• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

36 3.1 Objek Penelitian

3.1.1Lokasi Penelitian

Dalam penulisan skripsi ini, penulis melakukan penelitian diperusahaan tempat penulis bekerja yaitu PT Umetoku Indonesia Ltd.

3.1.2Gambaran Umum Perusahaan

PT Umetoku Indonesia Ltd. didirikan pada tahun 2011 sebagai perusahaan pemasok komponen alat cetak mesin roda empat (Die Casting Machine), Jepang, dengan saham sebesar 99% yang dimiliki oleh Umetoku (Hong Kong) co,.ltd selaku anak perusahaan yang berada di Hong Kong dan sisanya 1% dimiliki oleh Umetoku co,ltd selaku Head Office yang berada di Jepang,. Perusahan ini beralamat kantor di Skyline Building 7th floor Jl.M.H Thamrin No.9, Jakarta 10340.

Awalnya PT Umetoku Indonesia ber status sebagai kantor perwakilan dengan nama Umetoku Indonesia representative office dan kemudian berganti nama menjadi PT. Umetoku Indonesia setelah mendapat izin impor pada 1 Maret 2012 dan sejak saat itu mulai melebar sayapnya dibidang Trading Company for Die Casting Machine spere part untuk Perusahaan-perusahaan automotif besar di Indonesia seperti Denso, Daihatsu, Toyota dan Astra group.

PT Umetoku Indonesia Ltd. adalah perusahaan Trading yang menawarkan kepada para pelanggang berbagai produk komponen Die Casting Machine yang

(2)

di import langsung dari Jepang. Untuk dapat memberikan kepuasan terhadap pelanggan, PT Umetoku Indonesia Ltd. senantiasa memelihara kepercayaan dengan para pelanggan secara profesional dan berintregitas serta bertindak dengan penuh kehati-hatian.

Gambar 3.1

STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN PT. UMETOKU INDONESIA LTD KOMISARIS PRESIDEN DIREKTUR DIREKTUR SEKRETARIS MANAGER MARKETING ACCOUNTING PURCHASING SUPERVISOR OPERATOR IMPORT OPERASIONAL GENERAL AFFAIR

(3)

3.1.3Visi Perusahaan

PT Umetoku Indonesia Ltd. memiliki visi menjadi pemasok yang berkontribusi terhadap peningkatan mutu dan kualitas barang hasil produksi pelanggan maka untuk meningkatkan dan mempertahankan tingkat pelayanannya, perusahaan harus mampu memanfaatkan Sumber Daya manusia yang ada dengan sedemikian rupa sehingga kinerja karyawan terus mengalami peningkatan.

3.1.4Misi Perusahaan

1) Menyediakan barang yang dibutuhkan pelanggan secara tepat waktu

2) Mencapai tingkat pengembalian modal yang superior

3) Menyediakan tempat kerja yang kondusif, adil dan menantang yang akan mendorong potensi terbaik dari para karyawan.

4) Membangun hubungan kemitraan jangka panjang dengan partner bisnis kami berdasarkan rasa saling percaya dan menguntungkan. 5) Memberikan kontribusi yang positif bagi pelanggan dimana kami

beroperasi.

3.2 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah assosiatif kausal. Menurut Sugiyono (2009: 56), desain kausal berguna untuk menganalisis bagaimana suatu variabel mempengaruhi

(4)

variabel lainnya. Penelitian ini adalah penelitian untuk mengetahui pengaruh satu atau lebih variabel bebas (independent variable) terhadap variabel terikat (dependent variable) dengan memerlukan pengujian hipotesis dengan uji statistik. Dalam hal ini untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan dan budaya organisasi terhadap kinerja karyawan pada PT Umetoku Indonesia Ltd.

