Skripsi Ini Disusun untuk Melengkapi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Sosial
SKRIPSI
Oleh : RIMA SAFITRI NIM. 117 14 001
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH
ii
HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENONTON VIDEO DAKWAH
AKUN INSTAGRAM @NUNUZOO PADA FOLLOWERS
DENGAN ADAB KEPADA ALLAH, ORANGTUA, BERTEMAN DAN KESEHARIAN
Skripsi Ini Disusun untuk Melengkapi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Sosial
SKRIPSI
Oleh : RIMA SAFITRI NIM. 117 14 001
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH
vii
MOTTO
Mengetahui banyak hal memang bikin pusing, tetapi baiknya adalah kita menjadi tidak suka menyalahkan yang lainnya.
(Rifqi Aulia Erlangga)
“Seandainya kalian betul-betul bertawakal kepada Allah, sungguh Allah akan
memberikan kalian rizki sebagaimana burung mendapatkan rizki. Burung tersebut pergi pada pagi hari dalam keadaan lapar dan kembali sore harinya dalam keadaan
kenyang.”
viii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada orang-orang tersayang :
Orangtuaku, Bapak Sugiarto dan Ibu Siti Muginah yang begitu menginspirasi penulis, yang telah mengajarkan untuk menjadi manusia yang antimainstream, mengajarkan penulis menjadi manusia kuat terhadap segala macam ujian hidup,
dan masih banyak lagi yang tidak dapat diungkap satu per satu.
Untuk ibuku tersayang, Ibu Siti Muginah yang selalu menjadi sosok dambaan penulis dalam menjalani kehidupan, yang mengajarkan arti kesabaran dan kasih
sayang, serta yang telah bersedia menjadi teman curhat layaknya adik kakak.
Untuk Adikku tersayang dan terjail, Aldo Nur Indarto. Terima Kasih telah menjadi teman tidur dan bersedia menjadi obyek meluapkan kasih sayang
Untuk teman spesial, Adhitya Reza Nalendra yang selalu menyemangati dan memberikan hiburan ketika rasa bosan datang.
Adik-adik Paskibra Sartika Wijaya, Aulia, Dewi, Icha, Refly, Hendra, Oppa Fariza, Paksan, Dira, Intan dan semua teman-teman yang tidak dapat disebutkan
satu per satu. Terimakasih telah mau menjadi bagian proses kehidupan.
ix
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillah, segala puji syukur senantiasa penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat, rezeki dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Antara Intensitas Menonton Video Dakwah Akun Instagram @Nunuzoo Pada Followers dengan Adab Kepada Allah, Orangtua, Berteman dan Keseharian”
Shalawat serta salam penulis ucapkan sebanyak-banyak terhadap kekasih Allah SWT, Rasulullah SAW beserta keluarga, para sahabat dan umatnya. Semoga di yaumul akhir nanti, kita mendapat syafaat dan pertolongan dari Nabiullah Muhammad SAW.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan skripsi ini masih banyak menemui kekurangan dan kesulitan. Hal ini tidak lepas dari manusia yang jauh dari kata sempurna. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu secara materi ataupun moril, yaitu kepada :
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Dr. Mukti Ali, M.Hum. selaku dekan Fakultas Dakwah dan Dosen
Pembimbing Akademik penulis yang selalu memberi dukungan
3. Ibu Dra. Maryatin, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah yang selalu ada ketika mahasiswa membutuhkan
4. Ibu Dr. Muna Erawati, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang selalu
x
5. Bapak dan ibu dosen Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah yang sedikit banyak memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan lancar.
6. Bapak dan ibu karyawan Fakultas Dakwah IAIN Salatiga yang telah
memberikan bimbingan dan pertolongan dalam banyak hal
7. Kedua orang tua dan adik penulis yang terus memberikan dukungan 8. Kepada Adhitya Reza Nalendra yang selalu memberikan dukungan 9. Kepada The Besty, Aulia Alifatu Faizah dan Dewi Apriliyani 10. Kepada teman radio, Icha Mistiyana Rosida, Trisna, Roy, Reni 11. Kepada Dira Noermala dan Intan Nurvadzila sang korban skripsi 12. Kepada teman-teman KPI 2014, masuk bareng keluar juga bareng! 13. Kepada adik-adik Paskibra Sartika Wijaya
Skripsi ini jauh dari kesempurnaan, maka dari itu penulis berharap kritik serta saran yang membangun, agar ke depan penulis dapat instropeksi diri. Akhir kata, hanya kepada Allah SWT manusia patut berharap dan berserah diri. Terima kasih atas perhatiannya, dan semoga skripsi ini dapat membawa manfaat bagi penulis khususnya dan masyarakat pada umumnya.
Salatiga, 19 September 2018 Penulis,
xi
ABSTRAK
Safitri, Rima. 2018. Hubungan Antara Intensitas Menonton Video Dakwah Akun Instagram @Nunuzoo Pada Followers dengan Adab Kepada Allah, Orangtua, Berteman dan Keseharian. Skripsi, Jurusan Dakwah. Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Muna Erawati, M.Si.
Kata Kunci : intensitas menonton video dakwah, adab kepada Allah, adab kepada orang tua, adab berteman, adab keseharian
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap apakah ada hubungan antara intensitas menonton video dakwahpada followers @Nunuzoo dengan adab kepada Allah, orang tua, berteman dan keseharian. Diajukan satu variabel bebas yaitu intensitas menonton dakwah, dan empat variabel terikat yaitu adab kepada Allah, adab kepada orang tua, adab berteman dan adab keseharian.
Penelitian ini melibatkan 1.156 sampel followers. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Analisis data penelitian ini menggunakan teknik
chi-square dengan bantuan SPSS versi 16 for Windows.
xii
DAFTAR PENGKODEAN
1. JK Jenis Kelamin
2. Update Intensitas menonton video dakwah 3. Kapan Lama menjadi followers@Nunuzoo 4. Sh Shalat
5. Pu Puasa
6. Ma Membaca Al Qur’an
7. Kka Khusnudzon kepada Allah 8. Ts Teman sebaya
9. Lj Lawan jenis 10. Ab Adab berbicara 11. Mm Makan minum 12. To Taat orang tua
xiii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... Error! Bookmark not defined. MOTTO ... vii
A.Latar Belakang Masalah ... 1
B.Rumusan Masalah ... 6
C.Tujuan Penelitian ... 7
D.Manfaat Penelitian... 7
E. Sistematika Penulisan ...8
BAB II KAJIAN PUSTAKA ...10
A.Kajian Pustaka ... 10
B.Adab Kepada Allah ... 13
C.Adab Kepada Orang tua ... 14
D.Adab Berteman ... 17
E.Adab Keseharian ... 21
F.Intensitas Menonton Video Dakwah ... 23
xiv
H.Hubungan antara intensitas menonton video dakwah akun instagram @Nunuzoo padafollowersnya dengan tingkat adab kepada Allah, orang tua,
berteman dan keseharian ... 31
I.Hipotesis ... 33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...35
A.Pendekatan Penelitian dan Jenis Penelitian ... 35
B.Tempat dan Waktu Penelitian ... 35
C.Variabel Penelitian ... 36
D.Operasionalisasi Variabel ... 36
E.Populasi dan Sampel ... 37
F.Teknik Pengumpulan Data ... 38
G.Instrumen Penelitian ... 40
H.Uji Validitas dan Reliabilitas ... 43
I.Teknik Analisis Data ... 56
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...57
A.Deskripsi Profil Nurul Azka ... 57
B.Subjek Penelitian ... 60
C.Data Deskriptif Variasi Setiap Variabel ... 68
D.Uji Hipotesis ... 77
E. Pembahasan ...81
BAB V PENUTUP...87
A.Kesimpulan ... 87
B.Saran ... 89
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Alat Ukur Skala Likert ... 40
Tabel 3.2. blue-print kisi-kisi skala sikap ... 41
Tabel 3.3. Tabel Contoh Aitem Beserta Skoring ... 42
Tabel 3.4. Uji Validitas Item Shalat ... 44
Tabel 3.5. Uji Validitas Item Puasa ... 45
Tabel 3.6. Uji Validitas Item Membaca Alquran ... 46
Tabel 3.7. Uji Validitas Item Khusnudzon Kepada Allah ... 47
Tabel 3.8. Uji Validitas Item Adab Bergaul dengan Teman Sebaya ...48
Tabel 3.9. Uji Validitas Item Adab Bergaul dengan Lawan Jenis...49
Tabel 3.10. Uji Validitas Item Adab Berbicara ... 50
Tabel 3.11. Uji Validitas Item Adab Makan dan Minum ... 51
Tabel 3.12. Tabel Uji Validitias Item Taat Kepada Orangtua ... 52
Tabel 3.13. Tabel Uji Validitas Item Merendahkan Diri terhadap Orangtua ... 53
Tabel 3.14. Tabel Uji Validitas Item Berbicara Halus dan Lembut ... 54
Tabel 3.15. Uji Reabilitas Seluruh Aitem Setelah Validasi...55
Tabel 4.1. Jenis Kelamin Responden ...61
Tabel 4.2. Usia Responden ...62
Tabel 4.3. Jenjang Pendidikan Responden ...63
Tabel 4.4. Lama Menjadi Followers @Nunuzoo ...64
Tabel 4.5. Intensitas Menonton Video Dakwah @Nunuzoo...64
Tabel 4.6. Intensitas Menonton Video Berdasarkan Jenis Kelamin, Lama Menjadi Followers @Nunuzoo ...67
Tabel 4.7. Dispersi Variasi Adab Kepada Allah...68
Tabel 4.8. Rincian Range Adab Kepada Allah ...69
Tabel 4.9. Interval Variasi Adab Kepada Allah...70
Tabel 4.10. Dispersi Variasi Adab kepada Orang tua ...70
xvi
Tabel 4.12 Kualifikasi Variasi Adab Kepada Orang Tua...72
Tabel 4.13. Dispersi Variasi Adab Berteman...73
Tabel 4.14. Rincian Range Adab Berteman...73
Tabel 4.15 Interval Variasi Adab Berteman...74
Tabel 4.16. Dispersi Variasi Adab Keseharian...74
Tabel 4.17.Rincian RangeAdab Keseharian...75
Tabel 4.18. Kualifikasi Variasi Adab Keseharian...76
Tabel 4.19. Dispersi Intensitas Menonton Video Dakwah @Nunuzoo...76
Tabel 4.20. Rincian Range Intensitas Menonton Video Dakwah @Nunuzoo...77
Tabel 4.21. Chi-Square Tests Adab Kepada Allah...78
Tabel 4.22. Chi-Square Tests Adab Kepada Orang Tua...79
Tabel 4.23. Chi-Square Tests Adab Berteman...79
xvii
DAFTAR GAMBAR
1
Agama Islam adalah agama yang diturunkan terakhir ke bumi oleh Allah SWT melalui Nabi Muhammad SAW. Islam adalah agama penyempurna dari keberadaan agama-agama sebelumnya. Islam adalah agama dengan jumlah umat terbanyak kedua di dunia, yaitu 1,59 miliar jiwa atau 23% dari total populasi dunia yakni 7,3 miliar jiwa (Khadafi, 2017, Saat
Islam Menjadi Agama Mayoritas di
Dunia, https://google.co.id/amp/s/amp.tirto.id/saat-islam-menjadi-agama-mayoritas-di-dunia-smdV diakses pada 25 Desember 2017 pada 16.54 wib).
