ANALISA MODEL BANGKITAN PERJALANAN
PADA DAERAH RELOKASI
(Studi Kasus Desa Blang Beurandang)
Suatu Tugas Akhir
Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-Syarat Yang Diperlukan untuk Memperoleh
Ijazah Sarjana Teknik
Disusun Oleh ;
Muzahar
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TEUKU UMAR
ALUE PEUNYARENG - MEULABOH
2013
NIM : 08C10203029
Bidang : Transportasi
i
Suatu Tugas Akhir
Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-Syarat Yang Diperlukan untuk Memperoleh
Ijazah Sarjana Teknik
Disusun Oleh ;
Muzahar
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TEUKU UMAR ALUE PEUNYARENG - MEULABOH
2013
NIM : 08C10203029
Bidang : Transportasi
ii
PENGESAHAN
ANALISA MODEL BANGKITAN PERJALANAN PADA DAERAH RELOKASI
(Studi Kasus Desa Blang Beurandang)
Nama Mahasiswa : Muzahar
Nomor Induk Mahasiswa : 08C10203029
Bidang Studi : Transportasi
Jurusan : Teknik Sipil
Alue Peunyareng, 18 Oktober 2013
Disetujui Oleh,
Diketahui/Disahkan Oleh,
Ketua Jurusan Teknik Sipil,
Astiah Amir, ST., MT
iii
PADA DAERAH RELOKASI
(Studi Kasus Desa Blang Beurandang)
Nama Mahasiswa : Muzahar
Nomor Induk Mahasiswa : 08C10203029
Bidang Studi : Transportasi
Jurusan : Teknik Sipil
Alue Peunyareng, 18 Oktober 2013
Disetujui Oleh,
Diketahui/Disahkan Oleh,
Ketua Jurusan Teknik Sipil,
Astiah Amir, ST., MT
NIDN. 01-0230-3734
Dekan Fakultas Teknik,
Ir. Rusman AR, MSME
NIDN. 00–0510-5208
Pembimbing I,
Fitriadi, ST., MT
NIDN. 01-1710-7402
Pembimbing II,
Meidia Refiyanni, ST
iv
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Analisa Model Bangkitan Perjalanan Pada Daerah Relokasi.” dengan baik dan ucapan terimakasih kepada Ayah dan Ibu untuk doa, kasih sayang, dan
kesabaran, serta dukungan moral dan materil yang selalu diberikan kepada
penulis. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik program studi Teknik Sipil pada Fakultas
Teknik Universitas Teuku Umar.
Penulis menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit
bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Ir. Rusman AR, MSME Selaku Dekan I Fakultas Teknik Universitas
Teuku Umar.
2. Ibu Astiah Amir, ST. MT selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil dan seluruh dosen
yang telah memberikan ilmu dan pengalaman berharga sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsinya dengan baik.
3. Bapak Fitriadi, ST. MT selaku dosen pembimbing I dan Ibu Meidia Refiyanni,
ST selaku pembimbing II yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran
untuk mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini.
4. Bapak Lili Suryadin, ST selaku penasehat akademik penulis.
5. Ibunda dan Alm. Ayahanda serta saudara–saudara tercinta yang selalu berdoa
dan memberikan dorongan untuk keberhasilan penulis.
6. Teman-teman yang selalu memberi masukan kepada penulis baik selama masa
pendidikan ataupun dalam penyelesaian laporan skripsi ini.
7. Rekan–rekan mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Teuku Umar khususya
v
Akhirnya kepada Allah SWT jugalah kita berserah diri, karena tiada
satupun dapat terjadi jika tidak atas kehendaknya.
Meulaboh, 18 Oktober 2013
Penulis,
Muzahar
vi
ANALISA MODEL BANGKITAN PERJALANAN PADA DAERAH RELOKASI
(Studi Kasus Desa Blang Beurandang)
Oleh :
Muzahar 08C10203029
Dosen pembimbing :
1. Fitriadi, ST. MT 2. Meidia Refiyanni, ST
ABSTRAK
Pasca gempa dan tsunami yang memporak-porandakan Provinsi Aceh khususnya di Kabupaten Aceh Barat berakibat pada kehancuran infrastruktur dengan cukup luas. Sehingga ketika pasca bencana masyarakat pesisir pantai direlokasi ke daerah Blang Beurandang dan menimbulkan pertambahan penduduk Desa Blang Beurandang yang semakin besar, seiring dengan pertambahan dan perkembangan penduduk menyebabkan tingginya tingkat aktivitas/bangkitan perjalanan yang terjadi. Oleh karena itu perlu dilakukan identifikasi faktor yang dominan mempengaruhi terjadinya bangkitan perjalanan dari kawasan komplek relokasi
Desa Blang Beurandang kedaerah CBD (Central Bussiness District) dan
mengetahui model regresi dari bangkitan perjalanan serta mengetahui tujuan perjalan masyarakat tersebut. Berdasarkan perhitungan terdapat dua variabel yang
dominan berpengaruh yaitu keluarga yang bekerja (X2) dan jumlah pendapatan
jumlah pendapatan (X4). Sedangkan berdasarkan tujuan perjalanan, dapat kita
simpulkan bahwa terdapat 74% atau 1736 masyarakat relokasi melakukan perjalanan setiap harinya ke daerah CBD dan 16% atau 375 melakukan perjalan ke daerah Non CBD dan 10% atau 235 masyarakat tidak melakukan perjalanan.
vii
Pengesahan ... ii
Prakata ... iv
Abstrak... vi
Daftar Isi ... vii
Daftar Gambar ... ix
Daftar Tabel... x
Daftar Lampiran ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang... 1
1.2 Rumusan Masaalah... 3
1.3 Batasan Masalah ... 3
1.4 Tujuan Penelitian... 3
1.5 Manfaat Penelitian... 4
BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN... 5
2.1 Pemodelan ... 5
2.2 Perencanaan Transportasi ... 7
2.3 Konsep Perencanaan Transportasi... 7
2.4 Analisa Bangkitan Pergerakan(Trip Generation)... 7
2.4.1 Sebab terjadi pergerakan ... 8
2.4.2 Faktor yang mempengaruhi pergerakan ... 8
2.5 Relokasi ... 9
2.6 Fungsi Kota ... 10
2.6.1 Ciri-ciri kota ... 10
2.6.2 Tata ruang kota ... 11
2.6.3 Kota dan kawasan perumahan ... 11
2.6.4 Hubungan permukiman dan perumahan dengan transportasi. 12 BAB III METODE PENELITIAN ... 13
3.1 Variabel Penelitian ... 13
3.2 Definisi Overasional Variabel ... 14
3.3 Tahapan Penelitian ... 14
3.4 Metode Pengumpulan Data ... 17
3.4.1 Wawancara ... 17
3.4.2 Kuesioner... 17
3.4.3 Data primer ... 18
3.4.4 Data sekunder ... 18
3.5 Populasi dan Sampel... 19
viii
3.5.2 Sampel ... 19
3.6 Metode Pengolahan Data... 20
3.7 Metode Analisa Data ... 20
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 24
4.1 Hasil... 24
4.1.1 Karakteristik responden ... 24
4.1.2 Data survei bangkitan perjalanan ... 28
4.1.3 Uji statistik... 34
4.1.3.1 Uji validitas ... 34
4.1.3.2 Uji reabilitas ... 35
4.1.3.3 Analisa koefisien korelasi... 36
4.1.3.4 Analisa regresi linear berganda ... 39
4.1.3.5 Analisa koefisien determinasi (R2) ... 42
4.1.3.6 Uji T... 43
4.1.3.7 Uji F... 45
4.2 Pembahasan ... 46
4.2.1 Faktor dominan yang mempengaruhi perjalanan ... 46
4.2.2 Model analisa bangkitan perjalanan ... 47
4.2.3 Analisa tujuan bangkitan perjalan ... 47
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 49
5.1 Kesimpulan... 49
5.2 Saran ... 49
ix
Gambar 2.1 Bangkitan dan tarikan pergerakan... 8
Gambar 3.1 Kerangka alur penelitian ... 16
Gambar 4.1 Persentase berdasarkan umur ... 25
Gambar 4.2 Persentase berdasarkan jenis kelamin ... 26
Gambar 4.3 Persentase berdasarkan kedudukan dalam rumah tangga ... 26
Gambar 4.4 Persentase berdasarkan pekerjaan... 27
Gambar 4.5 Persentase berdasarkan alamat ... 28
Gambar 4.6 Persentase berdasarkan anggota keluarga ... 29
Gambar 4.7 Persentase berdasarkan anggota keluarga yang bekerja... 30
Gambar 4.8 Persentase berdasarkan pendidikan terakhir ... 30
Gambar 4.9 Persentase berdasarkan pendapatan perbulan ... 31
Gambar 4.10 Persentase berdasarkan jumlah kepemilikan kendaraan ... 32
Gambar 4.11 Persentase berdasarkan kendaraan yang dimiliki... 32
Gambar 4.12 Persentase berdasarkan tujuan perjalanan ... 33
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Perbedaan jumlah penduduk sebelum dan sesudah relokasi... 2
Tabel 4.1 Karakteristik berdasarkan umur ... 24
