• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA MODEL BANGKITAN PERJALANAN PADA DAERAH RELOKASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ANALISA MODEL BANGKITAN PERJALANAN PADA DAERAH RELOKASI"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISA MODEL BANGKITAN PERJALANAN

PADA DAERAH RELOKASI

(Studi Kasus Desa Blang Beurandang)

Suatu Tugas Akhir

Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-Syarat Yang Diperlukan untuk Memperoleh

Ijazah Sarjana Teknik

Disusun Oleh ;

Muzahar

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TEUKU UMAR

ALUE PEUNYARENG - MEULABOH

2013

NIM : 08C10203029

Bidang : Transportasi

(2)

i

Suatu Tugas Akhir

Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-Syarat Yang Diperlukan untuk Memperoleh

Ijazah Sarjana Teknik

Disusun Oleh ;

Muzahar

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TEUKU UMAR ALUE PEUNYARENG - MEULABOH

2013

NIM : 08C10203029

Bidang : Transportasi

(3)

ii

PENGESAHAN

ANALISA MODEL BANGKITAN PERJALANAN PADA DAERAH RELOKASI

(Studi Kasus Desa Blang Beurandang)

Nama Mahasiswa : Muzahar

Nomor Induk Mahasiswa : 08C10203029

Bidang Studi : Transportasi

Jurusan : Teknik Sipil

Alue Peunyareng, 18 Oktober 2013

Disetujui Oleh,

Diketahui/Disahkan Oleh,

Ketua Jurusan Teknik Sipil,

Astiah Amir, ST., MT

(4)

iii

PADA DAERAH RELOKASI

(Studi Kasus Desa Blang Beurandang)

Nama Mahasiswa : Muzahar

Nomor Induk Mahasiswa : 08C10203029

Bidang Studi : Transportasi

Jurusan : Teknik Sipil

Alue Peunyareng, 18 Oktober 2013

Disetujui Oleh,

Diketahui/Disahkan Oleh,

Ketua Jurusan Teknik Sipil,

Astiah Amir, ST., MT

NIDN. 01-0230-3734

Dekan Fakultas Teknik,

Ir. Rusman AR, MSME

NIDN. 00–0510-5208

Pembimbing I,

Fitriadi, ST., MT

NIDN. 01-1710-7402

Pembimbing II,

Meidia Refiyanni, ST

(5)

iv

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

Analisa Model Bangkitan Perjalanan Pada Daerah Relokasi.” dengan baik dan ucapan terimakasih kepada Ayah dan Ibu untuk doa, kasih sayang, dan

kesabaran, serta dukungan moral dan materil yang selalu diberikan kepada

penulis. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik program studi Teknik Sipil pada Fakultas

Teknik Universitas Teuku Umar.

Penulis menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai

pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit

bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis

mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Ir. Rusman AR, MSME Selaku Dekan I Fakultas Teknik Universitas

Teuku Umar.

2. Ibu Astiah Amir, ST. MT selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil dan seluruh dosen

yang telah memberikan ilmu dan pengalaman berharga sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsinya dengan baik.

3. Bapak Fitriadi, ST. MT selaku dosen pembimbing I dan Ibu Meidia Refiyanni,

ST selaku pembimbing II yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran

untuk mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Lili Suryadin, ST selaku penasehat akademik penulis.

5. Ibunda dan Alm. Ayahanda serta saudara–saudara tercinta yang selalu berdoa

dan memberikan dorongan untuk keberhasilan penulis.

6. Teman-teman yang selalu memberi masukan kepada penulis baik selama masa

pendidikan ataupun dalam penyelesaian laporan skripsi ini.

7. Rekan–rekan mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Teuku Umar khususya

(6)

v

Akhirnya kepada Allah SWT jugalah kita berserah diri, karena tiada

satupun dapat terjadi jika tidak atas kehendaknya.

Meulaboh, 18 Oktober 2013

Penulis,

Muzahar

(7)

vi

ANALISA MODEL BANGKITAN PERJALANAN PADA DAERAH RELOKASI

(Studi Kasus Desa Blang Beurandang)

Oleh :

Muzahar 08C10203029

Dosen pembimbing :

1. Fitriadi, ST. MT 2. Meidia Refiyanni, ST

ABSTRAK

Pasca gempa dan tsunami yang memporak-porandakan Provinsi Aceh khususnya di Kabupaten Aceh Barat berakibat pada kehancuran infrastruktur dengan cukup luas. Sehingga ketika pasca bencana masyarakat pesisir pantai direlokasi ke daerah Blang Beurandang dan menimbulkan pertambahan penduduk Desa Blang Beurandang yang semakin besar, seiring dengan pertambahan dan perkembangan penduduk menyebabkan tingginya tingkat aktivitas/bangkitan perjalanan yang terjadi. Oleh karena itu perlu dilakukan identifikasi faktor yang dominan mempengaruhi terjadinya bangkitan perjalanan dari kawasan komplek relokasi

Desa Blang Beurandang kedaerah CBD (Central Bussiness District) dan

mengetahui model regresi dari bangkitan perjalanan serta mengetahui tujuan perjalan masyarakat tersebut. Berdasarkan perhitungan terdapat dua variabel yang

dominan berpengaruh yaitu keluarga yang bekerja (X2) dan jumlah pendapatan

jumlah pendapatan (X4). Sedangkan berdasarkan tujuan perjalanan, dapat kita

simpulkan bahwa terdapat 74% atau 1736 masyarakat relokasi melakukan perjalanan setiap harinya ke daerah CBD dan 16% atau 375 melakukan perjalan ke daerah Non CBD dan 10% atau 235 masyarakat tidak melakukan perjalanan.

(8)

vii

Pengesahan ... ii

Prakata ... iv

Abstrak... vi

Daftar Isi ... vii

Daftar Gambar ... ix

Daftar Tabel... x

Daftar Lampiran ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Rumusan Masaalah... 3

1.3 Batasan Masalah ... 3

1.4 Tujuan Penelitian... 3

1.5 Manfaat Penelitian... 4

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN... 5

2.1 Pemodelan ... 5

2.2 Perencanaan Transportasi ... 7

2.3 Konsep Perencanaan Transportasi... 7

2.4 Analisa Bangkitan Pergerakan(Trip Generation)... 7

2.4.1 Sebab terjadi pergerakan ... 8

2.4.2 Faktor yang mempengaruhi pergerakan ... 8

2.5 Relokasi ... 9

2.6 Fungsi Kota ... 10

2.6.1 Ciri-ciri kota ... 10

2.6.2 Tata ruang kota ... 11

2.6.3 Kota dan kawasan perumahan ... 11

2.6.4 Hubungan permukiman dan perumahan dengan transportasi. 12 BAB III METODE PENELITIAN ... 13

3.1 Variabel Penelitian ... 13

3.2 Definisi Overasional Variabel ... 14

3.3 Tahapan Penelitian ... 14

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 17

3.4.1 Wawancara ... 17

3.4.2 Kuesioner... 17

3.4.3 Data primer ... 18

3.4.4 Data sekunder ... 18

3.5 Populasi dan Sampel... 19

(9)

viii

3.5.2 Sampel ... 19

3.6 Metode Pengolahan Data... 20

3.7 Metode Analisa Data ... 20

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 24

4.1 Hasil... 24

4.1.1 Karakteristik responden ... 24

4.1.2 Data survei bangkitan perjalanan ... 28

4.1.3 Uji statistik... 34

4.1.3.1 Uji validitas ... 34

4.1.3.2 Uji reabilitas ... 35

4.1.3.3 Analisa koefisien korelasi... 36

4.1.3.4 Analisa regresi linear berganda ... 39

4.1.3.5 Analisa koefisien determinasi (R2) ... 42

4.1.3.6 Uji T... 43

4.1.3.7 Uji F... 45

4.2 Pembahasan ... 46

4.2.1 Faktor dominan yang mempengaruhi perjalanan ... 46

4.2.2 Model analisa bangkitan perjalanan ... 47

4.2.3 Analisa tujuan bangkitan perjalan ... 47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 49

5.1 Kesimpulan... 49

5.2 Saran ... 49

(10)

ix

Gambar 2.1 Bangkitan dan tarikan pergerakan... 8

Gambar 3.1 Kerangka alur penelitian ... 16

Gambar 4.1 Persentase berdasarkan umur ... 25

Gambar 4.2 Persentase berdasarkan jenis kelamin ... 26

Gambar 4.3 Persentase berdasarkan kedudukan dalam rumah tangga ... 26

Gambar 4.4 Persentase berdasarkan pekerjaan... 27

Gambar 4.5 Persentase berdasarkan alamat ... 28

Gambar 4.6 Persentase berdasarkan anggota keluarga ... 29

Gambar 4.7 Persentase berdasarkan anggota keluarga yang bekerja... 30

Gambar 4.8 Persentase berdasarkan pendidikan terakhir ... 30

Gambar 4.9 Persentase berdasarkan pendapatan perbulan ... 31

Gambar 4.10 Persentase berdasarkan jumlah kepemilikan kendaraan ... 32

Gambar 4.11 Persentase berdasarkan kendaraan yang dimiliki... 32

Gambar 4.12 Persentase berdasarkan tujuan perjalanan ... 33

(11)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Perbedaan jumlah penduduk sebelum dan sesudah relokasi... 2

