• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jumlah (ha) No Kecamatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Jumlah (ha) No Kecamatan"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

B

B

a

a

b

b

2

2

P

P

o

o

t

t

e

e

n

n

s

s

i

i

K

K

a

a

b

b

u

u

p

p

a

a

t

t

e

e

n

n

T

T

a

a

p

p

i

i

n

n

2.1. WILAYAH ADMINISTRASI

Kabupaten Tapin seluas 2.174,95 Km² merupakan salah satu kabupaten dalam wilayah

Provinsi Kalimatan Selatan. Secara geografis Kabupaten Tapin terletak diantara 20.32’43” –

30.00’43” Lintang Selatan dan 1140.46’13” – 1150.30’33” Bujur Timur. Secara administrasi

berikut adalah Batas Kabupaten Tapin;

• Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Hulu Sungai Selatan

• Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Banjar

• Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Barito Kuala

• Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Hulu Sungai Selatan

Secara administrasi wilayah Kabupaten Tapin terbagi atas 12 (dua belas) kecamatan

dengan 135 desa dengan 2 desa pemekaran baru pada tahun 2015 yaitu Desa Mekar Sari dan

Desa Hatiwin. Daerah yang memiliki wilayah paling luas adalah Kecamatan Candi Laras Utara

dengan luas 681, 40 km² atau sebesar 31,33 persen dari luas keseluruhan Kabupaten Tapin.

Sementara daerah yang memiliki luas wilayah kecil adalah Kecamatan Tapin Utara dengan

(2)

Sumber : Kabupaten Tapin Dalam Angka Tahun 2013

Tabel 2.1

Luas Wilayah Menurut Kecamatan Tahun 2012

No. Kecamatan Luas (km²) Persentase (%)

1. Binuang 132,39 6,09

2. Hatungun 95,60 4,40

3. Tapin Selatan 153,44 7,05

4. Salam Babaris 72,80 3,35

5. Tapin Tengah 309,56 14,23

6. Bungur 91,26 4,20

7. Piani 200,09 9,20

8. Lokpaikat 93,89 4,32

9. Tapin Utara 32,34 1,49

10. Bakarangan 62,57 2,88

11. Candi Laras Selatan 249,61 11,48

12. Candi Laras Utara 681,40 31,33

Jumlah (Total) 2.174,95 100

(3)

2.2. POTENSI WILAYAH KABUPATEN TAPIN 2.2.1.Kondisi Fisik Wilayah

A. Topografi dan Kemiringan

Sebesar 67,34 persen dari total luas wilayah Kabupaten Tapin berada pada

ketinggian 0-7 m diatas permukaan air laut, sedangkan ketinggian lebih dari 500 m sekitar

1,21 persen. Menurut kelas kemiringan diketahui bahwa kemiringan di Kabupaten Tapin

banyak terletak pada kemiringan 0-2 % (persen) yaitu sekitar 82,46 % (persen) dari total luas

wilayah Kabupaten Tapin. Sedangkan kemiringan antara 2,1 sampai 8 % (persen) hanya

sekitar 0,62 dari keseluruhan luas wilayah Kabupaten Tapin.

Tabel 2.2 Luas Wilayah Menurut Kelas Lereng Di Kabupaten Tapin

0-2% >2-8% >8-15% >15-25 %>25-40% >40%

1 Binuang 12.915 0 0 30 294 0 13.239 2 Hatungun 0 264 6.070 2.110 256 860 9.560 3 Tapin Selatan 15.184 160 0 0 0 0 15.344 4 Salam Babaris 4.854 576 730 500 160 460 7.280 5 Tapin Tengah 30.956 0 0 0 0 0 30.956 6 Bungur 5.476 0 0 2.780 440 430 9.126 7 Piani 0 1.090 3.510 8.909 2.360 4.140 20.009 8 Lokpaikat 7.369 250 860 580 330 0 9.389 9 Tapin Utara 3.234 0 0 0 0 0 3.234 10 Bakarangan 6.257 0 0 0 0 0 6.257 11 Candi Laras Selata 24.961 0 0 0 0 0 24.961 12 Candi Laras Utara 68.140 0 0 0 0 0 68.140

