• Tidak ada hasil yang ditemukan

komponen pembelajaran metodologi pembela. docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "komponen pembelajaran metodologi pembela. docx"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

KOMPONEN-KOMPONEN DALAM

PEMBELAJARAN

MAKALAH

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah: Metodologi Pembelajaran

Dosen Pengampu:

Drs. H. Muslam, M.Ag, M. Pd.

Disusun Oleh:

‘Alam Rezki 133111030

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO

(2)

A. PENDAHULUAN

Pendidikan adalah suatu komponen terpenting dalam kehidupan. Di dalamnya terdapat banyak sekali nilai-nilai moral dan nilai-nilai kehidupan, yang mana dapat menuntun kita dalam menjalani hidup ini. Dalam pendidikan terdapat berbagai aspek yang menunjangnya. Pembelajaran adalah salah satu aspek terpenting dalam pendidikan.

Pembelajaran adalah proses dimana nilai-nilai pendidikan diberikan oleh seorang pengajar kepada peserta didik. Tentunya dalam proses pembelajaran ini tidak lepas dari komponen-komponen di dalamnya yang menunjang proses pembelajaran berlangsung. Oleh karena itu, kami akan mencoba menyajikan sedikit pembahasan mengenai komponen-komponen dalam pembelajaran.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana penjelasan tentang tujuan dalam komponen pembelajaran? 2. Bagaimana penjelasan tentang guru dalam komponen pembelajaran? 3. Bagaimana penjelasan tentang siswa dalam komponen pembelajaran? 4. Bagaimana penjelasan tentang pendekatan mengajar dalam komponen

pembelajaran?

5. Bagaimana penjelasan tentang materi dalam komponen pembelajaran? 6. Bagaimana penjelasan tentang metode dalam komponen

pembelajaran?

7. Bagaimana penjelasan tentang media dalam komponen pembelajaran? 8. Bagaimana penjelasan tentang evaluasi dalam komponen

pembelajaran?

C. PEMBAHASAN

Ada beberapa komponen dalam proses belajar mengajar yang harus dipenuhi yaitu:

1. Tujuan

(3)

Tujuan menjadi pedoman arah dan sekaligus sebagai suasana yang akan dicapai dalam kegiatan pembelajaran. Kepastian proses pembelajaran berpangkal tolak dari jelas tidaknya perumusan tujuan pembelajaran. Semakin jelas dan operasional tujuan yang akan dicapai, maka semakin mudah menentukan alat dan cara mencapainya.

Tujuan pembelajaran adalah suatu deskripsi mengenai kemampuan yang diharapkan tercapai oleh siswa setelah berlangsung pembelajaran. Tujuan pembelajaran merupakan cara yang akurat untuk menentukan hasil pengajaran.1 Menurut Nana Sudjana dan Wari Suwaria (1991),

kemampuan-kemampuan tersebut mencakup aspek pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotorik). Penguasaan kemampuan tersebut tidak lain adalah hasil belajar yang diinginkan.

2. Guru

Menurut A. Ametembun, guru adalah sesuatu yang dapat melaksanakan pendidikan baik dilingkungan formal maupun non formal dan dituntut untuk mendidik dan mengajar. Karena keduanya mempunyai peran yang penting dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang ideal. Mengajar lebih cenderung mendidik anak didik menjadi orang yang pandai tentang ilmu pengetahuan saja, tetapi jiwa dan watak anak didik tidak dibangun dan dibina, sehingga disini mendidiklah berperan untuk membentuk jiwa dan watak didik dengan kata lain mendidik adalah kegiatan Transfer of Values, memindahkan sejumlah nilai kepada anak didik.2 Guru dalam pandangan masyarakat

adalah orang yang melaksanakan pendidikan ditempat-tempat tertentu, tidak mesti di lembaga pendidikan formal, tetapi juga bisa di masjid, surau/musholla, dirumah dan sebagainya.3

1 Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2002), hlm 109.