3.3 Hipotesis

Hipotesis adalah pernyataan tentang suatu konsep yang masih bersifat sementara dan masih harus diuji kebenarannya, (Iqbal Hasan, 2006 : 13). Pengujian secara hipotesis bertujuan untuk melihat pengaruh antara variabel-variabel yang di teliti dalam penelitian ini. Hipotesis pada penelitian ini adalah “diduga terdapat pengaruh antara gaya kepemimpinan dan budaya organisasi terhadap kinerja karyawan pada PT Umetoku Indonesia Ltd.

3.4 Variabel dan Skala Pengukuran 3.4.1Variabel

Pengukuran masing–masing variabel dalam penelitian ini menggunakan skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala Ordinal maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator

(5)

tersebut dijadikan titik tolak untuk menyusun item-item instrument yang dapat berupa pertanyaan (Sugiyono 2009 : 132).

Skala Likert menggunakan lima tingkatan jawaban dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 3.1 Instrumen Skala Likert

Jawaban Skor

Sangat setuju (SS) 5

Setuju (S) 4

Netral (N) 3

Tidak setuju (TS) 2

Sangat tidak setuju (STS) 1

Sumber: Sugiyono (2009 : 133)

3.4.2Operasional Variabel

Definisi operasional variabel di dalam penelitian ini adalah: a. Gaya kepemimpinan (X1)

Malayu S.P Hasibuan (2009) memaknai seorang pemimpin mempengaruhi prilaku bawahan, agar mau bekerja sama dan secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi.

(6)

sebagai pola yang terdiri atas kepercayaan dan nilai-nilai yang memberi arti bagi suatu organisasi, serta aturan-aturan bagi anggota untuk berprilaku di organisasinya.

Menurut Ndraha dan Tika (Tika:2008) variabel-variabel budaya organisasi dapat dilihat dari :

a.Struktur organisasi

b.Visi dan Misi

c.Organisasi

d.Kebebasan berpendapat dan berpikir

c. Kinerja Karyawan (Y)

Model penilaian kinerja yang dicontohkan oleh Gary Dessler dalam Hasibuan (2009) meliputi indikator sebagai berikut:

1) Kualitas kerja adalah akuransi, ketelitian,dan bisa diterima atas pekerjaan yang dilakukan.

2) Produktivitas adalah kuantitas dan efisiensi kerja yang dihasilkan dalam periode waktu tertentu.

3) Pengetahuan pekerjaan adalah keterampilan dan informasi praktis/teknis yang digunakan pada pekerjaan.

4) Bisa diandalkan adalah sejauh mana seorang karyawan bisa diandalkan atas penyelesaian dan tindak lanjut tugas.

(7)

5) Kehadiran adalah sejauh mana karyawan tepat waktu, mengamati periode istirahat/makan yang ditentukan dan catatan kehadiran secara keseluruhan. 6) Kemandirian adalah sejauh mana pekerjaan yang dilakukan dengan atau

tanpa pengawasan. Gaya Kepemimpinan (X1) Budaya Organisasi (X2) Kinerja (Y)

(8)

Tabel 3.2

Definisi Operasional Variabel Gaya Kepemimpinan (X1)

Variabel Indikator Pernyataan Skala

Gaya Kepemimpinan

(X1)

1. Otoriter

1. Atasan langsung saya, menuntut prestasi kerja karyawan

2. Atasan langsung saya, melakukan pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan atau kegiatan para bawahannya.

Likert 2. Partisipatif

1. Atasan langsung saya, selalu

memberi motivasi kepada

bawahannya

2. Atasan langsung saya, menganggap semua karyawan adalah mitra kerja

3. Delegatif

1. Atasan langsung saya,

menyerahkan sepenuhnya tanggung jawab pekerjaan kepada bawahan 2. Atasan langsung saya, selalu

memberi petunjuk kepada bawahan mengenai pekerjaan sesuai syarat ketentuan perusahaan

(9)

Tabel 3.3.