Tabel 4.1 Karakteristik berdasarkan umur ... 24

Tabel 4.2 Berdasarkan jenis kelamin ... 25

Tabel 4.3 Berdasarkan kedudukan dalam rumah tangga ... 26

Tabel 4.4 Berdasarkan pekerjaan ... 27

Tabel 4.5 Berdasarkan alamat ... 28

Tabel 4.6 Berdasarkan anggota keluarga ... 29

Tabel 4.7 Berdasarkan anggota keluarga yang bekerja... 29

Tabel 4.8 Berdasarkan pendidikan terakhir ... 30

Tabel 4.9 Berdasarkan pendapatan perbulan ... 31

Tabel 4.10 Berdasarkan jumlah kepemilikan kendaraan ... 31

Tabel 4.11 Berdasarkan kendaraan yang dimiliki... 32

Tabel 4.12 Tujuan perjalanan... 33

Tabel 4.13 Hasil uji validitas X... 34

Tabel 4.14 Hasil uji validitas Y... 35

Tabel 4.15 Hasil uji reabilitas variabel X... 35

Tabel 4.16 Hasil uji reabilitas variabel Y... 36

Tabel 4.17 Interval koefisien korelasi ... 36

Tabel 4.18 Hasil perhitungan SPSS ... 37

Tabel 4.19 Tingkat hubungan Y dengan Xn ... 38

Tabel 4.20 Hasil uji regresi linear berganda dengan SPSS ... 40

Tabel 4.21 Tabel hasil perhitungan determinasi dengan SPSS... 42

Tabel 4.22 Hasil Uji t dengan SPSS ... 43

Tabel 4.23 Hasil perhitungan SPSS ... 45

(12)

xi

LAMPIRAN A... 52

A.1 Dokumentasi Kegiatan ... 52

A.1.1 Pengambilan data dikomplek IOM... 52

A.1.2 Pengambilan data dikomplek Caritas ... 52

A.1.3 Pengambilan data dikomplek ADB-BRR... 53

A.1.4 Pengambilan data dikomplek Islamic Center ... 53

A.1.5 Konsultasi dengan Geucik Desa Blang Beurandang ... 54

A.1.6 Penganbilan surat izin selesai survei ... 54

A.2 Peta lokasi kegiatan ... 55

LAMPIRAN B ... 56

B.1. Formulir Isian Survei (Kuesioner)... 56

LAMPIRAN C... 60

C.1 Tabel Distribusi T ... 60

C.2 Tabel Distribusi F ... 61

C.3 Hasil Perhitungan SPSS... 62

C.4 Tabel Skor... 65

C.5 Tabel Tujuan Perjalanan ... 68

LAMPIRAN D

(13)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pasca gempa dan tsunami yang memporak-porandakan Provinsi Aceh

khususnya di Kabupaten Aceh Barat berakibat pada kehancuran infrastruktur

dengan cukup luas. Setelah pasca bencana, rakyat Aceh dihadapkan pada masalah

hancurnya tempat tinggal dan infrastruktur publik. Meskipun demikian,

tantangannya sekarang adalah bagaimana menanggapi secara efektif kebutuhan

dan harapan masyarakat yang terkena dampak bencana guna membantu mereka

kembali mendapatkan kualitas hidup seperti sebelum bencana.

Pada tahun 2006-2007 pemerintah mulai membangun tempat relokasi yang

terletak di desa Blang Beurandang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh

Barat. Setelah selesainya pembangunan tempat relokasi pada tahun 2008

masyarakat mulai menduduki tempat relokasi tersebut untuk dapat bermukim

secara permanen, sehingga diharapkan mereka dapat menjalankan kehidupan

seperti semula atau bahkan lebih baik.

Seiring bertambahnya penduduk desa Blang Beurandang pasca relokasi

maka pergerakan akan transportasi di daerah tersebut meningkat tajam hal ini

berpengaruh pada bangkitan pergerakan masyarakat yang melakukan perjalanan

dari tempat tinggal ke Central Bussiness District (CBD) dalam melakukan

aktivitas sehari-hari. Demi memenuhi hal-hal tersebut, maka diperlukan

sarana-sarana penunjang salah satunya yang sangat penting adalah dibidang transportasi

atau perhubungan. Untuk mendukung perkembangan wilayah secara terpadu dan

distribusi barang dan jasa, maka struktur dan fungsi jaringan jalan harus

disesuaikan dengan peran desa Blang Beurandang yang merupakan daerah

relokasi pasca tsunami di Meulaboh.

Menurut (Tamin 1997) Pada dasarnya pembangunan komplek perumahan

(14)

mempengaruhi lalu lintas dan transportasi disekitarnya. Transportasi merupakan

salah satu persoalan yang paling penting, karena transportasi adalah alat

penunjang terlaksananya kegiatan penduduk sehari-hari. Pergerakan lalu lintas

masyarakat desa Blang Beurandang diperkirakan karena adanya pertumbuhan

penduduk, peningkatan pendapatan, peningkatan kepemilikan kendaraan dan

fasilitas lainnya.

Seiring dengan pertambahan dan perkembangan penduduk serta

kecenderungan persaingan yang semakin ketat dalam aspek ekonomi dan aspek

sosial lainnya menyebabkan tingginya tingkat aktivitas/bangkitan pergerakan yang

terjadi. Pemenuhan akan berbagai kebutuhan dan pemanfaatan tata guna lahan

merupakan suatu parameter untuk mengetahui seberapa besar tingkat bangkitan

pergerakan yang terjadi, hal ini mempengaruhi kebijakan pemerintah dalam

mengambil keputusan dalam merencanakan suatu tata guna lahan. (Tamin, 1997)

Kondisi demikian juga membuat daerah di kota-kota besar dan

dipinggirannya mengalami perkembangan yang cukup pesat menjadi daerah

terbangun karena tingginya permintaan di sektor hunian.

Desa Blang Beurandang terdiri dari empat tempat/blok relokasi yaitu :

ADB-BRR, Caritas, IOM dan Islamic Center. Wilayah tersebut merupakan

kawasan pemukiman daerah relokasi yang terletak di desa Blang Beurandang

dengan data penduduk sebagai berikut:

Tabel 1.1 Perbedaan jumlah penduduk sebelum dan sesudah relokasi.

Nama Desa Jumlah

2.097 6,30 776 280

Sesudah Relokasi

5.869 6,30 1.420 932

(15)

3

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas yang telah diuraikan, maka perumusan

masalahnya adalah:

1. Faktor-faktor apa saja yang dominan yang mempengaruhi bangkitan

perjalanan pada tata guna lahan daerah relokasi desa Blang Beurandang

2. Bagaimana cara menentukan analisa model bangkitan perjalanan

masyarakat desa Blang Beurandang.

3. Bagaimana arah tujuan pergerakan masyarakat relokasi Desa Blang

Beurandang.

1.3 Batasan Masalah

Untuk menghindari penelitian terlalu luas dan terbatasnya waktu, maka

pembatasan masalah dalam penelitian akan menitik beratkan pada beberapa hal

yaitu:

1. Daerah penelitian dilakukan disekitaran perumahan desa Blang

Beurandang, Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Aceh Barat.

2. DaerahCentral Bussiness District (CBD) yang dimaksud dalam penelitian

ini adalah Kecamatan Johan Pahlawan.

3. Perjalanan yang dilakukan oleh penghuni perumahan desa Blang

Beurandang yang dianalisis berdasarkan home base trip, yaitu semua

perjalanan yang berasal dari rumah dan diakhiri dengan pulang kerumah.

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penulisan ini adalah:

1. Untuk mengetahui faktor yang dominan yang mempengaruhi bangkitan

perjalanan pada daerah relokasi Desa Blang Beurandang.

2. Mendapatkan analisa model bangkitan perjalanan didaerah relokasi desa

(16)

3. Mengetahui tujuan perjalanan masyarakat relokasi Desa Blang

Beurandang.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:

1. Mengetahui bangkitan pergerakan masyarakat desa Blang Beurandang

yang beraktivitas sehari-hari sesuai dengan perjalanan mereka

masing-masing.

2. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah daerah Aceh Barat dibidang

transportasi.

3. Sebagai dasar pertimbangan untuk melakukan perbaikan dan peningkatan

(17)

5

BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1 Pemodelan

Kompleknya permasalahan transportasi seperti yang telah disampaikan di

atas, maka perlunya permodelan transportasi guna menyederhanakan

permasalahan dan memudahkan dalam pengambilan keputusan.

Model menurut Tamin (2008) dapat didefinisikan sebagai bentuk

penyederhanaan suatu realita atau dunia yang sebenarnya, termasuk diantaranya

adalah:

1. Model fisik, seperti model arsitek, model teknik sipil, wayang golek, dan

lainnya);

2. Peta dan diagram grafis;

3. Model statistika dan matematika (persamaan) yang menerangkan beberapa

aspek fisik, sosial-ekonomi dan model transportasi.

Menurut Tamin (2000) Dalam perencanaan dan pemodelan transportasi,

kita akan sangat sering mengunakan beberapa model utama, yaitu model grafis

dan model matematis. Model grafis adalah model yang menggunakan gambar,

warna dan bentuk sebagai media penyampaian informasi mengenai keadaan yang

sebenarnya (realita). Medel grafis sangat diperlukan, khususnya untuk

transportasi, karena kita perlu mengilustrasikan terjadinya pergerakan (arah dan

besarnya) yang terjadi yang beroperasi secara spasial (ruang). Model matematis

menggunakan persamaan atau fungsi matematika sebagai media dalam usaha

mencerminkan realita.

