• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

43 BAB IV

TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan dijelaskan hasil pengolahan data dan pembahasannya berdasarkan data yang diperoleh melalui penelitian. Hasil penelitian diperoleh dari wawancara dengan Kasi Pemasaran, Analisis Kredit, Admin kredit, dan Kepala Pimpinan Cabang BPR.BKK Prembun.

Hasil penelitian tersebut digunakan untuk menjawab persoalan penelitian yang telah dirumuskan yaitu untuk mengetahui bagaimanakah sistem pengendalian risiko kredit yang digunakan oleh BPR.BKK cabang Prembun. Sistem pengendalian risiko kredit tersebut meliputi pengendalian sebelum terjadinya kredit macet (preventif) dan pengendalian setelah terjadi kredit macet (kuratif), dan dapat dilihat beberapa faktor timbulnya kredit bermasalah yang menyebabkan penunggakan pembayaran angsuran oleh nasabah.

4.1. Temuan Penelitian

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian

Badan Kredit Kecamatan Prembun (BKK Cabang Prembun) merupakan bank perkreditan Rakyat yang didirikan berdasarkan ijin SK. Direksi Bank Indonesia No. 2873/PU.0302/97, dan sekretaris wilayah daerah Jawa Tengah dengan surat No. 581/100928, dan izin usaha dengan no 1.246961.5.523 dengan alamat sekarang di jalan jeruk, komplek kecamatan prembun, kabupaten Kebumen.

(2)

44

Adapun jenis kredit yang disediakan untuk debitur BPR.BKK cabang Prembun dibagi menjadi 4 (empat) bagian, yaitu:

1. Kredit Umum: kredit yang diberikan untuk masyarakat atau debitur dalam membiayai usahanya, sebagai sarana pengembangan usaha. 2. Kredit pegawai: kredit yang dikhususkan pada kebutuhan konsumtif,

dan system angsurannya dilakukan lewat bendahara gaji dan kolektif pada instansi atau jawatan yang bersangkutan.

3. Kredit Lembaga: jenis kredit yang hanya diberikan kepada nasabah yang telah mendapat surat rekomendasi dari kepala desa tempat nasabah tinggal.

4. Kredit Insidensil/Seblakan, merupakan kredit yang diberikan khusus kepada nasabah untuk kebutuhan yang mendesak, dan jangka waktu pengembaliannya relatif pendek.

B. Struktur Organisasi BPR. BKK cabang Prembun

Struktur organisasi adalah mekanisme-mekanisme formal dengan nama organisasi yang dikelola. Struktur organisasi menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan fungsi-fungsi, bagian-bagian, maupun orang yang menunjukkan kedudukan, tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi.

Sebuah perusahaan memerlukan struktur organisasi untuk membantu mengukur dan mengarahkan dalam mencapai tujuan perusahaan. Dalam menjalankan usahanya BPR.BKK cabang Prembun menetapkan struktur organisasi yang berbentuk garis staff dan bersifat melimpahkan wewenang

(3)

45

secara vertikal yaitu, dari pimpinan tertinggi atau pimpinan cabang kepada staf-staf bagiannya.

Struktur Organisasi BPR. BKK cabang Prembun

Sumber: Bank Perkreditan Rakyat, Badan Kredit Kecamatan Cabang Prembun

1. Pimpinan Cabang

Tugas pokok yaitu menyusun perencanaan, melaksanakan koordinasidan pengawasan seluruh kegiatan PD. BPR BKK cabang Prembun.

Fungsi:

a. Melaksanakan manajemen PD. BPR BKK cabang Prembun berdasarkan kebijakan umum yang telah ditetapkan oleh Direksi. b. Menetapkan kebijakan untuk melaksanakan pengurusan dan

pengelolaan PD. BPR BKK cabang prembun berdasarkan kebijakan umum yang telah ditetapkan oleh Direksi. Tanggung jawab Pimpinan Cabang dalam melaksanakan tugas, fungsi dan wewenang bertanggung jawab kepada Direksi.

Pimpinan Cabang

Kasi Pemasaran Kasi Pelayanan

Analisis Kredit Seksi Kredit Kredit Admin Seksi Dana Teller Kasir Custumer Servise

(4)

46 2. Kasi Pemasaran

Tugas Pokok yaitu menghimpun dana dan menyalurkan dalam bentuk kredit, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Fungsi:

a. Pembiayaan Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah.

b. Pendekatan pembinaan kepada masyarakat, baik calon nasabah maupun yang sudah menjadi nasabah.

c. Penghimpunan dana kepada masyarakat baik itu berupa tabungan, deposito, dan bentuk lainnya.

d. Pelaksanaan administrasi keuangan, baik dalam menghimpun dana dari masyarakat maupun dalam pengelolaan kredit.

e. Menyelenggarakan promosi, baik dalam menghimpun dana maupun penyalurannya.

f. Pemberian saran dan pertimbangan langkah-langkah atau tindakan-tindakan yang perlu di ambil dibidang tugasnya.

3. Kasi Pelayanan

Tugas pokok yaitu melakukan pengkoordinasian kegiatan-kegiatan pemasukan dan pengeluaran dana, serta melakukan pembukuan danpenerimaan dari bidang-bidang lain.

Fungsi:

a. Menelitian kebenaran laporan kas harian.

