• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN TENTANG STRES KERJA KARYAWAN PA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TINJAUAN TENTANG STRES KERJA KARYAWAN PA"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

Disusun sebagai Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Diploma 3

Oleh

KASANDRA NIM 1305092130

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS

JURUSAN ADMINISTRASI NIAGA

POLITEKNIK NEGERI MEDAN

(2)

Yang bertanda tangan di bawah ini, Dosen Pembimbing penulisan Laporan Tugas Akhir. dan Ketua Jurusan menyatakan bahwa Laporan Tugas Akhir dari:

KASANDRA NIM 1305092130

dengan judul:

"TINJAUAN TENTANG STRES KERJA KARYAWAN PADA PT BPR SYARI' AH GEBU PRIMA MEDAN"

tetah diperiksa dan dinyatakan selesai, serta dapat diajukan dalam sidang pertanggungjawaban laporan tugas akhir.

/

Medan, Agustus 2016 Disetujui oleh:

(3)

S.E., M.Si NIP. 19830 81020 09122 004

(4)

n

.

J\~

c_-Yang bertanda tangan dibawal'l Ini ketua sidang, tim penguji, dan Kelua Jurusan Administrasi Niaga Politeknik Negeri Medan menyatakan bahwa Laporan Tugas Akhir Inl:

KASANDRA NIM 1305092130

dengan judul

"TINJAUAN TENTANG STRES KERJA KARYAWAN PADA PT BPR SYARI'AH GEBU PRIMA MEDAN"

lelah selesai diajukan dalam sidang pada tanggal 10 Agustus 2016 di ruang 3 dan dinyatakan LULUSn-IOPJ< LUlUS9), oleh penitia penguji:

Medan, Agustus 2016

r

C

1. Ketua Penguji/Merangkap Anggota

Ika Mary Pasaribu, S.E., M.Si. (

) NIP 19780607 200912 2 002 2. Anggota Penguji

Djames Siahaan, S.E., M.Si. (

) NIP 196402261993031 006 3. Anggota PengujilModerator

Dewi Comala Sari, S.E., M.Si. ( ) NIP 198308102009122004

(5)

dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas akhir ini yang berjudul “Tinjauan Tentang Stres Kerja Karyawan Pada PT BPR Syari’ah Gebu Prima Medan”.

Penyusunan tugas akhir ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat penyelesaian program pendidikan diploma III Jurusan administrasi niaga program studi administrasi bisnis. Meskipun melalui proses yang cukup panjang dan melelahkan akhirnya penulis dapat memahami betapa penting arti sebuah pengorbanan dan doa demi tercapainya tujuan yang diinginkan.

Selesainya penyusunan tugas akhir ini tentunya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak yang telah memberikan dorongan, nasehat serta bimbingan kepada penulis. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada:

1. M. Syahruddin, S.T., M.T., selaku Direktur Politeknik Negeri Medan 2. Nursiah Fitri, S.E., M.Si., selaku Ketua Administrasi Niaga

Politeknik Negeri Medan

3. Safaruddin, S.E., M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Administrasi Niaga Politeknik Negeri Medan dan selaku Dosen Pembimbing 2 4. Vivianti Novita, S.E., M.Si., selaku Kepala Program Studi

Adminitrasi Bisnis Politeknik Negeri Medan

5. Dewi Comala Sari, S.E., M.Si., selaku Dosen Pembimbing 1

(6)

Politeknik Negeri Medan.

7. Indri Pratiwi, S.E., M.Si., selaku Direktur Utama PT BPR Syari’ah Gebu Prima Medan.

8. Seluruh staf karyawan pada PT BPR Syari’ah Gebu Prima Medan. 9. Seluruh teman-teman khususnya AB-6F di Politeknik Negeri

Medan.

Hal yang paling istimewa adalah ucapan terima kasih kepada kedua orang tua tercinta yaitu Bapak Arbani Girsang dan Ibu Ratna Br Ginting yang tiada henti-hentinya memberikan dukungan dan moral maupun material kepada penulis untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Dalam tugas akhir ini penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan tugas akhir ini.

Penulis berharap semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.

Medan, Agustus 2016 Penulis

KASANDRA NIM 1305092130

(7)

emosional pada karyawan dan mempengaruhi pekerjaan mereka di kantor, akibatnya mereka tidak dapat melaksanakan pekerjaan mereka dengan baik. Tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah untuk mengetahui kondisi stres kerja karyawan pada PT BPR Syari’ah Gebu Prima Medan.

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi atau pengamatan secara langsung di dalam kantor, wawancara dan melalui studi kepustakaan. Jenis sumber data yang digunakan adalah data primer dan data skunder. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh karyawan pada PT BPR Syari’ah Gebu Prima Medan mengalami stres kerja. Ini diakibatkan karena beban pekerjaan yang terlalu banyak, kurangnya waktu yang diberikan dan kurangnya kemampuan dalam manangani nasabah.

Kata kunci : Stres, Kerja, Karyawan.

(8)

Job stress is a condition that creates emosional tension to employees and influences their work at the office. As a result they can not do their job well. The purpose of this final assignment is know the condition of the employee’s job stress at PT BPR Syari’ah Gebu Prima Medan.

The of collecting data used are direct observation in the office, interview, and library research. The type of the data source used are primary and secondary data. The technique of data analysis used is descriptive analysis.

The result of the analysis shows that all of the employees at PT BPR Syari’ah Gebu Prima Medan experienced job stress. It is because of there are too many responsibilities, lack of time given to employees, and lack of capability in dealing with customers.

Keyworks: Stress, Job, Employee.