Walaupun merupakan penyederhanaan, model tersebut bisa saja sangat

komplek dan membutuhkan data yang sangat banyak dan waktu penyelesaian

yang sangat lama. Beberapa keuntungan dalam pemakaian model matematis

(18)

kalibrasi serta penggunaannya, para perencana dapat belajar banyak melalui

eksperimen, tentang perilaku dan mekanisme internal dari sistem yang sedang

dianalisis.

Pemodelan transportasi sangat bermanfaat bagi perencanaan transportasi,

karena melalui permodelan tersebut proses perencanaan dan pengambilan

keputusan dari berbagai masalah transportasi dapat disederhanakan.

Menurut Tamin (1997) terdapat beberapa faktor yang perlu diperhatikan

dalam menentukan pemodelan analisis transportasi, yaitu:

a. Struktur model, yaitu suatu model dapat saja memiliki struktur yang

sederhana yang berupa fungsi dari beberapa alternatif yang saling tidak

berhubungan, atau struktur yang komplek sehingga perlunya dihitung

peluang dari suatu kejadian transportasi yang pernah terjadi. Dengan

berkembangnya model maka dapat dimungkinkan untuk menyusun model

yang sangat umum dengan banyak peubah atau variabel.

b. Bentuk fungsional, yaitu bentuk model yang dapat memecahkan masalah

dalam bentuk linear atau non-linear. Pemecahan masalah yang tidak linear

mencerminkan realita masalah yang lebih tepat namun membutuhkan

banyak sumber daya dan teknik untuk proses kalibrasi bagi model tersebut.

c. Spesifikasi variabel, yaitu menetapkan spesifikasi variabel yang dapat

digunakan dan bagaimana variabel tersebut berhubungan satu sama lain

dalam suatu model. Sehingga untuk menjelaskannya perlu proses tertentu

dalam menentukan variabel yang dominan, antara lain melalui proses

kalibrasi dan keabsahan.

Seperti yang diungkapkan oleh Tamin (1997), prosedur statistik biasa

digunakan dalam pemodelan transportasi. Didalam pemodelan ini, mensyaratkan

data yang benar guna menaksir parameter model, sehingga didalam penaksiran

tersebut tidak timbul masalah galat atau kesalahan dalam perhitungan secara

(19)

7

2.2 Perencanaan Transportasi

Perencanaan Transportasi adalah suatu perencanaan kebutuhan prasarana

transportasi seperti jalan, terminal, pelabuhan, pengaturan serta sarana untuk

mendukung sistem transportasi yang efisien, aman dan lancar serta berwawasan

lingkungan.

2.3 Konsep Perencanaan Transportasi

Terdapat beberapa konsep perencanaan transportasi yang telah

berkembang sampai saat ini yang paling populer adalah “ Model Perencanaan

Transportasi Empat Tahap”.

Menurut Tamin (2008) model perencanaan ini merupakan gabungan dari

beberapa sub model yang masing-masing harus dilakukan secara terpisah dan

berurutan. Dalam sistem perencanaan transportasi terdapat empat langkah yang

saling terkait satu dengan yang lain, yaitu:

1. Bangkitan dan tarikan pergerakan

2. Sebaran Pergerakan

3. Pemilihan Moda

4. Pemilihan Rute

2.4 Analisa Bangkitan Pergerakan (Trip Generation)

Bangkitan pergerakan merupakan tahapan permodelan transportasi yang

memperkirakan jumlah pergerakan yang berasal dari zona asal atau tata guna

lahan dan jumlah pergerakanan yang tertarik ke suatu zona atau tata guna lahan

(20)

Gambar 2.1 Bangkitan dan Tarikan Pergerakan

2.4.1 Sebab terjadinya pergerakan

Menurut Tamin (2008), sebab terjadinya pergerakan dapat dikelompokkan

berdasarkan maksud perjalanan. Biasanya maksud perjalanan dikelompokkan

sesuai dengan ciri dasarnya, yaitu yang berkaitan dengan ekonomi, sosial, budaya,

pendidikan dan agama.

Jika ditinjau lebih jauh lagi akan dijumpai kenyataan bahwa lebih dari

90% perjalanan berbasis tempat tinggal, artinya mereka memulai perjalanan dari

tempat tinggal (rumah) dan mengakhiri perjalanannya kembali ke rumah.

2.4.2 Faktor yang mempengaruhi pergerakan

a. Bangkitan pergerakan

Menurut Tamin (2000), faktor-faktor yang mempengaruhi bangkitan

pergerakan seperti :

1. Pendapatan

2. Kepemilikan kendaraan

3. Struktur rumah tangga

4. Ukuran rumah tangga

(21)

9

b. Tarikan pergerakan

Menurut Tamin (2000), faktor-faktor yang mempengaruhi tarikan

pergerakan adalah luas lantai untuk kegiatan industri, komersial, perkantoran,

pelayanan lainnya, lapangan kerja dan aksesibilitas.

2.5 Relokasi

Pengertian relokasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

diterjemahkan relokasi adalah membangun kembali perumahan, harta kekayaan,

termasuk tanah produktif dan prasarana umum di lokasi atau lahan lain. Dalam

relokasi adanya obyek dan subjek yang terkena dampak dalam perencanaan dan

pembangunan relokasi.

Rencana pemukiman daerah relokasi dengan jadwal kegiatan dan anggaran

wajib bagi setiap proyek yang dampak pemukiman kembali. Dan konsep-konsep

pokok perencanaan yang harus diperhatikan bila menyusun rencana pemukiman

sebagai berikut:

1. Kerangka kebijaksanaan atau peraturan yang menyangkutnya apakah

telah tersedia atau diperlukan hal tersebut.

2. Mendefinisikan bantuan/hak yang layak diterima orang terkena dampak

berdasarkan jenis kerugian yang dialami orang terkena dampak dan

kelayakan.

3. Persiapan sosial terhadap kepentingan penduduk yang terpenuhi.

4. Anggaran yang mana dalam pembiayaan lahan dan pemukiman

kembali.

5. Batasan waktu dalam pengadaaan lahan dan pemukiman kembali sesuai

(22)

2.6 Fungsi Kota

Kota yang telah berkembang maju mempunyai peranan dan fungsi yang

lebih luas lagi antara lain sebagai berikut :

1. Sebagai pusat produksi (production centre). Contoh: Surabaya, Gresik,

Bontang;

2. Sebagai pusat perdagangan (centre of trade and commerce). Contoh:

Jakarta, Bandung, Hong Kong, Singapura;

3. Sebagai pusat pemerintahan(political capital). Contoh: Jakarta (ibukota

Indonesia), Washington DC (ibukota Amerika Serikat), Canberra

(ibukota Australia);

4. Sebagai pusat kebudayaan (culture centre). Contoh: Yogyakarta dan

Surakarta.

2.6.1 Ciri-ciri kota

Ciri fisik kota meliputi hal sebagai berikut:

1. Tersedianya tempat-tempat untuk pasar dan pertokoan

2. Tersedianya tempat-tempat untuk parkir

3. Terdapatnya sarana rekreasi dan sarana olahraga

Ciri kehidupan kota adalah sebagai berikut:

1. Adanya pelapisan sosial ekonomi misalnya perbedaan tingkat

penghasilan, tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan.

2. Adanya jarak sosial dan kurangnya toleransi sosial diantara warganya.

3. Adanya penilaian yang berbeda-beda terhadap suatu masalah dengan

pertimbangan perbedaan kepentingan, situasi dan kondisi kehidupan.

4. Warga kota umumnya sangat menghargai waktu.

5. Cara berpikir dan bertindak warga kota tampak lebih rasional dan

berprinsip ekonomi.

6. Masyarakat kota lebih mudah menyesuaikan diri terhadap perubahan

(23)

11

7. Pada umumnya masyarakat kota lebih bersifat individu sedangkan sifat

solidaritas dan gotong royong sudah mulai tidak terasa lagi.

2.6.2 Tata ruang kota

Pada prinsipnya program penataan kota bertujuan untuk meningkatkan

efisiensi penyediaan, pelayanan prasarana dan sarana perkotaan yang mendorong

pemantapan fungsi kawasan-kawasan kota sehingga dapat meningkatkan

produktifitas kota dengan tidak mengesampingkan aspek-aspek pemerataan,

lingkungan, dan budaya.

Penataan ruang adalah salah satu usaha untuk merencanakan seberapa

besar jumlah penggunaan lahan untuk keperluan tertentu, termasuk mengatur

hubungan antara pemukiman dengan tempat bekerja, tempat sekolah, tempat

berbelanja, tempat hiburan dan lain-lain yang semuanya juga sangat penting

tergantung pada rencana jaringan jalan dikota.

2.6.3 Kota dan kawasan perumahan

Kawasan perumahan sebagai salah satu unsur yang membentuk kota terdiri

dari berbagai bangunan dan prasarana lingkungan yang merupakan unsur yang

paling menonjol dari pada unsur-unsur sarana dan prasarana kota lainnya.

Bangunan-bangunan sesungguhnya merupakan unsur perkotaan yang paling jelas

terlihat dipandang dari suatu apapun dan dari tempat manapun di kota.

