• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN BERBASIS HOTS PADA KOMPETENSI DASAR MENERAPKAN BUKU JURNAL KELAS X AKUNTANSI SMK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN BERBASIS HOTS PADA KOMPETENSI DASAR MENERAPKAN BUKU JURNAL KELAS X AKUNTANSI SMK"

Copied!
242
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN BERBASIS

HOTS

PADA KOMPETENSI DASAR MENERAPKAN BUKU

JURNAL KELAS X AKUNTANSI SMK

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi

Oleh:

Fricilia Dermawati Narendra

NIM: 141334068

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

i

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN BERBASIS

HOTS

PADA KOMPETENSI DASAR MENERAPKAN BUKU

JURNAL KELAS X AKUNTANSI SMK

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi

Oleh:

Fricilia Dermawati Narendra

NIM: 141334068

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini peneliti persembahkan kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang senantiasa membimbing dan

menuntun setiap langkah hidupku.

2. Kedua orangtuaku terkasih Lucianus Karjono dan Yustina Trinem yang

senantiasa mendoakanku dan memberikan kasih sayang yang melimpah.

3. Kakakku Yohanes Ferry Iswan Narendra yang senantiasa mendoakanku

dan memberikan dukungan.

4. Teman-teman angkatan 2014 Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata

Dharma yang telah mendukung serta memberikan semangat.

(6)

v

MOTTO

Tetapi kamu ini, kuatkanlah hatimu, jangan lemah semangatmu, karena ada

upah bagi usahamu. –2 Tawarikh 15: 7

Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti

(7)
(8)
(9)

viii

ABSTRAK

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN BERBASIS HOTS

PADA KOMPETENSI DASAR MENERAPKAN BUKU JURNAL KELAS X AKUNTANSI SMK

Fricilia Dermawati Narendra Universitas Sanata Dharma

141334068

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana mengembangkan instrumen penilaian berbasis HOTS pada kompetensi dasar Menerapkan Buku Jurnal Kelas X Akuntansi SMK.

Jenis penelitian ini adalah research & development yang menggunakan delapan langkah pengembangan tes hasil belajar dari Suryabrata (2005: 68), yaitu: (1) pengembangan spesifikasi tes, (2) penulisan soal, (3) penelaahan soal, (4) perakitan soal, (5) uji coba tes, (6) analisis butir soal, (7) seleksi dan perakitan soal, (8) pencetakan tes. Data hasil uji coba soal dianalisis menggunakan program Quest.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mean INFIT MNSQ 1,0 dan SD 0,15. Dari analisis tersebut diperoleh informasi bahwa soal yang paling sukar adalah item nomor 12, 19,33, dan yang paling mudah item nomor 4, 24, 35.Empat puluh (40) item soal dinyatakan fit atau cocok dengan model Rasch dengan batas penerimaan ≥0,77 sampai ≤1,30. Dengan demikian, semua item tentang menerapkan buku jurnal layak menjadi instrumen bagi pendidik dalam pembelajaran untuk mengetahui penguasaan kompetensi dasar menerapkan buku jurnal.

(10)

ix

ABSTRACT

THE DEVELOPMENT OF ASSESSMENT INSTRUMENTS BASED ON HOTS ON BASIC COMPETENCE IN APPLYING JOURNAL BOOK AT

THE TENTH GRADE OF ACCOUNTING CLASS OF VOCATIONAL SCHOOL

Fricilia Dermawati Narendra Sanata Dharma University

141334068

The research aims to find out how to develop assessment instrument based on HOTS in the basic competency by applying jornal book at the tenth grade of Accounting class of Vocational School.

This research is a “research and development” using 8 steps of Suryabrata model development they are: (1) specification development test, (2) writing test items, (3) analyzing test items, (4) assembling test items, (5) trying out test item, (6) analyzing test items, (7) selecting and assembling test items, (8) printing test items. The result of the trying out test items was analyzing by using quest program.

The result the research show that mean INFIT MNSQ is 1,0 and SD is 0,15. From the analysis obtain an information which the most difficult items are item number 12, 19, 33, and the easiest items are 2, 24, 35. 40 items are stated fit and match with Rasch model with the acceptance limit ≥0,77 to ≤1,30. Therefore, all of the items about appling journal book is worthy to become an instrument for all teachers to reveal the mastering basic competition of the journal book.

(11)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat

dan rahmat-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengembangan Instrumen Penilaian Berbasis HOTS pada Kompetensi Dasar Menerapkan Buku Jurnal Kelas X Akuntansi SMK”. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Ekonomi

Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Pada kesempatan ini, peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada

pihak-pihak yang telah membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini:

1. Tuhan Yesus Kristus sumber pengharapan dan kasih sejati.

2. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

3. Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi.

4. Natalina Premastuti Brataningrum, S.Pd., M.Pd., selaku Wakil Ketua

Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan

Akuntansi.

5. Dr. Sebastianus Widanarto Prijowuntato, S.Pd., M.Si., selaku Dosen

Pembimbing I yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan

bimbingan, memberikan kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.

6. Seluruh dosen dan staf karyawan Program Studi Pendidikan Ekonomi

Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan

pelayanan yang terbaik selama perkuliahan.

7. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd., yang telah berkenan menjadi

ahli bahasa.

8. Cicilia Ika Puspitasari, S.Pd., yang telah berkenan menjadi ahli materi.

6. Kedua orang tua tercinta, Lucianus Karjono dan Yustina Trinem yang

(12)
(13)

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah... 4

C. Rumusan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

F. Spesifikasi Produk yang di Kembangkan ... 7

BAB II KAJIAN TEORI ... 8

A. Kurikulum ... 8

1. Pengertian Kurikulum ... 8

2. Isi Kurikulum ... 9

3. Struktur Kurikulum ... 10

4. Perubahan Kurikulum ... 12

B. Penilaian ... 13

1. Pengertian Penilaian ... 13

2. Penilaian Ranah Pengetahuan, Sikap dan Keterampilan... 15

C. HOTS & LOTS ... 16

D. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar ... 18

1. Kompetensi Inti ... 18

2. Kompetensi Dasar ... 18

E. Taksonomi Bloom ... 20

(14)

2. Taksonomi Bloom sebelum Revisi ... 21

3. Taksonomi Bloom sesudah Revisi ... 22

F. Reliabilitas dan Validitas ... 25

1. Reliabilitas ... 25

2. Validitas ... 26

G. CTT (Classical Test Theory) ... 28

H. IRT (Item Response Theory) ... 29

I. Program QUEST ... 35

J. Pengelolaan Buku Jurnal ... 36

K. Prosedur Penelitian Pengembangan ... 49

L. Penelitian yang Relevan ... 58

M. Kerangka Berpikir ... 60

BAB III METODE PENELITIAN... 62

A. Jenis Penelitian ... 62

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 62

1. Lokasi Penelitian ... 62

2. Waktu Penelitian ... 63

C. Populasi dan Sampel ... 63

1. Populasi ... 63

2. Sampel ... 63

D. Prosedur Pengembangan ... 64

1. Pengembangan Spesifikasi Tes ... 64

2. Penulisan Soal ... 64

3. Penelaah Soal ... 65

4. Perakitan Soal... 65

5. Uji Coba Soal ... 65

6. Analisis Butir Soal ... 66

7. Seleksi dan Perakitan Soal ... 70

8. Pencetakan Tes ... 71

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 72

A. Hasil Penelitian dan Pengembangan ... 72

1. Pengembangan Spesifikasi Tes ... 72

2. Penulisan Soal ... 75

3. Penelaahan Soal ... 75

4. Perakitan soal ... 83

5. Uji Coba Soal ... 93

6. Analisis QUEST ... 94

7. Seleksi dan Perakitan Soal ... 104

8. Pencetakan Tes ... 107

(15)