(9)
(10)

LEMBAR KELULUSAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Pengertian Stres Kerja ... 5

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ... 14

4.1 Gambaran Umum Perusahaan... 14

4.1.1 Sejarah PT BPRS Gebu Prima ... 14

4.1.2 Visi misi dan motto PT BPRS Gebu Prima ... 16

4.1.3 Makna logo PT BPRS Gebu Prima ... 4.1.4 Deskripsi jabatan (job describtion) PT BPRS Gebu 17 Prima... 18

(11)

4.2.2 Jenis-jenis stres kerja pada PT BPRS Gebu Prima . 28

4.2.3 Gejala stres kerja pada PT BPRS Gebu Prima... 29

4.2.4 Penyebab stres kerja pada PT BPRS Gebu Prima .. 31

4.2.5 Dampak stres kerja pada PT BPRS Gebu Prima... 33

4.2.6 Cara mengatasi stres kerja pada PT BPRS Gebu Prima... 33

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN ... 35

5.1 Simpulan ... 35

2.2 Saran... 36

DAFTAR PUSTAKA ... 37 LAMPIRAN

(12)

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu aset terpenting yang dimiliki oleh perusahaan, dimana pada hakekatnya berfungsi sebagai faktor penggerak bagi setiap kegiatan perusahaan. Oleh karena itu, SDM harus selalu dijaga dan dikembangkan sehingga memberikan output yang optimal bagi perusahaan. Canggihnya sarana dan prasarana pada suatu perusahaan tanpa didukung oleh SDM yang berkualitas, maka organisasi tidak dapat maju dan berkembang karena SDM merupakan perencana dan pengendali semua kegiatan perusahaan.

Keberhasilan suatu perusahaan tidak hanya ditentukan dari fasilitas yang lengkap dan canggih tetapi juga ditentukan dari bagaimana karyawan bekerja. Peranan karyawan sangat penting dalam pencapaian tujuan perusahaan sehingga sangat dibutuhkan usaha-usaha untuk meningkatkan kualitas karyawan tersebut. Pemberdayaan manusia (karyawan) merupakan salah satu upaya untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman sehingga karyawan dapat memberikan kontribusi yang optimal bagi perusahaan. Namun, sering kali kita jumpai karyawan yang merasa tertekan akan banyaknya pekerjaan yang dibebankan oleh perusahaan sehingga menimbulkan stres.

Stres merupakan situasi yang mungkin dialami manusia pada umumnya dan karyawan pada khususnya di dalam suatu organisasi atau perusahaan. Stres menjadi masalah yang sangat penting karena situasi

(13)

ini dapat mempengaruhi kinerja karyawan sehingga perlu penanganan dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan. karyawan sering dihadapkan dengan berbagai masalah dalam perusahaan sehingga sangat tidak mungkin untuk tidak terkena stres. Stres pekerjaan dapat diartikan sebagai tekanan yang dirasakan pegawai karena tugas-tugas pekerjaan tidak dapat mereka penuhi.

Stres yang tidak diatasi dengan baik biasanya berakibat pada ketidakmampuan seseorang berinteraksi secara positif dengan lingkungannya, baik dalam lingkungan pekerjaan maupun di luar lingkungan pekerjaan. Mengingat besarnya pengaruh stres terhadap kinerja karyawan, pengelolaan terhadap stres itu sendiri harus mendapatkan perhatian dan kesungguhan dari manajemen perusahaan agar tujuan organisasi bisa lebih mudah dicapai.

Untuk itu, masalah stres perlu mendapatkan perhatian dan pengelolaan dalam usaha mencapai sasaran-sasaran perusahaan. Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk memilih judul Tugas Akhir “Tinjauan Tentang Stres Kerja Karyawan Pada PT BPR Syar’ah Gebu Prima Medan”.

1.1 Rumusan Masalah

(14)

1.2 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui kondisi stres kerja karyawan pada PT BPR Syari’ah Gebu Prima”

1.3 Manfaat Penulisan

Adapun manfaat dari penulisan Tugas Akhir ini adalah:

1. Menambah wawasan dan kemampuan penulis dalam berfikir maupun menganalisis suatu permasalahan yang berkaitan dengan stres kerja karyawan.

2. Menambah pemahaman lebih bagi perusahaan mengenai hal-hal yang dibutuhkan untuk mengurangi stres.

3. Sebagai tambahan sumber bacaan atau studi kepustakaan pada perpustakaan Politeknik Negri Medan.

1.4 Sistematika Penulisan

Agar penulisan Tugas Akhir ini lebih sistematis dan terarah maka dibuat sistematika penulisan yaitu:

BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan latar belakang pemilihan judul, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, sistematika penulisan.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

(15)

BAB 3 METODE PENGUMPULAN DATA

Bab ini menguraikan tentang cara pengumpulan data, jenis sumber data dan teknik analisis data yang digunakan penulis dalam menulis Tugas Akhir.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan gambaran umum perusahaan yang terdiri dari sejarah berdirinya perusahaan, visi misi dan motto perusahaan, makna logo perusahaan, bidang-bidang kerja perusahaan, struktur organisasi perusahaan, serta tinjauan tentang stres kerja karyawan pada PT BPR Syari’ah Gebu Prima.

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

(16)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Stres kerja

Menurut Mangkunegara (2013: 157), “Stres kerja adalah perasaan tertekan yang dialami karyawan dalam menghadapi pekerjaan”.

Menurut Selye dalam Waluyo (2015: 92), “Work stress is an individual’s responser to work related environmental stressor. Stress as the reaction of organism, wich can be physiological, psychological, or behavioural reaction.

Berdasarkan 2 (dua) pengertian stres kerja dari para ahli diatas, maka penulis menarik suatu kesimpulan bahwa stres kerja adalah perasaan tertekan yang dialami karyawan dalam bekerja yang menyebabkan reaksi individual berupa reaksi fisiologis, psikologis, dan perilaku.

2.2 Sumber Stres Kerja

Menurut Soewondo (1992) dalam Waluyo (2015: 93) mengadakan penelitian dengan sampel 300 karyawan swasta di Jakarta, menemukan bahwa penyebab stres kerja terdiri atas 4 (empat) hal utama, yakni:

a. Kondisi dan situasi pekerjaan b. Pekerjaannya

c. Job requirement seperti status pekerjaan dan karier yang tidak jelas d. Hubungan interpersonal.

(17)

Stres pada dasarnya dapat bersumber dari pekerjaan dan lingkungan kerja serta dapat bersumber dari luar pekerjaan. Stressor yang bersumber dari pekerjaan misalnya adalah beban pekerjaan yang terlalu besar atau kecil, konflik peran, ketidakjelasan peran, wewenang yang tidak sesuai dengan pelaksanaan tanggung jawab, lingkungan kerja yang tidak menyenangkan, atasan yang tidak menyenangkan, rekan sekerja yang tidak membantu, dan lain-lain. Kemudian, stressor yang bersumber dari luar pekerjaan dapat meliputi banyak hal, seperti kematian suami atau istri, perceraian, kenakalan anak-anak.

