• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Banyuwangi merupakan kabupaten yang berada di ujung paling timur dari Provinsi Jawa Timur yang memiliki kekayaan seni budaya, keberagaman adat tradisi, serta dianugerahi keindahan pemandangan alam yang memukau. Kerajinan daerah, makanan khas, tari-tarian, hingga keberagaman suku daerah yang hidup berdampingan secara harmonis menambah potensi yang dimiliki Banyuwangi yang menjadi manfaat yang sangat baik untuk meningkatkan pendapatan asli daerah yang dapat mengangkat kesejahteraan masyarakat maupun pemerintah. Potensi-potensi tersebut merupakan modal pembangunan pemerintah Banyuwangi terutama di bidang pariwisata yang harus diangkat ke kancah pariwisata nasional maupun internasional.

Sebagai pintu gerbang Jawa Timur, Banyuwangi sangat menarik untuk dikunjungi karena memiliki sekaligus tiga hal yang merupakan ciri khas daerah tropis yaitu gunung, laut, dan hutan yang memberi corak berbeda pada masing-masing wilayahnya. Di sebelah utara terdapat Gunung Ijen yang terkenal dengan keindahan kawahnya, di sebelah selatan terdapat Taman Nasional Alas Purwo dengan G-Land nya yang merupakan surga bagi para peselancar dunia, dan terakhir ada Sukamade yang memiliki pantai dengan habitat penyu terbesar di Indonesia karena memiliki empat dari enam jenis penyu yang ada di seluruh dunia, tempat-tempat tersebut merupakan sentral Wilayah Pengembangan Pariwisata (WPP) yang disebut dengan “Segitiga Berlian” yang menghubungkan tempat pariwisata satu dengan lainnya di Banyuwangi.

Sukamade merupakan salah satu bagian dari Taman Nasional Meru Betiri yang menyimpan keindahan alam dan kekayaan flora dan fauna yang luar biasa. Terletak 97 km ke arah barat daya Banyuwangi, di Desa Sarongan, Kecamatan Pesanggaran, Pantai Sukamade terbilang cukup jauh untuk ditempuh, tidak semua kendaraan mampu menuju pantai tersebut. Akses jalan yang terbilang ekstrim dan penuh tantangan menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan yang ingin menjajal petualangan seru. Wisatawan dapat menjelajah hutan di seputar

(2)

2

Bandealit dan Gunung Gendong, melakukan panjat tebing dan meniti tali turun tebing di tebing pantai Bandealit dan menyaksikan keberagaman fauna seperti banteng, macan tutul, kijang, dan berbagai jenis monyet. Dari jenis burung terdapat burung merak, berbagai elang dan rangkong. Selain itu, flora di sini mencakup Rafflesia zollingeriona dan Balanphora fungosa.

Sebelum masuk ke Pantai Sukamade, terdapat dua pantai yang akan dilewati yaitu Pantai Rajegwesi yang merupakan pantai sekaligus dermaga para nelayan Desa Sarongan, dan Teluk Hijau, sebuah pantai indah yang memiliki pasir putih yang lembut, air terjun setinggi 8 meter, pemandangan karang yang indah, dan tentu saja air laut mempesona berwarna biru kehijauan. Namun daya tarik utama yang ditawarkan Sukamade adalah konservasi penyu di Pantai Sukamade.

Selama ribuan tahun, Pantai Sukamade adalah tempat bertelur penyu-penyu raksasa dari Samudera Hindia dan Pasifik. Hal ini tidak lepas dari letak Pantai Sukamade yang terpencil, sehingga penyu-penyu bisa bertelur dengan lebih aman, minim gangguan manusia dan habitatnya pun terjaga. Terdapat empat spesies penyu yang bertelur di Pantai Sukamade, yaitu Penyu Hijau (Chelonia mydas), Penyu Sisik (Eretmochelys imbricata), Penyu Slengkrah (Lepidochelys olivacea), dan Penyu Belimbing (Dermochelys coriaceae). Menurut laporan penelitian WWF (World Wide Fund for Nature), dari keempat spesies penyu tersebut, Penyu Hijau adalah jenis yang paling banyak dan mudah ditemukan bertelur di Pantai Sukamade. Karena itu Pantai Sukamade saat ini disebut sebagai tempat pendaratan Penyu Hijau terbaik di Indonesia.

