• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1 Analisis Hasil Statistik Deskriftif Penelitian

Penelitian ini menggunakan Perusahaan LQ 45 berjumlah 17 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010 - 2014 sebagai sampel penelitian. Data yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari laporan tahunan, laporan keuangan perusahaan. Analisis statistik deskriptif dilakukan dengan tujuan untuk memberikan gambaran atau deskripsi data yang digunakan dalam penelitian. Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah Return Saham, Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA), Return On Assets (ROA) dan Earning Per Share (EPS).

Hasil deskriftif disampaikan sebagai berikut:

Tabel 5.1 Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Statistic Statistic Statistic Statistic Return Saham 85 -89.47 152.17 20.6356 37.39937 EVA 85 -514444.92 724383.51 -4216.7693 178786.91519 MVA 85 -15449.47 2995782.93 131220.4262 334389.99395 ROA 85 1.65 42.68 12.2692 9.66556 EPS 85 26.50 9396.54 1253.1696 1905.97066 Valid N (listwise) 85

(2)

Interpretasi dari Tabel 5.1 adalah sebagai berikut:

1) Y (Return Saham), hasil pencapaian kinerja perusahaan dari 85 Sample (N= 85) diukur dengan return saham dapat dijelaskan sebagai berikut:

a) Nilai terkecil atau minimum adalah sebesar -89.47% dan diperoleh oleh perusahaan ASII pada tahun 2012 yang mana kemungkinan dampak dari kenaikan BBM tahun 2012 berdampak pada kenaikan harga kebutuhan pokok atau konsumsi sehari-hari. Kenaikan barang konsumsi tentu akan berdampak pada daya beli masyarakat menurun atau dapat menyebabkan biaya produksi perusahaan meningkat.

b) Nilai tertinggi atau maximum adalah sebesar 152.17% dan diperoleh dari perusahaan KLBF pada tahun 2010 yang pada tahun tersebut KLBF tidak pernah melakukan right issue untuk membiayai operasional perusahaan. Selain itu perusahaan ini dikelola dengan manajemen yang baik dan terpercaya.

c) Nilai rata-rata mean (Y) adalah sebesar 20.6356 artinya rata-rata return saham LQ 45 memiliki hasil positif. Return yang positif menunjukan harga saham LQ 45 mengalami peningkatan. Peningkatan harga rata-rata adalah 20.6356%.

d) Std. Deviation: Nilai rata-rata Return Saham memiliki simpangan data atau standard deviation sebesar 37.39937.

2) X1, Economic Value Edded (EVA), hasil pencapaian kinerja perusahaan dari

85 Sample (N= 85) diukur dengan Economic Value Edded dapat dijelaskan sebagai berikut:

(3)

a) Nilai terkecil atau minimum adalah sebesar -514,444.92 dan diperoleh oleh perusahaan ASII pada tahun 2012 dimana pada tahun 2012 perusahaan ASII tidak terjadi proses penambahan nilai ekonomis bagi perusahaan, dalam arti laba yang dihasilkan tidak dapat memenuhi harapan para kreditor dan pemegang saham perusahaan (investor).

b) Nilai tertinggi atau maximum adalah sebesar 724,383.51 dan diperoleh dari perusahaan BBRI pada tahun 2014 dimana manajemen perusahaan BBRI telah berhasil menciptakan nilai tambah ekonomis bagi perusahaan.

c) Nilai mean dari X1 adalah sebesar 46,550.339 artinya nilai rata-rata EVA

perusahaan LQ 45 bernilai positif dimana nilai net operating profit after tax lebih besar dari biaya modal rata-rata tertimbang.

d) Std. Deviation: Nilai rata-rata Economic Value Edded memiliki simpangan data atau standard deviation sebesar -4,216.7693.