2.3 Jenis-jenis Stres Kerja

Menurut Quick dan Quick (1984) dalam Waluyo (2015: 92) mengategorikan jenis stres menjadi dua, yaitu:

a. Eustress, yaitu hasil dari respons terhadap stres yang bersifat sehat, positif, dan konstruktif (bersifat membangun). Hal tersebut termasuk kesejahteraan individu dan juga organisasi yang diasosiasikan dengan pertumbuhan, fleksibilitas, kemampuan adaptasi, dan tingkat

performance yang tinggi.

b. Distress, yaitu hasil dari respons terhadap stres yang bersifat tidak sehat, negatif, dan destruktif (bersifat merusak). Hal tersebut termasuk konsekuensi individu dan juga organisasi seperti penyakit kardiovaskular dan tingkat ketidakhadiran (absenteeism) yang tinggi, yang diasosiasikan dengan keadaan sakit, penurunan, dan kematian.

2.4 Gejala Stres Kerja

Menurut Marliani (2015: 262) gejala stres dapat berupa tanda – tanda sebagai berikut:

(18)

sembelit, letih yang tidak beralasan, sakit kepala, salah urat, dan gelisah.

2. Perilaku, yaitu perasaan bingung, cemas dan sedih, jengkel, salah paham, tidak berdaya, tidak mampu berbuat apa-apa, gelisah, gagal, tidak menarik, kehilangan semangat, sulit berkonsentrasi, sulit berpikir jernih, sulit membuat keputusan, hilangnya kreativitas, hilangnya gairah dalam penampilan, dan hilangnya minat terhadapa orang lain. 3. Watak dan kepribadian, yaitu sikap hati-hati menjadi cermat yang

berlebihan, cemas menjadi lekas panik, kurang percaya diri menjadi rawan, penjengkel menjadi meledak-ledak.

Sedangkan menurut Priyoto (2014: 3) gejala stres secara umum terdiri dari dua gejala yaitu:

1. Gejala fisik

Beberapa bentuk gangguan fisik yang sering muncul pada stres adalah nyeri dada, diare selama beberapa hari, sakit kepala, mual, jantung berdebar, lelah, sukar tidur, dan lain-lain

2. Gejala psikis

(19)

2.5 Penyebab Stres Kerja

Menurut Luthan (1992) dalam Waluyo (2015: 93) menyebutkan bahwa penyebab stres terdiri atas empat hal utama, yakni:

a. Extra organizational stressors, yang terdiri dari perubahan sosial/teknologi, keluarga, relokasi, keadaan ekonomi dan keuangan, ras dan kelas, dan keadaan komunitas/tempat tinggal.

b. Organizational stressor, yang terdiri dari kebijakan organisasi, struktur organisasi, keadaan fisik dalam organisasi, proses yang terjadi dalam organisasi.

c. Group Stressors, yang terdiri dari kurangnya kebersamaan dalam grup, kurangnya dukungan sosial, serta adanya konflik intraindividu, interpersonal, dan intergrup.

d. Individual Stressors, yaitu terjadinya konflik dan ketidakjelasana peran, serta disposisi individu seperti pola kepribadian Tipe A, control peronal, learned helplessness, self-efficacy, dan daya tahan psikologis.

Sedangkan menurut Mangkunegara (2013: 157) mengatakan bahwa:

(20)

2.6 Dampak Stres Kerja

Menurut Rice (1999) dalam Waluyo (2015: 94) pada umumnya stres kerja lebih banyak merugikan diri karyawan maupun perusahaan. Pada diri karyawan, konsekuensi tersebut dapat berupa berupa menurunnya gairah kerja, kecemasan yang tinggi, frustasi dan sebagainya.

Sedangkan menurut Priyoto (2014: 10) dampak stres dibedakan dalam tiga kategori, yakni:

1. Dampak fisiologik

Secara umum orang yang mengalami stres mengalami sejumlah gangguan fisik seperti mudah masuk angin, mudah pening, kejang otot (kram), mengalami kegemukan atau menjadi kurus yang tidak dapat dijelaskan, juga bisa menderita penyakit yang lebih serius secara

cardiovasculer, hypertensi,dan sebagainya. 2. Dampak psikologik

a. Keletihan emosi, jenuh, penghayatan ini merupakan tanda pertama dan punya peran sentral bagi terjadinya burn-out.

b. Kewalahan/keletihan emosi, kita dapat melihat ada kecenderungan yang bersangkutan.

3. Dampak perilaku

(21)

b. Level stress yang cukup tinggi berdampak negatif pada kemampuan mengingat informasi, mengambil keputusan, mengambil langkah tepat.

2.7 Cara Mengatasi Stres Kerja

Menurut Mangkunegara (2013: 158) mendeteksi penyebab stres dan bentuk dan bentuk reaksinya, maka ada tiga pola dalam mengatasi stres, yaitu:

a. Pola sehat, adalah pola menghadapi stres yang terbaik yaitu dengan kemampuan mengelola perilaku dan tindakan sehingga adanya stres tidak menimbulkan gangguan, akan tetapi menjadi lebih sehat dan berkembang. Mereka yang tergolong kelompok ini biasanya mampu mengelola waktu dan kesibukan dengan cara baik dan teratur sehingga ia tidak perlu merasa ada sesuatu yang menekan, meski sebenarnya tantangan dan tekanan cukup banyak.

(22)

c. Pola patologis, ialah pola menghadapi stres dengan berdampak berbagai gangguan fisik maupun sosial-psikologis. Dalam pola ini, individu akan mengahadapi berbagai tantangan dengan cara-cara yang tidak memiliki kemampuan dan keteraturan mengelola tugas dan waktu. Cara ini dapat menimbulkan reaksi-reaksi yang berbahaya karena bisa menimbulkan berbagai masalah-masalah yang buruk. Sedangkan menurut Badeni (2014: 72) mengatakan bahwa cara mengasi stres kerja yaitu:

1. Pendekatan individual

Banyak orang tidak mengelola penggunaan waktunya dengan baik sehingga pekerjaan yang seharusnya mampu diselesaikan dengan baik tidak dapat terselesaikan. Karyawan yang terkelola dengan baik, sering dapat mencapai kinerja dua kali lipat dari karyawan yang tidak dapat mencapai kinerja dua kali lipat dari karyawan yang tidak terkelola dengan baik. Pemahaman dan pemanfaatan prinsip-prinsip dasar pengelolaan waktu dapat membantu individu mengatasi ketegangan yang diciptakan oleh tuntutan pekerjaan secara lebih baik. 2. Pendekatan organisasi

(23)

BAB 3

METODE PENELITIAN 1.1 Metode Pengumpulan Data

Menurut Arikunto (2013: 275) “Pengumpulan data adalah mengamati variabel yang akan diteliti dengan metode intervieu, tes observasi, kuesioner dan sebagainya.