Perkembangan agama Islam disebarkan oleh Nabi Muhammad SAW di Mekah kemudian di Madinah dan berkembang ke seluruh dunia karena adanya proses dakwah yang dilakukan oleh para tokoh Islam. Perkembangan dakwah Islamiyah inilah yang menyebabkan agama Islam senantiasa berkembang dan disebarluaskan kepada masyarakat (Amin, 2013: 16).
2
Dakwah identik dengan ‘amar ma’ruf nahi mungkar, hal ini tertulis dengan jelas dalam Ali Imran ayat 104 :
ج
ِرَكْنُمْلا ِنَع َنْوَهْنَي َوِفوُرْعَمْلاِب َنوُرُمْأَيوِر ْيَخْلا ىَلِإ َنوُعْدَي ٌةَّمُأ ْمُكنٍّم نُكتْل و
َنْوُحِلْفُمْلا ُمُه َكِئَلْوُأَو
“Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru
pada kebijakan, menyuruh pada yang ma’ruf dan mencegah yang
mungkar; mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. Ali Imran
[3]:104)
Agar dakwah dapat diterima dengan baik oleh masyarakat (mad’u) dan dapat dilaksanakan oleh mad’u perlu menggunakan metode dalam berdakwah. Secara umum, metode dakwah terbagi menjadi tiga yaitu Bi al-hikmah, Mau’izhah hasanah, dan mujadalah. Di zaman yang semakin maju,
metode dakwah semakin berkembang seperti metode silaturahmi, metode tanya jawab, metode di’ayah (propaganda), diskusi, media massa dan media sosial atau dunia maya.
Tujuan dakwah adalah mengajak manusia untuk kembali ke jalan Allah, salah satunya adalah merubah kebiasaan atau sikap yang diyakininya dari yang buruk kembali ke yang baik sesuai syariat Allah.
3
sekarang ini, tidak mungkin dakwah hanya dilakukan di masjid-masjid yang hanya diikuti mad’u dengan jumlah terbatas. Penggunaan media-media komunikasi modern adalah keniscayaan yang harus dimanfaatkan keberadaannya untuk kepentingan menyampaikan ajaran-ajaran Islam atau pesan dakwah (Amin, 2013:113).
Di era globalisasi informasi dan teknologi seperti saat ini memberikan banyak terobosan dalam penyampaian informasi yang mudah tersebar secara praktis. Pesatnya kemajuan dibidang teknologi, dapat dimanfaatkan untuk menyebarkan ajaran-ajaran Islam atau pesan-pesan dakwah.
Perkembangan media hingga saat ini terus meningkat, mulai dari media konvensional hingga new media (media baru). Meningkatnya perkembangan media mengakibatkan meningkatnya pula penyebaran informasi, bahkan dalam waktu sekejap dapat menyebar keseluruh penjuru dunia.
4
Saat ini media sosial dipercaya dapat merubah gaya hidup seseorang dengan mudah karena sifatnya yang universal dan mudah diakses. Instagram merupakan salah satu dari media sosial. Instagram adalah media sosial untuk berbagi foto dan video singkat.
Indonesia menempati urutan ketiga penggunaan instagram di dunia. Angka ini cukup besar, yaitu 45 juta pengguna media sosial ini. Pengguna Instagram di Indonesia produktif dalam membuat konten. Tercatat, Indonesia merupakan negara penghasil Instagram Story terbesar di dunia, dengan konten dua kali lebih banyak dari rerata global (Adi, 2017,45 juta Pengguna Instragram Indonesia Terbesar di Asia,
https://bisnis.tempo.co/read/894605/45-juta-pengguna-instagram-indonesia-pasar-terbesar-di-asia, diakses pada 25
Desember 2017 pukul 20:23 WIB).
Melihat kondisi masyarakat Indonesia sebagai pengguna masif media sosial instagram menjadi peluang bagi Da’idalam penyebaran pesan dakwah Instagram yang merupakan media baru, baru-baru ini digunakan para Da’i untuk menyampaikan dakwahnya. Sehingga dampak atau pengaruh yang dirasakan dan di alami para mad’u perlu diketahui untuk mengukur apakah dakwah melalui instagram efektif untuk dilaksanakan.
5
diinginkan, selain itu generasi milinneals adalah generasi yang selalu bergantung pada teknologi, khususnya gadget.
Generasi milineals yang didominasi oleh remaja, pada zaman media sosial seperti ini memiliki intensitas yang tinggi dalam mengakses media sosial khususnya instagram.
Nurul Azka adalah mahasiswa semester enam jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Nurul Azka atau pemilik akun instagram @Nunuzoo adalah salah satu selebgram (selebriti instagram) yang membagikan konten-konten atau informasi berkarakter dakwah komedi di akun instagramnya.
Nurul Azka memulai dakwah di akun instagramnya tercatat semenjak tahun 2012. Hingga saat ini, followers atau pengikut akun@Nunuzoo tercatat 400.000 pengikut. Pengikut dari akun @Nunuzoo rata-rata orang yang berusia produktif utamanya siswa dan mahasiswa. Dari tahun ke tahun followers dari @Nunuzoo terus bertambah. Tercatat pada 10 November 2016
followers @Nunuzoo sebanyak 10.100 followers, pada 10 November 2017
followers @Nunuzoo sebanyak 360.000 followers.
Akun instagram @Nunuzoo yang menyajikan video dakwah ber-genre
6
Maka dari itu, penulis merasa tertarik untuk menganalisis tingkat intensitas menonton video dakwah pada followers akun instagram @Nunuzoo terhadap Adab kepada Allah, adab kepada orangtua, adab berteman dan adab keseharian.
Atas dasar uraian teori, pendapat dan penjelasan di atas serta dengan berbagai pertimbangan maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih dalam mengenai Hubungan Intensitas Menonton Video Dakwah Akun Instagram @Nunuzoo pada Followers dengan Adab Kepada Allah, Orangtua, Berteman dan Keseharian. Alasan penulis memilih judul ini karena ingin menelusuri apakah dakwah komedi yang disampaikan di akun instagram @Nunuzoo memiliki hubungan dalam peningkatan adab kepada Allah, adab kepada orangtua, adab berteman dan adab keseharian.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latarbelakang di atas, rumusan masalah dari penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara intensitas menonton video dakwah akun instagram @Nunuzoo pada followersnya dengan empat variabel berikut ini :
1. Adab kepada Allah? 2. Adab kepada orangtua? 3. Adab berteman?
7 C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah diuraikan penulis, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan :
1. Hubungan intensitas menonton video dakwah @Nunuzoo dengan Adab
kepada Allah.