179.346 2.340 11.170 14.909 3.840 5.890 217.495 82,46 1,08 5,14 6,85 1,77 2,71 100,00 Jumlah

Persentase

Kelas Lereng/Kemiringan Jumlah (ha) No Kecamatan

Sumber: Kabupaten Tapin Dalam Angka, BPS, 2013

B. Hidrologi

Kondisi hidrologi di wilayah Tapin dipengaruhi oleh Sungai Negera (beserta

anak-anak sungai) yang merupakan anak-anak Sungai Barito dan Sungai Tapin (beserta anak-anak-anak-anak

sungai). Sungai Negara beserta anak sungainya yaitu Sungai Muning mengalir melalui

wilayah bagian barat Kabupaten Tapin, seperti pada Kecamatan Candi Laras Utara, Candi

(4)

dari bagian timur hingga barat wilayah Kabupaten Tapin melalui Kecamatan Piani,

Kecamatan Bungur, Kota Rantau, Kecamatan Tapin Utara serta Kecamatan Bakarangan.

Kondisi hidrologi khas wilayah Kabupaten Tapin adalah rawa. Luas rawa di wilayah

Kabupaten Tapin (berdasarkan perhitungan secara digital) relatif luas yaitu seluas 28.243,313

hektar. Sebagian besar rawa yang ada di wilayah Kabupaten Tapin berada di Kecamatan

Candi Laras Utara, Candi Laras Selatan, Bakarangan serta Tapin Tengah.

Kondisi hidrologi juga tidak bisa dilepaskan dari kondisi drainase tanah yang ada

wilayah Kabupaten Tapin. Hampir sebagian besar wilayah Kabupaten Tapin tergenang

secara permanen yaitu berupa rawa dengan luas wilayah sekitar 133.058 hektar atau 61% dari

total luas wilayah Kabupaten Tapin. Wilayah yang tidak pernah tergenang air hanya seluas

63.300 Hektar atau sekitar 29% dari total luas wilayah Kabupaten Tapin. Dengan demikian

kondisi wilayah Kabupaten Tapin sebagian besar didominasi daerah lahan basah.

Berdasarkan kondisi lereng dan topografi di wilayah Kabupaten Tapin mempunyai

tingkat bahaya erosi relatif kecil. Daerah dengan tingkat bahaya erosi sedang sampai tinggi

hanya seluas 19.727 Hektar atau setara 9% total luas wilayah Kabupaten Tapin. Hal ini

menunjukkansecara alami kondisi fisik permukaan tanah di Kabupaten Tapin relatif baik.

C. Klimatologi

Curah hujan merupakan salah satu indikator wilayah untuk mengetahui kondisi tanah

dalam suatu wilayah. Keadaan cuaca ini banyak mempengaruhi semua kegiatan

pembangunan, baik yang berhubungan langsung dengan kegiatan yang bersangkutan

dengan wadah pembangunan itu sendiri yang berupa tanah. Tercatat curah hujan rata-rata

berkisar antara 10,00-24,17mm/hari dimana rata-rata curah hujan terendah pada Bulan

September dan tertinggi pada Bulan April.

Kelembaban udara dan temperatur dipengaruhi oleh ketinggian dan jarak dari

permukaan air laut. Rata-rata temperatur udara sebesar 27,10°C pada Bulan Desember

sampai dengan 28,70°C pada Bulan Februari dan Maret. Rata-rata kelembaban udara

berkisar antara 67% pada Bulan Agustus sampai dengan 85% pada Bulan Mei, November dan

(5)

D. Geologi

Kabupaten Tapin yang termasuk kedalam Cekungan Barito merupakan daerah yang

menarik perhatian para ahli geologi maupun tambang sejak jaman Belanda. Beberapa

penulis terdahulu yang pernah melakukan penelitian di daerah Tapin dan sekitarnya adalah