2 Akmal Hawi, Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013), hlm 9.

(4)

Pendapat klasik berpendapat bahwa, guru adalah orang yang pekerjaannya mengajar (hanya menekankan satu sisi bukan melihat sisi yang lain sebagai pendidik dan pelatih). Namun pada dinamika selanjutnya, definisi guru telah menerima dan memikul beban dari orang tua untuk ikut mendidik anak. Guru juga dikatan sebagai seseorang yang memperoleh surat keputusan (SK) baik dari pemerintah maupun swasta untuk melaksanakan tugasnya, karena itu guru memiliki hak dan kewajiban untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran di lembaga sekolah.4

3. Siswa

Siswa adalah setiap orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan kegiatan pendidikan. Siswa mempunyai unsur manusiawi yang penting dalam kegiatan interaksi edukatif. Ia dijadikan sebagai pokok persoalan dalam semua gerakan kegiatan pendidikan dan pengajaran. Siswa memiliki kedudukan yang menempati posisi yang menentukan dalam sebuah interaksi. Guru tidak mempunyai arti apa-apa tanpa kehadiran siswa sebagai subjek pembinaan. Jadi, siswa adalah “kunci” yang menentukan untuk terjadi interaksi edukatif.

Guru perlu memahami karakteristik siswa sehingga mudah melaksanakan interaksi edukatif. Kegagalan menciptakan interaksi edukatif yang kondusif, berpangkal dari pendangkalan guru dalam memahami karakteristik siswa. Bahan, metode, sarana atau alat, dan evaluasi tidak dapat berperan lebih jika guru mengabaikan beberapa aspek anak didik. Untuk menciptakan interaksi edukatif maka guru harus memahami keadaan anak didik terlebih dahulu. Sehingga tercipta interaksi edukatif yang kundusif, efektif, dan efisien.

4. Pendekatan Mengajar

Dalam mengajar, guru harus pandai dalam menggunakan pendekatan yang sesuai bagi anak didiknya agar tidak merugikan anak

(5)

didik. Dalam melakukan pembelajaran, diperlukan beberapa pendekatan sebagai berikut:

a. Pendekatan individual

Perbedaan individual anak didik memberikan wawasan bahwa guru harus memperhatikan individual dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Pengelolaan kelas sangat memerlukan pendekatan ini, karena kesulitan dari seseorang siswa lebih mudah untuk dicari solusinya.

b. Pendekatan kelompok

Pendekatan ini berguna untuk membangun dan membina sikap sosial anak didik. Sebagaimana yang diuangkapkan oleh Djamarah dan Zain, “Dengan pendekatan ini diharapkan dapat menumbuhkembangkan rasa sosial yang tinggi pada diri siswa”. Mereka dibina untuk mengendalikan sifat egois mereka. Demikian juga dalam kegiatan belajar mengajar, anak didik diajarkan bagaimana bersikap sosial dengan temannya, karena semua itu merupakan salah satu sifat akhlakul karimah.

c. Pendekatan bervariasi

Dalam pembelajaran, biasanya diwarnai dengan berbagai masalah yang ditimbulkan oleh anak didik. Maka dari itu guru dituntut untuk bisa kreative dalam mengkondusifkan kelas agar kelas menjadi efektif.5 Dalam belajar, anak didik mempunyai

motivasi yang berbeda. Terkadang dalam mengajar guru menerapkan pendekatan yang sukar menciptakan kelas yang mengakibatkan suasana kelas yang tidak kondusif dan waktu yang relatif lama. Dikarenakana kebanyakan dari guru tidak menggunakan beberapa pendekatan namun hanya satu pendekatan yang meyebabkan pemecahan masalah dalam kelas tidak bisa optimal.6

d. Pendekatan Edukatif

5Ibid, hlm 69-71.