2. Hubungan intensitas menonton video dakwah @Nunuzoo dengan Adab kepada orangtua.
3. Hubungan intensitas menonton video dakwah @Nunuzoo dengan Adab berteman.
4. Hubungan intensitas menonton video dakwah @Nunuzoo dengan Adab keseharian.
D. Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini, diharapkan membawa manfaat dalam berbagai sudut pandang yaitu :
1. Secara teoretis
8 2. Secara praktis
Melalui penelitian ini, diharapkan dapat menambah pengetahuan penulis, serta penelitian ini dapat digunakan akun @Nunuzoo atau selebgram lainnya sebagai tolak ukur keberhasilan penyampaian pesan kepada khalayaknya atau followersnya.
E. Sistematika Penulisan
Dalam penelitian ini, penulis menyusun kerangka skripsi dengan sistematika sebagai berikut :
BAB I : Pendahuluan
Pada bab 1, berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematikan penulisan skripsi.
BAB II : Kajian Pustaka
Dalam bab ini membahas tentang kajian pustaka penelitian terdahulu, teori-teori tentang intensitas menonton video dakwah, adab kepada Allah, adab kepada orang tua, adab berteman, adab keseharian, perkembangan jiwa keagamaan remaja dan hipotesis penelitian.
BAB III : Metodelogi Penelitian
9 BAB IV : Hasil dan Pembahasan
Dalam bab ini berisi tentang deskripsi Profil Nurul Azka, subjek penelitian, data deskriptif variasi setiap variabel, dan laporan hasil angket serta pembahasan hasil penelitian.
BAB V : Penutup
10 A. Kajian Pustaka
Penelitian penulis yang berjudul Hubungan Intensitas Menonton Video Dakwah Akun Instagram @Nunuzoo pada Followers dengan Adab Kepada Allah, Orangtua, Berteman dan Keseharian merujuk pada penelitian terdahulu yang relevan, sehingga dapat menjadi bahan pembanding ataupun bahan rujukan dalam penelitian ini.
Penelitian yang relevan berjudul “Hubungan Penggunaan Smartphone
dengan Perilaku Seksual di SMAN “X” Jember” oleh Alifia Rizqi Pratama
Darnoto (Darnoto, 2016 : 1-79). Fokus riset ini mengungkap hubungan antara penggunaan smartphone dengan perilaku seksual di SMAN “X” Jember.
Riset ini menggunakan pendekatan kuantitatif analisis deskriptif
cross-sectional. Populasi dalam riset ini sebanyak 917 siswa dan sampel 278 siswa. Dengan teknik sampling multistage random sampling. Pengambilan data pada riset ini menggunakan kuesioner.
Hasil uji validitas dan reabilitas diperoleh nilai r untuk kuesioner
smartphone sebesar 0,947, kuesioner mengenai pengetahuan perilaku seksual sebesar 0,92, dan indikator sikap terhadap perilaku seksual serta perilaku sosial sebesar 0,910. Hasil chi-square nya menunjukkan adanya pengaruh
11
Dalam riset Hubungan Antara Intensitas Melaksanakan Ibadah dengan Kematangan Kepribadian Siswa SMK N 3 Salatiga Tahun Ajaran
2013/2014 oleh Maziidatun Ni’mah (Ni’mah, 2014: 1-86) membahas tentang
tingkat intensitas pelaksanaan ibadah dan kematangan kepribadian siswa. Teknik pengumpulan data dalam riset ini menggunakan teknik angket dan dokumentasi. Subjek penelitian yang dilibatkan 132 orang, populasi dalam riset ini adalah siswa kelas XI di SMK N 3 Salatiga tahun ajaran 2013/2014. Teknik sampling yang digunakan adalah Stratified Random Sampling.
Analisis data yang digunakan dalam riset ini adalah analisis korelasi
12
Tabel 2.1. Kajian Pustaka
No Judul Penelitian Perbedaan dengan penelitian penulis
1. Hubungan penggunaan smartphone, sedangkan riset penulis memiliki objek penelitian instagram @Nunuzoo
2. Fokus penelitian pada riset Darnoto adalah perubahan perilaku seksual remaja, sedangkan riset penulis terfokus pada hubungan intensitas menonton video dakwah @Nunuzoo terhadap followers
dengan adab kepada Allah, Adab kepada Kepribadian Siswa di SMK N 3 Salatiga memiliki subjek penelitian adalah followers
instagram @Nunuzoo.
2. Teknik pengambilan sampel pada riset
Ni’mah adalah Stratified Random Samoling,
sedangkan teknik sampling pada penelitian penulis adalah teknik sampling kuota.
13 B. Adab Kepada Allah
1. Pengertian Adab Kepada Allah
Salah satu bentuk adab kepada Allah adalah beribadah kepada-Nya atau bertauhid kepada Allah Swt. Tauhid adalah pemurnian ibadah kepada Allah. Maksudnya yaitu menghambakan diri hanya kepada Allah secara murni dan konsekuen dengan mentaati segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya, dengan penuh rasa rendah diri, cinta, harap dan takut kepada-Nya (Wahab, 2007 : 3).
Salah satu bentuk tauhid adalah ibadah. Ibadah adalah bukti ketundukkan seseorang kepada Allah dengan cara melaksanakan ketentuan-ketentuan yang telah khusus ditetapkan oleh Allah atau Rasul-Nya, seperti salat, puasa, zakat, dan haji (Sauri, Bab VI Syariah, Ibadah, dan Muamallah.pdf yang diunduh pada hari Rabu pukul 21.56 WIB.
2. Beberapa hal yang harus diperhatikan adab kepada Allah :
a. Harus merasakan ke-Mahatahuan-Nya terhadap segala sesuatu, sehingga hati dipenuhi rasa takut dan pengagungan terhadap-Nya. Apapun yang dilakukan, terang-terangan atau secara sembunyi-sembunyi pasti diketahuinya.
b. Berlari menuju Allah dalam setiap ketentuan-Nya apapun yg sedang
dihadapi.
14
mengharapkan karunia-Nya. Jika berputus asa, maka tidak beradab kepada Allah
d. Tidak bermaksiat kepada-Nya, karena Allah sangat hebat dan besar azabnya
e. Khusnudzon kepada Allah
f. Beribadah dan menjalankan kewajiban sesuai dengan apa yang diperintahkan-Nya
g. Bersabar atas semua takdir-takdirNya, membenarkan apa-apa yang diberitakan-Nya dan melaksanakan semua kewajiban yang diperintahkan-Nya.
h. Pasrah, tunduk dan taat kepada-Nya i. Selalu berdzikir kepada-Nya
j. Berdoa, bersikap merendah diri dan hina dihadapan-Nya k. Tidak putus asa dan harap terhadap ampunan-Nya
l. Meyakini bahwa hanya di tangan Allah kekuasaan untuk memberikan manfaat, memudharatkan, menghidupkan dan mematikan.
m. Mengagungkan dan memuliakan-Nya serta mengagungkan syi’ar
-syi’ar-Nya
n. Mensyukuri nikmat yang diberikan kepada Allah (al-Usyan, 2009 : 1-3) C. Adab Kepada Orangtua
15
Terhadap orangtua, seorang anak haruslah berbakti kepada orangtua, menghormati, menyayanginya dan memenuhi hak orangtua.
Hak orangtua adalah hak yang harus dilaksanakan oleh setiap muslim. Berikut adalah adab atau hak yang wajib dilakukan selama kedua orangtua hidup dan setelah meninggal :
1. Mentaati mereka selama tidak mendurhakai Allah
Mentaati kedua orangtua hukumnya wajib atas setiap muslim. Haram hukumnya mendurhakai kedua orangtua,tidak diperbolehkan sedikit pun mendurhakai mereka berdua kecuali apabila mereka menyuruh untuk menyekutukan Allah atau mendurhakai-Nya (Nada, 2009 : 7).
Seorang muslim tidak hanya dituntut untuk tidak mendurhakai kedua orangtuanya, namun juga senantiasa berbakti terhadap keduanya. Kewajiban berbakti/ma’ruf itu hendaknya dimotivasi oleh rasa sayang kepada orang tua, bukan karena khawatir dicela atau dikecam orang lain bila tidak melakukannya dan bukan juga untuk mengundang pujian dan simpati yang melihatnya. Ini berarti kewajiban tulus dalam sikap dan kelakuan anak terhadap kedua orang tuanya (Shihab, 2016 : 236).