Dalam hal ini penulis mengumpulkan data dengan menggunakan metode lapangan (field reseach) dengan menggunakan interview (wawancara), observasi (pengamatan) dan studi kepustakaan.

1. Metode Lapangan (field reseach)

Metode lapangan adalah perolehan data dari kegiatan yang dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan. Pada metode ini cara yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah:

a. Observasi (pengamatan langsung)

Menurut Hadi (1986) dalam Sugiyono (2014: 203) menyebutkan bahwa observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis.

b. Interview (wawancara)

Menurut Arikunto (2013: 198), “intervieu yang sering disebut sebagai disebut dengan wawancara atau kuesioner lisan adalah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara (interviewer).

(24)

(marketing), bagian umum dan personalia, bagian internal audit, bagian

accounting, bagian administrasi pembiayaan, bagian operasional dan bagian cash & teller yang ada pada PT BPR Syari’ah Gebu Prima Medan. 2. Metode kepustakaan (library research)

Metode kepustakaan merupakan kegiatan dalam pengumpulan data yang diperlukan dari jenis-jenis materi perpustakaan seperti buku-buku. Metode kepustakaan adalah cara mengumpulkan data melalui buku-buku tentang pendapat, teori yang berhubungan dengan judul tugas akhir.

1.2 Jenis Sumber Data

Menurut Sugiono (2014: 193) adapun jenis sumber data yang digunakan pada tugas akhir ini adalah:

a. Sumber Primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data.

b. Sumber Sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data.

1.3 Teknik Analisis Data

Setelah melakukan pengumpulan data, seluruh data yang terkumpul kemudian diolah oleh penulis. Data dianalisis menggunakan metode kualitatif, yaitu dengan mendeskripsikan secara menyeluruh data yang dapat selama proses penelitian.

(25)

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan

PT BPR Syari’ah Gebu Prima Medan adalah salah satu lembaga keuangan perbankan syari’ah, yang operasionalnya mengikuti prinsip-prinsip syari’ah ataupun muamalah.

4.1.1 Sejarah PT BPR Syari’ah Gebu Prima

Rencana untuk mendirikan Bank Perkreditan Syari’ah Gebu Prima sudah sejak lama dicanangkan oleh para pendirinya yang saat ini telah menjadi komisaris para pemegang saham PT BPR Syari’ah Gebu Prima dengan tujuan sesuai dengan ketetapan peraturan pemerintah no. 7 tahun 1992 adalah untuk menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat serta harus mampu menunjang modernisasi pedesaan dan memberikan pelayanan bagi golongan ekonomi lemah dan pengusaha kecil.

Tujuan ini lebih ditekankan lagi arahnya pada BPR dengan sistem bagi hasil yang lazimnya disebut Bank Syari’ah, Bank Islam atau Bank Muamalat dan peluang untuk mendirikan BPR sistem bagi hasil/Syari’ah ini sesuai dengan bunyi pasal13 UU no. 7 tahun 1992. Proses pendirian BPR ini mulai dilaksanakan dengan membentuk badan hukum yaitu Perseroan Terbatas serta dibuatnya rancangan Anggaran Dasar Perusahaan.

(26)

minimal 30% dari modal setor. Hal ini dipersiapkan guna melengkapi permohonan izin prinsip (persiapan pendirian) pada Menteri Keuangan.

Pada tanggal 23 Juni 1994 izin prinsip PT BPR Syari’ah Gebu Prima dengan nomor S-855/MK.17/1994 dikeluarkan oleh Menteri Keuangan dan tahap selanjutnya adalah melengkapi permohonan lain usaha/operasi yang harus melampirkan Anggaran Dasar yang telah disahkan berdasarkan Menteri Kehakiman berdasarkan akte no. 39 tanggal 12 September 1994 dengan Notaris Ny. Chairans Bustami dan selanjutnya dilengkapi dengan persereo, susunan direksi, dewan komisaris, susunan organisasi, sistem dan prosedur kerja serta bukti pelunasan modal setor.

Sejalan dengan persiapan pendirian ini, pihak pendiri mempersiapkan calon-calon karyawan dengan memberikan pendidikan dan pelatihan tiga bulan dengan materi yang diajarkan mengenai prosedur dan praktik Perbankan Syari’ah Forum kajian Ekonomi Perbankan Islam IAIN Sumatera Utara serta ditambah dengan training dan magang pada BPR Syari’ah yang sudah beroperasi di wilayah Deli Serdang.

(27)

Berdasarkan izin operasional yang ada Alhamdulillah pada tanggal 11 Maret 1996 PT BPR Syari’ah Gebu Prima yang berkantor di Jalan Garuda Ruko No. 7 Telp. 7341538 – Fax. 7349162. Perumnas Mandala Medan, diresmikan oleh salah seorang pengurus Gebu Minang yaitu: Bapak Prof. Drs. H. Harun Zein.

Selanjutnya pada tahun 1999 PT BPR Syari’ah Gebu Prima telah membeli gedung sendiri disebelah kantor yang lama yaitu jalan Garuda No. 6 Perumnas Mandala Medan. Pada tanggal 13 April 2002 PT BPR Syari’ah Gebu Prima beroperasi di kota Madya Medan, yang peresmiannya juga dilakukan oleh sesepuh Gebu Minang. Dan akhirnya, pada tanggal 14 Januari 2013 PT BPR Syari’ah Gebu Prima telah pindah kantor pusat di jalan Bakti/A.R.Hakim No. 139 hingga sekarang.

4.1.2 Visi misi dan motto PT BPR Syari’ah Gebu Prima

Visi dan misi dari PT BPR Syari’ah Gebu Prima yaitu “Membantu Perekonomian Masyarakat Lemah”, yang bertujuan untuk membantu dan mendorong pertumbuhan ekonomi dan pembangunan daerah dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui pengembangan dunia usaha dan pemberdayaan dunia usaha dan pemberdayaan ekonomi rakyat, serta memberi nilai tambah kepada pemilik dan kesejahteraan kepada Karyawan.

