• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dinas PU Kota Sungai Penuh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Dinas PU Kota Sungai Penuh"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

7.1. Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman

7.1.1. Kondisi Eksisting Kawasan Permukiman Kota Sungai Penuh

Sebagai pusat aglomerasi, Kota Sungai Penuh tidak akan terlepas dari kehadiran para pendatang,

khususnya di Ibu Kota Sungai Penuh yang terletak di Kecamatan Sungai Penuh. Di samping penduduk

asli, jumlah penduduk di Kota Sungai Penuh mengalami pertambahan oleh keberadaan kaum migran

tetap, sirkuler maupun commuter (penglaju) yang berasal dari daerah sekitar Kota Sungai Penuh.

Namun, fakta menunjukkan bahwa Kecamatan Sungai Penuh tidak cukup mampu untuk memenuhi

kebutuhan tempat tinggal secara layak bagi penduduknya karena keterbatasan lahan. Gambaran pola

permukiman di Ibu Kota Sungai Penuh pada umumnya adalah membentuk permukiman atau

perkampungan kota.

Pola Permukiman dan Perumahan di Kota Sungai Penuh

Pola tempat tinggal atau perumahan di permukiman ibukota kabupaten dan kecamatan pada umumnya

mempunyai ciri yang kurang teratur, prasarana dan sarana kurang memenuhi syarat, penduduknya

membaur antara penduduk kelas ekonomi atas dan ekonomi tidak layak. Tingkat ekonomi memiliki

spectrum dari yang miskin sampai menengah. Disamping itu, permukiman di setiap Kecamatan di Kota

Sungai Penuhi mempunyai tingkat kepadatan yang sedang atau hanya sekitar 5% saja yang mampu dan

mempunyai minat untuk pindah. Sedangkan 95% karena kemampuan ekonomi yang kurang dan mata

pencaharian yang tergantung pada wilayah kabupaten sehingga mempunyai kecenderungan untuk tetap

(2)

Perkembangan Perumahan dan Permukiman

Akhir–akhir ini, walaupun wilayah permukiman penduduk tampak masih dalam kota, namun ada tanda-tanda bergeser kearah pinggiran kota dengan menggusur lahan pertanian. Pada kawasan “pinggiran kota” ini di mungkinkan adanya pembangunan perumahan baru. Seiring dengan perkembangan Kota Sungai

Penuh, maka banyak tumbuh pusat-pusat perekonomian baru berbentuk “ruko” (rumah toko), khususnya

pada Ibukota Kota Sungai Penuh walaupun masih mempergunakan bangunan lama dan tanah yang ada.

Belum ada pembelian kawasan khusus dari investor untuk pembangunan ruko yang dengan serta merta

menggusur permukimam penduduk.

Arah perumahan dan permukiman yang tadinya berada di sekitar permukiman ibukota kecamatan, sudah

mulai di alihkan ke pinggiran. Beberapa lokasi permukiman terdapat di Kecamatan Koto Baru yang

umumnya dahulunya merupakan areal lahan pertanian. Pembangunan perumahan telah dilakukan oleh

Pemerintah dan pihak swasta yang diperuntukkan bagi pegawai negeri dan perumahan umum

sebanyak 30, unit rumah, yang pembangunannya dilakukan pada tahun 2004 pada tahun 2005 dibangun

sebanyak 40 unit rumah dan terus berlanjut sampai sekarang khususnya perumahan yang dibangun oleh

swasta. Dengan jumlah penduduk yang berjumlah 79.992 jiwa maka dengan asumsi bahwa satu

kepala keluarga memiliki satu rumah maka dapat dihitung luas rumah dan pekarangan yang dimiliki oleh

setiap keluarga.

jumlah penggunaan lahan yang sangat minim luas lahan untuk sebuah keluarga yang rata-rata beranggotakan 4 orang. Biasanya luasan ini dipergunakan bagi masyarakat untuk bertani di area pekarangannya berupa pertanian lahan kering atau palawija dan tanaman buah-buahan, kondisi ini terjadi karena 59% luas Kota Sungai Penuh merupakan kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS). Adanya pertumbuhan penduduk secara langsung akan mempengaruhi jumlah lahan terbangun untuk permukiman. Tingkat pertumbuhan penduduk sebesar 1,5 % secara langsung akan meningkatkan luas penggunaan lahan untuk permukiman. Untuk itu perlu disiapkan lahan untuk mengantisipasi pertumbuhan penduduk tersebut.

7.1.1.1. Permasalahan Perumahan dan Permukiman di Kota Sungai Penuh

Permasalahan dalam penataan kawasan perumahan dan permukiman di Kota Sunga Penuh berdasarkan data eksisting yang terjadi di hampir setiap kecamatan di Kota Sungai Penuh diantaranya adalah :

1. Kualitas Permukiman

(3)

penempatan bangunan yang akan berdampak kualitas lingkungan permukiman yang kurang baik, masih banyaknya rumah tangga yang tidak menggunakan WC

2. Lokasi permukiman tersebar dan berkelompok

Dengan kondisi tanah yang bervariasi berupa dataran rendah dan rawa serta daerah perbukitan, dimana kehidupan masyarakat adalah bermata pencaharian pertanian, maka permukiman masyarakat pada umumnya terletak di sekitar tanah pertanian. Selain itu permukiman pada umumnya terletak disepanjang akses transportasi baik darat maupun sungai.

3. Permukiman padat dan kumuh

Kawasan kumuh adalah kawasan di mana rumah/hunian dan kondisi lingkungan masyarakat di kawasan tersebut sangat buruk kualitasnya. Rumah maupun sarana dan prasarana yang ada tidak sesuai dengan standar yang berlaku, baik standar kebutuhan, kepadatan bangunan, persyaratan rumah sehat, kebutuhan sarana air bersih, sanitasi maupun persyaratan kelengkapan prasarana jalan, ruang terbuka serta kelengkapan fasilitas sosial lainnya. Di Kota Sungai Penuh dengan kondisi kepadatan pada daerah tertentu berpotensi terjadinya kawasan kumuh, apabila kurang perhatian dari pihak terkait dalam hal ini pihak pemerintah. Pada Tahun 2015 sebanyak 30,23% penduduk masih tinggal di rumah yang tidak layak huni akibat dari keterbatasan pembiayaan perumahan serta masih banyaknya rumah tangga yang belum teraliri listrik

4. Ketersediaan rumah kurang

Dengan pertumbuhan penduduk Kota Sungai Penuh 1,5% setiap tahun. Memberikan gambaran bahwa kebutuhan perumahan juga akan meningkat. Seperti diproyeksikan bahwa kebutuhan lahan permukiman untuk tahun 2012 meningkat sampai 1,67% dari luas lahan peruntukan fasilitas umum dan Sosial. Dilihat dari proyeksi kebutuhan rumah bagi penduduk Kota Sungai Penuh ini, masih dibutuhkan banyak pembangunan perumahan baik untuk dikawasan Kota Sungai Penuh maupun untuk kota Kecamatan.

5. Keterbatasan lahan

(4)

Tabel 7.1.

Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Pengembangan Permukiman KotaSungai Penuh

No

Permasalahan

PengembanganPermukiman Tantangan Pengembangan Alternatif Solusi

1. Aspek teknis;

- Kurang ditegakkannya aturan keselamatan, keamanan dan kenyamanan Bangunan Gedung termasuk pada daerah-daerah rawan bencana - Sarana dan prasarana hidran kebakaran banyak yang tidak berfungsi dan kurang mendapatkan perhatian.

- Perlunya ketentuan peraturan zonasi yang terukur dan tegas serta tersedianya kasiba/lisiba

- menunjang peran Kota Sungai Penuh sebagai kawasan penyangga permukiman Kota Jambi

- Peningkatan daya layanan (kapasitas) dan cakupan (areal) layanan pengelolaan sampah

- Mengarahkan dan mengelola perkembangan kawasan permukiman perkotaan Kota Sungai Penuh sebagai penyangga Ibukota Provinsi - Membangun dan menyediakan

infrastruktur perkotaan sesuai dengan perkembangan kebutuhan masyarakat

2. Aspek kelembagaan; Lemahnya pengaturan penyelenggaraan bangunan gedung di daerah serta rendahnya kualitas pelayanan public dan perijinan

Peningkatan kapasitas

pemerintah daerah baik dari segi kualitas SDM, penyediaan lahan bagi pembangunan dan pengembangan permukiman

Mengintegrasikan pembangunan dan pengembangan infrastruktur perkotaan dengan pembangunan dibidang lainnya

3. Aspek pembiayaan;

Bayaknya bangunan gedung

- Meningkatkan kerjasama

semua pihak dalam pembangunan permukiman dan infrastruktur permukiman

- Menggalang kerjasama dengan berbagai pihak untuk penyediaan perumahan yang layak huni untuk masyarakat berpenghasilan rendah terprogram dan terukur dalam pembangunan permukiman untuk masa mendatang

- Mendorong kemampuan masyarakat untuk membangun rumah yang layak huni - Mendorong dan memperluas

keterlibatan swasta dalam perbaikan lingkungan perumahan

- Membangun kesadaran masyarakat dalam meningkatkan kualitas lingkungan permukiman - Membangun kemampuan

(5)

Sumber : Hasil Analisis 2016

7.1.1.2. Luas Kawasan Kumuh

KOTA Sungai Penuh Kota Sungai Penuh merupakan bagian dari wilayah Provinsi Jambi yang merupakan pemekaran dari Kabupaten Kerinci pada tahun 2008 dengan luas 391,5 km² dengan kepadata penduduk rata-rata 205 jiwa/ km².

Wilayah Kota Sungai Penuh memiliki topografi berbukit-bukit, berada pada kawasan Bukit Barisan dan hutan tropis dengan ketingian 100 - 1000 m di atas permukaan laut.

Perkembangan kawasan permukiman menyebar dengan intensitas yang semakin tinggi ke arah pusat kota. Bagian kawasan kota yang dominan untuk pengembangan kawasan permukiman adalah di bagian barat, utara dan tenggara kota.