3) X2, Market Value Edded (MVA), hasil pencapaian kinerja perusahaan dari 85

Sample (N= 85) diukur dengan Market Value Edded dapat dijelaskan sebagai berikut:

a) Nilai terkecil atau minimum adalah sebesar -15,449.47 dan diperoleh oleh perusahaan AALI pada tahun 2010 dimana dari hasil penelitian ini akan mengakibatkan berkurangnya nilai modal pemegang saham, sehingga memaksimalkan nilai MVA seharusnya menjadi tujuan utama perusahaan dalam meningkatkan kekayaan pemegang saham.

b) Nilai tertinggi atau maximum adalah sebesar 2,995,782.93 dan diperoleh dari perusahaan ASII pada tahun 2012 dimana dari hasil penelitian ini

(4)

menunjukkan pihak manajemen telah mampu meningkatkan kekayaan pemegang saham.

c) Nilai mean dari X2 adalah sebesar 131,220.4262 artinya nilai rata-rata

MVA perusahaan LQ 45 bernilai positif dimana nilai equity market value perusahaan LQ 45 lebih besar dari nilai equity book value.

d) Std. Deviation: Nilai rata-rata Market Value Edded memiliki simpangan data atau standard deviation sebesar 334,389.99395.

4) X3, Return On Assets (ROA), hasil pencapaian kinerja perusahaan dari 85

Sample (N= 85) diukur dengan Return On Assets dapat dijelaskan sebagai berikut:

a) Nilai terkecil atau minimum adalah sebesar 1.65% dan diperoleh oleh perusahaan BBNI pada tahun 2010 dimana pada tahun 2010 perusahaan BBNI menunjukkan kinerja perusahaan yang tidak begitu baik, karena tingkat pengembalian investasi tidak cukup besar.

b) Nilai tertinggi atau maximum adalah sebesar 42.68% dan diperoleh dari perusahaan UNVR pada tahun 2012 dimana pada tahun 2012 perusahaan UNVR menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik, karena tingkat pengembalian investasi semakin besar.

c) Nilai mean dari X3 adalah sebesar 12.2692 artinya nilai rata-rata ROA

perusahaan LQ 45 dengan kenaikan total asset sebesar 100 maka nilai laba bersih yang didapat sebesar 1226.92.

d) Std. Deviation: Nilai rata-rata Return On Assets memiliki simpangan data atau standard deviation sebesar 9.66556.

(5)

5) X4, Earning Per Share (EPS), hasil pencapaian kinerja perusahaan dari 85

Sample (N= 85) diukur dengan Earning Per Share dapat dijelaskan sebagai berikut:

a) Nilai terkecil atau minimum adalah sebesar 26.50 dan diperoleh oleh perusahaan KLBF pada tahun 2014 dimana dari hasil penelitian ini nilai EPS yang rendah diterima pemegang saham yang tentunya akan membuat para investor beralih ke perusahaan lain karena nilai EPS yang diberikan masih rendah dari Perusahaan LQ 45 lainnya.

b) Nilai tertinggi atau maximum adalah sebesar 9.396,54 dan diperoleh dari perusahaan SMGR pada tahun 2014 dimana dari hasil penelitian ini semakin besar nilai EPS semakin besar keuntungan yang diterima pemegang saham yang tentunya akan menarik para investor.

c) Nilai mean dari X4 adalah sebesar 1.253,16 artinya nilai rata-rata EPS

perusahaan LQ 45 ketika adanya penambahan jumlah saham yang beredar sebesar 100 lembar maka laba bersih perusahaan LQ 45 sebesar 125.316. d) Std. Deviation: Nilai rata-rata Earning Per Share memiliki simpangan data

(6)

5.1.2. Anaslisa Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Tabel 5.2 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 85

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation 33.39526254

Most Extreme Differences

Absolute .077

Positive .077

Negative -.068

Kolmogorov-Smirnov Z .714

Asymp. Sig. (2-tailed) .689

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Sumber: Hasil Pengolahan data penelitian 2015

Ghozali, 2007, Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variable pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Dilihat dari Tabel 5.2 di atas dengan jumlah sample sebanyak 85 dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Nilai mean uji normal sebesar 0.0000000

2) Nilai standar deviasi dari uji normal sebesar 33.39526254.