(5)

47 c. Pemegang kunci brankas. d. Pembukuan dan laporan. e. Pelaksanaan evaluasi laporan. f. Pembuatan laporan keuangan.

g. Pemberian saran dan pertimbangan mengenai langkah-langkah atau tindakan-tindakan yang perlu diambil dalam bidang dan tugasnya. 4. Analisis Kredit

Tugas dan tanggung jawab Analis Kredit adalah sebagai berikut: a. Melakukan analis kredit calon debitur berdasarkan data yang telah

dikumpulkan oleh seksi kredit dan administrasi kredit.

b. Menyusun jadwal kunjungan untuk verifikasi Membuat daftar nama calon debitur yang akan dikunjungi berdasarkan prioritas agar pelaksanaan kunjungan efisiensi dan efektif.

c. Analis Kredit Mengolah dan melakukan analisis data kuantitatif dan kualitatif untuk mengevaluasi kelayakan kredit. Analisa ini harus dibuat secara lengkap, akurat, dan objektif yang meliputi hal-hal sebagai berikut:

c.1. Menggambarkan semua informasi yang berkaitan dengan usaha dan data pemohon termasuk hasil bank checking.

c.2. Penilaian atas kelayakan jumlah permohonan kredit dengan proyek atau kegiatan usaha yang akan dibiayai, dengan sasaran menghindari kemungkinan terjadinya praktek mark-up yang dapat merugikan bank.

(6)

48

c.3. Mencakup analisis laporan keuangan komparatif dua tahun d. Bertanggung jawab atas analisis kredit calon debitur, dan

Kebenaran, ketelitian dan kerahasiaan atas hasil analisis kredit. 5. Seksi Kredit

Tugas pokok yaitu sebagai aparat manajemen yang bertanggung jawab penuh atas kegiatan administrasi kredit maupun hal-hal lain yang menyangkut bagian dari pembukaan dan pembukuan fasilitas kredit, sesuai dengan ketentuan yang telah digariskan oleh manajemen.

Fungsi:

a. Mengkoordinasi, mengarahkan, membina, serta mengawasi semua kegiatan adminiitrasi kredit dan dalam pelaksanaannya bertanggung jawab langsung kepada Direktur melalui Bagian Pemasaran.

b. Melaksanakan semua peraturan, ketentuan, dan prosedur yang telah digariskan oleh manajemen maupun Bank Indonesia.

c. Memberikan penjelasan tentang syarat-syarat dan prosedur kredit kepada calon nasabah.

d. Melaksanakan prosedur pengadministrasian pinjaman sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

e. Meneliti dan melegalisasi hasil kerja rutin staf kredit sebelum diajukan kepada pimpinan cabang.

(7)

49

f. Bertanggung jawab penuh atas pembuatan, pencatatan, pembukaan pada administrasi kredit.

g. Bertanggung jawab penuh dalam pencatatan, penyimpanan,pemeliharaan agunan pihak debitur maupun dokumen-dokumen lainnya yang berkenaan dengan tugasnya. h. Melakukan evaluasi terhadap rencana yang telah ditetapkan dengan

realisasi pada setiap akhir bulan yang meliputi, realisasi kredit yang diberikan, Perkembangan kredit.

i. Mengkoordianasi dalam penanganan tunggakan kredit, baik tunggakan bunga maupun tunggakan pokok yang telah digariskan oleh manajemen.

j. Mengkoordinasi dan bertanggung jawab dalam pembuatan dan pengiriman laporan-laporan yang terkait dengan bidang tugasnya. k. Mengkoordinasi dalam pembuatan rencana kerja dan rencana

anggaran belanja yang terkait dengan bidang dan tugasnya. b. Administrasi Kredit

Tugas dan Tanggung jawab administrasi kredit adalah memberikan penjelasan kepada debitur/nasabah untuk bisa atau mengerti sasaran kredit dan proses pengajuan persyaratan sampai dengan proses pencarian kredit.

Uraian tugas:

(8)

50

b. Menerima persyaratan kredit, apabila sudah lengkap diberikan kepada analisis kredit untuk survey dilapangan.

c. Bekerjasama dengan kasir dalam pencarian kredit sesuai dengan hasil survey analisis kredit.

d. Mengedit identitas nasabah dan jaminannya (BPKB/Sertifikat), lalu dibuat potongan administrasinya.

e. Merekap harian, mingguan, bulanan hasil realisasi (Pinjaman Kredit).

Pertanggungjawaban:

a. Menerapkan laporan harian debitur/jumlah realisasi yang sesuai dengan kaasir.

b. Bertanggungjawab terhadap persyaratan pengajuan kredit. c. Seksi Dana

Tugas Pokok yaitu sebagai aparat manajemen yang bertanggung jawab penuh atas kegiatan pelayanan dalam memberikan informasi serta administrasi urusan tabungan, deposito dana pemerintah serta hal-hal lain yang menyangkut dari pelayanan, pembukuan dan laporan sesuai dengan ketentuan yang telah digariskan oleh manajemen. Fungsi:

a. Mengkoordinasi, mengarahkan, serta mengawasi kegiatan pelayanan kepada nasabah maupun pemerintah dalam urusan tabungan, deposito, maupun dana pemerintah dan dalam pelaksanaannya bertanggung jawab kepada direktur.