Sesuai dengan Perda Kota Sungai Penuh Nomor 5 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Sungai Penuh Tahun 2011- 2031 wilayah Kecamatan Sungai Penuh diarahkan dengan Pusat Pelayanan Kecamatan (PPK) dan sebagian besar wilayahnya peruntukannya direncanakan sebagai kawasan perumahan dengan kepadatan tinggi. Peruntukan sebagai kawasan perumahan kepadatan tinggi tersebut dilakukan melalui :

a. peningkatan kualitas prasarana lingkungan perumahan dan penyediaan ruang terbuka hijau dan ruang terbuka non hijau;

b. peningkatan kualitas hunian di kawasan perumahan melalui pembangunan perumahan secara vertikal; dan

c. menetapkan KDB maksimum sebesar 70%.

Sistem permukiman di Kota Sungai Penuh selama ini berada di pusat-pusat kota kecamatan dan mengikuti pola jaringan jalan atau akses sungai. Kawasan perumahan menyebar dengan intensitas yang 5. Aspek lingkungan

permukiman;

Masih rendahnya apresiasi masyarakat terhadap peraturan bangunan gedung

- Penyediaan kasiba/lisiba dan permukiman bagi pelajar pendidikan tinggi dengan infrastruktur yang memadai, adahan pengembangan kawasan permukiman yang mendukung peran Kota Sungai Penuh sebagai kawasan hinterland Kota Jambi dan kawasan agrobisinis - Peningkatan kualitas

lingkungan, terutama dalam pengelolaan limbah rumah tangga

- Memanfaatkan potensi sumberdaya alam dalam

pembangunan dan pengembangan infrastruktur perkotaan

- Membangun dan mengembangkan infrastruktur dikawasan perkotaan dengan memperhatikan kondisi social budaya masyarakat

(6)

semakin tinggi ke arah pusat kota. Berdasarkan hasil pendataan, pada tahun 2012 terdapat 19.644 unit bangunan rumah tinggal (sumber: Dinas Kesehatan Kota Sungai Penuh Tahun 2013). Sedangkan jumlah KK secara keseluruhan adalah 25.226 KK. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa jumlah KK lebih banyak dari jumlah rumah yang ada dan terdapat beberapa rumah yang dihuni lebih dari satu keluarga dengan total luas kawasan kumuh seluas 231,95 Ha.

Kawasan permukiman padat bangunan dengan dukungan prasarana yang kurang memadai mendorong tumbuhnya kawasan permukiman kumuh yang mendapatkan perhatian dari Pemerintah Kota Sungai Penuh. Berdasarkan dokumen SPPIP Kota Sungai Penuh (2013), kawasan prioritas pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan adalah : (1) Kawasan Permukiman Tradisional Pusat Kota, (2) Kawasan Permukiman Kepadatan Sedang Kumun Debai, (3) Kawasan permukiman rawan longsor Kumun Debai.

Berdasarkan hasil koordinasi dengan Bappeda Kota Sungai Penuh, dengan memperhatikan dokumen RTRW dan SPPIP Kota Sungai Penuh, disepakati kawasan permukiman terduga kumuh yang akan disurvai dalam rangka pemutakhiran data kawasan kumuh adalah 4 (dua) kawasan yaitu :

1. Kawasan Pusat Kota

2. Kawasan Permukiman Pinggir Sungai Batang Merao 3. Kawasan Permukiman Pinggir Sungai Batang Sangkir 4. Kawasan Pusat Permukiman

7.1.1.3. Evaluasi Program Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman

(7)

Tabel 7.2.

Evaluasi Program Pengembangan Kawasan Kumuh Permukiman Sumber Dana APBD

No Nama Kegiatan Volume Nilai

Anggaran Tahun 2015

- Kecamatan Pondok Tinggi

1 Pembangunan Jalan Setapak Desa Karya Bakti Kec. Pondok Tinggi Paket 200.000.000,00 2 Pembangunan Jalan Lingkungan Desa Karya Bakti Kec. Pondok Tinggi Paket 200.000.000,00 3 Pembangunan Jalan Setapak Desa Sungai Jernih Kec. Pondok Tinggi Paket 150.000.000,00 4 Pembangunan Jalan Lingkungan Desa Sungai Jernih Kec. Pondok Tinggi Paket 200.000.000,00 5 Pembangunan Jalan Setapak Desa Koto Lebu Kec. Pondok Tinggi Paket 150.000.000,00 6 Pembangunan Jalan Lingkungan Desa Lawang Agung Kec. Pondok

Tinggi

Paket 400.000.000,00

- Kecamatan Sungai Bungkal

1 Pembangunan Jalan Lingkungan Desa Sungai Ning Kec. Sungai Bungkal Paket 180.000.000,00 2 Pembangunan Jalan Setapak Desa Sungai Ning Kec. Sungai Bungkal Paket 200.000.000,00 3 Pembangunan Jalan Lingkungan Desa Pelayang Raya Kec. Sungai

Bungkal

Paket 120.000.000,00

4 Pembangunan Jalan Lingkungan Desa Sumur Anyir Kec. Sungai Bungkal Paket 150.000.000,00 5 Pembangunan Jalan Lingkungan Desa Talang Lindung Kec. Sungai

Bungkal

Paket 150.000.000,00

6 Pembangunan Jalan Setapak Desa Sumur Anyir Kec. Sungai Bungkal Paket 125.000.000,00

- Kecamatan Pesisir Bukit

1 Pembangunan Jalan Lingkungan Desa Koto Keras Kec. Pesisir Bukit Paket 200.000.000,00 2 Pembangunan Jalan Lingkungan Desa Koto Lolo Kec. Pesisir Bukit Paket 160.000.000,00 3 Pembangunan Jalan Lingkungan Desa Koto Dua Kec. Pesisir Bukit Paket 200.000.000,00 4 Pembangunan Jalan Lingkungan Desa Koto Tengah Kec. Pesisir Bukit Paket 110.000.000,00

- Kecamatan Koto Baru

1 Pembangunan Jalan Setapak Desa Koto Limo Manis Kec. Koto Baru Paket 200.000.000,00

2 Pembangunan Jalan Lingkungan Desa Permai Indah Kec. Koto Baru Paket 120.000.000,00 3 Pembangunan Jalan Setapak Desa Kampung Tengah Kec. Koto Baru Paket 75.000.000,00 4 Pembangunan Jalan Setapak Desa Dujung Sakti Kec. Koto Baru Paket 75.000.000,00 5 Pembangunan Jalan Setapak Desa Koto Baru Kec. Koto Baru Paket 75.000.000,00 6 Pembangunan Jalan Setapak Desa Sri Menanti Kec. Koto Baru Paket 75.000.000,00

- Kecamatan Hamparan Rawang

1 Pembangunan Jalan Lingkungan Desa Simpang Tiga Rawang Kec. Hamparan Rawang

Paket 200.000.000,00

2 Pembangunan Jalan Setapak Desa Simpang Tiga Rawang Kec. Hamparan Rawang

Paket 100.000.000,00

3 Pembangunan Jalan Lingkungan Desa Kampung Dalam Kec. Hamparan Rawang

Paket 150.000.000,00

4 Pembangunan Jalan Lingkungan Desa Larik Kemahan Kec. Hamparan Rawang

Paket 200.000.000,00

5 Pembangunan Jalan Setapak Desa Paling Serumpun Kec. Hamparan Rawang

(8)

6 Pembangunan Jalan Setapak Desa Tanjung Kec. Hamparan Rawang Paket 150.000.000,00

- Kecamatan Tanah Kampung

1 Pembangunan Jalan Lingkungan Desa Koto Tuo Kec. Tanah Kampung Paket 200.000.000,00 2 Pembangunan Jalan Lingkungan Desa Koto Baru Kec. Tanah Kampung Paket 200.000.000,00 3 Pembangunan Jalan Lingkungan Desa Mekar Jaya Kec. Tanah Kampung Paket 150.000.000,00 4 Pembangunan Jalan Lingkungan Desa Koto Dumo Kec. Tanah Kampung Paket 150.000.000,00 5 Pembangunan Jalan Lingkungan Desa Tanjung Bunga Kec. Tanah

Kampung

Paket 200.000.000,00

6 Pembangunan Jalan Lingkungan Desa Koto Padang Kec. Tanah Kampung

Paket 200.000.000,00

7 Pembangunan Jalan Lingkungan Desa Pendung Hiang Kec. Tanah Kampung

Paket 200.000.000,00

8 Pembangunan Jalan Lingkungan Desa Baru Debai Kec. Tanah Kampung Paket 200.000.000,00 9 Pembangunan Jalan Lingkungan Desa Koto Panap Kec. Tanah Kampung Paket 150.000.000,00 10 Pembangunan Jalan Lingkungan Desa Koto Pudung Kec. Tanah

Kampung

Paket 150.000.000,00

- Kecamatan Kumun Debai

1 Pembangunan Jalan Lingkungan Desa Sandaran Galeh Kec. Kumun Debai

Paket 175.000.000,00

2 Pembangunan Jalan Lingkungan Desa Ulu Air Galeh Kec. Kumun Debai Paket 150.000.000,00 3 Pembangunan Jalan Lingkungan Desa Air Teluh Kec. Kumun Debai Paket 200.000.000,00 4 Pembangunan Jalan Lingkungan Desa Kumun Mudik Kec. Kumun Debai Paket 100.000.000,00 5 Pembangunan Jalan Lingkungan Desa Kumun Hilir Kec. Kumun Debai Paket 125.000.000,00 Tahun 2016

- Kecamata Pondok Tinggi

1 Pembangunan Jalan Lingkungan Desa Lawang Agung 1 Kec. Pondok Tinggi

Paket 100.000.000,00

2 Pembangunan Jalan Lingkungan Desa Permanti Kec. Pondok Tinggi Paket 100.000.000,00 3 Pembangunan Jalan Lingkungan Desa Permanti RT 4, 5 dan 6 Kec.

