BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang Pengaruh Kebijakan Dividen, Kebijakan Leverage Dan Biaya Agensi terhadap Struktur Kepemilikan pada Sektor Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2003-2007 yang telah dibahas sebelumnya pada bab empat serta berdasarkan perhitungan-perhitungan melalui Excel dan SPSS maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Kondisi Perkembanagn Kebijakan Dividen/Devidend Payout Ratio Perusahaan pada Sektor Perbankan periode 2003-2007
Kondisi Kebijakan Dividen Perusahaan yang ditunjukkan dengan Devidend
Payout Ratio pada Sektor Perbankan periode 2003-2007 pada setiap
perusahaan berfluktuatif, dimana tingkat Dividen Payout Ratio pada Sektor Perbankan tertinggi dihasilkan oleh Bank CIMB NiagaTbk pada tahun 2004 yaitu sebesar 201,82%. Kenaikan nilai DPR dari suatu perusahaan ini bisa disebabkan oleh meningkatnya Dividen per share dan Earning per share. Sedangkan Dividen Payout Ratio yang terendah pada Sektor Perbankan dihasilkan oleh Bank CIMB Niaga Tbk pada tahun 2005 dan tahun 2007 serta Bank Negara Indonesia Tbk pada tahun 2007 yaitu sebesar 00.00% tiap tahunnya.
2. Kondisi Perkembangan Kebijakan Leverage/Debt to Equity Ratio (DER) Perusahaan pada Sektor Perbankan pada periode 2003-2007..
Berdasarkan pembahasan, bahwa kondisi Leverage perusahaan yang ditunjukkan oleh Debt to Equity Ratio (DER) pada Sektor Perbankan pada periode 2003-2007 pada setiap perusahaan relatif stabil, dimana peningkatan dan penurunan DER relatif kecil. Tingkat Dividen Payout Ratio pada Sektor Perbankan tertinggi terjadi pada periode 2004 yaitu sebesar 12,13% oleh Bank Negara Indonesia Tbk. Dan nilai DER terendah yaitu sebesar 6,52%
oleh Bank Danamon Tbk. Tetapi perusahaan yang memiliki tingkat rata-rata DER yang tertinggi adalah Bank Negara Indonesia Tbk yaitu sebesar 10,45 X. dan perusahaan yang memiliki DER terendah adalah Bank Danamon Tbk yaitu sebesar 7 X.
3. Kondisi Perkembangan Biaya Agensi (Agency Cost) Perusahaan pada Sektor Perbankan pada periode 2003-2007.
Berdasarkan pembahasan, bahwa kondisi Biaya Agensi perusahaan pada Sektor Perbankan pada periode 2003-2007 pada setiap perusahaan relatif stabil, dimana peningkatan dan penurunan Biaya Agensi tidak terlalu besar. Tingkat Agency Cost pada Sektor Perbankan tertinggi rata-rata dihasilkan oleh BBNI yaitu sebesar 0,95%. Kenaikan nilai Agency Cost dari suatu perusahaan ini bisa disebabkan oleh meningkatnya Operating expense dan Net sales. Sedangkan Agency Cost yang terendah dari tahun 2003 2007 pada Sektor Perbankan dihasilkan oleh BBRI sebesar 0,38%.
4. Kondisi Kepemilikan Manajerial Perusahaan ( Managerial Ownership) pada Sektor Perbankan periode 2003-2007.
Berdasarkan pembahasan, bahwa kondisi Kepemilikan Manajerial Perusahaan pada Sektor Perbankan pada periode 2003-2007 relatif stabil. Managerial
Ownership pada setiap perusahaan relatif stabil, tidak terlalu berfluktuatif,
dimana peningkatan maupun penurunan Managerial Ownership tidak begitu besar. Hal ini dikarenakan pada umumnya pergantian posisi Manajerial dalam perusahaan tidak banyak berubah dalam satu masa jabatan yang telah ditentukan, dan biasanya masa jabatan untuk tingkat Manajerial berlangsung dalam jangka waktu yang cukup lama. Dapat terlihat bahwa hanya satu perusahaan yang memiliki Managerial Ownership yaitu Bank Central Asia Tbk dan Managerial Ownership terbesarnya adalah sebesar 1,89%. Dan Bank Negara Indonesia Tbk, Bank Rakyat Indonesia Tbk, Bank Mandiri Tbk, Bank Danamon Tbk dan Bank CIMB Niaga Tbk yang tidak pernah memiliki Managerial Ownership sama sekali dalam periode 2003-2007.
5. Kondisi Kepemilikan Institusional (Institutional Ownership) Sektor Perbankan periode 2003-2007.
Berdsarkan penelitian diketahui bahwa kepemilikan institusional pada Sektor Perbankan yang cukup fluktuatif terjadi pada tahun 2003-2005, dimana nilai tertinggi dimiliki oleh BBNI sebesar 99,12%. Dan nilai terendah dimiliki oleh BBCA sebesar 51.18%. pada tahun 2005-2007 tidak terlalu terjadi perubahan yang signifikan dan nilai tertinggi tetap dimiliki oleh BBNI dengan nilai sebesar 76,36% dan nilai terndah dimiliki oleh BBCA dengan nilai sebesar 51,15%.