Bemmelen R.W., 1949; menulis tentang geologi di Indonesia dimana dalam laporannya

bahwa di daerah Tapin dan sekitarnya (Kalimantan Selatan) mengandung endapan

batubara. Subandi dkk., 1993; telah melakukan inventarisasi endapan batubara di Kabupaten

Tapin yang hasilnya menyebutkan bahwa didaerah ini cukup baik untuk dikembangkan lebih

lanjut. Heryanto dan Sanyoto, 1987; melakukan pemetaan geologi Lembar Amuntai yang

hasilnya menyebutkan bahwa formasi pembawa batubara adalah Formasi Tanjung dan

Warukin.

Secara geologis Kabupaten Tapin terdiri dari tanah dataran tinggi dan pegunungan

yang memanjang dari arah Timur ke Selatan. Dari arah Utara ke Barat kebanyakan terdapat

dataran rendah (rawa). Jenis batuan utama di wilayah Tapin berupa batuan berumur

quarter. Wilayah yang mempunyai jenis batuan ini hampir di seluruh wilayah yaitu sekitar

80,01% dari luas wilayah. Selain jenis batuan berumur quarter, sebagian kecil wilayah Tapin

mempunyai batuan berumur mezoikum. Wilayah dengan batuan ini berada di Kecamatan

Binuang dan Piani. Sebagian besar wilayah Tapin terletak pada ketinggian kurang dari 500 m

dpl. Kondisi ini memberikan implikasi bahwa faktor ketinggian tempat bukan merupakan

kendala dalam usaha mengembangkan wilayah ini di sektor pertanian. Wilayah yang

ketinggiannya lebih dari 500 m dpl hanya terdapat disebagian kecil Kecamatan Piani.

Jenis Tanah di Kabupaten Tapin terdiri dari organosol gleyhumus, sebesar 73,50%

sebagian besar terletak di Kecamatan Candi Laras Utara, Candi Laras Selatan, Binuang, Tapin

Selatan dan Tapin Tengah; podsolik merah kuning, sebesar 18,23% sebagian besar terletak di

Kecamatan Piani, Bungur, Tapin Selatan dan Lokpaikat; alluvial, sebesar 5,7% sebagian besar

terletak di Kecamatan Binuang, Tapin Selatan, Lokpaikat dan Tapin Utara; serta kompleks

podsolik merah kuning, Litosol, Latosol sebesar 2,57% terletak di Kecamatan Piani.

Berdasarkan aspek-aspek geomorfologi, dibagi menjadi 3 satuan bentuk asal dan 3 bentuk

lahan yaitu: bentukan asal denudasional (D) terdiri dari satuan bentuk lahan perbukitan

(6)

dan bentukan asal struktural (S) terdiri dari satuan bentuk lahan perbukitan bergelombang

lemah (S1). Berdasarkan aspek fisik, kimia dan biologi penentu lingkungan pengendapan,

Kondisi pengendapan batubara pada Satuan Batulempung Warukin termasuk ke dalam

lower delta plain stadium lingkungan pengendapan limnic pada lower shoreline zone

dengan sistem deepwater aquatic system. Sedangkan kondisi pengendapan batubara pada

Satuan Batupasir Warukin termasuk ke dalam lower delta plain stadium lingkungan

pengendapan limnic - marsh pada lower shoreline zone - upper shoreline zone dengan

sistem deepwater aquatic system - wetland.

Seluruh Kecamatan di Kabupaten Tapin kecuali Kecamatan Tapin Utara tanahnya

mempunyai tekstur sedang, yang berarti tanah di wilayah ini relatif mudah diolah dan baik

untuk usaha pertanian. Sebagian besar (sekitar 88%) diantaranya merupakan tanah dengan

tekstur sedang, 0,45% bertekstur kasar yang terdapat disebagian Kecamatan Binuang, Tapin

Selatan, Tapin Utara, Lokpaikat, Bungur dan Piani. Tanah dengan tekstur halus terdapat di

seluruh kecamatan di Kabupaten Tapin.