Pondok Tinggi

Paket 100.000.000,00

4 Pembangunan Jalan Lingkungan Desa Koto Lebu Kec. Pondok Tinggi Paket 100.000.000,00 5 Pembangunan Jalan Lingkungan Desa Lawang Agung 2 Kec. Pondok

Tinggi

Paket 100.000.000,00

- Kecamatan Sungai Penuh Paket

1 Pembangunan Jalan Lingkungan Desa Desa Gedang Kec. Sungai Penuh Paket 200.000.000,00

- Kecamatan Sungai Bungkal Paket

1 Pembangunan Jalan Lingkungan Desa Sungai Ning Kec. Sungai Bungkal Paket 100.000.000,00 2 Pembangunan Jalan Lingkungan Desa Talang Lindung Kec. Sungai

Bungkal

Paket 200.000.000,00

- Kecamatan Pesisir Bukit Paket

1 Pembangunan Jalan Lingkungan Desa Koto Duo Kec. Pesisir Bukit Paket 200.000.000,00 2 Pembangunan Jalan Lingkungan Desa Koto Lolo Kec. Pesisir Bukit Paket 100.000.000,00

- Kecamatan Koto Baru Paket

(9)

3 Pembangunan Jalan Lingkungan Desa Koto Limau Manis 1 Kec. Koto

3 Pembangunan Jalan Lingkungan Desa Koto Baru Kec. Tanah Kampung Paket 100.000.000,00 4 Pembangunan Jalan Lingkungan Desa Koto Tuo - Desa Tanjung Bunga

Kec. Tanah Kampung

Paket 200.000.000,00

- Kecamata Kumun Debai Paket

1 Pembangunan Jalan Lingkungan Desa Air Teluh Kec. Kumun Debai Paket 100.000.000,00 2 Pembangunan Jalan Lingkungan Desa Ulu Air Kec. Kumun Debai Paket 100.000.000,00 3 Pembangunan Jalan Lingkungan Desa Kumun Hilir Kec. Kumun Debai Paket 100.000.000,00 4 Pembangunan Jalan Lingkungan Desa Sandaran Galeh Kec. Kumun

Debai

Paket 200.000.000,00

5 Pembangunan Jalan Lingkungan Desa Debai Kec. Kumun Debai Paket 100.000.000,00 - Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan Paket 150.000.000,00 1 Perencanaan Jalan Lingkungan dan Jalan Setapak Kec. Sungai Penuh,

Sungai Bungkal dan Pondok Tinggi

Paket 50.000.000,00

2 Perencanaan Jalan Lingkungan dan Jalan Setapak Kec. Hamparan Rawang, Pesisir Bukit dan Koto Baru

Paket 50.000.000,00

1 Pembangunan Jalan Lingkungan Kelurahan Sungai Penuh Kec. Sungai Penuh

Paket 200.000.000,00

2 Pembangunan Jalan Lingkungan Kelurahan Pasar Sungai Penuh Kec. Sungai Penuh

Paket 100.000.000,00

3 Pembangunan Jalan Lingkungan Desa Gedang Kec. Sungai Penuh Paket 200.000.000,00

- Kecamatan Pesisir Bukit

1 Pembangunan Jalan Lingkungan Desa Koto Renah Kec. Pesisir Bukit Paket 100.000.000,00 2 Pembangunan Jalan Setapak Desa Koto Keras Kec. Pesisir Bukit Paket 100.000.000,00 3 Pembangunan Jalan Lingkungan Desa Koto Keras Kec. Pesisir Bukit Paket 200.000.000,00 4 Pembangunan Jalan Lingkungan Desa Koto Bento Kec. Pesisir Bukit Paket 200.000.000,00 5 Pembangunan Jalan Lingkungan Desa Sungai Liuk Kec. Pesisir Bukit Paket 75.000.000,00 6 Pembangunan Jalan Setapak Desa Seberang Kec. Pesisir Bukit 1 Paket 200.000.000,00 7 Pembangunan Jalan Setapak Desa Seberang Kec. Pesisir Bukit 2 Paket 100.000.000,00

- Kecamatan Koto Baru

(10)

2 Pembangunan Jalan Lingkungan Desa Koto Baru Kec. Koto Baru Paket 200.000.000,00 3 Pembangunan Jalan Lingkungan Desa Sri Menanti Kec. Koto Baru Paket 200.000.000,00 4 Pembangunan Jalan Lingkungan Desa Kampung Tengah Kec. Koto Baru Paket 150.000.000,00 5 Pembangunan Jalan Lingkungan Desa Dujung Sakti Kec. Koto Baru Paket 200.000.000,00 6 Pembangunan Jalan Lingkungan Desa Permai Indah Kec. Koto Baru Paket 100.000.000,00

- Kecamatan Hamparan Rawang

1 Pembangunan Jalan Lingkungan Desa Tanjung Kec. Hamparan Rawang Paket 200.000.000,00 2 Pembangunan Jalan Lingkungan Desa Paling Serumpun Kec. Hamparan

Rawang

Paket 200.000.000,00

3 Pembangunan Jalan Lingkungan Desa Tanjung Muda Kec. Hamparan Rawang

Paket 150.000.000,00

4 Pembangunan Jalan Lingkungan Desa Kampung Diilir Kec. Hamparan Rawang

Paket 150.000.000,00

5 Pembangunan Jalan Lingkungan Desa Dusun Diilir Kec. Hamparan Rawang

Paket 150.000.000,00

6 Pembangunan Jalan Lingkungan Desa Simpang Tiga Kec. Hamparan Rawang

Paket 200.000.000,00

Sumber: Hasil Analisis Tahun 2016

7.1.2. Sasaran Pengembangan Kawasan Permukiman

Adapun sasaran yang diinginkan dalam pengembangan permukiman diarahkan kepada

1. Penyediaan dan pemugaran/rehabilitasi permukiman masyarakat perkotaan dengan sasaran penyediaan permukiman bercirikan perkotaan dan rehabilitasi permukiman masyarakat.

2. Penyediaan dan pemugaran/rehabilitasi permukiman masyarakat perdesaan dengan sasaran permukiman di perdesaan yang sehat dan layak huni.

Selain itu juga sasaran pengembangan kawsan permukiman di wilayh Kota Sungai Penuh dengan berdasarkan penetapan lokasi perumahan dan permukiman berdasarkan SK Wali Kota Sungai Penuh Nomor 051/ Kep. 512/ 2015 adalah mendukung upaya Program Nasional dalam mengentaskan permukiman kumuh yang dalam hal ini target Nasional Permukiman Tanpa Kumuh.

Tabel 7.3.

Proyeksi Jumlah Rumah Tangga Kota Sungai penuh Tahun 2017-2036

(11)

Tabel 7.4.

Proyeksi Jumlah Rumah Tangga Berdasarkan Proporsi Rumah Berimbang 1:3:6 di Kota Sungai Penuh

Sumber : Hsil Analisis Tahun 2016

Tabel 7.5.

Kebutuhan Rumah Baru di Kota Sungai Penuh Tahun 2036

(12)

Tabel 7.6.

Luas Kawasan Kumuh Kota Sungai Penuh

No Kecamatan Kelurahan/Desa Nama Kawasan Luas

Kawasan (Ha)

Lintang Bujur Karakteristik

Kawasan

Sungai Penuh, Pasar Sungai Penuh, Desa Pasar Baru Desa Gedang, Desa Amar Sakti, Pondok Tinggi, Desa Permanti, Desa Pondok Agung, Desa Aur Duri, Desa Lawang Agung, Dusun Baru, Desa Sumur Anyir, Desa koto Tinggi, Desa Koto Rendah

Pusat Kota 101,24 2' 3'' 51.846" 101' 23''

Prioritas 1 Permukiman Kembali atau

Desa Pinggir Air, Desa Tanjung Karang, Desa Tanjung Bunga, Desa Tanjung, Desa Paling Serumpun, Desa Koto Teluk, Desa Cempaka, Desa Koto Dian, Dsa Maliki Air

Permukiman

Prioritas 4 Permukiman Kembali atau Peremajaan

3 Tanah Kampung

Desa Koto Tuo, Desa Koto Panap, Desa Koto Tengah, Desa Koto Pudung, Desa Koto Dumo

Permukiman

Prioritas 4 Permukiman Kembali atau Peremajaan 4 Kumun Debai,

Pesisir Bukit, Koto Baru

Desa Kumun Mudik, Desa Kumun Hilir, Desa Sandaran Galeh, Desa Air Teluh, Desa Debai, Desa Muara Jaya, desa Sungai Liuk, Desa Sebrang, Desa koto Duo, Desa Kampung Tengah, Desa Koto Tengah, Desa Koto Bento, Desa Koto Limau Manis, Desa koto Baru, Desa Permai Indah, Desa Sri Menanti, Desa Dujung Sakti

Pusat

(13)

7.1.3. Usulan Program Kawasan Permukiman Kota Sungai Penuh

Untuk mencapai tujuan, kebijakan dan strategi yang telah disepakati maka dirumuskan program

pembangunan permukiman dan infrastruktur Kota Sungai Penuh baik dalam skala kota ataupun skala

kawasan. Perumusan program ini merupakan langkah aplikatif dalam pelaksanaan strategi (skala kota

dan kawasan) dengan tetap memperhatikan implikasi (dampak) dan korelasi dengan pembangunan sektor

lainnya. Tabel program pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan Kota Sungai Penuh dapat

dilihat pada Tabel 7.7

Tabel 7.7.