Tabel 4.2 Berdasarkan jenis kelamin ... 25
Tabel 4.3 Berdasarkan kedudukan dalam rumah tangga ... 26
Tabel 4.4 Berdasarkan pekerjaan ... 27
Tabel 4.5 Berdasarkan alamat ... 28
Tabel 4.6 Berdasarkan anggota keluarga ... 29
Tabel 4.7 Berdasarkan anggota keluarga yang bekerja... 29
Tabel 4.8 Berdasarkan pendidikan terakhir ... 30
Tabel 4.9 Berdasarkan pendapatan perbulan ... 31
Tabel 4.10 Berdasarkan jumlah kepemilikan kendaraan ... 31
Tabel 4.11 Berdasarkan kendaraan yang dimiliki... 32
Tabel 4.12 Tujuan perjalanan... 33
Tabel 4.13 Hasil uji validitas X... 34
Tabel 4.14 Hasil uji validitas Y... 35
Tabel 4.15 Hasil uji reabilitas variabel X... 35
Tabel 4.16 Hasil uji reabilitas variabel Y... 36
Tabel 4.17 Interval koefisien korelasi ... 36
Tabel 4.18 Hasil perhitungan SPSS ... 37
Tabel 4.19 Tingkat hubungan Y dengan Xn ... 38
Tabel 4.20 Hasil uji regresi linear berganda dengan SPSS ... 40
Tabel 4.21 Tabel hasil perhitungan determinasi dengan SPSS... 42
Tabel 4.22 Hasil Uji t dengan SPSS ... 43
Tabel 4.23 Hasil perhitungan SPSS ... 45
xi
LAMPIRAN A... 52
A.1 Dokumentasi Kegiatan ... 52
A.1.1 Pengambilan data dikomplek IOM... 52
A.1.2 Pengambilan data dikomplek Caritas ... 52
A.1.3 Pengambilan data dikomplek ADB-BRR... 53
A.1.4 Pengambilan data dikomplek Islamic Center ... 53
A.1.5 Konsultasi dengan Geucik Desa Blang Beurandang ... 54
A.1.6 Penganbilan surat izin selesai survei ... 54
A.2 Peta lokasi kegiatan ... 55
LAMPIRAN B ... 56
B.1. Formulir Isian Survei (Kuesioner)... 56
LAMPIRAN C... 60
C.1 Tabel Distribusi T ... 60
C.2 Tabel Distribusi F ... 61
C.3 Hasil Perhitungan SPSS... 62
C.4 Tabel Skor... 65
C.5 Tabel Tujuan Perjalanan ... 68
LAMPIRAN D
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pasca gempa dan tsunami yang memporak-porandakan Provinsi Aceh
khususnya di Kabupaten Aceh Barat berakibat pada kehancuran infrastruktur
dengan cukup luas. Setelah pasca bencana, rakyat Aceh dihadapkan pada masalah
hancurnya tempat tinggal dan infrastruktur publik. Meskipun demikian,
tantangannya sekarang adalah bagaimana menanggapi secara efektif kebutuhan
dan harapan masyarakat yang terkena dampak bencana guna membantu mereka
kembali mendapatkan kualitas hidup seperti sebelum bencana.
Pada tahun 2006-2007 pemerintah mulai membangun tempat relokasi yang
terletak di desa Blang Beurandang Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh
Barat. Setelah selesainya pembangunan tempat relokasi pada tahun 2008
masyarakat mulai menduduki tempat relokasi tersebut untuk dapat bermukim
secara permanen, sehingga diharapkan mereka dapat menjalankan kehidupan
seperti semula atau bahkan lebih baik.
Seiring bertambahnya penduduk desa Blang Beurandang pasca relokasi
maka pergerakan akan transportasi di daerah tersebut meningkat tajam hal ini
berpengaruh pada bangkitan pergerakan masyarakat yang melakukan perjalanan
dari tempat tinggal ke Central Bussiness District (CBD) dalam melakukan
aktivitas sehari-hari. Demi memenuhi hal-hal tersebut, maka diperlukan
sarana-sarana penunjang salah satunya yang sangat penting adalah dibidang transportasi
atau perhubungan. Untuk mendukung perkembangan wilayah secara terpadu dan
distribusi barang dan jasa, maka struktur dan fungsi jaringan jalan harus
disesuaikan dengan peran desa Blang Beurandang yang merupakan daerah
relokasi pasca tsunami di Meulaboh.
Menurut (Tamin 1997) Pada dasarnya pembangunan komplek perumahan
mempengaruhi lalu lintas dan transportasi disekitarnya. Transportasi merupakan
salah satu persoalan yang paling penting, karena transportasi adalah alat
penunjang terlaksananya kegiatan penduduk sehari-hari. Pergerakan lalu lintas
masyarakat desa Blang Beurandang diperkirakan karena adanya pertumbuhan
penduduk, peningkatan pendapatan, peningkatan kepemilikan kendaraan dan
fasilitas lainnya.
Seiring dengan pertambahan dan perkembangan penduduk serta
kecenderungan persaingan yang semakin ketat dalam aspek ekonomi dan aspek
sosial lainnya menyebabkan tingginya tingkat aktivitas/bangkitan pergerakan yang
terjadi. Pemenuhan akan berbagai kebutuhan dan pemanfaatan tata guna lahan
merupakan suatu parameter untuk mengetahui seberapa besar tingkat bangkitan
pergerakan yang terjadi, hal ini mempengaruhi kebijakan pemerintah dalam
mengambil keputusan dalam merencanakan suatu tata guna lahan. (Tamin, 1997)
Kondisi demikian juga membuat daerah di kota-kota besar dan
dipinggirannya mengalami perkembangan yang cukup pesat menjadi daerah
terbangun karena tingginya permintaan di sektor hunian.
Desa Blang Beurandang terdiri dari empat tempat/blok relokasi yaitu :
ADB-BRR, Caritas, IOM dan Islamic Center. Wilayah tersebut merupakan
kawasan pemukiman daerah relokasi yang terletak di desa Blang Beurandang
dengan data penduduk sebagai berikut:
Tabel 1.1 Perbedaan jumlah penduduk sebelum dan sesudah relokasi.
Nama Desa Jumlah
2.097 6,30 776 280
Sesudah Relokasi
5.869 6,30 1.420 932
3
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas yang telah diuraikan, maka perumusan
masalahnya adalah:
1. Faktor-faktor apa saja yang dominan yang mempengaruhi bangkitan
perjalanan pada tata guna lahan daerah relokasi desa Blang Beurandang
2. Bagaimana cara menentukan analisa model bangkitan perjalanan
masyarakat desa Blang Beurandang.
3. Bagaimana arah tujuan pergerakan masyarakat relokasi Desa Blang
Beurandang.
1.3 Batasan Masalah
Untuk menghindari penelitian terlalu luas dan terbatasnya waktu, maka
pembatasan masalah dalam penelitian akan menitik beratkan pada beberapa hal
yaitu:
1. Daerah penelitian dilakukan disekitaran perumahan desa Blang
Beurandang, Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Aceh Barat.
2. DaerahCentral Bussiness District (CBD) yang dimaksud dalam penelitian
ini adalah Kecamatan Johan Pahlawan.
3. Perjalanan yang dilakukan oleh penghuni perumahan desa Blang
Beurandang yang dianalisis berdasarkan home base trip, yaitu semua
perjalanan yang berasal dari rumah dan diakhiri dengan pulang kerumah.
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dari penulisan ini adalah:
1. Untuk mengetahui faktor yang dominan yang mempengaruhi bangkitan
perjalanan pada daerah relokasi Desa Blang Beurandang.
2. Mendapatkan analisa model bangkitan perjalanan didaerah relokasi desa
3. Mengetahui tujuan perjalanan masyarakat relokasi Desa Blang
Beurandang.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:
1. Mengetahui bangkitan pergerakan masyarakat desa Blang Beurandang
yang beraktivitas sehari-hari sesuai dengan perjalanan mereka
masing-masing.
2. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah daerah Aceh Barat dibidang
transportasi.
3. Sebagai dasar pertimbangan untuk melakukan perbaikan dan peningkatan
5
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
2.1 Pemodelan
Kompleknya permasalahan transportasi seperti yang telah disampaikan di
atas, maka perlunya permodelan transportasi guna menyederhanakan
permasalahan dan memudahkan dalam pengambilan keputusan.
Model menurut Tamin (2008) dapat didefinisikan sebagai bentuk
penyederhanaan suatu realita atau dunia yang sebenarnya, termasuk diantaranya
adalah:
1. Model fisik, seperti model arsitek, model teknik sipil, wayang golek, dan
lainnya);
2. Peta dan diagram grafis;
3. Model statistika dan matematika (persamaan) yang menerangkan beberapa
aspek fisik, sosial-ekonomi dan model transportasi.