Sebagai konsekuensinya, maka potensi yang dimiliki cukup besar dalam

menimbulkan permasalahan perkotaan jika dalam pengadaan dan pengembangan

tidak diatur dengan benar.

Permasalahan perkotaan yang dimaksud adalah selain dapat menimbulkan

kesemberawutan wajah kota, maka pembangunan rumah-rumah tinggal berikut

fasilitas rumah yang tidak memenuhi kriteria sehat, akan menimbulkan

masalah-masalah sosial yang sulit untuk dipecahkan. Selain permasalah-masalahan itu, ada juga

(24)

1. Konflik (pertengkaran),

2. Kontroversi (pertentangan),

3. Kompetisi (persaingan),

4. Kegiatan pada masyarakat pedesaan, dan

5. Sistem nilai budaya

Perumahan adalah salah satu kebutuhan pokok dari tiga kebutuhan pokok

lainnya selain sandang pangan yang harus dipenuhi oleh manusia. Untuk

mencukupi kebutuhan ini bukanlah suatu hal yang mudah. Di kawasan perkotaan,

pemukiman menjadi sesuatu yang sangat mahal akibat dari tingginya harga tanah.

Tingkat bagusnya suatu kota salah satunya diukur dari tingkat kualitas dari

perumahan dan pemukiman yang ada di kota tersebut. Kualitas yang dimaksud,

yakni kualitas material konstruksi dari bangunan-bangunan yang ada, kelengkapan

sarana dan prasarana sosial dan lingkungan, serta keterkaitan yang harmonis

antara kawasan perumahan dengan kawasan-kawasan lainnya.

2.6.4 Hubungan permukiman dan perumahan dengan transportasi

Seperti negara sedang berkembang lainnya, berbagai kota di Indonesia

termasuk kota Meulaboh dan wilayah sekitarnya berada dalam tahap pertumbuhan

penduduk terutama di desa Blang Beurandang. Pasca relokasi ke desa Blang

Beurandang pertumbuhan ekonomi semakin meningkat sehingga kebutuhan

penduduk untuk melakukan bangkitan pergerakanpun menjadi semakin

(25)

13

BAB III

METODE PENELITIAN

Suatu penelitian merupakan rangkaian proses yang komplek dan terkait

secara sistematik. Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

3.1 Variabel Penelitian

Dalam melakukan sebuah penelitian maka kita terlebih dahulu mengetahui

vriabel-variabel yang akan diteliti, variabel tersebut sangat mempengaruhi hasil

dari penelitian kita nantinya. Adapun variabel-variabel tersebut adalah sebagai

berikut:

a. Variabel Independen

Variabel penelitian ini dikemukakan dalam rangka membantu menjelaskan

pokok subyek dan batasan pengertian, variabel tersebut adalah:

X1 = Jumlah anggota keluarga

X2 = Jumlah keluarga yang bekerja

X3 = Pendidikan terakhir

X4 = Pendapatan (rupiah)

X5 = Kepemilikan kendaraan

X6 = Jenis kendaraan

b. Variabel Dependen

Variabel dependen adalah variabel terikat yang dipengaruhi karna adanya

variabel bebas, variabel dependen dalam penelitian ini adalah:

(26)

3.2 Definisi Operasional Variabel

X1 = Jumlah anggota keluarga yang ada dalam satu rumah

X2 = Jumlah keluarga yang bekerja dalam satu rumah

X3 = Pendidikan terakhir yang di tempuh

X4 = Pendapatan yang dihasilkan dalam sebulan

X5 = Jumlah kepemilikan kendaraan yang ada dalam satu keluarga

X6 = Jenis-jenis kendaraan yang digunakan

3.3 Tahapan Penelitian

1. Merumuskan masalah yang terjadi di desa Blang Beurandang.

2. Mencari literatur yang bisa memecahkan masalah berupa buku-buku

dan jurnal dan juga mengikuti bimbingan dan arahan dari dosen

pembimbing.

3. Pengumpulan data di lapangan yang berupa data skunder dan data

primer. Adapun data-data tersebut adalah sebagai berikut:

a. Data primer

1. Jumlah keluarga (orang)

2. Jumlah keluarga yang bekerja

3. Pendidikan (jumlah keluarga yang bersekolah)

4. Pendapatan (rupiah)

5. Kepemilikan kendaraan (sepeda motor, mobil dll)

6. Jenis kendaraan

b. Data skunder

1. Jumlah populasi

2. Peta kecamatan

(27)

15

4. Metode pengolahan data

1. Menggunakan model analisa regresi liniear dan berganda dengan

menguunakan program SPSS.

2. Menentukan jumlah pergerakan dengan Microsoft Excel (analisa

kategori).

3. Menentukan nilai koefisien determinasi serta nilai konstanta dan

koefisien regresi setiap tahap untuk menentukan model terbaik.

5. Data yang didapat di lapangan dianalisa dengan:

1. Uji Validasi

2. Uji Reabilitas

3. Koefisien Korelasi

4. Regresi Linear Berganda

5. Koefisien Determinasi (R2)

6. Uji- t

7. Uji- f

6. Sesudah penelitian akan didapatkan berupa kesimpulan dan juga

saran-saran dari semua pihak demi kesempurnaan penelitian ini.

Penelitian dapat dilakukan dengan cermat dan efisien, maka perlu dibuat

suatu kerangka kegiatan penelitian, adapun kerangka penelitian yang dimaksud

(28)

Gambar 3.1 Kerangka alur penelitian

• Jumlah keluarga (orang)

• Jumlah keluarga yang bekerja (orang)

• Pendidikan (jumlah keluarga yang bersekolah)

• Pendapatan (rupiah)

• Kepemilikan kendaraan (mobil, sepeda motor)

• Jenis kendaraan

Data Sekunder:

• Jumlah populasi penduduk kawasan perumahan Blang Beurandang

• Peta kecamatan Johan Pahlwan

• Peta jaringan jalan di kecamatan Johan Pahlawan

Pengolahan Data:

• Menentukan model analisa regresi linear dan berganda dengan menggunakan program SPSS

• Menentukan jumlah pergerakan dengan Microsoft Excel (analisa kategori)

• Menentukan nilai koefisien determinasi serta nilai konstanta dan koefisien regresi setiap tahap untuk menentukan model terbaik

Analisa Data:

• Uji Validasi

• Uji Reabilitas

• Koefisien korelasi

• Regresi Linear Berganda • Koefisien Determinasi (R2)

• Uji- t

• Uji- f

Kesimpulan dan Saran

(29)

17

3.4 Metode Pengumpulan Data

Adapun metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai

berikut:

3.4.1 Wawancara

Wawancara merupakam teknik untuk mengumpulkan informasi melalui

komunikasi langsung dengan responden atau orang yang diminta informasi.

Kelebihannya wawancara yaitu

1. Merupakan teknik yang paling tepat untuk mengungkap keadaan pribadi

seseorang dan dapat dilakukan terhadap setiap tingkatan umur

2. Dapat dilaksanakan serempak dengan kegiatan observasi

3. Digunakan untuk pelengkap data yang dikumpulkan dengan teknik lain

Kekuranganya wawancara yaitu:

1. Tidak efisien, yaitu tidak dapat menghemat waktu

2. Sangat bergantung terhadap kesediaan kedua belah pihak

3. Menuntut penguasaan bahasa dari pihak pewawancara

Wawancara dirumah adalah jenis survei asal-tujuan yang terbaik untuk

suatu daerah dan merupakan bagian terpenting dalam kebanyakan kajian

transportasi. Tujuan wawancara dirumah tidak hanya untuk mendapatkan

informasi Matrik Asal Tujuan (MAT) tetapi juga untuk mendapatkan beberapa

data statistik lain seperti kepemilikan kendaraan, jumlah anggota keluarga, jumlah

masyarakat masyarakat yang bekerja dan mungkin juga penghasilan masyarakat

disuatu daerah. (Tamin 2008)

3.4.2 Kuesioner

Kuesioner merupakan alat pengumpul data melalui komunikasi tidak

langsuang, yaitu melalui tulisan. angket atau kuesioner adalah jenis instrumen non

(30)

memperoleh informasi dari responden berkenaan dengan sikap, tugas, sajian,

aspirasi, fasilitas, suasana pembelajaran, dll.

Agar data yang diperlukan dapat secara akurat maka pada penelitian ini

penulis membuat sebuah kuesioner agar para responden cepat menangkap apa

yang akan ditanyakan.

Data survei yang digunakan untuk menunjang kegiatan penelitian yang

akan dilakukan meliputi data primer dan data sekunder.

3.4.3 Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung melalui

penyebaran kuisioner dan wawancara dengan penduduk desa Blang Beurandang.

Lokasi pengambilan data dilaksanakan di desa Blang Beurandang yang terdiri dari

empat tempat relokasi yaitu:

1. ADB-BRR

2. Caritas

3. IOM

4. Islamic Center

Pengumpulan data ini dilakukan dengan teknik sampling secara acak,

sehingga sample yang diambil akan mewakili seluruh lapisan dan golongan.

3.4.4 Data sekunder

Data sekunder diperoleh dari kantor BPS Meulaboh dan dari Kepala Desa

sebagai pendukung dari data primer, yang berupa peta jaringan jalan, peta tata

guna lahan, data penduduk, kepadatan penduduk, luas wilayah dan jumlah

(31)

19

3.5 Populasi dan Sampel

3.5.1 Populasi

Populasi atau universe adalah jumlah keseluruhan dari satuan-satuan atau

individu yang karakteristiknya hendak diteliti.