Usulan Program Kawasan Permukiman Kota Sungai penuh

Program/Kegiatan APBN PHLN

APBD

perumahan yang kurang layak huni

- -

Mempertahankan arsitektur

rumah panggung yang menjadi ciri permukiman di Kota Sungai Penuh

- -

Peningkatan cakupan

layanan pengelolaan sampah dan air minum

- -

Penanganan kawasan

rawan banjir melalui penataan sistem hidrologi kawasan, baik berupa pembangunan sistem drainase sehingga sehat dan layak huni

- -

Peningkatan kualitas

lingkungan melalui penanganan kawasan banjir, pengelolaan air limbah domestic dan peningkatan penggunaan tengki septik

- -

Penyediaan sarana tempat

pembuangan sampah dan pengelolaannya

- - perumahan yang kurang layak huni

- -

Peningkatan cakupan

pelayanan pengangutan sampah, pembangunan TPS dan pengembangan pengelolaan persampahan lingkungan

- -

Peningkatan cakupan

layanan air bersih dari SPAM yang disediakan pemerintah (sistem perpipaan)

- -

Pembangunan sistem

jaringan drainase dengan memperhatikan kawasan genangan dan keberadaan sungai yang berada disisi permukiman

(14)

7.2. Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan

7.2.1. Kondisi Penataan Bangunan dan Lingkungan

Relatif pesatnya pertumbuhan penduduk Kota Sungai Penuh berikut keragaman kegiatannya secara langsung memberikan implikasi berupa peningkatan kebutuhan ruang bagi kawasan terbangun perumahan, pergudangan, jasa maupun fasilitas-fasilitas pelayanan umum. Kenyataan menunjukkan bahwa intensitas / kepadatan bangunan diwilayah Kota Sungai Penuh saat ini belum merata, disamping itu peruntukan lahan dan fungsi bangunan juga belum dapat sepenuhnya diidentifikasi secara jelas (mix – use). Kawasan terbangun dengan intensitas tinggi terpusat pada kawasan pusat kota dan sekitarnya atau cenderung berkembang pada lokasi-lokasi strategis yang didukung oleh fasilitas, utilitas dan aksebilitas yang baik, antara lain sepanjang koridor atau sekitar jaringan jalan utama kota.

Penyelenggaraan Penataan Bangunan Gedung dan Lingkungan yang ada masih bersifat pembangunan sesuai perencanaan yang sudah disusun. Pembangunan gedung biasanya dilakukan oleh Bidang Cipta Karya terutama untuk gedung pemerintah dan fasilitas umum.

Untuk bangunan-bangunan umum baik yang dibangun oleh pemerintah maupun oleh pihak lain (masyarakat, swasta) belum ada pendataan kelayakan dan keandalan bangunan sesuai dengan apa yang diminta oleh Undang-undang Bangunan Gedung. Penyediaan fasilitas keselamatan bangunan seperti hidran kebakaran, akses jalan dan lain-lainnya belum pernah diteliti apakah sudah sesuai dengan standar teknis ataukah belum. Perlu adanya penilaian dan identifikasi keandalan bangunan terutama pada bangunan umum agar keselamatan dan kenyamanan pengguna bisa terjamin.

Untuk bangunan-bangunan negara, sampai saat ini belum ada pendataan secara khusus, terutama menyangkut kelayakan dan keandalan bangunannya. Pembangunan bangunan negara sampai saat ini perencanaan dan pelaksanaannya masih ditangani oleh Bidang Cipta Karya pada Dinas PU Kota Sungai Penuh.

Kawasan permukiman tradisional juga merupakan salah satu kawasan yang akan menjadi sasaran dalam penataan bangunan dan lingkungan. Di Kota Sungai Penuh ada beberapa kawasan yang bisa dikategorikan dalam kawasan permukiman tradisional, antara lain di Pondok Tinggi Kecamatan Sungai Penuh, Desa Sungai Liuk KecamatanbPesisir Bukit. Pada kawasan-kawasan permukiman tradisional tersebut belum pernah dilakukan program penataan maupun revitalisasi.

(15)

Fenomena tersebut pada suatu saat dikhawatirkan akan berdampak buruk dengan timbulnya permasalahan kota yang lebih serius, antara lain kemacetan lalu lintas, tumbuh suburnya permukiman kumuh, bangunan-bangunan liar tanpa IMB (ijin mendirikan bangunan), pelanggaran limitasi kawasan terbangun, menurunnya kualitas dan daya dukung lingkungan serta permasalahan sosial lainnya.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 06/PRT/M/2007 Penataan bangunan dan lingkungan adalah kegiatan pembangunan untuk merencanakan, melaksanakan, memperbaiki, mengembangkan atau melestarikan bangunan dan lingkungan/kawasan tertentu sesuai dengan prinsip pemanfaatan ruang dan pengendalian bangunan gedung dan lingkungan secara optimal, yang teridiri atas proses perencanaan teknis dan pelaksanaan konstruksi, serta kegiatan pemanfaatan, pelestarian dan pembongkaran bangunan gedung dan lingkungan. Hasil dari proses perencanaan penataan bangunan dan lingkungan yaitu dokumen RTBL yang memuat panduan-panduan dalam penataan bangunan dan lingkungan.

Kondisi penataan bangunan dan lingkungan di Kota Sungai Penuh untuk saat ini belum selurunya mengacu pada RTBL dikarenkan sedang di rncangnya dokumen RTBL Kota Sungai Penuh. Kota Sungai Penuh terbagi menjadi beberapa zonasi pembangunan seperti zona permukiman green-metropolitan di Kecamatan Sungai Penuh, , Zona perdagangan dan pusat kota di Kecamatan Sungai Penuh, dan Zona Sub Pelayanan Kota yang diantaranya adalah Kecamatan Tanah Kampung, Hamparan Rawang dan Pesisir Bukit.

7.2.2. Evaluasi Program Penataan Bangunan dan Lingkungan Kota Sungai Penuh

Penataan bangunan dan lingkungan sebagai kebutuah pokok manusia telah mewajibkan Pemda Kota Sungai Penuh untuk berkomitmen dalam terus mengalokasikan sebagian anggaran belanja daerahnya untuk penataan bangunan dan lingkungan.

7.2.3. Sasaran Program Penataan Bangunan dan Lingkungan Kota Sungai Penuh Sasaran Penataan Bangunan dan Lingkungan untuk Kota Sungai Penuh adalah : Sasaran Penataan Bangunan

1. Tersusunnya Perda Bangunan gedung

2. Terwujudnya bangunan gedung untuk umum yang laik fungsi

3. Terselenggaranya pengawasan penyelenggaraan bangunan gedung yang efektif dengan melakukan pemantauan dan evaluasi penerapan peraturan bangunan gedung

4. Terlaksananya penyediaan aksesibilitas bangunan gedung umum 5. Terlaksananya pendataan bangunan gedung

(16)

7. Tercapainya standar mutu pelayanan rumah negara sesuai ISO 9000

8. Terlaksananya Sosialisasi, Fasilitasi, Pelatihan, Bantuan Teknis dan Wasdal kegiatan penataan bangunan dan lingkungan

9. Terbentuknya kelembagaan penataan bangunan dan lingkungan di tingkat provinsi/kabupaten/kota yang didukung oleh SDM dan prasarana dan sarana kerja pendukungnya; 10. Terwujudnya tertib pengelolaan aset negara berupa tanah dan bangunan gedung

11. Terlaksananya Rencana Induk Kebakaran Sasaran Revitalisasi Kawasan dan Bangunan

1. Terwujudnya perbaikan lingkungan permukiman kumuh

2. Terlaksananya revitalisasi kawasan permukiman tradisional bersejarah 3. Terlaksananya pengelolaan RTH

4. Terlaksananya revitalisasi kawasan strategis dan kawasan bersejarah

5. Terlaksananya pemberdayaan bagi masyarakat untuk menyelenggarakan revitalisasi kawasan Sasaran Pelestarian Bangunan dan Lingkungan

- Terlaksananya penataan bangunan dan lingkungan serta pelestarian bangunan bersejarah yang mendukung terwujudnya kualitas arsitektur perkotaan

Sasaran Pengembangan Teknologi dan Rekayasa Arsitektur Bangunan Gedung

- Terlaksananya perencanaan bangunan gedung dan lingkungan dengan teknologi danrekayasa arsitektur melalui kerjasama dengan pihak-pihak yang kompeten.

7.2.4. Permasalahan Penataan Bangunan dan Lingkungan

Berdasarkan kondisi eksisting yang terlihat maka permasalahan Penataan Bangunan dan Lingkungan yang ada di Kota Sungai Penuh meliputi :

1. Belum adanya implementasi aturan keselamatan, keamanan dan kenyamanan Bangunan Gedung, dan masih bangunan gedung negara yang belum memenuhi persyaratan keselamatan, keamanan dan kenyamanan

2. Prasarana dan sarana hidran kebakaran masih kurang mendapat perhatian.

3. Masih belum optimalnya pengaturan penyelenggaraan Bangunan Gedung di daerah serta rendahnya kualitas pelayanan publik dan perijinan.

4. Lemahnya pengaturan penyelenggaraan BG di daerah;

5. Kelembagaan Bangunan Gedung yang belum efektif dan efisien;

6. Belum optimalnya peran penyedia jasa konstruksi dalam penerapan profesionalisme;

(17)

9. Masih adanya permukiman kumuh

10. Kurang diperhatikannya permukiman-permukiman tradisional dan bangunan gedung bersejarah, padahal punya potensi wisata.

11. Terjadinya degradasi kawasan strategis, padahal punya potensi ekonomi untuk mendorong pertumbuhan kota.

12. Masih kurangnya sarana lingkungan hijau/open space atau public space, sarana olah raga, dll. 13. Belum mantapnya kelembagaan komunitas untuk peningkatan peran masyarakat.

