PENGARUH TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI PADA
LANSIA DI PANTI WREDHA BUDHI DHARMA
PONGGALAN UMBULHARJO
YOGYAKARTA
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan Pada Program Pendidikan Ners-Program Sudi Ilmu Keperawatan
Di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ’Aisyiyah Yogyakarta
Disusun oleh :
TUR WAHYUNI NIM : 0402R00161
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ’AISYIYAH
HALAMAN PENGESAHAN
THE EFFECT OF GROUP ACTIVITY THERAPY TO THE
REDUCTION OF DEPRESSION LEVEL AMONG ELDERS
IN BUDHI DHARMA RETIREMENT HOME,
PONGGALAN, UMBULHARJO, YOGYAKARTA
PENGARUH TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI PADA
LANSIA DI PANTI WREDHA BUDHI DHARMA
PONGGALAN UMBULHARJO
YOGYAKARTA
NASKAH PUBLIKASI
Oleh :
TUR WAHYUNI
NIM : 0402R00161
Telah Disetujui oleh Pembimbing pada tanggal : 07 Juli 2010 Pembimbing
THE EFFECT OF GROUP ACTIVITY THERAPY TO THE REDUCTION OF DEPRESSION LEVEL AMONG ELDERS IN BUDHI DHARMA RETIREMENT
HOME, PONGGALAN, UMBULHARJO, YOGYAKARTA 2010¹
Tur Wahyuni², Suryani³
ABSTRACT
Backgroundgroup of elders is seen as a group of people with high risk of health problems. Nursing problems that is so obvious in this group is depression. Elder with depression will have problems in dealing with his daily activities. This situation requires attention and special management, so that depression among elders can be handled and they get better life quality. Group activity therapy is a form of group therapy to increase quality of life among elder group that live with depression.
Aim of the researh to discover the effect of group activity therapy to the reduction of depression level among elders in Budhi Dharma retirement home, Ponggalan, Umbulharjo, Yogyakarta.
Method of the research this research emploted quasi experiment method. It implemented pre test - post test one group design without comparing or control group with GDS questionnaire measurement. Sampling technique used in this research was purposive sampling. The research conducted in May 2010. Subject of the research was elders with depression and lived Budhi Dharna retirement home in Ponggalan, Umbulharjo, Yogyakarta. The data was analyzed with t-test formula.
Results pre test questionnaire in group activity therapy on elders’ depression resulted in 17.8571 and post test questionnaire in group activity therapy on elders’ depression resulted in 9.4286. statistic test with paired t-test shows t score as 3.290 and significane rate (p) 0.017 is lower than 0.05 (0.017 < 0.05), so that it can be coculded that there is effect of group activity therapy to the reduction of depression level among eldes in Budhi Dharma retirement home, Ponggalan, Umbulharjo, Yogyakarta in 2010.
Suggestion Budhi Dharma retirement home in Ponggalan, Umbulharjo, Yogyakarta is expected to give services for elders in form of therapies, both group activity therapy and other therapy, as well us useful and regular activities to reduce depression among elders.
Key word : Group Activity Therapy, Depression, Elders. Bibliography : 22 books (1996-2008)
The number of pages : 68 pages
¹Title of Graduating Paper
LATAR BELAKANG
Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam Pembangunan Nasional, telah mewujudkan hasil yang positif diberbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbaikan lingkungan hidup, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama dibidang medis atau ilmu kedokteran sehingga dapat meningkatkan kualitas kesehatan penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia. Akibatnya jumlah penduduk yang berusia lanjut meningkat dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000).
Di Amerika, jumlah penduduk yang berusia lebih dari 60 tahun pada tahun 2000 mencapai 15,3 juta jiwa sekitar 7,4% dari jumlah penduduk sekitar. Di Indonesia pada tahun 2005 jumlah penduduk yang berusia lebih dari 60 tahun mencapai 19,9 juta jiwa atau 8,48% dari jumlah penduduk (Mangoenprasodjo, 2005). Di daerah Yogyakarta sendiri jumlah penduduk lansia yang berumur 60 tahun atau lebih dari tahun ketahun mengalami peningkatan, yaitu pada tahun 2005 sebesar 6,13% dan pada tahun 2007 mencapai 9,2% dari total jumlah penduduk daerah Yogyakarta (Anonim, 2008, serangkaian kegiatan lansia di Yogyakarta, www.promosikesehatan.com. diperoleh tanggal 15 Maret 2009).
ditinggal sendirian dirumah oleh keluarganya untuk bekerja, sekolah, dll. Hasil survey salah satu peneliti di Amerika menyatakan sekitar 50% sampai 75% lansia di dunia mengalami depresi. Angka kejadian depresi di Indonesia pada lansia mencapai 30%, sedangkan di Yogyakarta sendiri kejadian depresi hampir mencapai 32% dari jumlah penduduk lansia di Yogyakarta (Anonim, 2007, kesehatan lansia menurun akibat kesepian, www.resep.web.id. diperoleh tanggal 15 Maret 2009).