Sumber daya alam yang melimpah dan potensi yang dimiliki sektor pariwisata Sukamade sayangnya tidak didukung oleh media promosi yang baik. Nama Sukamade masih belum banyak dikenal oleh wisatawan nusantara maupun manca negara. Popularitas Sukamade terbilang masih jauh di bawah obyek wisata lainnya di Banyuwangi. Pada tahun 2015, Sukamade hanya menempati peringkat 10 dari total 26 obyek wisata di wilayah Banyuwangi. Hal ini sangat disayangkan, mengingat Sukamade tidak hanya menyuguhkan keindahan alam semata, namun juga menawarkan alternatif wisata adrenaline, eduwisata, serta agrowisata.

Kurang dikenalnya nama Sukamade disebabkan minimnya media promosi yang dibuat oleh pihak pengelola. Sukamade belum memiliki media promosi yang

(3)

3

efektif, yang mampu merangkum dan menggambarkan daya tarik dan keunggulan yang dimilikinya. Media promosi yang dibuat saat ini dinilai belum mampu mengangkat nama Sukamade dan memperkenalkan keindahan alam serta potensi sumber daya pariwisata Sukamade kepada calon wisatawan nusantara maupun manca negara. Informasi yang diberikan belum cukup kuat untuk mendorong wisatawan agar datang dan berkunjung ke Sukamade.

Oleh karena itu diperlukan sebuah rancang strategi promosi yang baik yang sesuai dengan disiplin ilmu Desain Komunikasi Visual yang diharapkan mampu membantu pihak pengelola agar dapat mengangkat nama dan citra Sukamade sehingga lebih dikenal oleh wisatawan nusantara maupun manca negara.

1.2Identifikasi Masalah

Setelah melihat latar belakang permasalahan, maka identifikasi masalah Sukamade adalah sebagai berikut:

1. Sukamade memiliki sumber daya pariwisata yang potensial, namun masyarakat hanya mengenal penangkaran penyu dibandingkan wisata lainnya.

2. Minimnya media promosi yang dimiliki oleh pariwisata Sukamade.

1.3Rumusan Masalah

Dari identifikasi masalah yang timbul, penulis merumuskan dua masalah yang akan diangkat, yaitu:

1. Bagaimana membuat rancangan visual yang efektif untuk memperkenalkan wisata alam Sukamade secara tepat.

2. Bagaimana menentukan strategi media yang tepat sebagai sarana komunikasi penyampai pesan.

(4)

4

1.4 Ruang Lingkup

Ruang lingkup dalam tugas akhir ini adalah perancangan media promosi yang sesuai dan tepat sasaran untuk pariwisata Sukamade.

What (Apa) Perancangan visual dan media promosi

Sukamade.

Where (Dimana – Lokasi) Sukamade

Desa Sarongan, Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi.

When (Kapan – Waktu) September 2015 – sekarang.

Who (Siapa – Target Sasaran) Geografis Jakarta

Demografis

Usia : 20 – 35 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki dan Perempuan Jenis Pekerjaan : Mahasiswa dan Pekerja

Psikografis

- Traveler secara umum

- Menyukai tantangan dan petualangan - Mencari nilai edukasi

- Peduli terhadap alam dan fauna langka

How (Bagaimana) Merancang konsep strategi dan membuat

media promosi yang berupa aplikasi wisata yang menampilkan lokasi, informasi, paket wisata.

(5)

5

1.5 Tujuan

Tujuan dari perancangan ini dapat meningkatkan promosi sehingga wisata alam Sukamade menjadi wisata alam unggulan di kabupaten Banyuwangi dan wisata pilihan bagi wisatawan yang datang ke kabupaten Banyuwangi.

1.6 Manfaat

Manfaat dari perancangan ini adalah:

1.6.1 Bagi Daerah

1. Meningkatkan potensi pariwisata yang terdapat di wilayah Sukamade.

2. Memberikan sebuah media promosi yang efektif bagi pariwisata Sukamade.

1.6.2 Bagi Akademis

1. Diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan informasi untuk memperluas ilmu pengetahuan serta dapat digunakan sebagai acuan dan referensi bahan pertimbangan bagi mahasiswa lainnya yang akan melakukan tugas akhir serupa.

1.7 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Kualitatif. Metode ini untuk menggambarkan sifat atau keadaan sementara berjalan pada saat penelitian dilakukan, dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu. Metode penelitian yang akan dilakukan adalah dengan memaparkan situasi atau peristiwa dari data-data yang sudah ada ataupun data-data yang baru didapat. Variable yang akan ditampilkan digambarkan satu demi satu bagian. Metode deskriptif ini penulis menghimpun data, menyusunnya secara sistematis factual dan cermat (Isaac dan Michael, 1981:46).