(28)

4.1.3 Makna logo PT BPR Syari’ah Gebu Prima

Logo merupakan suatu ciri atau identitas suatu perusahaan. Karena adanya logo, maka identitas tersebut mudah diketahui oleh masyarakat. Selain itu, logo juga menggambarkan tugas dan fungsi instansi.

Gambar : 4.1 Logo PT BPR Syari’ah Gebu Prima Medan Sumber : PT BPR Syari’ah Gebu Prima Medan

a. Hitam

merupakan alim ulama yang menaungi, membimbing, dan mengarahkan

b. Merah

(29)

c. Kuning

merupakan pekerja yang memiliki kecerdasan dan memiliki arah yang tepat dan tidak melenceng dari koridor agama karena mendapat bimbingan dan arahan dari alim ulama.

Logo PT BPR Syari’ah Gebu Prima ini secara tidak langsung memberi dorongan bagi para karyawannya untuk melaksanakan pekerjaannya dengan tanggung jawab dan juga memiliki kecerdasan tinggi dengan tetap dinaungi oleh alim ulama, agar tetap dalam jalur syari’ah.

4.1.4 Deskripsi jabatan (job describtion) PT BPR Syari’ah Gebu Prima

1. Komisaris Utama

Tugas dan tanggungjawab:

a. Melakukan pengawasan atas kebijakan pengurusan

b. Memberikan nasihat kepada direksi untuk kepentingan perseroan c. Memastikan bahwa direksi telah menindak lanjuti temuan audit

d. Dewan komisaris wajib memberitahukan kepada Bank Indonesia (BI) paling lambat 7 hari kerja.

e. Dan lain-lain 2. Komisaris

Tugas dan tanggungjawab:

a. Melakukan pengawasan atas kebijakan pengurusan

(30)

d. Dewan komisaris wajib memberitahukan kepada Bank Indonesia (BI) paling lambat 7 hari kerja.

e. Dan lain-lain

3. Dewan Pengawas Syari’ah Tugas dan tanggungjawab:

a. Memastikan dan mengawasi kesesuaian kegiatan operasional BPRS

b. Menyampaikan laporan hasil pengawasan syari’ah sekurang-kurangnnya setiap 6 bulan kepada komisaris

c. Menilai aspek syari’ah terhadap pedoman operasional, dan produk yang dikeluarkan BPRS.

d. Memberikan opini dari aspek syari’ah terhadap pelaksanaan operasional BPRS.

e. Mengkaji produk dan jasa baru yang akan dikeluarkan oleh BPRS. f. Bila perlu dapat meminta dokumen dan penjelasan langsung dari

satuan kerja BPRS. g. Dan lain-lain

4. Direktur Utama

Tugas dan tanggungjawab:

a. Membuat perencanaan kerja di bidang pemasaran dan operasi Bank

b. Membuat proyeksi rencana anggaran baru

(31)

e. Melaksanakan pemberian keputusan pembiayaan sesuai limit sampai dengan Rp.

50.000.000,-f. Dan lain-lain 5. Direktur Operasional

Tugas dan tanggungjawab:

a. Melakukan surpervisi Staff Teller, Akuntansi/Deposito, Pembiayaan dan Umum

b. Memastikan laporan-laporan internal dan eksternal

c. Melakukan Cash Count pada akhir hari.

d. Melakukan pemeriksaan terhadap kelayakan pencairan pembiayaan

e. Safe Keeping and Loan Documentation

f. Dan lain-lain

6. Kepala Bagian Marketing Tugas dan tanggungjawab:

a. Mengevaluasi usulan-usulan pembiayaan yang diajukan oleh Staff Marketing

b. Memberikan pertimbangan (persetujuan/penolakan) terhadap usulan-usulan pembiayaan yang diajukan oleh Staff Marketing

c. Melakukan monitoring terhadap performance seluruh nasabah d. Membina hubungan baik dengan nasabah BPRS

e. Menghimpun dana dan menggali potensi-potensi sumber dana dalam bentuk tabungan maupun deposito

(32)

7. Kepala Bidang Operasional: Tugas dan tanggungjawab:

a. Membuat perhitungan CAMEL, Cash Flow, CR dan LDR harian, mingguan dan bulanan

b. Membuat Program Kerja bagi Bagian yang dipimpinnya

c. Bersama bagian lain yang terkait untuk menyiapkan rencana anggaran organisasi atas dasar kondisi keuangan yang sedang berjalan

d. Merencanakan, membina, mengkoordinasikan, mengamankan dan mengarahkan kegiatan sesuai dengan sistem dan prosedur BPRS e. Dan lain-lain

8. Internal Audit

Tugas dan tanggungjawab:

a. Memeriksa tiket-tiket transaksi operasional b. Memeriksa adanya selisih-selisih pembukuan c. Menyusun laporan Rekonsiliasi secara 2 mingguan d. Memeriksa kecocokan Proofing saldo bulanan e. Menyusun laporan komisaris

f. Memeriksa pembayaran pajak g. Memeriksa dokumen pembiayaan h. Dan lain-lain

9. Umum dan Personalia: Tugas dan tanggungjawab:

(33)

b. Membuat tiket-tiket transaksi umum dan personalia

c. Membuat usulan dan melakukan pengadaan ATK, barang cetakan dan berbagai kepeluan kantor

d. Memonitor kelayakan kantor, peralatan kerja dan berbagai pendudukan bagi pelaksanaan tugas-tugas karyawan

e. Dan lain-lain 10. Staf Akuntansi

Tugas dan tanggungjawab:

a. Melakukan entry dan updating data mutasi General Ledger (GL) b. Mencetak Neraca/Laba Rugi dan mutasi harian

c. Melakukan pembayaran bagi hasil Deposito baik yang melalui Bank, Pengkreditan Rekening maupun Tunai

d. Melakukan Update pembayaran cicilan pembiayaan, khusunya yang diterima memalui Bank.

e. Dan lain-lain

11. Staf Administrasi Pembiayaan: Tugas dan tanggunjawab:

a. Melakukan entry data dan updating modul pembiayaan b. Melakukan update data pada kartu pembiayaan

c. Mencetak daftar tunggakan pembiayaan sesuai permintaan pimpinan/marketing

d. Membuat perhitungan PPAWD e. Dan lain-lain

(34)