BAB V PENUTUP ... 115

A. Kesimpulan ... 115

B. Keterbatasan Pengembangan ... 116

C. Saran ... 116

(16)

xiii

DAFTAR TABEL

2.1 Kompetensi Dasar SMK Kelas X Akuntansi ... 19

2.2 Saldo Normal Kelompok Akun ... 38

2.3 Saldo Normal Akun Aset ... 39

2.4 Saldo Normal Akun Liabilitas ... 40

2.5 Saldo Normal Akun Ekuitas ... 40

2.6 Saldo Normal Akun Pendapatan ... 41

2.7 Saldo Normal Beban ... 41

2.8 Kode Akun Huruf ... 43

2.9 Kode Akun Huruf dan Angka ... 43

2.10 Kode Akun Angka Berurutan ... 44

2.11 Kode Akun Blok ... 44

2.12 Contoh Kode Akun Blok ... 45

2.13 Kode Akun Kelompok ... 45

2.14 Kode Golongan Akun ... 46

2.15 Kode Sub Golongan Akun ... 46

2.16 Jurnal Umum ... 48

3.1 Sampel Uji Coba ... 66

3.2 Kriteria Keocokan Butir dengan Pendekatan IRT ... 70

3.3 Kriteria Indeks Kesukaran Item ... 70

4.1 Kisi-Kisi Soal Jenis Pilihan Ganda ... 74

4.2 Rata-Rata Skor dari Hasil Penilaian Ahli Bahasa ... 78

4.3 Rata-Rata Skor dari Hasil Penilaian Ahli Materi ... 82

4.4 Sampel Perbaikan Soal Hasil Validasi oleh Ahli Bahasa ... 84

4.5 Sampel Perbaikan Soal Hasil Validasi oleh Ahli Materi ... 84

4.6 Data Jumlah Peserta Didik pada Setiap Sekolah ... 94

4.7 Taraf Kesukaran dari 40 Butir Soal ... 104

(17)

xiv

DAFTAR GAMBAR

2.1 Mekanisme debet kredit... 38

2.2 Kerangka berpikir ... 61

4.1 Current System Settings Program QUEST ... 95

4.2 Item Estimates (Thresholds) Program QUEST ... 96

4.3 Case Estimates Program QUEST ... 97

4.4 Item Estimates (Thresholds) Program QUEST ... 99

4.5 Item Fit Program QUEST ... 101

4.6 Item Estimates (Thresholds) In input Order Program QUEST ... 103

(18)

xv

DAFTAR GRAFIK

4.1 Validasi Instrumen Penilaian Tes Pilihan Ganda oleh Ahli Bahasa ... 77 4.2 Validasi Instrumen Penilaian Tes Pilihan Ganda oleh Ahli Materi ... 80 4.3 Hasil Penilaian Instrumen Tes Pilihan Ganda oleh Peserta Didik

(19)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Soal uji coba Lampiran 2 Lembar jawaban

Lampiran 3 Lembar penilaian oleh ahli bahasa Lampiran 4 Lembar penilaian oleh ahli materi Lampiran 5 Angket respon peserta didik Lampiran 6 Surat perizinan penelitian Lampiran 7 Silabus

(20)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penilaian hasil belajar peserta didik merupakan sesuatu yang

sangat penting dan strategis dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan

penilaian hasil belajar maka dapat diketahui seberapa besar keberhasilan

peserta didik telah menguasai kompetensi atau materi yang telah diajarkan

oleh guru. Melalui penilaian juga dapat dijadikan acuan untuk melihat

tingkat keberhasilan atau efektivitas pendidik dalam pembelajaran.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang

perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan dijelaskan bahwa penilaian hasil belajar oleh

pendidik dilakukan secara berkesinambungan untuk memantau proses,

kemajuan belajar dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara

berkelanjutan yang digunakan untuk menilai pencapaian kompetensi

peserta didik, bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, dan

memperbaiki proses pembelajaran.

Kunandar (2014: 35) menyatakan bahwa penilaian dalam

kurikulum 2013 mengacu pada Permendikbud Nomor 66 tahun 2013

tentang Standar Penilaian Pendidikan. Standar penilaian bertujuan untuk

menjamin (1) perencanaan penilaian peserta didik sesuai dengan

(21)

(2) pelaksanaan penilaian peserta didik secara profesional, terbuka,

edukatif, efektif, efisien, dan sesuai dengan konteks sosial budaya, dan (3)

pelaporan hasil penilaian peserta didik secara objektif, akuntabel, dan

informatif.

Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang tergolong baru diterapkan

dalam pendidikan di Indonesia. Kurikulum ini merupakan penyempurnaan

dari kurikulum sebelumnya. Perubahan yang terjadi pada kurikulum ini

juga berdampak pada penilaian.

Di dalam kegiatan pembelajaran, hal yang paling sulit untuk

dilakukan adalah membuat instrumen penilaian. Pendidik masih saja

mengalami kesulitan bahkan kurang mengerti bagaimana membuat

instrumen penilaian yang baik untuk mengukur tingkat pemahaman

peserta didik. Hal yang demikian tentu saja sangat mengkhawatirkan

karena alat untuk mengevaluasi hasil belajar peserta didik belum valid.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti pada

tanggal 7 September 2017 dengan guru akuntansi di salah satu SMK

swasta yang ada di kota Yogyakarta bernama Ibu Cicilia Ika Puspitasari

S.Pd. Peneliti menemukan pendidik belum mengembangkan instrumen

penilaian yang berbasis Higher Order Thingking Skill. Hal ini dibuktikan

dengan Kompetensi dasar 3.8 untuk menerapkan buku jurnal masih dalam

tingkat menerapkan (C3). Kemampuan berpikir tingkat rendah melibatkan

kemampuan mengingat (C1), memahami (C2) dan menerapkan (C3),

(22)

dan sintesis (C4), mengevaluasi (C5), dan mencipta atau mengkreasi (C6)

selain itu pendidik belum mengembangkan instrumen penilaian yang

berbasis HOTS melainkan LOTS. Pendidik merasa kesulitan untuk

membuat bahkan mengembangkan rubrik atau instrumen penilaian yang

berbasis HOTS. Hal ini membuat alat penilaian yang dibuat dan

dikembangkan oleh pendidik untuk mengukur capaian atau proses

pembelajaran menerapkan buku jurnal belum valid dan belum realiabel.

Padahal, kita mengetahui bahwa peran penilaian dalam pembelajaran

sangat penting, selain berfungsi sebagai umpan balik untuk pendidik dan

peserta didik, penilaian juga dapat dijadikan untuk mengevaluasi metode

pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Rubrik yang

dibuat oleh pendidik belum dapat mengukur kompetensi menerapkan buku

jurnal peserta didik dengan baik karena pendidik sendiripun belum paham

dalam pembuatan instrumen penilaian berbasis HOTS.

Bertitik tolak dari permasalahan tersebut, peneliti mengembangkan

instrumen penilaian berbasis HOTS kompetensi dasar menerapkan buku

jurnal yang berdasarkan pada kurikulum 2013. Hasil yang ingin dicapai

oleh peneliti dari pengembangan penilaian ini berupa produk instrumen

penilaian berbasis HOTS kompetensi dasar menerapkan buku jurnal untuk

peserta didik SMK yang berdasarkan dengan kurikulum 2013. Faktor yang

menjadi alasan peneliti melakukan penelitian, yakni pendidik belum

mampu untuk membuat instrumen penilaian berbasis HOTS kompetensi

(23)

Diharapkan dengan pengembangan ini pendidik di sekolah dapat

membuat rubrik penilaian berbasis HOTS menerapkan buku jurnal dengan

baik. Dengan adanya penilaian dan hasil belajar yang baik akan

memberikan informasi yang bermanfaat bagi jalannya proses

pembelajaran dan pada akhirnya tujuan pendidikan yang sesungguhnya

akan tercapai.

Dari penjelasan yang telah dipaparkan, peneliti terdorong untuk

melakukan penelitian yang berjudul “Pengembangan Instrumen Penilaian

Berbasis HOTS pada Kompetensi Dasar Memahami Buku Jurnal Kelas X

Akuntansi SMK”.

B. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, oleh

karena itu peneliti membatasi masalah agar penelitian ini dapat dilakukan

lebih fokus dan mendalam, maka peneliti memandang permasalahan

penelitian yang diangkat perlu dibatasi variabelnya. Oleh sebab itu,

peneliti membatasi diri hanya berkaitan dengan “Pengembangan Instrumen Penilaian Berbasis HOTS pada Kompetensi Dasar Menerapkan

Buku Jurnal Kelas X Akuntansi SMK”.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah pada

penelitian ini adalah :

1. Bagaimana mengembangkan instrumen penilaian berbasis HOTS pada

(24)

2. Bagaimana kualitas pengembangan instrumen penilaian berbasis

HOTS pada kompetensi dasar menerapkan buku jurnal kelas X

akuntansi SMK?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini sebagai

berikut.

1. Mengembangkan instrumen penilaian berbasis HOTS pada kompetensi

dasar menerapkan buku jurnal kelas X akuntansi SMK.