(6)

6

Pendekatan kualitatif diharapkan mampu menghasilkan uraian yang mendalam tentang ucapan, tulisan, dan atau perilaku yang dapat diamati dari suatu individu, kelompok, masyarakat tertentu dalam suatu keadaan konteks tertentu yang dikaji dari sudut pandang yang utuh, komperhensif, dan holistik. Tujuan Utama penelitian kualitatif adalah untuk memahami fenomena atau gejala sosial dengan cara memberikan pemaparan berupa penggambaran yang jelas tentang fenomena atau gejala sosial tersebut dalam bentuk rangkaian kata yang pada akhirnya akan menghasilkan sebuah teori.

1.7.1 Cara Pengumpulan Data

Cara pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis dalam mengkaji dan menganalisa permasalahan Sukamade ini yaitu dengan merangkum dara dari berbagai sumber, meliputi:

1. Studi literatur

Teknik pengumupan data dokumen biasanya digunakan untuk memperoleh informasi dari tangan kedua -kecuali jika memang dokumen itu sendiri yang menjadi sasaran kajiannya-, yang berbentuk berbagai catatan (perorangan mapun organisasi), baik resmi maupun catatan yang sangat pribadi dan mengandung kerahasiaan (Rohendi Rohidi, 2011: 206-207).

Studi literatur merupakan sumber data tertulis yang diperoleh dari berbagai referensi seperti buku, sumber arsip, artikel, dan dokumen resmi maupun pribadi. Studi literatur diambil dari beberapa referensi yang relevan dengan obyek permasalahan yaitu promosi dan wisata wilayah Sukamade.

2. Wawancara

Wawancara merupakan metode pengumpulan data yang dapat digambarkan sebagai sebuah interaksi yang melibatkan pewawancara dengan yang diwawancarai, dengan maksud mendapatkan informasi yang dapat dipercaya. Wawancara dapat

(7)

7

berlangsung dari pertanyaan biasa atau singkat, hingga yang bersifat formal (Rohendi Rohidi, 2011: 209).

3. Observasi

Metode observasi adalah metode yang digunakan untuk mengamati sesuatu, seseorang, suatu lingkungan, dan mencatatnya secara akurat dalam beberapa cara. Metode observasi dilaksanakan untuk memperoleh data dalam suatu kegiatan dan situasi yang relevan dengan masalah penelitian. Kegiatan observasi akan mengungkapkan gambaran sistematis mengenai peristiwa kesenian, tingkah laku, dan berbagai perangkat pada tempat penelitian. Observasi mengungkapkan gambaran sistematis mengenai peristiwa, tingkah laku, benda atau karya yang dihasilkan dan peralatan yang digunakan (Rohendi Rohidi, 2011: 181-182).

4. Kuesioner

Kuesioner atau daftar pertanyaan adalah sebuah set pertanyaan yang secara logis berhubungan dengan masalah penelitian, dan tiap pertanyaan merupakan jawaban-jawaban yang mempunyai makna dalam menguji hipotesis. Daftar pertanyaan tersebut dibuat cukup terperinci dan lengkap.

(8)

8

1.8 Kerangka Pemikiran

Latar Belakang Sukamade menyimpan keindahan alam dan kekayaan

flora dan fauna yang luar biasa, khususnya penangkaran

penyu.

Identifikasi Masalah

1. Sukamade memiliki sumber daya pariwisata yang potensial, namun masyarakat hanya mengenal penangkaran penyu dibandingkan wisata lainnya. 2. Minimnya media promosi

yang dimiliki oleh pariwisata Sukamade.

Rumusan Masalah

1. Bagaimana membuat rancangan visual yang efektif untuk memperkenalkan wisata alam Sukamade secara tepat.

2. Bagaimana menentukan strategi media yang tepat sebagai sarana komunikasi penyampai pesan?

Fenomena Sukamade tidak hanya

menyuguhkan keindahan alam semata,

namun juga menawarkan alternatif wisata flora dan fauna.