Tugas dan tanggungjawab:

a. Melayani penyetoran dan pembayaran tunai

b. Melakukan pembayaran dan penarikan sehubungan dengan pembayaran biaya-biaya bank, biaya personalia dan umum melalui

counter bank

c. Menyusun daftar penerimaan dan pengeluaran uang tunai dan melakukan pencocokan saldo dengan fisik uang dan saldo neraca harian

d. Mengatur jumlah uang tunai tidak melampaui batas asuransi e. Dan lain-lain

13. Customer Service (Pelayanan Tabungan dan Deposito) Tugas dan tanggungjawab:

a. Melayani pembukuan tabungan dan deposito b. Melakukan entry data program tabungan c. Melakukan entry data nasabah deposito

d. Membuat tiket pembayaran bagi hasil tabungan, depotsito dan pajak deposito

e. Dan lain-lain

14. Marketing/ Accont Officer

Tugas dan tanggungjawab:

(35)

d. Melakukan monitoring kelancaran pembiayaan nasabah account masing-masing

e. Menfolow up kelengkapan data nasabah yang dibutuhkan sesuai prinsip mengenal nasabah Know Your Customer (KYC)

f. Dan lain-lain.

4.1.5 Struktur organisasi

Dalam menjalankan sebuah perusahaan untuk memperlancar aktivitas arus kerja perusahaan, maka diperlukan struktur organisasi. Struktur organisasi yang jelas dapat diketahui posisi, tugas dan wewenang setiap departemen atau bagian dan bagaimana hubungan antara satu bagian dengan bagian-bagian lainnya.

Tujuan dari adanya struktur organisasi adalah untuk pencapaian kerja ataupun pendelegasian dalam organisasi yang berdasarkan pada pola hubungan kerja serta wewenang dan tanggung jawab. Dengan adanya struktur organisasi dalam pembagian kerja maka orang yang terlibat didalamnya harus dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab serta dapat menggabungkan kerja dengan baik sesuai tuntutan perusahaan.

(36)
(37)

25

Adm. Pembiayaan Account Officer Accounting Cash & Teller

(38)

4.2 Tinjauan Tentang Stres Kerja Karyawan Pada PT BPR Syari’ah Gebu Prima

Adapun hasil tinjauan yang telah dilakukan oleh penulis adalah sebagai berikut:

4.2.1 Sumber stres kerja karyawan PT BPR Syari’ah Gebu Prima

Stres dikalangan karyawan merupakan hal yang biasa terjadi mengingat bahwa banyaknya hal yang menjadi sumber stres bagi karyawan. Stres bukan hanya bersumber dari pekerjaan dan lingkungan pekerjaan namun dapat juga bersumber dari luar pekerjaan.

Bagi PT BPR Syari’ah Gebu Prima sendiri banyak hal yang menjadi sumber stres bagi karyawan yaitu:

1. kurangnya kerjasama yang baik antara karyawan dalam menyelesaikan masalah atau tugasnya, hal ini merupakan hal sering terjadi pada setiap karyawan. Kurangnya kerjasama yang baik dapat menyebabkan hasil kerja tidak optimal seperti bagian account officer (marketing) dengan kepala bagian marketing yang kurang dapat bekerjasama dengan baik dalam memberikan pertimbangan (persetujuan/penolakan) terhadap pengajuan pinjaman dari para calon debitur sehingga hasil yang di dapatkan kurang optimal dan terjadi penundaan dalam pengambilan keputusan.

(39)

terbatas. Akibatnya, karyawan dikejar waktu untuk menyelesaikan tugas sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Seperti yang dialami oleh karyawan pada bagian accounting dan bagian administrasi pembiayaan yang harus harus menunggu karyawan bagian teller menyelesaikan tugasnya terlebih dahulu, setelah itu karyawan bagian teller akan menyerahkan seluruh slip angsuran debitur pada bagian administrasi pembiayaan dan memberikan seluruh bukti transaksi harian teller atau mutasi harian teller pada bagian accounting. Maka karyawan bagian accounting dan bagian administrasi dapat melaksanakan pekerjaan mereka dengan waktu yang terbatas.

3. Kurangnya kepercayaan atasan terhadap bawahan, atasan yang tidak dapat mempercayai bawahannya akan membuat bawahan merasa gamang, tidak aman, dan putus asa. Sebaliknya jika bawahan tidak percaya pada atasan akan merasa tidak berkembang, kehilangan antusias dalam pekerjaan juga membuat bawahan enggan memberikan inisiatif dengan kontribusi pada pekerjaan. Pada karyawan bagian account officer atau marketing sendiri kurangnya kepercayaan atasan menjadi sumber stres karena banyaknya debitur yang mengalami kredit macet sehingga kurang percayaan atasan terhadap kemampuan karyawan bagian account officer dalam menangani debitur.

(40)

dialami seluruh karyawan PT BPR Syari’ah Gebu Prima Medan, hal ini paling dirasakan karyawan pada bagian internal audit, account officer

dan administrasi pembiayaan mengingat ruangan meraka adalah ruangan yang bergabung bersama, AC yang sering mati sirkulasi udara yang kurang dan kebisingan ketika debitur datang membuat karyawan merasakan stres dalam bekerja.

5. Mencampurkan masalah pribadi dengan masalah pekerjaan, hal ini merupakan salah satu faktor yang sering terjadi dan menyebabkan kurangnya konsentrasi karyawan dalam melaksanakan tugasnya dan menyebabkan stres dalam bekerja. Hal ini sangat disadari oleh banyak karyawan seperti direktur utama, direktur operasional dan bagian umum dan personalia, mengingat besarnya tanggung jawab meraka dalam perusahaan dan tanpa sadar mencampurkan masalah pribadi dalam masalah pekerjaan.

4.2.2 Jenis-jenis stres kerja karyawan PT BPR Syari’ah Gebu Prima

Stres kerja selalu menjadi keluhan bagi kebanyakan karyawan. Untuk menghindari stres kerja tersebut banyak karyawan yang telah memahami apa saja jenis-jenis stres kerja bagi karyawan. Pada PT BPR Syari’ah Gebu Prima jenis stres yang sering dialami oleh karyawan adalah sebagai berikut:

1. Eustress

(41)

pemasaran yang mendapatkan pujian dari atasan karena hasil kerja atau target perusahaan bisa tercapai, bagian administrasi yang mampu menangani seluruh dokumen administrasi dengan baik, bagian umum dan personalia yang dapat menangani seluruh belanja perusahaan dengan baik.