Kedalaman efektif tanah berhubungan dengan kemungkinan perkembangan akar

tanaman yang ada di atasnya. Semakin besar kedalaman efektif tanah, umumnya semakin

baik bagi usaha pertanian. Kedalaman efektif tanah di Kabupaten Tapin sebagian besar lebih

dari 30 cm. Bahkan sekitar 85% diantaranya mempunyai kedalaman >90 cm terdapat di

seluruh kecamatan, dan tidak ada yang mempunyai kedalaman <30 cm. Dengan demikian,

ditinjau dari kedalaman tanah, Kabupaten Tapin mempunyai potensi yang relatif baik.

E. Pola Penggunaan Lahan

Pola penggunaan lahan pada Kabupaten Tapin terbagi atas kawasan terbangun dan

kawasan tidak terbangun. Berikut adalah jenis penggunaan lahan pada Kabupaten Tapin

berdasarkan data RTRW Tahun 2014-2034;

• Tanah untuk bangunan dan halaman = 14.756 Ha

• Tegal/Kebun = 10.667 Ha

• Ladang/Huma = 6.255 Ha

(7)

• Rawa-rawa yang tidak ditanami = 25.774 Ha

• Tambak = -

• Kolam/Tebat/Empang = 121 Ha

• Tanah kering yang sementara tidak diusahakan = 12.445 Ha

• Hutan/Kayu-kayuan = 5.308 Ha

• Hutan Negara = 27.689 Ha

• Perkebunan = 35. 823 Ha

• Lain-lain = 6.145 Ha

a. Perdagangan dan Jasa

Terkait fungsi perdagangan dan jasa, daerah mengarahkan pada pengembangan

pusat perdagangan regional dan lokal, pengembangan kegiatan perangkutan darat

dan sungai serta pengembangan kawasan agroindustri. Arahan ini

mempertimbangkan adanya perkembangan kegiatan perdagangan & jasa di

Kabupaten Tapin cukup pesat, sehingga dibutuhkan kegiatan perangkutan, baik

darat & sungai yang harus mendukung.

b. Pertanian dan Perkebunan

Terkait fungsi pertanian dan perkebunan, daerah mengarahkan pada pengembangan

luas produksi lahan pertanian dan perkebunan, seperti padi, kelapa sawit, dan karet.

Arahan ini mempertimbangkan terjadinya penurunan produksi padi dan penurunan

luas panen yang sangat besar, juga komoditi perkebunan lainnya.

c. Perikanan

Terkait fungsi perikanan, daerah mengarahkan pada Pengembangan produksi

perikanan darat maupun hasil penangkapan ikan. Arahan ini mempertimbangkan

belum adanya sarana dan prasarana yang menunjang agar sentra produksi perikanan

dapat berkembang.

d. Agro-industri

Terkait fungsi agro-industri, daerah mengarahkan pada pengembangan sentra agro

(8)

Arahan ini mempertimbangkan belum adanya agro-industri untuk menunjang

berkembangnya wilayah secara baik.

e. Pendidikan

Terkait fungsi pendidikan, daerah mengarahkan pada pengembangan kawasan

pendidikan tinggi. Arahan ini mempertimbangkan adanya perkembangan penduduk

dan kebutuhan pendidikan terutama pendidikan tinggi.

f. Budaya dan Pariwisata

Terkait fungsi budaya dan pariwisata, daerah mengarahkan pada pengembangan

kawasan wisata yg merupakan pusat kegiatan wisata baik wisata alam, maupun

wisata budaya. Arahan ini mempertimbangkan bahwa selama ini kegiatan wisata

yang sudah dikenali dapat dikategorikan kepada obyek wisata dan atraksi wisata.