2. Berbakti dan merendahkan diri di hadapan kedua orang tua
Di antara bakti terhadap kedua orang tua adalah menjauhkan ucapan dan perbuatan yang dapat menyakiti kedua orang tua, walaupun dengan isyarat atau dengan ucapan ‘ah’. Termasuk berbakti kepada kedua
16
yang mereka inginkan, selama hal itu tidak mendurhakai Allah Subhanahu wa Ta’ala (Nada, 2009 : 8).
3. Merendahkan diri di hadapan kedua orang tua
Merendahkan diri dihadapan orang tua yang dimaksud di sini adalah tidak mengeraskan suara melebihi suara kedua orang tua, tidak boleh mendahului orang tua. Merendahkan diri di hadapan orang tua dengan cara mendahulukan segala urusan mereka, mempersilakan mereka duduk di tempat yang empuk, dan lain sebagainya (Nada, 2009 : 8).
4. Berbicara dengan lembut di hadapan orang tua
Berbicara dengan lembut merupakan kesempurnaan bakti kepada kedua orang tua dan merendahkan diri di hadapan kedua orang tua. Berbicara dengan orang tua haruslah dengan ucapan yang lemah lembut dan baik serta dengan lafazh yang bagus.
5. Menyediakan makanan untuk orang tua
6. Meminta izin kepada orang tua sebelum berjihad dan berpergian untuk urusan lain
7. Memberikan harta kepada orang tua menurut jumlah yang mereka inginkan
8. Membuat keduanya ridha dengan berbuat baik kepada orang-orang yang
dicintai mereka
9. Memenuhi sumpah kedua orang tua
17
Maksud dari mendahulukan ibu ialah lebih bersikap lemah lembut, berperilaku baik dan memberikan sikap yang lebih halus daripada ayah, hal ini apabila keduanya berada di atas kebenaran
12. Memandang kedua orang tua dengan pandangan yang menyejukkan
(Nada, 2009 : 9-10). D. Adab Berteman
Pergaulan adalah suatu interaksi yang terjadi di dalam masyarakat. Pergaulan adalah kebutuhan setiap manusia sebagai makhluk sosial. Pergaulan adalah akhlak atau budi pekerti yang telah dibahas lengkap dalam Islam (Azizi, 2016 : 69).
Dalam adab bergaul terdapat beberapa macam, yaitu adab bergaul dengan teman sebaya, adab bergaul dengan orang yang lebih tua, adab bergaul dengan orang yang lebih muda, dan adab bergaul dengan lawan jenis.
1. Pengertian Adab Bergaul dengan Teman Sebaya
Adab bergaul sesama teman sebaya adalah pertemanan seorang individu dengan individu lainnya yang tingkat usianya hampir sejajar. Pergaulan remaja memiliki ciri khas, seorang remaja memiliki kebutuhan untuk diterima oleh teman sebayanya. Bagi seorang teman sebayanya terhadap dirinya merupakan hal yang sangat penting (Azizi, 2016 : 72-73). 2. Adab Bergaul dengan Teman Sebaya
18 a. Saling menghormati
Setiap manusia di dunia ini memiliki latar belakang yang berbeda-beda. Mulai dari agama, tradisi, kebudayaan, dan norma yang berbeda. Dalam bergaul, sikap saling menghormati yang harus dimiliki oleh setiap orang.
Sikap saling menghormati berarti menempatkan hak dan kewajiban secara seimbang. Menempatkan persamaan hak dan kewajiban secara seimbang sangat dianjurkan oleh Islam (Azizi, 2009 : 76).
b. Tolong-menolong
Tolong-menolong merupakan hal yang sangat dianjurkan oleh Islam terhadap sesama manusia. Tolong menolong dalam hal kebajikan.
c. Cinta dan kasih sayang
Kasih sayang antara teman sangatlah penting. Kasih sayang akan melahirkan kekuatan yang besar. Kasih sayang yang akan menciptakan masyarakat yang rukun, solid dan kompak yang akan melahirkan kepekaan sosial yang kuat, bahkan seseorang yang menyayanginya temannya dengan tulus akan melahirkan persaudaraan yang hakiki (Azizi, 2009 : 77).
19
bertemu, tidak masa bodoh tentang apa yang terjadi terhadap temannya (Shihab. 2016 : 258).
d. Saling menasehati
Apabila dalam suatu hubungan pertemanan terjadi perselisihan, hendaknya segera untuk meminta maaf atas kesalahan yang diperbuat. Azizi (Azizi, 2009 : 77) menjelaskan ketika ada teman yang berselisih atau bertengkar ataupun melakukan perbuatan yang tidak baik terhadap teman-teman yan lain maka kita wajib menasehatinya.
e. Tidak bermusuhan
Bermusuhan artinya tidak ramah atau tidak bersahabat. Seorang muslim dilarang saling membenci sebab Allah Swt telah menjadikan mereka teman dan saudara yang menyayangi bukan saling membenci (Azizi, 2009 :79).
f. Tidak terjerat dalam pergaulan bebas g. Tidak menyalahi norma-norma 3. Adab Bergaul dengan Lawan Jenis
20
4. Adab bergaul dengan lawan jenis seperti berikut : a. Berteman semata-mata hanya karena Allah
Siapa saja yang bersahat, bergaul dan berkomunikasi dengan lwan jenisnya harus didasarkan pada pandangan hanya karena Allah. Indikatornya adalah senantiasa berusaha untuk melakukan aktifitas dengan saling menjaga kehormatan sesuai dengan petunjuk Allah. b. Menutup aurat
Secara maknawi aurat adalah segala sesuatu yang dapat menjadikan seorang malu atau mendapatkan aib (cacat), entah perkataan, sikap ataupun tindakan, aurat sebagai bentuk dari suatu kekurangan maka sudah seharusnya ditutupi dan tidak untuk dibuka atau dipertontonkan di muka umum (Baso, 2015 : 186).
Berteman dengan lawan jenis tentu melibatkan hubungan pertemanan antara perempuan dan pria. Menutup aurat sangat diwajibkan bagi pria maupun perempuan yang terlibat dengan pergaulan.
c. Menundukkan pandangan
Islam memerintahkan pria dan perempuan untuk menundukkan pandangan. Islam juga mengajarkan agar selalu menjaga mata sehingga tidak melakukan perbuatan maksiat.
21 e. Tidak Berzina
Berzina adalah hubungan suami istri yang tidak terikat dengan pernikahan (perkawinan). Di antara akibat buruk berzina adalah berkurangnya iman, hilangnya sikap menjaga diri dari perbuatan dosa, memiliki kepribadian buruk dan tidak memiliki rasa cemburu. Berzina dapat menghilangkan rasa malu (Azizi, 2009 : 81)
E. Adab Keseharian
1. Pengertian adab makan dan minum
Allah Swt memerintahkan kepada orang-orang yang beriman agar mereka memakan makanan yang halal yang telah rizkikan kepada mereka.
(Hafizah, 2013, Ringkasan Adab Islam,
https://albayyinatulilmiyyah.wordpress.com/2013/08/07/buku-ringkasan-adab-islam/, diunduh pada tanggal 18 April 2018 pukul 21.50 WIB).
2. Adab makan dan minum
Dalam makan dan minum, juga terdapat adab-adabnya. Berikut adab-adab makan :
a. Makan makanan yang halal (cara perolehannya dan halal dzatnya) b. Sesuai dengan kebutuhan
c. Makan secukupnya (tidak melampaui batas) d. Tidak mencela makanan
e. Tidak makan makanan yang beraroma busuk f. Mencuci tangan sebelum makan
22 h. Makan menggunakan tangan kanan
i. Sekurang-kurangnya makan menggunakan 3 jari j. Makan sambil duduk
k. Menghisap jari-jari setelah makan l. Makan dari pinggir bukan tengah
m. Menghabiskan makanan (Shihab, 2016 : 276-280) Adab minum :
a. Memulai dengan bacaan basmalah b. Menggunakan tangan kanan
c. Meminum sesuai dengan aturan kesehatan d. Tidak meniup minuman
e. Tidak minum seperti unta f. Minum sambil duduk g. Tidak mencela minuman
h. Menghabiskan minuman yang diminum (Bahruddin, tanpa tahun : 140-141)
3. Adab berbicara
Salah satu nikmat Allah yang dinyatakan secara khusus dalam Al-Qur’an adalah nikmat pengajaran berekspresi. Ekspresi tidak hanya terbatas
23
dimintai pertanggungjawaban oleh Allah Swt, maka dari itu manusia harus memperhatikan setiap perkataannya.