2. Distress

Distress merupakan stres yang menyebabkan penyakit karena mengacu pada stimulasi yang berbahaya dan menjadikan karyawan mudah putus asa dalam melaksanakan pekerjaannya. Seperti yang terjadi pada direktur utama yang merasa cemas akan kinerja bawahannya yang terkadang kurang mampu dalam menyelesaikan tugas yang diberikan. Kritik atas hasil kerja yang kurang memuaskan yang disampaikan direktur utama kepada seluruh karyawan bagian marketing, bagian umum dan personalia, internal audit atau pun bagian operasinal yang membuat karyawan merasa putus asa dalam bekerja.

4.2.3 Gejala stres kerja karyawan PT BPR Syari’ah Gebu Prima

Adapun gejala stres kerja yang di alami oleh seluruh karyawan pada PT BPR Syari’ah Gebu Prima adalah sebagi berikut:

1. Gejala psikis

(42)

Hal ini juga terjadi pada karyawan bagian accounting tidak dapat berkonsentrasi dalam menyelesaikan tugasnya seperti menyelesaikan laporan mutasi transaksi, neraca perbandingan, laba rugi perusahaan dan lain sebagainya. Karyawan pada bagian umum dan personalia merasa emosi yang tidak terkontrol dikarenakan beberapa bukti belanja perusahaan yang tidak dilaporan kepada karyawan bagian tersebut seperti belanja bensi, air minum dan sebagainya.

Sedangkan karyawan pada bagian internal audit merasa tidak tahan terhadap suara bising atau gangguan lain yang dapat menggangu konsentrasinya dalam memeriksa dokumen seperti tiket-tiket transaksi operasional, memeriksa kecocokan Proofing saldo bulanan, memeriksa pembayaran pajak, memeriksa adanya selisih-selisih pembukuan dan sebagainya.

2. Gejala Fisik

Gejala fisik yang sering terjadi yaitu mulut dan tenggorokan kering yang dialami karyawan pada bagian teller dan account officer yang setiap harinya berinteraksi secara langsung kepada nasabah, seperti halnya

teller yang menerima setoran dari debitur atau pun nasabah yang ingin menabung namun tidak mengetahui secara detail prosedur maka

teller pun harus menjelaskan secara jelas.

(43)

memberitakan kepada masyarakat luas produk dan jasa apa saja yang dimiliki oleh perusahaan.

Namun karyawan bagian account officer juga sering merasakan sakit kepala berlebih dikarenakan beberapa debitur yang macet dalam pembayaran pinjamannya.

Namun tidak semua karyawan merasakan gejala stres yang sama, untuk beberapa bagian seperti direktur utama, direktur operasional, kepala bagian marketing dan kepala bagian operasional sendiri tidak merasakan gejala stres mengingat para karyawan tersebut merupakan orang berpengalaman dalam bekerja dan dapat mengontrol gejala stres dengan baik.

4.2.4 Penyebab stres kerja karyawan PT BPR Syari’ah Gebu Prima

Banyak hal yang menjadi penyebab stres kerja pada PT BPR Syari’ah Gebu Prima. Seperti pada bagian teller yang dituntut untuk agar bisa memberikan pelayanan prima kepada nasabah, hal ini membuat karyawan bagian tersebut harus pandai menjaga diri dan kesehatan agar tetap bisa bekerja secara maksimal. Pada bagian account officer

penyebab stres yang sering terjadi yaitu debitur sedang mengalami kredit macet dalam pembayaran pembiayaan, pendapatan yang tidak sebanding dengan tuntutan pekerjaan, dan atasan yang kurang mempercayai karyawan.

(44)

Opname dan sebagainya yang disusun dalam bentuk dokumen transaksi mutasi kas bank dan terbatasnya waktu yang diberikan dalam menyelesaikan tugas-tugas terasebut. Untuk bagian administrasi pembiayaan penyebab stres kerja yaitu nasabah yang ingin medaftarkan diri menjadi calon debitur tidak bisa melengkapi seluruh dokumen yang dibutuhkan oleh perusahaan.

Selanjutnya yaitu bagian internal audit yang merupakan bagian yang kegiatannya merupakan pemeriksaan dan pengujian suatu data. Pada PT BPR Syari’ah Gebu Prima bagian internal audit harus memeriksa seluruh transaksi yang terjadi setiap harinya agar pada saat pelaporan pada Otoritas Jasa Keuangan tidak terjadi kesalahan dan keteledoran yang terjadi. Ketelitian sangatlah dibutuhkan oleh bagian internal audit yang menyebabkan adanya tekanan dari semua pihak yang berakibat stres karyawan. Pada bagian kepala operasional dan kepala bagian

account officer penyebab stres kerja yaitu harus mengawasi bawahan, menangani nasabah yang tidak puas terhadap pelayanan karyawan dan sebagainya.

(45)

dahulu kepada pihak perusahaan, sehingga direktur operasional harus mengkonfirmasi hal tersebut pada pihak bank yang terkait.

Dan yang terakhir adalah direktur utama yang menjadi penyebab stres kerja yaitu dalam menghadapi ancaman krisis dituntut untuk dapat mengatasi masalah besar itu dengan sebaik-baiknya.

4.2.5 Dampak stres kerja karyawan PT BPR Syari’ah Gebu Prima

Persaingan perusahaan yang semakin berat sering kali menuntut kita untuk bekerja lebih produktif. Beban pekerjaan pun terasa semakin berat karena tanggungan deadline. Tugas menumpuk dan akhirnya kita harus lembur. Rasa takut tidak bisa menyelesaikan pekerjaan tepat waktu dan rasa lelah yang telah menumpuk membuat karyawan menjadi tertekan dan stres. Hal ini lah yang berdampak negatif bagi karyawan.

