• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pasal 83 UU No 17 Thn 2012 Jenis Koperasi yaitu: Koperasi Konsumen Koperasi Produsen Koperasi Jasa Koperasi Simpan Pinjam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pasal 83 UU No 17 Thn 2012 Jenis Koperasi yaitu: Koperasi Konsumen Koperasi Produsen Koperasi Jasa Koperasi Simpan Pinjam"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

Disampaikan dalam Pelatihan (Meeting & Sharing)

Kospin Jasa Layanan Syariah Pekalongan

Pada Hari Sabtu, 7 Desember 2013.

Muhammad Hafidh, SH., MKn.

Notaris / PPAT Kota Semarang

Jalan Sriwijaya no. 57

Telp: 024. 8448079/ Fax: 024.8315221

Email:Hafidh57_Notsmg.@yahoo.com

(2)

Pasal 83 UU No 17 Thn 2012

Jenis Koperasi yaitu:

Koperasi Konsumen

Koperasi Produsen

Koperasi Jasa

(3)

Pasal 24 ayat 1 UU No17 Thn 2012

Akta pendirian koperasi dan akta

perubahan anggaran dasar yang telah

disahkan oleh Menteri, harus diumumkan

dalam berita Negara Republik Indonesia

Pasal 58 ayat 2 UU No 17 Thn 2012

Pengurus berwenang mewakili koperasi di

dalam maupun di luar pengadilan

(4)

Pasal 87 ayat 3 UU No 17 Thn 2012

Koperasi dapat menjalankan usaha atas

dasar prinsip ekonomi syariah

Pasal 87 ayat 4 UU No 17 Thn 2012

Ketentuan mengenai koperasi berdasarkan

prinsip ekonomi syariah sebagaimana

dimaksud pada ayat 3 diatur dengan

peraturan pemerintah

(5)

Pasal 121 pada saat Undang-undang ini mulai berlaku:

a.

Koperasi yang telah didirikan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan diakui sebagai koperasi berdasarkan

Undang-undang ini;

b.

Koperasi sebagaimna dimaksud pada huruf a wajib melakukan

penyesuain anggaran dasarnya paling lambat 3 tahun sejak

berlakunya Undang-undang ini;

c.

Koperasi yang tidak melakukan penyesuaian angaran dasar dalam

jangka waktu sebagaimana dimaksud pada huruf b ditindak

ssesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan

d.

Akta pendirian koperasi yang belum disahkan atau perubahan

anggaran dasar koperasi yang belum disetujui oleh Menteri, proses

pengesahan dan persetujuannya dilakukan sesuai dengan

Undang-undang ini.

(6)

Pasal 122 ;

1)

Koperasi yang mempunyai unit simpan pinjam wajib

mengubah unit simpan pinjam koperasi simpan pinjam dalam

waktu paling lambat 3 tahun sejak undang-undang ini

disahkan

2)

Dalam jangka waktu perubahan menjadi koperasi simpan

pinjam sebagaimana dimaksud ayat 1 unit simpan pinjam

dilarang menerima simpan dan/atau memberikan pinjaman

baru kepada non-anggota.

3)

Koperasi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 yang tidak

mengubah unit simpan pinjam menjadi koperasi simpan

pinjam dilarang melakukan kegiatan simpan pinjam.

4)

Tata cara perubahan unit simpan pinjam koperasi menjadi

koperasi simpan pinjam sebagaimana dimaksud pada ayat 1

diatur dalam peraturan Menteri

(7)

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 121

Pada saat undang-undang ini mulai berlaku

a.

yang telah didirikan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan diakui sebagai koperasi berdasarkan undang-undang

Koperasi ini.

b.

Koperasi sebagaimana dimaksud pada huruf a wajib melakukan

penyesuaian anggfaran dasarnya paling lambat 3 tahun sejak

berlakunya undang-undang ini;

c.

Koperasi yang tidak melakukan penyesuaian anggaran dasar dalam

jangka waktu sebagaimana dimaksud pada huruf b ditindak sesuai

dengan ketentuanperaturan perundang-undangan; dan

d.

Akta pendirian koperasi yang belum disahkan atau perubahan

anggaran dasar koperasi yang belum disetujui oleh menteri, proses

pengesahan dan persetujuannya dilakukan sesuai dengan

undang-undang ini.

(8)

Pasal 126

Undang-undang ini mulai berlaku pada

tanggal diundangkan. Agar setiap orang

mengetahuinya,memerintahkan

pengundangan undang-undang ini

dengan penempatannya dalam

lembaran Negara Republik Indonesia.

Disahkan dijakarta pada tanggal 29

Oktober 2012

(9)

Pasal 43 ayat (1) UU Perkawinan No.