4. Adab-adab berbicara
a. Isi percakapan adalah kebaikan (tidak mengumpat, melaknat,
menghardik, dan lain-lain)
b. Berusaha menghindari perdebatan c. Berusaha menghindari dusta d. Berusaha menghindari canda
e. Berusaha menghindari ghibab dan adu domba
f. Berusaha adil dalam memberikan pujian (Baharuddin, tanpa tahun : 134 -136)
g. Menggunakan kata-kata yang jelas dan mudah dimengerti h. Tidak bertele-tele dan juga tidak terlalu singkat
i. Tidak mengeluarkan suara yang melengking j. Menggunakan suara yang lembut
k. Tidak menghina, tidak berteriak atau menuding (Shihab, 2016 : 283-285)
F. Intensitas Menonton Video Dakwah
Intensitas adalah keadaan tingkatan atau ukuran intensnya. Sedangkan intens adalah hebat atau sangat kuat, tinggi (mutu), bergelora, penuh semangat, berapi-api, berkobar-kobar (perasaan), sangat emosional (Kamus Besar Bahasa
Indonesia, 2007:438). Menurut Ni’mah, intensitas adalah
24
tinggi-rendah, semangat baik dari tindakan atau perasaan dalam melaksanakan sebuah aktivitas/usaha untuk mendapatkan hasil yang maksimal/mutu yang
tinggi (Ni’mah, 2014 : 8). Menurut Haidir, intensitas adalah sebagai usaha
yang dilakukan oleh seseorang dengan penuh semangat untuk mencapai tujuan (Haidir, 2012: 11).
Dari beberapa pengertian di atas, dapat diartikan bahwa intensitas adalah kekuatan/kesungguhan yang tercermin pada tingkat frekuensi, kuat-lemah, tinggi-rendah, semangat baik dari tindakan atau perasaan dalam melaksanakan aktivitas/usaha untuk dapat mencapai tujuan.
Intensitas memiliki keterkaitan dengan motivasi, motivasi menurut
Makmun dalam Ni’mah diartikan juga sebagai suatu kekuatan (power) atau
tenaga (forces) atau daya (energy) (Ni’mah, 2014 : 8). Intensitas merupakan
realitas dari motivasi dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan (Haidir, 2012: 11). Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa keterkaitan intensitas dengan motivasi adalah adanya kekuatan yang hebat untuk melakukan sesuatu.
Menurut Nuraini dalam Haidir, menyatakan intensitas memiliki beberapa indikator sebagai berikut :
1. Motivasi
25
dapat melakukan tindakan, termasuk perasaan menyukai materi dan kebutuhannya terhadap materi tersebut. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah hal atau keadaan yang mendorong untuk melakukan tindakan karena adanya rangsangan dari luar individu.
2. Durasi kegiatan
Durasi kegiatan yaitu berapa lamanya kemampuan penggunaan untuk melakukan kegiatan. Dari indikator ini dapat dipahami bahwa motivasi akan terlihat dari kemampuan menggunakan waktunya untuk melakukan kegiatan.
3. Frekuensi kegiatan
Frekuensi dapat diartikan dengan kekerapan atau kejarangan kerapnya, frekuensi yang dimaksud adalah seringnya kegiatan itu dilaksanakan dalam periode waktu tertentu.
4. Presentasi
Presentasi yang dimaksud adalah gairah, keinginan atau harapan yang keras yaitu maksud, rencana, cita-cita atau sasaran, target dan idolanya yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan.
5. Arah sikap
26
Sedangkan dalam bentuknya yang positif kecenderungan tindakan adalah mendekati, menyenangi, dan mengharapkan objek tertentu.
6. Minat
Minat timbul apabila individu tertarik pada sesuatu karena sesuai dengan kebutuhannya atau merasakan bahwa sesuatu yang akan digeluti memiliki makna bagi dirinya. Minat ini erat kaitannya dengan kepribadian dan selalu mengandung unsur afektif, kognitif, dan kemauan. Ini memberikan pengertian bahwa individu tertarik dan kecenderungan pada suatu objek secara terus menerus, hingga pengalaman psikisnya lainnya terabaikan (Haidir, 2012 : 11-12).
Video adalah media audio visual, atau media yang memiliki suara dan gambar bersama-sama. Video adalah gambar bergerak yang memiliki suara.
Dakwah menurut Budiharjo dalam Yahya merupakan suatu proses penyampaian, ajakan atau seruan kepada orang lain agar mau memeluk, mempelajari dan mengamalkan ajaran agama secara sadar, sehingga menjadikannya bangkit dan kembali ke potensi fitrinya yang tujuannya adalah bahagia di dunia dan akhirat (Yahya, 2016 : 88).
27
Dari keterangan di atas, maka intensitas menonton video dakwah adalah kekuatan/kesungguhan yang tercermin pada tingkat frekuensi, kuat-lemah, tinggi-rendah, semangat baik dari tindakan atau perasaan dalam melaksanakan aktivitas/usaha dalam hal ini menonton video dakwah untuk dapat mencapai tujuan yaitu bahagia dunia dan akhirat.
G. Perkembangan Agama pada Remaja
Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanan ke masa dewasa, meliputi semua perkembangan yang dialami sebagai persiapan memasuki masa dewasa (Yulianti, 2017 : 192).
Dalam hal keagamaan pun, remaja juga mengalami perkembangan. Menurut Wagner dalam Hurlock yang dikutip (Ni’mah, 2014 : 30) banyak
remaja menyelidiki agama sebagai suatu sumber dari rangsangan emosional dan intelektual. Pemuda tidak ingin mempelajari agama berdasarkan pengertian intelektual dan tidak ingin menerima begitu saja.
Masa remaja meliputi perkembangan, pertumbuhan dan permasalahan yang jelas berbeda dengan masa sebelumnya maupun masa sesudahnya. Remaja yang memiliki konsep diri yang positif, tentunya akan benar-benar memanfaatkan umur dan masa muda yang diberikan oleh Allah kepadanya dengan sebaik mungkin. Segala sesuatu akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah di hari kiamat kelak.
28
berpikir, biarkan saja, kalau sudah menjelang tua baru memperbaiki ibadah kepada Allah. Terkadang seseorang lebih mementingkan dunia daripada akhirat (Rochmah, 2017 : 203).
Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa. Pada masa ini terjadi banyak goncangan dalam jiwa remaja (Thaib, 2015 : 246). Remaja sering kali melakukan apa saja yang disukainya, dan bertentangan dengan nilai kehidupan dan agama yang ada.
Perkembangan jiwa agama pada masa remaja pun turut berkembang seiring perkembangan jasmani dan rohani remaja. Menurut Ramayulis (dalam Thaib, 2015 : 252) masa remaja menduduki tahap progresif. Masa mencakup masa juvenilitas (asolescantium), pubertas, dan nubilitas.
Aspek perkembangan agama pada remaja ditandai oleh beberapa faktor perkembangan jasmani dan rohani. Menurut W. Starbuck (dalam Thaib, 2015 : 252) yaitu :
1. Pertumbuhan pikir dan mental.
Ide dan dasar keyakinan beragama yang diterima remaja dari masa kanak-kanak sudah tidak begitu menarik bagi remaja. Sikap kritis terhadap agama mulai timbul. Selain masalah agama, remaja juga tertarik terhadap masalah kebudayaan, sosial, ekonomi, dan norma-norma kehidupan lainnya. Perkembangan pikiran dan mental remaja turut mempengaruhi keagamaan mereka.
29
Berbagai perasaan telah berkembang pada masa remaja. Perasaan sosial, etis dan estetis mendorong remaja untuk menghayati perikehidupan yang terbiasa dalam lingkungan kehidupan agamis akan cenderung mendorong dirinya untuk lebih mendekatkan diri ke arah agamis.
3. Pertimbangan sosial
Corak keagamaan para remaja ditandai oleh adanya pertimbangan sosial. Dalam kehidupan keagamaan mereka timbul konflik antara pertimbangan moral dan material, remaja sangat bingung menentukan kedua pilihan tersebut.
4. Perkembangan moral
Perkembangan moral pada remaja bertitik tolak dari rasa berdosa dan usaha untuk mencari proteksi. Tipe moral yang juga terlihat pada para remaja mencakupi :
a. Self-directive, taat akan agama atau moral berdasarkan pertimbangan
pribadi
b. Adaptive, mengikuti situasi lingkungan tanpa mengadakan kritik
c. Submissive, merasakan adanya keraguan terhadap ajaran moral dan agama
d. Unadjusted, belum meyakini akan kebenaran ajaran agama dan moral e. Deviant, menolak dasar dan hukum keagamaan dan moral masyarakat 5. Sikap dan minat
30
serta lingkungan agama yang mempengaruhi remaja (besar kecil minatnya) (Thaib, 2015 : 253-254).
Remaja adalah ia yang berumur 10 tahun hingga 22 tahun. Pada usia seperti ini, pada zaman sekarang disebut-sebut sebagai generasi Y atau bisa disebut sebagai generasi millineals. Generasi millineals adalah orang-orang yang lahir pada tahun 1980-2000an (Sebastian,Amran, lab 2016 : 4).