2. Mengetahui kualitas instrumen penilaian berbasis HOTS pada

kompetensi dasar menerapkan buku jurnal kelas X akuntansi SMK.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada para

pembaca, baik secara teoritis maupun secara praktis. Adapun manfaatnya

sebagai berikut.

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan

memperluas wawasan bagi peneliti khususnya dan bagi para guru

mengenai instrumen penilaian berbasis HOTS dalam menerapkan buku

(25)

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini dapat bermanfaat bagi:

a. Bagi Peneliti

Peneliti dapat memperoleh pengalaman langsung dalam melakukan

penelitian dan pengembangan instrumen penilaian berbasis HOTS

untuk kelas X Akuntansi SMK.

b. Bagi Guru

Penelitian ini dapat menambah wawasan dan memperluas kajian

tentang pengembangan instrumen penilaian berbasis HOTS yang

valid dan reabel untuk diterapkan dalam pembelajaran akuntansi,

khususnya untuk penilaian kompetensi menerapkan buku jurnal.

c. Bagi Peserta Didik

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi sejauh mana

peserta didik dapat menyerap ilmu yang diberikan selama

pembelajaran berlangsung. Selain itu, penilaian yang dilakukan oleh

pendidik dapat dijadikan umpan balik dalam setiap kegiatan

pembelajaran.

d. Bagi Sekolah

Manfaat penelitian ini untuk sekolah yaitu dapat membantu sekolah

untuk mendapatkan pengetahuan baru tentang instrumen penilaian

berbasis HOTS. Dengan demikian, sekolah dapat

mempertimbangkan pengembangan instrumen penilaian berbasis

(26)

e. Bagi Peneliti Lain

Penelitian ini sebagai bentuk sumbangan terhadap penelitiannya agar

dapat mengembangkan penelitian lebih lanjut berkaitan dengan

masalah pengembangan instrumen penilaian berbasis HOTS.

F. Spesifikasi Produk yang di Kembangkan

1. Instrumen penilaian ini dibuat berdasarkan soal-soal yang dapat

memacu kemampuan peserta didik dalam berpikir tingkat tinggi.

2. Instrumen penilaian dibuat berdasarkan Kompentensi Dasar (KD) 3.8

menerapkan buku jurnal.

3. Instrumen penilaian dibuat berdasarkan kurikulum 2013 dengan

menggunakan Taksonomi Bloom Anderson (perbaikan Taksonomi

Bloom) pada bagian menganalisis, menilai dan menciptakan.

4. Instrumen penilaian ini disajikan dalam bentuk soal pilihan ganda yang

berjumlah 40 butir dengan 5 jawaban alternatif.

5. Instrumen penilaian ini dapat digunakan sebagai alat evaluasi soal

berbasis HOTS.

6. Instrumen penilaian ini memiliki durasi waktu dalam mengerjakan soal

serta terdapat petunjuk pengerjaan soal yang dapat membantu peserta

(27)

8

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kurikulum

1. Pengertian Kurikulum

Menurut Hafni (2005) kurikulum merupakan pedoman untuk

menyusun target dalam proses belajar mengajar. Sedangkang menurut

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan

nasional di sana dijelaskan, bahwa kurikulum adalah seperangkat

rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta

cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan

pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Menurut Hamalik, (2002: 36) kurikulum adalah rencana dasar

komponen pendidikan yang disusun secara relevan atas dasar tujuan,

program pendidikan, sistem penyampaian, dan evaluasi oleh sekolah

dan guru yang mengajar. Suryosubroto (2002: 13) mengemukakan

bahwa kurikulum adalah segala pengalaman tentang pendidikan yang

diberikan sekolah untuk seluruh peserta didik, baik dilakukan di dalam

sekolah maupun di luar sekolah. Arifin (2011), berpendapat bahwa

kurikulum merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan

pendidikan, sekaligus merupakan pedoman dalam pelaksanaan

pembelajaran pada semua jenis dan jenjang pendidikan.

Kurikulum merupakan komponen penting dalam sistem

(28)

Kurikulum yang dirancang dan diterapkan dengan baik akan

memudahkan guru dimanapun berada untuk memenuhi target

pencapaian kemampuan peserta didik.

Dari pendapat para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa

kurikulum adalah seperangkat isi, bahan ajar, tujuan yang akan

ditempuh sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran

untuk mencapai tujuan pendidikan, kurikulum juga suatu program

pendidikan yang direncanakan dan dilaksakan untuk mencapai tujuan

dalam pendidikan formal .

2. Isi Kurikulum

Menurut Sukiyadi, Nurhasannah, & Al Rasjid (2006) isi

kurikulum merupakan komponen yang berhubungan dengan

pengalaman belajar yang harus dimiliki siswa. Isi kurikulum itu

menyangkut semua aspek baik yang berhubungan dengan pengetahuan

atau materi pelajaran yang biasanya tergambarkan pada isi setiap mata

pelajaran yang diberikan maupun kreativitas dan kegiatan siswa. Baik

materi maupun aktivitas itu seluruhnya diarahkan untuk mencapai

tujuan yang ditentukan. Menurut Hamalik (2002), isi kurikulum

merupakan susunan bahan pengajaran dan berbagai pengalaman yang

diperlukan dalam tercapainya tujuan pendidikan. Para perancang

kurikulum sering mengalami berbagai kesulitan dalam menyusun dan

merencanakan isi kurikulum yang relevan dengan tujuan yang hendak

(29)

berkembang, sehingga banyak bermunculan masalah kehidupan baru

yang perlu dipecahkan. Sehingga akan mempengaruhi pada isi

kurikulum, maka dari itu isi kurikulum harus selalu dikembangkan.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa suatu

kurikulum diharapkan memberikan landasan, isi, dan menjadi

pedoman bagi pengembangan kemampuan siswa secara optimal sesuai

dengan tuntutan dan tantangan perkembangan masyarakat.

Pengembangan isi kurikulum berupa bahan-bahan pelajaran yang akan

dipelajari siswa harus memerlukan dasar pertimbangan yang teliti.

3. Struktur Kurikulum

Struktur umum SMK/MAK sama dengan struktur umum

SMA/MA, yakni ada tiga kelompok mata pelajaran: Kelompok A, B,

dan C. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang

Penyelenggaraan dan Pengelolaan Pendidikan Pasal 80 menyatakan

bahwa: (1) penjurusan pada SMK, MAK, atau bentuk lain yang

sederajat berbentuk bidang keahlian; (2) setiap bidang keahlian

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat terdiri atas 1 (satu) atau

lebih program studi keahlian; (3) setiap program studi keahlian

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat terdiri atas 1 (satu) atau

lebih kompetensi keahlian.

Dalam penetapan pejurusan sesuai dengan

bidang/program/paket keahlian mempertimbangkan Spektrum

(30)

Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan, sedangkan Pemilihan Peminatan Bidang Keahlian dan

program keahlian dilakukan saat peserta didik mendaftar pada

SMK/MAK. Pilihan pendalaman peminatan keahlian dalam bentuk

pilihan Paket Keahlian dilakukan pada semester 3, berdasarkan nilai

rapor dan/atau rekomendasi guru BK di SMK/MAK dan/atau hasil tes

penempatan (placement test) oleh psikolog. Pada SMK/MAK, Mata

Pelajaran Kelompok Peminatan (C) terdiri atas:

a. Kelompok Mata Pelajaran Dasar Bidang Keahlian (C1)

b. Kelompok Mata Pelajaran Dasar Program Keahlian (C2)

c. Kelompok Mata Pelajaran Paket Keahlian (C3).

Mata pelajaran serta KD pada kelompok C2 dan C3 ditetapkan oleh

Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan

dan Kebudayaan untuk menyesuaikan dengan perkembangan teknologi

serta kebutuhan dunia usaha dan industri.