7.2.5. Usulan Program Penataan Banguna dan Lingkungan Kota Sungai Penuh

7.2.5.1. Usulan dan Prioritas Program

a. Bangunan Gedung

1. Penguatan kelembagaan pengawasan konstruksi dan keselamatan bangunan gedung. - Diseminasi produk pengaturan bangunan gedung

- Peningkatan pemantapan kelembagaan BG - Pengembangan sistim informasi BG dan arsitektur - Pelatihan-pelatihan teknis

2. Percontohan aksesibilitas bangunan gedung 3. Penyusunan rencana teknis.

- Penyusunan Rencana Induk Kebakaran (RIK) - Penyusunan Ranperda Bangunan Gedung - Pendataan Bangunan Gedung

b. Gedung & Rumah Negara

1. Rehabilitasi bangunan gedung negara

2. Pengelolaan bangunan gedung dan rumah negara 3. Pembinaan teknis pembangunan gedung negara

c. Penataan Lingkungan

1. Dukungan prasarana dan sarana untuk peningkatan kualitas lingkungan permukiman kumuh. 2. Dukungan prasarana dan sarana untuk peningkatan kualitas lingkungan permukiman tradisional

dan bersejarah.

3. Dukungan prasarana dan sarana untuk revitalisasi kawasan strategis. 4. Penyusunan rencana teknis.

- Penyusunan Rencana Design Kawasan

- Bantek Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)

d. Pemberdayaan Masyarakat Di Perkotaan

(18)

2. Replikasi

3. Penyaluran Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) - PNPM 4. Penataan Kawasan Pasar sembako

7.2.5.2. Usulan dan Prioritas Proyek Penataan Bangunan Gedung dan Lingkungan

a. Program Penataan Bangunan Gedung

1. PenguatanKelembagaan Pengawasan Konstruksi Dan Keselamatan Bangunan Gedung - Diseminasi produk pengaturan bangunan gedung

- Peningkatan pemantapan kelembagaan BG - Pelatihan-pelatihan teknis

- Fasilitasi dan Bantuan teknis penyusunan ranperda - Menyusun dan menyempurnakan perda bangunan gedung - Menetapkan Ranperda menjadi Perda Bangunan Gedung

- Melakukan sosialisasi dan pemberdayaan masyarakat dalam memenuhi ketentuan bangunan gedung

2. Dukungan Prasarana Dan Sarana Pusat Informasi Pengembangan Permukiman Dan Bangunan (PIP2B)

- Bantuan teknis percontohan pendataan bangunan gedung dalam rangka mendukung tertib pembangunan dan pemanfaatan bangunan gedung di Sungai Penuh dan Pesisir Bukit.

- Bantuan teknis pembentukan sistem informasi bangunan gedung - Mempersiapkan kelembagaan yang menangani pendataan

- Menyusun dan menyempurnakan program computer untuk system informasi bangunan gedung - Melakukan pendataan bangunan gedung

- Melakukan sosialisasi dan pemberdayaan masyarakat dalam pendataan bangunan gedung 3. Percontohan Aksesibilitas Bangunan Gedung

- Bantuan Teknis percontohan aksesibilitas di Kota Sungai Penuh - Kegiatan pengendalian pengawasan pemenuhan persyaratan bangunan

4. Program Penataan Gedung & Rumah Negara Program Rehabilitasi Bangunan Gedung Negara dan Penyusunan Rencana Teknis - Rencana Induk Kebakaran (RIK)

- Bantuan teknis penyusunan RIK dalam mendukung skenario pengembangan sistem pencegahan dan penanggulangan kebakaran di Kota Sungai Penuh

- Membuat perda tentang pengamanan kebakaran - Memberikan bimbingan, penyuluhan dan pelatihan

b. Program Penataan Lingkungan

1. Dukungan Prasarana Dan Sarana Untuk Peningkatan Kualitas Lingkungan Permukiman Kumuh - Penyediaan PSD di Kawasan Kumuh Perkotaan di Kota Sungai Penuh

(19)

- Rencana Tindak (CAP) Pemberdayaan Masyarakat, Rencana Investasi Fisik, DED, Rencana Pembiayaan.

2. Dukungan Prasarana Dan Sarana Untuk Peningkatan Kualitas Lingkungan Permukiman Tradisional Dan Bersejarah

- Rencana tindak dalam Rencana Jangka Menengah Revitalisasi Bangunan dan Lingkungan Tradisional di Pondok Tinggi Kecamatan Sungai Penuh, Desa Rawang Kecamatan Hamparan Rawang dan .

- Detail Architectural and Engineering Design (DAED) dalam rangka Revitalisasi Bangunan dan Lingkungan Tradisional tersebut.

- Pembangunan fisik kawasan dalam rangka Revitalisasi Bangunan dan Lingkungan Tradisional.

3. Dukungan Prasarana Dan Sarana Untuk Revitalisasi Kawasan Strategis

- Rencana tindak dalam Rencana Jangka Menengah Revitalisasi Kawasan Strategis di Kawasan pusat perdagangan Kota Sungai Penuh

- Detail Architectural and Engineering Design (DAED) - Pembangunan fisik kawasan

4. Penyusunan Rencana Teknis Design Kawasan

- Penyusunan Rencana Design Kawasan 4 lokasi di Kota Sungai Penuh dan 1 lokasi masing-masing di ibu kota Kecamatan

- Pembangunan Fisik Kawasan yang sudah disusun Design Kawasannya 5. Penyusunan Rencana Teknis - Ruang Terbuka Hijau (RTH)

- Perencanaan RTH pada kota ibukota kecamatan. - Bantek Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)

- Pengesahan Produk rancang bangun Ruang Terbuka Hijau (RTH)

c. Pemberdayaan Masyarakat Di Perkotaan

1. Penanggulangan Kemiskinan Terpadu (Paket)

- Pemberdayaan Masyarakat dalam rangka penanggulangan kemiskinan - Bantuan pemugaran rumah tidak layak huni 1000 unit rumah tiap tahun - Bantuan peningkatan dan pembangunan PSD

- Bantuan usaha kecil dan pelatihan keterampilan 2. Replikasi Pemberdayaan Masyarakat

- Pemberdayaan masyarakat

- Penyusunan Community Action Plan

(20)

- Penyusunan Community Action Plan

- Fasilitasi penyaluran Bantuan Langsung Masyarakat

Tabel 7.8.

Sasaran Program Penataan Bangunan dan Lingkungan

No Uraian Sasaran Sasaran

Penanganan

Sasaran Program Keterangan

2016 2017 2018 2019 2020 1 Program penataan bangunan gedung

2 Program Penataan Lingkungan

3 Pemberdayaan Masyarakat di Perkotaan

4 Peningkatan Akses Pemadam Kebakaran dan Jalur Pejalan Kaki yang Ramah dan Aman Bagi Penggunanya

Tabel 7.9.

SPM Penataan Bangunan Gedung dan Lingkungan

No Jenis Pelayanan Dasar

II. Penataan Ruang Penyediaan

Ruang Terbuka Hijau

7.2.5.3. Usulan Program Penataan Bangunan dan Lngkungan Kota Sungai Penuh

Adapun struktur pembiayaan proyek penataan bangunan akan dikelompokkan berdasarkan sifat kegiatannya sebagai berikut :

a. Kegiatan Pelatihan, Diseminasi, Sosialisasi dan Peningkatan Kelembagaan (Capacity Building)

Meliputi kegiatan :

- Diseminasi produk pengaturan bangunan gedung - Peningkatan pemantapan kelembagaan BG - Pelatihan-pelatihan teknis

(21)

- Sosialisasi dan pemberdayaan masyarakat dalam pendataan bangunan gedung - Memberikan bimbingan, penyuluhan dan pelatihan

- Pemberdayaan Masyarakat dalam rangka penanggulangan kemiskinan

b. Kegiatan Fasilitasi dan Penyusunan Kelembagaan

Meliputi kegiatan :

- Fasilitasi dan Bantuan teknis penyusunan raperda

- Mempersiapkan kelembagaan yang menangani pendataan - Fasilitasi penyaluran Bantuan Langsung Masyarakat

c. Kegiatan Penyusunan Ranperda

Meliputi kegiatan :

- Menyusun dan menyempurnakan perda bangunan gedung - Menetapkan Ranperda menjadi Perda Bangunan Gedung - Membuat perda tentang pengamanan kebakaran

- Pengesahan Produk rancang bangun Ruang Terbuka Hijau (RTH) Untuk kelompok kegiatan tersebut struktur pembiayaannya meliputi :

1) Administrasi proyek:

2) inventarisasi perda tentang bangunan

3) Inventarisasi sistem pengelolaan pembangunan

d. Kegiatan Bantuan Teknis, Penyusunan Perencanaan dan Community Action Plan

Meliputi kegiatan :

- Bantuan teknis percontohan pendataan bangunan gedung - Bantuan teknis pembentukan sistem informasi bangunan gedung

- Penyusunan program computer untuk system informasi bangunan gedung - Pendataan bangunan gedung

- Bantuan Teknis percontohan aksesibilitas di Kota Sungai Penuh dan Kumun Debai - Kegiatan pengendalian pengawasan pemenuhan persyaratan bangunan

- Bantuan teknis penyusunan RIK di Kota Sungai Penuh Rencana Tindak (CAP) Pemberdayaan Masyarakat, Rencana Investasi Fisik, DED,

- Rencana tindak dalam Rencana Jangka Menengah Revitalisasi Bangunan dan Lingkungan Tradisional di Desa Pondok Tinggi Kecamatan Sungai Penuh dan Desa Rawang Kecamatan Hamparan Rawang.

(22)

Lingkungan Tradisional tersebut.