Definisi Operasional Variabel Budaya Organisasi (X2)

Variabel Indikator Pernyataan Skala

Budaya Organisasi (X2) 1.Inovasi dan pengambilan Resiko 1. Pimpinan selalu meberikan pelatihan

dalam hal pengambilan resiko dalam forum rapat mingguan

2. Saya selalu mendapat

dorongan untuk

mengambil resiko

pekerjaan dengan

tanggung jawab yang tinggi

2.Perhatian kerincian 1. Kecermatan, analisis

dan perhatian pada

kerincian harus dapat

dilaksanakan dalam

setiap pekerjaan

2. Pimpinan perusahaan

menerapkan system

double check pada data hasil kerja ataupun

laporan karyawan

sebelum di tindak

lanjuti

3.Orientasi hasil 1. Pekerjaan yang

dilakukan sering kali berfokus pada hasil bukan pada teknik dan proses yang dilakukan untuk mencapai hasil

(10)

2. Pimpinan perusahaan

mengharapkan hasil

kerja yang maksimal tanpa memperdulikan

teknik dan proses

pengerjaannya.

4.Orientasi Orang 1. Setiap kebijakan dalam

organisasi menuntut

hasil yang optimal atas

pekerjaan yang

dilakukan oleh

karyawan 2. Perusahaan

memberikan dana

insentiv bagi karyawan

yang berhasil

mengoptimalkan

peofesi dan

pekerjaannya.

5.Orientasi Tim 1. Tim kerja yang kuat

terintegrasi melalui fungsi

pengorganisasian 2. Perusahaan

mengapresisasi

integritas Tim kerja

yang kuat dengan

memberikan tunjangan.

6.Keagresifan Tim 1. Organisasi menuntut

karyawan agresif dan bukan hanya bersantai 2. Perusahaan melakukan

(11)

Sumber : Robbin (2003)

menurun

keagresifannya.

7.Kemampuan 1. Kebijakan organisasi

terpusat pada otoritas pimpinan tertinggi 2. Organisasi yang sehat

ada dibawah otoritas

pimpinan tertinggi

(12)

Tabel 3.4

Definisi Operasional Variabel Kinerja (Y)

Variabel Indikator Pernyataan Skala

Kinerja (Y)

1.Kesetiaan

1. Kesetiaan terhadap tugas,

pekerjaan dan jabatannya akan membuat karyawan bekerja sebaik mungkin untuk perusahaan. 2. Kesetiaan terhadap tugas dan

jabatan adalah ciri keryawan berkualitas

Likert 2.Prestasi kerja

1. Disiplin kerja dan tepat waktu

adalah modal utama bagi

karyawan mencapai prestasi kerja yang maksimal

2. Perusahaan menilai hasil kinerja seorang karyawan dari prestasi kerja yang telah di raih

3.Kejujuran

1. Kejujuran adalah kunci sukses bagi karyawan menjadi sumber daya yang berkualitas dan dapat dipercaya.

2. Penerapan kejujuran dalam bidang pekerjaan terlepas dari otoritas Pimpinan perusahaan.

4.Kedisiplinan

1. Kedisiplinan datang dan pulang tepat waktu sesuai sesuai dengan peraturan perusahaan merupakan salah satu kunci menuju performa kinerja yang baik.

2. Teguran berupa surat peringatan diyakini mampu meningkatkan

kedisiplinan kerja setiap

karyawan.

5.Kepemimpinan

1. Saya mampu mengarahkan orang lain untuk dapat bekerja secara maksimal agar sesuai dengan tujuan perusahaan

2. Gaya kepemimpinan yang

diterapkan seorang pemimpin

perusahaan sangat berpengaruh pada kinerja setiap karyawan. Sumber: Drs. H. Malayu S. P, Hasibuan (2009: 95)

(13)

3.4.3Skala Pengukuran

Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert yaitu skala yang didasarkan pada ranking/urutan/ jenjang, tidak mempunyai arti mutlak. Data hanya menunjukkan yang lebih tinggi atau yang lebih rendah. Dalam hal ini kode urutan mempunyai arti.