1 Tahun 1974

“Anak yang dilahirkan di luar

perkawinan mempunyai hubungan

perdata hanya dengan ibunya dan

(10)

PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI

Tanggal 17 Februari 2012

dengan Putusan nomor: 46/PUU-VIII/2010 tentang

Pasal 43 ayat (1) UU Perkawinan No. 1 Tahun

1974

“Anak yang dilahirkan di luar perkawinan

mempunyai hubungan perdata dengan ibunya dan

keluarga ibunya

serta dengan laki-laki sebagai

ayahnya yang dapat dibuktikan berdasarkan

ilmu pengetahuan dan tekhnologi dan/atau alat

bukti lain menurut hukum mempunyai

hubungan perdata dengan ayahnya

”.

(11)

MUHAMMAD HAFIDH.SH.,M.KN

JAMINAN UTANG

Benda Bergerak

(12)

MUHAMMAD HAFIDH.SH.,M.KN

Benda Bergerak

UU 42/1999 (Fidusia)

Pasal 1 ayat (2)

Fidusia adalah hak jaminan atas benda

bergerak baik yang berwujud maupun

yang tidak berwujud, dan benda tidak

bergerak khususnya bangunan yang

(13)

MUHAMMAD HAFIDH.SH.,M.KN

Pasal 5 ayat (1)

“Pembebanan benda dengan

jaminan fidusia dibuat dengan akta

Notaris dalam bahasa Indonesia

dan merupakan

(14)
(15)

MUHAMMAD HAFIDH.SH.M.KN

UU Fidusia tidak berlaku terhadap:

1.

HT yang berkaitan dengan tanah dan

bangunan, sepanjang peraturan

Perundangan yang berlaku menentukan

jaminan atas benda-benda tersebut

wajib daftar

2.

Hipotek atas kapal yang terdaftar

dengan isi kotor 30 M3 atau lebih

3.

Hipotek atas pesawat terbang

4.

Gadai

(16)

MUHAMMAD HAFIDH.SH.M.KN

Benda Tidak Bergerak (Tanah)

Pengikatannya:

1. SKMHT

2. APHT

(17)

Objek Hak Tanggungan

Tanah yang akan dijadikan jaminan

utang dengan dibebani HT harus

memenuhi syarat:

a.

Dapat dinilai dengan uang;

b.

Termasuk hak yang didaftar dalam

daftar umum;

c.

Dapat dipindah tangankan;

(18)

Hak atas tanah yang dapat dijadikan Objek HT :

Pasal 4 UUHT

a.

Hak Milik

b.

Hak Guna Usaha

c.

Hak Guna Bangunan

Dan Hak Pakai atas Tanah Negara yang menurut

ketentuan yang berlaku wajib didaftar dan menurut

sifatnya dapat dipindahtangankan, dapat juga

dibebani HT.

(19)

Ciri-Ciri HT

1.

Droit de Preference (Pasal 20 ayat(1));

2.

Droit de Suite (Pasal 7);

3.

Memenuhi Asas Spesialitas dan Asas Publisitas

(Pasal 11);

4.

Mudah dan pasti pelaksanaan eksekusinya (Pasal

6, Pasal 20 (2), Pasal 26 jo. 14) ;

(20)

MUHAMMAD HAFIDH.SH.M.KN

Droit de Preference

Pasal 1 angka 1:

yang memberikan kedudukan yang

diutamakan kepada kreditor tertentu

terhadap kreditor-kreditor lain.

Pasal 20 ayat(1) huruf b:

pemegang HT dengan hak mendahului

daripada kreditor-kreditor lainnya

(21)

MUHAMMAD HAFIDH.SH.M.KN

Droit de Suite

(Pasal 7):

HT tetap mengikuti obyeknya dalam tangan

siapapun obyek tersebut berada

(22)

MUHAMMAD HAFIDH.SH.,M.KN

Memenuhi Asas Spesialitas dan

Asas Publisitas

Pasal 11:

Identitas pemegang dan pemberi HT

Domisili pemegang dan pemberi HT

Jumlah utang-utang yang dijamin

Nilai tanggungan

(23)

MUHAMMAD HAFIDH.SH.M.KN

Mudah dan pasti pelaksanaan eksekusinya

Pasal 6:

Menjual obyek HT atas kekuasaan sendiri melalui

pelelangan umum dan mengambil pelunasan

piutangnya dari hasil penjualan tersebut

Pasal 20 (2)

Penjualan obyek HT secara di bawah tangan, jika

dengan cara tersebut akan diperoleh harga tertinggi

yang menguntungkan semua pihak

Pasal 26 jo. 14

Memberikan kemungkinan penggunaan acara Parate

Eksekusi.