Dari penjelasan di atas, bahwa struktur kurikulum pendidikan

kejuruan bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan,

kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan peserta didik untuk

hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan

kejuruannya, agar dapat bekerja secara efektif dan efesien serta

(31)

4. Perubahan Kurikulum

Menurut Soetopo dan Soemanto (1982: 38), pengertian

perubahan kurikulum agak sukar untuk dirumuskan dalam suatu

definisi. Suatu kurikulum disebut mengalami perubahan bila terdapat

adanya perbedaan dalam satu atau lebih komponen kurikulum antara

dua periode tertentu, yang disebabkan oleh adanya usaha yang

disengaja. Sedangkan menurut Nasution (2009: 252), perubahan

kurikulum mengenai tujuan maupun alat-alat atau cara-cara untuk

mencapai tujuan itu. Mengubah kurikulum sering berarti turut

mengubah manusia, yaitu guru, pembina pendidikan, dan

mereka-mereka yang mengasuh pendidikan. Itu sebab perubahan kurikulum

dianggap sebagai perubahan sosial. Perubahan kurikulum juga disebut

pembaharuan atau inovasi kurikulum. Adapun perubahan-perubahan

yang ada dalam kurikulum 2013 dari kurikulum sebelumnya antara

lain adalah :

a. Perubahan standar kompetensi lulusan

Penyempurnaan standar kompetensi kelulusan memperhatikan

pengembangan nilai, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu

dengan fokus pada pencapaian kompetensi. Pada setiap jenjang

pendidikan, rumusan empat kompetensi inti (penghayatan dan

pengamalan agama, sikap, keterampilan, dan pengetahuan)

menjadi landasan pengembangan kompetensi dasar pada setiap

(32)

b. Perubahan standar isi

Perubahan standar isi dari kurikulum sebelumnya yang

mengembangkan kompetensi dari mata pelajaran menjadi fokus

pada kompetensi yang dikembangkan menjadi mata pelajaran

melalui pendekatan tematik-integratif (Standar Proses).

c. Perubahan standar proses

Perubahan pada standar proses berarti perubahan strategi

pembelajaran. guru wajib merancang dan mengelola proses

pembelajaran aktif yang menyenangkan. Peserta didik difasilitasi

untuk mengamati, menanya, mengolah, menyajikan,

menyimpulkan, dan mencipta.

d. Perubahan standar evaluasi

Penilaian mengukur penilaian otentik yang mengukur kompetensi

sikap, keterampilan, serta pengetahuan berdasarkan hasil dan

proses. Sebelumnya ini penilaian hanya mengukur hasil

kompetensi.

B. Penilaian

1. Pengertian Penilaian

Menurut Nana Sudjana (1992: 3), penilaian merupakan proses

yang dilakukan oleh peserta didik untuk mendapatkan nilai terhadap

hasil belajar yang telah dicapai peserta didik dengan kriteria tertentu.

Hal ini menunjukkan bahwa objek yang dinilai adalah hasil belajar

(33)

dan Yustiana, 2014) penilaian adalah suatu prosedur yang mencakup

kegiatan mengumpulkan, menganalisis, serta menginterpresentasikan

informasi untuk digunakan membuat kesimpulan tentang karakteristik

peserta didik. Menurut Permendikbud no. 23, (2016) Standar penilaian

pendidikan adalah kriteria mengenai lingkup, tujuan, manfaat, prinsip,

mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta

didik yang digunakan sebagai dasar dalam penilaian hasil belajar

peserta didik.

Penilaian merupakan bagian integral dari keseluruhan proses

kegiatan belajar-mengajar. Hasil kegiatan penilaian sebelumnya akan

mengetahui kompetensi apa yang sudah, belum, atau kurang dikuasai

peserta didik dan karenanya dapat dilakukan tindakan selanjutnya

yang sesuai. Pada kegiatan penilaian, guru melakukan pengumpulan

data dengan berbagai cara pengukuran untuk memantau proses,

kemajuan, perkembangan hasil belajar peserta didik sesuai dengan

potensi yang dimiliki, pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang

diharapkan tercapai melalui pembelajaran secara berkesinambungan.

Penilaian juga dapat memberikan umpan balik dari hasil penilaian

dapat dipandang sebagai usaha peningkatan kualitas proses dan hasil

pembelajaran yang diselenggarakan.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan

bahwa penilaian belajar peserta didik merupakan sesuatu yang sangat

(34)

dapat mengetahui seberapa besar keberhasilan peserta didik telah

menguasai kompetensi atau materi yang telah diajarkan oleh guru.

Melalui penilaian juga dapat dijadikan acuan untuk melihat tingkat

keberhasilan atau efektivitas guru dalam pembelajaran.

2. Penilaian Ranah Pengetahuan, Sikap dan Keterampilan

a. Ranah Pengetahuan

Penilaian ranah pengetahuan ini berfungsi sebagai alat ukur

pencapaian dalam proses pembelajaran dan untuk mengetahui

kelemahan dan proses kegiatan pembelajaran oleh peserta didik.

Melalui penilaian tersebut diharapkan peserta didik dapat

menguasai kompetensi yang akan dinilai. Untuk itu, perlu

digunakan beberapa teknik penilaian yang sesuai dengan

kompetensi yang akan dinilai, yaitu tes tertulis, lisan dan

penugasan. Langkah awal untuk menilai ranah pengetahuan ini

adalah melakukan analisis KD sesuai dengan muatan pelajaran,

kemudian menentukan teknik penilaiannya. Kisi-kisi yang baik

memiliki KD yang diperlukan dalam penyusunan soal.

b. Ranah Sikap

Penilaian sikap dilakukan untuk mengukur sikap peserta didik

sebagai hasil dari suatu program pembelajaran di dalam dan luar

kelas. Hasil penilaian pencapaian sikap dalam bentuk deskripsi.

(35)

yang diinginkan dan sikap yang belum tercapai yang memerlukan

pembinaan dan pembimbingan.

c. Ranah Keterampilan

Penilaian keterampilan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk

mengukur kemampuan peserta didik menerapkan pengetahuan

dalam melakukan tugas tertentu. Penilaian keterampilan merujuk

pada kompetensi inti keterampilan (KI 3) yang selanjutnya

diuraikan dalam kompetensi dasar. Penilaian keterampilan

dilakukan melalui praktik, produk, proyek, portofolio, dan/atau

teknik lain sesuai dengan kompetensi yang dinilai. Berdasarkan

pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa standar penilaian pada

aspek kompetensi meliputi penilaian aspek pengetahuan, sikap, dan

keterampilan.

C. HOTS & LOTS

Menurut Gunawan (2012: 171), Higher Order Thinking Skill

(HOTS) adalah proses berpikir yang mengharuskan peserta didik untuk

memanipulasi informasi dan ide-ide dalam cara tertentu yang memberi

mereka pengertian dan implikasi baru. Ernawati (2017: 196-197),

berpendapat bahwa Higher Order Thinking Skill (HOTS) merupakan cara

berpikir yang tidak lagi hanya menghafal secara verbalistik saja namun

juga memakai hakikat dari yang terkandung diantaranya, untuk mampu

memaknai makna dibutuhkan cara berpikir yang integralistik dengan

(36)

penciptaan ide-ide kreatif dan produktif. Menurut Taksonomi Bloom yang

telah direvisi proses kognitif dibedakan menjadi dua, yaitu keterampilan

berpikir tinggi atau sering disebut dengan Higher Order Thinking Skill

(HOTS), dan keterampilan berpikir tingkat rendah atau Lower Order

Thinking Skill (LOTS). Kemampuan berpikir tingkat rendah melibatkan

kemampuan mengingat (C1), memahami (C2), dan menerapkan (C3).

Krathwohl & Anderson (2010), menyatakan bahwa dalam kemampuan

berpikir tingkat tinggi melibatkan analisis dan sintesis (C4), mengevaluasi

(C5), dan mengkreasi (C6).

Untuk menguji keterampilan berpikir peserta didik, soal-soal untuk

menilai hasil belajar dirancang sedemikian rupa sehingga peserta didik

menjawab soal melalui proses berpikir yang sesuai dengan kata kerja

operasional dalam taksonomi Bloom, baik pada soal pengetahuan, sikap

maupun keterampilan. Di dalam pembelajaran dinyatakan bahwa

kemampuan peserta didik bukan hanya untuk menguasai sekumpulan

pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip

saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan, berarti peserta didik

harus selalu diajak untuk belajar dengan menggunakan proses berpikir

untuk menemukan konsep-konsep tersebut.

Kenyataan di lapangan, soal-soal cenderung lebih banyak menguji

aspek ingatan. Banyak buku yang menyajikan materi dengan mengajak

peserta didik belajar aktif, sajian konsep sangat sistematis, tetapi sering

(37)

tinggi peserta didik. Melatih peserta didik untuk terampil ini dapat

dilakukan guru dengan cara melatihkan soal-soal yang sifatnya mengajak

peserta didik berpikir dalam level analisis, evaluasi dan mengkreasi.

D. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar

1. Kompetensi Inti

Kompetensi inti adalah tingkat kemampuan untuk mencapai

standar kompetensi lulusan yang harus dimiliki oleh peserta didik pada

setiap tingkat kelas atau program. Kompetensi inti merupakan

terjemahan atau operasionalisasi sari standar kompetensi lulusan dalam

bentuk kualitas yang harus dimiliki peserta didik. Herman & Yustiana

(2014: 28) menyatakan empat kompetensi inti sebagai berikut :

Kompetensi inti 1 yaitu aspek sikap spiritual atau keagamaan.

Kompetensi inti 2 yaitu aspek sikap sosial.

Kompetensi inti 3 yaitu aspek pengetahuan.

Kompetensi inti 4 yaitu aspek keterampilan atau penerapan

pengetahuan.

2. Kompetensi Dasar

Kompetensi dasar adalah kemampuan untuk mencapai

kompetensi inti yang harus diperoleh oleh peserta didik melalui

(38)

Tabel 2.1 Kompetensi Dasar SMK Kelas X Akuntansi

Mata pelajaran : Akuntansi Dasar

Alokasi Waktu : 180 Jam

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR

3.1 Memahami pengertian,

tujuan, peran akuntansi dan pihak-pihak yang membutuhkan informasi akuntansi

4.1 Mengelompokkan pihak-pihak yang

membutuhkan informasi akuntansi sesuai perannya

3.2 Memahami jenis-jenis

profesi akuntansi

(bidang-bidang

spesialisasi akuntansi,

pentingnya etika profesi)

4.2 Mengelompokkan profesi akuntansi

(bidang-bidang spesialisasi

akuntansi, pentingnya etika profesi)

3.3 Memahami jenis dan

bentuk badan usaha

4.3 Mengelompokkan jenis dan bentuk

badan usaha

3.4 Memahami asumsi,

prinsip-prinsip dan

konsep dasar akutansi.

4.4 Mengelompokkan asumsi,

prinsip-prinsip dan konsep dasar akutansi.

3.5 Memahami tahapan

siklus akuntansi

4.5 Mengelompokkan tahapan siklus

akuntansi

3.6 Menerapkan persamaan

dasar akuntansi

4.6 Membuat persamaan dasar akuntansi

3.7 Memahami transaksi

bisnis perusahaan baik perusahaan jasa, dagang

dan manufacture

4.7 Mengelompokkan transaksi bisnis

perusahaan baik perusahaan jasa,

dagang dan manufacture

3.8 Menerapkan buku jurnal,

konsep debet dan kredit, saldo normal, sistematika pencatatan, dan bentuk jurnal

4.8 Melakukan pencatatan buku jurnal,

konsep debet dan kredit, saldo normal, sistematika pencatatan, dan bentuk jurnal

3.9 Menerapkan posting 4.9 Melakukan posting

3.10 Menganalisis transaksi

jurnal penyesuaian

4.10Membuat jurnal penyesuaian

3.11 Menganalisis perkiraan

untuk menyusun laporan keuangan

(39)

E. Taksonomi Bloom

1. Pengertian Taksonomi Bloom

Taksonomi Bloom merujuk pada taksonomi yang dibuat untuk

tujuan pendidikan. Taksonomi ini pertama kali dirancang oleh

Benjamin S. Bloom pada tahun 1956. Dalam hal ini, tujuan pendidikan

dibagi ke dalam tiga ranah dan setiap ranah dibagi kembali ke dalam

pembagian yang lebih rinci berdasarkan hirarkinya. Tiga ranah tujuan

pendidikan tersebut, yaitu:

a. Ranah kognitif, yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan

aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan

keterampilan berpikir.

b. Ranah afektif, berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek

perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara

penyesuaian diri.

c. Ranah psikomotor, berisi perilaku-perilaku yang menekankan

aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik,

berenang, dan mengoperasikan mesin.

Dari paparan di atas, Taksonomi Bloom merupakan taksonomi yang

dibuat untuk tujuan pendidikan yang dibagi menjadi ke dalam tiga

(40)

2. Taksonomi Bloom sebelum Revisi

Taksonomi bloom dibagi menjadi enam aspek yaitu pengetahuan,

pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, evaluasi (Anderson &

Krathwohl, 2010: 206).

a. Pengetahuan (C1)

Pengetahuan dalam aspek ini melibatkan proses mengingat,

menghafal, dan menyebut informasi-informasi yang telah peserta

didik peroleh secara tepat sesuai dengan apa yang telah mereka

peroleh sebelumnya.

b. Pemahaman (C2)

Pemahaman dalam aspek ini melibatkan proses menerangkan,

menjelaskan, dan merangkum informasi yang telah peserta didik

peroleh.

c. Penerapan (C3)

Aspek penerapan ini dapat melibatkan proses menghitung,

membuktikan, dan melengkapi. Pada aspek ini diharapkan peserta

didik memiliki kemampuan untuk menerapkan rumus, metode,

maupun prosedur dalam berbagai situasi.

d. Analisis (C4)

Aspek analisis yaitu memilah, membedakan, membagi. Diharapkan

peserta didik mampu memecahkan suatu peristiwa menjadi

elemen-elemen penyusunnya sehingga ide-ide yang baru menjadi

(41)

e. Sintesis (C5)

Aspek sintesis yaitu merangkai, merancang, mengatur. Peserta

didik diharapkan mampu merangkai bagian-bagian agar

membentuk suatu kesatuan.

f. Evaluasi (C6)

Pemahan dalam aspek ini peserta didik diharapkan mampu

membuat penilaian berkenaan dengan nilai sebuah ide, kreasi, cara,

atau metode.

3. Taksonomi Bloom sesudah Revisi

Taksonomi Bloom setelah dilakukan revisi oleh Aderson dan

Kratwohl (2010), terdapat perbedaan yang tidak banyak pada ranah

kognitif. Revisi tersebut meliputi:

a. Perubahan kata kunci dari kata benda menjadi kata kerja untuk

setiap level taksonomi.

b. Perubahan hampir terjadi pada semua level hierarkhis, namun

urutan level masih sama yaitu dari urutan terendah hingga

tertinggi.

Perubahan-perubahan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Dimensi proses kognitif

1) Mengingat (C1)

Kategori mengingat adalah mengambil pengetahuan yang

dibutuhkan dari memori jangka panjang seorang peserta didik.

(42)

menyadari dan mengingat kembali. Jenis pengetahuan yang

relevan dengan kategori ini adalah pengetahuan faktual,

pengetahuan konseptual, pengetahuan prosedural, dan

pengetahuan metakognitif, serta kombinasi-kombinasi yang

mungkin dari beberapa pengetahuan ini.

2) Memahami (C2)

Kategori memahami dapat membangun makna dari

pesan-pesan instruksional, termasuk lisan, tulisan, dan grafik

komunikasi.

3) Mengaplikasikan (C3)

Kategori mengaplikasikan ini sangat erat kaitannya dengan

pengetahuan prosedural. Suatu masalah merupakan jenis tugas

yang penyelesaiannya belum diketahui peserta didik, sehingga

mereka harus menemukan prosedur yang tepat untuk

memecahkan permasalahan tersebut.

4) Menganalisis (C4)

Yang termasuk dalam kategori menganalisis adalah proses

mengurai suatu materi menjadi bagian-bagian penyusunnya dan

menentukan hubungan antara bagian-bagian tersebut dan

hubungan antara bagian-bagian tersebut dengan materi tersebut

secara keseluruhan. Kategori proses menganalisis ini mencakup

proses-proses membedakan, mengorganisasi, dan

(43)

5) Mengevaluasi (C5)

Kategori mengevaluasi mencakup sejumlah proses kognitif,

yaitu memeriksa, dan mengkritik. Proses memeriksa

merupakan proses membuat penilaian terhadap suatu kriteria

internal, sementara proses mengkritik merupakan proses

membuat penilaian yang didasarkan pada kriteria-kriteria

eksternal.

6) Mencipta (C6)

Tujuan pengajaran yang termasuk kedalam kategori mencipta

ini adalah mengajarkan pada para peserta didik agar mampu

membuat suatu produk baru dengan mengorganisasi sejumlah

elemen atau bagian jadi suatu pola atau struktur yang belum

pernah ada atau tidak pernah diprediksi sebelumnya.

b. Dimensi pengetahuan

1) Pengetahuan faktual

Pengetahuan faktual adalah pengetahuan tentang

elemen-elemen dasar yang harus diketahui peserta didik untuk

mempelajari satu disiplin ilmu atau untuk menyelesaikan

masalah–masalah dalam disiplin ilmu tersebut.