(6)

Dalam pendidikan apapun yang dilakukan oleh guru harus bersifat mendidik, bukan karena adanya intimidasi atau adanya motif pribadi. Misalnya, ada anak yang membuat keributan di dalam kelas maka, seorang guru tidak boleh memberi sanki yang membuat luka atau cidera. Karena hukuman yang seperti ini tidak memiliki sifat mendidik dan dapat merugikan perkembangan seorang anak. Oleh sebab itu, pendekatan yang benar bagi seorang guru adalah dengan melakukan pendekatan edukatif.

e. Pendekatan keagamaan

Dalam pendidikan dan pengajaran terdiri dari berbagai macam pelajaran yang dibagi menjadi dua yaitu pelajaran umum dan pelajaran agama. Khususnya pada mata pelajaran umum, yang sangat berkepentingan dengan pendekatan keagamaan. Hal ini dimaksudkan agar ilmu itu tidak sekuler, tetapi menyatu dengan nilai agama, sehingga tidak melahirkan suatu dikotomi ilmu baik dalam ilmu pengetahuan maupun dalam ilmu agama. Bagi ilmu umum didalamnya dapat diselipkan pesan-pesan moral.7

Fungsi pendekatan dalam pembelajaran:

a. Sebagai pedoman umum dalam menyusun langkah-langkah metode pembelajaranyang akan di gunakan.

b. Memberikan garis-garis rujukan untuk perencangan pembelajaran. c. Menilai hasi-hasil pembelajaran yang telah dicapai.

d. Menilai hasil penelitian dan pengembangan yang telah dilaksanakan.8

5. Materi

Sumber belajar atau materi merupakan bahan atau materi untuk menambah ilmu pengetahuan yang mengandung hal-hal baru bagi si pelajar. Sebab pada hakikatnya belajar adalah untuk mendapatkan hal-hal baru (perubahan). Sumber belajar sesungguhnya banyak sekali

7Ibid, hlm 58-68.

(7)

terdapat dimana-mana: di sekolah, di halaman, dipusat kota, dipedesaan, dan sebagainya.

Dalam mengemukakan sumber-sumber belajar ini, para ahli sepakat bahwa segala sesuatu dapat dipergunakan sebagai sumber belajar sesuai dengan kepentingan guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Udin Saripudin Winataputra dan Rustana Ardiwinata berpendapat bahwa terdapat sekurang-kurangnya lima macam sumber belajar, yaitu: manusia, buku, media massa, alam lingkungan, media pendidikan.9

Bahan atau materi merupakan medium untuk mencapai tujuan pengajaran yang dikonsumsi untuk mencapai tujuan pengajaran yang dikonsumsi peserta didik. Maslow berkeyakinan bahwa minat seseorang akan muncul bila sesuatu itu terkait dengan kebutuhannya. Jadi, bahan pelajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak didik akan memotivasi anak didik dalam jangka waktu tertentu.

6. Metode

Metode secara bahasa berarti “cara”, dalam pemakaian yang umum metode diartikan sebagai suatu cara atau prosedur yang dipakai untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan kata “pembelajaran” berarti segala upaya yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses belajar pada diri siswa.10 Jadi metode pembelajaran adalah cara-cara

menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses belajar pada diri siswa untuk mencapai tujuan.

Metode yang tepat adalah mencerdaskan diri pendidik, sehingga selalu terjadi proses kreativitas guru yang dapat menstimulasi peserta didik. Terdapat beberapa ciri dari sebuah metoda yang baik, sebagai berikut:

a. Berpadunya metode dari segi tujuan;

b. Berpadunya metode dari segi materi pembelajaran; c. Dapat mengantarkan siswa pada kemampuan praktis;

9 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar,

(Jakarta: Rineka CIpta, 2010), hlm 48-49.

(8)

d. Dapat mengembangkan materi;

e. Memberi keleluasaan/kebebasan serta kewenangan pada siswa untuk menyatakan pendapat;

f. Mampu menempatkan dalam posisi yang tepat, terhormat dalam keseluruhan proses pembelajaran.11