Skala ordinal memungkinan untuk mengurutkan data dari tingkat paling rendah ketingkat paling tinggi atau sebaliknya dengan interval yang tidak harus sama.

Menurut Iqbal Hasan (2006: 14) skala Likert adalah suatu skala dimana penomoran objek/kategori disusun menurut besarnya, yaitu dari tingkat terendah ketingkat tertinggi atau sebaliknya dengan jarak/rentang yang tidak harus sama. Skala ini memiliki ciri sebagai berikut:

a) Kategori data bersifat saling lepas (suatu objek hanya masuk pada satu kelompok saja),

b) Kategori data tidak disusun secara logis,

c) Kategori data disusun berdasarkan urutan logis dan sesuai dengan besarnya karakteristik yang dimiliki.

3.5 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penulisan skripsi ini dilakukan dengan melakukan kuesioner. Kuesioner adalah cara pengumpulan data

(14)

dengan menggunakan daftar pertanyaan (angket) atau daftar isian terhadap objek yang diteliti populasi sampel (Iqbal Hasan 2006: 24).

Adapun tujuan dari diadakan kuesioner ini adalah untuk mendapatkan informasi yang relevan dengan survei yaitu untuk mengetahui pengaruh kompensasi dan pengembangan terhadap kinerja karyawan.

Alasan digunakan metode kuesioner dalam penelitian ini adalah: 1. Responden adalah orang-orang yang paling tahu tentang dirinya

sendiri, sehingga akan diperoleh data yang lengkap dan benar sebab materi yang di ungkap lebih bersifat pribadi.

2. Responden memiliki kebebasan dan keleluasaan untuk

mengungkap informasi yang diperlukan. 3. Lebih menghemat waktu, biaya dan tenaga.

Kuesioner dianalisis dengan memberikan nilai dari hasil kuesioner berdasarkan skala likert dengan bobot 5 nilai.

3.6 Jenis Data

Adapun jenis data yang digunakan oleh penulis, yaitu : 1. Data primer

Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data pada pengumpul data Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber pertama (Sugiyono,

(15)

2008). Dalam hal ini data primer penulis dapatkan melalui kuesioner. Kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan data dengan memberikan daftar pertanyaan untuk diisi oleh para responden yaitu karyawan PT Umetoku Indonesia Ltd.

2. Data sekunder

Sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen (Sugiyono, 2008). Data tersebut merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung dan sudah diolah oleh pihak-pihak lain. Dalam penelitian ini, data sekunder diperoleh dari internet, jurnal dan dari perpustakaan Universitas Mercu Buana.

3.7 Populasi Dan Sampel Penelitian 3.7.1 Populasi

Populasi adalah suatu kumpulan menyeluruh dari suatu subyek yang merupakan perhatian peneliti. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan pada PT Umetoku Indonesia Ltd. Jumlah populasi yang dijadikan objek penelitian adalah 39 orang karyawan.

3.8 Metode Analisis Data

Analisis data adalah alat yang digunakan dalam menganalisis dan menguji hipotesis yang dikemukakan. Guna memudahkan penelitian

(16)

terhadap data yang terkumpul, maka metode analisis data yang digunakan yaitu :

3.8.1 Uji Validitas

Uji validitas adalah untuk mengetahui tingkat kevalidan dari instrumen (kuesioner) yang digunakan dalam pengumpulan data. Uji validitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah item-item yang tersaji dalam kuesioner benar-benar mampu mengungkapkan dengan pasti apa yang akan diteliti.

Uji validitas ini diperoleh dengan cara mengkorelasi setiap skor indikator dengan total skor indikator variabel, kemudian hasil korelasi dibandingkan dengan nilai kritis pada taraf siginifikan 0,05. Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud.