- Rencana tindak dalam Rencana Jangka Menengah Revitalisasi Kawasan Strategis - Detail Architectural and Engineering Design (DAED)

- Penyusunan Rencana Design Kawasan 5 lokasi di Kota Sungai Penuh dan 2 lokasi masing-masing di ibukota Kecamatan

- Perencanaan RTH pada kota ibukota kecamatan. - Bantek Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) - Pendataan Masyarakat Penerima Manfaat

e. Kegiatan Pembangunan Fisik Kawasan

Meliputi kegiatan :

- Penyediaan PSD di Kawasan Kumuh Perkotaan di Kota Sungai Penuh - Peningkatan kualitas PSD di Kota , Rawang, Tanah Kampung dan Sungai Liuk

- Pembangunan fisik kawasan dalam rangka Revitalisasi Bangunan dan Lingkungan Tradisional. - Pembangunan fisik kawasan Strategis

- Pembangunan Fisik Kawasan yang sudah disusun Design Kawasan nya - Revitalisasi Kawasan Bukit Setiong

- Revitalisasi Kawasan Bukit Khayangan

- Pembangunan Waduk Wisata Pengendali Banjir

f. Kegiatan Penyaluran Bantuan

- Bantuan pemugaran rumah tidak layak huni 500 unit rumah tiap tahun - Bantuan peningkatan dan pembangunan PSD

- Bantuan usaha kecil dan pelatihan keterampilan

7.3. Sektor Pengembangan Sistem Penyediaan Air minum (RISPAM)

7.3.1. Kondisi Sistem Penyediaan Air Minum di Kota Sungai Penuh

Kondisi pelayanan air minum PDAM Tirta Sakti khusus cabang Kota Sungai Penuh saat ini baru melayani 70% dari total penduduk yang dilayani (80% dari jumlah total penduduk di Kota Sungai Penuh). Masih rendahnya cakupan pelayanan SPAM Kota Sungai Penuh dikarenakan pengaruh topografi wilayah yang beragam sehingga sulit untuk melayani semua daerah, masih banyaknya masyarakat yang menggunakan air tanah.

(23)

20% dari kebutuhan domestik, tingkat kehilangan air 15%, dengan nilai faktor harian maksimum diasumsikan sebesar 1,3 dan nilai faktor jam puncak 1,5

Rencana sistem pelayanan untuk Kota Sungai Penuh dibagi menjadi 2 bagian, yaitu sistem pelayanan perpipaan serta sistem pelayanan non perpipaan. Sistem pelayanan perpipaan direncanakan untuk seluruh wilayah Kota Sungai Penuh yang memungkinkan dari segi hidrolis sistem PAM. Sedangkan sistem pelayanan non perpipaan direncanakan untuk melayani desa-desa di Kota Sungai Penuh yang tidak terlayani jaringan perpipaan.

Secara umum, distribusi air minum di Kota Sungai Penuh menggunakan sistem gravitasi dan pemompaan, namun setiap sumber air memiliki cara pendistribusian masing-masing hingga sampai ke daerah pelayanan. Volume air minum yang sudah disalurkan oleh PDAM pada Tahun 2012 mencpai 2.135.152 m3 dengan jumlah pelanggan sebesar 11.052 dan pada tahun 2013 jumlah pelanggan tumbuh sebesar 2,62% menjadi 11.342 pelanggan dan pada tahun 2014 meningkat sebesar 11.535 pelanggan. Dalam penyediaan air minum di Kota Sungai Penuh terdapat berbagai persoalan yang dihadapi diantaranya adalah;

a. Legalitas PDAM Tirta Sakti Kerinci yang masih merupakan aset Kabupaten Kerinci sedangkan sebagian besar konsumen berada di wilayah Kota Sungai Penuh.

b. Keterbatasan sumber air baku, dimana sumber air baku pada saat ini masih berasal dari Kabupaten Kerinci.

c. Pipa transmisi maupun distribusi existing masih ada yang merupakan peninggalan zaman pemerintahan belanda, sehingga sudah banyak yang bocor.

d. Sambungan koneksi pada pipa transmisi maupun distribusi sudah banyak yang mengalami kerusakan sehingga nerpengaruh pada tekanan air yang mengakibatkan reservoir tidak terisi penuh sehingga pemenuhan kebutuhan air pada saat jam puncak tidak dapat terpenuhi.

e. Pada jalur pipa maupun transmisi maupun distribusi utama ada koneksi langsung hal ini juga menyebabkan berkurangnya tekanan air.

f. Tidak semua instalasi produksi dioperasikan selama 24 jam/hari, karena keterbatasan biaya operasional, hal ini menyebabkan ketersediaan air tidak kontinyu.

g. Konsumen ada juga yang mengalami kemacetan supply karena kurangnya air yang tersedia (terutama pada jam puncak)

h. Belum adanya pembagian zona pelayanan

(24)

7.3.2. Evaluasi Program Penyediaan Air Minum

Penyediaan air minum sebagai kebutuah pokok manusia telah mewajibkan Pemda Kota Sungai Penuh untuk berkomitmen dalam terus mengalokasikan sebagian anggaran belanja daerahnya bagi penyediaan air minum layak melaalui berbagai pembangunan bidang penyediaan air bersih/air minum.

Data-data Program-program kegiatan yang telah dilaksanakan beberapa tahun belakangan ini melalui alokasi dana APBD sebagai bentuk komitmen Pemda/masyarakat swasta setempat maupun terhadap program-program dari Pemerintah Pusat yang dudanai melalui penganggaran APBN terhadap kegiatan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya seperti ditunjukkan pada tabel berikut.

Tabel 7.10.

Evaluasi Program Penyediaan Air Minum Sumber Dana APBD

No Nama Kegiatan Volume Nilai

Anggaran Tahun 2015

1 Pembangunan Jaringan Air Bersih Desa Sungai Jernih Kec. Pondok Tinggi Paket 380.000.000,00 2 Pembangunan Jaringan Air Bersih Desa Sungai Ning Kec. Sungai Bungkal Paket 380.000.000,00 3 Pembangunan Jaringan Air Bersih Desa Talang Lindung Kec. Sungai Bungkal Paket 380.000.000,00 4 Pembangunan Jaringan Air Bersih Desa Renah Kayu Embun Kec. Kumun Debai Paket 380.000.000,00 Tahun 2016

1 Studi Potensi Air Baku Kota Sungai Penuh Paket 400.000.000,00

2 FS SPAM Kota Sungai Penuh Paket 600.000.000,00

Tahun 2017

1 Pengembangan Jaringan Distribusi Desa Sungai Jernih Kec. Pondok Tinggi Paket 450.000.000,00 2 Pengembangan Jaringan Distribusi Desa Sungai Ning Kec. Sungai Bungkal Paket 450.000.000,00 3 Pengembangan Jaringan Distribusi Desa Renah Kayu Embun Kec. Kumun

Debai

Paket 200.000.000,00

4 Pengembangan Jaringan Distribusi Desa Talang Lindung Kec. Sungai Bungkal Paket 450.000.000,00

Sumber : Hasil Analisis Tahun 2016

7.3.3. Sasaran Program Sistem Penyediaan Air Minum di kota Sungai Penuh

(25)

Tabel 7.11.

Proyeksi Kebutuhan Air Minum di Kota Sungai penuh

Kecamatan

Kebutuhan Air Minum (l/d) Q maksimum (fmax = 1,3) (l/d)

2015 2020 2025 2030 2035 2015 2020 2025 2030 2035

Sungai Penuh 21 24 28 32 37 27 31 36 42 49

Pesisir Bukit 25 29 33 38 44 32 37 43 49 57

Hamparan Rawang 39 44 50 56 63 51 57 65 73 82

Tanah Kampung 33 38 44 50 57 43 50 57 65 75

Kumun Debai 25 27 31 34 38 32 36 40 44 49

Pondok Tinggi 45 55 67 81 98 59 71 87 105 128

Sungai Bungkal 21 25 30 35 41 28 33 38 45 54

Kota Baru 22 25 28 31 36 29 32 36 41 46

Total 231 267 309 358 415 301 347 402 465 539

Eksisting Terpasang

170 170 170 170 170 170 170 170 170 170

Total Kekurangan 61 97 139 188 245 131 177 232 295 369

Sumber : Hasil Analisis Tahun 2016

Tabel 7.12.

Potensi Air Baku Kota Sungai Penuh

Nama Sungai Panjang

(km)

Lebar Permukaan

(m)

Lebar Dasar (m)

Kedalaman (m)

Debit Maks (m3/dtk)

Debit Min (m3/dtk)

Bungkal 3,650 6,000 6,000 1,500 2,340 0,040

Ulu Air Kumun 23,500 2,000 1,500 1,500 0,200 0,100

Batang Sangir 1,880 6,000 6,000 1,500 0,600 0,300

Pengasih 2,250 2,000 2,000 1,000 0,130 0,070

Air Sesat 4,750 3,000 3,000 1,000 0,200 0,100

Terung 2,800 2,000 2,000 1,000 0,130 0,070

Air Hitam 2,950 3,000 2,000 1,000 0,000 0,000

Batang Merao 6,600 8,000 6,000 3,000 50,380 36,270

Air Sempit (Sungai Liuk)

12,760 3,000 2,000 1,500 2,770 0,650

Ning 8,850 2,000 2,000 1,000 1,440 0,030

Ampuh 12,200 4,000 2,000 1,500 0,400 0,200

Sumber: RISPAM Kota Sungai Penuh

7.3.4. Usulan Program Sistem Penyediaan Air Minum di kota Sungai Penuh

(26)

7.4. Sektor Pengembangan Penyehatan Lingkungan

7.4.1. Kondisi eksisting

7.4.1.1. Pengelolaan Air Limbah

Pembangunan infrastruktur adalah bagian integral dari pembangunan kota merupakan salah satu penggerak pertumbuhan ekonomi daerah. Kondisi infrastruktur seperti jaringan jalan, jaringan transportasi, jaringan drainase, persampahan, sumber daya air dan pelayanan air minum, jaringan air limbah serta sarana dan prasarana lainnya.