Dan satuan-satuan tersebut dinamakan unit analisis, dan dapat berupa

orang-orang, institusi-institusi dan benda-benda.

3.5.2 Sampel

Sampel atau contoh adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya

hendak diteliti. Sampel yang baik, yang kesimpulannya dapat dikenakan pada

populasi, adalah sampel yang bersifat representatif atau yang dapat

menggambarkan karakteristik populasi.

Dalam banyak buku yang mencantumkan rumus untuk menentukan ukuran

sampel yang dibuat Slovin, khususnya dalam buku-buku metodologi penelitian.

Rumus penentuan sampel menurut Slovin (2011):

Dengan galat pendugaan (10%) maka dapat dihitung jumlah sampel

(32)

46

Berarti sampel yang diteliti adalah 95,91 sampel, untuk memudahkan

dalam pengolahan data maka penulis membulatkan menjadi 100 Sampel.

3.6 Metode Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan Software SPSS

(Statistical Product and Service Solution) dan Microsoft Excel hasilnya adalah model regresi linear dan model regresi linear berganda.

3.7 Metode Analisa Data

Analisa dari model regresi yang diperoleh, harus dianalisa dengan

beberapa pengujian yaitu:

a. Uji Validasi

Korelasi Bevariate Pearson adalah salah satu rumus yang dapat digunakan

untuk melakukan uji validitas data dengan program SPSS. Koefisien validasi

dapat dilakukan dengan rumus angka kasar sebagai berikut:

Keterangan:

rxy : Koefisien korelasi

x : Skor item

y : Skor total

(33)

21

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untak menguji penafsiran responden mengenai

butir-butir pernyataan yang terdapat dalam instrumen penelitian yang ditunjukkan

dengan kekonsistenan jawaban yang diberikan. Reliabilitas merupakan ukuran

mengenai konsistensi internal dari indikator sebuah konstruk yang menunjukkan

derajat sampai di mana masing-masing indikator tersebut mengindikasikan sebuah

konstruk/faktor laten yang umum, rumus yang digunakan adalah :

c. Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis Regresi Linear Berganda digunakan untuk mengukur pengaruh

antara lebih dari satu variabel prediktor (variabel bebas) terhadap variabel terikat.

Rumus:

Y = a + b1X1+b2X2+…+bnXn

Dimana:

Y = Variabel terikat

a = Konstanta

b1,b2 = Koefisien regresi

(34)

d. Koefisien Korelasi

Analisis Korelasi merupakan studi yang membahas tentang derajat ke

eratan hungan antar peubah, dan rumusnya sebagai berikut:

Dimana :

r = Korelasi

n = Lama periode yang dihitung

x = Variabel bebas

y = Variabel terikat

e. Koefisien Determinasi (R2)

Menurut Suparno (2000) koefisien determinasi merupakan nilai presentase

yang menyatakan seberapa besar kontribusi suatu suatu variabel mempengaruhi

variansi (kenaikan atau penurunan) variabel lainnya.

KD = r2x 100%

Dimana:

KD = Koefisien determinasi yang digunakan untuk mengukur besarnya

kontribusi variabel x terhadap variabel y

R = Koefisien korelasi

f. Uji T

Untuk menguji nyata atau tidaknya, statistik uji yang digunakan adalah

dengan uji T, formula untuk statistik uji T adalah:

(35)

23

Keterangan :

T = Uji signifikasi korelasi

r = Koefisien korelasi yang dihitung

n = Jumlah responden yang diuji coba

g. Uji F

Untuk menguji keberartian koefisien regresi variabel X terhadap variabel

Y secara keseluruhan, digunakan uji–F dengan rumus:

Keterangan :

F = Nilai F hitung

R = Koefisien determinan

n = Jumlah data

(36)

24

4.1 Hasil

Pengolahan data akan disajikan berdasarkan teori dan metode yang telah

dikemukakan pada bab sebelumnya. Adapun hasil yang dianalisa yaitu dari

penyebaran kuesioner di komplek relokasi Desa Blang Beurandang.

4.1.1 Karakteristik Responden

Pengolahan data merupakan bagian yang amat penting dalam penyusunan

skripsi ini, karena dengan pengolahan data hasil pengambilan data tersebut dapat

diberi arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian.

Dari hasil survei 100 rumah tangga pada daerah relokasi Desa Blang

Beurandang, diperoleh karakteristik responden sebagai berikut:

1. Berdasarkan umur

Dari hasil kuesioner diperoleh data karakteristik berdasarkan umur yaitu

sebagai berikut:

Tabel 4.1 Karakteristik berdasarkan umur

No Umur Jumlah Responden

1 17-30 tahun 26

2 31-40 tahun 37

3 41-50 tahun 21

4 51-60 tahun 10

5 61-70 tahun 3

6 71-80 tahun 3

Jumlah 100

(37)

25

Berdasarkan pengelompokan umur dapat kita ketahui umur 31-40 tahun

terdapat yang paling banyak dan umur 17-30 diposisi kedua dan seterusnya, untuk

lebih jelas maka dapat dilihat pengelompokan berdasarkan persentase dari 100

responden seperti gambar dibawah ini:

Gambar 4.1 Persentase berdasarkan umur

2. Berdasarkan jenis kelamin

Dari hasil kuesioner diperoleh data karakteristik berdasarkan jenis kelamin

yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.2 Berdasarkan jenis kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah Responden

1 Laki-Laki 77

2 Perempuan 23

Jumlah 100

Berdasarkan jenis kelamin diurutan pertama adalah laki-laki dan urutan

kedua adalah perempuan, berdasarkan persentase dari 100 responden seperti

(38)

Gambar 4.2 Persentase berdasarkan jenis Kelamin

3. Berdasarkan kedudukan dalam rumah tangga

Dari hasil kuesioner diperoleh data karakteristik berdasarkan kedudukan

dalam rumah tangga yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.3 Berdasarkan kedudukan dalam rumah tangga

No Kedudukan Dalam Rumah

Tangga Jumlah Responden

1 Kepala Keluarga 69

2 Ibu 23

3 Anak 8

Jumlah 100

Berdasarkan kedudukan dalam rumah tangga urutan pertama diisi oleh

kepala keluarga (ayah) dan diurutan selanjutnya diisi oleh ibu dan anak,

berdasarkan persentase dari 100 responden seperti gambar dibawah ini:

(39)

27

4. Berdasarkan pekerjaan

Dari hasil kuesioner diperoleh data karakteristik berdasarkan pekerjaan

yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.4 Berdasarkan pekerjaan

No Pekerjaan Jumlah Responden

1 Swasta 62

2 Ibu Rumah Tangga 19

3 TNI/Polri 9

4 PNS 7

5 Mahasiswa 3

Jumlah 100

Berdasarkan pekerjaan tercatat ada 7 jenis pekerjaan berdasarkan 100

responden dikomplek relokasi Desa Blang Beurandang urutan pertama diisi

dengan pekerjaan swasta dan diikuti oleh pekerjaan lainnya, berdasarkan

persentase dari 100 responden dapat dilihat seperti gambar dibawah ini

(40)

5. Berdasarkan alamat

Dari hasil kuesioner diperoleh data karakteristik alamat yaitu sebagai

berikut:

Tabel 4.5 Berdasarkan alamat

No Alamat Jumlah Responden

1 ADB-BRR 52

2 Caritas 8

3 IOM 11

4 Islamic Center 29

Jumlah 100

Berdasarkan alamat urutan pertama adalah laki-laki dan urutan kedua

adalah perempuan, berdasarkan persentase dari 100 responden seperti gambar

dibawah ini:

Gambar 4.5 Persentase berdasarkan alamat

4.1.2 Data survei bangkitan perjalanan

Dari hasil survei 100 rumah tangga pada daerah relokasi Desa Blang

(41)

29

1. Berdasarkan anggota keluarga

Dari hasil kuesioner diperoleh data berdasarkan anggota keluarga yaitu

sebagai berikut:

Tabel 4.6 Berdasarkan anggota keluarga

No Jumlah Anggota Keluarga Jumlah

1 2 orang 7

2 3 orang 31

3 4 orang 31

4 5 orang 24

5 Lebih dari 5 orang 7

Jumlah 100

Gambar 4.6 Persentase berdasarkan anggota anggota

2. Berdasarkan anggota keluarga yang bekerja

Dari hasil kuesioner diperoleh data berdasarkan anggota keluarga yang

bekerja yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.7 Berdasarkan anggota keluarga yang bekerja

No Anggota Keluarga Bekerja Jumlah

1 1 orang 41

2 2 orang 39

3 3 orang 18

4 4 orang 2

5 Lebih dari 4 orang 0

(42)

Gambar 4.7 Persentase berdasarkan anggota keluarga yang bekerja

3. Berdasarkan pendikan terakhir

Dari hasil kuesioner diperoleh data berdasarkan pendidikan terakhir yaitu

sebagai berikut:

Tabel 4.8 Berdasarkan pendidikan terakhir

No Pendidikan Terakhir Jumlah

1 SD 14

2 SMP 32

3 SMA 48

4 Diploma I/II/III 3

5 S1 3

Jumlah 100

(43)