Menurut Tamin (2000) Dalam perencanaan dan pemodelan transportasi,
kita akan sangat sering mengunakan beberapa model utama, yaitu model grafis
dan model matematis. Model grafis adalah model yang menggunakan gambar,
warna dan bentuk sebagai media penyampaian informasi mengenai keadaan yang
sebenarnya (realita). Medel grafis sangat diperlukan, khususnya untuk
transportasi, karena kita perlu mengilustrasikan terjadinya pergerakan (arah dan
besarnya) yang terjadi yang beroperasi secara spasial (ruang). Model matematis
menggunakan persamaan atau fungsi matematika sebagai media dalam usaha
mencerminkan realita.
Walaupun merupakan penyederhanaan, model tersebut bisa saja sangat
komplek dan membutuhkan data yang sangat banyak dan waktu penyelesaian
yang sangat lama. Beberapa keuntungan dalam pemakaian model matematis
kalibrasi serta penggunaannya, para perencana dapat belajar banyak melalui
eksperimen, tentang perilaku dan mekanisme internal dari sistem yang sedang
dianalisis.
Pemodelan transportasi sangat bermanfaat bagi perencanaan transportasi,
karena melalui permodelan tersebut proses perencanaan dan pengambilan
keputusan dari berbagai masalah transportasi dapat disederhanakan.
Menurut Tamin (1997) terdapat beberapa faktor yang perlu diperhatikan
dalam menentukan pemodelan analisis transportasi, yaitu:
a. Struktur model, yaitu suatu model dapat saja memiliki struktur yang
sederhana yang berupa fungsi dari beberapa alternatif yang saling tidak
berhubungan, atau struktur yang komplek sehingga perlunya dihitung
peluang dari suatu kejadian transportasi yang pernah terjadi. Dengan
berkembangnya model maka dapat dimungkinkan untuk menyusun model
yang sangat umum dengan banyak peubah atau variabel.
b. Bentuk fungsional, yaitu bentuk model yang dapat memecahkan masalah
dalam bentuk linear atau non-linear. Pemecahan masalah yang tidak linear
mencerminkan realita masalah yang lebih tepat namun membutuhkan
banyak sumber daya dan teknik untuk proses kalibrasi bagi model tersebut.
c. Spesifikasi variabel, yaitu menetapkan spesifikasi variabel yang dapat
digunakan dan bagaimana variabel tersebut berhubungan satu sama lain
dalam suatu model. Sehingga untuk menjelaskannya perlu proses tertentu
dalam menentukan variabel yang dominan, antara lain melalui proses
kalibrasi dan keabsahan.
Seperti yang diungkapkan oleh Tamin (1997), prosedur statistik biasa
digunakan dalam pemodelan transportasi. Didalam pemodelan ini, mensyaratkan
data yang benar guna menaksir parameter model, sehingga didalam penaksiran
tersebut tidak timbul masalah galat atau kesalahan dalam perhitungan secara
7
2.2 Perencanaan Transportasi
Perencanaan Transportasi adalah suatu perencanaan kebutuhan prasarana
transportasi seperti jalan, terminal, pelabuhan, pengaturan serta sarana untuk
mendukung sistem transportasi yang efisien, aman dan lancar serta berwawasan
lingkungan.
2.3 Konsep Perencanaan Transportasi
Terdapat beberapa konsep perencanaan transportasi yang telah
berkembang sampai saat ini yang paling populer adalah “ Model Perencanaan
Transportasi Empat Tahap”.
Menurut Tamin (2008) model perencanaan ini merupakan gabungan dari
beberapa sub model yang masing-masing harus dilakukan secara terpisah dan
berurutan. Dalam sistem perencanaan transportasi terdapat empat langkah yang
saling terkait satu dengan yang lain, yaitu:
1. Bangkitan dan tarikan pergerakan
2. Sebaran Pergerakan
3. Pemilihan Moda
4. Pemilihan Rute
2.4 Analisa Bangkitan Pergerakan (Trip Generation)
Bangkitan pergerakan merupakan tahapan permodelan transportasi yang
memperkirakan jumlah pergerakan yang berasal dari zona asal atau tata guna
lahan dan jumlah pergerakanan yang tertarik ke suatu zona atau tata guna lahan
Gambar 2.1 Bangkitan dan Tarikan Pergerakan
2.4.1 Sebab terjadinya pergerakan
Menurut Tamin (2008), sebab terjadinya pergerakan dapat dikelompokkan
berdasarkan maksud perjalanan. Biasanya maksud perjalanan dikelompokkan
sesuai dengan ciri dasarnya, yaitu yang berkaitan dengan ekonomi, sosial, budaya,
pendidikan dan agama.
Jika ditinjau lebih jauh lagi akan dijumpai kenyataan bahwa lebih dari
90% perjalanan berbasis tempat tinggal, artinya mereka memulai perjalanan dari
tempat tinggal (rumah) dan mengakhiri perjalanannya kembali ke rumah.
2.4.2 Faktor yang mempengaruhi pergerakan
a. Bangkitan pergerakan
Menurut Tamin (2000), faktor-faktor yang mempengaruhi bangkitan
pergerakan seperti :
1. Pendapatan
2. Kepemilikan kendaraan
3. Struktur rumah tangga
4. Ukuran rumah tangga
9
b. Tarikan pergerakan
Menurut Tamin (2000), faktor-faktor yang mempengaruhi tarikan
pergerakan adalah luas lantai untuk kegiatan industri, komersial, perkantoran,
pelayanan lainnya, lapangan kerja dan aksesibilitas.
2.5 Relokasi
Pengertian relokasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
diterjemahkan relokasi adalah membangun kembali perumahan, harta kekayaan,
termasuk tanah produktif dan prasarana umum di lokasi atau lahan lain. Dalam
relokasi adanya obyek dan subjek yang terkena dampak dalam perencanaan dan
pembangunan relokasi.
Rencana pemukiman daerah relokasi dengan jadwal kegiatan dan anggaran
wajib bagi setiap proyek yang dampak pemukiman kembali. Dan konsep-konsep
pokok perencanaan yang harus diperhatikan bila menyusun rencana pemukiman
sebagai berikut:
1. Kerangka kebijaksanaan atau peraturan yang menyangkutnya apakah
telah tersedia atau diperlukan hal tersebut.
2. Mendefinisikan bantuan/hak yang layak diterima orang terkena dampak
berdasarkan jenis kerugian yang dialami orang terkena dampak dan
kelayakan.
3. Persiapan sosial terhadap kepentingan penduduk yang terpenuhi.
4. Anggaran yang mana dalam pembiayaan lahan dan pemukiman
kembali.
5. Batasan waktu dalam pengadaaan lahan dan pemukiman kembali sesuai
2.6 Fungsi Kota
Kota yang telah berkembang maju mempunyai peranan dan fungsi yang
lebih luas lagi antara lain sebagai berikut :
1. Sebagai pusat produksi (production centre). Contoh: Surabaya, Gresik,
Bontang;
2. Sebagai pusat perdagangan (centre of trade and commerce). Contoh:
Jakarta, Bandung, Hong Kong, Singapura;
3. Sebagai pusat pemerintahan(political capital). Contoh: Jakarta (ibukota
Indonesia), Washington DC (ibukota Amerika Serikat), Canberra
(ibukota Australia);
4. Sebagai pusat kebudayaan (culture centre). Contoh: Yogyakarta dan
Surakarta.
2.6.1 Ciri-ciri kota
Ciri fisik kota meliputi hal sebagai berikut:
1. Tersedianya tempat-tempat untuk pasar dan pertokoan
2. Tersedianya tempat-tempat untuk parkir
3. Terdapatnya sarana rekreasi dan sarana olahraga
Ciri kehidupan kota adalah sebagai berikut:
1. Adanya pelapisan sosial ekonomi misalnya perbedaan tingkat
penghasilan, tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan.
2. Adanya jarak sosial dan kurangnya toleransi sosial diantara warganya.
3. Adanya penilaian yang berbeda-beda terhadap suatu masalah dengan
pertimbangan perbedaan kepentingan, situasi dan kondisi kehidupan.
4. Warga kota umumnya sangat menghargai waktu.
5. Cara berpikir dan bertindak warga kota tampak lebih rasional dan
berprinsip ekonomi.
6. Masyarakat kota lebih mudah menyesuaikan diri terhadap perubahan
11
7. Pada umumnya masyarakat kota lebih bersifat individu sedangkan sifat
solidaritas dan gotong royong sudah mulai tidak terasa lagi.
2.6.2 Tata ruang kota
Pada prinsipnya program penataan kota bertujuan untuk meningkatkan
efisiensi penyediaan, pelayanan prasarana dan sarana perkotaan yang mendorong
pemantapan fungsi kawasan-kawasan kota sehingga dapat meningkatkan
produktifitas kota dengan tidak mengesampingkan aspek-aspek pemerataan,
lingkungan, dan budaya.