Sementara itu sarana akomodasi wisata umumnya terpusat di pusat kota hanya

sedikit yang berada di sekitar kawasan wisata.

g. Transportasi Regional

Terkait fungsi transportasi regional, daerah mengarahkan pada peningkatan dan

pengembangan jaringan jalan arteri primer, jaringan jalan arteri sekunder dan

kolektor, dan pengembangan pelabuhan perikanan Kabupaten Tapin. Arahan ini

mempertimbangkan bahwa berkembangnya kegiatan perangkutan, baik darat, &

laut juga berkembang cukup pesat.

h. Pusat Pelayanan

Terkait fungsi pusat pelayanan, daerah mengarahkan pada pengembangan kawasan

pemerintahan kabupaten, kawasan perumahan, kawasan pendidikan tinggi, kawasan

olahraga, pengembangan hutan/taman kota dan pengembangan fasilitas umum dan

sosial. Arahan ini mempertimbangkan adanya pembagian wilayah antara kawasan

pemerintahan Kabupaten Tapin, Kawasan permukiman yang telah berkembang

sejalan dengan pertumbuhan penduduk dan juga berkembangnya kebutuhan

fasilitas umum & sosial cenderung meningkat, baik pendidikan, kesehatan, rekreasi,

(9)

2.2.2.Ekonomi Kreatif

Potensi sektor bidang ekonomi yang ada di Kabupaten Tapin yang akan diuraikan pada

kegiatan ini meliputi sektor pertanian, sektor perindustrian dan sektor pertambangan.

Tabel 2.3 Jenis Tanaman Bidang Pertanian

No Jenis Tanaman Tanam Panen Produksi

1 Padi Sawah 64.076 63.665 285.410

2 Padi Ladang 2.194 2.194 6.503

3 Padi Sawah+

Ladang

66.270 65.859 295.275

4 Jagung 325 329 856

5 Ubi Kayu 13 16 227

6 Ubi Jalar 5 6 65

7 Kacang Tanah 602 677 844

8 Kacang Kedele 0 0 0

9 Kacang Hijau 0 0 0

Sumber: Kabupaten Dalam Angka, 2013

Kelompok Industri Industry Kimia, Agro dan Hasil Hutan (IKAHH) dan Industry

Logam, Elektronika dan Aneka (ILMEA) memiliki laju pertumbuhan yang tinggi

(10)

Tabel 2.4 Kelompok Industri 2013

No

Kelompok Industri

Unit usaha Laju

Pertumbuhan

(%)

2010 2011

1 Industry Kimia, Agro dan

Hasil Hutan (IKAHH)

5.827 5.841 0,24

2 Industry Logam,

Elektronika dan Aneka

(ILMEA)

442 453 2,49

Jumlah 6.269 6.294 0,40

Sumber: Kabupaten Dalam Angka, 2015

2.2.3.Pariwisata

Pariwisata di Kabupaten Tapin sangat ditunjang oleh ketersediaan akomodasi

hotel/losmen. Hotel terbanyak terdapat di Kecamatan Tapin Utara sebanyak 7 unit. Untuk

lebih jelasnya terdapat pada tabel 2.5.

Tabel 2.5 Jumlah akomodasi Hotel/Losmen menurut Kecamatan tahun 2015

No. Kecamatan Hotel/Losmen

1. Binuang 1

2. Hatungun

3. Tapin Selatan

4. Salam Babaris

5. Tapin Tengah

6. Bungur

7. Piani

(11)

No. Kecamatan Hotel/Losmen

9. Tapin Utara 7

10. Bakarangan

11. Candi Laras Selatan

12. Candi Laras Utara

Jumlah (Total) 9

Sumber: Kabupaten Dalam Angka, 2016

Tabel 2.6 Jumlah Restoran/Rumah Makan menurut Kecamatan tahun 2015

No. Kecamatan Restotan/Rumah Makan

1. Binuang 8

2. Hatungun

3. Tapin Selatan 5

4. Salam Babaris

5. Tapin Tengah

6. Bungur 1

7. Piani

8. Lokpaikat

9. Tapin Utara 18

10. Bakarangan

11. Candi Laras Selatan 3

12. Candi Laras Utara

Jumlah (Total) 35

(12)