31

4. Berdasarkan pendapatan perbulan

Dari hasil kuesioner diperoleh data berdasarkan pendapatan perbulan yaitu

sebagai berikut:

Tabel 4.9 Berdasarkan pendapatan perbulan

No Pendapatan Perbulan Jumlah

1 < Rp. 1 juta 32

2 Rp. 1 juta s/d Rp. 1,5 juta 32

3 Rp. 1,5 juta s/d Rp. 2 juta 20

4 Rp. 2 juta s/d Rp. 2,5 juta 5

5 > Rp. 2,5 juta 11

Jumlah 100

Gambar 4.9 Persentase berdasarkan pendapatan perbulan

5. Berdasarkan jumlah kepemilikan kendaraan

Dari hasil kuesioner diperoleh data berdasarkan jumlah kepemilikan

kendaraan yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.10 Berdasarkan jumlah kepemilikan kendaraan

No Jumlah Kepemilikan Kendaraan Jumlah

1 0 buah 12

2 1 buah 61

3 2 buah 19

4 3 buah 7

5 Lebih dari 3 buah 1

(44)

Gambar 4.10 Persentase berdasarkan jumlah kepemilikan kendaraan

6. Berdasarkan kendaraan yang dimiliki

Dari hasil kuesioner diperoleh data berdasarkan kendaraan yang dimiliki

yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.11 Berdasarkan kendaraan yang dimiliki

No Kendaraan yang Dimiliki Jumlah

1 Tidak ada 9

2 Sepeda motor 82

3 Mobil 0

4 Sepeda motor dan mobil 7

5 Lainnya 2

Jumlah 100

(45)

33

7. Berdasarkan tujuan perjalanan

Dari hasil kuesioner diperoleh data berdasarkan tujuan perjalanan yaitu

sebagai berikut:

Tabel 4.12 Tujuan perjalanan

No Tempat Berpergian Jumlah

Responden Kategori

1 Kota Meulaboh 22 CBD

2 Pasar Ikan Meulaboh 14 CBD

3 Pasar Meulaboh 12 CBD

4 Desa Blang Beurandang 10 Tidak Bergerak

5 Desa Gampa 9 CBD

6 Desa Lapang 8 CBD

7 Desa Meureubo 4 Non CBD

8 Desa Suak indrapuri 3 CBD

9 Desa Seuneubok 3 CBD

10 KawayXVI 3 Non CBD

11 Terminal Meulaboh 2 CBD

12 Nagan Raya 2 Non CBD

13 Alue Peunyareng 2 Non CBD

14 Woyla 2 Non CBD

15 Suak ribe 1 CBD

16 Arongan Lambalek 1 Non CBD

17 Aceh jaya 1 Non CBD

18 Padang 1 Non CBD

Jumlah 100

Berdasarkan tujuan perjalanan dapat kita ketahui beberapa daerah tujuan

masyarakat relokasi Desa Blang Beurandang, untuk lebih jelas dapat dilihat

pengelompokan berdasarkan persentase dari 100 responden seperti gambar berikut

ini:

(46)

4.1.3 Uji statistik

Dari data yang diperoleh melalui kuesioner model formulasi bangkitan

perjalanan menggunakan formula Regression dengan menggunakan bantuan

software SPSS 18. Berikut beberapa proses analisa data sesuai dengan data yang didapatkan melalui kuesioner.

4.1.3.1 Uji validitas

Uji validitas akan dilakukan pada data hasil kuesioner 100 responden

dengan menggunakan program SPSS 18. Rumusan hipotesa yang digunakan

dalam penelitian ini adalah:

H0: Data atribut pada kuesioner merupakan instrumen yang valid dan

dapat dipergunakan

H1: Data atribut bukanlah instrumen yangvalid

• Taraf signifikan (α) yang digunakan adalah 5%.

• Menentukan wilayah kritis dari tabel r product moment dengan α =

0,05 dan n = 100 diperoleh rtabel= 0,195

• Kriteria pengujian:

H0diterima bila r hitung > rtabel

H0ditolak bila r hitung < rtabel

Hasil uji validitas pada data kuesioner variabel X dengan menggunakan

program SPSS 18, dapat dilihat hasil rekapitulasi pada tabel berikut ini:

Tabel 4.13 Hasil uji validitas variabel X

No Pertanyaan RHitung RTabel Keterangan

1 Jumlah keluarga 0,503 0,195 valid

2 Keluarga yang bekerja 0,678 0,195 valid

3 Pendidikan 0,654 0,195 valid

4 Pendapatan 0,734 0,195 valid

5 Kepemilikan kendaraan 0,598 0,195 valid

(47)

35

Hasil uji validitas pada data kuesioner variabel Y dengan menggunakan

program SPSS 18, dapat dilihat hasil rekapitulasi pada tabel berikut ini:

Tabel 4.14 Hasil uji validitas variabel Y

No Pertanyaan RHitung RTabel Keterangan

1 Berpergian rutin 0,677 0,195 valid

2 Berpergian non-rutin 0,819 0,195 valid

3 Seberapa sering 0,818 0,195 valid

4.1.3.2 Uji reabilitas

Uji reliabilitas dilakukan pada data hasil kuesioner 100 responden dengan

menggunakan program SPSS 18. Metode yang digunakan pada uji reliabilitas

adalah metode alpha cronbach, dimana instrumen dikatakan reliable jika

memiliki nilaicronbach’s alphalebih dari 0,60.

Hasil uji reliabilitas pada data kuesioner variabel Y dengan menggunakan

program SPSS 18, dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.15 Hasil uji reliabilitas variabel X

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,642 6

Dari hasil perhitungan SPSS nilai Alpha Cronbach adalah 0,642 lebih

besar dari 0,6 maka hasil perhitingan tersebut dinyatakan reliabel dan layak

dianalisis lebih lanjut.

Hasil uji reliabilitas pada data kuesioner variabel Y dengan menggunakan

(48)

Tabel 4.16 Hasil uji reliabilitas Variabel Y

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,662 3

Dari hasil perhitungan SPSS nilai Alpha Cronbach adalah 0,662 lebih

besar dari 0,6 maka hasil perhitungan tersebut dinyatakan reliabel dan layak

dianalisis lebih lanjut.

4.1.3.3 Analisa koefisien korelasi

Tujuan dari analisa korelasi adalah untuk melihat hubungan bivariat antara

variabel independen dengan variabel dependen, koefisien korelasi untuk setiap

variabel berbeda-beda dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.17 Interval koefisien korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00-0,199 Sangat Rendah

0,20-0,399 Rendah

0,40-0,599 Sedang

0,60-0,799 Kuat

0,80-1,000 Sangat Kuat

Sumber : Sugiyono, 2007

Korelasi pada disekitar kawasan perumahan relokasi Desa Blang

Beurandang variabel dependennya adalah bangkitan perjalanan, dan

independennya jumlah anggota keluarga, keluarga yang bekerja, pendidikan

(49)

37

Tabel 4.18 Hasil perhitungan SPSS

Correlations

keluarga bekerja pendidikan pendapatan kepemilikan Jenis

keendaraan Total keluarga Pearson

Correlation 1 ,271

**

,135 ,226* ,032 -,003 ,503**

Sig. (2-tailed) ,006 ,181 ,024 ,750 ,977 ,000

N 100 100 100 100 100 100 100

bekerja Pearson

Correlation ,271

**

1 ,262** ,424** ,391** ,173 ,678**

Sig. (2-tailed) ,006 ,008 ,000 ,000 ,086 ,000

N 100 100 100 100 100 100 100

pendidikan Pearson

Correlation ,135 ,262

**

1 ,429** ,394** ,165 ,654**

Sig. (2-tailed) ,181 ,008 ,000 ,000 ,101 ,000

N 100 100 100 100 100 100 100

pendapatan Pearson

Correlation ,226

*

,424** ,429** 1 ,205* ,124 ,734**

Sig. (2-tailed) ,024 ,000 ,000 ,041 ,218 ,000

N 100 100 100 100 100 100 100

kepemilikan Pearson

Correlation ,032 ,391

**

,394** ,205* 1 ,386** ,600**

Sig. (2-tailed) ,750 ,000 ,000 ,041 ,000 ,000

N 100 100 100 100 100 100 100

jenis_kendara an

Pearson

Correlation -,003 ,173 ,165 ,124 ,386

**

1 ,438**

Sig. (2-tailed) ,977 ,086 ,101 ,218 ,000 ,000

N 100 100 100 100 100 100 100

Total Pearson

Correlation ,503

**

,678** ,654** ,734** ,600** ,438** 1

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

N 100 100 100 100 100 100 100

Dari tabel 4.18 didapatkan hasil total Pearson Correlation dari hasil

perhitungan SPSS tersebut dilihat setiap variabel X berhubungan dengan variabel

(50)

Tabel 4.19 Tingkat hubungan Y dengan Xn

Y dengan Xn Koefisien Korelasi Tingkat Hubungan

Y dengan X1 0,527 Sedang

Y dengan X2 0,601 Kuat

Y dengan X3 0,552 Sedang

Y dengan X4 0,611 Kuat

Y dengan X5 0,488 Sedang

Y dengan X6 0,292 Rendah

Proses penyeleksian variabel harus sesuai dengan syarat metode analisis

regresi, bahwa variabel bebas yang akan dipakai dalam model adalah yang

mempunyai korelasi dengan tingkat hubungan minimal sedang terhadap variabel

terikat.