Penataan ruang adalah salah satu usaha untuk merencanakan seberapa
besar jumlah penggunaan lahan untuk keperluan tertentu, termasuk mengatur
hubungan antara pemukiman dengan tempat bekerja, tempat sekolah, tempat
berbelanja, tempat hiburan dan lain-lain yang semuanya juga sangat penting
tergantung pada rencana jaringan jalan dikota.
2.6.3 Kota dan kawasan perumahan
Kawasan perumahan sebagai salah satu unsur yang membentuk kota terdiri
dari berbagai bangunan dan prasarana lingkungan yang merupakan unsur yang
paling menonjol dari pada unsur-unsur sarana dan prasarana kota lainnya.
Bangunan-bangunan sesungguhnya merupakan unsur perkotaan yang paling jelas
terlihat dipandang dari suatu apapun dan dari tempat manapun di kota.
Sebagai konsekuensinya, maka potensi yang dimiliki cukup besar dalam
menimbulkan permasalahan perkotaan jika dalam pengadaan dan pengembangan
tidak diatur dengan benar.
Permasalahan perkotaan yang dimaksud adalah selain dapat menimbulkan
kesemberawutan wajah kota, maka pembangunan rumah-rumah tinggal berikut
fasilitas rumah yang tidak memenuhi kriteria sehat, akan menimbulkan
masalah-masalah sosial yang sulit untuk dipecahkan. Selain permasalah-masalahan itu, ada juga
1. Konflik (pertengkaran),
2. Kontroversi (pertentangan),
3. Kompetisi (persaingan),
4. Kegiatan pada masyarakat pedesaan, dan
5. Sistem nilai budaya
Perumahan adalah salah satu kebutuhan pokok dari tiga kebutuhan pokok
lainnya selain sandang pangan yang harus dipenuhi oleh manusia. Untuk
mencukupi kebutuhan ini bukanlah suatu hal yang mudah. Di kawasan perkotaan,
pemukiman menjadi sesuatu yang sangat mahal akibat dari tingginya harga tanah.
Tingkat bagusnya suatu kota salah satunya diukur dari tingkat kualitas dari
perumahan dan pemukiman yang ada di kota tersebut. Kualitas yang dimaksud,
yakni kualitas material konstruksi dari bangunan-bangunan yang ada, kelengkapan
sarana dan prasarana sosial dan lingkungan, serta keterkaitan yang harmonis
antara kawasan perumahan dengan kawasan-kawasan lainnya.
2.6.4 Hubungan permukiman dan perumahan dengan transportasi
Seperti negara sedang berkembang lainnya, berbagai kota di Indonesia
termasuk kota Meulaboh dan wilayah sekitarnya berada dalam tahap pertumbuhan
penduduk terutama di desa Blang Beurandang. Pasca relokasi ke desa Blang
Beurandang pertumbuhan ekonomi semakin meningkat sehingga kebutuhan
penduduk untuk melakukan bangkitan pergerakanpun menjadi semakin
13
BAB III
METODE PENELITIAN
Suatu penelitian merupakan rangkaian proses yang komplek dan terkait
secara sistematik. Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
3.1 Variabel Penelitian
Dalam melakukan sebuah penelitian maka kita terlebih dahulu mengetahui
vriabel-variabel yang akan diteliti, variabel tersebut sangat mempengaruhi hasil
dari penelitian kita nantinya. Adapun variabel-variabel tersebut adalah sebagai
berikut:
a. Variabel Independen
Variabel penelitian ini dikemukakan dalam rangka membantu menjelaskan
pokok subyek dan batasan pengertian, variabel tersebut adalah:
X1 = Jumlah anggota keluarga
X2 = Jumlah keluarga yang bekerja
X3 = Pendidikan terakhir
X4 = Pendapatan (rupiah)
X5 = Kepemilikan kendaraan
X6 = Jenis kendaraan
b. Variabel Dependen
Variabel dependen adalah variabel terikat yang dipengaruhi karna adanya
variabel bebas, variabel dependen dalam penelitian ini adalah:
3.2 Definisi Operasional Variabel
X1 = Jumlah anggota keluarga yang ada dalam satu rumah
X2 = Jumlah keluarga yang bekerja dalam satu rumah
X3 = Pendidikan terakhir yang di tempuh
X4 = Pendapatan yang dihasilkan dalam sebulan
X5 = Jumlah kepemilikan kendaraan yang ada dalam satu keluarga
X6 = Jenis-jenis kendaraan yang digunakan
3.3 Tahapan Penelitian
1. Merumuskan masalah yang terjadi di desa Blang Beurandang.
2. Mencari literatur yang bisa memecahkan masalah berupa buku-buku
dan jurnal dan juga mengikuti bimbingan dan arahan dari dosen
pembimbing.
3. Pengumpulan data di lapangan yang berupa data skunder dan data
primer. Adapun data-data tersebut adalah sebagai berikut:
a. Data primer
1. Jumlah keluarga (orang)
2. Jumlah keluarga yang bekerja
3. Pendidikan (jumlah keluarga yang bersekolah)
4. Pendapatan (rupiah)
5. Kepemilikan kendaraan (sepeda motor, mobil dll)
6. Jenis kendaraan
b. Data skunder
1. Jumlah populasi
2. Peta kecamatan
15
4. Metode pengolahan data
1. Menggunakan model analisa regresi liniear dan berganda dengan
menguunakan program SPSS.
2. Menentukan jumlah pergerakan dengan Microsoft Excel (analisa
kategori).
3. Menentukan nilai koefisien determinasi serta nilai konstanta dan
koefisien regresi setiap tahap untuk menentukan model terbaik.
5. Data yang didapat di lapangan dianalisa dengan:
1. Uji Validasi
2. Uji Reabilitas
3. Koefisien Korelasi
4. Regresi Linear Berganda
5. Koefisien Determinasi (R2)
6. Uji- t
7. Uji- f
6. Sesudah penelitian akan didapatkan berupa kesimpulan dan juga
saran-saran dari semua pihak demi kesempurnaan penelitian ini.
Penelitian dapat dilakukan dengan cermat dan efisien, maka perlu dibuat
suatu kerangka kegiatan penelitian, adapun kerangka penelitian yang dimaksud
Gambar 3.1 Kerangka alur penelitian
• Jumlah keluarga (orang)
• Jumlah keluarga yang bekerja (orang)
• Pendidikan (jumlah keluarga yang bersekolah)
• Pendapatan (rupiah)
• Kepemilikan kendaraan (mobil, sepeda motor)
• Jenis kendaraan
Data Sekunder:
• Jumlah populasi penduduk kawasan perumahan Blang Beurandang
• Peta kecamatan Johan Pahlwan
• Peta jaringan jalan di kecamatan Johan Pahlawan
Pengolahan Data:
• Menentukan model analisa regresi linear dan berganda dengan menggunakan program SPSS
• Menentukan jumlah pergerakan dengan Microsoft Excel (analisa kategori)
• Menentukan nilai koefisien determinasi serta nilai konstanta dan koefisien regresi setiap tahap untuk menentukan model terbaik
Analisa Data:
• Uji Validasi
• Uji Reabilitas
• Koefisien korelasi
• Regresi Linear Berganda • Koefisien Determinasi (R2)
• Uji- t
• Uji- f
Kesimpulan dan Saran
17
3.4 Metode Pengumpulan Data
Adapun metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
3.4.1 Wawancara
Wawancara merupakam teknik untuk mengumpulkan informasi melalui
komunikasi langsung dengan responden atau orang yang diminta informasi.
Kelebihannya wawancara yaitu
1. Merupakan teknik yang paling tepat untuk mengungkap keadaan pribadi
seseorang dan dapat dilakukan terhadap setiap tingkatan umur
2. Dapat dilaksanakan serempak dengan kegiatan observasi
3. Digunakan untuk pelengkap data yang dikumpulkan dengan teknik lain
Kekuranganya wawancara yaitu:
1. Tidak efisien, yaitu tidak dapat menghemat waktu
2. Sangat bergantung terhadap kesediaan kedua belah pihak
3. Menuntut penguasaan bahasa dari pihak pewawancara
Wawancara dirumah adalah jenis survei asal-tujuan yang terbaik untuk
suatu daerah dan merupakan bagian terpenting dalam kebanyakan kajian
transportasi. Tujuan wawancara dirumah tidak hanya untuk mendapatkan
informasi Matrik Asal Tujuan (MAT) tetapi juga untuk mendapatkan beberapa
data statistik lain seperti kepemilikan kendaraan, jumlah anggota keluarga, jumlah
masyarakat masyarakat yang bekerja dan mungkin juga penghasilan masyarakat
disuatu daerah. (Tamin 2008)
3.4.2 Kuesioner
Kuesioner merupakan alat pengumpul data melalui komunikasi tidak
langsuang, yaitu melalui tulisan. angket atau kuesioner adalah jenis instrumen non
memperoleh informasi dari responden berkenaan dengan sikap, tugas, sajian,
aspirasi, fasilitas, suasana pembelajaran, dll.
Agar data yang diperlukan dapat secara akurat maka pada penelitian ini
penulis membuat sebuah kuesioner agar para responden cepat menangkap apa
yang akan ditanyakan.