(9)

51

b. Melaksanakan peraturan dan ketentuan prosedur yang telah digariskanoleh manajemen bank maupun ketentuan oleh Bank Indonesia.

c. Menjalin lancarnya pelayanan kepada nasabah baik dalam informasi maupun dalam administrasi, guna produktivitas dari usaha perbankan, serta kepuasan konsumen atau nasabah.

d. Mengkoordinasi atau melaksanakan pelayanan administrasi atas setoran dan pengambilan tabungan, deposito, maupun dana pemerintah oleh nasabah.

e. Mengkoordinasi dan melaksanakan penyimpanan administrasi pembukuan kartu-kartu dari tabungan, deposito maupun dana dari pemerintah.

f. Bertanggung jawab penuh atas penerimaan dan pengeluaran tabungan, deposito maupun dana dari pemerintah.

g. Mengkoordinasi dan melaksanakan penghitungan bunga dari tabungan, deposito, serta mengevaluasi kesalahan-kesalahan dengan mencatat dalambuku catatan.

h. Meneliti dan menglegalisasi hasil-hasil dari Staf Tabungan dan Deposito maupun dari pemerintah sebagai bahan laporan untuk manajemen.

i. Mengkoordinasi dalam penempatan dan penarikan dana antar bank sebagaibahan laporan untuk manajemen.

(10)

52

j. Melakukan evaluasi terhadap rencana yang telah ditetapkan sekaligusstrategi perencanaan diwaktu mendatang.

k. Mengkoordinasi dalam penyusunan rencana kerja dan rencana pendapatanbiaya pada bidang dan tugasnya.

l. Memberikan saran dan pertimbangan mengenai langkah-langkah dan atau tindakan yang perlu diambil dalam bidang dan tugasnya. d. Customer Servise

Tugas dan tanggung jawab Customer Service adalah sebagai berikut:

a. Memberikan informasi kepada calon nasabah mengenai produk dan jasa bank.

b. Memberikan penjelasan tentang prosedur penyimpanan dalam bentuk tabungan dan deposito serta keuntungan yang akan diperoleh oleh penabung dan deposan.

c. Memberikan penjelasan kepada calon debitur mengenai syarat-syarat pengajuan serta suku bunga maupun beban biaya yang akan ditanggungkan calon debitur berkaitan dengan pencairan kredit. d. Menyiapkan dan memelihara formulir pembukaan rekening

tabungan, deposito berjangka, dan kredit.

(11)

53 e. Teller / Kasir

Tugas gas dan Tanggung jawab:

Menerima, mengatur dan menyiapkan dana untuk keperluan pembayaran kredit, tabungan, deposito dan biaya kegiatan operasional harian perusahaan, dengan mencatat transaksi tersebut secara akurat dan kronologis setiap hari, sehingga operasional perusahaan berjalan lancar.

Uraian Tugas:

a. Melakukan pelayanan penerimaan uang.

b. Melakukan pelayanan pengeluaran uang setelah men-chek isi slip dan tandatangan.

c. Setiap akhir jam kerja dilakukan penutupan kas, dihitung dan dicocokan antara fisik uang dan catatannya, yang harus memberikan hasil yang sama dan diurut dalam rincian perjenis uang dan nominalnya.

d. Membantu Direktur Operasionalnya dalam memantau aliran kas dan kecukupan likuiditas.

Pertanggungjawaban:

a. Membuat rekapan kas harian.

b. Bertanggungjawab terhadap keberadaan uang di laci/cashbox/brankast masing-masing.

(12)

54

1.2. Hasil Penelitian Sistem Pengendalian Risiko Kredit BPR.BKK cabang Prembun

Dari hasil penelitian BPR.BKK cabang prembun menggunakan sistem pengendalian risiko preventif ( pengendalian yang digunakan sebelum terjadinya resiko) dan sisitem pengendalian resiko kuratif ( pengendlian yang digunakan setelah terjadinya resiko). Hasilpenelitian dapat diraikan sebagai berikut:

A. Pengendalian Preventif Kredit BPR.BKK.cabang Prembun

1.1. Penjelasan dalam memberikan informasi dan sosialisasi pengajuan kredit

a. Penjelasan mengenai kredit di BPR yang dilakukan oleh custumer service (CS), administrasi kredit,seksi kredit dan kasi pemasaran. Kasi pemasaran dan custumer service memberikan penjelasan secara terinci dan jelas kepada calon debitur atau nasabah mengenai prosedur, persyaratan dan ketentuan kredit yang berlaku, meliputi:

a.1. Pada saat nasabah mengajukan kredit, nasabah tidak sedang menerima kredit atau pembiayaan modal kerja dari perbankan lain dalam jumlah lebih dari > 500 juta, yang dibuktikan dari hasil atau ketentuan SID (sistem informasi debitur bank indonesia).

a.2. Mempunyai penghasilan setiap bulannya. b. Legalitas calon debitur

Legalitas dalam proses pengajuan kredit sangat diperlukan, guna menghindarip adanya penipuan atau pemalsuan identitas, yang harus dilengkapi oleh nasabah adalah kartu identitas atau kartu tanda penduduk

(13)

55

(KTP), surat keterangan penghasilan, photo copy NPWP (jika pengajuan kredit >100 juta – 500 juta), surat keluarga (KK) surat nikah jika sudah nikah, dan agunan yang dimiliki.

c. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan penulis terhadap petugas administrasi kredit dan seksi kredit, dalam hal kelayakan atau kelengkapan kredit nasabah biasanya menyanggupi syarat-syarat yang ditetapkan oleh BPR. Setelah mendapat kejelasan dari petugas administrasi dan seksi kredit nasabah mengumpulkan berkas-berkas yang yang dibutuhkan sebagai persyaratan kredit.

d. Berdasarkan sistem pengendalian preventif dapat disimpulkan, bahwa semakin jelas petugas administrasi kredit dan seksi kredit dalam menjelaskan dan mengarahkan tentang prosedur kredit kepada nasabah, maka risiko yang terjadi akan berkurang atau semakin kecil, selain itu dapat memperkecil kesalahan dalam menganalisis berikutnya.

1.2. Kelayakan dan kesesuaian persyaratan kredit

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan kasi pemasaran, diperoleh gambaran tentang kelayakan dan kesesuaian persyaratan kredit sebagai berikut:

a. Pengecekan kelayakan dan kesesuaian persyaratan kredit yang dilakukan oleh analisis kredit, yang bertugas melakukan kunjungan kelokasi debitur untuk mengecek usaha ynag dijalankan debitur. b. Pengecekan berkas persyaratan kredit yang dilakukan saat survey

(14)

56

kartu identitas penduduk (KTP) dengan tempat tinggal, kartu keluarga (KK), surat nikah, apabila ada agunan sertifikat atau BPKB asli.

b.1. Apabila setelah dilakukan pengecekan berkas persyaratan mengenai kartu identitas nasabah (KTP), kartu keluarga (KK), surat keterangan sudah menikah, agunan berupa sertifikat dan BPKB asli, dinyatakan valid maka permohonan kredit dapat diproses keprosedur berikutnya.

b.2. Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas analisis kredit, apabila para calon debitur telah melengkapi syarat dan ketentuan yang ditetapkan oleh BPR, maka proses kredit dapat diproses lanjut, namun apabila nasabah tidak mampu melengkapi syarat dan ketentuan yang diberikan BPR, maka kredit tidak dapat diproses lanjut.

c. Dari hasil wawancara dapat disimpulakan bahwa, jika calon debitur dapat melengkapi syarat yang telah ditentukan oleh BPR dan dinyatakan valid maka hal tersebut dapat mengurangi terjadinya utang tidak tertagih.

1.3. Proses Pencairan Kredit 1.3.1. Pengendalian analisis kredit

Analisis kredit dapat dilanjutkan apabila persyaratan yang ditentukan oleh BPR sudah lengkap dan sesuai dengan keadaan yang ada saat dilakukan survey atau pengecekan langsung oleh petugas. BPR.BKK cabang Prembun menggunakan prinsip 5C (charakter, capacity, capital colateral, dan condition of

(15)

57

economics), dalam menganalisa, agar dapat meminimalisasi risiko yang dihadapi oleh bank tetutama untuk meminimalkan kredit-kredit yang bermasalah.

Semakin telitinya BPR dalam menganalisis kredit menggunakan analisis 5C pihak bank dapat memperhatikan layak dan tidak layaknya seorang debitur untuk menerima kredit. Hal ini menghindari terjadinya kredit macet di BPR.

Analisis yang dilakukan pada BPR menggunakan analisis kredit metode 5C. Analisis 5C ini digunakan sebagai penilaian terhadap karakter nasabah atau calon debitur yang meliputi :

a. Analisis Character (kepribadian atau watak)

Analisis ini merupakan suatu keyakinan bahwa sifat atau watak dari orang-orang yang diberikan kredit dapat dipercaya. Hal ini tercermin dari latar belakang nasabah, baik dari pekerjaan maupun yang bersifat pribadi seperti gaya hidup, keadaan keluarga. Ini semua ukuran kemampuan membayar.

b. Analisis Capacity (Kemampuan atau kesanggupan)

Analisis ini digunakan untuk melihat kemampuan nasabah dalam mengembalikan kredit yang sudah diberikan. Dapat dilihat melalui kemampuan nasabah dalam bidang bisnis yang dihubungkan dengan pendidikannya, kemampuan dalam memahami ketentuan pemerintah, dan kemampuan dalam menjalankan usahanya.

c. Analisis Capital (Modal atau kekayaan),

Analisis ini bertujuan untuk mengetahui sumber-sumber yang dimiliki nasabah terhadap usaha yang akan dibiayai oleh bank.

(16)

58 d. Analisis Collateral (Jaminan),

Analisis ini merupakan analisis yang menunjukkan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik maupun non fisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan.

e. Analisis Condition of economy (Keadaan ekonomi), dalam penilaian kredit hendaknya dinilai dari kondisi ekonomi sekarang dan untuk dimasa yang akan datang.

Setelah semua persyaratan kredit dilengkapi oleh nasabah , maka petugas BPR akan menganalisis, jika dikatakan layak maka kredit akan dicairkan sesuai dengan proposal permohonan kredit.