(24)

MUHAMMAD HAFIDH.SH.,M.KN

Objek HT tidak masuk dalam boedel kepailitan

Pasal 21:

Apabila pemberi HT dinyatakan pailit,

pemegang HT tetap berwenang

m e l a k u k a n s e g a l a h a k y a n g

diperolehnya menurut ketentuan

UU ini.

(25)

Sifat-Sifat HT

1. HT tidak dapat dibagi-bagi;

membebani secara utuh Objek HT

2. Bersifat

accesoir;

merupakan ikutan pada perjanjian pokok

(26)

Tata Cara Pembebanan HT

1.

Tahap pemberian HT, dilakukan di

hadapan PPAT, didahului dengan

perjanjian utang-piutang yang dijamin;

2.

Tahap pendaftaran, dilakukan di Kantor

Pertanahan Kabupaten/Kotamadya

setempat.

(27)

Pemberi dan Penerima HT

Pemberi HT (Pasal 8 ayat (1))

a.

Perseorangan, atau

b.

Badan Hukum

Penerima HT (Pasal 8 ayat (2))

Perseorangan, atau

(28)

Kapan HT Lahir?

HT lahir pada hari tanggal

dibuatnya buku tanah

(29)

Hapusnya HT

Pasal 18 UUHT:

a.

Hapusnya utang yang dijaminkan dengan

HT;

b.

Dilepaskannya HT oleh Pemegang HT;

c.

Pembersihan HT oleh Ketua PN;

(30)

S K M H T

Pasal 15 SKMHT wajib dibuat dengan akta Notaris

atau Akta PPAT & Memenuhi syarat sebagai berikut ;

1.

SKMHT tidak memuat kuasa untuk melakukan

perbuatan hukum lain selain dari kuasa untuk

membebankan HT;

2.

Dilarang memuat kuasa substitusi;

3.

Wajib dicantumkan secara jelas Objek HT,

jumlah utang, identitas kreditor (dan identitas

debitor jika debitor bukan pemberi HT)

(31)

a.

Dibuat dengan Akta PPAT, apabila obyek

tanahnya berada dalam wilayah kerja PPAT,

wilayah kerja PPAT yaitu Kantor Pertanahan.

b.

Dibuat dengan Akta Notarill, apabila obyek

benda berada di luar wilayah kerja PPAT.

PERKABAN No.8 Tahun 2012 tidak mengatur

SKMHT untuk Notaris tetapi mengatur SKMHT

untuk PPAT.

Pasal 15 Ayat 1 UUJN :

Bahwa Notaris mempunyai kewenangan untuk

membuat Akta Otentik.

(32)

AKTA

“Suatu tulisan surat yang ditandatangani

dan yang dengan sengaja dibuat khusus

untuk dipergunakan sebagai bukti

(tentang perbuatan, keadaan ataupun

(33)

SYARAT SAH AKTA

Pertama: Akta harus dibuat oleh atau di

hadapan pejabat umum.

Kedua : Pejabat umum itu harus

mempunyai

wewenang untuk membuat akta itu.

Ketiga : Akta harus dibuat dalam bentuk

yang ditentukan oleh undang-undang.

(34)

Fungsi Akta

1. Secara umum sebagai alat bukti.

2. Adakalanya berfungsi sebagai dasar/syarat

formal untuk adanya suatu perbuatan /

keadaan. Tanpa dibuatnya akta yang

memuat perbuatan/keadaan hukum

tertentu maka tidak ada pula perbuatan

hukum yang dimaksud.

(35)

MUHAMMAD HAFIDH.SH.,M.KN

Kewenangan Notaris (Pasal 15) UUJN

(1)

Notaris berwenang membuat akta otentik

mengenai semua perbuatan, perjanjian, dan

ketetapan yang diharuskan oleh peraturan

perUUan dan/atau yg dikehendaki oleh yg

berkepentingan utk dinyatakan dalam akta otentik,

menjamin kepastian tanggal pembuatan akta,

menyimpan akta, memberikan grosse, salinan dan

kutipan akta, semua itu sepanjang pembuatan

akta-akta itu tidak juga ditugaskan atau

dikecualikan kepada pejabat lain atau orang lain

yg ditetapkan oleh UU.

(36)

MUHAMAMD HAFIDH.SH.,M.KN

(2) Notaris berwenang pula :

a.

Mengesahkan tandatangan dan menetapkan kepastian

tanggal surat di bawah tangan dengan mendaftar dalam

buku khusus;

b.

Membukukan surat-surat di bawah tangan dengan

mendaftar dalam buku khusus;

c.

Membuat copy dari asli surat-surat di bawah tangan

berupa salinan yang memuat uraian sebagaimana ditulis

dan digambarkan dalam surat yang bersangkutan,

d.

Melakukan pengesahan kecocokan fotocopy dgn surat

aslinya;

e.