Data survei yang digunakan untuk menunjang kegiatan penelitian yang
akan dilakukan meliputi data primer dan data sekunder.
3.4.3 Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung melalui
penyebaran kuisioner dan wawancara dengan penduduk desa Blang Beurandang.
Lokasi pengambilan data dilaksanakan di desa Blang Beurandang yang terdiri dari
empat tempat relokasi yaitu:
1. ADB-BRR
2. Caritas
3. IOM
4. Islamic Center
Pengumpulan data ini dilakukan dengan teknik sampling secara acak,
sehingga sample yang diambil akan mewakili seluruh lapisan dan golongan.
3.4.4 Data sekunder
Data sekunder diperoleh dari kantor BPS Meulaboh dan dari Kepala Desa
sebagai pendukung dari data primer, yang berupa peta jaringan jalan, peta tata
guna lahan, data penduduk, kepadatan penduduk, luas wilayah dan jumlah
19
3.5 Populasi dan Sampel
3.5.1 Populasi
Populasi atau universe adalah jumlah keseluruhan dari satuan-satuan atau
individu yang karakteristiknya hendak diteliti.
Dan satuan-satuan tersebut dinamakan unit analisis, dan dapat berupa
orang-orang, institusi-institusi dan benda-benda.
3.5.2 Sampel
Sampel atau contoh adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya
hendak diteliti. Sampel yang baik, yang kesimpulannya dapat dikenakan pada
populasi, adalah sampel yang bersifat representatif atau yang dapat
menggambarkan karakteristik populasi.
Dalam banyak buku yang mencantumkan rumus untuk menentukan ukuran
sampel yang dibuat Slovin, khususnya dalam buku-buku metodologi penelitian.
Rumus penentuan sampel menurut Slovin (2011):
Dengan galat pendugaan (10%) maka dapat dihitung jumlah sampel
46
Berarti sampel yang diteliti adalah 95,91 sampel, untuk memudahkan
dalam pengolahan data maka penulis membulatkan menjadi 100 Sampel.
3.6 Metode Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan Software SPSS
(Statistical Product and Service Solution) dan Microsoft Excel hasilnya adalah model regresi linear dan model regresi linear berganda.
3.7 Metode Analisa Data
Analisa dari model regresi yang diperoleh, harus dianalisa dengan
beberapa pengujian yaitu:
a. Uji Validasi
Korelasi Bevariate Pearson adalah salah satu rumus yang dapat digunakan
untuk melakukan uji validitas data dengan program SPSS. Koefisien validasi
dapat dilakukan dengan rumus angka kasar sebagai berikut:
Keterangan:
rxy : Koefisien korelasi
x : Skor item
y : Skor total
21
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untak menguji penafsiran responden mengenai
butir-butir pernyataan yang terdapat dalam instrumen penelitian yang ditunjukkan
dengan kekonsistenan jawaban yang diberikan. Reliabilitas merupakan ukuran
mengenai konsistensi internal dari indikator sebuah konstruk yang menunjukkan
derajat sampai di mana masing-masing indikator tersebut mengindikasikan sebuah
konstruk/faktor laten yang umum, rumus yang digunakan adalah :
c. Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis Regresi Linear Berganda digunakan untuk mengukur pengaruh
antara lebih dari satu variabel prediktor (variabel bebas) terhadap variabel terikat.
Rumus:
Y = a + b1X1+b2X2+…+bnXn
Dimana:
Y = Variabel terikat
a = Konstanta
b1,b2 = Koefisien regresi
d. Koefisien Korelasi
Analisis Korelasi merupakan studi yang membahas tentang derajat ke
eratan hungan antar peubah, dan rumusnya sebagai berikut:
Dimana :
r = Korelasi
n = Lama periode yang dihitung
x = Variabel bebas
y = Variabel terikat
e. Koefisien Determinasi (R2)
Menurut Suparno (2000) koefisien determinasi merupakan nilai presentase
yang menyatakan seberapa besar kontribusi suatu suatu variabel mempengaruhi
variansi (kenaikan atau penurunan) variabel lainnya.
KD = r2x 100%
Dimana:
KD = Koefisien determinasi yang digunakan untuk mengukur besarnya
kontribusi variabel x terhadap variabel y
R = Koefisien korelasi
f. Uji T
Untuk menguji nyata atau tidaknya, statistik uji yang digunakan adalah
dengan uji T, formula untuk statistik uji T adalah:
23
Keterangan :
T = Uji signifikasi korelasi
r = Koefisien korelasi yang dihitung
n = Jumlah responden yang diuji coba
g. Uji F
Untuk menguji keberartian koefisien regresi variabel X terhadap variabel
Y secara keseluruhan, digunakan uji–F dengan rumus:
Keterangan :
F = Nilai F hitung
R = Koefisien determinan
n = Jumlah data
24
4.1 Hasil
Pengolahan data akan disajikan berdasarkan teori dan metode yang telah
dikemukakan pada bab sebelumnya. Adapun hasil yang dianalisa yaitu dari
penyebaran kuesioner di komplek relokasi Desa Blang Beurandang.
4.1.1 Karakteristik Responden
Pengolahan data merupakan bagian yang amat penting dalam penyusunan
skripsi ini, karena dengan pengolahan data hasil pengambilan data tersebut dapat
diberi arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian.
Dari hasil survei 100 rumah tangga pada daerah relokasi Desa Blang
Beurandang, diperoleh karakteristik responden sebagai berikut:
1. Berdasarkan umur
Dari hasil kuesioner diperoleh data karakteristik berdasarkan umur yaitu
sebagai berikut:
Tabel 4.1 Karakteristik berdasarkan umur
No Umur Jumlah Responden
1 17-30 tahun 26
2 31-40 tahun 37
3 41-50 tahun 21
4 51-60 tahun 10
5 61-70 tahun 3
6 71-80 tahun 3
Jumlah 100
25
Berdasarkan pengelompokan umur dapat kita ketahui umur 31-40 tahun
terdapat yang paling banyak dan umur 17-30 diposisi kedua dan seterusnya, untuk
lebih jelas maka dapat dilihat pengelompokan berdasarkan persentase dari 100
responden seperti gambar dibawah ini:
Gambar 4.1 Persentase berdasarkan umur
2. Berdasarkan jenis kelamin
Dari hasil kuesioner diperoleh data karakteristik berdasarkan jenis kelamin
yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.2 Berdasarkan jenis kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah Responden
1 Laki-Laki 77
2 Perempuan 23
Jumlah 100
Berdasarkan jenis kelamin diurutan pertama adalah laki-laki dan urutan
kedua adalah perempuan, berdasarkan persentase dari 100 responden seperti
Gambar 4.2 Persentase berdasarkan jenis Kelamin
3. Berdasarkan kedudukan dalam rumah tangga
Dari hasil kuesioner diperoleh data karakteristik berdasarkan kedudukan
dalam rumah tangga yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.3 Berdasarkan kedudukan dalam rumah tangga
No Kedudukan Dalam Rumah
Tangga Jumlah Responden
1 Kepala Keluarga 69
2 Ibu 23
3 Anak 8
Jumlah 100
Berdasarkan kedudukan dalam rumah tangga urutan pertama diisi oleh
kepala keluarga (ayah) dan diurutan selanjutnya diisi oleh ibu dan anak,
berdasarkan persentase dari 100 responden seperti gambar dibawah ini:
27
4. Berdasarkan pekerjaan
Dari hasil kuesioner diperoleh data karakteristik berdasarkan pekerjaan
yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.4 Berdasarkan pekerjaan
No Pekerjaan Jumlah Responden
1 Swasta 62
2 Ibu Rumah Tangga 19
3 TNI/Polri 9
4 PNS 7
5 Mahasiswa 3
Jumlah 100
Berdasarkan pekerjaan tercatat ada 7 jenis pekerjaan berdasarkan 100
responden dikomplek relokasi Desa Blang Beurandang urutan pertama diisi
dengan pekerjaan swasta dan diikuti oleh pekerjaan lainnya, berdasarkan
persentase dari 100 responden dapat dilihat seperti gambar dibawah ini
5. Berdasarkan alamat
Dari hasil kuesioner diperoleh data karakteristik alamat yaitu sebagai
berikut:
Tabel 4.5 Berdasarkan alamat
No Alamat Jumlah Responden
1 ADB-BRR 52
2 Caritas 8
3 IOM 11
4 Islamic Center 29
Jumlah 100
Berdasarkan alamat urutan pertama adalah laki-laki dan urutan kedua
adalah perempuan, berdasarkan persentase dari 100 responden seperti gambar
dibawah ini:
Gambar 4.5 Persentase berdasarkan alamat
4.1.2 Data survei bangkitan perjalanan
Dari hasil survei 100 rumah tangga pada daerah relokasi Desa Blang
29
1. Berdasarkan anggota keluarga
Dari hasil kuesioner diperoleh data berdasarkan anggota keluarga yaitu
sebagai berikut:
Tabel 4.6 Berdasarkan anggota keluarga
No Jumlah Anggota Keluarga Jumlah
1 2 orang 7
2 3 orang 31
3 4 orang 31
4 5 orang 24
5 Lebih dari 5 orang 7
Jumlah 100
