke-n berikatan dengan gugus N-H pada asam amino ke-(n+3). Beberapa bagian struktur sekunder dapat mengalami

Mahkamah Rayuan Malaysia pada awalnya memutuskan bahawa seksyen 66 Enakmen Jenayah Syariah Negeri Sembilan 1992 ( EJSNS ) sebagai batal dan tidak sah walaupun keputusan

Dari latar belakang tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hubungan dukungan sosial ditinjau dari tingkat dan kepuasan dukungan sosial

Berpedoman kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2016-2021, maka untuk mewujudkan pencapaian visi dan misi daerah