Memberikan penyuluhan hukum sehubungan dengan

pembuatan akta, membuat kata yang berkaitan dengan

pertanahan atau

(37)

Akta Di Bawah Tangan

D i b u a t d a l a m b e n t u k y a n g t i d a k

ditentukan oleh UU, tanpa perantara atau

tidak di hadapan Pejabat Umum yang

berwenang.

Memiliki kekuatan pembuktian sepanjang

(38)

MUHAMMAD HAFIDH.SH.,M.KN

Akta Notaris

D i b u a t d a l a m b e n t u k y a n g s u d a h

ditentukan oleh UU (Pasal 38 UUJN),

dibuat di hadapan pejabat-pejabat yang

diberi wewenang dan di tempat dimana

akta tersebut dibuat.

Mempunyai kekuatan pembuktian yang

(39)

MUHAMMAD HAFIDH.SH.M.KN

Notaris berwenang untuk

membukukan surat-surat di bawah

tangan dengan mendaftar dalam

buku khusus, disebut

waarmerken

(40)

MUHAMMAD HAFIDH.SH.,M.KN

Waarmerken

a.

Verklaring van Visum.

Seseorang memberikan kepada Notaris akta di

bawah tangan yang sudah ditandatangani.

b.

Legalisasi.

Akta di bawah tangan yang belum

ditandatangani diberikan kepada Notaris dan di

hadapan Notaris ditandatangani o leh orang tsb,

setelah isi akta dijelaskan oleh Notaris

kepadanya.

(41)

Pasal 1338 KUH Perdata

#Semua perjanjian yang dibuat secara

sah berlaku sebagai undang-undang

bagi mereka yang membuatnya.

#Semua perjanjian tidak dapat ditarik

kembali selain sepakat kedua belah

pihak /karena alasan-alasan yang oleh

Undang-Undang dinyatakan cukup itu.

#Suatu perjanjian harus dilaksanakan

dengan itikad baik.

(42)

AKAD

Akad adalah suatu perikatan antara ijab

dan kabul dengan cara yang dibenarkan

syarak yang berakibat hukum pada

objeknya.

!

Ijab adalah pernyataan pihak pertama

mengenai isi perikatan yang diinginkan.

!

Kabul adalah pernyataan pihak kedua

(43)

OBYEK AKAD

1.

Barang yang akan diakadkan harus sah

secara syar’i;

2.

Telah ada pada waktu akad diadakan;

3.

Dapat diserahkan pada waktu akad

terjadi;

4.

Dapat ditentukan dan

diketahui.

(44)

SUBYEK AKAD

!

Memiliki kecakapan untuk melakukan

tindakan hukum didalam memenuhi hak

dan kewajibannya.

!

Memiliki wewenang dalam melakukan

tindakan hukum.

(45)

IJAB KABUL MEMPUNYAI AKIBAT

HUKUM APABILA MEMENUHI SYARAT

1.

Ijab Kabul harus dinyatakan oleh orang

yang telah mencapai umur dan

menyadari serta mengetahui isi

perkataan yang diucapkan.

2.

Harus tertuju pada suatu objek yang

merupakan objek akad.

3.

Ijab Kabul harus berhubungan

(46)

DASAR UNTUK MELAKUKAN PERJANJIAN

1.

 

Harus dilakukan atas dasar kerelaan dan tanpa paksaan

satu sama lain.

2. Perjanjian yang dilakukan tanpa didasari oleh keinginan

para pihak membuat perjanjian tidak sah.

3. Keinginan untuk membuat perjanjian cacat jika terdapat

:

- Unsur Paksaan

- Kekeliruan

- Penipuan

(47)

SYARAT OBJEK AKAD

1).Telah ada pada waktu akad diadakan.

2).Dapat menerima hukum akad.

3).Dapat di tentukan dan di ketahui.

4).Dapat diserahkan pada waktu akad

terjadi.

(48)

SYARAT SUBJEK AKAD

1.

Tidak menyalahi hukum syariah yang

disepakati adanya.

2.

Harus sama ridha dan ada pilihan.

3.

Harus jelas dan gamblang.

(49)

ASAS-ASAS PERJANJIAN DALAM HUKUM

ISLAM

1. Al-Hurriyah (Kebebasan) 8. Iktiyati (kehati-hatian)

2. Al-Musawah (Kesetaraan) 9. Kemampuan

3. Al-Adalah (Keadilan) 10. Transparasi

4. Al-Ridha (Kerelaan) 11. Tafsir/Kemudahan

5. Ash-Shidq (Kejujuran) 12. Itikad baik

6. Al-Kitabah (Tertulis) 13. Sebab yang Halal

(50)

Asas kebebasan berkontrak di dalam hukum islam

dibatasi oleh ketentuan syari’ah islam. Dalam

membuat perjanjian ini tidak boleh ada unsur

paksaan, kekhilafan, dan penipuan.