    2 2 2 2 y) ( y n x) ( x n y) x)( ( xy n r Dimana:

r = Koefisien korelasi variabel bebas dan variabel terikat

n = Banyaknya sampel

(17)

y = Skor total variabel

3.8.2 Uji Reliabilitas

Sedangkan uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui adanya konsistensi alat ukur dalam penggunaannya, atau dengan kata lain alat ukur tersebut mempunyai hasil yang konsisten apabila digunakan berkali-kali pada waktu yang berbeda. Untuk uji reliabilitas digunakan Teknik Alpha Cronbach, dimana suatu instrumen dapat dikatakan handal (reliabel) bila memiliki koefisien keandalan atau alpha sebesar 0,6 atau lebih. Rumusnya :                 

2 2 11 στ σb 1 1 k k r Dimana : N N x x

 2 2 r11 = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyan

2

b

= jumlah varians butir

2

t

(18)

3.8.3 Teknik Analisa Data

Untuk mempermudah analisis digunakan aplikasi pengolah data SPSS 17.

3.8.4 Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui apakah data mengalami penyimpangan atau tidak. Uji ini dilakukan sebelum melakukan analisa regresi.

Uji asumsi klasik terdiri dari:

a. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Jika

terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem

multikolonieritas atau variabel-variabel tidak ortoginal. Variabel ortoginal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen, (Ghozali, 2005 : 90). Pedoman suatu model yang ter multikolinearitas yaitu mempunyai nilai VIF >10.

(19)

b. Uji Autokorelasi

Tujuannya untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linier berganda ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka terjadi autokorelasi. Model regresi yang baik adalah bebas dari autokorelasi, (Ghozali, 2005 : 95).

Menurut Santoso (2002:219) untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi, melalui metode tabel Durbin-Watson yang dapat dilakukan melalui program SPSS, di mana secara umum dapat diambil patokan yaitu :

1. Jika angka D-W dibawah -2, berarti auto korelasi positif 2. Jika angka D-W diatas +2, berarti autokorelsi negatif. 3. Jika angka D-W diantara -2 sampai dengan +2, berarti tidak

ada autokorelasi.

c. Uji heteroskedastisitas

Pengujian heteroskedastisitas menggunakan gambar grafik

scatterplot SPSS 17, yang menunjukkan bahwa titik-titik menyebar dan tidak membentuk pola tertentu. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas.

d. Uji normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen dan independen keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Uji normalitas

(20)

menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov, dengan uji ini dapat diketahui data yang digunakan berdistribusi normal atau tidak. Apabila Asymp. Sig. (2-tailed) > 0.05, maka data tersebut berdistribusi normal dan begitu juga sebaliknya.

3.8.5 Uji Regresi Linier Berganda

Digunakan untuk memeriksa kuatnya hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Maka dalam penelitian ini regresinya adalah sebagai berikut :

Y = a + + + e

Keterangan:

Y = Variabel terikat yaitu kinerja karyawan

a = Konstanta

b1,b2 = Koefisien determinasi = Gaya kepemimpinan = Budaya organisasi

e = Standar error.

3.8.6 Pengujian Koefisien Persamaan Regresi

Untuk mengetahui hipotesis yang diajukan bermakna atau tidak bermakna maka digunakan uji statistik, sebagai berikut:

(21)

3.8.6.1Uji F (Uji Simultan)

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah secara bersama-sama (simultan) koefisien variabel bebas mempunyai pengaruh nyata atau tidak terhadap variabel terikat.

Pengujian ini dilakukan dengan cara membandingkan nilai Fhitung dengan nilai Ftabel. Apabila Fhitung > Ftabel dengan signifikasi dibawah 0,05 (5%) maka secara bersama-sama (simultan) variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat, begitu juga sebaliknya.

Rumus yang digunakan oleh sugiono (2006:109) adalah sebagai berikut :

F =

Keterangan :

F = Fhitung yang selanjutnya dibandingkan dengan Ftabel

R = Koefisien korelasi ganda

k = Jumlah variabel bebas

n = Jumlah sampel.