Tabel 2.7 Jumlah Wisatawan Mancanegara dan Domestik tahun 2012-2015

Tahun

Wisatawan

Jum lah

Mancanegara Domestik

2012 113 343.434 343.567

2013 121 362.442 362563

2014 127 362.352 362.479

2015 136 428.526 428.662

Sumber: Kabupaten Dalam Angka, 2016

2.2.4. Pertambangan

Kabupaten Tapin merupakan salah satu daerah yang merupakan sentra pertambangan

di Kalimantan Selatan. Pertambangan yang tertinggi berupa batu bara, pasir bangungan

(galian C), sirtu, tanah laterit.

Tabel 2.8 Jenis Tambang di Kabupaten Tapin 2015

No Jenis Tambang Produksi Pertumbuhan

2011 2012

1 Batu bara 13.349.274 11.894.618,695 (10,90)

2 Kaolin 0 0 0

3 Tanah urug 21.823.877 18.048,146 (17,30)

4 Tanah laterit 40.453.874 31.552,862 (22,00)

5 Pasir bangunan 103.278.146 15.142,666 (85,34)

6 Pasir urug 5.792.038 4.557,225 (21,32)

(13)

No Jenis Tambang Produksi Pertumbuhan

2011 2012

8 Batu kerikil 45.107.717 6.119,829 (86,43)

9 Batu

gunung/kali

13.933.892 30.054,315 115,69

10 Batu pecah

(split)

119.087.954 68.117,071 (42,80)

Sumber: Kabupaten Dalam Angka, 2016

2.3. Demografi dan Urbanisasi

2.3.1. Jumlah Penduduk dan Kepala Keluarga (KK)

Menurut data statistik BPS Kabupaten Tapin, distribusi jumlah penduduk terbesar

terdapat di Kecamatan Binuang sebanyak 28.511 jiwa dan Kecamatan Tapin Utara sebanyak

24.076 jiwa. Sedangkan untuk kecamatan-kecamatan lainnya relatif memiliki populasi

penduduk dibawah 20.000 jiwa. Kecamatan yang paling sedikit jumlah penduduknya adalah

Kecamatan Piani dengan jumlah penduduk 5.578 jiwa dan Kecamatan Hatungun dengan

jumlah penduduk sebesar 8.308 jiwa.

Tabel 2.9 Luas Kecamatan, Jumlah Penduduk, Kabupaten Tapin 2013

No. Kecamatan Luas (km2)

Jumlah Penduduk

Rata-rata per km2

1 Binuang 132,39 28.511 215

2 Hatungun 95,60 8.308 87

3 Tapin Selatan 153,44 18.733 122

4 Salam Babaris 72,80 11.473 158

(14)

No. Kecamatan Luas

Sumber: Kabupaten Dalam Angka, 2013

Berdasarkan data yang ada pada Badan Pusat Statistik Kabupaten Tapin, jumlah desa

terbanyak di Kecamatan Tapin Tengah sebanyak 17 desa dengan jumlah rumah tangga

sebanyak 18.188. kemudian Kecamatan Tapin Utara sebanyak 16 desa dengan jumlah rumah

tangga sebanyak 24.076 dan Kecamatan Candi Laras Utara sebanyak 13 desa dengan 16.597.

Tabel 2.10 Luas Desa, Jumlah Penduduk, Kabupaten Tapin 2013

(15)

No. Kecamatan Jumlah

Sumber: Kabupaten Dalam Angka, 2013

2.4. Transportasi

a. Proporsi Panjang Jaringan Jalan Dalam Kondisi Baik

Aspek pelayanan umum dari Kabupaten Tapin juga dapat dilihat dari sarana

prasarana umum seperti jaringan jalan. Berikut adalah data proporsi panjang jaringan jalan

dalam kondisi baik.