Dasar hukum mengenai asas ini tertuang dalam

Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 256, yang artinya

sebagai berikut :

Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam),

sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada

(51)

1). Al-Hurriyah (Kebebasan)

Asas ini merupakan prinsip dasar dalam hukum

perjanjian islam, dalam artian para pihak bebas

membuat suatu perjanjian atau akad. Bebas dalam

menentukan objek perjanjian dan bebas menentukan

dengan siapa dia akan membuat perjanjian, serta

bebas menentukan bagaimana cara menentukan

penyelesaian sengketa jika terjadi di kemudian hari.

(52)

2).Al-Musawah (Persamaan atau

Kesetaraan)

Asas ini mengandung pengertian bahwa

para pihak mempunyai kedudukan yang

sama, sehingga dalam menentukan suatu

akad/perjanjian setiap pihak mempunyai

kesetaraan atau kedudukan yang

(53)

Dasar hukum mengenai asas persamaan ini teruang di

dalam ketentuan Al-Qur’an surat Al-Hujarat ayat 13

yang artinya sebagai berikut :

Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu

dari seeorang laki-laki dan seorang perempuan dan

menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku

supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang

paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah

orang-orang yang bertakwa diantara kamu. Sesungguhnya

(54)

3). Al-Adalah (Keadilan)

Pelaksanaan asas ini dalam suatu perjanjan/

akad menuntut para pihak untuk melakukan

yang benar dalam pengungkapan kehendak

dan keadaan, memenuhi semua kewajiban.

Perjanjian Harus senantiasa mendatangkan

keuntungan yang adil dan seimbang, serta

tidak boleh mendatangkan kerugian bagi salah

(55)

4). Al-Ridha (Kerelaan)

Asas ini menyatakan bahwa segala transaksi

yang di lakukan harus atas dasar kerelaan

antara masing-masing pihak, harus didasarkan

pada kesepakatan bebas dari para pihak dan

tidak boleh ada unsur paksaan, tekanan,

(56)

Dasar hukum adanya asas kerelaan dalam pembuatan

perjanjian dapat di baca dalam Al-Qur’an surat

An-Nisa ayat 29, yang artinya sebagai berikut :

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu

saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang

batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku

dengan suka sama suka diantara kamu. Dan janganlah

kamu membunuh dirimu, sesungguhnya ALLAH

adalah Maha Penyayang kepadamu”

.

(57)

5). Ash-Shidq (Kebenaran dan Kejujuran)

Bahwa di dalam Islam setiap orang dilarang

melakukan kebohongan dan penipuan, karena

dengan adanya penipuan/kebohongan sangat

berpengaruh dengan keabsahan perjanjian/akad.

Perjanjian yang di dalamnya mengandung unsur

kebohongan/penipuan, memberikan hak kepada

pihak lain untuk menghentikan proses pelaksanaan

(58)

Dasar hukum kita baca dalam Al-Qur’an surat

Al-Ahzab ayat 70 yang artinya adalah sebagai

berikut :

Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah

kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan

(59)

6). Al-kitabah (Tertulis).

Bahwa setiap perjanjian hendaknya dibuat secara

tertulis, lebih berkaitan demi kepentingan

pembuktian jika dikemudian hari terjadi sengketa.

Dalam Al-Qur’an surat Al-Baqaroh ayat 282-283

mengisyaratkan agar akad yang dilakukan

benar-benar berada dalam kebaikan bagisemua pihak.

Bahkan juga dalam pembuatan perjanjian

hendaknya juga disertai dengan adanya saksi-saksi

(60)

7). Al Amanah (Asas Kepercayaan)

Setiap akad wajib di laksanakan oleh para pihak sesuai dengan

kesepakatan yang di terapkan oleh yang bersangkutan dan pada sama

terhindar dari cedera-janji.

Dasar hukumnya dapat di baca dalam surat An Nisa[4]:58 yaitu

“sesungguhnya ALLAH menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada

yang berhak menerimanya”.

Al Baqarah [2]:283 yaitu “Maka hendaklah yang di percayai itu

menunaikan amanatnya”.

Al Anfal[8]:27 yaitu :

“Janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang

dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui”

(61)

8). Iktiyati (kehati-hatian)

Setiap akad dilakukan dengan pertimbangan yang

matang dan dilaksanakan secara tepat dan cermat.

9). Kemampuan

Setiap akad dilakukan dengan kemampuan para

pihak sehingga tidak menjadi beban yang berlebihan

bagi yang bersangkutan.

10). Transparasi

Setiap akad dilakukan dengan pertanggung jawaban

para pihak secara terbuka.