2) Pengetahuan konseptual

Pengetahuan konseptual mencakup pengetahuan tentang

kategori, klasifikasi, prinsip dan generalisasi serta pengetahuan

(44)

3) Pengetahuan prosedural

Pengetahuan ini mencakup tentang keterampilan, algoritma,

teknik, dan metode, yang semuanya di sebut sebagai prosedur.

Pengetahuan prosedural merupakan pengetahuan tentang

urutan kaidah-kaidah, prosedur-prosedur yang digunakan untuk

menyelesaikan soal-soal matematika.

4) Pengetahuan metakognisi

Pengetahuan metakognisi merupakan kesadaran seseorang

tentang proses kognitifnya dan kemandiriannya untuk

mencapai tujuan tertentu.

F. Reliabilitas dan Validitas

1. Reliabilitas

Kata reliabilitas dalam bahasa Indonesia diambil dari kata

realiability dalam bahasa Inggris, yang berasal dari kata reliable

artinya dapat dipercaya. Nana (1992: 16) menyatakan bahwa

reliabilitas adalah suatu konsistensi sebuah tes untuk mengukur atau

mengamati sesuatu yang menjadi objek ukur. Menurut Widoyoko

(2014: 144) menyatakan bahwa instrumen tes dikatakan dapat

dipercaya jika memberikan yang tetap atau ajek (konsisten) apabila

diteskan berkali-kali. Sebuah instrumen tes yang valid pada umumnya

sudah reliabel, namun instrumen yang reliabel belum tentu valid.

Dalam kaitannya dengan dunia pendidikan, tes hasil belajar peserta

(45)

kesamaan hasil pada saat berlaianan waktunya terhadap peserta didik

yang sama.

Berdasarkan uraian di atas, maka dalam pembuatan alat ukur

dalam dunia pendidikan harus dilakukan secermat mungkin dan

disesuaikan dengan kaidah-kaidah yang telah ditentukan oleh ahli-ahli

pengukuran di bidang pendidikan. Untuk melihat reliabilitas suatu alat

ukur, yang berupa suatu indeks reliabilitas, dapat dilakukan penelaahan

secara statistik. Nilai ini biasa dinamakan dengan koefisien reliabilitas.

2. Validitas

Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan

kevalidan suatu instrumen. Menurut Kusaeri dan Suprananto (2012:

75) menjelaskan validitas mengacu pada ketepatan dan kecermatan

suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.

Bentuk-bentuk validitas menurut Herman dan Yustiana (2014:

284) meliputi validitas isi (content validity), validitas kriteria (criteria

validity), dan validitas konstruk (construct validity). Menurut Nana

(1992: 13), validitas isi berkenaan dengan kesanggupan alat penilaian

dalam mengukur isi dan mengungkapkan isi suatu konsep atau variabel

yang hendak diukur. Sementara itu Azwar (1987) menjelaskan bahwa

validitas isi berkaitan dengan ketepatan isi suatu instrumen dengan

materi yang hendak diungkap dan tujuan dari penilaian.Validitas

kriteria dibedakan menjadi dua, yaitu validitas konkuren dan validitas

(46)

konkuren merupakan validitas yang memperhatikan hubungan antara

skor dari tes dengan skor tes lainnya yang pengukurannya dilakukan

secara bersamaan, sedangkan validitas prediksi merupakan hubungan

skor dari tes di masa sekarang dengan skor tes yang terjadi di masa

mendatang. Statistik yang digunakan dalam pendekatan validitas

kriteria ini adalah statistik korelasi antara distribusi skor tes sebagai

prediktor. Validitas konstruk merujuk pada kesesuaian antara hasil alat

ukur dengan kemampuan yang ingin diukur. Menurut Herman dan

Yustiana (2014), validitas konstruk adalah validitas yang

mempermasalahkan seberapa jauh butir-butir tes mampu mengukur

apa yang benar-benar hendak diukur sesuai dengan konsep khusus

yang ditetapkan. Untuk menentukan validitas konstruk suatu instrumen

harus dilakukan proses penelaahan teoritis dari suatu konsep dari

variabel yang hendak diukur.

Berdasarkan uraian di atas, suatu konsekuensi praktis mengenai

hasil pengukuran pada kondisi tertentu, dan konskuensi inilah yang

akan dibuktikan secara empiris. Apabila hasilnya sesuai dengan

harapan maka instrumen itu dianggap memiliki validitas konstruk yang

baik. Untuk tes hasil belajar, yang utama adalah validitas isi, yakni

butir-butir soal yang ditanyakan kepada peserta didik sesuai dan

mewakili kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik. Hal ini

dapat dilihat dari sejauh mana butir-butir soal itu sesuai dengan

(47)

G. CTT (Classical Test Theory)

Pendekatan CTT adalah metode pertama yang dikembangkan

untuk pengukuran. Teori-teori CTT mendominasi pengembangan rumus

reliabilitas dan validitas yang dikenal dewasa ini (Suryabrata, 2005).

Model dari pendekatan teori tes klasik ini disebut juga sebagai model skor

murni (true score model). Menurut Allen & Yen (dalam Retnawati, 2016:

113) teori tes klasik disebut juga teori skor murni klasik didasarkan pada

suatu model aditif, yakni skor amatan adalah jumlah dari skor yang

sebenarnya dan skor kesalahan pengukuran. Pendekatan CTT ini juga telah

berkontribusi dalam pengembangan pengukuran psikometri dan

pendekatan ini dianggap sebagai model yang sederhana dan kuat.

Dalam pengukuran tentunya akan terjadi kesalahan pengukuran.

Kesalahan pengukuran yang dimaksudkan dalam teori ini merupakan

kesalahan yang tidak sistematis atau acak. Kesalahan ini merupakan

penyimpangan secara teoritis dari skor amatan yang diperoleh dengan skor

amatan yang diharapkan. Kesalahan pengukuran yang sistematis dianggap

bukan merupakan kesalahan pengukuran.

Asumsi-asumsi CTT pada dasarnya merupakan hubungan

matematis antara skor tampak yang disimbolkan dengan huruf X, skor

murni yang dilambangkan dengan huruf T, dan eror pengukuran yang

diberi simbol huruf E. Skor tampak merupakan nilai performansi subjek

yang diungkap melalui pengukuran yang dinyatakan dalam bentuk angka

(48)

pernyataan dalam tes tersebut. Skor murni menjelaskan bahwa performansi

subjek sesungguhnya yang tidak mungkin dapat diungkap secara langsung

oleh tes.

Selain itu ada beberapa asumsi yaitu skor kesalahan pengukuran

tidak berinteraksi dengan skor sebenarnya, merupakan asumsi yang

pertama. Asumsi yang kedua adalah skor kesalahan tidak berkorelasi

dengan skor sebenarnya dan skor-skor kesalahan pada tes-tes yang lain

untuk peserta tes yang sama. Ketiga, rata-rata dari skor kesalahan ini sama

dengan nol. Asumsi-asumsi pada teori tes klasik ini dijadikan dasar untuk

mengembangkan formula-formula dalam menentukan validitas dan

reliabilitas tes.

Berdasarkan deskripsi di atas, pendekatan CTT adalah metode

pertama yang dikembangkan untuk pengukuran. Dalam pengukuran

tentunya akan terjadi kesalahan dalam mengukur. Oleh karena itu, peneliti

mempertimbangkan menggunakan pendekatan CTT dalam proses analisis

yang akan dilakukan pada penelitian ini.

H. IRT (Item Response Theory)

Teori tes modern sering juga disebut Latent Trait Theory yaitu

performance subjek dalam suatu tes yang dapat diprediksi dari

kemampuannya yang bersifat laten. Atau lebih dikenal dengan Item

Response Theory (IRT) yaitu respon subjek terhadap item yang

(49)

Item Characteristic Curve (ICC). Artinya semakin baik performance

subjek akan semakin banyak respon (jawaban pada item tes) yang benar.