3) Nilai Most Extreme Differences dengan nilai distribusi (D) pada Kolmogorov Smimov (K-S) sebesar 0.077 dengan penjelasan sebagai berikut:

a. D Positive, merupakan pengurangan yang menghasilkan angka positif terbesar didapatkan sebesar 0.077.

b. D Negative, merupakan pengurangan yang menghasilkan angka negatif terbesar didapatkan sebesar -0.068.

c. D Absolute, merupakan angka terbesar antara nilai absolute D+ dan D–. Pada kasus ini D = 0,077. Dengan menggunakan Hipotesis:

(7)

H0 : Data mengikuti distribusi normal

H1 : Data tidak mengikuti distribusi normal

- Dengan tingkat signifikansi α = 0.05

- Kriteria Uji: H0 ditolak jika D > D* (α)

Nilai D hitung adalah sebesar 0,077 dan nilai D* (α = 0,05, n = 85) yang diperoleh dari tabel statistik adalah sebesar 0,145. Oleh karena 0,077 < 0,145 atau D < D*(α) maka H0 diterima yang berarti data mengikuti distribusi normal.

4) Nilai uji Kolmogorov-Smirnov Z sebesar 0.714 yang merupakan standardized score adalah nilai Z dalam distribusi normal standar. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut:

H0 ditolak jika Z-hitung (Kolmogorov-Smirnov) > Z-tabel pada level of significance α.

Dengan hasil Z-hitung (Kolmogorov-Smirnov) = 0,714 dengan memilih level of significance α = 0,05 pada dua ujung wilayah kritis (the two-sided critical region), Z-tabel pada tabel distribusi normal standar adalah 2,634. Oleh karena 0,714 < 2,634 atau Z-hitung (Kolmogorov-Smirnov) < Z-tabel, maka H0

diterima yang berarti data mengikuti distribusi normal.

5) Nilai Asymptotic significance 2-tailed yang didapatkan sebesar 0.689 merupakan pengujian nilai probability atau p-value untuk memastikan bahwa distribusi teramati tidak akan menyimpang secara signifikan dari distribusi yang diharapkan di kedua ujung two-tailed distribution. Dengan nilai p-value = 0,689 dengan menggunakan level of significance α = 0,05 berarti pengujian

(8)

tidak signifikan karena p-value = 0,58 > α = 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data mengikuti distribusi normal.

d. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara variable independent. Untuk mengujinya dengan melihat dari nilai Tolerance (TOL) dan Varian Inflation Factor (VIF) dibawah ini:

Tabel 5.3 Uji Multikolinearitas

Variable Collinearity Statistics

Tolerance VIF

EVA .949 1.054

MVA .950 1.053

ROA .952 1.051

EPS .951 1.052

a. Dependent Variable: return Saham Sumber: Hasil Pengolahan data penelitian 2015

Uji multikollinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Jika variabel bebas saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel bebas sama dengan nol (Ghozali, 2007). Uji Multikolinearitas dengan Tolerance (TOL) dan Variance Inflation Factor (VIF), dikatakan tidak terjadi gejala multikolinearitas, jika nilai TOL > 0.1 dan VIF < 10. Dari Tabel 5.3, hasil dari penelitian ini; EVA, MVA, ROA, dan EPS menghasilkan nilai Tolerance > 0.1 dan VIF < 10, artinya tidak terjadi gejala multikolinieritas.

(9)

e. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dengen metode Glejser. Dikatakan tidak terjadi gejala heteroskedastisitas, jika nilai p-value > 0,05. Dengan Hipotesis sebagai berikut:

- H0 : Tidak terdapat masalah heteroskedasitas

- H1 : Ada heteroskedasitas

Tabel 5.4 Uji Heteroskedasitas

Variable Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta (Constant) 24.865 4.231 5.876 .000 EVA 3.722E-006 .000 .030 .264 .792 MVA -3.471E-007 .000 -.005 -.046 .963 ROA .125 .260 .055 .480 .632 EPS -.001 .001 -.098 -.863 .391

a. Dependent Variable: RES2

Sumber: Hasil Pengolahan data penelitian 2015

Interprestasi: dari Tabel 5.4 di atas, niali p-value untuk keseluruhan variable independent, yaitu X1 (EVA), X2 (MVA), X3 (ROA) dan X4 (EPS) > 0.05, artinya

tidak ada yang signifikan. Hal ini menunjukan tidak terjadi gejala heteroskedastisitas.