Adapun dampaknya negatif bagi seluruh karyawan PT BPR Syari’ah Gebu Prima seperti mudah masuk angin, mudah pening, kejang otot (kram), mengalami kegemukan atau menjadi kurus yang tidak dapat dijelaskan. Dampak lainnya seperti Keletihan emosi, jenuh, penghayatan yang merupakan penyebab awal terjadinya stres kerja. Namun, dampak dari stres kerja bukan hanya dampak negatif saja tetapi dapat mamberikan dampak positif pula, karena dibalik kesukaran/stres akan ada kebahagian, tergantung pada keiklasan yang menjalani.

4.2.5 Cara mengatasi stres kerja karyawan PT BPR Syari’ah Gebu Prima

(46)

1. Terbuka pada teman kerja

Membicarakan masalah-masalah yang sedang dihadapi baik itu tentang masalah pribadi dengan teman kerja sangat membantu untuk mengurangi beban pikiran. Hal ini sering dilakukan para karyawan pada saat jam makan siang berlangsung.

2. Bermain game

Bermain game dapat meredam stres akibat pekerjaan dikantor. Bermain game dapat mengalihkan pikiran dari stres kerja dan bagi sebagian karyawan PT BPR Syari’ah Gebu Prima kegiatan ini sangat menyenangkan dan mengasikkan.

3. Bersyukur

(47)

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan uraian dan penjelasan pada bab-bab sebelumnya, maka penulis dapat mengambil simpulan dan saran dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi pembaca:

5.1 Simpulan

1. Kondisi stres kerja karyawan cukup memprihatinkan mengingat seluruh karyawan mengalami stres dalam bekerja yang mengakibatkan kurang optimalnya hasil pekerjaan mereka. Lingkungan kerja menjadi faktor utama terjadinya stres kerja yang menuntut karyawan menyelesaikan tugas dengan sempurna.

2. Jenis-jenis stres yang terjadi pada PT BPR Syari’ah Gebu Pima Medan adalah distres yaitu stres yang berdampak negatif pada karyawan yang dapat membuat karyawan merasa putus asa dan eustress yang dapat bersifat membangun karyawan seperti ketika hasil kerja dipuji oleh atasan.

3. Sumber stres bukan hanya bersumber dari pekerjaan dan lingkungan pekerjaan namun dapat juga bersumber dari luar pekerjaan. Seperti beberapa karyawan merasakan stres akibat kenakalan anak-anak dan kemudian mencampurkan nya kedalam masalah pekerjaan sehingga mengakibatkan stres dalam bekerja.

(48)

terkontrol dan merasa tidak tahan terhadapa suara bising. Gejala fisik seperti mulut dan kerongkongan kering dan sakit kepala.

5. Hal-hal yang menyebabkan stres kerja pada PT BPR Syari’ah Gebu Prima Medan adalah beban kerja yang terlalu banyak, kurangnya waktu dalam menyelesaikan tugas dan ketidakmampuan dalam menghadapi nasabah.

5.2 Saran

Adapun saran yang penulis berikan antara lain:

1. Untuk mengatasi perbedaan karakter, kepribadian dan persepsi sesama rekan kerja, sebaiknya dilakukan kegiatan yang dapat membantu karyawan untuk mengetahui karakter dari rekan-rekan kerjanya seperti melakukan kegiatan outbond.

2. Sebaiknya karyawan mengatur waktu dengan baik seperti dapat menentukan prioritas aktivitas dan menentukan waktu pelaksanaan suatu prioritas akan dapat meningkatkan penyelesaian berbagai perkerjaan dengan baik.

3. Untuk mengatasi masalah stres dengan melaksanakan pengajian setiap minggu atau setiap bulan agar para karyawan lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.

(49)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Badeni. 2014. Kepemimpinan & Perilaku Organisasi. Bandung: Alfabeta. Mangkunegara, Anwar Prabu. 2013. Manajemen Sumber Daya

Manusia Perusahaan. Bandung: Rosda.

Marliani, Rosleny. 2015. Psikologi Industri & Organisasi. Bandung: Putaka Setia.

Moleong, Lexy J. 2014. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung:

(50)

Daftar Wawancara:

1. Apa saja yang menjadi sumber stres kerja pada PT BPR Syari’ah Gebu Prima?

2. Apa saja jenis-jenis stres kerja pada PT BPR Syari’ah Gebu Prima? 3. Apa saja gejala stres kerja pada PT BPR Syari’ah Gebu Prima? 4. Apakah seluruh karyawan merasakan gejala stres kerja yang sama?

5. Apa saja yang menjadi penyebab stres kerja pada PT BPR Syari’ah Gebu Prima?

6. Apa saja dampak stres kerja pada PT BPR Syari’ah Gebu Prima?

Gambar

Gambar : 4.1 Logo PT BPR Syari’ah Gebu Prima MedanSumber : PT BPR Syari’ah Gebu Prima Medan
Gambar : 4.2 Logo PT BPR Syari’ah Gebu Prima Medan

Referensi

Dokumen terkait

Learning cycle , keaktifan siswa selama proses pembelajaran masih minim, misalnya siswa harus ditunjuk terlebih dahulu oleh guru untuk maju mengerjakan soal. Dalam

metode yang digunakan, metode tersebut sangat bervariasi menarik se-hingga memotivasi mahasiswa mengikuti proses pembelajaran dan disesuaikan dengan tujuan yang

Esterifikasi dengan lipase terimmobilisasi dilakukan dengan perlakuan yang sama dengan lipase bebas tetapi dengan penambahan molecular sieve dan lipase terimmobilisasi pada

Limbah cair kelapa sawit memilik kandungan yang sangat tinggi bahan organik degradable, karena pada saat proses pengolahan ekstraksi minyak kelapa sawit tidak

(2) Dalam hal Komisi memutuskan untuk tidak menindaklanjuti laporan atau hasil temuan Komisi tentang dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh hakim, sementara laporan masyarakat

Lampiran 1 ini berisi respons simpangan relatif terhdap pondasi, respons simpangan relatif antar lantai, jarak benturan (Dt), FAD maksimum, impuls maksimum, frekuensi

Dari hasil pengujian tersebut terlihat bahwa ekspansi maksimum juga didapat pada proporsi campuran 30:70 antara aggregat C dan H, lalu diikuti dengan proporsi 40:60, proporsi

Dapat dilihat dari Tabel 5 bahwa terdapat perbedaan pendapat antara dua kelompok responden, masyarakat umum berpendapat bahwa keamanan hunian adalah indikator