1. Asumsi Teori Respon Butir

Hambleton 1991: 9 (dalam Suryabrata, 2005: 28) menyatakan

bahwa teori respon butir memiliki beberapa asumsi-asumsi, yaitu

unidimensionalitas, independensi lokal, dan fungsi karakteristik butir

menyatakan hubungan yang sebenarnya antara variabel yang tak

terobservasi (yaitu kemampuan) dengan variabel terobservasi (yaitu

respon butir).

a. Asumsi unidimensionalitas

Asumsi ini merujuk pada satu kemampuan yang diukur oleh

sekumpulan butir-butir soal dalam suatu tes. Idealnya, setiap butir

tes yang dibuat hanya mengukur salah satu dari kemampuan

peserta tes, bukan mengukur dua atau lebih kemampuan peserta

tes. Jika suatu butir mengukur hal yang bersifat multidimensi,

maka skor pada butir tersebut merupakan kombinasi dari berbagai

kemampuan subjek. Meskipun begitu pada praktiknya asumsi

unidimensionalitas ini tidak dapat secara ketat diterapkan karena

adanya faktor-faktor dominan yang mempengaruhi hasil suatu tes.

Hal yang paling penting dalam asumsi ini adalah adanya satu

(50)

b. Asumsi independesi lokal

Asumsi ini merujuk apabila kemampuan-kemampuan yang

mempengaruhi performansi tes dijadikan konstan, maka respons

subjek terhadap butir manapun akan independen secara statistik.

Dengan kata lain, independensi lokal terhadap butir dapat diartikan

bahwa respon subjek pada butir satu tidak berpengaruh terhadap

respon pada butir lain atau secara sederhana dapat dikatakan bahwa

asumsi indepensi lokal akan terpenuhi apabila jawaban peserta

terhadap suatu butir soal tidak bergantung pada jawaban peserta

terhadap butir soal yang lain.

2. Model Teori Respon Butir

Model teori respon butir dapat dikategorikan berdasarkan

jumlah respon yang diskor, yaitu dikotomi dan politomi. Pada model

dikotomi, respon item diskor ke dalam dua kelompok yang

menunjukkan sukses (1) atau gagal (2). Menurut Surapranata (dalam

Sudaryono, 2013), indeks daya pembeda didefinisikan sebagai selisih

antara proporsi jawaban benar pada kelompok atas dengan proporsi

jawaban benar pada kelompok bawah. Pada model politomi, sebuah

item memiliki lebih dari dua pilihan respon jawaban. Masing-masing

respon tersebut memiliki nilai skor yang berbeda-beda pula.

Menurut Naga (dalam Sudaryono, 2013), teori respon butir

memiliki 4 model fungsi distribusi logistik, yaitu model logistik 1

(51)

dan model logistik 4 parameter. Perbedaan tiga model ini terletak pada

jumlah parameter yang digunakan.

a. Model Logistik 1 Parameter

Menurut Azwar (2015), Model 1PL ini disebut juga sebagai model

Rasch. Pada penyusunan model 1PL ini, karakteristik butir yang

dilibatkan hanya satu, yaitu parameter taraf kesukaran butir (bi).

Parameter (bi) digambarkan dalam suatu kurva ICC sebagai titik

dalam skala kemampuan yang memiliki probabilitas menjawab

benar sebesar 0,5. Semakin tinggi taraf kesukaran butir, maka

dibutuhkan abilitas yang lebih besar untuk mempertahankan

probabilitas 0,5 dalam kurva. Oleh karena itu pada kurva ICC

butir-butir yang sulit selalu berada di sebelah kanan butir yang

mudah.

b. Model Logistik 2 Parameter

Model logistik 2 parameter memiliki dua elemen dalam

bentuk matematikanya, yaitu parameter kesukaran item dan

parameter daya beda.

c. Model Logistik 3 Parameter

Model logistik 3 parameter ditujukan pada item pilihan

(52)

d. Model Logistik 4 Parameter

Model logistik 4 parameter untuk menganalisis data yang

menitikberatkan pada parameter kesukaran item, parameter daya

beda item, parameter peluang tebakan, dan penyebab lain.

Pada penelitian ini, model yang dipilih adalah model logistik 1

parameter untuk melihat parameter kesulitan item pada subtes RA

dengan alasan lebih praktis dan lebih mudah untuk dilakukan oleh

peneliti. Metode estimasi yang akan digunakan adalah metode

kemungkinan maksimum marginal. Metode ini disarankan karena

membantu mengurangi pengaruh panjang tes maupun sampel dengan

asumsi bahwa distribusi kemampuan adalah normal.

3. Parameter Teori Respon Butir

Menurut Naga (dalam Sudaryono, 2013), pada teori respon

butir terdapat tiga unsur parameter yaitu paramater item, parameter

peserta dan parameter respon. Ketiga unsur ini berhubungan sehingga

menghasilkan fungsi atau Kurva Karakteristik Item. Hal ini tampak

dari respon peserta terhadap item yang berhubungan dengan atau dapat

ditentukan oleh ciri item atau ciri peserta yang bersangkutan. Dalam

hubungan ini, ciri peserta dinyatakan melalui parameter peserta (Ө),

ciri item dinyatakan melalui tiga parameter item a, b, dan c, serta ciri

respon dinyatakan dalam bentuk probabilitas jawaban benar (P(Ө)).

Parameter peserta (Ө) hanya bisa diukur melalui respon subjek

(53)

nilai baku untuk parameter peserta membentang dari minus tak

terhingga sampai positif tidak terhingga. Namun secara praktis, nilai

baku yang dianggap berguna hanya terletak antara -4 sampai +4.

Parameter item a adalah parameter item yang berkaitan dengan

daya beda yaitu kemampuan item untuk mempertegas perbedaan

subjek yang mampu menjawab dengan benar dan yang tidak. Nilai

parameter item a bergerak daru 0 sampai dengan +2. Kemudian,

parameter item b adalah parameter item yang berkaitan dengan

kesulitan item yaitu sulit atau mudahnya item tersebut untuk dijawab

oleh subjek. Nilai parameter item b bergerak dari -2 sampai +2. Lalu,

parameter item c adalah parameter yang berkaitan dengan peluang

tebakan semu subjek yakni peluang yang dapat menyebabkan subjek

secara kebetulan menjawab item tersebut dengan benar. Nilai responsi

atau jawaban benar dari subjek terhadap item tersebut terletak di antara

0 dan 1.

4. Fungsi Informasi Item dan Tes

Menurut Hambleton dan Swaminathan, 1985: 94 (dalam

Retnawati, 2014), fungsi informasi item merupakan suatu metode

untuk menjelaskan kekuatan suatu item pada perangkat tes, pemilihan

butir tes, dan pembandingan beberapa perangkat tes. Fungsi informasi

item menyatakan kekuatan atau sumbangan item tes dalam

mengungkap latent trait yang diukur dengan tes tersebut. Dengan

(54)

membantu dalam seleksi item tes. Fungsi informasi tes merupakan

jumlah dari fungsi informasi item penyusunan tes tersebut.

Berhubungan dengan hal ini, fungsi informasi perangkat tes akan

tinggi jika item tes mempunyai fungsi informasi yang tinggi pula.

I. Program QUEST

Menurut Subali (2010: 28), analisis item menggunakan program

QUEST memberikan informasi hasil analisis item menurut teori tes klasik

(classical test theory atau CTT) dan menurut teori tes modern atau teori

respons item (item response theory atau IRT). IRT hasil program QUEST

mengacu kepada model logistic satu parameter (1-parameter logistic) atau

disingkat model 1-PL. Dalam hal ini parameter yang dimaksud adalah

tingkat kesulitan item. Model ini dikenal dengan model rasch untuk data

dengan skala dikotomus (kategori-1 bila memiliki skor 0 dan kategori-2

bila memiliki skor 1). Untuk data dengan skala politomus (lebih dari dua

kategori (misalnya kategori-1bila memiliki skor 0, kategori-2 bila

memiliki skor 1, kategori-3 bila memiliki skor 2, dan dapat ditambah

kategori selanjutnya sesuai dengan penambahan skor yang dimiliki).

Program QUEST dapat menganalisis data skala politomus sampai

10 kategori (kategori terendah yakni kategori-1 yakni berskor 0 karena

salah atau melewatinya, dan kategori tertinggi adalah kategori-10 yakni

kategori berskor 9 karena tidak mengerjakan akibat kehabisan waktu.

Analisis item menggunakan IRT ada yang melakukan kalibrasi

(55)

(diberi simbol β atau b) sehingga disebut model satu paramemeter logistik

atau model 1-PL atau disebut Model Rasch (Rasch Model).