Gambar 5.1 Uji Heteroskedastisitas dengan Anaslisa Grafik Sumber: Hasil Pengolahan data penelitian 2015

(10)

Interprestasi: uji heteroskedastisitas dengan analisa grafik, dikatakan tidak terjadi gejala heteroskedastisitas jika titik-titik menyebar dengan pola yang tidak jelas dia atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas. Dari Scatterplot sesuai dengan Gambar 5.1 di atas dapat diketahui bahwa titik-titik menyebar dengan pola yang tidak jelas di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y maka pada model regresi tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.

f. Uji Autokorelasi

Uji Auto korelasi yang didapatkan dari uji SPSS yang disajikan pada lampiran 7 diperoleh nilai Durbin Watson adalah sebesar 1.957, berdasarkan tabel Durbin-Watson dengan n = 85 dan k=4, maka diperoleh nilai dL = 1.411 dan dU = 1.603, sedangkan nilai 4 – dL = 4 – 1.411 = 2.589 dan 4 – dU = 4 – 1.603 = 2.397. oleh karena niali DW berada di antara dU dan 4 –dU (1.603 < 1.957 < 2.397), maka dapat disimpulkan tidak terjadi gejala autokorelasi.

1.1.3. Uji Model

a. Uji Koefisien Determinasi

Koefisien dereminasi (R2) merupakan besaran yang memberikan informasi goodness of fit dari sebuah persamaan regresi independent X1 (Economic Value Added), X2 (Market Value Added), X3 (Return On Assets) dan X4 (Earning Per Share) secara simultan terhadap variable dependent Y (Return Saham), Nilai R square menunjukan tingkat kemampuan dari model dalam penelitian ini untuk memprediksi variable dependent Y (Return Saham), oleh seluruh variable

(11)

independent (X), hasil R2 dapat dilihat pada lampiran 7 output hasil uji dengan SPSS.

Nilai R2 adalah sebesar 0.203 atau 20.3% artinya variable Independen “Xn”,

yaitu Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA), Return On Assets (ROA) dan Earning Per Share (EPS) mempengaruhi variable Dependent atau Y (return Saham) sebesar 20.3%, sedangkan variable atau faktor lain yang tidak dimasukan dalam penelitian ini sebesar 79.7%.

b. Koefisien Regresi Simultan (Uji F)

Hasil uji F pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel dibawah ini:

Tabel 5.5 Uji F

Model Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

1

Regression 23811.430 4 5952.858 5.084 .001b

Residual 93680.459 80 1171.006

Total 117491.889 84

a. Dependent Variable: Return Saham

b. Predictors: (Constant), EPS, EVA, ROA, MVA Sumber: Hasil Pengolahan data penelitian 2015

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Derajat kepercayaan yang digunakan adalah 0,05. Apabila nilai F hasil perhitungan lebih besar daripada nilai F menurut tabel maka hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa semua variabel independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Untuk analisisnya dari output SPSS dapat dilihat dari tabel uji F. Hasil Pengujian secara simultan X1, X2, X3 dan X4 terhadap Y:

(12)

Dari tabel diperoleh nilai Fhitung sebesar 5,084 nilai probabilitas (sig)=0,001. Nilai

Fhitung (5,084)>Ftabel (2.7173), dan nilai sig. lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05

atau nilai 0,001<0,05; maka H0 ditolak dan H1 diterima, berarti secara

bersama-sama (simultan) EVA, MVA, ROA dan EPS berpengaruh signifikan terhadap Beta.

c. Koefisien Regresi Parsial (uji t)

Tabel 5.6 Regresi Parsial (Uji t)

Variable Unstandardized Coefficients t Sig. B Std. Error 1 (Constant) 24.531 6.437 3.811 .000 EVA .0000007 .000 .328 .744 MVA -.000004 .000 -3.858 .000 ROA -.179 .396 -.452 .653 EPS .003 .002 1.640 .105

Sumber: Hasil Pengolahan data penelitian 2015

Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara parsial berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel dependen. Derajat signifikansi yang digunakan adalah 0,05. Apabila nilai signifikan lebih kecil dari derajat kepercayaan maka kita menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara parsial mempengaruhi variabel dependen. Analisis uji t juga dilihat dari Tabel 5.6. Hasil Uji t dijelaskan sebagai berikut:

1) EVA (X1) terhadap Beta (Y)

Terlihat pada kolom Uji Analisis Regresi terdapat nilai sig 0,744. Nilai sig lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05, atau nilai 0,744>0,05, maka H1

(13)

ttabel=1,9883. Jadi thitung<ttabel dapat disimpulkan bahwa variabel X1 tidak

memiliki kontribusi terhadap Y. Nilai t positif menunjukkan bahwa variabel X1 mempunyai hubungan yang searah dengan Y. Jadi dapat disimpulkan

EVA tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap Beta. 2) MVA (X2) terhadap beta (Y)

Terlihat pada kolom Uji Analsisi Regresi terdapat nilai sig 0,000. Nilai sig lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05, atau nilai 0,000<0,05, maka H0

diterima dan H1 ditolak. Variabel X2 mempunyai thitung yakni -3,858 dengan

ttabel=1,9883. Jadi thitung>ttabel dapat disimpulkan bahwa variabel X2 memiliki

kontribusi terhadap Y. Nilai t negatif menunjukkan bahwa X2 mempunyai

hubungan yang berlawanan arah dengan Y. Jadi dapat disimpulkan MVA memiliki pengaruh signifikan terhadap beta namum berlawanan arah dengan beta.

3) ROA (X3) terhadap Beta (Y)

Terlihat nilai sig untuk ROA adalah 0,653. Nilai sig lebih besar dari nilai probabilitas 0,05, atau nilai 0,653>0,05, maka H1 ditolak dan Ho diterima.

Variabel X3 mempunyai thitung yakni -0,452 dengan ttabel=1,9883. Jadi

thitung<ttabel dapat disimpulkan bahwa variabel X3 tidak memiliki kontribusi

terhadap Y. Nilai t negatif menunjukkan bahwa X3 mempunyai hubungan

yang berlawanan arah dengan Y. Jadi dapat disimpulkan ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap risiko Beta.

(14)

4) EPS (X4) terhadap Beta (Y)

Terlihat nilai sig pada EPS adalah 0,105. Nilai sig lebih besar dari nilai probabilitas 0,05, atau nilai 0,105>0,05, maka H1 ditolak dan Ho diterima.

Variabel X4 mempunyai thitung yakni 1,640 dengan ttabel=1,9883. Jadi

thitung<ttabel dapat disimpulkan bahwa variabel X4 tidak memiliki kontribusi

terhadap Y. Nilai t positif menunjukkan bahwa variabel X1 mempunyai

hubungan yang searah dengan Beta. Jadi dapat disimpulkan EPS tidak berpengaruh signifikan terhadap risiko Beta.

1.1.4. Uji Hipotesis

Dari Tabel 5. Uji Anaslis Regresi dapat dibuat persamaan regresi sesuai dengan rumus model 4.1 sebagai berikut:

Y = 24.531 + 0.0000007X1 - 0.000004X2 - 0.179X3 + 0.003X4

Hasil Uji asumsi klasik yang dilakukan terhadap model regresi menunjukan bahwa model regresi sudah memenuhi asumsi kelasik, sehingga persamaan telah memenuhi asumsi BLUE (Best Linier Unbiased Estimator). Penjelasan dari model regresi di atas dapat dijabarkan sebagai berikut:

1) Konstanta diperoleh sebesar 24.531, hal ini menunjukan apabila semua variable independent bernilai nol, maka return saham akan sebesar 24.531. 2) Koefisien regresi EVA diperoleh sebesar 0.0000007 dengan tingkat

signifikansi 0.744. Hal ini menunjukan apabila EVA naik sebesar 1% dengan asumsi variable lain tetap, maka return saham akan naik sebesar 0.0000007

(15)

karena EVA memiliki nilai positif maka kenaikan EVA akan diikuti oleh kenaikan return sahan sebesar 0,0000007.

3) Koefisien regresi MVA diperoleh sebesar -0.000004 dengan tingkat signifikansi 0.000. Hal ini menunjukan apabila MVA naik sebesar 1% dengan asumsi variable lain tetap, maka return saham akan turun sebesar 0.000004 karena MVA memiliki nilai negatif maka kenaikan MVA akan diikuti oleh penurunan return sahan sebesar 0,000004.