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka dapat dirumuskan masalah ”Apakah ada pengaruh terapi aktivitas kelompok terhadap tingkat depresi lansia di Panti Wredha Budhi Dharma Ponggalan Umbulharjo Yogyakarta tahun 2010"
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen semu (quasi experiment) dengan rancangan pretest-post test one group design tanpa kelompok pembanding atau kontrol, sebelum dilakukan perlakuan peneliti melakukan observasi pertama (pretest) untuk mengetahui tingkat depresi sehingga memungkinkan peneliti mengetahui perbedaan tingkat depresi lansia setelah dilakukan post test. Jenis penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan cross-sectional yaitu suatu metode pengambilan data yang dilaksanakan pada suatu waktu yang sama dengan subjek yang berbeda, metode ini bertujuan agar diperoleh data yang lengkap dalam waktu yang relatif cepat (Arikunto, 2006).
pertimbangan tertentu sesuai yang dikehendaki peneliti (Setiadi, 2007). Dalam mengumpulkan data, peneliti menghubungi subjek yang memenuhi kriteria sebagai responden serta masih termasuk dalam populasi. Jumlah total sampel yang diteliti sebanyak 7 lansia.
Pengukuran tingkat depresi dalam penelitian ini menggunakan Geriatric Depresion Scale (GDS) yaitu instrumen yang digunakan untuk mengukur tingkat depresi pada lansia, yang dirancang oleh Brink dan Yesavage (1995) khusus untuk populasi lansia.
Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah seluruh populasi yang memenuhi kriteria inklusi yaitu :
a. Lansia yang mengalami depresi dan dapat mengikuti jalannya proses penelitian dari awal sampai akhir.
b. Lansia yang bisa baca tulis dan dapat diajak komunikasi verbal.
HASIL PENELITIAN
Gambaran Umum Tempat Penelitian
Panti Werdha Budhi Dharma berdiri sejak tahun 1952. Semula berlokasi di Jalan Solo No 63 (sekarang Hotel Sri Manganti) dengan nama Panti Jompo Budhi Dharma. Saat itu panti masih bersifat umum dan dapat menerima hampir semua penyandang masalah sosial mulai dari anak jalanan, gelandangan, pengemis, tuna susila, tuna wisma dan lanjut usia terlantar.
Tegalgendu Kecamatan Kotagede. Tepatnya pada tanggal 15 Agustus 1967 diganti dengan nama Panti Werdha Budhi Dharma (PEBD) dengan status menyewa. Sepuluh tahun kemudian, keberadaan panti dipindah lagi ke areal resmi milik Pemda yaitu di Ponggalan UH 7/203 DIY hingga sekarang.
Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini adalah usia lanjut yang memiliki usia lebih dari 60 tahun. Latar belakang pendidikan responden juga bervariasi, sebagian besar responden mempunyai latar belakang pendidikan SD yaitu 4 orang dan 3 orang dengan latar belakang pendidikan SMA. Jenis kelamin keseluruhan responden adalah perempuan, dan semua responden berstatus janda.
Analisa Hasil Penelitian
1. Tingkat depresi pada lansia sebelum dilakukan terapi aktivitas kelompok
Sebelum dilakukan terapi aktivitas kelompok sebagian responden yang mengalami depresi ringan yaitu 2 orang (28,6%), depresi sedang yaitu 4 orang (57,1%) sedangkan responden yang paling sedikit mengalami depresi berat yaitu 1 orang (14,3%).
Responden yang sebagian besar mengalami depresi sedang dapat disebabkan karena pengalaman hidupnya yang kurang menyenangkan dan lebih banyak menimbulkan stres.
mendampinginya. Usia yang telah lanjut sedikit banyak memberikan pengaruh terhadap gambaran masa depan, apalagi jika dijalani seorang diri tanpa adanya suami yang biasa mendampingi setiap saat. Hal tersebut menjadikan beban hidup yang dirasakan responden semakin berat.
Kaplan (1997) menyebutkan bahwa peristiwa kehidupan yang menyebabkan stres, lebih sering mendahului episode pertama gangguan mood dari episode selanjutnya. Para klinis mempercayai bahwa peristiwa kehidupan memegang peran utama dalam depresi.