(62)

11). Taisir/Kemudahan

Setiap akad dilakukan dengan cara saling memberi

kemudahan kepada masing-masing pihak untuk

dapat melaksanakannya sesuai dengan kesepakatan.

12). Iktikad baik

Akad dilakukan dalam rangka menegakkan

kemaslahatan, tidak mengandung unsur jebakan dan

perbuatan buruk lainnya.

13). Sebab yang Halal

Tidak bertentangan dengan hukum, tidak di larang

oleh hukum dan tidak haram.

(63)

ASAS-ASAS PERJANJIAN DALAM

BURGERLIJK WETBOUEK (BW)

Meskipun ada perbedaan namun pada

hakekatnya asas perjanjian dalam Islam

memiliki persamaan dengan asas

perjanjian hukum kontrak

konvensional, adapun macam-macam

asas perjanjian dalam hukum kontrak

(64)

Pasal 1320 KUH Perdata :

Syarat-syarat sahnya perjanjian yang perlu dipenuhi

Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya.

Kecakapan untuk membuat suatu perikatan.

Suatu hak tertentu.

(65)

PASAL 1868 KUH Perdata

Suatu akta otentik ialah

suatu akta yang dibuat dalam bentuk yang

ditentukan undang-undang oleh atau di

hadapan pejabat umum yang berwenang

(66)

1.Setiap akta Notaris terdiri atas:

a. awal akta atau kepala akta

b. badan akta; dan

c. akhir atau penutup akta.

2. Awal akta atau kepala akta memuat:

a. judul akta;

b. nomor akta;

c. jam, hari, tanggal, bulan dan tahun; dan

d. nama lengkap dan tempat kedudukan Notaris.

(67)

Awal akta atau kepala akta memuat:

a) judul akta;

b) nomor akta;

c) jam, hari, tanggal, bulan dan tahun; dan

d) nama lengkap dan tempat kedudukan Notaris.

Badan akta memuat:

a) nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, kewarganegaraan, pekerjaan, jabatan, kedudukan,

tempat tinggal para penghadap dan/atau orang yang mereka wakili;

b) keterangan mengenai kedudukan bertindak menghadap;

c) Isi akta yang merupakan kehendak dan keinginan dari para pihak yang berkepentingan

d) nama lengkap, tempat tanggal lahir, serta pekerjaan, jabatan, kedudukan, dan tempat tinggal

dari tiap-tiap saksi pengenal

Akhir Akta atau Penutup Akta

a) uraian tentang pembacaan akta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) huruf l atau

Pasal 16 ayat (7);

b) uraian tentang penandatangan dan tempat penandatanganan atau penerjemahan akta bila

ada;

c) nama lengkap, tempat kedudukan dan tanggal lahir, pekerjaan, jabatan, kedudukan, dan

tempat tinggal dari tiap-tiap saksi akta, dan

d) uraian tentang tidak adanya perubahan yang terjadi dalam pembuatan akta atau uraian

(68)

PENGIKATAN JUAL-BELI

- Nomor : -…..-

– Pada hari ini,………, tanggal………..…….,

pukul ………. WIB (………….………….Waktu Indonesia Barat)

Menghadap di hadapan saya, MUHAMMAD HAFIDH, Sarjana Hukum,Magister

Kenotariatan, Notaris di Kota Semarang, ----dengan dihadiri oleh

saksi-saksi yang akan disebut pada bagian akhir dari akta ini, dan telah dikenal

oleh saya, Notaris yaitu : -

(69)

I. (Nama), (Tempat&Tanggal Lahir), (Kewarganegaraan), (Pekerjaan),

(Jabatan), (Kedudukan), (Alamat), (biasanya ditambah dengan No.KTP)

-Selanjutnya dalam akta ini disebut PIHAK PERTAMA.

II.(Nama), (Tempat&Tanggal Lahir), (Kewarganegaraan), (Pekerjaan),

(Jabatan), (Kedudukan), (Alamat), (biasanya ditambah dengan No.KTP)

-Selanjutnya dalam akta ini disebut PIHAK KEDUA.

Para penghadap telah dikenal oleh saya, Notaris.

Para penghadap menerangkan dalam akta ini, bahwa antara kedua

belah pihak telah mencapai persetujuan untuk mengikatkan diri

dengan perjanjian yang dibuat dalam akta ini dengan

ketentuan-ketentuan atau syarat-syarat sebagai berikut:

--- Pasal 1

(70)

--- ---A K T A – I N I

---

– Dibuat sebagai minit dan diresmikan di Semarang, pada hari, tanggal,

bulan dan tahun tersebut dalam kepala akta ini, dengan dihadiri oleh :

-(Nama), (Tempat&Tanggal Lahir), (Kewarganegaraan), (Pekerjaan ),

(Jabatan), (Kedudukan), (Alamat), (biasanya ditambah dengan

No.KTP)

-(Nama), (Tempat&Tanggal Lahir), (Kewarganegaraan), (Pekerjaan),

(Jabatan), (Kedudukan), (Alamat), (biasanya ditambah dengan

No.KTP)

– Segera setelah akta ini dibacakan oleh saya, Notaris, kepada para

penghadap dan saksi-saksi, maka akta ini ditandatangani oleh para

penghadap, saksi-saksi dan saya, Notaris.