Gambar 4.6 Persentase berdasarkan anggota anggota
2. Berdasarkan anggota keluarga yang bekerja
Dari hasil kuesioner diperoleh data berdasarkan anggota keluarga yang
bekerja yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.7 Berdasarkan anggota keluarga yang bekerja
No Anggota Keluarga Bekerja Jumlah
1 1 orang 41
2 2 orang 39
3 3 orang 18
4 4 orang 2
5 Lebih dari 4 orang 0
Gambar 4.7 Persentase berdasarkan anggota keluarga yang bekerja
3. Berdasarkan pendikan terakhir
Dari hasil kuesioner diperoleh data berdasarkan pendidikan terakhir yaitu
sebagai berikut:
Tabel 4.8 Berdasarkan pendidikan terakhir
No Pendidikan Terakhir Jumlah
1 SD 14
2 SMP 32
3 SMA 48
4 Diploma I/II/III 3
5 S1 3
Jumlah 100
31
4. Berdasarkan pendapatan perbulan
Dari hasil kuesioner diperoleh data berdasarkan pendapatan perbulan yaitu
sebagai berikut:
Tabel 4.9 Berdasarkan pendapatan perbulan
No Pendapatan Perbulan Jumlah
1 < Rp. 1 juta 32
2 Rp. 1 juta s/d Rp. 1,5 juta 32
3 Rp. 1,5 juta s/d Rp. 2 juta 20
4 Rp. 2 juta s/d Rp. 2,5 juta 5
5 > Rp. 2,5 juta 11
Jumlah 100
Gambar 4.9 Persentase berdasarkan pendapatan perbulan
5. Berdasarkan jumlah kepemilikan kendaraan
Dari hasil kuesioner diperoleh data berdasarkan jumlah kepemilikan
kendaraan yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.10 Berdasarkan jumlah kepemilikan kendaraan
No Jumlah Kepemilikan Kendaraan Jumlah
1 0 buah 12
2 1 buah 61
3 2 buah 19
4 3 buah 7
5 Lebih dari 3 buah 1
Gambar 4.10 Persentase berdasarkan jumlah kepemilikan kendaraan
6. Berdasarkan kendaraan yang dimiliki
Dari hasil kuesioner diperoleh data berdasarkan kendaraan yang dimiliki
yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.11 Berdasarkan kendaraan yang dimiliki
No Kendaraan yang Dimiliki Jumlah
1 Tidak ada 9
2 Sepeda motor 82
3 Mobil 0
4 Sepeda motor dan mobil 7
5 Lainnya 2
Jumlah 100
33
7. Berdasarkan tujuan perjalanan
Dari hasil kuesioner diperoleh data berdasarkan tujuan perjalanan yaitu
sebagai berikut:
Tabel 4.12 Tujuan perjalanan
No Tempat Berpergian Jumlah
Responden Kategori
1 Kota Meulaboh 22 CBD
2 Pasar Ikan Meulaboh 14 CBD
3 Pasar Meulaboh 12 CBD
4 Desa Blang Beurandang 10 Tidak Bergerak
5 Desa Gampa 9 CBD
6 Desa Lapang 8 CBD
7 Desa Meureubo 4 Non CBD
8 Desa Suak indrapuri 3 CBD
9 Desa Seuneubok 3 CBD
10 KawayXVI 3 Non CBD
11 Terminal Meulaboh 2 CBD
12 Nagan Raya 2 Non CBD
13 Alue Peunyareng 2 Non CBD
14 Woyla 2 Non CBD
15 Suak ribe 1 CBD
16 Arongan Lambalek 1 Non CBD
17 Aceh jaya 1 Non CBD
18 Padang 1 Non CBD
Jumlah 100
Berdasarkan tujuan perjalanan dapat kita ketahui beberapa daerah tujuan
masyarakat relokasi Desa Blang Beurandang, untuk lebih jelas dapat dilihat
pengelompokan berdasarkan persentase dari 100 responden seperti gambar berikut
ini:
4.1.3 Uji statistik
Dari data yang diperoleh melalui kuesioner model formulasi bangkitan
perjalanan menggunakan formula Regression dengan menggunakan bantuan
software SPSS 18. Berikut beberapa proses analisa data sesuai dengan data yang didapatkan melalui kuesioner.
4.1.3.1 Uji validitas
Uji validitas akan dilakukan pada data hasil kuesioner 100 responden
dengan menggunakan program SPSS 18. Rumusan hipotesa yang digunakan
dalam penelitian ini adalah:
H0: Data atribut pada kuesioner merupakan instrumen yang valid dan
dapat dipergunakan
H1: Data atribut bukanlah instrumen yangvalid
• Taraf signifikan (α) yang digunakan adalah 5%.
• Menentukan wilayah kritis dari tabel r product moment dengan α =
0,05 dan n = 100 diperoleh rtabel= 0,195
• Kriteria pengujian:
H0diterima bila r hitung > rtabel
H0ditolak bila r hitung < rtabel
Hasil uji validitas pada data kuesioner variabel X dengan menggunakan
program SPSS 18, dapat dilihat hasil rekapitulasi pada tabel berikut ini:
Tabel 4.13 Hasil uji validitas variabel X
No Pertanyaan RHitung RTabel Keterangan
1 Jumlah keluarga 0,503 0,195 valid
2 Keluarga yang bekerja 0,678 0,195 valid
3 Pendidikan 0,654 0,195 valid
4 Pendapatan 0,734 0,195 valid
5 Kepemilikan kendaraan 0,598 0,195 valid
35
Hasil uji validitas pada data kuesioner variabel Y dengan menggunakan
program SPSS 18, dapat dilihat hasil rekapitulasi pada tabel berikut ini:
Tabel 4.14 Hasil uji validitas variabel Y
No Pertanyaan RHitung RTabel Keterangan
1 Berpergian rutin 0,677 0,195 valid
2 Berpergian non-rutin 0,819 0,195 valid
3 Seberapa sering 0,818 0,195 valid
4.1.3.2 Uji reabilitas
Uji reliabilitas dilakukan pada data hasil kuesioner 100 responden dengan
menggunakan program SPSS 18. Metode yang digunakan pada uji reliabilitas
adalah metode alpha cronbach, dimana instrumen dikatakan reliable jika
memiliki nilaicronbach’s alphalebih dari 0,60.
Hasil uji reliabilitas pada data kuesioner variabel Y dengan menggunakan
program SPSS 18, dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.15 Hasil uji reliabilitas variabel X
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,642 6
Dari hasil perhitungan SPSS nilai Alpha Cronbach adalah 0,642 lebih
besar dari 0,6 maka hasil perhitingan tersebut dinyatakan reliabel dan layak
dianalisis lebih lanjut.
Hasil uji reliabilitas pada data kuesioner variabel Y dengan menggunakan
Tabel 4.16 Hasil uji reliabilitas Variabel Y
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,662 3
Dari hasil perhitungan SPSS nilai Alpha Cronbach adalah 0,662 lebih
besar dari 0,6 maka hasil perhitungan tersebut dinyatakan reliabel dan layak
dianalisis lebih lanjut.
4.1.3.3 Analisa koefisien korelasi
Tujuan dari analisa korelasi adalah untuk melihat hubungan bivariat antara
variabel independen dengan variabel dependen, koefisien korelasi untuk setiap
variabel berbeda-beda dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.17 Interval koefisien korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00-0,199 Sangat Rendah
0,20-0,399 Rendah
0,40-0,599 Sedang
0,60-0,799 Kuat
0,80-1,000 Sangat Kuat
Sumber : Sugiyono, 2007
Korelasi pada disekitar kawasan perumahan relokasi Desa Blang
Beurandang variabel dependennya adalah bangkitan perjalanan, dan
independennya jumlah anggota keluarga, keluarga yang bekerja, pendidikan
37
Tabel 4.18 Hasil perhitungan SPSS
Correlations
keluarga bekerja pendidikan pendapatan kepemilikan Jenis
keendaraan Total keluarga Pearson
Correlation 1 ,271
**
,135 ,226* ,032 -,003 ,503**
Sig. (2-tailed) ,006 ,181 ,024 ,750 ,977 ,000
N 100 100 100 100 100 100 100
bekerja Pearson
Correlation ,271
**
1 ,262** ,424** ,391** ,173 ,678**
Sig. (2-tailed) ,006 ,008 ,000 ,000 ,086 ,000
N 100 100 100 100 100 100 100
pendidikan Pearson
Correlation ,135 ,262
**
1 ,429** ,394** ,165 ,654**
Sig. (2-tailed) ,181 ,008 ,000 ,000 ,101 ,000
N 100 100 100 100 100 100 100
pendapatan Pearson
Correlation ,226
*
,424** ,429** 1 ,205* ,124 ,734**
Sig. (2-tailed) ,024 ,000 ,000 ,041 ,218 ,000
N 100 100 100 100 100 100 100
kepemilikan Pearson
Correlation ,032 ,391
**
,394** ,205* 1 ,386** ,600**
Sig. (2-tailed) ,750 ,000 ,000 ,041 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100 100 100
jenis_kendara an
Pearson
Correlation -,003 ,173 ,165 ,124 ,386
**
1 ,438**
Sig. (2-tailed) ,977 ,086 ,101 ,218 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100 100 100
Total Pearson
Correlation ,503
**
,678** ,654** ,734** ,600** ,438** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100 100 100
Dari tabel 4.18 didapatkan hasil total Pearson Correlation dari hasil
perhitungan SPSS tersebut dilihat setiap variabel X berhubungan dengan variabel
Tabel 4.19 Tingkat hubungan Y dengan Xn
Y dengan Xn Koefisien Korelasi Tingkat Hubungan
Y dengan X1 0,527 Sedang
Y dengan X2 0,601 Kuat
Y dengan X3 0,552 Sedang
Y dengan X4 0,611 Kuat
Y dengan X5 0,488 Sedang
Y dengan X6 0,292 Rendah
Proses penyeleksian variabel harus sesuai dengan syarat metode analisis
regresi, bahwa variabel bebas yang akan dipakai dalam model adalah yang
mempunyai korelasi dengan tingkat hubungan minimal sedang terhadap variabel
terikat.