1.4. Monitoring terhadap penggunaan kredit

Monitoring terhadap penggunaan kredit merupakan proses pemantauan dan penilaian yang dilakukan oleh analisis kredit, untuk mengetahui kesesuaian penggunaan kredit dengan rencana kredit.pengawasan kredit juga dilakukan untuk menghindari terjadinya kerugian pada BPR. Pengawasan yang dilakukan menurut tujuannya adalah, preventif kontrol yang merupakan pengendalian atau pengawasan yang dilakukan yang dilakukan sebalum pencairan kredit. Misalnya dnegan melakukan survey ke lapangan mengenai usaha yang dijalankan.

Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan, bahwa BPR.BKK cabang prembun melakukan monitoring kepada debitur kredit untuk mencegah terjadinya risiko dan penunggakan angsuran.

(17)

59

1.5. Pengendalian agunan atau jaminan kredit

Agunan kredit diberikan kepada pihak BPR disaat awal pemberian kredit, adapun bentuk agunan yang dapat diterima pihak BPR sebagai jaminan kredit, antara lain:

a. Jaminan dengan surat-surat berharga.

Jaminan ini berupa surat berharga seperti sertifikat tanah, wesel, surat deposito, BPKB.

b. Jaminan dengan barang-barang

Jaminan ini berupa barang, benda bergerak maupun tidak bergerak misalnya tanah, gedung, bangunan, kendaraan bermotor, mobil.

B. Sistem Pengendalian Kuratif Kredit BPR.BKK.cabang Prembun 1.1. Mengidentifikasi terjadinya kredit macet

Dari hasil wawancara dengan pimpinan cabang, kasi pelayanan, admin kredit, anallisis kredit, seksi kredit, dan custumer service, menunjukkan bahwa BPR telah melakukan identifikasi lebih awal untuk mencegah terjadinya risiko dan pengelolaan kredit yang bermasalah.

Setelah kredit terealisasi maka BPR perlu melakukan identifikasi gejala kredit bermasalah, karena meskipun nasabah akan mengembalikan atau membayar kewajibannya sesuai dengan kesepakatan namun banyak yang tidak menepati kesepakatan yang telah ditetapkan, hal ini dapat terjadi karena pihak debitur itu sendiri, maupun dari pihak BPR dalam prosedur dan pengawasan kredit.

(18)

60 1.2. Pembinaan terhadap nasabah kredit

Pembinaan terhadap nasabah kredit dilakukan dengan cara kunjungan kepada nasabah untuk memberikan arahan dan pembinaan mengenai pentingnya kredit dan fungsi kredit, hal ini dilakukan untuk mengurangi adanya risiko kredit bermasalah.

1.3. Minimalisasi risiko kredit bermasalah

Meminimalkan risiko kredit bermasalah dapat dilakukan dengan:

a. Mengidentifikasi dan menganalisa masalah dan bagaimana cara penyelesaiannya. Apabila kondisi debitur tidak dapat diharapkan lagi maka akan dilakukan pemutusan hubungan, namun apabila hubungan debitur masih bisa diperbaiki maka akan dilanjutkan.

b. Hubungan yang baik antara pihak bank dengan debitur akan mempengaruhi dalam proses analisa jika terjadi kredit bermasalah. 1.4. Penggolongan kredit bermasalah

Penggolongan kredit bermasalah dapat dibedakan sebagai berikut: a. Kurang lancar

Kredit digolongkan kurang lancar apabila terdapat tunggakan pembayaran pokok atau bunga yang melampauai 90 hari, dan akan diberikan surat pemberitahuan terlebih dahulu.

b. Diragukan

Kredit dapat digolongkan sebagai kredit dalam perhatian khusus jika nasabah mengalami tunggakan pembayaran pokok atau bunga sampai lebih dari 90 hari, dan diberikan surat peringatan 1.

(19)

61 c. Dalam Perhatian Khusus (DPK)

Kredit digolongkan diragukan apabila terdapat tunggakan pembayaran pokok atau bunga yang melampaui 180 hari-270 hari. Diberikan surat peringatan 2.

d. Kredit Macet

Kredit digolongkan macet apabila terdapat tunggakan pembayaran pokok atau bunga yang melampaui 270 hari dan diberikan surat peringatan 3.

1.5. Penyitaan atau penghapusan agunan

a. Rescheduling yaitu: tindakan yang dilakukan oleh pihak bank kepada debitur untuk bekerja sama kembali, sehingga kedua pihak tidak mengalami kerugian. Restruktrisasi dapat dilakukan dengan cara perpanjangan jangka waktu kredit dan pengembalian asset debitur sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

b. Reconditioning, yaitu mengubah berbagai persyaratan yang ada dengan cara:

b.1. Kapitalisasi bunga, yaitu dengan cara bunga dijadikan hutang pokok.

b.2. Penundaan pembayaran bunga sampai waktu tertentu, jadi hanya bunga yang dapat ditunda pembayarannya, sedangkan pokok pinjaman tetap harus dibayar seperti biasa.

b.3. Penurunan suku bunga, dengan penunrunan suku bunga dimaksudkan agar lebih meringankan beban nasabah.