Kemudian untuk jenis-jenis metode yang digunakan dalam pembelajaran antara lain:

a. Metode Ceramah

Menurut Nana Sudjana ceramah adalah penuturan bahan pelajaran secara lisan. Metode ini tidak senantiasa jelek bila penggunaanya dipersiapakan dengan baik, didukung dengan media, serta memperhatikan batas-batas penggunaanya.12

b. Metode tanya jawab

Metode tanya jawab yaitu sebuah cara penjelasan informasi yang pelaksanaannya saling bertanya dan menjawab antara sumber belajar (guru) dengan warga belajar.13

c. Metode Diskusi

Metode diskusi adalah suatu kegiatan berkelompok untuk memecahkan suatu masalah untuk memperoleh jalan keluar atau pencerahan. Menurut Muhibbin, 1999, metode diskusi adalah metode mengajar yang sangat erat hubungannya dengan belajar memecahkan masalah (problem solving) , metode ini lzim disebut juga sebagai diskusi kelompok (group discussion) dan resitasi bersama (socialitized recitation).

d. Metode Latihan

Metode latihan adalah pendidikan untuk memperoleh kemahiran atau kecakapan. Berdasarkan pengertian tersebut bahwa latihan dan praktek ditekankan pada aspek keterampilan dan didasari oleh psikologi daya, bahwa kemahiran atau kecakapan tersebut perlu ditunjang oleh pengetahuan dan keterampilan.

11Ibid, hlm. 86.

12 Muhammad Anas,Mengenal Metodologi Pembelajaran, (Pasuruan: Pustaka Hulwa, 2014), hlm 11-12.

(9)

7. Media

Secara harfiyah kata media memiliki arti “ perantara ” atau “pengantar”. Association for education and Communication Technology (AECT) mendefinisikan media yaitu segala bentuk yang dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi. Sedangkan

Education Association (NEA) mendefinisikan sebagai benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar, dapat mempengaruhi efektifitas program intruktional.

Dari definisi-definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian media merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan audien (siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya. Penggunakan media secara kreatif dapat meningkatkan audien (siswa) untuk belajar lebih baik dan dapat meningkatkan performa mereka sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.14

Kedudukan media pengajaran ada dalam komponen metode mengajar sebagai salah satu upaya untuk memertinggi proses interaksi guru, siwa dan interaksi siswa dengan lingkungan belajarnya. Oleh sebab itu fungsi utama dari media pengajaran adalah sebagai alat bantu mengajar, yakni menunjang penggunaan metode mengajar yang dipergunakan guru. Melalui media pengajaran diharapkan dapat mempertinggi kualitas proses belajar mengajar yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kualitas belajar siswa.15

Rudy Bretz mengklasifikasikan ciri utama media pada tiga unsur pokok yaitu suara dan gerak. Bentuk visual itu sendiri dibedakan menjadi tiga bentuk yaitu gambar visual, garis (linegraphic) dan simbol. Disamping itu juga membendakan media siar (transmisi) dan

14 Asnawir dan M. Badyiruddin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hal 11.

(10)

media rekam (recording). Sedangkan menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, media dibagi menjadi beberapa bagian yaitu:

a. Dilihat dari jenisnya, media dibagi kedalam:

1) Media auditif adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja.

2) Media visual adalah media yang mengandalkan gambar simbol. 3) Media audiovisual adalah percampuran auditif dengan visual. b. Dilihat dari daya liputnya, media dibagi ke dalam:

1) Media dengan daya liput luas dan serentak

2) Media denga daya liput terbatas oleh ruang dan tempat 3) Media pengajaran individual

c. Dilihat dari bahan pembuatannya, media dibagi ke dalam: 1) Media sederhana

2) Media kompleks.16

8. Evaluasi

Evaluasi merupakan aspek yang penting yang berguna untuk mengukur dan menilai seberapa jauh tujuan pembelajaran telah tercapai atau hingga mana terdapat kemajuan belajar siswa, dan bagaimana tingkat keberhasilan sesuai dengan tujuan pembelajaran tersebut.17

Istilah evaluasi berasal dari bahasa inggris, yaitu evaluation. Dalam buku Essential of Education karangan Edwin Wand dan Gerald W.Brown, dikatakan bahwa “Evaluation refer to the act or process to determining the value of action refer to the value of something”. Evaluasi adalah suatu tindakan atau proses untuk menentukan nilai dari suatu tindakan atau suatu porses untuk menentukan nilai dari sesuatu. Dikemukakan juga oleh Roestyah (1989), bahwa evaluasi adalah kegiatan mengumpulkan data seluas-luasya dan sedalam-dalamnya mengenai kapabilitas siswa guna mengetahui sebab-akibat