Perlu sebuah strategi dan rancang media promosi yang efektif yang mampu merangkum dan menggambarkan daya tarik

dan keunggulan yang dimiliki

Strategi Kreatif

Strategi Komunikasi Strategi Media

Dasar Pemikiran

Pemerintah saat ini ingin meningkatkan pariwisata Kabupaten Banyuwangi

Sukamade Wisata Alam yang memiliki objek wisata yang lengkap sepeti: pantai,

gunung dan hutan

Data dan Analisa

Data Khalayak Sasaran Usia:20-35 tahun Demografis: Jakarta

Psikografis: menyukai travelling, hal-hal baru

Menggunakan anilasa SWOT Wawancara

Kuesioner

Pesan

Setelah mendapatkan data dan analisa penulis mendapatkan pesan yang akan disampaikan

Perancangan

Penulis membuat Mobile Aplikasi untuk mempermudah wisatawan untuk berkunjung ke Sukamade

Kesimpulan

disimpulkan bahwa perancangan promosi pada Sukamade menggunakan strategi kreatif, strategi

komukasi dan strategi media dengan metode AISAS yaitu attention, interest, search, action,

dan share yang bertujuan untuk mengajak target

audiens hingga mancanegara.

Gambar 1.1 kerangka pemikiran Sumber: Data pribadi

(9)

9

1.9 Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan laporan penelitian, sistematika penulisan dibagi atas lima bagian yaitu:

Bab I Pendahuluan

Berisikan latar belakang permasalahan, identifikasi masalah, rumusan masalah, ruang lingkup, tujuan perancangan, dan metode penelitian dan metode pengumpulan data, kerangka perancangan.

Bab II Dasar Pemikiran

Menjelaskan teori atau dasar pemikiran tentang landasan teori promosi, mulai dari pengertian, sejarah dan perkembangannya, serta jenis-jenis media promosi serta contoh-contoh pengaplikasiannya. Bab ini juga menjelaskan tentang elemen-elemen desain lainnya seperti warna, tata letak dan tipografi.

Bab III Data dan Analisis Masalah

- Data

Menjelaskan berbagai data yang berkaitan dengan perancangan media promosi pariwisata Sukamade. Meliputi data primer yaitu observasi media-media promosi yang dipakai pada promosi yang serupa, serta wawancara pihak-pihak yang berkaitan. Selain itu terdapat pula data sekunder yang didapat melalui studi pustaka mengenai teori-teori yang berkaitan dengan perancangan media promosi pariwisata Sukamade.

- Analisis

Berisi pengolahan berbagai data yang berkaitan dengan perancangan media promosi pariwisata Sukamade. Metode analisis yang digunakan sesuai dengan tujuan perancangan, untuk menghasilkan strategi perancangan media promosi pariwisata Sukamade.

(10)

10

Bab IV Konsep dan Hasil Perancangan

Menjelaskan tentang konsep komunikasi, konsep kreatif, konsep visual, konsep media yang sesuai dan akan digunakan pada visual media promosi pariwisata Sukamade ini. Selain itu terdapat juga hasil perancangan berupa sketsa serta spesifikasi visual media promosi pariwisata Sukamade.

Bab V Penutup

Gambar

Gambar 1.1 kerangka pemikiran  Sumber: Data pribadi

Referensi

Dokumen terkait

 Pada konsep temperatur yaitu pada termokopel ini menggunakan dua termokopel yang dimana memiliki temperatur yang berbeda maka akan terbentuk aliran energi yang

Isolat bakteri diperkirakan merupakan golongan termofilik karena isolasi dan penapisan bakteri dilakukan pada suhu tinggi di atas 45 o C yaitu pada suhu 60 o C dengan

Kajian ini juga mengkaji kesan kaedah PBM dalam talian berbantukan persembahan masalah berbentuk grafik (PBM-G) dan kesan kaedah PBM dalam talian berbantukan

iii.) cadangan kajian ini adalah untuk menunjukkan gaya pembelajaran sebagai satu elemen yang boleh dipadankan mengikut konteks pembelajaran dan boleh dibina

Menimbang, bahwa Pemohon dengan surat permohonannya tanggal 3 Januari 2018 yang diterima di Kepaniteraan Mahkamah Agung pada tanggal 4 Januari 2018 dan diregister dengan

Reformasi 1998-1999 telah mencabik-cabiknya, dan melabelinya sebagai kaki tangan sebuah rezim kekuasaan, pada masa-masa Orba (orde baru).. Pancasila menjadi korban. Korban yang

Pengaruh solvent-feed ratio, waktu kontak, suhu eampuran dan keeepatan putaran pengaduk terhadap volume rafinat, titik anilin, spesific gravity dan angka eetane bahan bakar diesel

Kepada Jemaat yang baru pertama kali mengikuti ibadah dalam Persekutuan GPIB Jemaat “Immanuel” Depok dan memerlukan pelayanan khusus, dapat menghubungi Presbiter