(20)

62

b.4. Pembebasan bunga, dalam pembebasan suku bunga diberikan kepada nasabah.

c. Penyelesaian kredit

Dalam penyelesaian kredit terdapat sistem akta pemberian hak tanggungan. Hak tanggungan ini merupakan hak kuasa untuk memberikan keterangan atau minta penghapusan/dibutakan bahwa nasabah bebas dari sitaan dan beban apapun. Akta pemberian hak tanggungan ini biasanya berlaku untuk kredit yang diatas plafon Rp. 50 juta, dan dilakukan bila kredit kurang lancar.

d. Jika BPR telah memberikan surat peringatan namun tidak ada respon dari debitur, dan tidak ada angsuran yang masuk, maka pihak bank berhak menyita barang atau agunan yang diberikan kepada bank. Namun dari kelima pengendalian kuratif ada beberapa poin yang tidak dilakukan. Pada sistem pembinaan kepada nasabah kurang aktif dilakukan, karena kurangnya sumber daya manusia pada BPR, tidak semua nasabah tanggap akan pembinaan atau pengarahan yang diberikan oleh petugas BPR.

C. Persoalan Yang mengakibatkan kredit bermasalah

Persoalan – persoalan yang mengakibtkan kredit bermasalah pada BPR.BKK cabang Prembun adalah sebagai berikut :

(21)

63 a. Kelalaian petugas

Kelalaian petugas dalam memonitoring kredit yang telah diberikan oleh BPR mengakibatkan penyalah gunaan kredit yang telah diberikan. Sehingga menghabat nasabah dalam memenuhi kewajibannya.

b. Kesengajaan nasabah

Kesengajaan nasabah yang tidak tepat waktu dalam memenuhi kewajibannya menyebabkan kredit kurang lancar, dampak bagi BPR yaitu meningkatnya atau bertambahnya prosentase kredit macet ( Not performing loan ).

c. Kondisi usaha nasabah

Kondisi usaha nasabah yang tidak stabil menghambat nasabah dalam memenuhi kewajibannya. Kondisi usaha yang tidak stabil berakibat tidak stabilnya pedapatan nasabah, sehingga menimbulkan kredit bermasalah, karena nasabah terhambat dalam hal menyelesaiakan kewajibanya.

D. Prosedur Yang digunakan BPR.BKK cabanng Prembun dalam pengajuan kredit.

Prosedur merupakan tahapan dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh nasabah dalam pengajua kredit, prosedur tersebut yaitu :

a. Pengajuan berkas-berkas

Nasabah harus melengkapi berkas persyaratan yang ditentukan oleh BPR dan mengisi formulir permohonan kredit yang telah disediakan oleh BPR sesuai denngan jenis kredityang. Apabila nasabah

(22)

64

mengajukan kredit untuk pembiayaan usahanya maka pengajuan kredit berupa proposal permohonan kredit yang dilengkapi dengan:

1. Kelengkapan syarat (KTP, KK, surat nikah, surat keterangan dari kelurahan, PBB, rekening listrik).

2. Latar belakang usaha 3. Tujuan usaha.

4. Besar kredit yang diajukan. 5. Jangka waktu pengembalian. 6. Sistem pengembalian kredit. 7. Jaminan kredit yang digunakan

b. Penyelidikan atau analisis berkas-berkas pinjaman. c. Wawancara.

d. Survey ke lapangan, guna memastikan bahwa identitas dan proposal yang diajukan benar adanya sesuai dengan kenyataan yang ada.

e. Keputusan kredit, pemberian keputusan kredit dilakukan setelah semua persyaratan dilengkapi, dan dinyatakan valid.

f. Penanda tanganan akad kredit dihaadapan notaris atau petugas bank, jika jumlah kredit yang diajukan >100juta.

g. Pencairan kredit dan realisasi kredit yang diberikan kepada calon debitur dilakukan berdasarkan analisis kelayakan. Analisis kelayakan dalam pemberian kredit bertujuan untuk memngetahui kemampuan debitur dalam mengelola usahanya dan membayar kewajibannya. Hal

(23)

65

tersebut dapat dilakukan dengan; menganalisa berkas dokumen, mencari masukan atau info dari daftar penunggak kredit.

E. Strategi yang digunakan oleh BPR.BKK cabang Prembun untuk mengatasi kredit bermasalah.

Hasil penelitin menujukan stategi yang digunakan BPR.BKK cabang Prembun dalam mengatasi kredit bermasalah yaitu :

1. Rescheduling, yaitu menggunakan cara:

a. Memperpanjang jangka waktu kredit, dalam hal ini debitur diberikan keringanan dalam masalah jangka waktu kredit.

b. Memperpanjang jangka waktu angsuran, yaitu dengan memperpanjang angsuran hampir sama dengan jangka waktu kredit.

2. Reconditioning, yaitu mengubah berbagai persyaratan yang ada dengan cara:

a. Kapitalisasi bunga, yaitu dengan cara bunga dijadikan hutang pokok. b. Penundaan pembayaran bunga sampai waktu tertentu, jadi hanya

bunga yang dapat ditunda pembayarannya, sedangkan pokok pinjaman tetap harus dibayar seperti biasa.

c. Penurunan suku bunga, dengan penunrunan suku bunga dimaksudkan agar lebih meringankan beban nasabah.

d. Pembebasan bunga, dalam pembebasan suku bunga diberikan kepada nasabah.