Tabel 2.11

Panjang Jaringan Jalan Berdasarkan Kondisi Di Kabupaten Tapin Tahun 2013

NO Keadaan Jalan

Status Panjang Jalan (km)

(16)

NO Keadaan Jalan

Status Panjang Jalan (km)

Negara Provinsi Kabupaten

a. Baik 40,49 36,12 304,30

b. Sedang 54,80

c. Rusak 6,80 75,17

d. Rusak Berat 20,70 70,80

Jumlah 42,49 63,62 505,07

3. Kelas Jalan

a. Kelas I

b. Kelas II

c. Kelas III

d. Kelas III C 42,49 42,49 349,98

e. Kelas IV 66,49

f. Kelas V 63,60

g. Kelas tdk dirinci 20,70 25,00

Jumlah 42,49 63,62 505,07

Sumber: Kabupaten Dalam Angka, 2013

Tabel 2.12

Panjang Jaringan Jalan Berdasarkan Kondisi Menurut Kecamatan tahun 2013

di Kabupaten Tapin

NO Kecamatan Aspal Kerikil Tanah Cor Jumlah

1 Binuang 41,40 8,80 12,90 - 63,10

2 Hatungun 19,40 2,20 6,90 - 28,50

(17)

NO Kecamatan Aspal Kerikil Tanah Cor Jumlah

4 Salam Babaris 35,60 - 2,30 - 37,90

5 Tapin Tengah 28,25 - - - 28,25

6 Bungur 33,60 19,50 - - 53,10

7 Piani 34,80 11,35 - - 46,15

8 Lokpaikat 34,40 8,5 12,00 - 54,90

9 Tapin Utara 32,13 7,44 15,50 - 55,07

10 Bakarangan 32,15 3,50 9,00 - 44,65

11 Candi Laras Selatan 4,20 - - - 4,20

12 Candi Laras Utara 3,00 - 2,00 25,00 30,00

Jumlah 349,98 66,49 63,60 25,00 505,07

Sumber: Kabupaten Dalam Angka, 2013

Tabel 2.13

Panjang Jalan Kabupaten Berdasarkan Kelas Jalan Setiap Kecamatan tahun 2013

di Kabupaten Tapin

NO Kecamatan

Kelas Jalan

I II III III C IV V Tak

Dirinci

1 Binuang - - - 41,40 8,80 12,90 -

2 Hatungun - - - 19,40 2,20 6,90 -

3 Tapin Selatan - - - 51,05 5,20 3,00 -

4 Salam Babaris - - - 35,60 - 2,30 -

5 Tapin Tengah - - - 28,25 - - -

6 Bungur - - - 33,60 19,50 - -

7 Piani - - - 34,80 11,35 - -

(18)

NO Kecamatan

Sumber: Kabupaten Dalam Angka, 2013

Tabel 2.14

Panjang Jalan Kabupaten Menurut Kondisi Jalan Per Kecamatan tahun 2013 di Kabupaten Tapin

(19)

NO Kecamatan Baik Sedang Rusak Rusak

Berat Jumlah

12 Candi Laras Utara 3,00 - 2,00 25,00 30,00

Jumlah 349,98 66,49 63,60 25,00 505,07

Sumber: Kabupaten Dalam Angka, 2013

Tabel 2.15 Kondisi jalan Kabupaten Tapin Menurut Jenis Konstruksi 2013

No Jenis Konstruksi

Kondisi (km) Jumlah

panjang (km) Baik Sedang Rusak Rusak Berat

1. Aspal

a. Aspal Beton 224,96 4,00 20,77 7,50 257,23

b. Aspal Penetrasi 44,70 40,80 23,75 20,70 129,95

2 Kerikil (LPA/LPB) 7,20 8,00 20,05 6,00 41,25

3 Tanah

a. Pilihan 2,44 - 3,00 - 5,44

b. Setempat - 2,00 7,60 36,60 46,20

4 Bata Press/Paving Block 25,00 - - - 25,00

(20)