Pada tabel 4.19 diatas dapat dilihat bahwa variabel bebas yang mempunyai
tingkat hubungan minimal rendah dan maksimal kuat, variabel terikat adalah
bangkitan perjalanan (Y) dan variabel bebas (X) adalah jumlah anggota keluarga
(X1), keluarga yang bekerja (X2), pendidikan terakhir (X3), jumlah pendapatan
(X4), jumlah kendaraan yang dimiliki (X5) dan jenis kendaraan (X6). Untuk lebih
jelas dapat dilihat penguraian data sebagai berikut:
a. Jumlah anggota keluarga (X1) mempunyai hubungan dengan bangkitan
perjalanan (Y) dengan nilai R (koefisien korelasi) yaitu sebesar 0,527 atau
variabel bebas dapat mempengaruhi variabel terikat dengan hubungan sedang
sebesar 52,7%, maka X1dapat dipakai pada persamaan regresi.
b. Jumlah keluarga yang bekerja (X2), mempunyai hubungan dengan bangkitan
perjalanan (Y) dengan nilai R (koefisien korelasi) yaitu 0,601 atau variabel
bebas dapat mempengaruhi variabel terikat dengan hubungan kuat sebesar
60,1%, maka X2dapat dipakai pada persamaan regresi.
c. Pendidikan (X3), mempunyai hubungan dengan bangkitan perjalanan (Y)
39
mempengaruhi variabel terikat dengan hubungan sedang sebesar 55,2%,
maka X3dapat dipakai pada persamaan regresi.
d. Jumlah pendapatan (X4) mempunyai hubungan dengan bangkitan perjalanan
(Y) dengan nilai R (koefisien korelasi) yaitu 0,611 atau variabel bebas dapat
mempengaruhi variabel terikat dengan hubungan kuat sebesar 61,1%, maka
X4dapat dipakai pada persamaan regresi.
e. Jumlah kepemilikan kendaraan (X5) mempunyai hubungan dengan bangkitan
perjalanan (Y) dengan nilai R (koefisien korelasi) yaitu 0,488 atau variabel
bebas dapat mempengaruhi variabel terikat dengan hubungan sedang sebesar
48,8%, maka X5dapat dipakai pada persamaan regresi.
f. Jenis kendaraan (X6) mempunyai hubungan dengan bangkitan perjalanan (Y)
dengan nilai R (koefisien korelasi) yaitu 0,292 atau variabel bebas dapat
mempengaruhi variabel terikat dengan hubungan rendah sebesar 29,2%, maka
X6 tidak dapat dipakai pada persamaan regresi.
Untuk variabel dependent (terikat) dengan variabel independent (bebas)
variabel bebas yang berikatan dengan tingkat hubungan minimal sedang dengan
variabel terikat. Maka Y sebagai variabel terikat dapat dipasangkan dengan
variabel bebas X1, X2, X3, X4, X5.
4.1.3.4 Analisa regresi linear berganda
Uji regresi linear berganda ini digunakan untuk mengetahui ada atau
tidaknya hubungan dari variabel independen terhadap variabel dependen. Berikut
ini merupakan hasil dari uji regresi linear berganda dengan menggunakan
Tabel 4.20 Hasil uji regresi linear berganda dengan SPSS
1 (Constant) 2,076 ,032 64,422 ,000
Keluarga ,165 ,023 ,392 7,276 ,000
Bekerja ,077 ,023 ,200 3,314 ,001
Pendidikan ,098 ,024 ,234 4,101 ,000
Pendapatan ,069 ,018 ,225 3,834 ,000
Kepemilikan ,103 ,031 ,216 3,273 ,001
Jenis kendaraan -,089 ,034 ,160 2,650 ,009
Berdasarkan tabel 4.20 diperoleh model persamaan regresi linear berganda
sebagai berikut:
Y = 2,076 + 0,165 X1+ 0,077 X2+ 0,089 X3+ 0,069 X4+
0,103 X5- 0,089 X6
Dimana:
Y = Bangkitan perjalanan
X1 = Jumlah keluarga
X2 = Jumlah keluarga yang bekerja
X3 = Pendidikan
X4 = Jumlah pendapatan
X5 = Kepemilikan kendaraan
X4 = Jenis kendaraan
Penjelasan hasil estimasi dari persamaan regresi linear berganda yang
diambil dari kolom Coefficients yang ada pada lampiran C.3, terdapat nilai
konstan dimana dapat dilihat bahwa :
1. Konstanta bernilai 2,076 menunjukkan jika variabel independen yang terdiri
41
pendidikan terakhir (X3), jumlah pendapatan (X4), jumlah kendaraan yang
dimiliki (X5) dan jenis kendaraan (X6) maka bangkitan perjalanan akan
mengalami perubahan sebesar 2,076.
2. Variabel jumlah keluarga (X1) terhadap bangkitan perjalanan pada daerah
relokasi Desa Blang Beurandang 0,165. Hal ini menunjukkan bahwa jika
terjadi kenaikan jumlah keluarga di Desa Blang Beurandang sebesar 1 satuan
akan menyebabkan kenaikan pada bangkitan perjalanan daerah relokasi Desa
Blang Beurandang sebesar 2,241 yaitu didapat dari 2,076 ditambah 0,165.
3. Variabel jumlah keluarga yang bekerja (X2) terhadap bangkitan perjalanan
pada daerah relokasi Desa Blang Beurandang 0,077. Hal ini menunjukkan
bahwa jika terjadi kenaikan jumlah keluarga yang bekerja di Desa Blang
Beurandang sebesar 1 satuan akan menyebabkan kenaikan pada bangkitan
perjalanan daerah relokasi Desa Blang Beurandang sebesar 2,153 yaitu
didapat dari 2,076 ditambah 0,077.
4. Variabel pendidikan (X3) terhadap bangkitan perjalanan pada daerah relokasi
Desa Blang Beurandang 0,098. Hal ini menunjukkan bahwa jika terjadi
kenaikan variabel pendidikan di Desa Blang Beurandang sebesar 1 satuan
akan menyebabkan kenaikan pada bangkitan perjalanan daerah relokasi Desa
Blang Beurandang sebesar 2,241 yaitu didapat dari 2,076 ditambah 0,098.
5. Variabel jumlah pendapatan (X4) terhadap bangkitan perjalanan pada daerah
relokasi Desa Blang Beurandang 0,069. Hal ini menunjukkan bahwa jika
terjadi kenaikan variabel jumlah pendapatan di Desa Blang Beurandang
sebesar 1 satuan akan menyebabkan kenaikan pada bangkitan perjalanan
daerah relokasi Desa Blang Beurandang sebesar 2,145 yaitu didapat dari 2,076
ditambah 0,069.
6. Variabel kepemilikan kendaraan (X5) terhadap bangkitan perjalanan pada
daerah relokasi Desa Blang Beurandang 0,103. Hal ini menunjukkan bahwa
jika terjadi kenaikan variabel kepemilikan kendaraan di Desa Blang
Beurandang sebesar 1 satuan akan menyebabkan kenaikan pada bangkitan
perjalanan daerah relokasi Desa Blang Beurandang sebesar 2,179 yaitu
7. Variabel jenis kendaraan (X6) terhadap bangkitan perjalanan pada daerah
relokasi Desa Blang Beurandang -0,089. Hal ini menunjukkan bahwa jika
terjadi kenaikan variabel jenis kendaraan di Desa Blang Beurandang sebesar 1
satuan akan menyebabkan penurunan pada bangkitan perjalanan daerah
relokasi Desa Blang Beurandang sebesar 1,987 yaitu didapat dari 2,076
dikurang -0,089.