Pada tabel 4.19 diatas dapat dilihat bahwa variabel bebas yang mempunyai

tingkat hubungan minimal rendah dan maksimal kuat, variabel terikat adalah

bangkitan perjalanan (Y) dan variabel bebas (X) adalah jumlah anggota keluarga

(X1), keluarga yang bekerja (X2), pendidikan terakhir (X3), jumlah pendapatan

(X4), jumlah kendaraan yang dimiliki (X5) dan jenis kendaraan (X6). Untuk lebih

jelas dapat dilihat penguraian data sebagai berikut:

a. Jumlah anggota keluarga (X1) mempunyai hubungan dengan bangkitan

perjalanan (Y) dengan nilai R (koefisien korelasi) yaitu sebesar 0,527 atau

variabel bebas dapat mempengaruhi variabel terikat dengan hubungan sedang

sebesar 52,7%, maka X1dapat dipakai pada persamaan regresi.

b. Jumlah keluarga yang bekerja (X2), mempunyai hubungan dengan bangkitan

perjalanan (Y) dengan nilai R (koefisien korelasi) yaitu 0,601 atau variabel

bebas dapat mempengaruhi variabel terikat dengan hubungan kuat sebesar

60,1%, maka X2dapat dipakai pada persamaan regresi.

c. Pendidikan (X3), mempunyai hubungan dengan bangkitan perjalanan (Y)

(51)

39

mempengaruhi variabel terikat dengan hubungan sedang sebesar 55,2%,

maka X3dapat dipakai pada persamaan regresi.

d. Jumlah pendapatan (X4) mempunyai hubungan dengan bangkitan perjalanan

(Y) dengan nilai R (koefisien korelasi) yaitu 0,611 atau variabel bebas dapat

mempengaruhi variabel terikat dengan hubungan kuat sebesar 61,1%, maka

X4dapat dipakai pada persamaan regresi.

e. Jumlah kepemilikan kendaraan (X5) mempunyai hubungan dengan bangkitan

perjalanan (Y) dengan nilai R (koefisien korelasi) yaitu 0,488 atau variabel

bebas dapat mempengaruhi variabel terikat dengan hubungan sedang sebesar

48,8%, maka X5dapat dipakai pada persamaan regresi.

f. Jenis kendaraan (X6) mempunyai hubungan dengan bangkitan perjalanan (Y)

dengan nilai R (koefisien korelasi) yaitu 0,292 atau variabel bebas dapat

mempengaruhi variabel terikat dengan hubungan rendah sebesar 29,2%, maka

X6 tidak dapat dipakai pada persamaan regresi.

Untuk variabel dependent (terikat) dengan variabel independent (bebas)

variabel bebas yang berikatan dengan tingkat hubungan minimal sedang dengan

variabel terikat. Maka Y sebagai variabel terikat dapat dipasangkan dengan

variabel bebas X1, X2, X3, X4, X5.

4.1.3.4 Analisa regresi linear berganda

Uji regresi linear berganda ini digunakan untuk mengetahui ada atau

tidaknya hubungan dari variabel independen terhadap variabel dependen. Berikut

ini merupakan hasil dari uji regresi linear berganda dengan menggunakan

(52)

Tabel 4.20 Hasil uji regresi linear berganda dengan SPSS

1 (Constant) 2,076 ,032 64,422 ,000

Keluarga ,165 ,023 ,392 7,276 ,000

Bekerja ,077 ,023 ,200 3,314 ,001

Pendidikan ,098 ,024 ,234 4,101 ,000

Pendapatan ,069 ,018 ,225 3,834 ,000

Kepemilikan ,103 ,031 ,216 3,273 ,001

Jenis kendaraan -,089 ,034 ,160 2,650 ,009

Berdasarkan tabel 4.20 diperoleh model persamaan regresi linear berganda

sebagai berikut:

Y = 2,076 + 0,165 X1+ 0,077 X2+ 0,089 X3+ 0,069 X4+

0,103 X5- 0,089 X6

Dimana:

Y = Bangkitan perjalanan

X1 = Jumlah keluarga

X2 = Jumlah keluarga yang bekerja

X3 = Pendidikan

X4 = Jumlah pendapatan

X5 = Kepemilikan kendaraan

X4 = Jenis kendaraan

Penjelasan hasil estimasi dari persamaan regresi linear berganda yang

diambil dari kolom Coefficients yang ada pada lampiran C.3, terdapat nilai

konstan dimana dapat dilihat bahwa :

1. Konstanta bernilai 2,076 menunjukkan jika variabel independen yang terdiri

(53)

41

pendidikan terakhir (X3), jumlah pendapatan (X4), jumlah kendaraan yang

dimiliki (X5) dan jenis kendaraan (X6) maka bangkitan perjalanan akan

mengalami perubahan sebesar 2,076.

2. Variabel jumlah keluarga (X1) terhadap bangkitan perjalanan pada daerah

relokasi Desa Blang Beurandang 0,165. Hal ini menunjukkan bahwa jika

terjadi kenaikan jumlah keluarga di Desa Blang Beurandang sebesar 1 satuan

akan menyebabkan kenaikan pada bangkitan perjalanan daerah relokasi Desa

Blang Beurandang sebesar 2,241 yaitu didapat dari 2,076 ditambah 0,165.

3. Variabel jumlah keluarga yang bekerja (X2) terhadap bangkitan perjalanan

pada daerah relokasi Desa Blang Beurandang 0,077. Hal ini menunjukkan

bahwa jika terjadi kenaikan jumlah keluarga yang bekerja di Desa Blang

Beurandang sebesar 1 satuan akan menyebabkan kenaikan pada bangkitan

perjalanan daerah relokasi Desa Blang Beurandang sebesar 2,153 yaitu

didapat dari 2,076 ditambah 0,077.

4. Variabel pendidikan (X3) terhadap bangkitan perjalanan pada daerah relokasi

Desa Blang Beurandang 0,098. Hal ini menunjukkan bahwa jika terjadi

kenaikan variabel pendidikan di Desa Blang Beurandang sebesar 1 satuan

akan menyebabkan kenaikan pada bangkitan perjalanan daerah relokasi Desa

Blang Beurandang sebesar 2,241 yaitu didapat dari 2,076 ditambah 0,098.

5. Variabel jumlah pendapatan (X4) terhadap bangkitan perjalanan pada daerah

relokasi Desa Blang Beurandang 0,069. Hal ini menunjukkan bahwa jika

terjadi kenaikan variabel jumlah pendapatan di Desa Blang Beurandang

sebesar 1 satuan akan menyebabkan kenaikan pada bangkitan perjalanan

daerah relokasi Desa Blang Beurandang sebesar 2,145 yaitu didapat dari 2,076

ditambah 0,069.

6. Variabel kepemilikan kendaraan (X5) terhadap bangkitan perjalanan pada

daerah relokasi Desa Blang Beurandang 0,103. Hal ini menunjukkan bahwa

jika terjadi kenaikan variabel kepemilikan kendaraan di Desa Blang

Beurandang sebesar 1 satuan akan menyebabkan kenaikan pada bangkitan

perjalanan daerah relokasi Desa Blang Beurandang sebesar 2,179 yaitu

(54)

7. Variabel jenis kendaraan (X6) terhadap bangkitan perjalanan pada daerah

relokasi Desa Blang Beurandang -0,089. Hal ini menunjukkan bahwa jika

terjadi kenaikan variabel jenis kendaraan di Desa Blang Beurandang sebesar 1

satuan akan menyebabkan penurunan pada bangkitan perjalanan daerah

relokasi Desa Blang Beurandang sebesar 1,987 yaitu didapat dari 2,076

dikurang -0,089.

4.1.3.5 Analisa koefisien determinasi (R2)

Analisa koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui persentase

sumbangan pengaruh serentak variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat,

untuk itu digunakan angka-angka pada tabel modelsummary. Berikut ini

merupakan hasil darikoefisien determinasidengan menggunakansoftwareSPSS.

Tabel 4.21 Hasil perhitungan determinasi dengan SPSS

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square

Berdasarkan tabel 4.21 dapat terlihat bahwa output SPSS memiliki nilai

Adjusted R Square sebesar 0,751. Artinya sebesar 75,1% bangkitan perjalanan pada di daerah relokasi Desa Blang Beurandang dijelaskan oleh variabel bebas

berupa jumlah anggota keluarga, keluarga yang bekerja, pendidikan terakhir,

jumlah pendapatan, jumlah kendaraan yang dimiliki, jenis kendaraan dan sisanya

sebesar 24,9% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dijelaskan dalam

(55)

43

4.1.3.6 Uji T

Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen

secara parsial berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel dependen. Derajat

signifikan yang digunakan adalah 0,05 (5%). Berikut ini merupakan hasil dari uji t

dengan menggunakansoftwareSPSS.