Generasi millineals atau generasi langgas (bebas) memiliki karakteristik yaitu bebas memilih apa yang diminati. Generasi millineals
adalah generasi yang berbeda. Generasi millineals adalah generasi yang selalu ingin efisien, maksudnya tidak membuang-buang waktu. Selain itu, generasi millinealsadalah generasi yang terkena dampak information overload, yaitu mendapatkan informasi yang sangat banyak sehingga generasi millineals perlu kemampuan utuk memilih informasi mana yang harus dikonsumsi dan bagaimana cara membuat prioritas.
Generasi millineals memiliki karakter seperti berikut : 1. Collective (memiliki solidaritas tinggi dalam ikatan kelompok)
2. Costumisation (Setiap tren diadopsi dan diterjemahkan kembali menurut pemahaman masing-masing)
3. Community (selalu ingin turut serta dalam komunitas) 4. Close to family (dekat dengan keluarga)
31 6. Chasing inspiration
7. Connected (koneksi)
8. Confidence (percaya diri) (Sebastian, Amran, Lab, 2016 : 33-43). H. Hubungan antara intensitas menonton video dakwah akun instagram
@Nunuzoo pada followersnya dengan tingkat adab kepada Allah, orang tua, berteman dan keseharian
Remaja adalah masa transisi dari masa kanak-kanan menjadi masa dewasa, yang mana pada masa ini akan mengalami goncangan dan perubahan di dalam dirinya. Perkembangan remaja yang dijalani menuntut remaja untuk dapat beradaptasi dengan apa yang ada.
Perkembangan jiwa keagamaan remaja juga dibarengi dengan perkembangan remaja itu sendiri. Banyak faktor yang dapat menjadi aspek perkembangan jiwa keagamaan remaja diantaranya perkembangan pikiran remaja yang semakin kritis, yang tidak dapat menerima secara mentah nilai-nilai keagamaan hanya dari intelektual saja.
32
https://tekno.kompas.com/read/2018/02/22/16453177/berapa-jumlah-pengguna-internet-indonesiadiakses pada 01 April 2018 pukul 11:45 WIB).
Intensitas remaja dalam mengakses media sosial sangat tinggi, hal ini diperkuat dengan artikel (Agung, 2017, Pengguna Internet di Indonesia Akses
Medsos 3 Jam Per Hari,
https://m.cnnindonesia.com/teknologi/20171218192500-192-63281/pengguna-internet-di-indonesia-akses-medsos-3-jam-per-hari diakses pada tanggal 19
September 2018 pada pukul 10.12 WIB)yang menemukan bahwa rata-rata durasi penggunaan internet orang Indonesia mencapai 8 jam 44 menit, sementara 3 jam 15 menit untuk mengakses media sosial. Mengakses media sosial dapat berupa menonton video atau hanya sekedar melihat gambar. Intensitas yang tinggi diperkirakan dapat membawa arah sikap remaja yang positif apabila media yang digunakan sesuai dengan keinginan.
Pada masa seperti sekarang ini dakwah dapat dilakukan melalui media
sosial, sehingga para da’i diminta untuk menggunakan teknologi sebagai media
penyebaran dakwah. Berdakwah dapat melalui video, yang memberikan konten-konten tentang keislaman. Banyak sekali konten yang dapat disampaikan, karena pada dasarnya isi dakwah dengan media apa saja sama.
33
kepada orang tuanya melalui banyak cara. Konten video yang berisi adab berteman mengajak followersnya untuk berteman sesuai dengan syariat islam, dan video yang berkonten adab keseharian dapat mengajak untuk melakukan kegiatan sehari-hari sesuai dengan ajaran Nabi.
Apabila followers dari akun instagram memiliki intensitas menonton video dakwah yang tinggi, diprekdisikan akan dapat meningkatkan tingkat adab kepada Allah, adab kepada orang tua, adab berteman dan adab keseharian.
I. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2012 : 64).
Terdapat 3 bentuk hipotesis, hipotesis deskriptif (variabel mandiri), komparatif (perbandingan) dan asosiatif (hubungan). Hipotesis dalam penelitian ini adalah hipotesis asosiatif yaitu jawaban sementara terhadap rumusan masalah asosiatif, yaitu menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2012 : 69). Ho menunjukkan hipotesis bernilai negatif, dan Ha adalah hipotesis bernilai positif.
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah :
1. Ho : Tidak ada hubungan antara intensitas menonton video dakwah pada
akun instagram @Nunuzoo pada followersnya dengan tingkat adab kepada Allah.
34
2. Ho : Tidak ada hubungan antara intensitas menonton video dakwah pada akun instagram @Nunuzoo pada followersnyadengan tingkat adab kepada orang tua.
Ha : Ada hubungan antara intensitas menonton video dakwah pada akun instagram @Nunuzoo pada followersnya dengan tingkat adab kepada orang tua.
3. Ho : Tidak ada hubungan antara intensitas menonton video dakwah pada
akun instagram @Nunuzoo pada followersnya dengan tingkat adab berteman..
Ha : Ada hubungan antara intensitas menonton video dakwah pada akun instagram @Nunuzoo pada followersnya dengan adab.
4. Ho : Tidak ada hubungan antara intensitas menonton video dakwah pada
akun instagram @Nunuzoo pada followersnya dengan tingkat adab keseharian.
35
A. Pendekatan Penelitian dan Jenis Penelitian
Dalam skripsi ini penulis menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menemukan keterangan mengenai apa yang ingin diketahui (Darmawan, 2013:37)
Sedangkan jenis penelitian yang diterapkan penulis adalah penelitian analisis deskriptif chi-square. Chi-square merupakan salah satu jenis uji komparatif non parametris yang sering dipakai, chi square
berfungsi untuk membandingkan frekuensi yang diamati dan diharapkan ke dalam masing-masing kategori untuk diuji apakah semua kategori mempunyai proporsi nilai yang sama atau masing-masing kategori mempunyai proporsi nilai yang khusus (Sarwono, 2009:201).
B. Tempat dan Waktu Penelitian
C. Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas (independent variable) yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain, disimbolkan dengan “x”. Dalam
penelitian ini variabel x yang dimaksud adalah intensitas menonton video dakwah pada akun instagram @Nunuzoo.
2. Variabel terikat (dependent variable) yaitu variabel yang diakibatkan atau dipengaruhi oleh variabel bebas (x). Variabel terikat disimbolkan dengan huruf “y”. Variabel “y” dalam penelitian ini adalah adab
kepada Allah, adab kepada orangtua, adab berteman dan adab keseharian.
D. Operasionalisasi Variabel
1. Intensitas menonton video dakwah akun instagram @Nunuzoo yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah seberapa update atau seberapa frekuensi keseringan menonton video dakwah yang diposting oleh akun instagram @Nunuzoo
2. Adab kepada Allah yang dimaksud disini adalah ciri-ciri yang menunjukkan bahwa followers @Nunuzoo menerapkan adab kepada Allah dalam kehidupannya. Seperti menjalankan ibadah shalat, puasa dan khusnudzon kepada Allah.
4. Adab berteman yang dimaksud dalam penelitian ini adalah adab-adab berteman dengan teman sebaya dan berteman dengan lawan jenis 5. Adab keseharian dalam penelitian lebih kepada adab berbicara dan
adab makan dan minum. E. Populasi dan Sampel
Dalam suatu penelitian, subjek penelitian sangat diperlukan agar mendapatkan data yang valid. Populasi merupakan seluruh subjek penelitian. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penulis untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2017: 80). Populasi dari skripsi ini adalah
followers dari instagram @Nunuzoo sebanyak 400.000 followers tercatat pada tanggal 4 Februari 2018.
Agar suatu riset tidak memakan waktu lama dan mengeluarkan banyak biaya, maka diperlukan sampel atau sebagian dari populasi. Sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil secara representatif atau mewakili populasi yang bersangkutan atau bagian kecil yang diamati. Suatu riset akan dikatakan berhasil apabila memiliki data yang valid, semakin banyak data yang diterima maka tingkat kesalahan akan semakin sedikit. Teknik sampling yang digunakan dalam riset ini adalah
nonprobability sampling yaitu sampling kuota.
diinginkan (Sugiyono, 2017 : 85). Sampel yang digunakan penulis adalah 1% dari followers @Nunuzoo, yaitu sebanyak 4.000 sampel.
F. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini pengumpulan data menggunakan dua macam data, yaitu :
1. Data primer a. Kuesioner
Kuesioner adalah seperangkat pertanyaan yang disusun secara logis, sistematis tentang konsep yang menerangkan tentang variabel-variabel yang diteliti (Iskandar, 2008 : 77).
Tujuan menyebarkan kuesioner kepada responden adalah untuk mendapatkan data mengenai permasalahan penelitian sesuai dengan variabel yang ditentukan, agar mendapatkan hasil penelitian yang valid. Namun kuesioner yang disebarkan harus memiliki validitas dan realibilitas yang tinggi (Iskandar, 2008 : 77).
Kuesioner disebarkan kepada seluruh responden, yang merupakan followers @Nunuzoo. Penyebaran kuesioner dilakukan secara online (melalui whatsapp, dan instagram).