4.1.3.5 Analisa koefisien determinasi (R2)
Analisa koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui persentase
sumbangan pengaruh serentak variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat,
untuk itu digunakan angka-angka pada tabel modelsummary. Berikut ini
merupakan hasil darikoefisien determinasidengan menggunakansoftwareSPSS.
Tabel 4.21 Hasil perhitungan determinasi dengan SPSS
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square
Berdasarkan tabel 4.21 dapat terlihat bahwa output SPSS memiliki nilai
Adjusted R Square sebesar 0,751. Artinya sebesar 75,1% bangkitan perjalanan pada di daerah relokasi Desa Blang Beurandang dijelaskan oleh variabel bebas
berupa jumlah anggota keluarga, keluarga yang bekerja, pendidikan terakhir,
jumlah pendapatan, jumlah kendaraan yang dimiliki, jenis kendaraan dan sisanya
sebesar 24,9% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dijelaskan dalam
43
4.1.3.6 Uji T
Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen
secara parsial berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel dependen. Derajat
signifikan yang digunakan adalah 0,05 (5%). Berikut ini merupakan hasil dari uji t
dengan menggunakansoftwareSPSS.
Tabel 4.22 Hasil uji t dengan SPSS
Model
1 (Constant) 2,076 ,032 64,422 ,000
Keluarga ,165 ,023 ,392 7,276 ,000
Bekerja ,077 ,023 ,200 3,314 ,001
Pendidikan ,098 ,024 ,234 4,101 ,000
Pendapatan ,069 ,018 ,225 3,834 ,000
Kepemilikan ,103 ,031 ,216 3,273 ,001
Jenis kendaraan -,089 ,034 ,160 2,650 ,009
Adapun hasil uji t pada setiap variabel X terhadap variabel Y yaitu sebagai
berikut:
a. Pengujian variabel anggota keluarga
Nilai thitung variabel anggota keluarga diketahui sebesar 7,276 sehingga lebih
besar dari pada ttabel (1,660). Dengan demikian, maka H1 diterima. Hal ini
berarti variabel jumlah anggota keluarga secara parsial mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap bangkitan perjalanan masyarakat relokasi Desa
Blang Beurandang.
b. Pengujian variabel keluarga yang bekerja
Nilai thitung variabel keluarga yang bekerja diketahui sebesar 3,314 sehingga
lebih besar dari pada ttabel (1,660). Dengan demikian, maka H1 diterima. Hal
pengaruh yang signifikan terhadap bangkitan perjalanan masyarakat relokasi
Desa Blang Beurandang.
c. Pengujian variabel pendidikan
Nilai thitung variabel pendidikan diketahui sebesar 4,101 sehingga lebih besar
dari pada ttabel (1,660). Dengan demikian, maka H1 diterima. Hal ini berarti
variabel pendidikan secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap bangkitan perjalanan masyarakat relokasi Desa Blang Beurandang.
d. Pengujian variabel pendapatan
Nilai thitung variabel pendapatan diketahui sebesar 3,834 sehingga lebih besar
dari pada ttabel (1,660). Dengan demikian, maka H1 diterima. Hal ini berarti
variabel pendapatan secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap bangkitan perjalanan masyarakat relokasi Desa Blang Beurandang.
e. Pengujian variabel kepemilikan kendaraan
Nilai thitung variabel kepemilikan kendaraan diketahui sebesar 3,273 sehingga
lebih besar dari pada ttabel (1,660). Dengan demikian, maka H1 diterima. Hal
ini berarti variabel kepemilikan kendaraan secara parsial mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap bangkitan perjalanan masyarakat relokasi Desa
Blang Beurandang.
f. Pengujian variabel jenis kendaraan
Nilai thitung variabel jenis kendaraan diketahui sebesar 2,650 sehingga lebih
besar dari pada ttabel (1,660). Dengan demikian, maka H1 diterima. Hal ini
berarti variabel jenis kendaraan secara parsial mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap bangkitan perjalanan masyarakat relokasi Desa Blang
45
4.1.3.7 Uji F
Uji f digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen
secara keseluruhan berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel dependen.
Derajat signifikan yang digunakan adalah 0,05 (5%). Berikut ini merupakan hasil
dari uji f dengan menggunakansoftwareSPSS.
Tabel 4.23 Hasil perhitungan SPSS
ANOVAb
Model Sum of
Squares Df
Mean
Square F Sig.
1
Regression 2,215 6 ,369 50,722 ,000a
Residual ,677 93 ,007
Total 2,891 99
Hasil pengolahan data diperoleh Fhitung sebesar 50,722 dengan nilai
signifikan 0,000 dan nilai Ftabel2,197. Nilai Ftabeldiperoleh berdasarkan df1=6 dan
df2= 93. Karena Fhitung> dari Ftabel dan nilai signifikan < 0,05 maka H0ditolak dan
H1diterima. Berarti ada pengaruh secara signifikan variabel (X) jumlah anggota
keluarga, keluarga yang bekerja, pendidikan terakhir, jumlah pendapatan, jumlah
kendaraan yang dimiliki dan jenis kendaraan terhadap variabel (Y) bangkitan
4.2 Pembahasan
Pada pembahasan ini dijelaskan tentang faktor yang dominan yang
mempengaruhi bangkitan perjalanan pada daerah relokasi Desa Blang Beurandang
dan analisa model bangkitan perjalanan serta menjelaskan tujuan perjalanan
masyarakat relokasi Desa Blang Beurandang yaitu sebagai berikut:
4.2.1 Faktor dominan yang mempengaruhi perjalanan
Adapun faktor yang dominan yang mempengaruhi bangkitan perjalanan
yaitu sebagai berikut:
Keluarga yang bekerja (X2), pada nilai koefisien korelasi untuk keluarga
yang bekerja didapat nilai yaitu 0,601, dengan demikian nilai tersebut
menjelaskan bahwah terdapat pengaruh yang dominan keluarga yang bekerja
terhadap bangkitan perjalanan sebesar 60,1 %. Dan jumlah pendapatan (X4), pada
nilai koefisien korelasi untuk jumlah pendapatan didapat nilai yaitu 0,611, dengan
demikian nilai tersebut menjelaskan bahwah terdapat pengaruh yang dominan
jumlah pendapatan terhadap perjalanan sebesar 61,1 %.
Berdasarkan besar tingkat hubungan yang didapat, maka kedua faktor
tersebut termasuk dalam katagori tingkat hubungan yang kuat dibandingkan faktor
lainnya seperti jumlah keluarga (52,7%), pendidikan (55,2%), kepemilikan
kendaraan (48,8%), jenis kendaraan (48,8%). Dengan demikian faktor keluarga
yang bekerja dan jumlah pendapat adalah faktor yang dominan. Dan model yang
didapat adalah sebagai berikut :
Y = 2,076 + 0,601 X2+ 0,611 X4
Model tersebut memberi penjelasan seandainya jumlah keluarga yang
bekerja bertambah satu satuan, dan juga jumlah pendapatan bertambah satu
satuan, maka akan mengalami peningkatan jumlah bangkitan perjalanan sebagai
berikut :
Y = 2,076 + 0,601(1) + 0,611(1)
Y = 2,076 + 0,601(1) + 0,611(1)
47
4.2.2 Model analisa bangkitan perjalanan
Berikut analisa model bangkitan perjalanan didaerah relokasi desa Blang
Beurandang ketempat beraktivitas:
Y = 2,076 + 0,165 X1+ 0,077 X2+ 0,089 X3+ 0,069 X4+
0,103 X5- 0,089 X6
Dari model yang didapat diatas dapat dijelaskan, seandainya nilai jumlah
anggota keluarga (X1), keluarga yang bekerja (X2), pendidikan terakhir (X3),
jumlah pendapatan (X4), jumlah kendaraan yang dimiliki (X5) dan jenis kendaraan
(X6) bertambah satu satuan maka akan mengalami jumlah bangkitan perjalanan
sebagai berikut:
Y = 2,076 + 0,165(1) + 0,077(1) + 0,089(1) + 0,069(1) +
0,103(1) - 0,089(1)
= 2,490
4.2.3 Analisa tujuan bangkitan perjalanan
Berikut ini dijelaskan tujuan perjalanan CBD dan Non CBD serta
masyarakat yang tidak melakukan perjalanan. Dari hasil analiasa sebelumnya
dapat diketahui jumlah masyarakat yang melakukan perjalanan adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.24 Tujuan bangkitan perjalanan
No Kategori
3 Tidak Bergerak 10 10% 235
Berdasarkan kategori tabel diatas maka dapat dilihat persentase dari
jumlah perjalanan masyarakat relokasi Desa Blang Beurandang sebagai berikut:
Gambar 4.13 Tujuan bangkitan perjalanan
Berdasarkan tujuan perjalanan, dapat kita simpulkan bahwa terdapat 74%
atau 1736 masyarakat relokasi melakukan perjalanan setiap harinya ke daerah
CBD dan 16% atau 375 melakukan perjalan ke daerah Non CBD dan 10% atau