6. Pengaruh Devidend Payout Ratio (DPR), Debt to Equity Ratio (DER) dan Biaya Agensi ( Agency Cost) terhadap Kepemilikan Manajerial (
Managerial Ownership) pada Sektor Perbankan periode 2003-2007 secara
simultan.
Deviden, Leverage dan Agency Cost berpengaruh secara simultan terhadap Kepemilikan Manajerial di Bursa Efek Indonesia (BEI), yang berarti hasil analisis pengujian simultan H0 ditolak, yang berarti bahwa terdapat pengaruh
antara variabel deviden, Leverage dan Agency Cost terhadap Kepemilikan Manajerial di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hal ini berdasarkan hasil yang diperoleh dari perbandingan Fhitung dengan Ftabel adalah Ho ditolak karena
Fhitung (6,075) > Ftabel (3,01), maka H0 ditolak yang artinya bahwa terdapat
pengaruh yang signifikan secara simultan antara Devidend Payout Ratio
(DPR), Debt Equity Ratio (DER), dan Agency Cost terhadap Kapemilikan
Manajerial.
Selain itu Pengaruh Devidend Payout Ratio (DPR), Debt to Equity Ratio (DER) dan Biaya Agensi ( Agency Cost) terhadap Kepemilikan Manajerial mempunyai korelasi yang kuat yang ditunjukkan oleh besarnya angka R pada tabel model summary sebesar 0,657 atau 65,7%.. Selain itu angka pada
adjusted R square pada tabel model summary juga menunjukan angka sebesar
0,361 atau 36,1% yang berarti Kepemilikan Manajerial bisa dijelaskan oleh variabel Devidend Payout Ratio (DPR), Debt to Equity Ratio (DER) dan
Biaya Agensi ( Agency Cost), sedangkan sisanya 63,9% dapat dijelaskan oleh sebab-sebab lain.
Sedangkan untuk persamaan regresinya diperoleh hasil sebagai berikut : Y = 1,161 - 0,011DPR + 0,281DER 3,994AC + , berdsarkan pengujian Analisis
Regresi Berganda Linier.
7. Pengaruh Devidend Payout Ratio (DPR), Debt Equity Ratio (DER), dan
Agency Cost terhadap Kepemilikan Manajerial pada Perusahaan sektor
Perbankan periode 2003-2007 secara parsial.
Penelitian terhadap pengaruh parsial dari variabel independent (variabel X) memberikan hasil sebagai berikut:
a. Dari hasil penelitian untuk menguji Pengaruh Kebijakan Dividen terhadap Managerial Ownership pada sektor Perbankan, diperoleh nilai signifikansi > yaitu sebesar 0,009 sehingga dari hasil tersebut terdapat pengaruh yang signifikan antara Dividen terhadap
Managerial Ownership perusahaan pada sektor Perbankan H0 ditolak.
Hal ini tidak sesuai dengan Penelitian Widana Putra (2007) dan sesuai dengan penelitian Schooly et al. (1994) dan Faizal (2004). serta teori Jensen dan Meckling (1976).
b. Dari hasil penelitian untuk menguji Pengaruh Leverage terhadap
Managerial Ownership di Bursa Efek Indonesia (BEI), diperoleh nilai
signifikansi > yaitu sebesar 0,009 sehingga dari hasil tersebut terdapat pengaruh yang signifikan antara Leverage terhadap
Managerial Ownership di Bursa Efek Indonesia (BEI) atau H0
diterima. Hal ini sesuai dengan penelitian Crutchley et al (1999), Chen dan Steiner (1999), Luciana spica Almilia dan Meliza Silvy(2006). c. Dari hasil penelitian untuk menguji Pengaruh Biaya Agensi( Agency
Cost) terhadap Kepemilikan Manajerial (Managerial Ownership) di
Bursa Efek Indonesia (BEI), diperoleh nilai signifikansi <
yaitu sebesar 0,007 sehingga dari hasil tersebut terdapat pengaruh yang signifikan antara Agency Cost terhadap Kepemilikan Managerial di
Bursa Efek Indonesia (BEI) atau H0 ditolak. Hal ini sesuai dengan
penelitian faizal (2004) dan juga teori teori Jensen dan Meckling (1976), Crutchley dan Hansen (1989), Bathala, Moon, dan Rao (1994).
8. Pengaruh Devidend Payout Ratio (DPR), Debt Equity Ratio (DER), dan Biaya Agensi (Agency Cost) terhadap Kepemilikan Institusional (Institutional Ownership) pada Perusahaan sektor Perbankan periode 2003-2007 Secara Simultan.