2. Tingkat depresi pada lansia setelah dilakukan terapi aktivitas kelompok
Setelah dilakukan terapi aktivitas kelompok sebagian besar responden mengalami depresi ringan yaitu 5 orang (71,4%) dan yang paling sedikit mengalami depresi sedang yaitu 2 orang (28,6%).
Responden yang telah mendapatkan terapi aktivitas kelompok menyadari bahwa dirinya tidak sendiri, masih banyak teman-teman yang mengalami nasib yang sama dengan dirinya. Hal tersebut memberikan motivasi kepada responden untuk menerima keadaan dirinya apa adanya sehingga mengalami penurunan tingkat depresi dari sedang menjadi ringan.
Keliat dan Akemat (2004), terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang dilakukan perawat kepada sekelompok klien yang mempunyai masalah keperawatan yang sama.
3. Pengaruh terapi aktivitas kelompok terhadap penurunan tingkat depresi pada lansia di Panti Wredha Budhi Dharma Ponggalan Umbulharjo Yogyakarta
Tingkat depresi sebelum (pretest) terapi aktivitas kelompok sebagian responden yang mengalami depresi ringan yaitu 2 orang (28,6%), depresi sedang yaitu 4 orang (57,1%) sedangkan responden yang paling sedikit mengalami depresi berat yaitu 1 orang (14,3%). Sedangkan tingkat depresi setelah (posttest) terapi aktivitas kelompok sebagian besar responden mengalami depresi ringan yaitu 5 orang (71,4%) dan yang paling sedikit mengalami depresi sedang yaitu 2 orang (28,6%). Hal ini menunjukkan ada perbedaan tingkat depresi sebelum (pretest) dan setelah (posttest) dilakukan tindakan terapi aktivitas kelompok.
PEMBAHASAN
1. Tingkat depresi pada lansia sebelum dilakukan terapi aktivitas kelompok
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebelum dilakukan terapi aktivitas kelompok sebagian responden mengalami depresi sedang yaitu 4 orang (57,1%) sedangan responden yang paling sedikit mengalami depresi berat yaitu 1 orang (14,3%). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semua responden berstatus janda dan berusia lebih dari 60 tahun.
Gangguan depresi pada usia lanjut adalah suatu problem klinis dan kesehatan umum yang masih jauh dari sentuhan medis, sosial dan ekonomi. Selain menimbulkan penderitaan yang bermakna bagi kaum lansia, gangguan depresi dapat mengeksaserbasi morbiditas dan disabilitas (disability), yang pada gilirannya dapat menyebabkan disrupsi dalam suatu keluarga seperti yang telah dinyatakan oleh Suparto (2001).
Menurut Nugroho (2000), lansia yang mengalami depresi dapat menunjukkan beberapa gejala-gejala yang umum diantaranya adalah : pandangan kosong, kurang atau hilangnya perhatian diri, orang lain atau lingkungan, inisiatif kurang, ketidakmampuan untuk konsentrasi, aktivitas menurun, kurangnya nafsu makan, mengeluh tidak enak badan dan kehilangan semangat, sedih atau cepat capai disepanjang waktu, susah tidur dimalam hari.
sendiri atau ditinggal pasangannya lebih rentan terjadinya depresi, depresi ini dapat terjadi sekitar 60% pada lansia yang ditinggal pasangannya.
2. Tingkat depresi pada lansia setelah dilakukan terapi aktivitas kelompok
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa setelah dilakukan terapi aktivitas kelompok sebagian besar responden mengalami depresi ringan yaitu 5 orang (71,4%) dan yang paling sedikit mengalami depresi sedang yaitu 2 orang (28,6%). Menurut Maryam, dkk (2008), terapi aktivitas kelompok bertujuan untuk meningkatkan kebersamaan, bersosialisasi, bertukar pengalaman, dan mengubah perilaku sebagaimana dinyatakan.
Kaplan (1997) menyebutkan bahwa peristiwa kehidupan yang menyebabkan stres, lebih sering mendahului episode pertama gangguan mood dari episode selanjutnya. Para klinis mempercayai bahwa peristiwa kehidupan memang peran utama dalam depresi.
Responden yang telah mendapatkan terapi aktivitas kelompok menyadari bahwa dirinya tidak sendiri, masih banyak teman-teman yang mengalami nasib yang sama dengan dirinya. Hal tersebut memberikan motivasi kepada responden untuk menerima keadaan dirinya apa adanya sehingga mengalami penurunan tingkat depresi dari sedang menjadi ringan.