Teknik yang digunakan penulis dalam menyebarkan kuesioner adalah sebagai berikut :
1. Kuesioner dibuat melalui aplikasi googleform
2. Kuesioner berbentuk digital yang dapat disebarkan secara
3. Penyebaran kuesioner dilakukan melalui media sosial seperti
Whatsapp, dan Instagram.
4. Sebelum mengisi kuesioner, penulis memohon izin kesediaan
followers @Nunuzoo untuk mengisi kuesioner, disertakan pula kuesionernya.
5. Secara otomatis, jawaban dari followers @Nunuzoo akan tersimpan dalam database googleform penulis.
b. Skala
Untuk mengukur variabel, penelitian ini menggunakan metode kuesioner dengan skala Likert.Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomenal sosial. Fenomena sosial telah ditetapkan secara spesifik oleh penulis atau yang disebut dengan variabel penelitian (Sugiyono, 2017 : 93).
Tabel 3.1 Alat Ukur Skala Likert (Sugiyono, 2017 : 94)
No. Pernyataan Skor
1. Sangat Setuju/selalu/sangat positif 5
2. Setuju/sering/positif 4
3. Ragu-ragu/kadang-kadang/netral 3 4. Tidak setuju/hampir tidak pernah/negatif 2 5. Sangat tidak setuju/tidak pernah 1 2. Data Sekunder
a. Dokumentasi
Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah dokumentasi. Dokumentasi yang dimaksud adalah pengumpulan data variabel melalui referensi-referensi buku yang sesuai dengan penelitian ini, jurnal dan penelitian terdahulu, majalah, dan website. Hal-hal yang didapat dari metode dokumentasi ialah penjelasan per variabel. postingan video dari akun @Nunuzoo, serta website internet yang memiliki informasi terkait dengan penelitian ini.
b. Interview
Sumber data sekunder yang kedua adalah interview. Interview atau wawancara dilakukan untuk mendapatkan data diri, proses pembuatan konten dakwah, dan lain sebagainya sebagai penunjang informasi mengenai pemilik akun instagram @Nunuzoo. G. Instrumen Penelitian
dalam blue-print, aspek atau dimensi adab-adab yang menjadi variabel tidak hanya disebutkan namanya dan diuraikan indikatornya saja, melainkan juga dilengkapi dengan angka-angka yang menunjukkan bobotnya masing-masing. Bobot tersebut dinyatakan dalam bentuk presentase.
Tabel 3.2. blue-print kisi-kisi skala sikap
Aspek Aitem Nomor Berikut contoh dari setiap aitem :
2. Adab Kepada orang tua: Saya sering merasa sedih ketika mengingat hubungan antara intensitas menonton video dakwah akun instagram @Nunuzoo padafollowers dengan tingkat adab kepada Allah, adab kepada orang tua, adab berteman dan adab keseharian.
Setiap aitem dalam skala Likert yang disuguhkan responden diminta untuk memilih 5 jawaban yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Ragu-Ragu (RR), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS).
Jawaban yang dipilih responden adalah jawaban yang sesuai dengan pengalamannya. Tidak ada jawaban benar atau salah. Kuesioner ini digunakan hanya untuk kepentingan akademik. Setiap aitem memiliki skor masing-masing, Sangat Setuju memiliki skor 5, Setuju memiliki skor 4, Ragu-ragu memiliki skor 3, Tidak Setuju memiliki skor 2, dan Sangat Tidak Setuju memiliki skor 1.
Tabel 3.3. Tabel Contoh Aitem Beserta Skoring
H. Uji Validitas dan Reliabilitas
Untuk mendapatkan instrumen yang baik, harus memiliki validitas dan reabilitas instrumen yang akan digunakan dalam penelitian tersebut. Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Sedangkan instrumen yang reabilitas adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Iskandar, 2008 : 94).
1. Uji Validitas
Uji validitas pada penelitian ini adalah pengujian validitas konstruksi (construct validity). Untuk menguji validitas instrumen menggunakan validitas konstruksi dapat dilakukan dengan meminta pendapat dari ahli. Para ahli diminta pendapatnya tentang instrumen yang telah disusun, para ahli data memberi keputusan : instrumen dapat digunakan tanpa perbaikan, ada perbaikan, dan mungkin rombak total. Jumlah tenaga ahli minimal tiga orang (Sugiyono, 2017 : 125).
Setelah pengujian konstruksi dari ahli, maka dilakukan uji coba instrumen yang dilakukan kepada sampel penelitian sejumlah 18 orang. Setelah data ditabulasikan, maka pengujian validitas konstruksi dilakukan dengan analisis faktor, yaitu mengkorelasikan antar skor item instrumen dalam suatu faktor, yaitu dengan mengkorelasikan skor faktor dengan skor total. Bila korelasi tiap faktor positif dan memiliki besaran 0,30 ke atas maka faktor tersebut merupakan
butir valid atau tidak, dapat diketahui dengan mengkorelasikan antara skor butir dengan skor total (Y) (Sugiyono, 2017 : 125-126).
Adapun hasil dalam pengujian validitas data secara statistik diperoleh dengan bantuan aplikasi komputer SPPS versi 16. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui apakah setiap aitem dalam penelitian ini valid atau tidak.
Berikut adalah hasil uji validitas empat variabel yang merupakan output dari hitungan aplikasi komputer SPSS versi 16 :
Pada table 3.4. diketahui bahwa angka r hitung untuk sh1 adalah 0,361, sh2 sebesar 0,706, sh3 sebesar 0,299, dan sh4 sebesar 0,564. Dapat diketahui bahwa sh1, sh2 dan sh4 valid karena memiliki nilai lebih dari 0,3, sedangan sh3 tidak valid karena hanya memiliki nilai 0,299 atau kurang dari 0,3.
Tabel 3.4. Uji Validitas Item Shalat
sh1 sh2 sh3 sh4 shalat
Berdasarkan tabel 3.5. didapatkan hasil item 1 yang berkode pu1 mendapatkan r hitung 0,69, pu2 sebesar 0,652, pu3 sebesar 0,533, dan pu4 sebesar 0,593. oleh karena iu, keempat item puasa di atas dinyatakan valid karena memiliki r hitung lebih dari 0,30.
Tabel 3.5. Uji Validitas Item Puasa
pu1 pu2 pu3 pu4 puasa **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Pada tabel 3.6. diketahui bahwa angka r hitung untuk ma1 adalah 0,155, ma2 sebesar 0,805, ma3 sebesar 0,538, dan ma4 sebesar 0,158. Dapat diambil kesimpulan bahwa item ma1 (0,155) dan ma4 (0,158) dinyatakan tidak valid karena r hitung kurang 0,30. sedangkan item ma2 (0,805) dan ma3 (0,538) valid karena memiliki r hitung lebih dari 0,30.
Tabel 3.6. Uji Validitas Item Membaca Alquran
ma1 ma2 ma3 ma4 **. Correlation is significant at the 0.01 level
(2-tailed).
Pada tabel 3.7. diketahui bahwa angka r hitung untuk item khusnudzon kepada Allah, diperoleh kka1 sebesar 0,778, kka2 sebesar 0,608, kka3 sebesar -0,304, dan kka4 sebesar 0,524. item kka1 (0,778), kka2 (0,608), dan kka4 (0,524) valid, karena memili r hitung lebih dari 0,30, sedangkan kka3 (-0,304) dinyatakan tidak valid karena memiliki r hitung kurang dari 0,30.
Tabel 3.7. Uji Validitas Item Khusnudzon Kepada Allah
kka1 kka2 kka3 kka4 **. Correlation is significant at the 0.01 level
(2-tailed).
Pada tabel 3.8. diketahui bahwa angka r hitung untuk item berkode ts, diperoleh ts1 sebesar 0,569, ts2 sebesar 0,850, ts3 sebesar 0,163 dan ts4 sebesar 0,146. Dari output di atas didapatkan hasil bahwa ts1 (0,569) dan ts2 (0,850) valid karena memiliki nilai r hitung lebih besar daripada 0,30, sedangkan ts3 (0,163) dan ts4 (0,146) tidak valid karena memiliki nilai r hitung kurang dari 0,30.
Tabel 3.8. Uji Validitas Item Adab Bergaul dengan Teman Sebaya
ts1 ts2 ts3 ts4 *. Correlation is significant at the 0.05 level
(2-tailed).
Pada tabel 3.9. diketahui bahwa angka r hitung untuk item berkode lj, diperoleh hasil lj1 sebesar 0,628, lj2 sebesar 0,517, lj3 sebesar 0,493, dan lj4 sebesar 0,614. Dari hasil di atas, dapat dikatakan bahwa lj1 hingga lj4 dinyatakan valid karena memiliki nilai r hitung lebih dari 0,30.