4) Koefisien regresi ROA diperoleh sebesar 0.179 dengan tingkat signifikansi 0.653. Hal ini menunjukan apabila ROA naik sebesar 1% dengan asumsi variable lain tetap, maka return saham akan turun sebesar 0.179 karena ROA memiliki nilai negatif maka kenaikan ROA akan diikuti oleh penurunan return sahan sebesar 0,179.

5) Koefisien regresi EPS diperoleh sebesar 0.003 dengan tingkat signifikansi 0.105. Hal ini menunjukan apabila EPS naik sebesar 1% dengan asumsi variable lain tetap, maka return saham akan naik sebesar 0.003 karena EPS memiliki nilai positif maka kenaikan EPS akan diikuti oleh kenaikan return sahan sebesar 0,003.

5.2. Pembahasan

5.2.1 Pengaruh Economic Value Added (EVA) terhadap Return Saham (RETURN)

Berdasarkan hasil pengujian, dari perhitungan regresi pada model analisis untuk hipotesis 1 (satu) selama periode pengamatan (2010-2014) menunjukan bahwa hasil pengujian dengan menggunakan variable EVA sebagai proksi rasio

(16)

profitabilitas berpengaruh tidak signifikan terhadap return saham pada perusahaan LQ45. Hasil tersebut menunjukan H1 ditolak. Dimana tidak sesuai dengan

penelitian Dwimulyani (2014) yang menyatakan EVA berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham.

Nilai EVA yang positif menunjukkan bahwa perusahaan telah mampu menghasilkan kinerja keuangan yang efektif dan efisien yang berarti bahwa tingkat pengembalian yang dihasilkan perusahaan melebihi biaya modal atas tingkat pengembalian yang diharapkan oleh investor. Nilai EVA yang positif juga menunjukkan bahwa perusahaan telah mampu menciptakan nilai perusahaan yang maksimal bagi pemilik modal. Nilai perusahaan yang maksimal seharusnya membawa pengaruh positif terhadap harga saham perusahaan sehingga mampu menaikkan return dari sisi capital gain, namun berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan ternyata EVA tidak berpengaruh terhadap return saham yang artinya bahwa meskipun nilai EVA perusahaan naik, belum tentu return yang akan diterima investor juga akan naik, begitu pula sebaliknya.

Perubahan return saham lebih dipengaruhi oleh naik-turunnya harga saham tersebut. Apabila harga saham mengalami kenaikan, return yang diterima oleh investor juga cenderung naik. Selama tahun penelitian kondisi perekonomian global berada dalam kondisi yang tidak stabil. Ketidakstabilan ini karena adanya krisis ekonomi global yang disebabkan oleh krisis hutang yang melanda beberapa negara Eropa. Sebagai akibat dari krisis perekonomian global ini diantaranya adalah terjadinya penurunan harga saham sehingga menyebabkan saham-saham tersebut mencatatkan capital loss di akhir tahun. Semakin tinggi nilai capital loss

(17)

sebuah saham maka return saham yang akan diterima oleh investor akan semakin kecil/ menurun. Hal inilah yang mungkin menyebabkan ketidaksignifikanan EVA terhadap return saham.

5.2.2. Pengaruh Market Value Added (MVA) terhadap Return Saham (RETURN)

Berdasarkan hasil pengujian bahwa MVA memiliki pengaruh negatif dan signifikan. Hasil signifikan dan negatif ini memperlihatkan bahwa peningkatan pada MVA akan seiring dengan penurunan pada return saham dimana kemungkinan adanya faktor fundamental atau kondisi ekonomi makro pada saat penelitian ini yang mengakibatkan nilai saham LQ 45 sudah berada dipuncaknya dari adanya volatilitas saham. Penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Dwimulyani (2014) yang menyatakan MVA berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham.