Dividen, Leverage dan Agency Cost tidak berpengaruh secara simultan terhadap Kepemilikan Institusional di Bursa Efek Indonesia (BEI), yang berarti hasil analisis pengujian simultan analisis H0 diterima. Hal ini
berdasarkan hasil yang diperoleh dari perbandingan Fhitung dengan Ftabel adalah
Ho diterima karena Fhitung (0,992) > Ftabel (3,07), maka H0 diterima yang
artinya bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan antara
Devidend Payout Ratio (DPR), Debt Equity Ratio (DER), dan Agency Cost
terhadap Kapemilikan Institusional.
Selain itu Pengaruh Diveidend Payout Ratio (DPR), Debt to Equity Ratio (DER) dan Biaya Agensi ( Agency Cost) terhadap Kepemilikan Institusional mempunyai korelasi yang rendah yang ditunjukkan oleh besarnya angka R pada tabel model summary sebesar 0,352 atau 35,2%. Sedangkan untuk persamaan regresinya diperoleh hasil sebagai berikut : Y = 45,556 + 0,065DPR - 0,866DER + 35,074AC + , berdasarkan pengujian Analisis
Regresi Berganda Linier.
9. Pengaruh Devidend Payout Ratio (DPR), Debt Equity Ratio (DER), dan
Agency Cost terhadap Kepemilikan Institusional pada Perusahaan sektor
Perbankan periode 2003-2007 secara parsial.
Penelitian terhadap pengaruh parsial dari variabel independent (variabel X) memberikan hasil sebagai berikut:
a. Dari hasil penelitian untuk menguji Pengaruh Kebijakan Dividen terhadap Institutional Ownership pada sektor Perbankan, diperoleh
nilai signifikansi > yaitu sebesar 0,459 sehingga dari hasil tersebut tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Dividen terhadap Institutional Ownership perusahaan pada sektor Perbankan H0
diterima. Hal ini tidak sesuai dengan Penelitian Menurut Crutchley et al (1999). Hal ini dimungkinkan karena jika melihat pada data DPR yang digunakan banyak angka yang bernilai 0 (nol) sehingga tidak memberikan gambaran yang sesungguhnya.
b. Dari hasil penelitian untuk menguji Pengaruh Leverage terhadap
Institutional Ownership di Bursa Efek Indonesia (BEI), diperoleh nilai
signifikansi > yaitu sebesar 0,653 sehingga dari hasil tersebut tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Leverage terhadap
Institutional Ownership di Bursa Efek Indonesia (BEI) atau H0
diterima. Hal ini sesuai dengan penelitian bertentangan dengan penelitian Faizal (2004) serta teori Jensen dan Meckling (1976) dan Widana Putra (2007).
c. Dari hasil penelitian untuk menguji Pengaruh Biaya Agensi( Agency
Cost) terhadap Kepemilikan Institusional (Institutional Ownership) di
Bursa Efek Indonesia (BEI), diperoleh nilai signifikansi <
yaitu sebesar 0,183 sehingga dari hasil tersebut tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Agency Cost terhadap Kepemilikan Institusonal di Bursa Efek Indonesia (BEI) atau H0 diterima. Hal ini tidak sesuai
dengan penelitian Cornett, et al. (2006) dalam Ujiyantho (2007), dimungkinkan karena kabanyakan pemilik Institusional tidak terlalu memikirkan biaya agenci yang timbul. Karena mereka hanya mencari
capital gain atau deviden dalam jangka pendek.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat peneliti sampaikan berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan keterbatasan-keterbatasan yang ada, sebagai berikut :
Bagi investor maupun calon investor yang ingin menginvestasikan sahamnya pada suatu perusahaan sebaiknya melihat terlebih dahulu kinerja keuangan perusahaan yang akan dipilih. Dalam hal ini investor harus menempatkan saham yang akan ditanamkannya pada perusahaan yang tepat. Untuk melihat kinerja keuangan perusahaan apakah tepat untuk dipilih salah satunya adalah dengan melihat Devidend Payout Ratio (DPR), Debt Equity Ratio (DER), dan Strutur Kepemilikan agar tidak terjadi masalah keagenan. Namun hanya dengan melihat kriteria tersebut saja masih belum cukup, maka sebaiknya investor memperhatikan semua aspek baik fundamental dan teknikal yang dapat mempengaruhi masalah keagenan perusahaan tersebut yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap hal-hal yang lain seperti pembagian dividen. 2. Bagi perusahaan
Diharapkan kepada setiap perusahaan agar memiliki biaya keagenan untuk mengawasi perilaku manajer. Sehingga manajer bekerja dengan baik dan tidak hanya mementingkan kepentingan pribadi saja akan tetapi memaximalkan kepentingan perusahaan.
3. Bagi peneliti lainnya
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang faktor-faktor yang mempengaruhi Struktur Kepemilikan, baik itu pada Sektor Perbankan maupun sektor-sektor lainnya. Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya menambah atau menggunakan lebih banyak faktor yang dapat mempengaruhi ataupun dipengaruhi, baik itu faktor-faktor finansial maupun faktor-faktor non-finansial.