– Dilangsungkan dengan tiga (3) renvooi yaitu satu (1) coretan, satu (1)

(71)

---

ِميِحَّرلا

ِنم ْحَّرلا

ِهللا

ِم ْسِب

---

--- ”Hai orang yang beriman ! Penuhilah akad-akad itu” ---

• --- (Surat Al-Maidah 5 : 1) ---

AKAD PEMBIAYAAN AL - MURABAHAH

• No. _____

• Pada hari ini, tanggal ………, bulan………, tahun...

• pukul ……….………..WIB (Waktu Indonesia Barat). Menghadap kepada saya,

Muhammad Hafidh, Sarjana Hukum, Magister --- Kenotariatan, Notaris berkedudukan di Kota

Semarang, Wilayah Jabatan Propinsi Jawa Tengah, dengan dihadiri oleh para saksi yang telah saya, Notaris, kenal, dan akan disebutkan pada bagian akhir akta ini.---

• 1.

• -Untuk selanjutnya disebut :---

• --- Pihak Pertama / Bank ---

• 2.

• -Untuk selanjutnya disebut :---

• --- Pihak Kedua / Nasabah ---

• -Para penghadap telah saya, Notaris, kenal, berdasarkan identitasnya yang diperlihatkan kepada saya,

Notaris.---

• -Para penghadap menerangkan terlebih dahulu :---

MUHAMMAD HAFIDH.SH.M.KN

(72)

AKAD PEMBIAYAAN AL - MURABAHAH No. _____

Pada hari ini, tanggal ………, bulan………, tahun...

pukul ……….………..WIB (Waktu Indonesia Barat).

Menghadap kepada saya, Muhammad Hafidh, Sarjana Hukum, Magister Kenotariatan. Notaris

berkedudukan di Kota Semarang, Wilayah Jabatan Propinsi Jawa Tengah, dengan dihadiri oleh para

saksi yang telah saya, Notaris, kenal, dan akan disebutkan pada bagian akhir akta ini.-

1.

-Untuk selanjutnya

disebut :---

--- Pihak Pertama / Bank

---

2.

-Untuk selanjutnya

disebut :---

--- Pihak Kedua / Nasabah

---

-Para penghadap telah saya, Notaris, kenal, berdasarkan identitasnya yang diperlihatkan kepada saya,

Notaris.---

-Para penghadap menerangkan terlebih

(73)

:---•

Selanjutnya kedua belah pihak sepakat menuangkan Akad ini dengan Akad Pembiayaan Al–

Murabahah dalam akta ini (selanjutnya disebut "Akad") dengan memakai syarat-syarat dan

ketentuan-ketentuan serta diawali kalimat sebagai berikut

---

ِميِحَّرلا

ِنم ْحَّرلا

ِهللا

ِم ْسِب

---

--- ”Hai orang yang beriman ! Penuhilah akad-akad itu” ---

---(Surat Al-Maidah 5 :

1).---

--- ”Dan Allah Swt. telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba” ---

---(Surat Al-Baqarah 2 : 275)

---

---“Hai orang-orang beriman, janganlah kamu makan harta sesama kamu dengan jalan

---bathil, kecuali melalui perniagaan yang berlaku ---

--- dengan suka sama suka di antara kamu”

---

--- (Surat An-Nisaa’4 : 29)

(74)

Dalam menjalankan jabatannya, Notaris

berkewajiban:

Membacakan akta di hadapan penghadap

dengan dihadiri oleh paling sedikit 2 (dua)

orang saksi dan ditandatangani saat itu

(75)

Jika salah satu syarat sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf l dan ayat (7)

tidak dipenuhi, akta yang bersangkutan

hanya mempunyai kekuatan pembuktian

sebagai

akta di bawah tangan.