Cakupan pengelolaan air limbah cair di Kota Sungai Penuh berdasarkan data dari Dinas Pekerjaan Umum Kota Sungai Penuh dapat digambarkan sebagai berikut : Sistem pengelolaan air limbah di Kota Sungai Penuh masih banyak menggunakan sistem pengolahan air limbah setempat (on-site system) baik itu secara individu dan di beberapa tempat secara komunal. Di sisi lain masih banyak warga masyarakat yang belum memiliki pengelolaan air limbah dan membuang limbahnya ke saluran atau sungai. Pengelolaan limbah cair domestik yang ada di Kota Sungai Penuh lebih pada pemanfaatan sistem setempat (on site system) antara lain black water dan grey water yang yang dihasilkan langsung di buang ke sungai, lahan terbuka serta ada yang dibuang ke septik tank kemudian dibuang ke drainase lingkungan. Sistem pembuangan air limbah seharusnya dipisahkan dengan sistem pembuangan air hujan, tapi di Kota Sungai Penuh masih sering dijumpai limbah dari rumah tangga dibuang kedalam sistem pembuangan air hujan yang dapat mengakibatkan polusi/pencemaran lingkungan. Pengelolaan prasarana dan sarana air limbah pada setiap daerah mempunyai karakteristik yang berbeda, baik tingkat pelayanan, jenis dan jumlah pelayanannya. Pengelolaan sanitasi dapat dilakukan dengan 2 (dua) sistem yaitu: a. Sistem Pengolahan Air Limbah Setempat (on-site system).

b. Sistem Pengolahan Air Limbah Terpusat (off-site system).

Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) merupakan suatu sistem untuk menampung dan menyalurkan air limbah dari dapur, kamar mandi, jamban dan atau septic tank yang berfungsi sebagai wadah pengumpul dengan sebuah pipa pembuangan atau sebagai tabung pengolahan yang berhubungan langsung dengan tanah. Kondisi SPAL yang ada di Kota Sungai Penuh pada umumnya masih menyatu dengan pembuangan air drainase.

Jenis sarana sanitasi yang dipakai rumah tangga di Kota Sungai Penuh antara lain toilet siram, pipa saluran pembuangan, tangki septik, jamban cemplung dengan ventilasi yang baik dan jamban cemplung dengan segel slab.

Timbulan air limbah adalah 80% dari konsumsi air bersih, sehingga kalau diasumsikan konsumsi air bersih 100 liter/org/ hari maka timbulan air limbah adalah 80 liter/org/ hari yang terdiri dari:

(27)

 Grey Water 75% = 60 ltr/org/hr

Berikut ini perhitungan timbulan air limbah di Kota Sungai Penuh dirinci per Kecamatan.

Tabel 7.13.

Volume Timbulan Air Limbah Di Kota Sungai Penuh

No Kecamatan

Jumlah Penduduk

Pemakaian Air Minum

Kebutuhan Air Minum

Timbulan Air Limbah Black

Water Grey Water Total (jiwa) (ltr/org/hr) (m3/hari) (m3/hari) (m3/hari) (m3/hari) 1 Sungai Penuh 9.738 100,00 973,80 194,76 584,28 779,04 2 Pesisir Bukit 11.577 100,00 1.157,70 231,54 694,62 926,16 3 Hamparan Rawang 18.376 100,00 1.837,60 367,52 1.102,56 1.470,08 4 Tanah Kampung 15.532 100,00 1.553,20 310,64 931,92 1.242,56 5 Kumun Debai 11.613 100,00 1.161,30 232,26 696,78 929,04 6 Pondok Tinggi 20.856 100,00 2.085,60 417,12 1.251,36 1.668,48 7 Sungai Bungkal 9.839 100,00 983,90 196,78 590,34 787,12 8 Koto Baru 10.280 100,00 1.028,00 205,60 616,80 822,40

Total 107.811 10.781,10 2.156,22 6.468,66 8.624,88

Sumber: Perhitungan Konsultan, Tahun 2015

Berdasarkan tabel diatas, dengan jumlah penduduk 107.811 jiwa, maka volume timbulan air limbah di Kota Sungai Penuh adalah 8.624,88 m3/hari yang terdiri dari:

 Black Water = 2.156,22 m3/hari

 Grey Water = 6.468,66 m3/hari

Total = 8.624,88 m3/hari

Berdasarkan Environmental Health Risk Assessment Study atau Studi EHRA, permasalahan-permasalahan dalam pengembangan pengelolaan air limbah di Kota Sungai Penuh adalah:

1. Aspek Pengembangan Sarana dan Prasarana

 Kepemilikan Jamban adalah 79.3 % terdiri dari; 73.9% jamban pribadi dan 5.4 % MCK/WC Umum, sedangkan sisanya ke lain-lain.

 Persentase tangki septik aman

 Tempat penyaluran akhir tinja Rumah Tangga : dari 74.87 % pemilik kloset, 59.8 % terbuang ke tangki septik, 0.7 % ke pipa sawer, 3.0 % ke cubluk / lubang tanah, 13.6 % langsung ke drainase, 12.7 % ke sungai/danau/pantai, 0.2 % ke kebun / tanah lapang, dan 10.0 % tidak tahu.

 Pemerintah Kota Sungai Penuh belum memiliki truk penyedot tinja.  Pembuangan lumpur tinja ke sungai/ kebun.

 Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) masih menyatu dengan saluran drainase.  Praktek pengurasan tangki septik baru 14.9 %.

(28)

 Belum adanya Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).

 Kurangnya sarana yang menunjang perbaikan sanitasi didaerah kumuh & padat penduduk.

7.4.1.2. Persampahan

Peraturan perundangan yang mengatur pengelolaan persampahan di Kota Sungai Penuh adalah: 1. Perda No. 10 Tahun 2011 Tentang Retribusi Pelayanan Persampahan Kota Sungai Penuh; dan 2. Perwako Tentang Pengelolaan Persampahan Kota Sungai Penuh (belum disahkan).

Pemangku kepentingan dalam pembangunan dan pengelolaan persampahan Kota Sungai Penuh adalah Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemadam Kebakaran (DKP3K), Bidang Kebersihan.

Kondisi eksisting penanganan persampahan di Kota Sungai Penuh pada umumnya dimulai dari pewadahan, pengumpulan/penyapuan, pengangkutan, dan diakhiri pembuangan di TPA. Proses penanganan persampahan dilakukan sebagai berikut:

 Proses pengumpulan dilakukan dengan melibatkan partisipasi masyarakat, dimana masyarakat melakukan pewadahan dari masing-masing rumahnya, kemudian mengumpulkan sampahnya ke TPS yang sudah disediakan. Selanjutnya dari TPS, sampah diangkut dengan truk sampah Dinas Kebersihaan dan Pertamanan untuk diuang ke TPA.

 Pengelolaan sampah Rumah Sakit, ada sebagian rumah sakit yang sudah menanganinya sendiri terutama rumah sakit besar yang telah memiliki inainerator. Sampah yang dikelola khususnya untuk sampah B3 (misalnya jarum suntik, kain pembalut luka dsb), sedangkan untuk sampah yang tidak berbahaya dilakukan oleh Dinas Kebersihan dan akhirnya di buang ke TPA.

 Pengangkutan sampah dilakukan 3 kali sehari, pada pagi hari dengan mengoperasionalkan 9 truk, pagi hari 8 truk, siang hari 5 truk sedangkan sore hingga malam mengoperasikan 8 truk.

 TPA existing terletak di Sangggaran Agung Kabupaten Kerinci dengan sistem Open Dumping dengan jarak 22 km dari pusat kota.

Gambar 7.1. Sistem Pelayanan Persampahan

Fasilitas

Umum

Tong

Sampah

TPS/

Containe

TPS/

Container

TPS/

Containe

Perumaha

TPS

Armada

(29)

Sistem pengelolaan persampahan Kota Sungai Penuh ditangani oleh Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemadam Kebakaran dengan jumlah petugas lapangan 194 orang dan jumlah truk sampah 9 unit berkapasitas 6 m2 dengan rata rata ritasi pengangkutan 2- 3 ritasi perhari. Berdasarkan hasil perhitungan lapangan yang dilakukan didapatkan satuan timbulan sampah Kota Sungai Penuh berkisar 2 l/o/h. Tingkat pelayanan saat ini 77,62 % dengan jumlah sampah yang terangkut ke TPA mencapai 126 m3 perhari.

Dari sampah yang ada, 49,29% volume sampah yang ditimbulkan berasal dari rumah tangga, sedangkan 50,71% sisanya berasal dari pasar, pertokoan/komersiil, perkantoran, jalan, industri, fasilitas umum, saluran dan lainnya. Untuk perkiraan jumlah timbulan sampah menurut cara pembuangan dapat dilihat pada Tabel 4.5.

Tabel 7.14.

Perkiraan Jumlah Timbulan Sampah Menurut Cara Pembuangan

No Cara Pembuangan Timbulan Sampah

1 Angkut 14.933

2 Timbun/Bakar 0.728

3 Kompos 4.079

4 Kali 5.099

5 Daur Ulang 11.582

Total 36.421

Sumber : Hasil Analisis Tahun 2016

Untuk mendukung pelayanan persampahan, Pemerintah Kota Sungai Penuh telah menyediakan armada pengangkutan dan peralatan yaitu sebagai berikut:

 TPS yang ada berjumlah 115 unit yang tersebar di seluruh kota. TPS ini ada yang terbuat dari konstruksi semen dengan kapasitas 1 m3 dan ada juga yang terbuat dari kayu. Pada Tahun 2011 dilakukan penambahan jumlah TPS sebanyak 30 unit yang tersebar di lima (lima) Kecamatan dalam Kota Sungai Penuh.

 Tong sampah yang terbuat dari fiber tersebar di seluruh kota. Jumlah Tong sampah ± 14 unit, pada tahun 2011 dilakukan penambahan tong sampah double sebanyak 46 unit yang tersebar di Pusat Kota Sungai Penuh.

 Container sebanyak 2 unit dengan kapasitas masing-masing 6 m3.

 14 Truk sampah, 5 diantaranya rusak dengan memiliki kapasitas 6 m3.

(30)

7.4.1.3. Drainase

Pengelolaan drainase di Kota Sungai Penuh ditangani oleh Dinas Pekerjaan Umum. Secara umum, saluran drainase di Kota Sungai Penuh telah menjangkau hampir seluruh wilayah kota. Saluran drainase bertujuan untuk mengalirkan limpasan air hujan baik dalam bentuk drainase buatan maupun drainase alami. Namun dalam pengelolaan pemeliharaannya belum optimal, hal ini terbukti banyaknya terjadi luapan air ke permukaan jalan ketika terjadi hujan. Untuk kedepannya perlu dilakukan inventarisasi mengenai saluran-saluran tersebut dikarenakan jaringan drainase dengan irigasi masih bercampur satu sama lain.