Tabel 4.22 Hasil uji t dengan SPSS

Model

1 (Constant) 2,076 ,032 64,422 ,000

Keluarga ,165 ,023 ,392 7,276 ,000

Bekerja ,077 ,023 ,200 3,314 ,001

Pendidikan ,098 ,024 ,234 4,101 ,000

Pendapatan ,069 ,018 ,225 3,834 ,000

Kepemilikan ,103 ,031 ,216 3,273 ,001

Jenis kendaraan -,089 ,034 ,160 2,650 ,009

Adapun hasil uji t pada setiap variabel X terhadap variabel Y yaitu sebagai

berikut:

a. Pengujian variabel anggota keluarga

Nilai thitung variabel anggota keluarga diketahui sebesar 7,276 sehingga lebih

besar dari pada ttabel (1,660). Dengan demikian, maka H1 diterima. Hal ini

berarti variabel jumlah anggota keluarga secara parsial mempunyai pengaruh

yang signifikan terhadap bangkitan perjalanan masyarakat relokasi Desa

Blang Beurandang.

b. Pengujian variabel keluarga yang bekerja

Nilai thitung variabel keluarga yang bekerja diketahui sebesar 3,314 sehingga

lebih besar dari pada ttabel (1,660). Dengan demikian, maka H1 diterima. Hal

(56)

pengaruh yang signifikan terhadap bangkitan perjalanan masyarakat relokasi

Desa Blang Beurandang.

c. Pengujian variabel pendidikan

Nilai thitung variabel pendidikan diketahui sebesar 4,101 sehingga lebih besar

dari pada ttabel (1,660). Dengan demikian, maka H1 diterima. Hal ini berarti

variabel pendidikan secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap bangkitan perjalanan masyarakat relokasi Desa Blang Beurandang.

d. Pengujian variabel pendapatan

Nilai thitung variabel pendapatan diketahui sebesar 3,834 sehingga lebih besar

dari pada ttabel (1,660). Dengan demikian, maka H1 diterima. Hal ini berarti

variabel pendapatan secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap bangkitan perjalanan masyarakat relokasi Desa Blang Beurandang.

e. Pengujian variabel kepemilikan kendaraan

Nilai thitung variabel kepemilikan kendaraan diketahui sebesar 3,273 sehingga

lebih besar dari pada ttabel (1,660). Dengan demikian, maka H1 diterima. Hal

ini berarti variabel kepemilikan kendaraan secara parsial mempunyai pengaruh

yang signifikan terhadap bangkitan perjalanan masyarakat relokasi Desa

Blang Beurandang.

f. Pengujian variabel jenis kendaraan

Nilai thitung variabel jenis kendaraan diketahui sebesar 2,650 sehingga lebih

besar dari pada ttabel (1,660). Dengan demikian, maka H1 diterima. Hal ini

berarti variabel jenis kendaraan secara parsial mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap bangkitan perjalanan masyarakat relokasi Desa Blang

(57)

45

4.1.3.7 Uji F

Uji f digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen

secara keseluruhan berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel dependen.

Derajat signifikan yang digunakan adalah 0,05 (5%). Berikut ini merupakan hasil

dari uji f dengan menggunakansoftwareSPSS.

Tabel 4.23 Hasil perhitungan SPSS

ANOVAb

Model Sum of

Squares Df

Mean

Square F Sig.

1

Regression 2,215 6 ,369 50,722 ,000a

Residual ,677 93 ,007

Total 2,891 99

Hasil pengolahan data diperoleh Fhitung sebesar 50,722 dengan nilai

signifikan 0,000 dan nilai Ftabel2,197. Nilai Ftabeldiperoleh berdasarkan df1=6 dan

df2= 93. Karena Fhitung> dari Ftabel dan nilai signifikan < 0,05 maka H0ditolak dan

H1diterima. Berarti ada pengaruh secara signifikan variabel (X) jumlah anggota

keluarga, keluarga yang bekerja, pendidikan terakhir, jumlah pendapatan, jumlah

kendaraan yang dimiliki dan jenis kendaraan terhadap variabel (Y) bangkitan

(58)

4.2 Pembahasan

Pada pembahasan ini dijelaskan tentang faktor yang dominan yang

mempengaruhi bangkitan perjalanan pada daerah relokasi Desa Blang Beurandang

dan analisa model bangkitan perjalanan serta menjelaskan tujuan perjalanan

masyarakat relokasi Desa Blang Beurandang yaitu sebagai berikut:

4.2.1 Faktor dominan yang mempengaruhi perjalanan

Adapun faktor yang dominan yang mempengaruhi bangkitan perjalanan

yaitu sebagai berikut:

Keluarga yang bekerja (X2), pada nilai koefisien korelasi untuk keluarga

yang bekerja didapat nilai yaitu 0,601, dengan demikian nilai tersebut

menjelaskan bahwah terdapat pengaruh yang dominan keluarga yang bekerja

terhadap bangkitan perjalanan sebesar 60,1 %. Dan jumlah pendapatan (X4), pada

nilai koefisien korelasi untuk jumlah pendapatan didapat nilai yaitu 0,611, dengan

demikian nilai tersebut menjelaskan bahwah terdapat pengaruh yang dominan

jumlah pendapatan terhadap perjalanan sebesar 61,1 %.

Berdasarkan besar tingkat hubungan yang didapat, maka kedua faktor

tersebut termasuk dalam katagori tingkat hubungan yang kuat dibandingkan faktor

lainnya seperti jumlah keluarga (52,7%), pendidikan (55,2%), kepemilikan

kendaraan (48,8%), jenis kendaraan (48,8%). Dengan demikian faktor keluarga

yang bekerja dan jumlah pendapat adalah faktor yang dominan. Dan model yang

didapat adalah sebagai berikut :

Y = 2,076 + 0,601 X2+ 0,611 X4

Model tersebut memberi penjelasan seandainya jumlah keluarga yang

bekerja bertambah satu satuan, dan juga jumlah pendapatan bertambah satu

satuan, maka akan mengalami peningkatan jumlah bangkitan perjalanan sebagai

berikut :

Y = 2,076 + 0,601(1) + 0,611(1)

Y = 2,076 + 0,601(1) + 0,611(1)

(59)

47

4.2.2 Model analisa bangkitan perjalanan

Berikut analisa model bangkitan perjalanan didaerah relokasi desa Blang

Beurandang ketempat beraktivitas:

Y = 2,076 + 0,165 X1+ 0,077 X2+ 0,089 X3+ 0,069 X4+

0,103 X5- 0,089 X6

Dari model yang didapat diatas dapat dijelaskan, seandainya nilai jumlah

anggota keluarga (X1), keluarga yang bekerja (X2), pendidikan terakhir (X3),

jumlah pendapatan (X4), jumlah kendaraan yang dimiliki (X5) dan jenis kendaraan

(X6) bertambah satu satuan maka akan mengalami jumlah bangkitan perjalanan

sebagai berikut:

Y = 2,076 + 0,165(1) + 0,077(1) + 0,089(1) + 0,069(1) +

0,103(1) - 0,089(1)

= 2,490

4.2.3 Analisa tujuan bangkitan perjalanan

Berikut ini dijelaskan tujuan perjalanan CBD dan Non CBD serta

masyarakat yang tidak melakukan perjalanan. Dari hasil analiasa sebelumnya

dapat diketahui jumlah masyarakat yang melakukan perjalanan adalah sebagai

berikut:

Tabel 4.24 Tujuan bangkitan perjalanan

No Kategori

3 Tidak Bergerak 10 10% 235

(60)

Berdasarkan kategori tabel diatas maka dapat dilihat persentase dari

jumlah perjalanan masyarakat relokasi Desa Blang Beurandang sebagai berikut:

Gambar 4.13 Tujuan bangkitan perjalanan

Berdasarkan tujuan perjalanan, dapat kita simpulkan bahwa terdapat 74%

atau 1736 masyarakat relokasi melakukan perjalanan setiap harinya ke daerah

CBD dan 16% atau 375 melakukan perjalan ke daerah Non CBD dan 10% atau

Gambar

Tabel 1.1 Perbedaan jumlah penduduk sebelum dan sesudah relokasi.
Gambar 2.1 Bangkitan dan Tarikan Pergerakan
Gambar 3.1  Kerangka alur penelitian
Gambar 4.1 Persentase berdasarkan umur
+7

Referensi

Dokumen terkait

Smoker’s melanosis disebabkan karena efek fisik tembakau pada jaringan mulut oleh panas dan atau karena efek langsung dari nikotin yang menstimulasi melanosit yang

Pada saat ini terdapat satu panel yang melayani dua buah mesin (mesin A dan mesin B) sehingga bila satu mesin tengah dioperasikan maka mesin yang lain berfungsi

Dalam penelitian ini telah dikembangkan metode baru untuk mengestimasi produktivitas hasil tanaman padi sawah berbasis kalender tanam heterogen dengan menggunakan

Dengan keunggulan dari setiap potensi wisata yang ada di Kota Kudus dan keanekaragaman budaya menambah daya tarik bagi Kota Kudus dan belum adanya video promosi

Pelaksanaan produk prulink syariah generasi baru ini sama seperti asuransi jiwa syariah lainnya, yang mebedakan adalah pada produk ini terdapat program wakaf manfaat dan

Mari kita memperhatikan bagaimana iman dan perbuatan jemaat mula-mula di dalam Kisah Para Rasul 2:41-47 dan Kisah Para Rasul 4:32-35 yang mempunyai kemiripan dan

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Faktor

Meskipun kondisi tempat tinggal bukan pekerja tambak dekat dengan tambak yang ada dibelakang rumahnya, akan tetapi bukan pekerja tambak tidak memanfaatkan tambak