MUHAMMAD HAFIDH.SH.,M.KN

(76)

Al-Baqarah, Ayat 282

Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu menjalankan sesuatu urusan dengan hutang piutang yang diberi tempoh hingga ke suatu masa yang tertentu maka hendaklah kamu menulis (hutang dan masa bayarannya) itu dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menulisnya dengan adil (benar) dan janganlah seseorang penulis enggan menulis sebagaimana Allah telah mengajarkannya. Oleh itu, hendaklah ia menulis dan hendaklah orang yang berhutang itu merencanakan (isi surat hutang itu dengan jelas). Dan hendaklah ia bertaqwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangkan sesuatu pun dari hutang itu. Kemudian jika orang yang berhutang itu bodoh atau lemah atau ia sendiri tidak dapat hendak merencanakan (isi itu), maka hendaklah direncanakan oleh walinya dengan adil benar); dan hendaklah kamu mengadakan dua orang saksi lelaki dari kalangan kamu. Kemudian kalau tidak ada saksi dua orang lelaki, maka bolehlah, seorang lelaki dan dua orang perempuan dari orang-orang yang kamu setujui menjadi saksi, supaya jika yang seorang lupa dari saksi-saksi perempuan yang berdua itu maka dapat diingatkan oleh yang seorang lagi. Dan jangan saksi-saksi itu enggan apabila mereka dipanggil menjadi saksi. Dan janganlah kamu jemu menulis perkara hutang yang bertempoh masanya itu, sama ada kecil atau besar jumlahnya. Yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih membetulkan (menguatkan) keterangan saksi, dan juga lebih hampir kepada tidak menimbulkan keraguan kamu. Kecuali perkara itu mengenai perniagaan tunai yang kamu edarkan sesama sendiri, maka tiadalah salah jika kamu tidak menulisnya. Dan adakanlah saksi apabila kamu berjual-beli. Dan janganlah mana-mana jurutulis dan saksi itu disusahkan. Dan kalau kamu melakukan (apa yang dilarang itu), maka sesungguhnya yang demikian adalah perbuatan fasik (derhaka) yang ada pada kamu. Oleh itu hendaklah kamu bertaqwa kepada Allah; dan (ingatlah), Allah (dengan keterangan ini)

mengajar kamu; dan Allah sentiasa Mengetahui akan tiap-tiap sesuatu. (Surah Al-Baqarah, Ayat 282)

(77)

Sesungguhnya Allah menyuruh berlaku adil, dan berbuat

kebaikan, serta memberi bantuan kepada kaum kerabat dan

melarang daripada melakukan perbuatan-perbuatan yang keji

dan mungkar serta kekezaliman. Ia mengajar kamu (dengan

suruhan dan laranganNya ini), supaya kamu mengambil

peringatan mematuhiNya. ( Surat An Nahl Ayat 90)

(78)

Sesungguhnya Allah menyuruh kamu supaya menyerahkan segala

jenis amanah kepada ahlinya (yang berhak menerimanya), dan apabila

kamu menjalankan hukum diantara manusia, (Allah menyuruh) kamu

menghukum dengan adil. Sesungguhnya Allah dengan (suruhanNya)

itu memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepada kamu.

Sesungguhnya Allah sentiasa Mendengar, lagi sentiasa Melihat.

( Surat An Nissa Ayat 58)

(79)

Wahai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu semua sentiasa

menjadi orang-orang yang menegakkan keadilan kerana Allah, lagi

menerangkan kebenaran dan jangan sekali-kali kebencian kamu terhadap

sesuatu kaum itu mendorong kamu kepada tidak melakukan keadilan.

Hendaklah kamu berlaku adil (kepada sesiapa jua) kerana sikap adil itu

lebih hampir kepada taqwa. Dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya

Allah Maha Mengetahui dengan mendalam akan apa yang kamu lakukan.

(Surat Al Maidah ayat 8)

(80)

THE END OF PRESENTATION

AND THANK YOU FOR YOUR

ATTENTION

SYUKRON

Referensi

Dokumen terkait

Aspek penting dari berbagai hubungan dan pengaruh terhadap pelayanan publik, dapat dilihat dari alur atau jalur variabel komunikasi berhubungan dan berpengaruh

Berdasarkan dari tabel 3 dan tabel 4, dapat diketahui bahwa hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kejadian

Penelitian ini menjelaskan hubungan kausalitas dari serangan teroris di Mumbai – India dan terhentinya Composite Dialogue Process (CDP) dalam hubungan konfliktual India

paling sedikit 1 (satu) karya ilmiah yang diterbitkan dalam jurnal internasional , paten , atau karya seni monumental/desain monumental, dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun.

permukaan yang rata, bahan yang mudah dibersihkan, bahan tahan lama, namun tidak terdapat jarring lasa untuk mencegah debu, serangga, dan benda lain masuk ke area produksi.

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa titik lebur terendah campuran asam salisilat dan mentol yaitu melebur pada suhu

Kondisi tersebutlah yang mengakibatkan profesi penyiar radio semakin banyak dilirik oleh sebagian besar kalangan di Kota Bandung, khususnya kalangan remaja yang

Pemberian insentif yang tepat merupakan salah satu cara yang dapat digunakan perusahaan untuk meningkatkan motivasi dan komitmen karyawan untuk mencapai kinerja