Tabel 7.15.

Kondisi Jaringan Sistem Drainase di Kota Sungai Penuh Tahun 2015

N o

Kecamatan Kondisi Drainase Kondisi Drainase Kondisi Drainase

RB (KM)

RS (KM)

RR (KM)

Saluran Tertutup

Saluran Terbuka

Alamiah Semi Permanen

Permanen

1 Sungai Penuh 19,25 11,5 7,7 11,5 15,4 11,55 8,1 28,9

2 Tanah Kampung 16,6 5,53 5,53 2,77 24,912 13,84 8,3 5,53

3 Hamparan

Rawang

13,2 3,72 3,72 5,58 13,02 11,16 3,72 3,72

4 Pesisir Bukit 8,15 3,26 1,86 4,89 11,41 10,59 1,63 4,07

5 Kumun Debai 12 4,02 4,89 8,04 12,06 9,04 5,03 6

6 Sungai Bungkal 8,44 4,22 4,02 10,55 10,55 9,49 4,22 7,39

7 Pondok Tinggi 10,94 4,97 4,22 8,9 10,94 7,95 3,98 7,95

8 Koto Baru

Jumlah 88,58 37,22 31,94 52,23 98,292 73,62 34,98 63,56

Sumber :Dinas Pekerjaan Umum Kota Sungai Penuh Tahun 2015

Saluran-saluran drainase memiliki pola yang sejajar dengan jalan. Dengan kondisi topografi yang relatif miring, serta dengan ketinggian kota diatas permukaan laut yang cukup tinggi, maka hal ini dapat memberikan keuntungan bagi pengaliran air pada sistem drainase sehingga aliran permukaan mengalir langsung ke dataran yang lebih rendah yaitu Batang Air Bungkal.

Sistem drainase di Kota Sungai Penuh secara umum dibagi dalam tiga sistem:

 Sistem drainase terbuka. Sistem drainase terbuka saat ini cukup memadai untuk menampung dan mengalirkan air.

(31)

 Sistem drainase saluran tanah. Sistem ini sudah lama ada dan sangat bermanfaat bagi drainase kota dikala hujan turun sehingga drainase tanah yang ada dapat menampung beban curah hujan yang cukup tinggi.

Kondisi saluran secara umum dapat diuraikan sebagai berikut:

 Kondisi saluran pada lingkungan perumahan dalam kota Sungai Penuh pada umumnya mengalir pada sisi jalan raya maupun jalan utama, dimana pada sisi jalan utama mempunyai saluran drainase yang cukup baik sehingga baik pada musim hujan maupun musim kemarau saluran drainase lingkungan perumahan maupun di jalan utama masih dapat mengatasi air masuk ke dalam saluran.

 Letak Kota Sungai Penuh yang konturnya berbukit, sehingga air mengalir memanfaatkan gravitasi ke tempat yang lebih rendah.

 Drainase kota menggunakan saluran tertutup, bagian atas tutup aluran dijadikan site walk/trotoar, ± 25 m diberi manhole untuk mengetahui kelancaran aliran air.

 Masih adanya genangan air pada saat musim hujan di beberapa tempat yang disebabkan belum adanya pembuatan drainase.

 Kurang seragamnya dimensi saluran mengakibatkan meluapnya air hujan ke jalan.

Tabel 7.16.

Zona Daerah Tangkapan Air kota Sungai Penuh

No Sub DAS (HA)

1 DTA Sungai Pengasah 8.174

2 DTA Sungai Ning 5.919

3 DTA Sungai Bungkal 7.100

4 DTA Sungai Rampuh 5.406

5 DTA Sungai Merao 10.759

Sumber : Hasil Analisis 2016

(32)

Tabel 7.17.

Debit Limpasan Permukaan Daerah Tangkapan Air Kota Sungai Penuh Tanpa Fasilitas Permanen Air Hujan

No DTA A (ha) C Debit (Run Off)

(Periode 2 Tahun)

(Periode (5 Tahun)

(Periode (10 Tahun)

1 DTA Sungai Pengasah 8.174 0,51 67,58 276,40 414,60

2 DTA Sungai Ning 5.919 0,48 46,06 188,37 282,55

3 DTA Sungai Bungkal 7.100 0,48 55,25 225,96 338,95

4 DTA Sungai Rampuh 5.406 0,51 44,69 182,79 274,19

5 DTA Sungai Merao 10.759 0,51 88,96 363,82 545,72

37.357 302,54 1237,34 1856,01

Sumber : Hasil Analisis 2016

Kondisi genangan di wilayah Kota Sungai Penuh terjadi di daerah jl depati parbo Kecamatan Kumun Debai dimana genangan dihasilkan dari drainase perumahan, terdapat 1 pembuangan kecil, kondisi genangan air lambat surut, rawa tidak mampu menampung kapasitas air dan saluran pembuangan relatif kecil dan terjadi luapan, hal yang sama juga terjadi di daerah jl pancasila Kecamata Tanah Kampung, Jl Hamparan Rawang, Jl Yos Sudarso dan jalan muradi.

7.4.1.4. Air Minum

Penyelenggaraan penyediaan air minum perpipaan di Kota Sungai Penuh dimulai sejak tahun 1976/1977. Pada Tahun 1981 dengan Surat Keputusan Menteri Nomor 104/KPTS/CK/1981 pada tanggal 10 November 1981 dibentuklah Badan Pengelolaan Air Minum (BPAM), dan pada tahun 1981/1982 mulai beroperasinya IPA di Desa Rawamg. Pada tahun 1990/1991, BPAM dialih statusnya menjadi PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) maka pada tahun 1990 berdasarkan Peraturan daerah Tingkat II Kabupaten Kerinci Nomor 10 Tahun 1990 dibentuklah Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Sakti Kabupaten Kerinci yang disahkan oleh Gubernur KDH Tingkat I Jambi berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 485 Tahun 1990. Yang secara neraca pembukuan Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Sakti Kabupaten Kerinci dimulai beroperasi pada tanggal 5 Oktober 1991.

Pada tahun 2008, Kabupaten Kerinci terbagi menjadi dua wilayah yaitu Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh sebagai daerah otonom. Untuk memenuhi kebutuhan air minum di Kota Sungai Penuh, pemerintah Kota Sungai Penuh menggunakan PDAM Tirta Sakti sebagai perusahaan penyedia air minum. Hal ini dikarenakan legalistas PDAM Tirta Sakti Kerinci yang masih merupakan asset Kabupaten Kerinci, sedangkan sebagian besar konsumen berada di wilayah Kota Sungai Penuh.

(33)

Sumber air baku yang digunakan PDAM Tirta Sakti khusus Kota Sungai Penuh berasal dari Sungai Batang Merao, Sungai Batang Sangkir, Sungai Ampuh, dan Sungai Jernih dengan kapasitas penyadapan:

 Sungai Ampuh : 55 ltr/det

 Sungai Jernih : 5 ltr/det

 Sungai Batang Sangkir : 10 ltr/det  Sungai Batang Merao : 50 ltr/det

Total : 120 ltr/det

Untuk sampai ke unit produksi, air ditransmisikan menggunakan dua jenis pipa yaitu pipa PVC dan ACV dengan panjang dan diameter pipa:

 Intake Sungai Ampuh (dia pipa 10”) : panjang pipa 1.500 m  Intake Sungai Jernih (dia pipa 8”) : panjang pipa 1.850 m  Intake Sungai Batang Sangkir (dia pipa 12” : panjang pipa 3.450 m  Intake Sungai Batang Merao (dia pipa 12”) : panjang pipa 6.800 m

Total : pajang pipa 13.600 m

Proses pengolahan yang ada pada seluruh IPA tersebut merupakan proses pengolahan lengkap, dengan rincian detail unit produksi adalah:

 Jenis IPA : Beton/ Paket Baja

 Kapasitas produksi : 120 ltr/det

 Jam operasi : 12 – 24 jam

 Jumlah Air Yang Diproduksi Rata-rata : 3,307,202 m³/tahun

Gambar

Tabel 7.2. Evaluasi Program Pengembangan Kawasan Kumuh Permukiman Sumber Dana APBD
Tabel 7.3. Proyeksi Jumlah Rumah Tangga Kota Sungai penuh Tahun 2017-2036
Tabel 7.4. Proyeksi Jumlah Rumah Tangga Berdasarkan Proporsi Rumah Berimbang 1:3:6 di Kota Sungai Penuh
Tabel 7.6. Luas Kawasan Kumuh Kota Sungai Penuh
+7

Referensi

Dokumen terkait

PNBP adalah seluruh penerimaan Pemerintah Pusat yang tidak berasal dari penerimaan perpajakan Tarif atas Jenis PNBP ditetapkan dalam undang- undang atau Peraturan

Apabila skor Min yang diperoleh berada pada tingkat yang tinggi (3.51 hingga 5.00) menunjukkan bahwa remaja muslim memiliki pemahaman yang baik terhadap proses

[r]

Dari beberapa teori mengenai iklim kelas tersebut, maka dapat diambil pengertian bahwa iklim kelas merupakan kondisi psikologis dan hubungan sosial yang terbentuk dari

Misalkan untuk basmalah diawal surat yang tidak termasuk dalam ayat disebut terletak pada ayat 0.. Selanjutnya nomor surat dikombinasikan dengan nomor ayat

Proses aklimatisasi ini bertujuan untuk mengetahui apakah sampel tanaman Kiapu dapat tumbuh dengan baik pada kondisi lingkungan penelitian dan juga

Pada tabel 3.3 menunjukkan bahwa kebanyakan responden hanya kadang-kadang saja mempertanyakan lokasi toko-toko, restoran , ataupun fasilitas umum dan informasi acara yang