Namun dalam hasil ini mengindikasikan bahwa, pertama kinerja saham tidak selalu beriringan dengan kinerja perusahaan. Ketika MVA diperoleh perusahaan LQ 45 positif, yang merupakan nilai tambah perusahaan tidak diiringi dengan kinerja saham di bursa atau dengan kata lain performa sahamnya di pasar modal kurang bagus maka return saham juga akan menurun. Kedua, return saham di bursa Indonesia (BEJ) lebih dipengaruhi oleh rumor atau faktor teknis (Djawahir, 2001) sehingga investor yang akan melakukan transaksi cenderung memperhaikan faktor non fundamental sehingga seberapa baiknya kinerja perusahaan tidak akan memperngaruhi keputusan investasi di bursa.

(18)

5.2.3. Pengaruh Pengaruh Return On Assets (ROA) terhadap Return Saham (RETURN)

Berdasarkan hasil pengujian bahwa ROA memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap harga saham. Hal ini terjadi dikarenakan beberapa faktor diantaranya adalah beberapa perusahaan LQ 45 memiliki data komponen ROA yaitu laba setelah pajak dan total aktiva yang tidak stabil pada setiap tahun selama periode 2010-2014. Alasan lain adalah setiap jenis sektor atau subsektor perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia memiliki komposisi yang berbeda, baik ukuran perusahaan ataupun jenis perusahaannya.

Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian dari peneliti terdahulu yaitu Widodo (2010) yang menyimpulkan bahwa ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Bebeda dengan penelitian Joibary dan Majid (2015) yang menyatakan ROA berpengaruh positif terhadap return saham. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa H3 yang menyatakan bahwa Return On Assets berpengaruh positif dan berpengaruh signifikan terhadap return saham sehingga hipotesis H3 ditolak.

5.2.4. Pengaruh Earning Per Share (EPS) terhadap Return Saham (RETURN) Berdasarkan hasil pengujian bahwa earning per share tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham, dengan demikian hipotesis ke-empat (H4)

ditolak. Dimana EPS perusahaan LQ 45

Hasil ini mengindikasikan bahwa laba per lembar saham secara parsial tidak berpengaruh terhadap return saham di perusahaan LQ 45. Hasil ini bertentangan dengan teori yang mendasarinya bahwa EPS yang semakin besar akan

(19)

menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih setelah pajak semakin meningkat, dengan meningkatnya laba bersih setelah pajak yang dihasilkan oleh perusahaan maka Total Return yang diterima oleh para pemegang saham juga semakin meningkat. Hasil ini konsisten dengan penelitian Rahmadi (2013) dimana EPS tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham dan bertentangan dengan hasil Janitra dan I Ketut (2015).

Gambar

Tabel 5.1 Descriptive Statistics
Tabel 5.2 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Tabel 5.3 Uji Multikolinearitas
Gambar 5.1 Uji Heteroskedastisitas dengan Anaslisa Grafik  Sumber: Hasil Pengolahan data penelitian 2015
+3

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwasannya cara pandang individu terhadap dirinya akan membentuk suatu konsep dirinya sendiri, yaitu pemahaman atau

Beberapa Bahasan Khotbah Jumat 12 Juni 2015 Membicarakan Jalsah Salanah Jerman; menyaksikan berkali lipat karunia Allah dalam lawatan ke Jerman; seiring bertambahnya

Dugaan subdivisi genetik pada populasi ikan ini juga didukung oleh data frekuensi ha- plotipe; frekuensi dua jenis haplotipe yang pa- ling sering muncul (ABA dan ABB), pada po-

Tugas Akhir yang berjudul “Kaji Sejarah Perubahan Kecepatan Sudut Turbin Savonius dengan Perbedaan Sela antar Bucket pada Variasi Bilangan Reynold” ini dimaksudkan untuk

Menurut Gagne, Wager, Goal, &amp; Keller [6] menyatakan bahwa terdapat enam asusmsi dasar dalam desain instruksional. Keenam asumsi dasar tersebut dapat dijelaskan

Berdasarkan analisis sidik ragam yang dilakukan, maka terdapat beberapa hal yang dapat mempengaruhi karakteristik mutu donat, yaitu analisa subjektif secara

Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas produk terhadap minat nasabah yang diberikan BSM Cabang Tangerang memiliki pengaruh positif, berdasarkan tabel Anova,

Dari gambar diatas dapat menyatakan bahwa rata-rata hasil belajar siswa pada kelas yang menggunakan Media power point lebih tinggi dari pada kelas yang menggunakan LKS