16 Ibid, hlm 124-126.

17 M. Sobry Sutikno, Belajar dan Pembelajaran. (Bandung: Prospect, 2009), hlm 35-40.

(11)

dan hasil belajar siswa guna mendorong atau mengembangkan kemampuan belajar. Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (1991) menyatakan bahwa evaluasi memiliki tujuan sebagai berikut:

a. Merangsang kegiatan siswa;

b. Menemukan sebab kemaajuan dan kegagalan belajar;

c. Memberikan bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan dan bakat masing-masing siswa;

d. Memperoleh bahan laporan tentang perkembangan siswa yang diperlukan orang tua dan lembaga pendididkan;

e. Untuk memperbaiki mutu pelajaran/cara belajar dan metode mengajar.

Merujuk pada tujuan evaluasi seperti dikemukakan diatas, maka pelaksanaan evaluasi mempunyai manfaat yang sangat besar baik berkaitan dengan proses belajar mengajar maupun berkenaan dengan produk suatu pendidikan dan desain porses belajar mengajar dimasa mendatang. Evaluasi proses menurut W.S.Winkel (1989) adalah suatu evaluasi yang diarahkan untuk menilai bagaimana kerjasama setiap komponen pengajaran yang telah dilakukan dan apakah dalam proses itu ditemukan kendala sehingga tujuan kurang tercapai secara optimal. Sedangkan evaluasi produk adalah suatu evaluasi yang diarahkan untuk mengetahui bagaimana hasil belajar siswa dan bagaimana penguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang telah disampaikan guru.18

D. KESIMPULAN

Secara garis besar komponen-komponen pembelajaran memiliki banyak komponen, diantaranya ada tujuan pembelajaran sebagai titik tolak untuk mencapai suatu pembelajaran, guru dan siswa sebagai pelaksana, media dan materi sebagai penunjang, metode dan pendekatan sebagai jalan atau cara-cara yang ditempuh untuk mencapai suatu pembelajaran, lalu evaluasi sebagai bahan koreksi untuk pembelajaran yang lebih baik lagi ke depannya. Semua komponen-komponen diatas merupakan komponen

(12)

terpenting untuk menciptakan suatu proses pembelajaran. Jika tidak terdapat komponen-komponen tersebut, jangan harap suatu proses pembelajaran akan terwujud.

E. PENUTUP

Referensi

Dokumen terkait

Prosedur yang ditetapkan meliputi pemantauan prosed dan tindakan koreksi jika proses tidak sesuai, Untuk pengambilan sampel, analisis, audit, dan validasi

Total ongkos tersebut hanya mencakup kegiatan produksi hingga menghasilkan kualitas standar (tidak termasuk kegiatan pasca panen) dan sudah memperkirakan besarnya sewa lahan

Kalimat efektif adalah kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa baik ejaan maupun tanda bacanya sehingga mudah dipahami oleh pembaca atau pendengarnya. 6. Tanda kurung

Perbandingan antara selai yang ditambah pektin kulit jeruk 0.5% dengan pektin kulit jeruk 1% menunjukkan bahwa penambahan pektin dan sukrosa berpengaruh nyata terhadap

Analisis kelayakan usaha dilakukan dengan pendekatan harga produksi, Break Even Point (BEP), R/C Ratio (Return Cost of Ratio), B/C Ratio (Benefit Cost of

Jadi, akan lebih baik jika siswa dalam kurikulum subjek yang berpusat (jadwal yang harus ada agama dilaksanakan setiap minggu) akan dikelompokkan secara homogen; jika tidak,

Sedangkan Biaya produksi yang dikeluarkan untuk usaha penangkapan ikan meliputi: (a) Upah pekerja dihitung untuk pekerja dibayar maupun perkiraan upah untuk pekerja

Beberapa kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah: 1) Dari beberapa jenis produk kopi dari dua kabupaten, kemungkinan peluang komersialisasi adalah