Dari penjelasan tersebut, maka dapat disimpulkan pada analisis

butir soal kognitif dengan program QUEST menggunakan model Rasch,

data yang dimasukan berupa data dikotomi pada soal pilihan ganda. Untuk

instrumen yang jawabannya dikotomi dapat dinyatakan dengan huruf

mulai dari A sampai dengan I atau dengan angka dari 0 sampai dengan 9.

J. Pengelolaan Buku Jurnal

1. Persiapan Pengelolaan Buku Jurnal

a. Peralatan yang diperlukan dalam pengelolaan buku jurnal

Dalam pengertian akuntansi jurnal adalah catatan transaksi

keuangan yang pertama dibuat bersumber dari bukti transaksi.

Pencatatan transaksi dalam buku jurnal merupakan kegiatan

pertama dalam rangkaian kegiatan akuntansi. Pada perusahaan

yang menyelenggarakan akuntansi secara manual, pelatan dan

bahan yang diperlukan dalam pengelolaan buku jurnal antara lain

terdiri atas:

a. Bukti transaksi yang telah dinyatakan absah

b. Buku jurnal baik buku jurnal umum maupun buku jurnal

khusus

c. Alat tulis kantor seperti kertas, pinsil, bolpoin, penghapusan

dan penggaris

(56)

e. Formulir laporan

b. Identifikasi data transaksi

Mencatat bukti transaksi dalam buku jurnal ialah mencatat

data transaksi yang tercantum dalam bukti transaksi.

Mengidentifikasi (penentuan) data transaksi lebih kepada

penentuan jenis transaksi dan kelengkapan data yang terkait

sehubungan dengan kepentingan akuntansi, sehingga dapat dicatat

dalam buku jurnal yang tepat dan buku yang terkait lainnya.

Sebagai contoh, faktur yang dibuat dan dikeluarkan oleh

perusahaan sendiri. Transaksi yang terjadi ialah transaksi penjualan

yang harus dicatat dalam buku jurnal penjualan dan buku pembantu

piutang. Sementara data yang harus ada untuk kepentingan

akuntansi terdiri atas:

1) Nama debitor kepada siapa barang dijual

2) Jenis, type barang yang dijual

3) Kuantum (banyaknya) satuan barang yang dijual

4) Harga satuan barang yang dijual

5) Jumlah rupiah harga barang, PPN dan jumlah rupiah terhutang.

2. Pencatatan Transaksi

a. Mekanisme debit kredit dan saldo normal akun

Mekanisme debet kredit merupakan salah satu konsep penting

dalam mempelajari akuntansi. Mekanisme debet kredit adalah

(57)

pengolahan data-data keuangan perusahaan yang telah disepakati

secara umum dan aturan ini berlaku secara universal. Mekanisme

debet kredit dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 2.1 Mekanisme Debet Kredit

Dari gambar di atas, dapat disimpulkan saldo normal akun

sebagai berikut.

Tabel 2.2 Saldo Normal Kelompok Akun

Kelompok Akun Bertambah Berkurang Saldo Normal

Aset Debet Kredit Debet Liabilitas Kredit Debet Kredit Ekuitas Kredit Debet Kredit Pendapatan Kredit - Kredit

(58)

1) Saldo normal asset

Saldo norma aset pada umumnya adalah di sisi debet, artinya

nilai sisa atau saldo akun aset ada di sisi debet. Hal ini berarti

pula jika akun aset bertambah akan dicatat di sisi debet.

Meskipun begitu, ada beberapa akun aset yang memiliki saldo

normal di kredit, seperti akumulasi penyusutan aset tetap dan

amortisasi aset tetap tidak berwujud. Akun yang demikian

disebut akun lawan (contra account).

Tabel 2.3 Saldo Normal Akun Aset

Nama Akun Bertambah Berkurang Saldo

Normal

Kas Debet Kredit Debet Piutang Usaha Debet Kredit Debet Perlengkapan Debet Kredit Debet Sewa dibayar di

will Kredit Debet Kredit

2) Saldo normal liabilitas

Saldo normal liabilitas adalah di sisi kredit, artinya saldo akhir

setiap akun liabilitas adalah di sisi kredit. Hal ini berarti pula

(59)

Tabel 2.4 Saldo Normal Akun Liabilitas

Nama Akun Bertambah Berkurang Saldo

Normal

Utang usaha Kredit Debet Kredit Utang wesel Kredit Debet Kredit Utang dagang Kredit Debet Kredit Sewa diterima di muka Kredit Debet Kredit Gaji yang masih harus

dibayar Kredit Debet Kredit Utang bank Kredit Debet Kredit Utang hipotek Kredit Debet Kredit

3) Saldo normal ekuitas

Saldo normal kelompok akun ekuitas adalah di sisi kredit,

berarti nilai sisa atau saldo akun-akun ekuitas ada di sisi kredit.

Namun terdapat akun lawan dari ekuitas, yaitu pengambilan

pribadi pemilik (prive) dan laba yang dibagikan (dividen) yang

bersaldo normal kredit.

Tabel 2.5 Saldo Normal Akun Ekuitas

Nama Akun Bertambah Berkurang Saldo Normal

Modal Luthfi Kredit Debet Kredit Modal Djuandi Kredit Debet Kredit Modal sahan Kredit Debet Kredit Laba ditahan Kredit Debet Kredit Pengambilan

pribadi/prive Debet Kredit Debet Dividen Debet Kredit Debet

4) Saldo normal pendapatan

Pendapatan termasuk kelompok akun nominal yang sifatnya

menambah ekuitas. Saldo normal pendapatan sama dengan

saldo normal ekuitas, yaitu di sisi kredit. Pada saat tertentu jika

(60)

di sisi kredit. Hal ini berarti jika pendapatan bertambah akan

dicatat di sisi kredit.

Tabel 2.6 Saldo Normal Akun Pendapatan

Nama Akun Bertambah Berkurang Saldo

Normal

Pendapatan salon Kredit - Kredit Pendapatan bengkel Kredit - Kredit Pendapatan bunga Kredit - Kredit Pendapatan komisi Kredit - Kredit Penjualan Kredit - Kredit Pendapatan lain-lain Kredit - Kredit

5) Saldo normal beban

Beban termasuk kelompok akun nominal yang bersifat

mengurangi ekuitas. Dengan demikian, saldo normal beban

berlawanan dengan saldo normal pendapatan, yaitu di sisi

debet. Jika beban bertambah akan dicatat di sisi debet. Dalam

keadaan normal beban tidak pernah berkurang dalam setiap

periodenya.

Tabel 2.7 Saldo Normal Beban

Nama Akun Bertambah Berkurang Saldo

Normal

Beban gaji Debet - Debet Beban bunga Debet - Debet Beban listrik, air,

dan telepon Debet - Debet Beban

Gambar

Tabel 2.1 Kompetensi Dasar SMK Kelas X Akuntansi
Gambar 2.1 Mekanisme Debet Kredit
Tabel 2.3 Saldo Normal Akun Aset
Tabel 2.4 Saldo Normal Akun Liabilitas
+7

Referensi

Dokumen terkait

Negara-negara Timur Tengah yang saat ini menjadi sorotan media dunia menarik kita kaji dengan menggunakan pendekatan sosial politik yang akhirnya berpengaruh pada kehidupan ekonomi

Berdasarkan latar belakang masalah yang disampaikan, maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini adalah : (1) Apakah ada perbedaan hasil belajar mahasiswa

Gambaran histopatologi bronkus dari organ paru tikus asma yang dipapar oleh LPS menunjukkan kerusakan epitel paling besar dibandingkan dengan kondisi epitel pada

Hasil penelitian tersebut membukti- kan bahwa semakin baik gaya mengajar pendidik akan meningkatkan keefektifan interaksi sosial dalam kelas sehingga prestasi belajar

Penelitian dalam skripsi ini berjudul “Tinjauan Yuridis Pengaturan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Kepala Daerah Dalam Perspektif Penyelenggaraan

Divre 3 masih terdapat keluhan yang muncul dari kualitas layana wifi.id pada wifi.id corner yang ada. Penelitian ini mengambil dimensi information quality &

penyebaran yang sama dengan Enhalus accoroides, namun tetapi keberadaannya hanya terbatas pada bagian pinggir pantai yang paling dangkal, sehingga bila ada proses

Dari percobaan yang telah dilakukan menunjukkan bahwa perlakuan A dengan konsentrasi akar tuba segar 1 ppm merupakan waktu rata-rata kematian ikan nila terlama dan perlakuan D