3. Pengaruh terapi aktivitas kelompok terhadap penurunan tingkat depresi pada lansia di Panti Wredha Budhi Dharma Ponggalan Umbulharjo Yogyakarta
penurunan tingkat depresi pada lansia di Panti Wredha Budhi Dharma Ponggalan Umbulharjo Yogyakarta.
Terapi aktivitas kelompok yang dimaksudkan untuk mengurangi tingkat depresi menjadikan responden mengalami depresi yang lebih ringan dan memberikan persepsi yang berbeda terhadap responden dalam mensikapi depresi yang dialaminya.
Penurunan depresi pada responden bukan hanya karena terapi aktivitas kelompok yang dilakukan oleh peneliti tetapi juga disebabkan oleh terapi-terapi lain yang dilakukan rutin di Panti.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
1. Sebelum dilakukan terapi aktivitas kelompok sebagian responden mengalami depresi sedang yaitu 4 orang (57,1%) sedangkan responden yang paling sedikit mengalami depresi berat yaitu 1 orang (14,3%).
2. Setelah dilakukan terapi aktivitas kelompok sebagian besar responden mengalami depresi ringan yaitu 5 orang (71,4%) dan yang paling sedikit mengalami depresi sedang yaitu 2 orang (28,6%).
3. Hasil uji Paired T-Test memberikan nilai t sebesar 3,290 pada df 6 dengan taraf signifikan (p) 0,017 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh terapi aktivitas kelompok terhadap penurunan tingkat depresi pada lansia di Panti Wredha Budhi Dharma Ponggalan Umbulharjo Yogyakarta.
Saran
1. Panti Wredha Budhi Dharma
Bagi Panti Wredha Budhi Dharma Ponggalan Umbulharjo Yogyakarta agar dapat memberikan pelayanan yang adekuat dan dapat mengurangi depresi pada lansia dengan banyak memberikan stimulasi atau terapi kepada pasien.
2. Lansia
Agar lansia dapat mengetahui serta mampu menghindari faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya depresi sehingga dapat mengurangi tingkat depresi.
3. Keluarga
Keluarga dapat memanfaatkan terapi aktivitas kelompok di lingkungan keluarga sehingga penderita depresi tidak perlu dirawat di Panti Wredha lagi.
4. Peneliti selanjutnya
Agar melanjutkan penelitian lebih lanjut dengan menggali informasi lebih dalam dari responden seperti dukungan keluarga, status sosial dan ekonomi keluarga.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi IV. Jakarta : Rineka Cipta.
Anonim. 2007. Kesehatan Lansia Menurun Akibat Kesepian. www.resep.web.id. Accessed 15 Maret 2009.
Depkes, RI. 2001. Pedoman Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut Bagi Petugas Kesehatan. Jakarta : Direktorat Bina Kesehatan Keluarga.
Depkes, RI. 2003. Pedoman Pengelolaan : Kegiatan Kesehatan di Kelompok Usia Lanjut. Edisi ke-2. Jakarta.
Hawari, D. 2001. Manajemen Stres, Cemas dan Depresi. Fakultas Kedokteran UI. Jakarta.
Hermana. 2006. Perawatan Lanjut Usia. Jakarta : EGC
Kaplan, H.I & Sadock, B.J. 1997. Sinopsis Psikiatri, Edisi Ketujuh, Jilid 1, Alih Bahasa Widjaja Kusuma. Jakarta : Binarupa Aksara.
Keliat, B.A., & Akemat. 2004. Keperawatan Jiwa : Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta : EGC.
Lueckenotte, A.G. 2000. Gerontologic Nursing. Mosby, Year Book.
Maslim, R. 2001. Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas PPDGJ-III. Jakarta. Mangoenprasodjo. 2005. Kesehatan Lanjut Usia. Jakarta : EGC.
Maurus, J. 2007. Bahagia di Hari Tua. Yogyakarta : Trubadur.
Maryam, S.R., dkk. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta : Salemba Medika.
Nugroho, Wahjudi. 2000. Keperawatan Gerontik Edisi 2. Jakarta : EGC. Norman. 2007. Psikologi Klinis. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Setiadi. 2007. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Edisi I. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Stanley, Mickey dan Beare, Patricia Gauntlett. 2007. Buku Ajar Keperewatan. Gerontik, Edisi 2. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Stuart, G.W., & Laraia, M.T. 2001. Principles and Practice of Psychiatric Nursing. Mosby : Year Book.
Suparto. 2001. Seks Untuk Lansia. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Townsend, Mary. C. 1996. Psychiatric Mental Health Nursing : Concept of Care. Edisi Ke-2. Davis Company, Philadelpia.