Kriteria pengambilan keputusan :

a. Jika Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya dua atau lebih variabel bebas secara bersama-sama (simultan) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat sugiono (2006:109).

(22)

b. JikaFhitung < Ftabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak, artinya dua atau lebih variabel bebas secara bersama-sama (simultan) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat.

3.8.6.2Uji t (Uji Parsial)

Uji t digunakan mengetahui apakah masing-masing variabel bebas secara parsial memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel terikat.

Pengujian ini dilakukan dengan cara membandingkan nilai thitung dengan nilai ttabel. Apakah thitung> ttabel dengan signifikan dibawah 0.05 (5%), maka secara parsial atau individual variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat, begitu juga sebaliknya.

Rumus uji thitung adalah : T =

Keterangan :

T = besarnya t hitung

= koefisien regresi

= Standar error koefisien regresi

Kriteria pengambilan keputusan :

a. Jika thitung < ttabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan variabel bebas terhadap variabel terikat.

(23)

b. Jika thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya terdapat pengaruh yang signifikan variabel bebas terhadap variabel terikat.

3.9 Hipotesis

Pengujian hipotesis adalah suatu prosedur yang akan menghasilkan suatu keputusan, yaitu keputusan dalam menerima atau menolak hipotesis. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. H0 ditolak dan H1 diterima: terdapat pengaruh secara bersama-sama

(simultan) antara gaya kepemimpinan (X1) dan budaya organisasi (X2) terhadap kinerja karyawan (Y).

b. H0 diterima dan H1 ditolak: tidak terdapat pengaruh secara

bersama-sama (simultan) antara gaya kepemimpinan (X1) dan budaya organisasi (X2) terhadap kinerja karyawan (Y).

c. H0 diterima dan H1 ditolak: tidak terdapat pengaruh secara terpisah (parsial), gaya kepemimpinan (X1) terhadap kinerja karyawan (Y). d. H0 ditolak dan H1diterima: terdapat pengaruh secara terpisah (parsial)

gaya kepemimpinan (X1) terhadap kinerja karyawan (Y).

e. H0 diterima dan H2 ditolak: tidak terdapat pengaruh secara terpisah (parsial) budaya organisasi (X2) terhadap kinerja karyawan (Y).

f. H0 ditolak dan H2diterima: terdapat pengaruh secara terpisah (parsial) budaya organisasi (X2) terhadap kinerja karyawan (Y).

Gambar

Tabel  3.1  Instrumen Skala Likert

Referensi

Dokumen terkait

Kao što je već gore spomenuto rješenja postoje, ali one se mogu efektivno pokazati samo promjenama na Zemlji. Primjerice, za proizvodnju jednoj vjenčanog prstena treba se izvaditi

Penelitian ini juga diukung dengan penelitian Qzuah, et al (2001) dan Shaik (2013) yang menunjukan tidak ada perbedaan yang signifikan diamati dalam kesiapan untuk

Support vector maching tidak mengalami masalah overfitting karena metode ini hanya melakukan training satu kali namun support vector machine memiliki kelemahan dalam

(2006) menambahkan bahwa pertambahan panjang cangkang kerang Totok (Geloina sp.) sangat cepat terjadi pada individu yang masih dalam fase usia muda, cangkang

Pengaruh Pertumbuhan Penjualan, Ukuran perusahaan, dan Resiko Bisnis terhadap Struktur modal pada perusahaan Real Esatate yang terdaftar.. di BEI periode 2016-2018 (Dewi

Hasil penyelidikan Sub Dit Panas Bumi, Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral, sampai tahun 2002 terdapat 18 lokasi manifestasi panas bumi di daerah Nusa Tenggara Timur yang

Menurut Barret T (2005) menyatakan bahwa PBL merupakan suatu metode pembelajaran, dimana siswa belajar untuk menyelesaikan masalah secara mandiri tanpa bergantung