(24)

66 1.3. Pembahasan Hasil Penelitian

A. Pembahasan sistem pengendalian resiko kredit pada BPR.BKK cabang prembun.

Menurut Djojosoedarno Soeisno (1999: 57) mengendalikan secara preventif adalah menghindari harta, orang atau kegiatan dari explosure terhadap risik. Pengendalian secara kuratif atau menanggulangi kerugian yang sudah terjadi adalah usaha yang dilakukan untuk memperkecil atau mengurangi keparahan bila suatu risiko atau kerugian memang terjadi. Sistem pengendalian resiko yang digunakan oleh BPR adalah sistem pengendalian preventif dan kuratif.

B. Pengendalian Preventif

Pengendalian preventif yang dilakukan di BPR.BKK cabang Prembun sebagai berikut:

a. Sistem pengendalian yang berkaitan dengan kejelasan informasi tentang kredit

b. Sistem pengendalian yang berkaitan dengan proses dan prosedur dalam pengajuan kredit

c. Sistem pengendalian yang terkait dengan analisis kredit meliputi: c.1. Analisis kredit di BPR menggunakan analisis kredit 5C sesuai

dengan pendapat dari kasmir (dalam bukunya manajemen perbankan), mengenai character, capital, capasity, collaterral dan condition of economy.

(25)

67

c.2. Pengendalian yang berkaitan dengan prosedur yang telah dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan oleh bank.

d. Sistem pengendalian yang berkaitan dengan jaminan dan barang agunan yang berupa jaminan barang dan surat berharga.

e. Sistem pengendalian dalam kaitannya memonitoring penggunaan kredit.

Dari kelima sistem pengendalian preventif, ada hal yang kurang diperhatikan oleh BPR, yaitu dalam hal memonitoring terhadap penggunaan kredit. Setelah kredit dicairkan bank tidak melakukan pengawasan terhadap debitur, karena keterbatasan jumlah pegawai terkadang petugas tidak mampu memonitor satu-persatu debitur secara rinci dalam walktu yang bersaaan atau dalam waktu yang telah ditentukan oleh BPR. Kredit yang telah diberikan seringkali tidak digunakan sesuai dengan proposal pengajuan kredit, misal untuk investasi tapi digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, mengakibatkan debitur tidak mampu membayar kewajiban dan bunganya. Hal ini yang dapat menyebabkan penunggakan pembayaran angsuran dan risiko kredit bermasalah. Pihak bank juga harus teliti dalam menentukan kelayakan dalam proses pencairan kredit.

Kelebihan dari sistem pengendalian preventif yang dilakukan oleh BPR adalah kejelasan mengenai informasi kredit , prosedur dan proses pencairan kredit yang cepat.

(26)

68

Kekurangan dari sistem pengendalian preventif yang dilakukan oleh BPR adalah kurang memonitoring atau memberikan pengawasan terhadap debitur setelah kredit dicairkan, sehingga banyak kredit ynag disalah gunakan atau tidak tepat guna.

C. Pengendalian Kuratif

BPR.BKK cabang Prembun mempunyai lima aspek dalam sistem pengendalian kuratif, yaitu sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi terjadinya kredit bermasalah b. Pembinaan terhadap nasabah kredit

c. Pengelolaan terhadap risiko d. Penggolongan kredit bermasalah e. Penyitaan atau penghapusan agunan

Sistem pengendalian kuratif bertujuan untuk mengendalikan risiko yang sudah terjadi seperti kredit macet, namun dari lima sistem pengendalian kuratif ada beberapa sistem yang tidak dilaksanakan dengan baik oleh BPR.BKK cabang Prembun. Untuk menindak lanjuti dari resiko yang telah terjadi BPR hanya melakukan beberapa tahapan yaitu, mengidentifikasi terjadinya kredit bermasalah, ,pengelolaan terhadap risiko, Penggolongan kredit bermasalah, penyitaan atau penghapusan agunan. BPR kurang memperhatikan pembinaan terhadap nasabah kredit setelah kredit berjalan, sehingga terjadi penunggakan tagihan karena kurangnya pengarahan dari petugas.

Kelebihan dari sistem pengendalian ini yaitu dalam upaya penyitaan atau penghapusan agunan BPR tidak langsung melakukan penyitaan namun lebih

(27)

69

membantu mencari jalan keluar bagi debitur yang tergolong sebagai nasabah dalam kredit kurang lancar dengan cara memperpanjang waktu kredit dengan syarat dan ketentuan yang diberikan oleh BPR.

D. Persoalan Yang mengakibatkan kredit bermasalah

Persoalan yang mengakibatkan terjadinya kredit bermasalah pada BPR.BKK cabang Prembun pada umumnya karena kelalaian pegawai dalam menganalisis dan faktor kesengajaan dari nasabah. Untuk itu BPR harus meningkatkan kualitas dalam menganalisis nasabah, sehingga dapat mengurangi resiko yang timbul.

E. Prosedur yang digunakan BPR.BKK cabang Prembun dalam pengajuan kredit.

Prosedur yang digunakan BPR dalam pengajuan kredit cukup mudah namun masih banyak yang mengajukan kredit tidak sesuai dengan prosedurnya. Peraturan perundang – undangan tentang perbankan mengharuskan setiap bank mempunyai prosedur dalam proses pengajuan kredit.

Karena prosedur sangat penting untuk pihak bank sebagai pedoman analisis pihak bank terhadap nasabah, maka pihak bank perlu mempermudah dan lebih mempertegas prosedur pengajuan kredit, untuk menghindari terjadinya pemalsuan identitas atau usaha.