Contents

2.1. WILAYAH ADMINISTRASI ... 1

Tabel 2.1 ... 2

2.2. POTENSI WILAYAH KABUPATEN TAPIN ... 3

2.2.1. Kondisi Fisik Wilayah ... 3

Tabel 2.2 Luas Wilayah Menurut Kelas Lereng Di Kabupaten Tapin ... 3

2.2.2. Ekonomi Kreatif ... 9

Tabel 2.3 Jenis Tanaman Bidang Pertanian ... 9

Tabel 2.4 Kelompok Industri 2013 ... 10

2.2.3. Pariwisata ... 10

Pariwisata di Kabupaten Tapin sangat ditunjang oleh ketersediaan akomodasi hotel/losmen. Hotel terbanyak terdapat di Kecamatan Tapin Utara sebanyak 7 unit. Untuk lebih jelasnya terdapat pada tabel 2.5. ... 10

Tabel 2.5 Jumlah akomodasi Hotel/Losmen menurut Kecamatan tahun 2015 ... 10

Tabel 2.6 Jumlah Restoran/Rumah Makan menurut Kecamatan tahun 2015 ... 11

Tabel 2.7 Jumlah Wisatawan Mancanegara dan Domestik tahun 2012-2015 ... 12

2.2.4. Pertambangan ... 12

Kabupaten Tapin merupakan salah satu daerah yang merupakan sentra pertambangan di Kalimantan Selatan. Pertambangan yang tertinggi berupa batu bara, pasir bangungan (galian C), sirtu, tanah laterit. ... 12

Tabel 2.8 Jenis Tambang di Kabupaten Tapin 2015 ... 12

2.3. Demografi dan Urbanisasi ... 13

2.3.1. Jumlah Penduduk dan Kepala Keluarga (KK) ... 13

Tabel 2.9 Luas Kecamatan, Jumlah Penduduk, Kabupaten Tapin 2013 ... 13

Tabel 2.10 Luas Desa, Jumlah Penduduk, Kabupaten Tapin 2013 ... 14

2.4. Transportasi ... 15

Tabel 2.11 ... 15

(21)

Tabel 2.13 ... 17 Tabel 2.14 ... 18

Gambar

Tabel 2.1
Tabel 2.2 Luas Wilayah Menurut Kelas Lereng Di Kabupaten Tapin
Tabel 2.3 Jenis Tanaman Bidang Pertanian
Tabel 2.5 Jumlah akomodasi Hotel/Losmen menurut Kecamatan tahun 2015  No.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

Kajian dan Analisis untuk Kebijakan Pembangunan Jawa Barat, Meningkatnya Inovasi Daerah bagi Kemajuan Masyarakat Jawa Barat, Meningkatnya Hasil Penelitian,

Untuk mengetahui variabel berupa PDB, indeks harga konsumen, dan tingkat bunga deposito 1 bulan berpengaruh terhadap permintaan uang M1 dan permintaan uang M2 di

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kurs jangka pendek, inflasi dan suku bunga dalam jangka panjang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap indeks harga saham

Berdasarkan hasil penelitian yang didapat, maka disarankan untuk dilakukan pengujian bioekivalensi in vitro terhadap produk A, B, dan C dengan menggunakan media disolusi dengan

(1) Produk hortikultura yang dapat diberikan RIPH meliputi produk hortikultura segar untuk konsumsi, segar untuk bahan baku industri, olahan untuk bahan baku industri dan

Bagian Risalah dan Persidangan dipimpin oleh seorang Kepala Bagian yang berada dibawah dan bertanggungjawab langsung kepada Sekretaris Dewan Perwakilan Rakyat Daerah serta

Stop Out (Istirahat kuliah) adalah mengadakan penudaan registrasi administrasi, registrasi akademik dan perkuliahan serta kegiatan lain dikampus dalam jangka waktu semester