Tabel 3.9. Uji Validitas Item Adab Bergaul dengan Lawan Jenis
lj1 lj2 lj3 lj4 lawan_jenis lj1 Pearson Correlation 1 .042 .242 .102 .628**
Sig. (2-tailed) .869 .334 .688 .005 N 18 18 18 18 18 lj2 Pearson Correlation .042 1 -.012 .207 .517*
Sig. (2-tailed) .869 .962 .411 .028 N 18 18 18 18 18 lj3 Pearson Correlation .242 -.012 1 -.030 .493*
Sig. (2-tailed) .334 .962 .907 .038 N 18 18 18 18 18 lj4 Pearson Correlation .102 .207 -.030 1 .614**
Sig. (2-tailed) .688 .411 .907 .007 N 18 18 18 18 18 lawan_je
nis
Pearson Correlation .628** .517* .493* .614** 1
Sig. (2-tailed) .005 .028 .038 .007
N 18 18 18 18 18 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Pada tabel 3.10. diketahui bahwa angka r hitung untuk item adab berbicara, diperoleh ab1 sebesar 0,217, ab2 sebesar 0,762, ab3 sebesar 0,499, dan ab4 sebesar 0,525. Dari keempat item adab berbicara yang diuji validitasnya, hanya ab1 (0,217) yang tidak memenuhi r hitung lebih dari 0,30.
Tabel 3.10. Uji Validitas Item Adab Berbicara
ab1 ab2 ab3 ab4 **. Correlation is significant at the 0.01
level (2-tailed).
Pada tabel 3.11. diketahui bahwa angka r hitung untuk item adab makan dan minum, diperoleh mm1 sebesar 0,646, mm2 sebesar 0,287, mm3 sebesar 0,422, dan mm4 nilai r hitung sebesar 0,240. Dari table uji validitas di atas dapat diketahui bahwa mm1 (0,646) dan mm3 (0,422) memiliki nilai r hitung lebih dari 0,30, sehingga dapat dikatakan valid. Sedangkan mm2 (0,287) dan mm4 (0,240) tidak valid karena memiliki nilai r hitung di bawah 0,30.
Tabel 3.11. Uji Validitas Item Adab Makan dan Minum
mm1 mm2 mm3 mm4 **. Correlation is significant at the 0.01 level
Pada tabel 3.12. dapat diketahui bahwa pada item berkode to memiliki masing-masing r hitung sebagai berikut to1 memiliki nilai r hitung sebesar 0,453, to2 sebesar 0,405, to3 sebesar 0,726, to4 sebesar 0,681. Ke empat item memiliki nilai r hitung lebih dari 0,30, sehingga dapat dikatakan bahwa semua item valid.
Tabel 3.12. Tabel Uji Validitias Item Taat Kepada Orangtua
to1 to2 to3 to4 **. Correlation is significant at the 0.01 level
(2-tailed).
Dari tabel 3.13. dapat diketahui r hitung dari item merendahkan diri (md), md1 bernilai 0,082, md2 sebesar 0,679, md3 bernilai 0,161, dan md4 sebesar 0,180. Dapat disimpulkan bahwa hanya md2 (0,679) yang dinyatakan valid karena nilai r hitung sebesar 0,30. Sedangkan md1 (0,082), md3 (0,161), md4 (0,180) dinyatakan tidak valid karena tidak memiliki nilai r hitung lebih dari 0,30.
Tabel 3.13. Tabel Uji Validitas Item Merendahkan Diri terhadap Orangtua
md1 md2 md3 md4 **. Correlation is significant at the 0.01 level
Dari tabel 3.14. didapatkan hasil nilai r hitung pada bhl1 sebesar -0,102, bhl2 sebesar 0,711, bhl3 sebesar 0,821, dan bhl4 sebesar 0,516. Dari hasil nilai r hitung setiap pernyataan, dapat disimpulkan bahwa bhl1 (0,-102) dinyatakan tidak valid karena tidak memiliki nilai r hitung lebih dari 0,30, sedangkan bhl2 (0,711), bhl3 (0,821), dan bhl4 (0,516) dinyatakan valid karena memiliki nilai r hitung lebih dari 0,30.
Tabel 3.14. Tabel Uji Validitas Item Berbicara Halus dan Lembut
bhl1 bhl2 bhl3 bhl4 **. Correlation is significant at the 0.01
2. Uji Reliabilitas
Instrumen reabilitas adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Iskandar, 2008: 94). Dalam uji reliabilitas ini, menggunakan Cronbach Alpha untuk mengetahui konsistensi alat ukur dan melakukan analisis Correlated Item Total untuk mengetahui apakah tiap-tiap aitem valid atau tidak.
Berdasarkan tabel 3.15. uji reabilitas dilakukan terhadap aitem pertanyaan yang telah dinyatakan valid, suatu variabel dinyatakan reliabel atau handal apabila jawaban terhadap pertanyaan selalu konsisten. Jadi hasil koefisian reabilitas seluruh instrumen adalah 0,622. Pada seluruh instrumen ternyata memiliki nilai Alpha Cronbach lebih besar dari 0,600 yang berarti seluruh instrumen dinyatakan reliabel atau memenuhi syarat. Apabila reabilitas kurang dari 0,600 maka reabilitas dinilai kurang baik (Priyatno, 2009 :172).
Tabel 3.15. Uji Reabilitas Seluruh Aitem Setelah Validasi Cronbach’s
Alpha N of Items
I. Teknik Analisis Data
57
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Deskripsi Profil Nurul Azka 1. Profil Nurul Azka
Nurul Azka atau pemilik akun instagram @Nunuzoo adalah mahasiswa jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam semester 6 di Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta. Nurul Azka merupakan anak ke tujuh dari tujuh bersaudara, dia lahir pada tanggal 2 November 1997, saat ini Nurul Azka berumur 20 tahun. Nurul Azka memiliki motto hidup “manusia boleh berencana, tetapi tetap Allah yang menentukan.”
Nurul Azka memiliki cita-cita sebagai sutradara. Sejak SMA kelas 1 atau tahun 2012, Nurul Azka mulai mengembangkan kemampuannya dibidang videografi. Pada awalnya, Nurul Azka membuat video film pendek atau sering disebut dengan short movie dan
stop motion. Semenjak memulai karyanya di dunia videografi, Nurul Azka mendapatkan banyak prestasi, antara lain :
a. Juara III mengarang dan membaca puisi b. Juara II Sinematografi
c. Juara I Video Instagram oleh Syech Ali Jaber
d. Pemenang nominasi Editor Terbaik UIN Syarif Hidayatullah e. Bintang tamu dalam Hitam Putih
Dalam membuat videografi, Nurul Azka terinspirasi oleh Raditya Dika, Nurul Azka mengutip pernyataan Raditya Dika yaitu“Jangan pernah mencoba jadi kaya orang lain atau lebih dari orang lain. Tapi
jadilah beda dari orang lain, karena ketika lo udah beda, itu pasti lo
bakal lebih dilirik oleh orang lain.”
ketika Nurul Azka memulai bangku perkuliahan, Nurul Azka mulai menemukan karakteristik konten videonya, yaitu komedi dakwah.
Video komedi dakwah pertama kali Nurul Azka berjudul “Ruginya Pacaran.” Video tersebut diunggah pada 12 September 2015.
Pada awalnya, video yang diproduksi Nurul Azka adalah stop motion.
Gambar 4.2. Video Nurul Azka (Sumber : Instagram @Nunzuoo) Nurul Azka memiliki pesan kepada para remaja di Indonesia,
bahwa “dakwah tidak seperti yang dipikirkan, dakwah bukan dengan
cara yang membosankan, ceramah, pidato dan lain-lain. Dakwah bisa
dilakukan oleh siapa saja, bukan hanya da’i dan ustadzah. Kita juga bisa
berdakwah dengan cara fun tanpa menghilangkan konten dakwahnya.”
2. Proses pembuatan video
Sebelum membuat video, Nurul Azka memiliki prinsip dalam penyampaian dakwahnya, yaitu :
c. Dakwah tentang apa yang belum dilakukan, tetapi akan dilakukan oleh Nurul Azka
Dalam penemuan ide, Nurul Azka sering mendapatkan ide dari
quote, dan meme gambar. Dalam pembuatan video mulai dari pembuatan skrip video hingga editing Nurul Azka melakukan seorang diri, kecuali
talent. Talentdalam video Nurul Azka adalah orang tua dari Nurul Azka dan teman kuliahnya.
Video dakwah komedi Nurul Azka diambil dengan kamera
MirrorLess, recording menggunakan smartphone, sedangkan editing
menggunakan sony vegas. 3. Segmen Followers
Followersadalah pengikut dalam instagram. Followers
instagram akun @Nunuzoo atau milik Nurul Azka terhitung tanggal 4 Februari 2018 sebanyak 400.000 followers. Followers @Nunuzoo mayoritas adalah remaja, pelajar SMA sampai kuliah, dengan kisaran umur 16 -30 tahunan.
B. Subjek Penelitian