F. Strategi yang digunakan oleh BPR.BKK cabang Prembun untuk mengatasi kredit bermasalah

BPR telah menggunakan strategi rescheduling dan reconditioning. Namun pada kenyataannya strategi yang dilakukan tidak mengurangi resiko yang terjadi, kenaikan NPL dari 6% - 9,94% pada empat bulan terakhir di tahun 2011.

(28)

70

Setiap bank pasti akan menanggung resiko dalam usahanya menyalurkan dana melalui kredit, terutama kredit bermasalah. Untuk itu bank perlu melakukan strategi untuk mengatasi kredit bermasalah yaitu dengan cara rescheduling, reconditioning, restructuring (Kasmir, SE, 2001 (103-104)

BPR hanya melakukan dua strategi yaitu rescheduling dan reconditioning, karena startegi untuk mengatasi kredit bermasalah sangat penting dan mendukung efektifitas kinerja BPR maka BPR harus menambah strategi dalam mengatasi kredit bermasalah, misalnya menambahkan restrukturing.

(29)

71

1.1. Gambaran hasil penelitian BPR.BKK cabang Prembun

No. Sistem Pengendalian Resiko Sistem Pengendalian Risiko Kredit BPR.BKK cabang Prembun Penjelasan Keterangan Ya Tidak 1. Sistem pengendalian resiko Preventif Pengendalian sebelum terjadinya resiko Dilakukan oleh karyawan BPR 1) Proses pengajuan kredit V Kejelasan informasi tentang sosialisasi kredit pada BPR petugas memberikan informasi mengenai kredit dan prosedur kredit kepada nasabah dengan jelas 2) Penilaian kelayakan V kelayakan dan Kelengkapan persyaratan kesesuaian informasi dan syarat nasabah dengan syarat kredit yang ditentukan oleh BPR

(30)

72 3) Proses pencairan kredit V Prosedur dari persyaratan hingga kredit dicairkan Setelah persyaratan dalam prosedur kredit dilengkapi oleh nasabah dan dinyatakan layak oleh petugas BPR maka kredit segera dicairkan 4) Pengawasan atau monitoring V Pengawasan tentang penggunaan atas kredit yang telah di berikan.

Pengawasan atau monitoring

terhadap penggunaan kredit ini tidak dilakukan dikarenakan adanya keterbatasan pegawai BPR 5) Pengendalian agunan kredit V pengendalian jaminan kredit berupa aktiva tetap atau harta yang digunakan kepada pihak BPR sebagai agunan pengendalian agunan ini dilakukan untuk menghindarkan kerugian atas nasabah BPR yang bermasalah 2. Pengendalian resiko kuratif pengendalian setelah terjadinya resiko pengendalian yang dilakukan oleh petugas BPR

(31)

73 setelah terjadinya resiko 1) Analisis gejala terjadinya kredit macet. V Pengamatan tindakan gejala terjadinya kerdit macet. Tindakan pengamatan gejala terjadinya kredit macet oleh petugas BPR 2) Pembinaan terhadap nasabah kredit. V V Kegiatan pembinaan terhadap nasabah kredit. Mengarahkan nasabah manfaat dan kegunaan kredit pengendalian ini dilakukan namun kurang efektif hanya satu atau dua kali, karena keterbatasan karyawan dan banyak nasabah yang memilih untuk tidak mengikuti pembinaan dengan alasan kesibukan nasabah 3) Pengelolaan terhadap risiko. V Tahap bank dalam mengelola risiko yang Usaha yang dilakukan oleh pihak BPR untuk pengelolaan Resiko yang telah terjadi 4) Penggolongan kualitas V Penggolongan terhadap BPR melakukan penggolongan

(32)

74 terhadap terjadinya kredit macet peminjaman kredit yang bermasalah. terhadap peminjam atau nasabah yang bermasalah 5) Menghilangkan atas kerugian yang telah terjadi V Bank melakukan penyitaan agunan. setelah nasabah diberikan surat peringatan dan nasabah tidak merespon maka Pihak BPR melakukan penyitaan agunan nasabah atau debitur yang tidak bisa memenuhi kewajibannya

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai hasil Evaluasi Dokumen Prakualifikasi dan Hasil Pembuktian Dokumen Kualifikasi yang dilaksanakan oleh Pokja ULP Dinas Perhubungan Daerah Sulawesi Tengah untuk pekerjaan Detail

Kegiatan tersebut meliputi Penyebarluasan metadata dan data kepada Simpul Wali Data dan masyarakat, Pengkoordinasian dan pengintegrasian kegiatan pengumpulan, pemeliharaan,

Tabel 1 menunjukkan bahwa penggunaan lahan di lokasi penelitian didominasi oleh perdagangan sehingga hambatan samping dari ruas jalan tersebut dapat dikategorikan

[r]

[r]

Apabila di dalam suatu ruangan dinding - dinding sekitarnya panas, akan mempengaruhi kenyamanan seseorang di dalam ruangan tersebut, meskipun temperatur udara disekitarnya

[r]

• Tahun 1987 pemilu mengahsilkan MPR RI yang baru dan 1988 lembaga baru ini mengadakan sidang dg keputusan Soeharto diangkat menjadi Presiden dan Soedharmono sbg Wapres..